• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PENETAPAN BIAYA REKENING PASANG BARU PRABAYAR KATEGORI RUMAH TANGGA PT PLN (PERSERO) AREA TANJUNG KARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINJAUAN PENETAPAN BIAYA REKENING PASANG BARU PRABAYAR KATEGORI RUMAH TANGGA PT PLN (PERSERO) AREA TANJUNG KARANG"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

TINJAUAN PENETAPAN BIAYA REKENING PASANG BARU PRABAYAR KATEGORI RUMAH TANGGA PT PLN (PERSERO) AREA

TANJUNG KARANG

Oleh

CICILIA DEVI IDHA LESTARI

PT PLN selaku perusahaan yang memberikan layanan ketenagalistrikan dengan tujuan memberikan kepuasan bagi pelanggan dengan menawarkan beberapa program yang ada, salah satunya yaitu Layanan Listrik Prabayar (LPB). LPB merupakan pelayanan PLN dalam menjual listrik dengan cara pelanggan membayar di awal, seperti halnya pulsa prabayar yang akrab dikenal dikalangan pengguna handphone. Layanan LPB diluncurkan untuk menjawab keluhan masyarakat mengenai melonjaknya pemakaian listrik, pembacaan meter yang tidak benar, serta kedatangan petugas pencatatan meter yang dianggap mengganggu, juga pemadaman listrik akibat pelanggan telat membayar. Dengan layanan LPB diharapkan dapat mengatasi semua keluhan pelanggan dan mengontrol sendiri pemakaian listriknya. Rata-rata jumlah pelanggan prabayar tahun 2013-2014 selama bulan Januari sampai bulan Juni tercatat sebanyak 169.181 pelanggan dengan rata-rata pertumbuhan pelanggan yang tercatat sebanyak 4.425 pelanggan. Padahal pada saat ini PT PLN telah mewajibkan seluruh masyarakat untuk beralih menggunakan listrik prabayar, tetapi masih ada sebagian anggota masyarakat yang memiliki anggapan bahwa betapa sulitnya meminta permohonan layanan penyambungan baru. Permasalahan pokok dalam penelitian ini antara lain: (1) Apakah prosedur pasang baru prabayar searah dengan biaya penetapan penyambungan baru pada PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang? (2) Apakah penilaian jumlah pelanggan prabayar tahun 2013-2014 pada PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang dikatakan baik? (3) Apakah pola penyelesaian yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang mengatasi terjadinya penurunan penyambungan baru prabayar?

(2)

informasi yang terjadi dalam satu periode perusahaan bila terjadi suatu peningkatan atau penurunan dalam jumlah pelanggan penyambungan baru prabyar; (3) Untuk memberikan informasi lengkap mengenai penetapan biaya penyambungan baru tariff rumah tangga PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang; (4) Untuk menyelesaikan pola permasalahan bila terjadi penurunan jumlah pelanggan dalam satu periode perusahaan PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang. Tujuan yang dicapai penulis berdasarkan teori yang berpedoman pada Tarif Tenaga Listrik (TTL) PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang.

Berdasarkan hasil yang dicapai, penulis menyimpulkan (1) Prosedur pasang baru prabayar searah dengan biaya penetapan penyambungan baru dengan bersumber dari Biaya Penyambungan (BP) ditambah pulsa listrik/ token/ voucher dan ditambah materai; untuk jumlah biaya instalasi dan SLO menjadi tanggung jawab pelanggan. (2) Berdasarkan data yang diolah, jumlah pelanggan prabayar pada bulan Januari sebesar 160.788 pelanggan. Kemudian pada bulan Februari jumlah pelanggan mengalami penurunan sebesar 160.308 pelanggan dengan pertumbuhan pelanggan sebesar -480 dan persentase sebesar -0,30%, hal ini menunjukkan bahwa layanan listrik prabayar belum sepenuhnya digunakan dan pelanggan belum beralih dari tarif pasca bayar ke tarif prabayar. Sedangkan pada bulan Maret sampai Juni terjadi peningkatan jumlah pelanggan prabayar secara kontinyu sebesar 13,42%, hal ini menunjukkan bahwa kinerja PLN dalam memperkenalkan tarif prabayar sudah berjalan dengan baik sesuai prosedur Tarif Tenaga Listrik (TTL) yang berlaku, dapat dilihat dari realisasi jumlah pelanggan penyambungan baru prabayar PT PLN (Persero) Area TanjungKarang. (3) Pola Penyelesaian yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang mengatasi terjadinya penurunan penyambungan baru prabayar adalah (a) Meningkatkan kreatifitas dalam mengembangkan promosi Pasang Baru listrik Prabayar untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal seperti memberikan penghargaan/ undian kepada pelanggan yang rajin membayar rekening listrik tepat waktu. (b) Mengupayakan peningkatan kepuasan pelanggan, dengan cara meningkatkan kemampuan SDM melalui system dan prosedur yang telah diberikan oleh PLN untuk kualitas pelayanan yang lebih baik. (c) Mempertimbangkan dalam mengeluarkan biaya promosi supaya lebih efisien, contohnya biaya iklan lewat media cetak dikurangi dan lebih bersifat iklan layanan masyarakat agar masyarakat lebih merasa diperhatikan. (d) Melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai listrik pintar atau listrik prabayar, supaya masyarakat lebih paham dan mengerti akan manfaat dan kelebihan listrik prabayar dibandingkan listrik pasca bayar.

(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan tepatnya pada tanggal 13 Juni 1992 di desa Bandar Sakti, Lampung Tengah. Anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Agustinus Lestari Bowo dengan Ibu Maria Anna Suwarti.

Penulis telah menyelesaikan pendidikan antara lain:

1. Taman Kanak-Kanak pada tahun 1999 di TK Xaverius Gunung Batin Baru, Lampung Tengah;

2. Sekolah Dasar pada tahun 2005 di SD Xaverius Gunung Batin Baru, Lampung Tengah;

3. Sekolah Menengah Pertama pada tahun 2008 di SMP Xaverius Gunung Batin Baru, Lampung Tengah; dan

4. Sekolah Menengah Kejuruan pada tahun 2011 di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar, Lampung Tengah.

(7)

MOTO

Anda Tidak Bisa Membangun Kehidupan Yang Penuh Kepastian Dengan Sikap Yang Penuh Keraguan;

Dan Anda Tidak Bisa Bertindak Pasti, Tanpa Ketegasan. Tegaslah!!

Jangan Menunggu Mendapatkan Ijin Untuk Mencapai ImpianMu; Bangkitlah, Berdirilah Tegap, Berjalanlah Dengan Gagah;

Bertindaklah. Ini HidupMu!!

(8)

PERSEMBAHAN

1. Semua yang telah kucapai tak terlepas dari rasa syukur yang mendalam atas berkat dan karunia Tuhan YME yang telah memberi ku kehidupan sampai hari ini;

2. Dengan penuh rasa sayang dan cinta kasih ku yang tak terbalas, karya kecilku kupersembahkan kepada Bapak dan Mama yang telah membesarkan, mendidik, mendampingi, memberi perhatian dan support untuk ku sampai detik ini;

3. Sahabat-sahabat ku yang memberikan kenangan terindah;

(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan Penulisan ... 5

1.4Manfaat Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI 2.1Pengertian Prosedur ... 7

2.2Pengertian Biaya ... 8

2.3Penggolongan Biaya ... 9

2.3.1 Berdasarkan Fungsi Pokok Perusahaan... 9

2.3.2 Berdasarkan Periode Akuntansi ... 9

2.3.3 Berdasarkan Pengaruh Manajemen Terhadap Biaya ... 10

2.3.4 Karakteristik Biaya Dihubungkan Dengan Keluarannya ... 10

2.3.5 Pengaruh Perubahan Volume Kegiatan Terhadap Biaya ... 11

2.3.6 Berdasarkan Objek yang Dibiayainya ... 12

2.4Fungsi Pelayanan Pelanggan ... 12

(10)

