• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Sistem Pendukung Keputusan Promosi dan Jenjang Karir Karyawan di Inna Simpang Hotel Surabaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Sistem Pendukung Keputusan Promosi dan Jenjang Karir Karyawan di Inna Simpang Hotel Surabaya."

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

PROMOSI DAN JENJANG KARIR KARYAWAN

DI INNA SIMPANG HOTEL SURABAYA

Oleh :

Nama : Rokhma Handayani

Nim : 00.41010.0158

Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA

(2)

Halaman

MOTTO ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

ABSTRAKSI ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia ... 6

2.2 Sistem Pendukung Keputusan ... 9

2.3 Komponen SPK ... 10

2.4 Sistem Informasi ... 13

2.5 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi ... 14

(3)

2.8 Profile Matching ... 23

2.9 Penentuan Ranking Kandidat ... 24

BAB III METODE PENELITIAN... 26

3.1 Analisis Sistem... 26

3.2 Identifikasi Masalah ... 28

3.3 Sistem Flow Terkomputerisasi ... 41

3.4 Data Flow Diagram ... 42

3.5 Entity Relationship Diagram... 47

3.6 Konsep Relasional Database ... 48

3.7 Struktur Database ... 49

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 65

4.1 Konfigurasi Software dan Hardware ... 65

4.2 Evaluasi Sistem Pengolahan dan Penyimpanan Data ... 87

BAB V PENUTUP ... 94

5.1 Kesimpulan ... 94

5.2 Saran ... 95

(4)

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan sebuah perusahaan tak lepas dari peran serta karyawan

sebagai sumber daya manusia yang menjalankan segala macam aktivitas demi

kemajuan tempat kerjanya. Sumber Daya Manusia (SDM) sering dianggap

sebagai asset perusahaan dan keberadaan SDM dianggap sebagai faktor produksi,

oleh sebab itu SDM harus dipelihara dan diseleksi dengan tepat supaya

menunjukkan kinerja yang baik dan optimal.

Seleksi karyawan yang tepat ikut andil di dalamnya karena berpengaruh

pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuannya secara efisien. Hal ini berlaku

bagi karyawan baru maupun yang telah lama bekerja dalam proses pengembangan

karirnya. Pemilihan karyawan sering kali menjadi polemik, karena ada

kemungkinan penilaian subyektif terhadap seseorang sehingga proses tidak

berjalan dengan semestinya dan hasil yang dicapaipun kemungkinan tidak

maksimal. Oleh sebab itu dengan bantuan kecerdasan komputer diharapkan proses

pengangkatan posisi tersebut berjalan fair dan obyektif sehingga tercapai ‘the

right man in the right place’ dengan lebih baik, lebih akurat dan lebih cepat.

Inna Simpang Hotel Surabaya sebagai salah satu hotel berbintang tiga di

Surabaya pun tak lepas dari hal ini dimana selama ini proses penyeleksian hingga

proses pengangkatan posisi masih berlangsung manual. Salah satu contoh yang

akan disorot dalam hal ini adalah cara pemilihan karyawan sesuai dengan kriteria

(5)

2

lowong, diharapkan dengan sistem ini dapat membantu untuk menganalisis para

karyawan yang sesuai dengan kriteria jabatan tersebut, yang disebut Analisa Gap

Kompetensi (Profile Matching). Sistem kompetensi ini merupakan salah satu

pemecahan masalah bagi aset SDM. Sistem kompetensi ini terdapat

pendeskripsian prestasi dan potensi SDM sesuai dengan unit kerjanya. Pencapaian

prestasi karyawan dan potensinya dapat terlihat dengan tugas pekerjaan yang

dimiliki. Kompetensi merupakan kombinasi dari pengetahuan, ketrampilan, sikap,

dan perilaku yang dimiliki karyawan agar dapat melakukan tugas dan peran pada

jabatan yang diduduki secara produktif dan profesional.

Dengan berbagai kondisi SDM tersebut dan dalam rangka mengatasi salah

satu kendala SDM tersebut, diadakan suatu usaha untuk memetakan potensi

karyawan. Hal-hal tersebut: intelegensi, sikap kerja dan perilaku karyawan.

Masalah yang akan dicoba untuk diatasi antara lain:

1. Profil karyawan dan profil jabatan belum terorganisir dalam database yang

mudah aksesnya bila dibutuhkan dalam ‘profile matching’.

2. Sistem ‘profile matching’ dalam pencarian karyawan dan analisis gap

kompetensi masih dilakukan secara campuran, sebagian dalam bentuk

hardcopy dan komputerisasi. Sehingga kedua proses berjalan lambat dan

kurang obyektif.

