• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara keputusan membeli dengan loyalitas terhadap merek susu Bendera

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara keputusan membeli dengan loyalitas terhadap merek susu Bendera"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KEPUTUSAN MENIBELI

DENGAN LOYALITAS TERHADAP MEREK: SUSU

BENDERA

SKRIP SI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyamtan dalam

memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh:

NOVI UTAMI RACHMAWATI

103070029056

FAKULTAS PSIKOLOGli

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF IHIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

Hubungan antara Keputusan Membeli Dengan Loyalitas

Terhadap Merek Susu Bend(era

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi

Pembimbing I

Oleh:

NOVI UTAMI RACHMAWATI

NIM: 103070029056

Di bawah Bimbingan

セ@

-Drs. Sofiandy Zakaria, M.Psi.T NIP.

FAKULTAS PSIKOLOGI

Pembimbing II

Miftahuddin, M.Si NIP. 150 378 726

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIJl1.N

Skripsi yang berjudul HUBUNGAN ANTARA KEPUTUSAN MEMBELI DENGAN

LOYALITAS TERHADAP MEREK SUSU BENDERA telah diujikan dalam sidang

munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta pada tanggal 18 Februari 2008. skripsi ini telah diterima sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Psikologi.

Jakarta, 18 februari 2008

Sidang Munaqasyah

Ketua Me a gkap Anggota,

artati M.Si 938

Pembimbing I

Drs. Sofiandy Zakaria, M.Psi.T NIP.

Abdul Rahman NIP. 150 293 22

Ill

Sekretaris Merangkap Anggota

(/)

Pembimbing II

Miftahuddin , M.Si NIP. 150 378 726

Penguji II

mNセ@

Drs. Sofiandy Zal<aria, M.Psi.T

(4)

MOTTO

A

man without ambition is

like a bird without wings

(5)

ABSTRAKSI

(A) Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah (B) Februari 2008

(C) Novi Utami Rachmawati 103070029056

(D) Hubungan 。ョエ。セ。@ Keputusan Membeli dengan Loyalitas Terhadap Merek

Susu Bendera (E) XV+ 100 halaman

(F) Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari upaya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Mulai dari barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti sandang, pangan dan papan. Kebutuhan pangan merupakan kebutuhan primer yang wajib untuk dipenuhi setiap manusia. Dari berbagai bahan pangan yang dibutuhkan tubuh, susu merupakan salah satu bahan pangan yang penting.

Saat ini banyak jenis pilihan merek susu yang ada di pasaran membuat konsumen dapat memilih merek susu mana yang cocok dan baik untuk dikonsumsi, sehingga bagi pihak produsen di tuntut untuk menciptakan produk yang berkualitas yang sesuai harapan dan keinginan konsumen baik mengenai selera maupun daya beli konsumennya. Apabila produk dapat memenuhi harapan maka konsumen akan merasa puas dan

memperlihatkan kemungkinan untuk melakukan pernbelian ulang produk tersebut dengan merek yang sama di masa yang akan datang.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara keputusan membeli dengan loyalitas terhadap merek susu bendera Populasi penelitian ini adalah warga Kelurahan Lenteng Agung RT.07 dan 08 RW. 02. Teknik sampel yang digunakan adalah purposive sample.

PeneliUan ini rnenggunakan pendekatan kuantitatif •:lengan metode deskri!=>tif korelasional. Penelitian dilaksanakan di kelurahan lenteng agung jakarta selatan dengan jumlah populasi sebanyak 260 keluarga, jumlah sampel yang di ambil sebanyak 39 keluarga. Data penelitian ini menggunakan skala likert, yaitu skala keputusan membeli dan skala loyalitas terhadap merek. Analisa data statistik men9gunakan Product Moment Pearson dan Alpha Cronbach. Teknik pengolahan dan analisa data dilakukan dengan analisis statistik dengan menggunakan program SPSS 11.5

Berdasarkan hasil analisa data dihasilkan r hitung sebesar 0,368 sedangkan r tabel adalah 0,316. Kesimpulannya adalah adanya

hubungan antara keputusan membeli dengan loyalitas terhadap merek susu bendera.

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT untuk segala sumber cahaya

bagi kegelapan pikiran dan hati manusia. Shalawat serta salam kepada nabi

besar Muhammad SAW, atas pengorbanaan dan keikhlasan beliau sehingga

manusia berada pada alur ketulusan.

Sebagai karya manusia biasa, penulis menyadari adanya kekurangan dan

kelemahan yang terdapat dalam skripsi ini, baik dari segi materi maupun tekhnik

penulisan. Harapan penulis, skripsi ini dapat menjadi dan memberi manfaat

pengetahuan bagi kita semua dimasa mendatang.

Proses penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan

dorongan yang diberikan papah dan mamah tercinta, sembah sujud ananda

terima kasih atas doa yang selalu dipanjatkan untuk jalan kemudahan, angkasa

ketulusan, dan lautan kesabaran. T'neng dan keluarga, a'l\ldith, t'Nda, t'erry,

saudara kembarku mpa, serta bidadari kecil tercinta auliya dan aqila, terima

kasih untuk limpahan cinta kasih yang tiada terhingga clalam kedamaian, tawa,

dan tang is. Kalian pelita terbaik yang aku miliki dalam hidup ini, I love you all.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas

dorongan dan bantuan semua pihak, diantaranya:

1. Dra. Hj. Netty Hartati, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Dra. Hj. Zahrotun Nihayah, Msi selaku pembantu Dekan bidang akademik

(7)

3. Ors. Sofiandy Zakaria, Msi.T selaku pembimbing I yang telah banyak

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini dan memberikan saran-saran

serta pengarahan dalam proses penulisan skripsi ini kearah yang lebih

baik.

4. Ors Miftahudin, Msi selaku pembimbing II yang telah bersedia

meluangkan waktu dan memberikan saran-saran serta pengarahan dalam

dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh Oosen Fakultas Psikologi, Staff akademik serta staff

perpustakaan Fakultas Psikologi yang telah membantu dalam administrasi

yang dibutuhkan dan membantu penulis dalam memberikan fasilitas dan

melengkapi referensi kepustakaan yang dibutuhkan.

6. Warga Kelurahan Lenteng Agung RT.07 dan 08 RW. 02 yang telah

bersedia meluangkan waktu dan membantu penulis dalam memperoleh

data, informasi, serta pengisian kuesioner

7. Rommy Roy Kurniawan dan keluarga besar yang selalu memberikan

kasih sayang, dukungan dan kesabarannya selama ini serta memberikan

waktu yang penuh arti. Terima kasih selalu menemani penulis dalam

kondisi apapun, God bless us, Love You from the bottom of my heart.

8. Semua teman-teman Psikologi angkatan 2003 Special to Lisa, Roro,

Fithkam, Farah, Rini, Unik, Bella terima kasih banyak untuk persahabatan

selama ini, serta teman-teman kelas B terima kasih telah mengisi

(8)

9. Teman-teman Gillians bapak harold, bapak sU1ya, bapak echa, lharaz,

mas wahyu, mba nani, widie, lia, santi dan temen-teman lainnya terima

kasih untuk pelajaran berharga yang telah penulis terima selama bekerja.

10.Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah banyak memberikan semangat dan dukungan.

Saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi hasil

yang lebih baik lagi, akhir kata semoga penulisan ini dapat bermanfaat

bagi penulis dan perusahaan pada khususnya serta segenap pembaca

skripsi ini pada umumnya. Amin Ya Rabbal Alamin.

Jakarta, 2008

Penulis

(9)

DAFTAR ISi

HALAMAN JUDUL ... .

