• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Pariwisata Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pengembangan Pariwisata Pasca Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Dirgantoro. 2011. Manajemen Strategi. Jakarta: PT. Gramedia.

Effendi, Sofian dan Tukiran. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES Erfurt-Cooper, P., & Cooper, M. (2010). Conclusions and Recommendations.

Dalam P. Erfurt-Cooper, & M. Cooper, Volcano and Geothermal Tourism: Sustainable Geo-resources for Leisure and Recreation.

Erlina. 2011. Metodologi Penelitian. Medan: USU Press

Hadinoto, Kusudianto. 1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Jakarta: UI Press.

Hunger, J. David & Thomas L. Wheelen. 2001. Manajemen Strategis. Yogyakarta: ANDI

Jatmiko. 2003. Manajemen Stratejik. Malang: UMM Press.

Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Nasution, Arifin Muhammad. 2008. Perencanaan Pembangunan Daerah. Medan: FISIP USU Press.

Nisjar, Karhi dan Winardi. Manajemen Strategik.1997. Bandung: mandar Maju Pardede, Pontas M. 2011. Manajemen Strategik dan Manajemen Perusahaan.

Jakarta: Mitra Wacana Media.

Pendit, Nyoman S.1990. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya Paramita

(2)

Purnomo, Setiawan Hari dan Zulkieflimansyah. 1999. Manajemen Strategi sebuah konsep pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1985. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES

Spillane, James, J, 1994. Pariwisata Indonesia : Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius

Sudarmo, Indriyo Gito. Manajemen Strategi. Yogyakarta: BPFE.

Suroto. 1983. Strategi Pembangunan dan Perencanaan Tenaga Kerja. Yogyakarta : Gadjah Mada Universiti,

Sutarto. 1998. Dasar-Dasar Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta : Andi Ofset Suwardjoko P. Warpani dan Warpani Indira P. 2007. Pariwisata Dalam Tata

Ruang Wilayah. Bandung: ITB Press

Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Wardiyanto dan M.Baiquni. 2011. Perencanaan Pengembangan Pariwisata. Bandung: Lubuk Agung.

Sumber Perundang-undangan :

Undang-undang No 10 tahun 2009 tentang Pariwisata

Undang-undang No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025

(3)

Barus, Laura. 2014. Strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo Dalam Mengembangkan Sektor Pariwisata. Medan: USU Press.

Demartoto, Argyo. 2008. Strategi Pengembangan Obyek Wisata Pedesaan Oleh Pelaku Wisata di Kabupaten Boyolali. Surakarta: UNS Press.

Sumber Internet :

2015, pukul 21:37 WIB

2015, pukul 21:20 WIB

pukul 21:35 WIB

(4)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah Kabupaten Karo

3.1.1 Kondisi Geografis dan Batas Administrasi

Kabupaten Karo terletak pada jajaran Bukit Barisan dan sebagian besar wilayahnya merupakan dataran tinggi. Wilayah Kabupaten Karo berada pada ketinggian 120-1.420 meter di atas permukaan laut. Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah di Provinsi Sumatera Utara yang berpotensi sebagai daerah pertanian dan pariwisata. Dataran tinggi Karo memiliki alam pegunungan dengan udara yang sejuk dan berbagai keindahan dan daya tarik wisata. Lokasinya berjarak 75 km dari kota Medan, ibukota Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Karo memiliki dua buah gunung berapi aktif yaitu Gunung Sinabung 2.454 meter dpl dan Gunung Sibayak 2.172 meter dpl sehingga rawan gempa vulkanik. Daya tarik wisata utama daerah ini aalah alam pegunungan, panorama, danau, sungai, peninggalan budaya dan atraksi seni budaya.

Secara geografis letak Kabupaten Karo berada di antara 2̊ 50’-3̊ 19’ Lintang Utara dan 97̊ 55’-98̊ 38’ Bujur Timur dengan luas 2.127,25 km² atau 2,97% dari luas Provinsi Sumatera Utara dengan total jumlah penduduk 311.012 jiwa yang tersebar di 17 kecamatan. Adapun batas wilayahnya yaitu :

(5)

c) Sebelah Timur : Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun.

d) Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Tenggara Provinsi Aceh.

3.2 Gambaran Umum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo

3.2.1 Visi dan Misi

Setiap organisasi harus memiliki falsafah yang menjadi penentu arah gerak organisasi itu. Falsafah organisasi merupakan hal yang mutlak diketahui dan dipahami oleh setiap anggotanya serta komitmen untuk menuruti dan merealisasikannya sehingga apa yang menjadi tujuan organisasi dapat tercapai. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo memiliki Visi dan Misi organisasi yang dapat dianggap sebagai falsafah organisasi. Visi dan Misi yang telah dirumuskan bersifat tetap dan jangka panjang yang juga menjadi kerangka dasar perencanaan strategis.

Visi dari Dinas Kebudataan dan Pariwisata Kabupaten Karo

“Mewujudkan Kabupaten Karo sebagai Daerah Tujuan Wisata Berwawasan Lingkungan yang Berlandaskan Nilai – nilai Budaya Karo”

Misi dari Dinas Kebudayan dan Pariwisata Kabupaten Karo

1. Menyelenggarakan event-event hiburan / wisata potensial sebagai kalender wisata

(6)

3. Peningkatan profesionalisme dan daya saing sumber daya manusia pariwisata

4. Peningkatan infrastruktur dan fasilitas pendukung industri pariwisata 5. Mendorong penanaman modal baik oleh pemerintah maupun swasta dan

masyarakat

6. Memberdayakan secara obyek dan daya tarik wisata operasional dan potensial secara agrowisata yang ramah lingkungan

7. Penyusunan strategi pemasaran pariwisata

8. Pengawasan pembangunan usaha pariwisata dengan memperhatikan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal)

9. Keberpihakan kepada pengusaha menengah ke bawah serta masyarakat khusus pengusaha dan masyarakat lokal

10. Peningkatan kemitraan antara berbagai instansi teknis pemerintah dan para pelaksana sektor kepariwisataan (stakeholder) untuk mencapai tujuan pembangunan yang saling terkait

11. Peningkatan kualitas aparatur pemerintah, pelaku pariwisata dan masyarakat terkait

12. Mendorong pelestarian budaya Karo dan peninggalan sejarah 13. Reaktualisasi nilai-nilai tradisional

14. Pengembangan peran serta masyarakat dalam operasionalisasi dan pemeliharaan aset budaya

15. Peningkatan sumber daya manusia pengelola aset budaya 16. Peningkatan promosi budaya

(7)

3.2.2 Struktur Organisasi

Setiap organisasi baik organisasi yang dikelola oleh organisasi publik maupun swasta mempunyai struktur organisasi. Adapun fungsi dari struktur organisasi tersebut untuk memberikan kejelasan tugas dan wewenang dari setiap karyawan dalam mengerjakan tugas demi tercapainya tujuan perusahaan.

Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2004 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas dan Keputusan Bupati Karo Nomor : 061.1/302/Tahun 2004 tentang Uraian Tugas Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah bahwa tugas pokok Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo adalah melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten dalam penyelenggaraan Kepariwisataan, Seni dan Budaya. Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo terdiri dari :

1. Kepala Dinas

2. Sekretariat : meliputi 2 (dua) sub bagian, yakni : a. Sub Bagian Keuangan.

b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

3. Bidang Bina Obyek dan Daya Tarik Wisata : meliputi 2 (dua) seksi, yakni :

a. Seksi Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata.

b. Seksi Penyuluhan, Pembinaan dan Pengembangan Pariwisata.

4. Bidang Pembinaan Seni dan Kebudayaan : meliputi 2 (dua) seksi, yakni : a. Seksi Kebudayaan dan Peninggalan Sejarah.

(8)

5. Bidang Pemasaran dan Promosi Usaha Pariwisata : meliputi 2 (dua) seksi, yakni :

a. Seksi Informasi dan Promosi Wisata.

b. Seksi Pengawasan dan Perizinan Usaha Pariwisata. 6. Bidang Perencanaan : meliputi 2 (dua) seksi, yakni :

a. Seksi Perencanaan, Program dan Pengendalian. b. Seksi Pengumpulan Data, Pengolahan dan Pelaporan.

(9)

KEPALA DINAS

DINASTI SITEPU, S.Sos SEKRETARIAT

(10)
(11)

3.2.3 Susunan Kepegawaian Penugasan

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo memiliki Susunan dan Penugasan sebagai berikut :

1. Kepala Dinas; 2. Sekretaris;

a. Kepala Sub Bagian Keuangan.

b. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. 3. Kepala Bagian Bina Obyek dan Daya Tarik Wisata :

a. Kepala Seksi Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata.

b. Kepala Seksi Penyuluhan, Pembinaan dan Pengembangan Pariwisata. 4. Kepala Bidang Pembinaan Seni dan Kebudayaan :

a. Kepala Seksi Kebudayaan dan Peninggalan Sejarah. b. Kepala Seksi Kesenian dan Atraksi Wisata.

