SKRIPSI
PENGARUH PERILAKU WIRAUSAHA DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEBERHASILAN PENGUSAHA KAIN (STUDI KASUS
PADA PEDAGANG KAIN DI JL. PERNIAGAAN PASAR IKAN LAMA MEDAN)
OLEH
M. GUNTUR ADIPUTRA 090502203
PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
PENGARUH PERILAKU WIRAUSAHA DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PENGUSAHA KAIN
(Studi Kasus Pada Pedagang Kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku wirausaha dan dukungan keluarga berpengaruh terhadap keberhasilan pengusaha kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal dengan menggunakan analisis regresi linier berganda untuk melihat pengaruh perilaku wirausaha dan dukungan keluarga terhadap keberhasilan pengusaha. Subjek penelitian ditujukan kepada para pengusaha kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa hubungan antar perilaku wirausaha dan dukungan keluarga terhadap keberhasilan pengusaha sebesar 52,8% yang berarti memiliki hubungan yang cukup erat. Jika ditinjau dari pengaruh parsial (Uji t), variabel perilaku wirausaha adalah variabel yang dominan mempengaruhi variabel keberhasilan pengusaha.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF ENTREPRENEURIAL BEHAVIOR AND FAMILY SUPPORT TOWARD THE SUCCESS OF
THE ENTREPRENEUR FABRIC
(Case Study On The Fabric Merchants Perniagaan Street Pasar Ikan Lama Medan)
This research aims to know the entrepreneur’s behaviour and family support to the success of entrepreneurs fabric on Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.
The type of research that is associative research causal by using multiple linear regression analysis to see the influence of entrepreneur’s behaviour and family support to the success of entrepreneurs. The subject is addressed to entrepreneurs fabric on Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.
Based on the test results the coefficient of determination (R2) indicates that the relationships between entrepreneur’s behaviour and family support to the success of the entrepreneurs of 52,8% which means to have a relationship that is quite closely. If the partial influence of (t-test), entrepreneur’s behaviour variable was dominant variable affects variables success of entrepreneurs.
Keywords : Entrepreneur’s Behaviour, Family Support, The Success Of
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Karena atas berkah, rahmat, dan izinNya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Perilaku Wirausaha dan Dukungan Keluarga Terhadap Keberhasilan Pengusaha Kain (Studi Kasus Pada Pedagang Kain Di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan)”. Shalawat dan salam tak lupa penulis panjatkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh dukungan, bimbingan, semangat, nasehat, doa, dan bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta Bapak Alm. Ruslan Hakim dan Ibu Erna Yanti yang telah memberikan cinta, kasih sayang, dan doa yang tak henti-hentinya selama ini. Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M. Ec. Ac, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, ME dan Ibu Dra. Marhayanie, Msi selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi dan Ibu Dra. Friska Sipayung, MSi selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi , SE, MSi selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, arahan, bantuan, dan motivasi kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, MSi selaku dosen pembaca penilai atas saran dan masukan yang diberikan kepada penulis.
6. Seluruh staf/pegawai Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
7. Sahabat-sahabat tercinta, yang telah memberikan masukan dan semangat dalam penyusunan skripsi, Melisa Zuriani Hasibuan, Lani Novita Sari, Diantha Rizky, Rahmat Hidayatullah, Ivan Saputra, Faisal Fadli, Nofriska Krissanya, Fanni Novianing, Selli Ayu Pratiwi, M. Hafis, Prima Yudha Aditya, Yosico Vita Ningsih, Sufratiwi Evayanti, Herlimiansyah Sitorus, Diastin Yutika, M. Ari Risfiansyah, Gufran Yusren, Dr. Isyraqi OF, Krisna Savindo, dan M. Qaedimas.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan pengulasan skripsi. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, Juli 2015 Penulis
DAFTAR ISI
2.1.2 Perilaku Wirausaha ... .11
2.1.3 Dukungan Keluarga ... .14
3.5 Skala Pengukuran Variabel ... .28
3.6 Populasi dan Sampel ... .29
3.8 Metode Pengumpulan Data ... .31
3.8.1 Wawancara (interview) ... .31
3.8.2 Observasi ... .31
3.8.3 Studi Dokumentasi ... .31
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... .32
3.9.1 Uji Validitas ... .32
3.9.2 Uji Reliabilitas ... .33
3.10 Metode Analisis Data ... .34
3.10.1 Metode Analisis Deskriptif ... .34
3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... .34
3.10.2.1 Uji Normalitas ... .34
3.10.2.2 Uji Heteroskedastisitas ... .35
3.10.3 Metode Analisis Linier Berganda ... .35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... .38
4.1 Deskripsi Umum Pasar Ikan Lama ... .38
4.1.1 Profil Singkat Pasar Ikan Lama ... .38
4.2 Hasil Penelitian ... .40
4.2.1 Analisis Deskriptif Responden ... .40
4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ... .44
4.2.3 Uji Asumsi Klasik ... .49
4.2.3.1 Uji Normalitas ... .49
4.2.3.1.1 Pendekatan Histogram ... .49
4.2.3.1.2 Pendekatan Grafik ... .50
4.2.3.2 Uji Heteroskedastisitas ... .50
4.2.3.3 Uji Multikolinearitas ... .51
4.2.4 Analisis Regresi Linear Berganda ... .52
4.2.4.1 Pengujian Koefisien Determinan (R²) ... .52
4.2.4.2 Uji F (Uji Secara Serempak/Simultan) ... .53
4.2.4.3 Uji t (Uji Parsial) ... .55
4.3 Pembahasan ... .57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... .60
5.1 Kesimpulan ... .60
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
Tabel 1.1 Keterangan Beberapa Toko Kain Jl. Perniagaan
Pasar Ikan Lama Medan ... .6
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... .22
Tabel 3.1 Operasional Variabel ... .27
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... .29
Tabel 3.3 Uji Validitas ... .33
Tabel 3.4 Uji Reabilitas ... .34
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... .41
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... .41
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status ... .42
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... .43
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Memulai Usaha .... .43
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Faktor Pribadi .45 Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keluarga ... .46
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keberhasilan Pengusaha ... .47
Tabel 4.9 Uji Multikolinearitas ... .52
Tabel 4.10 Koefisien Determinan (R²) ... .53
Tabel 4.11 Uji F (Uji Secara Serempak/Simultan) ... .54
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... .24
Gambar 4.1 Histogram ... .49
Gambar 4.2Normal P-Plot of Regression Standardized Residual ... .50
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Hasil Deskriptif Responden
Lampiran 3 Hasil Deskriptif Variabel
ABSTRAK
PENGARUH PERILAKU WIRAUSAHA DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PENGUSAHA KAIN
(Studi Kasus Pada Pedagang Kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku wirausaha dan dukungan keluarga berpengaruh terhadap keberhasilan pengusaha kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal dengan menggunakan analisis regresi linier berganda untuk melihat pengaruh perilaku wirausaha dan dukungan keluarga terhadap keberhasilan pengusaha. Subjek penelitian ditujukan kepada para pengusaha kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa hubungan antar perilaku wirausaha dan dukungan keluarga terhadap keberhasilan pengusaha sebesar 52,8% yang berarti memiliki hubungan yang cukup erat. Jika ditinjau dari pengaruh parsial (Uji t), variabel perilaku wirausaha adalah variabel yang dominan mempengaruhi variabel keberhasilan pengusaha.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF ENTREPRENEURIAL BEHAVIOR AND FAMILY SUPPORT TOWARD THE SUCCESS OF
THE ENTREPRENEUR FABRIC
(Case Study On The Fabric Merchants Perniagaan Street Pasar Ikan Lama Medan)
This research aims to know the entrepreneur’s behaviour and family support to the success of entrepreneurs fabric on Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.
