• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORMULASI TEH CAMELIA-MURBEI DENGAN BUBUK JAHE (Zingiber officinale) DAN ASAM JAWA (Tamarindus indica, L.) SEBAGAI MINUMAN KESEHATAN UNTUK MENINGKATKAN RESPON IMUN TIKUS 1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FORMULASI TEH CAMELIA-MURBEI DENGAN BUBUK JAHE (Zingiber officinale) DAN ASAM JAWA (Tamarindus indica, L.) SEBAGAI MINUMAN KESEHATAN UNTUK MENINGKATKAN RESPON IMUN TIKUS 1)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

FORMULASI TEH CAMELIA-MURBEI DENGAN BUBUK JAHE (

Zingiber of f icinale)

DAN ASAM JAWA (

T amarindus indica,

L.

)

SEBAGAI MINUMAN KESEHATAN

UNTUK MENINGKATKAN RESPON IMUN TIKUS

1)

(Camel i a-Mul ber r y Tea wi t h Gi nger Powder (Zi ngi ber of f i ci nal e) and Tamar i nd

(Tamar i ndus i ndi c, L. ) as Heal t hy Bever ages t o Incr ease Immune Response of Mi ce)

Sri Darningsih1*, Clara M. Kushart o2, Sri Anna Marliyat i2, dan Dadan Rohdiana3

1 Polit eknik Kesehat an (POLTEKKES) Padang, Tel: 0751-7051769/ 081363431636 2

Depart emen Gizi Masyarakat , Fakult as Ekologi Manusia (FEMA), IPB Tel: 0251-8628304/ 8621258; Fax: 0251-8625846/ 8622276

3 Pusat Penelit ian Teh dan Kina (PPTK) Gambung – Bandung, Tel: 08170232473

ABST RACT

The Camel i a-mul ber r y t ea has a bi g pot ent i al t o becomes a heal t hy bever age accor di ng t o i t s bi oact i ve component s, and added by r ed gi nger powder and t amar i nd. Those i ngr edi ent s may i ncr ease i mmuni t y agai nt s var i ous di seases. The ai ms of t hi s st udy was t o devel op f or mul a of a heal t hy bever age cont ai ned of t wo var i et i es of l eaves (camel i a and mul ber r y), wi t h Gi nger (Zi ngi ber of f i ci nal e) and Tamar i nd (Tamar i ndus i ndi ca, L. ) Thi s mai n r esear ch used mi ce st r ai n Spr aque Dawl ey, 1. 5-2 mont h ol d wi t h wei ght 75–105 gr am. The i nst r ument s used i n t hi s st udy wer e t ea maker , or ganol ept i c t est and ELISA t est . The exper i ment al desi gn used f act or i al compl et e r andom desi gn wi t h 5 gr oups, wher e on each gr oup consi st s of 5 mouse, wi t h t wo sel ect ed var i abl es of t he best camel i a-mul ber r y t ea, i . e. , mul t i kaul i s enzymat i c oxi dat i on + Gambung 7 enzi mat i c non-oxi dat i on; bul k t ea (Tea A) wi t h di f f er ence t i me obser vat i on ( 0, 2 and 4 weeks). The gi ven dosage was 1 ml / 100 gr am mi ce wei ght , wi t h di f f er ent concent r at i on of camel i a-mul ber r y t ea i . e. 3, 6, 9, and 12 gr am/ ml . The st at i st i cal anal ysi s of var i ance (ANOVA) shows t hat a si gni f i cant di f f er ent exi st f or t he t i me obser vat i on of a mi ce ser um IgG (p<0. 05). Fol l owed by Tukey t est , whi ch shows t hat a si gni f i cant di f f er ences exi st on IgG aver age at t he begi nni ng and af t er t he 2nd weeks of t r eat ment , and t he 2nd weeks vs 4t h weeks t r eat ment .

Key Words: Camel i a-mul ber r y t ea, heal t hy bever age, i mmune r esponse

PENDAHULUAN*

Kesehat an merupakan suat u yang sangat berharga dan t ak t ernilai, sehingga perlu di- j aga dan diperhat ikan. Tingginya harga obat -obat an, krisis ekonomi yang belum j uga ber- angsur pulih sehingga mendorong konsumen mencoba mencari alt ernat if lain dalam men- j aga kesehat an, sehingga menimbulkan suat u t ren baru di dunia kesehat an yait u t ren unt uk “ kembali ke alam” (back t o nat ur e). Salah sa- t u dampak yang dapat dilihat dari t ren ini ada- lah kecendrungan konsumen dalam mengon- sumsi suat u makanan t idak hanya menilai dari segi gizi dan lezat t idaknya suat u makanan, melainkan j uga melihat dari segi keunt ungan- nya dalam menj aga kesehat an t ubuh (Pambudi, 2000)

      

* Penulis unt uk korespondensi, Polit eknik Kesehat an (POLTEKKES) Padang, Jalan Simpang Pondok Kopi Sit eba Nanggalo, Padang, Tel: 0751-7051769/ HP: 081363431636

Email: darningsih_pdg@yahoo. co. id 

Mencegah penyakit dan menj aga kese- hat an melalui konsumsi pangan f ungsional dan suplemen t elah menj adi t ren di kalangan pen- duduk urban di Indonesia. Hal ini memberi dampak yang signif ikan pada meningkat nya pe- masokan dan permint aan t erhadap produk pa- ngan f ungsional (Hardinsyah, 2004).

