• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN MEDIA RELATIONS HUMAS PT. PINDAD DALAM SITUASI KRISIS Studi Kasus Media Relations Humas PT. Pindad Pasca Kasus Kecelakaan Kerja Bulan Juni 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MANAJEMEN MEDIA RELATIONS HUMAS PT. PINDAD DALAM SITUASI KRISIS Studi Kasus Media Relations Humas PT. Pindad Pasca Kasus Kecelakaan Kerja Bulan Juni 2010"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN MEDIA RELATIONS HUMAS PT. PINDAD

DALAM SITUASI KRISIS

Studi Kasus Media Relations Humas PT. Pindad Pasca Kasus Kecelakaan Kerja Bulan Juni 2010

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-I)

Wulan Kidung Sukma NIM: 07220036

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : WULAN KIDUNG SUKMA

NIM : 07220036

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Manajemen Media Relations Humas PT. Pindad dalam Situasi Krisis (Studi Kasus Media Relations Humas PT. Pindad Pasca Kasus Kecelakaan Kerja Bulan Juni 2010).

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Joko Susilo, S.Sos M.Si Nasrullah, S.Sos M.Si

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Wulan Kidung Sukma

NIM : 07220036

Konsentrasi : Public Relations

Judul Skripsi : Manajemen Media Relations Humas PT. Pindad dalam Situasi Krisis (studi kasus media relations humas PT. Pindad pasca kasus kecelakaan kerja bulan Juni 2010).

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Dan dinyatakan LULUS Pada hari : Kamis

Tanggal : 07 Juli 2011 Tempat : GKB I Ruang 609

Mengesahkan, Dekan FISIP UMM

Dr. Wahyudi, M.Si

Dewan Penguji :

M. Himawan Sutanto, M.Si Penguji I ( )

Roziana Febrianita, S.Sos Penguji II ( )

Joko Susilo,S.Sos, M.Si Penguji III ( )

(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Wulan Kidung Sukma

Tempat, tanggal lahir : Lumajang, 9 Juni 1989 Nomor Induk Mahasiswa : 07220036

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul :

Manajemen Media Relations Humas PT. Pindad dalam Situasi Krisis (Studi Kasus Media Relations Humas PT. Pindad Pasca Kasus Kecelakaan

Kerja Bulan Juni 2010)

adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 16 Mei 2011

Yang Menyatakan,

(5)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Wulan Kidung Sukma

NIM : 07220036

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Konsentrasi : Public Relations

Judul Skripsi : Manajemen Media Relations Humas PT. Pindad dalam Situasi Krisis (Studi Kasus Media Relations PT. Pindad Pasca Kasus kecelakaan Kerja Bulan Juni 2010).

Pembimbing : 1. Joko Susilo S.Sos, M.Si. 2. Nasrullah S.Sos, M.Si. Kronologi Bimbingan

Tanggal Pembimbing I Pembimbing II Keterangan

19 Oktober 2010 ACC Judul

10 November 2010 Seminar Proposal

2 Desember 2010 ACC Proposal

17 Desember 2010 ACC Bab I

30 Desember 2010 ACC Bab II

24 Maret 2011 ACC Bab III

14 April 2011 ACC Bab VI

22 April 2011 ACC Seluruh Naskah

Malang, 16 Mei 2011 Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

(6)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji Syukur selalu saya panjatkan kepadamu ya Allah karena anugrah, berkah dan kasih setiaMu pada hambamu ini. KasihMu menjadikanku kuat, membuatku selalu berusaha untuk melakukan hal yang terbaik untuk dapat kupersembahkan kepada orang-orang yang kusayangi.

Terimakasih saya ucapkan dan saya persembahkan kepada seluruh keluarga Universitas Muhammadiyah Malang :

1. Bapak Dr. Muhadjir Effendy, MAP selaku rektor UMM

2. Bapak Dr. Wahyudi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

3. Bapak Nurudin selaku dosen wali IKOM-A 2007.

4. Bapak Joko Susilo S.Sos. Msi. selaku dosen pembimbing I saya, yang senantiasa membimbing dan memberikan saran demi kemajuan penelitian. 5. Bapak Nasrullah S.sos Msi. selaku dosen pembimbing II saya, yang mau

bersabar mengajarkan hal-hal yang harus saya ketahui.

6. Ibu Winda Hardiyanti yang selalu setia meluangkan waktu untuk saya berdiskusi mengenai hal-hal yang ingin saya ketahui lebih dalam serta terimakasih atas ilmu audit Public Relations yang begitu berharga.

7. Untuk Bapak Ibu staf Tata Usaha Jurusan Komunikasi yang selalu saya repotkan dalam hal administrasi, terimakasih banyak atas bantuannya selama ini.

8. Untuk mas-mas dan mbak-mbak yang part time di rektorat serta di Kajur, yang setia berbagi pengalaman mengenai karakter dosen dan pengalaman pembuatan skripsi.

Karya ini juga saya persembahkan bagi keluarga dan sahabat-sahabat saya:

(7)

2. Untuk ibu, terimakasih atas doa dan dukungan yang diberikan selama ini. Terimakasih juga untuk motivasi yang selalu diberikan agar Wulan cepat meneyelesaikan studi.

3. Untuk adekku Iga Mayaloka, yang selalu bikin aku terhibur dan tertawa lepas serta menjadi teman terbaik dalam hidupku.

4. Untuk Bias Akianom. Terimakasih ya sayang atas doa, dukungan, pengertian dan motivasi yang kamu berikan selama ini. Lebih semangat menyelesaikan studi, cepet nyusun skripsi dan kita wujudkan semua yang telah terbingkai rapi.

5. Untuk orang tua keduaku, Bapak Drs. Budi Witarso dan Ibu Niniek Setyowati,S,pd yang senantiasa mendoakan dan memberi dukungan untuk segera menyelesaikan studi. Terimakasih atas kebaikanmu selama ini, semoga kita benar-benar dipersatukan dalam ikatan kelurga yang sesungguhnya.

6. Untuk dek Agia Bharata, yang banyak menghibur saat saya merasa stres dan jenuh.

7. Untuk sahabat-sahabat lamaku, Gilbrian Abdillah Widyaputra, Yudistira Vino, Irwandy, Adhin sukoco, Dian Dardiri, Dimas Arif Prasetya, Mas’ula, Eva Rusdiana yang senantiasa memberikan semangat dan perhatian.

8. Untuk sahabat-sahabatku di Malang, Nandya Wuri Handayani, Novi Krisnawati, Nilam Wahyu Olympid, Nafilah, Lailatul Khalifah dan Mbak Yunita Dyah Ayu Saputri makasih ya atas semangat yang kalian beri sampai bisa menyelesaikan skripsi ini. Serta teman-teman IKOM-A angkatan 2007 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terimakasih banyak atas bantuaanya selama ini dan terimakasih telah menjadi keluarga baru saya di Malang.

