DITINJAU DARI PENURUNAN KECEPATAN
(Studi Kasus SDN 1 Sewon Jalan Parangtritis Km. 7 Bantul)
Disusun Oleh :
FANDY ARRASYID
20110110116
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
HALAMAN MOTTO ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
INTISARI ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 2
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 3
E. Batasan Masalah ... 3
F. Manfaat Penelitian ... 4
G. Keaslian Penelitian ... . 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Zona Selamat Sekolah ... 5
B. Sistem Lalu Lintas ... 6
C. Karakteristik Pelaku Perjalanan ... 7
D. Klasifikasi Pergerakan ... 8
E. Karakteristik Kendaraan Bermotor ... 10
F. Karakteristik Fasilitas Transportasi ... .. 10
BAB III LANDASAN TEORI A. Klasifikasi Jalan ... 11
B. Parameter Perencanaan Lalu Lintas ... 12
ii
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Tahap Penelitian ... 31
B. Lokasi dan Alat Penelitian ... 32
C. Metode Pengumpulan Data ... 33
D. Analisis Data ... 33
E. Prosedur Penelitian ... ... 34
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Survei Kecepatan Sesaat (Spot Speed) ... 36
B. Karakteristik Fasilitas Perlengkapan Jalan di Zona Selamat Sekolah 52 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 57
B. Saran ... 57
DAFTAR PUSAKA
iii
Tabel 3.2 Kecepatan Rencana ... 17
Tabel 3.3 Lebar Perkerasan ... 18
Tabel 3.4 Kelandaian Maksimum Jalan ... 19
Tabel 3.5 Kebutuhan Perlengkapan Jalan Berdasarkan Tipe ZoSS ... 22
Tabel 3.6 Jarak Minimum Untuk Melakukan Survey Spot Speed ... 30
Tabel 5.1 Rekapitulasi Rata-rata Kecepatan Sesaat ... 37
Tabel 5.2 Rekapitulasi Rata-rata Kecepatan Sesaat ... 38
Tabel 5.3 Rekapitulasi Rata-rata Kecepatan Sesaat ... 39
Tabel 5.4 Rekapitulasi Rata-rata Kecepatan Sesaat ... 40
Tabel 5.5 Rekapitulasi Rata-rata Kecepatan Sesaat ... 42
Tabel 5.6 Rekapitulasi Rata-rata Kecepatan Sesaat ... 43
Tabel 5.7 Rekapitulasi Rata-rata Kecepatan Sesaat ... 44
Tabel 5.8 Rekapitulasi Rata-rata Kecepatan Sesaat ... 45
Tabel 5.9 Rekapitulasi Survei Kecepatan Sesaat Sepeda Motor ... 47
Tabel 5.10 Rekapitulasi Survei Kecepatan Sesaat Mobil ... 48
Tabel 5.11 Rekapitulasi Survei Kecepatan Sesaat Bus ... 49
Tabel 5.12 Rekapitulasi Survei Kecepatan Sesaat Truk ... 50
iv
Gambar 3.2 Ukuran Huruf Zona Selamat Sekolah ... 23
Gambar 3.3 Ukuran Huruf Tengok Kanan-Kiri ... 23
Gambar 3.4 Marka Jalan Pada Zona Selamat Sekolah ... 24
Gambar 3.5 Pemasangan Pita Penggaduh Pada Zona Selamat Sekolah ... 24
Gambar 3.6 Rambu Peringatan Hati-Hati ... 25
Gambar 3.7 Papan Peringatan ... 25
Gambar 3.8 Rambu Peringatan Penyeberangan Orang ... 26
Gambar 3.9 Rambu Batas Kecepatan Maksimum... 26
Gambar 3.10 Rambu Larangan Parkir Sepanjang Zona Selamat Sekolah ... 27
Gambar 3.11 Rambu Penyeberangan Pejalan Kaki ... 27
Gambar 3.12 Rambu Batas Akhir Kecepatan Maksimum ... 28
Gambar 4.1 Bagan Alir Metodologi Penelitian ... 32
Gambar 4.2 Posisi Surveyor Pada Saat Survei Zona Selamat Sekolah ... 35
Gambar 5.1 Perbandingan kecepatan dan jenis kendaraan pada daerah sebelum ZoSS, ZoSS, dan setelah ZoSS... 36
Gambar 5.2 Perbandingan kecepatan dan jenis kendaraan pada daerah sebelum ZoSS, ZoSS, dan setelah ZoSS... 38
Gambar 5.3 Perbandingan kecepatan dan jenis kendaraan pada daerah sebelum ZoSS, ZoSS, dan setelah ZoSS... 39
Gambar 5.4 Perbandingan kecepatan dan jenis kendaraan pada daerah sebelum ZoSS, ZoSS, dan setelah ZoSS... 40
Gambar 5.5 Perbandingan kecepatan dan jenis kendaraan pada daerah sebelum ZoSS, ZoSS, dan setelah ZoSS... 41
Gambar 5.6 Perbandingan kecepatan dan jenis kendaraan pada daerah sebelum ZoSS, ZoSS, dan setelah ZoSS... 43
v
Gambar 5.11 Lampu Pengatur Lalu Lintas (Traffic Light) ... 54
Gambar 5.12 Rambu Peringatan Penyeberangan Orang ... 54
Gambar 5.13 Rambu Petunjuk Tempat Penyeberangan Jalan ... 55
vi
faktor teknik (sarana dan prasarana) maupun oleh pemakai jalan (pengemudi dan pejalan kaki). Seperti program Zona Selamat Sekolah (ZoSS) yang diterapkan di Kota Yogyakarta, bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pejalan kaki (khususnya siswa sekolah) dalam menyeberangi jalan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan ZoSS di SDN 1 Sewon Jalan Parangtritis, Yogyakarta. Metode yang digunakan mengacu pada Peraturan No.: SK 3236/AJ 403/DRJD/2006 tentang UJI COBA PENERAPAN ZONA SELAMAT SEKOLAH. Analisa data dilakukan dengan membandingkan kecepatan kendaraan sebelum melintasi ZoSS, saat melintasi ZoSS, dan setelah melintasi ZoSS. Serta menggunakan statistik distribusi normal (uji Z), dengan membandingkan nilai Zhitung dengan nilai Ztabel dan menggunakan tingkat kesalahan 5% untuk kecepatan kendaraan yang melintasi ZoSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rata-rata kecepatan sesaat dari arah Utara menuju Selatan untuk sepeda motor adalah 51,622 km/jam, mobil 49,739 km/jam, bus 41,085 km/jam, truk 48,289 km/jam, dansepeda 16,465 km/jam. Rata-rata kecepatan sesaat dari arah Selatan menuju Utara untuk sepeda motor adalah 52,601 km/jam, mobil 52,756 km/jam, bus 41,134 km/jam, truk 41,181 km/jam, dan sepeda 15,071 km/jam. Hal itu menandakan siswa sekolah belum selamat saat menyeberang, serta penguna jalan belum mematuhi batas kecepatan yang ditetapkan saat melintasi ZoSS yaitu 20 km/jam. Sehingga disimpulkan penerapan ZoSS di SDN 1 Sewon Jalan Parangtritis, Yogyakarta belum memenuhi sasaran perencanaan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan pembangunan saat ini berjalan sangat pesat, hal itu terwujud
dari pemukiman penduduk yang bertambah banyak. Daerah tarikan perjalanan
seperti pusat perkantoran, pasar, dan sekolah juga mengalami pertumbuhan. Hal
tersebut berpengaruh terhadap meningkatnya arus pergerakan manusia dan barang
yang mempunyai dampak negatif yaitu meningkatnya tingkat kecelakaan lalu
lintas.
Pembangunan di bidang angkutan jalan saat ini mengutamakan peningkatan
keselamatan dan penertiban lalu lintas, dengan harapan menurunkan angka
kecelakaan lalu lintas, baik yang dipengaruhi oleh faktor teknis (sarana dan
prasarana) maupun oleh pengguna jalan (pengemudi dan pejalan kaki).
Program Zona Selamat Sekolah (ZoSS) sudah waktunya dilaksanakan di
seluruh kota-kota di Indonesia, karena di kota-kota besar kemacetan di sekitar
sekolah membuat anak-anak selalu dalam ancaman bahaya. Anak-anak
sebenarnya adalah kelompok rentan pengguna jalan, karena secara psikis maupun
fisik belum mampu merespon bahaya secara cepat dan tepat.
Pola pemekaran kota-kota di Indonesia umumnya tumbuh secara linier, hal ini
berpengaruh terhadap banyaknya sekolah yang berlokasi di pinggir jalan raya.
Dengan kondisi seperti ini dapat dibayangkan bahwa anak-anak setiap hari selalu
diintai bahaya.
Kota Yogyakarta memiliki karakteristik yang sedikit berbeda dengan
kota-kota lainnya di Indonesia, yaitu volume kendaraan sepeda motor yang cukup
tinggi. Hal ini dimungkinkan karena kota Yogyakarta adalah kota pelajar yang
merupakan salah satu tujuan dari calon pelajar dan calon mahasiswa dari berbagai
kota di Indonesia untuk melanjutkan pendidikannya. Moda angkutan yang mereka
itu, sebagian besar masyarakat Yogyakarta juga memilih moda tersebut dengan
alasan yang sama dan disesuaikan dengan tingkat ekonominya. Oleh karena itu,
pengendara sepeda motor merupakan komponen penting dari lalu lintas di kota
Yogyakarta karena jumlahnya yang relatif tinggi dibandingkan moda yang
lainnya.
Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor yang besar tidak diimbangi dengan
peningkatan sarana dan prasarana jalan. Hal ini berarti telah terjadi peningkatan
kepadatan dan dikhawatirkan untuk lalu lintas tertentu telah mengalami kejenuhan
sehingga terjadi kemacetan dan kecelakaan lalu lintas.
Situasi seperti itu berdampak pada tidak terjaminnya keselamatan perjalanan
anak ke sekolah. Dalam upaya menekan angka kecelakaan lalu lintas khususnya
dalam bentuk tanggung jawab terhadap keselamatan anak sekolah, pemerintah
melalui Departemen Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat,
Direktorat Keselamatan Transportasi Darat menggulirkan percontohan program
Zona Selamat Sekolah (ZoSS). Hal tersebut berkaitan dengan peraturan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat No. SK.3236/AJ.403/DRDJ/2006 pasal 7
yang berisi tentang uji coba Zona Selamat Sekolah di 11 kota antara lain Jakarta,
Surabaya, Kota Surabaya, Surakarta, Kabupaten Malang, Kota Malang,
Semarang, Demak, Daerah Istimewa Yogyakarta, Bandung dan Sukabumi.
Program Zona Selamat Sekolah mulai berlaku tanggal 8 Desember 2006. Ditinjau
dari pasal tersebut, penelitian ini akan dilakukan di salah satu kota yang
disebutkan yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya Zona Selamat Sekolah
SDN 1 Sewon, Jalan Parangtritis, Yogyakarta.
Penilitian ini akan mengamati kondisi perlengkapan jalan, prasarana jalan,
kecepatan sesaat (spot speed) pengendara kendaraan bermotor.
B. Identifikasi Masalah
Anak-anak sekolah dasar adalah kelompok rentan pengguna jalan. Mereka
kecerdasaannya belum sepenuhnya berkembang, baik itu kecerdasan kinetik,
spasial, linguistik, musikal, matematik, interpersonal maupun intrapersonal. Oleh
karena itu anak-anak adalah kelompok yang harus dimengerti dan dibantu, namun
sayangnya pengguna jalan tidak responsif terhadap keadaan ini. Ada
kecendurungan pengemudi kendaraan bermotor tidak mau memberi hak jalan (to
yield) kepada pejalan kaki yang jelas-jelas dalam situasi mempunyai hak jalan dan
pengemudi mempunyai cukup waktu untuk berhenti
C. Rumusan Masalah Penelitian
Dari uraian tersebut maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Sudah adakah fasilitas perlengkapan dan prasarana jalan pada ZoSS, jika ada
apakah sudah sesuai dengan PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERHUBUNGAN DARAT Nomor : SK.3236/AJ.403/DRJD/2006 ?
2. Apakah Rambu Batas Kecepatan Maksimum sudah dipatuhi oleh pengendara
kendaraan bermotor ?
3. Apakah ZoSS sudah berfungsi untuk mengurangi kecepatan kendaraan yang
melintasinya ?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui kecepatan kendaraan yang melintas sesudah diterapkannya Zona
Selamat Sekolah
2. Mengetahui tingkat efektivitas pelayanan Zona Selamat Sekolah
3. Memberikan masukan untuk perbaikan tingkat pelayanan Zona Selamat
Sekolah.
E. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, permasalahan dibatasi pada hal-hal berikut :
2. Pengambilan data dilakukan pada lalu lintas di Jalan Parangtritis, Bantul.
3. Penilitian dilakukan berdasarkan pengambilan data di lapangan yaitu
pencatatan yang berdasarkan pengamatan visual terhadap pengendara
kendaraan bermotor di sekitar ZoSS SD N 1 Sewon, Bantul.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
keselamatan dan keteraturan menggunakan jalan bagi masyarakat di sekitar
sekolah yang memberlakukan ZoSS terutama untuk murid sekolah secara khusus
dan untuk pengguna jalan secara umum. Selain itu diharapkan dapat memberikan
masukan kepada pemerintah untuk memantau perkembangan ZoSS sehingga
dapat diupayakan untuk pencegahan kecelakaan lalu lintas.
G. Keaslian Penelitian
Sepanjang pengetahuan penulis, penelitian ini pernah dilakukan oleh Jatmiko
Adi Sasono (2008) dengan judul “Analisa Keselamatan Penyeberang terhadap
Kecepatan Kendaraan”. Tetapi penelitian tersebut dilakukan di SDN Jarakan I
Jalan Bantul Km.5 Yogyakarta. Sedangkan dalam penelitian ini dilakukan di
5
Perkembangan teknologi otomotif khususnya kendaraan bermotor roda dua
maupun kendaraan beroda empat, menjadikan anak-anak khususnya anak-anak
Sekolah Dasar (SD) pada posisi yang lemah. Karenanya dalam upaya
memberikan perlindungan dan keselamatan bagi anak-anak SD ini, Pemerintah
Pusat melalui Dirjen Perhubungan Darat mencanangkan program Zona Selamat
Sekolah (ZoSS). (http://www.bandung.go.id)
Untuk pelaksanaan di daerah, Departemen Perhubungan melalui Dirjen
Perhubungan Darat menerbitkan Keputusan Dirjen Perhubungan Darat No. SK.
3236/AJ.403/DRJD/2006 tentang Uji Coba Penerapan Zona Selamat Sekolah di
11 kota di Pulau Jawa. Dalam keputusan itu dimuat tata cara penyelenggaraan
ZoSS dan survei perilaku murid, guru, orang tua dan masyarakat sekitar. Dengan
demikian dapat dipantau perkembangan perilaku mereka guna kepentingan
sosialisasi keselamatan. (Panduan Penerapan Zona Selamat Sekolah)
Tujuan ZoSS adalah mendidik anak sedini mungkin untuk taat hukum,
beretika, berempati dalam berlalu lintas serta peduli terhadap lingkungan,
mendidik pengguna jalan untuk memberi hak jalan kepada pejalan kaki secara
umum serta murid secara khusus, mencegah peluang terjadinya kecelakaan lalu
lintas dan memotivasi guru atau orang tua murid untuk panutan berlalulintas.
Perkembangan teknologi dan peradaban menjadikan anak-anak sebagai korban
kecelakaan lalu lintas. Jumlah korban usia 5-15 tahun tercatat 2% dari 17.600
korban kecelakaan lalu lintas (data Polri 2004).
B. Sistem Lalu Lintas
Definisi sistem lalu lintas jalan pada dasarnya terdiri dari sub-sub sistem
antara lain adalah pengguna jalan (pengemudi dan pejalan kaki), sarana angkutan
(kendaraan), prasarana jalan dan lingkungan, dimana dalam gerak dinamikanya
interaksi dan kombinasi daripada sub-sub sistem tersebut akan menghasilkan
karakteristik daripada lalu lintas barang dan penumpang (Haryanto, 2005 dalam
Jatmiko, 2008). Sistem lalu lintas jalan merupakan suatu interaksi antara
prasarana (jalan), sarana (kendaraan) dan manusia yang dikendalikan oleh hukum
(Undang-Undang dan peraturan-peraturan).
Menurut Munawar (2005) sistem transportasi dapat diartikan sebagai bentuk
keterkaitan dan keterikatan yang integral antara berbagai variabel dalam suatu
kegiatan pemindahan penumpang dan barang dari suatu tempat ke tempat lain.
Maksud adanya sistem ini untuk mengatur dan mengkoordinasikan pergerakan
penumpang dan barang yang bertujuan untuk memberikan optimalisasi proses
pergerakan tersebut.
Sistem Transportasi terdapat lima unsur pokok menurut Munawar (2005),
antara lain :
1. Orang yang membutuhkan,
2. Barang yang dibutuhkan,
3. Kendaraan sebagai alat angkut,
4. Jalan sebagai prasarana angkutan,
5. Organisasi yaitu pengelola angkutan.
Wulan (2002) dalam Jatmiko (2008) menjelaskan pertambahan sepeda motor
pada jalan-jalan perkotaan mengindikasikan betapa rentannya pengendara sepeda
motor dan memperlihatkan bahwa kecepatan merupakan faktor yang signifikan.
Faktor-faktor yang berpengaruh adalah kurangnya pengendalian keselamatan
pada saat kehilangan kendali, kurangnya perlindungan fisik pengendara,
rendahnya conspicuity yang membuat pengendara sepeda motor rentan terhadap
kepedulian pengendara sepeda motor lain yang tidak memperhitungkan gerakan
membeloknya atau melihat mereka terlebih dahulu untuk merespon dengan aman
ketika mereka mendekat.
C. Karakteristik Pelaku Perjalanan
Wulan (2002) dalam Jatmiko (2008) menyatakan bahwa ketika sedang
mengendarai kendaraan, pelaku perjalanan mengumpulkan informasi dari
lingkungannya dan pengemudi bertindak sebagai penentu suatu proses informasi
serta mengambil aksi dalam suatu lingkungan yang dihadapi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kemampuan setiap pengemudi adalah Phisycal and Psychological
Abilities (kemampuan fisik dan psikologis), Personality Characteristics
(karakteristik personal), Information Gathering (pengumpulan informasi),
Decision Making (pembuat keputusan) dan Action (tindakan).
