• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUKURAN KINERJA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNILA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCE SCORECARD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGUKURAN KINERJA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNILA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCE SCORECARD"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ABSTRACT

THE MEASUREMENT OF THE PERFORMANCE OF THE FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS OF UNILA USING BALANCE SCORECARD

By Jerry Bastian

This study aims to measure the performance of non-profit institutions Faculty of Economics and business, with the Balance scorecard approach Unila during the years 2010-2012. The sample of this research is the Student employees and Lecturers. overall sample consists of 305 Students and 93 employees/lecturer FEB Unila.

Analysis tool used is the time series analysis to know the performance of institutions, a comparison between the results of a benchmark that is current with the previous period will show whether the economics and business Faculty performance University of Lampung was arguably good based on the application of the elements of the Balanced Scorecard.

The results of this research indicate that performance measurement the Faculty of Economics and business, with the Balance Scorecard methods Unila is already good enough. seen from a financial perspective budget absorption is quite stable, in terms of the customer perspective can be assessed that the

customers/Students felt Quite satisfied with the service they receive during this time and the level of satisfaction of customers/Students is good. On the

perspective of Internal Management suffices nicely as seen from the development of human resources, infrastructure and service quality standards. On the learning and growth perspective of the Toefl and GPA's achievements are already quite good, the satisfaction of Employees of institutions/lecturer FEB Unila is satisfied and feel understood vision mission institution FEB Unila and information systems which are quite good.

(3)

ABSTRAK

PENGUKURAN KINERJA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNILA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCE SCORECARD

Oleh Jerry Bastian

Penelitian ini bertujuan untuk Mengukur Kinerja Institusi Nirlaba Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unila dengan pendekatan Balance scorecard selama tahun 2010-2012. Sampel penelitian ini adalah Mahasiswa Karyawan dan Dosen.secara keseluruhan sampel ini terdiri dari 305 Mahasiswa dan 93 karyawan/Dosen FEB Unila

Alat Analisis yang digunakan adalah time series analysis untuk

mengetahui kinerja Institusi, Perbandingan antara hasil tolak ukur yang dicapai saat ini dengan masa sebelumnya akan memperlihatkan Apakah kinerja Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung sudah dapat dikatakan baik

berdasarkan penerapan elemen-elemen dalam Balanced Scorecard

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa pengukuran kinerja Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unila dengan metode Balance Scorecard sudah cukup baik.dilihat dari perspektif keuangan penyerapan anggaran cukup stabil, pada segi perspektif pelanggan dapat dinilai bahwa Pelanggan/Mahasiswa merasa Cukup puas dengan layanan yang mereka terima selama ini dan tingkat kepuasan Pelanggan/Mahasiswa adalah baik. Pada Perspektif Manajemen Internal sudah cukup baik dilihat dari Perkembangan SDM,sarana prasarana dan standarisasi pelayanan mutu. Pada perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan pencapaian Toefl dan IPK sudah cukup baik,kepuasan Karyawan/Dosen terhadap institusi FEB Unila adalah puas dan merasa mengerti visi misi institusi FEB Unila dan sistem informasi yang didapatkan cukup baik.

(4)
(5)
(6)
(7)

Halaman

1.4.1 Tujuan Penelitian ...6

1.4.2 Manfaat Penelitian...6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian...6

1.6 Kerangka Penelitian...7

1.7 metode penelitian...11

1.8 alat analisis...12

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian terdahulu... ... 16

2.2 Kajian Teoritis...17

2.2.1 Pengertian kinerja dan pengukuran kinerja... ... 17

2.2.2 Manfaat Pengukuran Kinerja...18

2.2.3 Organisasi Nirlaba...19

2.2.4 Konsep BSC...20

2.2.5 Evolusi BSC...22

1. Perspektif keuangan...23

2. Perspektif Pelanggan...24

3. Perspektif manajemen Internal...25

(8)

3.3 Populasi dan Sampel .... ... 30

3.4 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 31

3.4.1 Uji Validitas...30

3.4.2 Uji Reliabilitas...31

3.5 Alat Analisis...32

1.1 Perspektif keuangan...31

1.2 Perspektif Pelanggan...33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perspektif Keuangan ... 39

4.2 Perspektif Pelanggan ... 41

4.2.1 Pengujian Instrumen penelitian Pelanggan...41

a. Pengujian Validitas...41

b. Pengujian Reliabilitas...42

4.2.2 Persepsi Kepuasan Pelanggan/Mahasiswa...43

4.2.3 Rekapitulasi Persentase Persepsi Kepuasan pelanggan...50

4.2.4. Tingkat kepuasan pelanggan/Mahasiswa...52

a. Analisisis tingkat kepuasan pelanggan...54

4.3 Perspektif Proses Internal Bisnis...56

4.3.1 perkembangan Tingkat Kualifikasi SDM...56

4.3.2 Kecukupan sarana dan prasarana...57

4.3.3 standarisasi proses penyampaian jasa pada pelanggan/Mahasiswa..58

4.4 perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan...62

4.4.1 Perkembangan IPK dan Toefl...62

(9)

4.4.5 Sistem Informasi Institusi...76

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 78 5.2 Saran...79

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Karakteristik Responden PelangganMahasiswa ... ...37

Tabel 2 Karakteristik Responden Karyawan/Dosen ... ... .39

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Uji validitas Kuesioner Pelanggan/Mahasiswa...42

Tabel 4 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabel Kuesioner Pelanggan/Mahasiswa...43

Tabel 5 Persepsi Pelanggan/Mahasiswa Terhadap Fasilitas Akademik...44

Tabel 6 Persepsi Pelanggan/Mahasiswa Terhadap realisasi pelayanan ...45

Tabel 7 Persepsi Pelanggan/Mahasiswa Terhadap Respon institusi akan kebutuhan Pelanggan/Mahasiswa ...47

