• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN SISTEM SELF-LEVELING PADA TRIPOD KAMERA BERBASIS MIKROKONTROLER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RANCANG BANGUN SISTEM SELF-LEVELING PADA TRIPOD KAMERA BERBASIS MIKROKONTROLER"

Copied!
192
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

RANCANG BANGUN SISTEM SELF-LEVELING PADA TRIPOD KAMERA

BERBASIS MIKROKONTROLER

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Teknik Pada Program Strata Satu (S-1)

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :

Atini Sofi Apsari

(20110120009)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

RANCANG BANGUN SISTEM SELF-LEVELING PADA TRIPOD KAMERA

BERBASIS MIKROKONTROLER

DISUSUN OLEH :

ATINI SOFI APSARI

NIM : 20110120009

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(3)

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama

:Atini Sofi Apsari

NIM

: 20110120009

Jurusan

:Teknik Elektro

Menyatakan bahwa :

Semua yang ditulis dalam naskah skripsi ini merupakan hasil karya tulis saya

sendiri dan bukan menjiplak/plagiat hasil karya orang lain, kecuali landasan teori yang

saya kutip dari buku maupun referensi dari sumber yang tercantum pada daftar pustaka

sebagai referensi saya dalam menyelesaikan karya tulis ini. Apabila dikemudian hari

pernyataan ini tidak benar, maka saya siap menerima sanksi dari Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Yogyakarta, 20 Juni 2016

Yang menyatakan,

Atini Sofi Apsari

(4)
(5)
(6)

MOTTO VAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang

yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (QS. Al-Mujadalah : 11)

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya

sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al-Insyiraah: 5-6)

“Yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas banyak kesabaran (yang kaujalani),

yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit” (Imam

Ali bin Abi Thalib AS)

“Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun. Karena yang menyukaimu

tidak butuh itu, dan yang membencimu tidak percaya itu” (Ali bin Abi Thalib)

(7)

PERSEMBAHAN :

Skripsi ini dipersembahkan :

Kepada Ayah, Agus Totok Parnyoto, dan Ibu, Parmiati. Semoga skripsi ini

merupakan awal dari kesempatan untuk bisa membalas jasa dan pengorbanan yang

kalian berikan, meskipun dengan waktu seumur hidup pun tidak akan cukup untuk

membalasnya.

Kepada Adik jenius kesayanganku, Satria Argadhika, yang bersedia

meluangkan waktunya untuk membantu menyelesaikan pembuatan skripsi ini dari awal

hingga akhir. Tanpanya skripsi ini tidak akan terwujud dengan baik.

Kepada Kakak-kakakku, Noni Huriati dan Lulu Rufaida, dan keluargaku di

Depok, yang memberikan support saat pembuatan skripsi ini.

Kepada teman dan sahabat, para wanita kebanggaanku, Aesha Fathara dan

Dinia Rachmawati, yang tidak hentinya menyemangati hingga skripsi ini akhirnya

selesai. Terima kasih sudah mendengarkan keluh kesahku hingga sekarang.

Kepada teman priaku yang teristimewa, Rendy Wijaya, terima kasih sudah

menemani, menyemangati, mendukung, hingga mendengarkan keluh kesah maupun

kebutuhanku dan tidak bosannya untuk menasihati maupun memberi saran saat proses

pembuatan skripsi ini berlangsung.

(8)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaykum Wr. Wb.

Dengan mengucapkan Puji dan Syukur penulis panjatkan akan kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis mampu

menyelesaikan pembuatan laporan skripsi dengan judul :

“RANCANG BANGUN SISTEM SELF-LEVELING PADA TRIPOD KAMERA

BERBASIS MIKROKONTROLER”

Berbagai upaya telah penulis lakukan demi memyelesaikan skripsi ini, tetapi

dikarenakan keterbatasan penulis, maka penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya

apabila banyak kekurangan ditemukan dalam laporan skripsi ini, baik dalam susunan

kata, kalimat maupun sistematika pembahasannya. Penulis berharap agar laporan

skripsi ini dapat memberikan masukan positif bagi para pembaca sekalian pada

umumnya.

Selayaknya berbagai kreatifitas yang memerlukan inovasi di tiap waktunya,

laporan skripsi ini juga membutuhkan pengembangan apabila sekiranya terdapat hal-hal

baru untuk ditambahkan.

Terwujudnya skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan dan dorongan berbagai

pihak. Dan dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1.

Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto, M.A, selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

2.

Bapak Ir. Agus Jamal, M.Eng, selaku ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

(9)

4.

Bapak Rama Okta Wiyagi, S.T., M.Eng, sebagai Dosen Pembimbing 2 yang

selalu sabar membimbing dan membagi ilmunya kepada penulis selama

melaksanakan pembuatan laporan skripsi ini.

5.

Bapak Muhamad Yusvin Mustar, S.T., M.Eng, sebagai Dosen Penguji pada saat

ujian pendadaran berlangsung.

6.

Bapak Jazaul Ikhsan, S.T., M.T., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

7.

Segenap Dosen Pengajar di Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta.

8.

Staf Tata Usaha Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta.

9.

Staf Laboratorium Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta.

10.

Seluruh rekan mahasiswa/i Teknik Elektro angakatan 2011 Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta yang selalu mendukung selama masa perkuliahan

maupun proses pembuatan skripsi berlangsung.

11.

Semua pihak yang sudah membantu penulis yang pastinya tidak bisa disebutkan

satu persatu.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberi manfaat dan tambahan ilmu kepada

para pembaca. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi, Amin ya Rabbal’alamin.

Wassalamu’alaykum Wr. Wb.

Yogyakarta, 20 Juni 2016

Penulis

Atini Sofi Apsari

(10)

DAFTAR ISI

SAMPUL (

COVER

)………..i

HALAMAN JUDUL………ii

HALAMAN PENGESAHAN I………...iii

LEMBAR PENGESAHAN II……….iv

HALAMAN PERNYATAAN………..v

MOTTO………...vi

PERSEMBAHAN………..vii

KATA PENGANTAR………...viii

DAFTAR ISI………x

DAFTAR TABEL……….xiv

DAFTAR GAMBAR………..xv

BAB I PENDAHULUAN………1

1.1

Latar Belakang………1

1.2

Rumusan Masalah………...2

1.3

Batasan Masalah……….2

1.4

Tujuan Penelitian………3

1.5

Metode Penelitian………...3

1.6

Sistematika Penulisan……….3

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI………..5

(11)

2.2 Dasar Teori……….5

2.2.1 Fotografi………5

2.2.1.1 Tripod………...6

2.2.2 Sensor Accelerometer MPU-6050……….7

2.2.3 Komunikasi I2C……….9

2.2.4 Motor DC……….10

2.2.5 Motor Driver L298N………13

2.2.6 Mikrokontroler ATMega328………...16

2.2.7 Arduino UNO………..20

2.2.8 Catu Daya………....22

2.2.9 Switching Regulator………...22

2.2.10 Kabel………..23

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PEMBUATAN………..25

3.1 Diagram Alur Penelitian………...25

3.1.1 Uraian Diagram Blok………...26

3.2 Perancangan………..27

3.2.1 Proses Perancangan Mekanik………..28

3.2.2 Proses Perancangan Elektronik………29

3.2.2.1 Perancangan Mikrokontroler………..29

3.2.2.2 Sensor MPU-6050………..29

(12)

3.2.2.4 Rangkaian Catu Daya……….30

3.2.3 Perancangan Software……….30

3.3 Pembuatan Alat……….31

3.3.1 Alat dan Bahan………31

3.3.2 Pembuatan Hardware………...33

3.3.2.1 Pembuatan Rangkaian Elektronik………...33

3.3.2.2 Pembuatan Sistem Mekanik………...41

3.3.3 Pembuatan Program……….42

3.4 Pengujian Sementara………44

3.5 Perbaikan………..45

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN……….48

4.1 Uji Coba Alat………48

4.2 Prinsip Kerja Alat……….48

4.3 Pengujian Hardware………..49

4.3.1 Pengujian Catu Daya………...49

4.3.2 Pengujian Sistem Arduino UNO R3………50

4.3.3 Pengujian Sensor MPU-6050………..51

4.3.4 Pengujian Motor Driver L298N………...53

4.3.5 Pengujian Kemiringan Terhadap Tripod……….53

4.4 Pengujian Software………...55

(13)