x

2.6Sumber Penetapan Biaya Penyambungan Baru Pra Bayar PT PLN

(Persero) Area Tanjung Karang ... 13

2.6.1 Pengertian Uang Jaminan Langganan (UJL) ... 13

2.6.2 Tarif Tenaga Listrik (TTL) ... 14

2.6.3 Pengertian Biaya Penyambungan Baru ... 19

2.6.4 Isi Ulang Listrik (Pulsa Listrik/ Token/ Voucher) ... 19

2.6.5 Biaya Materai ... 21

2.7Listrik Prabayar ... 21

2.8Listrik Pintar ... 22

2.8.1 Pengertian Listrik Pintar... 23

2.8.2 Keuntungan Listrik Pintar ... 24

2.8.3 Stroom Listrik Pintar ... 25

2.8.4 Beli Listrik Isi Ulang ... 26

2.8.5 Pembelian Pulsa Listrik (Token Isi Ulang) ... 26

2.8.6 Pembelian Pulsa Listrik ATM ... 27

2.9Sertifikat Laik Operasi (SLO) ... 30

2.9.1 Pengertian Sertifikat Laik Operasi (SLO) ... 30

2.9.2 Proses Pengajuan Sertifikat Laik Operasi (SLO) PPILN ... 31

2.9.3 Dokumen Pengajuan Sertifikat Laik Operasi (SLO)... 33

2.10.Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL) ... 33

2.11.Hak dan Kewajiban Pelanggan Listrik Prabayar ... 34

2.9.4 Hak Pelanggan... 34

2.9.5 Kewajiban Pelanggan ... 35

BAB III METODE PENULISAN 3.1Sumber Data ... 36

3.2Metode Pengumpulan Data... 36

3.3Gambaran Umum Perusahaan ... 37

3.3.1 Sejarah Berdirinya PT (Persero) PLN ... 37

3.3.2 Internalisasi Perusahaan ... 38

3.4Struktur Organisasi Perusahaan ... 39

(11)

xi

3.4.2 Asisten Manager Jaringan ... 41

3.4.3 Asisten Manager Transaksi Energi ... 42

3.4.4 Asisten Manager Pelayanan dan Administrasi ... 44

3.5Kegiatan Usaha ... 45

3.6Penerapan Nilai-Nilai ... 49

3.7Bisnis PLN ... 52

BAB IV PEMBAHASAN 4.1Pengajuan Permohonan Penyambungan Baru (PB) ... 54

4.1.1 Prosedur Penetapan Biaya Penyambungan Baru (PB) ... 54

4.1.2 Hal Menjadi Tanggung Jawab PLN ... 55

4.1.3 Hal Diluar Tanggung Jawab PLN ... 56

4.1.4 Perhitungan Biaya Penyambungan Baru Tarif Rumah Tangga 56 4.1.5 Proses Pelayanan Gangguan... 57

4.1.5.1Via Contact Center ... 57

4.1.5.2Via Email ... 58

4.2Penilaian Jumlah Pelanggam 2013-2014 PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang ... 58

4.3Pola Penyelesaian Terjadinya Penyelesaian Jumlah Pelanggan Pra Bayar ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 62

5.2Saran ... 63

(12)

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1: Realisasi Jumlah Pelanggan Pasang Baru Prabayar bulan Januari sampai Bulan Mei PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang tahun 2014 ... 3

(13)

xi

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

Grafik 1. Tingkat Jumlah Pelanggan PT PLN (Persero)

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara yang memiliki peranan penting dalam pembangunan negara khususnya dibidang energi yaitu menyediakan pelayanan tenaga listrik kepada masyarakat di seluruh Indonesia. Melalui mutu pelayanan dan keamanan yang memadai dalam jumlah yang mencukupi serta dengan tingkat harga yang terjangkau oleh masyarakat sesuai dengan tujuan bersama yaitu menciptakan kesejahteraan dan membantu dalam bidang ekonomi masyarakat yang akan berpengaruh terhadap permintaan kebutuhan akan barang dan jasa, sehingga mengakibatkan terjadinya perkembangan di segala bidang usaha dan menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

(15)

pelanggan, melakukan penagihan kepada pelanggan yang terlambat atau tidak membayar, dan memutus aliran listrik jika konsumen terlambat atau tidak membayar rekening listrik setelah waktu tertentu.

Mengatasi masalah tersebut, PLN mulai mencari alternatif solusi dan tahun 2009 PLN menawarkan layanan alternatif baru untuk pelanggan, yakni Listrik Pra Bayar (LPB). Layanan Listrik Pra Bayar merupakan pelayanan PLN dalam menjual listrik dengan cara pelanggan membayar di awal, seperti halnya pulsa Pra Bayar yang akrab dikenal dikalangan pengguna handphone. Pelanggan membeli sejumlah nilai tertentu sebelum menggunakan listrik dari PLN. Layanan LPB diluncurkan untuk menjawab keluhan masyarakat mengenai melonjaknya pemakaian listrik, pembacaan meter yang tidak benar, serta kedatangan petugas pencatatan meter yang dianggap mengganggu, juga pemadaman listrik akibat pelanggan telat membayar. Dengan layanan LPB diharapkan dapat mengatasi semua keluhan pelanggan dan mengontrol sendiri pemakaian listriknya. Hal itu ditandai dengan banyaknya masyarakat yang datang ke PT PLN (Persero) diseluruh Indonesia, salah satunya adalah PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang untuk permintaan layanan Penyambungan Baru (PB).

(16)

Tanjung Karang baik dalam hal prosedur pelaksanaan maupun penetapan biaya. Padahal, biaya penetapan tenaga listrik sangatlah terjangkau dan prosedurnya pun mudah, dengan membawa data diri dan rekening terakhir ke PLN (Persero) Area Tanjung Karang, permintaan layanan penyambungan baru pun sudah bisa untuk diproses. Selain itu, untuk masalah biaya penetapan tambah daya tenaga listrik pun dapat di sesuaikan dengan kebutuhan pelanggan sesuai kategori rumah tangga.

PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang merupakan badan usaha dalam mencapai tujuannya untuk memperoleh laba yang maksimum serta menghasilkan produk yang dapat memberikan kepuasan kepada konsumen sebagai upaya untuk mempertahankan pelanggan dalam waktu panjang dan memberikan dampak keuntungan bagi perusahaan, salah satunya menyediakan pelayanan akan jumlah pelanggan penyambungan baru Prabayar.

Tabel 1: Realisasi Jumlah Pelanggan Penyambungan Baru PraBayar

Bulan

Jumlah Pelanggan jumlah pelanggan 2013-2014 Pertumbuhan Pelanggan Persentase (%) 2013 2014

Januari 51.439 109.349 160.788 - - Februari 54.974 105.334 160.308 -480 -0,30% Maret 56.424 108.564 164.988 4.680 2,92% April 60.046 109.349 169.395 4.407 2,67%

Mei 65.628 111.063 176.691 7.296 4,31%

Juni 69.457 113.456 182.913 6.222 3,52% Rata-rata 59.661 109.519 169.181 4.425 0 Sumber PT. PLN (Persero) Area Tanjung Karang, 2013-2014

(17)

penyambungan baru bulan Januari sampai Juni pada tahun 2014 adalah sebanyak 109.519 pelanggan dengan selisih penurunan sebesar -13.733%. Terjadinya penurunan tersebut membuat pihak PLN terus mencari solusi untuk menekan jumlah pelanggan yang belum beralih ke tarif Pra bayar, karena ada sebagian masyarakat yang suka dengan listrik Pasca bayar dengan alasan tidak mau terlalu ribet dengan urusan listrik, ingin tahu beres, dan sebagainya. Oleh karena itu pihak PLN harus bekerja ekstra untuk mengenalkan listrik Prabayar kepada seluruh lapisan masyarakat, khususnya daerah perdesaan.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan judul yang penulis pilih dan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, dengan demikian penulis menjadi tertarik untuk melakukan penelitian dengan merumuskan sebagai berikut:

1. Apakah prosedur pasang baru prabayar searah dengan biaya penetapan penyambungan baru pada PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang?

2. Apakah penilaian jumlah pelanggan prabayar tahun 2013-2014 pada PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang dikatakan baik?

(18)

1.3Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran yuridis mengenai prosedur dan pelaksanaan dalam penetapan biaya penyambungan baru kategori rumah tangga pada PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang.

2. Untuk memahami dan memperoleh suatu informasi yang terjadi dalam satu periode perusahaan bila terjadi suatu peningkatan atau penurunan dalam jumlah pelanggan penyambungan baru prabyar.

3. Untuk memberikan informasi lengkap bagaimana perhitungan dan biaya penyambungan baru tarif rumah tangga PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang.

4. Untuk menyelesaikan pola permasalahan bila terjadi penurunan jumlah pelanggan dalam satu periode perusahaan pada PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang.

1.4Manfaat Penulisan 1. Bagi Penulis

a. Mengetahui kualitas layanan penyambungan baru listrik prabayar kategori rumah tangga PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang.

b. Sebagai sumbangan pemikiran bagi PT PLN (Persero) dalam mengatasi kendala dalam prosedur penyambungan baru.

(19)

2. Bagi Instansi

a. Mengetahui sejauh mana PT. PLN Area Tanjung Karang mempertimbangkan untuk membuat program listrik prabayar.

b. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang berate bagi PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang dalam hal antisipasi untuk mengurangi penurunan dalam jumlah pelanggan prabayar.

c. Mengetahui implementasi yang dilakukan PT.PLN Area Tanjung Karang terhadap program listrik prabayar.