Tabel 8 Persepsi Pelanggan/Mahasiswa Terhadap Kemampuan Karyawan/Dosen...48

Tabel 9 Persepsi Pelanggan/Mahasiswa Terhadap Empati Institusi... 49

Tabel 10 Rekapitulasi Persentase Persepsi Kepuasan Pelanggan/Mahasiswa...51

Tabel 11 Rekapitulasi Tingkat Kepuasan Pelanggan/Mahasiswa ...53

Tabel 12 Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan/Mahasiswa...55

Tabel 13. Perkembangan IPK dan TOEFL Mahasiswa FEB Unila...56

Tabel 14. Rekapitulasi Uji Validitas Kuesioner Karyawan Dosen Tahap I...64

Tabel 15. Rekapitulasi Uji Validitas Kuesioner Karyawan Dosen Tahap 2...65

Tabel 16. Pengujian Realibilitas Kuesioner Dosen/Karyawan...66

Tabel 17. Persepsi Kepuasan Karyawan Kuesioner Dosen/Karyawan...67

Tabel 18. Persentase Kepuasan Karyawan Kuesioner Karyawan/Dosen...68

Tabel 19. Persentase tentang Pengetahuan Visi dan Misi Institusi...74

(11)

DAFTAR GAMBAR

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam Institusi yaitu untuk menilai keberhasilan Institusi. Kinerja Institusi hendaknya merupakan hasil yang dapat diukur yang menggambarkan keadaan Institusi yang sebenarnya. Ukuran-ukuran keuangan tidak memberikan gambaran yang riil mengenai

keadaan Institusi karena tidak memperhatikan hal-hal lain di luar sisi Finansial (Kaplan dan Norton, 1996). Balanced Scorecard merupakan alat pengukur kinerja organisasi/Institusi.tidak hanya sekedar alat pengukur kinerja Institusi tetapi merupakan suatu bentuk transformasi strategik secara total kepada seluruh tingkatan dalam Institusi. Pada awalnya Balanced Scorecard digunakan oleh organisasi laba, tetapi pada perkembangannya Balanced Scorecard juga digunakan pada organisasi nirlaba. Tentu saja perubahan-perubahan ini

membutuhkan penyesuaian dari konsep asli Balanced Scorecard. Pada Organisasi Laba Perspektif Financial merupakan tujuan akhir, sedang pada organisasi

Nirlaba Kepuasan Pelanggan merupakan tujuan akhir. Maka Balanced Scorecard yang hendak diaplikasikan harus disesuaikan dengan karakteristik Organisasi /Institusi Nirlaba tersebut. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan sehingga dapat dijadikan sebagai suatu perbandingan. Pertama, berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Rezma Hadi

(13)

Nirlaba Dengan Metode Balanced Scorecard (Studi Pada Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang)”penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan

mengukur kinerja Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang berdasarkan 4 perspektif Balance Scorecard dalam kurun waktu 2006 -2009. Pendekatan penelitian adalah penelitian deskriptif, Sedangkan hasil dari penelitian ini adalah : hasil pengukuran kinerja Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dengan metode Balance Scorecard kinerja Organisasi dikatakan baik, kinerja dari Perspektif Keuangan baik, selain itu juga, kinerja dari

(14)

dikarenakan rata rata akuisisi pasien menurun, rasio kepuasan pelanggan diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada pelanggan menunjukkan bahwa pelanggan puas atas pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit,Pada perspektif proses internal bisnis inovasi dilakukan rumah sakit ditahun 2009 dan 2010 dengan pelayanan kegiatan Disaster Victim Identification (DVI) yang terealisasi 100% pada tahun 2009. Kemudian pada tahun 2010 rumah sakit resmi terealisasi 100% menjadi Badan Layanan Umum. Pada tingkat operasional tingkat

pertumbuhan fluktuatif selama 2008-2010, Pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, Dalam perspektif ini terdapat 2 ukuran yaitu pada penilaian tingkat retensi karyawan adalah cukup ditandai dengan persentasi Retensi karyawan yang fluktuatif 2008-2010 dan rasio pelatihan karyawan juga fluktuatif 2008-2010 dan dianggap cukup. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung merupakan salah satu dari 7 Fakultas yang ada di Universitas Lampung yang mempunyai 3 jurusan dengan akreditasi A yaitu Manajemen, Akuntansi, dan Ekonomi

Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung memiliki 3 prodi yaitu Program Studi D3 Keuangan dan Perbankan,Program Studi Akuntansi dan Pajak, Program studi D3 Pemasaran. Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung juga memiliki Program studi PPA (Pendidikan Profesi Akuntansi) PPA FEB Unila ,dan FEB Unila mempunyai 3 Magister yaitu

Magister Akuntansi, Magister Management dan Magister Ekonomi Pembangunan. Di tingkat pengembangan kreatifitas Mahasiswa FEB Unila mempunyai 9

(15)

Islam (ROHIS),Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM),English Economic Community (EEC),Mahasiswa Pecinta Alam (MAHEPEL),Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM). Di periode 2010-2015 ini Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unila memfokuskan pada Strategi penguatan pelayanan. Pencapaian akreditasi A di setiap jurusan mendorong Fakultas Ekonomi Universitas Lampung meraih ISO 9001:2008 . di awal tahun 2012, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Unila berhasil meraih Sertifikasi dari UKAS (The United Kingdom Accreditation Services) ,Inggris dan BSN (Badan Standarisasi Nasional )yang ada di Indonesia. Saat ini FEB Unila sedang berupaya untuk mendapatkan Sertifikasi Internasional ABEST 21 di tahun 2015 yaitu sebuah Lembaga Akreditasi Internasional Sekolah

Ekonomi yang bertempat di Tokyo setelah semua Program Terakreditasi A. Namun apabila dilihat dari 4 Perspektif dalam Balance Scorecard, FEB Unila mempunyai beberapa kelemahan yaitu: Pada Perspektif Pelanggan, Proses pelayanan akademik dan birokrasi masih lambat dan belum maksimal., Pada perspektif proses internal bisnis, masih terdapat Pengajaran yang menggunakan metode lama (Teacher Learning Focus).,Masih terdapat Mahasiswa yang mengalami status Pra –Do di setiap jurusan.,.Pada Perspektif Keuangan, setiap Jurusan di FEB Unila hanya diberikan uang pangkal persediaan untuk

pengembangan. Pada Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran, TOEFL

(16)

standarisasi pelayanan Pendidikan ABEST 21 di tahun 2015. Maka untuk mengevaluasi kinerja FEB Unila, penulis tertarik untuk mengukur kinerja FEB Unila dengan Balance Scorecard dan mengambil judul “Pengukuran kinerja Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unila dengan Balance Scorecard.

1.2.Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Apakah kinerja Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lampung sudah dapat dikatakan baik berdasarkan penerapan elemen-elemen dalam Balanced Scorecard?”