Hal inilah yang mendukung penulis ingin membuat suatu “Sistem Pendukung

Keputusan Promosi dan Jenjang Karir Karyawan di Inna Simpang Hotel

(6)

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah adalah sebagai berikut: “Bagaimana membuat sistem

pendukung keputusan untuk membantu manajer dalam memperoleh daftar

kandidat dan informasi-informasi yang dapat mendukung keputusannya dalam

mengambil keputusan menyeleksi calon karyawan untuk mengisi kekosongan

jabatan yang tepat secara cepat dan obyektif”

1.3 Pembatasan Masalah

Adapun batasan-batasan masalah untuk sistem pendukung keputusan

yang dibuat adalah sebagai berikut :

1. Dalam sistem kenaikan jabatan ini akan digunakan sistem pendukung

keputusan dalam proses analisis gap kompetensi dan profile matching

2. Profil karyawan dan profil jabatan yang diperhitungkan dalam proses ini

meliputi kriteria kapasitas intelektual, sikap kerja dan perilaku dari

masing-masing karyawan dan jabatan.

3. Sistem kenaikan jabatan ini hanya berlaku pada ruang lingkup intern

perusahaan saja.

4. Variabel kompetensi terdiri dari dua yaitu hard competency berupa aspek

pendidikan) dan soft competency yang berupa aspek psikologi, tetapi yang

digunakan dalam proses profile matching dan carier planning adalah soft

competency saja.

1.4 Tujuan

Tujuan pembuatan sistem ini adalah: “Membuat sistem pendukung

keputusan dengan menggunakan metode profile matching untuk proses kenaikan

(7)

4

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Tugas Akhir ini disusun dalam lima bab. Pada tiap

bab terdiri dari beberapa sub bab. Sebagai gambaran yang jelas dari Tugas Akhir

ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Pada bagian pendahuluan ini membahas gambaran umum mengenai

latar belakang permasalahan, pembatasan masalah, tujuan yang hendak

dicapai.

Bab II Landasan Teori

Pada bagian ini membahas tentang studi literatur yang digunakan untuk

mendukung analisa dan perancangan sistem pendukung keputusan

Bab III Perancangan Sistem

Pada bab ini dibahas tentang permasalahan yang ada pada bentuk

manual dan memberikan gambaran dari sistem yang lama untuk

mendapatkan landasan dari pengembangan software dan

variabel-variabel pendukungnya juga analisa dan perancangannya yang meliputi

system flow, DFD, ERD, desain basis data

Bab IV Implementasi dan Sistem

Bab ini menjelaskan tentang implementasi beserta evaluasi dari sistem

pendukung keputusan yang telah dibuat, di mana didalamnya terdapat

(8)

Bab V Penutup

Pada bab yang terakhir ini merupakan kesimpulan dari semua penjelasan

yang telah dikemukakan. Pada akhirnya didapatkan saran-saran yang bisa

(9)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia

Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) menurut

Simamora (1997:3) adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian

balas jasa, dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok pekerja.

MSDM menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan

karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karir, evaluasi kinerja,

kompensasi karyawan, dan hubungan perburuhan yang mulus. MSDM juga

merupakan aktifitas-aktifitas atau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan agar SDM

di dalam organisasi dapat digunakan secara efektif supayai mencapai tujuan.

Dan menurut Dessler (2003), untuk memahami pengertian MSDM,

pertama kali harus mengetahui hal-hal yang dikerjakan oleh para manajer. Pada

umumnya para ahli sepakat bahwa terdapat lima fungsi dasar yang dilaksanakan

para manajer yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pengisian staf, pengarahan

dan pengawasan. Keseluruhan fungsi tesebut sering dirujuk sebagai proses

manajemen.

Fungsi MSDM atau fungsi “staffing” merujuk pada konsep-konsep dan

teknik-teknik yang diperlukan untuk melaksanakan tugas manajemen dalam

aspek “manusia” atau karyawan yang mencakup:

a. Analisis pekerjaan (menetapkan hakikat pekerjaan karyawan)

b. Perencanaan kebutuhan tenaga kerja dan pendaftaran calon karyawan

(10)

d. Orientasi dan pelatihan karyawan baru

e. Manajemen upah dan gaji

f. Penyedian insentif dan kesejahteraan

g. Penilaian prestasi kerja

h. Komunikasi tatap muka

i. Pengembangan manajer

2.1.1 Manajemen Personalia

Manajemen personalia adalah manajemen yang mengkhususkan diri

dalam bidang personalia. Di mana Flippo (1980:5) menerangkan bahwa

manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian

kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan SDM agar tercapai

berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat.