(20)

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam pelaksanaan praktek kerja industri ini, bidang yang dikaji adalah bidang pelayanan pelanggan pada PT. PLN (Persero) Area Tanjung Karang yang dibimbing dan diarahkan oleh salah satu karyawan yang ditunjuk oleh perusahaan untuk mendampingi dan mengarahkan penulisan selama melakukan kegiatan praktek kerja industri di perusahaan tersebut. Berikut ini adalah beberapa teori yang berhubungan dengan pelaksanaan kerja praktek.

2.1Pengertian Prosedur

Prosedur merupakan urutan kegiatan kerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

Pengertian prosedur menurut Susanto (2007:264) dalam buku Sistem Informasi Akuntansi, Konsep dan Pemhembangan Berbasis Komputer menyatakan bahwa: “Prosedur merupakan rangkaian aktivitas atau kegiatan

(21)

Kegiatan tersebut meliputi mencatat formulir, jurnal dan buku besar, yaitu dengan melakukan hal-hal berikut:

a. Menulis

b. Menggandakan c. Menghitung d. Memberi kode e. Mendaftar f. Memilih g. Memindah h. Membandingkan

Berdasarkan pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan, yang dimaksud dengan prosedur adalah suatu tata cara kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja yang tetap yang telah ditentukan.

2.2Pengertian Biaya

Biaya adalah harga pokok atau bagiannya yang telah dimanfaatkan atau dikonsumsi untuk memperoleh pendapatan.

Pengertian biaya menurut Bustami (2006;4) dalam buku Akuntansi Biaya, menyatakan bahwa: “Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang

(22)

2.3Penggolongan Biaya

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menggolongkan biaya diantaranya adalah:

2.3.1Berdasarkan Fungsi Pokok Perusahaan 1. Factory Cost (Biaya Produksi)

a. Biaya Bahan Baku (Direct Material Cost)

Merupakan harga pokok bahan yang dipakai dalam produksi untuk memproduksi suatu barang.

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost)

Merupakan biaya yang timbul karena pemakaian tenaga kerja yang dipergunakan untuk mengelola bahan menjadi barang jadi.

c. Biaya Tidak Langsung (Factory Overhead)

Merupakan biaya yang timbul karena pemakaian fasilitas untuk mengelola barang berupa mesin, alat-alat, tempat kerja dan fasilitas yang memberikan kemudahan lainnya dalam menjalankan produksi.

2. Operating Expense

a. Marketing and Selling Expense b. General & Administration Expense

2.3.2Berdasarkan Periode Akuntansi

1. Capital Expenditure (Pengeluaran Modal).

(23)

harga perolehan. Suatu pengeluaran dikelompokkan sebagai capital expenditure jika pengeluaran ini memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi, jumlahnya relatif besar, dan pengeluaran ini sifatnya tidak rutin.

2. Revenue Expenditure (Pengeluaran Penghasilan)

Pengeluaran ini akan memberi manfaat pada periode akuntansi dimana pengeluaran ini terjadi. Pengeluaran ini menjadi beban pada periode tersebut, dan dicantumkan dalam income statement. Suatu pengeluaran dikelompokkan sebagai revenue expenditure jika pengeluaran tersebut memberi manfaat pada periode terjadinya pengeluaran tersebut, jumlahnya relatif kecil, dan umumnya pengeluaran ini sifatnya rutin.

2.3.3Berdasarkan Pengaruh Manajemen Terhadap Biaya a. Biaya Terkendali (Controllable Cost)

Adalah biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang manajer tingkatan tertentu dalam jangka waktu tertentu.

b. Biaya Tidak Terkendali (Uncontrollable Cost)

Adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang manajer atau pejabat tingkatan tertentu.

2.3.4Karakteristik Biaya Dihubungkan Dengan Keluarannya a. Biaya Engineered

(24)

b. Biaya Discretionary

Biaya ini disebut juga managed cost atau programmed cost adalah semua biaya yang tidak mempunyai hubungan yang akurat dengan output.

c. Biaya Commited atau biaya kapasitas

Adalah semua biaya yang terjadi dalam rangka untuk mempertahankan kapasitas atau kemampuan organisasi dalam kegiatan produksi, pemasaran dan administrasi.

2.3.5Pengaruh Perubahan Volume Kegiatan Terhadap Biaya a. Biaya Tetap

Yaitu biaya yang jumlah tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan sampai pada tingkatan tertentu. Biaya tetap perunit berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan.

b. Biaya Variabel

Biaya variabel mengasumsikan hubungan linear antara biaya aktifitas tersebut. Biaya variabel yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan maka semakin besar pula jumlah total biaya variabel.

c. Biaya Semi Variabel

(25)

2.3.6Berdasarkan Objek Yang Dibiayainya a. Biaya Langsung

Biaya yang terjadi atau manfaatnya dapat diidentifikasi kepada objek atau pusat biaya tertentu.

b. Biaya Tidak Langsung

Biaya yang terjadi atau manfaatnya tidak dapat diidentifikasi pada objek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa objek atau pusat biaya.

2.4Fungsi Pelayanan Pelanggan

Fungsi pelayanan pelanggan adalah fungsi yang melaksanakan pelayanan pemberian informasi tentang tatacara perhitungan besarnya biaya, persyaratan dan informasi lainnya yang berhubungan dengan pemberian penyambungan tenaga listrik, perubahan daya yang berhubungan dengan pemberian penyambungan tenaga listrik yang meliputi perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengendalian.

(26)

2.5Jenis Golongan Tarif Rumah Tangga

Pelanggan tarif rumah tangga merupakan pelanggan perseorangan atau badan sosial yang tenaga listriknya digunakan untuk keperluan rumah tangga. Contoh yang termasuk di dalam golongan rumah tangga di antaranya:

1. Rumah untuk tempat tinggal. 2. Kelompok rumah kontrakan. 3. Rumah susun milik peorangan. 4. Rumah susun milik perumnas.

5. Asrama keluarga pegawai perusahaan swasta. 6. Asrama mahasiswa.

2.6Sumber Penetapan Biaya Penyambungan Baru Pra Bayar PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang.

Untuk melakukan perhitungan penyambungan baru PT. PLN (Persero) Area Tanjung Karang yang sesuai dengan permintaan daya yang diinginkan pelanggan dengan golongan daya yang berbeda-beda, yaitu tarif rumah tangga. Sumber penetapan biaya penyambungan baru listrik prabayar PT. PLN (Persero) Area Tanjung Karang berasal dari:

2.6.1Pengertian Uang Jaminan Langganan (UJL)

(27)

Tujuan uang jaminan langganan tersebut adalah merupakan suatu ikatan kontrak daya antara PT. PLN (Persero) dengan pelanggan, karena kontrak daya yang dikenakan diminta oleh pelanggan. Dan uang jaminan langganan tersebut dapat diambil kembali oleh pihak yang bersangkutan setelah diperhitungkan dengan rekening listrik dan semua hutang kepada PT. PLN (Persero) yang belum dilunasi apabila pelanggan tersebut tidak menjadi pelanggan PT. PLN (Persero). UJL hanya dikenakan untuk pelanggan Pasca Bayar, untuk listrik pintar, pelanggan tidak dikenakan UJL. Tarif UJL bias dilihat di www.pln.co.id, menu palanggan-uang jaminan layanan.

2.6.2Tarif Tenaga Listrik (TTL)

Pemerintah melalui Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 30 Tahun 2012 telah menetapkan penyesuaian Tarif Tenaga Listrik 2013 yang akan dilaksanakan secara bertahap per tiga bulan, artinya ada empat kali penyesuaian tarif listrik selama tahun 2013 berlaku mulai tanggal 1 Januari 2013. Dengan demikian pemakaian listrik per tanggal 1 Januari 2013 sudah menggunakan perhitungan tarif tenaga listrik yang baru menggantikan Tarif Tenaga Listrik 2010. Perubahan besaran tagihan akan dirasakan pada tagihan rekening Februari 2013 yang menagih pemakaian yang dicatat pada Januari 2013.

(28)

450 VA dan 900 VA dari seluruh golongan tarif tidak mengalami kenaikan Tarif Tenaga Listrik.

1. Pengertian Tarif Tenaga Listrik (TTL)

Menurut Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Nomor 30 Tahun 2012 (PERMEN ESDM) Pasal 1 menyatakan bahwa: “Tarif Tenaga Listrik adalah tarif tenaga listrik

untuk konsumen yang disediakan oleh Perusahan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara.”

2. Golongan Tarif Tenaga Listrik

Dalam Pasal 2, Tarif Tenaga Listrik yang ditetapkan berdasarkan golongan tarif terdiri dari:

a. Tarif tenaga listrik Regular

Merupakan tarif tenaga listrik yang dibayarkan setelah pemakaian tenaga listrik oleh konsumen.

b. Tarif tenaga listrik Prabayar (LPB)

Merupakan tarif tenaga listrik yang dibayarkan sebelum pemakaian tenaga listrik oleh konsumen.