1.3. Batasan Masalah

Untuk lebih mengarahkan pembahasan terhadap permasalahan yang akan dikaji, maka batasan masalah yang digunakan adalah

1. Perspektif Keuangan, dalam perspektif ini alat yang digunakan adalah Lakip FEB Unila 2010 – 2012.

2. Perspektif Pelanggan, meliputi Kepuasan pelanggan/Mahasiswa dan tingkat kepuasan Pelanggan/Mahasiswa FEB Unila

3. Perspektif Proses Internal Bisnis meliputi, Perkembangan SDM, sarana prasarana dan standarisasi pelayanan FEB Unila 2010-2012

(17)

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1. Tujuan

Mengukur Kinerja Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unila dengan pendekatan Balance scorecard selama tahun 2010-2012.

1.4.2. Manfaat Penelitian

1. Bagi FEB Unila dengan pengukuran kinerja menggunakan pendekatan Balance Scorecard ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada FEB Unila dalam hal menentukan Strategi Manajemennya dimasa yang akan datang.

2. Bagi Penulis Akan menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penilaian kinerja dengan menggunakan metode Balance Scorecard 3. Bagi peneliti selanjutnya, semoga penelitian ini dapat memberikan

informasi yang bermanfaat. 1.5. Ruang lingkup penelitian

Ruang lingkup penelitian sebagai berikut :

1. Perspektif keuangan, pada bagian ini peneliti mengukur dengan rasio yang disesuaikan dengan lakip FEB Unila 2010-2012 yaitu Rasio Kinerja

Keuangan

2. Perspektif pelanggan, pada bagian ini yang diukur adalah kepuasan Mahasiswa dan tingkat kepuasan Mahasiswa.

(18)

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan, pada bagian ini yang diteliti adalah Output Jasa Pendidikan,pengetahuan mengenai visi dan misi karyawan/Dosen, dan juga mengenai kemampuan sistem informasi yang menunjang pekerjaan karyawan/Dosen.

1.6. Kerangka pemikiran

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Hasil

Balance scorecard

Perspektif Pelanggan Perspektif Keuangan

Perspektif proses internal bisnis

Perspektif pertumbuhan dan

Pembelajaran

Saran Kesimpulan

FEB Unila

(19)

Pengukuran kinerja suatu institusi adalah sangat penting bagi Manajer, guna evaluasi dan perencanaan masa depan. Beberapa jenis informasi yang digunakan dalam pengendalian disiapkan dalam rangka menjamin bahwa pekerjaan yang dilakukan telah dilakukan secara efektif dan efisien. Dengan demikian dalam masa proses pertumbuhan institusi selalu diukur kinerjanya melalui: Informasi Formal dan Non Formal, Informasi Pengendalian Tugas, Laporan Anggaran dan Laporan Non Finansial, Laporan Penggunaan dan Pengendalian Biaya, Laporan Kinerja Pegawai dan sebagainya. Manajer dalam menjalankan tugas sehari-hari akan menggunakan responden lain dalam Operasi Institusi, responden lain tersebut dalam hal ini harus diukur kinerja dari pegawai tersebut. Menurut Anthony,(1997) pengukuran tersebut meliputi:

a) Proses pemilihan pegawai

b) Meyakinkan bahwa pegawai telah dilatih dengan cukup

c) Memutuskan dan menempatkan pegawai yang sesuai dalam organisasi

d) Memberi wewenang dan tanggung jawab

e) Disiplin, memberi nasihat, dan tanggung jawab

f) Meyakinkan bahwa lingkungan kerja yang memuaskan

g) Membantu memecahkan masalah

(20)

i) Berinteraksi dengan manajer lain

j) Kerjasama dalam rangka memecahkan masalah yang menghambat pekerjaan pusat dan tanggungjawaban

k) Berusaha menciptakan iklim yang mendorong pekerjaan untuk bekerja secara efektif dan efisien

Dengan demikian mengukur kinerja tidak hanya informasi tetapi juga Informasi Nonfinansial, seperti masalah kinerja pegawai yang dihubungkan dengan prestasi produksi. Pendekatan sistem pengukuran kinerja di institusi disebut Balance Scorecard berikut ini dikutip beberapa pengetian tentang Balance Scorecard: Atkinson,Banker,Kaplan and young (1997) dalam buku Management

Accounting,yaitu :”Suatu set dari target dan hasil kinerja yang digunakan sebagai pendekatan untuk mengukur kinerja yang diarahkan kepada gabungan Faktor kritis dari tujuan Organisasi.” Anthony and Govindarjan (1997) dalam buku

Management Control System,yaitu : “Suatu alat sistem untuk memfokuskan Institusi, meningkatkan Komunikasi antar tingkatan Manajemen, menentukan tujuan Organisasi dan memberikan umpan balik yang terus menerus guna keputusan yang strategis.” Dari uraian diatas maka, ciri-ciri sistem Balance

Scorecard, mengandung unsur unsur sebagai berikut :

a) Merupakan suatu aspek dari strategi Institusi

(21)

c) Mengevaluasi hasil kinerja secara terus menerus guna perbaikan Pengukuran Kinerja pada kesempatan selanjutnya

Setiap ukuran dalam Balance Scorecard menyajikan suatu aspek dari Strategi Institusi, karena dengan sistem ini manajemen dapat menggunakannya untuk berbagai alternatif pengukuran terhadap hal hal berikut :

1. Faktor-faktor kritis yang menentukan keberhasilan Strategi Institusi

2. Menunjukan hubungan individu/sub unit dengan yang dihasilkannya, sebagai akibat dari penetapan pengukuran yang telah dikomunikasikannya.

3. Menunjukkan bagaimana pengukuran nonfinansial mempengaruhi finansial jangka panjang.

4. Memberikan gambaran luas tentang institusi yang sedang berjalan.

Balance Scorecard mencoba untuk menciptakan suatu gabungan pengukuran Strategis, Pengukuran Finansial dan Nonfinansial serta pengukuran Ekstern dan Intern. Pengukuran Institusi dapat dipandang menjadi 4 kategori Perspektif (Kaplan,1996), yaitu: Perspektif Finansial, Perspektif Langganan, Perspektif internal bisnis, serta Perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan. Ke empat perspektif ini saling berhubungan dalam sebab akibat, sebagai cara untuk menterjemahkan strategi kedalam tindakan.

Berikut ini tahapan pelaksanaan Balance Scorecard (anthony,1997) sebagai berikut :

a) Mendefinisikan Strategi b) Mendefinisikan Pengukuran

(22)

d) Meninjau ukuran yang ditetapkan dan hasilnya, dengan cara terus menerus.