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO... iv

ABSTRAKSI ... v

KAT A PEN GANT AR ... vi

DAFT AR ISi ...

ix

DAFT AR T ABEL ... xiii

DAFT AR GAMBAR ...

xiv

DAFT AR LAMPI RAN ... xiv

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... ... ... ... 1

1.2. ldentifikasi Masalah ... ... 7

1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah Penelitian ... 8

1.3.1 Pembatasan Masalah Penelitian ... .. ... 8

1.3.2 Perumusan Masalah Penelitian ... 9

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... ... ... ... 9

1.3.1 Tujuan ... ... ... ... ... 9

1.3.2 Manfaat Teoritis ... 9

1. 3. 3. Manfaat Praktis .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . ... . .. . . .. . . 10

(10)

BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Keputusan Membeli ... 12

2.1.1. Pengertian keputusan Membeli . . . .. . . .. . .. . .. . . . .. . 12

2.1.2. Tahap -tahap Proses Keputusan Membeli... ... 13

2.1.3. Faktor-faktor Keputusan Membeli ... 16

2.1.4. Keterlibatan Konsumen dan Pembuatan Keputusan Konsumen. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. . . . .. . . . 19

2.1.5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Konsumen 21 2.2. Loyalitas Terhadap Merek... 22

2.2.1. Pengertian Loyalitas Terhadap Merek... .. . . . .. . .. . . 22

2.2.2. Aspek-aspek Loyalitas Merek . . . .. . . .. . . .. . . 24

2.2.3. Faktor-faktor Loyalitas Merek ... .... ... 25

2.2.4. Fungsi Loyalitas Merek... 27

2.2.5. Pengukuran Loyalitas Terhadap Merek... 29

2.2.6. lndikator Loyalitas Pada Aspek Sikap ... 32

2.2.7. Tingkatan-tingkatan Loyalitas Merek... 33

2.3. Hubungan Keputusan Membeli Dengan Loyalitas Terhadap Merek... 36

2.4. Kerangka Berpikir ... ... ... ... ... 38

2.5. Hipotesis ... 39

BAB 3 ; METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 40

3.1.1. Pendekatan dan Metode Penelitian .. ... .. ... ... ... .... 40

(11)

3.2. Poulasi dan Sampel ... 42

3 .2 .1 . Populasi... 42

3.2.2. Sampel dan Teknik Pengambilan sampel ... 42

3.3. Teknik Pengumpulan Data... 43

3.3.1 Instrument Penelitian ... 44

3.4. Teknik Uji lnstrumen ... 47

3.5. Uji lntrumen Penelitian ... 50

3.6. Teknik Analisa Data... 53

3.7. Prosedur Penelitian ... 53

BAB 4: PRESENTASI DAN ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Responden ... 56

4.1.1. Berdasarkan Jenis Kelamin ... ... 56

4.1.2. Berdasarkan Usia ... 57

4.1.3. Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 58

4.1.4. Berdasarkan Tingkat Pendapatan... 59

4.1.5 Berdasarkan Masa Konsumsi... 60

4.2. Presentasi dan Analisis Data... 61

4.2.1. Deskriptif Statistik .. .... .. .. .. .. .. ... .. . ... .. .. .... .. .. . . .. .. .. .. ... 62

4.2.2. Kategorisasi Skor Penelitian ... 62

4. 3. Uji Persyaratan... .... . .. .. . .. .. .. .... .. .... . .. .. .. . .. .. ... .. . 65

4. 3.1. Uji Normalitas... .... . .. .. .. .. . .. .. .. .. .. .... .. .. .. .. .. ... .. .. 66

4.3.2 Uji Homogenitas Item... 70

(12)

BAB 5 : KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 74

5.2. Diskusi ... 74

5.3. Saran... 78

5.3.1. Saran Teoritis ... ... 78

5.3.2. Saran Praktis .... .. .... .... ... ... ... ... ... 78

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Blue Print Skala Keputusan Membeli (try out)... 45 Tabel 3.2 Blue Print Skala Loyalitas Terhadap Merel< (try out)... 46 Tabel 3.3 Bo bot Skor Skala ... ..

Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8

Klasifikasi Koefesien Reliabilitas ... ..

Blue Print Skala Keputusan Membeli ... .. Blue Print Skala Loyalitas Terhadap Merek ... .. Koefesien Reliabilitas lnstrumen Penelitian ... ..

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... .. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... .. Karakteristik Respond en Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... . Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan ... .. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Konsumsi. ... .. Deskriptif Statistik ... . Katergorisasi Skor Respond en Skala Keputusan Membeli ... .. Katergorisasi Skor Responden Skala Loyalitas Merek ... .

47 49 51 52 53 57 57 58 59 60 62 63 65

Tabel 4.9 Uji Normalitas Skala Keputusan Membeli ... ... 67 Tabel 4.10 Uji Normalitas Skala Loyalitas Terhadap Merek... 69 Tabel 4.11 Uji Homogenitas ...

Tabel 4.12 Uji Hipotesis ... ... . .. ... .. 70

[image:13.595.37.441.126.610.2]
(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Skala Penelitian

Lampiran 2 :. Jawaban Kuesioner

Lampiran 3

Lampiran 4

Hasil Penelitian

(15)

BABI

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari upaya

untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Mulai dari barang-barang

kebutuhan sehari-hari seperti sandang, pangan dan papan. Kebutuhan

pangan merupakan kebutuhan primer yang wajib untuk dipenuhi setiap

manusia.

Dari berbagai bahan pangan yang dibutuhkan tubuh, susu merupakan salah

satu bahan pangan yang penting bahkan menjadi salah satu unsur makanan

"empat sehat lima sempurna". Empat sehat terdiri atas makanan pokok yang

berasal dari karbohidrat sebagai sumber utama ener9i, !auk pauk dari hewani

dan nabati untuk mencukupi kebutuhan protein, sayur dan buah sebagai

pemenuhan kebutuhan mineral dan vitamin, dan susu merupakan bahan

pangan tinggi protein yang mengandung zat-zat esensial yang mudah di

cerna dan di serap sebagai pelengkap Hrna sempurna (Ratnika, 2007).

Susu dihasilkan oleh mamalia berupa cairan berwarna putih di dalamnya

(16)

sumber kalsium yang sangat bermanfaat bagi manusia

(http://kolom.pacific.net.id/ind). Menurut AC Nielsen Indonesia, pada tahun

2006 susu merupakan salah satu produk yang memiliki persentase

pertumbuhan konsumsi yang terbesar selama satu tahun terakhir (Redaksi.

food review.ha! 3 edisi juni 2007).

Salah satu terjadinya peningkatan susu di Indonesia karena kesadaran

masyarakat akan manfaat susu yang baik untuk kesehatan tubuh, hal ini

dikarenakan tingkat pendapatan yang lebih tinggi sehingga masyarakat

mampu untuk membeli susu serta tingkat pendidikan yang dapat

mempengaruhi kesadaran masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan

dengan mengkonsumsi susu.

Semakin meningkatnya kesadaran konsumen akan kebutuhan gizi maka

semakin memperketat persaingan produk susu, saat ini banyak jenis pilihan

merek susu yang ada di pasaran dengan keunggulan dan karakteristik

masing-masing produk yang di tawarkan membuat konsumen dapat memilih

merek susu mana yang cocok dan baik untuk dikonsumsi.

Salah satu perusahaan susu di Indonesia adalah PT.Frisian Flag Indonesia,

selaku produsen susu Bendera yang telah berpengalaman sejak tahun 1922

(17)

PT.Frisian Flag Indonesia bahwa 30% produksi yan(J beredar di pasaran

Indonesia berasal dari Frisian Flag Indonesia atau biasa dikenal dengan susu

Bendera (http/www.republik.co.id), selain itu dalam penelitian (Wulandari,

1999) menyatakan bahwa merek susu yang banyak di pilih masyarakat

adalah produk susu Bendera dan susu Dancow. Dalam memilih susu

masyarakat mengutamakan rasa yang enak, harga yang terjangkau, gizi

tinggi, mudah diperoleh, dan cocok dengan pencernaan.

Sehingga bagi pihak produsen susu Bendera di tuntut untuk menciptakan

produk yang berkualitas yang sesuai harapan dan keinginan konsumen baik

mengenai selera maupun daya beli konsumennya.

Agar produsen dapat lebih mudah mengetahui apa yang menjadi kebutuhan

dan keinginan konsumen maka tugas utama produsen adalah memahami

perilaku konsumen dan faktor yang mempengaruhinya (Kotler dalam Ratnika,

2000), produsen harus memahami benar tingkat kepentingan konsumennya,

sehingga mampu menerapkan pelayanan yang sesuai dengan tingkat

kepentingan tersebut dan dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.

Menurut Supranto dalam Zumrotul (2001) tingkat kepuasan konsumen

terhadap produk di tentukan oleh kualitas atributnya. atribut produk yaitu

(18)

memperoleh produk dipasar. Atribut produk dari berbagai macam merek

menentukan apakah produk itu disukai konsumen atau tidak, konsumen

harus memilih dengan teliti atribut yang ada pada produk tertentu.

Masing-masing produk memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda dari atribut

inilah konsumen akan memutuskan pembelian suatu produk yang menurut

mereka baik.

Apabila produk dapat memenuhi harapan maka konsumen akan merasa

puas dan memperlihatkan kemungkinan untuk melakukan pembelian ulang

produk tersebut dengan merek yang sama di masa yang akan datang

(http://www.skripsi-tesis.htm). Ketika konsumen telah percaya akan merek

suatu produk biasanya konsumen akan sangat sulit berpindah ke merek lain,

kesetiaan konsumen terhadap suatu merek produk sangat tergantung pada

hasil sesudah pembelian. Perilaku tersebut merupakan hasil dari proses

belajar konsumen melalui pengalamannya dalam membeli suatu produk

(Basu Swatsha dan Hani Handoko, 2000).

