• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Kampanye Etika Penyampaian kritik Sosial Di Jejaring Sosial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Kampanye Etika Penyampaian kritik Sosial Di Jejaring Sosial"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN KAMPANYE ETIKA PENYAMPAIAN KRITIK SOSIAL DI JEJARING SOSIAL

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2014/2015

Oleh:

Meilanti Asriana Mentari 51911002

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T. Sehingga laporan tugas

akhir ini dapat terselesaikan. Laporan tugas akhir ini berisi tentang uraian

perancangan berjudul Perancangan Kampanye Etika Kritik Sosial Di Jejaring

Sosial, dengan studi kasus : Etika Kritik sosial di jejaring sosial dalam masyarakat

Indonesia, sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Tugas Akhir pada

Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia.

Laporan tugas akhir ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari pihak lain

baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu melalui tulisan ini

rasa terimakasih disampaikan sebesar-besarnya kepada:

Dekan fakultas Desain Komunikasi Visual, ketua program studi Desain

Komunikasi Visual, Taufan Hidayatullah, S.Sn., M.Ds. sebagai dosen

pembimbing Tugas Akhir, koordinator Tugas Akhir, sekretaris fakultas Desain

Komunikasi Visual, kedua orang tua Aswir Efendi dan Barkah Yatmini, saudara – saudara Widya Puji Lestari, Nora Muliandini, Ilham Aryadipa, dan Ragil Riski

Ananda, teman – teman seperjuangan dari DKV 2, teman – teman seluruh fakultas DKV, serta seluruh dosen – dosen dan staff dari fakultas Desain Komunikasi

Visual, saya ucapkan terima kasih yang tak teringga untuk pengalaman yang

sangat berharga.

Bandung, Agustus 2015

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

BAB II ETIKA PENYAMPAIAN KRITIK SOSIAL DI JEJARING SOSIAL ... 4

II.1 Komunikasi Massa ... 4

II.3.2 Etika Bermasyarakat ... 9

II.4 Jejaring Sosial ... 11

II.5 Fenomena Kritik Sosial Di Indonesia ... 12

II.6 Kampanye ... 14

II.7 Hasil Riset ... 15

(6)

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 18

III.1 Strategi Perancangan ... 18

III.1.1 Tujuan Komunikasi ... 18

III.1.2 Pendekatan Komunikasi ... 18

III.1.3 Materi Pesan ... 19

III.1.4 Gaya Bahasa ... 20

III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan ... 20

III.1.6 Strategi Kreatif ... 22

III.1.7 Strategi Media ... 24

III.1.7.1 Pemilihan Media ... 25

III.1.8 Strategi Distribusi ... 26

III.2 Konsep Visual ... 27

BAB IV TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA ... 35

(7)

DAFTAR PUSTAKA ... 46

(8)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Kritik adalah suatu bentuk komunikasi yang berupa tanggapan atau kecaman yang

kadang–kadang disertai dengan uraian dan pertimbangan baik maupun buruknya suatu hal atau kondisi yang terdapat dalam kehidupan bermasyarakat. Kritik

memegang peran penting dalam mengubah suatu kondisi menjadi lebih baik dan

lebih maju dari keadaan sebelumnya. Adapun kritik sosial adalah tindakan

membandingkan serta mengamati secara teliti dan melihat perkembangan secara

cermat tentang baik atau buruknya kualitas suatu masyarakat.

Kritik juga berkembang bersamaan dengan perkembangan teknologi komunikasi

dan informasi. Internet bisa dikatakan sebagai tonggak dari penemuan terbesar

perangkat teknologi komunikasi dan informasi yang memberikan dampak terbesar

bagi manusia. Kemajuan teknologi internet, menyebabkan fenomena kebebasan

bersuara atau ruang public virtual berkembang semakin pesat. Misalnya melalui

fenomena jurnalisme warga. Fenomena ini tidak hanya dimanfaatkan oleh warga

untuk memproduksi sekaligus mengonsumsi informasi, melainkan juga mendapat

perhatian media tradisional.(Nasrullah, 2012:146)

Salah satu produk teknologi tersebut adalah situs jejaring sosial. Jejaring sosial

merupakan struktur sosial yang terdiri dari individu–individu atau organisasi. Jejaring sosial digunakan oleh seseorang untuk menjalin komunikasi dengan

pihak lain tanpa adanya batasan. Batasan semata–mata dibuat untuk suatu tujuan atau kebaikan, jadi jika sesuatu yang tidak mempunyai batasan tentu tidaklah baik.

Penyampaian informasi dalam jejaring sosial mempunyai etika dan norma–norma. Prinsip ini pada dasarnya bisa dikatakan sebagai sesuatu yang muncul dari

perspektif komunitas atau individu tertentu untuk menyatakan mana yang buruk

dan mana yang baik dalam komunikasi.

(9)

dalam interaksi antar individu dalam jejaring sosial sehingga perbedaan bahkan

konflik dapat dihindari.

Dilihat dari berbagai survei dan pendapat umum yang ada di berbagai jejaring

sosial, menunjukkan penurunan kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan,

contohnya adalah kritikan untuk presiden yang berisi kata – kata yang kurang sesuai untuk ditulis di media. Kritik yang diutarakan melenceng dari topik yang

ada. Contohnya seperti yang terlihat di jejaring sosial facebook pada akun kritikan

untuk pemerintahan Indonesia dan twitter kritik pada akun @Bad_Goverment.

Karena itu dibutuhkan etika dalam penyampaiannya. Kritik yang beretika

bukannya tidak ada, melainkan lebih banyak kritik yang berada di luar etika

dibandingkan dengan kritik yang beretika.

Etika berpendapat yang baik dapat membantu memajukan kesejahteraan

masyarakat Indonesia dan dapat membantu pemerintah membangun bangsa ini.

Kritik harusnya untuk membangun dan memajukan bangsa ini. Sebagai bangsa

Indonesia kita membangun bukannya hanya mengkritik dan menjatuhkan.

1.2Identifikasi Masalah

 Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai penyampaian etika mengkritik

menngenai kinerja pemerintah di jejaring sosial facebook dan twitter.

 Kurangnya pemahaman terhadap persoalan mengenai kinerja pemerintahan

yang dikritik.

1.3Rumusan Masalah

Bagaimana agar masyarakat dapat menyampaikan kritik mengenai kinerja

pemerintahan dengan baik dan benar di dalam jejaring sosial facebook dan twitter.

1.4Batasan Masalah

Pendapat atau kritikan dari masyarakat mengenai kinerja pemerintahan yang

(10)

1.5Tujuan Perancangan

 Memahami cara – cara mengkritik atau berpendapat dengan lebih baik di

jejarng sosial facebook dan twitter.

(11)

BAB II

ETIKA PENYAMPAIAN KRITIK SOSIAL DI JEJARING SOSIAL

II.1 Komunikasi Massa

“Komunikasi massa adalah komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan melalui media massa (media cetak dan elektronik) kepada khalayak yang

tidak terbatas oleh letak geografis. Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa

inggris, mass communication, kependekan dari mass media communication (komunikasi media massa). Artinya komunikasi yang menggunakan media massa

atau komunikasi yang mass mediated” (Wiryanto,2010). “Komunikasi massa hanya merupakan salah satu proses komunikasi yang berlangsung pada peringkat

masyarakat luas yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khas institusionalnya” (Denis,1987).

