• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN KEMAMPUAN JUS BUAH TOMAT (Solanum lycopersicum) DALAM MENGHAMBAT PENINGKATAN KADAR MALONDYALDEHIDE PLASMA SETELAH LATIHAN AEROBIK TIPE HIGH IMPACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN KEMAMPUAN JUS BUAH TOMAT (Solanum lycopersicum) DALAM MENGHAMBAT PENINGKATAN KADAR MALONDYALDEHIDE PLASMA SETELAH LATIHAN AEROBIK TIPE HIGH IMPACT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Solanum lycopersicum)

123

KAJIAN KEMAMPUAN JUS BUAH TOMAT (Solanum lycopersicum)

DALAM MENGHAMBAT PENINGKATAN KADAR MALONDYALDEHIDE

PLASMA SETELAH LATIHAN AEROBIK TIPE HIGH IMPACT

Wahyuni

a

, Sri Rahajoe Asj’ari

b

, Ahmad Hamim Sadewa

b a Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan UMS

b Universitas Gajah Mada Yogyakarta

Latihan fisik dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kategori yaitu latihan anaerobik ( ), latihan aerobik ) dan latihan dengan beban tahanan ( program (Doewes, 1993). Latihan aerobik atau senam aerobik dibagi menjadi dan

atau . (Woeryati ., 1996).

Latihan aerobik menyebabkan peningkatan konsumsi oksigen 10 sampai 15 kali saat istirahat (Tessier 1995). Menurut Ji (1999) Ambardini (2005), selama latihan fisik maksimal, konsumsi

oksigen seluruh tubuh meningkat sampai 20 kali dan konsumsi oksigen pada serabut otot diperkirakan meningkat 100 kali lipat. Peningkatan konsumsi oksigen akibat latihan ini akan menimbulkan peningkatan radikal bebas dalam tubuh. Mc Ardle (1994), melaporkan bahwa selama olah raga, sebagian besar oksigen yang dikonsumsi oleh badan bergabung dengan hidrogen membentuk air dan sampai 5% akan membentuk radikal bebas, diantaranya adalah superoksida yang keluar melalui rantai respirasi.

Abstract

Aerobic practice that requires high oxygen comsumption causes the increasing of free radical in body. Free radical excess can make oxidative stress, then turn up to increase the bleeding time and the number of blood cell. Oxydative stress can be solved by using antioxidant. Vitamin C is one of exogen antioxidant which can be gained from supplement and fruits, such as tomato. Tomato is one of vitamin C sources contains antioxidant named lycopene. Lycopene is a potential compound that has antioxidant activity stronger than β-carotene and vitamin E. tomato is a fruits which can be found esily in any season, and at relatively cheap price. The aims of this research were examining the research subject characteristic and the advantages of tomato juice (olanum lycopersicum) by comparing vitamin C combination and bioflavonoid as antioxidant in hampering the increasing MDA after high impact type aerobic practices. The method of this research was experiment of the same subject. The sampling was done in 6 time, before and after first treatment (high impact type aerobic practices), before and after second treatment (tomato juices given in one week and high impact type aerobic practices) and before and after third treatment (combination vitamin C and bioflavonoid given in one week and high impact type aerobic practices). Before blood sampling, the research subjects signed the informed consent. MDA and vitamin C plasma

dose were measured by colorimetry. Statistic method used in this research was Anova test, which was continued by paired t test. The research subject had the same characteristic, because the activities, the life pattern, and the food eaten were the same. On plasma MDA dose, the result was that there was a significant defference between the treated groups (p<0,05). a 100 ml dose of tomato juice had an equal capability to vitamin C combination and bioflavonoid 320 mg in hampering the increasing of plasma MDA after high impact type aerobic practices.

(2)

Radikal bebas merupakan molekul yang sangat reaktif dan bila berlebih akan mengakibatkan stres oksidatif.

Stres oksidatif dalam tubuh mempunyai target kerusakan pada seluruh tipe biomolekul seperti protein, lipid dan DNA. Pada protein, stres oksidatif menyebabkan kerusakan dengan cara terbukanya lipatan polipeptida dalam struktur protein (Dean, , 1997 Asj’ari, 2004). Stres oksidatif dapat disebabkan oleh latihan fisik (Senturk , 2005), yang selanjutnya bisa menimbulkan hemolisis dan mempengaruhi eritrosit (Senturk , 2001), meningkatkan lamanya waktu perdarahan dan produksi prostasiklin dan tromboksan lokal (Carter , 1989), meningkatkan lamanya waktu perdarahan dan jumlah sel darah (Chen

, 1989).

