• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Anak (Studi Kasus Masyarakat Nelayan Di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Anak (Studi Kasus Masyarakat Nelayan Di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang)"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERANAN KELUARGA DALAM PENDIDIKAN ANAK

(STUDI KASUS MASYARAKAT NELAYAN DI DESA

TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG

KABUPATEN REMBANG)

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Geografi

Oleh:

Heni Mulya Irwana

NIM 3201407023

JURUSAN GEOGRFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)

ii

Hari : Senin

Tanggal : 18 Juli 2011

Pembimbing I

Drs. Heri Tjahjono, M. Si

NIP. 19680202 1999031 001

Pembimbing II

Drs. Sutardji

NIP. 19510402 1980121 001

Mengesahkan:

Ketua Jurusan Geografi

Drs. Apik Budi Santoso, M.Si.

(3)

iii

Hari : Rabu

Tanggal : 3 Agustus 2011

Penguji Utama

Drs. Tjaturahono BS, M.Si. NIP. 19621019 198803 1 002

Penguji I

Drs. Heri Tjahjono, M.Si. NIP. 19680202 1999031 001

Penguji II

Drs. Sutardji

NIP. 19510402 1980121 001

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ilmu Sosial

(4)

iv

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini

dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 18 Juli 2011

Heni Mulya Irwana

(5)

v

mendatangkan keburukan, aku bersabar, karena bersabar menghadapi manis dan

pahitnya masa sesungguhnya membiasakan diri lebih bersabar untuk lebih

mendorong bersikap bijak. Dan jika mendatangkan kebaikan, aku bersyukur,

karena dengan bersyukur akan mendatangkan kebahagiaan dan ketentraman hati.

(Heni Mulya Irwana)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”. (Q.S Al-Insyirah 94 : 6-8)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan untuk :

1. Bapak, Ibu, serta Mas Hendri yang selalu

membimbingku dan juga adikku Aat yang selalu

menyayangiku serta memberiku doa demi

keberhasilanku.

2. Seorang yang berarti bagiku, Sinar Aji atas kasih

sayangnya mendampingiku.

3. Keluarga besar Geografi, teman-teman Geo ’07, kos D’Grandle serta sahabat-sahabat terdekatku.

4. Dan semua pihak yang telah hadir dalam hidupku,

untuk mengarungi seni kehidupan di kampus UNNES.

(6)

vi

berjudul “Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Anak (Studi Kasus Masyarakat

Nelayan Di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang)”.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Semarang (FIS UNNES).

Walaupun penyusunan skripsi ini telah diusahakan dengan maksimal

namun masih ada kekurangan, karena itu dengan rendah hati penulis bersedia

menerima kritik serta saran yang membangun demi kebaikan skripsi ini. Pada

kesempatan ini pula kami ucapkan banyak terima kasih dan penghormatan

setinggi tingginya kepada beliau yang terhormat :

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri

Semarang.

2. Drs. Subagyo, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNNES.

3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si, selaku Ketua Jurusan Geografi.

4. Drs. Heri Tjahjono, M.Si, Pembimbing I atas segala arahan dan bimbingan

dan arahannya dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs. Sutardji, Pembimbing II atas segala arahan dan bimbingan dan

arahannya dalam penyusunan skripsi ini.

6. Drs. Tjaturahono BS, M.Si. selaku penguji utama yang telah membimbing

dan mengarahkan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Para Dosen Jurusan Geografi atas ilmu yang telah diberikan selama

menempuh studi di Jurusan Geografi.

8. Ibu Kuswati dan Ibu Kun, serta seluruh pegawai Jurusan Geografi atas

bantuan dan motivasinya.

9. Kepala Desa dan keluarga besar Desa Tasikagung terkait yang telah

(7)

vii

11.Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga Tuhan YME yang maha pemurah memberikan balasan atas

jasa-jasa yang telah diberikan. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi para pembaca terutama bagi yang mengkaji ilmu di Jurusan

Geografi.

Semarang, 18 Juli 2011

(8)

viii Tjahyono, M.Si. Pembimbing II. Drs. Sutardji.

Kata kunci: Peranan Keluarga, Pendidikan Anak.

Pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapan pun sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor keluarga. Latar belakang keluarga akan mempengaruhi karakter dan pendidikan anaknya. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat pendidikan keluarga nelayan?, bagaimana kondisi sosial-ekonomi keluarga nelayan?, dan bagaimana peranan keluarga dalam pendidikan anak pada masyarakat nelayan Di Desa TasikAgung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang?. Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui tingkat pendidikan keluarga nelayan, (2) untuk mengetahui kondisi sosial-ekonomi keluarga nelayan, dan (3) untuk mengetahui peranan keluarga dalam pendidikan anak pada masyarakat nelayan Di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.

Populasi dalam penelitian ini adalah Jumlah keseluruhan penduduk di desa Tasikagung yang bekerja sebagai nelayan yaitu 880 orang. Pengambilan sampel

dilakukan secara Double Sample dengan 2 responden sekaligus yaitu orang tua

yang bekerja sebagai nelayan dan anaknya. Pengambilan sampel respondennya

dilakukan secara acak dengan Random Sampling. Jumlah Sampel dalam penelitian

ini adalah 88 responden orang tua dan anak. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal; kondisi sosial-ekonomi meliputi umur, jumlah anak, status perkawinan, jumlah tanggungan anak, pekerjaan, pendapatan, jenis tempat tinggal, dan pemilikan kekayaan; dan peranan keluarga dalam pendidikan anak meliputi pemilihan pendidikan anak, cara orang tua mendidik, suasana rumah, hubungan antara orang tua dengan anak, penyediaan fasilitas belajar, dan mendorong anak untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Metode pengumpulan data dengan metode dokumentasi, wawancara, dan angket/kuesionner. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif persentase.

(9)

ix

(10)

x

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

A. Peranan Keluarga Dalam Pendidikan Anak ... 12

B. Tingkat Pendidikan ... 17

C. Kondisi Sosial-Ekonomi ... 19

D. Belajar ... 23

E. Masyarakat Nelayan ... 25

F. Kajian Penelitian sebelumnya ... 27

G. Kerangka Pemikiran ... 30

BAB III METODE PENELITIAN... 31

(11)

xi

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 33

F. Metode Pengambilan Data ... 36

G. Metode Analisis Data ... 37

H. Diagram Alir Penelitian ... 38

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Hasil Penelitian ... 40

1. Kondisi Umum Daerah Penelitian ... 40

2. Tingkat Pendidikan ... 48

3. Kondisi Sosial – Ekonomi ... 49

4. Peranan Keluarga dalam Pendidikan ... 61

B. Pembahasan ... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74

(12)

xii

Tabel 2 Klasifikasi Pendapatan ... 21

Tabel 3 Daftar Kajian Penelitian Sebelumnya ... 28

Tabel 4 Kriteria Deskriptif Presentase ... 38

Tabel 5 Data Curah Hujan Kecamatan Rembang Th.2001-2010 ... 43

Tabel 6 Komposisi Penduduk Desa Tasikagung Menurut Umur Dan Jenis Kelamin Tahun 2010 ... 45

Tabel 7 Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Tasikagung berumur 7 tahun Ke atas tahun 2010 ... 46

Tabel 8 Komposisi Penduduk Desa Tasikagung Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2010 ... 47