The type of research that is associative research causal by using multiple linear regression analysis to see the influence of entrepreneur’s behaviour and family support to the success of entrepreneurs. The subject is addressed to entrepreneurs fabric on Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.
Based on the test results the coefficient of determination (R2) indicates that the relationships between entrepreneur’s behaviour and family support to the success of the entrepreneurs of 52,8% which means to have a relationship that is quite closely. If the partial influence of (t-test), entrepreneur’s behaviour variable was dominant variable affects variables success of entrepreneurs.
Keywords : Entrepreneur’s Behaviour, Family Support, The Success Of
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memiliki definisi menurut
Undang-Undang No. 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat
yang memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp 1.000.000.000 dan memiliki
kekayaan bersih, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, paling banyak
Rp 200.000.000. Keberadaan UKM sebagai bagian dari seluruh entitas usaha
nasional merupakan wujud nyata kehidupan ekonomi yang beragam di Indonesia.
Usaha kecil, dan menengah (UKM) memiliki peranan penting dalam
perekonomian di Indonesia. UKM mengakibatkan berkurangnya pengangguran
yang tidak terserap dalam dunia kerja dan sektor UKM telah dijadikan agenda
utama dalam pembangunan ekonomi Indonesia, dikarenakan telah terbukti
tangguh ketika terjadi krisis ekonomi 1998. (Mudradjad, Harian Bisnis Indonesia
pada tanggal 21 Oktober 2008)
Peranan penting UKM terhadap perekonomian di Indonesia tidak lepas dari
keberhasilan usaha tersebut. Sebuah UKM dikatakan meraih keberhasilan usaha
jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah,
perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari usaha tersebut
bertambah (Nasution, 2001:12).
Menurut Dalimunthe (2003) keberhasilan usaha yaitu keuntungan, jumlah
penjualan dan pertumbuhan usaha mempunyai hubungan signifikan terhadap
sebuah produk, dan keuntungan akan tercapai apabila harga pokok produksi telah
tercapai.
Jumlah penjualan merupakan total penjualan produk atau jasa, dan akan
meningkat apabila barang yang tersedia habis terjual. Pertumbuhan usaha adalah
peningkatan aktivitas usaha pada periode tertentu, serta diikuti dengan
meningkatnya laba, pelanggan serta nama baik.
Setiap pengusaha kecil dan menengah (UKM) menginginkan usaha yang
dikelolanya berhasil dan berkembang sampai ke generasi. Seorang pengusaha
harus memiliki kemampuan, kemauan, dan pengetahuan berwirausaha untuk
mencapai keberhasilan dalam berwirausaha (Suryana, 2008:4).
Pengetahuan yang dimaksud, yakni pengetahuan mengenai usaha yang akan
dimasuki/dirintis dan lingkungan usaha yang ada, pengetahuan tentang peran dari
tanggung jawab, dan pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.
Kemampuan (keterampilan) seorang pengusaha, yaitu mampu mengatur strategi
dan memperhitungkan resiko, menciptakan nilai tambah dalam bentuk kreatifitas,
mampu memimpin dan mengelola, berkomunikasi dan berinteraksi, serta
keterampilan teknik usaha yang akan dilakukan.
Ada kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan tidak akan
membuat seseorang menjadi pengusaha yang sukses. Memiliki kemampuan dan
pengetahuan tetapi tidak disertai kemauan juga tidak akan membuat wirausaha
mencapai kesuksesan.
Alasan UKM yang bermula dengan keberhasilan disebabkan oleh
mengembangkan usaha tersebut bergantung kepada para pengusaha itu sendiri
memanfaatkan keterampilan bisnisnya untuk memuaskan pelanggan.
Wirausaha dituntut untuk mampu menilai peluang dan kesempatan bisnis
secara tepat, serta mengelola sumber daya dan dana secara baik melalui keputusan
yang tepat yang memberi pengaruh kepada perolehan laba. Wirausaha sebagai
individu yang dituntut memiliki kemauan kerja yang keras dan didorong suatu
motivasi yang tinggi untuk mencapai keberhasilan usahanya (Ranto, 2007:22)
Menurut Sulipan (Suhela, 2010:22) Ciri-ciri wirausahawan adalah
mempunyai kemauan yang kuat untuk berwirausaha, mempunyai perjuangan yang
tidak mengenal lelah dalam berwirausaha, percaya pada keyakinan terhadap diri
sendiri untuk maju, bertanggung jawab atas kemampuan dan kemajuan dalam
bidang usahanya, pandai dalam cara bernegosiasi untuk memajukan bidang
usahanya, berfikir positif untuk maju dalam bidang usahanya, serta berinisiatif,
kreatif, dan disiplin terhadap kegiatan usahanya. Pembentukan perilaku pengusaha
ini berkaitan dengan apa yang terjadi didalam keluarga.
Menurut Hisrich dan Peters (Susanto, 2009:31) banyak hal yang menjadi
latar belakang seorang wirausaha. Beberapa hal yang telah dipastikan berpengaruh
besar dalam pembentukan bisnis adalah berasal dari lingkungan keluarga,
pendidikan (pendidikan dalam keluarga, pendidikan formal, dan pendidikan
informal), nilai pribadi (nilai pribadi biasanya berskala pada kepemimpinan,
semangat, agresif, perbuatan baik, kecocokan, kreatifitas, dan kejujuran), dan
Faktor-faktor seperti cinta, komitmen, kepercayaan, dan proses percaya diri
pada anggota keluarga akan menjadi senjata ampuh sebuah keluarga dalam
menjalankan bisnis. Kesuksesan berasal dari sebuah keluarga, bila dalam keluarga
terbiasa saling menyayangi dan mendukung, akan menghasilkan individu yang
optimis dan sukses.
Faktor keluarga juga diperlukan dalam keberhasilan berwirausaha, dengan
adanya motivasi atau dukungan dari keluarga, seorang wirausaha akan gigih
dalam menjalankan usahanya. Dukungan keluarga terdiri dari informasi verbal
atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh
orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungannya atau yang berupa
kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional dan
berpengaruh pada tingkah laku penerimanya (Sarwono, 2003).
Dukungan keluarga dapat menjadi motivasi dalam berwirausaha, dan juga
memiliki efek besar terhadap pengusaha. Semangat dari keluarga sangat
diperlukan oleh seseorang agar usaha yang dijalankan dapat bertahan dan
berkembang dengan sukses.
Peneliti tertarik meneliti kawasan Pasar Ikan Lama yang diketahui sudah
bertahun-tahun menjadi kawasan UKM di Medan dan orang Sumatera Utara
menyebutnya Pajak Ikan Lama. Ramainya pengunjung ke Pasar Ikan Lama tidak
terlepas dari sejarah perdagangan di tempat ini dan kegiatan jual beli resmi
Barang dagangan yang dijual pada waktu itu di pasar ini adalah ikan hasil
laut Belawan yang diangkut dengan tongkang melalui Sungai Deli. Ada pedagang
yang menjual daging dan sayur-mayur.
