• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LATIHAN INTERVAL DAN LATIHAN LARI BERSELANG TERHADAP HASIL VO2MAX PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMA SWADHIPA NATAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LATIHAN INTERVAL DAN LATIHAN LARI BERSELANG TERHADAP HASIL VO2MAX PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMA SWADHIPA NATAR"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

ii ABSTRAK

PENGARUH LATIHAN INTERVAL DAN LATIHAN LARI BERSELANG TERHADAP HASIL VO2MAX PADA SISWA EKSTRAKURIKULER

SEPAKBOLA DI SMA SWADHIPA NATAR Oleh

Ani Setiawati

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh latihan interval, latihan lari berselang dan kelompok kontrol terhadap peningkatan kapasitas paru-paru, menyimpan O2 secara maksimal (VO2max) pada siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMA Swadhipa Natar.

Populasi pada penelitian ini adalah siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMA Swadhipa Natar dengan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan jumlah siswa ekstrakurikuler sepakbola sebanyak 60 siswa dari total sampling sehingga penelitian ini disebut penelitian populasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen murni (true experiment), sedangkan desain penelitian yang digunakan pre test-post test control group design.

Teknik pengambilan data untuk test VO2max ini menggunakan Test Multi Tahap (Bleep Test).

Teknik analisis data menggunakan Analisis Varians (ANAVA). Hasil analisis data menunjukan bahwa kelompok latihan interval dapat menunjukkan peningkatan VO2max secara signifikan

diperoleh nilai rata tes akhir 45,36, kelompok latihan lari berselang diperoleh nilai rata-rata tes akhir 48,91, dan kelompok kontrol diperoleh nilai rata-rata-rata-rata tes akhir 31,41. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari latihan lari berselang terhadap hasil VO2Max.

Kesimpulannya, perbedaan pengaruh menunjukkan bahwa kelompok latihan lari berselang lebih baik dibandingkan dengan kelompok latihan interval dan kelompok kontrol dalam meningkatkan VO2max.

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Branti Raya, Kec. Natar Kab. Lampung Selatan pada tanggal 17 Maret 1992, sebagai anak ke lima dari enam bersaudara, Bapak Samid dan Ibu Rodiana.

(7)
(8)

MOTO

Janganlah engkau merasa susah, sesungguhnya ALLAH selalu bersama kita

( QS.At-taubah : 40 )

Menuntut ilmu adalah taqwa. Menyampaikan ilmu adalah ibadah. Mengulang-ulang

ilmu adalah zikir. Mencari ilmu adalah jihad

( Imam Al Ghazali )

Keberhasilan akan muncul kalau kamu bisa mengatasi ketakutan mu sendiri

(Ani Setiawati )

“Masalah itu harus dijalani, dihadapi, dan di

nikmati karena ALLAH S.W.T

mengetahui batas kemampuan umatnya, dan tidak akan memberi cobaan

melebihi kemampuan

umat-

Nya”

“ Saya bisa bukan sepenuhnya dari usaha saya

sendiri, melainkan ada

bantuan dari teman-teman saya, jadi jangan lupakan mereka dan

orang-orang dibalik layar ”

( Ani Setiawati )

(9)

PERSEMBAHAN

BISSMILLAHIRAHMANNIROHIM

Kupersembahkan karya ini kepada:

Ibunda Rodiana dan Ayahanda Samid terkasih dan tercinta yang telah

memberikan segalanya untukku, membesarkanku, mendidikku dengan

penuh kesabaran dan kasih sayang serta tak pernah henti

mendoakanKeberhasilanku dan kebahagiaanku.

Bapak dan Ibu ku

Di dalam tubuh ku mengalir darah Ibu

Dan keringat Bapak

Keluarga besarku tercinta, Kyai ari, minak selvi, daeng susi, atu yuyun,

uni nia. Sertasahabat tersayang, Nia, Desna, Karin, Nando, Agus Dian,

Ega, Riyan Jaya, Robi, dan teman-teman Angkatan 2010

(Terkhusus untuk Alm. Ade Sapaldo) yang telah banyak memberi

semangat dan motivasi untuk menyelesaikan karya terbaik ini, serta

untuk seseorang yang kelak akan menjadi pendamping hidupku.

Semua pihak yang mendukung dan mendoakan keberhasilanku serta

almamaterku tercinta

(10)

vi

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa- Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP Universitas Lampung. Dengan judul Pengaruh Latihan Interval dan Latihan Lari Berselang Terhadap Hasil VO2max Pada Siswa Ekstrakurikuler Sepakbola di SMA Swadhipa

Natar

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, petunjuk, bantuan, nasihat, saran, dan perhatian dari berbagai pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapakku Samid dan Ibuku Rodiana serta kakak-kakak dan adikku Atu Yuyun, Daeng Susi, Kyai Ari, Minak Selvi, Uni Nia yang telah banyak memberikan nasihat, motivasi dan dukungan disetiap langkahku dalam menyelesaikan skripsi ini.

(11)

vii

3. Bapak Heru Sulistianta, S.Pd. M.Or. Sebagai Pembimbing II, terima kasih atas kesabaran dan pengertiannya selama penulis menyusun skripsi ini;

4. Bapak Drs. Suranto, M.Kes selaku Pembahas, terima kasih atas kritik dan

sarannya yang telah memberikan banyak masukan dan pengarahan selama penulis menyelesaikan skripsi ini;

5. Bapak dan ibu dosen Penjaskesrek yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan semasa penulis menyelesaikan perkuliahan;

6. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

7. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

8. Kepala SMA Swadhipa Natar yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian dan Guru Olahraga serta siswa SMA Swadhipa Natar, terima kasih atas waktunya dan kerjasama yang telah diberikan dalam penulisan skripsi ini;

9. Bapak dan ibu staf tata usaha FKIP Unila yang telah bekerja sama dengan pelayanannya sehingga terselesaikan skripsi ini;

10.Dan kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Bandar Lampung, 30 Mei 2014 Penulis

(12)
(13)

xiv

C. Definisi Operasional Variabel ……… 34

D. Populasi dan Sampel ... 35

1. Populasi ………... 35

2. Sampel ………... 35

E. Pelaksanaan Penelitian ... 36

F. Teknik Pengumpulan Data ... 37

G. Teknik Analisis Data ………. 40

H. Anava (Analisis Varians) ... 40

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 47

1. Deskripsi Data ... 47

2. Analisis Data ... 52

3. Pengujian Hipotesis ... 52

1. Hipotesis 1... 53

2. Hipotesis 2... 53

3. Hipotesis 3... 54

B. Pembahasan ... 54

V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(14)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Normatif Data VO2Max ... 40

3.2. Rumus Anava Tunggal ... 41

3.3. Ringkasan Anava Satu Jalur ... 43

4.1. Hasil Analisis ... 48

(15)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 28

3.1. Desain Rancangan Penelitian ... 32

3.2. Instrumen Penelitian ……….. 38

3.3. Lintasan Tes Multi Tahap ……….. 38

4.1. Tes Awal dan Akhir Kelompok Interval ... 49

4.2. Tes Awal dan Akhir Kelompok Lari Berselang... 50

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Program Latihan ... 64

2. Data Tes Awal ... 72

3. Data Pembagian Kelompok Secara Ordinal Pairing ... . 76

4. Data Beda ... 80

5. Analisis Data Statistik ... 81

6. Perhitungan Analisis Data Varians ... 82

7. Ringkasan Anava Satu Jalur ... 84

8. Pengujian Hipotesis 1... 85

9. Pengujian Hipotesis 2 ... 86

10. Pengujian Hipotesis 3 ... 87

11. Tabel F ... 88

12. Tabel r Product moment ... 90

13. Prediksi Nilai VO2Max Tes Lari Multi Tahap... 91

14. Foto – Foto... 93

(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga sepakbola sangat digemari oleh berbagai kalangan dewasa, remaja, maupun anak-anak. Dengan pandai bermain sepakbola di sekolah, memahami, memiliki pengetahuan dan kemampuan melaksanakan dasar-dasar bermain sepakbola, siswa dapat meningkatkan dan mencapai prestasi yang setinggi-tingginya.