Tabel 9 Tingkat Pendidikan Keluarga ... 48

Tabel 10 Pendidikan Non Formal Nelayan ... 49

Tabel 11 Umur Nelayan ... 50

Tabel 12 Umur Pernikahan ... 50

Tabel 13 Anggota Keluarga Inti ... 51

Tabel 14 Jumlah Anak Nelayan ... 51

Tabel 15 Bagian Pekerjaan Nelayan ... 52

Tabel 16 Lama Melaut ... 52

Tabel 17 Pekerjaan Istri ... 53

Tabel 18 Pendapatan Nelayan ... 54

Tabel 19 Pendapatan Istri Nelayan ... 56

Tabel 20 Pengeluaran Biaya Hidup... 57

Tabel 21 Pengeluaran untuk pendidikan anak ... 57

Tabel 22 Jenis Tempat Tinggal ... 58

Tabel 23 Pemilikan Barang-barang ... 60

Tabel 24 Pemilikan Kendaraan ... 60

(13)

xiii

Tabel 30 Penyediaan Fasilitas Belajar ... 65

(14)

xiv

Gambar 2 Diagram Alir Penelitian ... 39

Gambar 3 Peta Administrasi Desa Tasikagung ... 41

Gambar 4 Jumlah Penduduk Desa Tasikagung Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2010 ... 47

Gambar 5 Istri Nelayan yang Bekerja Sebagai Buruh Ngenam ... 55

Gambar 6 Warung Sembako Istri Nelayan ... 56

Gambar 7 Kondisi Rumah Nelayan yang Berlantai Batu Tertata ... 59

Gambar 8 Kondisi Rumah Nelayan yang Berlantai Keramik ... 59

Gambar 9 Kondisi Sosial-Ekonomi Desa Tasikagung ... 61

(15)

xv

2. Kisi-kisi instrumen penelitian orang tua ... 78

3. Kisi-kisi instrumen penelitian anak ... 81

4. Instrumen penelitian orang tua ... 82

5. Instrumen penelitian anak ... 92

6. Uji validitas dan reliabilitas angket ... 97

7. Perhitungan validitas angket ... 100

8. Perhitungan reliabilitas angket ... 101

9. Daftar responden orang tua ... 102

10. Daftar responden anak ... 103

11. Tabel skor hasil angket orang tua ... 104

12. Tabel skor hasil angket anak ... 108

13. Tabel analisis skor hasil angket orang tua dan anak ... 110

(16)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai

sampai kapan pun sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan

demikian karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan

peradaban manusia yang selalu mengalami perkembangan (Hasbullah, 2009:

ix). Oleh karena itu pendidikan merupakan salah satu sektor yang harus

mendapatkan perhatian khusus dalam pelaksanaan pembangunan nasional.

Sesuai dengan UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

yang dituangkan dalam pasal 3 bahwa pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa. Sehubungan dengan

fungsi pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan bangsa telah

disampaikan dalam pembukaan Undang-undang 1945 alenia ke-4.

Menurut Ki Hajar Dewantoro, pendidikan yaitu tuntutan didalam

hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun

segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai

manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan

kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Coser at all mengungkapkan

Education is the deliberate, formal transfer of knowledge, skill and values

(17)

merupakan pemindahan pengetahuan, ketrampilan dan nilai dari satu orang ke

orang lain.

Tujuan umum pendidikan merupakan tujuan yang menjiwai pekerjaan

mendidik dalam segala waktu dan keadaan, sedangkan salah satu tujuan

khususnya yaitu perbedaan lingkungan keluarga atau masyarakat, misalnya:

tujuan khusus untuk masyarakat pertanian berbeda dengan masyarakat

perikanan (Hasbullah, 2009: 14). Latar belakang keluarga yang berbeda akan

mempengaruhi karakter dan pendidikan anaknya.

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena

dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan

bimbingan. Juga dikatakan lingkungan yang utama, karena sebagian besar

dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang

paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga (Hasbullah, 2009:

38). Oleh karena itu, peranan orang tua sangatlah penting untuk mendukung

kelangsungan pendidikan anak. Seperti dalam Undang-Undang nomor 20

tahun 2003 tentang SISDIKNAS bahwa pendidikan berlangsung seumur

hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan

masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan menjadi tanggung jawab bersama.

Karena keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dalam

pendidikan anak, maka tingkat pendidikan orang tua sangat mempengaruhi

perkembangan pendidikan anaknya. Orang tua yang memiliki tingkat

pendidikan tinggi biasanya memiliki cita-cita tinggi pula terhadap pendidikan

(18)

tinggi atau setidaknya sama dengan pendidikan orangtua mereka, cita-cita dan

dorongan ini akan mempengaruhi sikap dan keberhasilan anaknya.

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan masa

yang akan datang karena dengan pendidikan yang lebih baik dapat diharapkan

mendapatkan pekerjaan yang lebih baik sehingga mampu dalam

mengembangkan taraf hidupnya (BKKBN, 1993: 60). Oleh karena itu, tingkat

pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap kondisi sosial ekonomi

masyarakat.

Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya bergantung pada

lingkungan baik fisik maupun non fisik. Seperti masyarakat yang tinggal di

daerah pesisir, mayoritas mereka bermata pencaharian sebagai nelayan.

Nelayan adalah setiap orang yang penghidupannya baik sebagian maupun

keseluruhan didasarkan atas hasil tangkapan ikan di laut (Dinas Perikanan

dan Kelautan, 1984: 2).

Departemen Kelautan dan Perikanan menyebutkan bahwa kondisi

masyarakat pesisir di Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan

sebesar 32,14 %. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Kondisi Umum Masyarakat Pesisir di Indonesia

No. Kondisi Masyarakat Pesisir Jumlah

1. Desa pesisir 8.090 desa

(19)

Masyarakat pesisir sangat lekat dengan sebutan masyarakat miskin.

Menurut Badiran, dkk (2009) kemiskinan yang terjadi di masyarakat pesisir

terdapat pada kehidupan nelayan antara lain adalah: (a) rendahnya tingkat

pendidikan, (b) miskin pengetahuan dan teknologi untuk menunjang

pekerjaannya, (c) kurang tersedianya wadah pekerjaan informal, (d)

kurangnya daya kreativitas, dan (e) belum adanya perlindungan terhadap

nelayan dari jeratan para tengkulak.

Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang

merupakan daerah pesisir yang sebagian besar dihuni oleh masyarakat

bermata pencaharian sebagai nelayan. Jumlah penduduk desa Tasikagung

adalah 3.836 jiwa, dengan kepala keluarga sebanyak 1.108 kepala keluarga

Penduduk yang mata pencaharian sebagai nelayan adalah sebesar 880 orang

(Monografi Desa Tasikagung, 2010). Tingkat pendidikan masyarakat nelayan

Desa Tasikagung masih rendah yang berkaitan dengan kondisi sosial budaya

masyarakatnya yang berpendapat bahwa pendidikan bukanlah prioritas

utama. Hal itu yang menyebabkan kurang adanya usaha dalam mengolah

potensi yang ada di daerahnya untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya

(Ekaningdyah, 2005).

Desa Tasikagung yang sebagian besar masyarakatnya adalah nelayan,

penduduk atau penghuni setiap harinya didominasi oleh wanita dan

anak-anak. Sedangkan lelaki baik bapak-bapak atau remaja, banyak

mempergunakan waktunya untuk melaut. Berdasarkan survei oleh ibu-ibu

(20)

didapatkan hasil bahwa pada umumnya kaum perempuan ditinggal melaut

1-2 minggu, sedangkan sisanya adalah nelayan biasa (melaut malam hari) dan

sebagian lagi berlayar sampai sebulan atau lebih (ikut kapal besar), sehingga

dapat dikatakan sebagian besar tanggung jawab kelangsungan hidup

sehari-hari pada keluarga ada ditangan wanita sebagai ibu sekaligus ayah

(Ekaningdyah, 2005).

Kesibukan orang tua yang bekerja sebagai nelayan, menyita waktu

untuk keluarga dalam hal perkembangan pendidikan anak. Mereka menjadi

kurang perhatian atau tidak mendapatkan perhatian penuh oleh kedua orang

tuanya, dengan tidak pernah menanyakan ada pekerjaan rumah atau tidak dan

tidak pernah menanyakan ada masalah dalam pemenuhan kebutuhan sekolah.