II.2 Kritik Sosial

“Kritik sosial adalah salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang bertujuan atau berfungsi sebagai kontrol terhadap jalannya suatu sistem sosial atau

proses bermasyarakat. Berdasarkan definisi dari dua kata tersebut yaitu kritik dan

sosial, kritik sosial adalah suatu aktifitas yang berhubungan dengan penilaian

(juggling), perbandingan (comparing), dan pengungkapan (revealing) mengenai

kondisi sosial suatu masyarakat yang terkait dengan nilai-nilai yang dianut

ataupun nilai-nilai yang dijadikan pedoman. Kritik sosial juga dapat diartikan

dengan penilaian atau pengkajian keadaaan masyarakat pada suatu saat” (Mahfud, 1957). Dengan kata lain dapat dikatakan, kritik sosial sebagai tindakan adalah

membandingkan serta mengamati secara teliti dan melihat perkembangan secara

cermat tentang baik atau buruknya kualitas suatu masyarakat. Adapun tindakan

mengkritik dapat dilakukan oleh siapapun termasuk sastrawan dan kritik sosial

merupakan suatu variable penting dalam memelihara sistem sosial yang ada.

Secara definisi kritik adalah upaya perbaikan yang dilakukan oleh individu

ataupun kelompok terhadap suatu masalah karena ketidakcocokan baik secara

(12)

“Kritik lebih berkonotasi negatif. Kritik mempunyai arti kecaman atau tanggapan, kadang – kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruknya hasil suatu karya. Kritik dalam tradisi pers sering dilontarkan terhdap masalah sosial” (KBBI,1989)

II.2.1 Fungsi Kritik

“Kritik sosial adalah salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang bertujuan atau berfungsi sebagai kontrol terhadap jalannya suatu sistem sosial atau

proses bermasyarakat. Upaya penyampaian kritik bisa disampaikan secara lisan

atau tulisan. Tujuan awal kritik adalah memperbaiki secara nyata sehingga ada

perubahan yang lebih baik dan bisa lebih tertata rapi. Karena manfaat kritik yang

baik inilah maka mengerti etika kritik sebelum melakukan kritik merupakan hal

wajib diketahui oleh pelaku kritik, sebab pelaku kritik atau kritikus yang tidak

mengetahui pokok etika kritik pasti akan melahirkan generasi asal bunyi” (Harmono, p.2-4).

II.2.2 Kriteria Kritik

Sebuah kritikan adalah sesuatu yang sangat berharga dan mempunyai tujuan yang

baik. Bila bisa diterima dengan lapang dada, akan mampu mengoreksi kekeliruan

yang terjadi dan membuat perbaikan. Bila tidak, yang terjadi hanya rasa tidak

nyaman dan rasa gagal melakukan tugas. Sebaliknya, memberi kritik dianggap

lebih mudah karena hanya menyampaikan apa yang tidak berkenan, padahal

sebenarnya tidak juga. Memberi ataupun menerima kritikan sama-sama

membutuhkan strategi dan kebijaksanaan. Isi kritikan sebaiknya yang

berhubungan dengan topik permasalahan, bukan yang menyangkut pribadi atau

hal lainnya dari topik tersebut.

Kritikan juga dilontarkan dengan tujuan agar si penerima kritik menjadi lebih baik

lagi. Karena itulah ada beberapa prinsip yang perlu digunakan saat memberikan

kritik pada seseorang, yang pertama adalah dengan menggunakan strategi

puji-kritik-puji. Awali dengan pujian, dan akhiri dengan pujian. Yang kedua yaitu pilih

(13)

kondisi yang bersangkutan, tunggu hingga waktu dan kondisi yang kondusif. Jika

waktunya tidak tepat, tujuan dari kritik bisa tidak tercapai. Yang ketiga sesuai

fakta, sebelum mengutarakan kritikan, pastikan apa yang akan disampaikan.

Pahami benar apa yang akan diutarakan. Tidak hanya berdasarkan asumsi atau

informasi dari orang lain atau media lain. Lalu yang keempat berikan waktu.

Kritikan bukan hukuman, kritikan adalah sebuah koreksi agar yang dikritik

menjadi lebih baik. Secara psikologis, dalam mengkritik penting untuk

memberikan ruang waktu antara saat memberikan kritikan dan penjelasan dari

yang bersangkutan.

Melihat orang lain melakukan hal yang membuat tidak nyaman seringkali

membuat target audien untuk mengeluarkan kritikan. Hal yang hendak

disampaikan bisa merupakan tanggapan yang positif, namun seringkali efek yang

ditimbulkan justru sebaliknya. Salah paham dan kritik yang membangun bisa

disalahartikan sebagai kecaman. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

sebelum melakukan kritik antara lain sebagai berikut :  Momen personal

Penyampaian kritik dilakukan dalam momen personal. Hanya ada pengkritik

dan orang yang akan di kritik, tidak melibatkan orang lain.

 Kritik tindakan atau perilaku, tidak pribadi orang yang akan dikritik

Kritik tindakan yang dilakukan untuk menghindari kritikan yang tidak perlu

terhadap orang yang akan di kritik.  Sediakan solusi

Mempunyai solusi yang bisa ditawarkan setelah menyampaikan kritik bisa

berguna untuk melatih pikiran agar tidak hanya bisa dalam menyampaikan

kritikan tetapi juga bisa memberikan solusi.  Satu kritikan, satu kesalahan

Fokus terhadap satu masalah yang akan dikritik.  Gunakan bahasa yang tepat

Pilih kata yang tepat dalam menyampaikan kritikan. Penggunaan bahasa yang

tepat akan mengurangi kemungkinan salah paham bagi penerima kritik. Hal

(14)

Saat ini kita tengah berada di era demokrasi. Dimana kita diberi ruang yang cukup

luas untuk menyampaikan kritik, saran, ketidakpuasan dan apa pun yang

semuanya dilindungi oleh undang-undang. Namun yang menjadi masalah adalah

sering kali kita tidak sengaja dalam menyikapi kebebasan yang diberikan dan

ruang yang disediakan.

Bagi kalangan yang suka mengeritik, perhatikanlah cara-cara menyampaikan

kritik yaitu: mengerti betul duduk persoalan, tidak bersifat menyerang apalagi

menghina yang dikritik. Kalau sebuah kritik tidak dihiraukan, tidak usah kecewa

dan meradang. Yang dikritik berhak menerima atau menolaknya.

II.3 Etika

Menurut Nasrullah dari K.Bertens (2000) Secara etimologis (asal usul kata), etika

mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang

adat kebiasaan.

Biasanya bila kita mengalami kesulitan untuk memahami arti sebuah kata maka

kita akan mencari arti kata tersebut dalam kamus. Tetapi ternyata tidak semua

kamus mencantumkan arti dari sebuah kata secara lengkap. Hal tersebut dapat kita lihat dari perbandingan yang dilakukan oleh K. Bertens terhadap arti kata ‘etika’ yang terdapat dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama dengan Kamus Bahasa

Indonesia yang baru. Dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama (Poedjawijatna mengutip dari Bertens,2000), etika mempunyai arti sebagai : “ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral)”. Sedangkan kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 – mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :

 Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan

kewajiban moral (akhlak);

 Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;

(15)

Dari perbadingan kedua kamus tersebut terlihat bahwa dalam Kamus Bahasa

Indonesia yang lama hanya terdapat satu arti saja yaitu etika sebagai ilmu.

