i
PERANAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN ANAK
(STUDI KASUS MASYARAKAT NELAYAN DI DESA
TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG
KABUPATEN REMBANG)
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Geografi
Oleh:
Heni Mulya Irwana
NIM 3201407023
JURUSAN GEOGRFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
ii
Hari : Senin
Tanggal : 18 Juli 2011
Pembimbing I
Drs. Heri Tjahjono, M. Si
NIP. 19680202 1999031 001
Pembimbing II
Drs. Sutardji
NIP. 19510402 1980121 001
Mengesahkan:
Ketua Jurusan Geografi
Drs. Apik Budi Santoso, M.Si.
iii
Hari : Rabu
Tanggal : 3 Agustus 2011
Penguji Utama
Drs. Tjaturahono BS, M.Si. NIP. 19621019 198803 1 002
Penguji I
Drs. Heri Tjahjono, M.Si. NIP. 19680202 1999031 001
Penguji II
Drs. Sutardji
NIP. 19510402 1980121 001
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ilmu Sosial
iv
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini
dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 18 Juli 2011
Heni Mulya Irwana
v
mendatangkan keburukan, aku bersabar, karena bersabar menghadapi manis dan
pahitnya masa sesungguhnya membiasakan diri lebih bersabar untuk lebih
mendorong bersikap bijak. Dan jika mendatangkan kebaikan, aku bersyukur,
karena dengan bersyukur akan mendatangkan kebahagiaan dan ketentraman hati.
(Heni Mulya Irwana)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”. (Q.S Al-Insyirah 94 : 6-8)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan untuk :
1. Bapak, Ibu, serta Mas Hendri yang selalu
membimbingku dan juga adikku Aat yang selalu
menyayangiku serta memberiku doa demi
keberhasilanku.
2. Seorang yang berarti bagiku, Sinar Aji atas kasih
sayangnya mendampingiku.
3. Keluarga besar Geografi, teman-teman Geo ’07, kos D’Grandle serta sahabat-sahabat terdekatku.
4. Dan semua pihak yang telah hadir dalam hidupku,
untuk mengarungi seni kehidupan di kampus UNNES.
vi
berjudul “Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Anak (Studi Kasus Masyarakat
Nelayan Di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang)”.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Semarang (FIS UNNES).
Walaupun penyusunan skripsi ini telah diusahakan dengan maksimal
namun masih ada kekurangan, karena itu dengan rendah hati penulis bersedia
menerima kritik serta saran yang membangun demi kebaikan skripsi ini. Pada
kesempatan ini pula kami ucapkan banyak terima kasih dan penghormatan
setinggi tingginya kepada beliau yang terhormat :
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang.
2. Drs. Subagyo, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNNES.
3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si, selaku Ketua Jurusan Geografi.
4. Drs. Heri Tjahjono, M.Si, Pembimbing I atas segala arahan dan bimbingan
dan arahannya dalam penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Sutardji, Pembimbing II atas segala arahan dan bimbingan dan
arahannya dalam penyusunan skripsi ini.
6. Drs. Tjaturahono BS, M.Si. selaku penguji utama yang telah membimbing
dan mengarahkan dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Para Dosen Jurusan Geografi atas ilmu yang telah diberikan selama
menempuh studi di Jurusan Geografi.
8. Ibu Kuswati dan Ibu Kun, serta seluruh pegawai Jurusan Geografi atas
bantuan dan motivasinya.
9. Kepala Desa dan keluarga besar Desa Tasikagung terkait yang telah
vii
11.Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga Tuhan YME yang maha pemurah memberikan balasan atas
jasa-jasa yang telah diberikan. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi para pembaca terutama bagi yang mengkaji ilmu di Jurusan
Geografi.
Semarang, 18 Juli 2011
viii Tjahyono, M.Si. Pembimbing II. Drs. Sutardji.
Kata kunci: Peranan Keluarga, Pendidikan Anak.
Pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapan pun sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor keluarga. Latar belakang keluarga akan mempengaruhi karakter dan pendidikan anaknya. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat pendidikan keluarga nelayan?, bagaimana kondisi sosial-ekonomi keluarga nelayan?, dan bagaimana peranan keluarga dalam pendidikan anak pada masyarakat nelayan Di Desa TasikAgung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang?. Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui tingkat pendidikan keluarga nelayan, (2) untuk mengetahui kondisi sosial-ekonomi keluarga nelayan, dan (3) untuk mengetahui peranan keluarga dalam pendidikan anak pada masyarakat nelayan Di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.
Populasi dalam penelitian ini adalah Jumlah keseluruhan penduduk di desa Tasikagung yang bekerja sebagai nelayan yaitu 880 orang. Pengambilan sampel
dilakukan secara Double Sample dengan 2 responden sekaligus yaitu orang tua
yang bekerja sebagai nelayan dan anaknya. Pengambilan sampel respondennya
dilakukan secara acak dengan Random Sampling. Jumlah Sampel dalam penelitian
ini adalah 88 responden orang tua dan anak. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal; kondisi sosial-ekonomi meliputi umur, jumlah anak, status perkawinan, jumlah tanggungan anak, pekerjaan, pendapatan, jenis tempat tinggal, dan pemilikan kekayaan; dan peranan keluarga dalam pendidikan anak meliputi pemilihan pendidikan anak, cara orang tua mendidik, suasana rumah, hubungan antara orang tua dengan anak, penyediaan fasilitas belajar, dan mendorong anak untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Metode pengumpulan data dengan metode dokumentasi, wawancara, dan angket/kuesionner. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif persentase.
