• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Perilaku Wirausaha dan Dukungan Keluarga Terhadap Keberhasilan Pengusaha Kain (Studi Kasus Pada Pedagang Kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Perilaku Wirausaha dan Dukungan Keluarga Terhadap Keberhasilan Pengusaha Kain (Studi Kasus Pada Pedagang Kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan)"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PERILAKU WIRAUSAHA DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEBERHASILAN PENGUSAHA KAIN (STUDI KASUS

PADA PEDAGANG KAIN DI JL. PERNIAGAAN PASAR IKAN LAMA MEDAN)

OLEH

M. GUNTUR ADIPUTRA 090502203

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

PENGARUH PERILAKU WIRAUSAHA DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PENGUSAHA KAIN

(Studi Kasus Pada Pedagang Kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku wirausaha dan dukungan keluarga berpengaruh terhadap keberhasilan pengusaha kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal dengan menggunakan analisis regresi linier berganda untuk melihat pengaruh perilaku wirausaha dan dukungan keluarga terhadap keberhasilan pengusaha. Subjek penelitian ditujukan kepada para pengusaha kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa hubungan antar perilaku wirausaha dan dukungan keluarga terhadap keberhasilan pengusaha sebesar 52,8% yang berarti memiliki hubungan yang cukup erat. Jika ditinjau dari pengaruh parsial (Uji t), variabel perilaku wirausaha adalah variabel yang dominan mempengaruhi variabel keberhasilan pengusaha.

(3)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ENTREPRENEURIAL BEHAVIOR AND FAMILY SUPPORT TOWARD THE SUCCESS OF

THE ENTREPRENEUR FABRIC

(Case Study On The Fabric Merchants Perniagaan Street Pasar Ikan Lama Medan)

This research aims to know the entrepreneur’s behaviour and family support to the success of entrepreneurs fabric on Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.

The type of research that is associative research causal by using multiple linear regression analysis to see the influence of entrepreneur’s behaviour and family support to the success of entrepreneurs. The subject is addressed to entrepreneurs fabric on Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.

Based on the test results the coefficient of determination (R2) indicates that the relationships between entrepreneur’s behaviour and family support to the success of the entrepreneurs of 52,8% which means to have a relationship that is quite closely. If the partial influence of (t-test), entrepreneur’s behaviour variable was dominant variable affects variables success of entrepreneurs.

Keywords : Entrepreneur’s Behaviour, Family Support, The Success Of

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Karena atas berkah, rahmat, dan izinNya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Perilaku Wirausaha dan Dukungan Keluarga Terhadap Keberhasilan Pengusaha Kain (Studi Kasus Pada Pedagang Kain Di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan)”. Shalawat dan salam tak lupa penulis panjatkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh dukungan, bimbingan, semangat, nasehat, doa, dan bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta Bapak Alm. Ruslan Hakim dan Ibu Erna Yanti yang telah memberikan cinta, kasih sayang, dan doa yang tak henti-hentinya selama ini. Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M. Ec. Ac, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, ME dan Ibu Dra. Marhayanie, Msi selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi dan Ibu Dra. Friska Sipayung, MSi selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi , SE, MSi selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, arahan, bantuan, dan motivasi kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi selaku dosen pembaca penilai atas saran dan masukan yang diberikan kepada penulis.

6. Seluruh staf/pegawai Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

7. Sahabat-sahabat tercinta, yang telah memberikan masukan dan semangat dalam penyusunan skripsi, Melisa Zuriani Hasibuan, Lani Novita Sari, Diantha Rizky, Rahmat Hidayatullah, Ivan Saputra, Faisal Fadli, Nofriska Krissanya, Fanni Novianing, Selli Ayu Pratiwi, M. Hafis, Prima Yudha Aditya, Yosico Vita Ningsih, Sufratiwi Evayanti, Herlimiansyah Sitorus, Diastin Yutika, M. Ari Risfiansyah, Gufran Yusren, Dr. Isyraqi OF, Krisna Savindo, dan M. Qaedimas.

(5)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan pengulasan skripsi. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Juli 2015 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

2.1.2 Perilaku Wirausaha ... .11

2.1.3 Dukungan Keluarga ... .14

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... .28

3.6 Populasi dan Sampel ... .29

3.8 Metode Pengumpulan Data ... .31

3.8.1 Wawancara (interview) ... .31

3.8.2 Observasi ... .31

3.8.3 Studi Dokumentasi ... .31

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... .32

3.9.1 Uji Validitas ... .32

3.9.2 Uji Reliabilitas ... .33

3.10 Metode Analisis Data ... .34

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif ... .34

3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... .34

3.10.2.1 Uji Normalitas ... .34

3.10.2.2 Uji Heteroskedastisitas ... .35

3.10.3 Metode Analisis Linier Berganda ... .35

(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... .38

4.1 Deskripsi Umum Pasar Ikan Lama ... .38

4.1.1 Profil Singkat Pasar Ikan Lama ... .38

4.2 Hasil Penelitian ... .40

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden ... .40

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ... .44

4.2.3 Uji Asumsi Klasik ... .49

4.2.3.1 Uji Normalitas ... .49

4.2.3.1.1 Pendekatan Histogram ... .49

4.2.3.1.2 Pendekatan Grafik ... .50

4.2.3.2 Uji Heteroskedastisitas ... .50

4.2.3.3 Uji Multikolinearitas ... .51

4.2.4 Analisis Regresi Linear Berganda ... .52

4.2.4.1 Pengujian Koefisien Determinan (R²) ... .52

4.2.4.2 Uji F (Uji Secara Serempak/Simultan) ... .53

4.2.4.3 Uji t (Uji Parsial) ... .55

4.3 Pembahasan ... .57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... .60

5.1 Kesimpulan ... .60

(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Keterangan Beberapa Toko Kain Jl. Perniagaan

Pasar Ikan Lama Medan ... .6

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... .22

Tabel 3.1 Operasional Variabel ... .27

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... .29

Tabel 3.3 Uji Validitas ... .33

Tabel 3.4 Uji Reabilitas ... .34

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... .41

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... .41

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status ... .42

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... .43

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Memulai Usaha .... .43

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Faktor Pribadi .45 Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keluarga ... .46

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keberhasilan Pengusaha ... .47

Tabel 4.9 Uji Multikolinearitas ... .52

Tabel 4.10 Koefisien Determinan (R²) ... .53

Tabel 4.11 Uji F (Uji Secara Serempak/Simultan) ... .54

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... .24

Gambar 4.1 Histogram ... .49

Gambar 4.2Normal P-Plot of Regression Standardized Residual ... .50

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Hasil Deskriptif Responden

Lampiran 3 Hasil Deskriptif Variabel

(11)

ABSTRAK

PENGARUH PERILAKU WIRAUSAHA DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PENGUSAHA KAIN

(Studi Kasus Pada Pedagang Kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku wirausaha dan dukungan keluarga berpengaruh terhadap keberhasilan pengusaha kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal dengan menggunakan analisis regresi linier berganda untuk melihat pengaruh perilaku wirausaha dan dukungan keluarga terhadap keberhasilan pengusaha. Subjek penelitian ditujukan kepada para pengusaha kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa hubungan antar perilaku wirausaha dan dukungan keluarga terhadap keberhasilan pengusaha sebesar 52,8% yang berarti memiliki hubungan yang cukup erat. Jika ditinjau dari pengaruh parsial (Uji t), variabel perilaku wirausaha adalah variabel yang dominan mempengaruhi variabel keberhasilan pengusaha.