Stres oksidatif dapat terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara produksi r 5 6 (ROS) dengan sistem pertahanan antioksidan (Halliwel, 1998 Sukmawati, 2005). ROS dapat diukur dengan mengukur kadar malondialdehide (MDA) ( Aruoma ., 1999), sistem antioksidan tubuh diukur dengan mengukur kadar enzim antioksidan seperti superoksida dismutase (SOD), katalase, glutation peroksidase (GPx), juga kadar vitamin C dan E dalam tubuh.

Antioksidan vitamin A, C dan E pada latihan fisik yang melelahkan menyebabkan peningkatan jumlah sel darah dan prosentase granulosit 2 jam setelah latihan fisik dan puncaknya pada 4 sampai 12 jam (Senturk

, 2005), bersama vitamin K dapat berpengaruh terhadap produksi trombosit (Bicknell and Prescott, 1953 Anonim, 2007), menghambat ekspresi trombosit dari ligan CD40 (Pignatelli ., 2005), dan memberikan

efek protektif pada kerusakan endotel dan aktifitas trombosit selama infark miokard (Morel , 2003).

Tomat sebagai salah satu sumber vitamin C, juga mengandung zat antioksidan yang disebut likopen. Likopen merupakan senyawa potensial untuk antikanker (Giovannuci, 2007 Anonim, 1999) dan mempunyai aktifitas antioksidan dua kali lebih kuat dari βkaroten dan sepuluh kali lebih kuat dari vitamin E (Didinkaem, 2006). Tomat juga merupakan buah yang tidak mengenal musim, mudah didapat dan harga yang relatif murah.

Suplemen vitamin C diantaranya adalah kombinasi vitamin C dan bioflavonoid, dipasaran diantaranya adalah Ester C®.

Bioflavonoid berfungsi meningkatkan efektivitas kerja vitamin C sehingga dapat mengurangi konversi asam askorbat menjadi dehidroaskorbat (Weller, 2001). Pemberian kombinasi vitamin C dengan bioflavonoid dapat menghalangi dan menghentikan pembentukkan superoksida dan hidrogen peroksida, sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan jaringan akibat oksidan (Wirya, 2002).

Dari segi ekonomi harga kombinasi vitamin C?bioflavonoid relatif lebih mahal apabila dibandingkan dengan buah tomat. Padahal buah tomat selain mengandung vitamin C dan likopen yang mempunyai daya antioksidan tertinggi juga mengandung nutrien penting lainnya.

(3)

Solanum lycopersicum)

125

perlakuan. Pertama?tama subyek diperiksa kadar Malondyaldehide (MDA) sebagai indikator adanya stres oksidatif, kemudian diberikan perlakuan latihan aerobik tipe

, setelah itu juga diperiksa MDA nya lagi. Setelah itu diberikan perlakuan dengan memberi jus buah tomat sebanyak 100 ml kepada subyek penelitian selama satu minggu dan kadar MDA diperiksa kembali. Perlakuan yang terakhir adalah diberikan suplemen makanan berupa kombinasi vitamin C dan bioflavonoid selama satu minggu dan diperiksa kembali kadar MDA nya. Data lain yang diperiksa adalah karakteristik subyek yang meliputi perubahan nadi dan berat badan.

Alat penelitian meliputi alat pengambilan darah subyek, alat untuk menentukan kadar MDA plasma, alat untuk menentukan kadar vitamin C plasma, dan alat pengukur nadi. Bahan yang dibutuhkan adalah darah (8 ml), buah tomat, kombinasi vitamin C (220 mg) dan bioflavonoid (100 mg), reagensia untuk analisa MDA, dan analisa vitamin C.

Pemeriksaan MDA plasma menggunakan metode Kolorimetri menurut Wuryastuti (2000). Pemeriksaan vitamin C dalam plasma metode kolorimetri. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Poltekes Surakarta Jurusan Kebidanan Klaten. Subjek penelitian diambil dari populasi dengan memenuhi kriteria inklusi

Analisa statistik, mula–mula dilakukan analisis univariat yang digunakan untuk menggambarkan distribusi frekuensi karakteristik masing?masing subyek. Analisa selanjutnya adalah dengan uji anova yang ditujukan untuk mengetahu ada perbedaan kadar MDA antara kelompok pemberian

vitamin C dan tomat pada subyek penelitian. Apabila ada perbedaan yang bermakna, maka data selanjutnya diuji dengan uji '

(p<0,05), untuk mengetahui letak perbedaannya.

