• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN AKHLAKUL KARIMAH SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 01 MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN AKHLAKUL KARIMAH SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 01 MALANG"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN AKHLAKUL KARIMAH SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 01 MALANG

SKRIPSI

OLEH: NURUL 2001110010311058

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS AGAMA ISLAM

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini, yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Agama Islam Jurusan

Tarbiyah di Universitas Muhammadiyah Malang.

Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita

Nabi Muhammad SAW, Nabi akhir zaman yang diutus oleh-Nya untuk

menyempurnakan akhlak manusia dan yang telah membawa umatnya dari zaman

kebodohan menuju zaman yang penuh rahmat, yakni agama Islam.

Bukanlah suatu hal yang mudah bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi

ini karena keterbatasan pengetahuan dan sedikitnya ilmu yang dimiliki penulis.

Akan tetapi berkat rahmat Allah SWT dan dukungan serta bantuan dari berbagai

pihak, maka skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis dengan tulus

menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak dan ibu, yang telah membesarkan dan membimbingku sampai saat

ini.

2. Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M. A. P, selaku rektor Universitas

(4)

3. Drs. Faridi, M.Si, selaku dekan Fakultas Agama Islam, terimakasih atas

motivasi, dukungan, dan fasilitas akademik yang diberikan selama penulis

menuntut ilmu di FAI UMM.

4. Ibu Nur Afifah S. Pdi, M. Kes, selaku ketua Jurusan Tarbiyah di

Universitas Muhammadiyah Malang.

5. Drs. M. Nurul Kumaidi, M, Ag selaku pembimbing I dan Drs. Faridi,

M.SI selaku pembimbing II, yang telah bersedia meluangkan waktu,

tenaga dan fikirannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan

dalam penulisan skripsi ini.

6. Para dosen dan staf di lingkungan Universitas Muhammadiyah khususnya

di Fakultas Agama Islam.

7. Dra. Rukyani L.H, M. Pd selaku kepala sekolah sekolah beserta guru-guru

di SMP Muhammadiyah 01 Malang yang telah memberi ijin untuk

penelitian skripsi ini.

8. Sahabat-sahabat terbaikku yang ada di FAI angkatan 2011.

Penulis menyadari, dalam pembuatan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis

butuhkan demi perbaikan skripsi yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat

berbanfaat bagi pembaca maupun penulis .

Malang, 18 Januari 2016

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini, yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Agama Islam Jurusan

Tarbiyah di Universitas Muhammadiyah Malang.

Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita

Nabi Muhammad SAW, Nabi akhir zaman yang diutus oleh-Nya untuk

menyempurnakan akhlak manusia dan yang telah membawa umatnya dari zaman

kebodohan menuju zaman yang penuh rahmat, yakni agama Islam.

Bukanlah suatu hal yang mudah bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi

ini karena keterbatasan pengetahuan dan sedikitnya ilmu yang dimiliki penulis.

Akan tetapi berkat rahmat Allah SWT dan dukungan serta bantuan dari berbagai

pihak, maka skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis dengan tulus

menyampaikan rasa terima kasih kepada :

9. Bapak dan ibu, yang telah membesarkan dan membimbingku sampai saat

ini.

10.Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M. A. P, selaku rektor Universitas

(6)

11.Drs. Faridi, M.Si, selaku dekan Fakultas Agama Islam, terimakasih atas

motivasi, dukungan, dan fasilitas akademik yang diberikan selama penulis

menuntut ilmu di FAI UMM.

12.Ibu Nur Afifah S. Pdi, M. Kes, selaku ketua Jurusan Tarbiyah di

Universitas Muhammadiyah Malang.

13.Drs. M. Nurul Kumaidi, M, Ag selaku pembimbing I dan Drs. Faridi,

M.SI selaku pembimbing II, yang telah bersedia meluangkan waktu,

tenaga dan fikirannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan

dalam penulisan skripsi ini.

14.Para dosen dan staf di lingkungan Universitas Muhammadiyah khususnya

di Fakultas Agama Islam.