Banyak faktor yang mempengaruhi penampilan seorang pemain sepakbola untuk tampil maksimal dirumput hijau dengan mempunyai teknik, taktik, mental, serta fisik yang baik akan menghasilkan VO₂max yang baik juga. Faktor yang sangat penting dalam pencapaian prestasi sepakbola adalah penguasaan kemampuan dasar yang dimiliki oleh pemain itu sendiri, sehingga pandai bermain sepakbola. Dengan cara siswa secara rutin mengikuti ekstrakurikuler sepakbola di sekolah dapat lebih mudah memahami suatu permainan sepakbola.

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran

(18)

2

khusus diselenggarakan oleh Pendidik atau tenaga Kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah, (Saujana, blogsport.pdf) Biasanya kegiatan ekstrakurikuler diadakan setelah kegiatan belajar mengajar di sekolah selesai ataupun di hari – hari libur. Tujuan Ekstrakurikuler meliputi ;

(19)

3

VO2max merupakan volume oksigen maksimal yang diproses oleh

tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif, volume oksigen maksimal ini adalah suatu tingkatan kemampuan tubuh yang dinyatakan dalam liter per menit atau milliliter/menit/kg berat badan yang dikonsumsi per satuan waktu oleh seseorang selama latihan atau tes, dengan latihan yang makin lama makin berat sampai kelelahan, ukurannya disebut VO2max. Menurut Devries (dalam Joesoef, 1988) yang dimaksud dengan VO2max adalah derajat metabolisme aerob maksimum dalam aktivitas fisik dinamis yang dapat dicapai seseorang. Demikian pula PPIOK dalam modul ( 2012:63) , “VO2max dapat di ukur dengan beberapa tes, salah satunya adalah tes lari 15 menit”. Tujuannya adalah untuk mengukur kapasitas aerobic atau VO2max. Dalam cabang olahraga sepakbola, VO2max sangat dibutuhkan untuk konsumsi oksigen setiap latihan maupun dalam pertandingan. Menurut American College of Sports Medicine dalam Suranto (2008:189),

peningkatan konsusmsi oksigen atau VO2max dan fungsi jantung dapat terjadi secara konsisten, apabila latihan dilakukan secara teratur dan mempergunakan otot – otot besar, seperti : berjalan, jogging, bersepeda, berenang, latihan cicrcuit training, latihan cross country, latihan interval, latihan lari berselang dan sebagainya.

VO2max adalah volume maksimal oksigen yang diproses oleh tubuh

(20)

4

Zat sisa-sisa yang menyebabkan kelelahan pun jumlahnya semakin sedikit.

Seorang pemain sepakbola dengan memiliki VO2max yang tinggi, maka semakin bagus pula kemampuan daya tahannya termasuk staminanya. Begitupun sebaliknya semakin rendah kemampuan VO₂max yang dimiliki, maka semakin jelek stamina seorang pemain sepakbola. Sangat mudah melihat perbandingan kedua hal tersebut. Rata-rata pemain Eropa bisa berlari dengan power full 2×45 menit karena nilai VO2max mereka tinggi di atas rata-rata pemain Indonesia. Sedangkan para pemain timnas Indonesia kelihatan sekali stamina mereka menurun setelah memasuki babak kedua karena nilai VO2max nya jauh dibawah para pemain Arsenal, Liverpool, Chelsea maupun Belanda yang pernah mereka lawan sebelum ini.

Beberapa waktu lalu semua pemain timnas Indonesia dites nilai VO2max nya tertinggi hanya dimiliki M. Taufiq yang mencapai 60

(21)

5

pemainnya. Karena disinilah salah satu letak kelemahan para pemain sepakbola Indonesia, staminanya tidak cukup kuat untuk mengarungi 90 menit pertandingan dengan tenaga prima.

Volume oksigen maksimal atau VO2max adalah suatu pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui daya tahan jantung yang juga merupakan faktor utama dalam kebugaran jasmani. Dalam meningkatkan hasil VO2max dibutuhkan latihan yang bervariasi dan memiliki daya tahan yang cukup lama, seperti model latihan peningkatan kebugaran kardiorespirasi haruslah dilakukan dalam waktu yang relatif lama. Latihan daya tahan dan paru-paru diantaranya adalah dengan mempertinggi intensitas. Banyak latihan daya tahan yang telah diteliti selama ini, diantaranya : Lari zig zag, cross country, fartlek, latihan interval dan latihan lari berselang.

(22)

6

Dengan metode latihan interval dapat mengkombinasikan berbagai bentuk latihan seperti, ketahanan, kekuatan, kecepatan, dan komponen lainnya dalam satu bentuk latihan. Sedangkan metode latihan lari berselang yaitu, berlari di alam terbuka dengan bertujuan untuk menghilangkan kebosanan dalam latihan.

Sepakbola merupakan salah satu olahraga yang sangat popular di dunia. Dalam pertandingan, olahraga ini dimainkan oleh dua kelompok berlawanan yang masing-masing berjuang untuk memasukkan bola ke gawang kelompok lawan. Masing-masing kelompok beranggotakan sebelas pemain, dan karenanya kelompok tesebut juga dinamakan kesebelasan. Sepakbola ialah suatu permainan beregu, oleh karena itu kerjasama regu merupakan tuntutan permainan sepakbola yang harus dipenuhi oleh setiap kesebelasan yang menginginkan kemenangan.

Seperti yang dikemukakan oleh Alan Gibbon dan John Cartwright dalam bukunya Soedjono, 1985: 16 Sepakbola adalah suatu permainan passing dan running dari pola yang sukar diramalkan dan selalu berubah – rubah, menuntut kesadaran yag tinggi dari pemain – pemain dan menuntut suatu kemampuan untuk membuat keputusan yang cepat dan bertindak cepat tanpa menunda – nunda.

(23)

7

modul Sukadiyanto, 2012 : 81) Sebuah hasil studi menunjukkan bahwa bermain sepakbola memiliki potensi untuk menaikkan detak jantung yang cukup untuk meningkatkan kebugaran kardiorespirasi.

Penulis menemukan suatu masalah yang ada dalam kelompok ekstrakurikuler sepakbola di SMA Swadhipa Natar. Siswa yang cepat

sekali mengalami kelelahan saat pertandingan sepakbola yang menyebabkan rendahnya daya tahan siswa ekstrakulikuler sepakbola di SMA Swadhipa Natar, hal itu disebabkan karena kurangnya latihan fisik pada siswa ekstrakurikuler. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis akan mengadakan penelitian tentang ”Pengaruh Latihan Interval dan Latihan Lari Berselang Terhadap Hasil Vo2Max Pada

Siswa Ektrakurikuler Sepakbola di SMA Swadhipa Natar”

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Pada umumnya banyak pemain sepakbola yang tidak sanggup bermain lama. Artinya daya tahan para pemain dalam waktu cukup lama

bermain 2 x 45 menit ditambah dengan perpanjangan waktu. Demikian pula, tak terkecuali untuk para siswa SMA Swadhipa yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola.