(2)

dase sehingga makrof ag akan t et ap berf ungsi baik (Susilaningsih et al. , 2002).

Hasil penelit ian yang dilakukan oleh Pusat Penelit ian Teh dan Kina (PPTK) Gambung - Jawa Barat , t eh selain mengandung pol y

phenol hingga 25-35%, j uga mengandung kom-

ponen lain yang bermanf aat bagi kesehat an, ant ara lain: met ilxant in, asam amino, pep- t ida, karbohidrat , vit amin (C, E dan K), karo- t enoid, mineral sepert i kalium, magnesium, mangan, f luor, seng, selenium, t embaga, besi, kalsium, dan alkaloid lain. Dengan pol yphenol, t eh membant u pula dalam penambahan j umlah sel darah put ih yang bert anggung j awab mela- wan inf eksi. Bahkan, pol yphenol mengurangi pembent ukan plak dengan mempengaruhi ker- j a bakt eri mulut .

Semakin pesat nya penelit ian mengenai manf aat t eh unt uk kesehat an, menghasilkan banyak t emuan t erkait macam-macam j enis t eh dan cara pengolahan berikut manf aat dan khasiat nya dari macam-macam t eh t ersebut . Salah sat unya t eh murbei yang menurut pene- lit ian banyak mengandung zat -zat yang sangat bermanf aat unt uk kesehat an. Di ant aranya ialah senyawa 1-deoxynoj irimycin (DNJ) yang berf ungsi unt uk mengobat i diabet es mellit us (Sof ian, 2005).

Tanaman murbei dikenal sebagai pakan ulat sut era dalam akt ivit as persut eraan alam. Di lain pihak, daun murbei j uga t elah diket ahui merupakan ramuan kuno obat t radisional Cina unt uk mengobat i berbagai penyakit . Daun mur- bei memiliki zat ant i det oxif ikasi. Pernyat aan t ersebut diperkuat oleh penelit ian di negara Korea yang dilakukan oleh Shin Dong Bang Medics yang bekerj a sama dengan Universit as Kyong Hee (www. murbei/ imunit as/ ht m, 2006). Konsumsi t eh murbei secara rut in akan mem- perkuat daya t ahan t ubuh t erhadap segala pe- nyakit dan membuat kit a awet muda. Di kebun yang dikelola LMDH Sukamanah t erdapat 500 ha at au 5. 7% lahan dari 8 734 ha lahan hut an di BKPH Pangalengan diberdayakan unt uk me- ngembangkan murbei. Sebanyak 5 t on diant a- ranya bisa dij adikan makanan ulat sut era dan 2 t on lainnya unt uk dij adikan t eh murbei. Daun murbei dan daun t eh memiliki manf aat yang khas yang t ernyat a dapat digabungkan menj adi sat u bent uk minuman yang disebut dengan t eh camel l i a-mur bei (Dadung, 2007).

Secara ilmiah j ahe t elah dit elit i mampu meningkat kan akt ivit as salah sat u sel darah put ih. Hasil ini mendukung dat a empiris yang dipercaya masyarakat bahwa j ahe mempunyai kemampuan sebagai ant i masuk angin, suat u gej ala menurunnya daya t ahan t ubuh sehingga

mudah t erserang oleh virus (inf luenza). Jahe j uga memiliki akt ivit as ant ioksidan. St udi pada mahasiswa yang diberi minuman j ahe menun- j ukkan adanya perbaikan sist em imun (keke- balan t ubuh). Kemaj uan ini mendorong lahir- nya berbagai produk pangan f ungsional dengan berbagai klaim khasiat sert a manf aat nya (Ardiansyah, 2005).

Teh camel l i a-mur bei ini memiliki pot en-

si besar unt uk menj adi minuman f ungsional ka- rena t erkait dengan kandungan bahan akt if yang t erdapat pada kedua j enis daun sert a penambahan bubuk j ahe dan asam j awa dapat meningkat kan daya t ahan t ubuh t erhadap se- rangan berbagai j enis penyakit . Pot ensi yang besar t ersebut perlu didukung dengan bukt i ilmiah mengenai respon imun dari minuman camel l i a-mur bei ini unt uk dikonsumsi.

Penelit ian ini bert uj uan unt uk mengkaj i t eh camel l i a-mur bei dengan bubuk j ahe dan asam j awa sebagai minuman kesehat an unt uk meningkat kan respon imun t ikus dilihat dari perubahan j umlah limf osit darah dan pening- kat an j umlah IgG serum t ot al t ikus.

METODE PENELITIAN

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelit ian ini ialah desain eksperiment al dengan perco- baan di laborat orium. Penelit ian ini merupa- kan penelit ian lanj ut an dari Damayant hi.et al (2007). Penelit ian Damayant hi et al . (2007) mendapat kan t iga kombinasi produk t eh

camel l i a-mur bei t erbaik berdasarkan mut u SNI

01-3845-1995 t ent ang Teh Hij au. Penelit ian ini t erdiri dari dua t ahap, yait u penelit ian penda- huluan dan penelit ian ut ama. Pada penelit ian pendahuluan dipilih dua kombinasi produk t eh t erbaik, dilakukan penambahan bubuk j ahe dan asam j awa, kemudian dit ent ukan sat u produk minuman t eh camel l i a-mur bei t erbaik secara organolept ik. Produk t erbaik yang dida- pat pada penelit ian pendahuluan akan diguna- kan pada penelit ian ut ama. Penelit ian t ahap kedua (ut ama) yait u produk t erbaik dari pene- lit ian pendahuluan diberikan pada t ikus secara langsung dan kemudian dilihat perubahan sek- resi imunoglubulin G (IgG) t ot al serum pada t i- kus. Pemberian minuman t erbaik kepada t ikus percobaan dilakukan cara langsung dengan bant uan j arum sonde lambung.