Peta perniagaan pun agak berubah pada 1933. Pemerintah Belanda
membangun pasar yang lebih besar dan modern yaitu Pasar Sentral, sekarang
disebut Pusat Pasar dan Sungai Deli lama-kelamaan tak lagi bisa dilayari sehingga
hasil laut dibawa menggunakan jalur darat.
Barang dagangan di Pasar Ikan Lama berubah. Produk tekstil, seperti
busana muslim, kerudung, batik, kain panjang, kain pelekat, aneka karpet,
perangkat salat, perangkat berhaji, hingga busana tradisional mulai mendominasi
dan berbagai cenderamata mata juga dijual di sini, bahkan Air Zam-zam pun
tersedia.
Pedagang di tempat ini terdiri dari beragam etnik, termasuk Minang,
Mandailing, keturunan Arab juga cukup menonjol, sedangkan pedagang Tionghoa
umumnya menjual tekstil bahan pakaian. Pasar ini terkenal di kalangan penduduk
setempat dan wisatawan, biasanya penuh sesak pada minggu-minggu menjelang
liburan seperti Idul Fitri dan Tahun Baru (http://www.merdeka.com/peristiwa/
cerita-pasar-ikan-medan-yang-malah-jadi-sentra-tekstil.html/2012).
Peneliti telah melakukan survei awal pada pedagang di Pasar Ikan Lama dan
berdasarkan hasil wawancara terhadap pedagang yang berada di lokasi tersebut,
terdapat keterangan kepribadian dan keluarga beberapa pengusaha kain. Semua
pengusaha menginginkan usaha yang dikelolanya berhasil, tetapi pada kenyataan
Tabel 1.1
Keterangan Beberapa Toko Kain Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan Nama tidak mencampuri usaha yang dijalankan.
8 tahun
Toko Tri Jaya Tex
Rp. 30.000.000,- 5 orang Keluarga berperan dalam menjalankan usaha. terlibat dalam berdiri maupun jalannya usaha.
Semua pengusaha berdasarkan hasil observasi mengatakan keinginan untuk
lebih berkembang dan besar, tetapi dilihat dari tabel di atas terdapat banyak
perbedaan antar pengusaha. Ada yang memiliki jumlah pendapatan sampai 40 juta
dan ada juga yang memiliki pendapatan 15 juta perbulannya, dan berdasarkan
hasil observasi peneliti terdapat 23 toko dari 60 toko mengalami penurunan omzet
dalam 2 tahun terakhir.
Masalah tersebut yang menarik minat peneliti untuk meneliti seberapa besar
pengaruh faktor kepribadian dan dukungan keluarga terhadap keberhasilan
seorang pengusaha. Fenomena yang terjadi bahwa terdapat perbedaan
keberhasilan di setiap pengusaha kain, ada yang berhasil dan tidak berhasil.
Pengusaha memiliki cara tersendiri dalam menjalankan dan
mengembangkan usahanya dan disertai dengan ada dan tidaknya dukungan dari
tertarik untuk mengetahui pengaruh perilaku wirausaha dan dukungan keluarga
terhadap keberhasilan pengusaha kain di Pasar Ikan Lama, sehingga penulis
memutuskan untuk membuat penelitian yang berjudul “Pengaruh Perilaku Wirausaha Dan Dukungan Keluarga Terhadap Keberhasilan Pengusaha Kain” (Studi Kasus Pada Pedagang Kain Di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama
Medan).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian ini, dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut: “apakah perilaku wirausaha dan dukungan keluarga dapat mempengaruhi keberhasilan pengusaha?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku wirausaha
dan dukungan keluarga berpengaruh terhadap keberhasilan pengusaha kain di Jl.
Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai syarat
untuk mendapatkan gelar Strata-1 Fakultas Ekonomi dan bisnis, dan sebagai
bahan meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh perilaku
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Wirausaha
Secara etimologis, wirausaha merupakan terjemahan dari kata entrepreneur
yang berasal dari bahasa Perancis entreprende. Kata entrepreneur atau wirausaha dalam bahasa Indonesia merupakan gabungan dari wira (gagah, berani, perkasa)
dan usaha (bisnis) sehingga istilah wirausaha dapat diartikan sebagai orang yang
berani atau perkasa dalam usaha/bisnis.
Menurut Riyanti (Arman, 2007:3) wirausaha adalah orang yang
menciptakan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan, mengembangkan, dan
melembagakan perusahaan miliknya sendiri serta bersedia mengambil resiko
pribadi untuk menemukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan
potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola, dan menentukan cara
produksinya, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkan
produknya, serta mengatur permodalan operasinya.
Menurut Salim (Anoraga, 2002:137) wirausaha didefinisikan sebagai
semangat, perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif
terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan
yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, dengan selalu berusaha mencari
dan melayani langganan lebih banyak dan lebih baik, serta menciptakan dan
menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih
kemampuan manajemen. Menurut Drucker (Musrofi, 2003:12) setiap orang yang
memiliki keberanian untuk mengambil keputusan dapat belajar menjadi
wirausaha, dan berperilaku seperti wirausaha.
Kewirausahaan lebih merupakan perilaku daripada gejala kepribadian, yang
dasarnya terletak pada konsep dan teori, bukan pada intuisi semata. Sebagian
besar pendorong perubahan, inovasi, dan kemajuan di perekonomian kita akan
datang dari para wirausaha; orang-orang yang memiliki kemampuan untuk
mengambil resiko dan mempercepat pertumbuhan ekonomi (Justin, 2001:4),
sedangkan menurut Elly (Winardi, 2003:3) menyatakan bahwa seorang wirausaha
mengorganisasi dan mengoperasikan sebuah perusahaan untuk mencapai
keuntungan pribadi.
Wirausaha adalah seorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya
sistem ekonomi perusahaan yang bebas. Wirausaha meliputi semua pemilik
manajer yang aktif dan melibatkan anggota generasi kedua dari pemilik
perusahaan dan pemilik-manajer yang membeli hak kepemilikan perusahaan.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, kepribadian wirausaha dapat
diartikan sebagai keseluruhan cara seorang untuk berinteraksi memberikan
tanggapan yang positif terhadap peluang berusaha dan secara kreatif
menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola, dan
menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk,
memasarkan produk, serta mengatur permodalan operasi perusahaannya untuk
memperoleh keuntungan bagi diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada
inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang
menuju sukses (Suryana, 2008:2).
Kreativitas dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang
berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas dan inovasi tersebut pada
akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat.
Wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan menemukan dan
mengevaluasi peluang-peluang menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
dengan yang sudah ada sebelumnya, mengumpulkan sumber daya yang
diperlukan dan bertindak untuk memperoleh keuntungan dari peluang-peluang itu
(Kasmir, 2006:15). Menurut Alma (Tanjung, 2012:7) ciri dan watak seorang
wirausaha yaitu:
1. Percaya diri yang kuat, yaitu kepercayaan (keteguhan), ketidaktergantungan,
kepribadian mantap, dan optimisme.