ix
x
LEMBAR PERSETUJUAN... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
A. Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Anak ... 12
B. Tingkat Pendidikan ... 17
C. Kondisi Sosial-Ekonomi ... 19
D. Belajar ... 23
E. Masyarakat Nelayan ... 25
F. Kajian Penelitian sebelumnya ... 27
G. Kerangka Pemikiran ... 30
BAB III METODE PENELITIAN... 31
xi
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 33
F. Metode Pengambilan Data ... 36
G. Metode Analisis Data ... 37
H. Diagram Alir Penelitian ... 38
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40
A. Hasil Penelitian ... 40
1. Kondisi Umum Daerah Penelitian ... 40
2. Tingkat Pendidikan ... 48
3. Kondisi Sosial – Ekonomi ... 49
4. Peranan Keluarga dalam Pendidikan ... 61
B. Pembahasan ... 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72
A. Kesimpulan ... 72
B. Saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 74
xii
Tabel 2 Klasifikasi Pendapatan ... 21
Tabel 3 Daftar Kajian Penelitian Sebelumnya ... 28
Tabel 4 Kriteria Deskriptif Presentase ... 38
Tabel 5 Data Curah Hujan Kecamatan Rembang Th.2001-2010 ... 43
Tabel 6 Komposisi Penduduk Desa Tasikagung Menurut Umur Dan Jenis Kelamin Tahun 2010 ... 45
Tabel 7 Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Tasikagung berumur 7 tahun Ke atas tahun 2010 ... 46
Tabel 8 Komposisi Penduduk Desa Tasikagung Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2010 ... 47
Tabel 9 Tingkat Pendidikan Keluarga ... 48
Tabel 10 Pendidikan Non Formal Nelayan ... 49
Tabel 11 Umur Nelayan ... 50
Tabel 12 Umur Pernikahan ... 50
Tabel 13 Anggota Keluarga Inti ... 51
Tabel 14 Jumlah Anak Nelayan ... 51
Tabel 15 Bagian Pekerjaan Nelayan ... 52
Tabel 16 Lama Melaut ... 52
Tabel 17 Pekerjaan Istri ... 53
Tabel 18 Pendapatan Nelayan ... 54
Tabel 19 Pendapatan Istri Nelayan ... 56
Tabel 20 Pengeluaran Biaya Hidup... 57
Tabel 21 Pengeluaran untuk pendidikan anak ... 57
Tabel 22 Jenis Tempat Tinggal ... 58
Tabel 23 Pemilikan Barang-barang ... 60
Tabel 24 Pemilikan Kendaraan ... 60
xiii
Tabel 30 Penyediaan Fasilitas Belajar ... 65
xiv
Gambar 2 Diagram Alir Penelitian ... 39
Gambar 3 Peta Administrasi Desa Tasikagung ... 41
Gambar 4 Jumlah Penduduk Desa Tasikagung Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2010 ... 47
Gambar 5 Istri Nelayan yang Bekerja Sebagai Buruh Ngenam ... 55
Gambar 6 Warung Sembako Istri Nelayan ... 56
Gambar 7 Kondisi Rumah Nelayan yang Berlantai Batu Tertata ... 59
Gambar 8 Kondisi Rumah Nelayan yang Berlantai Keramik ... 59
Gambar 9 Kondisi Sosial-Ekonomi Desa Tasikagung ... 61
xv
2. Kisi-kisi instrumen penelitian orang tua ... 78
3. Kisi-kisi instrumen penelitian anak ... 81
4. Instrumen penelitian orang tua ... 82
5. Instrumen penelitian anak ... 92
6. Uji validitas dan reliabilitas angket ... 97
7. Perhitungan validitas angket ... 100
8. Perhitungan reliabilitas angket ... 101
9. Daftar responden orang tua ... 102
10. Daftar responden anak ... 103
11. Tabel skor hasil angket orang tua ... 104
12. Tabel skor hasil angket anak ... 108
13. Tabel analisis skor hasil angket orang tua dan anak ... 110
1 BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai
sampai kapan pun sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan
demikian karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan
peradaban manusia yang selalu mengalami perkembangan (Hasbullah, 2009:
ix). Oleh karena itu pendidikan merupakan salah satu sektor yang harus
mendapatkan perhatian khusus dalam pelaksanaan pembangunan nasional.
Sesuai dengan UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
yang dituangkan dalam pasal 3 bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa. Sehubungan dengan
fungsi pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan bangsa telah
disampaikan dalam pembukaan Undang-undang 1945 alenia ke-4.
Menurut Ki Hajar Dewantoro, pendidikan yaitu tuntutan didalam
hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai
manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Coser at all mengungkapkan
“Education is the deliberate, formal transfer of knowledge, skill and values
merupakan pemindahan pengetahuan, ketrampilan dan nilai dari satu orang ke
orang lain.
Tujuan umum pendidikan merupakan tujuan yang menjiwai pekerjaan
mendidik dalam segala waktu dan keadaan, sedangkan salah satu tujuan
khususnya yaitu perbedaan lingkungan keluarga atau masyarakat, misalnya:
tujuan khusus untuk masyarakat pertanian berbeda dengan masyarakat
perikanan (Hasbullah, 2009: 14). Latar belakang keluarga yang berbeda akan
mempengaruhi karakter dan pendidikan anaknya.
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena
dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan
bimbingan. Juga dikatakan lingkungan yang utama, karena sebagian besar
dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang
paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga (Hasbullah, 2009:
38). Oleh karena itu, peranan orang tua sangatlah penting untuk mendukung
kelangsungan pendidikan anak. Seperti dalam Undang-Undang nomor 20
tahun 2003 tentang SISDIKNAS bahwa pendidikan berlangsung seumur
hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan
masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan menjadi tanggung jawab bersama.
Karena keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dalam
pendidikan anak, maka tingkat pendidikan orang tua sangat mempengaruhi
perkembangan pendidikan anaknya. Orang tua yang memiliki tingkat
pendidikan tinggi biasanya memiliki cita-cita tinggi pula terhadap pendidikan
tinggi atau setidaknya sama dengan pendidikan orangtua mereka, cita-cita dan
dorongan ini akan mempengaruhi sikap dan keberhasilan anaknya.
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan masa
yang akan datang karena dengan pendidikan yang lebih baik dapat diharapkan
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik sehingga mampu dalam
mengembangkan taraf hidupnya (BKKBN, 1993: 60). Oleh karena itu, tingkat
pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap kondisi sosial ekonomi
masyarakat.
Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya bergantung pada
lingkungan baik fisik maupun non fisik. Seperti masyarakat yang tinggal di
daerah pesisir, mayoritas mereka bermata pencaharian sebagai nelayan.
Nelayan adalah setiap orang yang penghidupannya baik sebagian maupun
keseluruhan didasarkan atas hasil tangkapan ikan di laut (Dinas Perikanan
dan Kelautan, 1984: 2).
Departemen Kelautan dan Perikanan menyebutkan bahwa kondisi
masyarakat pesisir di Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan
sebesar 32,14 %. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Kondisi Umum Masyarakat Pesisir di Indonesia
No. Kondisi Masyarakat Pesisir Jumlah
1. Desa pesisir 8.090 desa
Masyarakat pesisir sangat lekat dengan sebutan masyarakat miskin.
Menurut Badiran, dkk (2009) kemiskinan yang terjadi di masyarakat pesisir
terdapat pada kehidupan nelayan antara lain adalah: (a) rendahnya tingkat
pendidikan, (b) miskin pengetahuan dan teknologi untuk menunjang
pekerjaannya, (c) kurang tersedianya wadah pekerjaan informal, (d)
kurangnya daya kreativitas, dan (e) belum adanya perlindungan terhadap
nelayan dari jeratan para tengkulak.
Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang
merupakan daerah pesisir yang sebagian besar dihuni oleh masyarakat
bermata pencaharian sebagai nelayan. Jumlah penduduk desa Tasikagung
adalah 3.836 jiwa, dengan kepala keluarga sebanyak 1.108 kepala keluarga
Penduduk yang mata pencaharian sebagai nelayan adalah sebesar 880 orang
(Monografi Desa Tasikagung, 2010). Tingkat pendidikan masyarakat nelayan
Desa Tasikagung masih rendah yang berkaitan dengan kondisi sosial budaya
masyarakatnya yang berpendapat bahwa pendidikan bukanlah prioritas
utama. Hal itu yang menyebabkan kurang adanya usaha dalam mengolah
potensi yang ada di daerahnya untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya
(Ekaningdyah, 2005).
Desa Tasikagung yang sebagian besar masyarakatnya adalah nelayan,
penduduk atau penghuni setiap harinya didominasi oleh wanita dan
anak-anak. Sedangkan lelaki baik bapak-bapak atau remaja, banyak
mempergunakan waktunya untuk melaut. Berdasarkan survei oleh ibu-ibu
didapatkan hasil bahwa pada umumnya kaum perempuan ditinggal melaut
1-2 minggu, sedangkan sisanya adalah nelayan biasa (melaut malam hari) dan
sebagian lagi berlayar sampai sebulan atau lebih (ikut kapal besar), sehingga
dapat dikatakan sebagian besar tanggung jawab kelangsungan hidup
sehari-hari pada keluarga ada ditangan wanita sebagai ibu sekaligus ayah
(Ekaningdyah, 2005).
Kesibukan orang tua yang bekerja sebagai nelayan, menyita waktu
untuk keluarga dalam hal perkembangan pendidikan anak. Mereka menjadi
kurang perhatian atau tidak mendapatkan perhatian penuh oleh kedua orang
tuanya, dengan tidak pernah menanyakan ada pekerjaan rumah atau tidak dan
tidak pernah menanyakan ada masalah dalam pemenuhan kebutuhan sekolah.