(3)

ngembangan Gizi dan Makanan Depkes Bogor. Wakt u uj i organolept ik dilaksanakan pada t anggal 1-4 Januari 2008, penelit ian ut ama di- laksanakan pada t anggal 5 Mei sampai dengan 21 Juni 2008.

Bahan dan alat

Bahan yang digunakan dalam penelit ian ini ialah daun t eh variet as Klon Gambung 7 dan Klon Gambung 9, daun murbei variet as Kanva dan Mul t i kaul i s, j ahe merah, asam j awa, air dan gula pasir. Penelit ian ut ama mengguna- kan hewan percobaan t ikus put ih j enis spr aque

Dowl ey (SD), j enis kelamin j ant an, usia 1. 5-2

Penelit ian pendahuluan meliput i bebera- pa t ahap, yait u (1) Pembuat an bubuk j ahe dan asam j awa; (2) Pembuat an larut an gula; (3) Pembuat an minuman t eh camel l i a-mur bei de- ngan bubuk j ahe dan asam j awa dengan meng- ikut i Rat iningsih (2003); (4) Uj i organolept ik f ormula t eh camel l i a-mur bei yang diperoleh pada t ahap 3 dan penent uan t eh camel l i a-mur bei t erbaik.

Penelit ian Ut ama

Pada penelit ian ut ama dilakukan pembe- rian minuman t eh camel i a-mur bei t erpilih ke- pada t ikus dengan bant uan sonde lambung se-lama 4 minggu. Kemudian dilihat sekresi imunoglubulin G (IgG) serum t ot al, dengan membandingkan ant ara pemberian t eh dan kont rol (air put ih). Pada hari kedelapan semua t ikus diberi sunt ikan Tet anus Toksoi d (TT) se- banyak 0. 1 ml, yang berguna unt uk membang- kit kan respon imun pada t ikus. Imunisasi ber- t uj uan unt uk meningkat kan kekebalan t ubuh dan imunisasi TT sudah dinyat akan aman unt uk Indonesia (Depkes, 2000). Pemberian t eh sebe- lum dilakukan penyunt ikan TT bert uj uan agar t ikus dibiasakan minum t eh, hal yang sama j u- ga dilakukan oleh penelit i sebelumnya (Susilaningsih, 2002). Pengambilan darah t ikus dilakukan dua kali yait u sebelum dan sesudah pemberian t eh. Pengambilan darah sebelum pemberian t eh dilakukan pada 5 t ikus yang di- ambil secara acak pada semua t ikus. Pengam- bilan darah sesudah pemberian t eh dilakukan dengan mengambil 2 ekor t ikus secara acak pada set iap kelompok. Pengambilan darah se- banyak 5 ml dilakukan pada j ant ung t ikus,

dengan menggunakan j arum st eril dengan se- kali pakai oleh pet ugas laborat orium. Selanj ut - nya darah dimasukkan dalam t abung sent rif use unt uk memisahkan serum dengan plasma, alat yang digunakan unt uk memisahkan darah ialah r ef r i ger at ed sent r i f uge pada suhu -40C, kemu- dian serum disimpan pada suhu -700C sebelum uj i ELISA.

Penguj ian kadar immunoglubulin G (IgG) dilakukan set elah hari ke-14 (minggu ke 2) dan set elah hari ke-28 (minggu ke 4). Tikus diambil secara acak dalam set iap kelompok sebanyak dua ekor per kelompok, kemudian t ikus diam- bil darahnya (dari j ant ung) dengan membius dan membedah t ikus. Kemudian kumpulan sampel darah dimasukkan ke dalam t abung sent rif use dan langsung dibawa ke laborat o- rium unt uk dilakukan pemisahan serum dan plasma. Selanj ut nya serum disimpan dalam su- hu -700C sebelum dilakukan uj i ELISA.

Rancangan Penelitian

Rancangan penelit ian yang digunakan pada penent uan minuman t eh t erbaik yang akan diberikan pada t ikus ialah rancangan acak lengkap f akt orial. Pada penelit ian ini t er- dapat dua j enis f ormula minuman t eh camellia -murbei, dengan dua perlakuan yait u t eh ke- ring curah dan celup. Masing-masing t eh de- ngan oksidasi enzimat is dan non oksidasi enzimat is.

Desain rancangan percobaan yang digu-nakan ialah Rancangan Acak Lengkap (RAL) f akt orial, sehingga j umlah sampel ialah = 2 bent uk t eh kering x 2 reaksi oksidasi enzimat ik = 4 sat uan percobaan. Pengamat an/ uj i yang dilakukan meliput i: uj i organolept ik t erhadap rasa, aroma dan warna. Analisis dilakukan de- ngan uj i Kr uskal Wal l i s.