2. Berorientasikan tugas dan hasil, yaitu kebutuhan atau harus akan berprestasi,
berorientasikan laba atau hasil, tekun dan tabah, mempunyai tekad, kerja keras,
motivasi serta energik dan penuh inisiatif.
3. Pengambilan resiko, diantaranya mampu mengambil risiko dan suka pada
tantangan.
4. Kepemimpinan, yaitu mampu memimpin, dapat bergaul dengan orang lain, dan
dapat menanggapi saran dan kritik.
5. Keorisinilan, yaitu inovatif (pembaharu), kreatif, fleksibel, banyak sumber, dan
2.1.2 Perilaku Wirausaha
Menurut Miner (Hutagalung, 2008:7), ada empat tipe kepribadian
wirausaha, yaitu:
1. The Personal Achiever. Ciri-ciri wirausaha tipe ini adalah: a. Memiliki kebutuhan berprestasi;
b. Memiliki kebutuhan akan umpan balik;
c. Memiliki kebutuhan perencanaan dan penetapan tujuan;
d. Memiliki inisiatif pribadi yang kuat;
e. Memiliki komitmen pribadi yang kuat untuk organisasi;
f. Percaya bahwa satu orang dapat memainkan peran penting;
g. Percaya bahwa pekerjaan seharusnya dituntun oleh tujuan pribadi bukan
oleh hal lain.
2. The Supersales Person. Ciri-ciri wirausaha tipe ini adalah: a. Memiliki kemampuan memahami dan mengerti orang lain;
b. Memiliki keinginan untuk membantu orang lain;
c. Percaya bahwa proses-proses social sangat penting;
d. Kebutuhan memiliki hubungan positif yang kuat dengan orang lain;
e. Percaya bahwa bagian penjualan sangat penting untuk melaksanakan
strategi perusahaan.
3. The Real Manager. Ciri-ciri wirausaha tipe ini adalah: a. Keinginan untuk menjadi pemimpin perusahaan;
b. Ketegasan;
d. Keinginan untuk bersaing;
e. Keinginan berkuasa;
f. Keinginan untuk menonjol di antara orang-orang lain.
4. The Expert Idea Generation. Ciri-ciri wirausaha tipe ini adalah: a. Keinginan untuk melakukan inovasi;
b. Menyukai gagasan-gagasan;
c. Percaya bahwa pengembangan produk baru sangat penting untuk
menjalankan strategi dan organisasi;
d. Intelegensi yang tinggi;
e. Ingin menghindari resiko.
Cunningham (Riyanti, 2003:31) berdasarkan wawancara terhadap 175
wirausaha dan manajer professional di Singapura tentang alasan-alasan
keberhasilan usaha, mencatat bahwa keberhasilan usaha terkait erat dengan
hal-hal sebagai berikut :
1. Sifat kepribadian (49%), seperti memiliki keinginan untuk melakukan
pekerjaan dengan baik, memiliki keinginan untuk berhasil, dan memiliki
motivasi diri, percaya diri, berpikir positif, memiliki komitmen dan sabar.
2. Kemampuan berhubungan dengan pelanggan (17%), yaitu jujur, ramah, adil
pada pelanggan, staf dan kemampuan berhubungan baik dengan orang lain.
3. Kemampuan memahami lingkungan bisnis (15%), yaitu kemampuan belajar
dari pihak pesaing, kemampuan tentang bidang usaha, kemauan untuk belajar,
4. Orientasi ke masa depan dan fleksibilitas (11%), yaitu berorientasi tujuan,
kreatif, dan kemauan mengambil resiko, memiliki visi dan gambaran mental
masa depan.
5. Kesadaran pribadi (4%), yaitu mengetahui kekuatan dan kelemahan diri, serta
mampu menerima kesalahan.
6. Faktor lain (4%).
Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan,
kemampuan, dan kemauan. Ada kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan dan
pengetahuan tidak akan membuat seseorang menjadi wirausaha yang sukses.
Memiliki kemampuan dan pengetahuan tetapi tidak disertai kemauan juga
tidak akan membuat wirausaha mencapai kesuksesan. Menurut Suryana (2008:4)
wirausaha harus memiliki beberapa pengetahuan, yakni:
1. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan
usaha yang ada.
2. Pengetahuan tentang peran dari tanggung jawab.
3. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.
Menurut Suryana (2008:5) keterampilan yang harus dimiliki wirausaha
diantaranya:
1. Keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan
resiko.
2. Keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah.
3. Keterampilan dalam memimpin dan mengelola.
5. Keterampilan teknik usaha yang akan dilakukan.
Menurut Suryana (2008:16) faktor-faktor penyebab keberhasilan dalam
berwirausaha, yaitu:
1. Kemampuan dan kemauan
Orang yang tidak memiliki kemampuan tetapi banyak kemauan dan orang yang
memiliki kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan
menjadi seorang wirausaha yang sukses.
2. Tekad yang kuat dan kerja keras
Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat tetapi mau bekerja keras dan orang
yang suka bekerja keras tetapi tidak memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak
akan menjadi wirausaha yang sukses
3. Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihkan ketika ada kesempatan.
Ada beberapa karakter atau perilaku yang diperlukan agar seorang
wirausaha berhasil dan setiap individu dalam usahanya agar menjadi pengusaha
yang berhasil, memiliki reaksi yang berbeda terhadap tantangan dan kesempatan
yang ada. Pengusaha yang berhasil adalah pengusaha yang mengetahui bagaimana
memanfaatkan sumber daya yang ada demi memenuhi kebutuhan konsumen, serta
merubah tantangan menjadi kesempatan dalam berusaha.
2.1.3 Dukungan Keluarga
Menurut Sarwono (2003) dukungan adalah suatu upaya yang diberikan
kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut
dalam melaksanakan kegiatan. Dukungan keluarga juga didefinisikan sebagai
yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam
lingkungannya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan
keuntungan emosional dan berpengaruh pada tingkah laku penerimanya.
Menurut Feiring dan Lewis (Friedman, 1998), faktor-faktor yang
mempengaruhi dukungan keluarga adalah kelas sosial ekonomi orangtua. Kelas
sosial ekonomi meliputi tingkat pendapatan atau pekerjaan orang tua dan tingkat
pendidikan.
Suatu hubungan yang lebih demokratis dan adil mungkin ada dalam
keluarga kelas menengah, sementara dalam keluarga kelas bawah, hubungan yang
ada lebih otoritas atau otokrasi. Orang tua dengan kelas sosial menengah
mempunyai tingkat dukungan, afeksi dan keterlibatan yang lebih tinggi daripada
orang tua dengan kelas sosial bawah.
Komponen-komponen dukungan keluarga menurut Friedman (1998) terdiri
dari:
1. Dukungan Penilaian
Dukungan ini juga merupakan dukungan yang terjadi bila ada ekspresi
penilaian yang positif terhadap individu. Individu mempunyai seseorang yang
dapat diajak bicara tentang masalah mereka, terjadi melalui ekspresi
pengaharapan positif individu kepada individu lain, penyemangat, persetujuan
terhadap ide-ide atau perasaan seseorang dan perbandingan positif seseorang
Dukungan keluarga dapat membantu meningkatkan strategi koping individu
dengan strategi-strategi alternatif berdasarkan pengalaman yang berfokus pada
aspek-aspek yang positif.