Hal itu terjadi karena orang tua mereka jarang di rumah dan juga mempunyai
dasar pendidikan yang rendah. Pada kenyataanya peranan keluarga (orang
tua) sangatlah penting dalam kelangsungan pendidikan anak dalam hal
perhatian orang tua, cara orang tua mendidik dan lain sebagainya.
Keberadaan kondisi sosial ekonomi mempunyai dampak yang sangat
luas dalam berbagai sendi kehidupan baik pada diri sendiri maupun pada
anggota keluarga termasuk anak-anaknya baik berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan primer yang berupa pangan, sandang dan papan maupun
kebutuhan sekunder termasuk didalamnya pendidikan.
Kondisi ekonomi nelayan yang masih miskin menjadi perhatian
bagaimana dengan kondisi pendidikan anak-anaknya. Setiap orang tua pasti
ingin melihat anaknya sukses dengan pendidikan tinggi. Oleh karena itu
diperlukan peranan keluarga (orang tua) dalam pendidikan anak, agar anak
mendapat kelangsungan hidup yang lebih baik.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis bermaksud
mengadakan penelitian dengan judul “Peranan Keluarga Dalam Pendidikan
Anak (Studi Kasus Masyarakat Nelayan di Desa Tasikagung Kecamatan
Rembang Kabupaten Rembang)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimana tingkat pendidikan keluarga nelayan di Desa Tasikagung
Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang?
2. Bagaimana kondisi sosial ekonomi keluarga nelayan di Desa Tasikagung
Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang?
3. Bagaimana peranan keluarga dalam pendidikan anak pada masyarakat
nelayan di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui:
1. Tingkat pendidikan keluarga nelayan di Desa Tasikagung Kecamatan
Rembang Kabupaten Rembang.
2. Kondisi sosial ekonomi keluarga nelayan di Desa Tasikagung Kecamatan
3. Peranan keluarga terhadap pendidikan anak pada masyarakat nelayan di
Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.
D. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak,
meliputi:
1. Bagi keluarga, dapat memberikan perhatian dan peranan yang lebih
terhadap pendidikan anak, agar pendidikan anak menjadi lebih baik.
2. Bagi akademis, sebagai salah satu sumbangan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan penambah referensi karya tulis ilmiah agar dapat
dimanfaatkan sebagai bahan masukan bagi penelitian lain.
3. Bagi penulis, penelitian ini dilakukan agar dapat menerapkan ilmu yang
di dapat di bangku perkuliahan dan membuktikan kesesuaian teori
dengan yang ada di lapangan.
E. Penegasan Istilah
Agar ruang lingkup permasalahan menjadi jelas, tidak terjadi
penyimpangan arti dan dapat menjadi satu kesatuan makna, cara pandang dan
anggapan mengenai sesuatu, serta menekan semaksimal mungkin
kesalahpahaman dalam penelitian ini yang berjudul “Peranan Keluarga
Dalam Pendidikan Anak (Studi Kasus Masyarakat Nelayan di Desa
Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang)”, maka diperlukan
1. Peranan
Peranan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keikutsertaan atau
keterlibatan keluarga (orang tua) dalam pendidikan anaknya, baik itu
keterlibatan dalam hal mendampingi dan membimbing anak dalam belajar
ataupun keterlibatan dalam pengadaan fasilitas yang mendukung pendidikan
anak.
2. Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal,
yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang
bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat,
melindungi dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik
(Slameto, 2003: 34).
Keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu orang tua yang
merupakan suatu lingkungan sosial terdekat yang berpengaruh dan
memegang peranan penting dalam pendidikan anak yang dipengaruhi tingkat
pendidikan dan kondisi sosial ekonomi keluarga.
3. Pendidikan
Menurut Ki Hajar Dewantoro, pendidikan yaitu tuntutan didalam
hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai
manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan
Pendidikan yang dimaksudkan dalam pendidikan ini adalah tingkat
pendidikan formal yang diperoleh anak.
4. Anak
Anak yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah anak SD, SMP,
SMA dari orang tua yang bekerja sebagai nelayan di desa Tasikagung
Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.
5. Masyarakat nelayan
Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan
penangkapan ikan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun
2004 Tentang Perikanan). Menurut Dinas Perikanan dan Kelautan (2000)
nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi
penangkapan ikan. Orang yang melakukan pekerjaan, seperti membuat jaring,
mengangkut alat-alat atau perlengkapan kedalam perahu (kapal), mengangkut
ikan dari perahu kapal, tidak dimasukkan sebagai nelayan. Istri, anak-anak
dari orang tua nelayan yang tidak aktif dalam operasi penangkapan ikan dilaut
tidak dimasukkan sebagai nelayan. Tetapi ahli mesin, ahli listrik dan juru
masak yang bekerja diatas kapal penangkapan ikan di laut dimasukkan
sebagai nelayan walaupun mereka tidak secara langsung melakukan
penangkapan.
Masyarakat nelayan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
semua orang yang bekerja menangkap ikan di laut dan orang-orang yang
berhubungan dengan kapal dan hasil tangkapan ikan di laut, baik itu orang
orang yang mempunyai kapal baik yang ikut atau tidak dalam menangkap
ikan.
Jadi judul skripsi dalam penelitian ini adalah “Peranan Keluarga
Dalam Pendidikan Anak (Studi Kasus Masyarakat Nelayan di Desa
Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang)” yang artinya
penelitian ini mengkaji tentang bagaimana peranan keluarga dari masyarakat
nelayan dalam pendidikan anaknya.
F. Sistematika Skripsi
Pada Penulisan skripsi ini agar lebih mudah dipahami isinya bagi
pembaca, maka penulis menyusun sistematika penulisan skripsi sebagai
berikut:
Bagian awal penulisan ini berisi judul skripsi, abstrak, halaman
pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar
tabel/peta/gambar, dan daftar lampiran.
Bagian Isi terdiri dari:
BAB I Pendahuluan, yang berisi uraian tentang alasan pemilihan
judul, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan
istilah dan sistematika skripsi.
BAB II Kajian pustaka, berisi kajian teoritis yang mendukung
penelitian yaitu membahas tentang peranan keluarga terhadap pendidikan
anak, tingkat pendidikan, kondisi sosial ekonomi, belajar, dan masyarakat
BAB III Metode penelitian, berisi uraian tentang lokasi dan sampel
penelitian, variabel penelitian, metode dan teknik pengumpulan data, metode
analisis data, dan diagram alir penelitian.
BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan, berisi tentang deskripsi
daerah penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V Penutup, yang berisi uraian kesimpulan hasil penelitian dan
saran-saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian.
Bagian akhir dari penulisan ini berisi daftar pustaka dan
12 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka diperlukan
teori-teori yang mendukung, meliputi peranan keluarga dalam pendidikan anak, tingkat
pendidikan, kondisi sosial ekonomi, belajar, dan masyarakat nelayan.
A. Peranan keluarga dalam pendidikan anak
Peranan suatu lembaga pendidikan yang mempengaruhi pendidikan
anak adalah lembaga pendidikan keluarga. Peranan keluarga memegang
peranan penting dalam pendidikan anak.
1. Peranan keluarga
Menurut para ahli psikologi, lingkungan yang banyak memberikan
sumbangan dan besar pengaruhnya terhadap proses belajar maupun
perkembangan anak adalah lingkungan keluarga. Karena lingkungan keluarga
merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal yang pertama dan
utama yang dialami oleh anak.