Karakteristik pengemudi yang lain dinyatakan oleh Oglesby dan Hicks (1988)
sebagai kepentingan pribadi terutama kekhawatiran terhadap kecelakaan
merupakan hal yang mempengaruhi pengemudi dalam mengambil keputusan.
Menurut Warpani (1990), pelaku perjalanan dapat diklasifikasikan
berdasarkan :
1. Penghasilan, dimana penggunaan kendaraan untuk melakukan perjalanan
bergantung kemampuan orang untuk membayar dan merawatnya.
2. Kepemilikan kendaraan, atau kesempatan menggunakan kendaraan.
3. Kerapatan pemukiman.
4. Faktor social-ekonomi, yaitu struktur kelamin, usia anggota keluarga, proporsi
angkatan kerja, jenis pekerjaan dan besarnya penghasilan.
Menurut Munawar (2005), karakteristik pelaku perjalanan meliputi pemilihan
D. Klasifikasi Pergerakan
Menurut Tamin (2000), pergerakan dapat dibedakan menjadi :
1. Berdasarkan tujuan pergerakan, dapat dibedakan menjadi lima kategori tujuan
perjalanan yang sering digunakan, yaitu :
a. Pergerakan berkaitan dengan ekonomi, yaitu belanja atau bisnis pribadi,
b. Pergerakan berkaitan dengan sosial seperti kebanyakan dalam lingkungan
keluarga dan teman,
c. Pergerakan berkaitan dengan pendidikan seperti pergi ke sekolah atau
kampus,
d. Pergerakan berkaitan dengan rekreasi dan hiburan,
e. Pergerakan berkaitan dengan kebudayaan seperti pergi ke tempat ibadah,
perjalanan bukan hiburan ke daerah budaya serta pertemuan politik.
Jika ditinjau lebih jauh lagi akan dijumpai kenyataan bahwa lebih dari
90% perjalanan berbasis tempat tinggal, artinya mereka memulai
perjalanannya dari tempat tinggal (rumah) dan mengakhiri perjalanannya
kembali ke rumah. Pada kenyataannya ini ditambahkan kategori keenam
tujuan perjalanannya, yaitu maksud perjalanan pulang ke rumah.
2. Berdasarkan waktu, pergerakan ini biasanya dikelompokkan menjadi
pergerakan pada jam sibuk dan pada jam tidak sibuk. Proporsi pergerakan
yang dilakukan oleh setiap tujuan pergerakan sangat berfluktuasi atau
bervariasi sepanjang hari. Perjalanan ke tempat kerja atau perjalanan dengan
maksud bekerja biasanya merupakan perjalanan yang dominan, dan karena itu
sangat penting diamati secara cermat. Selanjutnya perjalanan dengan maksud
sekolah ataupun pendidikan cukup banyak jumlahnya dibandingkan dengan
tujuan lainnya sehingga pola perjalanan sekolah ini pun turut mewarnai pola
waktu puncak perjalanan. Mengingat sekolah dari tingkat dasar sampai tingkat
menengah pada umunya terdiri dari dua giliran, yaitu pada pagi hari jam 06.00
sampai 07.00, di siang hari pada jam 13.00 sampai 14.00. Perjalanan lainnya
kegiatan berbelanja ini tidak mempunyai waktu khusus, dan pelakunya bisa
melakukannya kapanpun selama toko atau pasar masih buka, maka tidak ada
pola khusus untuk perjalanan dengan maksud belanja ini, pada umumnya
berupa pola menyebar.
Jadi jika ditinjau secara keseluruhan pola perjalanan setiap hari di suatu
kota pada dasarnya merupakan gabungan dari pola perjalanan untuk maksud
bekerja, pendidikan, berbelanja dan kegiatan sosial lainnya. Pola perjalanan
yang diperoleh dari penggabungan ketiga pola perjalanan di atas terkadang
disebut juga pola variasi harian, yaitu menunjukkan tiga waktu puncak, yaitu
waktu puncak pagi, waktu puncak siang dan waktu puncak sore.
Adanya pola variasi harian yang tidak seimbang antara waktu puncak dan
waktu tidak puncak saat ini menjadi perhatian utama para ahli perencana
transportasi karena masalah yang dihadapi di kota besar biasanya masalah
kemacetan yang terjadi pada jam puncak. Jika waktu puncak diantisipasi
dengan baik, maka pada waktu puncak, sarana dan prasarana transportasi yang
disediakan menjadi rendah pemakainya. Untuk itu perlu dipikirkan cara lain
agar penyediaan sarana dan prasarana transportasi mampu mengantisipasi
perjalanan yang ada sekaligus mempunyai tingkat pemakaian yang memadai.
3. Berdasarkan jenis sarana angkutan yang digunakan, merupakan salah satu
jenis pengelompokan yang penting karena perilaku pergerakan individu
sangat dipengaruhi oleh atribut sosial-ekonomi yaitu tingkat pendapatan
(penghasilan). Dalam melakukan perjalanan, orang biasanya dihadapkan pada
pilihan jenis angkutan mobil, angkutan umum, pesawat terbang atau kereta
api. Faktor yang paling dominan dalam menentukan jenis moda kendaraan
yang digunakan adalah faktor jarak dan faktor maksud perjalanan.
Perjalanan untuk maksud belajar dilakukan oleh anak-anak terutama untuk
ke sekolah, yang biasanya jarak perjalanannya masih bisa dijangkau dengan
berjalan kaki dari rumah atau dapat dicapai dengan mudah menggunakan
E. Karakteristik Kendaraan Bermotor
Standar perancangan jalan raya disesuaikan dengan kebutuhan kendaraan
yang akan menggunakannya baik kendaraan penumpang maupun kendaraan
barang. Ciri-ciri kendaraan penumpang seperti tinggi penglihatan dan sikap
penumpang pada kecepatan tinggi akan memiliki karakteristik yang berbeda
dengan kendaraan truk. Karakteristik kendaraan yang dimaksud mencakup
ukuran, berat, dan karakteristik manuver kendaraan tertentu akan berpengaruh
terhadap kebutuhan lebar jalur, kebebasan samping, kebebasan vertikal,
perkerasan dan beban pada jembatan (Kodatie, 2003 dalam Jatmiko, 2008).
Menurut UU No. 14/1992 pasal 1 ayat 6 disebutkan bahwa kendaraan
bermotor adalah suatu alat yang dapat bergerak di jalan, terdiri dari kendaraan
bermotor dan kendaraan tidak bermotor, serta pada penjelasannya menyatakan
bahwa kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh tenaga mesin.
F. Karakteristik Fasilitas Transportasi
Munawar (2005) menjelaskan bahwa karakteristik fasilitas transportasi
dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
1. Secara kuantitatif meliputi waktu tunggu, waktu yang diperlukan untuk
mengakses pada moda transportasi lainnya, tariff dan ketersediaan tempat
parkir.
11
BAB III
LANDASAN TEORI
A. Klasifikasi Jalan
Menurut pasal 1 Peraturan Pemerintah No.34 Tahun 2006 bahwa jalan adalah
prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada
pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan
jalan kabel.
Jalan umum menurut fungsinya berdasarkan pasal 8 Undang-undang No 38
tahun 2004 tentang Jalan dikelompokkan menjadi 4 (empat) yaitu :
1. Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama
dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan
masuk dibatasi secara berdaya guna.
2. Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan
rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
3. Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan
jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
4. Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.
Didalam pasal 6 dan pasal 9 Peraturan Pemerintah No 34 tahun 2006 tentang
Jalan dijelaskan bahwa fungsi jalan terdapat pada sistem jaringan jalan primer dan
sistem jaringan jalan sekunder yang merupakan bagian dari Sistem jaringan jalan
merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari sistem jaringan jalan
Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan yang
menghubungkan antar kawasan perkotaan, yang diatur secara berjenjang sesuai
dengan peran perkotaan yang dihubungkannya. Untuk melayani lalu lintas
menerus maka ruas-ruas jalan dalam sistem jaringan jalan primer tidak terputus
walaupun memasuki kawasan perkotaan. Sistem jaringan jalan sekunder
merupakan sistem jaringan jalan yang menghubungkan antarkawasan di dalam
perkotaan yang diatur secara berjenjang sesuai dengan fungsi kawasan yang
dihubungkannya.
B. Parameter Perencanaan Lalu Lintas
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No. 14 Tahun 2006 tentang
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan, kegiatan perencanaan meliputi :
1. Inventarisasi tingkat pelayanan
Inventarisasi tingkat pelayanan yaitu kegiatan pengumpulan data untuk
mengetahui tingkat pelayanan pada setiap ruas jalan dan/atau persimpangan,
meliputi:
a. Data dimensi dan geometrik jalan, terdiri dari antara lain :
1) Panjang ruas jalan,
2) Lebar jalan,
3) Jumlah lajur lalu lintas,
4) Lebar bahu jalan,
5) Lebar median,
6) Lebar trotoar,
7) Lebar drainase,
8) Alinyemen horizontal,
9) Alinyemen vertikal.
b. Data perlengkapan jalan meliputi jumlah, jenis dan kondisi perlengkapan
c. Data lalu lintas meliputi antara lain :
1) Volume dan komposisi lalu lintas,
2) Kecepatan lalu lintas (operating speed),
3) Kecepatan perjalanan rata-rata (average overall travel speed),
4) Gangguan samping,
5) Operasi alat pemberi isyarat lalu lintas,
6) Jumlah dan lokasi kejadian kecelakaan,
7) Jumlah dan lokasi kejadian pelanggaran berlalu lintas.