5. Kepala Bidang Pemasaran dan Promosi Usaha Pariwisata : a. Kepala Seksi Informasi dan Promosi Pariwisata.

b. Kepala Seksi Pengawasan dan Perizinan Usaha Pariwisata. 6. Kepala Bidang Perencanaan :

a. Kepala Seksi Perencanaan, Program dan Pengendalian. b. Kepala Seksi Pengumpulan Data, Pengolahan dan Pelaporan.

3.2.4 Tugas dan Fungsi

(12)

Nomor 22 Tahun 1995 tentang Pemerintahan Daerah dan PP Nomor 84 tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah yang mendasari terbentuknya struktur baru Dinas/ Instansi, Badan dan Lembaga lainnya Dinas Pariwisata berubah menjadi Dinas Pariwisata Seni dan Budaya dan dirubah kembali menjadi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 18 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas- Dinas Daerah Kabupaten Karo. Perubahan yang terakhir ini mengandung konsekuensi bahwa tugas pokok dan fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bukan hanya menangani masalah pariwisata saja tetapi berkewajiban pula menangani pembinaan dan pengembangan budaya. Berdasarkan Peraturan Daerah nomor 18 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas- Dinas Daerah Kabupaten Karo tugas pokok Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo adalah :

1. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata adalah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah.

2. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kebudayaan dan kepariwisataan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

3. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada pada ayat (2), menyelenggarakan fungsi :

(13)

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang pengelolaan kebudayaan seni dan kepariwisataan serta pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya.

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan kebudayaan seni dan kepariwisataan sesuai dengan lingkup tugasnya.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugas dan fingsinya.

4. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dipimpin oleh seorang Kepala Dinas. 5. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berkedudukan dibawah dan

bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

6. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pekerjaan kettausahaan, keuangan, kepegawaian, perlengkapan, organisasi dan ketatalaksanaan Dinas.

Secara rinci, tugas-tugas pokok dan uraian-uraian khusus pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo telah ditetapkan melalui Peraturan Bupati Karo No. 15 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Uraian Tugas Tiap-Tiap Jabatan pada Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Karo yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

(14)

kebijakan bidang pariwisata, pelaksanaan bidang kepariwisataan, kebijakan bidang kebudayaan dan pariwisata.

b. Menetapkan, melaksanakan visi dan misi Dinas untuk mendukung visi dan misi daerah

c. Menyusun dan menetapkan rencana strategis dan program kerja Dinas sesuai dengan visi dan misi daerah

d. Menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja daerah di bidang pendidikan yang berkoordinasi dengan instansi terkait di bawah koordinasi tim anggaran pendapatan daerah

e. Memberikan saran, pertimbangan dan pendapat kepada Bupati dalam rangka percepatan penyelesaian tugas pokok dan sebagai bahan penetapan kebijakan Pemerintah Kabupaten Karo

f. Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait, Instansi vertical terkait yang ada di daerah, Provinsi dan Pusat maupun lembaga swasta dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas pokok

g. Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing

h. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan

i. Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karier dan penilaian DP3

(15)

k. Bertindak sebagai pengguna Anggaran dan pengguna Barang Satuan Kerja Perangkat Daerah

l. Menyelenggarakan tugas pembantuan sesuai dengan kewenangan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

m. Menyusun dan memberikan laporan pertanggungjawaban tugas Dinas termasuk laporan keuangan dan laporan kinerja Dinas kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah

n. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati 2. Sekretaris

a. Mempunyai tugas pokok yaitu merencanakan, mengatur, membina, mengelola, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan tugas kesekretariatan yang meliputi urusan keuangan, umum dan perlengkapan serta barang milik daerah pada SKPD maupun kepegawaian

b. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dan perumusan program kerja Dinas berdasarkan program dan kegiatan masing-masing bidang

c. Memberikan pelayanan teknis operasional dan pelayanan administrasi sesuai dengan petunjuk atasan kepada seluruh bidang, seksi dan sub bagian dalam lingkungan Dinas

d. Mengkoordinasikan pelaporan akuntabilitas kinerja program dan kegiatan masing-masing bidang

(16)

f. Mengendalikan pendistribusian pelayanan naskah Dinas dan mengkoordinasikan tugas-tugas bidang, seksi dan sub bagian sesuai dengan petunjuk atasan

g. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta pengawasan dalam rangka kelancaran penyelesaian pengelolaan naskah Dinas

h. Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan penyusunan laporan kepada atasan untuk bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karir dan penilaian DP3

i. Mengkoordinasikan penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas-tugas bidang bidang

j. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

2.1 Kepala Sub Bagian Keuangan

Mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan penyiapan bahan-bahan penyusunan dan perumusan kebijakan teknis, kegiatan serta fasilitasi penyusunan rencana anggaran, pembinaan bendehara, pengelolaan dan penatausahaan, dan pertanggung jawaban administrasi keuangan dinas. 2.2 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

(17)

3. Kepala Bidang Bina Obyek dan Daya Tarik Wisata

a. Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanakan pengembangan obyek dan daya tarik wisata dan penyuluhan, pembinaan dan pengembangan pariwisata b. Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai

dengan bidang tugasnya masing-masing

c. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan

d. Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karir dan penilaian DP3

e. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Dinas berdasarkan realisasi program kerja untuk bahan penyempurnaan program kerja berikutnya f. Bertindak selaku pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK) pada

bidang tugasnya setelah ditetapkan yang berwenang

g. Menyusun dan memberikan laporan pertanggung jawaban tugas bidang kepada Kepala Badan melalui Sekretaris

h. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

3.1 Kepala Seksi Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata

(18)

3.2 Kepala Seksi penyuluhan, Pembinaan dan Pengembangan Pariwisata Mempunyai tugas pokok yaitu menyiapkan bahan untuk pelaksanaan kebijakan nasional dan provinsi serta penetapan kebijakan di bidang penanaman nilai-nilai tradisi, pembinaan karakter dan pekerti bangsa. 4. Kepala Bidang Pembinaan Seni dan Kebudayaan

a. Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanakan penyelenggaraan kebudayaan, peninggalan sejarah kesenian dan atraksi wisata

b. Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing

c. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan

d. Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karir dan penilaian DP3

e. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Dinas berdasarkan realisasi program kerja untuk bahan penyempurnaan program kerja berikutnya f. Bertindak selaku pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK) pada

bidang tugasnya setelah ditetapkan yang berwenang

g. Menyusun dan memberikan laporan pertanggung jawaban tugas bidang kepada Kepala Badan melalui Sekretaris

h. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

4.1 Kepala Seksi Kebudayaan dan Peninggalan Sejarah

(19)

kebijakan penetapan rencana induk pengembangan kebudayaan dan penerapan pedoman peningkatan pemahaman sejarah dan wawasan kebangsaan.

4.2 Kepala Seksi Kesenian dan Atraksi Wisata

Mempunyai tugas pokok yaitu menyiapkan bahan untuk pelaksanaan kebijakan nasional dan provinsi dan penetapan kebijakan mengenai standarisasi pemberian izin pengiriman dan penerimaan delegasi asing di bidang kesenian serta mengkoordinasikan pelaksanaan pembentukan dan pengelolaan pusat kegiatan kesenian.

5. Kepala Bidang Pemasaran dan Promosi Usaha Pariwisata

a. Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanakan informasi dan promosi pariwisata dan pengawasan dan perijinan usaha pariwisata

b. Mengkoordinasikan tugas-tugas kedinasan kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing

c. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan

d. Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan perkembangan karir dan penilaian DP3

e. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Dinas berdasarkan realisasi program kerja untuk bahan penyempurnaan program kerja berikutnya f. Bertindak selaku pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK) pada

(20)

g. Menyusun dan memberikan laporan pertanggung jawaban tugas bidang kepada Kepala Badan melalui Sekretaris

h. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

5.1 Kepala Seksi Informasi dan Promosi Pariwisata

Mempunyai tugas pokok yaitu menyiapkan bahan untuk pelaksanaan kebijakan nasional dan provinsi dan penetapan kebijakan mengenai kerjasama luar negei di bidang informasi dan promosi pariwisata.

5.2 Kepala Seksi Pengawasan dan Perizinan Usaha Pariwisata

Mempunyai tugas pokok yaitu menyiapkan bahan untuk pelaksanaan kebijakan nasional dan provinsi dan penetapan kebijakan mengenai operasional perfilman dari proses pemberian perizinan usaha perfilman.