3. Tanggal Pemberlakuan Tarif Tenaga Listrik

Dalam Pasal 3, Tarif tenaga listrik berdasarkan golongan tarif mulai diberlakukan pada tanggal:

a. 1 Januari 2013 s.d. 31 Maret 2013 b. 1 April 2013 s.d. 30 Juni 2013

(29)

d. 1 Oktober 2013

4. Tarif Tenaga Listrik menurut golongan tarif

Dalam Pasal 4, golongan tarif di golongkan untuk keperluan sebagai berikut:

1) Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan pelayanan sosial, terdiri atas: a) Golongan tarif untuk keperluan pemakaian sangat kecil pada

tegangan rendah, dengan daya 220 VA (S1/TR);

b) Golongan tarif untuk keperluan pelayanan sosial kecil sampai dengan sedang pada tegangan rendah, dengan daya 450 VA s.d. 200 kVA (S-2/TR);

c) Golongan tarif untuk keperluanpelayanan sosial besar pada tegangan menengah, dengan daya di atas 200 kVA (S-3/TM). Sebagaimana tercantum dalam Lampiran I-A sampai dengan Lampiran I-D;

2) Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Rumah Tangga, terdiri atas: a) Golongan tarif untuk keperluan rumah tangga kecil pada

tegangan rendah, dengan daya sampai dengan 2.200 VA (R-1/ TR);

b) Golongan tarif untuk keperluan rumah tangga menengah pada tegangan rendah, dengan daya 3.500 VA s.d. 5.500 VA (R-2/ TR);

(30)

Sebagaimana tercantum dalam Lampiran II-A sampai dengan Lampiran II-D;

3) Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Bisnis, terdiri atas:

a) Golongan tarif untuk keperluan bisnis kecil pada tegangan rendah, dengan daya 450 VA s.d. 5.500 VA (B-1/ TR);

b) Golongan tarif untuk keperluan bisnis menengah pada tegangan rendah, dengan daya 6.600 VA s.d. 200 kVA (B-2/ TR);

c) Golongan tarif untuk keperluan bisnis besar pada tegangan menengah, dengan daya di atas 200 kVA (B-3/ TM).

Sebagaimana tercantum dalam Lampiran III-A sampai dengan Lampiran III-D;

4) Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Industri, terdiri atas:

a) Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Industri kecil/ industri rumah tangga pada tegangan rendah, dengan daya 450 VA s.d. 14 kVA (I-1/ TR);

b) Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Industri sedang pada tegangan rendah, dengan daya 14 kVA s.d. 200 kVA (I-2/ TR); c) Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Industri menengah pada

tegangan menengah, dengan daya di atas 200 kVA (I-3/ TM); d) Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Industri besar pada

(31)

5) Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Kantor Pemerintah dan Penerangan Jalan Umum, terdiri atas:

a) Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Kantor Pemerintah kecil dan besar pada tegangan, dengan daya 450 kVA s.d. 200 kVA (P-1/ TR);

b) Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Kantor Pemerintah besar pada tegangan menengah, dengan daya di atas 200 kVA (P-2/ TR);

c) Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Penerangan Umum pada tegangan rendah (P-3/ TR),

Sebagaimana tercantum dalam Lampiran V-A sampai dengan Lampiran V-D;

6) Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Traksi pada tegangan menengah, dengan daya di atas 200 kVA (T/ TM) diperuntukkan pada Perusahaan Perseroan (Persero) PT Kereta Api Indonesia, sebagimana tercantum dalam lampiran VI-A sampai dengan VI-D;

7) Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Curah pada tegangan menengah dengan daya di atas 200 kVA (C/ TM) diperuntukan untuk Pemengang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik, sebagimana tercantum dalam lampiran A sampai dengan VII-D;

(32)

TM, TT) diperuntukan bagi pengguna listrik yang memerlukan pelayanan dengan kualitas khusus dan yang karena berbagai hal tidak termasuk dalam ketentuan golongan tarif Sosial, Rumah Tangga, Bisnis, Industri, Pemerintah, Traksi, dan Curah, sebagaimana tercantum dalam Lampiran VIII-A sampai dengan VIII-D;

2.6.3Pengertian Biaya Penyambungan Baru (PB)

Biaya penyambungan baru adalah biaya yang harus dibayar oleh calon pelanggan untuk memperoleh penyambungan tenaga listrik atau biaya yang harus dikeluarkan oleh pelanggan untuk penambahan daya. Maksud dari penjelasan biaya penyambungan diatas adalah setiap pelanggan yang akan melakukan perubahan daya termasuk tambah daya maupun pemasangan baru maka dikenakan biaya penyambungan.

2.6.4Isi Ulang Listrik (Pulsa Listrik/ Token/ Voucher) 1. Pengertian Isi Ulang Listrik

Listrik isi ulang (Pulsa Listrik) adalah 20 angka digit yang dimasukkian ke meter prabayar saat melakukan isi ulang listrik. Nilai listrik isi ulang yang dijual di ATM atau Payment Point sebesar:

(33)

f) Rp 1.000.000,-

2. Beli Listrik Isi Ulang Listrik

Pulsa listrik isi ulang (token/ voucher) dapat dibeli di: a. Loket Payment Point Online Banking (Mitra Bank); b. Bank Bukopin (ATM, SMS Banking, Teller);

c. Bank BPRKS (EDC, ATM, ADM, Internet Banking); d. Bank Danamon;

e. Bank Danamon Syariah; f. Bank BNI (ATM); g. Bank Mandiri (ATM); h. Bank BRI;

i. Bank NISP (ATM); j. Bank BCA (ATM).

Jika pembelian pulsa listrik (token/ voucher listrik isi ulang) dilakukan lewat loket-loket pembayaran listrik online, berikut caranya:

a. Datang ketempat layanan pembelian token (voucher listrik isi ulang) di loket pembayaran listrik online.

b. Tunjukan ID meter atau nomor seri meter kepada operator/ petugas yang melayani .

(34)

d. Anda akan menerima 20 digit kode listrik isi ulang yang akan tercetak pada tanda terima.

2.6.5Biaya Materai

Selain Biaya Penyambungan (BP) dan Isi Ulang Listrik (token/ voucher) pelanggan juga harus membayar biaya materai sebesar Rp 3.000,- sebanyak satu buah.

2.7Listrik Pra Bayar

Listrik Pra Bayar adalah cara baru bagi konsumen dalam mengelola konsumsi listrik melalui Meter Elektronik Prabayar (MPB) yang terpasang dibangunan konsumen. MPB menyediakan informasi jumlah listrik (kWh) yang masih bisa dikonsumsi. Persediaan kWh tersebut bisa ditambah beberapa saja dan kapan saja sesuai kebutuhan dan keinginan.

Dengan demikian, konsumen bisa lebih mudah mengoptimalkan konsumsi listrik dengan mengatur sendiri jadwal dan jumlah pembelian listrik. Dengan LPB, konsumen tidak perlu berurusan dengan pencatatan meter setiap bulan, dan tidak perlu terikat dengan jadwal pembayaran listrik bulanan.

Manfaat yang diperoleh menggunakan listrik prabayar adalah:

1. Pelanggan dengan mudah dapat memantau pemakaian listriknya setiap saat.

(35)

3. Pelanggan dengan mudah dapat mengendalikan pemakaian dan biaya listriknya sehingga terhindar dari pemborosan.

4. Pelanggan dapat melakukan kontrol penggunaan listrik 5. Pelanggan merubah prilaku hemat energi.

6. Pelanggan tidak perlu adanya pencatatan meter per bulan.

2.8Listrik Pintar

Inilah inovasi terkini dari layanan PLN yang lebih menjanjikan Kemudahan, Kebebasan dan Kenyamanan bagi pelanggannya: Listrik Pintar–Solusi isi ulang dari PLN. Dengan listrik pintar, setiap pelanggan bisa mengendalikan sendiri penggunaan listriknya sesuai kebutuhan dan kemampuannya.

Seperti halnya pulsa isi ulang pada telepon seluler, maka pada sistem listrik pintar, pelanggan juga terlebih dahulu membeli pulsa (voucher/ token listrik isi ulang) yang terdiri dari 20 digit nomor yang bisa diperoleh melalui gerai ATM sejumlah bank atau melalui loket-loket pembayaran tagihan listrik online.

Lalu, 20 digit nomor token tadi dimasukkan (diinput) ke dalam kWh Meter khusus yang disebut dengan Meter Prabayar (MPB) dengan bantuan keypad yang sudah tersedia di MPB.

Nantinya, lewat layar yang ada di MPB akan tersajikan sejumlah informasi penting yang langsung bisa diketahui dan dibaca oleh pelanggan terkait dengan penggunaan listriknya, seperti:

(36)

2. Jumlah energi listrik (kWH) yang sudah terpakai selama ini 3. Jumlah energi listrik yang sedang terpakai saat ini (real time). 4. Jumlah energi listrik yang masih tersisa.