(8)

kepalaku dan sirami hatiku dengan kasihMu agar aku menjadi orang yang tidak hanya berhasil di dunia saja dan dapat membanggakan orang-orang yang kusayangi. Amin.

Malang, 16 Mei 2011

(9)

ABSTRAKSI

Wulan Kidung Sukma, 07220036

MANAJEMEN MEDIA RELATIONS HUMAS PT. PINDAD DALAM SITUASI KRISIS Studi Kasus Media Relations Humas PT. Pindad Pasca Kasus Kecelakaan Kerja Juni 2010.

( 89 Halaman+ 4 Lampiran) Bibilografi: 18 Buku + 3 Website Dosen pembimbing:

1. Joko Susilo, S.Sos, M.Si 2. Nasrullah, S.Sos, M.Si

Kata Kunci: Manajemen Media Relations, Situasi Krisis

Penelitian ini didasarkan pada kasus kecelakaan kerja yang terjadi di PT. Pindad (Perindustrian Angkatan Darat) Turen pada tanggal 2 Juni 2010. Kasus kecelakaan kerja ini menyebabkan terjadinya situasi krisis dalam manajemen perusahaan PT. Pindad Turen yang harus ditangani oleh divisi humas. Mengingat salah satu tugas humas adalah menangani krisis manajemen yang diakibatkan beberapa hal, termasuk kecelakaan kerja. Satu hari selang terjadinya kasus kecelakaan kerja di PT. Pindad pada bulan Juni 2010, banyak media massa yang menulis berita tentang peristiwa tersebut, diantaranya harian Surya. Berita kecelakaan kerja PT. Pindad dipilih sebagai headline pada edisi 3 Juni 2010. Namun, berita yang dimuat tidak sesuai dengan fakta yang ada. Pada kenyataannya, kasus kecelakaan kerja bulan Juni 2010 menewaskan dua orang karyawan produksinya. Namun, harian Surya menyebutkan hanya ada satu korban tewas. Maka peneliti tertatik untuk mengetahui bagaimana manajemen media relations yang diterapkan humas PT. Pindad pasca kasus kecelakaan kerja bulan Juni 2010. Mengingat PT. Pindad adalah alat pertahanan negara yang memiliki kewenangan untuk tidak mempublikasikan informasi-informasi tentang perusahaannya.

Manajemen media relations merupakan bagian dari public relations eksternal yang melibatkan proses manajemen di dalamnya untuk membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dengan publik untuk mencapai tujuan organisasi. Teori Seitel menyebutkan terdapat empat siklus manajemen yang dilakukan humas dalam menghadapi situasi krisis, yaitu defining the problem or opportunity, programming, action, dan evaluation.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif bersifat deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara terstruktur. Penelitian ini dilakukan di PT. Pindad Turen pada tanggal 1 sampai dengan 31 Januari 2011. Sedangkan teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan snowball.

(10)

dengan media, sehingga tidak pernah menerapkan bentuk-bentuk kegiatan media relations. Dapat dikatakan pula bahwa PT. Pindad tidak menjalankan prinsip-prinsip media relations yang proaktif dan persponsif pasca kasus kecelakaan kerja bulan Juni 2010. Sedangkan wartawan harian Surya yang menulis berita tentang kecelakaan kerja tersebut mendapatkan informasi dari sumber berita yaitu Polsek Turen dan warga sekirat PT. Pindad. Wartawan tersebut juga mendapatkan foto yang digunakan sebagai penjelas berita dari Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang. Sehubungan dengan pemberitaan yang tidak sesuai fakta, PT. Pindad tidak menggunakan hak jawabnya untuk mengklarifikasi.

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Joko Susilo, S.Sos, M.Si Nasrullah, S.Sos, M.Si

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

(11)

ABSTRACT

Wulan Kidung Sukma, 07220036

MEDIA RELATIONS MANAGEMENT OF PT. PINDAD PUBLIC RELATIONS DEPARTMENT IN CRISIS SITUATION Case Study of Media Relations PT. Pindad Public Relations Department Post Work-Accident Case in June 2010.

( 89 Pages+ 4 Attachments)

Bibliographies: 18 books+ 3 Websites Advisors:

1. Joko Susilo, S.Sos, M.Si 2. Nasrullah, S.Sos, M.Si

Keywords: Media Relations Management, Crisis situation

The research based on work-accident happened in PT. Pindad (Perindustrian Angkatan Darat) Turen on June 2nd 2010. The work accident case made crisis situation in PT. Pindad Turen management which should be handled by public relations division. Since one of Public Relations’ task is handling management crisis caused by several things, including work accident. One day after work accident case in PT. Pindad on June 2010, there were many mass media wrote about the accident, such as Surya. PT. Pindad work accident was chosen as headline in June 3rd 2010 edition. But, the news didn’t fit the existing fact. In reality, work accident case in June 2010 killed two of production employees. But Surya newspaper only mentioned one died-victim. So, the researcher has interest to find out how media relations management applied by PT. Pindad after work accident in June 2010, since PT. Pindad is nation’s defense facility which has authority not to publish information about its company.

Media relations management is part of external public relations involved management process in it to maintain and develop good relations with mass media as communication between organization with public to reach organization purpose. Seitel theory stated that there are four management cycles done by public relations in facing crisis, they are defining the problem or opportunity, programming, action, and evaluation.

The research type was qualitative with descriptive feature and case study approach. Data collection technique used structured interview. The research was done in PT. Pindad Turen on January 1st to 31st 2011. while informer decision technique in this research used snowball sampling.

(12)

Hospital. Related with news that bias from fact, PT. Pindad didn’t use their answering rights to clarify.

Approved by,

Advisor I Advisor II

Joko Susilo, S.Sos, M.Si Nasrullah, S.Sos, M.Si

Assigned by

Dean of Faculty of Social and Political Science University of Muhammadiyah Malang

(13)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir (skripsi) dengan MANAJEMEN MEDIA RELATIONS HUMAS PT. PINDAD DALAM SITUASI KRISIS (Studi kasus Media Relations Humas PT. Pindad Paca Kasus Kecelakaan Kerja Bulan Juni 2010 ). Penelitian ini di susun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada banyak pihak yang turut membantu dan mendukung untuk menyelesaikan skripsi ini, diantaranya :

1. Bapak Dr. Wahyudi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

2. Bapak Drs. Abdullah Masmuh, M.Si, selaku Pembantu Dekan III.

3. Bapak Joko Susilo, S.sos M.Si, selaku dosen pembimbing I yang telah membantu memberikan pedoman yang baik dan benar dalam menyusun naskah skripsi.

4. Bapak Nasrullah, S.sos M.Si, selaku dosen pembimbing II yang banyak memberikan arahan secara mendalam dan teliti dalam menyusun naskah skripsi.

5. Ibu Dra. Frida Kusumastuti, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi. 6. Bapak Nurudin, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi.

7. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, khususnya jurusan Ilmu Komunikasi.

8. Bapak Kukuh Prasetya, selaku staf sub departemen Humas PT. Pindad Turen yang banyak membantu peneliti melengkapi prosedur penelitian di PT. Pindad.

(14)

10.Dra. Sri Rahayu, selaku kepala sub departemen Minu dan Humas PT. Pindad yang telah memberikan data-data dan sekaligus berperan sebagai pembimbing lapangan selama proses penelitian berlangsung.

11.Seluruh staf dan karyawan PT. Pindad, khususnya sub departemen Minu dan Humas yang banyak memberikan bantuan penulis dalam pengumpulan data-data skripsi.

12.Bapak Wahyu Nurdiyanto, wartawan Harian Surya yang telah bersedia memberikan keterangan tentang proses pencarian sumber berita berkaitan dengan kecelakaan kerja PT. Pindad.

13.Ard Dyan yang telah membantu meberikan jalur komunkasi dengan Harian Surya.

14.Orang tua, Ayah dan Ibu yang setia mendukung dan mendoakan penulis untuk meraih cita-cita sebagai seorang sarjana yang berakhlak mulia. 15.Orang yang saya sayangi, Bias Akianom yang senantiasa menjadi sumber

motivasi, setia menyayangi, mendukung, dan membantu, saya dalam penyusunan skripsi.

16.Nandya, Nilam, Novy, Nafilah, Lifa, Dira Serta sahabat dan kerabat di Jurusan Ilmu Komunikasi, khususnya angkatan 2007 yang banyak memberikan saran dan bantuan kepada penulis untuk menyusun skripsi. 17.Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-satu yang

telah berperan sangat besar dalam penulisan skripsi ini.

Semoga apa yang penulis tuangkan dalam hasil penelitian skripsi ini banyak memberikan manfaat di bidang Ilmu Komunikasi. Saran dan kritik yang membangun penulis harapkan kepada pembaca guna menyempurnakan hasil penelitian yang telah disusun.

Malang, 16 Mei 2011

(15)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

E3. Konsep Manajemen Media Relations ... 11

E4. Konsep Humas ... 15

E5. Konsep Situasi Krisis ... 20

E6. Konsep Humas dalam Situasi Krisis ... 22

(16)

F. Batasan Konseptual ... 27

A.3 Sejarah Perkembangan Kepemilikan ... 35

(17)

G.2 Kode Etik PT. Pindad terhadap Pegawai ... 43

G.3 Kode Etik PT. Pindad terhadap Pelanggaran ... 44

G.4 Kode Etik PT. Pindad terhadap Pemasok ... 44

2. Pengorganisasian (Organizing) ... 62

3. Pengarahan (Actuating) ... 63

4. Pengendalian (Controling) ... 63

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Konsep PT. Pindad tentang Media Relations ... 68

B. Bentuk Kegiatan Media Relations PT. Pindad ... 70

(18)

D. Media Relations PT. Pindad Pasca Kecelakaan Kerja

Juni 2010 ... 79 E. Humas PT. Pindad Pasca Kecelakaan Kerja Juni 2010 ... 80 F. Metode Penanggulangan Pasca Kecelakaan Kerja Juni 2010 .... 83

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ... 88 B. Saran ... 89

(19)

DAFTAR GAMBAR

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

(21)

DAFTAR TABEL

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Amaborseya, Ditta. 1998. Manajemen Krisis ( Jurnal Komunikasi ISKI ). Jakarta :Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia dan Remaja Rosdakarya

Amirullah, dan Haris Budiyono. 2004. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu

Ardianto, Elvinaro. 2009. Public Relations Praktis. Bandung : Widya Padjadjaran Bread, Mike. 2001. Manajemen Media Public Relations. Jakarta: Erlangga

Dan Lattimore, et all. 2010. Public Relations Profesi dan Praktek. Jakarta : Salemba Humanika

Djadmika, Prija. 2004. Strategi Sukses Berhubungan dengan Pers dan Aspek Hukumnya. Malang: Bayu Media Publishing

Hamidi. 2010. Metode Penelitian Kulitatif. Malang: UMM Press.

Hardiman, Ima. 2006. 400 Istilah PR Media & Periklanan. Jakarta : Gagas Ulung Jefkins, Frank. 1995. Public Relations. Alih Bahasa : Haris Munandar. Jakarta :

Erlangga

Karyantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Lexy, Moleong. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya

LSSP Tim. 2000. Media Sadar Publik. Jakarta: LSSP

Muslimin. 2004. Hubungan Masyarakat dan Konsep Kepribadian. Malang: UMM Press

Rumanti, Maria Assumpta. 2002. Dasar – Dasar Public Relations Teori dan Praktek. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

Ruslan, Rodasy. 1997. Praktek dan solusi Public Relations dalam Situasi Krisis dan Pemulihan Citra. Jakarta : Ghalia Indonesia

(23)

Simandjuntak, John.P. 2003. Public Relations (Dilengkapi 7 Kasus dan Alamat Situs Web Penting Bagi Public Relations). Yogyakarta: Graha Ilmu Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitataif. Bandung : Alfabeta

Non Buku:

Afriani, Iyan. 2009. http://www.penalaran-unm.org. Metode Penelitian Kualitatif. 16 November 2010 16:32 WIB

Soehatman. 2008. http://groups.yahoo.com. Group K3_LH. 16 November 2010 16:43 WIB

(24)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan jantung seluruh kegiatan serta aktivitas kehidupan. Pasalnya, tanpa adanya kegiatan komunikasi maka tidak akan terjadi interaksi sosial dan sektor kehidupan melumpuh. Komunikasi tidak hanya terpaku pada bahasa verbal, namun juga bahasa non verbal yang diolah sedemikian rupa untuk menyampaikan pesan. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk menyampaikan pesan atau informasi yang biasa disebut juga sebagai seni berkomunikasi. Seni berkomunikasi ini sering dikembangkan oleh praktisi humas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya.

Humas atau public relations adalah salah satu sub bidang ilmu komunikasi, kendati secara praktis ilmu komunikasi adalah backbone (tulang punggung) kegiatan humas. Konsep lain dari humas adalah sebagai jembatan komunikasi antara perusahaan dengan publiknya, dengan tujuan utama untuk mencapai mutual understanding (saling pengertian) antara perusahaan dengan publiknya. Mengingat di era persaingan seperti saat ini, bukan publik yang membutuhkan perusahaan. Namun perusahaanlah yang membutuhkan public (Elvinaro,2009 :2).

(25)

pelanggan, pelajar, investor, pemimpin masyarakat, kelompok aktivis, dan badan pemerintahan. Hubungan ini harus saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Untuk menciptakan win – win solution diperlukan proses memberi dan menerima (take and give) yang baik didasari oleh saling memahami terhadap kepentingan masing–masing (Dan Lattimore at all : 2010).