Tugas-tugas manajemen personalia antara lain: menetapkan analisis

jabatan, merekrut karyawan, melatih, menempatkannya, memberikan kompensasi

yang adil dan merata, memotivasi karyawan dan sebagainya. Hal ini semua

bertujuan agar perusahaan tersebut dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi

dalam rangka pencapaian yang telah ditentukan.

Sebagaimana telah dikemukakan diatas bahwa bidang dalam manejemen

personalia diatas adalah sangat luas antara lain penyeleksian karyawan maka

perusahaan harus dapat melaksanakan penyeleksian secara baik sesuai ungkapan

(11)

8

2.1.2 Seleksi

Seleksi adalah proses sebuah perusahaan memilih dari sekelompok

pelamar, orang atau orang-orang yang paling mempengaruhi kriteria seleksi

untuk posisi yang tersedia berdasarkan kondisi yang ada pada saaat ini. Seleksi

haruslah meningkatkan proporsi karyawan yang sukses yang terpilih dari

sekelompok pelamar pada biaya yang serendah mungkin. Proses seleksi dimulai

ketika pelamar melamar pekerjaan di perusahaan, dan berakhir pada saat diambil

keputusan pengangkatan.

Menurut Simamora (1997:255) seleksi SDM penting karena tiga hal yaitu:

a. Kinerja para manajer akan senantiasa tergantung sebagian pada kinerja

bawahan-bawahannya.

b. Penyaringan yang efektif adalah penting karena ada biaya-biaya merekrut

saat mengangkat karyawan-karyawan.

c. Seleksi yang baik itu penting karena implikasi-implikasi legal dari

pelaksanaannya secara serampangan.

Proses seleksi sendiri tergantung pada tiga masukan penting seperti pada

gambar berikut ini:

Analisis Jabatan

Rencana-rencana sdm

rekrutmen

- Ketentuan organisasional - Pertumbuhan pasar tenaga kerja - Hukum ketenagaan kerja yang seimbang - Aturan-aturan layanan kewarganegaraan - Batasan-batasn legal lainnya

- Credential Distortion

(12)

Informasi analisis jabatan memberikan deskripsi jabatan, spesifikasi jabatan dan

standar-standar prestasi yang disyaratkan setiap jabatan.

Rencana-rencana sumber daya manusia memberitahukan kepada manajer

personalia bahwa ada lowongan pekerjaan. Akhirnya, rekrutmen perlu agar

manajer personalia mendapatkan sekelompok kandidat yang akan dipilih. Ketiga

masukan ini yang sangat menentukan efektifitas proses seleksi.

Disamping itu, manajer personalia harus menghadapi

tantangan-tantangan dalam pencapaian tujuan proses seleksi.

2.2 Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan (SPK) ini tidak dimaksudkan untuk

menggantikan manajer namun manajer dan komputer bekerja sama sebagai tim

pemecahan masalah dalam memecahkan masalah yang berada di area semi

terstruktur yang luas. Sistem ini dimaksudkan harus:

a. Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi

terstruktur.

b. Mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya.

c. Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajer daripada

efisiensinya.

Tujuan-tujuan ini berhubungan dengan tiga prinsip dasar dari konsep

sistem pendukung keputusan yaitu struktur masalah, dukungan keputusan dan

(13)

10

2.3 Komponen SPK

SPK terdiri dari 3 komponen dasar atau subsistem, yaitu Subsistem

Manajemen Basis Data, Subsistem Manajemen Basis Model, Subsistem Perangkat

Lunak Penyelenggara Dialog .

Keterkaitan dari ketiga subsistem dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.2 Komponen Sistem Pendukung Keputusan

a. Subsistem Manajemen Basis Data

Merupakan bagian-bagian yang menyediakan data yang dibutuhkan oleh

sistem. Data ini diorganisasikan dalam suatu data base yang disebut dengan

Subsistem Manajemen Basis Data.(DBMS) Ada beberapa perbedaan data base

untuk SPK dan non-SPK. Pertama, sumber data untuk SPK lebih kaya dari pada

non-SPK dimana data harus berasal dari luar dan dari dalam karena proses

pengambilan keputusan, terutama dalam level manajemen puncak, sangat

bergantung pada sumber data dari luar, misalnya data ekonomi. Perbedaan lain

adalah proses pengambilan dan ekstraksi data dari sumber data yang sangat besar.