Perilaku ini akan mengarah pada loyalitas pemakaian produk, loyalitas

konsumen terhadap merek produk merupakan kunci kesuksesan untuk

meraih laba sekaligus untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dalam

(19)

merupakan suatu ukuran tingkat keterkaitan yang mencerminkan komitmen

psikologis konsumen terhadap merek tertentu.

Dengan mengukur loyalitas merek, maka dapat diketahui hubungan

mengenai kemungkinan beralihnya konsumen ke merek produk lain yang

dapat disebabkan karena adanya perubahan harga, kualitas produk ataupun

perubahan atribut lainnya. Konsumen yang loyal akan menjadi penghambat

bagi masuknya para pesaing, karena konsumen akan memberi waktu bagi

produsen untuk mengembangkan produknya dalam menanggapi inovasi dari

para pesaing dan dapat menjadi benteng pelindung dari kemungkinan

kompetensi harga. Selain itu, loyalitas merek berdampak pada biaya

pemasaran yang lebih efisien karena biaya mempertahankan pelanggan jauh

lebih murah dari pada menarik pelanggan baru.

Dalam perilaku pembeliannya konsumen senantiasa membandingkan terlebih

dahulu beberapa alternatif produk yang akan dibelinya, hal ini terkait dengan

biaya dan nilai untuk mendapatkan kepuasan terbesar dari waktu dan uang

yang telah dikeluarkannya. Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh

faktor internal dan faktor eksternal, serta faktor situasi pembelian sebagai

faktor pendukungnya. Faktor internal konsumen atau yang biasa disebut

faktor psikologis konsumen diawali dengan munculnya kebutuhan dan

(20)

mendapatkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya

tersebut.

Setelah proses pengenalan kebutuhan, konsumen akan mencari informasi

mengenai produk yang diinginkan. Sumber informasi konsumen berupa

sumber personal yaitu petugas penjualan, pameran dagang dan keluarga

serta sumber inpersonal yaitu iklan, promosi penjualan, pengemasan. Agar

informasi mengenai produk dapat dipahami oleh konsumen maka pihak

produsen harus memperhatikan promosi yang akan dilakukan salah satunya

melalui iklan. Melalui iklan diharapkan konsumen mendapatkan informasi

mengenai produk yang dibutuhkannya.(www.mars-e.com/x-col-317 .htm - 19k)

lnformasi yang masuk sebagai stimulus dalam proses pembelian menjadikan

konsumen bersifat lebih selektif dalam mengevaluasi kelebihan dan

kekurangan masing-masing produk, proses evaluasi ini berupa kualitas,

harga, manfaat, kemudahan dalam mendapatkan produk, dan lain-lain .

Proses selektif dalam menyaring infonnasi ini menjadikan persepsi yang

berbeda-beda dibenak setiap konsumen untuk setiap jenis produk. Selain

proses selektif produk, proses evaluasi juga disesuaikan dengan status

sosial, kepribadian, gaya hidup, usia, selera, dan pendapatan konsumen.

(21)

ditunjukkan melalui respon dan sikap yang baik terhadap produk dengan

melakukan proses pembelian.

Pemilihan jenis dan merek yang dipilih oleh konsumen tentulah produk yang

memiliki ciri-ciri dan keistimewaan tertentu, dalam proses pemilihan atau

proses pengambilan keputusan membeli konsumen sangat dipengaruhi oleh

proses kognitif didalam dirinya. Perilaku konsumen merupakan suatu proses

yang muncul saat individu atau masyarakat memilih, membeli, menggunakan,

dan membuang produk ataupun jasa untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginannya (Solomon, 1994:90).

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis melakukan penelitian mengenai

"Hubungan Antara Keputusan Membeli Dengan Loyalitas Terhadap Merek

Susu Bendera ".

1.2. ldentifikasi Masalah

Berdasarkan psada latar belakang permasalahan diatas, dapat diidentifikasi

permasalahan yang ada menjadi:

1. Apakah ada pengaruh pengalaman pembelian terhadap loyalitas merek?

(22)

2. Bagaimana hubungan antara keputusan membeli clengan loyalitas

terhadap merek?

1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.3.1. Pembatasan Masalah

Agar menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka perlu adanya suatu

pembatasan masalah. Masalah yang akan diteliti adalah tentang hubungan

antara keputusan membeli dengan loyalitas terhadap merek susu Bendera,

adapun pengertian dari masing-masing variable adalah sebagai berikut:

a. Keputusan Membeli adalah suatu proses yang terdiri dari pengenalan

kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan hasil

pembelian yang dilakukan individu dalam upaya memenuhi kebutuhan atau

keinginannya atas produk dengan melakukan pemilihan dari alternatif yang

tersedia dan proses ini berlaku untuk pembelian ulangan atau lanjutan.

b. Loyalitas Merek merupakan suatu sikap positif kon:sumen terhadap suatu

merek tertentu yang menyebabkan pembelian dalarn jangka waktu yang

lama dan perilaku setia mernpergunakan merek tersebut, dikarenakan

konsurnen telah mengalami kepuasan.

(23)

Berdasarkan uraian diatas, penulis membuat rumusan masalah sebagai

berikut "Apakah ada hubungan antara keputusan membeli dengan loyalitas

terhadap merek susu bendera?".

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang diharapkan

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara keputusan

membeli dengan loyalitas terhadap merek susu Bendera.

1.4.2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan penulis pada penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritik

Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dan clapat menjadi suatu

masukan yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan,

(24)

2. Manfaat praktis

a. Bagi perusahaan

Sebagai bahan informasi bagi perusahaan untuk melihat loyalitas konsumen

terhadap merek produk yang ditawarkan, sehingga menjadi tolak ukur dalam

meningkatkan kualitas produk dan pelayanan kepada konsumen untuk

mempertahankan loyalitas merek dari para konsumennya ..

b. Bagi konsumen

Konsumen lebih mengetahui cara pengambilan keputusan pembelian produk

yang baik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu produk yang sesuai

dengan harapan konsumen berdasarkan kualitas, harga, dan kemudahan

dalam mendapatkannya.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan terdiri dari:

Bab I yaitu pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, perumusan

masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, tujuan

(25)

Bab II : yaitu tinjauan pustaka yang berisi teori yang berhubungan dengan

latar belakang masalah penelitian, yaitu keputusan pembelian dan

loyalitas merek.

Bab Ill : yaitu metode penelitian yang berisi metode penelitian, metode

pengumpulan data, subjek penelitian, alat penelitian, prosedur

penelitian dan prosedur analisis data.

Bab IV yaitu hasil dan interpretasi data.

Bab V yaitu kesimpulan, diskusi dan saran yang berisi kesimpulan dari

(26)

2 .1. Keputusan Membeli

BAB II

TINJAUAN PUST AKA

2.1.1. Pengertian Keputusan Membeli

Engel, Blackwell dan Miniard (dalam Budijanto, 1995) menyatakan bahwa

yang dimaksud dengan keputusan membeli adalah suatu sikap yang

merupakan hasil atau kelanjutan dari proses yang dilakukan individu ketika

dihadapkan pada situasi dan alternatif tertentu untuk berperilaku dalam

memenuhi kebutuhannya.

Pengambilan keputusan membeli konsumen meliputi semua proses yang

dilalui konsumen dalam mengenali masalah, mencari solusi, mengevaluasi

alternatif dan memilih diantara pilihan yang ada (Sunarto, 2003)

sedangkan Stanton (dalam Yohanes, 1993) menyatakan bahwa perilaku

keputusan membeli untuk kebanyakan produk hanyalah suatu kegiatan rutin

dalam arti kebutuhan yang terangsang akan cukup terpuaskan melalui

pembelian ulang suatu produk yang sama. Namun, apabila terjadi perubahan

(harga, produk, pelayanan) maka pembeli mungkin akan mengulang kembali

proses keputusan membeli dengan mempertimbangkan berbagai alternatif

(27)

mendapatkan informasi, penghargaan terhadap tambahan informasi, dan

kepuasan yang didapatkannya dari pencarian tersebut. Sumber informasi

tentang produk bisa dari internal diri, seperti dari pengalaman ataupun

melalui teman. Selain itu faktor dari luar, seperti inforrnasi dari majalah atau

iklan dari media massa.

c. Evaluasi alternatif pemecahan

Konsumen mengevaluasi atau menilai alternatif yang ada dalam konteks

kepercayaaan utama tentang konsekuensi yang relevan, dan

mengkombinasikan pengetahuan tersebut untuk membuat keputusan. Pada

tahap ini konsumen membandingkan pilihan yang didentifikasi sebagai cara

yang secara potensial mampu memecahkan masalah yang mengawali

proses keputusan.

d. Pembelian

Merupakan suatu tindakan mengenai alternatif apa yang akan dipilih

konsumen. Konsumen biasanya akan membeli produk yang paling

disukainya, namun ada faktor yang bisa muncul antara niat pembelian

dengan keputusan pembelian.

e. Perilaku paska pembelian

Setelah konsumen membeli produk dan menggunakanya, konsumen akan

mengalami pengalaman tertentu terhadap produk yang dikonsumsinya.

