• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI JURUSAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI JURUSAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Pengertian, Ruang Lingkup, Dan Pokok Bahasan Kapita Selekta Pendidikan

Islam

Pengertian, Ruang Lingkup, Dan Pokok Bahasan

Kapita Selekta Pendidikan Islam

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Pendidikan Islam Dosen Pengampu: Drs. H. Abdul Wahab, M.Pd.I

Oleh :

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI

JURUSAN TARBIYAH

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI )

2016

Pengertian, Ruang Lingkup, Dan Pokok Bahasan Kapita Selekta Pendidikan Islam

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sebuah yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan umat manusia. Karenanya manusia harus senantiasa mencari dan menuntut ilmu pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu faktor penting yang mengharuskan manusia untuk selalu mengembangkan keilmuannya agar dapat beradaptasi di dunia modern yang kaya akan kemajuan ilmu dan teknologi.

(2)

yang dialami bangsa ini adalah disebabkan oleh gagalnya pendidikan agama di sekolah dalam membentuk moralitas masyarakat bangsa ini, khususnya para pelajar.

Sekolah merupakan sarana dan tempat menuntut ilmu bagi para peserta didik, juga tempat memperkaya dan memperluas keilmuan peserta didik.

Dalam makalah ini, penulis akan membahas dan mengulas tentang Kapita Selekta Pendidikan Islam, yang meliputi pengertian kapita selekta pendidikan Islam, ruang ligkup pendidikan Islam, dan pokok bahasan kapita selekta pendidikan Islam.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian kapita selekta pendidikan Islam. 2. Bagaimana ruang lingkup kapita selekta pendidikan Islam. 3. Bagaimana pokok bahasan kapita selekta pendidikan Islam.

C. Pembahasan

1. Pengertian Kapita Selekta Pendidikan Islam

Bila ditinjau dari segi etimologi, kapita selekta pendidikan sebenarnya tersusun dari dua kata, yaitu : “Kapita Selekta” dan “Pendidikan”, yang dipadukan sehingga menjadi satu istilah yang memiliki satu kesatuan makna.

Dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” kata “Kapita Selekta”, diartikan dengan “garis besar mengenai hal-hal penting dan terpilih”. Dan kata “Pendidikan” dalam kamus itu, diartikan dengan “Proses yang pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan-latihan”[1]

Secara istilah/terminologi yaitu : suatu mata kuliah yang membahas kumpulan masalah dari pendidikan yang penting dan terpilih untuk dicari penyebabnya dan ditentukan jalan keluarnya.[2]

Dan pendidikan Islam sendiri memiliki pengertian yang sangat luas, seorang ilmuan muslim, pakar pendidikan islam DR. Muhammad S.A. Ibrahimy ( Bangladesh), mengungkapkan pendidikan islam sebagai berikut :

(3)

waktu yang berbeda-beda. Ia bersikap lentur terhadap pekembangan kebutuhan umat manusia dari waktu ke waktu.[3]

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Kapita Selekta Pendidikan Islam adalah mata kuliah pendidikan Islam yang membicarakan tentang masalah-masalah pokok/pilihan dalam pendidikan (khususnya pendidikan Islam) yang aktual, untuk inovasi pendidikan Islam.

2. Ruang Lingkup Kapita Selekta Pendidikan Islam Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi : a. keserasian

b. keselarasan

c. keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT d. hubungan manusia dengan sesama manusia

e. hubungan manusia dengan dirinya sendiri

f. hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.[4]

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspek-aspek Pengajaran Agama Islam karena materi yang terkandung didalamnya merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya.

Apabila dilihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup Pendidikan Agama Islam yang umum dilaksanakan di sekolah adalah :

1. Pengajaran keimanan

Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam, inti dari pengajaran ini adalah tentang rukun Islam.

2. Pengajaran akhlak

Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran ini berarti proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajarkan berakhlak baik.

3. Pengajaran ibadah

Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah dan tata cara pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu melaksanakan ibadah dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk ibadah dan memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah. 4. Pengajaran fiqih

(4)

lain. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui dan mengerti tentang hukum-hukum Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.

5. Pengajaran Al-Quran

Pengajaran Quran adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat membaca Al-Quran dan mengerti arti kandungan yang terdapat di setiap ayat-ayat Al-Al-Quran. Akan tetapi dalam prakteknya hanya ayat-ayat tertentu yang di masukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan tingkat pendidikannya.