6. Kepala Bidang Perencanaan

a. Merencanakan, mengatur, membina, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanakan tugas perencanaan, penyusunan program kerja, penyusunan rencana kerja, penyusunan anggaran, memverifikasi usulan rencana kerja anggaran, pemantauan, pengendalian, evaluasi, pengolahan data, penyusunan laporan akuntabilitas kinerja pemerintah b. Mendistribusikan dan mengkoordinasikan tugas-tugas kepada

(21)

c. Bertindak selaku pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK) pada bidang tugasnya setelah ditetapkan sebagai PPTK

d. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas serta melakukan pengawasan melekat kepada bawahan

e. Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pelaporan kepada atasan untuk pertimbangan dalam upaya peningkatan karier

f. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan seksi berdasarkan realisasi program kerja untuk bahan penyempurnaan program kerja berikutnya g. Menyusun dan memberikan laporan pertanggung jawaban tugas

bidang kepada Kepala Badan melalui Sekretaris

h. Menyelenggarakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

6.1 Kepala Seksi Perencanaan, Program dan Pengendalian

Mempunyai tugas pokok yaitu mempersiapkan program dan rencana kerja, kegiatan tahunan berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Strategis (Renstra) Dinas.

6.2 Kepala Seksi Pengumpulan Data, pengelolaan dan Pelaporan

(22)
(23)

3.3 Gambaran Umum Obyek Wisata di Kabupaten Karo

a. Gambaran Umum Obyek Wisata Air Terjun Sipiso-piso

Air terjun ini mempunyai ketinggian 120 meter dan dilatarbelakangi panorama indah Danau Toba, bukit-bukit, bentangan Pulau Samosir berwarna biru, serta pematang sawah dan lading. Air terjun ini terletak di Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Jarak dari kota Berastagi ke obyek wisata ini adalah 35 km yang dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan berukuran besar maupun kecil.

b. Gambaran Umum Obyek Wisata Tongging

Tongging adalah tempat yang nyaman untuk bersantai dan juga merupakan tempat yang menarik untuk dikunjungi. Tongging berlokasi disebelah ujung utara Danau Toba dengan pemandangan yang sangat indah. Desa Tongging adalah desa yang didiami oleh tiga suku, yaitu Batak Toba, Pak-pak, dan Karo. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini sekitar 40 km yang dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda 2 maupaun roda 4.

c. Gambaran Umum Obyek Wisata Desa Budaya Dokan

(24)

d. Gambaran Umum Obyek Wisata Puntungan Meriam Puteri Hijau Bukti peninggalan sejarah Puntungan Meriam Putri Hijau dapat kita temui di Desa Sukanalu dan Seberaya yang hingga sekarang masih dianggap oleh masyarakat mempunyai magic dan setiap tahun dibersihkan serta sesajen (upah) atau cibal-cibalen oleh masyarakat setempat. Jarak dari kota Berastagi ke Desa Sukanalu 23 Km dan ke Seberaya 7 Km. Untuk mengunjungi obyek wisata ini dapat menggunakan kendaraan roda 2 maupun roda 4.

e. Gambaran Umum Obyek Wisata Gua Liang Dahar

Gua Liang Dahar berada di Desa Lau Buluh Kecamatan Kuta Buluh Simole Kabupaten Karo Sumatera Utara. Gua ini mempunyai 3 ruang besar dengan ukuran masing-masing 500m2, 400m2, dan 300m2, serta ruang ukuran kecil lainnya. Di dalam gua tersebut terdapat mata air yang mengalir melalui terowongan kecil ke Desa Bekerah. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini adalah 40 km, untuk menuju Desa Lau Buluh dapat menggunakan kendaraan roda 2 maupun roda 4 dan selanjutnya berjalan kaki selama 30 menit.

f. Gambaran Umum Obyek Wisata Danau Lau Kawar

(25)

yang dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda 2 maupun roda 4.

g. Gambaran Umum Obyek Wisata Desa Budaya Lingga

Di desa ini terdapat bangunan rumah tradisional Karo berusia 250 tahun yang dikenal dengan “Rumah Siwaluh Jabu” yang dihuni oleh 8 kepala keluarga. Bahan bangunan rumah tradisional ini terbuat dari kayu bulat, papan, bambu dan beratap ijuk tanpa menggunakan paku yang dikerjakan oleh tenaga arsitektur masa lalu. Jarak dari Kota Berastagi ke Obyek Wisata ini adalah 15 km yang dapat ditempuh dengan menggunakan dengan kendaraan roda 2 maupun roda 4.

h. Gambaran Umum Obyek Wisata Deleng Kutu

Deleng Kutu terletak di Desa Guru Singa, Kecamatan Berastag. Gunung Kutu tidak kalah uniknya dengan sejumlah gunung populer lainnya yang berada di Tanah Karo. Padahal gunung ini tidak setinggi Sibayak dan Sinabung, namun panorama alam yang dimilikinya cukup mempesona. Deleng Kutu, demikian masyarakat lokal menyebut gunung yang memiliki ketinggian sekitar 1.300 meter dari permukaan laut . Dilihat dari kejauhan, deleng (gunung dalam bahasa Karo) itu memang mirip kutu. Mungkin itulah sebabnya masyarakat sekitar menyebutnya Gunung Kutu. i. Gambaran Umum Obyek Wisata Desa Peceren

(26)

Desa ini unik karena pengunjung dapat menyaksikan sejarah serta budaya Sumatera Utara, karena di sini pengunjung bisa menjumpai 6 rumah adat tradisional dari Karo dan 4 di antaranya masih aktif digunakan hingga sekarang. Salah satu rumah paling tua yang berada di Desa Peceren kira-kira berusia 120 tahun.

j. Gambaran Umum Obyek Wisata Taman Hutan Raya

Taman Hutan Raya (Tahura) ini merupakan Obyek wisata yang terletak Kota Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara dan merupakan kawasan hutan seluas lebih kurang 7 Ha yang ditumbuhi berbagai jenis kayu kayuan hutan tropis berusia diatas 60 tahun dan didalamnya berkembang berbagai species kupu kupu langka. Di obyek wisata ini dipelihara gajah yang dapat dimanfaatkan sebagai transportasi wisatawan mengelilingi hutan. Jarak dari Kota Berastagi ke obyek wisata ini berkisar 5 km. Tahura Bukit Barisan merupakan unit pengelolaan yang berintikan kawasan hutan lindung dan kawasan konservasi denga luas seluruhnya 51.600 Ha.

k. Gambaran Umum Obyek Wisata Gunung Sibayak

Gunung Sibayak merupakan salah satu gunung berapi yang masih aktif di Kabupaten Karo. Tingginya mencapai 2.172 meter dari permukaan laut. Dari puncak gunung akan terlihat kawah kecil berukuran 200x 200 meter. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mendaki gunung ini diperkirakan 2 sampai dengan 3 jam.

(27)

Obyek wisata ini adalah tempat pemandian air panas alam yang telah dikelola secara profesional dalam bentuk kolam-kolam renang yang suhunya berbeda-beda sesuai dengan keinginan para pengunjung. Mata air ini bersumber dari perut bumi dan mengandung unsur belerang yang dapat mengobati penyakit gatal-gatal Jarak dari kota Berastagi ke obyek wisata ini 14 km dan dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda 2 dan roda 4.

m. Gambaran Umum Obyek Wisata Panorama Penatapan Doulu Obyek wisata ini terletak tidak jauh dari Kota Berastagi. Dari tempat ini para pengunjung dapat melihat pemandangan yang indah sambil menikmati jagung bakar maupun jagung rebus. Di lokasi obyek wisata ini terdapat 25 warung jagung. Untuk menuju tempat ini, dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda 2 ataupun roda 4.

n. Gambaran Umum Obyek Wisata Air Terjun Sikulikap

(28)

waktu sekitar 45 menit dari Berastagi atau bila dari kota Medan hanya membutuhkan waktu perjalanan sekitar 1,5 jam saja. Untuk menuju lokasi ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 maupun roda 4.

o. Gambaran Umum Obyek Wisata Air Panas Payung

Air Panas Alam Payung berada di kaki gunung Sinabung yang berjarak 5.5 Km dari puncaknya. Obyek wisata ini dikelola dalam bentuk kolam-kolam renang yang suhunya berbeda-beda sesuai dengan keingnan pengunjung. Kelebihan Air Panas ini adalah, bersumber dari Gunung Sinabung dan mengandung unsur belerang yang sangat rendah sehingga air kolam tersebut tidak berbau belerang. Selesai mandi badan akan terasa segar dan tidak lemas, tidak berbau, dan dapat menyembuhkan banyak penyakit, seperti gatal-gatal, asam urat, penyakit gula (apabila air panas tesebut diminum secara rutin), dan sebagainya.

