• Tidak ada hasil yang ditemukan

mak.kons.keluaga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "mak.kons.keluaga"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL

PEDOMAN DAN MATERI KONSELING KELUARGA PENANGGULANGAN NAFZA

BAGI FASILITATOR

DENGAN SASARAN ORANG TUA DAN REMAJA

DISUSUN OLEH

YUSI RIKSA YUSTIANA

BADAN PENANGGULANGAN NAFZA, KENAKALAN REMAJA, PROSTITUSI JAWA BARAT

(2)

A. PEDOMAN

APA ITU KONSELING KELUARGA

Proses komunikasi antara konselor dengan klien (Keluarga : remaja dan orang tua remaja) dalam hubungan yang membantu, sehingga keluarga dan atau masing-masing anggota keluarga mampu membuat keputusan, merubah perilaku secara positif dan mengembangkan suasana kehidupan keluarga sehingga konstelasi keluarga berfungsi secara keseluruhan, meningkatkan ketahanan keluarga serta mengembangkan potensi masing-masing anggota keluarga sebagai pribadi maupun sebagai anggota keluarga.

APA TAHAPAN KONSELING KELUARGA Tahapan pada konseling keluarga adalah :

1. membangun relasi dengan keluarga dan masing-masing anggota keluarga

2. mendiskusikan prinsip-prinsip konseling membuat komitmen

3. menetapkan tujuan konseling serta peran masing-masing anggota keluarga untuk mencapai tujuan

4. menggali permasalahan 5. personalisasi

6. menyusun rancangan tindakan, monitoring dan evaluasi

TUJUAN

Klien (keluarga) memiliki pengetahuan, pemahaman dan ketahanan keluarga berkenaan dengan nafza sehingga konstelasi keluarga berfungsi optimal.

PRINSIP KONSELING KELUARGA

(3)

2. Penyimpangan perilaku atau gangguan emosional anggota keluarga disebabkan oleh sistem keluarga yang sakit atau terganggu

3. keluarga adalah suatu kesatuan tetapi masing- masing anggota keluarga adalah individu yang memiliki perbedaan individual

4. Landasan serta prinsip keluarga perlu dipahami dan disepakati bersama oleh seluruh anggota keluarga

KONSELOR

1. konselor harus mampu mendorong setiap anggota keluarga untuk berperan serta menciptakan keluarga yang harmonis, aman dan tentram, penuh cinta kasih serta saling menghormati

2. konselor harus mengembangkan pribadi dan kemampuan : empati, menjaga rahasia, hangat, respek, menghargai tanpa syarat dan percaya diri.

3. Konselor harus memiliki keterampilan : berkomunikasi, dinamika kelompok, sugesti, dan leadership.

SASARAN KONSELING KELUARGA 1. Keluarga

2. Anggota keluarga

KONSELOR KELUARGA PENANGGULANGAN NAFZA ADALAH 1. Konselor/ Guru pembimbing

2. Sosial Worker/ Pekerja sosial 3. Psikolog

4. Psikiater

(4)

TEMPAT

Dapat dilakukan dimana saja, dengan prasyarat : nyaman, aman, tenang, menjamin privasi dan kerahasiaan serta dapat menampung seluruh anggota keluarga

Teknik

Curah fikir, Curah hati, dinamika kelompok, bermain peran, assertif training, kursi kosong, konfrontasi.

EVALUASI

1. bersifat langsung dalam bentuk lisan dan observasi 2. bentuk evaluasi :

a. proses dengan fokus keterlibatan seluruh anggota keluarga dalam mengembangkan suasana keluarga dan menyelesaikan masalah

b. Hasil dengan fokus keputusan tindakan dan pelaksanana tindakan

3. Instrumen evaluasi : berbentuk portofolio bagi keluarga dan setiap anggota keluarga yang didalamnya mendeskripsikan perkembangan dan dampak konseling.

PENCATATAN

1. Dituliskan pada buku konsultasi, didalamnya memuat : hari, tanggal, tempat, identitas, fokus atau bahasan konseling, proses konseling dan rancangan tindak lanjut

2. pencatatan dilakukan segera setelah konseling berarhir

(5)

B. MATERI 1. Definisi

Konseling keluarga adalah : proses komunikasi antara konselor dengan klien (Keluarga : remaja dan orang tua remaja) dalam hubungan yang membantu, sehingga keluarga dan masing-masing anggota keluarga mampu membuat keputusan, merubah perilaku dan mengembangkan suasana kehidupan keluarga sehingga konstelasi keluarga berfungsi secara keseluruhan, meningkatkan ketahanan keluarga serta mengembangkan potensi masing-masing anggota keluarga sebagai pribadi maupun sebagai anggota keluarga.