(12)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ENTREPRENEURIAL BEHAVIOR AND FAMILY SUPPORT TOWARD THE SUCCESS OF

THE ENTREPRENEUR FABRIC

(Case Study On The Fabric Merchants Perniagaan Street Pasar Ikan Lama Medan)

This research aims to know the entrepreneur’s behaviour and family support to the success of entrepreneurs fabric on Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.

The type of research that is associative research causal by using multiple linear regression analysis to see the influence of entrepreneur’s behaviour and family support to the success of entrepreneurs. The subject is addressed to entrepreneurs fabric on Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.

Based on the test results the coefficient of determination (R2) indicates that the relationships between entrepreneur’s behaviour and family support to the success of the entrepreneurs of 52,8% which means to have a relationship that is quite closely. If the partial influence of (t-test), entrepreneur’s behaviour variable was dominant variable affects variables success of entrepreneurs.

Keywords : Entrepreneur’s Behaviour, Family Support, The Success Of

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memiliki definisi menurut

Undang-Undang No. 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat

yang memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp 1.000.000.000 dan memiliki

kekayaan bersih, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, paling banyak

Rp 200.000.000. Keberadaan UKM sebagai bagian dari seluruh entitas usaha

nasional merupakan wujud nyata kehidupan ekonomi yang beragam di Indonesia.

Usaha kecil, dan menengah (UKM) memiliki peranan penting dalam

perekonomian di Indonesia. UKM mengakibatkan berkurangnya pengangguran

yang tidak terserap dalam dunia kerja dan sektor UKM telah dijadikan agenda

utama dalam pembangunan ekonomi Indonesia, dikarenakan telah terbukti

tangguh ketika terjadi krisis ekonomi 1998. (Mudradjad, Harian Bisnis Indonesia

pada tanggal 21 Oktober 2008)

Peranan penting UKM terhadap perekonomian di Indonesia tidak lepas dari

keberhasilan usaha tersebut. Sebuah UKM dikatakan meraih keberhasilan usaha

jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah,

perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari usaha tersebut

bertambah (Nasution, 2001:12).

Menurut Dalimunthe (2003) keberhasilan usaha yaitu keuntungan, jumlah

penjualan dan pertumbuhan usaha mempunyai hubungan signifikan terhadap

(14)

sebuah produk, dan keuntungan akan tercapai apabila harga pokok produksi telah

tercapai.

Jumlah penjualan merupakan total penjualan produk atau jasa, dan akan

meningkat apabila barang yang tersedia habis terjual. Pertumbuhan usaha adalah

peningkatan aktivitas usaha pada periode tertentu, serta diikuti dengan

meningkatnya laba, pelanggan serta nama baik.

Setiap pengusaha kecil dan menengah (UKM) menginginkan usaha yang

dikelolanya berhasil dan berkembang sampai ke generasi. Seorang pengusaha

harus memiliki kemampuan, kemauan, dan pengetahuan berwirausaha untuk

mencapai keberhasilan dalam berwirausaha (Suryana, 2008:4).

Pengetahuan yang dimaksud, yakni pengetahuan mengenai usaha yang akan

dimasuki/dirintis dan lingkungan usaha yang ada, pengetahuan tentang peran dari

tanggung jawab, dan pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.

Kemampuan (keterampilan) seorang pengusaha, yaitu mampu mengatur strategi

dan memperhitungkan resiko, menciptakan nilai tambah dalam bentuk kreatifitas,

mampu memimpin dan mengelola, berkomunikasi dan berinteraksi, serta

keterampilan teknik usaha yang akan dilakukan.

Ada kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan tidak akan

membuat seseorang menjadi pengusaha yang sukses. Memiliki kemampuan dan

pengetahuan tetapi tidak disertai kemauan juga tidak akan membuat wirausaha

mencapai kesuksesan.

Alasan UKM yang bermula dengan keberhasilan disebabkan oleh

(15)

mengembangkan usaha tersebut bergantung kepada para pengusaha itu sendiri

memanfaatkan keterampilan bisnisnya untuk memuaskan pelanggan.

Wirausaha dituntut untuk mampu menilai peluang dan kesempatan bisnis

secara tepat, serta mengelola sumber daya dan dana secara baik melalui keputusan

yang tepat yang memberi pengaruh kepada perolehan laba. Wirausaha sebagai

individu yang dituntut memiliki kemauan kerja yang keras dan didorong suatu

motivasi yang tinggi untuk mencapai keberhasilan usahanya (Ranto, 2007:22)

Menurut Sulipan (Suhela, 2010:22) Ciri-ciri wirausahawan adalah

mempunyai kemauan yang kuat untuk berwirausaha, mempunyai perjuangan yang

tidak mengenal lelah dalam berwirausaha, percaya pada keyakinan terhadap diri

sendiri untuk maju, bertanggung jawab atas kemampuan dan kemajuan dalam

bidang usahanya, pandai dalam cara bernegosiasi untuk memajukan bidang

usahanya, berfikir positif untuk maju dalam bidang usahanya, serta berinisiatif,

kreatif, dan disiplin terhadap kegiatan usahanya. Pembentukan perilaku pengusaha

ini berkaitan dengan apa yang terjadi didalam keluarga.

Menurut Hisrich dan Peters (Susanto, 2009:31) banyak hal yang menjadi

latar belakang seorang wirausaha. Beberapa hal yang telah dipastikan berpengaruh

besar dalam pembentukan bisnis adalah berasal dari lingkungan keluarga,

pendidikan (pendidikan dalam keluarga, pendidikan formal, dan pendidikan

informal), nilai pribadi (nilai pribadi biasanya berskala pada kepemimpinan,

semangat, agresif, perbuatan baik, kecocokan, kreatifitas, dan kejujuran), dan

(16)

Faktor-faktor seperti cinta, komitmen, kepercayaan, dan proses percaya diri

pada anggota keluarga akan menjadi senjata ampuh sebuah keluarga dalam

menjalankan bisnis. Kesuksesan berasal dari sebuah keluarga, bila dalam keluarga

terbiasa saling menyayangi dan mendukung, akan menghasilkan individu yang

optimis dan sukses.

Faktor keluarga juga diperlukan dalam keberhasilan berwirausaha, dengan

adanya motivasi atau dukungan dari keluarga, seorang wirausaha akan gigih

dalam menjalankan usahanya. Dukungan keluarga terdiri dari informasi verbal

atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh

orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungannya atau yang berupa

kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional dan

berpengaruh pada tingkah laku penerimanya (Sarwono, 2003).

Dukungan keluarga dapat menjadi motivasi dalam berwirausaha, dan juga

memiliki efek besar terhadap pengusaha. Semangat dari keluarga sangat

diperlukan oleh seseorang agar usaha yang dijalankan dapat bertahan dan

berkembang dengan sukses.

Peneliti tertarik meneliti kawasan Pasar Ikan Lama yang diketahui sudah

bertahun-tahun menjadi kawasan UKM di Medan dan orang Sumatera Utara

menyebutnya Pajak Ikan Lama. Ramainya pengunjung ke Pasar Ikan Lama tidak

terlepas dari sejarah perdagangan di tempat ini dan kegiatan jual beli resmi

(17)

Barang dagangan yang dijual pada waktu itu di pasar ini adalah ikan hasil

laut Belawan yang diangkut dengan tongkang melalui Sungai Deli. Ada pedagang

yang menjual daging dan sayur-mayur.

