• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korelasi Indeks Massa Tubuh Dengan Keseimbangan Dinamis Pada Lanjut Usia Di Posyandu Dahlia 14 Kelurahan Pucang Sawit Kecamatan Jebres Surakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Korelasi Indeks Massa Tubuh Dengan Keseimbangan Dinamis Pada Lanjut Usia Di Posyandu Dahlia 14 Kelurahan Pucang Sawit Kecamatan Jebres Surakarta"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASI INDEKS MASA TUBUH (IMT) DENGAN

KESEIMBANGAN DINAMIS LANJUT USIA DI POSYANDU

DAHLIA 14 KELURAHAN PUCANG SAWIT KECAMATAN

JEBRES SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

YULIA KUSUMA WARDHANI J120171095

PROGRAM STUDI SI FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

KORELASI INDEKS MASA TUBUH (IMT) DENGAN KESEIMBANGAN

DINAMIS LANJUT USIA DI POSYANDU DAHLIA 14 KELURAHAN

PUCANG SAWIT KECAMATAN JEBRES SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

YULIA KUSUMA WARDHANI

J120171095

Telah diperiksa dan disetujui oleh: Pembimbing

(3)

ii

HALAMAN PEGESAHAN

KORELASI INDEKS MASA TUBUH (IMT) DENGAN KESEIMBANGAN

DINAMIS LANJUT USIA DI POSYANDU DAHLIA 14 KELURAHAN

PUCANG SAWIT KECAMATAN JEBRES SURAKARTA

Oleh:

Yulia Kusuma Wardhani J120171095

Telah Di Pertahankan Didepan Dewan Penguji Skripsi Program Studi S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Sabtu, 29 Juni

2019 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat

Dewan Penguji,

Penguji Tanda Tangan

1. Arif Pristanto, SST., Ftr., M.Fis

(ketua Dewan Penguji)

2. Edy Waspada, SST., Ftr., M.Fis (Anggota I Dewan Penguji)

3. Dr. Umi Budi Rahayu, S.Fis., M.Kes (Anggota II Dewan Penguji)

Mengetahui, Dekan FIK UMS

(Dr. Mutalazimah, SKM. M, Kes) NIK/NIDN: 786/06-17117301

(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 29 Juni 2019 Yang menyatakan,

Yulia Kusuma Wardhani J120171095

(5)

1

KORELASI INDEKS MASA TUBUH (IMT) DENGAN KESEIMBANGAN DINAMIS LANJUT USIA DI POSYANDU DAHLIA 14 KELURAHAN

PUCANG SAWIT KECAMATAN JEBRES SURAKARTA

Abstrak

Lansia adalah kelompok umur yang sangat berisiko mengalami gangguan keseimbangan postural, sehingga menyebabkan perubahan fungsional otot. Beberapa faktor yang mempengaruhi keseimbangan dinamis antara lain adalah pusat gravitasi, garis gravitasi, bidang tumpu, umur, aktivitas fisik dan kekuatan otot. Kekuatan otot dipengaruhi oleh rangsangan saraf, besar recruitment, peregangan dan jenis tipe jaringan otot itu sendiri, tipe kontraksi otot, simpanan energi dan suplai darah, kecepatan kontraksi, ukuran diameter otot, dan status gizi seseorang. Status gizi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya persen lemak dalam tubuh, indeks massa tubuh. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Korelasi Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan Keseimbangan Dinamis Lanjut Usia Di Posyandu Dahlia 14 Kelurahan Pucang Sawit Kecamatan Jebres Surakarta”. Tujuan penelitian: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara Indeks Massa Tubuh dengan keseimbangan dinamis lansia di Posyandu Dahlia 14 Kelurahan Pucang Sawit Kecamatan Jebres Surakarta. Metode penelitian: penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian untuk mencari hubungan antara variabel. Mempelajari dinamika korelasi antara indeks massa tubuh dengan keseimbangan dinamis pada81 orang lansia. Hasil penelitian: dari hasil uji yang dilakukan diperoleh nilai signification pada kolom peearson atau nilai p = 0,045 < 0,05, dan nilai r hitung pada kolom pearson corelation -0,224 > 0,213 (r tabel), yang memiliki arti ada hubungan antara indeks massa tubuh dengan tingkat keseimbangan dinamis pada lansia, dengan arah yang berlawanan. Kesimpulan: Dari penelitian ini diketahui bahwa terdapat korelasi antara indeks massa tubuh dengan keseimbangan dinamis lansia yang berlawanan arah, yaitu semakin tinggi indeks massa tubuh seseorang maka keseimbangan dinamis orang tersebut akan semakin rendah.