6. Pengajaran sejarah Islam

Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari awalnya sampai zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal dan mencintai agama Islam.[5]

Jadi, kesimpulannya adalah keserasian, keselarasan, keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya itu merupakan ruang lingkupnya. Jika dikaitkan dengan pendidikan disekolah, maka terdapat berbagai pengajaran-pengajaran.

3. Pokok Bahasan Kapita Selekta Pendidikan Islam

Dari penjelasan tentang pengertian kapita selekta pendidikan Islam, maka pokok bahasan yang dibahas adalah sebagai berikut :[6]

a. Obyek Pembahasannya adalah masalah dari pendidikan Islam

Yang dimaksud dengan masalah disini dapat disinonimkan dengan problematika. Dalam kaitannya dengan pendidikan, masalah itu dapat berupa adanya kesenjangan antara teori dengan kenyataan.

Maka dapat disimpulkan bahwa masalah pendidikan adalah ketidaksesuaian antara yang seharusnya dengan kenyataan yang timbul dalam penyelengaraan system pendidikan nasional yang perlu dicari kejelasannya, terutama mengenai hal-hal yang melatarbelakangi munculnya permasalahan itu, supaya dapat diketahui dengan jelas masalahnya dan dapat ditentukan jalan keluarnya.

b. Permasalahannya yang dibahas bersifat penting dan terpilih

Kapita selekta pendidikan Islam secara selektif membahas permasalahan yang aktual, yang hangat-hangatnya dibahas pemerintah, diperbincangkan oleh para pakar dan pengelola pendidikan.

(5)

Oleh karenanya, permasalahn pendidikan yang menjadi sasaran kajian “Kapita Selekta Pendidikan Islam” tidaka akan pernah habis dan kadaluarsa, melaikan akan selalu berkembang sesuai denagn tuntutan perkembangan zaman.[7]

Jadi, permasalahan yang menyangkut tentang pendidikan itu tidak akan berhenti selama manusia sendiri masih bercita-cita untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

c. Tujuan pembahasannya adalah untuk menemukan penyebab yang menimbulkan permasalahan pendidikan kemudian menentukan jalan keluarnya.

Jika orang berfikir administratife, maka dalam setiap kegiatan yang dilakukan selalu ditetapkan tujuan yang akan dicapai.[8] Hal ini membawa konsekwensi, bahwa dalam mengkaji permasalahan pendidikan diharuskan menerapkan pendekatan sebab-akibat, bukan menerapakan pendekatan gejala. Hasil penyelesaian permasalahan pendidikan yang ditentukan melalui penerapan pendekatan pertama, akan menjurus pada jalan keluar yang lebih memungkinkan membawa perbaikan secara integral. Sedangkan hasil penyelesaian permasalahan dengan pendekatan kedua biasanya akan menjerumus pada satu macam jalan keluar yang dimungkinkan hanya membawa perbaikan secara parsial.[9]

Jadi, jelaslah bahwa kapita selekta pendidikan Islam merupakan suatu mata kuliah yang menuntut da mengarahkan mahsiswa agar berfikir analisis lagi kritis terutama dengan menerapkan kaidah deduktif dan induktif, agar mahasiswa berwawasan luas dalam menanggapi permasalahan pendidikan Nasional.

D. Kesimpulan

1. Kapita Selekta Pendidikan Islam adalah mata kuliah pendidikan Islam yang membicarakan tentang masalah-masalah pokok/pilihan dalam pendidikan (khususnya pendidikan Islam) yang aktual, untuk inovasi pendidikan Islam.

2. Ruang lingkup Kapita Selekta Pendidikan Islam meliputi : keserasian, keselarasan, keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.

3. Pokok bahasan Kapita Selekta Pendidikan Islam meliputi : a. Obyek Pembahasannya adalah masalah dari pendidikan Islam b. Permasalahannya yang dibahas bersifat penting dan terpilih

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Muzayyin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009).

https://ahmadazhar.wordpress.com/2009/11/07/makalah-kapita-selekta-pai/-diakses pada hari Senin, 14

Maret 2016 pukul 16.03 WIB.

Mulyadi, Evaluasi Pendidikan, (Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan Agama di Sekolah),

(Malang: UIN Maliki Press, 2010).

Rohmad, Ali, Kapita Selekta Pendidikan, (Yogyakarta: TERAS, 2009).

[1] Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan, (Yogyakarta: TERAS, 2009), halaman 1-2.

[2] Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan,………….halaman 2.

[3] Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), halaman 5.