Peta perniagaan pun agak berubah pada 1933. Pemerintah Belanda

membangun pasar yang lebih besar dan modern yaitu Pasar Sentral, sekarang

disebut Pusat Pasar dan Sungai Deli lama-kelamaan tak lagi bisa dilayari sehingga

hasil laut dibawa menggunakan jalur darat.

Barang dagangan di Pasar Ikan Lama berubah. Produk tekstil, seperti

busana muslim, kerudung, batik, kain panjang, kain pelekat, aneka karpet,

perangkat salat, perangkat berhaji, hingga busana tradisional mulai mendominasi

dan berbagai cenderamata mata juga dijual di sini, bahkan Air Zam-zam pun

tersedia.

Pedagang di tempat ini terdiri dari beragam etnik, termasuk Minang,

Mandailing, keturunan Arab juga cukup menonjol, sedangkan pedagang Tionghoa

umumnya menjual tekstil bahan pakaian. Pasar ini terkenal di kalangan penduduk

setempat dan wisatawan, biasanya penuh sesak pada minggu-minggu menjelang

liburan seperti Idul Fitri dan Tahun Baru (http://www.merdeka.com/peristiwa/

cerita-pasar-ikan-medan-yang-malah-jadi-sentra-tekstil.html/2012).

Peneliti telah melakukan survei awal pada pedagang di Pasar Ikan Lama dan

berdasarkan hasil wawancara terhadap pedagang yang berada di lokasi tersebut,

terdapat keterangan kepribadian dan keluarga beberapa pengusaha kain. Semua

pengusaha menginginkan usaha yang dikelolanya berhasil, tetapi pada kenyataan

(18)

Tabel 1.1

Keterangan Beberapa Toko Kain Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan Nama tidak mencampuri usaha yang dijalankan.

8 tahun

Toko Tri Jaya Tex

Rp. 30.000.000,- 5 orang Keluarga berperan dalam menjalankan usaha. terlibat dalam berdiri maupun jalannya usaha.

Semua pengusaha berdasarkan hasil observasi mengatakan keinginan untuk

lebih berkembang dan besar, tetapi dilihat dari tabel di atas terdapat banyak

perbedaan antar pengusaha. Ada yang memiliki jumlah pendapatan sampai 40 juta

dan ada juga yang memiliki pendapatan 15 juta perbulannya, dan berdasarkan

hasil observasi peneliti terdapat 23 toko dari 60 toko mengalami penurunan omzet

dalam 2 tahun terakhir.

Masalah tersebut yang menarik minat peneliti untuk meneliti seberapa besar

pengaruh faktor kepribadian dan dukungan keluarga terhadap keberhasilan

seorang pengusaha. Fenomena yang terjadi bahwa terdapat perbedaan

keberhasilan di setiap pengusaha kain, ada yang berhasil dan tidak berhasil.

Pengusaha memiliki cara tersendiri dalam menjalankan dan

mengembangkan usahanya dan disertai dengan ada dan tidaknya dukungan dari

(19)

tertarik untuk mengetahui pengaruh perilaku wirausaha dan dukungan keluarga

terhadap keberhasilan pengusaha kain di Pasar Ikan Lama, sehingga penulis

memutuskan untuk membuat penelitian yang berjudul “Pengaruh Perilaku Wirausaha Dan Dukungan Keluarga Terhadap Keberhasilan Pengusaha Kain” (Studi Kasus Pada Pedagang Kain Di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama

Medan).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini, dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut: “apakah perilaku wirausaha dan dukungan keluarga dapat mempengaruhi keberhasilan pengusaha?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku wirausaha

dan dukungan keluarga berpengaruh terhadap keberhasilan pengusaha kain di Jl.

Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai syarat

untuk mendapatkan gelar Strata-1 Fakultas Ekonomi dan bisnis, dan sebagai

bahan meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh perilaku

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Wirausaha

Secara etimologis, wirausaha merupakan terjemahan dari kata entrepreneur

yang berasal dari bahasa Perancis entreprende. Kata entrepreneur atau wirausaha dalam bahasa Indonesia merupakan gabungan dari wira (gagah, berani, perkasa)

dan usaha (bisnis) sehingga istilah wirausaha dapat diartikan sebagai orang yang

berani atau perkasa dalam usaha/bisnis.

Menurut Riyanti (Arman, 2007:3) wirausaha adalah orang yang

menciptakan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan, mengembangkan, dan

melembagakan perusahaan miliknya sendiri serta bersedia mengambil resiko

pribadi untuk menemukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan

potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola, dan menentukan cara

produksinya, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkan

produknya, serta mengatur permodalan operasinya.

Menurut Salim (Anoraga, 2002:137) wirausaha didefinisikan sebagai

semangat, perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif

terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan

yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, dengan selalu berusaha mencari

dan melayani langganan lebih banyak dan lebih baik, serta menciptakan dan

menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih

(21)

kemampuan manajemen. Menurut Drucker (Musrofi, 2003:12) setiap orang yang

memiliki keberanian untuk mengambil keputusan dapat belajar menjadi

wirausaha, dan berperilaku seperti wirausaha.

Kewirausahaan lebih merupakan perilaku daripada gejala kepribadian, yang

dasarnya terletak pada konsep dan teori, bukan pada intuisi semata. Sebagian

besar pendorong perubahan, inovasi, dan kemajuan di perekonomian kita akan

datang dari para wirausaha; orang-orang yang memiliki kemampuan untuk

mengambil resiko dan mempercepat pertumbuhan ekonomi (Justin, 2001:4),

sedangkan menurut Elly (Winardi, 2003:3) menyatakan bahwa seorang wirausaha

mengorganisasi dan mengoperasikan sebuah perusahaan untuk mencapai

keuntungan pribadi.

Wirausaha adalah seorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya

sistem ekonomi perusahaan yang bebas. Wirausaha meliputi semua pemilik

manajer yang aktif dan melibatkan anggota generasi kedua dari pemilik

perusahaan dan pemilik-manajer yang membeli hak kepemilikan perusahaan.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, kepribadian wirausaha dapat

diartikan sebagai keseluruhan cara seorang untuk berinteraksi memberikan

tanggapan yang positif terhadap peluang berusaha dan secara kreatif

menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola, dan

menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk,

memasarkan produk, serta mengatur permodalan operasi perusahaannya untuk

memperoleh keuntungan bagi diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada

(22)

inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang

menuju sukses (Suryana, 2008:2).

Kreativitas dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang

berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas dan inovasi tersebut pada

akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat.

Wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan menemukan dan

mengevaluasi peluang-peluang menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda

dengan yang sudah ada sebelumnya, mengumpulkan sumber daya yang

diperlukan dan bertindak untuk memperoleh keuntungan dari peluang-peluang itu

(Kasmir, 2006:15). Menurut Alma (Tanjung, 2012:7) ciri dan watak seorang

wirausaha yaitu:

1. Percaya diri yang kuat, yaitu kepercayaan (keteguhan), ketidaktergantungan,

kepribadian mantap, dan optimisme.

2. Berorientasikan tugas dan hasil, yaitu kebutuhan atau harus akan berprestasi,

berorientasikan laba atau hasil, tekun dan tabah, mempunyai tekad, kerja keras,

motivasi serta energik dan penuh inisiatif.

3. Pengambilan resiko, diantaranya mampu mengambil risiko dan suka pada

tantangan.

4. Kepemimpinan, yaitu mampu memimpin, dapat bergaul dengan orang lain, dan

dapat menanggapi saran dan kritik.