Sedangkan Kamus Bahasa Indonesia yang baru memuat beberapa arti. Kalau kita membaca sebuah kalimat di berita surat kabar “Dalam dunia bisnis etika merosot” maka kata ‘etika’ di sini bila dikaitkan dengan arti yang terdapat dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama tersebut tidak cocok karena maksud dari kata ‘etika’ dalam kalimat tersebut bukan etika sebagai ilmu melainkan ‘nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat’. Jadi arti kata ‘etika’ dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama tidak lengkap.

K. Bertens berpendapat bahwa arti kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tersebut dapat lebih dipertajam dan susunan atau urutannya lebih baik

dibalik, karena arti kata ke-3 lebih mendasar daripada arti kata ke-1. Sehingga arti

dan susunannya menjadi seperti berikut :

 Nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu

kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Misalnya, jika orang berbicara

tentang etika orang Jawa, etika agama Budha, etika Protestan dan sebagainya,

maka yang dimaksudkan etika di sini bukan etika sebagai ilmu melainkan etika

sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini bisaberfungsi dalam hidup manusia

perorangan maupun pada taraf sosial.

 Kumpulan asas atau nilai moral, yang dimaksud di sini adalah kode etik. Contoh : Kode Etik Jurnalistik

 Ilmu tentang yang baik atau buruk.

Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis (asas-asas dan

nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu

masyarakat dan sering kali tanpa disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu

penelitian sistematis dan metodis. Etika di sini sama artinya dengan filsafat moral.

St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian

(16)

Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam

pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain

karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk

itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan

oleh manusia.

Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai

etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan

refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari

etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain

yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif.

Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.

Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika

normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan

nilai-nilai etika).

II.3.1 Definisi Etika

“Etika bisa didefinisikan sebagai prinsip-prinsip yang mengikat bagi individu maupun kelompok tertentu” (Martin dan Nakayama dalam Intercultural Communication in Contexts,1997). Prinsip ini pada dasarnya bisa dikatakan

sebagai sesuatu yang muncul dari perspektif komunitas tertentu untuk menyatakan

mana yang baik dan mana yang buruk dalam proses komunikasi. (Martin dan

Nakayama,1997) memberikan dua tahapan dalam memandang persoalan ini. “Pertama, kita semestinya memiliki kemampuan untuk menilai kebiasaan-kebiasaan yang beretika dan apa yang dikatakan tidak beretika. Kedua, tanggung jawab kita untuk mengidentifikasikan panduan dasar kebiasaan-kebiasaan yang

sesuai etika sehingga dapat dihindari konflik yang terjadi”.

II.3.2 Etika Bermasyarakat

Etika secara umum dapat dirumuskan sebagai suatu batasan yang menilai tentang

(17)

kita akan dicap sebagai orang yang tidak tahu bertatakrama. Oleh karena itu, etika

sangat penting bagi kehidupan bermasyarakat. Etika bermayarakat memiliki tiga

hal yang harus terus diamalkan: (1) saling tolong-menolong; (2) saling

mengingatkan; (3) bersikap toleran. Hal tersebut adalah dasar penerapan etika

dalam bergaul di masyarakat. Selain itu, etika juga mempunyai kepentingan

sendiri untuk menciptakan pergaulan yang harmonis di tengah masyrakat plural.

Secara lebih khusus pentingnya etika dalam bermasyarkat adalah sebagai berikut:  Etika dapat membuat seorang manusia besikap empati;

 Etika membuat seorang manusia memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dan

menghargai kehidupannya;

 Etika memberikan self control bagi manusia agar dapat menyadari apa yang

sedang ia lakukan dan tahu apa yang seharusnya dilakukan;

 Etika mengajarkan agar manusia dapat mawas diri artinya manusia

memperhitungkan apa yang akan dilakukannya dan bagaimana pandangan

orang lain terhadap perilakunya.

Kalangan profesional adalah kalangan yang menjunjung tinggi etikanya dalam

berprofesi. Hal itu mereka lakukan untuk menghargai profesi mereka dan

menghindari sikap saling menjatuhkan dalam suatu profesi. Namun, etika

bermasyarakat juga berperan dalam menciptakan dan memelihara persatuan dalam

kehidupan. Melihat hal tersebut, sudah seharusnya jika kalangan masyarakat pun

dapat menjujunjung tinggi etikanya, etika bermasyarakat.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, kita tidak hanya dapat mengetahui apa yang

dimaksud dengan etika, tetapi kita juga mengetahui pentingnya etika dalam

bermasyarakat. Etika memegang peranan penting dalam membangun sikap

manusia saat bergaul di masyarakat serta dalam harmonisasi pergaulan di

masyarakat, khususnya masyarakat multikulur seperti di Indonesia. Oleh sebab

(18)

II.4 Jejaring Sosial

Dalam Democracy in the Digital Age, Anthony G. Wilhelm (2000/2003) menyatakan bahwa “kehadiran teknologi internet bisa ditanggapi secara berbeda oleh akademisi dan praktisi. Ada yang menganggap bahwa kehadiran teknologi

internet harus diwaspadai, karena ia mengaburkan bahkan meniadakan struktur– struktur yang selama ini sudah baku. Namun, ada pula yang mengatakan bahwa

semestinya teknologi tersebut dapat memberikan manfaat untuk membantu dan

pada akhirnya pembentukan kultur di tengah masyarakat”.

Jejaring sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual

atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan

karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai

dengan keluarga. Istilah ini diperkenalkan oleh profesor J.A. Barnes di tahun

1954.

Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul

(yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau

lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll. Jejaring

sosial biasanya juga mengacu pada interaksi antara orang-orang dimana mereka

membuat, berbagi, dan atau pertukaran informasi dan ide-ide dalam komunitas

virtual dan jaringan.

Banyak layanan jejaring sosial berbasiskan web yang menyediakan kumpulan cara

yang beragam bagi pengguna untuk dapat berinteraksi seperti chat, messaging,

email, video, chat suara, share file, blog, diskusi grup, dan lain-lain. Umumnya

jejaring sosial memberikan layanan untuk membuat biodata dirinya. Pengguna

dapat meng-upload foto dirinya dan dapat menjadi teman dengan pengguna

lainnya. Beberapa jejaring sosial memiliki fitur tambahan seperti pembuatan grup

(19)

II.5 Fenomena Kritik Sosial Di Indonesia

Fenomena belakangan ini, gerakan-gerakan di Timur Tengah, Brasil, dan

negara-negara lainnya yang merintis terjadinya perubahan sosial diawali dengan gerakan

di media sosial. Diskusi-diskusi yang selama ini dilakukan secara bertatap mata di

dunia nyata juga mulai beralih ke dunia maya. Oleh karena itu, di era sekarang ini

media sosial telah menjadi salah satu ujung tombak gerakan pemikiran dalam

mendorong terjadinya perubahan sosial di tengah masyarakat.

Masyarakat Indonesia mulai memberdayakan jejaring sosial untuk melakukan

kampanye terhadap berbagai permasalahan masyarakat maupun kebijakan yang

tidak sesuai dengan kehendak masyarakat. Dalam prakteknya, beberapa kampanye

yang dilakukan dengan jejaring sosial berhasil mencapai tujuannya. Kita dapat

mengingat kampanye “koin untuk Prita” yang didukung oleh ribuan masyarakat yang bahkan tidak pernah kenal ataupun bertemu dengan Prita. Begitu juga

sekarang ini banyak kampanye yang sedang dijalankan, baik melalui media

Facebook, Twitter dan lainnya.