Pada dasarnya konseling keluarga dilakukan terhadap individu angggota keluarga sebagai bagian dari sistem keluarga. Implikasinya klien pada konseling keluarga adalah masing-masing anggota keluarga dan keluarga sebagai satu kesatuan sistem. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan individual dalam arti masalah keluarga dilihat atau dipersepsi, dipahami dari aspek individu serta pendekatan sistem dalam arti masalah keluarga adalah dilihat sebagai masalah sistem keluarga.

Hubungan yang membantu adalah hubungan yang dilandasi oleh kebutuhan untuk memperoleh bantuan dan memberikan bantuan bantuan pada orang lain. Persyaratan yang harus terpenuhi agar terjalin hubungan yang membantu adalah kesiapan dan kesediaan memberikan bantuan, kepercayaan klien terhadap pemberi bantuan, saling menghargai, saling pengertian dan kerjasama.. Keterlibatan seluruh anggota keluarga untuk terlibatan dalam kegiatan konseling merupakan tujuan yang harus dicapai dalam hubungan yang membantu.

(6)

Fokus konseling keluarga adalah keberfungsian konstelasi keluarga sehingga keluarga dan anggota keluarga didalamnya dapat memenuhi kebutuhan insani secara fisik, sosial emosional, psikologis, pendidikan dan religius. Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang terdiri atas suami, istri dan anak yang terbentuk atas ikatan pernikahan dalam rangka memelihara harkat dan martabat kemanusiaan, mencapai kesejahteraan lahir dan batin serta kebahagiaan dunia akhirat.

Keluarga berperan dalam pengembangan pribadi anak, institusi yang dapat memenuhi kebutuhan insani serta lingkungan yang kondusif bagi perkembangan psikologis anak. Secara psisosiologis keluarga berfungsi : memberi rasa aman, sumber pemenuhan kebutuhan, sumber kasih sayang dan penerimaan, model pola perilaku bermasyarakat, pengembangan perilaku sosial, tempat belajar memecahkan masalah, menyesuaikan diri dalam kehidupan, keterampilan motor, verbal dan sosial, stimulator pengembangan kemampuan/potensi untuk berprestasi, menembangkan aspirasi dan sumber persahabatan.

Keluarga merupakan pranata sosial yang memberikan legalitas memenuhi kebutuhan dasar biologis, berfungsi ekonomis, lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi anak, penyemaian masyarakat masa depan karena keluarga adalah miniatur masyarakat, pelindung bagi anggota keluarga dari acaman fisik maupun psikologis, lingkungan yang memberi kenyamanan, kehangatan serta keceriaan, penanam nilai-nilai agama kepada anggota keluarga agar memiliki pedoman hidup yang benar.

2. Tahapan

(7)

persepsi dan pemikiran Konselor tentang Konseli. Observasi terhadap keberadaan Konseli harus dilakukan dengan hati-hati sehingga Konseli tidak merasa dinilai. Hal yang harus diobservasi dari Konseli adalah : penampilan fisik, motivasi, indikator-indikator kecemasan atau penolakan. Melalui tahapan ini diharapkan konseli terlibat dalam proses konseling, sehingga konseli mampu mengekpresikan dan menyatakan apa yang terjadi dalam pikiran maupun perasaannya.

Membangun relasi dalam konseling keluarga harus dilakukan dengan keluarga secara keseluruhan maupun dengan orang perorang anggota keluarga. Proses ini memerlukan waktu dan kesabaran karena minat dan kepentingan individual masing-masing anggota keluarga akan sangat beragam.

2) mendiskusikan prinsip-prinsip dan tujuan konseling. Konseli harus tahu apa hak, kewajiban dan peran selama proses konseling, karena subjek dna objek konseling adalah Konseli. Tujuan konseling harus ditetapkan bersama-sama dengan Konseli, sehingga tumbuh rasa tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan, mengubah perilaku dan berkeinginan untuk mengembangkan diri. Berapa lama waktu konseling dilakukan dan kapan konseling akan dilaksanakan perlu disepakati oleh seluruh anggoat keluarga.

