1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa yang sangat penting dan krisis sehingga membutuhkan dukungan serta pengarahan yang positif dari keluarganya yang tampak pada pola asuh yang di terapkan orang tuanya sehingga menjadi anak baik. Keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu serta anak-anak merupakan lingkungan awal remaja dalam proses pencarian jati diri sehingga menjadikan hubungan keluarga memiliki peran penting dalam menetapkan pola sikap dan perilaku anak.
Segelincir kecil remaja telah meraih kemajuan yang bermakna lewat pendidikan di sekolah atau keberhasilan dalam masyarakat dan olahraga, tetapi beribu-ribu yang lainnya tidak menemukan kesempatan semacam itu. Akibatnya, mereka kembali memilih perilaku yang di kagumi oleh teman sebaya yang justru di tolak oleh orang-orang dewasa, misalnya merokok, mengkonsumsi minuman keras dan bahkan melakukan perilaku seks pranikah yang mereka anggap sebagai hal yang di anggap penting. Selama masa remaja kehidupan laki-laki dan perempuan di warnai oleh seksualitas. Menurut Santrock (2003) masa remaja adalah waktu penjelajahan dan eksperimen, berfantasi seksual dan dihadapkan pada dunia seksual. Remaja memiliki keingin tahuan yang tidak pernah terpuaskan mengenai misteri seksualitas, perkembangan fisik pada remaja di tandai dengan kematangan seksual, dalam arti organ-organ seksualitasnya sudah dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengembangkan keturunan pada remaja putri ditandai dengan menstruasi yangpertama sedangkan pada pria adalah mimpi basah.
Menghadapi remaja maka orang tua secara bijaksana harus sedikit demi sedikit mengontrol agar anak tersebut benar-benar dapat berdiri sendiri kalau dewasa. dan orang tua sebaiknya jangan sampai membuat kesalahan karena kaum remaja sedang mencari pedoman hidup, mencari nasihat atau membimbing mereka. Dalam kenyataannya sedikit sekali orang dewasa yang mau melayani atau memandang mereka dengan baik
2
sesama jenis. Lebih lanjut lagi dikatakan bahwa seks pranikah adalah cara bersenggama yang di lakukan terhadap pasangannya tanpa ikatan perkawinan. Surbakti (2009) berpendapat bahwa pada umunya remaja mempunya dorongan seksul yang kuat, hal itu di sebabkan terjadinya perubahan hormonal yang membuat mereka memiliki dorongan seksual yang kuat, sedangkan resiko akibat kegiatan seksual yang menjurus pada hubungan seks belum sepenuhnya mereka ketahui. Oleh karena itu setial kegiatan yang dilakukan remaja harus terus dipantau dan dibimbing orang tua. Dukungan yang positif akan membantu anak-anak menjadi lebih tangguh karena seks bebas menjadi momok yang sangat menakutkan bagi orang tua Menurut Clemes (dalam Rezky 2010) bahwa terjadinya penyimpangan perilaku anak disebabkan kurangnya ketergantungan antara anak dengan orang tua. Hal ini terjadi karena antara anak dan orang tua tidak pernah sama dalam segala hal. Ketergantungan anak kepada orang tua ini dapat terlihat dari keinginan anak untuk memperoleh perlindungan, dukungan, dan asuhan dari orang tua dalam segala aspek kehidupan. Selain itu, anak yang menjadi “masalah” kemungkinan terjadi akibat dari tidak berfungsinya sistem sosial di lingkungan tempat tinggalnya. Dengan kata lain perilaku anak merupakan reaksi atas perlakuan lingkungan terhadap dirinya.
Remaja yang mengalami kegagalan berkomunikasi dalam keluarga akan mengarahkan diri ke dunia luar dan kemudian menemukan nilai kelompok pertemanan yang dirasa sesuai dengan apa yang ada dalam dirinya agar mereka bisa masuk ke dalam kelompok tersebut, seandainya dalam kelompok tersebut tersebut melakukan perilaku pergaulan bebas seperti seksual pranikah maka mereka akan mengikuti aturan tersebut.