Berdasarkan hasil pengumpulan data awal, dapat dikemukakan karakteristik subyek penelitian yang meliputi variabel umur, siklus menstruasi, berat badan, tinggi badan, IMT, tekanan darah dan , nadi, frekuensi pernapasan dan suhu badan yang memperlihatkan bahwa peserta dalam keadaan sehat dan memiliki siklus menstruasi rata?rata normal, indeks masa tubuh normal, tekanan darah normal, suhu tubuh, nadi, respirasi dan hitung trombosit normal menunjukkan bahwa semua peserta sehat secara fisiologis.

Tinggi badan dan usia subyek penelitian tidak ada perbedaan yang bermakna karena subyek penelitian semuanya tinggal di asrama, mendapatkan konsumsi makanan yang sama, peraturan jam istirahat yang sama serta kegiatan sehari – hari yang hampir sama maka faktor pengganggu diluar varibel penelitian dapat diperkecil. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peserta mempunyai karakteristik yang sama.

(4)

latihan ke tiga jadi rata rata kehilangan berat badan pada setiap kali latihan sebanyak 1 kg atau sekitar 2% dari berat badan mula?mula. Penurunan berat badan ini kemungkinan bisa disebabkan karena banyaknya cairan yang keluar melalui keringat dan adanya peningkatan metabolisme tubuh selama latihan. Perubahan nadi, menunjukkan perubahan kerja jantung dalam memenuhi kebutuhan Oksigen yang makin meningkat akibat latihan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Guyton (2002), bahwa semakin banyak oksigen yang digunakan untuk proses oksidasi maka semakin banyak pula kebutuhan oksigen, sehingga kerja jantung juga makin cepat. Frekuensi nadi sebelum latihan adalah 93 x/menit dan pada akhir latihan inti meningkat menjadi 167,3 x/menit. Pada semua kegiatan terjadi peningkatan denyut nadi, hal ini menunjukkan bahwa respon terhadap perlakuan yang dialami oleh subyek dapat dianggap sama, dengan demikian diharapkan pengaruh terhadap hasil tidak banyak berbeda.

Data lain yang mendukung penelitian ini adalah data kadar vitamin C plasma yang

diambil untuk memastikan absorbsi vitamin C yang dikonsumsi subyek penelitian. Kadar vitamin C plasma berbeda pada setiap penentuan, pada saat sebelum latihan dan sesudah latihan kadar vitamin C plasmanya tampak berbeda. Setelah diberikan jus buah tomat terjadi peningkatan kadar vitamin C plasma, tetapi setelah latihan aerobik tipe

terjadi penurunan, demikian juga setelah pemberian kombinasi vitamin C dan bioflavonoid 320 mg selama 1 minggu ada kenaikan kadar vitamin C plasma mengalami peningkatan cukup signifikan, namun setelah melakukan latihan aerobik yang kedua terjadi penurunan kadar vitamin C plasma yang cukup signifikan. Melihat data tersebut, dapat disimpulkan bahwa kadar vitamin C plasma berubah?ubah sesuai dengan perlakuan masing?masing. Kadar vitamin C juga selalu mengalami penurunan setelah melakukan latihan. Penurunan ini terjadi untuk mengimbangi peningkatan metabolisme oksidatif dan produksi prooksidan (Yeo and Davidge, 2001).