Ahmadi (2004: 167) menyebutkan “keluarga adalah kelompok sosial
kecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang mempunyai
hubungan sosial relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan
dan atau adopsi”. Keluarga dilihat dari segi pendidikan merupakan satu
kesatuan hidup (sistem sosial), dan keluarga menyediakan situasi belajar.
Sebagai satu kesatuan hidup bersama (sistem sosial) keluarga yang terdiri dari
saling memberi kasih sayang (Hasbullah, 2009: 87). Keluarga menyediakan
situasi belajar berarti bahwa anak membutuhkan bimbingan orang tua dalam
kelangsungan pendidikannya. Karena orang tua memegang peran utama dari
anak sejak kecil yang meniru apa yang diajarkan oleh orang tua.
Peranan keluarga (orang tua) dalam pendidikan anaknya tidak hanya
memberikan sebatas pendidikan saja atau memberikan uang yang cukup,
tetapi juga dengan pengasuhan dari orang tua, dengan memberi perhatian,
kasih sayang, kepedulian dan dukungan dari anggota keluarga. Ada beberapa
orang tua yang hanya memberikan anak berupa materi saja, mungkin karena
kesibukan mereka bekerja mencari nafkah. Hal ini tergantung dari
masing-masing orang tua dalam mendidik anak, semua akan berjalan dengan baik
apabila orang tua mampu membagi waktu, dalam mendidik serta memberi
pendidikan dan perhatian yang cukup bagi anak (Andriyani, 2010: 11-12).
Hubungan antara keluarga dengan anak harus terjalin dengan baik
demi keberhasilan anak dengan perhatian dan kasih sayang yang cukup bagi
anak. Menurut Hasbullah (2009: 88-89) tanggung jawab keluarga bagi
pendidikan anak adalah sebagai berikut.
a. Memelihara dan membesarkannya, tanggung jawab ini merupakan
dorongan alami untuk dilaksanakan karena si anak memerlukan makan,
minum dan perawatan agar dia dapat hidup secara berkelanjutan;
b. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah maupun
rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang
c. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
berguna bagi kehidupannya kelak sehingga bila ia telah dewasa mampu
berdiri sendiri dan membantu orang lain;
d. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya
pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah SWT, sebagai tujuan
akhir hidup muslim.
Adanya kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak
secara kontinue perlu dikembangkan kepada setiap keluarga agar pendidikan
yang dilakukan sesuai dengan perkembangan zaman yang cenderung selalu
berubah.
Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam pendidikan anak.
Peranan itu dapat dilakukan oleh orang tua secara langsung kepada anak
dengan mendampingi serta membimbing anak dalam belajar. Selain itu juga
dapat dilakukan dengan cara tidak berinteraksi secara langsung dengan anak,
yaitu menyediakan fasilitas-fasilitas yang mendukung pendidikan anak,
penyediaan sarana-prasarana, pemilihan pendidikan, menanyakan nilai rapor,
pemberian kasih sayang, serta mendorong anak untuk melanjutkan ke
pendidikan yang lebih tinggi (Andriyani, 2010: 15).
2. Pemilihan pendidikan
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan
mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani
sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Atau
peradaban bangsa yang dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu
sendiri (nilai dan norma masyarakat) yang berfungsi sebagai filsafat
pendidikannya atau sebagai cita-cita dan pernyataan tujuan pendidikan (Ihsan,
2008: 1-2).
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya mendapatkan
pendidikan yang layak. Orang tua yang memiliki pengetahuan tentang
pendidikan yang luas akan memberikan pendidikan kepada anaknya yang
terbaik. Philip H. Combs dalam Zahara (1984: 58-59) mengklasifikasikan
pendidikan, meliputi pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan
non formal.
a. Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalan proses pendidikan yang diperoleh seseorang
dari kehidupan sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar. Pada umumnya
tidak teratur dan tidak sistematis, sejak seseorang lahir sampai mati.
Seperti dalam keluarga, merupakan pendidikan yang pertama dan utama
bagi setiap manusia. Waktu seseorang lebih banyak dirumah
dibandingkan dengan tempat-tempat yang lain.
b. Pendidikan Formal
Pendidikan formal adalah pendidikan di sekolah yang teratur dan
sistematis, berjenjang dan dibagi dalam waktu-waktu tertentu yang
berlangsung dari taman kanak-kanak (TK) sampai perguruan tinggi.
Walaupun masa sekolah bukan satu-satunya untuk belajar namun kita
pemerintah dan masyarakat untuk membina seseorang dalam menghadapi
masa depannya.
c. Pendidikan Non Formal
Pendidikan non formal adalah pendidikan yang diselenggarakan secara
sengaja, tertib, terarah, terencana diluar kegiatan persekolahan. Dalam
hal ini tenaga pendidik, fasilitas, cara penyampaian dan waktu yang
dipakai serta komponen lainnya disesuaikan dengan keadaan peserta
didik supaya menciptakan hasil yang memuaskan.
Manusia sepanjang hidupnya sebagian besar akan menerima pengaruh
dari tiga lingkungan pendidikan yang utama yakni, keluarga, sekolah, dan
masyarakat dan ketiganya biasa disebut dengan tripusat pendidikan (Syarah,
Erie Siti, 2009).
Menurut Munib (2007: 75) menyebutkan bahwa salah satu masukan
dalam sistem pendidikan adalah masukan lingkungan. Salah satunya adalah
lingkungan pendidikan meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat.
a. Lingkungan pendidikan keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan
utama karena sebelum manusia mengenal lembaga pendidikan yang lain,
lembaga inilah yang pertama ada. Pendidikan keluarga merupakan
pendidikan yang utama karena didalam lingkungan ini segenap potensi
b. Lingkungan pendidikan sekolah
Karena perkembangan peradaban manusia, orang merasa tidak mampu
untuk mendidik anaknya, pada masyarakat yang semakin komplek dan
terspesialisasi, seorang anak memerlukan persiapan yang khusus untuk
memasuki usia dewasa. Persiapan ini memerlukan waktu yang khusus,
tempat yang khusus, dan proses yang khusus pula. Oleh karena itu, orang
tua memerluakan lembaga yang disebut sekolah. Sekolah bukan
menggantikan tugas orang tua sebagai pendidik tetapi sebagai pelengkap
dari pendidikan yang diberikan oleh orang tua.
c. Lingkungan pendidikan masyarakat
Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan pelengkap kedua dari
pendidikan yang diberikan oleh orang tua. Masyarakat melengkapi yang
tidak ada di sekolah karena sekolah hanya mencetak manusia yang
berkepribadian inovatif dan juga dapat menjadi motivator. Sedangkan
masyarakatlah yang memiliki sumber daya yang memungkinkan untuk
mengembangkan inovasi.
B. Tingkatpendidikan
Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 1, jenjang pendidikan
adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang ingin dicapai dan kemampuan yang
dikembangkan. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS pada
bab VI menjelaskan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan
1. Pendidikan dasar
Pendidikan dasar dijabarkan dalam pasal 17 Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003. Pendidikan dasar adalah pendidikan
yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Bentuk satuan pendidikan
dasar yang menyelenggarkan program pendididkan 6 tahun terdiri atas
Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI), sedangkan bentuk satuan
program pendidikan 3 tahun setelah 6 tahun adalah Sekolah Menengah
Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang
sederajat.