Pada tahap ini kesepatan seluruh anggota keluarga terhadap permasalahan yang akan dibahas merupakan hal fokus kajian. Menanamkan pemikiran dan perasaan bahwa permasalahan yang dihadapi merupakan permasalahan bersama dan akan mengganggu sistem keluarga manakala tidak diselesaikan. Kesediaan dan ketulusan anggota keluarga untuk terlibat, bahu-membahu saling Bantu menyelesaikan permasalahan keluarga merupakan modal awal untuk menggali permasalahan secara komprehensif.

(8)

Tujuan yang ingin dicapai melalui tahapan ini adalah pemahaman Konseli tentang masalah yang dihadapi serta bagaimana hubungan atau dampak masalah terhadap diri. Pertanyaan maupun pernyataan dapat dikembangkan dari lima kata kunci yaitu 5WH, What (apa), why (mengapa), when (kapan), where (dimana), who (siapa) dan How (bagaimana). Pernyataan maupun pernyataan sebagai respon terhadap ungkapan atau pernyataan Konseli serta umpan balik dapat berupa sebab akibat, mengurutkan berdasarkan kepentingan Konseli, mengurutkan berdasarkan waktu kejadian serta makna peristiwa bagi Konseli. Melalaui tahapan ini diharapkan konseli mampu menggambarkan secara nyata situasi yang dihadapi, memberi makna terhadap situasi tersebut serta menggali perasaan dalam peristiwa yang dialami.

Penggalian masalah diawali dengan bagaimana masing-masing anggota keluarga memandang permasalahan dan dampak permasalahan terhadap dirinya secara pribadi. Langkah yang kedua adalah mengembangkan persepsi dan saling keterkaitan atau hubungan permasalahan tehadap masing-masing anggota keluarga dan langkah yang ketiga adalah menarik simpulan akar permasalahan baik secara individual maupun keluarga sebagai suatu sistem.

(9)

Kesadaran akan pentingnya keluarga dan keberfungsian keluarga bagi kelangsungan kehidupan anggota keluarga merupakan hal yang harus dicapai pada tahapan ini. Masing-masing anggota keluarga harus mampu melihat dan menempatkan diri dalam posisi peran dan tanggung jawab sebagai anggota keluarga dan sebagai pribadi. Sebagai pribadi tidak boleh kehilangan integritas diri tetapi sebagai anggota keluarga harus memiliki konsep diri dan konsep anggota komunitas.

5) menyusun rancangan tindakan serta monitoring atau evaluasi tindakan. Tugas konselor pada tahap ini adalah mendukung konseli untuk dapat membuat rancangan tindakan-tindakan apa yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Dimulai dengan menetapkan tujuan yang ingin dicapai, tahapan kegiatan yang akan dilakukan, waktu pelaksanaan, keterlibatan orang lain, penggunaan alat bantu serta bagaimana konselor dapat membantu memonitor ataumemberikan balikan terhadap usaha yang dilaksanakan oleh Konseli. Konselor harus mampu memberikan support agar Konseli memiliki kekuatan mental untuk dapat melakukannya. Secara tegas menetapkan kapan kegiatan akan dimulai. Jika memungkinkan konselor dapat membantu tanpa sepengetahuan Konseli menciptakan berbagai kondisi yang mendukung terlaksananya kegiatan.

Perencanan yang disusun terdiri atas perencanaan : pertama pribadi masing-masing anggota keluarga sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-masing dan kedua perencanaan keluarga untuk membangun keberfungsian konstelasi keluarga serta memperbaharui budaya keluarga.

3. Tujuan dan Prinsip

(10)

menghargai pendapat dan melindungi anak; anggota keluarga berbagi permasalahan dan atau pendapat; mampu berjuang mengatasi masalah kehidupan, beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dan minimnya perselisihan antara orang tua dan anak; anggota keluarga saling menyesuiakan diri dan mengakomodasi; komunikasi antar anggota keluarga berlangsung baik, ada kesempatan untuk menyatakan keinginan dan musyawarah dalam menyelesaikan permasalahan; kesempatan untuk bersikap mandiri dalam berperilaku, berdisplin; keluarga memenuhi kebutuhan psikososial, mewariskan nilai-nilai budaya, berkecukupan dalam bidang ekonomi, mengamalkan nilai-nilai moral dan agama dan orang tua memiliki stabilitas ekonomi.

Keluarga yang mengalami disfungsi memiliki resik yang besar untuk bermasalah baik sebagai suatu sistem maupun bagi individu-individu yang ada didalamya. Dampak pertama disfungsi keluarga adalah terganggungnya proses tumbuh kembang anak. Hubungan interpersonal dalam keluarga yang tidak sehat merupakan faktor utama permasalahan mental.