15.Dra. Rukyani L.H, M. Pd selaku kepala sekolah sekolah beserta guru-guru

di SMP Muhammadiyah 01 Malang yang telah memberi ijin untuk

penelitian skripsi ini.

16.Sahabat-sahabat terbaikku yang ada di FAI angkatan 2011.

Penulis menyadari, dalam pembuatan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis

butuhkan demi perbaikan skripsi yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat

berbanfaat bagi pembaca maupun penulis .

Malang, 18 Januari 2016

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Abdilah, Pius, Danu Prasetya (2005). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Arikola.

Asmaran, As. (2002). Pengantar Studi Akhlakul Karimah. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Azizy, Qodri. (2003). Pendidikan Agama untuk Membangun Etika Sosial. Semarang: CV. Aneka Ilmu.

Daradjat, Zakiah. ( 2012). Ilmu Pendidikan Islam. Syafaat, Aat, Sohari Sahrani dan Muslih. (2008). Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam Mencegah Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali Press.

Emzir. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Faisal, Sanapiah. (1990). Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar Dan Aplikasi. Malang: Yayasan Asih. Asah Asuh.

Halim, Mahmud Abdul Ali. (2004). Akhlak Mulia. Jakarta: Gema Insani Press. http://kbbi.web.id/bin Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses pada tanggal 07

September 2015 dari

Hurlock, Elizabeth. (1994). Pesikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Ilyas, Yunahar. (2007). Kuliah Akhlak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Indrawan, Rully, Poppy Yaniawati. (2014). Metodologi Penelitian. Bandung: PT. Refika Aditama.

Jakarta: Bulan Bintang.

(8)

Khoiri, Alwan dkk. (2005). Akhlak Tasawuf . Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Suka.

Mahali, A. Mudjab. (1984). Pembinaan Moral di Mata Al-Ghozali. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Mahfud, Rois. (2011). Al-Islam Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Erlangga. Mansyur. (2007). Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Marimba, Ahmad D. (1980). Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Al Ma’arif.

Milles, Mattew B dan A. Michael Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku sumber tentang Metode-Metode baru, terj. Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI-Press.

Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Muhaimin, Akhmad Azzet. (2011). Menjadi Guru Favorit. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Nurdin, Muhammad. (2008). Kiat Menjadi Guru Profesional. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group.

Putra, Nusa, Santi Lisnawati. (2010). Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Sulaeman Imam Hafidz Mushonif al-Muttaqin Abi Daud, Sunan Abi Daud, juz I, Beirut Darul Fikri.

(9)

Suyadi Mpd.i. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Rosda Karya.

Syaiful, Bahri Djamarah,. (2010). Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. Renika Cipta.

Tim Penyusun Kamus, Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bangsa. 1995.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.

Usman, Moh Uzer. (2002). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya.

(10)

BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan dalam pengertian yang lebih luas dapat diartikan sebagai suatu

proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

mendewasakan siswa tersebut. Pendidikan Agama Islam bukan sekedar

transfer of knowledge, tetapi serangkaian proses kerja akal dan kalbu yang dilakukan secara sungguh-sungguh dalam melihat berbagai persoalan yang ada

dalam dan berupaya untuk membangun paradigma pendidikan yang mampu

menjadi wahana bagi pembinaan dan pengembangan anak secara paripurna.1

Guna menyelamatkan dan memperkokoh akidah Islamiyah anak,

pendidikan perlu dilengkapi dengan pendidikan akhlak. Dalam rangka

mendidik akhlakul karimah anak sebaiknya disisipkan keteladanan yang tepat,

yang menunjukan tentang bagaimana menghormati, bersikap sopan, dan

berkata jujur.