Jika energi listrik yang tersimpan di MPB sudah hampir habis, maka MPB akan memberikan sinyal awal agar segera dilakukan pengisian ulang.

Dengan demikian, pelanggan secara real time, setiap saat, kapan saja dapat mengetahui secara persis penggunaan listrik di rumah.

2.8.1 Pengertian Listrik Pintar

Selama ini pelanggan PLN mendapat layanan listrik Pasca Bayar, yaitu Pelanggan menggunakan energi listrik dulu dan membayar belakangan, pada bulan berikutnya. Setiap bulan PLN harus mencatat meter, menghitung dan menerbitkan rekening yang harus dibayar Pelanggan, melakukan penagihan kepada Pelanggan yang terlambat atau tidak membayar, dan memutus aliran listrik jika konsumen terlambat atau tidak membayar rekaning listrik setelah waktu tertentu.

(37)

MPB menyediakan informasi jumlah energi listrik (kWh) yang masih bisa dikonsumsi. Persediaan kWh tersebut bisa ditambah berapa saja dan kapan saja sesuai kebutuhan dan keinginan Pelanggan. Dengan demikian, Pelanggan bisa lebih mudah mengoptimalkan konsumsi listrik dengan mengatur sendiri jadwal dan jumlah pembelian listrik. Dengan menggunakan Listrik Pintar, pelanggan tidak perlu berurusan dengan pencatatan meter yang biasanya dilakukan setiap bulan, dan tidak perlu terikat dengan jadual pembayaran listrik bulanan.

2.8.2Keuntungan Listrik Pintar

1. Pelanggan lebih mudah mengendalikan pemakaian listrik.

Melalui meter elektronik prabayar pelanggan dapat memantau pemakaian listrik sehari-hari dan setiap saat. Di meter tersebut tertera angka sisa pemakaian kWh terakhir. Bila dirasa boros, pelanggan dapat mengerem pemakaian listriknya.

2. Pemakaian listrik dapat disesuaikan dengan anggaran belanja.

Dengan nilai Pulsa Listrik (voucher) bervariasi mulai Rp 20.000,- s.d. Rp 1.000.000,- memberikan keleluasaan bagi pelanggan dalam membeli listrik sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan (lebih terkontrol dalam mengatur anggaran belanja keluarga).

3. Tidak akan terkena biaya keterlambatan

(38)

4. Privasi lebih terjaga

Untuk pelanggan yang menginginkan kenyamanan lebih, dengan menggunakan Listrik Pintar tidak perlu menunggu dan membukakan pintu untuk petugas pencatatan meter karena meter prabayar secara otomatis mencatat pemakaian listrik anda (akurat dan tidak ada kesalahan pencatatan meter).

5. Jaringan luas pembelian listrik isi ulang

Saat ini pembelian Pulsa Listrik (voucher) Pintar sudah bisa didapatkan di lebih dari 30.000 ATM di seluruh Indonesia. Selain itu bisa juga didapatkan di loket pembayaran listrik online.

6. Tepat digunakan bagi yang memiliki usaha rumah kontrakan atau kamar sewa (kos).

Sebagai pemilik rumah atau kamar sewa, Anda tidak perlu khawatir lagi dengan tagihan listrik yang tidak dibayar oleh penghuni rumah kontrakan karena pemakaian listrik sudah menjadi tanggung jawab dan sudah disesuaikan dengan kebutuhan penyewa.

2.8.3Stroom Listrik Pintar

1. Stroom adalah 20 digit angka yang dimasukan ke meter Listrik Pintar saat melakukan isi ulang listrik;

2. Nilai Stroom Listrik Pintar terdiri dari unsur kWh, PPJ Materai;

(39)

4. Stroom Pra bayar tidak ada masa kadaluarsa.

2.8.4Beli Listrik Isi Ulang

Pulsa listrik isi ulang (token/ voucher) dapat dibeli di : 1. Loket Payment Point Online Banking (Mitra Bank) 2. Bank Bukopin (ATM, SMS Banking, Teller)

3. Bank BPRKS (EDC, ATM, ADM, Internet Banking) 4. Bank Danamon

5. Bank Danamon Syariah 6. Bank BNI (ATM) 7. Bank Mandiri (ATM) 8. Bank BRI

9. Bank NISP (ATM) 10.Bank BCA (ATM)

2.8.5Pembelian Pulsa Listrik (Token Isi Ulang)

Pelanggan Listrik Pintar dapat dengan mudah membeli pulsa listrik (token/ voucher listrik isi ulang) yang telah tersedia dengan nilai nominal Rp. 20.000 hingga Rp. 1.000.000 melalui beberapa cara pembelian sebagai berikut :

1. Loket Payment Point Online Banking (Mitra Bank)

2. Bank Bukopin (ATM, SMS Banking, Teller)

3. Bank BPRKS (EDC, ATM, ADM, Internet Banking)

4. Bank Danamon

(40)

6. Bank BNI (ATM) 7. Bank Mandiri (ATM)

8. Bank BRI

9. Bank NISP (ATM)

10. Bank BCA (ATM)

Jika pembelian pulsa listrik (token/ voucher listrik isi ulang) dilakukan lewat loket-loket pembayaran listrik Online, berikut caranya:

1. Datang ke tempat layanan pembelian token (voucher listrik isi ulang) di loket pembayaran listrik online.

2. Tunjukan ID meter atau nomor seri meter kepada operator/ petugas yang melayani.

3. Beritahukan nilai nominal jumlah listrik isi ulang yang ingin dibeli. Misal: Rp. 100.000,-

4. Anda akan menerima 20 digit kode listrik isi ulang yang akan tercetak pada tanda terima

2.8.6Pembelian Pulsa Listrik Di ATM

Cara pembelian pulsa listrik isi ulang (token/ voucher)di beberapa Anjungan Tunai Mandiri (ATM):

I. ATM MANDIRI

1. Pilih “Pembayaran/ Pembelian” 2. Pilih “Multi Payment”

3. Ketik “30300”

(41)

5. Masukkan Nominal Pembelian 6. Ketik “1”

7. Struk akan tercetak

II. ATM BCA

1. Pilih “Transaksi Lainnya”. 2. Pilih “Voucher isi ulang”. 3. Pilih “Lainnya”.

4. Pilih “PLN Prepaid”.

5. Masukkan Nomor Meter (11 nomor) 6. Pilih “Nominal Voucher”.

7. Tekan “Benar/ Salah” 8. Struk akan tercetak

III. ATM BNI

1. Pilih “Pembayaran”. 2. PLN

3. Pilih “PLN Pra Bayar”. 4. Pilih “Pembelian Token”.

5. Masukan No Meter (11 nomor, tambahkan “0” di depan no meter) 6. Pilih jenis “0”

(42)

IV. ATM BUKOPIN

1. Pilih “Isi Ulang Pulsa Dan Listrik”. 2. Pilih “Listrik/ PLN”

3. Masukan Nomor Meter (11 nomor) 4. Pilih “Nominal Pembelian”.

5. Struk akan tercetak

V. ATM NISP

1. Pilih “Menu Lainnya”.

2. Pilih “Pulsa Isi Ulang Dan PLN”.

3. Pilih “PLN Pra Bayar”.

4. Masukan Nomor Meter (11 nomor)

5. Pilih “Nominal Pembelian”.

6. Struk akan tercetak

VI. ATM BRI

1. Masukkan Nomor Meter (11 nomor)

2. Pilih “Transaksi Lainnya”.

3. Pilih “Pembayaran”.

4. Pilih “PLN”.

5. Pilih “Pra Bayar”.

6. Tekan “Benar/ Salah”

7. Pilih “Nominal Token/ Voucher

8. Tekan “Benar/ Salah”

(43)

2.9Sertifikat Laik Operasi (SLO)

2.9.1Pengertian Sertifikat Laik Operasi (SLO)

Sertifikat Laik Operasi (SLO) merupakan sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga inspeksi Teknik yang melakukan pengujian dan pemeriksaan instalasi listrik seperti PPILN (Perkumpulan Perlindungan Instalasi Listrik Nasional). Sesuai dengan Undang-Undang No 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Pasal 44 ayat 4 yang berbunyi: "Setiap instalasi tenaga listrik yang beroperasi wajib memiliki Sertifikat Laik Operasi" lebih lanjut lagi dalam Undang-undang dijelaskan sanksi pelanggaran bagi instalasi listrik yang beroperasi tanpa Sertifikat Laik Operasi.”