Tabel 1. Karakteristisk responden

Karakteristik (N = 32) Rerata ± Std. Deviation

Umur (tahun) 19,03 ± 0,69

Siklus Menstruasi (hari) 29,03 ± 2,83

Berat badan (Kg) 49,27 ± 4,68

Tinggi Badan (Cm) 156,19 ± 4,00

Indeks masa Tubuh (Kg /m 2) 20,38 ± 1,64

Tekanan darah Sistol (mm Hg) 110,00 ± 7,18

Tekanan darah Diastol (mm Hg) 79,38 ± 6,69

Denyut Nadi (x/menit) 81,00 ± 4,63

Frekuensi Pernapasan (x/ menit) 21,31 ± 1,87

Suhu Tubuh (o C ) 36,38 ± 0,32

(5)

Solanum lycopersicum)

127

Tabel 2. Rerata Berat Badan dan Nadi

Perubahan BB (Kg)

Perubahan nadi (Kali/Menit) Perlakuan

N = 32

pre post pre Set. Pem

Inti dgn

Latihan I 49,30 48,35 81 93 167,3 135,2 Ssdh jus tomat 100 ml 49,5 48,3 81 95,8 164,3 127 Ssdh komb vit C dan

Bioflavonoid

49,5 48,6 81 95,2 166,1 131,8

Keterangan N = Jumlah sampel pre : sebelum latihan post : sesudah latihan dgn : pendinginan

Tabel 3. Kadar vitamin C plasma (µg/ml) antar kelompok Perlakuan

Kadar vitamin C ( N = 32)

Rerata ± Std. Deviasi

Sebelum perlakuan 0,4184 ± 0,22194

Sesudah perlakuan ke-1 0,1363 ± 0,09022

Sesudah jus buah tomat 1

minggu 0,7450 ± 0,21341

Sesudah perlakuan ke – 3 0,5178 ± 0,23225

Sesudah kombinasi vitamin C

dan bioflavonoid 1 minggu 1,2634 ± 0,32306

Sesudah perlakuan ke – 2 0,8531 ± 0,30161

Rerata kadar MDA plasma sebelum latihan (6,67 ± 1,06 nmol/ml) dibandingkan dengan sesudah latihan (11,68 ± 0,88), dengan nilai p = 0,00 (p<0,05). Hal ini kemungkinan terkait dengan kadar vitamin C sebelum latihan yang rata–rata rendah yaitu 0,41

µg/ml yang berada di bawah rerata kadar normal yang mencapai 1,5 µg/ml.

Hasil uji anova didapatkan p 0,04(<0,05), yang berarti ada perbedaan yang bermakna peningkatan kadar MDA plasma antar kelompok sebelum latihan dan sesudah latihan. Sedangkan pada kelompok setelah pemberian jus buah tomat dan kombinasi vitamin C dan bioflavonoid dibandingkan sebelum latihan ternyata hasilnya

menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antar kelompok yang ditunjukkan dengan nilai p 0,08 (<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa baik jus buah tomat maupun kombinasi vitamin C dan bioflavonoid dapat mencegah kenaikan kadar MDA plasma secara signifikan. Sedangkan bila dibandingkan antara kelompok pemberian kombinasi vitamin C dan bioflavonoid dengan kelompok yang diberi jus buah tomat ternyata menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara keduanya dalam mencegah kenaikan kadar MDA plasma akibat latihan aerobik tipe

(6)

Tabel 4 Rerata MDA plasma (Jmol/ml), anova dan ' antar Kelompok Perlakuan

Kelompok (N=32)

Rerata ± SD P< 0,05 P< 0,05

Sblm Lat 6,67 ± 1,06

Ssdh Lat 11,68 ± 0,88 S

Ssdh tomat + latihan

6,25 ± 1,15 NS

Ssdh Vit C + latihan

6,31 ± 1,20

S

S

Keterangan : N = Jumlah subyek S = signifikan NS = tidak signifikan

Melihat adanya perbedaan yang bermakna dari hasil uji anova, maka uji selanjutnya adalah untuk mengetahui letak perbedaannya, yaitu dengan uji . Analisis ' kadar MDA plasma sebelum dan setelah latihan aerobik I didapatkan hasil yang berbeda secara bermakna dengan nilai p 0,00 (p<0,05). Hal ini menunjukan bahwa kadar MDA plasma dapat naik dengan perlakuan latihan aerobik tipe Setelah pemberian vitamin C dan bioflavonoid serta dilakukan perlakuan latihan aerobik tipe ternyata dapat mencegah kenaikan kadar MDA plasma secara signifikan dengan nilai p 0,035 (p<0,05). Pada pemberian buah tomat 100 gr ternyata juga dapat mencegah kenaikan kadar MDA plasma setelah latihan aerobik tipe secara signifikan p<0,05. Hal ini berkaitan erat dengan kandungan vitamin C yang ada dalam kombinasi vitamin C dan bioflafonoid serta yang ada dalam jus buah tomat. Kombinasi

vitamin C dan bioflavonoid mengandung vitamin C sebanyak 220 mg/kaplet dan jus buah tomat mengandung vitamin C sebanyak 42,4 mg/100 ml.