Gambar II.1 koin untuk Prita

Sumber : http://www.antarafoto.com/ (20 Desember 2009)

Dalam aktivitas gerakan sosial, penggunaan jejaring sosial juga memberikan

dampak negatif. Masyarakat lebih berani berkomentar di media sosial, namun tapi

(20)

jejaring sosial digunakan untuk mencemarkan nama baik individu maupun

institusi.

Gambar II.2 Kitik di jejaring sosial kepada lembaga pemerintah

Sumber : https://twitter.com/bad_goverment (2014)

Terdapat undang-undang untuk permasalahn seperti di atas, yaitu UU No. 11

Tahun 2008 yang berisikan tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Terdapat

sanksi baik pidana maupun uang terhadap berbagai pelanggaran yang ditimbulkan

dari penyalahgunakan teknologi informasi ini. Sudah terdapat beberapa tindak

pidana yang ditujukan kepada pelanggar UU No. 18 Tahun 2008. Dengan adanya

undang-undang ini diharapkan dapat menjadi batasan bagi masyarakat yang bebas

memanfaatkan jejaring sosial ini.

Perayaan kebebasan media sosial di Indonesia juga berarti menjamurnya akun

(21)

penggunaan: pseudonym. Di Twitter kita bisa ketemu beberapa akun seperti: trio macan, benny Israel, provokatrok dll. Akun-akun ini banyak bercerita soal isu

(banyak berbau konspirasi) sosial-politik di linimasa. Rajin mengkritik

pemerintah, memanfaatkan kebebasan di media sosial.

II.6 Kampanye

Penyampaian etika kritik sosial memerlukan suatu media sebagai salah satu alat

untuk memberitahu ke masyarakat luas. Sesuai definisi dari kampanye sosial,

komunikasi yang dilakukan untuk menyebarluaskan pesan-pesan penting yang

sangat diperlukan masyarakat. Kampanye sosial adalah media yang kemungkinan

akan digunakan dan seringkali berhubungan dengan sosial lingkungan

masyarakat.

Menurut (Venus,2012) terdapat beberapa definisi tentang kampanye, diantaranya :  Sebagai salah satu usaha yang terencana dan berjalan untuk memberikan

informasi, mendidik, atau meyakinkan masyarakat untuk tujuan khusus.

 Menggunakan berbagai lambang untuk mempengaruhi manusia sedemikian

rupa sehingga tingkah laku yang ditimbulkan karena pengaruh tersebut sesuai

dengan keinginan komunikator.

 Rencana kegiatan komunikasi pemasaran yang berkesinambungan dan

dilaksanakan berdasarkan suatu jadwal yang menunjukan suatu peran atau

berbagai media (televisi, radio, majalah, surat kabar, dan film).

 Kampanye publik merupakan aktifitas komunikasi di dalam menyampaikan

pesan melalui jaringan saluran komunikasi secara terpadu, dan mengorganisir

aktivitas komunikasi tersebut dengan tujuan menghasilkan dampak pada

individu-individu dalam jumlah besar, dan atau kelompok masyarakat sesuai

dengan target yang ingin dicapai, pada satuan waktu tertentu.

Dari definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan yaitu kampanye adalah

aktivitas komunikasi yang terencana untuk memberikan informasi, mendidik,

meyakinkan dan mempengaruhi individu-individu dalam jumlah besar atau

(22)

majalah, surat kabar, dan lain sebagainya) agar memenuhi target yang ingin

 Program atau perencanaan dalam kampanye.  Sasaran dari kampanye yang hendak dicapai.

Pesan-pesan kampanye juga terbuka untuk didiskusikan, bahkan gagasan-gagasan

pokok yang melatarbelakangi diselenggarakannya kampanye juga terbuka untuk

dikritisi. Keterbukaan seperti ini dimungkinkan karena gagasan dan tujuan

kampanye pada dasarnya mengandung kebaikan untuk publik. Sebagian

kampanye bahkan ditujukan sepenuhnya untuk kepentingan dan kesejahteraan

umum. Karena sifatnya yang terbuka dan isi pesannya tidak ditujukan untuk

menyesatkan khalayak, maka tidak diperlukan tindakan pemaksaan dalam upaya

untuk mempengaruhi publik. Segala tindakan dalam kegiatan kampanye dilandasi

oleh prinsip persuasi yakni mengajak dan mendorong publik untuk menerima atau

melakukan sesuatu yang dianjurkan atas dasar kesukarelaan.

II.7 Hasil Riset

Berdasarkan hasil kuisioner dan riset kepada 45 responden pada jejaring sosial

facebook kritikan untuk pemerintahan Indonesia latar pendidikan masyarakat yang didapat adalah sebagai berikut :

22 responden mahasiswa = 49 %

11 responden tanpa keterangan = 24 %

9 responden SMA/SMK = 20 %

3 responden SMP = 7 %

Sedangkan pada pagetwitter kritik pemerintah/@Bad_Goverment riset kepada 50 responden. Latar pendidikan sulit diketahui karena responden banyak yang tidak

(23)

Diketahui pada kedua hasil riset bahwa alasan masyarakat mengkritik adalah

untuk menunjukkan ketidakpuasaan mereka terhadap ketidakadilan dan cara kerja

pemerintahan Indonesia. Cara penyampaian dan sudut pandang masyarakat

disampaikan secara emosional sehingga kata – kata yang di tulis kurang terkendali dan melupakan etika atau norma berbahasa yang ada. Domisili masyarakat

tersebar di seluruh kota di Indonesia. Latar belakang kehidupan masyarakat juga

beragam, beberapa merupakan masyarakat mampu, tetapi banyak juga yang tidak

mampu.

Etika mengkritik mungkin sudah diketahui oleh kebanyakan responden, tetapi

dalam pelaksanaannya kurang dipahami. Seperti yang terlihat pada kritik di

jejaring sosial facebook ini. Kata-kata yang dipakai kurang baik. Terdapat semacam ejekan untuk lembaga pemerintah maupun pemimpin negeri ini.

Masyarakat Indonesia akan dinilai buruk bila hal ini diketahui oleh masyarakat di

dunia. Seperti contoh dibawah, terlihat penggunaan Bahasa yang kurang tepat

dalam mengkritik lembaga pemerintahan tersebut.

Gambar II.3 kritik di jejaring sosial facebook

(24)

Gambar II.4 kritik di jejaring sosial twitter

Sumber : https://www.facebook.com/KritikanUntukPemerintahIndonesia?fref=ts (2014)

II.8 Solusi Permasalahan

Banyak penyampaian kritik di masyaratakat Indonesia dipengaruhi oleh

kurangnya pemahaman mengenai persoalan yang akan dikritik dan penggunaan

bahasa yang kurang baik dan benar. Permasalahan tersebut termasuk salah satu

sebab dari kurangnya penerapan etika dalam berbahasa dan berperilaku yang

harus diperhatikan dan diperbaiki. Karena itu dibutuhkan Kampanye untuk

menyampaikan pesan tersebut ke masyarakat luas. Kampanye disini bertujuan

untuk mendekati dan memberi informasi kepada masyarakat agar dapat

mengetahui etika kritik yang baik dan benar. Dengan begitu masyarakat Indonesia

akan lebih cerdas dalam menyampaikan kritik sosial dan juga membantu

(25)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Strategi perancangan yang akan dilakukan dari permasalahan mengenai etika

penyampaian kritik sosial di jejaring sosial adalah membuat kampanye yang

bertujuan untuk mengingatkan dan mengajak target audien agar berbahasa secara

baik dan benar dalam mengkritik di jejaring sosial, skampanye ini juga berfungsi

untuk mengetahui etika – etika kritik sosial dan mengaplikasikannya ke dalam

kehidupan sehari-hari. Target audien diharapkan akan membuat perubahan dalam

beretika di jejaring sosial.