Bagi pengoperasian instalasi tenaga listrik yang Tidak Memiliki sertifikat Laik Operasi, sebagaimana dicantumkan didalam pasal 54 ayat 1 dijelaskan bahwa: "Setiap orang yang mengoperasikan instalasi tenaga Listrik tanpa SERTIFIKAT LAIK OPERASI sebagaimana dimaksud dalam pasal 44 ayat 4 maka dipidana dengan penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak lima ratus juta rupiah"

PPILN mengeluarkan Sertifikat Laik Operasi yang dicetak secara online menggunakan SI OMSIL dan dapat diperiksa status sertifikasinya secara online. PPILN mengeluarkan Sertifikat Laik Operasi setelah melakukan pemeriksaan dan pengujian terhadap instalasi listrik.

(44)

1) Bagi Pemilik Instalasi: Sertifikat Laik Operasi merupakan bukti bahwa instalasinya telah memenuhi persyaratan Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2000) dan Standar Nasional Indonesia (SNI), LMK, dan SPLN (Standar Perusahaan PT PLN) sehingga pemilik mengetahui bahwa instalasi yang terpasang di tempatnya sudah aman.

2) Bagi Pemerintah: Sertifikat Laik Operasi berguna sebagai Media untuk pembinaan pelaksanaan ketentuan keselamatan ketenagalistrikan pada instalasi tenaga listrik, juga sebagai media untuk mengawasi instalasi tenaga listrik yang beroperasi di wilayah kerjanya.

Pemasangan instalasi listrik hanya boleh dilakukan oleh pihak instalatur dari Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia (Aklindo) serta Persatuan Kontraktor Listrik Nasional (Paklina). Listrik akan dialirkan jika pemilik rumah sudah mengantongi ijin SLO (Standard Layak Operasi), dan Syarat keluarnya SLO oleh konsuil adalah surat jaminan instalasi (SJI) dari biro instalatur. Jadi yang memasang instalasi adalah orang-orang instalatur dari Akli, Aklindo dan Paklina. Karyawan PLN tidak dibenarkan memasang instalasi.

2.9.2Proses Pengajuan Sertifikat Laik Operasi (SLO) PPILN

Untuk mendapatkan sertifikat Laik Operasi (SLO) dari PPILN prosedur yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

(45)

a. Ajukan permintaan pemeriksaan instalasi listrik dengan melampirkan gambar pemasangan instalasi yang dibuat oleh Instalatir (BUJK), ketika melakukan permohonan pemeriksaan, pelanggan akan mengisi formulir yang berisi : Nama, Alamat, No SIP/ Tanggal, Tarif, dan Daya kemudian petugas akan memberikan Nomor Pendaftaran.

b. Setelah formulir diisi silahkan melakukan pembayaran biaya Pemeriksaan Instalasi (BPI) sesuai tarif yang berlaku.

2. PPILN akan mengirim petugas untuk melakukan pemeriksaan, melakukan pengujian instalasi dan mencatat hasil pemeriksaan. kemudian petugas yang berwenang akan melakukan verifikasi apakah instalasi telah Laik Operasi, Laik Operasi dengan Perbaikan Minor, atau Perlu Perbaikan Ulang.

3. Jika hasil pemeriksaan menyatakan instalasi telah memenuhi standar yang berlaku, maka PPILN akan menerbitkan SLO.

(46)

2.9.3Dokumen Pengajuan Sertifikat Laik Operasi (SLO)

Dokumen yang dibutuhkan ketika mengajukan permohonan pemeriksaan : 1) KTP calon Pelanggan

2) Gambar dan diagram Instalasi Listrik 3) Sketsa denah lokasi pemeriksaan.

Dengan adanya Sertifikat Laik Operasi (SLO) berarti pelanggan dapat merasa aman karena instalasi listrik yang dipasang sudah memenuhi standar dan peraturan yang ada, sehingga bisa meminimalkan resiko yang dapat terjadi akibat pemasangan listrik yang tidak sesuai prosedur. PPILN menggunakan Standar Nasisoal Indonesia dan PUIL dalam melakukan pemeriksaan.

2.10 Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL)

Dalam Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL) antara PLN sebagai PIHAK PERTAMA dan Pelanggan sebagai PIHAK KEDUA, pada Pasal 2 tentang Pembayaran Rekening Bulanan:

1. PIHAK KEDUA wajib membayar rekening listrik atas pemakaian tiap bulan sesuai dengan periode bayar yang ditetapkan (tanggal 1 s/d 20 setiap bulannya) pada loket-loket pembayaran.

(47)

3. Penyambungan kembali tenaga listrik yang dikenakan pemutusan sementara, akan dilakukan setelah PIHAK KEDUA melunasi rekening listrik berikut biaya keterlambatan sebagaimana diatur ayat 2 dan harus melaporkan ke PLN setempat.

4. Apabila dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari terhitung sejak akhir periode bayar sebagaimana diatur pada ayat 2, PIHAK KEDUA belum melunasi pembayaran rekening listrik bulanan yang menunggak dan biaya keterlambatannya, maka PIHAK PERTAMA berhak melakukan pemutusan rampung (kWh meter dan kabel SR).

Sesuai Pasal 2 ayat 1 s/d 4 di atas jelaslah bahwa Petugas PLN dalam melakukan tugasnya sudah sesuai prosedur yang berlaku. Kami mengimbau seluruh pelanggan untuk membayar rekening listrik tepat waktu dan tidak melakukan penyambungan aliran listrik secara illegal karena bisa dikenakan sanksi hukum dan bisa menimbulkan kebakaran dll.

2.11 Hak Dan Kewajiban Pelanggan Listrik Pra Bayar 2.11.1Hak Pelanggan

1. Menerima pelayanan sesuai Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) yang telah ditetapkan PLN.

2. Menerima restitusi dari PLN akibat tidak terpenuhinya TMP, sesuai ketentuan yang berlaku.

(48)

4. Menanyakan kartu identitas atau Surat Perintah Kerja yang membuktikan bekerja untuk PLN kepada siapapun juga yang akan melakukan tindakan mengatasnamakan kepentingan PLN dan menolak kedatangan PLN tanpa kartu identitas atau Surat Perintah. 5. Mendapatkan informasi dan penjelasan mengenai hal-hal yang

berkaitan debgan tenaga listrik.

2.11.2Kewajiban Pelanggan

1. Menyetujui ketentuan dan menjaga penempatan APP milik PLN sedemikian rupa sehingga aman dan mudah untuk diperiksa petugas. 2. Memeriksa surat tugas dan identitas petugas P2TL, pelayanan teknik,

pelayanan gangguan, pemutusan dan penyambungan PLN.

3. Mengijinkan PLN memasang instalasi listrik antara lain tiang listrik atau bagunan pelanggan guna memberikan listrik kepada bagunan lain.

4. Membayar ganti rugi APP yang hilang atau rusak akibat kelalaian atau kesengajaan pelanggan sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Membayar tagihan susulan akibat ditemukan pelanggaran pemakaian tenaga listrik atau akibat pemakaian listrik tidak terukur secara penuh akibat peralatan pengukuran bekerja tidak normal bukan dikarenakan kesalahan pelanggan.

(49)

BAB III

METODE PENULISAN

3.1Sumber Data

Dalam metode penulisan, sumber data yang digunakan oleh penulis adalah: Data sekunder yang digunakan oleh penulis untuk memperoleh data yaitu dengan Penelitian Kepustakaan (Library Research) yaitu dengan mempelajari masalah dan literatur-literatur maupun sumber data lainnya yang berkaitan dengan masalah penulisan laporan akhir ini, sebagai dasar perbandingan dan penganalisaan data penulisan.

3.2Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data sebagai dasar penulisan, metode penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

a) Metode Observasi

(50)

b) Metode Wawancara (Interview)

Yaitu dengan mengadakan wawancara dan dialog dengan pembimbing serta beberapa pegawai lainnya untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan, diantaranya:

 Bagaimana prosedur permintaan penyambungan baru

 Bagaimana biaya kategori rumah tangga.

c) Metode Literatur/ Dokumentasi

Yaitu dengan melakukan pengumpulan contoh-contoh yang berhubungan dengan prosedur pasang baru, cara ini dilakukan untuk melengkapi data yang dibutuhkan.

3.3Gambaran Umum Perusahaan

3.3.1Sejarah Berdirinya PT (Persero) PLN

Ketenagalistrikan di Indonesia berawal pada akhir abad ke 19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkiran tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik untuk kepentingan umum dimulai sejak perusahaan swasta Belanda NV. NIGM memperluas usahanya di bidang tenaga listrik, yang semula hanya bergerak di bidang gas. Kemudian meluas dengan berdirinya perusahaan swasta lainnya.

(51)

dibentuklah Jawatan Listrik dan Gas oleh Presiden Soekarno. Waktu itu kapasitas pembangkit tenaga kerja hanyalah sebesar 157,5 MW.