Uji antara kelompok yang diberikan tomat dan yang diberikan kombinasi vitamin C dan bioflavonoid menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara keduanya dalam mencegah kenaikan kadar MDA plasma akibat latihan aerobik tipe dengan ditunjukkan nilai p 0,08 (>0,05). Hal ini berkaitan dengan kandungan kombinasi vitamin C dan bioflavonoid dan jus buah tomat. Kombinasi vitamin C dan bioflavonoid, mengandung vitamin C dan bioflavonoid yang juga berperan sebagai antioksidan, begitu juga jus buah tomat yang mengandung vitamin C dan likopen sebagai antioksidan.

(7)

Solanum lycopersicum)

129

bahwa olahraga aerobik secara sangat bermakan meningkatkan kadar MDA plasma. Ramel . (2004), juga menyatakan bahwa setelah latihan sub maksimal terjadi peningkatan kadar MDA plasma. Peningkatan MDA plasma juga dipicu oleh rendahnya kadar vitamin C dan tingginya produksi radikal bebas yang disebabkan oleh latihan aerobik tipe , menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan antara radikal bebas dengan pertahanan antioksidan. Ketidakseimbangan antara radikal bebas dengan pertahanan antioksidan yang berada di dalam tubuh merupakan awal terjadinya stres oksidatif (Yoshikawa and Naito, 2002). Kadar antioksidan yang rendah dapat meningkatkan kerusakan seluler oksidatif sehingga meningkatkan produk peroksidasi lipid berupa MDA. Radikal bebas dapat merusak sel dengan cara mengoksidasi rantai

7 8 9 : (PUFA) yang merupakan komponen utama fosfolipid membran seluler maupun subseluler. Vitamin C berperan sebagai antioksidan pemutus rantai radikal yang bersifat lipofilik dan dapat bereaksi dengan radikal peroksida lipid sehingga terjadi penghambatan oksidasi asam lemak tidak jenuh terutama asam arakidonat (Mensink, ., 2002).

Setelah diberikan antioksidan berupa suplemen kombinasi vitamin C dan bioflavonoid serta buah tomat, terjadi penurunan kadar MDA plasma, hal ini sesuai dengan penelitian Vincent (2006), bahwa suplementasi antioksidan menurunkan stres oksidatif yang diinduksi oleh latihan pada wanita muda yang overweight.

Peningkatan MDA sebelum diberikan antioksidan dimungkinkan oleh adanya proses berantai pembentukan radikal bebas yang

berasal dari asam lemak tak jenuh ganda (PUFA/7 9 : ). Pada proses ini terjadi :

(1) Tahap Inisiasi : Radikal bebas mengambil hydrogen dari PUFA membentuk radikal lipid.

LH L•

(2) Tahap propagasi : radikal lipid bereaksi dengan oksigen membentuk radikal lipid peroksil

Malondialdehid dan Peroksidasi lipid yang terdegradasi

Pada proses ini, peran vitamin C adalah pada tahap propagasi, dengan cara mengubah vitamin E teroksidasi menjadi vitamin E tereduksi sehingga radikal lipid (L•) menjadi

(8)

Buah tomat juga berperan sangat komplek, karena mengandung nutrisi penting diantaranya vitamin C, likopen, β?karoten dan lain?lain. Likopen merupakan antioksidan yang berfungsi sebagai prekurson vitamin A dan β?karoten yang bersifat hidrofobik dan mudah melarutkan lemak (Ahuja 2003). Likopen juga merupakan inhibitor kuat terhadap lipid peroksida pada membran liposom yang menghambat akumulasi MDA (Klebanov 1998 Riso 2004). Likopen pada buah tomat berbentuk siklik dan mempunyai 11 ikatan rangkap terkonjugasi. Likopen berperan untuk menyingkirkan singlet Oksigen (O2•) dan menangkap radikal

peroksil. Dengan adanya netralisir oksigen singlet ini maka reaksi berantai dapat dihentikan (Marks 2002).