Pengalaman konsumen dapat berupa perasaan puas yang biasanya diikuti

(28)

bila muncul perasaan tidak puas, biasanya diikuti den!Jan perilaku menolak

konsumen untuk membeli kembali produk serupa. Kepuasan dan

ketidakpuasan konsumen didefinifsikan sebagai keseluruhan sikap yang

ditunjukkan konsumen atas barang atau jasa setelah rnereka memperoleh

dan menggunakannya.

Saat konsumen puas maka ia akan terus membeli produk serupa, dan

dimasa datang cenderung loyal terhadap produk tersebut. Berdasarkan

penjelasan diatas dapat di ambil suatu pemahaman bahwa dalam

tahap-tahap proses keputusan membeli, konsumen di anggap harus melalui seluruh

tahap pada setiap pembelian, tetapi untuk pembelian rutin konsumen

(29)

Bagan tahap proses pengambi\an keputusan membeli gcnnl

。セ[Mᄋj@

asabh

-[

__ J ____

Pcncnrian

J

In fi_,nnnsi

MMMMMセMMMMMM

セカ。ャオョウゥ@

aャエ」イョZセ@

[

_______ i __

J

l(cputusan Pcmbcliun

[

Peri laku Pasca

L ___

J

Pembelian

Sumber: (Kotler, dalam Teguh dkk 1997)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat di ambit suatu pemahaman bahwa da\am tahap--tahap proses keputusan membeli, konsumen di anggap harus mela\•Ji seluruh tahap pada setiap pembelian tetapi untuk pembelian rutin konsumen terkadang membalikkan atau melewatkan beberapa tahap terse but

2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan membeli Konsumen pada proses pernbelian dipengmuhi oleh banyak fak\or baik ;nternal innllrun eksternnl. Ment1rut Kotler (dalarn Sindoro, 2001) terdapat

(30)

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan membeli konsumen

yaitu faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis.

a. Faktor budaya

Budaya adalah serangkaian nilai-nilai atau norma yang dianut olel1

individu-individu dalam suatu masyarakat dan di tiap masyarakat memiliki

perbedaan-perbedaan unsur budaya yang dianutnya. lndividu sejak tumbuh dalam suatu

lingkungan akan mempelajari serangkaian nilai-nilai pokok, persepsi,

preferensi dan perilaku melalui suatu proses sosialisasi. Budaya memiliki

bagian yang iebih spesifik yang dinamakan sub budaya. Sub budaya adalah

sebuah subkultur yang lebih kecil yang memberikan sosialisasi dan

identifikasi yang lebih spesifik bagi anggotanya. Berda!;arkan latar belakang

suatu sub budaya dibagi ke dalam empat kriteria antara lain dalam kelompok

kebangsaan, kelompok keagamaan, kelompok rasial dan kelompok

geografis.

b. Faktor sosial

Faktor-faktor sosial yang bisa mempengaruhi individu dapat berupa suatu

kelompok keluarga. Mayoritas aktivitas sehari-hari individu dihabiskan

bersama dengan orang lain atau dalam kelompok. Seorang individu sebagai

konsumen dapat memandang kelompoknya sebagai acuan dalam hal

bersikap serta dalam menentukan perilaku konsumen yang dipilihnya. Selain

(31)

Pendapat anggota keluarga bisa berubah atau mempengaruhi konsumen

dalam memillih produk yang akan dibeli.

c. Faktor pribadi

Pembelian dapat dipengaruhi selain dari budaya dan sosial, dapat

dipengaruhi pula oleh faktor pribadi. lndividu sebagai pribadi merupakan

pelaku utama dalam perilaku konsumen yang dilakukannya. Berdasarkan

umur, seorang konsumen remaja memilki minat pembelian produk yang

berbeda dengan konsumen manula. Demikian pula dengan status ekonomi,

pekerjaan, konsep diri dan gaya hidup dari konsumen mempengaruhi jenis

produk yang dibeli serta proses keputusan membeli yang dibuat.

d. Faktor psikologis

Faktor ini terdiri dari motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan dan sikap.

Motivasi adalah suatu dorongan dari diri individu dalam rangka berusaha

memenuhi kebutuhan, proses persepsi dari konsumen memberikan penilaian

terhadap pilihan-pilihan produk yang menarik perhatian dari konsumen

bersangkutan. Dibarengi oleh pengetahuan, konsumen menjadikan

pilihan-pilihan produk tadi bisa dipersempit lagi sehingga menghasilkan satu pilihan-pilihan

produk yang akan dibeli.

Saat seorang konsumen merasa puas, kecenderungan mengulangi

pembelian produk serupa lebih besar, hal ini menandakan bahwa seorang

(32)

pembentukan sikap atas produk tadi yang mengarah pada adanya loyalitas

pada merek produk tertentu.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan konsumen memiliki

beberapa pertimbangan dalam perilaku pembeliannya, konsumen

dipengaruhi oleh beberapa faktor baik internal maupun eksternalnya. Dalam

proses pembeliannya individu senantiasa menyesuaikan atau

mempertimbangkan nilai-nilai sosial yang mempengaruhi hidup mereka

dengan mempertimbangkan kecocokan antara prinsip yang dianut dalam

kelompok sosial, keluarga, dan lingkungan sekitar yang sesuai dengan nilai

dan norma adat budaya yang berlaku.

2.1.4. Keterlibatan Konsumen Dan Pembuatan Keputusan Konsumen

Mowen (dalam Lina Salim, 1998) mengemukakan bahwa tingkat keterlibatan

konsumen dalam suatu pembelian dipengaruhi oleh kepentingan personal

yang dirasakan yang ditimbulkan oleh stimulus. Den9an perkataan lain,

apakah seseorang merasa terlibat atau tidak terhadap suatu produk

ditentukan oleh apakah dia merasa penting atau tidak dalam pengambilan

keputusan pembelian produk.

Assael (1992, dalam Bilson Simamora, 2003) mengidentifikasi kapan

(33)

a. Apakah produk itu penting bagi konsumen

b. Apakah produk itu secara terus menerus menarik bagi konsumen

c. Apakah produk membawa atau menimbulkan resiko

d. Apakah produk itu mempunyai daya tarik emosional

Engel (dalam Budiyanto, 1994) Menjelaskan dalam mengambil keputusan

konsumen, setiap individu memiliki peranan seperti:

a. lnisiator (initiator) yaitu seorang inisiator dari proses pembelian.

Pemberi pengaruh (influencer) yaitu individu yang opininya sangat

dipertimbangkan didalam pilihan yang dievaluasi dan dipilih.

b. Pengambil keputusan (decider) yaitu orang dengan wewenang

keuangan atau kekuasaan untuk mendikte pilihan akhir.

c. Pembeli (buyer) yaitu agen pembelian.

d. Pemakai (user) yaitu konsumen aktual.

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa tingkat keterlibatan konsumen dalam

suatu pembelian dipengaruhi oleh kepentingan primer yang dilandaskan atas

kebutuhan masing-masing individu.Dengan perkataan lain, apakah

seseorang merasa terlibat atau tidak terhadap suatu produk maka ditentukan

oleh apakah dia merasa penting atau tidak dalam pengambilan keputusan

pembelian produk. Dalam keputusan pembelian procluk pada mulanya

(34)

sebelumnya sebagai bahan perbandingan dalam menentukan pembelian

produk berikutnya secara berkelanjutan.

2.1.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pilihan Konsumen

Menurut Anto dalam (www.stie-stikubank.ac.id/materi} Terdapat beberapa

faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen, yaitu :

1. Konsumen Individual.

Artinya, pilihan untuk membeli suatu produk dengan rnerek tertentu

dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen. Kebutuhan, persepsi

terhadap merek, sikap, kondisi demografis, gaya hidup dan karakteristik

kepribadian individu akan mempengaruhi pilihan individu itu terhadap

berbagai alternatif merek yang tersedia.

2. Lingkungan Yang Mempengaruhi Konsumen.

Pilihan-pilihan konsumen terhadap merek dipengaruhi oleh ingkungannya.