Tanggal 01 Januari 1961, dibentuk BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas. Tanggal 01 Januari1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2 perusahaan Negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengelola gas. Saat itu kapasitas pembangkit tenaga listrik PLNsebesar 300 MW. Tahun 1972, pemerintah Indonesia menetapkan status Perusahaan Listrik Negara sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN). Tahun 1990 melalui peraturan pemerintah No. 17, PLN ditetapkan sebagai pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan.

Tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik sejalan dengan kebijakan di atas, pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari Perusahaan Perseroan (Persero).

3.3.2Internalisasi Perusahaan

Berikut ini merupakan internalisasi perusahaan yang ditinjau : a. Nama : PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang.

b. Alamat : Jalan Pangeran Diponegoro No. 14, Bandar Lampung, Lampung.

(52)

d. Visi : Diakui Sebagai Perusahaan Kelas Dunia Yang Bertumbuh Kembang, Unggul Dan Terpercaya Dengan Bertumpu Pada Potensi Insan.

e. Misi :

1) Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham;

2) Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat;

3) Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi;

4) Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

f. Moto : Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik (Electricity For A better Life).

3.4Struktur Organisasi Perusahaan

PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang mempunyai struktur organisasi sebagai berikut:

3.4.1 Manajer Area

(53)

sesuai dengan kewenangannya dalam rangka meningkatkan pelayanan ketenaga listrikan secara efisien dan efektif dengan mutu dan keandalan untuk mencapai target kerja unit.

2) Hasil/ Output: Laporan Pengesahan Area.

3) Tugas Pokok:

a. Mengkordinasikan program kerja dan anggaran sebagai pedoman kerja untuk mencapai kinerja umum;

b. Mengoptimalkan PRK Unit sebagai bahan penyusunan RKAP untuk menetapkan arah pencapaian target kerja; c. Mengkoordinir pengolaan Sumber Daya Manusia (SDM)

secara optimal untuk mencapai kinerja unit;

d. Mengevaluasi pelaksanaan Pedoman Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) dan K3 untuk keselamatan dan keamanan pegawai;

e. Mengevaluasi perkiraan kebutuhan energi listrik dan pendapatan penjualan tenaga listrik (Bottom up Load Forcast) untuk merencanakan pengusahaan ketenagalistrikan di Unit yang dipimpinnya;

f. Mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi untuk mempertahankan keandalan pasokan energi tenaga listrik;

(54)

h. Mengevaluasi pengadaan dan pengelolaan barang dan jasa untuk mendukung operasional perusahaan dalam menunjang pencapaian target kinerja;

i. Mengkoordinir proses pengelolaan keuangan dan pendapatan.

3.4.2 Asisten Manajer Jaringan

1) Tujuan Jabatan: Bertanggungjawab atas rencana dan pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi, Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) dan Pembangkitan Tenaga Listrik Mikro Hidro (PLTMH) untuk menjamin mutu dan keandalan jaringan distribusi.

2) Hasil/ Output: Pendistribusian energi listrik yang kontinyu dan andal.

3) Tugas Pokok:

a. Menyusun Program Rencana Kerja (PRK) untuk kegitan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi;

b. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi, PDKB, serta PLTMH;

c. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi;

(55)

e. Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja proteksi distribusi dan pelayanan teknik;

f. Melakukan verifikasi dan validasi asset distribusi secara periodik;

g. Mengkoordinasi penyusunan dan mengendalikan pelaksanaan SOP untuk setiap jenis pekerjaan Distribusi guna tercapainya zero accident;

h. Melakukan koordinasi dalam rangka opersi dan pemeliharaan Jaringan Distribusi dengan Rayon/ instansi terkait termasuk PFK;

i. Menyusun pola operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi yang efisien.

3.4.3 Asisten Manajer Transaksi Energi

1) Tujuan Jabatan: bertanggung jawabdalam kegiatan transaksi energi pelanggan dan Area/ Rayon/ Unit terkait, pengendalian susut dan pemeliharaan meter transaksi untuk memenuhi standar operasional yang berlaku.

2) Hasil/ Output: Laporan transaksi energi, susut, dan pemeliharaan meter transaksi.

3) Tugas Pokok:

(56)

b. Mengkoordinasikan dengan AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat) terkait dengan proses billing;

c. Menyusun biaya operasi dan investasi serta data pendukung RKAP;

d. Memonotoring dan mengendalikan realisasi penggunaan anggaran SKKI/ SKKO;

e. Mengkoordinasikan kegiatan operasional di bagian transaksi energi;

f. Mengevaluasi dan mengendalikan susut, PJU, P2TL, AMR, pemeliharaan APP, pemeliharaan meter transaksi dan hasil ukur meter transaksi;

g. Menyusun rencana program pemeliharaan meter transaksi; h. Melaksanaan settlemen antar unit pelaksana dan P3B dalam

pengelolaan transfer price energy;

i. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pemasangan dan pemeliharaan AMR.

j. Merencanakan dan mengevaluasi pekerjaan pemeliharaan APP dan hasil peneraan metrology secara berkala;

k. Memonotoring dan mengevaluasi manajemen APP; l. Mengkoordinasikan kegiatan Wiring dan Setting APP; m. Mengkoordinasikan dengan bagian dan instansi berwenang

(57)

3.4.4 Asisten Manajer Pelayanan Dan Administrasi

1) Tujuan Jabatan: Bertanggungjawab atas kelancaran kegiatan pelayanan pelanggan meliputi rencana penjualan, sosialisasi ketenagalistrikan dan pengembangan sarana pembayaran untuk pencapaian optimalisasi pemasaran serta kegiatan niaga yang meliputi pelayanan pembayaran rekening listrik dan penagihan rekening listrik serta pengawasan terhadap piutang pelanggan untuk mendukung pencapaian target kinerja sesuai tujuan perusahaan.

2) Hasil/ Output: Laporan terkait TUL, data Piutang Pelanggan, AIL.

3) Tugas Pokok:

a. Mengelola peningkatan Intergritas Layanan Publik (ILP); b. Mengkoordinasikan pengelolaan kegiatan administrasi

pelanggan;

c. Memonitor data pendapatan;

d. Memverifikasi dan validasi terhadap kelengkapan transaksi pembayaran;

e. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pencataan transaksi keuangan;

(58)

3.5Kegiatan Usaha

Sesuai Undang-Undang No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan dan berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, berikut adalah rangkaian kegiatan usaha Perusahaan:

1. Menjalankan usaha penyediaan tenaga listrik yang mencakup: a) Pembangkitan tenaga listrik.

b) Penyaluran tenaga listrik. c) Distribusi tenaga listrik.

d) Perencanaan dan pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik. e) Pengembangan penyediaan tenaga listrik.

2. Menjalankan usaha penunjang tenaga listrik yang mencakup: a) Konsultasi ketenagalistrikan.

b) Pembangunan dan pemasangan peralatan ketenagalistrikan.

c) Pengembangan teknologi peralatan yang menunjang penyediaan tenaga listrik.

3. Kegiatan-kegiatan lainnya mencakup:

a) Kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam dan sumber energi lainnya untuk kepentingan tenaga listrik.

b) Pemberian jasa operasi dan pengaturan (dispatcher) pada pembangkitan, transmisi, distribusi serta retail tenaga listrik.

(59)

d) Kerja sama dengan pihak lain atau badan penyelenggara bidang ketenagalistrikan baik dari dalam maupun luar negeri di bidang pembangunan, operasional, telekomunikasi dan informasi terkait dengan ketenagalistrikan.

e) Usaha jasa ketenagalistrikan.

Kegiatan usaha Perusahaan dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu: 1. Kegiatan Perencanaan

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Perusahaan sebagai induk perusahaan termasuk diantaranya perencanaan pengembangan fasilitas tenaga listrik (pembangkitan, transmisi dan distribusi secara umum) dan penunjangnya, rencana pendanaan, pengembangan usaha, pengembangan organisasi dan SDM. Kegiatan perencanaan dilakukan oleh induk Perusahaan yang mencakup pokok kebijakan makro, sedangkan detilnya dilakukan oleh satuan organisasi wilayah atau distribusi.

2. Kegiatan Pembangunan

(60)

merupakan tugas Pemerintah melalui Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi.

3. Kegiatan Usaha/ Operasi

Kegiatan usaha berupa produksi tenaga listrik dihasilkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik yang terdiri dari beberapa jenis pembangkit, yaitu Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batubara, gas alam atau bahan bakar minyak (BBM), Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA), berbasis tenaga air sebagai penggerak turbin, Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG gas turbin) berbasis gas alam atau BBM, Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) berbasis tenaga uap panas bumi dan Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berbasis BBM. Selain itu, Perusahaan juga melakukan pembelian tenaga listrik yang diproduksi oleh pusat-pusat pembangkit tenaga listrik swasta yang juga merupakan gabungan dari beberapa jenis pembangkit, yaitu PLTU berbahan bakar batubara, Pusat Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU- combined cycle) berbasis gas alam atau BBM, PLTA berbasis tenaga air sebagai penggerak turbin, PLTP berbasis tenaga uap panas bumi dan PLTD berbasis BBM.