Mendefinisikan Strategi: Balance Scorecard membangun hubungan antara strategi dan tindakan operasional, untuk memulai operasional perlu mendefinisikan Balance Scorecard sesuai dengan mendefinisikan Strategi Organisasi, secara Eksplisit pada tahap ini bahwa sasaran Organisasi telah dikembangkan.

1.7. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data,dijabarkan berdasarkan 4 Perspektif sebagai berikut :

1) Perspektif Keuangan, data yang digunakan adalah Lakip FEB Unila 2010-2012 dengan analisis rasio keuangan yang disesuaikan dengan bentuk serta komponen yang dapat diukur menurut aturan rasio keuangan Manajemen Perguruan Tinggi Modern

2) Perspektif Pelanggan, metode yang diambil dengan cara penyebaran kuisioner tentang kepuasan Mahasiswa dan tingkat kepuasan Mahasiswa serta harapan Mahasiswa sebagai konsumen jasa pendidikan.

3) Perspektif Proses Internal Bisnis, data yang dipergunakan adalah dengan menggunakan data sekunder administrasi dan kepegawaian FEB Unila,wawancara dan website FEB Unila.

(23)

karyawan/Dosen, pertanyaan mengenai pengetahuan karyawan/Dosen akan visi misi perusahaan dan juga mengenai kemampuan sistem informasi Institusi FEB Unila

1.8 Alat Analisis

Analisis yang di pakai oleh penulis untuk mengolah data sebagai berikut : A. analisis kualitatif

Penulis mendeskripsikan hasil jawaban Responden, yakni Mahasiswa, Tenaga Kependidikan dan Dosen yang penyajiannya menggunakan analisis table. B. analisis kuantitatif

untuk uraiannya di jelaskan sebagai berikut : 1. Perspektif Keuangan

Data yang dipakai dalam pengukuran Perspektif ini adalah Lakip FEB Unila 2010-2012 dengan rasio pengukuran sebagai berikut

a. Rasio Kinerja Keuangan = Total Realisasi Anggaran Total Target Anggaran

Rasio ini menunjukkan Tingkat realisasi Anggaran keseluruhan dalam mencapai target anggaran pada setiap program yang diharapkan.

2. Perspektif Pelanggan

Dalam Pengukuran Perspektif pelanggan yang difokuskan adalah

Mahasiswa,yaitu dengan pengukuran Customer satisfactionyang merupakan penilaian terhadap tingkat kepuasan atas kriteria kinerja tertentu di dalam proporsi nilai. Untuk pengukuran kepuasan Mahasiswa adalah dengan melihat kepuasan Mahasiswa terhadap kinerja Tenaga kependidikan dan Dosen melalui kuisioner. lalu tingkat kepuasan dihitung dengan rumus :

(24)

Skor Persepsi Kepuasan Skor harapan

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

a. Pencapaian akademik merupakan bagian dari pengukuran perspektif manajemen internal yang memberikan ukuran dan gambaran, pengembangan kualifikasi SDM. Hasil dari pencapaian ini sangat membantu FEB Unila dalam memonitoring target lulusan yang berkualitas yang di persiapkan oleh FEB Unila.

b. pengembangan standarisasi pelayanan akademik Dalam tahap proses operasi merupakan tahapan dimana Institusi berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik yang mendukung proses pencapaian akademik Mahasiswa. Dalam hal ini kecukupan sarana prasarana dan standarisasi pelayanan menjadi alat utama sebagai pendukung proses pelayanan akademik.

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Dalam Perspektif ini Pengukuran ditujukan pada Tenaga kependidikan/karyawan dan Dosen melalui data primer, yang meliputi: pencapaian akademik yang meliputi hasil Toefl dan Ipk dan data sekunder berupa kuesioner yang meliputi

1. kemampuan Tenaga Kependidikan dan dosen

a. Pengetahuan mengenai Visi Misi Institusi

b. kepuasan Tenaga Kependidikan dan Dosen terhadap Pekerjaan,Iklim Kerja,Kompensasi,Rekan Kerja,dan Pemimpin

(25)

2. Sistem Informasi, mencoba untuk melihat keakuratan dan kecepatan

pengelolaan data akademik yang berhubungan dengan aktivitas FEB Unila..

(Indrajit,Richardus Eko, 2004. Hal 231)

B.1. Analisis Kuantitatif yang kedua digunakan untuk menganalisis data primer yang didapat dari Kuisioner untuk Pelanggan/Mahasiswa. Namun sebelum Kuisioner tersebut disebar akan diujicobakan dahulu dan hasil data akan diolah menggunakan metode statistic yang dibantu Program SPSS 17.0. pada kuisioner ini ada dua bagian yang ditanyakan yaitu :

a. Pertanyaan Untuk Pelanggan/Mahasiswa

Pada bagian ini digunakan Kuisioner Kepuasan Mahasiswa yang terdiri dari 15 pertanyaan. Pengukuran skornya adalah 1 untuk sangat tidak puas, dan 5 untuk sangat puas, sedangkan untuk alternatif jawaban tidak puas, cukup puas, pengukuran skornya merupakan gradasi dari 1 dan 5.

- Pertanyaan mengenai harapan Pelanggan/Mahasiswa

Pada bagian ini digunakan kuisioner harapan Mahasiswa yang terdiri dari 15 pertanyaan. Pengukuran skornya adalah 1 untuk sangat tidak mengharapkan, sedangkan untuk mengharapkan, sedikit mengharapkan dan mengharapkan, pengukuran skornya merupakan gradasi 1 dan 5.

b. Pertanyaan untuk Tenaga kependidikan dan dosen

(26)

Pada bagian ini digunakan Kuisioner tingkat Kepuasan Karyawan yang variabel variabelnya antara lain adalah kepuasan terhadap kompensasi, kepuasan terhadap pemimpin,kepuasan terhadap iklim kerja, terhadap rekan kerja dan terhadap pekerjaan itu sendiri.kuisioner ini terdiri dari 15 pertanyaan. Pengukuran skornya adalah 1 untuk sangat tidak puas,dan 5 untuk sangat puas,sedangkan untuk alternatif jawaban tidak puas, cukup puas,dan puas, pengukuran skornya merupakan gradiasi dari 1 dan 5.