(29)

wisatawan tertarik untuk mengunjungi Pasar Buah tersebut, di samping udara di Berastagi yang memang sejuk.

q. Gambaran Umum Obyek Wisata Bukit Gundaling

Salah satu dari beberapa obyek wisata yang melengkapi keindahan kota Berastagi adalah Bukit Gundaling. Bukit Gundaling yang berjarak sekitar 2 kilometer dari pusat kota Berastagi ini, berada diketinggian sekitar 1.575 meter dari permukaan laut. Bukit Gundaliang tersebut menjadi salah satu tujuan bagi wisatawan yang mengunjungi Berastagi. Bukit tersebut banyak ditumbuhi oleh pohon-pohon Pinus dan bunga-bungaan. Apalagi ketika berada dipuncaknya, sudah pasti pemandangannya indah serta udara yang segar langsung menjadi suguhan pertama bagi wisatawan. Karena dari puncak Gundaling, para wisatawan dapat melihat pemandangan panorama Kota Berastagi, Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung. Untuk menuju obyek wisata Taman Mejuah-juah dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda 2, kendaraan pribadi roda 4, ataupun kendaraan umum yang ada di Berastagi.

r. Gambaran Umum Obyek Wisata Taman Mejuah-juah

(30)
(31)

BAB IV

PENYAJIAN DATA

Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) yaitu Strengths (kekuatan), Weakness (kelemahan) dan faktor eksternal (luar) yaitu, Opportunity (peluang) dan Threats (ancaman). Analisis SWOT adalah analisis yang sering digunakan oleh para manajer untuk melakukan identifikasi terhadap isu strategis, analisis ini akan menghasilkan informasi yang nantinya digunakan sebagai landasan untuk menentukan strategi yang tepat digunakan dalam mengembangkan daerah tujuan wisata di Kabupaten Karo.

Mengidentifikasi isu strategis tersebut diperlukan beberapa informasi yang mengungkapkan fenomena lingkungan internal Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo yang dapat digunakan sebagai identifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo. Untuk memperoleh hasil yang optimal diperlukan juga faktor lingkungan eksternal yang digunakan sebagai alat identifikasi tentang peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap perkembangan obyek wisata di Kabupaten Karo.

(32)

diperolah dari lapangan, dan kemudian akan menyajikan hasilnya. Dalam penyajian data, terdapat dua aspek utama yakni :

1. Situasi lingkungan internal Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo.

2. Situasi lingkungan eksternal Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo.

3. Kondisi obyek wisata di Kabupaten Karo pasca erupsi Gunung Sinabung.

4.1 Lingkungan Internal Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo

Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada di dalam organisasi baik itu dari segi sumber daya manusia (SDM), sumber daya alam (SDA), dan fasilitas yang dimiliki sebagai penunjang terhadap SDM dan SDA yang dimiliki Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo.

4.1.1 Sumber Daya Manusia

(33)

sebuah rencana strategi yang telah disusun untuk diimplementasikan di lapangan. Jadi dalam melaksanakan sebuah strategi diperlukan sumber daya manusia yang cukup baik dalam hal kuantitas dan kualitas manusianya, yang biasa di sebut juga dengan tenaga professional.

Tenaga professional diartikan bahwa tenaga-tenaga aparatur pemerintah pengelola pariwisata yang mampu membawa dan menggerakkan organisasi pariwisata dan masyarakat dalam membangun sektor kepariwisataan dengan mengacu kepada visi pembangunan yang telah ditetapkan. Sejauh ini SDM Aparatur Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo secara keseluruhan terdiri dari 40 orang.

Untuk memperoleh informasi lebih lanjut mengenai SDM Aparatur Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo, maka peneliti akan menguraikan lebih detail lagi informasi mengenai pegawai yang diuraikan melalui tabel dengan spesifikasi menurut jenis kelamin dan golongan kerja pegawai. Melalui uraian data yang lebih spesifik tersebut diharapkan akan memperoleh informasi bagaimana gambaran SDM yang dimiliki oleh kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo.

Tabel 4.1 Klasifikasi SDM Menurut Persentase Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase

1. Laki-laki 24 58,5%

2. Perempuan 17 41,5%

Jumlah 41 100%

Sumber: Urusan Tata Usaha dan Kepegawaian (data diolah) 2015

(34)

kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo hampir seimbang antara pegawai yang berjenis kelamin laki-laki atau sekitar 24 orang yang ditunjukkan dengan persentase 58,5 persen dengan pegawai yang berjenis kelamin perempuan atau sekitar 17 orang yang ditunjukkan dengan persentase 41,5 persen.

Tabel 4.2 Klasifikasi SDM Menurut Persentase Usia

No. Usia (tahun) Jumlah (orang) Persentase

1. 30 3 7,3%

(35)

Dari tampilan tabel di atas dapat dilihat bahwa SDM pegawai yang dimiliki oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo berdasarkan tingkat usia didominasi oleh usia 32 tahun, 36 tahun dan 48 tahun yang masing-masing berjumlah 4 orang atau sekitar 9,8 persen. Dengan demikian, SDM pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berdasarkan tingkat usia dapat disimpulkan memiliki usia rata-rata di atas 30 tahun.

Tabel 4.3

Klasifikasi SDM Menurut Persentase Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase

1. S2 2 4,9%

2. S1 16 39,0%

3. D3 16 39,0%

4. SMA 7 17,1%

Jumlah 41 100%

Sumber : Urusan Tata Usaha dan Kepegawaian (data diolah) 2015

(36)

Dengan demikian SDM pegawai yang dimiliki oleh kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo cukup memadai dalam mengelola dan mengembangkan obyek wisata Taman Mejuah-juah, Bukit Gundaling dan Pasar Buah Tradisiona Berastagi serta daerah tujuan wisata lainnya yang ada di Kabupaten Karo. Selain itu dapat mewujudkan kepariwisataan Karo sebagai daerah tujuan wisata utama di Sumatera Utara sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo.

4.1.2 Sarana dan Prasarana

Untuk mendukung kegiatan operasional sehari-hari dan meningkatkan kinerja pegawai kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo secara efektif dan efisien, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo menyediakan sarana dan prasarana sebagai fasilitas pendukung bagi para pengunjung dan bagi obyek wisata itu sendiri.

4.1.2.1 Sarana

Sarana merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat mencapai maksud dan tujuan.

Adapun sarana yang dimiliki oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten karo yaitu :

a. Kantor

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo memiliki kantor yang berada di jalan Gundaling nomor 1 Berastagi Kabupaten Karo,Sumatera Utara, telepon (0628)-91558.

(37)

Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo ada pegawai yang berjumlah 41 orang.

c. Kebijakan

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo memiliki memiliki kebijakan seperti Rencana Strategis (Renstra), Surat Keputusan, dan Surat Edaran.

d. Booklet

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo memiliki booklet yang dapat dibagikan kepada masyarakat agar dapat memperoleh informasi mengenai obyek wisata yang ada di Kabupaten karo. e. Peralatan Kantor

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo memiliki peralatan kantor seperti komputer, proyektor, printer, laptop, meja kerja, kursi, filling besi, camera elektronik, wireless, brankas, dan lemari.

4.1.2.2 Prasarana

Prasarana merupakan segala sesuatu yang menjadi penunjang terhadap tercapainya suatu tujuan. Untuk menunjang tercapainya suatu tujuan dan melengkapi sarana obyek wisata yang ada di Kabupaten Karo, maka Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menyediakan prasarana sebagai berikut :

a. Mobil Dinas

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo memiliki mobil dinas yang dapat digunakan untuk dapat menunjang tercapainya tujuan.

(38)

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo seperti plamk peta pariwisata Karo, plank peta batas wilayah administrasi Kabupaten Karo, serta plank sapta pesona.

4.2 Lingkungan Eksternal Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo

4.2.1 Faktor Politik

Faktor politik yang dimaksud dalam hal ini adalah analisis terhadap kebijakan atau perubahan politik yang terjadi dan memberikan pengaruh terhadap organisasi dalam menjalankan aktivitasnya, termasuk dalam hal perumusan strategi pengembangan daerah obyek wisata di Kabupaten Karo. Faktor politik yang berpengaruh terhadap obyek wisata di Kabupaten Karo yaitu Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 sebagai awal adanya otonomi daerah tentang pelimpahan wewenang, yang kemudianahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang didalamnya mengatur tentang Urusan Wajib dan Urusan Pilihan. Pada penyusunan urusan ini, Kabupaten Karo mengembangkan tingkat kepariwisataan sebagai salah satu Urusan Pilihan yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

(39)

yang menjadi visi dari Pemerintah Kabupaten Karo yaitu “Terwujudnya masyarakat Karo yang makmur dan sejahtera berbasis pembangunan pertanian dan pariwisata yang berwawasan lingkungan”. Melalui visi tersebut dapat dilihat bahwa Pemerintah Kabupaten Karo menempatkan sektor pariwisata sebagai prioritas pembanguan kedua setelah pertanian. Hal ini juga tertuang dalam salah satu misi dari Pemerintah Kabupaten Karo yaitu :‘Membangun dan atau meningkatkan kualitas daerah-daerah tujuan wisata yang mampu meningkatkan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara’.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kebijakan politik yang dikeluarkan tersebut dapat menjadi peluang bagi pengembangan obyek-obyek wisata yang ada di Kabupaten Karo untuk berkembang.