III.1.1 Tujuan Komunikasi

Permasalahan dalam penyampaian kritik sosial melalui jejaring sosial adalah

masyarakat kurang mengetahui persoalan yang terjadi dan tidak mendalami

masalah yang akan dikritik, akibatnya banyak kritikan yang tidak sesuai pada

tempatnya dan mengarah kearah yang salah. Karena itu, perancangan kampanye

disusun agar tepat pada target sasaran. Tujuan komunikasinya anatara lain adalah:  Menyadarkan pentingnya menggunakan etika dalam mengkritik di jejaring

sosial kepada masyarakat khususnya di jejaring sosial facebook dan twitter.  Memberikan pemahaman mengenai etika kritik di jejaring sosial

menggunakan Bahasa sehari-hari yang sesuai kaidah/norma.

 Mengajak agar ikut serta dalam menggunakan etika kritik saat menggunakan

jejaring sosial di kehidupan sehari-hari.

III.1.2 Pendekatan Komunikasi

Pendekatan komunikasi yang dilakukan dalam etika penyampaian kritik sosial di

jejaring sosial menggunakan pendekatan rasional, pendekatan yang bertujuan

(26)

Pendekatan Visual

“Gambar merupakan daya tarik mata. Gambar adalah perayu, tanpa membaca kata atau kalimat verbal, khalayak kadang bisa menafsirkan pesan yang

disampaikan. Gambar dalam media promosi secara teknik bisa ditampilkan

melalui ilustrasi maupun fotografi” (Moriarty,Sandra,2011)

Pendekatan visual dalam perancangan kampanye untuk etika penyampaian

kritik sosial di jejaring sosial agar masyarakat menyadari pentingnya

penggunan etika dan terhindar dari kritik yang salah adalah menggunakan

visualisasi figur target audien dan icon – icon yang terdapat dalam media sosial untuk memudahkan pemahaman mengenai etika kritik sosial ini, karena

dalam penyebaran kampanye akan lebih mudah mengenali sesuatu yang

sering kita alami atau lakukan di kehidupan nyata. Digambarkan dengan

suasana menyenangkan dan humoris adalah untuk mewujudkan suasana kritik

yang memberikan solusi dan penyelesaian suatu masalah.

Visual akan menggunakan simbol atau icon yang berhubungan dengan jejaring sosia, untuk memudahkan dan menarik perhatian masyarakat dalam

memahami kampanye ini. Media alternatif atau media pendukung diharapkan

dapat lebih mendekatkan target audien dalam menanggapi kampanye sosial

mengenai etika penyampaian kritik sosial di jejaring sosial.

Pendekatan Verbal

Pendekatan verbal dalam kampanye etika penyampaian kritik sosial di

jejaring sosial ini dengan menggunakan Bahasa Nasional (Bahasa Indonesia)

yang mengandung makna denotatif atau makna langsung, agar pesan yang

disampaikan langsung dimengerti oleh target audien.

III.1.3 Materi Pesan

Setiap perancangan kampanye pasti terdapat materi pesan didalamnya. Dalam

perancangan kampanye etika penyampaian kritik sosial di jejaring sosial ini

(27)

menyampaikan kritik agar kritik yang disampaikan sesuai dengan kaidah kritik,

tidak menambah masalah yang tidak perlu dan masalah yang dikritik dapat

ditemukan solusinya.

III 1.4 Gaya Bahasa

Gaya Bahasa yang akan digunakan dalam kampanye etika penyampaian kritik

sosial di jejaring sosial ini adalah Bahasa sehari–hari yang santai dan Bahasa yang

sering muncul di media sosial, yaitu Bahasa yang sering kita gunakan tetapi masih

dalam norma yang berlaku. Bahasa sehari–hari yang santai digunakan agar lebih

dekat dengan masyarakat dan dapat lebih cepat dipahami.

III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan Consumer Insight

Demografis : Remaja sampai orang dewasa, Pria dan wanita, usia 16 - 25

tahun.

Pendidikan : Sekolah menengah atas hingga universitas

Psikografis : Karena masyarakat yang berada dalam jejaring sosial beragam,

maka psikografisnya juga beragam.

Geografis : Bertempat tinggal di wilayah perkotaan di Indonesia.

SES : Menengah ke atas.

Consumer Journey

Tabel III.1 Consumer Journey

Waktu Aktifitas Konsumen Tempat Point Of Contact

05.00 Bangun tidur Kamar tidur

(28)

05.40 Sarapan Ruang makan

Piring, gelas, meja,

kursi, sendok, garpu,

serbet meja, koran,

tissue

06.30 Pergi beraktifitas Luar rumah/jalanan

(29)

18.00 Sampai di rumah Ruang keluarga/

Dalam perancangan kampanye etika penyampaian kritik sosial di jejaring

sosial ini terdapat gambaran mengenai apa yang seharusnya dilakukan saat

mengkritik agar sesuai dengan etika kritik yang ada, maka didapat “Indonesia

Beretika”, copywriting tersebut memiliki arti membuat Indonesia dengan

masyarakat yang mempunyai etika dalam hal memposting di jejaring sosial.

Headline

“Headline adalah kalimat pendek atau frasa yang ditempatkan secara mencolok pada sebuah media komunikasi dengan menggunakan huruf yang

menonjol” (Nuradi,1996). “Headline merupakan unsur terpenting dalam

(30)

ilustrasi untuk mencari penyelesaian informasi yang terkandung, dengan kata

lain bahwa headline mempunyai peran ganda yaitu sebagai daya tarik kepada

khalayak untuk dapat dipahami secara langsung dan dapat menyarankan isi

pesan” (Pujiyanto,2013).

Pembuatan headline didasarkan pada perilaku beretika saat mengkritik di jejaring sosial. headline tersebut adalah : “yuk #Postingcerdas”

Diatas adalah headline yang akan digunakan dalam kampanye penyampaian etika kritik sosial di jejaring sosial yang memiliki arti: “Menulis/mempostinglah tulisan/kata-kata dengan pintar, yaitu memikirkan dahulu apa yang akan diposting, jangan hanya langsung memposting kata-kata/tulisan tersebut tanpa diolah terlebih dahulu”.

Headline menggunakan tanda “#” atau dibaca Hashtag. Karena Hashtag

memudahkan orang untuk menemukan dan mengikuti pembahasan/topik

mengenai brands, events, dan promosi. Hashtag dalam menjalakan suatu kampanye berguna untuk menghasilkan konten yang unik untuk target

audien.

 Penggunaan kata posting mengaju pada perilaku atau Bahasa yang sering

digunakan pada saat mengkritik di jejaring sosial. Posting berarti sebar, penyebaran atau menyebarkan.