Melalui Konseling, keluarga didorong untuk menjadi keluarga yang efektif yaitu keluarga yang memiliki budaya keluarga yang indah. Budaya keluarga yang indah ditandai dengan rasa memiliki dari seluruh anggota keluarga dengan tulus dan penuh cinta kasih, pemberian kesempatan bagi semua anggota untuk tumbuh dan berkembang, membangun masa depan keluarga, menjadikan keluarga sebagai prioritas, anggota keluarga saling mendukung dan menghormati dengan prinsip win-win solution, mengembangkan kekuatan dan ketahanan keluarga serta selalu memperbaharui semangat keluarga.

Prinsip peranan keluarga menurut Covey (Syamsu Yusuf, 2000:35-37) adalah :

(11)

kehidupan keluarga terjadi pewarisan cara berfikir dan bertindak dari orang tua terhadap anak.

b. mentoring, kemampuan untuk menjalin atau membangun hubungan, investasi emosional atau pemberian perlindungan kepada orang lain secara mendalam, jujur, pribadi dan tidak bersyarat. Terwujud dalam bentuk empati, berbagi, memebri kepercayaanketegasan dan dorongan, mendoakan secara ikhlas serta berkorban untuk orang lain.

c. organizing, keluarag merupakan tim kerja, sehingga antar anggota keluarga harus bekerjasama dalam menyelesaikan tugas dan memenuhi kebutuhan keluarga.

d. teaching, orang tua berperan sebagai guru bagi anak-anak tentang hukum-hukum dasar kehidupan. Orang tua berusaha memberdayakan prinsip-prinsip kehidupan sehingga anak memahami, melaksanakan dan mempercayai prinsip-prinsip tersebut dan pada akhirnya memiliki conscious competence atau kemampuan untuk

4. Konselor

Aspek penting yang harus dimiliki dan diperhatikan oleh/ dari seorang konselor adalah kepribadian dan keterampilan. Keduanya harus seimbang dan harus terintegrasi sebagai suatu kesatuan yang tidak terpisahkan. 1). kepribadian :

a) menerima Konseli apa adanya, artinya konselor harus siap menerima konseli bagaimanapun kondisi dan latar belakangnya. Menerima dan menghargainya sebagai menusia yang utuh tanpa label-label yang lebih bersifat negatif tentang dirinya, tetapi melihat sesuatu yang positif pada konseli.

(12)

membantu membuat komunikasi menjadi menyenangkan. Kehangatan tertampilkan melalui intonasi suara, ekspresi mata, posture (sikap tubuh) dan gesture (mimik muka serta gerakan-gerakan fisik). Tingkatan emosinal konselor- maupun konseli dapat dilihat dari keempat dimensi tersebut.

c) respek, menghormati Konseli dengan memperlakukan Konseli sebagai teman dan tamu yang diharapkan kehadirannya. Menghargai perbedaan dan kemampuan yang dimiliki konseli. d) Emphati (pemahaman), menunjukkan sikap menghargai dan

memahami apa yang difikirkan dan dirasakan oleh Konseli. Mencoba menempatkan diri melalui suatu kesadaran dan pemahaman tentang sesuatu yang terjadi pada diri klien, serta sebagai orang yang siap untuk mendengarkan apa yang ingin disampaikan oleh Konseli.

e) ramah, klie akan merasa terganggu dan kehilangan kepercayaan diri jika merasa dirinya di tolak. Konselor harus mampu menggunakan kata-kata serta mimik muka yang menentramkan Konseli.

f) berteman/ bersahabat, sikap bahwa konselor peduli akan apa yang difikirkan dan dirasakan oleh Konseli. Kehadiran konselor sebagai teman atau sahabat yang siap untuk membantu.

g) mampu menjaga rahasia, kunci memperoleh kepercayaan dari Konseli adalah kemampuan menjaga rahasia, konselor tidak boleh menceritakan apa yang disampaikan oleh Konseli tanpa seijin Konseli atau dianggap membahayakan jiwa. Konselor harus memiliki kualiatas pribadi yang membuat orang lain percaya pada dirinya dengan berkomunikasi secara confidential, menjamin kebebasan pribadi dan jujur.

(13)

i) Kekongkritan, konselor merespon apa yang disampaikan konseli sesuai dengan kebutuhan, tanpa banyak basa-basi.

j) Sensitif, memiliki kepekaan yang tajam terhadap kondisi-kondisi sosial psikologis yang dialami konseli, sehingga mampu melihat permasalahan secara lebih tajam buka hanya gejala-gejala yang nampak saja.