4.2.2 Faktor Ekonomi

(40)

Selain itu pasokan buah dan sayuran untuk Pasar Buah ini juga semakin berkurang. Karena sebagian besar pasokan buah dan sayur untuk Pasar Buah ini berasal dari kawasan gunung Sinabung. Sementara akibat erupsi tersebut, banyak lahan pertanian yang rusak. Hal ini mengakibatkan pendapatan pedagang di sekitar obyek wisata juga mengalami penurunan drastis. Selain itu akibat dari terkena debu erupsi gunung Sinabung tersebut, di obyek wisata Pasar Buah Tradisional Berastagi banyak sekali dagangan yang menjadi rusak seperti buah-buahan, sayuran, serta bibit bunga. Hal ini mengakibatkan para pedagang yang ada di Pasar Buah Tradisional Berastagi mengalami kerugian yang cukup besar.

Selain itu, masih banyak pedagang yang menetapkan harga dagangannya di atas rata-rata seperti di obyek wisata Bukit Gundaling. Sifat pedagang yang demikian tidak jarang menyebabkan pengunjung akan membeli dan membawa makanan dan minumannya dari luar obyek wisata.

4.2.3 Faktor Sosial Budaya

(41)

sering sekali berbeda dengan adat istiadat dan nilai- nilai budaya setempat. Oleh karena itu, agar budaya Karo dapat tetap dipertaankan, maka Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo melaksanakan berbagai event seperti pesta budaya mejuah-juah dan pesta bunga & buah. Diharapkan melalui adanya kegiatan tersebut, maka seluruh masyarakat akan dapat melestarikan budaya Karo serta dapat memegang teguh nilai-nilai dan adat istiadat yang mereka miliki.38

4.2.4 Jaringan Kemitraan

Untuk dapat mencapai tujuan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo melakukan koordinasi dengan instansi lain dan pelaku bisnis pariwisata. Sesuai dengan misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo, bahwa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo memiliki jaringan kemitraan antara berbagai instansi teknis pemerintah dan para pelaksana sektor kepariwisataan (stakeholder) untuk mencapai tujuan pembangunan yang saling terkait. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo melakukan koordinasi lintas SKPD seperti dengan Dinas Perhubungan, Dinas Kebersihan, Dinas Pekerjaan Umum dan yang lainnya. Juga dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), dan dengan masyarakat serta pelaku wisata lainnya seperti Berastagi Kuda Club (BKC).

4.3 Kondisi obyek wisata di Kabupaten Karo Pasca Erupsi Gunung Sinabung

38

(42)

a. Panorama Penatapan Doulu

Ketika terjadinya erupsi Gunung Sinabung pada tahun 2013 yang lalu, dirasakan bahwa debu erupsi Gunung Sinabung sampai ke lokasi obyek wisata ini. Walaupun debu tersebut tidak secara langsung merusak produk yang di jual di warung-warung yang ada di lokasi tersebut, tetapi sangat dirasakan terjadinya penurunan pengunjung karena wisatawan merasa khawatir untuk mengunjungi Kabupaten Karo pada saat itu.39

b. Pemandian Air panas Raja Berneh

Ketika terjadinya erupsi Gunung Sinabung pada tahun 2013 yang lalu, dirasakan bahwa debu erupsi Gunung Sinabung sampai ke lokasi obyek wisata ini. Kolam-kolam yang ada di obyek wisata ini dipenuhi dengan debu. Hal tersebut juga menyebabkan terjadinya penurunan kunjungan wisatan ke obyek wisata ini.40

c. Pemandian Air Panas Alam Payung

Semenjak terjadinya erupsi Gunung Sinabung pada tahun 2013 yang lalu, obyek wisata ini sudah tidak pernah difungsikan. Hal ini disebabkan karena obyek wisata ini memiliki jarak yang cukup dekat dengan Gunung Sinabung, sehingga pada saat erupsi Sinabung obyek wisata ini benar-benar dipenuhi dengan debu erupsi Gunung Sinabung. Karena hal tersebut, saat ini kondisi obyek wisata tersebut benar-benar sudah tidak terawat lagi bahkan ada beberapa kolam

39

Wawancara dengan penjual jagung, Sugiati, 14 Maret 2016

40

(43)

yang sudah mengalami kerusakan.41 d. Air Terjun Sikulikap

Ketika terjadinya erupsi Gunung Sinabung pada tahun 2013 yang lalu, dirasakan bahwa debu erupsi Gunung Sinabung sampai ke lokasi obyek wisata ini tetapi tidak begitu parah. Tetapi karena kekhawatiran pengunjung yang takut untuk mengunjungi tanah Karo, akhirnya membuat hanya sedikit orang yang mau mengunjungi obyek wisata ini.

e. Danau Lau Kawar

Danau Lau Kawar adalah danau yang berada tepat di kaki Gunung Sinabung. Saat terjadinya erupsi Gunung Sinabung, tentunya memiliki dampak yang sangat besar terhadap danau ini. Karena jarak yang begitu dekat dengan Gunung Sinabung, menyebabkan masyarakat tidak berani untuk mengunjungi obyek wisata tersebut. Dan semenjak erupsi Sinabung tahun 2013 yang lalu, obyek wisata ini sudah tidak dikelola lagi. Sehingga saat ini kondisinya sudah sangat tidak terawat.

f. Taman Hutan Raya

Ketika terjadinya erupsi Gunung Sinabung pada tahun 2013 yang lalu, dirasakan bahwa debu erupsi Gunung Sinabung sampai ke lokasi obyek wisata ini. Hal ini juga menyebabkan wisatawan merasa khawatir untuk mengunjungi obyek wisata ini.

g. Gunung Sibayak

41

(44)

Ketika terjadinya erupsi Gunung Sinabung pada tahun 2013 yang lalu, dirasakan bahwa debu erupsi Gunung Sinabung sampai ke lokasi obyek wisata ini. Tetapi hal tersebut ternyata tidak mengurangi keinginan para pendaki untuk tetap mendaki Gunung Sibayak. Meletusnya Gunung Sinabung justru memiliki dampak positif terhadap jumlah kunjungan ke obyek wisata ini. Hal ini dikarenakan para pendaki yang dulunya sering melakukan pendakian ke Gunung Sinabung, pada akhirnya beralih ke Gunung Sibayak. Karena memang kondisi Gunung Sinabung yang sudah tidak memungkinkan untuk didaki. Selain itu, orang-orang yang berada di luar tanah Karo yang penasaran ingin melihat kondisi Gunung Sinabung, juga melakukan pendakian ke Gunung Sibayak.42

h. Desa Budaya Lingga

Ketika terjadinya erupsi Gunung Sinabung pada tahun 2013 yang lalu, dirasakan bahwa debu erupsi Gunung Sinabung sampai ke lokasi obyek wisata ini. Hal ini juga menyebabkan wisatawan merasa khawatir untuk mengunjungi obyek wisata ini.

Selain dari beberapa obyek yang diuraikan diatas, ada 3 obyek wisata yang berada di Kota Berastagi yang paling sering dikunjungi oleh wisatawan. Hal ini disebabkan karena sudah banyak orang yang mengetahui obyek wisata tersebut yang jika dibandingkan dengan obyek wisata lainnya yang belum begitu tersentuh baik oleh masyarakat maupun pemerintah, serta kondisi udara di Kota Berastagi yang sejuk yang membuat banyak wisatawan yang tertarik

42

(45)

mengunjungi Kota Berastagi.

Adapun obyek wisata tersebut adalah : a. Pasar Buah Tradisional Berastagi

Ketika terjadinya erupsi Gunung Sinabung pada tahun 2013 yang lalu, dirasakan bahwa debu erupsi Gunung Sinabung sampai ke lokasi obyek wisata ini. Hal ini sangat berdampak buruk terhadap Pasar Buah Berastagi. Hal ini disebabkan karena banyak lahan pertanian di daerah sekitar Gunung Sinabung yang hancur akibat erupsi Gunung Sinabung tersebut. Sehingga pasokan buah dan sayur yang ada di Pasar Buah Berastagi pun sangat berkurang.43

1. Lokasi Berjualan

Bahkan buah-buahan dan sayuran yang sebelumnya memang telah tersedia di Pasar Buah pun mengalami kerusakan akibat debu Gunung Sinabung. Kunjungan wisatawan juga dirasakan sangat menurun.

Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh obyek wisata Pasar Buah Tradisional Berastagi yaitu :

I. Sarana

Lokasi berjualan di Pasar Buah Tradisonal sudah ditata sedemikian rupa yaitu dengan menempatkan lokasi untuk berjualan buah, sayuran, dan bibit bunga di lokasi bagian dalam sedangkan untuk berjualan pakaian dan souvenir di lokasi bagian luar.

2. Produk yang dijual

Adapun produk yang dijual di lokasi Obyek Wisata Pasar Buah

43

(46)

Tradisional Berastagi ini meiputi, buah-buahn, sayuran, bibit bunga, serta pakaian san souvenir khas Kota Berastagi.