2. Dukungan Instrumental
Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti pelayanan,
bantuan finansial dan material berupa bantuan nyata (instrumental support material support), suatu kondisi benda atau jasa akan membantu memecahkan masalah praktis, termasuk di dalamnya bantuan langsung, seperti saat
seseorang memberi atau meminjamkan uang, membantu pekerjaan sehari-hari,
menyampaikan pesan, menyediakan transportasi, menjaga dan merawat saat
sakit ataupun mengalami depresi yang dapat membantu memecahkan masalah.
Dukungan nyata paling efektif bila dihargai oleh individu dan mengurangi
depresi individu. Pada dukungan nyata keluarga sebagai sumber untuk
mencapai tujuan praktis dan tujuan nyata.
3. Dukungan Informasional
Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab bersama,
termasuk di dalamnya memberikan solusi dari masalah, memberikan nasehat,
pengarahan, saran, atau umpan balik tentang yang dilakukan oleh seseorang.
Individu yang mengalami depresi dapat keluar dari masalahnya dan
memecahkan masalahnya dengan dukungan dari keluarga dengan menyediakan
4. Dukungan Emosional
Selama depresi berlangsung, individu sering menderita secara emosional,
sedih, cemas, dan kehilangan harga diri. Jika depresi mengurangi perasaan
seseorang akan hal dimiliki dan dicintai. Dukungan emosional memberikan
individu perasaan nyaman, merasa dicintai saat mengalami depresi, bantuan
dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya, perhatian sehingga individu
yang menerimanya merasa berharga. Pada dukungan emosional ini keluarga
menyediakan tempat istirahat dan memberikan semangat.
Dukungan keluarga dapat menjadi motivasi dalam berwirausaha, dan juga
memiliki efek besar terhadap wirausaha. Melalui dukungan keluarga, wirausaha
dapat memiliki posisi kepercayaan diri dalam menjalankan usaha, yang dapat
mendorong keberhasilan dalam berwirausaha.
Lambing dan Kuehl (2003:35) mendefenisikan wirausaha keluarga adalah
usaha yang mayoritas modal dan pengawasannya adalah dua atau lebih anggota
keluarga didasarkan pada perasaan, pemeliharaan, dan keamanan tetapi bisnis
berkisar seputar produktifitas, prestasi dan keuntungan. Kesuksesan berasal dari
sebuah keluarga, bila dalam keluarga terbiasa saling menyayangi dan mendukung,
akan menghasilkan individu yang optimis dan sukses.
Faktor-faktor seperti cinta, komitmen, kepercayaan, dan proses percaya diri
pada anggota keluarga akan menjadi senjata ampuh sebuah keluarga dalam
menjalankan bisnis. Menurut Hisrich dan Peters (Susanto, 2009:31) banyak hal
yang telah dipastikan berpengaruh besar dalam pembentukan bisnis adalah berasal
dari:
1. Lingkungan keluarga, mayoritas terdiri dari orang tua, anak sulung, dan
saudara dari pihak ayah dan ibu.
2. Pendidikan terdiri dari pendidikan dalam keluarga, pendidikan formal, dan
pendidikan informal (luar sekolah).
3. Nilai pribadi
Nilai pribadi biasanya berskala pada kepemimpinan, semangat, agresif,
perbuatan baik, kecocokan, kreatifitas, dan kejujuran.
4. Umur, terdapat perbedaan antara wirausaha pria biasanya memulai
berwirausaha pada awal usia 30 tahun, wirausaha wanita biasanya memulai
berwirausaha pada pertengahan usia 30 tahun, dan secara umum wirausaha
memulai kariernya antara usia 22 hingga 55 tahun.
2.1.4 Keberhasilan Usaha
Menurut Nasution (2001:12) sebuah perusahaan dikatakan meraih
keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat,
keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan
anggota dari perusahaan tersebut bertambah. Sedangkan menurut Dalimunthe
(2003), keberhasilan usaha yaitu keuntungan, jumlah penjualan dan pertumbuhan
usaha mempunyai hubungan signifikan terhadap keberhasilan usaha.
1. Keuntungan Usaha
Keuntungan usaha adalah hasil yang diperoleh dari penjualan sebuah produk.
2. Jumlah Penjualan
Jumlah penjualan merupakan total penjualan produk atau jasa. Jumlah
penjualan meningkat apabila barang yang tersedia habis terjual.
3. Pertumbuhan Usaha
Pertumbuhan usaha adalah peningkatan aktivitas usaha pada periode tertentu.
Pertumbuhan ini diikuti dengan meningkatnya laba, pelanggan serta nama baik.
Keberhasilan dalam membangun usaha tidak hanya mengandalkan naluri
dan insting, tetapi harus dilandasi perencanaan dan perhitungan yang matang.
Membangun strategi bisnis perlu mencari dan mengukuhkan keunggulan melalui
profesionalisme.
Profesionalisme berarti memiliki kecakapan, integritas tinggi, mempunyai
moral yang baik, mempunyai etika dan mempunyai komitmen terhadap pekerjaan
dan tanggung jawab. Isi komitmen adalah jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja
keras dan prestasi.
Bekerja secara profesional menjamin adanya kompetisi untuk memberikan
yang terbaik bagi keberhasilan usaha. Keberhasilan usaha akan tercapai bila
mampu menjaga keseimbangan dan memadukan secara tepat antara strategi bisnis
dan budaya organisasi.
Keberhasilan usaha harus didukung komitmen karyawan terhadap tujuan
organisasi, serta semua kompetisi semua karyawan pada setiap jenjang jabatan.
Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan
karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai
tambah.
Berusaha lebih dilihat dari seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta
menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau
mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika
dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih
berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang
fasilitas.
Sukses tidak terjadi secara kebetulan, secara instan dan tidak juga turun
tiba-tiba dari langit. Sukses adalah buah dari proses sistematis, perjalanan panjang
dan kerja keras, sukses selalu diukur dengan uang, harta, jabatan, keluarga,
ketenaran nama dan sukses besar berarti akumulasi dari kesemuanya (Hutagalung,
2008:50).
2.2 Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tanjung (2012) dengan judul
Penelitian “Analisis Faktor-Faktor Keberhasilan Usaha Toko Emas Sriwijaya
Di Gunung Sitoli”, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan
keberhasilan usaha pada toko emas Sriwijaya di Gunung Sitoli, dan analisis
variabel keberhasilan usaha yang terdiri dari 4 (empat) variabel yaitu faktor
pemasaran, faktor produksi, faktor organisasi dan manajemen dan faktor
keuangan terhadap informan dari pihak toko emas Sriwijaya di Gunung Sitoli
dengan informan dari pihak pelanggan toko emas Sriwijaya di Gunung Sitoli dan
variabel faktor organisasi dan manajemen serta variabel faktor keuangan. Variabel
faktor organisasi dan manajemen yang kurang kesesuaian terletak dalam indikator
kepentingan pribadi pada toko emas Sriwijaya di Gunung Sitoli dan variabel
keuangan yang kurang kesesuaian terletak dalam indikator kelayakan potensi
usaha pada toko emas Sriwijaya di Gunung Sitoli yang kurang kesesuaian terletak
dalam indikator pemahaman dalam kebutuhan pelanggan dan variabel faktor
pemasaran dan faktor produksi mendapat jawaban yang sesuai.
