• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi pada PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi pada Perusahaan Peserta PROPER yang terdaftar di BEI Tahun 2010-2012)Perusahaan Peserta PROPER yang terdaftar di BEI Tahun 2010-2012)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi pada PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi pada Perusahaan Peserta PROPER yang terdaftar di BEI Tahun 2010-2012)Perusahaan Peserta PROPER yang terdaftar di BEI Tahun 2010-2012)"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi pada Perusahaan Peserta PROPER yang Terdaftar di BEI

Tahun 2010-2012)

Oleh

RESTI AGUSTINA Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF ENVIRONMENTAL PERFORMANCE TOWARD STOCK PRICE

(Study of Participants PROPER Company that List at BEI 2010-2012) By

RESTI AGUSTINA

The research purpose to prove empirically an effect of the environmental performance toward stock price with profitability and company size as a control variable. Measurement of environmental performance is achievement of PROPER companies participants.

This research using entire company participants PROPER which are listing 2010-2012 on indonesian stock exchange (IDX). The research is using secondary data that obtained from www.idx.co.id, environmental ministry site www.menlh.go.id, indonesian capital market directory (ICMD), and PIPM of Lampung. Sampling technique that used on this research is purposive sampling. Where as the sample quantity on this research is about 99 sample from 33 corporates and observation during 3 years. Hypothesis testing is done by using multiple linear regression analysis and paired sample t-test.

The result of analysis showed that there is positive influence between environmental performance toward stock price with profitability and company size as a control variable. The level of significance is 0,004. This thing is strengthened by different of CAR (cumulative abnormal return) point, before and after PROPER announcement.

(3)

ABSTRAK

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi pada Perusahaan Peserta PROPER yang terdaftar di BEI

Tahun 2010-2012) Oleh

RESTI AGUSTINA

Tujuan penelitian ini adalah untuk menyediakan bukti empiris mengenai pengaruh kinerja lingkungan terhadap harga saham dengan profitabilitas dan ukuran

perusahaan sebagai variabel kontrol. Pengukuran kinerja lingkungan diukur dari prestasi perusahaan yang mengikuti PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup).

Penelitian ini menggunakan seluruh perusahaan peserta PROPER yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode pengamatan dari tahun 2010-2012. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) www.idx.co.id, situs Kementerian Lingkungan Hidup

www.menlh.go.id, Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan Pusat Informasi Pasar Modal - Lampung. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sedangkan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 33 perusahaan dari berbagai subsektor perusahaan, pengamatan selama 3 tahun sehingga didapatkan 99 pengamatan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda.

Hasil analisis menunjukan bahwa ada pengaruh positif antara kinerja lingkungan terhadap harga saham dengan ROE dan size perusahaan sebagai variabel kontrol dengan nilai signifikansi 0,004.

(4)
(5)
(6)
(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN

RIWAYAT HIDUP PERSEMBAHAN MOTO

SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5.1 Manfaat Teoretis ... 4

1.5.2 Manfaat Praktis ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori ... 6

2.2. Penelitian Terdahulu ... 10

2.3. Model Penelitian ... 11

(8)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel ... 15

3.2. Data Penelitian ... 16

3.2.1 Jenis dan Sumber Data ... 16

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 16

3.3. Pemilihan Variabel Penelitian ... .... 17

3.4. Operasional Variabel Penelitian ... 21

3.5. Metode Analisis Data ... 25

3.6. Pengujian Hipotesis ... 28

3.6.1 Regresi Linear Berganda ... 28

3.6.2 Uji Sampel Berpasangan (Paired Sample T-Test) .. 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 30

4.2. Hasil Pengujian Asumsi Klasik ... 31

4.3. Hasil Pengujian Hipotesis ... 35

4.4. Pembahasan ... 39

4.5. Perbedaan Nilai CAR Periode Sebelum dan Sesudah PROPER 2010-2011 ... 43

4.6 Analisis Tambahan ... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 46

5.2. Keterbatasan Penelitian ... 47

5.3. Saran ... 47 DAFTAR PUSTAKA

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perdebatan tentang ada atau tidaknya keterkaitan antara kinerja lingkungan dan harga saham telah menjadi objek penelitian yang menarik di kalangan para peneliti yang juga sebagai masyarakat bisnis. Kinerja lingkungan merupakan kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik atau green (Suratno et.al, 2006). Kinerja lingkungan ini menjadi sorotan banyak pihak, baik oleh masyarakat biasa, stakeholders maupun pemerintah, seiring dengan meningkatnya kasus kelalaian perusahaan dalam memperhatikan aspek pengelolaan lingkungan, yang mana banyak perusahaan hanya berorientasi untuk memaksimalkan

keuntungannya saja. Sedangkan pada prinsipnya, sebuah perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomi dan legal (artinya kepada pemegang saham atau shareholder) tetapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholder) yang jangkauannya melebihi kewajiban-kewajiban di atas (Eklington dalam Hadi 2011:56).