2) Konselor yang efektif adalah konselor yang memiliki :

a) rasa percaya diri. Sulit bagi Konseli untuk mempercayai dan memperoleh jaminan konselor dapat membantu jika konselor tidak percaya diri. Percaya diri artinya siap untuk menghadapi orang lain dan percaya bahwa dirinya mampu untuk menyelesaikan apa yang dihadapi

b) berpengetahuan. Konselor harus memmiliki pengetahuan yang cukup tentang nafza dan berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari dan melepaskan diri adaru ketergantungan terhadap nafza. Konselor juga harus memiliki pengetahuan yang luas tentang perilaku manusia, kondisi sosial budaya, norma dan aturan agama, komunikasi dan menjalin relasi sosial, upaya mengemas informasi serta penggunkan media komunikasi.

c) memiliki keterampilan komunikasi yang baik. Bagaimana menyapa seseorang, kalimat apa yang harus digunakan, kapan waktu yang tepat untuk menyampaikan sesuatu, sikap dan bahasa tubuh apa yang harus tertampilkan adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh seorang konsulatan pada saat memberikan konseling.

(14)

e) menciptakan suasana yang bersahabat, relasi akan berjalan lancar jika tercipta atmosfir yang bersahabat diantara konselor dengan Konseli. Pemilihan tempat, pakaian, waktu serta alat bantu yang digunakan akan membantu penciptaan suasana.

f) Memahami prinsip dan konsep tentang keluarga, sikap atau perlakuan orang tua dan dampaknya terhadap kepribadian anak, perkembangan anak, serta upaya-upaya mensejahterakan keluarga.

Tabel I

Sikap atau perlakuan orang tua dan dampaknya terhadap kepribadian anak

Pola perlakuan orang tua

Perilaku Orang tua Profile Tingkah laku anak

1. Overprotection (terlalu melindungi)

1. Kontak yang berlebihan dengan anak

2. Perawatan/ pemberian bantuan kepada anak yang terus menerus, meskipun anak sudah mampu merawat dirinya sendiri

3. mengawasi kegiatan anak secara berlebihan 4. memecahkan masalah

anak

1. perasaan tidak aman 2. Agresif dan dengki 3. mudah merasa gugup 4. melarikan diri dari

kenyataan 5. sangat tergantung 6. ingin menjadi pusat

perhatian

7. bersikap menyerah 8. lemah adalam

egostrengh, aspirasi dan toleransi terhadap frustasi

9. kurang mampu mengendalikan emosi 10. menolak tanggung

jawab

(15)

16. suka bertengkar

17. troublemaker (pembuat onar)

18. sulit untuk bergaul 19. mengalami homesick 2. permissiveness 1. memberikan kebebasan

untuk berfikir atau berusaha

2. menerima gagasan/ pendapat

3. membuat anak merasa diterima dan merasa kuat

4. toleran dan memahami kelemahan anak

5. cenderung lebih suka memberi yang diminta anak daripada menerima

1. pandai mencari jalan keluar

2. dapat bekerja sama 3. percaya diri

4. penuntut dan tidak sabaran

3. rejection 1. bersikapmasa bodoh 2. bersikap kaku

3. kurang mempedulikan kesejahteraan anak 4. menampilkan sikap

permusuhan atau dominansi terhadap anak

1. Agresif (mudah marah, gelisah, tidak patuh/ keras kepala, suka bertengkar dan nakal)

2. Submissive (kurang dapat mengerjakan tugas,

pemalu, suka

mengasingkan diri, mudah tersinggung dan penakut)

3. sulit bergaul 4. pendiam 5. sadis 4. Acceptance 1. Memberi perhatian dan

cinta kasih yang tulus kepada anak

2. menempatkan anak dalam posisi yang penting di dalam rumah

1. mau bekerjasama 2. bersahabat 3. loyal 4. emosi stabil

(16)

3. mengembangkan

hubungan yang hangat dengan anak

4. bersikap respek terhadap anak

5. mendorong anak untuk menyatakan perasaan atau pendapatnya 6. berkomunikasi dengan

anak secara terbuka dan mau mendengarkan masalahnya

6. mau menerima tanggung jawab

7. jujur

8. dapat dipercaya

9. memiliki perencanaan yang jelas untuk mencapai masa depan 10. bersikap realistic

(memahami kekuatan dan kelemahan dirinya secara objektif)