Siregar (2009) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Pengetahuan Akuntansi Dan Kepribadian Wirausaha Terhadap Kinerja Manajerial Pada Perusahaan Jasa Di Kota Medan”, penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pengetahuan akuntansi dan kepribadian wirausaha
terhadap kinerja manajerial pada perusahaan jasa di Kota Medan dan dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan akuntansi dan kepribadian wirausaha tidak
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja manajerial, sedangkan
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial pada tingkat
kepercayaan 95%, nilai R Square pada penelitian ini adalah sebesar 0.188 yang
berarti hanya 18.8% perubahan tingkat kinerja manajerial dapat dijelaskan oleh
variabel pengetahuan akuntansi dan kepribadian wirausaha, sedangkan sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak teramati dalam penelitian ini. Hasil
penelitian ini dmarapkan dapat memberikan konstribusi terhadap peningkatan
kinerja manajerial perusahaan jasa di Kota Medan sebagai bahan pertimbangan
Nasution (2011) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Pengetahuan Kewirausahaan dan Manajemen Permodalan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square”, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui pengaruh
pengetahuan kewirausahaan (X1) dan menajemen permodalan (X2) terhadap
keberhasilan usaha (Yl) pada rumah makan Ayam Penyet Pujakesuma Square dan
metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, peneliti
menggunakan teknik Sampling Jenuh yang merupakan teknik penentuan sampel
bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hasil Penelitian
menunjukkan bahwa pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan manajemen
permodalan terhadap keberhasilan usaha pada usaha rumah makan adalah
penerapan pengetahuan kewirausahaan dan manajemen permodalan.
Tabel 2.1
Hasil analisis variabel yang kurang memiliki kesuaian diantaranya variabel faktor organisasi dan manajemen serta variabel faktor keuangan. Dimana variabel faktor
organisasi dan
manajemen yang kurang kesesuaian terletak
dalam indikator
kepentingan pribadi pada toko emas Sriwijaya di Gunung Sitoli dan variabel keuangan yang
kurang kesesuaian
terletak dalam indikator
kelayakan dan
kebutuhan pelanggan. Sedangkan variabel faktor pemasaran dan
faktor produksi
mendapat jawaban yang sesuai. secara parsial terhadap kinerja manajerial,
sedangkan secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial pada tingkat kepercayaan kinerja manajerial dapat dijelaskan oleh variabel pengetahuan akuntansi
dan kepribadian
wirausaha, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak makan adalah penerapan pengetahuan
kewirausahaan dan
manajemen permodalan. Ini berarti hipotesis diterima.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual bertujuan untuk mengemukakan secara umum
mengenai objek penelitian yang dilakukan dalam kerangka variabel yang akan
diteliti. Kerangka penelitian ini dikemukakan variabel yang akan diteliti yaitu
perilaku wirausaha, dukugan keluarga dan keberhasilan usaha.
Menurut Suryana (2008:16) faktor-faktor penyebab keberhasilan dalam
berwirausaha yaitu kemampuan dan kemauan, tekad yang kuat, kerja keras, dan
mengenal peluang yang ada serta berusaha meraihkan ketika ada kesempatan.
Menurut Friedman (1998) komponen-komponen dukungan keluarga yaitu
dukungan penilaian berupa penyemangat dan persetujuan terhadap ide-ide,
dukungan instrumental berupa bantuan finansial dan bantuan nyata (instrumental support material support), dukungan informasional berupa memberikan solusi dari masalah dan saran, dukungan emosional berupa memberikan semangat,
empati, dan rasa percaya.
Menurut Dalimunthe (2003) keberhasilan usaha dapat dilihat dari :
keuntungan usaha, jumlah penjualan, dan pertumbuhan usaha. Secara sederhana
kerangka konseptual yang diuraikan di atas dapat digambarkan dalam Gambar 2.1
sebagai berikut:
Sumber : Suryana (2008), Sarwono (2003), dan Dalimunthe (2003), diolah
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Perilaku Wirausaha
Dukungan Keluarga
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam
bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2005: 306). Dikatakan sementara, karena
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh
melalui pengumpulan data.
Berdasarkan perumusan masalah yang diuraikan pada rumusan masalah,
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif kausal.
Penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis
hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu
variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2003: 35).
Penelitian ini akan menjelaskan pengaruh perilaku wirausaha dan dukungan
keluarga terhadap keberhasilan pengusaha kain pada Pedagang Kain di Jl.
Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah pedagang kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama
Medan. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Februari 2015 hingga selesai.
3.3 Batasan Operasional
Peneliti ingin menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan
menganalisis permasalahan, maka penelitian ini dibatasi hanya pada pengaruh
perilaku wirausaha dan dukungan keluarga terhadap keberhasilan pengusaha pada
pedagang kain Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan. Variabel yang akan diteliti
dalam penelitian ini adalah
X1 : Perilaku Wirausaha
X2 : Dukungan Keluarga
3.4 Defenisi Operasional
Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah :
a. “Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat” (Sugiyono, 2005:33). Adapun
yang menjadi variabel bebas adalah :
1. Perilaku Wirausaha (Xl)
Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan dalam berwirausaha yaitu
kemampuan dan kemauan, tekad yang kuat, kerja keras, dan mengenal
peluang yang ada serta berusaha meraihkan ketika ada kesempatan.
2. Dukungan Keluarga (X2)
Komponen-komponen dukungan keluarga yaitu dukungan penilaian berupa
penyemangat dan persetujuan terhadap ide-ide, dukungan instrumental
berupa bantuan finansial dan bantuan nyata (instrumental support material support), dukungan informasional berupa memberikan solusi dari masalah dan saran, dukungan emosional berupa memberikan semangat, empati, dan
rasa percaya.
b. "Variabel terikat merupakan yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas" (Sugiyono, 2005:33). Adapun yang menjadi variabel
terikat adalah Keberhasilan Pengusaha (Y), merupakan pencapaian
Tabel 3.1 di bawah ini menjelaskan tentang operasional variabel :
Table 3.1 Operasional Variabel
No Variabel Definisi Operasinalisasi Indikator Skala
1 Perilaku Wirausaha Keseluruhan cara seseorang untuk
2 Dukungan Keluarga Suatu upaya yang diberikan kepada orang
3 Keberhasilan Usaha Keuntungan, jumlah penjualan dan
Sumber : Suryana (2008), Sarwono (2003), dan Dalimunthe (2003), diolah
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel bebas dan terikat menggunakan Skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi yang dijabarkan
menjadi indikator variabel dan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item instrument dengan menghadapkan responden terhadap pernyataan kemudian
variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap ajawaban akan diberi skor (Sugiyono,
2005:86).
Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang dapat berbentuk seperti ditunjukkan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No Alternatif Jawaban Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Ragu-Ragu (RR) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Sugyono (2008:86)
3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi
Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari kemudian ditarik suatu kesimpulan (Sugiyono, 2005:72). Populasi
dalam penelitian ini adalah Para Pedagang Kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama
Medan dengan jumlah 60 Pedagang kain yang akan menjadi responden.