Hal itu terjadi karena orang tua mereka jarang di rumah dan juga mempunyai

dasar pendidikan yang rendah. Pada kenyataanya peranan keluarga (orang

tua) sangatlah penting dalam kelangsungan pendidikan anak dalam hal

perhatian orang tua, cara orang tua mendidik dan lain sebagainya.

Keberadaan kondisi sosial ekonomi mempunyai dampak yang sangat

luas dalam berbagai sendi kehidupan baik pada diri sendiri maupun pada

anggota keluarga termasuk anak-anaknya baik berkaitan dengan pemenuhan

kebutuhan primer yang berupa pangan, sandang dan papan maupun

kebutuhan sekunder termasuk didalamnya pendidikan.

Kondisi ekonomi nelayan yang masih miskin menjadi perhatian

bagaimana dengan kondisi pendidikan anak-anaknya. Setiap orang tua pasti

(21)

ingin melihat anaknya sukses dengan pendidikan tinggi. Oleh karena itu

diperlukan peranan keluarga (orang tua) dalam pendidikan anak, agar anak

mendapat kelangsungan hidup yang lebih baik.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis bermaksud

mengadakan penelitian dengan judul “Peranan Keluarga Dalam Pendidikan

Anak (Studi Kasus Masyarakat Nelayan di Desa Tasikagung Kecamatan

Rembang Kabupaten Rembang)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

1. Bagaimana tingkat pendidikan keluarga nelayan di Desa Tasikagung

Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang?

2. Bagaimana kondisi sosial ekonomi keluarga nelayan di Desa Tasikagung

Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang?

3. Bagaimana peranan keluarga dalam pendidikan anak pada masyarakat

nelayan di Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang?

C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui:

1. Tingkat pendidikan keluarga nelayan di Desa Tasikagung Kecamatan

Rembang Kabupaten Rembang.

2. Kondisi sosial ekonomi keluarga nelayan di Desa Tasikagung Kecamatan

(22)

3. Peranan keluarga terhadap pendidikan anak pada masyarakat nelayan di

Desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.

D. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak,

meliputi:

1. Bagi keluarga, dapat memberikan perhatian dan peranan yang lebih

terhadap pendidikan anak, agar pendidikan anak menjadi lebih baik.

2. Bagi akademis, sebagai salah satu sumbangan dalam pengembangan ilmu

pengetahuan dan penambah referensi karya tulis ilmiah agar dapat

dimanfaatkan sebagai bahan masukan bagi penelitian lain.

3. Bagi penulis, penelitian ini dilakukan agar dapat menerapkan ilmu yang

di dapat di bangku perkuliahan dan membuktikan kesesuaian teori

dengan yang ada di lapangan.

E. Penegasan Istilah

Agar ruang lingkup permasalahan menjadi jelas, tidak terjadi

penyimpangan arti dan dapat menjadi satu kesatuan makna, cara pandang dan

anggapan mengenai sesuatu, serta menekan semaksimal mungkin

kesalahpahaman dalam penelitian ini yang berjudul “Peranan Keluarga

Dalam Pendidikan Anak (Studi Kasus Masyarakat Nelayan di Desa

Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang)”, maka diperlukan

(23)

1. Peranan

Peranan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keikutsertaan atau

keterlibatan keluarga (orang tua) dalam pendidikan anaknya, baik itu

keterlibatan dalam hal mendampingi dan membimbing anak dalam belajar

ataupun keterlibatan dalam pengadaan fasilitas yang mendukung pendidikan

anak.

2. Keluarga

Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal,

yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang

bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat,

melindungi dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik

(Slameto, 2003: 34).

Keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu orang tua yang

merupakan suatu lingkungan sosial terdekat yang berpengaruh dan

memegang peranan penting dalam pendidikan anak yang dipengaruhi tingkat

pendidikan dan kondisi sosial ekonomi keluarga.

3. Pendidikan

Menurut Ki Hajar Dewantoro, pendidikan yaitu tuntutan didalam

hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun

segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai

manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan

(24)

Pendidikan yang dimaksudkan dalam pendidikan ini adalah tingkat

pendidikan formal yang diperoleh anak.

4. Anak

Anak yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah anak SD, SMP,

SMA dari orang tua yang bekerja sebagai nelayan di desa Tasikagung

Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.

5. Masyarakat nelayan

Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan

penangkapan ikan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun

2004 Tentang Perikanan). Menurut Dinas Perikanan dan Kelautan (2000)

nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi

penangkapan ikan. Orang yang melakukan pekerjaan, seperti membuat jaring,

mengangkut alat-alat atau perlengkapan kedalam perahu (kapal), mengangkut

ikan dari perahu kapal, tidak dimasukkan sebagai nelayan. Istri, anak-anak

dari orang tua nelayan yang tidak aktif dalam operasi penangkapan ikan dilaut

tidak dimasukkan sebagai nelayan. Tetapi ahli mesin, ahli listrik dan juru

masak yang bekerja diatas kapal penangkapan ikan di laut dimasukkan

sebagai nelayan walaupun mereka tidak secara langsung melakukan

penangkapan.

Masyarakat nelayan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

semua orang yang bekerja menangkap ikan di laut dan orang-orang yang

berhubungan dengan kapal dan hasil tangkapan ikan di laut, baik itu orang

(25)

orang yang mempunyai kapal baik yang ikut atau tidak dalam menangkap

ikan.

Jadi judul skripsi dalam penelitian ini adalah “Peranan Keluarga

Dalam Pendidikan Anak (Studi Kasus Masyarakat Nelayan di Desa

Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang)” yang artinya

penelitian ini mengkaji tentang bagaimana peranan keluarga dari masyarakat

nelayan dalam pendidikan anaknya.

F. Sistematika Skripsi

Pada Penulisan skripsi ini agar lebih mudah dipahami isinya bagi

pembaca, maka penulis menyusun sistematika penulisan skripsi sebagai

berikut:

Bagian awal penulisan ini berisi judul skripsi, abstrak, halaman

pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar

tabel/peta/gambar, dan daftar lampiran.

Bagian Isi terdiri dari:

BAB I Pendahuluan, yang berisi uraian tentang alasan pemilihan

judul, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan

istilah dan sistematika skripsi.

BAB II Kajian pustaka, berisi kajian teoritis yang mendukung

penelitian yaitu membahas tentang peranan keluarga terhadap pendidikan

anak, tingkat pendidikan, kondisi sosial ekonomi, belajar, dan masyarakat

(26)

BAB III Metode penelitian, berisi uraian tentang lokasi dan sampel

penelitian, variabel penelitian, metode dan teknik pengumpulan data, metode

analisis data, dan diagram alir penelitian.

BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan, berisi tentang deskripsi

daerah penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V Penutup, yang berisi uraian kesimpulan hasil penelitian dan

saran-saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian.

Bagian akhir dari penulisan ini berisi daftar pustaka dan

(27)

12 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka diperlukan

teori-teori yang mendukung, meliputi peranan keluarga dalam pendidikan anak, tingkat

pendidikan, kondisi sosial ekonomi, belajar, dan masyarakat nelayan.

A. Peranan keluarga dalam pendidikan anak

Peranan suatu lembaga pendidikan yang mempengaruhi pendidikan

anak adalah lembaga pendidikan keluarga. Peranan keluarga memegang

peranan penting dalam pendidikan anak.

1. Peranan keluarga

Menurut para ahli psikologi, lingkungan yang banyak memberikan

sumbangan dan besar pengaruhnya terhadap proses belajar maupun

perkembangan anak adalah lingkungan keluarga. Karena lingkungan keluarga

merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal yang pertama dan

utama yang dialami oleh anak.

Ahmadi (2004: 167) menyebutkan “keluarga adalah kelompok sosial

kecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang mempunyai

hubungan sosial relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan

dan atau adopsi”. Keluarga dilihat dari segi pendidikan merupakan satu

kesatuan hidup (sistem sosial), dan keluarga menyediakan situasi belajar.