(10)

2

dalam Donato et al.(2007), yang menyatakan bahwa persepsi pasar terhadap tanggung jawab perusahaan dapat mempengaruhi harga saham dan keuntungan investor juga. Image dan pengakuan yang baik atas kinerja lingkungan perusahaan menjadi salah satu pertimbangan investor dalam pengambilan keputusan investasi. Dengan pertimbangan tersebut maka investor cenderung akan melakukan

investasi pada perusahaan yang memiliki reputasi yang baik karena investor yakin bahwa reputasi yang baik dapat diperoleh jika perusahaan tersebut telah memiliki kinerja yang baik pula (Donato, 2007).

Untuk mendorong perusahaan dalam menerapkan pengelolaan kinerja lingkungan yang baik maka pemerintah dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mengeluarkan kebijakan Program Penilaian Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 127/MENLH/2002. Dengan adanya

penghargaan ini perusahaan dapat meningkatkan citra positif di mata masyarakat serta memungkinkan terjadinya reaksi investor karena adanya peristiwa yang menyangkut perusahaan.

(11)

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Flammer (2012) yang melakukan event study di sekitar tanggal pengumuman berita perusahaan yang terkait lingkungan terhadap harga saham untuk semua perusahaan publik USA 1980-2009. Hasil penelitiannya menemukan bahwa shareholders bereaksi positif terhadap pengumuman ramah lingkungan (eco-friendly initiative) dan negatif untuk pengumuman eco-harmful behavior.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pemilihan sample dan edisi pengumuman proper yang diteliti. Penggunaan variabel kontrol dalam penelitian ini agar hasil penelitian lebih bisa menjelaskan fenomena dengan optimal karena variabel-variabel lain yang juga mempengaruhi variabel dependen pengaruhnya menjadi terputus. Penambahan profitabilitas dan size perusahaan sebagai variabel kontrol berkenaan dengan penelitian Suratno dan Mutmainah (2006) yang menemukan bahwa variabel kontrol berupa enviromental concern dan size mempengaruhi hubungan antara enviromental performance dan enviromental disclosure dalam hubungan yang positif.

Melihat pentingnya pengelolaan lingkungan hidup yang berpengaruh terhadap resiko perusahaan, dan belum banyaknya penelitian tentang ini di Indonesia, peneliti tertarik untuk mendapatkan bukti empiris dengan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Harga Saham (Studi pada

(12)

4

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah pengumuman peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup berpengaruh terhadap harga saham?

2. Adakah perbedaaan nilai CAR (cummulative abnormal return) sebelum dan sesudah pengumuman PROPER?

1.3Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diungkapkan dapat diketahui bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk menyediakan bukti empiris mengenai pengaruh pengumuman peringkat kinerja perusahaan dalam lingkungan hidup terhadap harga saham pada perusahaan peserta PROPER yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012.

1.4Manfaat Penelitian

Dari tujuan-tujuan penelitian di atas, maka manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Teoretis

(13)

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian mendatang mengenai kinerja lingkungan dan pasar modal yang dapat dijadikan referensi untuk penelitian mendatang yang masih ada kaitannya dengan penelitian ini, selain itu penelitian ini dapat menjadi masukan bagi investor dalam melakukan prediksi harga saham, yang pada akhirnya dapat memberikan sumbangan informasi untuk

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia serta perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat pentingnya menjaga lingkungan dan memelihara lingkungan seperti dampak yang akan dirasakan manusia karena global warming atau pemanasan global, yang disebabkan oleh kerusakan lingkungan maka kebutuhan masyarakat akan informasi mengenai bentuk tanggung jawab perusahaan akan kinerja lingkungan semakin meningkat.

Tidak dapat dipungkiri bahwa para stakeholders memberikan apresiasi yang lebih bagi perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam kegiatan lingkungan. Meskipun tujuan utama dari kegiatan-kegiatan ini bukan untuk meningkatkan laba

(15)

Kotler (2005) dalam Lenny (2006) memaparkan manfaat melakukan tanggung jawab lingkungan dan sosial perusahaan dalam strategi dan operasi bisnis, yaitu: meningkatkan penjualan dan saham di pasaran, menguatkan posisi merk,

meningkatkan citra dan pengaruh perusahaan, meningkatkan kemampuan untuk menarik, memotivasi dan mempertahankan karyawan, mengurangi biaya operasi, meningkatkan kemampuan untuk menarik investor dan analis keuangan.

Sejalan dengan Flammer (2012) yang menyatakan bahwa shareholders bereaksi positif terhadap pengumuman eco-friendly initiative dan negatif untuk

pengumuman eco-harmful behavior. Berdasarkan signaling theory, perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui pengumuman ataupun pelaporan aktivitas perusahaan berkaitan dengan kegiatan lingkungan dan sosial sebagai salah satu cara untuk mengirimkan signal positif kepada stakeholders dan pasar sehingga meningkatkan kinerja pasar saham perusahaan yang tercermin

melalui peningkatan harga saham perusahaan. Peningkatan harga saham akan berkontribusi terhadap peningkatan actual return dan pada akhirnya berkontribusi terhadap terbentuknya abnormal return (Jogiyanto, 2010).

(16)

8

profit yang diburu, namun juga harus memberikan kontribusi positif kepada masyarakat (people) dan aktif menjaga kelestarian lingkungan (planet).

Jones et al. (1999) dalam Hadi (2011) menyatakan bahwa pada hakikatnya stakeholders theory mendasarkan diri pada asumsi, antara lain:

1. The corporation has relationship with many constituenty groups

(stakeholder) that effect and are affected by its decisions (Freeman, 1984). 2. The theory is concern with nature of these relationship in terms of both

processes and outcomes for the firm and its stakeholder.