3.6.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010:
174). Data yang dipakai dalam riset belum tentu merupakan keseluruhan dari
suatu populasi karena adanya beberapa kendala seperti populasi yang tidak dapat
didefinisikan, masalah biaya, waktu, tenaga, serta heterogenitas atau homogenitas
Menurut Arikunto (2002:112) untuk menentukan sampel apabila subjek
kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya penelitian
popuasi. Maka sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 Pedagang Kain yang
berada di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan yang melibatkan keluarga dalam
usahanya dan keberhasilan usaha.
3.7 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yakni:
3.7.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung
yang dikumpulkan melalui survei lapangan dengan menggunakan alat
pengumpulan data tertentu yang dibuat secara khusus untuk itu (Kuncoro,
2003:127). Penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah seluruh data
yang diperoleh dari kuisioner dan wawancara kepada responden data penelitian,
yaitu Para Pedagang kain yang berada di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan.
3.7.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain atau
lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data
(Kuncoro, 2003:127). Data sekunder disajikan antara lain dalam bentuk
tabel-tabel atau diagram-diagram.
Data sekunder berfungsi sebagai pelengkap data primer. Data sekunder
dapat diperoleh dari berbagai literatur, situs internet, buku-buku dan catatan yang
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah didapat dengan
mempelajari berbagai tulisan dari buku, artikel dan jurnal yang terkait dengan
pengaruh perilaku wirausaha dan dukungan keluarga terhadap keberhasilan
pengusaha.
3.8 Metode Pengumpulan Data 3.8.1 Wawancara (interview)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data dengan
menggunakan alat bantu berupa seperangkat daftar pertanyaan yang telah
dipersiapkan terlebih dahulu apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Wawancara dilakukan
dengan pihak yang bersangkutan, yaitu pemilik Toko Kain di Jalan Perniagaan
Pasar Ikan Lama.
3.8.2 Observasi
Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan
langsung pada lokasi penelitian, dalam hal ini di beberapa Toko Kain di Jalan
Perniagaan Pasar Ikan Lama untuk melengkapi catatan penelitian yang
diperlukan.
3.8.3 Studi Dokumentasi
Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku dan internet yang mempunyai
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah
kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Instrumen penelitian
adalah instrumen yang sesuai dengan sifat data yang dikumpulkan dan dapat
menjamin bahwa data yang dikumpulkan itu sahih (valid) dan dapat dipercaya
(reliable).
Validitas menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
yang seharusnya diukur.
Reliabilitas digunakan untuk mengukur akurasi dan konsistensi dari
pengukurannya yaitu instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur obyek yang sama menghasilkan data yang sama (Ginting dan
Situmorang, 2008:30). Uji validitas dan reliabilitas akan dilakukan pada Para
Pedagang Kain di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama Medan sebanyak 30 pedagang
dari luar sampel penelitian ini. Nilai r tabel dengan ketentuan df = 30 dan tingkat
signifikansi 5 % adalah 0,361.
3.9.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
itu mengukur apa yang ingin diukur (Ginting dan Situmorang, 2008:172).
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang dignnakan untuk mendapatkan data
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 22.0 dengan
kriteria sebagai berikut:
1) Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel, peryataan dinyatakan valid.
2) Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel, pernyataan tidak valid.
Tabel 3.3
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 22.0 (2015)
3.9.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas menggunakan
software SPSS 22.0, dengan kriteria sebagai berikut:
2) Jika ralpha negatif atau < rtabel, pernyataan dinyatakan tidak reliabel.
Menurut Ghozali dan Kuncoro dalam (Ginting dan Situmorang, 2008:80)
suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach 's alpha > 0,60 atau nilai Cronbach ‘s Alpha > 0,80.
Tabel 3.4 Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
.900 15
Sumber : Hasil pengolahan SPSS 22.0 (2015)
3.10 Metode Analisis Data 3.10.1 Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan metode penganalisaan yang dilakukan
dengan cara menentukan data, mengelompokkan data dan menginterpretasikan
data sehingga dapat memberikan gambaran masalah yang dihadapi (Sumarni,
2005: 102). Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh
sejumlah responden penelitian.
3.10.2 Uji Asumsi Klasik 3.10.2.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah
data mengikuti atau mendekati distribusi normal (Situmorang dan Lufti,
2012:100). Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
3.10.2.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup
mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama,
dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homoskedastisitas. Sedangkan
jika varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedastisitas (Situmorang dan
Lufti, 2012:108).Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan pendekatan grafik dan statistik melalui pendekatan grafik. 3.10.3 Metode Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linier antara dua
atau lebih variabel independen (X1, X2,…..Xn) dengan variabel dependen (Y).
Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan
positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila
nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.
Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Model
Persamaan Regresi Linier Berganda sebagai berikut :
Y = a +b1X1 + b2X2
Keterangan :
Y = Keberhasilan Usaha
X1 = Perilaku Wirausaha
X2 = Dukungan Keluarga
a = Konstanta
3.10.4 Pengujian Hipotesis Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh perilaku wirausaha dan dukungan keluarga
terhadap keberhsilan pengusaha maka silakukan pengujian dengan menggunakan :
a) Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Uji-t menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas (perilaku wirausaha
dan dukungan keluarga) terhadap variabel terikat (keberhasilan pengusaha).
kriteria pengujiannya adalah :
H0 : bi = 0
Artinya perilaku wirausaha dan dukungan keluarga sebagai variabel bebas
tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan pengusaha.
H0 : bi ≠ 0
Artinya pengaruh perilaku wirausaha dan dukungan keluarga berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keberhasilan pengusaha.
Kriteria pengambilan keputusan:
a. Dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel, maka H0 diterima dan H1
ditolak. Apabila ttabel < thitung, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
b. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi. Apabila angka
probabilitas signifikansi > 0,1, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Apabila
angka probabilitas signifikansi < 0,1, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
b) Uji F (Uji secara Serempak/Simultan)
Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara serentak atau bersama -sama
variabel independen (Perilaku Wirausaha dan Dukungan Keluarga) terhadap
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
H diterima atau Haditolak jika Fhitung<Ftabel pada �= 10%
H ditolak dan Ha diterima jika Fhitung>Ftabel pada �=10%
c) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar nilainya (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas
perilaku wirausaha (X1) dan dukungan keluarga (X2) adalah benar terhadap
variabel terikat keberhasilan pengusaha (Y).
Berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Umum Pasar Ikan Lama 4.1.1 Profil Singkat Pasar Ikan Lama
Nama Pajak Ikan Lama memang sudah tidak asing lagi bagi penduduk kota
Medan. Bahkan tempat ini juga terkenal hingga ke negara luar seperti Malaysia.
Pajak Ikan Lama adalah sebutan untuk pasar kain atau bahan pakaian yang
terletak di Jalan Perniagaan. Pasar yang dibangun pada masa kolonial Belanda ini
populer sebagai tempat untuk berburu aneka jenis kain dan pakaian. Para
wisatawan lokal maupun manca negara selalu menyempatkan diri singgah di pasar
ini. Ada yang sekadar menikmati suasana pasar atau sengaja mencari kain dan
pakaian jadi.