[4] https://ahmadazhar.wordpress.com/2009/11/07/makalah-kapita-selekta-pai/-diakses

(7)

[5] https://ahmadazhar.wordpress.com/2009/11/07/makalah-kapita-selekta-pai/-diakses

pada hari Senin, 14 Maret 2016 pukul 16.03 WIB.

[6] Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan,………halaman 2.

[7]Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan,………halaman 2.

[8]Mulyadi, Evaluasi Pendidikan, (Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan Agama di Sekolah), (Malang: UIN Maliki Press, 2010), halaman 10.

[9]Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan,………halaman 4.

Silabus Mata Kuliah Kapita Selekta Pendidikan

Islam

A. DESKRIPSI SINGKAT

Mata kuliah ini membahas tentang dinamika pendidikan Islam sebagai bunga rampai untuk melaksanakan pendidikan Islam di Indonesia.

B. KOMPETENSI

Mendeskripsikan problematika dan lembaga pendidikan Islam dan pendidikan Islam dalam sistem pendidikan nasional

C. INDIKATOR

1. Menjelaskan Problematika Pendidikan Islam

2. Menjelaskan Prinsip Pendidikan Islam sebagai Disiplin Ilmu 3. Menjelaskan Model Pendidikan Islam dan Orientasinya

4. Menjelaskan Strategi Pengembangan Pendidikan Islam dalam Upaya Mengantisipasi Perkembangan IPTEK

5. Menjelaskan Pendidik dan Peserta Didik Perspektif Pendidikan Islam 6. Menjelaskan Sarana, Prasarana, Fasilitas dan Lingkungan Pendidikan Islam 7. Menjelaskan Profesionalisme dalam Pengelolaan Madrasah

8. Menjelaskan Sistem dan Metode Pendidikan Islam

(8)

10. Menjelaskan SKB 3 Menteri Tahun 1975

11. Menjelaskan Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional 12. Menjelaskan Pondok Pesantren sebagai sebuah Sistem Pendidikan Islam 13. Menjelaskan Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah 14. Menjelaskan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam

D. MATERI

PERTEMUAN

KE- TOPIK KETERANGAN

1 Pengantar Mata Kuliah

2 Problematika Pendidikan Islam

3 Prinsip Pendidikan Islam sebagai Disiplin Ilmu 4 Model Pendidikan Islam dan Orientasinya

5 Strategi Pengembangan Pendidikan Islam dalam Upaya Mengantisipasi Perkembangan IPTEK

6 Pendidik dan Peserta Didik Perspektif Pendidikan Islam

7 Sarana, Prasarana, Fasilitas dan Lingkungan Pendidikan Islam 8 Profesionalisme dalam Pengelolaan Madrasah

9 Mid Semester

10 Sistem dan Metode Pendidikan Islam

11 Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan Islam 12 SKB 3 Menteri Tahun 1975

13 Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional

14 Pondok Pesantren sebagai sebuah Sistem Pendidikan Islam

15 Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah

16 Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam 17 Dikotomi Ilmu dan Permasalahannya

E. PENILAIAN

(9)

Nilai Harian (Tugas di kelas, PR) : Mahasiswa mengerjakan tugas yang dibebankan, dalam bentuk pembuatan makalah secara berkelompok maupun perorangan. Setiap Tugas/PR akan mendapatkan nilai dengan skala 0 – 100.

Tes Tengah Semester

Tes Tengah Semester adalah tes yang dilaksanakan berdasarkan jadwal yang tertera dalam silabi. Materi tes ini terdiri atas pelajaran 1 sampai dengan pelajaran sebelum minggu review pada tengah program. Bentuk soal campuran. Sifat tes tengah program ini ialah buku tertutup.

Ujian Akhir Semester

Ujian Akhir Semester adalah tes yang dilaksanakan berdasarkan jadwal yang tertera dalam silabi. Materi tes ini terdiri atas pelajaran yang diberikan sesudah tes tengah program sampai dengan pelajaran sebelum minggu review pada akhir program. Bentuk soal campuran. Sifat tes akhir program ini ialah buku tertutup/terbuka.

F. MEDIA 1. Laptop 2. LCD 3. Internet

G. REFERENSI

(10)

Silabus Mata Kuliah Kapita Selekta Pendidikan

Islam

A. DESKRIPSI SINGKAT

Mata kuliah ini membahas tentang dinamika pendidikan Islam sebagai bunga rampai untuk melaksanakan pendidikan Islam di Indonesia.