Hampir seluruh kegiatan bisnis, industri, ekonomi, militer, pemerintahan, dan sektor–sektor lainnya tidak terlepas dari kegiatan humas. Humas dalam industri bisnis merupakan fungsi manajemen yang turut menentukan suksesnya operasional perusahaan. Humas industri tidak dapat terlepas dari prinsip ekonomi, yakni berorientasi untuk selalu memperoleh keuntungan (profit oriented). Humas dalam sektor industri memiliki skala prioritas, sehingga sumber daya yang tersedia dapat digunakan seefisien mungkin untuk mendapatkan hasil yang maksimal (Elvinaro,2009:5). Begitu juga dengan humas PT. Pindad yang juga sebagai perusahaan berorientasi bisnis, memiliki tugas utama untuk menjalin hubungan baik dengan publiknya, baik publik internal maupun eksternal. Dengan harapan hubungan baik tersebut dapat meningkatkan kepercayaan publik dan selanjutnya akan meningkatkan profit perusahaan.

(26)

industri, tentu terdapat proses–proses produksi yang melalui beberapa tahapan dengan pengawasan yang cukup ketat. Namun, dengan bekal keterampilan kerja yang dimiliki karyawan, khususnya karyawan di bidang produksi, pelatihan, serta pengawasan tidak cukup menghindarkan proses produksi tersebut dari resiko kecelakaan kerja yang terjadi pada bulan juni 2010. Kasus kecelakaan kerja ini menyebabkan terjadinya situasi krisis dalam manajemen perusahaan PT. Pindad yang harus ditangani oleh divisi humas mengingat salah satu tugas humas adalah menangani krisis manajemen yang diakibatkan beberapa hal termasuk kecelakaan kerja.

(27)

Sebagai instansi yang memiliki publik, maka PT. Pindad tidak dapat terlepas dari media, karena antara instansi dengan media memiliki sinergi yang positif. Keduanya saling membutuhkan. Instansi bertindak sebagai sumber berita bagi media, sedangkan media berfungsi sebagai sarana publisitas agar insatansi lebih dikenal oleh public (Elvinaro, 2009 : 89).

Peneliti tertarik mengambil permasalah ini karena manfaaat yang didapat dari penelitian ini adalah dengan mempelajari manajemen media relations yang dilakukan humas PT. Pindad, diharapkan dapat menambah wawasan kepada peneliti tentang pentingnya manajemen media relations. Mengingat peneliti adalah calon praktisi humas yang salah satu ruang lingkup kerjanya adalah berhubungan dengan media. Sehingga sangat perlu dipelajari oleh peneliti sebagai mahasiswa konsentrasi public relations agar mampu merencanakan kegiatan media relations dengan benar.

(28)

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti memfokuskan penelitian pada: Bagaimana manajemen media relations yang dilakukan humas PT. Pindad pasca kasus kecelakaan kerja bulan Juni 2010?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana manajemen media relations yang diterapkan humas PT. Pindad pasca kasus kecelakaan kerja bulan Juni 2010.

D. Manfaat Penelitian D1. Manfaat Akademik

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan pada program Studi Ilmu Komunikasi tentang manajemen media relations yang dilakukan oleh humas PT. Pindad dalam menghadapi situasi krisis. 2. Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi penelitian–penelitan ilmu

komunikasi sebelumnya dan dapat digunakan sebagai rujukan bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian tentang manajemen media relations humas dalam menghadapi situasi krisis.

D2. Manfaat Praktis

(29)

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi pemikiran pada praktisi humas dalam menghadapi situasi krisis.

E. Tinjauan Pustaka E1. Konsep Manajemen

Manajemen menurut James A.F. Stoner merupakan suatu proses perencanaan, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Amirullah, 2004:7).

Manajemen adalah suatu proses yang menggunakan metode ilmu dan seni untuk menerapkan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengaruh dan pengendalian pada kegaitan-kegiatan dari sekelompok masyarakat yang dilengkapi dengan sumber ekonomi atau faktor produksi untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan terlebih dahulu (Amirullah, 2004:8).

Manajemen menurut R. Terry merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sember daya manusia dan sumber-sumber lainnya (Amirullah, 2004:7).

(30)

proses manajemen dalam fungsi kehumasan dari lembaga yang diwakilinya, yaitu pada umumnya melalui fungsi atau beberapa tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning) 2. Pengorganisasian (Organizing) 3. Pengkomunikasian (Communicating) 4. Pengawasan (Controlling)

5. Penilaian (Evaluating)

Peran komunikasi dalam manajemen dewasa ini adalah menjadi “nomor satu” seperti terciptanya hubungan komunikasi antara manajemen dan karyawannya, antara pimpinan manajemen dengan pemilik perusahaan dan sebagainya. Termasuk melakukan komunikasi timbal balik dua arah antara pihak perusahaan dengan publiknya. Dalam sistem manajemen komunikasi, maka hubungan komunikasi timbal balik (two ways communication) tersebut, merupakan alat dan sekaligus untuk memperlancar serta pemahaman yang tepat dalam hal penyampaian pesan dan informasi (Rosady, 1997:28).

E2. Konsep Media Relations

Media relations atau press relations dalam bahasa Indonesia dikenal

(31)

Menurut kamus istilah public relations,media relations merupakan kegiatan humas yang sangat penting, yaitu menjaga dan meningkatkan hubungan baik dengan kalangan media (pers) melalui kegiatan press conference, press briefing, dan press visit / tour.

Bentuk-bentuk kegiatan media relations antara lain: 1. Penyebaran siaran pers

2. Konferensi pers atau jumpa pers

3. Kunjungan pers, biasa dikenal dengan press tour.

4. Resepsi pers, mengundang para insan media dalam sebuah resepsi atau acara khusus yang diselenggarakan untuk para pemburu berita. Berupa acara makan siang atau makan malam yang dilanjutkan dengan hiburan. 5. Liputan kegiatan

6. Wawancara pers (Dan Lattimore et al,2010: 200).

Prinsip-prinsip media relations yang baik adalah sebagai berikut: 1. Memahami dan melayani media

2. Membangun reputasi sebagai orang yang dapat dipercaya 3. Menyediakan salinan naskah yang baik

4. Bekerja sama dalam penyediaan materi 5. Menyediakan fasilitas verifikasi

6. Membangun hubungan personal yang kokoh (Elvinaro,2009: 211).

(32)

pers (cetak maupun elektronik) adalah sikap proaktif anda sebagai sumber berita untuk mengundang wartawan. Ada banyak cara berhubungan dengan pers, yaitu:

1. Membuat siaran pers (Press Release)

Yaitu dengan membuat tulisan tentang organisasi atau lembaga dan dikirim kepada media yang diinginkan. Tulisan humas akan layak muat jika memperhatikan etika penulisan berita. Untuk mendapatkan publikasi gratis melalui media yang perlu disertakan pada bagian akhir adalah “harapan agar siaran pers dimuat dan ucapan terima kasih atas kerjasamanya”. Penulisan berita yang bermutu harus berpatokan kepada rumusan tujuh unsur, Frank Jefkins menyebutnya dengan formula SOLAADS.

a. Subjec atau subjek apa yang dituturkan cerita?

b. Organization atau organisasi apa, nama organisasi yang bersangkutan atau yang berkepentingan.

c. Location atau lokasi, dimana organisasi berlokasi.

d. Adventege atau keunggulan, apa saja kelebihan atau keunggulannya? Apa yang baru? Dimana letak kekhususannya serta apa manfaatnya? e. Aplication atau penerapan, apa saja kegunaan atau manfaat, siapa

pengguna pihak-pihak yang dapat memanfaatkannya?