Ketua Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial (Pussis) Unimed, Dr. Phil
Ichwan Ashari mengatakan, pada zaman kolonial, wilayah Kesawan merupakan
pusat perdagangan di Sumut yang lambat laun menjadi wilayah pemerintahan.
Sejarawan Belanda, Dirk A Buiskool yang meneliti Pasar Ikan mengungkapkan,
kawasan itu termasuk situs sejarah. Bukan hanya lantaran usianya, tetapi juga
nilai sejarahnya yang menarik. Awalnya, Pajak Ikan Lama dibuka tahun 1890
oleh konglomerat Medan keturunan Tionghoa, Cong A Fie, atas permintaan
Pemerintah Belanda. Tempat itu, mulanya, menjadi pusat perdagangan ikan,
Pasar tersebut dikenal dengan julukan Pasar Ikan Lama karena dahulunya
daerah itu adalah pusat pelayaran di Medan. Jadi pada saat itu hasil tangkapan laut
seperti ikan, udang dan sebagainnya banyak dijual di tempat tersebut. Namun
ketika pelabuhan Belawan sudah dibuka, maka tidak ada lagi orang yang
berjualan ikan. Kemudian kebanyakan pedagang baru berdatangan dan berjualan
produk tekstil.
` Sampai saat ini, Pajak Ikan Lama terkenal dengan bahan kainnya yang
bagus dan murah. Karena lokasinya yang sangat strategis, banyak konsumen yang
sering berkunjung. Tidak hanya penduduk kota Medan sekitar saja yang
berkunjung tetapi banyak juga yang datang dari Aceh, Riau, Padang, dan bahkan
dari Malaysia. Banyaknya Toko yang berdiri di lokasi tersebut, sehingga
memberikan banyak macam ragam pilihan untuk pengunjung memilah-milih
bahan kain yang diinginkan. Tidak hanya bahan kain seperti sutra, satin, chiffon,
renda, dan jenis kain lainnya saja yang dijual di Pajak Ikan Lama, namun juga ada
pedagang yang menjual baju, mukena, jilbab, sajadah, dan sebagainya.
Sebagai pusat perbelanjaan kain terbesar di Medan bahkan di Sumatera
bagian barat, Pajak Ikan Lama sekaligus telah menjadi daya tarik wisata bagi turis
mancanegara. Dengan kata lain, meski tidak pernah diproyeksikan demikian,
pasar kain ini telah menjadi ikon wisata belanja di Medan sejak beberapa tahun
belakangan ini. Bukan hanya berburu bahan tekstil, tapi Pajk Ikan Lama ini juga
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Deskriptif Responden
Metode analisis deskriptif adalah cara merumuskan dan menafsirkan data
yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan,
penyusunan, penganalisisan data, sehingga dapat diketahui gambaran umum dari
objek yang diteliti (Sugiyono,2006: 209). Data utama dalam penelitian ini adalah
informasi dari responden dan pernyataan-pernyataan untuk mendapatkan
informasi yang dibutuhkan dalam menganalisis masalah penelitian yang
dirumuskan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan
(kuesioner). Jumlah pertanyaan seluruhnya adalah 15 butir pertanyaan yakni 5
butir pertanyaan untuk variabel Perilaku Wirausaha (X1), 5 butir pertanyaan
untuk variabel Dukungan Keluarga (X2), dan 5 butir pertanyaan untuk variabel
Keberhasilan Pengusaha (Y).
Analisis deskriptif pada penelitian ini diperoleh dari penyebaran kuesioner
kepada 60 orang responden para pedagang di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama
Medan. Kuesioner berisikan deskripsi responden dan jawaban atas pertanyaan
yang diberikan. Karateristik responden dalam penelitian ini adalah berdasarkan
1. Analisis deskriptif responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase (%)
Laki-laki 42 70
Perempuan 18 30
Jumlah 60 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data diolah)
Dari Tabel 4.1 terlihat bahwa karateristik responden berdasarkan jenis
kelamin adalah 42 orang responden (70%) berjenis kelamin laki-laki dan 18
orang responden (30%) berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa
jumlah pedagang (wirausaha) laki-laki lebih dominan dibandingkan dengan
pedagang (wirausaha) perempuan dengan tingkat perbedaan jumlah yang tidak
terlalu besar, agar pedagang (wirausaha) laki-laki dan pedagang (wirausaha)
perempuan dapat saling melengkapi dalam berwirausaha.
2. Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.2
Karateristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Responden Jumlah Responden Persentase (%)
< 20 - -
Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa karateristik responden berdasarkan
usianya adalah 9 orang responden (15%) berusia 21-30 tahun. 20 orang responden
tahun, dan 4 orang responden (6,7%) berusia >50 tahun. Tabel 4.2 menunjukkan
bahwa mayoritas usia responden 41-50 tahun sebesar (45%). Hal ini menunjukkan
bahwa usia 41-50 tahun merupakan usia yang masih produktif. Dengan demikian
pedagang yang berada di Jl. Perniagaan Pasar Ikan Lama adalah pedagang yang
produktif. Karateristik pedagang pada masa produktif cenderung suka bekerja.
Selain itu dapat dilihat bahwa responden yang memiliki usia >50 tahun sangat
sedikit jumlahnya. Hal ini dikarenakan banyak yang berusia >50 sudah diteruskan
oleh anaknya.
3. Analisis deskriptif responden berdasarkan status Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Status
Status Responden Jumlah Responden Persentase (%)
Menikah 53 88,3
Belum menikah 7 11,7
Jumlah 60 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data diolah)
Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa karateristik responden berdasarkan
statusnya adalah 53 orang responden (88,3%) berstatus menikah. 7 orang
responden (11,7%) berstatus belum menikah. Tabel 4.3 menunjukkan bahwa
mayoritas responden berstatus menikah yang berwirausaha 53 orang responden
sebesar (88,3%). Hal ini menunjukkan bahwa responden yang berstatus menikah
lebih banyak berwirausaha dikarenakan adanya dorongan dari faktor keluarga dan
4. Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.4
Karateristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase (%)
SD - -
Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa karateristik responden berdasarkan
tingkat pendidikan adalah 2 orang responden (3,3%) berpendidikan SMP, 34
orang responden (56,7%) berpendidikan SMA dan 24 orang responden (40%)
berpendidikan Sarjana (S-1). Dari data tersebut disimpulkan bahwa pada pasar
ikan lama lebih banyak pedagang (wirausaha) dengan tingkat pendidikan SMA.
Dari data diatas disimpulkan bahwa di pasar ikan lama pedagang (wirausaha)
dengan tingkat pendidikan SMA sudah dapat berwirusaha dengan pengetahuan
yang didapat pada saat sekolah dahulu.
5. Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Tahun Memulai Usaha Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Memulai Usaha Tahun Memulai
Usaha Jumlah Responden Persentase (%)
Tahun Memulai
Usaha Jumlah Responden Persentase (%)
1987 1 1,7
Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa karateristik responden berdasarkan
tahun memulai usaha berbeda-beda. Dilihat dari tahun memulai usaha para
responden yang memulai usaha, pada tahun 1995 terdapat 6 orang responden.
4.2.2. Analisis Deskriptif Variabel