5. Keorisinilan, yaitu inovatif (pembaharu), kreatif, fleksibel, banyak sumber, dan

(23)

2.1.2 Perilaku Wirausaha

Menurut Miner (Hutagalung, 2008:7), ada empat tipe kepribadian

wirausaha, yaitu:

1. The Personal Achiever. Ciri-ciri wirausaha tipe ini adalah: a. Memiliki kebutuhan berprestasi;

b. Memiliki kebutuhan akan umpan balik;

c. Memiliki kebutuhan perencanaan dan penetapan tujuan;

d. Memiliki inisiatif pribadi yang kuat;

e. Memiliki komitmen pribadi yang kuat untuk organisasi;

f. Percaya bahwa satu orang dapat memainkan peran penting;

g. Percaya bahwa pekerjaan seharusnya dituntun oleh tujuan pribadi bukan

oleh hal lain.

2. The Supersales Person. Ciri-ciri wirausaha tipe ini adalah: a. Memiliki kemampuan memahami dan mengerti orang lain;

b. Memiliki keinginan untuk membantu orang lain;

c. Percaya bahwa proses-proses social sangat penting;

d. Kebutuhan memiliki hubungan positif yang kuat dengan orang lain;

e. Percaya bahwa bagian penjualan sangat penting untuk melaksanakan

strategi perusahaan.

3. The Real Manager. Ciri-ciri wirausaha tipe ini adalah: a. Keinginan untuk menjadi pemimpin perusahaan;

b. Ketegasan;

(24)

d. Keinginan untuk bersaing;

e. Keinginan berkuasa;

f. Keinginan untuk menonjol di antara orang-orang lain.

4. The Expert Idea Generation. Ciri-ciri wirausaha tipe ini adalah: a. Keinginan untuk melakukan inovasi;

b. Menyukai gagasan-gagasan;

c. Percaya bahwa pengembangan produk baru sangat penting untuk

menjalankan strategi dan organisasi;

d. Intelegensi yang tinggi;

e. Ingin menghindari resiko.

Cunningham (Riyanti, 2003:31) berdasarkan wawancara terhadap 175

wirausaha dan manajer professional di Singapura tentang alasan-alasan

keberhasilan usaha, mencatat bahwa keberhasilan usaha terkait erat dengan

hal-hal sebagai berikut :

1. Sifat kepribadian (49%), seperti memiliki keinginan untuk melakukan

pekerjaan dengan baik, memiliki keinginan untuk berhasil, dan memiliki

motivasi diri, percaya diri, berpikir positif, memiliki komitmen dan sabar.

2. Kemampuan berhubungan dengan pelanggan (17%), yaitu jujur, ramah, adil

pada pelanggan, staf dan kemampuan berhubungan baik dengan orang lain.

3. Kemampuan memahami lingkungan bisnis (15%), yaitu kemampuan belajar

dari pihak pesaing, kemampuan tentang bidang usaha, kemauan untuk belajar,

(25)

4. Orientasi ke masa depan dan fleksibilitas (11%), yaitu berorientasi tujuan,

kreatif, dan kemauan mengambil resiko, memiliki visi dan gambaran mental

masa depan.

5. Kesadaran pribadi (4%), yaitu mengetahui kekuatan dan kelemahan diri, serta

mampu menerima kesalahan.

6. Faktor lain (4%).

Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan,

kemampuan, dan kemauan. Ada kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan dan

pengetahuan tidak akan membuat seseorang menjadi wirausaha yang sukses.

Memiliki kemampuan dan pengetahuan tetapi tidak disertai kemauan juga

tidak akan membuat wirausaha mencapai kesuksesan. Menurut Suryana (2008:4)

wirausaha harus memiliki beberapa pengetahuan, yakni:

1. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan

usaha yang ada.

2. Pengetahuan tentang peran dari tanggung jawab.

3. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.

Menurut Suryana (2008:5) keterampilan yang harus dimiliki wirausaha

diantaranya:

1. Keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan

resiko.

2. Keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah.

3. Keterampilan dalam memimpin dan mengelola.

(26)

5. Keterampilan teknik usaha yang akan dilakukan.

Menurut Suryana (2008:16) faktor-faktor penyebab keberhasilan dalam

berwirausaha, yaitu:

1. Kemampuan dan kemauan

Orang yang tidak memiliki kemampuan tetapi banyak kemauan dan orang yang

memiliki kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan

menjadi seorang wirausaha yang sukses.

2. Tekad yang kuat dan kerja keras

Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat tetapi mau bekerja keras dan orang

yang suka bekerja keras tetapi tidak memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak

akan menjadi wirausaha yang sukses

3. Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihkan ketika ada kesempatan.

Ada beberapa karakter atau perilaku yang diperlukan agar seorang

wirausaha berhasil dan setiap individu dalam usahanya agar menjadi pengusaha

yang berhasil, memiliki reaksi yang berbeda terhadap tantangan dan kesempatan

yang ada. Pengusaha yang berhasil adalah pengusaha yang mengetahui bagaimana

memanfaatkan sumber daya yang ada demi memenuhi kebutuhan konsumen, serta

merubah tantangan menjadi kesempatan dalam berusaha.

2.1.3 Dukungan Keluarga

Menurut Sarwono (2003) dukungan adalah suatu upaya yang diberikan

kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut

dalam melaksanakan kegiatan. Dukungan keluarga juga didefinisikan sebagai

(27)

yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam

lingkungannya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan

keuntungan emosional dan berpengaruh pada tingkah laku penerimanya.

Menurut Feiring dan Lewis (Friedman, 1998), faktor-faktor yang

mempengaruhi dukungan keluarga adalah kelas sosial ekonomi orangtua. Kelas

sosial ekonomi meliputi tingkat pendapatan atau pekerjaan orang tua dan tingkat

pendidikan.

Suatu hubungan yang lebih demokratis dan adil mungkin ada dalam

keluarga kelas menengah, sementara dalam keluarga kelas bawah, hubungan yang

ada lebih otoritas atau otokrasi. Orang tua dengan kelas sosial menengah

mempunyai tingkat dukungan, afeksi dan keterlibatan yang lebih tinggi daripada

orang tua dengan kelas sosial bawah.

Komponen-komponen dukungan keluarga menurut Friedman (1998) terdiri

dari:

1. Dukungan Penilaian

Dukungan ini juga merupakan dukungan yang terjadi bila ada ekspresi

penilaian yang positif terhadap individu. Individu mempunyai seseorang yang

dapat diajak bicara tentang masalah mereka, terjadi melalui ekspresi

pengaharapan positif individu kepada individu lain, penyemangat, persetujuan

terhadap ide-ide atau perasaan seseorang dan perbandingan positif seseorang

(28)

Dukungan keluarga dapat membantu meningkatkan strategi koping individu

dengan strategi-strategi alternatif berdasarkan pengalaman yang berfokus pada

aspek-aspek yang positif.

2. Dukungan Instrumental

Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti pelayanan,

bantuan finansial dan material berupa bantuan nyata (instrumental support material support), suatu kondisi benda atau jasa akan membantu memecahkan masalah praktis, termasuk di dalamnya bantuan langsung, seperti saat

seseorang memberi atau meminjamkan uang, membantu pekerjaan sehari-hari,

menyampaikan pesan, menyediakan transportasi, menjaga dan merawat saat

sakit ataupun mengalami depresi yang dapat membantu memecahkan masalah.