3. The interests of all (legitimate) stakeholder have intrinsic value and no set of interest is assumed to dominate the others (Clakson, 1995; Donaldson & Preston 1995).

4. The theory focuses on managerial decisson making (Donaldson & Preston 1995).

Berdasarkan pada asumsi dasar stakeholder theory, perusahaan tidak dapat

melepaskan diri dengan social setting sekitarnya. Perusahaan perlu untuk menjaga legitimasi stakeholder serta menempatkannya dalam rerangka kebijakan dan pengambilan keputusan, sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan perusahaan, yaitu stabilitas usaha dan jaminan going concern.

Esensi stakeholder theory tersebut di atas jika ditarik interkoneksi dengan teori legitimasi yang mengisyaratkan bahwa perusahaan hendaknya mengurangi

(17)

yang semula semata-mata hanya memperhitungkan keuntungan perusahaan, menjadi ke arah faktor sosial dan lingkungan sebagai wujud kepedulian dan keberpihakan terhadap masalah sosial kemasyarakatan (Hadi, 2011).

Perusahaan, yang merupakan organisasi yang mempunyai tujuan menghasilkan laba adalah bagian dari masyarakat dalam lingkungan yang lebih besar.

Keberadaan keduanya sangat ditentukan oleh masyarakat karena saling pengaruh-mempengaruhi. Untuk itu, agar terjadi keseimbangan (equality), maka perlu kontrak sosial (social contract) baik secara eksplisit maupun implisit sehingga terjadi kesepakatan-kesepakatan yang saling melindungi kepentingannya. Perusahaan disamping berupaya menjaga eksistensi dan survival dengan jalan pencapaian dan peningkatan kinerja secara ekonomi (profit), juga harus memperhatikan tata aturan. Pencapaian tujuan secara ekonomi tidak

(18)

10

2.2Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti / Jurnal / Publikasi

Judul Variabel yang

Kinerja sosial yang baik memiliki pengaruh negatif terhadap harga saham di pasar bursa efek Italia.

Kinerja lingkungan tidak berhubungan secara ukuran perusahaan dan ISO 14001yang juga menunjukan konsistensi antara penilaian

pemerintah dan SML standar internasional. 3 Fiori et.al.

CSR parameter (CSR environment,CSR friendly initiative) dan negatif untuk

pengumuman eco-harmful behavior.

(19)

2.3 Model Penelitian

Penelitian ini berfokus pada kinerja lingkungan diukur dengan pengumuman PROPER yang sedang menjadi sorotan untuk menilai suatu perusahaan terhadap harga saham dengan profitabilitas dan size perusahaan sebagai variabel kontrol. Kinerja lingkungan merupakan kinerja perusahaan untuk menciptakan lingkungan yang baik atau ketika perusahaan mengeluarkan biaya terkait dengan aspek

lingkungan yang secara otomatis akan membangun citra yang baik di mata stakeholder dan calon investor sehingga akan direspon positif oleh pasar dan sebagai wujud tanggung jawab dan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan.

Menurut Verrecchia (1983) dalam Suratno (2006) bahwa pelaku lingkungan yang baik percaya bahwa mengungkapkan performance mereka menggambarkan good news bagi pelaku pasar. Menurut Suratno (2006) informasi mengenai aktivitas atau kinerja perusahaan adalah hal yang sangat penting bagi stakeholder khususnya investor sebab pengungkapan informasi mengenai hal tersebut

merupakan kebutuhan bagi stakeholder.

Kinerja lingkungan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan peringkat PROPER yaitu program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam

pengelolaan lingkungan hidup. Sejak tahun 2002 Kementerian Lingkungan Hidup bekerja sama dengan Bapedal dan instansi terkait lainnya mencanangkan program PROPER berdasarkan UU No. 23/1997 dan KepMen 127/MENLH/2002.

(20)

12

perusahaan dari sektor industri manufaktur; prasarana dan jasa (MPJ);

pertambangan, energi, minyak dan gas bumi (PEM); pertanian dan kehutanan (PDK) yang berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan maka wajib diikutsertakan dalam PROPER. Oleh sebab itu PROPER tidak bersifat voluntary (sukarela) melainkan mandatory (wajib) (Ginting, 2005).

Program ini melakukan pemeringkatan perusahaan dari yang terbaik sampai yang terburuk dalam hal ketaatan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Program ini menggunakan peringkat kode warna, yang didasarkan pada lima warna, yaitu: emas, hijau, biru, merah dan hitam. Warna-warna tersebut sesuai dengan tingkatan kelas pada kinerja dalam hal pengendalian pencemaran.