Gambar 4.1 Aneka Ragam Buah dan Sayuran

Keterangan : Aneka ragam buah-buahan dan sayur-sayuran yang ada di Pasar Buah Tradisional Berastagi

(47)

banyak lahan pertanian di daerah sekitar Gunung Sinabung yang hancur akibat erupsi Gunung Sinabung tersebut. Sehingga pasokan buah dan sayur yang ada di Pasar Buah Berastagi pun sangat berkurang.44

Keterangan : Berbagai macam souvenir dan pakaian-pakaian khas Berastagi yang ada di Pasar Buah Tradisional Berastagi

Bahkan buah-buahan dan sayuran yang sebelumnya memang telah tersedia di Pasar Buah pun mengalami kerusakan akibat debu Gunung Sinabung.

Gambar 4.2 Pakaian dan Souvenir

Dari gambar diatas, dapat dilihat bahwa selain adanya buah dan sayuran, di Pasar Buah Tradisional Berastagi juga ada ditawarkan berbagai souvenir dan pakaian khas Berastagi yang dapat dibeli oleh wisatawan. Souvenir-souvenir

44

(48)

tersebuta ada yang dapat dipakai langsung oleh wisatawan dan ada pula yang dapat dijadikan sebagai pajangan. Saat erupsi Gunung Sinabung pada tahun 2013 yang lalu, dirasakan bahwa jumlah kunjungan wisatawan sangat menurun. Sehingga dalam jangka waktu beberapa bulan setelah erupsi tersebut, jumlah kunjungan wisatawan sangatlah sedikit. Walaupun terkhusus untuk produk pakaian dan souvenir tidaklah mengalami kerusakan akibat erupsi Gunung Sinabung tersebut.45

Keterangan : Beranekaragan bibit bunga yang ada di Pasar Buah Tradisional Berastagi

Gambar 4.3 Bibit Bunga

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa, ada pula berbagai jenis bibit bunga yang dijual di Pasar Buah Berastagi. Ada banyak jenis bibit bunga yang ditawarkan, kurang lebih 45 jenis bibit bunga. Dari sekian banyak jenis bibit yang ditawarkan,bibit bunga yang sejenis Lili adalah yang paling diminati wisatawan karena harganya juga cukup terjangkau. Pada saat erupsi Gunung Sinabung pada tahun 2013 yang lalu, seperti halnya buah dan sayuran bibit bunga ini juga banyak mengalami kerusakan. Bahkan lebih dari setengahnya

45

(49)

bibit bunga ini mengalami kerusakan akibat terkena debu Gunung Sinabung.46

1. Kamar Mandi Umum II. Prasarana

Kamar mandi umum merupakan tempat yang digunakan pengunjung untuk membuang air. Di obyek wisata Taman Mejuah-juah ini memiliki 1 kamar mandi umum.

2. Rumah Makan

Rumah makan merupakan tempat yang dapat dimanfaatkan oleh pengujung untuk mengisi perut ketika lapar. Di obyek wisata Pasar Buah Tradisional Berastagi ini memiliki 6 unit rumah makan.

3. Tempat Parkir

Tempat parkir merupakan lapangan kosong yang disediakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk menampung sejumlah kendaraan roda 2 maupun kendaraan roda 4.

4. Masjid

Masjid merupakan tempat ibadah bagi umat muslim untuk menunaikan sholat.

b. Taman Mejuah-juah Berastagi

Ketika terjadinya erupsi Gunung Sinabung pada tahun 2013 yang lalu, dirasakan bahwa debu erupsi Gunung Sinabung sampai ke lokasi obyek wisata ini. Akibat debu erupsi Gunung Sinabung tersebut, bunga-bunga taman yang ada di lokasi obyek wisata ini mengalami kerusakan. Selain itu, karena kekhawatiran masyarakat yang takut untuk mengunjungi tanah Karo, akhirnya berdampak pula pada obyek wisata ini yaitu dirasakan

46

(50)

bahwa jumlah kunjungan sangat merunun di obyek wisata ini.

Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh obyek wisata Taman Mejuah-juah Berastagi adalah sebagai berikut :

I. Sarana

1. Gapura dan tiketing

Gapura dan tiketing adalah gedung yang berfungsi sebagai tempat loket pengambilan tiket masuk Taman Mejuah-juah.

2. Sarana Rekreasi

Sarana rekreasi adalah sarana berupa wahana-wahana permainan yang dapat dimanfaatkan oleh pengunjung untuk bermain untuk dijadikan sebagai hiburan. Di Taman Mejuah-juah terdapat beberapa wahana permainan anak-anak seperti ayunan, jungkat-jungkit, perosotan, ayunan bulat, dan lain-lain.

3. Panggung Hiburan

Panggung hiburan merupakan tempat yang digunakan untuk mengadakan atraksi budaya dan kesenian daerah. Di taman Mejuah-juah ini memiliki 2 buah panggung hiburan.

4. Gedung Kesenian Karo

Gedung kesenian Karo merupakan tempat yang digunakan untuk mengadakan latihan tarian-tarian Karo dan atraksi budaya serta kesenian daerah.

5. Museum Pijer Podi

(51)

Gambar 4.4 Gapura dan Tiketing

Keterangan : gapura dan tiketing merupakan loket pengambilan tiket masuk yang dilengkapi dengan selembaran kertas yang ditempalkan di kaca loket mengenai informasi tarif masuk ke obyek wisata Taman Mejuah-juah bagi pengunjung.

Gambar 4.5 Panggung Hiburan

(52)

Dari gambar diatas, dapat diketahui adanya 2 panggung hiburan yang ada di lokasi Taman Mejuah-juah Berastagi. Panggung ini sering digunakan untuk atraksi budaya dan kesenian daerah. Selain itu panggung ini juga sering digunakan sebagai tempat untuk melakukan perlombaan-perlombaan seni pada perayaan-perayaan tertentu.

Gambar 4.6 Gedung Kesenian Karo

Keterangan : Gedung Kesenian Karo yang ada di dalam lokasi Taman Mejuah-juah, gambar ke 2 & 3 menunjukkan kondisi gedung kesenian Karo yang sudah mengalami kerusakan

(53)

terdapat di dalam lokasi Taman Mejuah-juah yang dapat digunakan sebagai tempat untuk mengadakan latihan tarian-tarian Karo dan atraksi budaya serta kesenian daerah. Pada saat penulis melakukan observasi, penulis mendapati bahwa kondisi gedung kesenian Karo sudah tidak terawat lagi. Hal ini terlihat dari kondisi dinding yang sudah mulai berlumut, atap dan pintunya yang sudah mulai rusak serta tumbuhnya rumput-rumput liar di sekitar gedung kesenian tersebut.

Gedung kesenian Karo tersebut memang sudah tidak pernah digunakan lagi satu tahun belakangan ini, dikarenakan kondisi gedung tersebut yang memang sudah rusak. 47

Gambar 4.7 Wahana Permainan Anak-anak

47

(54)

Keterangan : Kondisi wahana permainan anak-anak yang sudah rusak dan tidak dapat dipergunakan oleh pengunjung

Pada gambar diatas dapat dilihat berbagai jenis permainan anak yang sudah mulai rusak dan tidak akan aman lagi jika digunakan bermain oleh anak-anak. Bahkan ada beberapa dari wahana permainan tersebut yang memang sama sekali sudah tidak dapat dipakai lagi oleh pengunjung, seperti wahana permainan jungkat-jungkit yang ditunjukkan diatas.

Gambar 4.8 Museum Pijer Podi

Keterangan : Museum Pijer Podi yang ada di dalam lokasi Taman Mejuah-juah Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa adanya terdapat museum di dalam lokasi Taman Mejuah-juah Berastagi. Museum Pijer Podi ini adalah museum yang berisikan alat-alat musik tradisional Karo. Tetapi museum ini sudah sangat lama tidak dipergunakan lagi. Lebih dari 4 tahun, museum ini tidak pernah digunakan.48

48

Wawancara dengan Kepala Seksi Kebudayaan & Peninggalan Sejarah, Anita Prihatin Br Tarigan, SE, Senin 7 Maret 2016

(55)

II. Prasarana

a. Tempat Parkir

Tempat parkir merupakan lapangan kosong yang disediakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk menampung sejumlah kendaraan roda 2 maupun kendaraan roda 4 maupun bus pariwisata.

b. Musholla

Musholla merupakan tempat ibadah bagi umat muslim untuk menunaikan sholat.

c. Kamar Mandi Umum

Kamar mandi umum merupakan tempat yang digunakan pengunjung untuk membuang air. Di obyek wisata Taman Mejuah-juah ini memiliki 2 kamar mandi umum.

d. Rumah Makan

Rumah makan merupakan tempat yang dapat dimanfaatkan oleh pengujung untuk mengisi perut ketika lapar. Di obyek wisata Taman Mejuah-juah ini memiliki 1 rumah makan.