Rancangan percobaan unt uk penelit ian ut ama ialah Rancangan Acak Lengkap (RAL) f akt orial yang dilakukan t erhadap lima kelom- pok t ikus, set iap kelompok t ikus t erdiri at as 5 ekor t ikus, dengan dua variabel yait u minuman t eh Camel i a-mur bei yang t erbaik yait u Mul t i -

kaul i s oksidasi enzimat is + Camel i a Si nensi s

(4)

Pengamatan dan Analisis Data

Dat a dari hasil uj i hedonik dianalisis se- cara deskripif dengan menggunakan nilai mo- dus dan persent ase panelis yang dapat mene- rima produk. Skor penilaian yang diberikan pada uj i hedonik ialah 1 = sangat t idak suka, 2 = t idak suka, 3 = agak suka 4 = suka dan 5= sangat suka. Persent ase penerimaan panelis dihit ung dengan cara menghit ung persent ase panelis yang dapat menerima produk. Pada pe- nelit ian ini unt uk menget ahui pengaruh pe- nambahan j ahe dan asam j awa, pada f ormula minuman t eh camel l i a-mur bei t erhadap kesu- kaan, warna, rasa dan aroma minuman t eh camel i a-mur bei dilakukan uj i Kr uskal Wal l i s.

Selanj ut nya unt uk penelit ian ut ama me- t ode yang digunakan yait u case-cont r ol diana- lisis dengan uj i st at ist ik Anal i si s Of Var i ance (ANOVA) unt uk menget ahui pengaruh perlaku- an yang digunakan t erhadap variabel yang di- amat i. Adapun variabel dependen ialah kadar IgG dan variabel independen ialah konsent rasi t eh B. Jika t erdapat perbedaan yang bermak- oleh dari hasil penelit ian ini ialah bubuk t eh

Camel i a si nensi s yang dicampur bubuk t eh

murbei dengan perbandingan 1 : 1, sert a ada- nya penambahan bubuk j ahe dan asam j awa masing-masing sebanyak 10% dan 6% dari t ot al t eh.

Daun t eh yang digunakan ialah daun t eh Klon Gambung 7 dan Klon Gambung 9 non oksidasi enzimat is (non oksimat is at au t anpa f erment asi). Hasil analisis yang t elah dilakukan oleh Pusat Penelit ian Teh dan Kina (PPTK) me- nunj ukkan bahwa Klon Gambung 7 dan Gam- bung 9 mengandung kat ekin yang t inggi, yait u masing-masing 15. 9% (berat kering) dan 17. 0% (berat kering). Kat ekin merupakan salah 1 zat kimia yang t erkandung pada daun t eh yang di- golongkan sebagai senyawa f enol. Menurut Sabu et al. (2002), polif enol yang t erkandung pada t eh bisa berf ungsi sebagai ant ioksidan. Selain it u Klon Gambung 7 dan Gambung 9 t er- sebut t elah banyak dit anam di perkebunan t eh di Indonesia. Daun murbei yang digunakan da- lam penelit ian ini ialah variet as kanva non oksidasi enzimat is (non oksimat is at au t anpa

f erment asi) dan mul t i kaul i s oksidasi enzimat is (oksimat is at au f erment asi) karena kedua vari- et as t ersebut j uga banyak dit anam di persut ra- an alam Indonesia.

Penambahan bubuk j ahe merah sebanyak 10% dan asam j awa sebanyak 6% dari t ot al t eh didasarkan pada hasil penelit ian Rat iningsih (2003), bahwa dengan kombinasi konsent rasi bubuk j ahe merah dan asam j awa t ersebut didapat kan t eh dengan rasa dan aroma yang paling disukai oleh panelis. Selain it u, t eh yang dit ambahkan 10% bubuk j ahe merah dan 6% asam j awa memiliki akt if it as ant ioksidan yang paling t inggi diant ara kombinasi konsent rasi bubuk j ahe dan asam j awa lainnya.

Bubuk t eh yang t elah dicampur dikemas dalam kant ong t eh (t eh celup) dan kant ong plast ik (t eh curah), kemudian disimpan dalam wadah yang kedap udara. Kant ong t eh yang digunakan yait u kant ong t eh celup yang biasa digunakan oleh t eh komersial. Selanj ut nya f or- mula minuman t eh Camel i a-mur bei t ersebut diseduh dengan air masak bersuhu 90oC lalu diaduk dan dit ut up sert a dibiarkan selama 3 menit . Kemudian dit ambahkan larut an gula sebanyak 20% (v/ v), diaduk dan disaring, ke- mudian minuman t eh siap unt uk diberikan ke- pada panelis. Formula minuman t eh Camel i

a-mur bei yang diuj ikan pada uj i organolept ik

disaj ikan pada Gambar 1.

Uj i Organoleptik

Uj i organolept ik yang dilakukan ialah uj i kesukaan (hedonik) t erhadap f ormula minum- an t eh Camel i a-mur bei yang meliput i penilai- an t erhadap warna, rasa dan aroma air seduh- an t eh. Panelis yang digunakan ialah panelis semi t erlat ih sebanyak 30 orang dengan dua kali penguj ian sebagai ulangan.

Skor modus kesukaan panelis t erhadap warna, rasa dan aroma minuman t eh Camel i

a-mur bei dengan penambahan bubuk j ahe merah

dan asam j awa curah dan celup berada pada rent ang nilai 2 - 4 at au berada pada kisaran t i- dak suka hingga suka. Nilai modus kesukaan panelis t erhadap paramet er warna, rasa dan aroma minuman t eh Camel i a-mur bei disaj ikan pada Gambar 2.

(5)

nilai 57% sampai 98%, sedangkan unt uk para- met er rasa berada pada nilai 48% sampai 93%, dan unt uk paramet er aroma berada pada nilai 67% sampai 85%. Hasil perhit ungan persent ase penerimaan panelis t erhadap warna, rasa, dan aroma minuman t eh Camel i a-mur bei dapat dilihat pada Gambar 3.