Sebuah peringkat emas, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah secara konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan (environmental excellency) dalam proses produksi dan jasa, melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap masyarakat. Sebuah peringkat hijau menunjukkan telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance) melalui pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan, pemanfaatan sumber daya secara efisien melalui upaya 4R (reduce, reuse, recycle dan recovery) dan melakukan upaya tanggung jawab sosial (CSR) dengan baik. Biru menandakan telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan. Sebuah peringkat merah menandakan upaya pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukannya tidak sesuai dengan persyaratan

(21)

peringkat hitam, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang sengaja melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian yang mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan serta pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan atau tidak melaksanakan sanksi administrasi.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dan telaah pustaka yang ada, maka variabel yang terkait dalam penelitian ini dapat dirumuskan melalui suatu rerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 1. Rerangka Pemikiran

2.4 Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Harga Saham (CAR)

Penelitian Spicer (1978) yang meneliti asosiasi antara investment value dari saham perusahaan dan kinerja sosial perusahaan. Spicer (1978) menemukan bukti

empiris yang menunjukan adanya asosiasi yang signifikan antara kedua hal tersebut meskipun tingkat asosiasi dari tahun ke tahun menurun.

Kinerja Lingkungan (Pengumuman PROPER

Kementerian Lingkungan Hidup)

(X)

Harga Saham (Y) Profitabilitas

(Kontrol)

Ukuran Perusahaan (Kontrol)

(22)

14

Penelitian yang dilakukan oleh Saputro (2007) tentang perbandingan harga saham dan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pengumuman ISRA

(Indonesian Sustainability Reporting Awards) dan menemukan bahwa informasi tersebut tidak direspon oleh investor, dimana harga saham dan volume

perdagangan empat perusahaan (PT Astra International Tbk, PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk, Bank Danamon dan PT PP London Sumatera Tbk) yang meraih award tidak mengalami perubahan.

Penelitian lain yang mendukung yaitu penelitian Almilia dan Wijayanto (2007), perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan (environmental performance) yang bagus akan direspon positif oleh para investor melalui fluktuasi harga saham yang semakin naik dari periode ke periode dan sebaliknya jika perusahaan memiliki kinerja lingkungan (environmental performance) yang buruk maka akan muncul keraguan dari para investor terhadap perusahaan tersebut dan direspon negatif dengan fluktuasi harga saham perusahaan di pasar yang semakin menurun dari tahun ke tahun.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah: H1 : Kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap harga saham (CAR).

H2 : Terdapat perbedaan nilai CAR sebelum dan sesudah pengumuman PROPER..

(23)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang mengikuti program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup (PROPER) yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012. Pemilihan sampel penelitian dilakukan secara purposive sampling yaitu populasi yang memenuhi kriteria tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

Adapun kriteria sampel penelitian ini adalah:

a. Seluruh perusahaan yang mengikuti program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup (PROPER) 2010 – 2012 b. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk tahun

2010-2012

c. Perusahaan yang tidak memiliki frekuensi peringkat PROPER sama banyak pada masing-masing warna indikator.

(24)

16

Pemilihan Sampel

Keterangan Jumlah

Perusahaan

Perusahaan peserta PROPER yang terdaftar di BEI untuk tahun 2010-2012

77 Mengikuti PROPER tidak berturut-turut selama 3 tahun ( terhitung

dari periode 2010-2012)

(36)

Memiiki frekuensi peringkat yang sama (8)

Total Sampel 33

Sumber: Data olahan (2013)

Berdasarkan kriteria tersebut, maka diperoleh sampel penelitian (Lampiran 1). Jumlah perusahaan yang sesuai kriteria adalah 33 perusahaan dari berbagai sub sektor perusahaan, pengamatan selama 3 tahun sehingga 33 perusahaan dikali 3 sehingga didapat 99 pengamatan.

3.2Data Penelitian

3.2.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data-data tersebut bersumber dari laporan tahunan (annual report) perusahaan periode 2010-2012, Indonesian Capital Market Directory (ICMD), Pusat Informasi Pasar Modal-Lampung, website Bursa Efek Indonesia dan website Kementerian Lingkungan Hidup.

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

(25)

1. Tinjauan Kepustakaan

Metode ini digunakan untuk mempelajari lebih dalam konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian ini sehingga mendapatkan landasan teori yang memadai untuk melakukan penelitian.

2. Mengakses web dan situs terkait

Metode ini digunakan untuk mencari dan melengkapi data-data yng dibutuhkan dalam penelitian ini sebagai sumber informasi, antara lain : Indonesian Capital Market Directory (ICMD), Pusat Informasi Pasar Modal–Lampung, website Bursa Efek Indonesia dan website

Kementerian Lingkungan Hidup.

Data yang terkumpul kemudian akan dilanjutkan dengan pencatatan , perekapan dan penghitungan sehingga mendapatkan hasil penelitian.

3.3Pemilihan Variabel Penelitian

1. Kinerja Lingkungan

Alat ukur kinerja lingkungan yang akan dipakai di dalam setiap penelitian dapat saja beragam, tergantung pada indikator yang dipakai. Terdapat empat indikator kinerja lingkungan yang saat ini bisa digunakan, yaitu: PROPER, ISO (ISO 14001 untuk Sistem Manajemen Lingkungan dan ISO 17025 untuk Sertifikasi Uji

Lingkungan dari lembaga independen), AMDAL (uji BOD dan COD air limbah), dan GRI (Global Reporting Initiative) yang merupakan pelopor dalam

(26)

18

Indikator PROPER digunakan pada penelitian Suratno (2006) yang menguji pengaruh Environmental Performance terhadap Environmental Disclosure dan Economic Performance. Indikator ISO 14001 digunakan pada penelitian