e. Toko Souvenir

Toko souvenir merupakan tempat bagi pengunjung untuk membeli oleh-oleh yang akan di bawa pulang. Di obyek wisata Taman Mejuah-juah ini memiliki 3 toko souvenir.

c. Bukit Gundaling

(56)

wisata ini. Akibat debu erupsi Gunung Sinabung tersebut, bunga-bunga taman yang ada di lokasi obyek wisata ini mengalami kerusakan. Tetapi hal tersebut tida menjadi penghalang bagi masyarakat untuk mengunjungi obyek wisata ini. Tetapi justru erupsi Gunung Sinabung justru memberikan dampak yang positif terhadap kunjungan masyarakat ke obyek wisata ini. Pada saat erupsi Gunung Sinabung justru banyak masyarakat yang mengunjungi obyek wisata ini karena adanya rasa penasaran untuk melihat erupsi Gunung Sinabung tersebut. Karena dari lokasi obyek wisata ini dapat terlihat dengan jelas kondisi Gumumg Sinabung dan jarak dari obyek wisata ini dengan Gunung Sinabung juga cukup jauh, sehingga lokasi ini cukup aman bagi masyarakat untuk menyaksikan erupsi Gunung Sinabung.49

49

Wawancara dengan pedagang, Rikki, Sabtu 27 Februari 2016

Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh obyek wisata Bukit Gundaling adalah sebagai berikut :

I.Sarana

a. Sapo Angin

Sapo angin ini berfungsi sebagai tempat berteduh dan tempat duduk bersantai untuk menikmati pemandaangan alam dari bukit Gundaling. Bentuk bangunan ini yaitu bangunan yang berciri khas budaya Karo. b. Patung-patung ciri khas budaya Karo

(57)

Gambar 4.9 Patung ciri khas Budaya Karo

Keterangan : Patung berpasangan dan patung tunggal dengan ciri khas adat Karo

Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa terdapat beberapa patung yang terdapat di puncak Gundaling. Patung-patung tersebut menggambarkan ciri khas budaya Karo. Patung-patung tersebut ada yang berpasangan dan ada pula yang tunggal. Para pengunjung yang datang ke puncak Gundaling dapat berfoto bersama patung-patung tersebut.

(58)

Keterangan : Gambar Sapo Angin yang dapat digunakan oleh pengunjung untuk berteduh dan duduk bersantai.

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa di puncak Gundaling terdapat adanya Sapo Angin yang dapat digunakan sebagai tempat berteduh dan duduk bersantai untuk menikmati keindahan Kota Berastagi oleh para pengunjung. Ada 6 (enam) jumlah Sapo Angin yang terdapat di puncak Gundaling. Berdasarkan hasil observasi penulis, penulias mendapati bahwa bahwa kondisi Sapo Angin yang ada di puncak Gundaling sudah mulai rusak dan sangat tidak terawat. Hal ini dapat dilihat dari kondisi Sapo Angin yang sudah mulai berlumut, bangku untuk tempat duduk juga sudah mulai rusak dan tidak dapat dipergunakan lagi, serta atapnya yang juga sudah mulai rusak dan bocor. Sehingga ketika hari hujan, Sapo Angin ini sudah tidak dapat dijadikan sebagai tempat berteduh. Dari 6 (enam) jumlah Sapo Angin yang ada di puncak Gundaling, semuanya memiliki kondisi yang sama.

II.Prasarana

a. Kamar Mandi Umum

Kamar mandi umum merupakan tempat yang digunakan pengunjung untuk membuang air. Di obyek wisata Bukit Gundaling ini memiliki 2 kamar mandi umum.

b. Rumah Makan

Rumah makan merupakan tempat yang dapat dimanfaatkan oleh pengujung untuk mengisi perut ketika lapar. Di obyek wisata Bukit Gundaling ini memiliki 13 unit rumah makan.

(59)

Tempat parkir merupakan lapangan kosong yang disediakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk menampung sejumlah kendaraan roda 2 maupun kendaraan roda 4.

d. Toko Souvenir

Toko souvenir merupakan tempat bagi pengunjung untuk membeli oleh-oleh yang akan di bawa pulang. Di obyek wisata Bukit Gundaling memiliki 22 kios toko penjual souvenir.

e. Musholla

Musholla merupakan tempat ibadah bagi umat muslim untuk menunaikan sholat.

Gambar 4.11 Kamar mandi umum bertaraf Internasional

Keterangan : Kondisi kamar mandi umum bertaraf Internasional yang berada di obyek wisata Taman Mejuah-juah dengan kondisi yang tidak terawat.

(60)

terawat dengan baik. Kamar mandi bertaraf Internasional digunakan pada saat-saat tertentu saja ketika ada acara yang dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Karo maka kamar mandi bertaraf Internasional ini digunakan. Tetapi saat ini kamar mandi ini sudah tidak lagi dipergunakan karena kondisi kamar mandi tersebut yang sudah sangat parah, dan aliran air juga sudah tidak pernah disampaikan lagi ke kamar mandi ini karena debit air yang dibutuhkan untuk mengalirkannya kekamar mandi tersebut cukup besar.50

Keterangan : Kondisi kamar mandi umum biasa yang masih layak pakai di dalam lokasi Taman Mejuah-juah Berastagi

Tetapi dalam lokasi Taman Mejuah-juah tersebut, ada kamar mandi umum biasa yang masih layak pakai sehingga para pengunjung yang ada di Taman Mejuah-juah dapat mempergunakannya. Dan para pengunjung yang mempergunakan kamar mandi tersebut dikenakan biaya Rp. 2000/ orang.

Gambar 4.12 Kamar mandi umum biasa

50

(61)

Gambar 4.13 Tempat Parkir

Gambar 1 Gambar 2

Gambar 3

(62)

maka lokai parkirpun akhirnya ditambah, yaitu para pengunjung dapat memarkirkan kendaraannya di pinggir jalan di dekat Pasar Buah Berastagi (gambar 3). Oleh karena itu sangat diharapkan perhatian Pemerintah untuk menanggulangi hal tersebut. Terkhusus untuk pemilik kuda sado dan kuda tunggang, harapannya dapat dibangun sebuah tempat khusus dimana mereka dapat memberhentikan kuda-kuda mereka sehingga kondisi parkiran pun akan lebih teratur. 51

Keterangan : Kondisi kamar mandi umum yang ada di lokasi obyek wisata Pasar Buah Tradisional Berastagi

Gambar diatas merupakan kamar mandi umum yang ada di lokasi Pasar Buah Berastagi. Para pengunjung yang mempergunakan kamar mandi umum ini akan dikenakan biaya Rp. 2000/ orang. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa kondisi kamar umum yang ada di lokasi obyek wisata Pasar Buah Tradisional Berastagi kurang terawat. Hal ini terlihat dari kondisi pintu kamar mandi yang sudah mulai rusak serta kebersihan yang kurang dijaga. Hal ini tentunya akan membuat para pengunjung kurang nyaman menggunakan kamar mandi ini.

Gambar 4.14 Kamar mandi umum di Pasar Buah Berastagi

51

(63)

Gambar 4.15 Kamar mandi umum di Gundaling

Keterangan : Kondisi kamar mandi umum yang ada di lokasi obyek wisata puncak Gundaling Berastagi

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa kondisi kamar mandi umum yang ada di puncak Gundaling tidak jauh beda dengan kondisi kamar mandi umum yang ada di Pasar Buah Tradisional Berastagi. Hal ini terlihat dari kondisi pintu kamar mandi yang sudah mulai rusak dan sudah tidak dapat ditutup dengan baik serta kebersihan yang kurang dijaga. Hal ini tentunya akan membuat para pengunjung kurang nyaman menggunakan kamar mandi ini.