2. Evaluasi tingkat pelayanan
Evaluasi tingkat pelayanan yaitu kegiatan pengolahan dan pembandingan data
untuk mengetahui tingkat pelayanan dan indikasi penyebab masalah lalu lintas
yang terjadi pada suatu ruas jalan dan/atau persimpangan. Indikator tingkat
pelayanan mencakup antara lain :
a. Kecepatan lalu lintas (untuk jalan luar kota),
b. Kecepatan rata-rata (untuk jalan perkotaan),
c. Nisbah volume/kapasitas (V/C ratio),
d. Kepadatan lalu lintas,
e. Kecelakaan lalu lintas.
3. Penetapan tingkat pelayanan yang diinginkan
Tingkat pelayanan pada ruas jalan diklasifikasikan atas :
a. Tingkat pelayanan A, dengan kondisi :
1) Arus bebas dengan volume lalu lintas rendah dan kecepatan tinggi,
2) Kepadatan lalu lintas sangat rendah dengan kecepatan yang dapat
dikendalikan oleh pengemudi berdasarkan batasan kecepatan
maksimum/minimum dan kondisi fisik jalan,
3) pengemudi dapat mempertahankan kecepatan yang diinginkannya
b. Tingkat pelayanan B, dengan kondisi :
1) Arus stabil dengan volume lalu lintas sedang dan kecepatan mulai
dibatasi oleh kondisi lalu lintas,
2) Kepadatan lalu lintas rendah hambatan internal lalu lintas belum
mempengaruhi kecepatan,
3) Pengemudi masih punya cukup kebebasan untuk memilih
kecepatannya dan lajur jalan yang digunakan.
c. Tingkat pelayanan C, dengan kondisi :
1) Arus stabil tetapi kecepatan dan pergerakan kendaraan dikendalikan
oleh volume lalu lintas yang lebih tinggi,
2) Kepadatan lalu lintas sedang karena hambatan internal lalu lintas
meningkat,
3) Pengemudi memiliki keterbatasan untuk memilih kecepatan, pindah
lajur atau mendahului.
d. Tingkat pelayanan D, dengan kondisi :
1) Arus mendekati tidak stabil dengan volume lalu lintas tinggi dan
kecepatan masih ditolerir namun sangat terpengaruh oleh perubahan
kondisi arus,
2) Kepadatan lalu lintas sedang namun fluktuasi volume lalu lintas dan
hambatan temporer dapat menyebabkan penurunan kecepatan yang
besar,
3) Pengemudi memiliki kebebasan yang sangat terbatas dalam
menjalankan kendaraan, kenyamanan rendah, tetapi kondisi ini masih
dapat ditolerir untuk waktu yang singkat.
e. Tingkat pelayanan E, dengan kondisi :
1) Arus lebih rendah daripada tingkat pelayanan D dengan volume lalu
lintas mendekati kapasitas jalan dan kecepatan sangat rendah,
2) Kepadatan lalu lintas tinggi karena hambatan internal lalu lintas tinggi,
f. Tingkat pelayanan F, dengan kondisi :
1) Arus tertahan dan terjadi antrian kendaraan yang panjang,
2) Kepadatan lalu lintas sangat tinggi dan volume rendah serta terjadi
kemacetan untuk durasi yang cukup lama,
3) Dalam keadaan antrian, kecepatan maupun volume turun sampai 0.
4. Penetapan pemecahan permasalahan lalu lintas
Pemecahan permasalahan lalu lintas dilakukan untuk mempertahankan tingkat
pelayanan yang diinginkan melalui upaya-upaya antara lain:
a. Peningkatan kapasitas ruas jalan, persimpangan dan/atau jaringan jalan,
b. Pemberian prioritas bagi jenis kendaraan atau pengguna jalan tertentu,
c. Penyesuaian antara permintaan perjalanan dengan tingkat pelayanan
tertentu dengan memperimbangkan keterpaduan intra dan antar moda,
d. Penetapan sirkulasi lalu lintas,larangan dan/atau perintah bagi pengguna
jalan.
5. Penyusunan rencana dan program pelaksanaan perwujudannya
Penyusunan rencana dan program pelaksanaan perwujudan manajemen dan
rekayasa lalu lintas meliputi antara lain:
a. Penentuan tingkat pelayanan yang diinginkan pada setiap ruas jalan dan
persimpangan,
b. Usulan pemecahan permasalahan lalu lintas yang ditetapkan pada setiap
ruas jalan dan persimpangan,
c. Usulan pengaturan lalu lintas yang ditetapkan pada setiap ruas jalan dan
persimpangan,
d. Usulan pengadaan dan pemasangan serta pemeliharaan perlengkapan
jalan,
C. Parameter Perencanaan Geometrik Jalan
Parameter perencanaan geometrik jalan menurut Sukirman (1999) dalam
Jatmiko (2008) merupakan penentu tingkat kenyamanan dan keamanan yang
dihasilkan oleh suatu bentuk geometrik jalan.
1. Kendaraan Rencana
Kendaraan rencana adalah kendaraan yang merupakan wakil dari
kelompoknya, dipergunakan untuk merencanakan bagian-bagian dari jalan.
Kendaraan rencana yang akan dipilih sebagai dasar perencanaan
geometrik jalan ditentukan oleh fungsi jalan dan jenis kendaraan dominan
yang memakai jalan tersebut, juga pertimbangan biaya ikut menentukan
kendaraan rencana yang dipilih sebagai criteria perencanaan. Ukuran
kendaraan rencana akan dijelaskan dalam Tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1 Ukuran Kendaraan Rencana
Jenis Kendaraan Panjang total (m) Lebar total (m) Tinggi (m) Depan tergantung (m) Jarak gandar (m) Belakang tergantung (m) Radius Putar min. (m) Kendaraan
penumpang 4,7 1,7 2,0 0,8 2,7 1,2 6
Truk/Bus tanpa gandengan
12,0 2,5 4,5 1,5 6,5 4,0 12
Kombinasi (semi trailer atau
trailer)
16,5 2,5 4,0 1,3
4,0 (depan)
9,0 (belakang)
2,2 12
2. Kecepatan Rencana
Kecepatan rencana dinyatakan sebagai kecepatan yang memungkinkan
seorang pengemudi berketrampilan sedang, dapat mengemudi dengan aman
dan nyaman dalam kondisi cuaca cerah, lalu lintas lengang dan tanpa
pengaruh hal lainnya yang serius. Besarnya kecepatan rencana yang akan
dipakai tergantung dari kondisi medan (terrain) dan sifat penggunaan daerah
(tata guna lahan). Klasifikasi jalan menurut medan dan kecepatan rencana
tertera pada Tabel 3.2 di bawah ini.
Tabel 3.2 Kecepatan Rencana
Fungsi
Kecepatan Rencana, VR’Km/jam
Datar Bukit Pegunungan
Arteri 70 – 120 60 – 80 40 – 70
Kolektor 60 – 90 50 – 60 30 – 50
Lokal 40 – 70 30 – 50 20 – 30
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga, “Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, 1997”.
3. Volume Lamu lintas
Volume lalu lintas yaitu jumlah kendaraan yang melintas selama periode
tertentu (Widodo, 2003 dalam Jatmiko, 2008). Volume lalu lintas adalah
jumlah kendaraan-kendaraan yang melalui satu titik yang tetap pada jalan
dalam satu waktu, dihitung dalam kendaraan per hari atau per jam (Haryanto,
2005 dalam Jatmiko,2008).
Dalam Jatmiko (2008) dijelaskan bahwa terdapat tiga volume lalu lintas
yaitu :
a. Volume Lalu lintas Harian (LH)
b. Volume Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR) disebut juga Average Daily
c. Volume Lalu lintas Harian Tahunan (LHRT) disebut juga Annual Average
Daily Traffic (AADT)
5. Alinyemen Jalan
a. Alinyemen Horizontal atau trase suatu jalan adalah proyeksi sumbu jalan
tegak lurus bidang kertas (peta). Alinyemen horizontal terdiri dari
garis-garis lurus yang dihubungkan dengan garis-garis-garis-garis lengkung. Garis
lengkung tersebut dapat terdiri dari busur lingkaran ditambah busur
peralihan, busur peralihan saja atau busur lingkaran saja.
b. Alinyemen Vertikal adalah garis potong yang dibentuk oleh bidang
vertical melalui sumbu jalan dengan bidang rencana permukaan jalan.
Perencanaan alinyemen vertikal dipengaruhi oleh berbagai pertimbangan
seperti kondisi tanah dasar, keadaan medan, fungsi jalan, muka air banjir,
muka air tanah, kelandaian dan besarnya biaya pembangunan yang
tersedia. Alinyemen vertikal yang mengikuti muka tanah asli akan
mengurangi pekerjaan tanah.