5. Domination 1. mendominasi anak 1. bersikap sopan dan sangat berhati-hati 2. pemalu, penurut, inferior

dan mudah bingung 3. tidak dapat bekerja

sama 6. Submission 1. Senantiasa memberikan

sesuatu yang diminta anak

2. membiarkan anak berperilaku semaunya di rumah

1. tidak patuh

2. tidak bertanggung jawab 3. agresif dan lalai

4. bersikap otoriter 5. terlalu percaya diri

7. Punitiveness/ overdisciplin

1. Mudah memberikan hukuman

2. menanamkan

kedisplinan secara keras

1. implusif

2. tidak dapat mengambil keputusan

3. nakal

4. sikap bermusuhan atau agresif

3) Selama proses konseling, konselor mendorong Konseli memiliki kemampuan untuk :

(17)

tidak berada dalam suasana yang tertekan, memperoleh stimulasi atau arahan tentang apa yang harus dibicarakan

b) memahami masalah, penggalian masalah yang dilakukan melalui pertanyaan atau pernytaan tentang 5 WH akan membantu Konseli memahami proporsi masalah dalam kehidupannya,

c) mengambil keputusan yang tepat, Konseli perlu memperolah gambaran yang komprehensif tentang apa yang dialaminya serta berbagai alternatif solusi. Pembuatan keputusan harus didasarkan pada kepentingan dan analisis sisi positif maupun negatif solusi dalam pemikiran Konseli bukan pemikiran konselor.

2. Konseli

Seseorang yang datang pada konselor untuk meminta bantuan disebut konseli. Konselor harus memahami kedaan konseli. Konseli datang pada konselor karena menghadapi permasalahan atau hambatan psikologis atau berada dalam kedaan lack of psychological strength. Dimensi dari

lack of psychological strength adalah :

a) pemenuhan kebutuhan, individu merasakan kebutuhan psikologis : memberi dan menerima, merasa bebas menentukan pilihan, memiliki kesenangan, menerima kemungkinan atau stimulasi baru, menemukan harapan, menemukan tujuan yang jelas dalam hidup.

b) kompetensi intrapersonal, yaitu kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain. Terdiri atas kompetensi memahami diri, mengarahkan diri dan penerimaam diri.

c) kompetensi interpersonal, merupakan kemampuan dalam berhubungan dengan orang lain dengan cara-cara yang baik dan saling memenuhi. Antara lain kepekaan, assertif, kenyamanan berdampingan, bebas dari tekanan.

(18)

Individu dan keluarga yang tidak memiliki kompetensi atau tidak mampu memenuhi keempat dimensi tersebut berarti memiliki lack of psychological strength.

5. Rujukan

Bolton, Robert. 1988, People Skills, Australia : Simon & Schuster Jones & Nelson, 1995, Counselling and Personality, Australia :Allen &

Unwin

O”Donohue & Krasner, 1995, Handbook of Psychological Skills Training, Boston : Allyn and Bacon

Syamsu Y, Anne, Yusi, 2000, Bimbingan Keluarga, Makalah Pelatihan Bimbingan dan konseling Pusdiktek DepKimbangwil, Bandung : Jurusan PPB FIP UPI

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Lingkungan hidup sebagai benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang berada dalam suatu ruang dan mempengaruhi kehidupan termasuk manusia.. Definisi ini mengandung

Jika ketiga hasil penelitian ini dibandingkan, dapat diduga bahwa untuk peubah jumlah cabang primer, genotipe Banten I-4-1 lebih toleran terhadap tanah masam

2 MTs Negeri Batu memiliki faktor pendukung pelaksanaan program literasi seperti a fasilitas yang memadai perpustakaan, taman baca, gang baca, sudut baca, koneksi internet,

Unlike the previous studies which deal with gender identity and androgynous theme in novels which set on Earth, this present study examines the issue of gender

produksi Berita Jogja dari perencanaan hingga on air , sehingga menghasilkan berita yang sarat informasi dan dibutuhkan oleh

Mikäli pienten yritysten omistajat ovat sitä mieltä, että tilintarkastus parantaa taloudellisen informaation laatua ja luotettavuutta, voidaan ajatella, että he

Hal- hal yang berhubungan dengan etika berbahasa ini di antaranya kaidah-kaidah dan norma sosial yang berlaku pada masyarakat tempat seseorang berkomunikasi dengan orang lain,

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kegiatan konstruktif balok dengan menggunakan media pembelajaran yang bervariasi dapat meningkatkan kemampuan