Pendidikan akhlakul karimah memiliki peranan yang sangat penting dalam

pendidikan anak, bahkan Rasulullah SAW sendiri diutus oleh Allah SWT

semata-mata untuk menyempurnakan Akhlak, seperti firman Allah SWT dalam

al-Qur’an surat Al-Ahzab (33:21):

(11)

ﺮ ذو ﺮﺧﻵا مْﻮ ْﻟاو ◌ﷲ ﻮﺟْﺮ نﺎ ْﻦﻤﻟ ،ﺔﻨ ﺣ ةﻮْ أ ﷲ لﻮ ر ْﻲﻓ ْﻢ ﻟ نﺎ ْﺪﻘﻟ

.اﺮْ ﺜ ﷲ

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah SAW itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah SWT dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah SWT”.2

Pendidikan akhlakul karimah dan budi pekerti merupakan salah satu aspek

penting dalam pendidikan Islam, yang mendapat perhatian serius karena

akhlakul karimah merupakan salah satu ajaran yang terpenting dalam sebuah

proses pendidikan. Jika masa anak-anak jauh dari pendidikan akhlak, tidak

diragukan lagi ketika memasuki usia dewasa anak akan tersesat dalam

pergaulan. Peran orang tua dan guru sangat diperlukan untuk mengarahkan

anak kearah yang lebih baik dalam proses penerapan pendidikan akhlakul

karimah tersebut.

Lingkungan berperan sebagai faktor pendukung dalam kualitas pendidikan

anak yang berdampak pada potensi yang akan diraih. lingkungan keluarga dan

sekolah misalnya sebagai lingkungan yang menjadi tempat perkembangan

pengetahuan spiritual anak. Pengetahuan yang berkembang saat ini adalah

teknologi informasi, kemajuan teknologi informasi tidak hanya berdampak

positif melainkan akan berdampak negatif juga pada moral remaja saat ini,

seperti maraknya tawuran, pelecehan seksual,narkoba, pembunuhan dikalangan

para remaja.

(12)

Kejadian tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah

kurangnya perhatian dari orang tua, sekolah, teman serta masyarakat.

Terjadinya kebobrokan nilai-nilai moral siswa sering dikaitkan dengan

kegagalan guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak siswa,

padahal pembinaan akhlak tidak hanya menjadi tanggung jawab guru saja

melainkan tanggung jawab orang tua dan masyarakat.

Masa remaja ini disebut sebagai masa penghubung atau masa peralihan

antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, Pada masa ini terjadi

perubahan besar mengenai kematangan fungsi-fungsi rohaniah dan jasmaniah,

terutama fungsi seksual. hal sangat menonjol pada periode ini adalah :

kesadaran yang mendalam mengenai diri sendiri, dimana orang mulai meyakini

kemauan, potensi, dan cita-cita sendiri. kesadaran tersebut digunakan untuk

menemukan jalan hidupnya, dan mulai mencari nilai-nilai tertentu seperti

kebaikan, keluhuran, kebijaksanaan, keindahan, dan sebagainya.3

Masa remaja berlangsung kira-kira dari usia 13 tahun sampai 16 tahun atau

17 tahun sampai 18 tahun yaitu, usia matang secara hukum. Dengan demikian

akhir masa remaja merupakan priode yang sangat singkat. Awal masa remaja

biasanya disebut sebagai usia belasan bahkan kadang-kadang disebut juga usia

belasan yang tidak menyenangkan.4

Al-Qur’an dan al-sunnah sebagai sumber Islam yang memuat nilai-nilai

luhur bagi tatanan kehidupan manusia. Adanya pendidikan persekolahan yang

Islami diharapkan mampu memaksimalkan moral dan spiritual ke dalam

(13)

bentuk kegiatan anak dalam kesehariannya. Proses penanaman nilai akhlakul

karimah pada anak usia persekolahan sangat memerlukan partisipasi dan

kerjasama dari para guru dan orang tua. Keterlibatan guru dan orang tua dalam

pendidikan akhlakul karimah di sekolah memiliki pengaruh yang sangat besar.5

Sekolah didirikan, khususnya sekolah menengah tinggkat pertama (SMP)

sebagai usaha untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa dalam

rangka untuk mempersiapkan generasi muda yang berkualitas, mandiri yang

mampu membangun dirinya sendiri maupun bangsa dan negara.