Kata kunci: lanjut usia, indeks massa tubuh, keseimbangan dinamsi.

Abstract

Seniors are the age groups that are at particular risk of postural balance disorder, causing changes in muscle function. Some of the factors that affect the dynamic balance of the others is the center of gravity, gravity lines, field fulcrum, age, physical activity and muscle strength. Muscle strength is influenced by nerve stimulation, a large recruitment, stretching and types of muscle tissue itself, the type of muscle contraction, energy savings and the blood supply, the speed of contraction, the diameter of the muscle, and the nutritional status of a person. Nutritional status is influenced by several factors, including percent body fat, body mass index. Research purposes: The purpose of this study was to determine the correlation between body mass index with the dynamic balance of elderly in

(6)

2

IHC Dahlia 14 Sub Pucang Sawit subdistrict Jebres Surakarta. Research methods: This research is quantitative research with cross sectional approach, namely the search for relationships between variables. Study the dynamics of the correlation between body mass index with a dynamic balance pada81 elderly. Research result: the results of tests performed on the values obtained signification pearson column or the value of p = 0.045 <0.05, and the value of r count on the column Pearson Correlation -0.224> .213 (r table), which means there is a relationship between body mass index to the level of balance dynamic in the elderly, in the opposite direction. Conclusion: From this research it is known that there is a correlation between body mass index with a dynamic balance of elderly in the opposite direction, namely the higher it is person's body mass index the dynamic balance that person would be lower.

Keywords: advanced age, body mass index, dynamic balance.

1. PENDAHULUAN

Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur- angsur mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh (Kholifa, 2016). Menurut UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia, pengertian lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Definisi Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan petunjuk untuk menentukan kelebihan berat badan berdasarkan indeks qualetet (berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter Kg/m2). Indeks Massa Tubuh (IMT) menjadi cara termudah dalam memperkirakan obesitas serta berkorelasi tinggi dengan massa indeks massa lemak tubuh, selain itu penting juga untuk mengidentifikasi pasien obesitas yang mempunyai resiko komplikasi medis (Oliveira et al., 2011). Keseimbangan adalah interaksi yang kompleks dari sistem sensori (vestibular, visual, proprioseptif) dan muskuloskeletal (otot, sendi, dan jaringan lunak lain) yang diatur dalam otak sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal dan eksternal. Keseimbangan tubuh dipengaruhi oleh sistem indera yang mengatur atau mengontrol keseimbangan seperti vestibular, visual, dan somatosensoris. Sistem vestibular meliputi telinga bagian dalam dan berasal dari saraf auditorius. Saraf auditorius bercabang menjadi 2 yaitu mengatur vestibular dan pendengaran. Saraf vestibular menyampaikan impuls ke nukleus

(7)

3

vestibular yang berada pada titik pertemuan antara pons dan medulla oblongata dan menyampaikan ke cerebellum. Sistem visual memberikan informasi kepada otak tentang posisi tubuh dan perubahan terhadap lingkungan. Sistem somatosensori adalah sistem sensori berupa reseptor sentuhan, temperatur, proprioseptif dan nosiseptif. Informasi ini disalurkan ke otak melalui kolumna

dorsalis medulla spinalis menuju ke cerebellum (Sousa et al., 2012).

Keseimbangan didefinisikan sebagai kemampuan untuk mempertahankan

equilibrium statis dan dinamis tubuh ketika ditempatkan diberbagai posisi.

Keseimbangan juga diartikan sebagai kemampuan relatif untuk mengontrol pusat massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang tumpu (base of support). Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen tubuh dengan didukung oleh sistem muskuloskeletal dan bidang tumpu (Ganesan, et al., 2018). Keseimbangan dinamis merupakan kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh dengan center of gravity (COG) yang berubah (Abrahamová & Ka, 2008). Keseimbangan dinamis berfungsi untuk bergerak, mengidentifikasi orientasi dengan gravitasi, menentukan arah dan kecepatan gerakan, serta penyesuaian otomatis postural untuk mempertahankan postur dan stabilitas di berbagai aktivitas (Sousa et al., 2012). Untuk menetapkan tingkat keseimbangan dinamis pada lansia, tes yang sering digunakan untuk alat ukur adalah Time up and Go Test (TUG). Kriteria pengukurannya mengukur kecepatan terhadap aktivitas yang mungkin menyebabkan gangguan keseimbangan. Berdasarkan survei pendahuluan penelitian di Posyandu Dahlia 14 Kelurahan Pucang Sawit Kecamatan Jebres Surakarta, terdapat 133 lansia dengan jumlah lansia yang kelebihan indeks massa tubuh ada 78 lansia. Serta dari hasil wawancara pada bulan September-Desember tahun 2018 terdapat lebih dari 50% lansia pernah jatuh dalam kurun waktu 2 tahun terakhir. Lansia sering jatuh saat beraktivitas, berjalan di dalam rumah dan jalan dari rumah ke tempat lain sehingga menyebabkan cedera, fraktur, stroke, dan dislokasi sendi panggul, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Korelasi Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan Keseimbangan Dinamis Lanjut Usia Di Posyandu Dahlia 14 Kelurahan Pucang Sawit Kecamatan Jebres Surakarta”.