2. Pendidikan menengah
Pendidikan menengah dijabarkan dalam pasal 18 Undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional N0. 20 Tahun 2003. Pendidikan menengah
adalah lanjutan pendidikan dasar yang terdiri atas pendidikan menengah
umum dan pendidikan menengah kejuruan. Bentuk satuan pendidikan
menengah terdiri atas Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah
(MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan menengah umum adalah pendidikan pada jenjang pendidikan
menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan
keterampilan siswa. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada
jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan
3. Pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi dijabarkan dalam pasal 19 dan pasal 20
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional N0. 20 Tahun 2003. Pendidikan tinggi
adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup
program pendidikan diploma, sarjana, magister spesialis, doktor yang
disediakan oleh pergururan tinggi. Satuan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut perguruan tinggi yang dapat
berbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas.
C. Kondisi sosial - ekonomi
Kondisi sosial selalu mengalami perubahan melalui proses sosial.
Proses sosial merupakan interaksi sosial yang terjadi karena adanya saling
mengerti masing-masing pihak dalam suatu hubungan sosial. Interaksi sosial
terjadi antar individu, antar kelompok, dan antar individu dengan kelompok
(Abdulsyani, 2002: 153).
Ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku
manusia dalam upayanya untuk mencapai tingkat kepuasan yang maksimal
dalam memenuhi kebutuhan (Sriyadi, 2001: 2).
Menurut Badan penelitian dan pengembangan (2000: 22) Indikator
kondisi sosial-ekonomi antara lain:
1. Umur
Umur merupakan karakteristik penduduk yang pokok. Struktur ini
mempunyai pengaruh penting baik terhadap tingkah laku demografis maupun
2. Jumlah anak
Jumlah tanggungan anak yaitu jumlah anak usia sekolah yang menjadi
tanggung jawab orang tua. Semakin banyak tanggungan orang berarti
semakin tinggi pula kebutuhan ekonomi yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan hidup.
3. Status perkawinan
Perkawinan adalah perilaku makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
agar kehidupan di dunia ini berkembangbiak. Status perkawinan dapat
dikelompokkan menjadi belum kawin, kawin, cerai, duda atau janda. Status
perkawianan yang dimaksud adalah status perkawinan nelayan.
4. Pekerjaan/ mata pencaharian
Mata pencaharian merupakan jenis pekerjaan yang dilaksanakan oleh
penduduk masyarakat. Kerja keras yang dilakukan dalam bekerja akan
mendapat penghasilan atau pendapatan sehingga dapat mempertahankan
kehidupannya. Mata pencaharian seseorang juga akan berpengaruh terhadap
besar kecilnya pendapatan yang diterima. Jenis pekerjaan atau mata
pencaharian bermacam-macam sehingga masyarakat dapat memilih pekerjaan
yang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.
Berbagai macam pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu mata pencaharian pokok dan mata
pencaharian sambilan. Mata pencaharian penduduk dalam penelitian ini
adalah penduduk yang bekerja sebagai nelayan, baik itu pekerjaan sambilan
5. Pendapatan
Seseorang yang telah bekerja akan memperoleh hasil kerjanya yang
disebut sebagai upah atau gaji. Pada dasarnya sistem pengupahan terdiri dari
3 prinsip, yaitu pemberian imbalan atau nilai kerja, penyediaan investasi, dan
jaminan kebutuhan hidup.
Setiap daerah mempunyai UMR (upah minimum regional) sesuai
dengan kebutuhan dan tingkat konsumsi masing-masing daerah. Apabila
penduduk daerah tersebutmempunyai rata-rata pendapatan perbulan > UMR
tergolong tinggi dan < UMR tergolong rendah (Nurhidayah, 2007: 77).
Berdasarkan survey dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2009, tingkat
pendapatan rumah tangga di pedesaaan berdasarkan pengeluaran setiap bulan
dari penduduk, maka dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
Tabel 2. Klasifikasi Pendapatan
No Klasifikasi pendapatan Jumlah pendapatan
1. Pendapatan tinggi > Rp. 1.370.000
2. Pendapatan menengah antara Rp. 1.075.000,- – < Rp. 1.370.000,-
3. Pendapatan sedang antara Rp. 780.000,- - < Rp. 1.075.000,-
4. Pendapatan rendah < Rp. 780.000,-
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), 2009.
6. Jenis tempat tinggalnya
Menurut Kaare dalam Irawati (2004: 12) untuk mengukur tingkat
sosial ekonomi seseorang dapat dilihat dari rumah tempat tinggalnya.
a. Status rumah yang ditempati, bisa rumah sendiri, rumah dinas, menyewa,
menumpang pada saudara atau ikut orang lain.
b. Kondisi fisik bangunan, dapat berupa rumah permanen, kayu dan bambu.
rumah permanen, sedangkan keluarga yang keadaan ekonominya
menengah kebawah menggunakan semi permanen atau tidak permanen.
c. Besarnya rumah yang ditempati, semakin luas rumah yang ditempati
pada umumnya semakin tinggi tingkat sosial ekonominya.
7. Pemilikan kekayaan
Pemilikan kekayaan adalah kekayaan dalam bentuk barang-barang
yang masih bermanfaat dalam menunjang kehidupan ekonominya. Kekayaan
itu antara lain:
a. Barang-barang berharga
Pemilikan kekayaan yang bernilai ekonomis dalam berbagai bentuk
dan ukuran seperti perhiasan, televisi, kulkas, dan lain-lain dapat
menunjukkan adanya pelapisan dalam masyarakat (Abdulsyani, 2002: 86).
Kekayaan berupa barang-barang menunjukkan kondisi sosial ekonomi
seseorang. Orang tua yang mempunyai pemilikan kekayaan yang lebih
banyak akan mempunyai kemampuan yang lebih untuk mensejahterakan
pendidikan anaknya.
b. Jenis-jenis kendaraan pribadi
Kendaraan pribadi dapat digunakan sebagai alat ukur tinggi rendahnya
kondisi sosial ekonomi seseorang. Seseorang yang mempunyai mobil akan
lebih tinggi kondisi sosial ekonominya dibandingkan dengan yang hanya
mempunyai sepeda motor.
Jadi, kondisi sosial ekonomi seseorang dapat diukur dengan pemilikan
Kondisi sosial ekonomi orang tua sangat mempengaruhi pendidikan anak.
Berdasarkan penelitian sebelumnya dikatakan bahwa tingkat kondisi sosial
ekonomi orang tua yang lebih tinggi, pendidikan anaknya akan lebih tinggi
jika dibandingkan dengan kondisi sosial ekonomi orang tua yang rendah
(Andriyani, 2010).
D. Belajar
Belajar merupakan proses penting dalam perubahan perilaku manusia
dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar
memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap,
keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia (Anni, 2007: 2).
Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar
merupakan proses mental yang terjadi pada diri seseorang sehingga
menyebabkan munculnya perubahan tingkah laku. Berhasil atau tidaknya
seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor .
Menurut Slameto (2003: 60) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
dapat digolongkan menjadi 2, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
1. Faktor intern, faktor yang ada di dalam diri individu yang sedang belajar,
meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.
2. Faktor ekstern, faktor yang ada di luar individu yaitu faktor lingkungan,
meliputi faktor lingkungan keluarga, faktor sekolah dan faktor
masyarakat.