Fungsi pendidikan SMP adalah untuk mengamalkan peraturan dan

menanamkan displin pada anak, menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik,

mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi,

mengembangkan ketrampilan, kreativitas, dan kemampuan yang dimiliki oleh

anak. Tujuan didirikannya lembaga pendidikan SMP adalah untuk membantu

siswa mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki siswa, baik dalam

bentuk psikis dan fisik siswa yang meliputi moral dan nilai agama, sosial,

emosional, kognitif, bahasa, fisik, motorik, dan seni. Tujuan dari SMP

Muhammadiyah 01 Malang selain bertujuan yang disebutkan di atas juga

menyeimbangkan dengan tujuan pendidikan Islam yaitu; sama-sama

membentuk insan kamil.

SMP Muhammadiyah 01 Malang didirikan sebagai sarana belajar, baik

akademik maupun agama. Pendidikan dan pembelajaran akhlakul karimah

dengan akademik harus diseimbangkan dalam sebuah lembaga pendidikan di

(14)

zaman IPTEK seperti sekarang ini. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa

tidak semua siswa ketika berada di rumah mendapatkan pendidikan sepiritual

yang maksimal.

Jadi perbaikan akhlakul karimah merupakan suatu misi utama yang

dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam kepada siswa. Misi tersebut akan

berhasil apabila ada kerja sama antara semua pihak yang terkait. Strategi dalam

pembinaan akhlakul karimah merupakan salah satu komponen terpenting

dalam meningkatkan kualitas pendidikan Islam. Strategi tersebut nantinya akan

sangat berpengaruh pada tingkat pemahaman dan pengamalan nilai-nilai

akhlakul karimah itu sendiri.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin mengetahui strategi guru

Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlakul karimah siswa, dengan

melakukan penelitian secara sistematis dengan judulSTRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN AKHLAKUL

KARIMAH SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 01 MALANG”.

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana akhlakul karimah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 01

Malang sebelum mendapat pembinaan akhlakul karimah yang dilakukan

oleh guru Pendidikan Agama Islam ?

2. Bagaimana strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan

akhlakul karimah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 01 Malang ?

3. Apakah faktor pendukung dan penghambat kegiatan pembinaan akhlakul

(15)

C.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perubahan akhlakul karimah siswa kelas VII SMP

Muhammadiyah 01 Malang setelah mendapat pembinaan akhlakul karimah

yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam.

2. Untuk mengetahui strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan

akhlakul karimah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 01 Malang.

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat kegiatan pembinaan

akhlakul karimah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 01 Malang.

D.Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan

khususnya tentang upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan

akhlakul karimah siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Lembaga pendidikan

Sebagai bahan masukan yang dapat membantu lembaga pendidikan

untuk meningkatkan akhlakul karimah melalui strategi yang digunakan

guru.

b. Guru

Sebagai pemandu memperbaiki strategi yang digunakan untuk

(16)

c. Penulis dan pembaca

Penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk tambahan ilmu dalam upaya

peningkatan kualitas akhlakul karimah serta menjadi bahan rujukan

untuk penelitian yang akan datang.

E.Batasan Istilah

1. Strategi

Strategi adalah cara, taktik, langkah-langkah rencana yang dilakukan

secara sistematis dalam perang.6 Sesuai dengan judul penelitian ini maka

dapat ditarik batasan pembahasan yakni mengenai cara, taktik,

langkah-langkah yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan

akhlakul karimah siswa.

2. Guru PAI

Guru adalah pendidik profesional, karenanya secara suka rela telah

merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab

pendidikan yang dipikul dipundak para orang tua.7 Pendapat lain

menyatakan guru adalah figur manusia yang menepati posisi dan memegang

peran penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan

masalah dunia pendidikan, figur guru selalu terlibat dalam agenda

pembicaraan, terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal di

sekolah.8

6 Pius Abdilah, Danu Prasetya, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Surabaya: Arikola,

2005), hal. 586.