6. Lebar Perkerasan
Lebar perkerasan bervariasi tergantung kelas jalannya yaitu 3,0 m - 3,75 m seperti diatur pada Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (TPGJAK) Tahun 1997 dalam bentuk Tabel 3.3 di bawah ini :
Tabel 3.3 Lebar Perkerasan
Fungsi Kelas Lebar Lajur
Ideal (m)
Arteri I
II,III A
3,75 3,50
Kolektor III A, III B 3,00
Lokal III C 3,00
7. Landai Jalan Maksimum
Landai jalan adalah besaran yang menunjukkan kenaikan atau penurunan
secara vertikal dalam satu satuan jarak horizontal, pada umumnya dinyatakan
dalam %. Landai maksimum ditetapkan berdasarkan kelas jalan, kondisi
medan dan kecepatan rencana. Hal tersebut terdapat dalam Tabel 3.4 di bawah
ini :
Tabel 3.4 Kelandaian Maksimum Jalan
VR (km/jam) 120 110 100 80 60 50 40 <40
Kelandaian Maksimal
(%) 3 3 4 5 8 9 10 10
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga, “Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, 1997”.
Berdasarkan kesepakatan gambar jalan dibaca dari kiri ke kanan, seperti
tampak dalam Gambar 3.1 di bawah ini
naik (+) (-) turun
Gambar 3.1 Potongan Memanjang Jalan
8. Bahu Jalan
Bahu jalan adalah bagian daerah manfaat jalan yang berdampingan dengan
jalur lalu lintas untuk menampung kendaraan yang berhenti, keperluan
darurat, dan untuk pendukung samping bagi lapis pondasi bawah, pondasi
atas, dan permukaan (Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No.
SK.3236/AJ.403/DRJD/2006).
Bahu jalan (shoulder) mempunyai fungsi :
a. Tempat berhenti sementara bagi kendaraan
c. Menahan perkerasan samping
d. Tempat memasang rambu lalu lintas, pagar pengaman, dan patok
e. Tempat persiapan bagi pekerjaan pemeliharaan jalan
f. Meningkatkan jarak pandangan pada tikungan
9. Drainase
Drainase atau saluran samping berguna untuk :
a. Mengalirkan air dari permukaan perkerasan jalan ataupun dari bagian luar
jalan.
b. Menjaga supaya konstruksi jalan selalu dalam keadaan kering dan tida
terendam air.
10. Bagian Jalan
a. Median atau jalur pemisah adalah jalur yang terletak di tengah jalan untuk
membagi jalan dalam masing-masing arah guna memisahkan arus lalu
lintas.
b. Trotoar adalah jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalu lintas
yang digunakan khusus untuk pejalan kaki (pedestrian). Untuk keamanan
pejalan kaki maka trotoar harus dibuat terpisah dengan menggunakan
kreb.
c. Talud adalah tembok penahan tanah baik sisi kiri maupun sisi kanan jalan
yang dibuat sesuai besarnya landai aman dari hitungan kestabilan lereng.
d. Kreb (curb) adalah peninggian tepi perkerasan atau bahu jalan yang
berguna untuk keperluan drainase, mencegah kendaraan keluar dari tepi
perkerasan dan member ketegasan tepi perkerasan.
D. Kecepatan Arus Bebas
Kecepatan arus bebas (FV) didefenisikan sebagai kecepatan pada tingkat arus
nol, yaitu kecepatan yang akan dipilih pengemudi jika mengendarai kendaraan
bermotor tanpa dipengaruhi oleh kendaraan bermotor lain di jalan.
Untuk jalan tak terbagi semua analisa ( kecuali analisa – kelandaian khusus)
masing arah dan seolah-olah masing-masing arah adalah jalan satu arah yang
terpisah.
E. Zona Selamat Sekolah
1. Definisi
Zona Selamat Sekolah (ZoSS) adalah lokasi di ruas jalan tertentu yang
merupakan zona kecepatan berbasis waktu untuk mengatur kecepatan
kendaraan di lingkungan sekolah.
2. Tipe Zona Selamat Sekolah
Tipe Zona Selamat Sekolah (ZoSS) ditentukan berdasarkan tipe jalan,
jumlah lajur, kecepatan rencana, dan jarak pandang henti yang diperlukan.
Berdasarkan tipe zona ditentukan batas kecepatan, panjang, dan perlengkapan
jalan yang dibutuhkan. Apabila terdapat lebih dari 1 (satu) sekolah yang
berdekatan (jarak < 80 meter) maka ZoSS dapat digabungkan sesuai dengan
kriteria panjang yang diperlukan. Kebutuhan perlengkapan jalan berdasarkan
tipe ZoSS dapat dilihat pada Tabel 3.5.
3. Waktu Operasi Zona Selamat Sekolah
Waktu operasi Zona Selamat Sekolah direkomendasikan 2 (dua) jam di
pagi hari dan 2 (dua) jam di siang hari, yaitu antara pukul 06.30 – 08.30 dan
antara pukul 12.00 – 14.00 di siang hari pada hari sekolah atau dilaksanakan
selama jam sekolah berlangsung. Waktu operasi Zona Selamat Sekolah tidak
dilaksanakan pada hari libur. Waktu operasi Zona Selamat Sekolah ini dapat
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing sekolah.
Perpanjangan waktu operasi Zona Selamat Sekolah dimungkinkan apabila
selama waktu operasi Zona Selamat Sekolah terdapat jumlah murid yang
signifikan yang menyebabkan secara teratur sepanjang hari.
Waktu operasi ZoSS dinyatakan dengan papan tambahan pada
Tabel 3.5 Kebutuhan Perlengkapan Jalan Berdasarkan Tipe ZoSS Tipe Jalan Jarak Pandangan Henti (meter) Batas Kecepatan Rencana (km/jam) Batas Kecepatan Zona Selamat Sekolah (km/jam) Tipe ZoSS Panjang ZoSS (meter) Kebutuhan Minimum Kebutuhan Tambahan
2 lajur Tak Terbagi (2/2UD)
50-85 > 40, ≤ 60 25
2UD-25 150
marka ZoSS, zebra cross, rambu-rambu lalu lintas, marka jalan zigzag warna kuning, pemandu penyeberang. pita penggaduh, APILL pelikan, APILL berkedip
35-50 30-40 20
2UD-20 80
marka ZoSS, zebra cross. Rambu-rambu lalu lintas, pemandu penyeberang. marka jalan zigzag warna kuning, pita penggaduh, APILL pelikan.
4 lajur Tak Terbagi (4/2UD)
50-85 > 40, ≤ 60 25
4UD-25 150
marka ZoSS, zebra cross, rambu-rambu lalu lintas, marka jalan zigzag warna kuning, pita penggaduh, pemandu penyeberang. APILL pelikan, APILL berkedip.
35-50 30-40 20
4UD-20 80
marka ZoSS, zebra cross. Rambu-rambu lalu lintas, marka jalan zigzag warna kuning, pemandu penyeberang. pita penggaduh, APILL pelikan, APILL berkedip 4 lajur Terbagi (4/2D)
50-85 > 40, ≤ 60 25 4D-25 200
marka ZoSS, zebra cross. Rambu-rambu lalu lintas, marka jalan zigzag warna kuning, pita penggaduh, APILL pelikan, pemandu penyeberang.
APILL berkedip
35-50 30-40 20 4D20 100
marka ZoSS, zebra cross. Rambu-rambu lalu lintas, marka jalan zigzag warna kuning, pita penggaduh, pemandu penyeberang. APILL pelikan, APILL berkedip.
> 4 laju dan/atau kecepatan > 60
km/jam Perlu penyeberangan tidak sebidang
4. Fasilitas Perlengkapan Jalan Pada Zona Selamat Sekolah
a. Marka Jalan
1) Zona Selamat Sekolah adalah marka berupa rambu kata-kata sebagai
[image:32.612.184.498.210.454.2]pelengkap rambu batas kecepatan Zona Selamat Sekolah.
Gambar 3.2 Ukuran Huruf Zona Selamat Sekolah
2) Tengok Kanan-Kiri, adalah marka berupa kata-kata pada tepi Zebra
Cross. Marka ini dimaksudkan agar penyeberang khususnya
penyeberang anak-anak memperhatikan arah datangnya kendaraan
sebelum menyeberang.
[image:32.612.179.511.583.676.2]3) Marka Zig Zag Berwarna Kuning
[image:33.612.187.492.174.290.2]Tanda larangan parkir dan berhenti yang dipasang sepanjang ZoSS.
Gambar 3.4 Marka Jalan Pada Zona Selamat Sekolah
4) Pita Penggaduh
Pita penggaduh dapat dipasang untuk meningkatkan kewaspadaan.
Sesuai lampiran 7 KM 3 Tahun 1994 tentang alat pengendali dan
Pengamanan Pemakai Jalan, pita penggaduh dipasang pada jarak 50
meter dari awal ZoSS dengan ketinggian 1 (satu) sentimeter.
[image:33.612.235.442.448.667.2]b. Rambu-rambu lalu lintas
Rambu-rambu lalu lintas (selanjutanya disebut rambu) yang digunakan
pada Zona Selamat Sekolah, sebagai berikut :
1) Rambu Peringatan Hati-Hati
Rambu ini berfungsi untuk memberikan peringatan kepada pengguna
[image:34.612.289.408.256.376.2]jalan untuk berhati-hati.