Lindrianasari (2007) yang meneliti tentang hubungan antara kinerja lingkungan dan kualitas pengungkapan lingkungan dengan kinerja ekonomi perusahaan di Indonesia. Indikator GRI (Global Reporting Initiative) digunakan pada penelitian Dwi Hartanti (2007) yang menguji pengaruh kinerja lingkungan perusahaan dan manajemen lingkungan perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Kinerja lingkungan di dalam penelitian ini akan diukur dari prestasi perusahaan mengikuti program PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup). Program ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementrian Lingkungan Hidup untuk mendorong penaatan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup. PROPER diumumkan tahunan secara rutin kepada masyarakat sehingga perusahaan yang dinilai akan

memperoleh insentif maupun disinsentif reputasi tergantung pada tingkat ketaatannya.

2. CAR (cumulative abnormal return)

Harga saham yang dimaksud dalam penelitian ini adalah harga penutupan (closing price) karena harga inilah yang menyatakan naik/turunnya suatu saham dan diukur dengan menggunakan CAR (cumulative abnormal return).

(27)

nilai guna bagi investor apabila informasi tersebut memberikan reaksi untuk melakukan transaksi di pasar modal (Jogiyanto, 2009). Tingkat kepercayaan investor merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh dalam pasar saham. Oleh karena itu, suatu peristiwa pengumuman akan ditanggapi tiap-tiap investor dengan beragam.

Menurut Jogiyanto (2009) abnormal return adalah selisih antara actual return dan expected return. Actual return atau return yang sesungguhnya terjadi pada waktu ke-t , merupakan selisih harga sekarang terhadap harga sebelumnya. Expected return merupakan return estimasi yang diharapkan oleh investor, yang ditentukan dengan model estimasi.

Gambar 2. Periode Estimasi dan Periode Peristiwa Sumber: Jogiyanto (2010).

Periode peristiwa (event periode) atau jendela peristiwa (event window)

merupakan periode terjadinya peristiwa dan pengaruhnya. Dimana pada gambar 1. Terjadinya peristiwa ditunjukkan dengan t0 sehingga yang dinamakan dengan periode peristiwa adalah periode jendela dari t1 sampai dengan t2. Lamanya periode jendela tergantung jenis peristiwanya. Jika jenis peristiwanya merupakan peristiwa yang nilai ekonomisnya dapat ditentukan dengan mudah oleh investor, periode jendela dapat pendek, disebabkan oleh investor yang dapat bereaksi

Periode Estimasi Periode Peristiwa

(28)

20

dengan cepat. Sebaliknya, untuk peristiwa yang nilai ekonomisnya sulit ditentukan oleh investor, investor akan membutuhkan waktu yang lama untuk bereaksi. Umumnya periode jendela juga melibatkan hari sebelum tanggal peristiwa untuk mengetahui apakah terjadi kebocoran informasi, yaitu apakah pasar sudah mendengar informasinya sebelum informasi itu sendiri diumumkan (Jogiyanto, 2010).

Return ekspektasi dapat dihitung menggunakan 3 model estimasi yaitu: (1) Mean Adjusted Return, (2) Market Model Return, (3) Market Model Return dan model estimasi dengan sesuaian risiko. Pada model Mean Adjusted Return, expected return bernilai konstan sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi. Perhitungan expected return dengan model pasar (market model) dilakukan dengan dua tahap, yaitu: membentuk model ekspektasi dengan

menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan kemudian menggunakan model ekspektasian ini untuk mengestimasi expected return di periode jendela. Model Market Adjusted Return menganggap bahwa praduga yang terbaik untuk mengestimasi return saham adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunaka periode estimasi untuk memberntuk model estimasinya, karena return saham yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar (Jogiyanto, 2010).

3. Profitabilitas

(29)

Kedua, pengukuran yang lainya adalah return on equity (ROE), yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas dari ekuitas.

Return on equity (ROE) merupakan alat yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih untuk pengembalian ekuitas pemegang saham (Prastowo, 1995:234).

4. Size Perusahaan

Ukuran perusahaan (size) merupakan skala yang digunakan dalam menentukan besar kecilnya suatu perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2001), ukuran perusahaan adalah rata–rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun.

Sedangkan menurut Jones (1996), size (ukuran) perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, total penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata total aktiva. Jadi, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki perusahaan.

3.4Operasionalisasi Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen (Y)

(30)

22

(Jogiyanto, 2003). Keterangan:

ARi,t = abnormal return untuk perusahaan i pada hari ke-t

Ri,t = return harian perusahaan perusahaan i pada hari ke-t

Rm = return indeks pasar pada hari ke-t

IHSIt = indeks harga saham individual perusahaan i pada waktu t

IHSIt-1 = indeks harga saham individual perusahaan i pada waktu t-1

IHSGt = indeks harga saham gabungan pada waktu t

IHSGt-1 = indeks harga saham gabungan pada waktu t-1

Selanjutnya, perhitungan CAR untuk masing-masing perusahaan adalah merupakan kumulasi abnormal return dari masing-masing perusahaan tersebut selama periode tertentu.