- Pertanyaan mengenai Visi Misi Institusi

Pada bagian ini terdapat enam pertanyaan mengenai pengetahuan Tenaga kependidikan dan Dosen terhadap Visi dan Misi Institusi. Pengukuran skornya hanya 2 alternatif, dimana alternatif jawaban hanyalah Ya dan Tidak, yang masing masing skornya adalah 2 dan 1 .

(27)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Penelitian Terdahulu

Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan sehingga dapat dijadikan sebagai suatu perbandingan. Pertama, berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Rezma Hadi Rahmani pada tahun 2010 dengan judul “Analisis Pengukuran Kinerja Organisasi Nirlaba Dengan Metode

Balanced Scorecard (Studi Pada Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang)”penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengukur kinerja Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang berdasarkan 4 perspektif Balance Scorecard dalam kurun waktu 2006 -2009. Pendekatan

penelitian adalah penelitian deskriptif, Sedangkan hasil dari penelitian ini adalah : hasil pengukuran kinerja Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

(28)

Nirlaba(studi kasus pada Rumah Sakit Bhayangkara Semarang. dari perspektif keuangan rasio efisiensi dari APBN dari tahun 2008 - 2010 dinilai baik yaitu sebesar 100%,100% dan 100% hal ini dilakukan sebagai kewajiban rumah sakit sebagai organisasi pemerintah bidang pelayanan, wajib memaksimalkan dan memanfaatkan dengan baik dana dari pemerintah,Pada perspektif pelanggan retensi pelanggan dinilai cukup dilihat dari tingkat pertumbuhan pencapaiannya yang fluktuatif selama 2008 - 2010, rasio akuisisi pelanggan adalah kurang dikarenakan rata rata akuisisi pasien menurun, rasio kepuasan pelanggan diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada pelanggan menunjukkan bahwa pelanggan puas atas pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit,Pada perspektif proses internal bisnis inovasi dilakukan rumahsakit ditahun 2009 dan 2010 dengan pelayanan kegiatan Disaster Victim Identification (DVI) yang terealisasi 100% pada tahun 2009. Kemudian pada tahun 2010 rumah sakit resmi terealisasi 100% menjadi Badan Layanan Umum. Pada tingkat operasional tingkat pertumbuhan fluktuatif selama 2008 - 2010,Pada perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan,Dalam perspektif ini terdapat 2 ukuran yaitu pada penilaian tingkat Retensi karyawan adalah cukup ditandai dengan persentasi Retensi karyawan yang fluktuatif 2008 - 2010 dan rasio pelatihan karyawan juga fluktuatif 2008-2010 dan dianggap cukup .

2.2. Kajian Teoritis

2.2.1. Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja

(29)

diharapkan (Mulyadi, 2007:337). Sedangkan menurut Mangkunegara (2000:67) dalam id.wikipedia.org/wiki/kinerja mengemukakan kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seresponden pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Selain itu, kinerja merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya (Sulistiyani, dalam

id.wikipedia.org/wiki/kinerja, 2003:223) Jadi, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah kemampuan, usaha dan kesempatan personil, tim, atau unit organisasi dalam melaksanakan tugasnya untuk mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan. Keberhasilan pencapaian strategik yang menjadi basis pengukuran kinerja perlu ditentukan ukurannya, dan ditentukan inisiatif strategik untuk mewujudkan sasaran-sasaran tersebut. Sasaran stategik beserta ukurannya kemudian digunakan untuk menentukan target yang dijadikan basis penilaian kinerja. Oleh karena itu, pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dapat dilakukan terhadap aktivitas dari berbagai rantai nilai yang ada pada institusi. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang pelaksanaan suatu rencana dimana institusi memerlukan penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian tersebut.

2.2.2. Manfaat Pengukuran Kinerja

(30)

.wordpress.com/2008, manfaat sistem pengukuran kinerja yang baik adalah sebagai berikut :

1. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa institusi lebih dekat dengan pelanggannya dan membuat seluruh responden dalam organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada pelanggan.

2. Memotivasi para pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata rantai pelanggan dan pemasok internal.

3. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut.

4. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur, menjadi lebih nyata sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi.

5. Membangun komitmen untuk melakukan suatu perubahan dengan melakukan evaluasi atas perilaku yang diharapkan tersebut.

2.2.3. Organisasi Nirlaba

Nirlaba adalah istilah yang biasa digunakan sebagai sesuatu yang bertujuan sosial, kemasyarakatan atau lingkungan yang tidak semata-mata untuk mencari

(31)

riset, museum, dan organisasi pemerintah. (id.wikipedia.org/wiki/organisasi nirlaba).

Kriteria organisasi nirlaba menurut PSAK No. 45 adalah sebagai berikut : 1. Sumber daya entitas yang berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan;

2. Menghasilkan barang dan atau jasa tanpa bertujuan untuk menumpuk laba, dan kalau suatu entitas tidak menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah

dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas tersebut;

3. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat likuidasi atau pembubaran entitas.

2.2.4. Konsep Balanced Scorecard

Robert S. Kaplan dan David P. Norton pada tahun 1992 melaporkan hasil proyek-proyek penelitian pada multiinstitusi dan memperkenalkan pada suatu metodologi penilaian kinerja yang berorientasi pada pandangan strategis ke masa depan, yang disebut balanced scorecard. Konsep balanced scorecard

berkembang sejalan dengan perkembanganimplementasi konsep tersebut. Kaplan dan Norton menyatakan bahwa balanced scorecard terdiri dari kartu skor

(32)

Melalui kartu skor, skor yang akandiwujudkan personil di masa depan dibandingkan dengan hasil kinerjasesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan evaluasi ataskinerja personil yang bersangkutan. Kata berimbang dimaksudkan untukmenunjukkan bahwa kinerja personil diukur secara berimbang dari dua aspek:keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern danekstern. Oleh sebab itu, personil harus

(33)

(Gaspersz, 2005:3). Institusi menggunakan fokus pengukuran scorecard untuk menghasilkan berbagai proses manajemen (Kaplan dan Norton, 1996:9) : 1.Memperjelas dan menterjemahkan visi, misi dan strategi institusi, 2.Mengkomunikasikan dan mengkaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis,

3.Merencanakan, menetapkan sasaran, dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis,

4.Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis. Dari uraian diatas tampak bahwa balanced scorecard dimulai dari visi dan strategi institusi, dimana dari sini berbagai faktor kesuksesan yang penting didefinisikan. Ukuran-ukuran kinerja dibangun sebagai alat bantu untuk menetapkan target dan mengukur kinerja institusi. Dengan demikian balanced scorecard merupakan suatu sistem pengukuran kinerja manajemen yang diturunkan dari visi dan strategi yang merefleksikan aspek-aspek terpenting dalam suatu bisnis.