3
direncanakan (20,4 %), dan tempat yang biasa digunakan untuk hubungan seks adalah rumah (25,7 %),hotel (13,3 %), di amerika biangnya kebebasan termaksut free sex hubungan seksual dengan teman lebih biasa lagi berdasarkan sebuah survey yang melibatkan 505 remaja berusia 15 sampai 17 tahun di AS 26 % remaja mengatakan bahwa seks oral merupakan tipikal dari hubungan biasa, sebanyak 27 % hubungan kencan hampir selalu atau kebanyakan juga melibatkan hubungan seksual, sedangkan 24 % mengatakan hubungan seksual biasanya merupakan bagian dari sebuah hubungan biasa, sebanyak sepertiga dari 505 remaja yang di wawancarai lewat telepon itu mengatakan bahwa mereka melakukan sesuatu berbau seks dalam hubungan biasa mereka termasuk 14 % mengatakan melakukan hubungan seksual.
Berdasarkan survey di atas mengambarkan bahwa perilaku seksual pranikah merupakan hal yang biasa dilakukan khususnya dikalangan remaja saat ini. Dan hal ini mencemaskan orang tua yang mempunyai anak diusia remaja. Untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkan dukungan dalam keluarga. Dukungan keluarga terhadap anak dalam mendidik dan membesarkan anak. beraneka ragam coraknya, ada yang menginginkan anaknya menjalankan disiplin keras, ada yang menginginkan anaknya lebih banyak kebebasan dalam berpikir maupun bertindak. Ada orang tua yang terlalu melindungi anak, ada yang bersikap acuh terhadap anak. Ada yang mengadakan suatu jarak dengan anak dan ada pula yang menganggap anak sebagai teman. Dalam hal ini dibutuhkan adanya pola asuh yang terarah dari keluarga khususnya orang tua.
4
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengasuhan anak dapat diartikan sebagai interaksi antara orang tua dengan anak dalam memelihara dan mendidik anak yang melibatkan sikap dan nilai orang tua dengan tujuan untuk melatih dan mengembangkan kepribadian anak untuk menjadi dewasa Dalam mengasuh anaknya orang tua cenderung menggunakan pola asuh tertentu. Penggunaan pola asuh tertentu ini memberikan sumbangan dalam mewarnai perkembangan terhadap bentukbentuk perilaku sosial tertentu pada anaknya. Pola asuh orang tua merupakan interaksi antara anak dan orang tua selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orang tua mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat
Pola asuh orang tua adalah suatu keseluruhan interaksi antara orang tua dengan anak, dimana orang tua bermaksud menstimulasi anaknya dengan mengubah tingkah laku, pengetahuan serta nilai-nilai yang dianggap paling tepat oleh orang tua, agar anak dapat mandiri, tumbuh dan berkembang secara sehat dan optimal.
Menurut Santrock, (2002) bahwa para orang tua tidak boleh menghukum atau mengkucilkan tetapi sebagai gantinya orang tua harus mengembangkan aturan-aturan bagi anak-anak dan mencurahkan kasih sayang kepada mereka. Ia menekankan tiga tipe pengasuhan yang dikaitkan dengan aspek-aspek yang berbeda dalam perilaku social anak : otoriter, demokratis dan permisif dan pengasuhan yang permisif terjadi dalam dua bentuk: permisif indulgent dan permisif indifferent
5
sangat dominan dalam membentuk kepribadian anak sejak dari kecil sampai anak menjadi dewasa
Pada umumnya pola asuh orang tua akan memberikan dampak pada anak menurut pendapat Hurlock (1989) bahwa disiplin demokratis menimbulkan penyesuaian pribadi dan sosial yang baik dan menghasilkan kemandirian dalam berpikir, berinisiatif dalam tindakan dan konsep diri yang sehat, positif dan penuh rasa percaya diri yang direfleksikan dalam perilkaku aktif, terbuka dan spontan