Sebagai satu kesatuan hidup bersama (sistem sosial) keluarga yang terdiri dari

(28)

saling memberi kasih sayang (Hasbullah, 2009: 87). Keluarga menyediakan

situasi belajar berarti bahwa anak membutuhkan bimbingan orang tua dalam

kelangsungan pendidikannya. Karena orang tua memegang peran utama dari

anak sejak kecil yang meniru apa yang diajarkan oleh orang tua.

Peranan keluarga (orang tua) dalam pendidikan anaknya tidak hanya

memberikan sebatas pendidikan saja atau memberikan uang yang cukup,

tetapi juga dengan pengasuhan dari orang tua, dengan memberi perhatian,

kasih sayang, kepedulian dan dukungan dari anggota keluarga. Ada beberapa

orang tua yang hanya memberikan anak berupa materi saja, mungkin karena

kesibukan mereka bekerja mencari nafkah. Hal ini tergantung dari

masing-masing orang tua dalam mendidik anak, semua akan berjalan dengan baik

apabila orang tua mampu membagi waktu, dalam mendidik serta memberi

pendidikan dan perhatian yang cukup bagi anak (Andriyani, 2010: 11-12).

Hubungan antara keluarga dengan anak harus terjalin dengan baik

demi keberhasilan anak dengan perhatian dan kasih sayang yang cukup bagi

anak. Menurut Hasbullah (2009: 88-89) tanggung jawab keluarga bagi

pendidikan anak adalah sebagai berikut.

a. Memelihara dan membesarkannya, tanggung jawab ini merupakan

dorongan alami untuk dilaksanakan karena si anak memerlukan makan,

minum dan perawatan agar dia dapat hidup secara berkelanjutan;

b. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah maupun

rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang

(29)

c. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang

berguna bagi kehidupannya kelak sehingga bila ia telah dewasa mampu

berdiri sendiri dan membantu orang lain;

d. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya

pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah SWT, sebagai tujuan

akhir hidup muslim.

Adanya kesadaran akan tanggung jawab mendidik dan membina anak

secara kontinue perlu dikembangkan kepada setiap keluarga agar pendidikan

yang dilakukan sesuai dengan perkembangan zaman yang cenderung selalu

berubah.

Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam pendidikan anak.

Peranan itu dapat dilakukan oleh orang tua secara langsung kepada anak

dengan mendampingi serta membimbing anak dalam belajar. Selain itu juga

dapat dilakukan dengan cara tidak berinteraksi secara langsung dengan anak,

yaitu menyediakan fasilitas-fasilitas yang mendukung pendidikan anak,

penyediaan sarana-prasarana, pemilihan pendidikan, menanyakan nilai rapor,

pemberian kasih sayang, serta mendorong anak untuk melanjutkan ke

pendidikan yang lebih tinggi (Andriyani, 2010: 15).

2. Pemilihan pendidikan

Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan

mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani

sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Atau

(30)

peradaban bangsa yang dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu

sendiri (nilai dan norma masyarakat) yang berfungsi sebagai filsafat

pendidikannya atau sebagai cita-cita dan pernyataan tujuan pendidikan (Ihsan,

2008: 1-2).

Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya mendapatkan

pendidikan yang layak. Orang tua yang memiliki pengetahuan tentang

pendidikan yang luas akan memberikan pendidikan kepada anaknya yang

terbaik. Philip H. Combs dalam Zahara (1984: 58-59) mengklasifikasikan

pendidikan, meliputi pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan

non formal.

a. Pendidikan Informal

Pendidikan informal adalan proses pendidikan yang diperoleh seseorang

dari kehidupan sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar. Pada umumnya

tidak teratur dan tidak sistematis, sejak seseorang lahir sampai mati.

Seperti dalam keluarga, merupakan pendidikan yang pertama dan utama

bagi setiap manusia. Waktu seseorang lebih banyak dirumah

dibandingkan dengan tempat-tempat yang lain.

b. Pendidikan Formal

Pendidikan formal adalah pendidikan di sekolah yang teratur dan

sistematis, berjenjang dan dibagi dalam waktu-waktu tertentu yang

berlangsung dari taman kanak-kanak (TK) sampai perguruan tinggi.

Walaupun masa sekolah bukan satu-satunya untuk belajar namun kita

(31)

pemerintah dan masyarakat untuk membina seseorang dalam menghadapi

masa depannya.

c. Pendidikan Non Formal

Pendidikan non formal adalah pendidikan yang diselenggarakan secara

sengaja, tertib, terarah, terencana diluar kegiatan persekolahan. Dalam

hal ini tenaga pendidik, fasilitas, cara penyampaian dan waktu yang

dipakai serta komponen lainnya disesuaikan dengan keadaan peserta

didik supaya menciptakan hasil yang memuaskan.

Manusia sepanjang hidupnya sebagian besar akan menerima pengaruh

dari tiga lingkungan pendidikan yang utama yakni, keluarga, sekolah, dan

masyarakat dan ketiganya biasa disebut dengan tripusat pendidikan (Syarah,

Erie Siti, 2009).

Menurut Munib (2007: 75) menyebutkan bahwa salah satu masukan

dalam sistem pendidikan adalah masukan lingkungan. Salah satunya adalah

lingkungan pendidikan meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat.

a. Lingkungan pendidikan keluarga

Lingkungan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan

utama karena sebelum manusia mengenal lembaga pendidikan yang lain,

lembaga inilah yang pertama ada. Pendidikan keluarga merupakan

pendidikan yang utama karena didalam lingkungan ini segenap potensi

(32)

b. Lingkungan pendidikan sekolah

Karena perkembangan peradaban manusia, orang merasa tidak mampu

untuk mendidik anaknya, pada masyarakat yang semakin komplek dan

terspesialisasi, seorang anak memerlukan persiapan yang khusus untuk

memasuki usia dewasa. Persiapan ini memerlukan waktu yang khusus,

tempat yang khusus, dan proses yang khusus pula. Oleh karena itu, orang

tua memerluakan lembaga yang disebut sekolah. Sekolah bukan

menggantikan tugas orang tua sebagai pendidik tetapi sebagai pelengkap

dari pendidikan yang diberikan oleh orang tua.

c. Lingkungan pendidikan masyarakat

Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan pelengkap kedua dari

pendidikan yang diberikan oleh orang tua. Masyarakat melengkapi yang

tidak ada di sekolah karena sekolah hanya mencetak manusia yang

berkepribadian inovatif dan juga dapat menjadi motivator. Sedangkan

masyarakatlah yang memiliki sumber daya yang memungkinkan untuk

mengembangkan inovasi.

B. Tingkatpendidikan

Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 1, jenjang pendidikan

adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat

perkembangan peserta didik, tujuan yang ingin dicapai dan kemampuan yang

dikembangkan. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS pada

bab VI menjelaskan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan

(33)

1. Pendidikan dasar

Pendidikan dasar dijabarkan dalam pasal 17 Undang-undang Sistem

Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003. Pendidikan dasar adalah pendidikan

yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Bentuk satuan pendidikan

dasar yang menyelenggarkan program pendididkan 6 tahun terdiri atas

Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI), sedangkan bentuk satuan

program pendidikan 3 tahun setelah 6 tahun adalah Sekolah Menengah

Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang

sederajat.

2. Pendidikan menengah

Pendidikan menengah dijabarkan dalam pasal 18 Undang-undang

Sistem Pendidikan Nasional N0. 20 Tahun 2003. Pendidikan menengah

adalah lanjutan pendidikan dasar yang terdiri atas pendidikan menengah

umum dan pendidikan menengah kejuruan. Bentuk satuan pendidikan

menengah terdiri atas Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah

(MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan bentuk lain yang sederajat.