(Jogiyanto, 2003). Keterangan:

CAR i,t = cumulative abnormal return sekuritas ke-i pada hari ke-t, yang

Diakumulasikan dari abnormal return sekuritas ke-i mulai awal periode peristiwa (t5) sampai hari ke-t.

AR i,a = abnormal return untuk sekuritas ke-i pada hari ke-a, yaitu mulai t5

(hari awal periode jendela) sampai hari ke-t.

t

CAR i,t =

AR

i,a a=t5 R t = IHSIt – IHSI t-1

IHSI t-1

Rmt = IHSGt – IHSG t-1

IHSG t-1

(31)

-10 0 +10 (0= announcement date)

2. Variabel Independen (X)

Kinerja lingkungan diukur dengan menggunakan peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup (PROPER) yang dikeluarkan tahunan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). Sistem pemeringkat kinerja PROPER mencakup 5 warna yaitu dari peringkat yang tertinggi hingga terendah:

emas, hijau, biru, merah dan hitam.

Namun, sebagian besar PROPER melakukan pengujian secara sektoral, sehingga untuk perusahaan yang besar yang memiliki banyak anak cabang maupun pabrik kadangkala tidak memiliki peringkat yang sama, sehingga pada akhirnya peneliti akan memberikan simpulan peringkat perusahaan secara keseluruhan dengan melihat banyaknya frekuensi (modus).

Selanjutnya, untuk menjaga konsistensi data, maka rentang skor yang digunakan adalah 1-5 yaitu:

a) Emas ; skor = 5 b) Hijau ; skor = 4 c) Biru ; skor = 3 d) Merah ; skor = 2 e) Hitam ; skor = 1

Periode Jendela

Closing price before announcement date

(32)

24

Pengelompokan untuk menentukan rentang skor dalam penelitian ini berdasarkan deskripsi kriteria tingkat ketaatan kinerja lingkungan perusahaan yang dirilis oleh Kementerian Lingkungan hidup.

3. Variabel Kontrol a. Profitabilitas

Diukur dengan menggunakan ROE. Profitabilitas dalam penelitian ini akan menggunakan proksi return on equity (ROE) seperti Hakston dan Milne (1996). ROE dipilih karena merupakan alat yang dapat menggambarkan profitabilitas perusahaan.

Rumus yang digunakan untuk return on equityadalah:

X100%

Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan jumlah aktiva (log asset)

yang dimiliki oleh perusahaan yang diperoleh dari laporan tahunan perusahaan

untuk tahun 2010, 2011 dan 2012 merupakan proksi dari ukuran perusahaan

sebagai variabel kontrol.

Rumus yang digunakan untuk size perusahaan adalah:

(33)

3.5Metode Analisis Data

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif merupakan teknik deskriptif yang memberikan informasi mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud menguji hipotesis. Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan dan menganalisis data disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau karakteristik data yang bersangkutan. Pengukuran yang digunakan statistik deskriptif ini meliputi jumlah sample, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan deviasi standar (Ghozali, 2006). Minimum digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil data yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata. Maksimum digunakan untuk mengetahui jumlah terbesar data yang bersangkutan. Mean digunakan untuk mengetahui rata–rata data yang bersangkutan. Deviasi standar digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata.

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji apakah data memenuhi asumsi klasik. Hal ini untuk menghindari terjadinya estimasi yang bias mengingat tidak pada semua data dapat diterapkan regresi. Pengujian yang

dilakukan adalah uji normalitas, uji mutikolenieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dependen dan independen dalam model regresi tersebut terdistribusi secara normal

(34)

26

data normal atau mendekati normal. Untuk mengetahui apakah data

terdistribusi secara normal atau tidak adalah dengan melihat grafik normal P plot of regression statistics. Bila titik-titik menyebar di sekitar garis

diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, berarti model regresi telah memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2006).

Untuk menghindari adanya hasil yang menyesatkan menggunakan grafik, maka uji grafik ini dilengkapi dengan uji statistik non-parametrik

Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dasar pengambilan keputusan pada one sample kolmogorov-smirnov adalah dengan melihat nilai probabilitas signifikansi data residual. Jika angka probabilitas < α =0,05 maka variabel tidak

terdistribusi secara normal. Sebaliknya, bila angka probabilitas > α =0,05

maka HA ditolak yang berarti variabel terdistribusi secara normal (Ghozali, 2006).

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik seharusnya bebas dari multikolinearitas. Deteksi terhadap ada tidaknya multikolinearitas yaitu :

a. Nilai R square (R2) yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris yang sangat tinggi, tetapi secara individual tidak terikat. b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar

(35)

c. Melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), suatu model regresi yang bebas dari masalah multikolinearitas apabila mempunyai nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10 (Ghozali, 2006).

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi tersebut terjadi heteroskedastisitas yang bertujuan untuk mengetahui terjadinya varian tidak sama untuk variabel bebas yang berbeda (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik adalah jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain berbeda (heteroskedastisitas).

Untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot dengan ketentuan: a. Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka menunjukkan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi tersebut terjadi

autokorelasi atau tidak, diperlukan uji autokorelasi yang bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1

(36)

28

berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Durbin Watson.