7 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 2012), hal. 39.

(17)

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Guru PAI

adalah guru profesional yang secara suka rela telah merelakan dirinya

menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang dipikul

dipundak para orang tua guna untuk mengasuh, membimbing, mendorong,

mengusahakan, menumbuh kembangkan manusia yang bertakwa, dan

menunjukkan kualitas manusia bukan hanya dihadapan manusia tetapi juga

dihadapan Allah SWT.

3. Pembinaan Akhlakul Karimah

Pembinaan adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan

secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik.9 Jadi

makna dari kata pembinaan dalam penelitian ini adalah suatu usaha,

tindakan atau kegiatan yang dilakukan guru PAI dalam pembentukan

akhlakul karimah siswa kelas VII di SMP Muhammadiyah 01 Malang.

Kata akhlakul karimah secara bahasa merupakan bentuk jamak dari

kata khulukun yang berarti budi pekerti, perangai, tabiat, adat, tingkah laku, atau sistem perilaku yang dibuat. Sedangkan secara terminologis akhlakul

karimah adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, antara

yang terbaik dan tercela, baik itu berupa perkataan maupun perbuatan

manusia, lahir, dan batin.10

9 http://kbbi.web.id/bin Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses pada tanggal 07

(18)

Pendapat lain menyatakan bahwa akhlakul karimah adalah suatu

kondisi atau sifat yang meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian

sehingga dari situ timbulah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan

dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan fikiran.11 Ketiga

definisi di atas dapat disimpulkan bahwa penanaman akhlakul karimah

adalah suatu cara atau kegiatan yang dilakukan guru PAI dalam rangka

memperbaiki akhlakul karimah siswa.

F.Sistematika Penulisan

Agar penulisan ini dapat terselesaikan dengan baik dan benar, maka

diperlukan sistematika penulisan yakni :

BAB I : Pendahuluan, pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan secara

umum dan menyeluruh mengenai skripsi ini, yang dimulai dengan

latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan.

BAB II : Berisi tentang kajian pustaka, bab ini menjelaskan tentang konsep

guru Pendidikan Agama Islam, pembinaan akhlakul karimah,

strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlakul

karimah siswa, bentuk kegiatan pembinaan akhlakul karimah.

BAB III : Metode penelitian, pada bab ini menjelaskan tentang teori metode

penelitian, yang isinya meliputi, jenis penelitian, lokasi penelitian,

informan, sumber data, teknik penggumpulan data, dan analisis

data.

(19)

BAB IV : Hasil penelitian, bab ini menjelaskan hasil penelitian yang

diperoleh dari lapangan, serta penyajian data dari lapangan.

BAB V : Kesimpulan, bab ini menjelaskan kesimpulan umum dari hasil

Referensi

Dokumen terkait

Apabila ternyata data yang saya isi terbukti tidak benar, saya bersedia dinyatakan gugur dalam proses

The complimentary close and the signature are aligned and placed near the center of the letter, two spaces below the last paragraph.. Modifed

Program Magister (S2) Sistem Informasi, Manajemen, Teknik Elektro, Sastra Inggris, Psikologi, Teknik Sipil Program Doktor (S3) Ilmu Ekonomi, Teknologi Informasi / Ilmu Komputer..

(2) Setiap orang dilarang menolak untuk menerima Rupiah yang penyerahannya dimaksudkan sebagai pembayaran atau untuk menyelesaikan kewajiban yang harus dipenuhi dengan Rupiah dan/

Demikian kami sampaikan, atas perhatiaannya kami ucapkan terima kasih.. TUNGKAL

Penerapan model role playing dengan media gambar seri adalah suatu cara yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan imajinasi dan menemukan jati diri

Dengan karunia dan hidayah serta anugrahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “MAKNA LOGO BARU XL AXIATA (ANALISIS SEMIOTIK

Denotasi memiliki sifat langsung yang merupakan makna khusus yang terdapat dalam sebuah tanda, dan pada intinya dapat disebut sebagai gambaran sebuah