Pendidikan menengah umum adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan

keterampilan siswa. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada

jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan

(34)

3. Pendidikan tinggi

Pendidikan tinggi dijabarkan dalam pasal 19 dan pasal 20

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional N0. 20 Tahun 2003. Pendidikan tinggi

adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup

program pendidikan diploma, sarjana, magister spesialis, doktor yang

disediakan oleh pergururan tinggi. Satuan pendidikan yang

menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut perguruan tinggi yang dapat

berbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas.

C. Kondisi sosial - ekonomi

Kondisi sosial selalu mengalami perubahan melalui proses sosial.

Proses sosial merupakan interaksi sosial yang terjadi karena adanya saling

mengerti masing-masing pihak dalam suatu hubungan sosial. Interaksi sosial

terjadi antar individu, antar kelompok, dan antar individu dengan kelompok

(Abdulsyani, 2002: 153).

Ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku

manusia dalam upayanya untuk mencapai tingkat kepuasan yang maksimal

dalam memenuhi kebutuhan (Sriyadi, 2001: 2).

Menurut Badan penelitian dan pengembangan (2000: 22) Indikator

kondisi sosial-ekonomi antara lain:

1. Umur

Umur merupakan karakteristik penduduk yang pokok. Struktur ini

mempunyai pengaruh penting baik terhadap tingkah laku demografis maupun

(35)

2. Jumlah anak

Jumlah tanggungan anak yaitu jumlah anak usia sekolah yang menjadi

tanggung jawab orang tua. Semakin banyak tanggungan orang berarti

semakin tinggi pula kebutuhan ekonomi yang diperlukan untuk memenuhi

kebutuhan hidup.

3. Status perkawinan

Perkawinan adalah perilaku makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa

agar kehidupan di dunia ini berkembangbiak. Status perkawinan dapat

dikelompokkan menjadi belum kawin, kawin, cerai, duda atau janda. Status

perkawianan yang dimaksud adalah status perkawinan nelayan.

4. Pekerjaan/ mata pencaharian

Mata pencaharian merupakan jenis pekerjaan yang dilaksanakan oleh

penduduk masyarakat. Kerja keras yang dilakukan dalam bekerja akan

mendapat penghasilan atau pendapatan sehingga dapat mempertahankan

kehidupannya. Mata pencaharian seseorang juga akan berpengaruh terhadap

besar kecilnya pendapatan yang diterima. Jenis pekerjaan atau mata

pencaharian bermacam-macam sehingga masyarakat dapat memilih pekerjaan

yang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.

Berbagai macam pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang dapat

dibedakan menjadi dua macam, yaitu mata pencaharian pokok dan mata

pencaharian sambilan. Mata pencaharian penduduk dalam penelitian ini

adalah penduduk yang bekerja sebagai nelayan, baik itu pekerjaan sambilan

(36)

5. Pendapatan

Seseorang yang telah bekerja akan memperoleh hasil kerjanya yang

disebut sebagai upah atau gaji. Pada dasarnya sistem pengupahan terdiri dari

3 prinsip, yaitu pemberian imbalan atau nilai kerja, penyediaan investasi, dan

jaminan kebutuhan hidup.

Setiap daerah mempunyai UMR (upah minimum regional) sesuai

dengan kebutuhan dan tingkat konsumsi masing-masing daerah. Apabila

penduduk daerah tersebutmempunyai rata-rata pendapatan perbulan > UMR

tergolong tinggi dan < UMR tergolong rendah (Nurhidayah, 2007: 77).

Berdasarkan survey dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2009, tingkat

pendapatan rumah tangga di pedesaaan berdasarkan pengeluaran setiap bulan

dari penduduk, maka dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

Tabel 2. Klasifikasi Pendapatan

No Klasifikasi pendapatan Jumlah pendapatan

1. Pendapatan tinggi > Rp. 1.370.000

2. Pendapatan menengah antara Rp. 1.075.000,- – < Rp. 1.370.000,-

3. Pendapatan sedang antara Rp. 780.000,- - < Rp. 1.075.000,-

4. Pendapatan rendah < Rp. 780.000,-

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), 2009.

6. Jenis tempat tinggalnya

Menurut Kaare dalam Irawati (2004: 12) untuk mengukur tingkat

sosial ekonomi seseorang dapat dilihat dari rumah tempat tinggalnya.

a. Status rumah yang ditempati, bisa rumah sendiri, rumah dinas, menyewa,

menumpang pada saudara atau ikut orang lain.

b. Kondisi fisik bangunan, dapat berupa rumah permanen, kayu dan bambu.

(37)

rumah permanen, sedangkan keluarga yang keadaan ekonominya

menengah kebawah menggunakan semi permanen atau tidak permanen.

c. Besarnya rumah yang ditempati, semakin luas rumah yang ditempati

pada umumnya semakin tinggi tingkat sosial ekonominya.

7. Pemilikan kekayaan

Pemilikan kekayaan adalah kekayaan dalam bentuk barang-barang

yang masih bermanfaat dalam menunjang kehidupan ekonominya. Kekayaan

itu antara lain:

a. Barang-barang berharga

Pemilikan kekayaan yang bernilai ekonomis dalam berbagai bentuk

dan ukuran seperti perhiasan, televisi, kulkas, dan lain-lain dapat

menunjukkan adanya pelapisan dalam masyarakat (Abdulsyani, 2002: 86).

Kekayaan berupa barang-barang menunjukkan kondisi sosial ekonomi

seseorang. Orang tua yang mempunyai pemilikan kekayaan yang lebih

banyak akan mempunyai kemampuan yang lebih untuk mensejahterakan

pendidikan anaknya.

b. Jenis-jenis kendaraan pribadi

Kendaraan pribadi dapat digunakan sebagai alat ukur tinggi rendahnya

kondisi sosial ekonomi seseorang. Seseorang yang mempunyai mobil akan

lebih tinggi kondisi sosial ekonominya dibandingkan dengan yang hanya

mempunyai sepeda motor.

Jadi, kondisi sosial ekonomi seseorang dapat diukur dengan pemilikan

(38)

Kondisi sosial ekonomi orang tua sangat mempengaruhi pendidikan anak.

Berdasarkan penelitian sebelumnya dikatakan bahwa tingkat kondisi sosial

ekonomi orang tua yang lebih tinggi, pendidikan anaknya akan lebih tinggi

jika dibandingkan dengan kondisi sosial ekonomi orang tua yang rendah

(Andriyani, 2010).

D. Belajar

Belajar merupakan proses penting dalam perubahan perilaku manusia

dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar

memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap,

keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia (Anni, 2007: 2).

Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar

merupakan proses mental yang terjadi pada diri seseorang sehingga

menyebabkan munculnya perubahan tingkah laku. Berhasil atau tidaknya

seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor .

Menurut Slameto (2003: 60) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

dapat digolongkan menjadi 2, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

1. Faktor intern, faktor yang ada di dalam diri individu yang sedang belajar,

meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.

2. Faktor ekstern, faktor yang ada di luar individu yaitu faktor lingkungan,

meliputi faktor lingkungan keluarga, faktor sekolah dan faktor

masyarakat.

Faktor keluarga adalah faktor yang berpengaruh terhadap anak (siswa)

(39)

suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan

latar belakang kebudayaan.

a. Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar

anaknya, karena keluarga adalah lembaga pendidikan yang utama dan

pertama. Orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya,

misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak

memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan

kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar dapat menyebabkan anak

tidak/kurang berhasil dalam belajarnya. Bimbingan dan penyuluhan

orang tua memegang peranan penting terhadap pendidikan anak. Oleh

karena itu keterlibatan orang tua sangat mempengaruhi keberhasilan

anak.

b. Relasi antara anggota keluarga

Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi antara orang

tua dengan anak. Selain itu relasi antara anak dengan saudaranya atau

anggota keluarga yang lain juga turut mempengaruhi belajar anak. Relasi

yang baik di dalam keluarga akan membantu dalam kelancaran dan

keberhasilan anak. Pemberian pengertian dan kasih sayang yang penuh

terhadap anak dapat menjadi cara untuk mensukseskan belajar anak.

c. Suasana rumah tangga

Suasana rumah tangga dimaksudkan sebagai situasi atau

(40)

dan belajar. Rumah yang sering dipakai untuk acara berkumpul atau

sering dipakai keperluan-keperluan akan menganggu belajar anak. Akan

berbeda jika suasana rumah tenang dan tentram, anak akan betah dirumah

dan dapat belajar dengan baik.

d. Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang

sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya tetapi juga

kebutuhan akan fasilitas-fasilitas yang mendukung belajar anak, seperti

ruang belajar, meja, kursi, penerangan, buku-buku, dan lain sebagainya.