Warna

Gambar 2 menunj ukkan bahwa panelis menyukai warna minuman t eh Camel i a-mur bei

A (Mul t i kaul i s oksimat is + Gambung 7 non oksi-

mat is ; curah) dan C (Kanva non oksimat is + Gambung 9 non oksimat is ; curah). Panelis t i- dak menyukai warna t eh B (Mul t i kaul i s oksi-

mat is + Gambung 7 non oksimat is; celup), dan menyat akan kesan biasa pada t eh D (Kanva non oksimat is + Gambung 9 non oksimat is; ce- lup). Hal ini diduga disebabkan oleh warna t eh

A (Mul t i kaul i s oksimat is + Gambung 7 non oksi-

mat is ; curah) dan t eh C (Kanva non oksimat is + Gambung 9 non oksimat is ; curah) yang t erli- hat lebih cerah/ merah dan kuning kehij auan dibandingkan dengan t eh B dan D. Hal ini didu- kung oleh hasil penelit ian Damayant hi dkk. (2007) yang menyat akan bahwa panelis lebih menyukai warna t eh Camel i a-mur bei curah dibandingkan dengan t eh Camel i a-mur bei ce- lup karena warna t eh Camel i a-mur bei curah t erlihat lebih cerah.

Ket erangan :

A = Mul t i kaul i s oksidasi enzimat is + Gambung 7 non oksidasi enzimat is (Curah) B = Mul t i kaul i s oksidasi enzimat is + Gambung 7 non oksidasi enzimat is (Celup) C = Kanva non oksidasi enzimat is + Gambung 9 non oksidasi enzimat is (Curah) D = Kanva non oksidasi enzimat is + Gambung 9 non oksidasi enzimat is (Celup)

Gambar 1 Minuman Teh Camel i a-mur bei dari empat perlakuan

Skor Modus Kesukaan Panelis

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5

Warna Rasa Aroma

Parameter Penilaian

M

o

du

s K

e

s

u

kaa

n

A B

C D TS

S

S S S S S

B B B

TS TS

Ket erangan :

A = Mul t i kaul i s oksidasi enzimat is + Gambung 7 non oksidasi enzimat is (Curah) B = Mul t i kaul i s oksidasi enzimat is + Gambung 7 non oksidasi enzimat is (Celup) C = Kanva non oksidasi enzimat is + Gambung 9 non oksidasi enzimat is (Curah) D = Kanva non oksidasi enzimat is + Gambung 9 non oksidasi enzimat is (Celup)

Gambar 2. Nilai modus kesukaan panelis t erhadap warna, rasa, dan aroma minuman t eh Camel i a- mur bei

B

 

(6)

Persentase penerimaan panelis terhadap warna,rasa dan aroma sukaan panelis t erhadap warna t eh Camel i

a-mur bei pada t araf kepercayaan 5%. Hasil uj i

lanj ut menunj ukkan bahwa t erdapat perbeda- an yang nyat a t ingkat kesukaan panelis t erha- dap semua warna t eh.

Gambar 3 menunj ukkan bahwa persen- t ase penerimaan panelis t erhadap paramet er warna yang t ert inggi (98%) ialah pada t eh C Gambung 7 non oksimat is; celup) sebesar 57%.

Rasa

Gambar 2 menunj ukkan bahwa panelis lebih menyukai rasa t eh A (Mul t i kaul i s oksima- t is + Gambung 7 non oksimat is ; curah), dan t eh C (Kanva non oksimat is + Gambung 9 non oksimat is; curah). Tet api panelis t idak menyu- kai rasa t eh B (Mul t i kaul i s oksimat is + Gam- kurang dengan adanya penambahan bubuk j a-

he merah dan asam j awa sert a bent uk curah, sehingga membuat rasa minuman t eh lebih di- sukai. Teh A dan C merupakan t eh curah, di- mana ket ika proses penyeduhan semua kom- ponen yang ada dalam t eh bisa langsung t er- urai dan bercampur dengan air seduhan t eh se- hingga menyebabkan warna yang lebih cerah, rasa yang lebih enak, rasa pahit dan sepet berkurang karena penambahan bubuk j ahe merah dan asam j awa.

Hasil uj i Kr uskal Wal l i s menyat akan bah- wa t erdapat perbedaan yang nyat a pada kesu- kaan panelis t erhadap rasa t eh Camel i

a-mur bei pada t araf kepercayaan 5%. Hasil uj i

lanj ut menunj ukkan bahwa t erdapat perbeda- an yang nyat a pada kesukaan panelis t erhadap semua rasa t eh.

Berdasarkan Gambar 3, diket ahui bahwa persent ase penerimaan panelis t erhadap rasa t eh Camel i a-mur bei t ert inggi (93%) ialah pada t eh A (Mul t i kaul i s oksimat is + Gambung 7 non oksimat is; curah), diikut i oleh t eh C (Kanva non oksimat is + Gambung 9 non oksimat is; cu- rah) sebesar 82%, kemudian t eh B (Mul t i kaul i s oksimat is + Gambung 7 non oksimat is; celup) sebesar 58%, dan t eh D (Kanva non oksimat is + Gambung 9 non oksimat is; celup) dengan per- sent ase sebesar 48%.