Masing-masing orang tua tentu saja memiliki pola asuh tersendiri dalam mengarahkan perilaku anak. Hal ini sangat dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan orang tua, mata pencarian hidup, keadaan sosial ekonomi, adat istiadat dan sebagainya. Dengan kata lain, pola asuh orang tua petani tidak sama dengan pedagang. Demikian pula pola asuh orang tua berpendidikan rendah berbeda dengan pola asuh orang tua yang berpendidikan tinggi. Ada yang menerapkan dengan pola asuh yang keras/kejam, kasar, dan tidak berperasaan. Namun ada pula yang memakai pola asuh lemah lembut, dan kasih sayang. Ada pula yang memakai sistem militer, yang apabila anaknya bersalah akan langsung diberi hukuman dan tindakan tegas (pola oteriter). Bermacam-macam pola asuh yang diterapkan orang tua ini sangat bergantung pada bentuk-bentuk penyimpangan perilaku anak
Orang tua dapat memilih pola asuh yang tepat dan ideal bagi anaknya. Orang tua yang salah menerapkan pola asuh akan mebawa akibat buruk bagi perkembangan jiwa anak. Tentu saja penerapan pola asuh orang tua diharapkan dapat menerapkan pola asuh yang bijaksana atau menerapkan pola asuh yang setidaknya tidak membawa kehancuran atau merusak jiwa dan watak seorang anak
Melihat barbagai fenomena Perilaku seksual pranikah yang kerap dilakukan oleh remaja membuat peneliti tertarik untuk mengangkat judul “Perbedaan perilaku seksual pranikah pada remaja ditinjau dari pola asuh orang tua”
B.Rumusan Masalah
6
C.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan perilaku seksual pra nikah pada remaja ditinjau dari pola asuh orang tua.
D.Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan masukan dalam mengembangkan ilmu psikologi, khususnya psikolog perkembangan, klinis dan sosial
2. Secara Praktis a. Bagi remaja
Di harapkan bagi remaja memahami mengenai dampak hubungan seksual pranikah
b. Bagi orang tua
PERBEDAAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA
DITINJAU DARI POLA ASUH ORANG TUA
SKRIPSI
Oleh :
AISAH MARLINA
07810059
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.
Berbulan-bulan menyusun skripsi ini banyak membawa kenangan baik
suka maupun duka bagi penulis. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis
banyak mendapatkan bimbingan dan petunjuk serta bantuan dari berbagai pihak.
Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Ibu Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang
2.
Ibu Dr. Diah Karmiyati, M.Si dan Bapak Zainul Anwar M.Psi selaku
Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
3.
Bapak Salis Yuniardi, S.Psi, M.Si selaku dosen wali yang telah memberikan
dukungan dan arahan pada penulis.
4.
Seluruh dosen di Fakultas Psikologi yang telah banyak memberikan ilmunya
kepada penulis.
5.
Ayah penulis Husin Abbas dan ibunda Saida Tomaidi yang tak pernah lelah
mendoakan anaknya ini dan tak henti-hentinya memberikan motivasi sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6.
Bibi Penulis Dalila Tomaidi (Alm) dan Rabia Tomaidi yang selalu
memberikan semangat dan perhatian sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini
7.
Adik-adik penulis, Fajar Abbas, Miranda Abbas, Rusdi, Rahman, Siti Hartini,
8.
Sahabat Penulis, Adhan Risaldhy, Sarlina, Nurelidar, Nurdiana, Suryanti,
Retni, Ufiyati, Nurul Hikmah, Fahria, Maya Sari, Novita sari, dan Fiska, yang
menumbuhkan rasa percaya diri dan semangat penulis.
9.
Sahabat-
sahabat terbaik penulis, “GPRS
family
” yang tak henti
-hentinya
memberi dukungan dan membantu penulis hingga selesainya skripsi ini, yaitu
: Nina, Riris, Nisa, Ratih, Ardy, Gian, dan Ilham,
10.
Teman-teman kelas B angkatan 2007 seperti Panca
, Dyah, Febbri, I’in, Dian,
Ririf, Nia, Firdyan, Romo, Ade, naila, amik dan semua yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.
11.
Kakak-kakak penulis yang telah memberi banyak bantuan dan masukan pada
penulis, yaitu Kak Anthi, Kak Andhy, Kak Dijah
12.
Taman-teman kos penulis LA - D77 yang selalu memberi dukungan pada
penulis yaitu Eka Vinatri, Ika Rafida, Eka Januar,Vitrah, Yuli Mulyani,
Yhundai, Imha Ria Meilan, Valensia, Mbk Lina dan Mbak Yuli
13.