BAB V PENUTUP………63

5.1 Kesimpulan………...63

5.2 Saran……….63

DAFTAR PUSTAKA……….64

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1

Prinsip Kerja Motor Driver L298N Untuk Keluaran Motor A...15

Tabel 2.2

Prinsip Kerja Motor Driver L298N Untuk Keluaran Motor B...15

Tabel 3.1

Nilai Kebenaran Motor Driver 1...39

Tabel 3.2

Nilai Kebenaran Motor Driver 2...39

Tabel 4.1

Pengujian Kemiringan MPU-6050...54

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1

Kamera...5

Gambar 2.2

Tripod...6

Gambar 2.3

Sensor MPU-6050...8

Gambar 2.4

Digram Komunikasi I2C Bus...9

Gambar 2.5

Motor DC...11

Gambar 2.6

Struktur Motor Listrik...11

Gambar 2.7

Perputaran Motor (1)...12

Gambar 2.8

Perputaran Motor (2)...12

Gambar 2.9

Perputaran Motor (3)...13

Gambar 2.10

Motor Driver L298N...14

Gambar 2.11

H-bridge Transistor...14

Gambar 2.12

ATMega328...17

Gambar 2.13

Pin-pin ATMega328...18

Gambar 2.14

Arduino UNO...21

Gambar 2.15

Switching Regulator...23

Gambar 2.16

Kabel...24

Gambar 2.17

Kabel Jumper Male-to-Female...24

Gambar 3.1

Diagram Blok Penelitian...25

Gambar 3.2

Diagram Closed-loop...28

(16)

Gambar 3.4

Blok Diagram Perangkat Elektronik...33

Gambar 3.5

Gerak Yaw...34

Gambar 3.6

Gerak Pitch...34

Gambar 3.7

Gerak Roll...34

Gambar 3.8

Bagian-bagian Kaki Tripod...35

Gambar 3.9

Ilustrasi Pitch (1)...36

Gambar 3.10

Ilustrasi Pitch (2)...36

Gambar 3.11

Ilustrasi Roll (1)...37

Gambar 3.12

Ilustrasi Roll (2)...37

Gambar 3.13

Konfigurasi Sensor dan Arduino...38

Gambar 3.14

Papan Perangkat Elektronik...40

Gambar 3.15

Skematik Perangkat Elektronik...41

Gambar 3.16

Blok Diagram Perangkat Mekanik...41

Gambar 3.17

Pemasangan Motor DC di Kaki Tripod...42

Gambar 3.18

Flowchart Sistem...43

Gambar 3.19

Pemasangan Kapasitor di Motor DC...45

Gambar 3.20

Triplek Berlapis Alumunium...46

Gambar 3.21

Pemasangan Komponen di Triplek...46

Gambar 3.22

Rancang Ulang Perangkat Elektronik...47

Gambar 4.1

Bentuk Fisik Sistem Self-leveling Tripod...49

(17)

Gambar 4.3

Sketch Program Pengujian Arduino...51

Gambar 4.4

Sketch Program Pengujian MPU-6050...52

Gambar 4.5

Tampilan Nilai Yaw, Pitch, dan Roll oleh MPU-6050...52

Gambar 4.6

Tampilan Pengujian MPU-6050 di Titik Seimbang...54

Gambar 4.7

Sketch Program Kalibrasi MPU-6050...56

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Dewasa ini, kemajuan teknologi berkembang pesat. Hal tersebut ditunjukkan

dengan diciptakannya berbagai inovasi alat maupun instrumen yang bekerja secara

canggih dan otomatis. Inovasi diciptakan tidak lain adalah demi memenuhi kebutuhan

hidup manusia di segala macam bidang.

Seiring dengan perkembangan zaman, bidang fotografi semakin diminati oleh

banyak orang. Bermacam aksesoris kamera juga disediakan demi menunjang fotografer

dalam mengambil foto. Salah satunya adalah tripod.

Tripod yang digunakan untuk menyangga kamera agar stabil dalam mengambil

foto, biasanya diletakkan di permukaan tanah yang rata. Kendalanya permukaan tanah

memiliki kontur tanah yang berbeda-beda. Akibatnya, ada bagian permukaan tanah

yang lebih tinggi atau rendah dibanding yang lain, dan hal ini menyebabkan adanya

kemiringan pada kedudukan tripod. Ketika tripod mengalami kemiringan, dibutuhkan

penyesuaian pada kaki-kakinya agar tripod dapat berdiri stabil. Untuk menyesuaikan,

fotografer harus merentangkan satu atau sebagian kaki-kaki tripod lebih panjang atau

pendek secara manual.

Maka dari itu, penulis mencoba membuat alat untuk menstabilkan kaki tripod

secara otomatis (

self-leveling

) dalam pembuatan tugas akhir ini. Alat tersebut

memfokuskan kinerja pergerakan pada kaki-kaki tripod, dimana ketika tripod

diletakkan pada permukaan tanah dan kemudian mengalami kemiringan, maka secara

otomatis kaki tripod akan menyesuaikan panjang pendeknya tanpa campur tangan

fotografer. Alat ini akan memanfaatkan sensor kombinasi dari

accelerometer

dan

(19)

linear-actuator

pada kaki-kaki tripod. Sementara pengolah datanya berbasis

mikrokontroler.

1.2

Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang dihadapi dalam perancangan alat ini adalah:

1.

Bagaimana mendesain sebuah sistem

self-leveling

pada kaki tripod.

2.

Bagaimana proses pembuatan algoritma program dengan

input

dari sebuah

sensor

accelerometer

agar dapat menampilkan nilai-nilai kemiringan yang

diharapkan.

3.

Bagaimana proses pengolahan data dan algoritma program pada mikrokontroler

agar motor DC mampu bekerja sesuai dengan

input

dari sensor.

4.

Bagaimana menguji kestabilan tripod dengan sistem yang sudah dibuat.

1.3

Batasan Masalah

Beberapa batasan masalah yang terkait dengan pembuatan alat pada tugas akhir ini

yaitu:

1.

Sudut kemiringan tanah yang dideteksi memiliki rentang tertentu sesuai dengan

kemampuan jenis sensor accelerometer yang digunakan dan kemampuan tripod.

Pada penelitian ini penulis menggunakan sensor Accelerometer MPU-6050.

2.

Tipe mikrokontroler yang digunakan yaitu ATMega328 yang terintegrasi

dalam kit Arduino UNO R3.

3.

Tipe motor sebagai penggerak

linear-actuator

yang digunakan merupakan

modifikasi motor DC pada ketiga kaki tripod.

(20)

5.

Jenis catu daya yang digunakan akan tergantung pada kondisi saat pengujian

alat.

1.4

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai adalah merancang suatu alat penunjang pada tripod yang

berfungsi menstabilkan kedudukan tripod secara otomatis (

self-leveling

) pada suatu

lahan tanah tertentu yang dapat menyebabkan tripod mengalami kemiringan, sehingga

pengguna tripod diharapkan tidak perlu mengutak-atik kaki-kaki tripod secara manual.

1.5

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah:

1.

Studi pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan informasi sebagai bahan acuan

dalam melakukan perencanaan, pembuatan, dan penyusunan tugas akhir.

2.

Perancangan sistem dan implementasi

Metode ini diawali dengan membuat blok diagram (skematik rangkaian) sistem

yang lengkap, membuat

prototype

sistem dan melakukan pengujian serta

analisis pada sistem yang sudah jadi.

3.

Network research

Metode ini digunakan untuk mengambil dan mengumpulkan informasi maupun

laporan secara

online

. Hal tersebut dilakukan karena pada

network research

mengandung banyak sumber informasi yang dapat diakses kapanpun dan

dimanapun.

1.6

Sistematika Penulisan

(21)

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan

metode penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisikan tentang publikasi penelitian terdahulu, pemaparan teori dasar tentang

sistem, dan komponen yang digunakan dalam rancang bangun alat.

BAB III. METODE PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

Bab ini berisikan mengenai blok diagram perancangan alat, penjelasan prinsip kerja

alat, desain sistem rangkaian elektronik, instrumentasi alat dan pemrograman.

BAB IV. PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini khusus memaparkan analisis setiap blok diagram rangkaian elektronik serta

data-data hasil pengujian.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2.1

Kajian Pustaka

Rancang bangun alat dan pembuatan sistem yang menggunakan jenis sensor

accelerometer

banyak diminati dan dikembangkan. Beberapa studi penelitian yang

sebelumnya dilakukan yaitu, “

Aplikasi Sensor Accelerometer pada Deteksi Posisi

(Vidi Rahman Alma’i, 2011). “

Implementasi Penggunaan Sensor Accelerometer

ADXL335 pada Quadcopter Robot Berbasis ATMega32

” (Pancev, dkk, 2013). “

Design

of a Low Cost Motion Data Acquisition Setup for Mechatronics System

” (Baris Can

Yalcin, 2014).