(33)

2. Konferensi pers atau temu pers

Yaitu dengan mengundang wartawan datang ke lembaga, dengan maksud ingin memberikan informasi terkini tentang lembaga. Selain menyusun konsep yang jelas, hal lain yang perlu diperhatikan dalam mengundang wartawan hendaknya tidak bertindak eksklusif, artinya hanya media tertentu yang diundang, hal ini akan memicu sentimen media yang tidak diundang.

3. Wawancara khusus

Berbeda dengan konferensi pers, wawancara khusus hanya dihadiri satu atau dua orang wartawan. Hal ini penting, karena biasanya pihak media mengundang praktisi humas untuk wawancara dan merupakan kesempatan emas bagi lembaga, perusahaan, institusi untuk membina hubungan.

4. Perjalanan pers (press tour)

Perjalanan pers dimaksudkan memfasilitasi media atau wartawan dalam pengenalan produk. Maksud perjalanan tersebut, wartawan akan menulus berita tentang tour yang difasilitasi perusahaan atau lembaga. 5. Sponsor lomba jurnalistik

(34)

6. Karya latihan pers

Humas memfasilitasi pers dengan memberikan pelatihan diharapkan nantinya wartawan dapat mengerti lembaga tersebut sehingga tidak menimbulkan salah penafsiran dalam pemberitaan.

7. Mengunjungi kantor pers

Dalam kunjungan ke kantor pers memberikan manfaat yang sangat besar bagi kelanjutan hubungan media dengan lembaga. Kunjungan disini memberikan arti besar bagi pihak pers karena kunjungan ini akan lebih mengakrapkan kedua belah pihak. Selain itu pihak lembaga dapat berpartisipasi dengan memberikan rangkaian bunga pada acara yang berhubungan dengan HUT media (Prija, 2004: 55).

E3. Konsep Manajemen Media Relations

Manajemen media relations berorientasi pada bagaimana seseorang praktisi humas harus pandai membina hubungan baik dengan media. Media dapat menguntungkan dan menghancurkan organisasi tergantung pada bagaimana kita mengelola dan mengarahkannya. Media relations pada humas sering diartikan bagaimana humas berhubungan dengan media massa. Harapan yang diperoleh dari hubungan ini adalah promosi atau publikasi media. Publikasi dalam kehumasan diperlukan sebagai bentuk informasi dan pencitraan (LSSP, 2005: 17). Faktor vital dalam mengelola hubungan dengan media antara lain sebagai berikut:

1. Kemudahan dihubungi kapan saja

(35)

4. Hindari jargon dan klaim berlebihan 5. Pengumuman berita factual dan ringkas

6. Siapa? Apa? Bagaimana? kapan? Dimana? Mengapa?

7. Jangan pernah “off the record” tanggapi medi sesegera mungkin 8. Buat catatan semua panggilan media

9. Berikan akses ke manajemen puncak bila diperlukan 10.Pahami media yang berbeda (Mike, 2001: 124).

Sebagai penunjang informasi diperlukan adanya komunikasi agar antara pimpinan dan bawahan bisa saling pengertian. Bernand Berelson mengemukakan pendapat Carl I. Hovland di dalam bukunya Reader in Public Opinion and Communication dalam Muslimin (2004:7) yang berbunyi: komunikasi adalah

proses dimana seorang individu (komunikator) mengoper rangsang (bahasa, lambing) untuk mengubah tingkah laku individu-individu lain (komunikan). Hai ini berarti bahwa orientasi dari komunikasi yaitu perubahan sikap dari komunikan. Proses komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut:

Komunikator Message Medium Komunikan Efek

Umpan Balik (Muslimin, 2004:7)

(36)

penyampaian instruksi dari satu pihak, dan pelaksanaan kewajiban di lain pihak. Jadi manajemen dalam komunikasi hanya sebagai alat, dan bukan merupakan tujuan dari organiasi ( Muslimin, 2004: 33).

Muslimin menjelaskan bahwa pola strategi komunikasi dan pelaksanaan fungsi manajemen dalam organisasi berdasarkan: Plan, Do, Check, and Action plain. Ini berarti bahwa komunikasi merupakan bagian dari sebuah manajemen

dalam penyampaian informasi, unsur-unsur seperti perencanaan, perbuatan, koreksi, dan aksi perencanaan akan selalu dikomunikasikan dengan pihak lain yang telah terstruktural.

Dalam menghadapi situasi krisis, humas harus dapat memberi informasi secara tepat kepada media. Prinsip–prinsip media relations pada saat krisis adalah komuniksi yang proaktif dan responsif, antara lain sebagai berikut :

1. mengumpulkan semua fakta yang ada

2. memusatkan pada suatu fakta yang dapat dipublikasikan dan menentukan waktu yang tepat untuk menginformasikan pada media

3. membuka jalur media secepat mungkin, sebelum pihak media mengejar 4. memberi jawaban atau tanggapan secara terus terang dan terbuka dengan

informasi yang faktual

5. menunjukkan perhatian dan keprihatinan perusahaan dengan menunjukkan usaha–usaha penanggulangan yang sedang dijalankan

6. berkomunikasi secara terus menerus (Elvinaro, 2009:207).

(37)

suatu krisis dengan meletakkan posisi perusahaan sebagai perusahaan yang memiliki perhatian tinggi, dan sebagai corporate citizen yang bertanggung jawab (Amaborseya : 1998).

Pada kondisi apapun, dan khususnya dalam situasi krisis, humas dituntut dapat berkomunikasi dengan baik, baik dengan internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Dalam proses komunikasi tesebut humas harus mengetahui apa yang akan dilakukan, bagaimana mengatakannya, dan mengapa dikatakan dan tidak dikatakan ( what to say, how to say and why ).