(61)

500 kV atau 150 kV akan diturunkan untuk tujuan distribusi kepada pelanggan. Kategori pelanggan besar dilayani dengan jaringan tegangan tinggi sebesar 150 dan 70 kV dan jaringan menengah sebesar 20 kV, sementara untuk pelanggan kecil, energi listrik disalurkan ke gardu distribusi melalui Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20 kV dan selanjutnya di gardu distribusi tegangan diturunkan ke tingkat 380/220 volt untuk kemudian disalurkan melalui Jaringan Tegangan Rendah (JTR) ke sambungan rumah (SR).

4. Kegiatan Riset dan Penunjang

Kegiatan yang dilakukan oleh satuan organisasi penunjang mencakup hal-hal berikut:

1) PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihanyang bertugas untuk menyelenggarakan berbagai pendidikan dan latihan di bidang teknik, manajemen,keuangan dan administrasi umum.

2) PT PLN (Persero) Pusat Enjiniring Ketenagalistrikanyang bertugas memberikan dukungan dalam studi kelayakan, disain dan supervisi konstruksi sarana penyediaan tenaga listrik. Untuk memberikan dukungan terhadap produksi dan layanan perbaikan terutama pada sektor kelistrikan.

(62)

4) PT PLN (Persero) Jasa Sertifikasi yang bertugas untuk memberikan dukungan dalam sertifikasi produk peralatan listrik, sistem manajemen mutu dan lingkungan bidang ketenagalistrikan serta kelayakan instalasi tenaga listrik dan tera meter.

5) PT PLN (Persero) Jasa Manajemen Konstruksi yang bertugas untuk memberikan dukungan dalam manajemen konstruksi lapangan untuk konstruksi dan layanan perbaikan terutama pada sektor kelistrikan.

6) PT PLN (Persero) Jasa dan Produksi yang bertugas untuk memberikan dukungan terhadap produksi dan layanan perbaikan terutama pada sektor kelistrikan.

3.6Penerapan Nilai–Nilai

Nilai-nilai organisasi adalah nilai dasar yang harus dijunjung tinggi dan ditegakkan dalam setiap aspek kegiatan di Perusahaan Litrik Negara. Nilai-nilai dasar yang dikembangkan di PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang adalah:

a. Saling Percaya

(63)

b. Integritas

Wujud dari sikap anggota Perusahaan yang secara konsisten menunjukkan kejujuran, keselarasan antara perkataan dan perbuatan, dan rasa tanggungjawab terhadap pengelolaan perusahaan dan pemanfaatan kekayaan perusahaan untuk kepentingan baik jangka pendek maupun jangka panjang, serta rasa tanggungjawab terhadap semua pihak yang berkepentingan.

c. Peduli

Cerminan dari suatu niat untuk menjaga dan memelihara kualitas kehidupan kerja yang dirasakan anggota perusahaan, pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka bertumbuh kembang bersama, dengan dijiwai kepekaan setiap permasalahan yang dihadapi perusahaan serta mencari solusi yang tepat.

d. Pembelajar

Sikap anggota perusahaan untuk selalu berani mempertanyakan kembali sistem dan praktik pembangunan, manajemen dan operasi, serta berusaha menguasai perkembangan ilmu dan teknologi mutakhir demi pembaharuan Perusahaan secara berkelanjutan.

1) Peka-tanggap terhadap kebutuhan pelanggan

(64)

kekurangannya serta mengakui dan melindungi hak-hak asasi dalam menjalankan bisnis.

2) Integritas

Menjunjung tinggi nilai kejujuran, integritas, dan obyektifitas dalam pengelolaan bisnis.

3) Kualitas produk

Meningkatkan kualitas dan keandalan produk secara terus-menerus dan terukur serta menjaga kualitas lingkungan dalam menjalankan perusahaan.

4) Peluang untuk maju

Memberikan peluang yang sama dan seluas-luasnya kepada setiap anggota perusahaan untuk berprestasi dan menduduki posisi sesuai dengan kriteria dan kompetensi jabatan yang ditentukan.

5) Inovatif

Bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sesama anggota perusahaan, menumbuhkan rasa ingin tahu serta menghargai ide dan karya inovatif.

6) Mengutamakan kepentingan perusahaan

(65)

7) Pemegang saham

Dalam pengambilan keputusan bisnis akan berorientasi pada upaya meningkatkan nilai investasi pemegang saham.

3.7Bisnis PLN

PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk Perusahaan Perseroan (Persero) berkewajiban untuk menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum dengan tetap memperhatikan tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan sesuai dengan Undang-Undang No. 19/2000.

Kegiatan usaha perusahaan meliputi:

1. Menjalankan usaha penyediaan tenaga listrik yang meliputi kegiatan pembangkitan, penyaluran, distribusi tenaga listrik, perencanaan dan pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik.

2. Menjalankan usaha penunjang dalam penyediaan tenaga listrik yang meliputi kegiatan konsultasi, pembangunan, pemasangan, pemeliharaan peralatan ketenagalistrikan, Pengembangan teknologi peralatan yang menunjang penyediaan tenaga listrik.

(66)
(67)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Dari pembahasan di atas maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Biaya penyambungan baru tenaga listrik kategori rumah tangga dihitung berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan yaitu bersumber dari biaya penyambungan (BP) ditambah pulsa listrik/ token/ voucher dan ditambah materai.

(68)

(TTL) yang berlaku, dapat dilihat dari realisasi jumlah pelanggan penyambungan baru pra bayar PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang.

3. Pola Penyelesaian yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) Area Tanjung Karang mengatasi terjadinya penurunan penyambungan baru prabayar adalah (a) Meningkatkan kreatifitas dalam mengembangkan promosi Pasang Baru listrik Prabayar untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal seperti memberikan penghargaan/ undian kepada pelanggan yang rajin membayar rekening listrik tepat waktu. (b) Mengupayakan peningkatan kepuasan pelanggan, dengan cara meningkatkan kemampuan SDM melalui sistem dan prosedur yang telah diberikan oleh PLN untuk kualitas pelayanan yang lebih baik. (c) Mempertimbangkan dalam mengeluarkan biaya promosi supaya lebih efisien, contohnya biaya iklan lewat media cetak dikurangi dan lebih bersifat iklan layanan masyarakat agar masyarakat lebih merasa diperhatikan. (d) Melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai listrik pintar atau listrik prabayar, supaya masyarakat lebih paham dan mengerti akan manfaat dan kelebihan listrik prabayar dibandingkan listrik pasca bayar.

5.2Saran

Dari hasil pembahasan diatas dan melihat fakta yang ada maka penulis memberikan saran sebagai input bagi pihak perusahaan sebagai berikut:

(69)

data pelanggan pada awal pengajuan, dan pastikan data tersebut lengkap dan jelas sehingga tidak ada hambatan apabila melakukan survei.

(70)

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Bustami, Nurlela, 2007. Akuntansi Biaya Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Febrianti Nia, 2009. Laporan Kerja Praktek. UNIKOM: Bandung.

,Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, No. 30 Tahun 2012. Tarif Tenaga Listrik Yang Disediakan

Oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara.

, 2014 Brosur PLN (Persero) Tanjung Karang. Informasi PLN. Tanjung Karang: PT PLN (Persero).

Gambar

Tabel 1: Realisasi Jumlah Pelanggan Penyambungan Baru PraBayar

Referensi

Dokumen terkait

salah satu ciri orang yang mempunyai kepuasan kerja tinggi adalah mempunyai komitmen organisasi tinggi. Namun kenyataan yang terjadi pada bank ini adalah komitmen

test dengan post test 1 antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol (p=0.09). Rerata peningkatan sikap respon- den dari pre test ke post test 2 pada kelom-

descriptive statistics data points minimum maximum mean median mode standard deviation variance. coefficient of variation

Tujuan penelitian Untuk mengetahui efektifitas penerapan pendekatan CL versi STAD dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar Matematika peserta didik kelas

Dia harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan Bidan mempunyai tugas penting

Dapat memberikan hasil dari keempat metode yang digunakan baik masing-masing metode maupun secara hybrid method dalam bentuk nilai dan persentase guna membantu dinas terkait

9. Beri tandatangan pada form tandatangan antara petugas kamar operasi dengan petugas ruangan pengambil pasien , atau keluarga pasien.. Ruang Rawat Inap Keperawatan

Dengan ini saya menyatakan menyatakan bahwa skripsi Pengaruh Kenaikan Tarif Cukai Rokok Kretek terhadap Harga, Penawaran dan Permintaan Komoditas Rokok Kretek dan Komoditas