Aroma

(7)

t uk mencoba suat u makanan dilihat dari warna dan aroma yang dit imbulkan sehingga t ergugah selera unt uk mencobanya.

Gambar 2 menunj ukkan bahwa panelis menyukai aroma t eh Camel i a-mur bei A (Mul t i -

kaul i s oksimat is+ Gambung 7 non oksimat is ;

curah) dan t eh B (Mul t i kaul i s oksimat is + Gam- bung 7 non oksimat is; celup). Panelis membe- rikan kesan biasa t erhadap aroma pada t eh C

(Kanva non oksimat is + Gambung 9 non oksi-

mat is; curah) dan t eh D (Kanva non oksimat is + Gambung 9 non oksimat is ; celup).

Teh Camel i a-mur bei A dan B merupakan t eh yang mengalami proses oksidasi enzimat is. Menurut Nasut ion dan Tj ipt adi (1975) hasil ut ama oksidasi f lavonol (kat ekin) ialah t hea- f lavin dan t hearubigin yang merupakan kompo- nen pent ing t erhadap warna, rasa, dan aroma t eh, sehingga minuman t eh lebih disukai pane- lis. Selain it u, warna, rasa t eh j uga dipenga- ruhi oleh aroma yang t imbul karena adanya perlakuan curah sehingga membuat semua komponen yang ada dalam t eh t erurai saat penyeduhan.

Hasil uj i Kr uskal Wal l i s menunj ukkan bahwa t erdapat perbedaan yang nyat a pada kesukaan panelis t erhadap aroma t eh Camel i

a-mur bei pada t araf kepercayaan 5%. Hasil uj i

lanj ut menunj ukkan bahwa t erdapat perbeda- an yang nyat a t ingkat kesukaan panelis t erha- dap semua aroma t eh.

Berdasarkan Gambar 3, dapat dilihat bahwa persent ase penerimaan panelis t erha- dap aroma t eh Camel i a-mur bei t ert inggi (85%) Gambung 9 non oksimat is ; celup) dengan per- sent ase sebesar 67%.

Secara keseluruhan t eh yang dikemas da- lam kant ong celup mendapat kan nilai yang rendah pada uj i hedonik baik dari segi warna, rasa dan aroma. Hal ini disebabkan warna yang dit imbulkan kurang cerah ket ika proses penye- duhan berlangsung, dan rasa kurang enak dan aroma yang kurang keluar. Tet api ket ika dila- kukan penyeduhan dengan menggunakan alat khusus penyeduh t eh (t ea pot), warna, rasa dan aroma t eh Camel i a-mur bei (celup) menj a- di baik.

Immunoglubulin G (IgG)

Imunoglobulin at au disebut j uga dengan ant ibodi ialah glikoprot ein plasma yang ber- sirkulasi dan dapat berint eraksi secara spesif ik dengan det erminan ant igenik yang merangsang pembent ukan ant ibodi. Ant ibodi disekresikan oleh sel plasma yang t erbent uk melalui proli- f erasi dan dif erensiasi limf osit B. Pada manusia dit emukan lima kelas imunoglobulin, yait u IgG, IgM, IgA, IgE dan IgD. IgG t erdiri dari dua rant ai ringan yang ident ik dan dua rant ai berat yang ident ik diikat oleh ikat an disulf ida dan ikat an non kovalen. Immunoglobulin G (IgG) merupakan Ig t erbanyak yang t erdapat dalam serum darah, yait u sekit ar 80%. Kadar IgG pada serum darah manusia normal ialah sebesar 8 mg/ ml sampai 16 mg/ ml at au 800 µg/ ml sam- pai 1600 µg/ ml. IgG merupakan Ig ut ama yang berf ungsi sebagai opsonin yait u mampu menet - ralkan racun, kuman dan mengikat j asad renik sehingga mempermudah proses f agosit osis (Barat awidj aya, 1995).

Perubahan kadar immunoglobulin G (IgG) serum t ikus percobaan pada 0, 2 dan 4 minggu disaj ikan pada Gambar 4. Jumlah IgG pada minggu kedua berkisar ant ara 362. 3 µg/ ml sampai 685. 3 µg/ ml, nilai t ersebut menurun bila dibandingkan dengan j umlah IgG rerat a awal (0 minggu) yait u sebesar 619. 3 µg/ ml, t et api pada t ikus dengan perlakuan R1 (kon- sent rasi t eh 3 gram) t erj adi peningkat an yait u 685. 3 µg/ ml. Set elah minggu keempat t erj adi peningkat an j umlah IgG sampai 693. 3 µg/ ml. Hal ini masih berada dibawah kadar normal pada manusia. Hasil analisis ragam (ANOVA) menunj ukkan bahwa kepekat an t eh t idak ber- pengaruh nyat a t erhadap kadar IgG serum t i- kus, t et api lama pemberian t eh berpengaruh nyat a. Hasil uj i lanj ut Tukey menunj ukkan bahwa rerat a IgG awal berbeda nyat a dengan rerat a IgG set elah 2 minggu pengamat an. Re- rat a IgG pada 2 minggu pengamat an berbeda nyat a dengan rerat a IgG 4 minggu pengamat - an. IgG berdasarkan wakt u pengamat an dapat dilihat pada Gambar 4.