 Penggunaan kata cerdas adalah sebagai ajakan untuk menjadi orang yang

cerdas dalam menanggapi permasalahan dengan berpikir terlebih dahulu dan

tidak mengungkapkan/mengkritiknya secara emosional tanpa etika berbahasa

yang sudah ada.

 Kata yuk pada awal headline ini mempunyai arti untuk mengajak masyarakat

untuk melakukan event yang ada dalam penyampaian etika kritik sosial di jejaring sosial ini.

Bodycopy

Bodycopy yang terdapat dalam media penyampaian etika kritik sosial di

(31)

maupun tagline dan juga merupakan ajakan untuk event yang akan diadakan.

Bodycopynya adalah “Sampaikan kritik dengan sopan di media sosial”.  Visualisasi

Visualisasi perancangan kampanye etika penyampaian kritik sosial di jejaring

sosial didasarkan pada tujuan kampanye ini yaitu untuk mengajak

masayarakat agar menggunakan etika saat menyampaian kritik melalui

jeajaring/media sosial.

Visualisasi akan difokuskan pada suasana yang menyenangkan, dengan

pemakaian visual yang simple/sederhana namun tetap menarik perhatian dan penuh warna. Visual pada media internet untuk etika penyampaian kritik

sosial ini terdapat beberapa variasi gambar yang akan ditampilkan agar target

audien tidak bosan dan tidak melupakan kampanye yang sudah dilakukan.

III.1.7 Strategi Media

Gambaran media yang akan digunakan dalam kampanye etika penyampaian kritik

sosial di jejaring sosial ini penempatannya akan difokuskan pada jejaring atau

media sosial itu sendiri sebagai media utama. Strategi ini dipilih agar target audien

dapat berinteraksi langsung dengan media dan memudahkan target audien untuk

mencari informasi langsung mengenai permasalahan mengenai penyampaian etika

penyampaian kritik sosial ini, karena target audien adalah orang – orang yang

sering menggunakan atau berinteraksi dengan jejaring/media sosial. Strategi

selanjutnya dalam kampanye penyampaian kritik sosial ini adalah penyelengaraan

event yang berada dalam jejaring sosial, mengarah ke headline dalam kampanye ini yaitu yuk #postingcerdas. Dalam event tersebut masyarakat di ajak untuk menulis atau memposting kasus – kasus yang akan diberikan pihak penyelenggara kampanye. Lalu masyarakat memposting kritikan mereka dengan memberikan #postingcerdas agar memudahkan dalam pemilihan dan pengecekan dalam media jejaring sosial. Dengan event ini diharapkan masyarakat dapat menyadari bagaimana etika berbahasa yang baik dan benar dan jmasyarakat dapat berlomba –

(32)

III.1.7.1 Pemilihan Media

Untuk pemilihan media kampanye etika penyampaian kritik sosial di jejaring

sosial ini, dipilih media yang sangat dekat dan sering digunakan oleh target

audien. Media yang digunakan difokuskan pada media ATL (Above The Line / Media Lini Atas) sebagai media utama berupa media internet, dan BTL (Below The Line / Media Lini Bawah) sebagai media pendukung untuk penyebaran dan informasi lebih lanjut mengenai kampanye sosial ini.

 Media ATL (Above The Line) sebagai media utama :

Menggunakan media sosial sebagai media internet yakni facebook dan

twitter, karena media sosial tersebut merupakan media untuk saling berkomentar atau mengomentari hal – hal yang sedang terjadi saat ini.

 Facebook

Penempatan visual pada media sosial facebook akan berada pada cover dan profile picture. Untuk informasi akan berada di timeline facebook.

Twitter

Penempatan visual pada twitter juga sama seperti pada facebook, yaitu pada cover, profile picture dan timeline yang berisi informasi – informasi mengenai etika kritik sosial.

 Media BTL (Below The Line) antara lain sebagai berikut :

Digunakan sebagai media pendukung yang merupakan media cetak agar

penyebarannya mudah dilakukan.

 Poster, karena poster adalah media yang akan membantu menginformasikan kepada masyarakat umum, terutama yang jarang menggunakan jejaring/media

sosial. Penempatannya antara lain berada di kafé / restoran, mall, kampus dan

taman.

Flyer, media yang berisi informasi lengkap mengenai kampanye etika

penyampaian kritik sosial di jejaring sosial, disebarkan ke masyarakat umum.

(33)

 Spanduk, media yang digunakan untuk menarik perhatian karena bentuknya

besar. Penempatannya adalah di tempel / digantung di jalan – jalan dekat

kampus, kafe/restoran, mall, dan taman.

Gimmick, barang yang diberikan secara cuma – cuma saat proses kampanye. Biasanya di bagikan di tempat – tempat ramai, antara lain :

 Sticker, digunakan untuk promosi secara tidak langsung. Stiker juga mudah

diletakkan dimana saja.

 Pin, digunakan untuk promosi secara tidak langsung juga. Pin mudah dibawa

– bawa dan banyak kegunaannya, contohnya untuk diletakkan di tas atau baju.

 Gantungan kunci, digunakan untuk media sosialisasi. Bisa digunakan untuk

banyak keperluan, seperti gantungan kunci rumah atau kendaraan pribadi.

III.1.8 Strategi Distribusi

Strategi distribusi yang dilakukan dalam kampanye etika penyampaian kritik

sosial di jejaring sosial ini didasarkan pada kebiasaan target audien yang

merupakan mahasiswa pengguna internet dan dapat mengaksesnya dalam 24 jam.

Maka penyebaran media sebisa mungkin akan dilakukan pada setiap kesempatan.

Penyebaran media pendukung akan disesuaikan saat dimulainya kampanye,

kemudian dilanjutkan pada waktu yang tidak terlalu jauh sebagai remainder agar masyarakat tidak lupa, dan juga tidak dalam waktu sangat dekat karena

masyarakat akan bosan. Tabel distribusi dan penyebaran kampanye sosial yang

(34)

Tabel III.2 Tabel distribusi penyebaran kampanye

September Oktober November Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

disesuaikan dengan target audien yaitu dengan pemakaian visual yang

menyegarkan simple/sederhana namun tetap menarik perhatian dan penuh warna. Untuk itu visualisasi akan menggunakan gambar flat design sebagai bentuk gambar yang simple/sederhana dan menarik. Dasar dari desain ini adalah menghilangkan karakter gaya yang membuat mereka seolah - olah tampak

mengambang di halaman. Secara mudahnya ini berarti menghilangkan karakter

gaya seperti bayangan, gradien, tekstur dan karakter lain dari desain yang

digunakan untuk membuat elemen seolah-olah menjadi tiga dimensi. Di era

sekarang, flat design bukan meruapakan design yang sangat membosankan. Meskipun sekarang masih banyak desainer berpikir bahwa mereka harus

menambahkan desain yang ramai dengan banyak hiasan di situsnya maupun di

desainnya agar terlihat menarik. Ideologi seperti itu sekarang sudah tidak berlaku.

(35)

Gambar III.1 Contoh Flat Design

Sumber : pinterest.com

“Flat Design sangat bermain dengan warna. Peran warna dalam flat design ini sangat penting sekali. Dengan memilih warna yang pas dengan tema yang

digunakan dalam desain sangat membantu sekali dalam membentuk flat design. Untuk masalah konten dalam design ini mempunyai konten yang simple dengan desain yang simple dan tidak ramai. Teknik flat design ini adalah teknik desain yang sangat minimalis” (Muhammad, 2014).