Studi-studi penelitian di atas menitikberatkan pengembangan alat untuk menopang

kestabilan pada sebuah sistem dengan menggunakan sensor

accelerometer gyroscope

dan berbasis mikrokontroler sebagai pengolah datanya.

2.2

Dasar Teori

2.2.1

Fotografi

Fotografi (dari bahasa Inggris:

photography

, yang berasal dari kata Yunani yaitu

photos

”: cahaya dan “

grafo

”: melukis/menulis) merupakan proses seni melukis

melalui media cahaya dengan alat yang disebut kamera dengan maksud dan tujuan

tertentu (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

(23)

Kamera adalah alat paling populer dalam akitivitas fotografi. Nama ini didapat dari

camera obscura

”, bahasa latin untuk ruang gelap. Kamera merupakan suatu piranti

untuk membentuk dan merekam suatu bayangan potret pada lembaran film.

Dunia fotografi terus menunjukkan peningkatan karena jenis kamera yang

digunakan mengalami perkembangan dari segi bentuk, fungsi, dan cara kerjanya. Mulai

dari kamera analog yang prinsip kerjanya menggunakan roll film dan hasil potretnya

akan didapatkan dari hasil pencucian. Lalu ada kamera polaroid yang lebih lama

beredar dibanding analog karena kamera jenis ini tidak memerlukan pencucian untuk

mendapatkan hasil potretnya. Terlebih lagi di jaman modern sekarang, kamera beralih

ke kamera digital dimana hasil potret bisa disimpan

file

-nya secara digital ke

PC

atau

memory card.

2.2.1.1 Tripod

Bermula dari perkembangan kamera dan penggunanya yang semakin banyak, tripod

diciptakan sebagai salah satu alat untuk membantu dalam penggunaan kamera. Tripod

digunakan untuk menopang agar badan kamera bisa berdiri dengan tegak dan kokoh.

Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kelelahan fotografer dalam mengambil gambar

dan mengurangi ketidaksempurnaan yang ditimbulkan oleh guncangan tangan

fotografer.

(24)

Selain itu fungsi-fungsi tripod yang lain, diantaranya:

Berguna untuk pemotretan

long exposure

atau

shutter

rendah.

Membantu menghasilkan foto

HDR (High Dynamic Range).

Membantu mencapai

angle

sulit dalam pemotretan

landscape.

Membantu mempertajam gambar saat melakukan

focal length

panjang.

2.2.2

Sensor

A

ccelerometer

MPU-6050

Accelerometer

adalah sensor yang digunakan untuk mengukur percepatan suatu

objek, yaitu mengukur percepatan statis dan dinamisnya. Pengukuran dinamis adalah

pengukuran percepatan pada objek bergerak, sedangkan pengukuran statis adalah

pengukuran terhadap gravitasi bumi, lebih tepatnya untuk mengukur sudut kemiringan.

Prinsip kerja dari sensor

accelerometer

berdasarkan hukum fisika bahwa apabila suatu

konduktor digerakkan melalui suatu medan magnet, atau jika suatu medan magnet

digerakkan melalui suatu konduktor, maka akan timbul suatu tegangan induksi pada

konduktor tersebut.

Accelerometer

yang diletakkan di permukaan bumi dapat

mendeteksi percepatan 1g (ukuran gravitasi bumi) pada titik vertikalnya, untuk

percepatan yang dikarenakan oleh pergerakan horizontal maka

accelerometer

akan

mengukur percepatannya secara langsung ketika bergerak secara horizontal.

Accelerometer

MPU-6050 adalah sebuah modul berinti MPU-6050 yang

merupakan 6 axis

Motion Processing Unit

dengan penambahan regulator tegangan dan

beberapa komponen pelengkap lainnya yang membuat modul ini siap pakai dengan

tegangan

supply

sebesar 3-5 VDC. Modul ini memiliki

interface

I2C yang dapat

disambungkan langsung ke MCU (

Microcontroller Units

) yang memiliki fasilitas I2C.

Sensor MPU-6050 berisi sebuah

Microelectromechanical Systems

(MEMS)

(25)

Gambar 2.3

Sensor MPU-6050

Fitur dan spesifikasi dari modul MPU-6050 adalah berikut ini:

Berbasis Chip MPU-6050, berteknologi

MotionFusion

yang mengoptimalkan

kinerja sensor dan adanya

Digital Motion Processor

modul dapat diintegrasikan

dengan sensor lainnya melalui komunikasi I2C dan bekerja tanpa membebani

mikrokontrolernya.

Tegangan

supply

sekitar 3-5 VDC dan pada modul ini sudah dilengkapi LDO

(

Low Drop-out

)

Voltage Regulator

. Jadi, untuk mendapat sumber tegangan

hanya perlu tersambung dengan sumber Vcc pengolah data seperti Arduino.

Tersedianya

pull-up

resistor pada pin SDA dan SCL tanpa resistor eksternal

tambahan.

Gyroscope Range

+ 250 500 1000 2000 / s

Acceleration Range

: + 2 + 4 + 8 + 16 g

Data keluaran

MotionFusion

sebanyak 6 atau 9 sumbu dalam format matriks

rotasi,

quarternion

, sudut

Euler

, atau

raw data format

.

Memori penampung data (

buffer memory

) sebesar 1KB, FIFO (

First-In-First-Out

).

(26)

Konsumsi arus

gyroscope

sebesar 3,6 mA;

gyroscope

+

accelerometer

3,8 mA.

Chip

built-in

16 bit AD

converter

, 16 bits data

output

Jarak antarpin

header

2.54 mm

Dimensi modul 20.3 mm x 15.6 mm

Sensor ini sudah banyak dijual di pasaran dengan harga yang relatif murah.

2.2.3

Komunikasi I2C

Sebuah standar komunikasi serial dua arah menggunakan dua saluran yang didesain

khusus untuk mengirim maupun menerima data. Sistem

Inter-Integrated Circuit

(I2C)

terdiri dari dua saluran, yaitu SCL (

Serial Clock

) dan SDA (

Serial Data

) yang

membawa informasi data antara I2C dengan pengontrolnya. Piranti yang dihubungkan

dengan sistem I2C bus dapat dioperasikan sebagai

Master

dan

Slave

.

Master

adalah

piranti yang memulai transfer data pada I2C bus dengan membentuk sinyal start,

mengakhiri transfer data dengan membentuk sinyal stop dan membangkitkan sinyal

clock.

Sinyal start merupakan sinyal untuk memulai semua perintah, didefinisikan sebagai

prubahan tegangan SDA dari logika “

HIGH

” menjadi ”

LOW

” pada saat SCL bernilai

HIGH

”. Sinyal stop merupakan sinyal untuk mengakhiri semua perintah, didefinisikan

sebagai perubahan tegangan SDA dari “

LOW

” menjadi “

HIGH

” pada saat SCL bernilai

HIGH

”.

(27)

Sinyal dasar yang lain dalam I2C bus adalah sinyal

acknowledge

yang disimbolkan

dengan ACK setelah transfer data oleh

Master

berhasil diterima

Slave

.

Slave

akan

menjawab dengan mengirim sinyal

acknowledge

, yaitu dengan membuat SDA menjadi

LOW

” selama siklus clock ke-9. Hal ini menunjukkan bahwa

Slave

telah menerima 8

bit dari

Master

.

Dalam melakukan transfer data I2C bus, harus mengikuti tata cara yang ditetapkan

yaitu:

a.

Transfer data hanya dapat dilakukan ketika bus tidak dalam keadaan sibuk.

b.

Selama proses transfer data, keadaan data pada SDA harus stabil selama

SCL dalam keadaan “

HIGH

”. Keadaan perubahan “

HIGH

” atau “

LOW

pada SDA hanya dapat dilakukan selama SCL dalam keadaan rendah. Jika

terjadi perubahan keadaan SDA pada saat SCL dalam keadaan “

HIGH

”,

maka perubahan itu dianggap sebagai sinyal start atau stop.

2.2.4

Motor DC

(28)

Gambar 2.5

Motor DC

Pada motor DC dibedakan 2 komponen utama berdasarkan fisiknya, yaitu:

a.

Rotor, adalah bagian yang bergerak/berputar.

b.

Stator, adalah bagian yang tidak bergerak/berputar.