(8)

Kadar IgG Berdasarkan Waktu

0 100 200 300 400 500 600 700 800

0 1 2 3 4 5

Wak tu (m inggu)

Ig

G

(

U

g

/m

l) R0

R1

R2

R3

R4

Ket erangan :

R0 : Kont rol (Air put ih) R3 : Konsent rasi t eh 9 gram/ 250 ml air

R1 : Konsent rasi t eh 3 gram/ 250 ml air R4 : Konsent rasi t eh 12 gram/ 250 ml air R2 : Konsent rasi t eh 6 gram/ 250 ml air

Gambar 4. IgG berdasarkan wakt u dari 0 minggu, 2 minggu dan 4 minggu

j am 15. 00 sampai 16. 00. Menurut hasil peneli- t ian Suart ini (2005), penurunan akt if it as IgG dapat disebabkan oleh pengaruh suhu, pH dan st res. Dat a ini diperkuat oleh Shimizu (1991) yang menyat akan bahwa t urunnya akt if it as IgG akibat t erj adi kerusakan pada daerah ant i gen

bi ndi ng si t e maupun daerah Fab ant i bodi saat

t erj adi st res.

Secara umum j ika ant igen diinj eksikan pada hewan percobaan, maka hewan t ersebut akan memproduksi ant ibodi unt uk menangkap ant igen t ersebut dan menghancurkannya. Ant i- bodi bersif at spesif ik dan hanya berikat an de- ngan ant igen yang menst imulasi produksi ant i- bodi t ersebut . Produksi ant ibodi membut uhkan wakt u int erval beberapa hari set elah inj eksi, dan puncak t ert inggi t ercapai pada 10 sampai 14 hari kemudian mengalami penurunan (Tizard, 2000).

Terj adinya peningkat an kadar IgG serum pada minggu keempat diduga disebabkan oleh pengaruh pemberian minuman t eh Camel i

a-mur bei. Tanaman t eh secara empirik diguna-

kan unt uk mengobat i penyakit kanker. Akt ivi- t asnya sebagai ant ikanker ialah secara t idak langsung, yait u melalui sist em kekebalan de- ngan cara meningkat kan konsent rasi imuno- globulin G (IgG). Pemakaiannya sebagai obat ant it umor at au ant ikanker menimbulkan duga- an bahwa bahan t ersebut bersif at imuno- st imulat or, yait u meningkat kan konsent rasi IgG (Winarno 1995). Penelit ian Susilaningsih et al. (2002) melaporkan bahwa polif enol t eh hij au

dapat meningkat kan sist em pert ahanan t ubuh t erhadap inf eksi, yait u membant u dalam pro- ses f agosit osis dengan cara menghambat kerj a enzim hialuronidase sehingga makrof ag akan t et ap berf ungsi baik. Selain it u peningkat an kadar IgG serum dapat disebabkan oleh mulai hilangnya st ress pada t ikus.

KESIMPULAN

Kombinasi t eh Camel i a-mur bei t erbaik yang dipilih ialah Kanva non oksimat is + Klon Gambung 9 non oksimat ius dan Mul t i kaul i s ok- simat is + Klon Gambung 7 non oksimat is de- ngan perbandingan 1: 1, yang dit ambah dengan bubuk j ahe merah dan asam j awa sebanyak 10% dan 6% dari t ot al t eh dengan perlakuan curah dan celup.

Hasil organolept ik menunj ukkan bahwa skor modus kesukaan t erhadap warna, rasa dan aroma ialah 4 (suka) unt uk minuman t eh A

(Mul t i kaul i s oksimat is + Gambung 7 non oksi-

mat is; curah), dan skor modus kesukaan t erha- dap warna dan rasa ialah 4 (suka) unt uk mi- numan t eh C (Kanva non oksimat is + Klon Gambung 9 non oksimat is ; curah).

Hasil uj i Kruskal Wallis menunj ukkan bahwa minuman t eh t erbaik yait u t eh A (Mul t i -

kaul i s oksimat is + Gambung 7 non oksimat is;

(9)

bung 7 non oksimat is; celup), dan t eh D (Kan- va non oksimat is + Klon Gambung 9 non oksi- mat is ; celup).

Teh t erbaik yang diberikan pada hewan percobaan pada penelit ian ut ama ialah t eh A

(Mul t i kaul i s oksimat is + Gambung 7 non oksi-

mat is; curah).

Hasil uj i ragam (ANOVA) menunj ukkan bahwa konsent rasi t eh t idak berpengaruh nya- t a t erhadap kadar IgG serum t ikus, sedangkan lama pemberian t eh berpengaruh nyat a t erha- dap IgG serum t ikus (p<0. 05), hasil uj i lanj ut Tukey menunj ukkan bahwa rerat a IgG awal berbeda nyat a dengan rerat a IgG set elah 2 minggu. Rerat a IgG 2 minggu berbeda nyat a dengan rerat a IgG 4 minggu.

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah. 2005. Pangan Tradisional sebagai pangan f ungsional. Berit a Ipt ek. ht t p: / / www. berit aipt ek. com/ zberit a-berit aip - t ek-2005-04-11-. sht ml [ 14 Januari 2008] .

Kurnia D. 2002. Melest arikan hut an dengan murbei. ht t p: / / www. PikiranRakyat . Cy- berMedia. com. -Ket ua Lembaga Masyara- kat Desa Hut an (LMDH) Sukamanah Kec. Pangalengan. [ 12 Sept ember 2007]

Damayant hi E, Kushart o CM, Rohayat i, Rohdiana D, Ef f endi R, Dainy NC, & Darningsih S. 2007. Deversif ikasi Produk Teh Sebagai Minuman Kesehat an. Kerj asama LPPM Int it ut Pert anian Bogor dangan Depart emen Pert anian (KKP3T).