Faktor keluarga adalah faktor yang berpengaruh terhadap anak (siswa)
suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan
latar belakang kebudayaan.
a. Cara orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar
anaknya, karena keluarga adalah lembaga pendidikan yang utama dan
pertama. Orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya,
misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak
memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan
kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar dapat menyebabkan anak
tidak/kurang berhasil dalam belajarnya. Bimbingan dan penyuluhan
orang tua memegang peranan penting terhadap pendidikan anak. Oleh
karena itu keterlibatan orang tua sangat mempengaruhi keberhasilan
anak.
b. Relasi antara anggota keluarga
Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi antara orang
tua dengan anak. Selain itu relasi antara anak dengan saudaranya atau
anggota keluarga yang lain juga turut mempengaruhi belajar anak. Relasi
yang baik di dalam keluarga akan membantu dalam kelancaran dan
keberhasilan anak. Pemberian pengertian dan kasih sayang yang penuh
terhadap anak dapat menjadi cara untuk mensukseskan belajar anak.
c. Suasana rumah tangga
Suasana rumah tangga dimaksudkan sebagai situasi atau
dan belajar. Rumah yang sering dipakai untuk acara berkumpul atau
sering dipakai keperluan-keperluan akan menganggu belajar anak. Akan
berbeda jika suasana rumah tenang dan tentram, anak akan betah dirumah
dan dapat belajar dengan baik.
d. Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang
sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya tetapi juga
kebutuhan akan fasilitas-fasilitas yang mendukung belajar anak, seperti
ruang belajar, meja, kursi, penerangan, buku-buku, dan lain sebagainya.
Untuk mendukung belajar anak, diusahakan kebutuhan anak dapat
tercukupi dengan baik.
e. Pengertian orang tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang
belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Terkadang anak
mengalami patah semangat maka orang tua wajib memberikan semangat
dan dorongan, serta membantu kesulitan anak.
f. Latar belakang kebudayaan.
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi
sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan
kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak dalam belajar.
E. Masyarakat nelayan
Masyarakat menurut Mc Koachie dan Doyle (dalam Mudiyastuti,
yang telah memperkembangkan pola organisasi yang memungkinkan mereka
hidup bersama dan dapat mempertahankan diri sebagai kelompok. Masyarkat
terkecil adalah keluarga, masyarakat lebih besar adalah suku bangsa, dan
masyarakat yang terbesar adalah umat manusia. Nelayan adalah orang yang
mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan (Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan).
Menurut Dinas Perikanan dan Kelautan (2000) nelayan adalah orang
yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan.
Orang yang melakukan pekerjaan, seperti membuat jaring, mengangkut
alat-alat atau perlengkapan kedalam perahu (kapal), mengangkut ikan dari perahu
kapal, tidak dimasukkan sebagai nelayan. Istri, anak-anak dari orang tua
nelayan yang tidak aktif dalam operasi penangkapan ikan dilaut tidak
dimasukkan sebagai nelayan. Tetapi ahli mesin, ahli listrik dan juru masak
yang bekerja diatas kapal penangkapan ikan di laut dimasukkan sebagai
nelayan walaupun mereka tidak secara langsung melakukan penangkapan.
Berdasarkan waktu yang digunakan untuk melakukan pekerjaan
operasi penangkapan ikan di laut, nelayan diklasifikasikan ke dalam 1)
nelayan penuh, 2) nelayan sambilan utama, 3) nelayan sambilan tambahan.
Pengertian klasifikasi nelayan adalah sebagai berikut; nelayan penuh adalah
nelayan yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk melakukan pekerjaan
operasi penangkapan ikan di laut. Nelayan sambilan utama adalah nelayan
yang sebagian besar waktunya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi
pekerjaan utamanya, nelayan ini dapat pula mempunyai pekerjaan lain.
Nelayan sambilan tambahan adalah nelayan yang sebagian kecil waktunya
digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan di laut
(Dinas Perikanan dan Kelautan, 2000: 20).
Profesi nelayan tetap menjadi pilihan terakhir masyarakat nelayan
dikarenakan tidak adanya peluang kerja di daratan. Selain itu banyak yang
menyatakan bahwa profesi nelayan diminati karena menarik dan relatif
menguntungkan (Dahuri, 2003). Hal itu dikarenakan masyarakat menganggap
bahwa profesi nelayan adalah profesi terakhir yang diturunkan dari generasi
atau kerap dinamakan dengan warisan dari orang tua (Prasetyo, 2008: 12).
F. Kajian Penelitian Sebelumnya
Untuk memperluas kajian pustaka peneliti menambahkan penelitian
terdahulu sebagai pembanding, yang dilihat mulai dari judul penelitian,
No Nama Judul Tujuan Variabel Metode Hasil
1 Purwanto Kajian latar belakang
orang tua dan nilai orang tua siswa kelas VII mata pelajaran IPS Geografi
pendidikan anak.
3 Purnawati Aspirasi dan
G. Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Keluarga
Tingkat Pendidikan Kondisi Sosial-Ekonomi Peranan Keluarga
31 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada masyarakat nelayan di Desa Tasikagung
Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.
B. Populasi
Populasi adalah seluruh subyek penelitian (Arikunto, 2006: 130).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua penduduk yang bekerja sebagai
nelayan di desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.
Jumlah keseluruhan penduduk di desa Tasikagung adalah 3.836 jiwa, dengan
kepala keluarga sebanyak 1.108 kepala keluarga. Sedangkan penduduk yang
bekerja sebagai nelayan adalah 880 orang. Jadi populasi dalam penelitian ini
adalah 880 orang (Monografi Desa Tasikagung, 2010).
C. Sampel dan teknik pengambilan sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti
(Arikunto, 2006: 131). Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil
semua sehingga penelitiannya adalah penelitian populasi. Tetapi jika dalam
subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10% - 15% atau 20%-25% atau
lebih (Arikunto, 2006: 134).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
sampel kembar atau double sample yaitu dua buah sampel yang sekaligus
melakukan pengecekan terhadap kebenaran data dari sampel yang pertama
(Arikunto, 2006: 142). Sampel dalam penelitian ini yaitu sampel orang tua
dan sampel anak.
Populasi dari sampel orang tua dalam penelitian ini adalah orang tua
yang bekerja sebagai nelayan yang berjumlah 880 nelayan. Jadi, besarnya
sampel orang tua untuk penelitian ini diambil 10% dari populasi yaitu 88
responden. Besarnya sampel anak nelayan diambil anak dari jumlah
responden orang tua yaitu 88 responden anak dari anak usia SD, SMP dan
SMA dengan proporsi yang seimbang.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel
kembar atau double sample yaitu dua sampel sekaligus yaitu orang tua dan
anak dengan pengambilan yang dilakukan secara acak atau random sampling.
D. Variabel penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau arah yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006 : 118).
Variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Tingkat pendidikan orang tua
- Pendidikan formal
- Pendidikan non formal
2. Kondisi sosial-ekonomi
- Umur
- Jumlah anak
- Jumlah tanggungan
- Pekerjaan/ mata pencaharian
- Pendapatan
- Jenis tempat tinggalnya
- Pemilikan kekayaan
3. Peranan keluarga dalam pendidikan anak
- Pemilihan pendidikan anak
- Cara orang tua mendidik
- Suasana rumah
- Hubungan antara orang tua dengan anak
- Penyediaan fasilitas belajar
- Mendorong anak untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi
E. Validitas dan reliabilitas instrumen
Setelah penyusunan instrumen penelitian, dilakukan analisis soal
dengan menggunakan validitas dan reliabilitas digunakan untuk menguji
instrumen penelitian.
1. Validitas instrumen
Untuk mencari validitas masing-masing butir soal digunakan rumus
korelasi product moment, sebagai berikut (Arikunto, 2006).