Gambar 2.6

Struktur motor listik

Berdasarkan gambar 2.6 di atas, rotor motor listrik ditunjukkan dengan sebuah

kawat angker penghantar listrik (

armature

) berbentuk persegi panjang. Pada kedua

ujung kawat

armature

terpasang komutator berbentuk lingkaran yang terbelah di

tengahnya. Komponen ini disebut dengan cincin belah. Cincin belah termasuk bagian

dari rotor, sehinggan dia ikut berputar dengan rotor.

(29)

Sumber tegangan DC diilustrasikan dengan sebuah baterai yang masing-masing

kutub baterai terhubung dengan sikat karbon, sehingga tercipta arus DC dengan arah

arus dari kutub positif ke negatif melewati sikat karbon, satu bagian dari cincin belah,

armature

, kembali ke bagian lain cincin belah, sikat karbon lalu kutub negatif baterai.

Konsep kaidah tangan kiri berguna untuk memahami bagaimana cara motor DC

bekerja.

Gambar 2.7

Perputaran motor (1)

Dimulai dengan gambar 2.7 di atas, garis medan magnet disimbolkan dengan garis

biru. Untuk arah arus listrik disimbolkan dengan garis warna hitam. Jika digunakan

kaidah tangan kiri pada sisi kiri

armature

, maka akan didapatkan gaya dorong yang

mengarah ke atas. Sedangkan untuk sisi kanan

armature

, kaidah tangan kiri akan

menunjukkan bahwa gaya dorong mengarah ke bawah. Gaya dorong yang tegak lurus

langsung terhadap

armature

sisi kanan dan kiri ini menghasilkan torsi yang paling

besar pada rotor motor. Gaya torsi inilah yang memutar rotor motor.

(30)
[image:30.595.242.413.182.290.2]

Pada posisi rotor pada gambar 2.8, cincin belah masih terhubung dengan sikat

karbon sehingga arah arus listrik tidak berubah. Karena posisi

armature

berubah, gaya

torsi yang dihasilkan lebih kecil. Namun, gaya torsi ini masih membuat rotor berputar.

Gambar 2.9

Perputaran motor (3)

Pada gambar 2.9, torsi rotor akan menjadi nol ketika

armature

pada posisi tegak.

Hal ini sesuai dengan kaidah tangan kiri, bahwa jika pada

armature

terdapat arus listrik

maka arah gaya dorong kawat juga ke atas maupun ke bawah. Namun karena gaya

tersebut segaris dengan titik poros motor, atau tegak lurus dengan arah putaran motor,

maka tidak akan timbul gaya torsi pada

armature

. Tapi nilai torsi yang nol ini tidak

membuat rotor motor berhenti berputar. Karena sifat kelembaman rotor maka rotor

akan terus berputar selama masih ada arus listrik yang mengalir pada

armature

.

2.2.5

Motor Driver

L298N

Merupakan sebuah

motor driver

berbasis IC L298

dual H-bridge

.

Motor driver

ini

berfungsi untuk mengatur arah ataupun kecepatan motor DC. Diperlukannya rangkaian

(31)
[image:31.595.254.397.302.381.2]

Gambar 2.10

Motor Driver

L298N

Prinsip kerja

motor driver

ini sesuai dengan bentuk rangkaian transistornya yang

berupa

H-bridge

.

Gambar 2.11

H-bridge

Transistor

Motor driver

ini bekerja untuk menggerakan maksimal 2 motor DC terpisah atau

bisa digunakan untuk 1 motor stepper bipolar 2 fasa, menggunakan masukan

logic-level

dari Arduino atau jenis kit mikrokontroler yang lain.

Pin-pinnya terdiri dari:

Out 1, Out 2 : mengatur/menjalankan motor DC A

Out 3, Out 4 : mengatur/menjalankan motor DC B

GND

: penghubung ground

5V

: sumber suplai tegangan 5V ke modul

(32)

In1, In2

: mengatur masukan ke motor DC A

In3, In4

: mengatur masukan ke motor DC B

EnB

: mengaktifkan PWM untuk motor DC B

Prinsip kerja dari motor driver L298N dapat ditunjukkan melalui tabel-tabel di

bawah berikut ini.

T

abel 2.1

Prinsip Kerja Motor Driver L298N Untuk Keluaran Motor A

Input Logika

Keluaran Motor

In1

In2

0

1

Motor A berputar searah jarum jam (CW)

1

0

Motor A berputar berlawanan arah jarum jam (CCW)

1

1

Motor A tidak berputar

0

0

Motor A tidak berputar

Tabel 2.2

Prinsip Kerja Motor Driver L298N Untuk Keluaran Motor B

Input Logika

Keluaran Motor

In3

In4

0

1

Motor B berputar searah jarum jam (CW)

1

0

Motor B berputar berlawanan arah jarum jam (CCW)

(33)

0

0

Motor B tidak berputar

Spesifikasi yang dimiliki modul ini:

Double H-bridge Drive

Chip berupa L298N

Logical voltage

: 5V

Drive voltage

: 5V-35V

Logical current

: 0-36mA

Drive current

: 2A

Max power

: 25W

Dimensi: 43 x 43 x 26mm

Berat: 26g

2.2.6

Mikrokontroler ATMega328

a.

Mikrokontroler

Mikrokontroler, sering dikenal dengan sebutan MCU (

Microcontroller Units

)

adalah computer yang berukuran mikro dalam satu chip IC (

Integrated Circuit

) yang

terdiri dari prosessor,

memory

, dan antarmuka yang bisa diprogram. Dapat dikatakan

sebagai komputer mikro karena di dalamnya sudah terdapat CPU (prosessor),

memory

,

dan I/O (

Input/Output

) yang bisa dikontrol dan diprogram. I/O juga sering disebut

GPIO (

General Purpose Input Output

) yang berarti pin yang dapat diprogram sesuai

kebutuhan.

b.

Gambaran Umum

(34)

lain ATMega8, ATMega8535, ATMega16, dan ATMega32. Yang membedakan antara

mikrokontroler satu dan yang lain adalah ukuran

memory

, banyaknya GPIO, peripherial

(

USART, timer, counter

, dll).

Gambar 2.12

ATMega328

Karakteristik yang dimiliki ATMega328 antara lain:

Memiliki EEPROM (

Electrically Erasable Programmable Read Only Memory

)

sebesar 1KB sebagai tempat penyimpanan data semi permanen karena

EEPROM tetap dapat menyimpan data meskipun catu daya dimatikan.

Memiliki SRAM (

Static Random Acces Memory

) sebesar 2KB.

Memiliki pin I/O sebanyak 14 pin, 6 diantaranya PWM (

Pulse Width

Modulation

)

output

.

32 x 8-bit register serbaguna.

Dengan clock 16 MHz kecepatan mencapai 16 MIPS.

32KB

Flash Memory

dan pada arduino memiliki

bootloader

yang menggunakan

2KB dari

Flash Memory

tersebut.

130 macam instruksi yang semuanya mampu di eksekusi dalam satu siklus

clock.

(35)

ATMega328 memiliki ukuran fisik lebih kecil dibandingkan jenis ATMega

keluarganya. Untuk segi ukuran memori dan peripherialnya relatif sama seperti

ATMega8535 dan ATMega32. Namun jumlah GPIO dari ATMega328 ini lebih sedikit

dibandingkan ATMega jenis-jenis diatas.

Gambar 2.13

Pin-pin ATMega328

ATMega328 memiliki 3 buah PORT utama yaitu PORTB, PORTC, dan PORTD

dengan total GPIO sebanyak 23 pin. PORT tersebut dapat difungsikan sebagai

input/output digital atau peripherial lainnya.

Port B

Port B merupakan jalur data 8 bit yang dapat difungsikan sebagai input/output.

Selain itu port B memiliki fungsi alternatif seperti:

a.

ICP1 (PB0), berfungsi sebagai

Timer/Counter

1 input capture pin.

b.

OC1A (PB1), OC1B (PB2), dan OC2 (PB3) dapat difungsikan sebagai PWM

(

Pulse Width Modulation

).

c.

MOSI (PB3), MISO (PB4), SCK (PB5), SS (PB2) merupakan jalur komunikasi

SPI (

Serial Peripherial Interface

).

(36)

e.

XTAL1 (PB6) dan XTAL2 (PB7) merupakan sumber clock utama pada

mikrokontroler.

Port C

Port C merupakan jalur data 7 bit yang dapat difungsikan sebagai

input/output

digital. Fungsi alternatif port C antara lain:

a.