Ada beberapa hal yang dapat dijadikan tuntutan oleh seorang humas dalam mengkomunikasikan suatu hal kepada media saat terjadi krisis. Adapun beberapa hal tersebut antara lain :

1. jangan pernah katakan “off the record “ karena biasanya akan diekspos di media

2. tunjukkan bahwa pemegang atau penyimpan informasi adalah untuk meghormati hak privasi dan mnenjaga posisi hukum perusahaan

3. persiapkan pernyataan untuk media dan katakana pula bahwa perusahaan telah berusaha mengatasi, menanggulangi, serta sedang melakukan cara– cara untuk menaggulanginya

4. jawablah segala pertanyaan secara singkat dan cepat agar dapat segera tertayang

5. tetaplah tenang, cobalah melakukan sikap kooperatif terhadap media 6. jangan katakan “no comment“ dan pergi meninggalkan media begitu saja

(38)

7. buatlah kerja sama dengan media menjadi mudah

8. jika sudah saatnya menberikan fakta yang terjadi, hanya beberkan yang telah dikonfirmasi kebenarannya ( Simandjuntak at all, 2003 ).

Sedangkan model komunikasi yang baik untuk menyampaikan informasi kepada media adalah menggunakan model komunikasi “two – way asymmetrical communication“ yang digagas oleh Grunig dan Todd Hunt.Model ini

menggambarkan pendekatan lebih sophisticate (maju) yang menggunakan penelitian untuk mengembangkan pesan–pesan, dan memungkinkan untuk mendorong publik– publik strategik agar mengikuti keinginan–keinginan perusahaan. Model ini adalah model yang sangat efektif dilakukan. Humas bekerja berdasarkan pada strategi penggunaan penelitian dan mengemukakan komunikasi untuk mengelola konflik dan meningkatkan pemahaman tentang publik – publik strategis ( Elvinaro, 2009 : 249 ).

E4. Konsep Humas

Kegiatan hubungan masyarakat pada hakikatnya adalah kegiatan komunikasi. Berbeda dengan jenis komunikasi lainnya, komunikasi yang dilakukan oleh humas mempunyai ciri–ciri tertentu yang disebabkan oleh fungsi humas, sifat organisasi dimana humas tersebut bernaung, sifat–sifat manusia yang terlibat dalam faktor eksternal yang mempengaruhi dan lain–lain (Maria,2002: 9).

(39)

Humas menurut L. Roy Blumenthal adalah seni membina pribadi seseorang hingga taraf yang memungkinkan ia mampu menghadapi keadaan darurat dalam kehidupan sehari-hari, termasuk bidang psikologi. Seni yang sama untuk bisnis, lembaga, pemerintahan dan lain–lain baik yang menimbulkan keuntungan maupun tidak.

Menurut Rex Harlow, humas adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, peneriman dan kerja sama, melibatkan manajemen dalam persoalan atau permasalahan, membantu manajemen mampu menanggapi opini publik, mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan menggunakan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.

Menurut Effendy, ciri hakiki komunikasi dalam humas ialah komunikasi timbal balik (two – way traffic communication) ini mutlak harus berlangsung, jika tidak terjadi dengan sendirinya maka harus diusahakan terjadi. Seseorang yang melancarkan komunikasi harus mengetahui efeknya. Jika feedback tidak timbul dengan sendirinya, ia harus menelitinya sehingga ia mengetahui pasti efek komunikasinya.

(40)

berat pada ketrampilan membina hubungan antarmanusia di dalam dan di luar organisasi seraya mencegah timbulnya masalah.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa humas adalah fungsi manajemen yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi–organisasi, lembaga– lembaga umun dan pribadi dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan, dari mereka yang ada hubungan dan diduga berkaitan guna mencapai kerja sama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien (Maria,2002: 11).

Unsur–unsur utama yang menyangkut definisi humas antara lain :

1. Fungsi manajemen yang melekat, menggunakan penelitian dan perencanaan yang mengikuti standar–standar etis

2. Suatu proses yang menyangkut hubungan timbal balik antara organisasi dan publiknya

3. Konseling manajemen agar bisa dipastikan bahwa kebijakan, tata cara kegiatan dapat dipertanggungjawabkan secara sosial dan konteks demi kepentingan bersama bagi kedua belah pihak

4. Pelaksanaan atau menindaklanjuti program aktivitas yang terencana, mengkomunikasikan, dan mengevaluasi

(41)

Hubungan fungsional antara humas dan organisasi ialah bahwa sebagai metode komunikasi, humas mengefektifkan dan mengefisiensikan upaya pencapaian tujuan organisasi yang berciri dan meliputi aspek–aspek berikut :

1. Komunikasi yang dilaksanakan berlangsung dua arah secara timbal balik 2. Kegiatan yang dilakukan terdiri bari penyebaran informasi, pelaksanaan

persuasi dan pengkajian opini publik

3. Tujuan yang dicapai ialah tujuan organisasi itu sendiri

4. Sasaran yang dituju adalah publik di dalam dan di luar organisasi

5. Efek yang diharapkan adalah terjadinya hubungan yang harmonis antara organisasi dan publiknya( Rosady,1997: 18).

Tujuan humas menurut Charles S. Steinberg adalah menciptakan opini yang favorable tentang kegiatan–kegiatan yang dilakukan oleh organisasi yang bersangkutan. Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan humas adalah menciptakan hubungan yang harmonis dan memperoleh pengertian, good will, kepercayaan, penghargaan pada dan dari public.

Menurut pakar humas internasional, Cultip dan Centre, dan Canfield fungsi humas dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga atau organisasi)

(42)

3. Mengidentifikasi yang menyangkut opini, persepsi, dan tanggapan masyarakat terhadap badan atau organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya

4. Melayani kegiatan publiknya dan memberi sumbangan saran kepada pimpinan manajemen untuk tujuan dan kepentingan bersama

5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan atau organisasi ke publiknya atau sebaliknyademi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak (Maria, 2002:31).

Tugas pokok humas dalam aktivitas sehari-hari meliputi:

1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyamapaian informasi 2. Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum

atau masyarakat

3. Memperbaiki citra organisasi

4. Melaksanakan tanggung jawab social 5. Menjaga komunikasi (Maria, 2002: 42).

Pekerjaan humas dalam perusaahaan adalah memastikan bahwa kekuatan perusahaan terpelihara melalui penggunaan yang bertanggung jawab untuk membantu membangun hubungan yang kooperatif antara perusahaan dengan public melalui keahlian sebagai berikut:

(43)

2. Employee relations, untuk menciptakan suasana yang harmonis serta membantu menarik dan mempertahankan karyawan yang baik

3. Community relations, untuk mendukung penjualan, menarik hati karyawan dan meningkatkan kualitas layanan masayarakat

4. Consumer relations, untuk membangun hubungan baik dengan konsumen 5. Financial relations, untuk meningkatkan perusahaan menarik modal

dengan harga yang paling rendah

6. Marketing communications, untuk mendukung penjualan produk dan jasa 7. Public affaris, untuk mengurusi interksi perusahaan dengan pemerintah

pada beragam tingkatan (Dan lattimore at all,2010 :406).

E5. Konsep Situasi Krisis

Krisis merupakan masa gawat atau sangat penting, dimana situasi tersebut dapat merupakan titik balik atau sebaliknya (Elvinaro, 2009: 181).