(24)

8

3. Banyak model latihan untuk mengukur daya tahan dalam

meningkatkan VO₂max, namun sejauh ini diketahui model latihan apa yang lebih efektif untuk meningkatkan VO₂max .

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah, maka penelitian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Seberapa besar latihan interval berpengaruh terhadap peningkatan VO2max pada siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMA Swadhipa

Natar?

2. Seberapa besar latihan lari berselang berpengaruh terhadap

peningkatan VO2max pada siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMA Swadhipa Natar?

3. Manakah yang lebih berpengaruh antara kelompok latihan interval, kelompok latihan lari berselang dan kelompok kontrol terhadap peningkatan VO2max pada siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMA Swadhipa Natar?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh latihan interval terhadap

(25)

9

2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh latihan lari berselang terhadap peningkatan VO2max pada siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMA Swadhipa Natar.

3. Untuk mengetahui model latihan yang lebih baik atau efektif antara kelompok kontrol, latihan interval dan latihan lari berselang terhadap peningkatan VO2max pada siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMA Swadhipa Natar.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : a. Bagi Peneliti

Agar peneliti dapat mengetahui seberapa besar pengaruh latihan interval, latihan lari berselang dan kelompok kontrol terhadap hasil

VO2max siswa ekstrakurikuler sepakbola.

b. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil VO2max siswa ekstrakurikuler sepakbola.

c. Bagi Pelatih

(26)

II.TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Ekstrakurikuler

Saujana (www.blogspot.pdf.ekstrakulikuler) mengartikan bahwa Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan oleh para siswa sekolah, di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan – kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah, kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya diberbagai bidang di luar bidang akademik.

Menurut Ahmadi (1984:105) kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan-kegiatan diluar jam pelajaran sekolah yang mempunyai fungsi pendidikan dan biasanya berupa klub-klub, misalnya : olahraga, kesenian, ekspresi, dan lain-lain. Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk memperluas pengetahuan siswa mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya (Sahertian, 1978:83).

B. Kebugaran Jasmani

(27)

11

cadangan energi untuk menikmati waktu senggangnya serta untuk keperluan yang sifatnya mendadak.

Untuk melakukan test kebugaran jasmani perlunya persyaratan bagi peserta test. Salah satunya adalah peserta tes dalam kondisi yang sehat. Berkenaan dengan pembinaan kondisi fisik untuk meningkatkan kebugaran jasmani yang perlu dilatih. Unsur-unsur kebugaran jasmani tersebut antara lain kekuatan otot, daya tahan paru dan jantung, kecepatan, kelincahan, daya ledak (explosive power) dan kelentukan (fleksibilitas). Unsur-unsur kebugaran jasmani tersebut dapat dilatih dalam bentuk : circuit training, interval training, jogging , fartlek dan cros country.

C. Pengertian VO2Max

Volume Oksigen Maksimum (VO2Max)

(28)

12

Dalam cabang olahraga sepakbola, VO2max sangat di butuhkan untuk konsumsi oksigen setiap latihan maupun dalam pertandingan. Menurut

American College of Sports Medicine dalam Suranto (2008:189),

peningkatan konsusmsi oksigen atau VO2max dan fungsi jantung dapat terjadi secara konsisten, apabila latihan dilakukan secara teratur dan mempergunakan otot – otot besar, seperti : berjalan, jogging, bersepeda, berenang, latihan circuit training, latihan cross country, latihan interval, latihan lari berselang dan sebagainya.

D. Pengertian Sepakbola

Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai kecuali penjaga gawang yang diperbolehkan menggunakan lengannya didaerah tendangan hukumannya. Dalam perkembangannya permainan ini dapat dimainkan di luar lapangan (outdoor) dan di dalam ruangan tertutup (indoor). Lebih lanjut dikatakan bahwa sepakbola adalah aktivitas jasmani atau latihan fisik, berisikan gerakan lari, lompat, loncat, menendang, menghentakkan dan menangkap bola bagi penjaga gawang. Semua gerakan tersebut terangkai dalam suatu pola gerak yang diperlukan pemain dalam menjalankan tugasnya bermain sepakbola.

(29)

13

peraturan PSSI supaya seorang siswa bisa mengenal peraturan yang ada. Di dalam perainan sepakbola, setiap pemain diperbolehkan menggunakan seluruh anggota badan kecuali tangan dan lengan, hanya penjaga gawang atau kipper yang diperbolehkan memainkan bola dengan kaki dan tangan. Sepakbola merupakan permainan beregu yang masing-masing regu terdiri dari atas sebelas pemain. Biasanya permainan sepakbola dimainkan dalam dua babak (2x45 menit) dengan waktu istirahat (10 menit) di antara dua babak tersebut.

Seorang pemain sepakbola dengan memiliki VO2max yang tinggi, maka semakin bagus pula kemampuan daya tahannya termasuk staminanya. Begitupun sebaliknya semakin rendah kemampuan VO₂max yang dimiliki, maka semakin jelek stamina seorang pemain sepakbola. Sangat mudah melihat perbandingan kedua hal tersebut. Rata-rata pemain Eropa bisa berlari dengan power full 2×45 menit karena nilai VO2max mereka tinggi di atas rata-rata pemain Indonesia. Sedangkan para pemain timnas Indonesia kelihatan sekali stamina mereka menurun setelah memasuki babak kedua karena nilai VO2max nya jauh dibawah para pemain Arsenal, Liverpool, Chelsea maupun Belanda yang pernah mereka lawan sebelum ini. Bentuk-bentuk latihan untuk mengukur VO2max yaitu circuit training, jogging, cros country, interval training, berenang, fartlek, bersepeda dan

(30)

14

E. Latihan

1. Pengertian Latihan

Latihan adalah suatu proses yang sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani seseorang atlet dengan suatu aktifitas yang dipilih, sedang pada umumnya masyarakat mengatakan latihan atau berlatih yang maksudnya untuk melakukan suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang untuk menambah pengetahuan dan keterampilan. Didalam melakukan harus secara berulang-ulang maksudnya, gerakan-gerakan yang tadinya sukar untuk dilakukan menjadi mudah untuk dilakukan dan didalam melakukan gerakan-gerakanya menjadi otomatis, relaksasi dan semakin menghemat tenaga. Harsono (2013:28) mengatakan sebagai berikut latihan adalah proses yang sistematis dari yang berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan serta intensitas latihannya. Latihan adalah suatu proses yang sistematis secara berulang-ulang, secara tetap dengan selalu memberikan peningkatan beban (Wikipedia,wordpress: 2010/01/05/latihan-kebugaran-jasmani). Dari uraian diatas, jelaslah bahwa berlatih secara sistematis adalah latihan yang terprogram dan berpedoman pada suatu jadwal latihan, menurut pola tertentu dalam penyampaian atau metodenya dilakukan secara sistematis yakni dari yang lebih mudah ke yang lebih sukar.