3.6Pengujian Hipotesis 3.6.1 Regresi Berganda

Regresi linear berganda dipakai bila peneliti bermaksud untuk menguji pengaruh variabel independent terhadap variabel dependen. Analisis regresi berganda menggunakan taraf signifikansi pada level 5% (�=0,05). Model regresi yang dikembangkan untuk menguji hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

1. H1diuji dengan analisis regresi linear sederhana (simple regression analysis).

Y=α+ β1X1+ ε

2. H2diuji dengan analisis regresi linear berganda (multiple regression analysis).

Y=α + β1X1+β2X2 +β3X3+ ε

Keterangan :

Y =CAR (cumulative abnormal return) α =konstanta

β1-β3 =Koefisien regresi

X1 = Kinerja Lingkungan

X2 = Profitabilitas

X3 = Size Perusahaan

(37)

3.6.2 Uji Sampel Berpasangan (Paired Sample T-test)

Menurut Gozhali (2006), Paired Sample T-test merupakan uji parametrik yang digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan rata-rata dua sample yang berhubungan. Data berasal dari dua pengukuran atau dua periode pengamatan yang berbeda yang diambil dari subjek yang dipasangkan, yaitu CAR (cummulative abnormal return) sebelum dan sesudah pengumuman PROPER 2010-2012. Paired samples t-test berguna untuk melakukan pengujian terhadap dua sampel yang berhubungan atau sering disebut sampel berpasangan yang berasal dari populasi yang memilki rata-rata (mean) yang sama.

Pengambilan keputusan:

1. Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima, yang berarti terdapat perbedaan antara CAR sebelum dan sesudah pengumuman PROPER.

(38)

BAB V SIMPULAN

5.1. SIMPULAN

(39)

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut:

1. Sampel penelitian yang digunakan hanya perusahaan peserta PROPER yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012. Peneliti juga melakukan pembuangan sampel untuk perusahaan yang memiliki frekuensi warna indikator yang sama banyak.

2. Pemilihan frekuensi warna indikator PROPER dengan modus tidak mewakili keadaan yang sebenarnya.

3. Variabel independen belum dapat menjelaskan variabel dependen secara keseluruhan.

5.3 Saran

Adanya keterbatasan penelitian ini, peneliti memiliki beberapa saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya yaitu:

1. Bagi manajemen perusahaan disarankan untuk meningkatkan kinerja lingkungan nya lebih baik lagi karena selain dapat membuat citra positif perusahaan kepada stakeholders, juga dapat meningkatkan nilai

perusahaan melalui peningkatan harga saham.

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Almilia, L. Spica. dan D. Wijayanto. 2007. Pengaruh Environmental Performance Dan Environmental Disclosure Terhadap Economical Performance. Proceedings The 1st Accounting Confrence, Depok, 7-9 November 2007. pp. 1-23.

Al-Tuwaijri, S. dan T.E. Christensen. 2004. The Relations among Environmental Disclosure, Environmental performance, and economic Performance: A Simultaneous Equation Approach. Accounting, Organizations and Society, 29:447-471.

Anggraini, R.R. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Tahunan. Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang, 23-26 Agustus.

Bowman, E. dan M. Haire. 1975. A Strategic Posture toward Corporate Social Responsibility, California Management Review, 18(2):49-58.

Brigham, F.E. dan J.F. Houston. 2001. Fundamental of Financial Management. 8th Edition. Alih bahasa Dodo Suharto dan Herman Wibowo. Jakarta: Erlangga.

Cheng, M. dan Y.J. Christiawan. 2011. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Abnormal Return. Jurnal Akuntansi Dan

keuangan, VOL. 1, NO. 1, Mei 2011: 24-36.

Dahlia, Lely dan S.V. Siregar. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap kinerja perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XI Pontianak.

Donato, F.D. dan M F. Izzo. 2007. The Relationship Between Corporate Social Responsiblity and Stock Prices, An Analysis on Italian Listed

Companies. Luiss Guido Carli University, Italy. Social Science Research Network at http://www.SSRN.com/. Diakses pada 1 Januari 2013.

(41)

http://www.SSRN.com/. Diakses pada 1 Januari 2013.

Flammer, Caroline. 2012. Corporate Social Responsibility and Stock Prices:The Environmental Awareness of Shareholders. MIT Sloan School of Management, USA. http://www.SSRN.com/. Diakses pada 1 Januari 2013.

Freedman, M. dan B. Jaggi. 1992.An Investigation of The Long-Run Relationship Between Pollution Performance and Economic Performance: the Case of Pulp-and-Paper Firms.Critical Perspectives on Accounting, Vol. 3(4). pp.315-336.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang. Universitas Diponegoro.

Ginting, Sabar. 2005. Sekilas PROPER, Dulu, Sekarang dan Masa Mendatang. Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup.

Hackston, David dan M.J. Milne, 1996. Some Determinants of Social and Environmental Disclosure in New Zealand Companies, Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol. 9 No. 1, p. 77-100.

Hadi, Nor. 2011. Corporate Social Responsibility. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hartanti, Dwi. 2007. Pengaruh Kinerja Lingkungan Perusahaan dan Manajemen Lingkungan Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XI Pontianak.

Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE.

Jogiyanto. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Keenam. Yogyakarta: BPFE.