ADC6

channel

(PC0, PC1, PC2, PC3, PC4, PC5) dengan resolusi sebesar 10

bit. ADC dapat kita gunakan untuk mengubah

input

yang berupa tegangan

analog menjadi data digital.

b.

I2C (SDA dan SCL) merupakan salah satu fitur yang terdapat pada port C. I2C

digunakan untuk komunikasi dengan sensor atau

device

lain yang memiliki

komunikasi data tipe I2C seperti sensor kompas dan

accelerometer

.

Port D

Port D merupakan jalur data 8 bit yang masing-masing pinnya dapat difungsikan

sebagai

input/output

. Sama seperti port B dan port C, port D memiliki fungsi alternatif

berikut:

a.

USART (TXD dan RXD) merupakan jalur data komunikasi serial dengan level

sinyal TTL. Pin TXD berfungsi untuk mengirim data serial, sedangkan RXD

berfungsi sebagai penerima data serial.

b.

Interrupt

(INT0 dan INT1) merupakan pin dengan fungsi khusus sebagai

interupsi

hardware

. Interupsi biasanya digunakan sebagai selaan dari program,

misalnya saat sistem berjalan kemudian terjadi interupsi

hardware/software

maka program utama akan berhenti dan menjalankan program interupsi.

(37)

d.

T0 dan T1 berfungsi sebagai masukan

Counter

eksternal untuk

Timer

1 dan

Timer

0.

e.

AIN0 dan AIN1 keduanya merupakan masukan untuk analog komparator.

2.2.7

Arduino UNO

Arduino merupakan sebuah

platform

komputasi fisik (

Physical Computing

) yang

open source

, pada board input/output yang sederhana, berbasis pada

software

dan

hardware

maupun lingkungan pemrogramannya/IDE-nya (

Integrated Development

Environment

) yang fleksibel dan mudah digunakan. Hardware-nya memiliki prosesor

Atmel AVR dan software-nya memilki bahasa pemrograman sendiri. Bahasa yang

dipakai Arduino bukan

assembler

yang sulit, tetapi bahasa C yang disederhanakan

dengan bantuan

libraries

Arduino. Kelebihan dari Arduino yaitu tidak direpotkannya

dengan rangkaian minimum sistem dan

programmer

karena hal tersebut sudah

built-in

di dalam board sehingga hanya memerlukan pengembangan sistem untuk lebih lanjut.

Ada banyak jenis Arduino yang dapat digunakan untuk tujuan yang berbeda.

Beberapa jenis memiliki ukuran, jumlah pin, dan mikrokontroler yang berbeda, namun

sebagian besar Arduino memilki komponen utama yang sama, yaitu:

USB/

Barrel Jack

Pin

Tombol

reset

LED indikator daya

TX/RX LED

IC utama

(38)

Arduino sendiri memiliki berbagai macam jenis sesuai dengan fungsi dan

kegunaannya. Arduino USB contohnya. Arduino jenis ini menggunakan USB sebagai

antarmuka pemrograman atau komunikasi komputer. Ada juga Arduino Serial, yang

menggunakan RS323 sebagai antarmuka pemrogramannya. Arduino UNO merupakan

salah satu jenis dari Arduino USB.

Gambar 2.14

Arduino UNO

Arduino UNO adalah board mikrokontroler berbasis ATMega328 yang memiliki 14

pin input dari output digital dimana 6 pin input tersebut dapat digunakan sebagai output

PWM (

Pulse Width Modulation

) dan 6 pin input analog, 16 MHz osilator Kristal,

koneksi USB,

jack power

, ICSP

header

, dan tombol

reset

. Kelebihan Arduino

diantaranya adalah tidak perlu perangkat chip

programmer

karena di dalamnya sudah

ada

bootloader

yang akan menangani

upload

program dari komputer. Cukup hanya

menghubungkan kabel USB dari Arduino UNO ke komputer. Berikut adalah spesifikasi

lengkapnya:

Mikrokontroler Atmega328

Catu Daya 5V

Tegangan Input (rekomendasi) 7-12V

Teganan Input (batasan) 6-20V

Pin I/O Digital 14 (dimana 6pin diantaranya disediakan untuk PWM)

Pin Input Analog 6

Arus DC per Pin I/O 40 mA

(39)

Flash Memory 32 KB (Atmega328) dimana 0.5 KB digunakan oleh

bootloader

SRAM 2 KB (Atmega328)

EEPROM 1 KB (Atmega328)

Clock Speed

16 MHz

2.2.8

Catu Daya

Catu daya selalu diperlukan dalam setiap rangkaian elektronik agar dapat berfungsi.

Catu daya berfungsi memberikan daya pada peralatan elektronik. Ada 2 jenis catu daya

yang ditemukan di pasaran.

a.

Catu daya tetap; rangkaian ini memiliki tegangan yang tidak bisa diatur dan

nilainya sudah ditetapkan untuk rangkaian tersebut.

b.

Catu daya variabel; dimana catu daya ini memiliki nilai tegangan yang dapat

diubah-ubah.

Rangkaian catu daya yang baik memiliki regulator di dalam rangkaiannya.

Pemasangan regulator difungsikan untuk memberikan kestabilan pada tegangan yang

keluar, apabila terjadi perubahan nilai tegangan yang diterima oleh rangkaian catu daya

tersebut.

2.2.9

Switching Regulator

(40)

Dalam penelitian ini digunakan switching regulator jenis XM1584

Ultra-small Size

DC-DC Step Down Power Supply module

yang terintegrasi. Sebagaimana

spesifikasinya dapat dilihat di bawah ini:

a.

Tegangan input: 4,5~28V

b.

Output tegangan: 0,8~20V

c.

Output arus maksimal 3A

d.

Efisiensi mencapai 92%

e.

Switch frequency

1,5MHz(Max), 1MHz(Typ)

f.

Operating temperature

: -20 to +85

g.

Dimensi: 22mm x 17mm x 4mm

Gambar 2.15

Switching Regulator

Regulator ini dipilih karena memiliki kelebihan berupa bentuk fisik yang ringan

(

Ultra-small size

), efisiensi yang tinggi hingga melebihi 80%, isolasi dari transien

jala-jala lebih baik, dan harganya murah.

2.2.10

Kabel

(41)

kabel jumper sebagai penghantar arus dan tegangannya, karena arus dan tegangan yang

dipakai biasanya kecil.

Gambar 2.16

Kabel

Berbeda dengan penggunaan kabel pada instalasi listrik maupun jaringan komputer,

kabel jumper ini secara fisik memiliki ukuran yang sangat kecil dan tidak terlalu

panjang. Pada kedua ujungnya, terdapat soket terminal bertipe

female

atau

male

. Kabel

jenis ini lebih spesifik lagi digunakan untuk menghubungkan pin-pin pada rangkaian

elektronik seperti board mikrokontroler atau rangkaian lainnya.

(42)

BAB III

METODE PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

3.4 Diagram Alur Penelitian

[image:42.595.230.385.247.640.2]

Blok diagram penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.4

Diagram Blok Penelitian

Pengumpulan Informasi

Pembuatan Alat Perancangan

Kesimpulan Analisis Informasi

Pengujian Rangkaian Per Bagian

Perbaikan

Perbaikan Pengujian Keseluruhan

(43)

3.4.4 Uraian Diagram Blok

1.

Perancangan

Penelitian dimulai dengan perencanaan awal mengenai bentuk fisik dan

sistem mekanik dari alat.

2.

Pengumpulan Informasi

Pengumpulan informasi mencakup data-data dan informasi yang didapat

secara literature (melalui buku) maupun networking mengenai bahan dan

komponen yang dibutuhkan.

3.

Analisis Informasi

Setelah proses pengumpulan informasi, dilakukan proses analisis berupa

menentukan bentuk, bahan dan komponen yang akan dipakai.

4.

Pembuatan Alat

Pembuatan alat mencakup pembuatan mekanik, elektronik, dan merangkai

komponen.

5.

Pengujian Rangkaian Per Bagian

Proses ini merupakan pengujian terhadap rangkaian-rangkaian secara

terpisah yang belum dibentuk menjadi alat seutuhnya.

6.

Perbaikan

Perbaikan dilakukan apabila pada proses pengujian rangkaian per bagian

tidak bekerja semestinya.

7.

Pengujian Keseluruhan

Pengujian keseluruhan yaitu pengujian rangkaian-rangkaian per bagian yang

telah disatukan dan memiliki sistem yang sudah diatur.

(44)

Perbaikan dilakukan apabila setelah sistem keseluruhan dijalankan namun

belum membuahkan hasil yang diinginkan.

9.