Menurut Djalaludin Ancok, krisis adalah situasi yang merupakan titik balik turning point) yang dapat membuat baik atau buruk, jika dipandang dari kaca mata bisnis. Titik krisis merupakan penentu untuk selanjutnya (Rosady, 1997:73).

Krisis adalah suatu realitas yang harus dihadapi, ditanggulangi dan dicari jalan pemecahannya agar tidak merugikan perusahaan itu sendiri (Rosady, 1997: 69).

Rosady Ruslan dalam bukunya Praktek dan solusi Public Relations dalam situasi krisis dan pemulihan citra, menyebut peristiwa-peristiwa yang berpotensi menjadi krisis antara lain:

(44)

2. Produk kedapatan tercemar atau terkontaminasi menjadi racun yang membahayakan masyarakat sebagai konsumen

3. Isu, desas desus rumor dan meluasnya berita yang bersifat negatif atau terciptanya opini public yanga kurang menguntungkan

4. Masalah pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup dan alam yang disebabkan ulah manusia serta kecelakaan industri

5. Kecelakaan industri yang mengakibatkan kerugian harta benda dan korban jiwa serta menimbulkan peristiwa traumatik

6. Perubahan peraturan perundang-undangan atas kebijakan pemerintah yang menyebabkan pihak perusahaan mengalami kerugian atau kebangkrutan bisnis

7. Kegagalan dari suatu kampanye, promosi periklanan atau publikasi menimbulkan dampak

Situasi krisis pada perusahaan akan menimbulkan hal–hal sebagai berikut: 1. Meningkatkan intensitas masalah

2. Menjadi sorotan publik, baik melalui liputan media massa, informasi yang disebarkan melalui mulut ke mulut

3. Mangganggu kelancaran kegiatan dan aktivitas bisnis sehari–hari, dan mengganggu nama baik serta citra perusahaan

4. Merusak sistem kerja, etos kerja, dan mengacaukan sendi–sendi perusahaan secara total yang mengakibatkan lumpuhnya kegiatan

(45)

6. Dampak krisis tidak hanya dirasakan perusahaan, namun juga publiknya (Rosady, 1997:73).

Nashville, Institute of Crisis Management dalam Dan Lattimore at all,2010: 434, mengidentifikasi empat penyebab dasar terjadinya sebuah krisis perusahaan, yaitu:

1. Bencana alam 2. Kesalahan manusia 3. Kesalahan mekanis 4. Keputusan manajemen

Steven Fink menjelaskan bahwa suatu krisis dapat dikategorikan dalam empat tahapan, yaitu:

1. Masa prakrisis (predromal crisis stage) adalah awal mula kemunculan krisis kecil sebagai gejala awal (sign of crisis)

2. Masa krisis akut (acute crisis stage), timbulnya masalah yang lebih fatal 3. Masa akut kronis (chronic crisis stage), adalah masa pemulihan citra 4. Masa resolusi krisis (crisis resolution stage) adalah masa kesembuhan dari

krisis (Rosady, 1997:73).

E6. Konsep Humas dalam Situasi Krisis

(46)

1. Memperkecil stres yang dialami oleh senior management dalam mengambil keputusan

2. Mengatur didirikannya emergency center

3. Pemgumpulkan latar belakang informasi mengenai perusahaan untuk didistribusikan kepada media massa dan kelompok kepentingan lainnya 4. Menjamin bahwa perusaan memperlihatkan konsekuensi dari krisis

tersebut (Elvinaro,2009: 206).

Adapun siklus manajemen yang biasa dilakukan oleh seorang humas dalam menghadapi situasi krisis adalah model Seitel, yaitu :

1. Defining the problem or opportunity, mengidentifikasi sikap dan opini tentang isu, produk, kandidat atau perusahaan dalam pertanyaan dan penentuan masalah yang dihadapi

2. Programming, hal ini merupakan punggung rencana formal, yang mana alamat kunci berada pada persetujuan khalayak, strategi, taktik, dan keberhasilan

3. Action, adalah fase komunikasi yang merupakan implementasi program 4. Evaluation, adalah langkah terakhir dari proses penilaian yang meliputi;

apa yang dikerjakan, apa yang tidak dikerjakan, dan bagaimana pengembangan di masa depan (Seitel P, 2000 : 178).

(47)

serta evaluasi seperti yang diperkernalkan Cultip dan Center dengan istilah proses public relations. Proses tebebut tersaji dalam bagan berikut :

Proses Public Relations

Pengumpulan fakta

Definisi Permasalahan

Perencanaan dan Program

Aksi dan Komunikasi

Evaluasi

Poses ini selalu diawali dan diakhiri dengan penelitian karena didalamnya mencakup pengumpulan fakta dan evaluasi yang semuanya hanya dapat dijawab melalui penelitian. Dari hasil penelitian ini, seorang humas sudah dapat mengemukakan timbulnya masalah dan sudah siap dengan langkah – langkah pemecahan dan pencegahan. Langkah–langkah tersebut dirumuskan dalam bentuk rencana dan program. Dari perencanaan kemudian menlangkah ke tahap aksi dan komunikasi yang berusaha menjawab pertanyaan “ how do we do, how great statement and say it “. Dan tahapan terakhir adalah evaluasi, dimana pada tahap

(48)

Metode penanggulangan krisis lainnya, humas akan membentuk suatu program khusus seperti yang dilakaukan Ivy Lee, yaitu:

1. Menghadapi krisis dengan sistem case by case

2. Menunjuk salah seorang sebagai jubir bagi pihak ketiga

3. Membuka pelatihan dan pengarahan bagi karyawan, apa yang bisa dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan

4. Tidak berspekulasi terhadap suatu peristiwa, baik mengenai jumlah kerugian yang diderita akibat krisis itu terjadi maupun dalam nilai uang dan meteri lainnya sebelum ada angka pasti

5. Membuka semua saluran informasi, tetapi harus dikoordinasikan melalui juru bicara yang telah ditunjuk, agar tercipta satu sumber informasi yang terkendali mengenai tahapan krisis hingga penyelesaian

6. Tindakan terakhir adalah mengawasi dan mengevaluasi masalah yang hendak dicapai atau yang belum diselesaiakan dalam upaya mengurangi dampak dan efek krisis. Sejauh mana kerugian yang diderita, baik perusahaan maupun masyarakat lainnya yang terseret menjadi korban dari krisis secara langsung dan tak langsung (Rosady,1997:83).

E7. Konsep Kecelakaan Kerja

(49)

Menurut Anton, kecelakaan kerja merupakan suatu yang tidak direncanakan, tidak terkontrol, dan tidak disukai, dimana keadaan tersebut mengganggu fungsi – fungsi normal seseorang atau sekelompok orang yang mengakibatkan cedera atau hampir cedera.