Ketika seorang konsumen melakukan pembelian suatu merek produk,

mungkin didasari oleh banyak pertimbangan. Mungkin saja seseorang

membeli suatu merek produk karena meniru teman satu kelasnya, atau juga

mungkin karena tetangganya telah membeli terlebih dahulu . Jadi interaksi

sosial yang dilakukan oleh seseorang akan turut mernpengaruhi pada

(35)

3. Stimuli Pemasaran Atau Juga Disebut Strategi Pemasaran.

Strategi pemasaran adalah satu-satunya variabel yang dikendalikan oleh

pemasar. Strategi pemasaran yang lazim dikembangkan oleh pemasar

berhubungan dengan produk apa yang akan ditawarkan, penentuan harga

jual produknya, strategi promosinya dan bagaimana melakukan distribusi

produk kepada konsumen.

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik suatu pemahaman bahwa dalam

membeli suatu produk, terdapat beberapa pertimbangan yang mempengaruhi

pilihan konsumen. Konsumen individual akan membeli produk sesuai yang

diinginkan tanpa memperdulikan orang lain tetapi sebaliknya seorang

konsumen yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya maka senantiasa

mempertimbangkan beberapa faktor eksternal. Dalam masalah strategi

pemasaran produk maka selayaknya produsen lebih memahami keinginan

dan kebutuhan konsumen sebagai bahan pertimban9an guna melindungi

esensi dan eksistensi produk.

2.2. Loyalitas Terhadap Merek

2.2.1. Pengertian loyalitas Terhadap merek

Brand atau dalam bahasa Indonesia biasa disebut dengan merek, memiliki

(36)

harapan konsumen pada saat perusahaan menjanjikan sesuatu kepada

konsumen dengan perusahaan penghasil produk melalui merek.

Tentang loyalitas merek pada suatu produk, para ahli umumnya berpendapat

bahwa hal itu tidal< sekedar perilaku membeli berulang. Assael (1992)

mendefinisikan loyalitas merek yaitu suatu sikap positif konsumen terhadap

suatu merek atau jasa sebagai hasil keputusan yang dirasakan, yang

ditunjukkan dengan perilaku membeli secara konsisten dalam jangka waktu

yang lama.

Engel dan Blackwell (dalam Budijanto, 1995) mengar1:ikan loyalitas merek

sebagai kebiasaan termotivasi yang sulit diubah dalarn pembelian barang

atau jasa yang sama. Menurutnya loyalitas merek juga tumbuh dari

kebiasaan pengulangan pembelian atau pengulangan penggunaan suatu

jasa merupakan penyederhanaan proses pengambilan keputusan bagi

konsumen.

Berdasarkan uraian diatas dapat diambil suatu kesimpulan, bahwa loyalitas

merek yaitu sikap konsumen terhadap suatu merek atau jasa sebagai hasil

kepuasan yang dirasakan, yang ditunjukkan dengan perilaku membeli secara

konsisten dalam jangka waktu lama yang relatif sulit berubah meskipun

(37)

2.2.2. Aspek-Aspek Loyalitas Merek

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lily Violitta dan Hartanti (Anima,

1996:14} Loyalitas merek dipengaruhi oleh aspek-aspek sebagai berikut:

a. Status Ekonomi sosial

Konsumen yang mempunyai penghasilan yang lebih besar cenderung lebih

loyal terhadap pembelian suatu produk dibandingkan konsumen yang

berpenghasilan rendah

b. Tingkat Pendidikan

Dengan tingkat pendidikan yang tinggi konsumen lebih loyal dibandingkan

konsumen dengan pendidikan rendah karena konsumen mempunyai

wawasan yang lebih luas dalam hal melakukan seleks.i terhadap suatu merek

sehingga konsumen tidak mudah terbujuk.

c. Taraf Perkembangan

Berdasarkan teraf perkembangan, remaja lebih mudah berubah-ubah

sikapnya sedangkan dewasa sudah lebih matang dalam melakukan proses

pembelian terhadap produk.

Dapat disimpulkan bahwa individu yang memiliki status ekonomi sosial dan

tingkat pendidikan yang tinggi akan cenderung lebih loyal pada suatu merek

produk, karena konsumen pada kelompok ini memiliki penghasilan lebih

(38)

kuantitas dan harga. Konsumen bersedia membayar lebih tinggi, apabila

terjadi kenaikan harga pada produk yang di gunakannya.

Selain itu konsumen pada kelompok ini memiliki wawasan lebih luas dalam

memilih produk yang dibeli sehingga tidak mudah terbujuk pada produk lain,

sedangkan konsumen dewasa lebih loyal terhadap suatu merek produk

karena pada perkembangan kognitifnya lebih matan9 dan memiliki

pengalaman lebih besar dalam menggunakan merek suatu produk di

bandingkan dengan konsumen remaja yang masih labil karena cenderung

masih dalam proses memilih merek suatu produk yang sesuai kebutuhannya.

2.2.3. Faktor-Faktor Loyalitas Merek

Menurut Aaker (dalam Daniel, 1998:92) Faktor-faktor terbentuknya Loyalitas

merek yaitu:

a. Motif

Motif adalah suatu dorongan alasan seseorang melakukan suatu perbuatan

untuk memenuhi suatu tujuan tertentu. Motif merupakan salah satu faktor

yang dapat memelihara loyalitas merek.

b. Kepuasan

Konsumen loyal terhadap suatu merek apabila mendapatkan kepuasan dari

(39)

c. Kebiasaan

Loyalitas dapat terbentuk karena kebebasan dari ォッョセ[オュ・ョ@ bila pembelian

yang dilakukan sudah menjadi kebiasaan maka pembelian tidak lagi melalui

proses pengambilan keputusan yang panjang tanpa

membanding-bandingkan terlebih dahulu dengan merek lain.

d. Komitmen

Loyalitas konsumen dapat timbul bila ada kepercayaan dari konsumen

terhadap merek produk sehingga terjadi komunikasi dan interaksi diantara

konsumen yaitu dengan membicarakan produk tersebut.

e. Kesukaan Terhadap Merek

dapat dibentuk dan dipengaruhi oleh tingkat kesuk8tan konsumen terhadap

merek secara umum kesukaan terhadap merek produk tersebut.

f. Biaya Peralihan (Switching Cost)

Konsumen yang merasa puas akan suatu merek procluk dan merasakan

adanya suatu pengorbanan bila melakukan pergantian merek, misalnya

terdapat resiko bahwa merek procluk susu lain tidak sebaik bila dibandingkan

merek susu terlebih dahulu. Untuk dapat menarik pembeli yang seperti ini,

para produsen perlu mengatasi pengorbanan tersebut dengan menawarkan

suatu stimulus untuk beralih atau dengan menawarkan suatu manfaat yang

cukup besar untuk kompensasinya. Kelompok ini biasa disebut dengan

konsumen loyal yang memiliki atau merasakan akan adanya pengorbanan

(40)

g. Pengalaman

Pengalaman menggunakan merek tersebut baik dari pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain ketika orang tersebut pernah mencoba. h. Kesetiaan Toko

Konsumen yang membatasi kunjungan pada beberapa toko, berarti membatasi untuk menjadi loyal pada merek-merek yang di jual di toko tersebut. Oleh karena itu kesetiaan toko juga menunjang konsumen untuk menjadi loyal terhadap suatu merek produk.

Menurut penjelasan diatas bahwa secara umum loyalitas tidak terjadi begitu saja tetapi melalui beberapa tahapan proses, loyalitas merek berkaitan erat dengan proses belajar dan pembentukan kebiasaan. lndividu belajar dari masa lalunya dan membentuk perilaku berikutnya be1·dasarkan pengalaman tersebut. Bila individu mendapatkan kepuasan maka cenderung memiliki komitmen untuk membeli secara berkelanjutan suatu produk tertentu, maka hal ini akan mengarahkan individu terhadap loyalitas merek.