= ∑ − ∑ (∑ )
∑ 2− ∑ 2 ∑ 2− ∑ 2
Keterangan:
N = jumlah peserta tes
∑ x = jumlah skor butir soal
∑ y = jumlah skor total
∑ xy = jumlah perkalian skor butir soal dengan skor total
∑ x2
= jumlah kuadrat skor butir soal
∑ y2
= jumlah kuadrat skor total
Untuk menentukan tingkat validitas instrumen suatu item adalah
dengan mengkorelasikan hasil koefisien korelasi r dengan taraf signifikan 5%
atau taraf kepercayaan 95%.
Kriteria koefisien korelasi validitas:
0,000 – 0,200 : sangat rendah
0,201 – 0,400 : rendah
0,401 – 0,600 : cukup
0,601 – 0,800 : tinggi
0,801 – 1,000 : sangat tinggi
Berdasarkan hasil uji coba validitas instrumen penelitian sebanyak 60
butir pertanyaan semuanya dalam kategori valid, hal ini dikarenakan nilai
r hitung pada seluruh item soal > r tabel dengan taraf signifikansi 5 %, dengan
kata lain nilai rxy > 0,396.
Berdasarkan kriteria koefisien korelasi validitas, dari 60 butir
pertanyaan terdapat 8 pertanyaan termasuk kriteria tinggi , 39 pertanyaan
2. Reliabilitas instrumen
Untuk menguji reliabilitas instrumen penelitian menggunakan rumus
Alpha (Arikunto, 2006).
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2 = jumlah varians butir
Untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen selanjutnya adalah
harga r11 dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan taraf
signifikan 5%. Jika r hitung > r tabel maka soal bersifat reliabel.
Hasil dari perhitungan reliabilitas instrumen penelitian, diperoleh hasil
r11 sebesar 0, 659. Hasil ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan
n = 25 dan taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 0, 396. Karena r11 > r tabel
(0,659 > 0,396) maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel
F. Metode pengambilan data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan (Nazir, 2005: 74). Adapun metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Metode Dokumentasi
Merupakan cara pengumpulan data melalui peninggalan-peninggalan
tertulis seperti catatan, buku, surat kabar, jurnal, maupun data-data atau
arsip-arsip dari instasi setempat yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Metode ini dilakukan dengan cara menyerahkan surat ijin atau pengantar
terlebih dahulu kepada instansi yang terkait, dan jika permohonan telah
diterima dan disetujui, selanjutnya kita dapat mengambil data yang kita
perlukan sesuai ketentuan.
2. Metode Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya
jawab yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan
penelitian. Metode ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan
melakukan wawancara secara langsung kepada masyarakat yang bekerja
sebagai nelayan mengenai pendidikan anaknya.
3. Metode Angket/kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya
atau hal-hal yang mereka ketahui. Jadi dalam menggunakan metode angket,
G. Metode analisis data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif persentase. Metode ini digunakan untuk mengetahui
peranan keluarga dalam pendidikan anak. Rumus yang digunakan adalah
sebagai beikut.
��= �
� � %
Keterangan
DP : Deskriptif Persentase
n : Nilai yang diperoleh
N : Jumlah seluruh nilai (skor maksimal/ideal)
Penelitian analisis deskriptif persentase dipakai untuk menguraikan
dan menjelaskan tujuan dari penelitian. Deskriptif persentase
menggambarkan keadaan suatu fenomena yang ada dalam suatu penelitian.
Sebelum menggunakan rumus deskriptif persentase, jawaban diberi
skor terlebih dahulu, yaitu sebagai berikut.
1. Jawaban “a” skor 5
2. Jawaban “b” skor 4
3. Jawaban “c” skor 3
4. Jawaban “d” skor 2
5. Jawaban “e” skor 1
Perhitungan yang dilakukan untuk menentukan kriteria karakterisrik
peranan keluarga dalam pendidikan anak dengan menggunakan perhitungan
Persentase maksimal = (skor jawaban maksimal : skor maksimal) x 100%
= (5 : 5) x 100 %
= 100 %
Persentase minimal = (skor jawaban minimal : skor maksimal) x 100 %
= (1 : 5) x 100 %
= 20 %
Rentang persentase = Persentase maksimm – persentase minimum
= 100 % - 20 %
= 80 %
Interval persentase = Rentang persentase : 5
= 80 % : 5
= 16 %
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat diklasifikasikan kriteria
persentasenya sebagai berikut.
Tabel 4. Kriteria Deskriptif Persentase
Interval presentase (%) Kriteria persentase
84,01 – 100,00
H. Diagram Alir Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 3 tahap yaitu tahap pra
penelitian, tahap pelaksanaan penelitian dan tahap pasca penelitian. Lebih
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian Tahap 1
Pra Penelitian
Tahap 2
Pelaksanaan Penelitian
Tahap 3
Pasca Penelitian
Penyusunan Rancangan Penelitian
Pengumpulan data sekunder
Penentuan populasi dan sampel
Membuat instrumen penelitian
Menguji cobakan instrumen
Melakukan wawancara dan
menyebarkan angket penelitian
kepada objek penelitian
(sampel penelitian)
Pembuatan peta administratif
wilayah penelitian
Penulisan laporan hasil penelitian Analisis data dan
40 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kondisi Umum Daerah Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Lokasi daerah penelitian berada di Desa Tasikagung yang
terletak di Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang pada titik
koordinat 111o 00′ – 111o30′ Bujur Timur dan 6o30′ – 7o6′ Lintang
Selatan.
Secara administratif Desa Tasikagung berada di Kecamatan
Rembang, Kabupaten Rembang yang berbatasan sebelah utara dengan
Laut Jawa, sebelah timur dengan Kecamatan Lasem, sebelah selatan
dengan Kecamatan Sulang, dan sebelah barat dengan Kecamatan
Kaliori. Desa Tasikagung merupakan salah satu desa yang letaknya
dekat dengan garis pantai sehingga disebut Desa Pantai atau Desa
Pesisir. Jarak dari Desa Tasikagung menuju ke kota sejauh 3,2 km.
Batas wilayah Desa Tasikagung:
1. Sebelah Utara : Laut Jawa
2. Sebelah Timur : Desa Pandean dan Desa Kutoharjo
3. Sebelah Selatan : Desa Sawahan
b. Kondisi Morfologi dan Penggunaan Lahan
Morfologi Desa Tasikagung adalah dataran rendah dengan
ketinggian 4 meter di atas permukaan air laut dan mempunyai
kemiringan antara 0-2 %. Penggunaan lahan keseluruhan di Desa
Tasikagung sebagai pemukiman dan bangunan. Luas wilayah Desa
Tasikagung adalah 54,05 Ha, terdiri dari tanah kering saja yang
digunakan sebagai bangunan dan halaman sebesar 49,35 Ha dan
lain-lain sebesar 4,70 Ha (BPS, 2010).
c. Kondisi Iklim
Kondisi iklim suatu daerah dapat dilihat dari kondisi curah
hujan kurun waktu tertentu. Kondisi iklim dapat diklasifikasikan
kedalam iklim tertentu dilihat dari data curah hujan. pembagian iklim
di Indonesia dikemukakan oleh 2 ahli yaitu Mohr dan Schmidt
Ferguson. Menurut Schmidt Ferguson pembagian iklim dihitung
dengan mencari rata-rata bulan kering dan bulan basah. Sebagai dasar
penggolongan, iklim Schimdt Ferguson menggunakan suatu rasio Q.