Menurut Garcia (2001), kenaikan serum likopen dalam tubuh merupakan faktor penentu untuk mengurangi risiko kematian akibat penyakit kanker dan jantung koroner. Aktifitas biologis likopen dalam melindungi sel dari kerusakan oksidatif adalah dengan cara menstimulasi kerja enzim antioksidan primer seperti SOD, GPx dan Katalase.

Kesimpulan penelitian ini adalah Jus buah tomat (" , ) dengan dosis 100 ml mempunyai kemampuan yang sebanding dengan kombinasi vitamin C dan bioflavonoid dengan dosis 320 mg sebagai antioksidan dalam menghambat peningkatan kadar MDA plasma setelah Latihan Aerobik tipe .

(9)

Solanum lycopersicum)

131

Ahuja, K.D.K., El Ashton,M.J., Ball,M.J., 2003. Effect of A High Monounsatturated Tomato?rich Diet on

Serum of Licopene. . ; # 57 ; 832?842

Ambardini, R. L. 2005 . 7 < 7 6 = /-: "+- , 9

: < ! " , Tesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Anonim. 2007. Vitamin C : - / / : .

http:/www.answer.co/topic/vitamin?c. diakses tanggal 10 Januari 2007

Aruoma, O.I. 1999. Free Radicals, Antioxidants and International Nutrition : Review article. : 7 ; # 8(1) : 53 – 63

Asj’ari, S.R. 2004. / 8 7 : = > / : Pidato Pengukuhan

Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Biokimia. Yogyakarta : FK UGM.

Bsoul, S,A and Terezhaimy,GT. 2004. Vitamin C in Health Disease. ; - 7 5(2)May 15. http://www.thejcdp.com.

Carter, J.W., Ready, A.E., Singhroy, S., Duta,E., Gerrard,J.M.1989. The Effect of Exercise on Bleeding Time and Local Production of Prostacyclin and Tromboxane. . : 7 ?% ? @ 4??'%

Chen, H.I, Tang, Y.R., Wu,H.J.,Jen,CJ. 1989. Effect of Acute Exercise on Bleeding time, Bleeding amount and Blood cell counts: a comparative study. < 0 : $? A?? B @?14 C $1

Clarkson, P. M., and Thompson, H. S. 2000. Antioxidants : What Role Do Play in Physical Activity and Health ? : ; # , Vol 72, No. 2, 637S?646s

Didinkaem. 2006. : 7 , http:/www.halalguide.info/content/view/592/71/. Diakses tanggal 5 April 2007 .

Doewes, M. 1993. + 0 . Depdikbud RI. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.

Gandasoebrata, R. 2006. 7 , < . Jakarta : Dian Rakyat.

Garcia, A.F.P., Butz, P., and Tauscher, B. 2001. Effect of High Pressure Processing on Carotenoid Extractability, Antioxidant Activity, Glucose Difusion and Water Binding of Tomato Puree

( 9 " 66(7): 1033?103

Guyton, A.C. and Hall,. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Terjemahan dari textbook Human Physiology and Mechanism of Disease. 7th ed Jakarta : EGC.

Harjanto. 2006. Antioksidan dan Latihan Olah Raga. D:0"! 14 (1): 070 ?077.

Lawson, C and Fitzgerald,GA. 1996. +6 5 " 7 : 5 - < / - <

0 ; 7 . http://www.cat.inist.fr/?aModele=afficheN&cpsidt=3039427

Lazarus,SA.,Garg,ML.,Bowen,K. 2007. Clarified Tomato Juice Inhibits Platelet Agregation. ISHS Acta

Horticulturae 724 : IX ! " 7 .

http://www.actahort.org/members/showpdf?booknrarnr=724_28

Marks, D.B., Marks, D.A., and Smith, C.M., 1996. / : ; : USA: Williams and Wilkins Baltimore.

(10)

sustained generation of circulation microparticles. . Of Thrombosis and Haemostasis vol 1. Iss 1 : 171 – 177 Jan 2003. http://www.blackwell?synergy.com/links/doi/10.1046/j.1538? 7836.2003.00010.x/enchancedabs.

Pignatelli, P., Sanguigni, V., Paola, S.G., Lo Coco, E., Lenti, L., Violi, F., 2005. Vitamin C Inhibits Platelet Expression of CD 40 ligand. 9 0 / A42 $) @ $(()

Ramel, A., Wagner, K. H., and Elmadfa, I., 2004. Plasma Antioxidant and Lipid Oksidation after Submaximal Resistance Exercise in Men. . . Vol. 43 No 1/ February 2004.