Uji Coba

Setelah pengujian dan perbaikan dilakukan, pada tahap ini alat akan diuji

coba dan diukur kemampuannya dalam menjalankan sistem yang disetting,

apakah sudah sesuai dengan harapan atau tidak.

10.

Kesimpulan

Berisi hasil akhir dari penelitian.

3.2 Perancangan

Penelitian ini dilakukan berdasarkan permasalahan pengaturan pada kaki tripod.

Pengaturan yang dilakukan biasanya secara manual memiliki kelemahan berupa

kurangnya akurasi keseimbangan pada kaki tripod sehingga menyebabkan tripod itu

sendiri kurang seimbang. Ketersediaan

waterpass

pada tripod juga dinilai kurang

membantu karena penggunaannya berdasarkan masing-masing individu untuk

mengatur keseimbangan tripod. Maka, solusi yang dibutuhkan adalah merancang

sistem

self-leveling

pada kaki tripod secara otomatis.

Sistem-sistem yang terdapat pada perancangan ini secara umum terdiri dari:

a.

Sistem pendeteksi kemiringan; berisi sensor

accelerometer

yang diletakkan dan

direkatkan pada bagian tripod, sehingga ketika tripod mengalami kemiringan

maka sensor langsung bekerja mendeteksi besarnya kemiringan pada tripod.

b.

Sistem pengolah input; berisi mikrokontroler yang mengolah input yaitu, data

dari sensor accelerometer.

(45)

d.

Sistem output; berupa motor DC yang dipasang pada kaki tripod dan bekerja

sesuai suplai dari motor driver.

Sistem-sistem di atas akan membentuk suatu sistem keseluruhan berupa sistem

closed-loop

yang dapat diamati dalam bentuk diagram seperti gambar di bawah.

Feedback

Gambar 3.2

Diagram

Closed-Loop

Keterangan:

1)

Input merupakan masukan berupa besar nilai kemiringan yang diterima oleh

sistem.

2)

Kontroler berupa sistem pengolah input, yaitu mikrokontroler.

3)

Plant, yang merupakan pemrosesan setelah input diterima oleh kontroler,

dimana pada sistem ini akan berupa pengolah output yaitu motor driver.

4)

Output merupakan keluaran dari sistem yang berupa perputaran motor DC.

5)

Feedback adalah umpan balik ketika output yang dihasilkan belum memenuhi

kondisi sistem, dan umpan balik tersebut akan diterima oleh sensor supaya

diproses kembali oleh kontroler. Proses ini akan berlangsung berulang kali

(

closed-loop

) hingga output yang dihasilkan sudah memenuhi kondisi.

3.2.4 Proses Perancangan Mekanik

Prototyping

merupakan proses perancangan sistem yang dibentuk dari 2 bagian,

yaitu bagian

hardware

(perangkat keras) dan

software

(perangkat lunak). Merancang

(46)

bentuk mekanik dari sistem

self-leveling

tripod ini merupakan bagian dari

hardware

sistem. Mekanik sistem ini tersusun dari tripod, dan 3 buah motor DC yang

masing-masing akan dipasang di ketiga kaki tripod.

3.2.2 Proses Perancangan Elektronik

Perangkat elektronik juga merupakan bagian dari

hardware

sistem. Merancang

bagian ini penting karena berisi komponen-komponen yang mengolah program dan

menentukan bagaimana jalan kerja dari sistem

self-leveling

tripod tersebut. Maka, perlu

ditentukan apa saja komponen-komponen yang dapat bekerja sesuai dengan fungsi dan

kebutuhannya.

3.2.2.4 Perancangan Mikrokontroler

Mikrokontroler yang bekerja sebagai pengolah program algoritma untuk sistem ini

digunakan kit dari Arduino yaitu Arduino UNO. Arduino ini memiliki IC berupa

ATMega328 yang bekerja dengan suplai tegangan sebesar 5V dan memadai untuk

penggunaanya dalam sistem ini. Dalam sistem ini digunakan Arduino UNO R3 yang

merupakan keluaran terbaru dari seri Arduino UNO.

3.2.2.2 Sensor MPU-6050

Sensor yang digunakan dalam sistem adalah sensor MPU-6050, yang merupakan

sensor kombinasi dari

accelerometer

dan

gyroscope

. Pendeteksian dengan sensor ini

akan menghasilkan nilai-nilai dalam 3, 6, ataupun 9 sumbu. Nilai-nilainya bisa berupa

format matriks rotasi,

quarternion

, sudut

Euler

dan data mentah (

raw data

). Nilai

tersebut sudah dalam bentuk digital.

3.2.2.3 M

otor Driver

L298N

(47)

buah motor DC. Suplai tegangan untuk

motor driver

akan didapatkan dari sebuah

rangkaian catu daya secara eksternal sebesar 12V.

3.2.2.4 Rangkaian Catu Daya

Sumber tegangan DC yang digunakan untuk rangkaian dapat diperoleh melalui alat

Power Supply, Adaptor, maupun rangkaian baterai. Power Supply merupakan catu daya

jenis variable karena besar tegangan dan arusnya dapat diubah-ubah, sedangkan

Adaptor dan rangkaian baterai memiliki nilai tegangan dan arus yang tetap. Jadi, untuk

menggunakan Power Supply sebagai sumber tegangan DC hanya perlu disetting

sebesar 12VDC. Untuk Adaptor dipastikan memiliki keluaran tegangan 12VDC.

Sedangkan untuk rangkaian baterai diperlukan beberapa buah baterai isi ulang dan

rangkaian tambahan untuk sistem auto-charge baterai.

3.2.3 Perancangan Software

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, mikrokontroler yang digunakan adalah kit

Arduino yaitu jenis Arduino UNO, maka

software

yang akan dibutuhkan dalam

pengolahan algoritma programnya juga merupakan

software

bawaan Arduino yang

dinamakan Arduino IDE (

Integrated Development Environment

). Tidak seperti

software

lain yang menggunakan bahasa C atau C++, Arduino memiliki bahasa

pemrogramannya sendiri yang tergolong lebih mudah dan karena bersifat

open-source

,

libraries

-nya dapat didapatkan dengan mudah dan lengkap melalui situs-situs internet.

Kode programnya bukan dinamakan “

source code

” seperti pada

software

pengolah

mikrokontroler lainnya, tapi disebut dengan istilah “

sketch

”. Interface Arduino IDE

tampak seperti gambar berikut.

(48)

3.3 Pembuatan Alat

Sesudah perancangan sistem, pembuatan sistem untuk merealisasikan alat tersebut

akan dilakukan sesuai dengan bagian-bagian yang sudah ditetapkan. Bagian

hardware

yang meliputi perangkat mekanik dan elektronik, sedangkan bagian

software

meliputi

perangkat lunak yang diinstal pada PC/komputer. Kebutuhan alat dan bahannya secara

rinci akan dibahas pada subbab berikutnya.

3.3.4 Alat dan Bahan

Untuk membuat keseluruhan sistem

self-leveling

ini dibutuhkan alat dan bahan

berupa:

a.

PC (

Personal Computer

). PC digunakan sebagai media instalasi Arduino IDE,

mengolah, menulis, maupun mengedit

sketch

pada

software

Arduino IDE serta

meng-upload

sketch

tersebut ke

flash memory

ATMega328 di dalam Arduino

UNO.

b.

Tripod. Tripod sebagai bahan utama dalam pembuatan sistem

self-leveling

ini.

Masing-masing kaki tripod akan dilakukan modifikasi dengan motor DC

sehingga akan bergerak memanjang dan memendek sesuai dengan program

yang dibuat.

c.

Multimeter

. Merupakan alat untuk mengukur dan mengecek jalur tegangan dan

arus yang mengalir pada rangkaian sehingga apabila terjadi kesalahan berupa

konsleting, menyebabkan rangkaian rusak, dapat dicegah dan diminimalisasi.

d.

Osiloskop. Osiloskop adalah alat ukur elektronik yang berfungsi untuk

memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Untuk

pembuatan sistem ini, osiloskop digunakan untuk menganalisis aliran tegangan

dan arus apakah mengalami tingkah laku yang tidak wajar, seperti adanya

lonjakan tegangan, dapat diamati melalui osiloskop.

(49)

1.

IC ATMega328 yang terintegrasi dalam Arduino UNO R3

2.

Sensor MPU-6050

3.

Motor Driver

L298N

4.

Motor DC

5.

Kapasitor milar 100 nF

6.

Switching

regulator

Komponen pembantunya berupa:

1.

Kabel dan kabel jumper

Male-Female

2.