III.2.1 Format Desain

Format desain yang digunakan akan berbeda – beda, disesuaikan dengan media

yang akan digunakan, namun konsep visual tetap disamakan dengan media utama

yang dipakai.

III.2.2 Tata Letak (Layout)

“Langkah akhir dalam pengerjaan desain adalah memilih dan menata elemen – elemen yang ada untuk membawakan pesan atau informasi. Hasil diharapkan

adalah suatu sarana komunikasi yang efektif, hal ini menyangkut fungsi dan

keindahan. Oleh karena itu, penempatan ilustrasi serta tulisan baik mengenai sifat,

ukuran, bentuk, dan jarak ditentukan oleh layout” (Pujiyanto,2013:119).

(36)

untuk profile picture dan media pendukung. Penggunaan pada stiker dan pin akan disesuaikan.

III.2.3 Huruf

“Huruf atau tipografi merupakan pemilihan, pemilahan, dan pengaturan tata letak yang harmonis serta mengandung maksud tertentu dari huruf yang ditampilkan

(divisualisasikan) dalam berbagai media” (Pujiyanto,2013).

“Pemilihan jenis font yang digunakan dalam kampanye etika penyampaian kritik sosial di jejaring sosial adalah sans serif dan script/fantasy, jenis huruf sans serif menarik perhatian banyak orang terutama pada tampilan judul. Sedangkan jenis

huruf script/fantasy berfungsi untuk mempertegas atau menarik perhatian pembaca” (Pujiyanto,2013).

 Barlow Solid, sebagai headline. Font ini digunakan untuk memberi kesan

menarik dan menyenangkan, tidak formal dan menarik perhatian.

 Brannboll Fet, Digunakan sebagai tagline kata “Beretika”. Font ini digunakan

untuk menyelaraskan kata “Indonesia” dalam tagline. Font ini juga untuk

memberi kesan tidak kaku dan memiliki keindahan yang sesuai dengan

definisi etika itu sendiri.

(37)

 Canter, Digunakan sebagai tagline kata “INDONESIA”. Font ini digunakan

untuk menggambarkan cita - cita negara indonesia yang kokoh, adil, dan

konsisten terhadap suatu kondisi.

 Champagne & Limousines, Digunakan untuk bodycopy dan informasi lain

yang ada pada media tersebut. Font ini digunakan untuk memudahkan target

audien dalam membaca dan untuk menyelaraskan font headline.

III.2.4 Warna

“Warna merupakan faktor dominan dalam tampilan sebuah media komunikasi. Warna dalam media komunikasi bisa ditampilkan pada background, ilustrasi, atau pada tipografi yang kontras. Jenis warna yang ditampilkan sesuai dengan tempat

layoutnya jelas mempunyai maksud dan tujuan dalam komunikasi, sesuai dengan fungsi informasi, baik tampilan pada gambar, tipografi, maupun background” (Pujiyanto,2013).

“Warna mempunyai pengaruh terhadap emosi dan asosiasinya terhadap macam – macam pengalaman, maka setiap warna mempunyai arti perlambangan dan makna

yang bersifat mistik. Warna secara emosional mempunyai simbol sesuai dengan

(38)

Warna merupan elemen yang sangat penting dalam pembuatan suatu desain,

Warna yang digunakan dalam etika ktik sosial di jejaring sosial ini disesuaikan

dengan target audien, pengaruh dari media sosial dan definisi dari warna itu

sendiri. Warna yang dipilih pada dasarnya merupakan warna – warna yang ada

pada media - media sosial atau memiliki kesamaan, yaitu sebagai berikut :

 Biru, Memberikan kesan Komunikasi, dinamis, kreativitas, kepercayaan,

loyalitas, kepandaian, panutan, kestabilan, kesadaran, pesan, ide, berbagi dan

idealism. Warna ini memberi kesan tenang dan menekankan keinginan.

Warna Biru dapat menampilkan kekuatan teknologi yang sesuai dengan

media utama kampanye etika kritik sosial ini.

 Merah, Melambangkan kesan energi, kekuatan, keberanian, pencapaian

tujuan, resiko, perjuangan, perhatian dan kecepatan. Warna ini dapat

menyampaikan kecenderungan untuk menampilkan gambar dan teks secara

lebih besar dan dekat. Hal ini berguna dalam tujuan kampanye yang beresiko

dan membutuhkan perjuangan, perhatian masyarakat serta kecepatan yang

diperlukan dalam proses berkampanye.

 Hijau, Menunjukkan pertumbuhan, muda, kesuksesan materi, pembaharuan, daya tahan, keseimbangan, ketergantungan dan persahabatan. Hal ini

ditujukan pada target audien yang diharapkan dapat memberikan

pertumbuhan serta pembaharuan dalam beretika.

 Kuning, Merujuk pada ingatan, imajinasi logis, energi sosial, kerjasama,

kebahagiaan, kegembiraan, kehangatan, loyalitas, persepsi, pemahaman,

kebijaksanaan, aksi, idealisme, optimisme, imajinasi dan harapan. Warna

Kuning meningkatkan aktivitas dan menarik perhatian, sesuai dengan yang

(39)

Gambar III.2 Banner Pada Media Sosial

Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar III.3 Banner Pada Media Sosial 1

Sumber :Dokumen Pribadi

III.2.5 Studi Karakter

Referensi untuk karakter yang terdapat dalam perancangan kampanye etika

(40)

III.4 Masyarakat Bermedia Sosial Di Luar Ruangan

Sumber : https://www.google.co.id/

III.5 Karakter Di Luar Ruangan

(41)

III.6 Masyarakat Bermedia Sosial Di Kafe/Restoran

Sumber : https://www.google.co.id/

III.7 Karakter Di Kafe/Restoran

Sumber : Dokumen Pribadi

What’s on your mind?

harusnya pemerintah itu a |

(42)

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA

IV.1 Teknis Produksi

Proses produksi media untuk kampanye etika penyampaian kritik sosial di jejaring

sosial akan dilakukan melalui beberapa tahap yaitu:

a. Tahap Pengumpulan Data

Setelah mendapatkan konsep dari tujuan perancangan dan strategi

perancangan maka selanjutnya adalah mengumpulkan data pendukung yang

akan dimuat di media, seperti data berupa gambar, foto, tulisan/font, logo serta referensi dari internet dan buku.

b. Tahap Perancangan

Tahapan perancangan ini adalah tahapan yang paling kursial untuk

mewujudkan media-media dalam kampanye etika penyampaian kritik sosial

di jejaring sosial ini. Proses pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan

data dan gambar. Tahap selanjutnya yaitu membuat rancangan gambar,

menambahkan headline, tagline dan bodycopy, lalu memasukan logo

kampanye dan logo dari mandatori. Tahapan terakhir adalah tahapan finishing yaitu tahapan dimana softcopy media yang telah selesai dirancang dan akan disempurnakan sebagai media utama ataupun sebagai media pendukung.

c. Tahap Cetak

Tahapan cetak adalah proses perwujudan media yang sebelumnya berupa

(43)

IV.2 Media Utama

Media utama yang digunakan dalam kampanye etika penyampaian kritik sosial di

jejaring sosial dijabarkan sebagai berikut :

IV.2.1 Page Media Sosial Facebook

Gambar IV.1 Page Media Sosial Facebook

Sumber : Dokumen Pribadi

Media page facebookini merupakan media utama . Strategi ini dipilih agar target audien dapat berinteraksi langsung dengan media dan memudahkan target audien

untuk mencari informasi langsung mengenai permasalahan mengenai

penyampaian etika penyampaian kritik sosial ini, karena target audien adalah

orang – orang yang sering menggunakan atau berinteraksi dengan jejaring/media

(44)

IV.2.2 Page Media Sosial Twitter

Gambar IV.2 Page Media Sosial Twitter

Sumber : Dokumen Pribadi

Media page twitter ini merupakan media attention dalam kampanye etika penyampaian kritik sosial di jejaring sosial untuk keperluan event. Dalam event tersebut masyarakat akan memposting pada twitter.