Dukungan nyata paling efektif bila dihargai oleh individu dan mengurangi

depresi individu. Pada dukungan nyata keluarga sebagai sumber untuk

mencapai tujuan praktis dan tujuan nyata.

3. Dukungan Informasional

Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab bersama,

termasuk di dalamnya memberikan solusi dari masalah, memberikan nasehat,

pengarahan, saran, atau umpan balik tentang yang dilakukan oleh seseorang.

Individu yang mengalami depresi dapat keluar dari masalahnya dan

memecahkan masalahnya dengan dukungan dari keluarga dengan menyediakan

(29)

4. Dukungan Emosional

Selama depresi berlangsung, individu sering menderita secara emosional,

sedih, cemas, dan kehilangan harga diri. Jika depresi mengurangi perasaan

seseorang akan hal dimiliki dan dicintai. Dukungan emosional memberikan

individu perasaan nyaman, merasa dicintai saat mengalami depresi, bantuan

dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya, perhatian sehingga individu

yang menerimanya merasa berharga. Pada dukungan emosional ini keluarga

menyediakan tempat istirahat dan memberikan semangat.

Dukungan keluarga dapat menjadi motivasi dalam berwirausaha, dan juga

memiliki efek besar terhadap wirausaha. Melalui dukungan keluarga, wirausaha

dapat memiliki posisi kepercayaan diri dalam menjalankan usaha, yang dapat

mendorong keberhasilan dalam berwirausaha.

Lambing dan Kuehl (2003:35) mendefenisikan wirausaha keluarga adalah

usaha yang mayoritas modal dan pengawasannya adalah dua atau lebih anggota

keluarga didasarkan pada perasaan, pemeliharaan, dan keamanan tetapi bisnis

berkisar seputar produktifitas, prestasi dan keuntungan. Kesuksesan berasal dari

sebuah keluarga, bila dalam keluarga terbiasa saling menyayangi dan mendukung,

akan menghasilkan individu yang optimis dan sukses.

Faktor-faktor seperti cinta, komitmen, kepercayaan, dan proses percaya diri

pada anggota keluarga akan menjadi senjata ampuh sebuah keluarga dalam

menjalankan bisnis. Menurut Hisrich dan Peters (Susanto, 2009:31) banyak hal

(30)

yang telah dipastikan berpengaruh besar dalam pembentukan bisnis adalah berasal

dari:

1. Lingkungan keluarga, mayoritas terdiri dari orang tua, anak sulung, dan

saudara dari pihak ayah dan ibu.

2. Pendidikan terdiri dari pendidikan dalam keluarga, pendidikan formal, dan

pendidikan informal (luar sekolah).

3. Nilai pribadi

Nilai pribadi biasanya berskala pada kepemimpinan, semangat, agresif,

perbuatan baik, kecocokan, kreatifitas, dan kejujuran.

4. Umur, terdapat perbedaan antara wirausaha pria biasanya memulai

berwirausaha pada awal usia 30 tahun, wirausaha wanita biasanya memulai

berwirausaha pada pertengahan usia 30 tahun, dan secara umum wirausaha

memulai kariernya antara usia 22 hingga 55 tahun.

2.1.4 Keberhasilan Usaha

Menurut Nasution (2001:12) sebuah perusahaan dikatakan meraih

keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat,

keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan

anggota dari perusahaan tersebut bertambah. Sedangkan menurut Dalimunthe

(2003), keberhasilan usaha yaitu keuntungan, jumlah penjualan dan pertumbuhan

usaha mempunyai hubungan signifikan terhadap keberhasilan usaha.

1. Keuntungan Usaha

Keuntungan usaha adalah hasil yang diperoleh dari penjualan sebuah produk.

(31)

2. Jumlah Penjualan

Jumlah penjualan merupakan total penjualan produk atau jasa. Jumlah

penjualan meningkat apabila barang yang tersedia habis terjual.

3. Pertumbuhan Usaha

Pertumbuhan usaha adalah peningkatan aktivitas usaha pada periode tertentu.

Pertumbuhan ini diikuti dengan meningkatnya laba, pelanggan serta nama baik.

Keberhasilan dalam membangun usaha tidak hanya mengandalkan naluri

dan insting, tetapi harus dilandasi perencanaan dan perhitungan yang matang.

Membangun strategi bisnis perlu mencari dan mengukuhkan keunggulan melalui

profesionalisme.

Profesionalisme berarti memiliki kecakapan, integritas tinggi, mempunyai

moral yang baik, mempunyai etika dan mempunyai komitmen terhadap pekerjaan

dan tanggung jawab. Isi komitmen adalah jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja

keras dan prestasi.

Bekerja secara profesional menjamin adanya kompetisi untuk memberikan

yang terbaik bagi keberhasilan usaha. Keberhasilan usaha akan tercapai bila

mampu menjaga keseimbangan dan memadukan secara tepat antara strategi bisnis

dan budaya organisasi.

Keberhasilan usaha harus didukung komitmen karyawan terhadap tujuan

organisasi, serta semua kompetisi semua karyawan pada setiap jenjang jabatan.

Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan

(32)

karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai

tambah.

Berusaha lebih dilihat dari seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta

menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau

mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika

dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih

berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang

fasilitas.

Sukses tidak terjadi secara kebetulan, secara instan dan tidak juga turun

tiba-tiba dari langit. Sukses adalah buah dari proses sistematis, perjalanan panjang

dan kerja keras, sukses selalu diukur dengan uang, harta, jabatan, keluarga,

ketenaran nama dan sukses besar berarti akumulasi dari kesemuanya (Hutagalung,

2008:50).

2.2 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tanjung (2012) dengan judul

Penelitian “Analisis Faktor-Faktor Keberhasilan Usaha Toko Emas Sriwijaya

Di Gunung Sitoli”, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan

keberhasilan usaha pada toko emas Sriwijaya di Gunung Sitoli, dan analisis

variabel keberhasilan usaha yang terdiri dari 4 (empat) variabel yaitu faktor

pemasaran, faktor produksi, faktor organisasi dan manajemen dan faktor

keuangan terhadap informan dari pihak toko emas Sriwijaya di Gunung Sitoli

dengan informan dari pihak pelanggan toko emas Sriwijaya di Gunung Sitoli dan

(33)

variabel faktor organisasi dan manajemen serta variabel faktor keuangan. Variabel

faktor organisasi dan manajemen yang kurang kesesuaian terletak dalam indikator

kepentingan pribadi pada toko emas Sriwijaya di Gunung Sitoli dan variabel

keuangan yang kurang kesesuaian terletak dalam indikator kelayakan potensi

usaha pada toko emas Sriwijaya di Gunung Sitoli yang kurang kesesuaian terletak

dalam indikator pemahaman dalam kebutuhan pelanggan dan variabel faktor

pemasaran dan faktor produksi mendapat jawaban yang sesuai.