(31)

15

ditentukan. Kemudian setiap latihan bebanya ditambah, jadi bukan berarti setiap hari melakukan latihan tetapi berdasarkan program latihan yang telah ditentukan. Untuk melakukan suatu program latihan perlu diperhatikan prinsip-prinsip latihannya. Tujuan utama dari latihan (training) adalah untuk membantu atlit meningkatkan keterampilan dan prestasi olahraganya semaksimal mungkin buku Harsono (2013:28), untuk mencapai latihan tersebut ada empat aspek yang perlu diperhatikan oleh setiap guru pendidikan jasmani/Pembina/pelatih olahraga, yaitu ; a) latihan fisik, b) latihan tehnik, c) latihan taktik, d) latihan mental.

Kekurangan yang sering terjadi pada guru atau pelatih adalah bahwa kurang memahaminya prinsip-prinsip latihan yang sebenarnya tanpa mengetahui prinsip-prinsip serta tujuan-tujuan latihan tersebut tak mungkin akan tercapai. Maka untuk mengetahui prinsip-prinsip dari latihan tersebut, adaptasi dari Bompa 1983, Jonath/Krempel 1981, Letzelter 1978, Grosser Rothing 1985, dalam modul (materi kuliah

Ilmu Kesehatan Olahraga oleh PPIKOR) menerangkan bahwa yang harus diterapkan dalam penentuan program , yaitu sebagai berikut: 1. Prinsip overload adalah prinsip latihan paling mendasar akan tetapi

paling penting, oleh karena itu tanpa menerapkan prinsip ini adalah latihan, tidak mungkin sebuah prestasi akan tercapai.

(32)

16

lain. Denga kematangan pada perkembangan menyeluruh ini maka akan lebih mudah untuk menuju kepada latihan spesialisasi.

3. Spesialisasi cabang olahraga merupakan tujuan untuk seseorang dalam mengetahui sebuah cabang olahraga. Karena dengan spesialisasi dia akan mencapai prestasi yang maksimal.

4. Prinsip individualisasi merupakan syarat dalam menyusun sebuah program latihan. Hal ini didasarkan mengingat masing-masing individu mempunyai kemampuan yang berbeda. Prinsip ini didasarkan agar tujuan latihan dapat sejauh mungkin tercapai. 5. Intensitas latihan adalah prinsip yang digunakan dalam

menentukan tujuan. Sehingga antara latihan yang untuk prestasi dan latihan yang untuk kesegaran jasmani.

6. Kualitas latihan lebih ditunjukkan kepada proses dari latihan itu sendiri. Semakin bermutu sebuah latihan maka akan semakin baik pula prestasi yang akan diraih.

7. Variasi dalam latihan digunakan untuk menghindari kebosanan dalam latihan. Semakin enjoy seseorang dalam latihan maka tujuan yang akan diraih lebih mungkin dicapai.

8. Lama latihan akan lebih baik dilakukan bila dengan latihan yang padat dan bermutu walaupun waktunya singkat. Diharapkan dengan metode ini akan lebih memperkecil kesalahan yang dibuat akibat kelelahan.

(33)

17

Dalam pengetahuan pelaksanaan latihan agar lebih teratur dan dapat memberikan hasil yang memuaskan maka perlu diperhatikan adanya waktu istirahat pada latihan setiap minggunya.

2. Prinsip-prinsip Latihan

Proses latihan dapat direncanakan, sebab latihan harus mengikuti prinsip-prinsip tertentu, Empat prinsip yang penting adalah:

1. Overload (beban Latihan)

(34)

18

2. Reversibiliti (Kompensasi)

Istilah lebih beban progresif digunakan untuk menjelaskan bahwa peningkatan tingkat pembebanan akan mengarah kepenyesuaian yang progresif dan kompensasi lebih ketingkat kesegaran yang lebih tinggi. Peningkatan beban akan mencapai hal-hal demikian sebagai suatu jumlah pengulangan yang tinggi, pengulangan nyang lebih cepat, waktu pemulihan yang lebih singkat sedangkan bebannya lebih berat.

3. Kekhususan (Specificity)

Hukum kekhususan menyatakan bahwa sifat khusus dari beban latihan akan menghasilkan tanggapan khusus dan adaptasi atau penyesuaian sendiri. Beban latihan harus khusus mendahului latihan khusus dalam rencana jangka panjang. Latihan untuk ini mempersiapkan alat memberikan toleransi pembebanan pada latihan khusus. Volume latihan umum menentukan seberapa besar seorang atletmampu menyelesaikan dalam latihan khusus. Semakin besar volume ini semakin besar pula kapasitasnya untuk latihan khusus.

1. Pulih Asal (recovery)

Perkembangan atlet bergantung pada pemberian istirahat yang cukup seusai latihan agar regenerasi tubuh dan dampak latihan bisa dimaksimalkan. Lamanya masa pemulihan tergantung dari kelelahan yang dirasakan akibat stimulus/latihan sebelumnya.

(35)

19

c) prinsip spesialis, d) prinsip individualism, e) prinsip variasi latihan, f) prinsip program dalam latihan, g) prinsip efisien, h) prinsip kesinambungan, i) prinsip overload, j) prinsip pembinaan seutuhnya.

3. Teori Latihan

Harsono ( 2004:7) latihan training adalah suatu proses yang amat kompleks yang melibatkan variabel – variabel internal dan eksternal, antara lain motivasi dan ambisi atlet, kuantitas dan kualitas latihan, volume dan intensitas latihan, pengalaman – pengalaman bertanding, dst. Harsono (2013:28) mengatakan sebagai berikut : latihan adalah proses yang sistematis dari yang berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan serta intensitas latihannya.

Bompa ( Theory And Methodology Of Training ) Latihan adalah merupakan aktivitas olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Masih dalam Bompa, latihan fisik yang dilakukan dengan sistematis, berulang-ulang dan terprogram akan memberi dampak positif bagi tubuh, sebagai berikut :

1.Jantung akan membesar, lebih kuat, penambahan volume dan curah jantung.

(36)

20

4.Bertambahnya kemampuan sel otot menghasilkan energy dengan penambahan konsentrasi enzim penghasil energi.

5.Bertambahnya kemampuan sel otot untuk menetralisir dan menghancurkan sisa-sisa pembakaran.

6. Bertambahnya kemampuan sel otot dan hati untuk bahan bakar terutama glikogen.

7.Bertambah besarnya ukuran otot.

F. Interval dan Lari Berselang

1. Latihan Interval

Latihan interval adalah latihan yang bercirikan adanya interval kerja diselingi interval istirahat ( recovery ). Bentuknya bisa interval running (lari interval) atau interval swimming ( berenang interval ). Latihan interval biasanya menggunakan intensitas tinggi, yaitu 80-90% dari

kemampuan maksimal. Waktu ( durasi ) yang digunakan antara 2-5 menit, lama istirahat antara 2-8 menit. Perbandingan latihan dengan istirahat adalah 1:1 atau 1:2 repetisi ( ulangan ) 3-12 kali. Latihan secara interval merupakan serentetan latihan yang diselingi dengan istirahat tertentu. Faktor istirahat haruslah diperhitungkan setelah jasmani melakukan kerja berat akibat latihan. Sistem latihan secara interval digunakan hampir pada semua cabang olahraga. Menurut

Suharno HP. (1993: 17) bahwa, “Prinsip interval sangat penting dalam

latihan yang bersifat harian, mingguan, bulanan, kuwartalan, tahunan yang berguna untuk pemulihan fisik dan mental atlet dalam

(37)

21

Setiap rangsangan gerak menyebabkan penggunaan energi dan pengurangan cadangan energi, akan tetapi juga mengandung rangsangan untuk pembentukan energi baru. Menurut Suharno HP. (1993: 17) bahwa kegunaan prinsip interval diterapkan dalam latihan

untuk: “(1) menghindari terjadinya overtraining, (2) memberikan

kesempatan organisme atlet untuk beradaptasi terhadap beban latihan,

(3) pemulihan tenaga kembali bagi atlet dalam proses latihan”.