B. KOMPETENSI

Mendeskripsikan problematika dan lembaga pendidikan Islam dan pendidikan Islam dalam sistem pendidikan nasional

C. INDIKATOR

1. Menjelaskan Problematika Pendidikan Islam

2. Menjelaskan Prinsip Pendidikan Islam sebagai Disiplin Ilmu 3. Menjelaskan Model Pendidikan Islam dan Orientasinya

4. Menjelaskan Strategi Pengembangan Pendidikan Islam dalam Upaya Mengantisipasi Perkembangan IPTEK

5. Menjelaskan Pendidik dan Peserta Didik Perspektif Pendidikan Islam 6. Menjelaskan Sarana, Prasarana, Fasilitas dan Lingkungan Pendidikan Islam 7. Menjelaskan Profesionalisme dalam Pengelolaan Madrasah

(11)

9. Menjelaskan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan Islam 10. Menjelaskan SKB 3 Menteri Tahun 1975

11. Menjelaskan Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional 12. Menjelaskan Pondok Pesantren sebagai sebuah Sistem Pendidikan Islam 13. Menjelaskan Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah 14. Menjelaskan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam

D. MATERI

PERTEMUAN

KE- TOPIK KETERANGAN

1 Pengantar Mata Kuliah

2 Problematika Pendidikan Islam

3 Prinsip Pendidikan Islam sebagai Disiplin Ilmu 4 Model Pendidikan Islam dan Orientasinya

5 Strategi Pengembangan Pendidikan Islam dalam Upaya Mengantisipasi Perkembangan IPTEK

6 Pendidik dan Peserta Didik Perspektif Pendidikan Islam 7 Sarana, Prasarana, Fasilitas dan Lingkungan

Pendidikan Islam

8 Profesionalisme dalam Pengelolaan Madrasah

9 Mid Semester

10 Sistem dan Metode Pendidikan Islam

11 Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan Islam 12 SKB 3 Menteri Tahun 1975

13 Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional

14 Pondok Pesantren sebagai sebuah Sistem Pendidikan Islam

15 Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah 16 Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam

17 Dikotomi Ilmu dan Permasalahannya

E. PENILAIAN

(12)

Nilai Harian (Tugas di kelas, PR) : Mahasiswa mengerjakan tugas yang dibebankan, dalam bentuk pembuatan makalah secara berkelompok maupun perorangan. Setiap Tugas/PR akan mendapatkan nilai dengan skala 0 – 100.

Tes Tengah Semester

Tes Tengah Semester adalah tes yang dilaksanakan berdasarkan jadwal yang tertera dalam silabi. Materi tes ini terdiri atas pelajaran 1 sampai dengan pelajaran sebelum minggu review pada tengah program. Bentuk soal campuran. Sifat tes tengah program ini ialah buku tertutup.

Ujian Akhir Semester

Ujian Akhir Semester adalah tes yang dilaksanakan berdasarkan jadwal yang tertera dalam silabi. Materi tes ini terdiri atas pelajaran yang diberikan sesudah tes tengah program sampai dengan pelajaran sebelum minggu review pada akhir program. Bentuk soal campuran. Sifat tes akhir program ini ialah buku tertutup/terbuka.

F. MEDIA 1. Laptop 2. LCD 3. Internet G. REFERENSI

Arifin, Muzayyin. 2003. Kapita selekta pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Hasbullan. 1999. Kapita selekta pendidikan Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Arifin, M. 2000. Kapita selekta pendidikan: umum dan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Nata, Abuddin. Kapita selekta pendidikan Islam. Jakarta: Gramedia Widiasarana. Dan buku-buku lain yang relevan

KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN ISLAM

(Isu-isu Pendidikan Agama Islam di

Sekolah Umum)

PENDAHULUAN

(13)

Pendidikan agama islam di sekolah umum hingga saat ini, masih menghadapi berbagai persoalan dan tantangan serta kritikan dari berbagai pihak, baik dalam lingkup internal maupun eksternal. Bahkan sebagian masyarakat cenderung berpendapat, meskipun terkesan sangat subjektif dan sepihak, bahwa “biang kerok” berbagai krisis sosial dan moral yang dialami bangsa ini adalah disebabkan oleh gagalnya pendidikan agama di sekolah dalam membentuk moralitas masyarakat bangsa ini, khususnya para pelajar.