2.2.5. Evolusi Perkembangan Balanced Scorecard

Evolusi Perkembangan balanced scorecard menurut Mulyadi (2007:312), diantaranya adalah :

1. Balanced scorecard sebagai perbaikan atas sistem pengukuran kinerja

Eksekutif, Balanced scorecard dimanfaatkan untuk menyeimbangkan usaha dan perhatian eksekutif pada kinerja keuangan dan nonkeuangan, serta kinerja jangka pendek maupun jangka panjang.

(34)

menerjemahkan visi, misi, tujuan dan strategi institusi ke dalam sasaran-sasaran strategik dengan empat atribut, yaitu komprehensif, koheren, terukur dan berimbang.

3. Balanced scorecard sebagai basis sistem terpadu dalam pengelolaan kinerja personal, Balanced scorecard tidak lagi hanya dimanfaatkan oleh eksekutif mengelola institusi, namun juga dimanfaatkan oleh seluruh personal

(manajemen dan karyawan) untuk mengelola institusi. Balanced scorecard memberikan rerangka jelas dan masuk akal bagi seluruhpersonal untuk

menghasilkan kinerja keuangan melalui perwujudanberbagai kinerja keuangan melalui perwujudan berbagai kinerjanonkeuangan

1. Perspektif Keuangan

Salah satu cara untuk menganalisis secara sederhana mengenai keadaan keuangan, digunakan konsep rasio (perbandingan) . Oleh karena itu ada ungkapan

’management by ratio’ yang menggambarkan cara mengelola keuangan dengan

menggunakan konsep di atas . Yang penting bukan hanya menentukan dan menghitung rasio-rasio tersebut, tetapi memahami apa arti rasio tersebut dalam kaitan dengan posisi keuangan. rasio yang digunakan dalam konsep organisasi nirlaba dengan menyesuaikan data lakip adalah sebagai berikut :

a. Rasio Kinerja Keuangan = Total Realisasi Anggaran Total Target Anggaran

Rasio ini menunjukkan Tingkat realisasi Anggaran keseluruhan dalam mencapai program yang diharapkan.

(35)

2. Perspektif Pelanggan

Merupakan pengukuran kinerja yang mengukur mutu, pelayanan, dan rendahnya biaya dibandingkan dengan pesaing lain, sebagai indikator seberapa baik institusi memuaskan pelanggannya ( wijaya tunggal, 2009; 10) filosofi manajemen terkini telah menunjukkan peningkatan pengakuan atas pentingnya customer focus dan customer satisfaction, perspektif ini merupakan leading indikator. Jadi, jika pelanggan tidak puas akan mencari produsen lain yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Kinerja yang buruk dari perspektif ini akan menurunkan jumlah

pelanggan dimasa depan meskipun saat ini kinerja keuangan terlihat baik.

Beberapa variabel yang digunakan dalam tolak ukur kepuasan pelanggan menurut survei kepada pelanggan/Mahasiswa yang disesuaikan dengan institusi jasa pendidikan nirlaba yaitu :

 Fasilitas Akademik

 Realisasi pelayanan

 Respon terhadap kebutuhan Pelanggan/Mahasiswa

 Kemampuan karyawan/dosen

 Empaty Institusi

(36)

tingkat kepuasan pelanggan, haruslah terlebih dahulu menghitung skor persepsi kepuasan pelanggan dan skor harapan pelanggan. Skor yang diperoleh kemudian diselisihkan antara skor harapan dan skor persepsi dari selisih tersebut kemudian diketahui kesenjangan yang tercipta antara harapan dan kenyataan yang diterima pelanggan

Skor Persepsi Kepuasan Skor harapan

Dengan demikian semakin besar selisih yang tercipta maka tingkat kepuasan pelanggan akan diperoleh dengan cara membagi skor persepsi dengan skor harapan kemudian di kalikan 100%

3. Perspektif Proses manajemen Internal

dalam proses manajemen internal, manajer harus bisa mengidentifikasi proses internal yang penting dimana instansi diharuskan melakukan dengan baik karena proses internal tersebut mempunyai nilai yang diinginkan konsumen dan dapat memberikan pengembalian yang diharapkan oleh para pemangku kepentingan. Tahapan dalam proses bisnis internal meliputi:

a. pengukuran pengembangan aktivitas utama, merupakan pengembangan yang dilakukan Institusi agar dapat bertahan dalam persaingan dengan para pesaing. Pada proses pengembangan produk baru, institusi berupaya untuk menciptakan produk/jasa,yang memiliki nilai jual.

(37)

b. Evaluasi alat pengembangan aktivitas utama, Tahapan ini merupakan tahapan dimana institusi berupaya untuk mengevaluasi alat pendukung pengembangan aktivitas utama.

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Merupakan pengukuran kinerja yang mengukur kemampuan institusi untuk mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya manusia sehingga tujuan strategik instansi dapat tercapai untuk waktu sekarang dan waktu yang akan datang( wijaya tunggal, 2009;10).

Proses pembelajaran dan pertumbuhan ini bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem dan prosedur organisasi termasuk dalam perspektif ini adalah pelatihan pegawai dan budaya institusi yang berhubungan dengan perbaikan individu dan organisasi. Dalam organisasi knowledge-worker, manusia adalah sumber daya utama

Dalam perspektif ini instansi melihat tolak ukur: employee satisfaction,

information system capabilities dan motivation, empowerment and alignment.