Gambar 3.6 Rambu Peringatan Hati-Hati
2) Papan peringatan berupa kata-kata “KURANGI KECEPATAN,
ZONA SELAMAT SEKOLAH”
Rambu ini berfungsi untuk memberitahukan kepada pengguna jalan
untuk mengurangi kecepatannya karena sedang melintasi kawasan
Zona Selamat Sekolah.
3) Rambu peringatan penyeberangan orang
Rambu yang menyatakan bahwa terdapat fasilitas penyeberang jalan,
dengan begitu pengguna jalan dapat lebih berhati-hati saat
[image:35.612.277.421.215.362.2]melintasinya.
Gambar 3.8 Rambu Peringatan Penyeberangan Orang
4) Rambu batas kecepatan maksimum dengan papan tambahan informasi
periode batasan kecepatan
Rambu yang memberitahukan tentang pembatasan kecepatan
maksimal 25 km/jam saat melintasi Zona Selamat Sekolah dalam
[image:35.612.277.436.535.689.2]kurun waktu pukul 06.30 – 13.00.
5) Rambu larangan parkir sepanjang Zona Selamat Sekolah (dinyatakan
dengan papan tambahan)
Rambu himbauan dilarang parkir di sepanjang kawasan Zona Selamat
[image:36.612.298.416.213.371.2]Sekolah.
Gambar 3.10 Rambu Larangan Parkir Sepanjang Zona Selamat Sekolah
6) Rambu penunjuk tempat penyeberang jalan
Rambu yang menunjukkan terdapat fasilitas penyeberangan untuk
pejalan kaki.
[image:36.612.300.413.479.625.2]7) Rambu batas akhir kecepatan maksimum
Rambu yang menyatakan batas akhir kecepatan maksimum dan akhir
[image:37.612.287.426.170.363.2]dari kawasan Zona Selamat Sekolah.
Gambar 3.12 Rambu Batas Akhir Kecepatan Maksimum
5. Tipikal Zona Selamat Sekolah
ZoSS yang ada di Jalan Parangtritis, Yogyakarta termasuk ZoSS pada tipe
jalan 2/2 UD (2 lajur, 2 arah tak terbagi) batas kecepatan ZoSS 20 km/jam
(2UD-20).
F. Kecepatan
Pada umumnya kecepatan dibagi menjadi tiga jenis sebagai berikut ini :
1. Kecepatan bergerak (Running Speed), yaitu kecepatan kendaraan rata-rata
pada suatu jalur pada saat kendaraan bergerak dan didapat dengan membagi
panjang jalur dibagi dengan lama waktu kendaraan bergerak menempuh jalur
tersebut.
2. Kecepatan perjalanan (Journey Speed), yaitu kecepatan efektif kendaraan
yang sedang dalam perjalanan antara dua tempat dan merupakan jarak antara
dua tempat dibagi dengan lama waktu kendaraan menyelesaikan perjalanan
3. Kecepatan setempat (Spot Speed), yaitu kecepatan kendaraan pada suatu saat
diukur dari suatu tempat yang ditentukan.
Petunjuk kecepatan (speedometer) pada kendaraan menunjukkan kecepatan
gerak kendaraan hanya pada saat tertentu, dan kecepatan akan berubah-ubah dari
waktu ke waktu sepanjang jalan. Itulah kecepatan yang diukur oleh polisi dan kita
sebut kecepatan sesaat (spot speed) menurut Warpani (1993).
Kecepatan lalu lintas yang sesungguhnya terjadi pada rute tertentu mungkin
mengakibatkan fluktuasi yang besar, sehingga sulit diikuti untuk perhitungan.
Pengemudi kendaraan dapat menjalankan kendaraan dengan kecepatan
tertentu pada suatu panjang jalan maupun lokasi, tetapi di bagian lain dapat
menambah maupun mengurangi kecepatannya sesuai dengan kebutuhan waktu
yang diperlukan.
Menurut Alamsyah (2005) kecepatan sesaat (spot speed) adalah kecepatan
kendaraan pada waktu melewati satu titik tertentu pada jalan raya.
Menurut Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 14 tahun 2006 dan menurut
Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat (2006) kecepatan adalah
kemampuan untuk menempuh jarak tertentu pada ruas jalan dalam satuan waktu,
dinyatakan dalam kilometer/jam atau meter/detik.
Untuk melakukan analisa kecepatan sesaat diperlukan jarak pengamatan yang
cukup sehingga dapat dicatat waktu reaksinya. Tabel 3.6 berikut menjelaskan
jarak pengamatan minimum untuk melakukan survey kecepatan sesaat atau spot
speed.
Menurut Rifky (2007) kecepatan sesaat (spot speed) adalah kecepatan
Tabel 3.6 Jarak Minimum Untuk Melakukan Survey Spot Speed
Kecepatan rata -rata Jarak pengamatan Kecepatan Sampai 40 km/jam
40-65 km/jam
Lebih dari 65 km/jam Sampai 25 mil/jam 25-40 mil/jam
Lebih dari 40 mil/jam
25 m 50 m 100 m
88 ft 176 ft 352 ft
90/t km/jam 180/t km/jam 360/t km/jam 60/t mil/jam 120/t mil/jam 240/t mil/jam (t diukur dalam detik)
Sumber : Warpani (1993)
Untuk menganalisa kecepatan sesaat kendaraan atau spot speed, dapat dipakai
formula (Fachrurrozy 2001) :
v =
dengan :
v = Kecepatan (mph, fps, atau kpj, mpd)
d = Jarak yang ditempuh (mil, ft, atau km, m)
31
BAB IV
METEDOLOGI PENELITIAN
A. Tahap Penelitian
Dalam pemilihan suatu metedologi penelitian, hal yang penting untuk
diketahui adalah metode yang digunakan dalam melakukan survei sangat
menentukan hasil, baik dengan melakukan pengamatan, pencacahan maupun
dalam menentukan jumlah sampel.
Penelitian dilakukan dengan tahap-tahap kegiatan yang berurutan dan saling
terkait antara tahap yang satu dengan tahap berikutnya. Survei yang dilakukan
dalam penelitian ini dibagi dalam beberapa tahapan-tahapan, yaitu :
1. Studi pustaka
2. Pra penelitian
3. Pelaksanaan survei di lapangan
4. Pengumpulan dan pengelompokkan data
5. Analisis dan tabulasi data
6. Kesimpulan dan saran
7. Presesntasi hasil penelitian
Dalam penelitian ini dapat digambarkan melalui bagan alir penelitian, seperti
Gambar 4.1 Bagan Alir Metodologi Penelitian
B. Lokasi dan Alat Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Zona Selamat Sekolah depan SDN 1 Sewon Jalan
Parangtritis, Yogyakarta
Mulai
Studi Pustaka
Identifikasi dan perumusan masalah
Penentuan tujuan dan lingkup penelitian
Pengumpulan data : 1. Spot speed kendaraan
Analisis & tabulasi data : 1. Karakteristik kecepatan pengguna jalan 2. Kecepatan sesaat kendaraan
Kesimpulan dan saran
2. Alat penelitian yang diperlukan
a. Formulir survei kecepatan kendaraan.
b. Alat yang digunakan meliputi : stopwatch (dengan split), meteran pita
panjang 50 m, alat tulis, penunjuk waktu (jam), dan isolatip.
C. Metode Pengumpulan Data
Data Primer dikumpulkan dari pengamatan secara langsung baik secara
observasi maupun inventarisasi. Penjelasan mengenai teknik pengumpulan data
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Observasi dan pengukuran sampel meliputi waktu pengamatan, waktu
perjalanan, dan fasilitas Zona Selamat Sekolah di Jalan Parangtritis,
Yogayakarta. Data primer diperoleh dari survey kecepatan sesaat (spot speed).
2. Inventarisasi, yaitu kegiatan pendekatan fasilitas perlengkapan jalan yang ada
di Zona Selamat Sekolah di Jalan Parangtritis, Yogyakarta. Inventarisasi ini
meliputi marka jalan, lebar jalan, lebar bahu jalan, dan rambu-rambu
kelengkapan lalu lintas.
D. Analisis Data
Data yang didapat dari survei dikumpulkan selanjutnya dianalisa untuk
mendapatkan nilai yang akurat. Validasi data ditentukan berdasarkan metode
survei yang dilakukan yaitu dengan pengambilan dan penentuan sampel. Sampel
dipilih secara acak berdasarkan kendaraan yang lewat pada sekolah yang
bersangkutan. Langkah selanjutnya menganalisis data kecepatan kendaraan
dengan menggunakan statistic uji Z, yaitu sebagai berikut :
Z
hit=
̅√
⁄
………
.
………(4.1)
Sd =
√
̅̅
………..………..(4.3)
dengan :
Z
hit =Nilai yang akan dihitungn = Ukuran sampel
untuk tingkat kepercayaan 95% maka akan didapat nilai
Z
tabel= 1,645 jika nilaiZ
hit dibandingkan denganZ
tabel , maka kesimpulan yang diperoleh :a.
Z
hit ≥Z
tabel,
artinya jalan di sekolah tersebut belum sesuai dengan ketentuanbatas kecepatan maksimum kendaraan bermotor dengan tingkat kesalahan
sebesar 5%.
b.