2.2.4. Fungsi loyalitas merek

(41)

a. Mengurangi Biaya Pemasaran

Dalam kaitannya dengan biaya pemasaran, akan lebih murah dengan

mempertahankan pelanggan dibandingkan dengan upaya untuk

mendapatkan pelanggan baru. Biaya pemasaran akan mengecil jika loyalitas

merek meningkat. Ciri yang paling nampak dari jenis pelanggan ini adalah

pelanggan membeli suatu produk karena harganya murah

b. Meningkatkan Perdagangan

Loyalitas yang kuat terhadap suatu merek akan menghasilkan peningkatan

perdagangan dan memperkuat keyakinan perantara pemasaran.

c. Menarik Minat Pelanggan Baru

Dengan banyaknya pelanggan suatu merek yang puas dan suka pada merek

tersebut akan menimbulkan perasaan yakin bagi calon pelanggan untuk

mengkonsumsi merek tersebut, pelanggan yang puas akan

merekomendasikan merek produk tersebut kepada orang yang dekat

dengannya sehingga akan menarik pelanggan baru.

d. Memberi Waktu Merespon Ancaman Persaingan

Loyalitas merek akan memberikan waktu pada sebuah perusahaan untuk

merespon gerakan pesaing. Jika salah satu pesaing mengembangkan produk

yang unggul, pelanggan yang loyal akan memberikan waktu pada

perusahaan tersebut untuk memperbaharui produknya dengan cara

menyesuaikan sehingga konsumen yang sudah loyal terhadap produknya

(42)

Dari uraian di atas dapat di jelaskan bahwa loyalitas merek memberikan

keuntungan bagi perusahaan karena konsumen yang loyal merupakan aset

berharga untuk eksistensi dan kemajuan perusahaan. Perusahaan tidak perlu

mengeluarkan biaya lebih besar guna mempromosikan produknya dan tanpa

perlu merasa terancam terhadap kompetitor

lainnya, karena konsumen yang loyal akan merekomendasikan merek produk

kepada orang lain.

2.2.5. Pengukuran Loyalitas Terhadap Suatu Merek

Leon G Schiffman dan Leslie Kannuk (Dalam Zulkifli, 2004) mengatakan

persoalan dasar di kalangan konsumen para peneliti adalah apakah untuk

menentukan kesetiaan terhadap merek dilakukan dari sudut:

a. Perilaku konsumen

llmuwan perilaku, menyokong teori pengkondisian instrumental mengatakan

bahwa kesetiaan merek bermula dari percobaan produk yang diperkuat oleh

rasa puas dan kemudian menimbulkan pembelian yang berulang kali.

b. Sikap konsumen

Bagi para pakar kognitif istilah perilaku konsumen kuang tepat, karena tidal<

membedakan antar pembeli yang benar-benar loyal terhadap merek dengan

pembeli yang tidal< sesungguhnya setia terhadap merek yang mengulang

(43)

nemun para pakar berpikir bahwa kesetiaan merek harus diukur berdasarkan

sikap terhadap merek, bukan berdasarkan konsistensi.

Kotler (dalam Sindoro 2001) mengatakan sikap terhadap suatu merek

merupakan evaluasi atau bentuk penilaian seorang pembeli terhadap potensi

suatu merek untuk memuaskan pembeli tersebut oleh karena itu sikap

tersebut mencakup aspek-aspek tambahan konsep merek bersangkutan,

yaitu berisi aspek-aspek yang ada pada suatu merek yang relevan dengan

tujuan dan maksud seorang pembeli. Dengan demikian, sikap tersebut

mengandung dua hal yaitu, penilaian terhadap merek dengan menggunakan

kriteria pilihan indikator keputusan dan derajat keyakinan yang muncul dari

proses evaluasi tersebut.

Sedangkan Peter dan Olson (1999) juga menggunakan dua pendekatan

behaviour dan pendekatan kognitif untuk mempelajari loyalitas merek.

Pendekatan behaviour adalah pembelian berulang terhadap suatu merek

secara konsisten dalam jangka waktu yang lama yan9 merupakan indikasi

dari loyalitas suatu merek. Sedangkan pendekatan kognitif adalah mengukur

loyalitas merek dari sikap dan komitmen, bukan sekedar tindakan

pembeliannya.Pengambilan keputusan disini mempertimbangkan harga,

(44)

Secara umum loyalitas tidak terjadi begitu saja tetapi rnelalui serangkaian

proses Assael (1992) menyebutkan bahwa loyalitas merek berkaitan dengan

proses belajar dan pembentukan kebiasaan. lndividu belajar dari masa

lalunya dan membentuk perilaku berikutnya berdasarkan pengalaman

tersebut.

Bila individu mendapatkan kepuasan maka akan cenderung untuk membeli

kembali, perasaan puas yang terus menerus akan menjadi penguat sehingga

terbentuk kebiasaan membeli. Selanjutnya kebiasaan membeli ini dapat

mengarahkan individu pada perilaku pembelian berulang yang disertai

komitmen dan keterlibatan maka terbentuklah loyalitas merek.

Berdasarkan pendapat para ahli mengenai pengukuran loyalitas terhadap

merek, maka dapat disimpulkan bahwa loyalitas dapat diukur melalui dua

pendekatan sebagai

berikut:

a. Behaviour

1. Pembelian berulang kali terhadap suatu merek

2. Konsistensi terhadap suatu merek

b. Kognitif

1 .Penilaian terhadap suatu merek

(45)

Berkaitan dengan pengukuran loyalitas terhadap merek susu, maka landasan

pengukurannya berdasarkan pengukuran loyalitas terhadap merek dari Peter

dan Olson.

2.2.6. lndikator Loyalitas Pada Aspek Sikap

Barndit (2000) dan Stone (dalam Chan, 2003) mengurnikan indikator loyalitas

pada aspek sikap, yaitu:

1. Memiliki intensi untuk membeli kembali atau membeli produk dan jasa

diperusahaan yang sama.

2. Merekomendasikan merek yang bersangkutan kepada orang-orang

disekitarnya seperti teman, keluarga,dll.

3. Memiliki sedikit atau tidak sama sekali motivasi untuk mencari merek yang

lain.

4. Tidak mudah tergoda oleh penawaran yang diberikan oleh merek yang

menjadi saingan.

5. Memberi perhatian yang lebih besar terhadap merek tersebut misalnya

dengan mengikuti perkembangan dari produk atau jasa yang ditawarkan

dari perusahaan yang sama.

Menurut penjelasan diatas bahwa konsumen dapat dikatakan loyal terhadap

suatu merek, apabila konsumen secara terus menerus membeli produk yang

(46)

lain. Selain itu konsumen yang loyal akan turut serta merekomendasikan

produk yang digunakan kepada orang lain sesuai dengan pengalaman

terhadap kepuasan produk pilihannya.

2.2.7. Tingkatan-Tingkatan Loyalitas Merek

Adapun brand loyalty dapat dibedakan berdasarkan tingkatan-tingkatan yaitu:

(Rangkuti, 2001 ):

a. Switcher (berpindah-pindah)

Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai

pelanggan yang berada pada tingkat yang paling dasar. Semakin tinggi

frekuensi pelanggan untuk memindahkan pembeliannya dari suatu merek ke

merek yang lain mengindikasikan mereka sebagai pernbeli yang sama sekali

tidak loyal atau tidak tertarik pada merek tersebut. Pada tingkatan ini, merek

apa pun mereka anggap memadai serta memegang peranan yang sangat

kecil dalam keputusan pembelian. Ciri yang paling nampak dari jenis

pelanggan ini adalah mereka membeli suatu produk karena harganya murah.

b. Habitual buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan )

Pembeli yang berada dalam tingkat loyalitas ini dapat dikategorikan sebagai

pembeli yang puas dengan merek produk yang dikonsumsinya atau

setidaknya mereka tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi

merek produk tersebut. Pada tingkatan ini pada dasarnya tidak didapati

(47)

produk yang lain atau berpindah merek terutama jika peralihan tersebut

memerlukan usaha, biaya maupun berbagai pengorb21nan lain. Dapat

disimpulkan bahwa pembeli ini dalam membeli suatu merek didasarkan atas

kebiasaan mereka selama ini.

c. Satisfied buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan)

Pada tingkatan ini, pembeli merek masuk dalam ォ。エ・セゥッイゥ@ puas bila mereka

mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian mungkin saja mereka

memindahkan pembeliannya ke merek lain dengan menanggung switching

cost (biaya peralihan) yang terkait dengan waktu, uang atau resiko kinerja

yang melekat dengan tindakan mereka beralih merek. Untuk dapat menarik

minat para pembeli yang masuk dalam tingkat loyalitas ini maka para pesaing

perlu mengatasi biaya peralihan yang harus ditanggu11g oleh pembeli yang

masuk dalam kategori ini dengan menawarkan berbagai manfaat yang cukup

besar sebagai kompensasinya.

d. Likes the brand (menyukai merek)

Pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas ini merupakan pembeli yang

sungguh-sungguh menyukai merek tersebut Pada tingkatan ini dijumpai

perasaan emosional yang terkait pada merek. Rasa 8uka pembeli bisa saja

didasari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol, rangkaian pengalaman

dalam penggunaan sebelumnya baik yang dialami pribadi maupun oleh

kerabatnya ataupun disebabkan oleh perceived quality yang tinggi. Meskipun

(48)

diidentifikasi dan ditelusuri dengan cermat untuk dikategorikan kedalam

sesuatu yang spesifik.

e. Comitted buyer (pembeli yang komit)

Pada tahapan ini pembeli merupakan pelanggan yang setia. Mereka memiliki

suatu kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan merek

tersebut menjadi sangat penting bagi mereka dipandang dari segi fungsinya

maupun sebagai suatu ekspresi mengenai siapa sebenarnya mereka. Pada

tingkatan ini, salah satu aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan oleh

tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada

pihak lain.