Latihan interval akan meningkatkan ketahanan fisik dua kali lipat, meningkatkan kekuatan dan kecepatan. Setelah tubuh semakin terbiasa dengan episode latihan intensitas tinggi ini, maka sistem kardiovaskular tubuh akan semakin cepat dan makin efisien. Hasilnya, pun bisa berolahraga lebih lama dan lebih cepat lagi. Keunggulan lain dari latihan ini adalah tubuh akan terus membakar kalori, bahkan lama setelah latihan telah berakhir. Melakukan latihan interval juga bisa mencegah rasa bosan dan membuat pikiran tetap aktif saat berolahraga dengan mengubah rutinitas setiap latihan.

2. Latihan Lari Berselang

(38)

22

latihan yang dilakukan dengan lari jarak jauh seperti halnya pada cross country. Bentuk latihan ini yang berarti “speed play” atau bermain-main dengan kecepatan, waktu, latihan tidak dibatasi tetapi atlit bebas melakukan latihan ini dengan berbagai variasi bentuk lari sesuai dengan medianya (blogspot/2012/12/fartlek).

G. Penelitian yang Relevan

Untuk melengkapi dan membantu dalam mempersiapkan penelitian ini, peneliti mencari bahan-bahan penelitian yang ada dan relevan dengan penelitian yang akan diteliti. Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini diperlukan guna mendukung kajian teoritik yang dikemukakan, sehingga dapat digunakan sebagai landasan pada penyusunan kerangka berfikir. Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:

1. Aam Samsudin (2007) dengan penelitiannya yang berjudul

“Perbandingan hasil tes VO2max antara metode balke dengan metode multi tahap pada mahasiswa penjaskes angkatan 2007”. Dari perhitungan uji t untuk putra, maka didapat t hitung = 3,673 yang kemudian dikonsultasikanpada t tabel dengan taraf signifikan 0,01 dan

derajat kebebasan (dk) n1 + n2 – 2. karena dk (64) tidak ada dalam tabel t, maka dilakukan interpolasi dan akhirnya diperoleh t tabel 2,6385.

Berdasarkan kreteria pengujian dapat ditarik kesimpulan, karena t hitung > t tabel maka Ho ditolak, dan H1 diterima. Sehingga

(39)

23

balke dengan metode multitahap pada mahasiswa Penjaskes FKIP Unila angkatan tahun 2007 untuk yang putra. Sedangkan untuk perhitungan uji t putri, didapat t hitung = 2,460 yang kemudian dikonsultasikan pada t tabel dengan taraf signifikan 0,01 dan derajat kebebasan

(dk) n1 + n2 – 2. dk (30) diperoleh t tabel 2,2460. dari perhitungan dapat

disimpulkan untuk uji t putri sama dengan kesimpulan pada uji t putra yaitu terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara balke dan multitahap

Berdasarkan hasil analisis menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan hasil tes VO2max antara metode Balke dengan metode Multitahap pada mahasiswa penjaskes angkatan tahun 2007. Pada hasil tes Balke setelah dirata-rata secara keseluruhan hasilnya lebih besar dibandingkan dengan rata-rata hasil tes Multitahap, itu berlaku untuk putra dan putri. Dilihat pada tabel lampiran dapat dilihat hasil kedua tes yaitu Balke dan Multitahap dari kelompok yang sama, hasil dari tes VO2max menggunakan metode Multitahap hanya 5 peserta tes yang

nilai VO2maxnya bisa melebihi hasil tes VO2max dari tes Balke tetapi perbedaan itu tidak menjolok sekali. Dari 49 sampel yang dites

VO2max hampir keseluruhan hasil tes balke melebihi dari tes

(40)

24

1. Rata-rata hasil tes VO2max dengan metode balke lebih tinggi bila dibandingkan dengan tes multitahap. Dengan rata-rata sebesar 43,61 untuk putra dan putri 35,76 (metode balke), Sedangkan rata-rata dari metode multitahap 40,71 untuk putra dan putri 28,76.

2. Terdapat perbedaan yang sangat signifikan hasil tes VO2max antara metode balke dengan metode multitahap pada mahasiswa penjaskes Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung angkatan tahun 2007.

2. Riyandi Ramadi Slamet (2012) dengan penelitiannya yang berjudul

“pengaruh latihan interval 50 meter terhadap kecepatan lari 100 meter

siswa putra extrakurikuler atletik SMAN 2 Batam”. Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara latihan interval sprint 50 meter (X) dengan kecepatan lari 100 meter (Y). Latihan interval sprint 50 meter berpengaruh terhadap kecepatan lari yang dibutuhkan untuk mendukung frekuensi saat melakukan latihan dalam meningkatkan hasil kecepatan lari 100 meter pada siswa putra extrakurikuler atletik SMAN 2 Batam.

3. Muchammad Maqsalmina (2007) dengan penelitiannya yang berjudul

“pengaruh latihan fartlek terhadap perubahan VO₂max pada siswa

(41)

25

Semakin baik kapasitas difusi paru, semakin besar volume gas yang berdifusi, maka akan bertambah baik kemampuan seseorang dalam melakukan pembebaran kardiorespirasi tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Sehingga orang yang terlatih akan bernafas lebih lambat dan dalam, dan oksigen yang diperhatikan untuk kerja otot pada proses ventilasipun berkurang. Akibatnya dengan jumlah oksigen yang sama, orang terlatih akan bekerja lebih efektif daripada orang yang tidak terlatih. Dengan demikian, dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa latihan fartlek akan meningkatkan nilai VO₂max yang lebih besar daripada latihan tanpa treatment dalam waktu 6 minggu. Latihan fartlek yang dilakukan secara teratur selama 6 minggu dapat meningkatkan VO₂max pada siswa SSB Tugu Muda Semarang kelompok usia 15-17 tahun.

H. Kerangka Berfikir

Menurut Soekamto (1984:24) “Kerangka berfikir adalah konsep yang memerlukan abstraksi dan hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada

dasarnya berdimensi sosial yang dianggap relevan dengan peneliti”.

Orientasi kebugaran jasmani khususnya dalam meningkatkan hasil VO2max pada anak sekolah menengah atas selama ini cenderung

(42)

26

Dalam proses latihan meningkatkan hasil VO2max pada siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMA Swadhipa Natar, peneliti melihat

masih kurang efektif dan pengoptimalan proses latihan yang dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan daya tahan jantung yang kurang optimal. Adapun hal-hal yang menyebabkan kurangnya kemampuan daya tahan jantung siswa adalah : kurangnya pemahaman pelatih dalam mengolah program latihan, dan kurangnya referensi pelatih tentang VO2max. Diharapkan dengan penggunaan latihan interval dan latihan lari

berselang, siswa dapat meningkatkan daya tahan jantung dengan optimal sehingga peningkatan VO2max dapat tercapai.

(43)

27

Oleh karena itu antara siswa yang melalukan latihan interval, siswa yang melakukan latihan lari berselang, serta siswa yang menjadi kelompok kontrol perlu diketahui peningkatan (VO2max) kapasitas aerobiknya. Bleep test atau Test Multi Tahan adalah salah satu cara untuk mengukur

“Peningkatan VO2max” pada siswa yang diteliti tersebut.