1. Employee satisfaction

Pekerja yang puas merupakan pra kondisi bagi meningkatnya

produktivitas daya tanggap, mutu, dan layanan pelanggan. Institusi yang ingin mencapai tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi perlu memiliki pelanggan yang dilayani oleh pekerja yang terpuaskan institusi

(38)

Kemampuan sistem informasi yang memadai, kebutuhan seluruh tingkatan manajemen dan pegawai atas informasi yang akurat dan tepat waktu dapat dipenuhi dengan sebaik baiknya

3. Motivation, empowerment, and alignment

Perspektif ini penting untuk menjamin adanya proses yang

berkesinambungan terhadap upaya pemberian motivasi dan inisiatif yang sebesar besarnya (yuwono, 2007; 42)

Ada tiga variabel pertanyaan dalam kuesioner yang digunakan dalam mengukur tingkat kepuasan karyawan dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yaitu:

 Kepuasan karyawan

 Visi misi institusi

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan studi kasus, kemudian mengolah dan menganalisis data yang diperoleh selama penelitian, serta membandingkan antara teori dengan keadaan di lapangan. Penelitian studi kasus merupakan studi yang lebih menekankan kepada analisis konteks secara penuh berdasarkan peristiwa atau kondisi yang lebih sedikit. Selain itu, studi kasus juga bisa diartikan sebagai penelitian yang merinci mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh termasuk lingkungan dan kondisi masa lalu. Metode deskriptif bertujuan untuk menyangkut sesuatu pada waktu

berlangsungnya proses riset. 3.2 Tehnik Pengumpulan Data 3.2.1 Penelitian Lapangan

Tujuan penelitian lapangan adalah untuk memperoleh data primer dari kondisi nyata dilapangan. Secara umum, tehnik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah sebagai berikut:

(40)

3. Penyebaran kuisioner, dilakukan untuk mengetahui secara langsung dan objektif mengenai kemungkinan penerapan Balanced Scorecard dalam pengukuran kinerja institusi.

Sementara secara khusus, metode yang digunakan dalam pengumpulan data dijabarkan berdasarkan tiap perspektif sebagai berikut:

a. Perspektif keuangan

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil data sekunder berupa Lakip FEB Unila 2010-2012

b. Perspektif pelanggan metode yang diambil adalah survey yaitu lewat pengisian kuisioner kepada pelanggan tentang kepuasan pelanggan dan harapan pelanggan.

c. Perspektif manajemen internal

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang Meliputi tingkat perkembangan kualifikasi dosen/karyawan sebagai gambaran proses pencapaian akademik,wawancara dan pendataan fasilitas akademik dan sertifikasi standar pelayanan mutu sebagai gambaran proses pengembangan akademik.

d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

(41)

3.3 Populasi dan Sampel

Pada penelitian ini, yang dijadikan populasi penelitian, yaitu tenaga kependidikan ,dosen dan mahasiswa FEB Unila. Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. Menurut slovin rumus untuk mengambil sampel dari populasi adalah n =

dimana :

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan.

3.4 Uji Validitas dan Reabilitas

Dua syarat penting yang berlaku pada sebuah kuisioner,yaitu keharusan sebuah angket untuk valid dan reliable. Oleh karena itu, sebelum diedarkan secara resmi, kuisioner untuk karyawan dan kuisioner untuk pelanggan tersebut harus

diujicobakan dahulu. Dimana jumlah responden sebanyak 15 pelanggan untuk kuisioner pelanggan dan 10 responden untuk kuisioner karyawan institusi. 1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Kuisioner dinayatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Metode yang digunakan dalam uji validitas ini adalah korelasi produk Momen yang

dikembangkan oleh pearson dengan rumus

N

(42)

Dimana r = koefisien korelasi antara x dan y x = jumlah skor variabel x

y = jumlah skor variabel y

xy = jumlah hasil kali antar x dan y n = jumlah responden

dari rumus di atas didapat angka atau koefisien korelasi, kemudian dibandingkan dengan nilai kritisnya, jika nilai rxy lebih besar dari nilai kritisnya, jika nilai rxy lebih besar dari nilai kritisnya maka dinyatakan valid dan bisa dilanjutkan pada uji reliabilitasnya.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seresponden itu terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005). Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik Cronbach Alpha.

Alasan pemilihan teknik Cronbach alpha adalah untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya merupakan rentangan dari beberapa nilai dan berbeda beda (Arikunto, 1993), misal (0-1), (0-3), (0-4). Rumus untuk koefisien alpha :

(43)

Keterangan :

K = Banyaknya belahan test

Sj2 = Varians belahan j ( j = 1,2,...)

Sx2 = Varians skor test

3.5Alat Analisis

Analisis yang dipakai oleh penulis untuk mengolah data sebagai berikut :

a. Analisis Kualitatif

Penulis mendeskripsikan hasil jawaban responden, yakni karyawan dan pelanggan, yang penyajiannya menggunakan analisis tabel.

b. Analisis kuantitatif

Analisis kuantitatif yang dipakai oleh penulis untuk mengolah data terbagi atas 2 bagian :

1. Analisis Kuantitatif yang pertama, untuk mengukur data sekunder untuk pengukuran kinerja dari 4 perspektif dari metode Balanced Scorecard, penulis menggunakan alat alat analisis sebagai berikut :

1.1Perspektif Keuangan

(44)

a. Rasio Kinerja Keuangan = Total Realisasi Anggaran Total Target Anggaran

Rasio ini menunjukkan Tingkat realisasi Anggaran keseluruhan dalam mencapai program yang diharapkan.

1.2 Perspektif Pelanggan

Tingkat Kepuasan Pelanggan = Skor Persepsi Kepuasan Skor harapan

2. Analisis Kuantitatif yang kedua, digunakan untuk menganalisis data primer yang didapat melalui kuisioner, yakni kuisioner untuk karyawan dan

pelanggan. Namun sebelum kuisioner tersebut disebar akan diujicobakan dahulu dan hasil data akan diolah menggunakan metode statistic yang dibantu oleh program SPSS 17.0. Pada kuisioner ini ada dua bagian yang ditanyakan yaitu :

a. Pertanyaan untuk Pelanggan(mahasiswa) - Pertanyaan mengenai kepuasan pelanggan

Pada bagian ini digunakan kuisioner kepuasan pelanggan yang terdiri dari 15 pertanyaan. Pengukuran skornya adalah satu untuk sangat tidak puas dan lima untuk sangat puas, sedangkan untuk alternatif jawaban tidak puas, cukup puas dan puas, pengukuran skornya merupakan gradasi dari 1 dan 5

X 100%

(45)

- Pertanyaan mengenai harapan pelanggan

Pada bagian ini digunakan kuisioner harapan pelanggan yang terdiri dari 15 pertanyaan. Pengukuran skornya adalah satu untuk sangat tidak mengharapkan dan lima untuk sangat mengharapkan, sedangkan untuk alternatif jawaban tidak mengharapkan, sedikit mengharapkan dan mengharapkan, pengukuran skornya merupakan gradiasi 1 dan 5. b. Pertanyaan Untuk Karyawan

- Pertanyaan mengenai kepuasan karyawan

Pada bagian ini digunakan kuisioner tingkat kepuasan karyawan yang variabel variabelnya antara lain adalah kepuasan kompensasi, kepuasan terhadap pimpinan, kepuasan terhadap iklim kerja, terhadap rekan kerja dan terhadap pekerjaan itu sendiri. Kuisioner ini terdiri dari 15 pertanyaan. Pengukuran skornya adalah satu untuk sangat tidak puas dan lima untuk sangat puas, sedangkan untuk alternatif jawaban tidak puas, cukup puas dan puas, pengukuran skornya merupakan gradasi 1 dan 5.