Sekolah merupakan sarana dan tempat menuntut ilmu bagi para peserta didik, juga tempat memperkaya dan memperluas keilmuan peserta didik.[1]

Dalam makalah ini, penulis akan membahas dan mengulas tentang isu-isu pendidikan agama Islam di sekolah umum, yang meliputi pengertian pendidikan islam di sekolah umum, tujuan dam ruang ligkup pendidikan agama islam, problematika pendidikan agama Islam serta solusi dari problematika pendidikan Islam.

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum 2. Pengertian pendidikan Islam

Mendefinisikan pengertian pendidikan ditinjau dari berbagai tokoh tentu memiliki berbagai perbedaan, tetapi untuk memahami pengertian pendidikakn paling tidak dibutuhkan dua pengertian :

 Menurut Ngalim Purwanto yang dikutip oleh Akmal Hawi Pendidikan adalah pimpinan yang diberikan denga sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam

pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat.

 Menurut Hasan Langgulung dikutip oleh Akmal Hawi Pendidikan merupakan proses pemindahan nilai pada suatu masyarakat kepada setiap individu yang ada di dalamnya dan proses pemindahan niali-nilai budaya itu melalui pengajaran dan indoktrinasi.[2]

Jadi, Pendidikan sebagai aktivitas berarti upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, pandangan hidup, sikap hidup. [3]

Istilah islam dapat dimaknai sebagai islam wahyu. Islam wahyu meliputi Al-Qur’an hadis-hadis Nabi.[4]

1. Yusuf al- Qardhawy memberikan pengertian bahwa,´pendidikan islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan

keterampilannya.[5]

(14)

Jadi, pengertian tersebut akan terlihat jelas bahwa Islam menekankan pendidikan pada tujuan utamanya yaitu pengabdian kepada Allah secara optimal. Dengan berbekal ketaatan itu,

diharapkan manusia itu dapat menempatkan garis kehidupannya sejalan dengan pedoman yang telah ditentukan sang pencipta. Kehidupan yang demikian itu akan memberi pengaruh kepada diri manusia, baik selaku pribadi maupun sebagai makhluk sosial, yaitu berupa dorongan untuk menciptakan kondisi kehidupan yang aman, damai, sejahtera dan berkualitas di lingkungannya

2. Pengertian pendidikan agama Islam di sekolah umum

Di dalam UUSPN No. 2/1989 Pasal 39 ayat (2) ditegaskan bahwa isi kurikulum setiap jenis, dan jenjang pendidikan wajib memuat, antara lain pendididkan agama. Dan dalam penjelasannya dinyatakan bahwa pendidikan agama merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang berangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. Dalam konsep Islam, iman merupakan potensi rohani yang harus diaktualisasikan dalam bentuk amal saleh, sehingga mengahasilkan prestasi rohani (iman) yang disebut takwa. Amal saleh itu menyangkut keserasian dan keselarasan hubungan manusia dan Allah dan hubungan manusia dengan dirinya yang membentuk kesalehan pribadi, hubungan manusia dengan sesamanya yang membentuk kesalehan terhadap alam sekitar. Kualitas amal saleh ini akan menentukan derajat ketakwaan (prestasi rohani/iman) seseorang dihadapan Allah Swt.[6]

Dalam arti keyakinan beragama, (sebagai hasil pendidikan agama) diharapkan mampu memperkuat upaya penguasaan dan pengembagan iptek, dan sebaliknya, pengembagan iptek berkeyakinan beragama. Sedangkan agamalah yang bisa menuntut manusia untuk memilih mana yang patut, bisa, benar, dan baik untuk dijalankan dan dikembangkan. Disinila letak peranan pendidikan agama islam dan sekaligus pendidikan (GPAI disekolah) dan mengantisipikasi perkembangan kemajuan iptek. Dalam arti mampukah guru pendidikan agama islam menegakan landasan akhlakul karimah yang menjadi tiang utama ajaran agama islam, tatkala dominasi temuan iptek sudah demikian hebat dan menguasai segala perbuatan dan pikiran umat manusia.

[7]

Antara ilmu pengetahuan dan pendidikan islam tidak dapat dipisahkan karena perkembangan masyarakat islam, serta tuntutannya dalam membagun manusia seutuhnya (jasmani dan rohani) sangat ditentukan oleh kualitas ilmu pengetahuan yang dicerna melalui proses pendidikan. Proses pendidikan tidak hanya menggali dan mengembangkan sains, tetapi juga dan lebih penting lagi dapat yaitu dapat menemukan konsep baru ilmu pengetahuan yang utuh, sehingga dapat

membagun masyarakat islam sesuai dengan keinginan dan kebutuhan yang diperlukan.[8]

1. Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

(15)

Seperti halnya dasar pendidikannya maka tujuan pendidikan Islam juga identik dengan tujuan Islam itu sendiri. Hal ini sempat menimbulkan pandangan yang beragam daripada ahli didik terhadap pendidikan Islam.