Mencari Q dihitung dengan rumus :
= � ℎ − � �
ℎ − ℎ
Berdasarkan besarnya nilai Q, Schmidt Ferguson menentukan
tipe hujan di Indonesia menjadi beberapa golongan, yaitu:
Golongan A 0 ≤ Q < 0,143 sangat basah
Golongan B 0,143 ≤ Q < 0,333 basah
Golongan D 0,600 ≤ Q < 1,000 sedang
Golongan E 1,000 ≤ Q < 1,670 agak kering
Golongan F 1,670 ≤ Q < 3,000 kering
Golongan G 3,000 ≤ Q < 7,000 sangat kering
Golongan H 7,000 ≤ Q luar biasa kering
Jadi, makin kecil harga Q makin basah suatu tempat dan makin besar
harga Q makin kering suatu tempat.
Berikut ini data curah hujan Kecamatan Rembang selama 10
tahun dari tahun 2001 - 2010.
Tabel 5. Data Curah Hujan Kecamatan Rembang Tahun 2001-2010 (mm)
Bulan
Berdasarkan data pada tabel 5, dari perhitungan perbandingan
antara rata-rata bulan kering dengan rata-rata bulan basah diketahui
Ferguson kecamatan rembang termasuk kedalam golongan E yaitu
agak kering.
Jadi, Kecamatan Rembang merupakan daerah dengan tipe
hujan yang agak kering dengan perbandingan jumlah bulan kering
lebih besar dari pada bulan basah. Terkadang terdapat 1 tahun dengan
hujan yang tidak menentu sehingga di wilayah ini sering terjadi
kekeringan. Suhu rata-rata daerah ini adalah 230 C dengan suhu
maksimum 330 C.
d. Kondisi Kependudukan
Desa Tasikagung merupakan desa padat penduduk yang
terletak di tepi pantai dan sebagian besar masyarakatnya bekerja
sebagai nelayan. Berdasarkan data monografi desa, Jumlah penduduk
Desa Tasikagung sebesar 3.836 orang dengan jumlah kepala keluarga
1.108 kepala keluarga dan yang bekerja sebagai nelayan adalah 880
orang. Berdasarkan data monografi desa jumlah penduduk perempuan
lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki. Jumlah
penduduk laki-laki adalah 1909 orang, sedangkan jumlah penduduk
perempuannya adalah 1927 orang. Desa Tasikagung mempunyai
kepadatan penduduk 8.207 per km2 dan sex ratio 91,78 (BPS, 2010).
Komposisi penduduk Desa Tasikagung menurut kelompok
umur masih didominasi oleh penduduk dengan usia produktif yaitu
dengan usia 15-59 tahun dibandingkan dengan penduduk usia tidak
produktif lebih mudah melakukan pembangunan untuk memajukan
kesejahteraan masyarakat.
Tabel 6. Komposisi Penduduk Desa Tasikagung Menurut Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010
Usia (th)
Sumber: Monografi Desa Tasikagung Dalam Angka Tahun 2010
Berdasarkan tabel di atas, diketahui perbandingan antara
jumlah penduduk usia produktif dengan jumlah penduduk usia tidak
produktif. Jumlah penduduk usia produktif di Desa Tasikagung yaitu
2611 orang yang mencapai 68,1 %, penduduk usia tidak produktif
yang berjumlah 1225 orang yaitu 31,9 %, pada usia 0 – 14 tahun
adalah 892 orang dan pada usia 59 + berjumlah 333 orang. Pada usia
produktif, jumlah penduduk tertinggi yaitu penduduk berusia 15 – 19
Kondisi penduduk Desa Tasikagung dilihat dari Tingkat
pendidikan penduduk yang berumur 7 tahun ke atas terbesar adalah
tamat SD yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Tasikagung Berumur 7 Tahun ke atas Tahun 2010
No. Tingkat Pendidikan Jumlah %
Sumber: Monografi Desa dalam Angka Tahun 2010
Berdasarkan data di atas, tingkat pendidikan penduduk Desa
Tasikagung di atas 7 tahun terbanyak adalah tamat SD yaitu sebesar
27,9 %. Sedangkan yang terendah adalah tidak/belum pernah sekolah
sebesar 1,8 %. Rata-rata penduduk Desa Tasikagung adalah tamat SD.
Hal itu menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk Desa
Tasikagung masih rendah dengan rata- rata hanya tamat SD.
Kondisi penduduk Desa Tasikagung berdasarkan mata
pencahariannya dapat dilihat dari letak desanya yang berada di daerah
pesisir, yang akan mempengaruhi mata pencaharian penduduknya.
Mayoritas penduduk di Desa Tasikagung bekerja sebagai nelayan.
Komposisi penduduk berdasarkan mata pencahariannya dapat dilihat
Tabel 8. Komposisi Penduduk Desa Tasikagung Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2010
No Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah (%)
1 Peternak 1 - 1 0,1
Sumber: Monografi Desa Tasikagung Dalam Angka Tahun 2010
Berdasarkan tabel di atas, jumlah terbesar yaitu mata
pencaharian nelayan sebesar 55,84 %, yang terdiri dari 880 orang
laki-laki dan 181 orang perempuan. Jumlah pengusaha kecil dan menengah
kemudian mengikuti sebesar 11,32 % yang mengambil keuntungan
dari banyaknya jumlah nelayan dengan membuka usaha kecil. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.
2. Tingkat Pendidikan
Menurut Gunarsa dan Gunarsa (Suryani, 2004) tingkat pendidikan
secara langsung dan tidak langsung akan menentukan baik buruknya pola
komunikasi antara anggota keluarga. Selain itu, imbas dari pendidikan
orang tua akan mempengaruhi persepsinya tentang penting atau tidaknya
pendidikan.
Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat pendidikan
mayarakat nelayan baik pendidikan formal ataupun pendidikan non
formal dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 9. Tingkat Pendidikan Keluarga
No Tingkat Pendidikan Nelayan Istri Nelayan
F % F %
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011
Berdasarkan tabel di atas, tingkatan pendidikan orang tua yang
bekerja sebagai nelayan (Bapak) dengan jumlah terbesar adalah tamat SD
sebesar 45,5 %, dan yang terkecil adalah tamat SMA sebesar 1,1 %.
Rata-rata tingkat pendidikan nelayan adalah tamat SD. Tingkat
pendidikan istri nelayan terbesar adalah tamat SD sebesar 48,9 %,
sedangkan tingkat pendidikan istri paling sedikit adalah tamat SMA
SD. Berdasarkan data tersebut, maka tingkat pendidikan keluarga
nelayan tergolong rendah dengan rata-rata tamat SD.
Pada pendidikan non formal masyarakat nelayan hanya sedikit
masyarakat yang pernah mengikuti kursus, seperti kursus elektro, kursus
menjahit, ataupun kursus yang lain. Nelayan yang pernah mengikuti
kursus hanya 15 orang yaitu kursus elektro 2 orang dan kursus menjahit
adalah 13 orang. Sedangkan 75 orang lainnya tidak pernah mengikuti
kursus. Rata-rata nelayan tidak pernah mengikuti pendidikan non formal
seperti kursus. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 10. Pendidikan Non Formal Nelayan
No Pendidikan non formal F %
1 Pernah kursus elektro 2 2,3
2 Pernah kursus menjahit 13 14,8
3 Tidak Pernah kursus 75 85,2
Jumlah 88 100,0
Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011
3. Kondisi Sosial - Ekonomi
Kondisi sosial - ekonomi penduduk Desa Tasikagung dapat
dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut.
a. Umur
Selain berkaitan dengan tingkat kedewasaan teknis seseorang,
usia juga mempunyai kaitan dengan tingkat kedewasaan psikologis. Hal
ini berarti semakin lanjut usia seseorang, diharapkan akan semakin
mampu menunjukan kematangan jiwa (dalam arti semakin bijaksana),
semakin mampu berpikir secara rasional dan semakin mampu