Riso, P., Visioli, F., Testolin,G., and Porrini, M. 2004 Licopene and Vitamin C Concentrations Increase in Plasma and Lymphocytes after Tomato Intake. Effect on Celluler antioxidant protection.. ; # . 58, 1350?1358.

Rosati, C., Mourgues, F., Almeida, M. R.J., 2004. Biochemical and Moleculer Characterization of Flavanoid Pathway in Strawberry Fruits. : = ! . C. 55:419?502.

Senturk, U.K., Gunduz, F., Kuru,O., Aktekin,M.R.,Kipman, D., Yesilkaya,A., Bor?Kucukatay,M., and Baskurt,O.K 2001. Exercise Induced Oxidative Stress Effect Erythrocytes in Sedentary Rats but not Exercise?Trained Rats. : 7 Nov; 91(5) : 1999 – 2004.

Senturk,U.K., Gunduz, F., Kuru,O., Kocer, G., Ozkaya,Y.G., Yesilkaya,A., Bor?Kucukatay,M., Uyuklu,M., Yalcin, O., and Baskurt,O.K. 2005. Exercise Induced Oxidative Stress Leads Hemolysis in Sedentary but not Trained Humans. : 7 99(4) : 1434 – 41 Epub.

Smith,J.E. 2003. Effect of Strenuous Exercise on Haemostasis. " / ; 37: 433?435. http://bjsm.bmj.com/cgi/content/full/37/5/433. tanggal 20 Februari 2007.

South,J.2007. 0 5 E ' : 3 : ; - + . http://www.smart?

drug.com/JamesSouth?resveratrol.htm

Sukmawati, D. 2005. Stres Oksidatif, Antioksidan Vitamin dan Kesehatan. / ! . 2 (2)

Wirya, I. 2002. Pemberian Suplemen Kompleks Antioksidan pada Pelari Sprint 200 Meter untuk Menurunkan Kadar Laktat Darah. / . (52) Jan : 6 – 10.

Woeryati,S., Wara, K., dan Noerhadi, M., 1996. - '- , " : < . Yogyakarta FPOK – IKIP

Wuryastuti,H.2000. The Influence of Dietary Proteina and Fats on Plasma Lipid in Sprague?Dawley rats

! # 7 ; 7(2):38.

Yeo, S., and Davidge, S., 2001. Possible Beneficial Effect of Exercise, by Reducing Oxidativestress, on Incidence of Preeclampsia. Mary Ann Liebert, Inc. F 3 G = ' / ? 10(10): 983 ?898

Gambar

Tabel 1.  Karakteristisk responden
Tabel 2.  Rerata Berat Badan dan Nadi
Tabel 4 Rerata MDA plasma  (Jmol/ml), anova�dan���������'���� antar Kelompok Perlakuan

Referensi

Dokumen terkait

panjang udang galah ( Macrobrachium rosenbergii de Man) pada Gambar 1 menunjukan nilai tertinggi pada perlakuan P1 sebesar 3,85 cm diikuti dengan perlakuan P2

Batik Pring Sedapur ini merupakan salah satu kerajinan batik yang cara pembuatannya masih tradisional atau tulis, proses pembuatan batik tulis adalah proses

Dari hasil observasi siklus 2 tentang keterampilan tolak peluru gaya samping terdiri dari enam aspek yang meliputi ; (1) tehnik memegang peluru, (2) Teknik meletakkan peluru pada

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari suplementasi tepung katuk ( Sauropus androgynus ) dengan level pemberian yang berbeda terhadap profil komponen

Hasil penelitian pemetaan bordir pada busana wanita ditinjau dari desain, teknik, dan terapan pada UKM bordir di Sidoarjo dari motif desain dasar bordir yang banyak

Tujuan Penelitian ini adalah untuk: 1) mengetahui bagaimana tingkat kepuasan nasabah terhadap kinerja pelayanan BMT Amanah Ummah Kartasura, dan 2) bagaimana tinjauan etika

Pengujian kemampuan interpolasi sirkular dilakukan dengan menginputkan program NC- Code untuk membentuk suatu pola yang terdiri dari busur-busur lingkaran.Kemudian, NC-Code

The second term was because it allowed a 10Mb/s data rate, it used b baasse eband transmission rather than a modulated high-frequency carrier, and would give reliable data