Untuk mendukung belajar anak, diusahakan kebutuhan anak dapat

tercukupi dengan baik.

e. Pengertian orang tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang

belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Terkadang anak

mengalami patah semangat maka orang tua wajib memberikan semangat

dan dorongan, serta membantu kesulitan anak.

f. Latar belakang kebudayaan.

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi

sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan

kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak dalam belajar.

E. Masyarakat nelayan

Masyarakat menurut Mc Koachie dan Doyle (dalam Mudiyastuti,

(41)

yang telah memperkembangkan pola organisasi yang memungkinkan mereka

hidup bersama dan dapat mempertahankan diri sebagai kelompok. Masyarkat

terkecil adalah keluarga, masyarakat lebih besar adalah suku bangsa, dan

masyarakat yang terbesar adalah umat manusia. Nelayan adalah orang yang

mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan (Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan).

Menurut Dinas Perikanan dan Kelautan (2000) nelayan adalah orang

yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan.

Orang yang melakukan pekerjaan, seperti membuat jaring, mengangkut

alat-alat atau perlengkapan kedalam perahu (kapal), mengangkut ikan dari perahu

kapal, tidak dimasukkan sebagai nelayan. Istri, anak-anak dari orang tua

nelayan yang tidak aktif dalam operasi penangkapan ikan dilaut tidak

dimasukkan sebagai nelayan. Tetapi ahli mesin, ahli listrik dan juru masak

yang bekerja diatas kapal penangkapan ikan di laut dimasukkan sebagai

nelayan walaupun mereka tidak secara langsung melakukan penangkapan.

Berdasarkan waktu yang digunakan untuk melakukan pekerjaan

operasi penangkapan ikan di laut, nelayan diklasifikasikan ke dalam 1)

nelayan penuh, 2) nelayan sambilan utama, 3) nelayan sambilan tambahan.

Pengertian klasifikasi nelayan adalah sebagai berikut; nelayan penuh adalah

nelayan yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk melakukan pekerjaan

operasi penangkapan ikan di laut. Nelayan sambilan utama adalah nelayan

yang sebagian besar waktunya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi

(42)

pekerjaan utamanya, nelayan ini dapat pula mempunyai pekerjaan lain.

Nelayan sambilan tambahan adalah nelayan yang sebagian kecil waktunya

digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan di laut

(Dinas Perikanan dan Kelautan, 2000: 20).

Profesi nelayan tetap menjadi pilihan terakhir masyarakat nelayan

dikarenakan tidak adanya peluang kerja di daratan. Selain itu banyak yang

menyatakan bahwa profesi nelayan diminati karena menarik dan relatif

menguntungkan (Dahuri, 2003). Hal itu dikarenakan masyarakat menganggap

bahwa profesi nelayan adalah profesi terakhir yang diturunkan dari generasi

atau kerap dinamakan dengan warisan dari orang tua (Prasetyo, 2008: 12).

F. Kajian Penelitian Sebelumnya

Untuk memperluas kajian pustaka peneliti menambahkan penelitian

terdahulu sebagai pembanding, yang dilihat mulai dari judul penelitian,

(43)

No Nama Judul Tujuan Variabel Metode Hasil

1 Purwanto Kajian latar belakang

orang tua dan nilai orang tua siswa kelas VII mata pelajaran IPS Geografi

(44)

pendidikan anak.

3 Purnawati Aspirasi dan

(45)

G. Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Keluarga

Tingkat Pendidikan Kondisi Sosial-Ekonomi Peranan Keluarga

(46)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada masyarakat nelayan di Desa Tasikagung

Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.

B. Populasi

Populasi adalah seluruh subyek penelitian (Arikunto, 2006: 130).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua penduduk yang bekerja sebagai

nelayan di desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.

Jumlah keseluruhan penduduk di desa Tasikagung adalah 3.836 jiwa, dengan

kepala keluarga sebanyak 1.108 kepala keluarga. Sedangkan penduduk yang

bekerja sebagai nelayan adalah 880 orang. Jadi populasi dalam penelitian ini

adalah 880 orang (Monografi Desa Tasikagung, 2010).

C. Sampel dan teknik pengambilan sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti

(Arikunto, 2006: 131). Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil

semua sehingga penelitiannya adalah penelitian populasi. Tetapi jika dalam

subjeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10% - 15% atau 20%-25% atau

lebih (Arikunto, 2006: 134).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

sampel kembar atau double sample yaitu dua buah sampel yang sekaligus

(47)

melakukan pengecekan terhadap kebenaran data dari sampel yang pertama

(Arikunto, 2006: 142). Sampel dalam penelitian ini yaitu sampel orang tua

dan sampel anak.

Populasi dari sampel orang tua dalam penelitian ini adalah orang tua

yang bekerja sebagai nelayan yang berjumlah 880 nelayan. Jadi, besarnya

sampel orang tua untuk penelitian ini diambil 10% dari populasi yaitu 88

responden. Besarnya sampel anak nelayan diambil anak dari jumlah

responden orang tua yaitu 88 responden anak dari anak usia SD, SMP dan

SMA dengan proporsi yang seimbang.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel

kembar atau double sample yaitu dua sampel sekaligus yaitu orang tua dan

anak dengan pengambilan yang dilakukan secara acak atau random sampling.

D. Variabel penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau arah yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006 : 118).

Variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Tingkat pendidikan orang tua

- Pendidikan formal

- Pendidikan non formal

2. Kondisi sosial-ekonomi

- Umur

- Jumlah anak

(48)

- Jumlah tanggungan

- Pekerjaan/ mata pencaharian

- Pendapatan

- Jenis tempat tinggalnya

- Pemilikan kekayaan

3. Peranan keluarga dalam pendidikan anak

- Pemilihan pendidikan anak

- Cara orang tua mendidik

- Suasana rumah

- Hubungan antara orang tua dengan anak

- Penyediaan fasilitas belajar

- Mendorong anak untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi

E. Validitas dan reliabilitas instrumen

Setelah penyusunan instrumen penelitian, dilakukan analisis soal

dengan menggunakan validitas dan reliabilitas digunakan untuk menguji

instrumen penelitian.

1. Validitas instrumen

Untuk mencari validitas masing-masing butir soal digunakan rumus

korelasi product moment, sebagai berikut (Arikunto, 2006).

= ∑ − ∑ (∑ )

∑ 2 2 2 2

Keterangan:

(49)

N = jumlah peserta tes

∑ x = jumlah skor butir soal

∑ y = jumlah skor total

∑ xy = jumlah perkalian skor butir soal dengan skor total

∑ x2

= jumlah kuadrat skor butir soal

∑ y2

= jumlah kuadrat skor total

Untuk menentukan tingkat validitas instrumen suatu item adalah

dengan mengkorelasikan hasil koefisien korelasi r dengan taraf signifikan 5%

atau taraf kepercayaan 95%.

Kriteria koefisien korelasi validitas:

0,000 – 0,200 : sangat rendah

0,201 – 0,400 : rendah

0,401 – 0,600 : cukup

0,601 – 0,800 : tinggi

0,801 – 1,000 : sangat tinggi

Berdasarkan hasil uji coba validitas instrumen penelitian sebanyak 60

butir pertanyaan semuanya dalam kategori valid, hal ini dikarenakan nilai

r hitung pada seluruh item soal > r tabel dengan taraf signifikansi 5 %, dengan

kata lain nilai rxy > 0,396.