Kecelakaan kerja juga dapat diartikan suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan secara tiba – tiba yang dapat mengakibatkan cedera termasuk penyakit akibat kerja, kerusakan harta benda dan gangguan lingkungan atau kombinasi dari semua ini (modul 2 tentang Manajemen K3).

Sedangkan menurut UU RI No. 3 Tahun 1992 dan PER- O4 /MEN/ 1993 kecelakaan kerja yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.

Beberapa penyebab dasar dari kecelakaan kerja meliputi beberapa faktor, diantaranya:

1. Faktor manusia, yang meliputi kurangnya kemampuan fisik, mental dan psikologi, kurangnya pengetahuan dan keterampilan, stres dan motivasi yang salah

2. Faktor lingkungan, yang meliputi kepemimpinan atau pengawasan kurang, peralatan dan bahan kurang, perawatan peralatan yang kurang, dan standar kerja kurang

(50)

1. Menurut jenis kecelakaan, meliputi jatuh, tertimpa benda jatuh, menginjak, terantuk, terjepit, gerakan berlebihan, kontak suhu tinggi, kontak aliran listrik dan kontak dengan bahan berbahaya atau radiasi

2. Menurut media penyebab, meliputi mesin, alat angkut atau alat angkat, peralatan lain, bahan, substansi dan radiasi, serta lingkungan kerja

3. Menurut sifat cedera, meliputi patah tulang, keseleo, memar, amputasi, luka bakar, keracunan akut dan kematian

4. Menurut bagian tubuh yang cedera, meliputi kepala, leher, badan, anggota gerak atas dan anggota gerak bawah

Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja maka perlu dilakukan upaya– upaya pencegahan untuk memperkecil resiko. Diantaranya dengan melakukan beberapa cara yaitu peraturan perundangan, standarisasi, pengawasan, penelitian teknik, riset medis, pelatihan psikologis, penelitin secara statistik, pendidikan, latihan–latihan, penggairahan dan asuransi (Sumadi: 2008)

F. Batasan Konseptual

F1. Manajemen Media Relations

(51)

F2. Humas

Humas merupakan fungsi manajemen yang mengevaluasi perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur organisasi dengan interes publik dan melaksanakan program tindakan (komunikasi) untuk mendapatkan pemahaman dan pengertian public (Maria, 2002: 6).

F3. Krisis

Krisis adalah suatu saat goncangan atau kondisi dimana suatu perubahan yang sangat menentukan dapat terjadi, yakni suatu kemungkinan tegas yang dapat membawa hasil yang sangat diharapkan dan positif (Rosady, 1997:73).

F4. Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja, sejak seseorang meninggalkan rumah menuju tempat kerja, dan kembali ke rumah menempuh jalan yang biasa sehari-hari (Soehatman, 2008).

G. Metode Penelitian

G1. Tipe dan Jenis Penelitian

(52)

Sedangkan metode pendekatan studi kasus adalah suatu pendekatan untuk mempelajari, menerangkan, atau menginterpretasikan suatu kasus dalam konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi pihak luar dan berusaha untuk menyoroti suatu keputusan atau seperangkat keputusan, mengapa keputusan itu diambil, bagaimana diterapkan dan apakah hasilnya (Afriani. 2009).

G2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di PT. Pindad Persero, JL. Panglima Sudirman No. 1 Turen–Malang. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 sampai dengan 31 Januari 2011.

G3. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrument penelitian adalah peneliti itu sendiri. Kedudukan peneliti sekaligus bertindak sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir data, dan akhirnya menjadi pelopor hasil penelitianya.

Ciri–ciri umum manusia sebagai instrument yang mencakup segi responsif, dapat menyesuaikan diri, menekankan kebutuhan, mendasarkan diri atas pengetahuan, memproses dan megihtisarkan, dan memanfaatkan kesimpulan untuk mencari respons yang tidak lazim atau indiosntronik (Moleong. 2007 : 168).

G4. Informan Penelitian

(53)

karena dari jumlah sumber data yang diteliti tersebut belum mampu memberikan data yang memuaskan, maka mencari informan lain yang dapat digunakan sebagai sumber data (Sugiyono, 2009: 54).

G5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk memperoleh data yang sesuai dengan pokok permasalahan adalah sebagai berikut:

1. Wawancara, merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksi makna dalam suatu topik tertentu (Kriyantono,2008: 64).

Penelitaian ini menggunakan wawancara terstruktur, yaitu wawancara yang menggunakan pedoman wawancara (interview guide / schedule) yang merupakan bentuk spesifik yang berisi instruksi yang mengarahkan penelitian dalam melakukan wawancara (Kriyantono,2008: 65). Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data–data tentang manajemen media relations yang dilakukan humas PT. Pindad dalam menghadapi situasi krisis.

(54)

G6. Teknik Analisa Data

Dalam hal ini peneliti menganalisa data dengan metode kualitatif yaitu data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekan pada angka (Sugiyono, 2009:9). Serta menggunakan tipe diskriptif. Tujuan dari analisa data ini adalah menyerhanakan data agar mudah dipahami. Penyajian data penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif pada prinsipnya berproses dalam bentuk induksi, yakni kumpulan data, pemberian interpretasi terhadap kumpulan data dan akhirnya menciptakan konsep (konseptualisasi). Induksi yang dimaksudkan dalam hal ini adalah ketika peneliti mengumpulkan dan menyajikan “tumpukan data”, sebagai tahap awal (Hamidi, 2010:65-66).

G7. Teknik Keabsahan Data

Teknik keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.

Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, yaitu teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono, 2009: 127).

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Nilai Perusahaan dengan kinerja Keuangan Sebagai Variabel Mediator pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Merujuk pada Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 15/PB/2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran Anggaran Penelitian Berbasis Standar Biaya Keluaran Sub

Gambar 4.4 Tampilan Antar Muka Menu Pengujian (Tab Input Citra) Sedangkan pada tab Pengujian terdapat tabel untuk menampilkan hasil klasifikasi dari citra yang sudah

Hasil akumulasi skoring tingkat keberhasilan berdasarkan parameter Pengembangan Kapasitas Masyarakat yang dianalisis dengan metode skoring dan diperkuat dari temuan dilapangan

“Integrasi Pendidikan Karakter Dengan Pembelajaran Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis di Madrasah Aliyah Negeri Jombang”..

Pada Tabel 3 (Model 2) juga dapat dilihat bahwa nilai R square terhadap variabel kinerja pegawai sebesar 0,886 yang artinya persentase pengaruh variabel iklim organisasi,

Dari penelitian ini diketahui bahwa terdapat korelasi antara indeks massa tubuh dengan keseimbangan dinamis lansia di Posyandu Dahlia 14 Kelurahan Pucang Sawit

1) Rapat paripurna-1. Rapat paripurna-1 dilaksanakan oleh DPRD Kota Pasuruan dan Pemerintah Kota Pasuruan pada tanggal 13 Desember 2007. Rapat paripurna- 1 ini merupakan rapat