IV.3 Media Pendukung

Media pendukung yang digunakan dalam kampanye etika penyampaian kritik

sosial di jejaring sosial ini dibuat untuk melengkapi media utama, antara lain

(45)

IV.3.1 Poster Kampanye

Gambar IV.3 Poster Kampanye

Sumber : Dokumen Pribadi

Ukuran Media : 29,7cm x 42cm

Bahan : Art paper 310 gr Teknik : Digital Print

Media poster kampanye ini adalah media yang akan menginformasikan mengenai

kampanye sosial kepada masyarakat umum, terutama yang jarang menggunakan

jejaring/media sosial. Penempatannya antara lain berada di kafé / restoran, mall,

(46)

IV.3.2 Pin / Button

Gambar IV.4 Pin / Button

Sumber : Dokumen Pribadi

Ukuran Media : 5,8 mm

Bahan : plastik putih KW 1, peniti gepeng

Teknik : Digital Printing

Media pin ini digunakan untuk media sosialisasi. Pin mudah dibawa – bawa dan

(47)

IV.3.3 Gantungan Kunci

Gambar IV.5 Gantungan Kunci

Sumber : Dokumen Pribadi

Ukuran Media : 5,8 mm

Bahan : plastik putih, ring rantai

Teknik : Digital Printing

Gantungan kunci, digunakan untuk media sosialisasi. Bisa digunakan untuk

(48)

IV.3.4 Stiker

Gambar IV.6 Stiker

Sumber : Dokumen Pribadi

Bahan : Vinyl Doff Teknik : Digital Printing

(49)

IV.3.5 Poster Event

Gambar IV.7 Poster Event

Sumber : Dokumen Pribadi

Ukuran Media : 29,7cm x 42cm

Bahan : Art paper 310 gr Teknik : Digital Print

Media poster event ini adalah media yang akan membantu menginformasikan kepada masyarakat umum mengenai event yang akan diadakan oleh kampanye

sosial ini sebagai bentuk pendekatan langsung kepada masyarakat,

(50)

IV.3.6 Spanduk

Gambar IV.8 Spanduk

Sumber : Dokumen Pribadi

Ukuran Media : 100 cm

Bahan : Flexi Matte 300gr Teknik : Digital Print

Teknik media spanduk ini digunakan untuk menjaga nilai keterbacaan khalayak

terhadap pesan yang ingin disampaikan melalui media besar dan ditempatkan di

(51)

IV.3.7 Flyer

Gambar IV.9 Flyer Tampak Depan

(52)

Gambar IV.10 Flyer Tampak Belakang

Sumber : Dokumen Pribadi

Ukuran Media : 14,8 cm x 21 cm

Bahan : Art Paper 150gr

Teknik : Digital Print

Flyer berisi informasi lebih lengkap mengenai kampanye etika kritik sosial di jejaring sosial, disebarkan ke masyarakat umum. Penempatannya di kafe /

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro., Komala, Lukiati., & Karlinah, Siti. (2012). Komunikasi Massa. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Bangun, SEM. C. 2000. Bangun Kritik Seni Rupa. Bandung: Penerbit ITB. Darmaprawira, Sulasmi. 2002. Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya. Bandung: ITB.

Denis, McQuail. 1987. Teori Komunikasi Massa. Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Effendy, Uchjana, Onong. 2003. Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Harmono, Bambang. Prinsip dan Etika Kritik.

<http://tabloidaspirasi.com/bambang-harmono-s-pd-sd-prinsip-dan-

etika-kritik.html> [diakses pada april 2015].

J.H. Marsman, J. Wildschut, F. Mahfud and H.J. Heeres, J. Chromatogr. A. 1150.

2007.

Littlejohn, Stephen W. 1999. Theories of Human Communication. 5th edition. California: Wadswort Publishing Company.

Martin, Judith N., and Nakayama, Thomas K. 1997. Intercultural Communication in Contexts. California: Mayfield Publishing Company.

Moriarty, Sandra, Nancy Mitchell & William Wells. 2011. Advertising (edisi kedelapan). Jakarta: Kencana.

Nasrullah, Rulli. 2012. Komunikasi Antarbudaya Di Era Budaya Siber. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Nuradi. 1996. Kamus Istilah Periklanan Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Poedjawijatna, I.R. 1982. Etika Filsafat Tingkah Laku. Bina Aksara. Cetakan keempat.

(54)

Venus, Antar. 2012. Manajemen Kampanye. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Wiryanto. 2010. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: PT.Grasindo.

(55)
(56)

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Meilanti Asriana Mentari

Tempat, Tanggal Lahir : Wonosobo, 20 Mei 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Perumahan Mutiara Gading Timur Jl. Bangka 5 Blok B7 No. 10N, RT

31/01 kec./kel.: Mustika Jaya, Bekasi Timur 17158

Telepon: 08118779009 / (021) 82615158

E-mail: mjj_mei@yahoo.com

Latar Belakang Pendidikan

 1999 : TK Pertiwi

 2001 : SDN 2 Aceh Barat (Pindah)  2005 : SDN 01 Jakarta Selatan (Pindah)  2006 : SDN Mustika Jaya 7 Bekasi  2009 : SMPN 4 Jatimulya, Bekasi  2010 : SMA Mandalahayu Bekasi

Gambar

Gambar II.1 koin untuk Prita
Gambar II.2 Kitik di jejaring sosial kepada lembaga pemerintah
Gambar II.3 kritik di jejaring sosial facebook
Gambar II.4 kritik di jejaring sosial twitter
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENGGUNAAN METODE BIL HIKMAH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF HIJAIYAH SISWA CEREBRAL PALSY SPASTIK DI SLB PGRI PASIRJAMBU..

Inovasi pakan ternak merupakan upaya pemanfaatan bahan pakan lokal, limbah sayuran pasar, pertanian dan industri untuk menjaga ketersediaan pakan ternak

Baja paduan juga dibagi menjadi dua golongan yaitu baja campuran khusus ( special alloy steel ) &amp; high speed steel.  Baja Paduan Khusus (special

PERANAN KANTOR RESOR IMIGRASI POLONIA TERHADAP IMIGRAN ILEGAL STATUS PENGUNGSI DI KOTA MEDAN (1978-2005).. Yang

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 22 Pontianak Barat dan hasil analisis data yang diperoleh dari hasil skor pre-test dan post-test

Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Akibat penderitaan yang

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh penerapan IFRS, jenis industri, dan probabilitas kebangkrutan terhadap audit delay yang ditinjau dari jenis perusahaan

Prediksi para ilmuwan yang tergabung di dalam Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyajikan perkiraan yang mengerikan. Selama tahun 1990-2005 terlah