Berdasarkan kriteria koefisien korelasi validitas, dari 60 butir

pertanyaan terdapat 8 pertanyaan termasuk kriteria tinggi , 39 pertanyaan

(50)

2. Reliabilitas instrumen

Untuk menguji reliabilitas instrumen penelitian menggunakan rumus

Alpha (Arikunto, 2006).

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb2 = jumlah varians butir

Untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen selanjutnya adalah

harga r11 dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan taraf

signifikan 5%. Jika r hitung > r tabel maka soal bersifat reliabel.

Hasil dari perhitungan reliabilitas instrumen penelitian, diperoleh hasil

r11 sebesar 0, 659. Hasil ini kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan

n = 25 dan taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 0, 396. Karena r11 > r tabel

(0,659 > 0,396) maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel

(51)

F. Metode pengambilan data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan (Nazir, 2005: 74). Adapun metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Metode Dokumentasi

Merupakan cara pengumpulan data melalui peninggalan-peninggalan

tertulis seperti catatan, buku, surat kabar, jurnal, maupun data-data atau

arsip-arsip dari instasi setempat yang berhubungan dengan masalah penelitian.

Metode ini dilakukan dengan cara menyerahkan surat ijin atau pengantar

terlebih dahulu kepada instansi yang terkait, dan jika permohonan telah

diterima dan disetujui, selanjutnya kita dapat mengambil data yang kita

perlukan sesuai ketentuan.

2. Metode Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya

jawab yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan

penelitian. Metode ini dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan

melakukan wawancara secara langsung kepada masyarakat yang bekerja

sebagai nelayan mengenai pendidikan anaknya.

3. Metode Angket/kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya

atau hal-hal yang mereka ketahui. Jadi dalam menggunakan metode angket,

(52)

G. Metode analisis data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif persentase. Metode ini digunakan untuk mengetahui

peranan keluarga dalam pendidikan anak. Rumus yang digunakan adalah

sebagai beikut.

��= �

� � %

Keterangan

DP : Deskriptif Persentase

n : Nilai yang diperoleh

N : Jumlah seluruh nilai (skor maksimal/ideal)

Penelitian analisis deskriptif persentase dipakai untuk menguraikan

dan menjelaskan tujuan dari penelitian. Deskriptif persentase

menggambarkan keadaan suatu fenomena yang ada dalam suatu penelitian.

Sebelum menggunakan rumus deskriptif persentase, jawaban diberi

skor terlebih dahulu, yaitu sebagai berikut.

1. Jawaban “a” skor 5

2. Jawaban “b” skor 4

3. Jawaban “c” skor 3

4. Jawaban “d” skor 2

5. Jawaban “e” skor 1

Perhitungan yang dilakukan untuk menentukan kriteria karakterisrik

peranan keluarga dalam pendidikan anak dengan menggunakan perhitungan

(53)

Persentase maksimal = (skor jawaban maksimal : skor maksimal) x 100%

= (5 : 5) x 100 %

= 100 %

Persentase minimal = (skor jawaban minimal : skor maksimal) x 100 %

= (1 : 5) x 100 %

= 20 %

Rentang persentase = Persentase maksimm – persentase minimum

= 100 % - 20 %

= 80 %

Interval persentase = Rentang persentase : 5

= 80 % : 5

= 16 %

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat diklasifikasikan kriteria

persentasenya sebagai berikut.

Tabel 4. Kriteria Deskriptif Persentase

Interval presentase (%) Kriteria persentase

84,01 – 100,00

H. Diagram Alir Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 3 tahap yaitu tahap pra

penelitian, tahap pelaksanaan penelitian dan tahap pasca penelitian. Lebih

(54)

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian Tahap 1

Pra Penelitian

Tahap 2

Pelaksanaan Penelitian

Tahap 3

Pasca Penelitian

Penyusunan Rancangan Penelitian

Pengumpulan data sekunder

Penentuan populasi dan sampel

Membuat instrumen penelitian

Menguji cobakan instrumen

Melakukan wawancara dan

menyebarkan angket penelitian

kepada objek penelitian

(sampel penelitian)

Pembuatan peta administratif

wilayah penelitian

Penulisan laporan hasil penelitian Analisis data dan

(55)

40 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kondisi Umum Daerah Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Lokasi daerah penelitian berada di Desa Tasikagung yang

terletak di Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang pada titik

koordinat 111o 00′ – 111o30′ Bujur Timur dan 6o30′ – 7o6′ Lintang

Selatan.

Secara administratif Desa Tasikagung berada di Kecamatan

Rembang, Kabupaten Rembang yang berbatasan sebelah utara dengan

Laut Jawa, sebelah timur dengan Kecamatan Lasem, sebelah selatan

dengan Kecamatan Sulang, dan sebelah barat dengan Kecamatan

Kaliori. Desa Tasikagung merupakan salah satu desa yang letaknya

dekat dengan garis pantai sehingga disebut Desa Pantai atau Desa

Pesisir. Jarak dari Desa Tasikagung menuju ke kota sejauh 3,2 km.

Batas wilayah Desa Tasikagung:

1. Sebelah Utara : Laut Jawa

2. Sebelah Timur : Desa Pandean dan Desa Kutoharjo

3. Sebelah Selatan : Desa Sawahan

(56)
(57)

b. Kondisi Morfologi dan Penggunaan Lahan

Morfologi Desa Tasikagung adalah dataran rendah dengan

ketinggian 4 meter di atas permukaan air laut dan mempunyai

kemiringan antara 0-2 %. Penggunaan lahan keseluruhan di Desa

Tasikagung sebagai pemukiman dan bangunan. Luas wilayah Desa

Tasikagung adalah 54,05 Ha, terdiri dari tanah kering saja yang

digunakan sebagai bangunan dan halaman sebesar 49,35 Ha dan

lain-lain sebesar 4,70 Ha (BPS, 2010).

c. Kondisi Iklim

Kondisi iklim suatu daerah dapat dilihat dari kondisi curah

hujan kurun waktu tertentu. Kondisi iklim dapat diklasifikasikan

kedalam iklim tertentu dilihat dari data curah hujan. pembagian iklim

di Indonesia dikemukakan oleh 2 ahli yaitu Mohr dan Schmidt

Ferguson. Menurut Schmidt Ferguson pembagian iklim dihitung

dengan mencari rata-rata bulan kering dan bulan basah. Sebagai dasar

penggolongan, iklim Schimdt Ferguson menggunakan suatu rasio Q.

Mencari Q dihitung dengan rumus :

= � ℎ − � �

ℎ − ℎ

Berdasarkan besarnya nilai Q, Schmidt Ferguson menentukan

tipe hujan di Indonesia menjadi beberapa golongan, yaitu:

Golongan A 0 ≤ Q < 0,143 sangat basah

Golongan B 0,143 ≤ Q < 0,333 basah

(58)

Golongan D 0,600 ≤ Q < 1,000 sedang

Golongan E 1,000 ≤ Q < 1,670 agak kering

Golongan F 1,670 ≤ Q < 3,000 kering

Golongan G 3,000 ≤ Q < 7,000 sangat kering

Golongan H 7,000 ≤ Q luar biasa kering

Jadi, makin kecil harga Q makin basah suatu tempat dan makin besar

harga Q makin kering suatu tempat.

Berikut ini data curah hujan Kecamatan Rembang selama 10

tahun dari tahun 2001 - 2010.

Tabel 5. Data Curah Hujan Kecamatan Rembang Tahun 2001-2010 (mm)

Bulan

Berdasarkan data pada tabel 5, dari perhitungan perbandingan

antara rata-rata bulan kering dengan rata-rata bulan basah diketahui

(59)

Ferguson kecamatan rembang termasuk kedalam golongan E yaitu

agak kering.