Z
hit <Z
tabel,
artinya jalan di sekolah tersebut sudah sesuai dengan ketentuanbatas kecepatan maksimum kendaraan bermotor dengan tingkat kesalahan
sebesar 5%.
E. Prosedur Penelitian
1. Pra penelitian
Tahap ini dilakukan sebelum penelitian dilakukan diantaranya
menentukan jumlah sampel, menentukan waktu penelitian, dan
mempersiapkan alat yang diperlukan.
2. Penelitian
Pengambilan data dilaksanakan pada hari Sabtu dan Senin tepatnya pada tanggal 17 dan 19 Oktober 2015. Pelaksanaan survei dibagi dalam 2 sesi, yaitu sesi pertama pada pukul 06.00 – 07.00 yang dianggap mewakili jam sibuk
untuk para siswa menyeberangi jalan, dan sesi kedua pada pukul 07.00 –
08.00 yang dianggap mewakili jam dimana siswa sudah tidak sering
menyeberangi jalan.
Metode yang digunakan dalam survei kecepatan sesaat (spot speed) ini
melintasi titik tertentu dengan menggunakan stopwatch. Jarak yang dipakai
adalah 25 meter sebelum Zona Selamat Sekolah, 30 meter yang merupakan
daerah dari Zona Selamat Sekolah, dan 25 meter setelah Zona Selamat
Sekolah. Jenis kendaraan yang dicatat waktu tempuhnya meliputi sepeda
motor, mobil, bus, truk dan sepeda yang dalam kondisi melaju lancar atau
sering disebut dengan arus bebas. Pelaksanaan survei ini dilakukan oleh 2
orang surveyor pada masing-masing arah, caranya surveyor menekan tombol
stopwatch pada saat ban depan kendaraan melewati pita pertama yang telah
ditempel di 25 meter sebelum Zona Selamat Sekolah, selanjutnya tekan split
saat ban depan kendaraan melewati garis awal Zona Selamat Sekolah.
Selanjutnya tekan split lagi ketika ban depan kendaraan melewati garis akhir
Zona Selamat Sekolah dan tekan stop pada saat ban depan melewati pita
kedua yang telah ditempel pada 25 meter sesudah garis akhir Zona Selamat
Sekolah. Dengan begitu akan didapat 3 waktu tempuh dari 3 daerah
pengambilan data, langkah berikutnya waktu tempuh dicatat pada formulir
survei kecepatan sesaat (spot speed). Untuk lebih mengetahui posisi surveyor
36
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Survei Kecepatan Sesaat (Spot Speed)
Dari hasil pengambilan data primer selama dua hari yaitu pada hari Sabtu dan
Minggu tepatnya pada tanggal 17 dan 19 Oktober 2015 terhadap pengguna jalan,
maka dapat diketahui kecepatan sesaat kendaraan saat melintasi Zona Selamat
Sekolah untuk mencari tingkat efektifitas Zona Selamat Sekolah ditinjau dari
penurunan kecepatan kendaraan.
1. Analisis data survei penurunan kecepatan.
a. Hari Sabtu, 17 Oktober 2015
1) Arah Utara – Selatan pukul 06.00 – 07.00 WIB.
Pengambilan data kecepatan kendaraan dilakukan pada 3 daerah yaitu
25 meter sebelum Zona Selamat Sekolah, saat melintasi Zona Selamat
Sekolah, dan 25 meter setelah Zona Selamat Sekolah.
Dari hasil survei didapat grafik perbandingan kecepatan dan jenis
[image:46.612.181.529.451.634.2]kendaraan pada daerah sebelum ZoSS, ZoSS, dan setelah ZoSS.
Gambar 5.1 Perbandingan kecepatan dan jenis kendaraan pada daerah sebelum ZoSS, ZoSS, dan setelah ZoSS
0 10 20 30 40 50
Sepeda Motor
Mobil Bus Truk Sepeda
K
e
ce
p
atan
(
km
/jam
)
Jenis Kendaraan
Rekapitulasi rata-rata kecepatan sesaat
Sebelum ZoSS
ZoSS
Sepeda Motor (km/jam)
Mobil (km/jam)
Bus (km/jam)
Truk (km/jam)
Sepeda (km/jam)
Sebelum ZoSS 49,635 46,947 41,023 41,635 15,171
ZoSS 53,453 48,295 40,894 51,149 17,297
Setelah ZoSS 52,822 51,597 41,016 52,067 16,268 Sumber : Analisis Hitungan
Perhitungan kecepatan sepeda motor pada daerah sebelum ZoSS dapat
dihitung menggunakan persamaan ̅
Untuk perhitungan kecepatan kendaraan yang lainnya dapat dilihat di
lampiran.
Dari Gambar 5.1 dapat dijelaskan rata-rata pengguna sepeda
motor,mobil,truk dan sepeda tidak mengurangi kecepatannya saat
melintasi Zona Selamat Sekolah. Sedangkan untuk rata-rata kecepatan
bus mengalami penurunan saat melintasi Zona Selamat Sekolah.
2) Arah Selatan – Utara pukul 06.00 – 07.00 WIB.
Pengambilan data kecepatan kendaraan dilakukan pada 3 daerah yaitu
25 meter sebelum Zona Selamat Sekolah, saat melintasi Zona Selamat
Sekolah, dan 25 meter setelah Zona Selamat Sekolah.
Dari hasil survei didapat grafik perbandingan kecepatan dan jenis
[image:47.612.178.535.107.190.2]Gambar 5.2 Perbandingan kecepatan dan jenis kendaraan pada daerah sebelum ZoSS, ZoSS, dan setelah ZoSS
Tabel 5.2 Rekapitulasi rata-rata kecepatan sesaat
Sepeda Motor (km/jam)
Mobil (km/jam)
Bus (km/jam)
Truk (km/jam)
Sepeda (km/jam)
Sebelum ZoSS 53,346 46,642 35,098 40,376 14,569
ZoSS 59,262 52,596 39,555 43,188 15,096
Setelah ZoSS 57,026 42,970 36,316 40,574 15,138 Sumber : Analisis Hitungan
Perhitungan kecepatan sepeda motor pada daerah sebelum ZoSS dapat
dihitung menggunakan persamaan ̅
Untuk perhitungan kecepatan kendaraan yang lainnya dapat dilihat di
lampiran.
Dari Gambar 5.2 dapat dijelaskan rata-rata pengguna sepeda
motor,mobil,bus,truk dan sepeda tidak mengurangi kecepatannya saat
melintasi Zona Selamat Sekolah.
0 10 20 30 40 50 60
Sepeda Motor
Mobil Bus Truk Sepeda
K
e
ce
p
atan
(
km
/jam
)
Jenis Kendaraan
Sebelum ZoSS
ZoSS
Pengambilan data kecepatan kendaraan dilakukan pada 3 daerah yaitu
25 meter sebelum Zona Selamat Sekolah, saat melintasi Zona Selamat
Sekolah, dan 25 meter setelah Zona Selamat Sekolah.
Dari hasil survei didapat grafik perbandingan kecepatan dan jenis
[image:49.612.178.529.229.413.2]kendaraan pada daerah sebelum ZoSS, ZoSS, dan setelah ZoSS.
Gambar 5.3 Perbandingan kecepatan dan jenis kendaraan pada daerah sebelum ZoSS, ZoSS, dan setelah ZoSS
Tabel 5.3 Rekapitulasi rata-rata kecepatan sesaat
Sepeda Motor (km/jam)
Mobil (km/jam)
Bus (km/jam)
Truk (km/jam)
Sepeda (km/jam)
Sebelum ZoSS 56,034 42,579 32,812 45,780 13,904
ZoSS 59,559 46,077 38,539 49,101 15,775
Setelah ZoSS 59,699 45,453 34,817 48,712 15,603 Sumber : Analisis Hitungan
Perhitungan kecepatan sepeda motor pada daerah sebelum ZoSS dapat
dihitung menggunakan persamaan ̅
0 10 20 30 40 50 60
Sepeda Motor
Mobil Bus Truk Sepeda
K
ec
ep
atan
(k
m
/jam
)
Jenis Kendaraan
Rekapitulasi rata-rata kecepatan sesaat
Sebelum ZoSS
ZoSS
lampiran.
Dari Gambar 5.3 dapat dijelaskan rata-rata pengguna sepeda
motor,mobil,bus,truk dan sepeda tidak mengurangi kecepatannya saat
melintasi Zona Selamat Sekolah.
4) Arah Selatan – Utara pukul 07.00 – 08.00 WIB.
Pengambilan data kecepatan kendaraan dilakukan pada 3 daerah yaitu
25 meter sebelum Zona Selamat Sekolah, saat melintasi Zona Selamat
Sekolah, dan 25 meter setelah Zona Selamat Sekolah.
Dari hasil survei didapat grafik perbandingan kecepatan dan jenis
[image:50.612.178.536.581.660.2]kendaraan pada daerah sebelum ZoSS, ZoSS, dan setelah ZoSS.