Bukti yang tidak bisa dibantahkan lagi dari hasil tes pada kesebelasan pemain muda Indonesia yang berkompetisi di Uruguay. Nama SAD yang dititipkan ke timnas U19 asuhan Indra Sjafrie, nilainya masih dibawah standar. Menurut pelatih Indra, nilai mereka rata-rata 52 ml/kgBB/menit masih rendah dibandingkan pemain Persebaya 1927, Evan Dimas, yang sama-sama pemain Timnas U19 yang memiliki VO2max 59 ml/kgBB/menit. Dengan mengetahui nilai VO2max para pemain maka tidak ada alasan bagi pelatih hanya mengandalkan perasaan bahwa mereka sudah ditempatkan di kompetisi yang Lucky sehingga sudah dipastikan stamina mereka bagus. Dengan mengetahui VO2max pemain, bisa disusun program perbaikan staminanya. Kemajuannya pun bisa dilihat karena nilainya bisa ditentukan dari VO2max tersebut.

(44)

28

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian

I. Hipotesis

Menurut Arikunto (1998 : 67), hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul, oleh karena itu suatu hipotesis perlu diuji guna mengetahui apakah hipotesis tersebut terdukung oleh data yang menunjukkan kebenarannya atau tidak. Sukardi (2003 : 42) hipotesis adalah jawaban yang masih bersifat sementara dan bersifat teoritis.

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan dari latihan interval terhadap

(45)

29

H1: Ada pengaruh yang signifikan dari latihan interval terhadap

peningkatan VO2max pada siswa ekstrakurikuler sepakbola.

Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan dari latihan lari berselang

terhadap peningkatan VO2max pada siswa ekstrakurikuler sepakbola. H2: Ada pengaruh yang signifikan dari latihan lari berselang terhadap

peningkatan VO2max pada siswa ekstrakurikuler sepakbola.

Ho: Latihan interval lebih baik dibandingkan latihan lari berselang

terhadap peningkatan VO2max pada siswa ekstrakurikuler sepakbola. H3: Latihan lari berselang lebih baik dibandingkan latihan interval

(46)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Hal ini berarti metode penelitian mempunyai kedudukan yang penting dalam pelaksanaan dan analisis data. Metode penelitian membicarakan mengenai tatacara pelaksanaan penelitian, sedangkan prosedur penelitian membicarakan urutan kerja penelitian dan tehnik penelitian membicarakan alat-alat yang akan digunakan dalam mengukur atau data penelitian. Dengan demikian, metode penelitian melingkupi prosedur dan teknik penelitian. Metode penelitian menurut

Arikunto (2006:16) mengemukakan bahwa: “metode penelitian adalah

cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

penelitiannya.”

Berdasarkan macam metode dari penelitian tersebut, terdapat beberapa metode dalam penelitian. Penulis menggunakan metode penelitian eksperimen dalam penelitiannya. Wiersma (1991: 99) dalam buku Metode

Penelitian Pendidikan “Emzir” (2007: 63) berpendapat bahwa: Eksperimen

(47)

31

bebas, yang disebut sebagai Variabel Eksperimen, sengaja dimanipulasi oleh peneliti.

Penelitian eksperimen menurut (Arikunto, 2006:3) adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang menganggu. Pengertian yang lebih jelas tentang penelitian eksperimental dikemukan oleh Gay (1981) dalam Emzir (2007: 63), Gay mengatakan penelitian eksperimental merupakan satu-satunya metode penelitian yang dapat menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab akibat). Jadi penelitian ini menggunakan

penelitian Eksperimen, yaitu dengan ………

B. Variabel Penelitian

Variabel Peneltian

Emzir (2007: 24) Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam hal ini terdapat dua macam variabel, yaitu: (1) variabel bebas dan (2) variabel terikat.

1. Variabel bebas

(48)

32

2. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang nilai-nilainya bergantung pada variabel lainnya dan merupakan variabel yang diterangkan nilainya dilambangkan dengan (Y). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah VO2max (Y). Untuk mempermudah langkah-langkah yang harus dilakukan

dalam suatu penelitian, diperlukan alur yang menjadi pegangan agar penelitian tidak keluar dari ketentuan yang susah ditetapkan sehingga tujuan tersebut, penulis dalam penelitian ini menggunakan desain pre-test, post-test, group desain.

Desain atau rancangan penelitian yang penulis gunakan adalah :

Gambar 3.1. Desain Rancangan Penelitian Keterangan :

S = sampel

Pretest =tes awal dengan bleep test OP = ordinal pairing

K1 = kelompok 1 treatment A = (latihan interval) K2 = kelompok 2 treatment B = (latihan lari berselang) KK = kelompok kontrol tanpa treatment = tanpa perlakuan Posttest = tes akhir dengan bleep test

S Pretest OP

Treatment A KE 1

Tanpa treatment KK

(49)

33

Penulis mengetengahkan konsep Uji Kebugaran Jasmani bagi para siswa dengan memanfaatkan lapangan yang tidak terlalu luas, sehingga penulis mengadaptasi dari pelatih untuk melaksanakan Pre Test dan Post Test di lapangan upacara sekolah serta dapat dijadikan sebagai tolak ukur VO2max yang dimiliki oleh siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMA Swadhipa Natar. Test kebugaran jasmani (untuk mengukur VO2max) ini tercakup dalam Beep Test (Bleep test, pacer test, Leger-test atau 20-m shuttle run test) diciptakan oleh Luc Leger, University of Montreal pada tahun 1983, dan diterbikan kembali oleh European Journal of Applied Physiology tahun 1988 dengan nama "Multistage 20-m shuttle run test for aerobic fitness". Bleep Test Sama seperti tes kebugaran konvensional yang selama

ini kita laksanakan, dan tujuan dari Bleep test yang diadopsi dari buku

Ilmu Kesehatan Olahraga, PPIKOR (2012:65) adalah “untuk mengukur

tingkat efisiensi fungsi jantung dan paru-paru yang ditunjukan melalui pengukuran ambilan oksigen maksimum (maximum oxygen uptake) atau VO2max.

(50)

34

C. Definisi Operasional Variabel

Moh. Nazir mengatakan bahwa: “Definisi operasional adalah suatu definisi

yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut. Dengan kata lain definisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1989:46). Dapat disimpulkan bahwa definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu

variabel.” (Moh. Nazir, 1983:152).

Pengaruh latihan interval dan latihan lari berselang untuk meningkatkan VO฀ Max dalam menyamakan persepsi mengenai variabel-variabel yang diukur dalam penelitian ini, maka perlu dipaparkan dalam definisi operasional sebagai berikut :

1. Latihan Interval

Yang dimaksud dengan latihan interval dalam penelitian ini merupakan suatu metode latihan yang diselingi oleh interval yang berupa istirahat. Interval adalah waktu istirahat yang diberikan pada saat antar seri, antar

sirkuit, atau antar sesi per unit latihan. (Sukadiyanto, 2010:41) 2. Latihan Lari Berselang

(51)

berulang-35

ulang dalam waktu yang ditentukan. Tujuannya agar si pelari tidak jenuh dengan lari terus menerus tanpa diselingi dengan jalan.

3. VO฀ Max

Yang dimaksud dengan VO2max dalam penelitian ini adalah daya tangkap aerobik maksimal menggambarkan jumlah oksigen maksimum yang dikonsumsi per satuan waktu oleh seseorang selama latihan atau tes, dengan latihan yang makin lama makin berat sampai kelelahan, ukurannya disebut VO2max. (Thoden dalam modul Suranto, 2008:118).