Jadi, Kecamatan Rembang merupakan daerah dengan tipe

hujan yang agak kering dengan perbandingan jumlah bulan kering

lebih besar dari pada bulan basah. Terkadang terdapat 1 tahun dengan

hujan yang tidak menentu sehingga di wilayah ini sering terjadi

kekeringan. Suhu rata-rata daerah ini adalah 230 C dengan suhu

maksimum 330 C.

d. Kondisi Kependudukan

Desa Tasikagung merupakan desa padat penduduk yang

terletak di tepi pantai dan sebagian besar masyarakatnya bekerja

sebagai nelayan. Berdasarkan data monografi desa, Jumlah penduduk

Desa Tasikagung sebesar 3.836 orang dengan jumlah kepala keluarga

1.108 kepala keluarga dan yang bekerja sebagai nelayan adalah 880

orang. Berdasarkan data monografi desa jumlah penduduk perempuan

lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki. Jumlah

penduduk laki-laki adalah 1909 orang, sedangkan jumlah penduduk

perempuannya adalah 1927 orang. Desa Tasikagung mempunyai

kepadatan penduduk 8.207 per km2 dan sex ratio 91,78 (BPS, 2010).

Komposisi penduduk Desa Tasikagung menurut kelompok

umur masih didominasi oleh penduduk dengan usia produktif yaitu

dengan usia 15-59 tahun dibandingkan dengan penduduk usia tidak

(60)

produktif lebih mudah melakukan pembangunan untuk memajukan

kesejahteraan masyarakat.

Tabel 6. Komposisi Penduduk Desa Tasikagung Menurut Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010

Usia (th)

Sumber: Monografi Desa Tasikagung Dalam Angka Tahun 2010

Berdasarkan tabel di atas, diketahui perbandingan antara

jumlah penduduk usia produktif dengan jumlah penduduk usia tidak

produktif. Jumlah penduduk usia produktif di Desa Tasikagung yaitu

2611 orang yang mencapai 68,1 %, penduduk usia tidak produktif

yang berjumlah 1225 orang yaitu 31,9 %, pada usia 0 – 14 tahun

adalah 892 orang dan pada usia 59 + berjumlah 333 orang. Pada usia

produktif, jumlah penduduk tertinggi yaitu penduduk berusia 15 – 19

(61)

Kondisi penduduk Desa Tasikagung dilihat dari Tingkat

pendidikan penduduk yang berumur 7 tahun ke atas terbesar adalah

tamat SD yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Tasikagung Berumur 7 Tahun ke atas Tahun 2010

No. Tingkat Pendidikan Jumlah %

Sumber: Monografi Desa dalam Angka Tahun 2010

Berdasarkan data di atas, tingkat pendidikan penduduk Desa

Tasikagung di atas 7 tahun terbanyak adalah tamat SD yaitu sebesar

27,9 %. Sedangkan yang terendah adalah tidak/belum pernah sekolah

sebesar 1,8 %. Rata-rata penduduk Desa Tasikagung adalah tamat SD.

Hal itu menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk Desa

Tasikagung masih rendah dengan rata- rata hanya tamat SD.

Kondisi penduduk Desa Tasikagung berdasarkan mata

pencahariannya dapat dilihat dari letak desanya yang berada di daerah

pesisir, yang akan mempengaruhi mata pencaharian penduduknya.

Mayoritas penduduk di Desa Tasikagung bekerja sebagai nelayan.

Komposisi penduduk berdasarkan mata pencahariannya dapat dilihat

(62)

Tabel 8. Komposisi Penduduk Desa Tasikagung Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2010

No Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah (%)

1 Peternak 1 - 1 0,1

Sumber: Monografi Desa Tasikagung Dalam Angka Tahun 2010

Berdasarkan tabel di atas, jumlah terbesar yaitu mata

pencaharian nelayan sebesar 55,84 %, yang terdiri dari 880 orang

laki-laki dan 181 orang perempuan. Jumlah pengusaha kecil dan menengah

kemudian mengikuti sebesar 11,32 % yang mengambil keuntungan

dari banyaknya jumlah nelayan dengan membuka usaha kecil. Lebih

jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.

(63)

2. Tingkat Pendidikan

Menurut Gunarsa dan Gunarsa (Suryani, 2004) tingkat pendidikan

secara langsung dan tidak langsung akan menentukan baik buruknya pola

komunikasi antara anggota keluarga. Selain itu, imbas dari pendidikan

orang tua akan mempengaruhi persepsinya tentang penting atau tidaknya

pendidikan.

Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat pendidikan

mayarakat nelayan baik pendidikan formal ataupun pendidikan non

formal dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 9. Tingkat Pendidikan Keluarga

No Tingkat Pendidikan Nelayan Istri Nelayan

F % F %

Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011

Berdasarkan tabel di atas, tingkatan pendidikan orang tua yang

bekerja sebagai nelayan (Bapak) dengan jumlah terbesar adalah tamat SD

sebesar 45,5 %, dan yang terkecil adalah tamat SMA sebesar 1,1 %.

Rata-rata tingkat pendidikan nelayan adalah tamat SD. Tingkat

pendidikan istri nelayan terbesar adalah tamat SD sebesar 48,9 %,

sedangkan tingkat pendidikan istri paling sedikit adalah tamat SMA

(64)

SD. Berdasarkan data tersebut, maka tingkat pendidikan keluarga

nelayan tergolong rendah dengan rata-rata tamat SD.

Pada pendidikan non formal masyarakat nelayan hanya sedikit

masyarakat yang pernah mengikuti kursus, seperti kursus elektro, kursus

menjahit, ataupun kursus yang lain. Nelayan yang pernah mengikuti

kursus hanya 15 orang yaitu kursus elektro 2 orang dan kursus menjahit

adalah 13 orang. Sedangkan 75 orang lainnya tidak pernah mengikuti

kursus. Rata-rata nelayan tidak pernah mengikuti pendidikan non formal

seperti kursus. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 10. Pendidikan Non Formal Nelayan

No Pendidikan non formal F %

1 Pernah kursus elektro 2 2,3

2 Pernah kursus menjahit 13 14,8

3 Tidak Pernah kursus 75 85,2

Jumlah 88 100,0

Sumber: Analisis Data Penelitian Tahun 2011

3. Kondisi Sosial - Ekonomi

Kondisi sosial - ekonomi penduduk Desa Tasikagung dapat

dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut.

a. Umur

Selain berkaitan dengan tingkat kedewasaan teknis seseorang,

usia juga mempunyai kaitan dengan tingkat kedewasaan psikologis. Hal

ini berarti semakin lanjut usia seseorang, diharapkan akan semakin

mampu menunjukan kematangan jiwa (dalam arti semakin bijaksana),

semakin mampu berpikir secara rasional dan semakin mampu

Gambar

Tabel 2. Klasifikasi Pendapatan
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Tabel 4. Kriteria Deskriptif Persentase
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rasio keuangan dan metode EVA adalah metode yang saling melengkapi, oleh karena itu untuk menganalisis kondisi atau kinerja suatu perusahaan dapat menggunakan

Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara adanya gangguan organ dengan prognosis (p = 0,03), pasien malaria falciparum berat dengan gangguan organ

Approved by the Department of English, Faculty of Cultural Studies University of Sumatera Utara (USU) Medan as Thesis for the Sarjana

KEPEDULIAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI ANCAMAN TSUNAMI DI KOTA SIBOLGA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu..

Based on the statement above, one of the advantages of playing online games is increasing one's ability in English language, because in playing online games, inadvertently we

governance ) yang baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, semua pelayanan medis yang dilakukan oleh setiap staf medis di rumah sakit dilakukan atas.. penugasan klinis

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ANALISIS PENGARUH KOPERASI SIMPAN PINJAM TERHADAP USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi pada

Sebagai bahan masukan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay serta pengaruh audit delay itu sendiri terhadap reaksi investor pada