Teman-teman KKN 15 Poncokusumo seperti. Rara, Eni, Erlina, Anggi, Dewi,
Ogist, Apri, Ekho, Hanift, Dikha, Dian, Fendi, Rizki, Erlangga, Fendi, Ade,
Yudha, Mahfud, Dedi, Tyas, Ucik dan semua pihak yang tidak bisa di
sebutkan satu persatu
14.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak
membertikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Sebagai penutup, penulis menyadari bahwa tugas akhir yang sederhana ini
masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu kritikan dan saran sangat penulis
harapkan guna kesempurnaan karya sederhana ini. Penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Malang, 13 April 2012
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN ...
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ...
i
LEMBAR PENGESAHAN ...
ii
SURAT PERNYATAAN ...
iii
KATA PENGANTAR ...
iv
ABSTRAK ...
vi
DAFTAR ISI ...
vii
DAFTAR TABEL ...
ix
DAFTAR LAMPIRAN ...
x
BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ...
1
B.
Rumusan Masalah ...
5
C.
Tujuan Penelitian ...
6
D.
Manfaat Penelitian ...
6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pola Asuh Orang Tua ...
7
1.
Pengertian Pola Asuh Orang Tua ...
8
2.
Pola asuh Otoriter ...
9
3.
Pola asuh Permsisif ... 11
4.
Pola asuh Demokratis ...
14
B.
Perilaku Seksual Pranikah ...
16
1.
Pengertian Perilaku Seksual Pranikah ...
16
2.
Bentuk-bentuk Perilaku ...
17
3.
Faktor yang Mempengaruhi Seks Pranikah ...
17
4.
Dampak Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja ...
18
5.
Alasan remaja melakukan hubungan seksual pranikah ...
19
6.
Dorongan seksual pada remaja ...
19
7.
Dampak informasi seks yang menyesatkan ...
20
8.
Sisi posotif keterbukaan seks ...
21
C.
Remaja ...
23
1.
Pengertian Remaja ...
23
2.
Ciri-ciri Masa Remaja ...
25
3.
Tahap Perkembangan Remaja ...
27
4.
Perkembangan Perilaku Seksual Remaja ...
27
D.
Perbedaan perilaku seksual pranikah pada remaja di tinjau
dari pola asuh orang tua ...
28
E.
Kerangka pemikiran ...
31
F.
Hipotesis ...
32
BAB III. METODE PENELITIAN
A.
Rancangan Penelitian ...
33
B.
Variabel Penelitian ...
33
C.
Populasi dan sampel ...
34
D.
Prosedur penelitian ...
34
E.
Jenis data dan metode pengumpulan data ...
35
F.
Validitas dan Reabilitas ...
37
G.
Metode Analisa Data ...
40
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A.
Deskripsi Data ...
41
1.Pola Asuh Orang Tua ...
41
2. Karakteristik subyek ...
42
3. Umur ...
42
4. Jenis kelamin ...
43
5. Perilaku seks pranikah ...
44
6. Pola asuh dan perilaku seks Pranikah ...
45
B.
Analisa Data ...
46
C.
Pembahasan ...
46
BAB V. PENUTUP
A.
Kesimpulan ...
47
B.
Saran ...
47
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. blue print skala pola asuh ...
36
Tabel 3.2. uji validitas skala pola asuh ...
38
Table 3. 2 uji reabilitas skala pola asuh ...
40
Tabel 4.1 gambaran karakteristik responden berdasarkan umur ...
42
Tabel 4.2 gambaran karakteristik responden berda
sarkan jenis kelamin……… 43
Tabel 4.4 jumlah responden berdasarkan pola asuh orang tua ...
43
Tabel 4.5 jumlah responden berdasarkan perilaku seks pranikah ...
44
Tabel 4.6 gambaran Pola Asuh Orang Tua dan Perilaku Seks Pranikah ...
45
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrument Penelitian ...
Lampiran 2. Skor Kasar Try Out Skala Pola Asuh ...
Lampiran 3. Uji Validitas dan reabilitas skala Pola asuh ...