Menurut Zakiah Daradjat, tujuan pendidikan Islam adalah untuk membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt. Selama hidupnya dan matinya pun tetap dalam keadaan muslim. Pendapat ini berdasarkan firman Allah dala Q.S. Ali Imran ayat 102 :

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar benarnya takwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan musim”.

Tujuan pendidikan Islam memiliki karateristik yang ada kaitannya dengan sudut pandangan tertentu. Secara garis besarnya tujuan pendidikan Islam dapat dilihat dari tujuh dimensi utama. Setiap dimensi mengacu kepada tujuan pokok yang khusus. Atas dasar pandangan yang

demikian, maka tujuan pendidikan Islam mencakup runag lungkup yang luas. 1. Dimensi hakikat penciptaan manusia

Berdasarakan dimensi ini tujuan pendidikan Islam di arahakan kepada pencapaian target yang berkaiatan dengan hakikat penciptaan manusia. Dari sudut pandang ini maka pendidikan Islam bertujuan untuk membimbing peserta didik secara optimalkan agar mengabdi kepada Allah swt.

2. Dimensi tauhid

Mengacu pada dimensi ini, maka tujuan pendidikan Islam di arahkan kepada upaya pembentukan sikap taqwa. Dengan demikian pendidikan di tujukan kepada upaya untuk membimbing dan mengembangkan potensi peserta didik secara optimal agar dapat menjadi hamba Allah yang taqwa.

3. Dimensi moral

Di dalam dimensi ini manusia dipandang sebagai sosok individu yang mempunyai potensi fitriah. Maksunya bahwa sejak di lahirkan, pada diri manusia sudah ada sejumlah potensi bawaan yang diperoleh secara fitrah. Menurut Qurais Shihab yang di kutip oleh Akmal Hawi, potensi ini mempunyai tiga kecendrungan utama yaitu yang benar, yang baik dan yang indah.

4. Dimensi perbedaan individu

Secara umum manusia memiliki sejumlah persamaan. Namun di balik itu sebagai individu, manusia juga memiliki berbagai perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya. Kenyataan ini menunjukan bahwa manusia sebagai individu secara fitrah memiliki perbedaan. Selain itu perbedaan juga terdapat pada kadar kemampuan yang dimiliki masing-masing individu.

(16)

Manusia adalah mahluk sosial, yaitu makhluk yang memilaki doromgan untuk hidup

berkelompok secara bersamaa-sama. Oleh karena itu dimensi sosial mengacu pada kepentingan sebagai mahluk sosial, yang didasarkan pada pemahaman bahwa manusia hidup bermasyarakat.

6. Dimensi profesional

Setiap manusia memiliki kadar kemampuan yang berbeda. Berdasarkan pengembangan kemampuan yang dimiliki itu, manusia diharapkan dapat menguasai keterampilan profesional. Maksudnya dengan keterampilan yang dimiliki itu agar dapat memenuhi keterampilan hidupnya.

7. Dimensi ruang dan waktu

Tujuan pendidikan Islam juga dapat dirumuskan atas dasar pertimbangan dimensi ruang dan waktu, yaitu dimana dan kapan.

Secara umum tujuan pendidikan agama Islam bertujuan untuk “meningkatkan keimanan, penghayatam, dan pengalaman peserta didik tentang agama, Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka ruang lingkup materi PAI (kurikulum 1994) pada dasarnya mencakup delapan unsur pokok, yaitu Al-Qur’an Hadis, keimanan, syariah, ibadah, muamalah, akhlak dan tarikh (sejarah Islam) yang menekankan pada perkrmbangan politik. Pada kurikulum tahun 1999 di dapat menjadi empat unsur pokok yaitu Al-Qur’an Hadis, Aqidah akhlak, fiqh atau bimbingan ibadah, serta tarikh atau sejarah Islam yang menekankan pada perkembangan ajaran agama Islam, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.[10]

1. Problematika Pengajaran PAI di Sekolah Umum

Menurut Ahmadi yang dikutip oleh Akmal Hawi, pendidikan adalah suatu aktivitas yang merupakan proses itu banyak dijumapai probelema yang memerlukan pemikiran dan pemecahannya. Proses problematika yang menyangkut proses pendidikan yaitu 5W 1H:

1. Problematika Who

Dalam pendidikan, problematika Who adalah masalah pendidikan (Subyek) yang melaksanalkan aktivitas pendidikan dan masalah anak didik (Obyek) yang dikenai sasaran aktivitas pendidikan.