(8)

4 2. METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross

sectional, yaitu penelitian untuk mencari hubungan antar variabel. Pendekatan

cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi

antara faktor risiko dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data diukur atau dikumpulkan dalam waktu bersamaan atau sekaligus pada suatu waktu (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini akan dilaksanakan di Posyandu Dahlia 14 Kelurahan Pucang Sawit Kecamatan Jebres Surakarta, Jawa Tengah pada tanggal 28- 29 bulan April 2019. Populasi penelitian ini adalah seluruh lansia yang terdata dan berada dalam wilayah kerja Posyandu Dahlia 14 Kelurahan Pucang Sawit Kecamatan Jebres Surakarta, Jawa Tengah. Terdapat 133 populasi lansia, dimana banyak lansia yang memiliki permasalahan atau kelainan postur, misalnya skoliosis, OA genu, post joint replacement acute, low back pain, dan lain-lain. Teknik pengambilan sampel penelitian adalah purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi (Sugiyono, 2009). Keseimbangan dinamis diukur dengan menggunakan Time Up and Go Test (TUG), dengan cara lansia duduk bersandar pada kursi dengan posisi lutut fleksi . Selanjutn a lansia berdiri berjalan dengan jarak tempuh 3 meter (10ft), berbalik dan berjalan kembali menuju kursi kemudian duduk kembali dan bersandar. Waktu pelaksanaan dihitung dengan penghitung waktu (timer/ stopwatch) dimulai dari awal berdiri, hingga lansia berjalan kembali menuju kursi, duduk, dan bersandar kembali. Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah hasil pembagian berat badan (kg) dengan kuadrat tinggi badan (m2). Indeks massa tubuh diperoleh melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan responden. Berat badan menggunakan alat ukur timbangan badan (kilogram) sedangkan tinggi badan menggunakan stature meter (centimeter, selanjutnya dikonversi ke satuan meter). Kemudian menentukan kategori kurus, normal dan gemuk, sesuai dan sejalan dengan yang ada pada buku saku antropometri penilaian status gizi yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes tahun 2011.

(9)

5 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari tabel 4.6 hasil uji statistik Pearsons diperoleh nilai signification atau nilai p=0,045, nilai ini < 0,05 maka dapat disimpulkan Ha diterima artinya ada hubungan antara indeks massa tubuh dengan tingkat keseimbangan dinamis pada lansia. Selain dilihat dari nilai signifikani dapat dilihat pula pada nilai r hitung untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh dengan tingkat keseimbangan dinamis pada lansia. Penarikan kesimpulan jika nilai r hitung > r tabel maka disimpulkan ada korelasi antara indeks massa tubuh dengan keseimbangan dinamis pada lansia, sebaliknya jika r hitung < r tabel maka artinya tidak ada korelasi. Nilai r hitung dapat dilihat pada hasil uji spearmens correlation sedangkan nilai r tabel dapat dilihat pada tabel products moment signifition didapatkan nilai r hitung -0,224 > r tabel 0,213 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan atau korelasi antara indeks massa tubuh dengan keseimbangan dinamis pada lansia. Tanda korelasi juga bepengaruh pada penafsiran hasil dalam analisis uji statistik. Dimana tanda negative (-) pada tabel kolom speamens