Siregar (2009) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh

Pengetahuan Akuntansi Dan Kepribadian Wirausaha Terhadap Kinerja Manajerial Pada Perusahaan Jasa Di Kota Medan”, penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh pengetahuan akuntansi dan kepribadian wirausaha

terhadap kinerja manajerial pada perusahaan jasa di Kota Medan dan dapat

disimpulkan bahwa pengetahuan akuntansi dan kepribadian wirausaha tidak

berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja manajerial, sedangkan

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial pada tingkat

kepercayaan 95%, nilai R Square pada penelitian ini adalah sebesar 0.188 yang

berarti hanya 18.8% perubahan tingkat kinerja manajerial dapat dijelaskan oleh

variabel pengetahuan akuntansi dan kepribadian wirausaha, sedangkan sisanya

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak teramati dalam penelitian ini. Hasil

penelitian ini dmarapkan dapat memberikan konstribusi terhadap peningkatan

kinerja manajerial perusahaan jasa di Kota Medan sebagai bahan pertimbangan

(34)

Nasution (2011) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh

Pengetahuan Kewirausahaan dan Manajemen Permodalan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square”, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui pengaruh

pengetahuan kewirausahaan (X1) dan menajemen permodalan (X2) terhadap

keberhasilan usaha (Yl) pada rumah makan Ayam Penyet Pujakesuma Square dan

metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, peneliti

menggunakan teknik Sampling Jenuh yang merupakan teknik penentuan sampel

bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hasil Penelitian

menunjukkan bahwa pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan manajemen

permodalan terhadap keberhasilan usaha pada usaha rumah makan adalah

penerapan pengetahuan kewirausahaan dan manajemen permodalan.

Tabel 2.1

Hasil analisis variabel yang kurang memiliki kesuaian diantaranya variabel faktor organisasi dan manajemen serta variabel faktor keuangan. Dimana variabel faktor

organisasi dan

manajemen yang kurang kesesuaian terletak

dalam indikator

kepentingan pribadi pada toko emas Sriwijaya di Gunung Sitoli dan variabel keuangan yang

kurang kesesuaian

terletak dalam indikator

kelayakan dan

(35)

kebutuhan pelanggan. Sedangkan variabel faktor pemasaran dan

faktor produksi

mendapat jawaban yang sesuai. secara parsial terhadap kinerja manajerial,

sedangkan secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial pada tingkat kepercayaan kinerja manajerial dapat dijelaskan oleh variabel pengetahuan akuntansi

dan kepribadian

wirausaha, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak makan adalah penerapan pengetahuan

kewirausahaan dan

manajemen permodalan. Ini berarti hipotesis diterima.

(36)

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual bertujuan untuk mengemukakan secara umum

mengenai objek penelitian yang dilakukan dalam kerangka variabel yang akan

diteliti. Kerangka penelitian ini dikemukakan variabel yang akan diteliti yaitu

perilaku wirausaha, dukugan keluarga dan keberhasilan usaha.

Menurut Suryana (2008:16) faktor-faktor penyebab keberhasilan dalam

berwirausaha yaitu kemampuan dan kemauan, tekad yang kuat, kerja keras, dan

mengenal peluang yang ada serta berusaha meraihkan ketika ada kesempatan.

Menurut Friedman (1998) komponen-komponen dukungan keluarga yaitu

dukungan penilaian berupa penyemangat dan persetujuan terhadap ide-ide,

dukungan instrumental berupa bantuan finansial dan bantuan nyata (instrumental support material support), dukungan informasional berupa memberikan solusi dari masalah dan saran, dukungan emosional berupa memberikan semangat,

empati, dan rasa percaya.

Menurut Dalimunthe (2003) keberhasilan usaha dapat dilihat dari :

keuntungan usaha, jumlah penjualan, dan pertumbuhan usaha. Secara sederhana

kerangka konseptual yang diuraikan di atas dapat digambarkan dalam Gambar 2.1

sebagai berikut:

Sumber : Suryana (2008), Sarwono (2003), dan Dalimunthe (2003), diolah

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Perilaku Wirausaha

Dukungan Keluarga

(37)

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam

bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2005: 306). Dikatakan sementara, karena

jawaban yang diberikan baru didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh

melalui pengumpulan data.

Berdasarkan perumusan masalah yang diuraikan pada rumusan masalah,

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif kausal.

Penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis

hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu

variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2003: 35).

Penelitian ini akan menjelaskan pengaruh perilaku wirausaha dan dukungan

keluarga terhadap keberhasilan pengusaha kain pada Pedagang Kain di Jl.

Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah pedagang kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama

Medan. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Februari 2015 hingga selesai.

3.3 Batasan Operasional

Peneliti ingin menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan

menganalisis permasalahan, maka penelitian ini dibatasi hanya pada pengaruh

perilaku wirausaha dan dukungan keluarga terhadap keberhasilan pengusaha pada

pedagang kain Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan. Variabel yang akan diteliti

dalam penelitian ini adalah

X1 : Perilaku Wirausaha

X2 : Dukungan Keluarga

(39)

3.4 Defenisi Operasional

Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah :

a. “Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat” (Sugiyono, 2005:33). Adapun

yang menjadi variabel bebas adalah :

1. Perilaku Wirausaha (Xl)

Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan dalam berwirausaha yaitu

kemampuan dan kemauan, tekad yang kuat, kerja keras, dan mengenal

peluang yang ada serta berusaha meraihkan ketika ada kesempatan.

2. Dukungan Keluarga (X2)

Komponen-komponen dukungan keluarga yaitu dukungan penilaian berupa

penyemangat dan persetujuan terhadap ide-ide, dukungan instrumental

berupa bantuan finansial dan bantuan nyata (instrumental support material support), dukungan informasional berupa memberikan solusi dari masalah dan saran, dukungan emosional berupa memberikan semangat, empati, dan

rasa percaya.

b. "Variabel terikat merupakan yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas" (Sugiyono, 2005:33). Adapun yang menjadi variabel

terikat adalah Keberhasilan Pengusaha (Y), merupakan pencapaian

(40)

Tabel 3.1 di bawah ini menjelaskan tentang operasional variabel :

Table 3.1 Operasional Variabel

No Variabel Definisi Operasinalisasi Indikator Skala

1 Perilaku Wirausaha Keseluruhan cara seseorang untuk

2 Dukungan Keluarga Suatu upaya yang diberikan kepada orang

3 Keberhasilan Usaha Keuntungan, jumlah penjualan dan

Sumber : Suryana (2008), Sarwono (2003), dan Dalimunthe (2003), diolah

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel bebas dan terikat menggunakan Skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi yang dijabarkan

menjadi indikator variabel dan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun

item-item instrument dengan menghadapkan responden terhadap pernyataan kemudian

(41)

variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap ajawaban akan diberi skor (Sugiyono,

2005:86).

Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang dapat berbentuk seperti ditunjukkan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Alternatif Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Ragu-Ragu (RR) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Sugyono (2008:86)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk

dipelajari kemudian ditarik suatu kesimpulan (Sugiyono, 2005:72). Populasi

dalam penelitian ini adalah Para Pedagang Kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama

Medan dengan jumlah 60 Pedagang kain yang akan menjadi responden.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010:

174). Data yang dipakai dalam riset belum tentu merupakan keseluruhan dari

suatu populasi karena adanya beberapa kendala seperti populasi yang tidak dapat

didefinisikan, masalah biaya, waktu, tenaga, serta heterogenitas atau homogenitas

(42)

Menurut Arikunto (2002:112) untuk menentukan sampel apabila subjek

kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya penelitian

popuasi. Maka sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 Pedagang Kain yang

berada di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan yang melibatkan keluarga dalam

usahanya dan keberhasilan usaha.

3.7 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yakni:

3.7.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung

yang dikumpulkan melalui survei lapangan dengan menggunakan alat

pengumpulan data tertentu yang dibuat secara khusus untuk itu (Kuncoro,

2003:127). Penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah seluruh data

yang diperoleh dari kuisioner dan wawancara kepada responden data penelitian,

yaitu Para Pedagang kain yang berada di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.