Jogiyanto. 2010. Studi Peristiwa: Menguji Reaksi Pasar Modal Akibat Suatu Peristiwa (edisi pertama). Yogyakarta: Yogyakarta.

Jones, F.L. 1996 . The Information Content of The Auditor’s Going Concern Evaluation. Journal of Accounting ang Public policy (Spring): 1-27. Lenny, F. 2006. Strategi Komunikasi Corporate Social Responsibility

(42)

Lindrawati, F.N. dan J.T. Budianto. 2008. Pengaruh Corporate Social

Responsibility terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan yang Terdaftar Sebagai 100 Best Corporate Citizens oleh KLD Research& Anaytics . Majalah Ekonomi, Vol.18. pp.66-83.

Lindrianasari. 2007. Hubungan antara Kinerja Lingkungan dan Kualitas pengungkapan Lingkungan dengan Kinerja Ekonomi Perusahaan di Indonesia. JAAI, Vol. 11. pp. 159-172.

Mulyono. 2008. Hubungan Rasio Keuangan, Ukuran Perusahaan dan Arus Kas pada Laporan Keuangan Interim dan Tahunan Terhadap Abnormal Return Saham (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2002-2006). Diakses pada 29 Juni 2011, http://www.skripsi4u.com/download.php?file=38&cat=2&subref=0&pa ge=4.

Narver, J. 1971.Rational Management Responses to External Effect.Academy of Management Journal, March. pp.99-115.

Nofandrilla. 2008. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Kebijakan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal tidak dipublikasikan. Surakarta: FE UNS.

Porter,M. dan C. Van der Linde. 1995a. Green and Competitive: Ending the Stalemate. Harvard Bussiness Review, Vol.73(5). pp.120-134. Prastowo, Dwi. 1995. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi.

Yogyakarta: UPP amp YKPN.

Rockness, J. 1985. An Assessment of the Relationship Between U.S. Corporate Environmental Performance and Disclosure. Journal of Business Finance and Accounting, Vol.12. pp.339-354.

Saputro, Basuki Rahmat. 2007. Analysis Difference of Price and Stock Volume Before and After ISRA 2005: Case Study of Four Awardess Companies. Diakses dari http://www.jurnalskripsi.com

Sarumpaet, Susi. 2005. The Relation Between Environmental Performance and Financial Performance Among Indonesian Companies. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo.15-16 September.

(43)

Environmental Management, 65: 339-346.

Sembiring, Eddy Rismanda. 2005. Karakteristik Perusahaan dan

PengungkapanTanggung Jawab Sosial: Study Empiris pada Perusahaan yang Tercatat Di Bursa Efek Jakarta.Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo.15-16 September.

Spicer, B. 1978. Investors, Corporate Social Performance and Information Disclosure: an Empirical Sudy. The Accounting Review, Vol.53. pp.94-111.

Sulistio, Helen. 2005. Pengaruh Informasi Akuntansi dan Non Akuntansi terhadap Initial Return: Studi pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo. 15-16 September 2005.

Suratno, Darsono, dan S. Mutmainah.2006. Pengaruh Environmental Performance Terhadap Environmental Disclosure Dan Economic Performance: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Periode 2001-2004. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang.23-26 Agustus.

Sutrisno. 2001. Manajemen Keuangan: Teori, Konsep dan Aplikasi. EdisiPertama. Yogyakarta: Ekonosia UII.

Syamsudin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Titisari, Kartika Hendra. 2009. Corporate Social Responsibility (CSR) dan Kinerja Perusahaan. Dinamika Manajemen, Vol. 1, Nopember 2009. Verrecchia, R. 1983. Discretionary Disclosure. Journal of Accounting and

Economics, Vol.5(3). Pp.179-194.

Wahyudi, Sugeng. 2004. Pengaruh Umur Perusahaan dan Ukuran Perusahaan sebagai Assurance terhadap Return Awal Saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.6, No.2. Pp. 209-234.

www.idx.co.id

Gambar

Gambar 1.  Rerangka Pemikiran
Gambar 2. Periode Estimasi dan Periode Peristiwa

Referensi

Dokumen terkait

Walaupun penelitian lanjut belum dilakukan, namun senyawa fenolik yang terkandung dalain kulit ranting maupun daun matoa, daun kipahit, dan daun paku

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesulitan-kesulitan dan faktor penyebab kesulitan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pokok bahasan

Pada hari ini Kamis tanggal Dua Puluh Sembilan bulan September tahun Dua ribu enam belas , kami yang bertanda tangan di bawah ini Pokja ULPD Kementerian

Selain kecenderungan sebaran secara vertikal berdasarkan kedalaman perairan, pada penelitian ini juga terdapat beberapa jenis Nudibranchia yang hanya dijumpai di satu

Perdarahan rahim disfungsional atau DUB didefinisikan sebagai perdarahan yang terjadi dari endometrium proliferatif sebagai akibat anovulasi bila tidak ada

[r]

Untuk keperluan analisis ini digunakan hasil angket bimbingan konseling Islamsebagai variabel (X) dan perilaku siswasebagai variabel (Y), hal ini berkaitan dengan

Hasil yang digunakan untuk presentasi berupa Game Robot dengan Robot sebagai karakter utama menembaki pesawat musuh yang dapat bergerak secara random (acak). Game ini di buat