 Problem Pendidikan

 Problem anak didik 1. Minat Siswa

(17)

4. Problematika Why

Dalam proses pendidikan, tidak semua pelaksanannya bisa berjalan dengan lancar, tetapi juga akan dijumpai rintangan-rintangan/hambatan. Kesulitan tersebut bisa terdapat pada semua faktor pendidikan yang menghabat jalannya proses pendidikan.

3. Problematika Where (Pola Pendidikan Islam dalam Keluarga)

Ada tiga tempat pendidikan bagi seorang anak yaitu, keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sistem pendidikan pada masing-masing tempat tersebut tidak sama dan modelnya pun berbeda. Problem pendidikan sebagai pendidikan anak-anak antara lain situasi keluarga itu sendiri dan letak dan kualitas keluarga itu betada dimana.

4. Problematika When

Masalah when (kapan) yaitu kapan bagusnya saat yang tepat untuk memberikan suatu pujian bagi tingkat perilaku anak didik yang positif, pemberian tugas. Berkenaan dengan usia anak sebaiknya harus tahu kapan waktu-waktunya untuk memberikan berbagai model pendidikan kepada anak sesuai tingkat usianya.

5. Problematika What

Problem What (apa) menyangkut dasar, tujuan, bahan/materi, sarana, prasarana, dan media. 6. Problematika How

Masalah how (bagaimana) berkenaan dengan cara didik/metode yang digunakan dalam proses pendidikan. Anak didik mempunyai bakat yang berbeda-beda. Pendidikan harus mengakui adanya perbedaan itu.

1. Solusi dari Problematika Pengajaran PAI

Upaya yang dapat dilakukan untuk melaksanak dan mengembangkan kurikulum PAI di SMP dan SMA pada masa yang akan datang, menurut Abdurahmansya dan M. Fauzi yang dikutip oleh Akmal Hawi adalah:

1. Pelaksanaan pendidikan agama Islam harus lebih etensif dengan lebih menekankan pada pendidikan akhlak.

2. Penyusunan dan pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam pada masa yang akan datang harus menggunakan pendekatan intersipliner yaitu dengan melibatkan para pakar dalam bidang ilmu yang lain.

(18)

4. Pendekatan ekstrakulikuler pengajaran PAI harus di bawa ketatanan realitas sosial, tidak hanya sebatas teori dan berlangsung dalam kelas semata.

5. Evaluasi yang harus dikembangkanadalah mengukur sikap prilaku keberagaman.

6. Perlunya meningkatkan fasilitas, kualitas keilmuan dan kesejahteraan guru agama serta menciptakan pendidikan yang lebih kondusif dan agamis.[11]

Abuddin Nata dalam bukunya Manajemen Pendidikan memberikan solusi. Solusi tersebut yaitu : 1. Mengubah orientasi dan fokus pengajaran agama yang semula berpusat pada pemberian

pengetahuan agama dalam arti memahami dan menghafal ajaran agama sesuai kurikulum, menjadi pengajaran agama yang berorientasi pada pengalaman dan pembentukan sikap keagamaan melalui pembiasaan hidup sesuai dengan agama.

2. Melakukan kegiatan ekstrakurikuler yang dirancang sesuai dengan kebutuhan dengan penekanan utamanya pada pengamalan agama dalam kehidupan sehari-hari.

3. Meningkatkan perhatian, kasih sayang, bimbingan dan pengawasan yang diberikan oleh orang tuanya di rumah dan guru di sekolah.

4. Melaksanakan tradisi keislaman yang didasarkan pada al Qur’an dan as-sunnah yang disertai dengan penghayatan dan pesan moral yang terkandung di dalamnya

5. Pembinaan sikap keagamaan melalui media informasi dan komunikasi.[12]

KESIMPULAN

Pendidikan agama Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hati, rohani dan jasmani, akhlak dan keterampilannya. Pengertian tersebut akan terlihat jelas bahwa Islam menekankan pendidikan pada tujuan utamanya yaitu pengabdian kepada Allah secara optimal. Problematika yang menyangkut proses pengajaran PAI yaitu 5W 1H:

(19)

Solusi dari Problematika Pengajaran PAI:

1. Pelaksanaan pendidikan agama Islam harus lebih etensif dengan lebih menekankan pada pendidikan akhlak.

2. Penyusunan dan pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam pada masa yang akan datang harus menggunakan pendekatan intersipliner yaitu dengan melibatkan para pakar dalam bidang ilmu yang lain.