Gambar 5.4 Perbandingan kecepatan dan jenis kendaraan pada daerah sebelum ZoSS, ZoSS, dan setelah ZoSS
Tabel 5.4 Rekapitulasi rata-rata kecepatan sesaat
Sepeda Motor (km/jam) Mobil (km/jam) Bus (km/jam) Truk (km/jam) Sepeda (km/jam)
Sebelum ZoSS 59,080 42,449 35,172 38,303 15,475
ZoSS 61,155 46,884 42,155 43,209 16,098
Setelah ZoSS 54,995 44,584 37,668 39,126 15,575 Sumber : Analisis Hitungan
0 10 20 30 40 50 60 70 Sepeda Motor
Mobil Bus Truk Sepeda
K ec ep atan (k m /jam ) Jenis Kendaraan
Rekapitulasi rata-rata kecepatan sesaat
Sebelum ZoSS
ZoSS
Perhitungan kecepatan sepeda motor pada daerah sebelum ZoSS dapat
dihitung menggunakan persamaan ̅
Untuk perhitungan kecepatan kendaraan yang lainnya dapat dilihat di
lampiran.
Dari Gambar 5.4 dapat dijelaskan rata-rata pengguna sepeda
motor,mobil,bus,truk dan sepeda tidak mengurangi kecepatannya saat
melintasi Zona Selamat Sekolah.
b. Hari Senin, 19 Oktober 2015
1) Arah Utara – Selatan pukul 06.00 – 07.00 WIB.
Pengambilan data kecepatan kendaraan dilakukan pada 3 daerah yaitu
25 meter sebelum Zona Selamat Sekolah, saat melintasi Zona Selamat
Sekolah, dan 25 meter setelah Zona Selamat Sekolah.
Dari hasil survei didapat grafik perbandingan kecepatan dan jenis
kendaraan pada daerah sebelum ZoSS, ZoSS, dan setelah ZoSS.
Gambar 5.5 Perbandingan kecepatan dan jenis kendaraan pada daerah sebelum ZoSS, ZoSS, dan setelah ZoSS
0 10 20 30 40 50 60
Sepeda Motor
Mobil Bus Truk Sepeda
K
ec
ep
atan
(k
m
/jam
)
Jenis Kendaraan
Rekapitulasi rata-rata kecepatan sesaat
Sebelum ZoSS
ZoSS
Motor (km/jam)
Mobil (km/jam)
Bus (km/jam)
Truk (km/jam)
Sepeda (km/jam)
Sebelum ZoSS 45,871 45,405 33,598 40,365 14,456
ZoSS 49,791 51,183 41,389 45,429 15,632
Setelah ZoSS 50,327 52,101 37,899 46,662 15,022 Sumber : Analisis Hitungan
Perhitungan kecepatan sepeda motor pada daerah sebelum ZoSS dapat
dihitung menggunakan persamaan ̅
Untuk perhitungan kecepatan kendaraan yang lainnya dapat dilihat di
lampiran.
Dari Gambar 5.5 dapat dijelaskan rata-rata pengguna sepeda
motor,mobil,bus,truk dan sepeda tidak mengurangi kecepatannya saat
melintasi Zona Selamat Sekolah.
2) Arah Selatan – Utara pukul 06.00 – 07.00 WIB.
Pengambilan data kecepatan kendaraan dilakukan pada 3 daerah yaitu
25 meter sebelum Zona Selamat Sekolah, saat melintasi Zona Selamat
Sekolah, dan 25 meter setelah Zona Selamat Sekolah.
Dari hasil survei didapat grafik perbandingan kecepatan dan jenis
Gambar 5.6 Perbandingan kecepatan dan jenis kendaraan pada daerah sebelum ZoSS, ZoSS, dan setelah ZoSS
Tabel 5.6 Rekapitulasi rata-rata kecepatan sesaat
Sepeda Motor (km/jam)
Mobil (km/jam)
Bus (km/jam)
Truk (km/jam)
Sepeda (km/jam)
Sebelum ZoSS 41,938 45,040 40,632 36,329 14,415
ZoSS 45,940 52,915 42,870 38,673 15,046
Setelah ZoSS 46,868 50,255 41,261 38,030 14,573 Sumber : Analisis Hitungan
Perhitungan kecepatan sepeda motor pada daerah sebelum ZoSS dapat
dihitung menggunakan persamaan ̅
Untuk perhitungan kecepatan kendaraan yang lainnya dapat dilihat di
lampiran.
Dari Gambar 5.6 dapat dijelaskan rata-rata pengguna sepeda
motor,mobil,bus,truk dan sepeda tidak mengurangi kecepatannya saat
melintasi Zona Selamat Sekolah.
0 10 20 30 40 50 60
Sepeda Motor
Mobil Bus Truk Sepeda
K
ec
ep
atan
(k
m
/jam
)
Jenis Kendaraan
Sebelum ZoSS
ZoSS
Pengambilan data kecepatan kendaraan dilakukan pada 3 daerah yaitu
25 meter sebelum Zona Selamat Sekolah, saat melintasi Zona Selamat
Sekolah, dan 25 meter setelah Zona Selamat Sekolah.
Dari hasil survei didapat grafik perbandingan kecepatan dan jenis
kendaraan pada daerah sebelum ZoSS, ZoSS, dan setelah ZoSS.
[image:54.612.178.528.229.413.2]Gambar 5.7 Perbandingan kecepatan dan jenis kendaraan pada daerah sebelum ZoSS, ZoSS, dan setelah ZoSS
Tabel 5.7 Rekapitulasi rata-rata kecepatan sesaat
Sepeda Motor (km/jam)
Mobil (km/jam)
Bus (km/jam)
Truk (km/jam)
Sepeda (km/jam)
Sebelum ZoSS 42,821 44,586 30,851 40,972 14,936
ZoSS 49,237 51,006 36,454 44,320 16,160
Setelah ZoSS 49,273 45,215 35,950 44,546 16,004 Sumber : Analisis Hitungan
Perhitungan kecepatan sepeda motor pada daerah sebelum ZoSS dapat
dihitung menggunakan persamaan ̅
0 10 20 30 40 50 60
Sepeda Motor
Mobil Bus Truk Sepeda
K
ec
ep
atan
(k
m
/jam
)
Jenis Kendaraan
Rekapitulasi rata-rata kecepatan sesaat
Sebelum ZoSS
ZoSS
lampiran.
Dari Gambar 5.7 dapat dijelaskan rata-rata pengguna sepeda
motor,mobil,bus,truk dan sepeda tidak mengurangi kecepatannya saat
melintasi Zona Selamat Sekolah.
4) Arah Selatan – Utara pukul 07.00 – 08.00 WIB.
Pengambilan data kecepatan kendaraan dilakukan pada 3 daerah yaitu
25 meter sebelum Zona Selamat Sekolah, saat melintasi Zona Selamat
Sekolah, dan 25 meter setelah Zona Selamat Sekolah.
Dari hasil survei didapat grafik perbandingan kecepatan dan jenis
kendaraan pada daerah sebelum ZoSS, ZoSS, dan setelah ZoSS.
[image:55.612.179.527.334.517.2]Gambar 5.8 Perbandingan kecepatan dan jenis kendaraan pada daerah sebelum ZoSS, ZoSS, dan setelah ZoSS
Tabel 5.8 Rekapitulasi rata-rata kecepatan sesaat
Sepeda Motor (km/jam) Mobil (km/jam) Bus (km/jam) Truk (km/jam) Sepeda (km/jam)
Sebelum ZoSS 45,881 40,087 33,284 36,581 14,931
ZoSS 53,004 47,480 38,661 41,680 16,212
Setelah ZoSS 49,249 38,401 39,507 37,613 15,191 Sumber : Analisis Hitungan
0 10 20 30 40 50 60 Sepeda Motor
Mobil Bus Truk Sepeda
K ec ep atan (k m /jam ) Jenis Kendaraan
Rekapitulasi rata-rata kecepatan sesaat
Sebelum ZoSS
ZoSS
Perhitungan kecepatan sepeda motor pada daerah sebelum ZoSS dapat
dihitung menggunakan persamaan ̅
Untuk perhitungan kecepatan kendaraan yang lainnya dapat dilihat di
lampiran.
Dari Gambar 5.4 dapat dijelaskan rata-rata pengguna sepeda
motor,mobil,bus,truk dan sepeda tidak mengurangi kecepatannya saat
melintasi Zona Selamat Sekolah.
Dari pengamatan di lapangan, kebanyakan para pengguna jalan tidak
mengurangi kecepatannya saat melintasi Zona Selamat Sekolah. Hal ini bisa
terjadi karena kurangnya pengawasan dan ketegasan dari aparat kepolisian. Faktor
lain yang mempengaruhi karakteristik pengguna jalan adalah saat pagi hari
mayoritas dari pengguna jalan adalah pelajar dan pekerja yang sedang menuju ke
tempat kerjanya. Mereka memburu waktu untuk cepat sampai ke tempat kerjanya
sehingga mereka kurang memperhatikan peraturan yang ada.
2. Analisis data kecepatan sesaat (spot speed)
a. Kecepatan sesaat (spot speed) sepeda motor
Pengambilan sampel dilakukan pada saat masuk sekolah, dan didapat data
kecepatan sesaat sepeda motor dengan kriteria sebagai berikut :
Lokasi = Ruas jalan depan SD 1 Sewon Bantul
Jarak tempuh = 30 m
No. Arah n
∑(Xᵢ - ̅