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130), populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMA Swadhipa sebanyak 60 siswa.

b. Sampel

Sampel penelitian adalah suatu objek yang akan menjadi bahan penelitian. Adapun untuk menentukan besarnya sampel yang akan diteliti,

(52)

36

Swadhipa Natar sebanyak 60 siswa dari total sampling sehingga penelitian ini disebut penelitian populasi.

E. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini adalah merupakan gambaran dari seluruh pemikiran dan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian. Dalam penelitian eksperimen ini, desain penelitian yang digunakan adalh ”pre-tes dan

post-tes”.

a. Pada pertemuan pertama seluruh sampel melakukan Bleep test awal (lari multi tahap), namun sebelum lari semua sampel di cek denyut nadi awalnya dan setelah selesai lari pun dilakukan pengecekan kembali. Tujuan dari tes ini selain untuk mengetahui kondisi awal kebugaran jasmani siswa, juga untuk mengelompokkan sampel yang jumlahnya 60 orang menjadi dua kelompok masing-masing berjumlah 30 orang untuk diberikan perlakuan berikutnya.

b. Setelah kelompok terbentuk sampel diberikan latihan sesuai dengan kelompoknya masing-masing dan dengan jadwal serta tatacata latihan sesuai yang telah dibuat untuk program ini. Latihan yang diberikan yaitu sebanyak 18 kali pertemuan yang intensitas 3 kali dalam seminggu dan dilakukan selama 6 minggu berturut-turut.

(53)

37

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diambil adalah data yang didapat dari hasil Bleep Test (tes multi tahap).

Cara menilai :

Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yang digunakan adalah Bleep Test (tes lari multi tahap). Tujuannya adalah untuk mengukur tingkat efisiensi fungsi jantung dan paru-paru yang ditunjukkan melalui pengukuran ambilan oksigen maksimum (maximum oxygen uptake).

1. Fasilitas dan alat :

- Lintasan yang datar dan tidak licin sepanjang 20 meter

- Buat 2 garis dengan jarak yang ditentukan oleh kecepatan kaset. Kecepatan standar adalah 1 menit (untuk jarak 20 meter).

- Meteran

- Kun (sebagai poin pembatas)

- Kaset Bleep Test dan tape recorder yang bervolume cukup keras, - Stopwatch

- Alat tulis 2. Petugas :

- pengukur jarak - petugas start

- pengawas lintasan

(54)

38

3. pelaksaan :

1) Siapkan tempat yang datar dan nyaman (tidak licin dan aman) untuk berlari antara 2 titik berjarak 20 meter, tandai kedua titik tersebut (dengan garis atau tanda/benda lainnya).

Gambar 3.2. Instrumen Penelitian

2) Apabila luasnya tempat memadai untuk test beberapa peserta sekaligus, maka lintasan dapat diatur secara seri maupun paralel asalkan setiap peserta dapat mendengar aba-aba dengan jelas

Gambar 3.3. Lintasan Lari Tes Multi Tahap

a. Ikuti petunjuk dari kaset. Setelah 5 hitungan bleep, peserta tes mulai berlari/jogging, dari garis pertama ke garis 2. Kecepatan berlari harus diatur konstan dan tepat tiba di garis, lalu berbalik arah (pivot) ke garis asal.

(55)

39

berlari lagi saat bunyi bleep. Begitu seterusnya, peserta tes berlari bolak-balik sesuai dengan irama bleep.

c. Lari bolak-balik ini terdiri dari beberapa tingkatan (level). Setiap tingkatan terdiri dari beberapa balikan (shuttle). Setiap level ditandai dengan 3 kali bleep (seperti tanda tulalit), sedangkan setiap shuttle ditandai dengan satu kali bleep.

d. Peserta tes berlari sesuai irama bleep sampai ia tidak mampu mengikuti kecepatan irama tersebut (pada saat bleep terdengar, peserta tes belum sampai di garis). Jika dalam 2 kali berturut-turut peserta tes tidak berhasil mengejar irama bleep, maka peserta tes tersebut dianggap sudah tidak mampu mengikuti tes, dan ia harus berhenti.

e. Lakukan pendinginan dengan cara berjalan, jangan langsung berhenti/duduk.

4. Hasil dan Penilaian:

Catat pada level dan shuttle terakhir, berapa yang berhasil diselesaikan peserta tes sesuai irama bleep.

Test bleep juga untuk mengukur prediksi nilai VO2max.

(56)

40

Data yang dianalisis adalah data dari hasil tes awal dan akhir. Menghitung hasil tes awal dan akhir latihan interval dan latihan lari Berselang terhadap kebugaran jasmani menggunakan teknik analisis data uji F. Adapun syarat dalam menggunakan uji F adalah :

H. Anava (Analisis Varians).

Untuk menguji perbedaan mean terhadap dua kelompok, yang satu memperoleh perlakuan, yang lain tidak. Dengan menggunakan t-test (uji-t), kita memeriksa efektivitas perlakuan. Dengan t-test hanya dapat dilihat perbedaan mean dua kelompok.

(57)

41

a. Pertama, menguji perbedaan mean sampel X1 dengan X2 b. Kedua, menguji perbedaan mean sampel X1 dengan X0 c. Ketiga, menguji perbedaan mean sampel X2 dengan X0

Untuk dapat membandingkan ketiga mean sekaligus, harus digunakan teknik lain, yaitu F-tes, atau analisi varians, catatan :

a. t-tes diajukan oleh Gossett, diambil huruf paling belakang huruf t. b. F-tes diajukan oleh Fisher, diambil huruf paling depan huruf F

Dengan mengunakan F-test, dapat diuji perbedaan mean dari tiga sampel secara serentak. Dengan demikian, maka ditinjau dari segi waktu penggunaan F-tes lebih efisien. Disamping itu, dengan F-test dapat diketahui gambaran menegani interaksi antara variabel-variabel yang menjadi pusat perhatian. Analisis Varians yang digunakan adalah Analisis Varians kalsifikasi tunggal karna tidak terdapat variabel baris hanya terdapat kolom, yang juga disebut anava satu jalan adapun rumus anava tunggal sebagai berikut :

(58)

42

Keterangan :

= jumlah subyek dalam kelompok k = banyak kelompok

N = jumlah subyek seluruhnya

1. Menghitung Jumlah Kuadrat Total dengan rumus : = ∑X2T

= 10001,6

2. Menghitung Jumlah Kuadrat Kelompok ( ) dengan rumus :

3. Menghitung Jumlah Kuadrat Dalam ) dengan rumus : =

= 3868,87 3438,41 430,47

4. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Total ( ) dengan rumus :

5. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Kelompok ( ) dengan rumus :

6. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Dalam ( ) dengan rumus :

(59)

43

7. Menghitung Jumlah Mean Kelompok ( ) dengan rumus :

8. Menghintung Jumlah Mean Kuadrat Dalam ( ) dengan rumus :

9. Mencari FHitung dengan rumus :

= dengan = lawan

10. Mencari FTabel masing-masing kelompok dengan menggunakan

α = 0,05

11. Menyusul Tabel Ringkasan Anava Satu Jalur untuk dasar penarikan kesimpulan analisis.

Tabel 3.3. Ringkasan Anava Satu Jalur

Sumber JK Db MK Fhitung

Kelompok

(k) 3438,41 2 1719,20 227,65 3,15 Dalam (d) 430,47 57 7,55

Total (T) 3868,87 59

Berarti ada perbedaan yang signifikan. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan :

1. yang diperoleh sangat signifikan dibandingkan dengan 2. da Perbedaan Mean yang signifikan

(60)

44

4. Hipotesis nihil ditolak, artinya ada pengaruh latihan lari berselang terhadap peningkatan VO2Max pada siswa ekstrakulikuler sepakbola di SMA Swadhipa Natar.