3. Agar pelaksanaan kurikulum pendidikan agama Islam dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil maksimal maka jam pelajarannya perlu di tambah dari 2jam/minggu menjadi 4jam/minggu.

4. Pendekatan ekstrakulikuler pengajaran PAI harus di bawa ketatanan realitas sosial, tidak hanya sebatas teori dan berlangsung dalam kelas semata.

5. Evaluasi yang harus dikembangkan adalah mengukur sikap prilaku keberagaman. 6. Perlunya meningkatkan fasilitas, kualitas keilmuan dan kesejahteraan guru. DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah, 1999, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Raja Grafindo Persada: Jakarta

Hawi, Akmal, 2008, Kapita Selekta Pendidikan Islam, IAIN Raden Fatah Pers: Palembang

http://www.scribd.com/doc/38626958/Tugas-Kapita-Selekta-Pendidikan di akses, Jum’at, 20 Juli

2012, jam 09.30

http://abdwahidhoriz.wordpress.com/2012/07/14/pendidikan-agama-di-sekolah-umum/ di akses,

Jum’at, 20 Juli 2012, jam 09.45

Qomar, Mujamil, 2007, Manajemen Pendidikan Islam, Erlangga:Malang

Sagala, Syaiful, 2009, Administrasi Pendidikan Kontenporer, Alfabeta: Bandung Sutingkir, 1985, Membina Siswa, Mutiara Sumber Widia: Jakarta

[1]

http://abdwahidhoriz.wordpress.com/2012/07/14/pendidikan-agama-di-sekolah-umum/

[2] Akmal Hawi, Kapita Selekta Pendidikan Islam , (IAIN Raden Fatah Pers: Palembang, 2008) Hlm. 54-55

[3] Syaiful Sagaala, Administrasi Pendidikan Kontenporer, (Alfabeta: Bandung, 2009) Hlm. 1

(20)

[5]http://www.scribd.com/doc/38626958/Tugas-Kapita-Selekta-Pendidikan

[6] Akmal Hawi, Op Cit., Hlm. 54-56

[7] Akmal Hawi, Ibid., Hlm. 65

[8] Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam ,(Raja Grafindo Persada: Jakarta, 1999) Hlm 6

[9] Sutingkir, Membina Siswa, (Mutiara Sumber Widia: Jakarta, 1985) Hlm. 22

[10] Akmal Hawi, Op Cit., Hlm. 56-61

[11] Akmal Hawi, Op Cit., Hlm. 70-89

[12] http://abdwahidhoriz.wordpress.com/2012/07/14/pendidikan-agama-di-sekolah-umum/

Referensi

Dokumen terkait

2.  Dapat  menjadi  acuan  dalam  meningkatkan  citra  seragam  Batik  khas  Kota  Batu  dikalangan  warganya  sendiri,  untuk  diharapkan  memiliki  banyak 

Alasan keempat yang menjadi dasar pertimbangan hakim adalah bahwa uang yang diberikan oleh Permai group bukan merupakan keuangan negara, sehingga hakim tidak

(tidak sesuai) Unit lahan memiliki lebih dari 3 pembatas (Azis et al ., 2006) Setelah ditentukan bahwa pada penelitian ini terdapat tiga kelas kesesuaian lahan maka berikut

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-5/W3, 2013 The Role of Geomatics in Hydrogeological Risk, 27 – 28

think aloud para pengguna menemukan permasalahan usability pada web FILKOM APPS untuk mahasiswa seperti kendala-kendala yang dihadapi saat melakukan suatu aksi/tugas

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa hal meliputi besaran biaya medik langsung pasien Diabetes Melitus dilihat dari perspektif RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta,

9) Mengevaluasi hasil belajar ( evaluation of performance ).. Kegiatan belajar adalah interaksi antara pengajar dan siswa, interaksi antara siswa dan media instruksional.

Suatu metode untuk menentukan tegangan permukaan dari cairan adalah dengan mencari gaya yang diperlukan untuk menarik cincin platina dari permukaan seperti pada gambar 1.12. Gambar