Lampiran 4. Data kasar Penelitian Pola asuh ...
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. 1997. Reliabilitas dan validitas. Jakarta: Pustaka Pelajar
Agustiani, Hendriati. 2006. Psikologi perkembangan. Bandung : Refika aditama
Astuti, Juli. 2009.
Pengaruh karakteristik siswa dan sumber informasi terhadap
kecenderungan melakukan hubungan seksual pranikah pada siswa SMA
negeri di banda aceh. Tesis sekolah pasca sarjana universitas Sumatera utara.
Medan
Balson, Maurice.1993.
Bagaimana
menjadi orang tua yang baik. Jakarta : Bumi
Aksara
Bunda, Rezky. 2010. Bee a smart parent. Jakarta : Galang Press
Darmasih, Ririn. 2009. Faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah pada
remaja di Surakarta. Skripsi Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Magdalena. Meri. 2011. melindungi anak dari seks bebas. Jakarta : Gramedia widia
sarana Indonesia
Miratna, Dessy. 2003. Hubungan antara kematangan emosi dengan perilaku seksual
pranikah dalam berpacaran pada mahasiswa fakultas psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang. Skripsi Psikologi Universitas Muhammadiyah
Malang
Hasan, Nasma. 2008.
Let’s talk about love
. Jakarta : Tiga Serangkai
Hurlock, E. B. 1980.Psikologi perkembangan. Jakarta : Erlangga.
__________ . 1992. Personality development. New Delhi. Mc Graw- Hill.
__________. 2004. Adolescent development, Fourth Edition. Mc Graw- Hill. Tokyo.
Imran, I. 1993. Perkembangan hubungan seksual remaja.
Jakarta : PKBI, BKKBN,
UNFPA
Januar, Iwan. 2007. Sex before married. Jakarta : Gema Insani.
Kartono, Kartini.2009.
Psikologi abnormal dan abnormalitas seksual.
Jakarta :
Mandar maju
Monks,F.J, Knoers A.M.P., Haditono S.R. 2002. Psikologi perkembangan pengantar
dalam berbagai bagiannya, Edisi Keempat Belas. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press
Nazir, Moh. 2005. Metode penelitan. Bogor : Ghalia Indonesia
Pangkhalila, w. 1998.
Perkembangan seksual remaja masalah dan upaya
mengatasinya. Jakarta : Rieneka Cipta
Poerwanti, Endang. 2000. Dimensi-dimensi riset ilimiah. Malang : UMM
Puspita, Sari. 2008
Harga diri pada remaja putri yang telah melakukan hubungan
seks pranikah. Jurnal Psikologi Universitas Tarumanegara.
Rifai, Melly. 1987. Psikologi perkembangan remaja dari kehidupan sosial. Jakarta :
PT. Bina Aksara.
Santock, J.W. 2002.
Life span development: Perkembangan Masa Hidup. Jakarta :
Erlangga.
__________. 2003. Adolescence: Perkembangan remaja (terjemahan). Jakarta :
Erlangga.
Sarwono, W.S. 2003. Psikologi remaja.Jakarta : Grafindo Persada.
Sunarti, Euis. 2004. Mengasuh dengan hati. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Subakti, E.B. 2009 Kenalilah anak remaja anda. Jakarta : Eleks Media Komputindo.
Soetjiningsih, dkk. 2004. Buku ajar: tumbuh kembang remaja dan permasalahannya.
Jakarta : Sagung Seto.
Stewart & Koch. (1983).
Chidren development throught adolescence. Canada: John
Wiley and Sons, Inc
Widyasari, Nilam. Psikologi populer:
relasi orang tua dan anak. Jakarta : Elex
Media Komputindo.
Widsman. Yudidrata .2005.
55 masalah seks yang ingin di ketahui tapi “tabu” untuk
di tanyakan. Jakarta : Gramedia Pustaka utama
Winarsunu, T. 1996. Statistik I. Malang : UMM Press
__________. 2002.
Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan.
Malang :
UMM Pres.
Yuanita, Sari. 2011.
Fenomena dan tantangan remaja menjelang dewasa.
Yogyakarta : Brilliant Books.