Baut berdiameter 6 mm sepanjang 1 m dan murnya

3.

Papan triplek

4.

Papan akrilik

5.

Tutup pipa pvs ¼ inch

6.

Lempengan alumunium

f.

Alat-alat seperlunya yang membantu untuk memasang komponen pada

tempatnya:

1.

Bor

2.

Obeng

3.

Tang

4.

Solder dan tinol

5.

Gunting

6.

Selotip dan lakban bolak-balik

(50)

3.3.2 Pembuatan Hardware

Hal yang dilakukan pertama setelah menganalisis alat dan bahan adalah melakukan

proses pembuatan

hardware

, yang terdiri dari pembuatan rangkaian elektronik dan

mekanik.

3.3.2.4 Pembuatan Rangkaian Elektronik

Sistem

self-leveling

pada kaki tripod ini dibangun menggunakan alat dan bahan

yang sudah dijabarkan sebelumnya. Komponen-komponen tersebut kemudian disusun

sesuai dengan letak dan fungsinya masing-masing. Secara garis besar, diagram blok

dari rangkaian elektroniknya dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.4

Blok Diagram Perangkat Elektronik

Ketika permukaan tanah yang tidak rata/sejajar menyebabkan kedudukan tripod

mengalami kemiringan, sensor MPU-6050 bekerja mendeteksi besarnya kemiringan.

Hasil pendataan oleh sensor tersebut berupa nilai-nilai dalam 3, 6 atau 9 sumbu. Untuk

memudahkan penggunaan logika pada algoritma programnya, dipilih menggunakan

nilai dalam 3 sumbu berupa matriks rotasi yaitu

yaw, pitch

, dan

roll

. Pergerakan sensor

MPU-6050 dapat dianalogikan dan diilustrasikan dengan pergerakan pesawat terbang

pada gambar berikut.

Sensor MPU-6050

Motor driver L298N

Motor DC/perangkat

mekanik

Catu daya 12V

(51)

Gambar 3.5

Gerak

Yaw

Yaw

merupakan pergerakan rotasi terhadap sumbu normal (sumbu Y) sehingga

menghasilkan gerakan pesawat berbelok ke samping kanan atau kiri.

Gambar 3.6

Gerak

Pitch

Pitch

merupakan pergerakan rotasi terhadap sumbu lateral (sumbu X) sehingga

menghasilkan gerakan pesawat berguling ke depan (membungkuk) ataupun ke

belakang.

(52)

Roll

merupakan pergerakan rotasi terhadap sumbu longitudinal (sumbu Z) sehingga

menghasilkan gerakan pesawat berguling ke samping kanan atau kiri. Ketiga gerakan

tersebut sama halnya dengan gerakan yang dapat diaplikasi pada sensor MPU-6050.

Implementasi gerakan

yaw, pitch

, dan

roll

terhadap tripod dapat dilihat melalui

ilustrasi berikut ini, dengan ketentuan bahwa kaki tripod bagian depan ditandai dengan

tulisan “DEPAN” pada bagian kakinya (apabila diaplikasikan dengan kamera maka

kamera akan menghadap sesuai dengan arah kaki “DEPAN”) dan sisanya akan mudah

untuk menentukan bagian kanan dan kirinya.

[image:52.595.242.393.283.488.2]

Gambar 3.8

Bagian-bagian Kaki Tripod

Dalam pembuatan sistem

self-leveling

ini hanya digunakan 2 buah nilai yaitu

pitch

(53)
[image:53.595.231.385.108.315.2]

Gambar 3.9

Ilustrasi

Pitch

(1)

[image:53.595.232.387.361.568.2]
(54)
[image:54.595.225.387.108.324.2] [image:54.595.225.386.367.584.2]

Gambar 3.44

Ilustrasi

Roll

(1)

Gambar 3.42

Ilustrasi

Roll

(2)

(55)

nilai

pitch

ke arah positif (+1), sedangkan pada ilustrasi

pitch

(2) perubahan nilai

pitch

ke arah negatif (-1).

Gambar 3.10 dan gambar 3.11 menunjukkan bahwa ketika posisi tripod mengalami

kemiringan sedemikian rupa, maka nilai

roll

-lah yang berubah-ubah. Sama seperti nilai

pitch

, nilai

roll

berubah ke arah positif dan negatif. Gambar ilustrasi

roll

(1)

memperlihatkan perubahan nilai

roll

positif (+1) dan ilustrasi

roll

(2) memperlihatkan

perubahan nilai

roll

negatif (-1).

Kelebihan dari sensor MPU-6050 adalah nilai yang dihasilkan sudah berupa nilai

digital sehingga hasil pendataan dari sensor diterima dan langsung diolah oleh

mikrokontroler ATMega328 tanpa perlu menggunakan ADC (

Analog to Digital

Converter

). Berikut adalah konfigurasi rangkaian sensor MPU-6050 dan Arduino.

Gambar 3.43

Konfigurasi Sensor dan Arduino

Baik sensor maupun Arduino disuplai oleh tegangan dari satu catu daya yang sama

untuk menyuplai tegangan motor, namun menggunakan swtitching regulator sebagai

pengatur tegangannya sehingga dapat dihasilkan tegangan 5VDC untuk dipakai sesuai

kebutuhan. Setelah

sketch

program berjalan maka Arduino akan mengaktifkan motor

DC melalui

motor driver

L298N yang disuplai oleh catu daya 12V.

Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya,

Motor driver

L298N memiliki

(56)

menjalankan 3 buah motor DC diperlukan 2 motor driver; 1 motor driver menjalankan

2 buah motor DC dan motor driver lainnya menjalankan sebuah motor DC. Pada sistem

self-leveling

ini, selain ditentukan bagian depan, kanan dan kiri kaki tripod, ditentukan

pula hal-hal seperti:

1)

Asumsikan motor DC pada kaki depan tripod sebagai Motor 1,

2)

Motor DC pada kaki kiri tripod sebagai Motor 2,

3)

Motor DC pada kaki kanan tripod sebagai Motor 3,

4)

Motor 1 diatur oleh Motor Driver 1,

5)

Sedangkan Motor 2 dan Motor 3 diatur oleh Motor Driver 2.

Tabel 3.4

Nilai Kebenaran Motor Driver 1

Motor Driver 1

Keluaran

In1

In2

In3

In4

1

0

0

0

Motor 1 berputar berlawanan arah jarum jam (CCW)

0

1

0

0

Motor 1 berputar searah jarum jam (CW).

Tabel 3.2

Nilai Kebenaran Motor Driver 2

Motor Driver 2

Keluaran

In1

In2

In3

In4

1

0

0

0

Motor 2 berputar berlawanan arah jarum jam (CCW)

(57)

0

0

1

0

Motor 3 berputar berlawanan arah jarum jam (CCW)

0

0

0

1

Motor 3 berputar searah jarum jam (CW)

[image:57.595.225.379.367.553.2]

Kedua tabel di atas memperlihatkan output apa saja yang dikendalikan oleh Motor

Driver 1 dan Motor Driver 2. Untuk menentukan arah perputaran dapat dilihat pada

tabel bab sebelumnya yaitu Tabel 2.1 yang menunjukkan prinsip kerja dari motor

driver.

Kelebihan

motor driver

L298N sudah berupa modul yang lengkap dengan regulator

tegangan yaitu berupa kapasitor untuk memfilter tegangan yang lewat. Keseluruhan

komponen tersebut dipasang dalam suatu media yaitu papan triplek berukuran 15 cm x

15 cm dan tiap komponen akan dihubungkan menggunakan kabel jumper.

Gambar 3.44

Papan Perangkat Elektronik

(58)

Gambar 3.45

Skematik Perangkat Elektronik

Perlu diketahui, pemasangan sensor pada perangkat elektronik harus diperhatikan

tata letaknya karena hal tersebut akan berpengaruh pada pembuatan algoritma

programnya.

3.3.2.2 Pembuatan Sistem Mekanik

Perangkat mekanik dalam sistem self-leveling ini hanya terdiri dari 2 bagian yaitu

tripod dan motor DC. Blok diagram dari perangkat mekanik dapat dilihat pada gambar

berikut.

Gambar 3.46

Blok Diagram Perangkat Mekanik

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bahwa keluaran dari motor driver akan

langsung menjalankan motor DC. Motor DC sebanyak 3 buah dipasang masing-masing

pada setiap kaki tripod. Untuk menghubungkan keluaran dari motor driver digunakan

kabel 2 warna yang tersambung ke motor DC. Motor DC tersebut dimodifikasi dengan

Motor driver

L298N/rangkaian

elektronik

(59)
[image:59.595.243.396.193.403.2]

baut sepanjang 25 cm yang dipasang di ujung gear motor. Pemasangan baut di motor

DC tersebut dilakukan di tempat pengelasan bubut. Setelah itu, dibantu dengan

penambahan lempengan alumunium sehingga dapat tersangga dengan baik di kaki

tripod.