Junit a R, Triningsih T, Elisabet h W, Suj ana M, Ayu, & Haryadi P. 2001. “ Formulasi Mi- numan Fungsional Tradisional Dari Rem- pah-Rempah Menggunakan Konsep Opt i- masi Sinergisme Ant ioksidan“ . Dalam Prosiding Seminar Nasional Pangan Tra- disional Basis Bagi Indust ri Pangan Fung- sional dan Suplemen. Pusat Kaj ian Ma- kanan Tradisisonal, PAU, Bogor

Manan Ha. 2003. Murbei Tanaman Berkhasiat dan Bermanf aat . ht t p: / / www. suaramer- deka. com/ harian/ 0301/ 11/ ragam3. ht m [ Sept ember 2007]

Nasut ion MZ & Tj ipt adi W. 1975. Pengolahan Teh. Depart emen Teknologi Hasil Pert a- nian. FATETA. IPB. Bogor

Novit asari N. 2004. Sekresi Ant ibodi IgG serum t ot al dan st at us gizi pada Balit a set elah suplement asi probiot ik dadih IS-27526, st udy kasus di Kecamat an Teluk Naga Kabupat en Tangerang. Skripsi sarj ana, Fakult as Teknologi Pert anian, IPB, Bogor.

Pambudi J. 2000. Pot ensi Teh Sebagai Sumber Zat Gizi dan Peranannya dalam Kesehat - an. Pusat Penelit ian dan Pengembangan Gizi Depart emen Kesehat an dan Kesej ah- t eraan Sosial RI. Jakart a. Dalam Prosi ding Seminar Sehari Teh Unt uk Kesehat - an. Pusat Penelit ian Teh dan Kina GAMBUNG, Bandung.

PTPN VIII. PPTK Gambung dan ATI. 2007. Teh Terbukt i Secara Ilmiah Sebagai Cara Terbaik dan Alami Unt uk Meraih Kesehat an ht t p: / / www. pn8. co. id/ kha- siat _t eh. asp?mt eh=Manf aat _Teh [ 30 Jan 2007]

Rat iningsih. 2003. Peningkat an Akt if it as Ant i- oksidan Teh Hit am (Camelia Sinensis L) dengan penambahan ekst rak j ahe (zingeber of f icinale) dan ekst rak asam j awa (Tamarindus indica. L). Skripsi Sar- j ana Jurusan Gizi Masyarakat Sumber- daya Keluarga Fakult as Pert anian, IPB.

Sabu MC, Smit ha K, Kut t an R. 2002. Ant i-diabet ic of Green Tea polyphenols and Their Role in Reducing Oxidat ive St ress in Experiment al Diabet es. Jounal of Et hnopharmacology. 83: 109-116

Shimizu M, Hit oshi N, Keisuko SH, Makot a O, Ken T & Hat t a H. 1992. Molecular St a- bilit y of Chicken and Rabbit Immuno- glubulin G. Biosci. Biot ech, Biochem 56. P. 270-274.

Sibuea P. 2003. Minum Teh dan Khasiat nya Bagi Kesehat an, sinar harapan. ht t p: / / www. sinarharapan. co. id/ ipt ek/ kesehat -an/ 2003/ 1010/ kes1. ht ml [ 3 Feb 2007]

Sof ian T. 2005. Senyawa DNJ, Calon Obat Diabet es dari Murbei. Berit a Ipt ek. ht t p: / / www. berit aipt ek. com/ zberit a-berit aip t ek-2005-04-11. sht ml [ 11 April 2007]

(10)

Susilaningsih N, Johan A, Gunardi, & Winarno. 2002. Ef ek Polif enol Teh Hij au sebagai Imunomodulat or pada Inf eksi. Penelit ian Hibah Bersaing Fakult as Kedokt eran, Universit as Diponegoro, Malang.

Gambar

Gambar 1  Minuman Teh Camelia-murbei dari empat perlakuan
Gambar 3 menunj ukkan bahwa persen-
Gambar 4. IgG berdasarkan waktu dari 0 minggu, 2 minggu dan  4 minggu

Referensi

Dokumen terkait

Nilai K m PPO karapas udang vaname adalah yang paling rendah dibandingkan dengan krustasea lainnya, hal ini menunjukkan bahwa enzim PPO dari karapas udang vaname memiliki

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Tugas dan Wewenang Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (Berita Negara

Dengan mengucapkan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmatNya, sehingga Laporan Penelitian Hibah Bersaing tahap

Pihak lain yang bukan direktur utama/pimpinan perusahan/ pengurus koperasi yang namanya tidak tercantum dalam akta pendirian/anggaran dsar, sepanjang pihak lain tersebut

mengetahui sejauh mana materi yang akan diajarkan belum dikuasai oleh peserta didik. c) Tes Akhir ( post-test) adalah tes yang dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana

Variasi Temperatur dan Waktu Tahan Kalsinasi Terhadap Unjuk Kerja Semikonduktor TiO 2 Sebagai Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) dengan Dye dari Ekstrak Buah Naga Merah. Tugas Akhir

Judul Usulan Program : Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni UMM sebagai Upaya untuk Meningkatkan Kompetensi dan Daya Kompetisi

Dengan memanfaatkan Simple Network Management Protocol (SNMP) dapat dihasilkan suatu mekanisme untuk mendapatkan informasi tentang lalu lintas (traffic) data sebuah