- Pertanyaan mengenai visi misi institusi

Pada bagian ini terhadap enam pertanyaan mengenai pengetahuan karyawan terhadap visi dan misi institusi. Pengukuran skornya hanya 2 alternatif, dimana alternatif jawaban hanyalah Ya dan Tidak, yang masing masing skornya adalah 2 dan 1

(46)
(47)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

Dari pembahasan pada Bab sebelumnya, penulis menyimpulkan secara keseluruhan kinerja FEB Unila yaitu

1. Kinerja FEB Unila dari segi perspektif keuangan dari tahun 2010-2012 bersifat cukup stabil namun penyerapan anggaran belum maksimal. Sistem informasi yang cukup baik berdasarkan pengamatan responden ,masih harus terus mendapatkan perhatian dan pembenahan terutama yang terkait dengan pemograman dan penganggaran kinerja, dari segi perspektif pelanggan dapat dinilai bahwa pelanggan/Mahasiswa merasa Cukup puas dengan layanan yang mereka terima selama ini dan tingkat kepuasan Pelanggan/Mahasiswa adalah baik dimana Mahasiswa sangat sangat mengharapkan agar FEB Unila dapat terus berbenah untuk meningkatkan kualitasnya.

2. Pada perspektif manajemen internal,. untuk menunjang proses

pembelajaran, FEB Unila memulai membenahi Fasiltas akademik untuk memenuhi kebutuhan mahasiwa dan operasional FEB Unila. Yang disesuaikan dengan standarisasi ISO 9001:2008 dan untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan, FEB Unila berencana untuk

(48)

3. Pada perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan dapat disimpulkan bahwa pada output utama institusi yaitu Lulusan dengan rata rata Toefl dan IPK mengalami peningkatan disertai dengan tingkat perkembangan terakhir kualifikasi dosen dan perkembangan terakhir tenaga pendidikan/Karyawan kepuasan karyawan/dosen terhadap institusi FEB Unila adalah puas dan merasa mengerti visi misi institusi FEB Unila dan sistem informasi yang didapatkan cukup baik.

4. Dengan demikian dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa

pengukuran kinerja FEB Unila dengan menggunakan Balanced Scorecard sudah cukup baik.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh tersebut, maka penulis menyarankan hal hal sebagai berikut:

(49)

2. FEB Unila hendaknya terus meningkatkan realisasi program yang sudah di canangkan di dalam anggaran perencanaan.dengan cara menekankan efektivitas dan efisiensi pengelolaan program,waktu dan anggaran. 3. FEB Unila hendaknya terus meningkatkan tingkat kualifikasi dosen 4. FEB Unila hendaknya terus meningkatkan standar kompetensi ipk dan

TOEFL Mahasiswa FEB, sehingga FEB Unila dapat terus mencetak lulusan yang sesuai dengan kriteria pasar kerja.

5. FEB Unila hendaknya lebih meningkatkan kualitas sistem informasi institusi agar dapat lebih akurat,cepat,efektif dan efisien. Selain itu

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan praktik Rieneka Cipta, Jakarta.

Gasperzs, Vincent. 2005. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced

Scorecard dengan Six Sigma Untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintah. Gramedia, Jakarta.

Indrajit, Richardus Eko, 2004. Manajemen perguruan tinggi modern, Jakarta. Kaplan, Robert dan David P. Norton. 1996. Balanced Scorecard. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Luis,Suwardi.2007.Step by step in cascading Balanced Scorecard to functional Scorecards.Gramedia,Jakarta

Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Salemba Empat, Jakarta.

Munawir, Analisis Laporan Keuangan,Liberty,Yogyakarta,1998.

Pramadhany,Wahyu Eko Yuzandra,2011.PenerapanMetode Balance Score card Sebagai Tolak Ukur Penilaian Kinerja Pada Organisasi Nirlaba

(Study Kasus pada Rumah Sakit Bhayangkara Semarang),Semarang Rahmani, Rezma Hadi,2010. analisis pengukuran kinerja organisasi nirlaba dengan metode balanced scorecard (studi pada universitas islam negeri maulana malik ibrahim malang), Malang.

Retnowati, Trida. 2005. Balanced scorecard Sebagai Pengukur Kinerja Perusahaan di PT. BPRS Bumi Rinjani Batu. Skripsi. Malang. FE UIN Retnowati,Trida,2005. Balance scorecard sebagai pengukur kinerja perusaaan di PT.BPRS Bumi Rinjani Batu, Makasar.

Rita, Desta Panca,2009. Pengukuran Kinerja Pada PT Indosat Cabang Kedaton dengan menggunakan Pendekatan Balance Score Card, Lampung.

Sai’in. 2009. Perencanaan Masih Perlukah?, GEMA, edisi 42 : 13

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, karena untuk memperoleh informasi yang relevan dan mengetahui data yang valid dan reliable..

Data adalah bahan baku informasi dan dikumpulkan dalam suatu basis-data (database) agar pengumpulan, penyimpanan, pemeliharaan, pengolahan, dan pengamanannya dapat

Berdasarkan Peraturan Bupati Lamandau Nomor 9 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Lamandau, Satuan Polisi Pamong Praja

Menyewa Rumah (Studi Kasus di Kampung Joyodiningratan Kratonan Solo), Surakarta: Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015.. Skripsi karya Rati Widiastuti yang berjudul

tahap penyelidikan umum untuk membatasi daerah potensial endapan bahan galian dengan.. kategori sumber daya tereka, yang menjadi tahap

Dari perhitungan neraca air untuk menentukan luas DTA Pindul ditambah beberapa bukti penelitian di kawasan karst lainnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa penentuan luas DTA

Indikator penilaian yang menjadi prioritas selanjutnya (kuadran C) untuk ditingkatkan layanannya sesuai dengan urutan prioritas berdasarkan nilai PGCV tertinggi