correlation menunjukan arah yang berlawanan. Dalam hasil uji statistik ini dapat

dikatakan bahwa nilai indeks massa tubuh tinggi dengan nilai time up and go test yang rendah. Beberapa faktor yang mempengaruhi keseimbangan dinamis antara lain adalah pusat gravitasi (Center of Gravity), garis gravitasi (Line of Gravity), bidang tumpu (Base of Support), umur, aktivitas fisik, dan kekuatan otot. Kekuatan otot dipengaruhi oleh rangsangan saraf, besar recruitment, peregangan dan jenis tipe jaringan otot itu sendiri, tipe kontraksi otot, tipe serabut otot, simpanan energi dan suplai darah, kecepatan kontraksi, ukuran diameter otot, motivasi orang yang bersangkutan dan status gizi seseorang. Status gizi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya persen lemak dalam tubuh, indeks massa tubuh (IMT) (Fedewa et al., 2018). Keseimbangan pada tubuh dalam berbagai posisi hanya akan dimungkinkan jika respon dari otot-otot postural bekerja secara sinergis sebagai reaksi dari perubahan posisi, titik tumpu, gaya gravitasi, dan garis sejajar tubuh. Kerja otot yang sinergis berarti bahwa adanya respon yang tepat (kecepatan dan kekuatan) suatu otot terhadap otot yang lainnya dalam melakukan fungsi gerak tertentu (Fedewa et al., 2018).

(10)

6 4. PENUTUP

Dari penelitian ini diketahui bahwa terdapat korelasi antara indeks massa tubuh dengan keseimbangan dinamis lansia di Posyandu Dahlia 14 Kelurahan Pucang Sawit Kecamatan Jebres Surakarta, yang berlawanan arah, yaitu semikin tinggi indeks massa tubuh seseorang maka keseimbangan dinamis orang tersebut akan semakin rendah. Seseorang dengan IMT lebih dari normal memiliki kecenderungan keseimbangan yang lebih rendah karena kemampuan untuk mempertahankan tubuh saat berjalan harus membutuhkan energi yang lebih banyak. Apabila seseorang mengalami kelebihan berat badan, meraka akan berada pada risiko untuk masalah kesehatan seperti pembebanan berlebihan pada sendi akan mempengaruhi kemampuan mekanisme keseimbangan tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

Borowicz A. Zasadzka E. Gaczkowska A. Gawłowska O. & Pawlacz k M. (2016). Assessing gait and balance impairment in elderly residents of nursing homes. Journal of Physical Therapy Science, 28(9), 2486–2490. https://doi.org/10.1589/jpts.28.2486

Fedewa, M. V, Nickerson, B. S., & Esco, M. R. (2018). Associations of body adiposity index , waist circumference , and body mass index in young adults. Clinical Nutrition, 6–11. https://doi.org/10.1016/j.clnu.2018.03.014 Hoch, M. C., Staton, G. S., & McKeon, P. O. (2011). Dorsiflexion range of motion significantly influences dynamic balance. Journal of Science and

Medicine in Sport, 14(1), 90–92.

https://doi.org/10.1016/j.jsams.2010.08.001

Setiawan, D. A., & Setiowati, A. (2012). Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) Terhadap Kekuatan Otot Pada Lansia Di Panti Wredha Rindang Asih III Kecamatan Boja. Journal of Sport Sciences and Fitness, 3(3), 30–35. Sousa, A. S. P., Silva, A., & Tavares, J. M. R. S. (2012). Biomechanical and

neurophysiological mechanisms related to postural control and efficiency of movement: A review. Somatosensory and Motor Research, 29(4), 131– 143. https://doi.org/10.3109/08990220.2012.725680

Referensi

Dokumen terkait

Demikian Pengumuman Hasil Prakualifikasi ini disampaikan, kepada peserta seleksi yang tidak masuk dalam short list atas partisipasinya dalam seleksi ini disampaikan terima

Data dikumpulkan dengan teknik wawancara langsung kepada responden dengan berpedoman pada daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah disiapkan. Wawancara dilakukan terhadap

Jika ion Ni 2+ direaksikan dengan larutan (NH4)2CO3, akan terbentuk endapan hijau dari garam basa yang larut dalam reagen berlebih. Dari hasil percobaan didapati

Variabel independen dalam penelitian adalah pengetahuan, motivasi dan status kepegawaian bidan serta variabel dependen adalah penerapan partograf yang diukur dengan

peningkatan. Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran di kelas X3 SMA Muhammadiyah 3 Surakarta. Dapat diidentifikasi masalah- masalah sebagai berikut :

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan fitur Macro pada Microsoft Excel untuk proses pengerjaan tugas RAB di SMKN 1 Sukabumi.. Metode

Dalam pelaksanaannya, mahasiswa PPL melaksanakan pembelajaran terbimbing dan pembelajaran mandiri pada mata pelajaran Teknologi Kontruksi Kayu yaitu kelas XI KK dengan

Penelitian ini menggunakan aplikasi beberapa dosis pupuk nitrogen dan aplikasi PCH dengan harapan dapat meningkatkan biomassa kemangi sehingga secara langsung