5. Latihan lari berselang mempunyai pengaruh yang lebih terhadap hasil VO2Max pada siswa ekstrakulikuler sepakbola di SMA Swadhipa Natar.

Uji Hipotesis

1. Hipotesis 1

a. Rumusan hipotesis 1

H1 : Ada pengaruh yang signifikan dari latihan interval terhadap peningkatan VO2max pada siswa ekstrakulikuler sepakbola b. Pengujian hasil analisis data untuk hipotesis 1.

= ml/kgBB/menit

Hasil analisis diperoleh nilai 27,67 dengan 3,15. Karena , hal ini berarti bahwa ditolak dan H1

diterima.

Maka dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan dari latihan interval terhadap peningkatan VO2max pada siswa ekstrakurikuler

(61)

45

2. Hipotesis 2

a. Rumusan hipotesis 2:

H2 : Ada pengaruh yang signifikan dari latihan lari berselang terhadap peningkatan VO2Max pada siswa ekstrakurikuler sepakbola

b. Pengujian hasil analisis data hipotesis 2

=

Hasil analisis diperoleh nilai 32,55 dengan 3,15. Karena , hal ini berarti bahwa ditolak dan H2

diterima.

Maka dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan dari latihan lari berselang terhadap peningkatan VO2max pada siswa ekstrakurikuler sepakbola di SMA Swadhipa Natar

3. Hipotesis 3

a. Rumusan hipotesis 3:

H3 : Latihan lari berselang lebih baik dibandingkan latihan interval terhadap peningkatan VO2Max pada siswa ekstrakulikuler sepakbola pada taraf kepercayaan 95%.

b. Pengujian hasil analisis data hipotesis 3

(62)

46

Hasil analisis diperoleh nilai 4,88 dengan 3,15. Karena , hal ini berarti bahwa ditolak dan H3

diterima.

(63)

58

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa :

1. Ada pengaruh yang signifikan dari latihan interval terhadap peningkatan VO2max pada siswa ekstrakurikuler sepakbola

2. Ada pengaruh yang signifikan dari latihan lari berselang terhadap hasil VO2max pada siswa ekstrakurikuler sepakbola

3. Latihan lari berselang lebih baik peningkatannya dibandingkan latihan

interval dan kelompok kontrol terhadap hasil VO2max pada siswa

ekstrakurikuler sepakbola.

B.Saran

1. Kepada Guru Pendidikan Jasmani diharapkan mencoba Latihan Interval dan Latihan Lari Berselang untuk meningkatkan hasil VO2max pada permainan Sepakbola.

2. Pada Program Studi Penjaskes diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan dalam program dan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan sepakbola terhadap hasil VO2max siswa.

(64)

59

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Revisi ke-VI. Jakarta: Rineka Cipta.

Bompa. 2000. Theory And Methodology Of Training. Jakarta: Human Kinetics.

Emzir. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Kuntitatif dan Kualitatif. Jakarta: Raja Wali Pers.

PPIKOR. 2012. Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Sajoto M. 1988. Pembinaan dan Peningkatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta: Dahara Prize.

Sukadiyanto. 2009. Penjasorkes Untuk SMP kelas VII. Bogor: Quadra.

Soedjono. 1985. Tehnik Dasar Permainan Sepak Bola. Jakarta: Grafian Jaya Group

Universitas Lampung. 2013. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung. blogspot.com/2012/12/fartlek.html, Diakses pada tanggal 3November 2013, pukul

19.30

blogspot.com/2012/11/latihan-daya-tahan-kardiovaskuler.html, Diakses pada tanggal 17November 2013, pukul 11.05

http://jaringnews.com/hidup-sehat/bugar/28783/latihan-interval-olahraga-tepat-untuk-turunkan-berat-badan-anda, Diakses pada tanggal 27Oktober 2013, pukul 17.10

(65)

http://cyberblogsz.blogspot.com/2013/07/kebugaran-jasmani.html#.UnTwtVNwAwo jam 17.48 tgl 01 November

http://latihan-fisik.blogspot.com/2010/01/latihan-interval-interval-training.html, Diakses pada tanggal 7 November 2013, pada pukul 17.30

http://pdf/timnas-indonesia-vo2-tertinggi/, Diakses pada tgl 25 Desember 2013, pada pukul 22,37

Posted by anonymous foodball federasition at 5:41 PM, Diakses pada tanggal 11 November 2013

Saujana. www.blogspot.pdf.ekstrakulikuler, Diakses pada tanggal 29 November 2013, pukul 19.05

wordpress.com/2010/01/05/latihan-kebugaran-jasmani, Diakses pada tanggal 9November 2013 pada pukul 17 Oktober 2013 pada pukul 16.50

www.Sport Search Australia.com, Diakses pada tanggal 10 Desember 2013 pada pukul 20.20

www.wikipedia.pdf.the free encyclopedia, Diakses pada tanggal 01 Desember 2013, pada pukul 19.35

Dinanti, Ratia Hesti Putri. (Jurnal) 2012. Pengaruh Penggunaan Media Lcd Proyektor Terhadap Kemampuan Gerak Dasar Lay-Up Pada Siswi Kelas XI Akutansi Di SMK Negeri 4 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Samsudin, Aam. (Jurnal) 2007. Perbandingan Hasil Tes VO₂Max antara Metode Balke dengan Metode Multi Tahap Pada Mahasiswa Penjaskes Angkatan 2007. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 3.1. Desain Rancangan Penelitian
Gambar 3.2. Instrumen Penelitian
Tabel 3.1. Normatif Data
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh signifikan (p < 0,05) konsentrasi tepung kedelai dan penambahan apel terhadap kadar lemak dan kadar karbohidrat

Tapi bila anda tidak mau ribet dengan membuat sendiri ramuan tadi atau takut salah membuatnya yang berakibat bertambah fatal, sebenarnya di apotik banyak

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan manfaat untuk menambah bukti/ penemuan empiris mengenai pengaruh intellectual capital terhadap nilai perusahaan

Dengan demikian SDM pegawai yang dimiliki oleh kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo cukup memadai dalam mengelola dan mengembangkan obyek wisata Taman

Kaedah Cost-Of-Illness yang digunakan dalam kebanyakan kajian lepas bagi perubahan iklim dan kesihatan manusia adalah seawal tahun 1960an seperti di dalam kajian

Banyuasin Tahun Anggaran 2014, berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung Nomor.. 10.06/PP.I/Disbun-03/2014 Tanggal 8 Juli 2014 dan Surat Penetapan Penyedia

Menurut Smith, Merna dan Jobling (2006), Perubahan adalah perkara semula jadi yang akan berlaku di dalam kerja pembinaan. Rekod industri adalah sangat buruk untuk berhadapan

Perangkat sistem informasi kecelakaan pada kapal akan mengirimkan data lokasi GPS apabila terjadi dua kondisi yaitu dengan menekan Push Button atau kondisi kemiringan