3.7.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain atau

lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data

(Kuncoro, 2003:127). Data sekunder disajikan antara lain dalam bentuk

tabel-tabel atau diagram-diagram.

Data sekunder berfungsi sebagai pelengkap data primer. Data sekunder

dapat diperoleh dari berbagai literatur, situs internet, buku-buku dan catatan yang

(43)

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah didapat dengan

mempelajari berbagai tulisan dari buku, artikel dan jurnal yang terkait dengan

pengaruh perilaku wirausaha dan dukungan keluarga terhadap keberhasilan

pengusaha.

3.8 Metode Pengumpulan Data 3.8.1 Wawancara (interview)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data dengan

menggunakan alat bantu berupa seperangkat daftar pertanyaan yang telah

dipersiapkan terlebih dahulu apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan

untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Wawancara dilakukan

dengan pihak yang bersangkutan, yaitu pemilik Toko Kain di Jalan Perniagaan

Pasar Ikan Lama.

3.8.2 Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan

langsung pada lokasi penelitian, dalam hal ini di beberapa Toko Kain di Jalan

Perniagaan Pasar Ikan Lama untuk melengkapi catatan penelitian yang

diperlukan.

3.8.3 Studi Dokumentasi

Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku dan internet yang mempunyai

(44)

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah

kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Instrumen penelitian

adalah instrumen yang sesuai dengan sifat data yang dikumpulkan dan dapat

menjamin bahwa data yang dikumpulkan itu sahih (valid) dan dapat dipercaya

(reliable).

Validitas menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur

yang seharusnya diukur.

Reliabilitas digunakan untuk mengukur akurasi dan konsistensi dari

pengukurannya yaitu instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk

mengukur obyek yang sama menghasilkan data yang sama (Ginting dan

Situmorang, 2008:30). Uji validitas dan reliabilitas akan dilakukan pada Para

Pedagang Kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan sebanyak 30 pedagang

dari luar sampel penelitian ini. Nilai r tabel dengan ketentuan df = 30 dan tingkat

signifikansi 5 % adalah 0,361.

3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur

itu mengukur apa yang ingin diukur (Ginting dan Situmorang, 2008:172).

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang dignnakan untuk mendapatkan data

(45)

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 22.0 dengan

kriteria sebagai berikut:

1) Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel, peryataan dinyatakan valid.

2) Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel, pernyataan tidak valid.

Tabel 3.3

Sumber : Hasil pengolahan SPSS 22.0 (2015)

3.9.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas menggunakan

software SPSS 22.0, dengan kriteria sebagai berikut:

(46)

2) Jika ralpha negatif atau < rtabel, pernyataan dinyatakan tidak reliabel.

Menurut Ghozali dan Kuncoro dalam (Ginting dan Situmorang, 2008:80)

suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika memberikan nilai

Cronbach 's alpha > 0,60 atau nilai Cronbach ‘s Alpha > 0,80.

Tabel 3.4 Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.900 15

Sumber : Hasil pengolahan SPSS 22.0 (2015)

3.10 Metode Analisis Data 3.10.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan metode penganalisaan yang dilakukan

dengan cara menentukan data, mengelompokkan data dan menginterpretasikan

data sehingga dapat memberikan gambaran masalah yang dihadapi (Sumarni,

2005: 102). Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh

sejumlah responden penelitian.

3.10.2 Uji Asumsi Klasik 3.10.2.1 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah

data mengikuti atau mendekati distribusi normal (Situmorang dan Lufti,

2012:100). Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

(47)

3.10.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup

mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama,

dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homoskedastisitas. Sedangkan

jika varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedastisitas (Situmorang dan

Lufti, 2012:108).Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan pendekatan grafik dan statistik melalui pendekatan grafik. 3.10.3 Metode Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linier antara dua

atau lebih variabel independen (X1, X2,…..Xn) dengan variabel dependen (Y).

Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan

positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila

nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.

Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Model

Persamaan Regresi Linier Berganda sebagai berikut :

Y = a +b1X1 + b2X2

Keterangan :

Y = Keberhasilan Usaha

X1 = Perilaku Wirausaha

X2 = Dukungan Keluarga

a = Konstanta

(48)

3.10.4 Pengujian Hipotesis Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh perilaku wirausaha dan dukungan keluarga

terhadap keberhsilan pengusaha maka silakukan pengujian dengan menggunakan :

a) Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji-t menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas (perilaku wirausaha

dan dukungan keluarga) terhadap variabel terikat (keberhasilan pengusaha).

kriteria pengujiannya adalah :

H0 : bi = 0

Artinya perilaku wirausaha dan dukungan keluarga sebagai variabel bebas

tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan pengusaha.

H0 : bi ≠ 0

Artinya pengaruh perilaku wirausaha dan dukungan keluarga berpengaruh

positif dan signifikan terhadap keberhasilan pengusaha.

Kriteria pengambilan keputusan:

a. Dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel, maka H0 diterima dan H1

ditolak. Apabila ttabel < thitung, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

b. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi. Apabila angka

probabilitas signifikansi > 0,1, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Apabila

angka probabilitas signifikansi < 0,1, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

b) Uji F (Uji secara Serempak/Simultan)

Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara serentak atau bersama -sama

variabel independen (Perilaku Wirausaha dan Dukungan Keluarga) terhadap

(49)

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

H diterima atau Haditolak jika Fhitung<Ftabel pada �= 10%

H ditolak dan Ha diterima jika Fhitung>Ftabel pada �=10%

c) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar nilainya (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas

perilaku wirausaha (X1) dan dukungan keluarga (X2) adalah benar terhadap

variabel terikat keberhasilan pengusaha (Y).

Berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh

(50)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Umum Pasar Ikan Lama 4.1.1 Profil Singkat Pasar Ikan Lama

Nama Pajak Ikan Lama memang sudah tidak asing lagi bagi penduduk kota

Medan. Bahkan tempat ini juga terkenal hingga ke negara luar seperti Malaysia.

Pajak Ikan Lama adalah sebutan untuk pasar kain atau bahan pakaian yang

terletak di Jalan Perniagaan. Pasar yang dibangun pada masa kolonial Belanda ini

populer sebagai tempat untuk berburu aneka jenis kain dan pakaian. Para

wisatawan lokal maupun manca negara selalu menyempatkan diri singgah di pasar

ini. Ada yang sekadar menikmati suasana pasar atau sengaja mencari kain dan

pakaian jadi.

Ketua Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial (Pussis) Unimed, Dr. Phil

Ichwan Ashari mengatakan, pada zaman kolonial, wilayah Kesawan merupakan

pusat perdagangan di Sumut yang lambat laun menjadi wilayah pemerintahan.

Sejarawan Belanda, Dirk A Buiskool yang meneliti Pasar Ikan mengungkapkan,

kawasan itu termasuk situs sejarah. Bukan hanya lantaran usianya, tetapi juga

nilai sejarahnya yang menarik. Awalnya, Pajak Ikan Lama dibuka tahun 1890

oleh konglomerat Medan keturunan Tionghoa, Cong A Fie, atas permintaan

Pemerintah Belanda. Tempat itu, mulanya, menjadi pusat perdagangan ikan,

(51)

Pasar tersebut dikenal dengan julukan Pasar Ikan Lama karena dahulunya

daerah itu adalah pusat pelayaran di Medan. Jadi pada saat itu hasil tangkapan laut

seperti ikan, udang dan sebagainnya banyak dijual di tempat tersebut. Namun

ketika pelabuhan Belawan sudah dibuka, maka tidak ada lagi orang yang

berjualan ikan. Kemudian kebanyakan pedagang baru berdatangan dan berjualan

produk tekstil.