Gambar 3.47

Pemasangan Motor DC di Kaki Tripod

3.3.3 Pembuatan Program

Agar pembuatan

hardware

untuk sistem dapat bekerja harus disertai dengan suatu

perintah dalam bentuk program

assembly

karena cara kerja dari alat tersebut

sepenuhnya ditangani oleh

software

Arduino IDE. Program terdiri dari

sketch

yang

berisi sekumpulan instruksi untuk mengendalikan mikrokontroler. Berikut adalah

(60)

ya

tdk

tdk

tdk

ya

ya

tdk

tdk

ya

ya

[image:60.595.182.516.56.659.2]

Gambar 3.48

Flowchart

Sistem

Start

Inisialisasi Pin Arduino

Baca nilai Pitch dan Roll dari

Sensor

Apakah Tripod mengalami Kemiringan

Motor OFF

Motor ON

IF Roll ≤-2

Motor di kaki depan Tripod putar ke kanan Motor di kaki

depan Tripod putar ke kiri

Motor di kaki kiri Tripod putar ke

kiri Motor di kaki

kanan Tripod putar ke kiri

End

IF Roll ≥2

IF Pitch ≤ -2

(61)

Cara kerja program dimulai dengan proses inisialisasi bit input/output pada

Arduino. Apabila tripod mengalami kemiringan, baik nilai

pitch

atau

roll

akan

mengalami perubahan. Kedua nilai tersebut merupakan nilai matriks rotasi sehingga

nilai yang dihasilkan bukan dalam bentuk satuan sudut (derajat) dan merupakan input

yang akan dibaca oleh mikrokontroler. Setelah mikrokontroler membaca input,

program akan memerintahkan

motor driver

untuk memutar motor DC.

Masing-masing motor DC diberi instruksi berdasarkan perubahan nilai yang

muncul. Sudah ditetapkan pada pembuatan hardware sebelumnya, terdapat kaki tripod

depan, kaki samping kanan dan kaki samping kiri. Begitu juga dengan pemasangan

arah sensor. Kedua hal tersebut menentukan instruksi apa yang akan didapatkan untuk

masing-masing motor DC di kaki tripod. Adapun instruksi-instruksi yang ditulis dalam

sketch program ini, dijelaskan sebagaimana berikut ini:

1.

Tripod dikatakan seimbang (motor DC tidak berputar) apabila sensor

mendeteksi masing-masing; - (nilai toleransi) < nilai pitch < nilai toleransi, dan,

– (nilai toleransi) < nilai roll < nilai toleransi; dimana, nilai toleransi = 2

2.

Ketika terdeteksi nilai roll ≤ -2, maka motor driver memutar motor DC di kaki

samping kanan tripod untuk berputar ke kiri (CCW).

3.

Ketika terdeteksi nilai roll ≥ 2, maka motor driver memutar motor DC di kaki

samping kiri tripod untuk berputar ke kiri (CCW).

4.

Ketika terdeteksi nilai pitch ≤ -2, maka motor driver memutar motor DC di kaki

depan tripod untuk berputar ke kiri (CCW).

5.

Ketika terdeteksi nilai pitch ≥ 2, maka motor driver memutar motor DC di kaki

depan tripod untuk berputar ke kanan (CW).

3.4 Pengujian Sementara

(62)

ini percobaan akan dilakukan dengan mengetes kemiringan yang berbeda terhadap

tripod dan diamati perubahan yang terjadi. Dari hasil pengujian tersebut akan

ditentukan apakah alat memerlukan perbaikan atau tidak. Setelah itu baru dilakukan

pengambilan data-data.

3.5 Perbaikan

Hasil pengujian sementara memperlihatkan sistem yang sudah dibuat tidak bekerja

dengan maksimal dan tidak sesuai harapan. Hal itu ditunjukkan dengan adanya

kondisi-kondisi berikut:

1.

Saat pengeksekusian program, sensor hanya bekerja sementara waktu sebelum

akhirnya berhenti menampilkan nilai pitch dan roll di Serial Monitor.

2.

Akibat dari sensor yang tidak bekerja dalam menampilkan data, menyebabkan

motor DC tidak berputar memenuhi kondisi program, atau dengan kata lain,

motor DC berhenti berputar padahal tripod belum menunjukkan kedudukan

yang seimbang.

Setelah melakukan analisis dan pengecekkan ulang pada rangkaian, penyebab utama

sistem tidak bekerja maksimal adalah adanya noise.

Motor DC memang rentan dengan munculnya noise seiring dengan penggunaannya.

Untuk mengantisipasi hal itu, pada daftar komponen yang mungkin akan dipakai sudah

disediakan kapasitor milar 100 nF sebagai peredam noise yang dihasilkan oleh motor.

[image:62.595.234.376.540.647.2]

(63)
[image:63.595.243.390.175.375.2]

Pengujian selanjutnya dilaksanakan dan menemukan bahwa sensor masih belum

bekerja dengan baik. Analisis dan pengecekkan kali ini menunjukkan pembuatan

perangkat elektronik yang kurang baik.

Gambar 3.20

Triplek Berlapis Alumunium

[image:63.595.243.391.419.616.2]
(64)

Pada gambar 3.20 terlihat bahwa papan pada perangkat elektronik menggunakan

papan triplek yang dilapisi lempengan tipis alumunium dan komponen-komponennya

terpasang dibagian papan sebaliknya diperlihatkan pada gambar 3.21. Adanya lapisan

alumunium tersebut menyebabkan aliran Vcc dan Ground yang menyatu sehingga

terdapat ripple (noise) tegangan yang mengganggu sistem, khususnya sensor. Apabila

tidak segera diperbaiki akan bisa merusak komponen-komponen yang tersambung di

perangkat ini.

[image:64.595.244.391.323.520.2]

Kemudian perangkat elektronik dirancang ulang, mengganti papan triplek berlapis

lempengan alumunium dengan papan akrilik yang berukuran kurang lebih sama, dan

dilakukan pengkabelan yang lebih rapi, seperti ditunjukkan oleh gambar 3.22.

Gambar 3.22

Rancang Ulang Perangkat Elektronik

(65)

BAB I

PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Coba Alat

D

a

lam bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat yang telah dibuat. Dimulai

dengan pengujian setiap bagian-bagian dari hardware dan software yang bertujuan

untuk mengetahui apakah setiap bagiannya bekerja dengan baik. Dilanjutkan dengan

pengujian sistem secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengetahui apakah

antarbagian sistem bekerja dengan baik

Gambar

Gambar 2.9 Perputaran motor (3)
Gambar 2.10 Motor Driver L298N
Gambar 3.4 Diagram Blok Penelitian
Gambar 3.8 Bagian-bagian Kaki Tripod
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rangkaian pengondisi sinyal digunakan untuk menguatkan sinyal keluaran dari termokopel, rangkaian pengondisi sinyal arus dan tegangan digunakan untuk membaca besarnya

pembuatan skripsi yang berjudul “ RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING ARUS DAN TEGANGAN PADA SISTEM TENAGA LISTRIK TIGA FASA BERBASIS LAB VIEW ” serta menyelesaikan

Stator merupakan bagian dari motor yang tidak bergerak (stasioner/statis). Stator berupa kumparan yang dialiri dengan arus bolak- balik untuk menghasilkan medan magnet

Saat tegangan panel surya dibawah tegangan yang tidak dapat dinaikkan buck boost converter maka proses pengisian arus pada accumulator berhenti dan accumulator akan

Prinsip kerja dari alat ini adalah apabila sensor arus dan tegangan membaca arus dan tegangan yang melewati dari nilai set point yang sudah ditetapkan, maka sistem yang

Pada tugas akhir ini akan dilakukan monitoring arus dan tegangan dc berbasis mikrokontroler ATMega32 pada wind turbine horizontal axis, variabel yang

Uninterruptible Power Supply atau sering disebut dengan UPS adalah Power Supply yang memiliki 2 sumber listrik yaitu arus listrik yang langsung berasal dari

Pada perancangan sistem manajemen baterai ini menggunakan sensor tegangan saat pengisian ulang dan sensor tegangan saat pengosongan, sensor arus saat pengisian ulang dan sensor arus