4.4 Kebersihan Lokasi

(64)

menjaga kebersihan tempat mereka masing-masing dan mengumpulkan sampah pada tong sampah yang telah disediakan. Sampah-sampah yang telah terkumpul tersebut kemudian akan diangkut oleh petugas kebersihan.52 Tetapi ketika hari libur tiba dimana kunjungan wisatawan cukup ramai, kondisi kebersihan dilokasi ini tidak sama seperti pada hari-hari biasa dimana kebersihannya masih dapat tetap terjaga. Hal ini dikarenakan masih rendahnya kesadaran wisatawan untuk menjaga kebersihan. Hal ini terlihat dari banyaknya wisatawan yang membuang kulit buah-buahan yang mereka makan di sembarang tempat, padahal sudah ada disediakan tong sampah.53

Untuk kondisi kebersihan di obyek wisata Taman Mejuah-juah saat ini masih dirasakan kurang bersih. Kurangnya kebersihan disebabkan oleh sampah-sampah yang terlihat berserakan di lapangan, menjadikan tempat ini kurang indah dan nyaman, padahal fungsi Taman Mejuah- juah ini sebagai tempat rekreasi yang santai dan nyaman serta menghirup udara segar yang dapat dirasakan oleh pengunjung. Rumput-rumput liar yang semakin tinggi, tangga-tangga jalan yang mulai mengalami kerusakan serta bangku-bangku santai yang kotor di Taman Mejuah-juah ini membuat pengunjung tidak merasa nyaman untuk berkeliling menikmati indahnya bunga-bunga yang ada di taman tersebut. Terkhusus pada saat hari libur, kondisi kebersihan di Taman Mejuah-juah ini sangat jauh dari yang diharapkan. Hal ini juga disebabkan karena rendahnya kesadaran pengunjung akan pentingnya kebersihan. Padahal di dalam lokasi Taman Mejuah-juah tersebut sudah disediakan beberapa tong

52

Wawancara dengan pedagang, Despi, Sabtu 27 Februari 2016

53

(65)

sampah.54

Selain di lokasi Taman Mejuah-juah, hal yang serupa juga terjadi di obyek wisata Bukit Gundaling. Ketika hari libur tiba, kondisi kebersihan di Buncak Gundaling juga sangat jauh dari yang di harapkan. Tetapi obyek wisata Bukit Gundaling ini memiliki suatu perkumpulan yang dinamakan persatuan pedagang asongan, peramak-amak dan pedagang lainnya. Persatuan ini mempunyai tugas untuk menjaga kebersihan dan melestarikan keindahan obyek wisata untuk mendukung kenyamanan bagi wisatawan dalam mengunjungi destinasi wisata. Melalui persatuan ini, mereka akan menetapkan jadwal rutin untuk melakukan gotong royong demi menjaga kebersihan Bukit Gundaling.

Kebersihan lokasi Taman Mejuah-juah ini kurang begitu terawat juga disebabkan oleh kurangnya tenaga kerja untuk petugas kebersihan. Petugas kebersihan yang ada di lokasi Taman Mejuah-juah ini hanya ada 2 orang, sementara area taman ini cukup luas dan rumput-rumputan liar juga tumbuh dengan begitu cepat. Sehingga hal tersebut dirasakan menjadi kendala untuk bisa memaksimalkan kebersihan dan menciptakan lingkungan yang bersih, indah, nyaman, dan asri.

55

Gambar 4.16 Kondisi kebersihan di Pasar Buah Berastagi

54

Wawancara dengan petugas kebersihan, Dewi, Minggu 6 Maret 2016

55

(66)

Keterangan : Kondisi jalan yang ada di lokasi Pasar Buah Tradisional Berastagi bagian dalam (kiri) dan kondisi Pasar Buah bagian dalam yang dipenuhi oleh sampah kulit buah-buahan.

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa kondisi jalan yang ada di lokasi Pasar Buah Tradisional Berastagi bagian dalam yang sudah mulai berlubang-lubang dan apabila hari libur tiba dan pengunjung ramai, maka kondisi jalan di lokasi Pasar Buah bagian dalam dipenuhi oleh sampah kulit buah-buahan. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya kesadaran pengunjung untuk menjaga kebersihan padahal sudah ada disediakan tempat sampah oleh para pedagang. Dengan banyaknya sampah seperti yang terlihat pada gambar diatas tentunya akan mengurangi rasa kenyamanan baik bagi para pedagang maupun para pengunjung di lokasi tersebut.

Gambar 4.17 Kondisi kebersihan di tempat parkir

Keterangan : Kondisi tempat parkir Taman Mejuah-juah

(67)

membuang sampah pada tempatnya, padahal sudah disediakan tong sampah di sekitar lokasi tersebut. Dengan keadaan tersebut tidak terlihat keindahan suatu obyek wisata, dan sebagian masyarakat dan pengunjung tidak merasa nyaman dengan keadaan banyaknya sampah yang berserakan. Kondisi tempat parkir di obyek wisata Taman Mejuah-juah hampir sama dengan kondisi yang ada di obyek wisata Bukit Gundaling yang sudah mulai mengalami kerusakan.

Gambar 4.18 Kondisi kebersihan di Taman Mejuah-juah

Keerangan : Kondisi wahana permainan anak-anak di lokasi obyek wisata Taman Mejuah-juah

(68)

Gambar 4.19 Kondisi kebersihan di Puncak Gundaling

Keterangan : Kondisi Obyek wisata Gundaling yang dipenuhi dengan sampah Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa masih rendahnya kesadaran masyarakat baik pedagang maupun pengunjung akan pentingnya kebersihan. Pada gambar (kiri) dapat dilihat bahwa masyarakat masih sering menumpuk sampah ke dalam selokan dan pada gambar (kanan) adalah kondisi tempat parkir yang penuh dengan sampah. Padahal di sekitar lokasi Bukit Gundaling ini sudah ada disediakan tong sampah di beberapa lokasi.

Secara keseluruhan, dampak erupsi Gunung Sinabung dirasakan oleh semua obyek wisata yang telah diuraikan diatas. Yaitu terkena debu erupsi Gunung Sinabung dan dirasakan menurunnya jumlah kunjungan wisatawan. Tetapi di luar dari pada itu, ada pula beberapa obyek yang justru merasakan dampak positif dari meletusnya Gunung Sinabung. Seperti obyek wisata Gundaling dan Gunung Sibayak, dimana obyek wisata ini dijadikan oleh masyarakat sebagai tempat untuk dapat menyaksikan erupsi Gunung Sinabung.

(69)

sebagai tempat untuk menyaksikan erupsi Gunung Sinabung. Misalnya di daerah desa Tiga Pancur, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Dari lokasi ini, masyarakat dapat melihat semburan lava pijar dan material vulkanis dari Gunung Sinabung ketika terjadi erupsi. Di desa tersebut ada pondok yang dapat digunakan oleh pengunjung sebagai tempat untuk duduk bersantai sambil menikmati pemandangan Gunung Sinabung. Karena mulai banyaknya pengunjung yang mengunjungi lokasi ini, akhirnya dijadikan peluang usaha oleh masyarakat setempat dengan membuka warung di lokasi tersebut. Karena rasa penasaran masyarakat untuk melihat erupsi Gunung Sinabung tersebut, bahkan ada pengunjung yang rela menginap di pondok yang ada di lokasi tersebut agar dapat melihat semburan lava pijar Gunung Sinabung pada malam hari.56

“Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Kabupaten Karo mulai mengembangkan wisata taman gunung api Berastagi. Pengembangan wisata ini dimaksudkan untuk mendongkrak kembali pariwisata di Berastagi pasca erupsi Gunung Sinabung. Sedikitnya dalam sehari ada satu rombongan turis asing yang mengikuti perjalanan melihat keindahan alam di kawasan Sinabung dan sekitarnya yang aman dari erupsi selama lima jam. Kegiatan ini bersifat memperkenalkan budaya, pertanian, dan alam kabupaten Karo. Paket wisata ini mulai dirintis sejak awal 2015 dan diminati turis dari Eropa dan Asia. Satu perjalanan biasanya diikuti oleh lima hingga 10 wisatawan. Para turis bahkan rela menunggu erupsi Sinabung terjadi hingga berjam-jam untuk mendapatkan foto terbaik di kawasan desa Tiga Pancur”.

Selain itu, dari pihak pelaku bisnis pariwisata juga mulai menciptakan peluang dari terjadinya erupsi Gunung Sinabung. Yaitu dengan mengembangkan “Volcano Park” di Kabupaten Karo. Sesuai dengan berita yang di kutip dari kompas.com, yaitu bahwa :

57

56

Wawancara dengan pemilik warung, Nd. Yahya, Senin 14 Maret 2016 57

Gambar

Gambar 3.1 Peta Pariwisata Kabupaten Karo
Tabel 4.1 Klasifikasi SDM Menurut Persentase Jenis Kelamin
Tabel 4.2 Klasifikasi SDM Menurut  Persentase Usia
Tabel 4.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Walaupun dampak negatif terhadap sektor pariwisata Kabupaten Karo yang ditimbulkan akuibat erupsi gunung Sinabung, tetapi ternyata ada satu peluang yang

Obyek wisata kawasan cetho ini merupakan salah satu obyek yang dikelola dan dikembangkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar. Kegiatan mengelola dan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi yang dimiliki oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Karo dalam usaha menanggulangi penurunan produksi

Berdasarkan data sumber daya fisik yang dimiliki oleh dinas pendidikan kabupaten karo yang terdapat pada tabel diatas yang merupakan jumlah sekolah dari pengungsi korban

This research aims to understand the activity of tourism promotion of the district government Karo and the Strategy and also to know the role of the district government Karo

Pada kajian ini telah diinventarisasi beberapa program yang dapat dijadikan acuan untuk kegiatan rehabilitasi di Kabupaten Karo, yaitu: rehabilitasi citra wisata Kabupaten Karo

Kabupaten Karo memiliki banyak obyek wisata yang dapat dikunjungi seperti wisata alam, agrowisata, wisata seni-budaya, wisata peninggalan sejarah dan lain

yang membuat penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam Mengembangkan Daerah Tujuan Wisata di Kabupaten Karo”...