Bagi merek yang memiliki ekuitas merek yang kuat di harapkan tingkatan

loyalitas mereknya akan membentuk segitiga terbalik, artinya bahwa makin

keatas makin melebar sehingga diperoleh jumlah commited buyer yang Jebih

(49)

Jika timbul kepuasan, konsumen akan membeli kembali merek yang lama,

namun jika konsumen tidak puas maka konsumen akan beralih pada merek

yang lain. Pembelian dan pemakai yang berulang-ulang serta sikap positif

terhadap produk atau merek akan menimbulkan loyalitas merek suatu produk

pada konsumen.

Setelah sikap loyalitas konsumen terhadap merek telah terbentuk, untuk

selanjutnya konsumen akan percaya baik terhadap kualitas merek produk

tersebut maupun pada poroduk yang ditampilkan walaupun harus membayar

mahal.Pembelian yang dilakukan jika sudah menjadi kebiasaan maka

pembelian tidak lagi melalui proses pengambilan keputusan yang panjang

dan konsumen cenderung mengambil keputusan tanpa

membanding-bandingkan terlebih dahulu dengan merek lain.

Peter dan Olson (1999) juga menggunakan dua penclekatan behaviour dan

pendekatan kognitif untuk mempelajari loyalitas merek, pendekatan

behaviour adalah pembelian terhaclap suatu merek secara konsisten dalam

jangka waktu yang lama yang merupakan inclikasi dari loyalitas suatu merek.

Sedangkan pendekatan kognitif adalah mengukur loyalitas merek dari sikap

(50)

2.4. Kerangka Berpikir

lndividu secara rutin membeli suatu produk untuk mernenuhi kebutuhan

sehari-harinya, dalarn rnelakukan pernbelian tersebut konsumen dihadapkan

pada berbagai alternatif pilihan produk yang ditawarkan para produsen. Pada

proses pengambilan keputusan membeli terdapat beberapa proses yang

harus dilalui oleh konsumen, langkah-langkah yang harus dilakukan individu

dalarn proses pengarnbilan keputusan rnembeli adalah dengan mengenali

kebutuhan konsurnen, mencari inforrnasi, rnengevaluasi alternatif, melakukan

pernbelian, dan pasca pembelian.

Loyalitas terhadap rnerek merupakan sikap positif konsumen terhadap suatu

rnerek atau jasa sebagai hasil dari kepuasan yang dirasakan dengan perilaku

membeli secara konsisten dalarn jangka waktu lama dan relatif sulit dirubah.

Loyalitas rnerek berkaitan erat dengan proses belajar dan pembentukan

kebiasaan, individu belajar dari rnasa lalunya dan mernbentuk perilaku

(51)

Produk

"

Keputusan Membeli:

Pengenalan

kebutuhan

Pencarian informasi

Evaluasi alternatif

pembelian

perilaku pasca

pembelian

'

Loyalitas Terhadap Merek:

l

Faktor Behaviour

Faktor kognitif

I

2.5. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori yang telah dirumuskan, maka dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

(Ha) : "Ada hubungan antara keputusan membeli dengan loyalitas terhadap

merek susu bendera".

(Ho) : "Tidak ada hubungan antara keputusan membeli dengan loyalitas

(52)

3.1. Jenis Penelitian

BAB Ill

METODOLOGI PENELITIAN

3.1.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan

penelitian yang menghasilkan data kuantitatif. Metode yang digunakan

adalah deskripsi korelasi, yaitu penelitian yang dirancang untuk menentukan

tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam populasi (Sevilla,

dalam Alimudin Tuwu,1993).

3.1.2. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel

1. Definisi Konseptual Variabel

Keputusan membeli adalah sebuah pertimbangan kognitif, dimulai sejak

munculnya masalah hingga pengevaluasian beberapa alternatif pilihan

pembelian dan dari beberapa pilihan yang ada akan dipilih salah satu

diantaranya sebagai perilaku keputusan membeli.

Loyalitas merek produk susu merupakan suatu sikap positif konsumen

terhadap suatu merek sebagai hasil kepuasan yang dirasakan, yang

ditunjukkan dengan perilaku membeli secara konsisten dalam jangka waktu

(53)

2. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini dapat ditentukan variabel bebas (Independent Variabe0

adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab terjadinya

perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiono, 2001) yaitu keputusan

membeli, sedangkan variabel terikatnya (Dependent variabe0 adalah

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena

adanya variabel bebas (Sugiono, 2001) yaitu loyalitas merek.

Definisi operasional dalam variabel penelitian ini adalah sebagai berikut :

Keputusan membeli yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor yang

didapat dari Keputusan membeli dengan pengukuran skala Keputusan

membeli. lndikator yang digunakan dalam skala Keputusan membeli dalam

penelitian ini didasarkan pada teori yang dikemukakan oleh Kotler yang

dikutip dari tahapan-tahapan dalam proses keputusan membeli yang

meliputi pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,

pembelian clan hasil pembelian.

Loyalitas terhadap merek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor

yang didapat dari Loyalitas terhadap merek dengan pengukuran skala

loyalitas terhadap merek. Landasan pengukurannya berdasarkan oleh

konseptual yang disusun berdasarkan pengukuran loyalitas terhadap merek

(54)

3.2. Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Menurut Sugiono (1999) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah warga RT.07 dan 08

RW. 02 Kelurahan Lenteng Agung Jakarta Selatan.

3.2.2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini tidaklah semua dari jumlah

populasi yang ada melainkan hanya sebagian kecil dari populasi. Hal ini

senada dengan definisi yang diungkapkan Arikunto (2006) tentang sampel

yakni sebagian dari anggota populasi tersebut dan harus mempunyai

karakteristik yang sama dengan populasi.

Untuk penggolongan sampel, peneliti membuat karakteristik atau ciri-ciri

umum dari sampel yang akan diambil sebagai berikut :

a.Tingkat pendidikan minimal SMU, agar subjek mudah memahami

pernyataan-pernyataan dalam kuesioner.

b. Usia 20 -50 tahun.

c. Mengkonsumsi produk susu Bendera minimal satu kali dalam sehari, dan

telah menggunakan merek susu yang sama minimal tiga bulan terakhir yang

(55)

Dalam membahas ukuran sample, Suharsimi Arikunto (2006) menyatakan

bahwa bila populasi berjumlah lebih dari 100 orang maka sampel yang

diambil antara 10-15%, yaitu sebesar 30 atau lebih maka bias akan lebih

kecil. Berdasarkan pernyataan tersebut peneliti memutuskan untuk

mengambil data lebih dari 30 orang. Jumlah keseluruhan sampel dalam

penelitian ini adalah sebanyak 39 keluarga dari 15% jumlah populasi

sebanyak 260 keluarga.

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan metode pengambilan sampel teknik purposive sample yaitu

pengambilan sample bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subyek

bukan didasarkan alas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas

adanya tujuan tertentu (Arikunto, 2006).

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalarn penelitian ini adalah

dengan menggunakan skala dengan model dari L.ikert. Menurut Saefudin

Azwar (2001). Skala merupakan suatu konsep psikologi yang menggunakan

aspek kepribadian individu yang mendapatkan refleksi dari keadaan subyek.

Karakteristik skala sebagai alat ukur psikologi, didasarkan pada

(56)

1. Subyek adalah orang yang tahu keadaan dirinya

2. Apa yang dinyatakan oleh subyek kepada penelitian adalah benar dan

dapat dipercaya

3. lnterpretasi subyek tentang pernyataan atau pertanyaan yang diajukan

kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud dengan peneliti.

3.3.1. lnstrumen penelitian

Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

skala keputusan membeli dan skala loyalitas terhadap merek produk.

1.Skala keputusan membeli

Peneliti akan membuat pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan

Keputusan membeli, di dalam pernyataan-pernyataan tersebut terdapat dua

jenis pernyataan yaitu pernyataan favourable dan unfavourable.

Skala Keputusan membeli yaitu, skala yang disusun berdasarkan teori yang

dikemukakan oleh Kotler yang dikutip dari tahapan-tahapan dalam

pengambilan keputusan membeli yaitu pengenalan masalah, pencarian

informasi, evaluasi alternative, pembelian, perilaku pasca pembelian.