` Sampai saat ini, Pajak Ikan Lama terkenal dengan bahan kainnya yang

bagus dan murah. Karena lokasinya yang sangat strategis, banyak konsumen yang

sering berkunjung. Tidak hanya penduduk kota Medan sekitar saja yang

berkunjung tetapi banyak juga yang datang dari Aceh, Riau, Padang, dan bahkan

dari Malaysia. Banyaknya Toko yang berdiri di lokasi tersebut, sehingga

memberikan banyak macam ragam pilihan untuk pengunjung memilah-milih

bahan kain yang diinginkan. Tidak hanya bahan kain seperti sutra, satin, chiffon,

renda, dan jenis kain lainnya saja yang dijual di Pajak Ikan Lama, namun juga ada

pedagang yang menjual baju, mukena, jilbab, sajadah, dan sebagainya.

Sebagai pusat perbelanjaan kain terbesar di Medan bahkan di Sumatera

bagian barat, Pajak Ikan Lama sekaligus telah menjadi daya tarik wisata bagi turis

mancanegara. Dengan kata lain, meski tidak pernah diproyeksikan demikian,

pasar kain ini telah menjadi ikon wisata belanja di Medan sejak beberapa tahun

belakangan ini. Bukan hanya berburu bahan tekstil, tapi Pajk Ikan Lama ini juga

(52)

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden

Metode analisis deskriptif adalah cara merumuskan dan menafsirkan data

yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan,

penyusunan, penganalisisan data, sehingga dapat diketahui gambaran umum dari

objek yang diteliti (Sugiyono,2006: 209). Data utama dalam penelitian ini adalah

informasi dari responden dan pernyataan-pernyataan untuk mendapatkan

informasi yang dibutuhkan dalam menganalisis masalah penelitian yang

dirumuskan.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan

(kuesioner). Jumlah pertanyaan seluruhnya adalah 15 butir pertanyaan yakni 5

butir pertanyaan untuk variabel Perilaku Wirausaha (X1), 5 butir pertanyaan

untuk variabel Dukungan Keluarga (X2), dan 5 butir pertanyaan untuk variabel

Keberhasilan Pengusaha (Y).

Analisis deskriptif pada penelitian ini diperoleh dari penyebaran kuesioner

kepada 60 orang responden para pedagang di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama

Medan. Kuesioner berisikan deskripsi responden dan jawaban atas pertanyaan

yang diberikan. Karateristik responden dalam penelitian ini adalah berdasarkan

(53)

1. Analisis deskriptif responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase (%)

Laki-laki 42 70

Perempuan 18 30

Jumlah 60 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data diolah)

Dari Tabel 4.1 terlihat bahwa karateristik responden berdasarkan jenis

kelamin adalah 42 orang responden (70%) berjenis kelamin laki-laki dan 18

orang responden (30%) berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa

jumlah pedagang (wirausaha) laki-laki lebih dominan dibandingkan dengan

pedagang (wirausaha) perempuan dengan tingkat perbedaan jumlah yang tidak

terlalu besar, agar pedagang (wirausaha) laki-laki dan pedagang (wirausaha)

perempuan dapat saling melengkapi dalam berwirausaha.

2. Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.2

Karateristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Responden Jumlah Responden Persentase (%)

< 20 - -

Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa karateristik responden berdasarkan

usianya adalah 9 orang responden (15%) berusia 21-30 tahun. 20 orang responden

(54)

tahun, dan 4 orang responden (6,7%) berusia >50 tahun. Tabel 4.2 menunjukkan

bahwa mayoritas usia responden 41-50 tahun sebesar (45%). Hal ini menunjukkan

bahwa usia 41-50 tahun merupakan usia yang masih produktif. Dengan demikian

pedagang yang berada di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama adalah pedagang yang

produktif. Karateristik pedagang pada masa produktif cenderung suka bekerja.

Selain itu dapat dilihat bahwa responden yang memiliki usia >50 tahun sangat

sedikit jumlahnya. Hal ini dikarenakan banyak yang berusia >50 sudah diteruskan

oleh anaknya.

3. Analisis deskriptif responden berdasarkan status Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Status

Status Responden Jumlah Responden Persentase (%)

Menikah 53 88,3

Belum menikah 7 11,7

Jumlah 60 100

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data diolah)

Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa karateristik responden berdasarkan

statusnya adalah 53 orang responden (88,3%) berstatus menikah. 7 orang

responden (11,7%) berstatus belum menikah. Tabel 4.3 menunjukkan bahwa

mayoritas responden berstatus menikah yang berwirausaha 53 orang responden

sebesar (88,3%). Hal ini menunjukkan bahwa responden yang berstatus menikah

lebih banyak berwirausaha dikarenakan adanya dorongan dari faktor keluarga dan

(55)

4. Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.4

Karateristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)

SD - -

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa karateristik responden berdasarkan

tingkat pendidikan adalah 2 orang responden (3,3%) berpendidikan SMP, 34

orang responden (56,7%) berpendidikan SMA dan 24 orang responden (40%)

berpendidikan Sarjana (S-1). Dari data tersebut disimpulkan bahwa pada pasar

ikan lama lebih banyak pedagang (wirausaha) dengan tingkat pendidikan SMA.

Dari data diatas disimpulkan bahwa di pasar ikan lama pedagang (wirausaha)

dengan tingkat pendidikan SMA sudah dapat berwirusaha dengan pengetahuan

yang didapat pada saat sekolah dahulu.

5. Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Tahun Memulai Usaha Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Memulai Usaha Tahun Memulai

Usaha Jumlah Responden Persentase (%)

(56)

Tahun Memulai

Usaha Jumlah Responden Persentase (%)

1987 1 1,7

Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa karateristik responden berdasarkan

tahun memulai usaha berbeda-beda. Dilihat dari tahun memulai usaha para

responden yang memulai usaha, pada tahun 1995 terdapat 6 orang responden.

4.2.2. Analisis Deskriptif Variabel

Gambar

Tabel 1.1 Keterangan Beberapa Toko Kain
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Table 3.1 Operasional Variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I Untuk mengetahui peningkatan kemampuan lempar cakram di SDN 05 Terduk Dampak dengan modivikasi kayu cetak yang di disain untuk membuat

Perkembangan teknologi membawa pengaruh positif maupun negatif. Pengaruh negatif tersebut salah satunya penyimpangan remaja. Hal ini sangat rentan terjadi pada pelajar, dengan

Penelitian yang penulis lakukan berbeda dengan penelitian Mudiarta yang melihat bagaimana kegagalan pengembangan agribisnis juga diyakini merupakan akibat ketidakmerataan sumber

menemukan dunia sesunguhnya yang tadi di kurung di kelas ketika melihat halaman sekolahan khususnya lari 40 m denganbermain sisiwa akan tidak sadar dalam

Intrinsik (non alergik) : Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui,.2. seperti udara dingin

Hal tersebut berarti bahwa nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (0,000&lt;0,05), artinya ada pengaruh anticipatory guidance terhadap praktik toilet training

[r]

Dengan semua latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka penelitian ini dilakukan pada karyawan Bank Tabungan Negara Syariah Kantor Cabang Semarang dengan