(57)

Tabel 3.1

Blueprint skala keputusan membeli (try out)

No Faktor lndikator Item Total

Favourable Unfavourable

1

Pengenalan a.Keadaan

1,21,41

11, 31, 51

6

Masalah aktual

b.Keadaan

2, 22, 42

12, 32, 52

6

yang diinginkan

2

Pencarian a.Mela Jui

3, 23,43

13, 33, 53

6

Jnformasi orang Jain

セM

b.Melalui

4, 24,44

14, 34, 54

6

media informasi

3

Evaluasi a.Kualitas

5, 25,45

15, 35, 55

6

Alternatif b.Harga

6,26,46

16, 36, 56

6

4

Pembelian a.Tempat

7,27,47

17,37,57

6

pembelian

b.Waktu atau

8,28,48

18, 38, 58

6

pelaku pembelian

5

Perilaku a. Kepuasan

9, 29, 49

19. 39, 59

6

Pasca Konsumen

Pembelian b.Keinginan

10, 30, 50

20,40,60

6

untuk membeli lagi

Total 30 30 60

2. Skala loyalitas Terhadap Merek

Dalam skala loyalitas terhadap merek, peneliti akan rnembuat

[image:57.595.48.463.151.597.2]
(58)

pengukuran loyalitas terhadap merek dari Peter dan Olson yang meliputi

faktor behaviour dan kognitif. Blueprint skala loyalitas terhadap merek dapat

dilihat pada tabel 3.2

[image:58.595.48.467.156.587.2]

Tabel 3.2

Blueprint skala loyalitas terhadap merek (ty out)

No Faktor lndikator Item Total

Favourable Unfavourable

1 Behaviour a.Pembelian 1, 9, 17, 5,13,21,29, 10

berulang 25, 33 37

terhadap suatu merek

b.Konsistensi 2, 10, 18, 6, 14, 22, 30, 10

terhadap 26, 34 38

suatu merek

2 Kognitif a.Penilaian 3, 11, 19, . 7, 15, 23, 31, 10

terhadap 27, 35 39

suatu merek

b.Keyakinan 4, 12, 20, 8, 16, 24, 32, 10

terhadap 28, 36 40

suatu merek

- - - .

セMMMM

Total 20 20 40

2. Bobot skor skala

Skala dalam penelitian ini menggunakan empat alternatif jawaban, yaitu

(59)

(STS), dengan skor 1 sampai 4. Jawaban ragu-ragu dihilangkan karena

khawatir dapat membingungkan responden, bobot skor dapat dilihat pada

tabel 3.3.

Tabel 3.3

Bobot skor skala

Jawaban Favorable Unfavorable

SS (Sangat Setuju) 4 1

S (Setuju) 3 2

TS (Tidak Setuju) 2 3

- -

-S (-Sangat Tidak -Setuju) 1 4

3.4. Teknik Uji lnstrumen

a. Validitas

Untuk mengetahui apakah kuesioner sl<ala dapat menghasilkan data yang

akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, maka diperlukan pengukuran validitas.

Validitas berasal dari kata validity yang memiliki arti sejauh mana ketepatan

dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Saifudin

[image:59.595.49.442.165.491.2]
(60)

Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas

yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau

memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud yang dilakukan

pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan

dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yangi memiliki validitas

yang rendah. Pengujian validitas instrument yang digunakan dalam penelitian

ini adalah validitas antar skor subjek pada item yang bersangkutan dengan

skor total (kore/asi product moment dari Karl Pearson). Dengan rumus :

N. I XY- (IX) . (I Y)

rxy =

'1

[

N I X

2

- (

IX

)2] . [

N I Y

2 - (

I Y

)2]

Keterangan :

r xy = Koefesien korelasi skor item dengan skor total

I

xy = Jumlah perkalian skor item dengan skor total

I

x = Jumlah nilai dari tiap butir

I

y = Jumlah nilai konstan yang diperoleh individu

N

=

Jumlah subjek

b. Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran

yang memiliki reliabilitas yang tinggi, yaitu mampu memberikan hasil ukur

(61)

Adapun pengujian reliabilitas dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik

Alpha Cronbach, dengan rumus :

K l:Sj2

Keterangan:

a Reabilitas

K Jumlah belahan tes

Sj Varian belahan j; j1 ,2 ... k

Sx : Varian skor tes

Uji reliabilitas dalam perhitungannya menggunakan program SPSS versi

11,5. Adapun klasifikasi koefisien reliabilitas adalah mengacu pada kaidah

Guilford (1978).

Tabel 3.4

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Kriteria Koefesien Reliabilitas

f--·

Sangat Reliabel > 0,9

Reliabel 0,7 - 0,9

Cukup Reliabel 0,4-0,7

Kurang Reliabel 0,2 - 0,4

[image:61.595.49.460.147.661.2]
(62)

3.5

Uji instrument penelitian

a. Uji Validitas lnstrumen

Uji validitas instrumen dilakukan pada dua jenis kuesioner skala yang

digunakan dalam penelitian, yaitu uji validitas skala loyalitas merek dan uji

validitas skala keputusan membeli. Uji validitas dilakukan dengan

menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson, dan dalam

perhitungannya menggunakan program SPSS versi 11,5 dengan panduan

SPSS menurut Santosa (2005). Data yang telah diolah melalui perhitungan

uji validitas, memiliki koefisien validitas masing-masing. Item dinilai valid jika

memiliki validitas diatas 0,316 (Nurgiyantoro, 2002).

Pada skala keputusan membeli, dari 60 item yang terdapat dalam skala yang

valid sebanyak 28 item dan selebihnya tidak valid. Item yang valid dapat

(63)
[image:63.595.48.465.150.601.2]

Tabel 3.5

Blue print skala keputusan membeli

No Faktor lndikator Item Total

Favourable Unfavourable

1 Pengenalan a.Keadaan 1 11 2

Masalah aktual

--MᄋMMセMM

b.Keadaan 22

-

1

yang diinginkan

2 Pencarian a.Melalui 3,23 33 3

lnformasi orang lain

b.Melalui 4,44 54 3

media inforrnasi

3 Evaluasi a.Kualitas 5, 25 '15.55 4

Alternatif b.Harga 6 '16 2

4 Pembelian a.Tempat 7,47 37 3

pembelian

b.Waktu atau 8, 28 .. 2

pelaku pembelian

---5 Perilaku a. Kepuasan 9,29,49 19 4

Pasca Konsumen

Pembelian b.Keinginan 10, 30, 50 60 4

untuk membeli lagi

MMセM

Total 19 9

28

Sedangkan pada skala loyalitas merek, dari 40 item yang terdapat pada skala

ada 34 item yang valid dan 6 yang tidak valid. Item yang valid dapat dilihat

(64)
[image:64.595.48.467.151.490.2]

Tabel 3.6

Blue print ska la loyalitas merek

No Faktor lndikator Item Total

Favourable Unfavourable

1 Behaviour a.Pembelian 1, 9, 17, 5,13,21,29, 10

berulang 25, 33 37

terhadap suatu merek

b.Konsistensi 2, 10, 18, 6, 14, 22, 30, 10

terhadap 26, 34 38

suatu merek

·-2 Kognitif a.Penilaian 3,11,19, 7, 23, 31 8

terhadap 27, 35

suatu merek

b.Keyakinan 4, 12, 20, 8 6

terhadap 28, 36

suatu merek

Gambar

Tabel 3.1 Blueprint skala keputusan membeli (try out)
Blueprint skala loyalitas terhadap merek Tabel 3.2 (ty out)
tabel 3.3.
Tabel 3.4 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin melihat bagaimana pengaruh kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek terhadap keputusan pembelian

Tujuan penelitian ini adalah : Untuk menganalisis pengaruh antara tingkat pendapatan keluarga, tingkat harga, usia dan pendidikan konsumen terhadap keputusan pembelian susu

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui : (1) Hubungan antara citra merek dengan loyalitas konsumen pada produk pelumas mesin kendaraan bermotor. (2) Tingkat citra

Hasil analisis penelitian adalah bahwa sikap konsumen berpengaruh positif terhadap loyalitas merek, kepuasan konsumen berpengaruh positif terhadap loyalitas merek.,

Pengambilan keputusan membeli pada konsumen sangat dipengaruhi oleh merek yang terkenal dan terpercaya karena kualitas produk yang dipasarkan. Bagi setiap konsumen yang

ANALISIS KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP LOYALITAS MEREK PADA SABUN MANDI CAIR

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepercayaan merek terhadap loyalitas merek pada pelanggan obat nyamuk merek Baygon di Surabaya Selatan.. Populasi dalam

Oleh karena itu dalam artikel ini ditetapkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh ekuitas merek yang terdiri dari variabel loyalitas merek, kesadaran merek, asosiasi merek,