SPK membutuhkan proses ekstraksi dan DBMS yang dalam pengelolaannya harus

Basis Data Basis Model

Manajemen Basis Data

Manajemen Basis Model Menajemen Penyelenggara

Dialog

Piranti Lunak

Lingkungan Tugas

(14)

cukup fleksibel untuk memungkinkan penambahan dan pengurangan secara cepat.

Kemampuan yang dibutuhkan manajemen data base sebagai berikut:

Kemampuan untuk mengkombinasikan berbagai variasi data melalui

pengambilan dan ekstraksi data.

1. Kemampuan untuk menambahkan sumber data secara cepat dan mudah.

2. Kemampuan untuk menggambarkan struktur data logikal sesuai dengan

pengertian pemakai sehingga pemakai mengetahui apa yang tersedia dan dapat

menentukan kebutuhan penambahan dan pengurangan.

3. Kemampuan untuk menangani data secara personil sehingga pemakai dapat

mencoba berbagai alternatif pertimbangan personil.

4. Kemampuan untuk mengelola berbagai variasi data.

Gambar 2.3 Subsistem Manajemen Basis Data

b. Subsistem Manajemen Basis Model

Salah satu keunggulan dari SPK adalah kemampuan untuk

mengintregasikan akses data dan model-model keputusan. Hal ini dapat dilakukan

dengan menambahkan model-model keputusan kedalam sistem informasi yang

Sumber Data

Fungsi Manajemen Basis Data:  Menggambarkan struktur data  Update

(15)

12

model-model. Salah satu persoalan yang berkaitan dengan model adalah bahwa

penyusunan model seringkali terikat pada struktur model yang mengasumsikan

adanya masukan yang benar dan cara keluaran yang tepat. Sementara, model

cenderung tidak mencukupi adanya kesulitan dalam mengembangkan model yang

terintegrasi untuk menangani sekumpulan keputusan yang saling bergantungan.

Cara untuk menangani persoalan ini dengan menggunakan koleksi berbagai model

yang terpisah, dimana setiap model digunakan untuk menangani bagian yang

berbeda dari masalah yang sedang dihadapi.

Kemampuan yang dimiliki subsistem basis model adalah:

1. Kemampuan untuk menciptakan model baru secara cepat dan mudah

2. Kemampuan untuk mengakses dan mengintegrasikan model-model keputusan.

3. Kemampuan untuk mengelola basis model dengan fungsi manajemen yang

analog dan manajemen data base (seperti mekanisme untuk menyimpan,

membuat analog, menghubungkan, dan mengakses model).

Gambar 2.4 Subsistem Manajemen Basis Model

Basis Data SPK

Fungsi Manajemen Basis Model:  Menciptakan model  Memelihara - Update  Manipulasi - User Manajemen

Basis Data

(16)

c. Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog

Adalah fleksibilitas dan kekuatan karakteristik SPK yang timbul dari

kemampuan interaksi antara sistem dan pemakai. Komponen-komponen dari

sistem dialog adalah pemakai, terminal, dan sistem perangkat lunak.

Gambar 2.5 Subsistem Penyelenggaraan Dialog

d. Subsistem Knowledge Management

Subsistem Knowledge Management merupakan subsistem opsional yang

dapat mendukung subsistem lain atau berfungsi secara mandiri. Sistem ini

tersusun oleh satu atau lebih expert system. Untuk mendukung subsistem ini

diperlukan software yang terintegrasi dengan expert sistem.

2.4 Sistem Informasi

Informasi adalah merupakan data yang telah diolah menjadi sebuah

bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil suatu

keputusan. Informasi dapat diperoleh dari sistem informasi atau disebut juga

dengan processing system atau information processing system atau

information-SISTEM

PENDUKUNG KEPUTUSAN

PEMAKAI

(17)

14

informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan

kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial

dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu

dengan laporan-laporan yang diperlukan.

2.5 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi

Sistem informasi yang dimaksud disini adalah sistem informasi berbasis

komputer yaitu sebuah sistem manusia atau mesin yang terpadu (integrated) dan

saling menyediakan informasi, guna menunjang operasi-operasi manajemen,

analisis dan fungsi-fungsi pengambilan keputusan didalam sebuah organisasi.

Didalam melakukan perancangan sistem informasi diperlukan

analisis-analisis permasalahan yang matang sehingga dapat memberikan hasil yang

optimal.Konsep dasar analisis dan perancangan sistem informasi :

2.5.1 Konsep dasar analisis sistem

Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh

ke dalam bagian sub sistem dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan

mengevaluasi permasalahan, kesempatan, dan hambatan yang terjadi serta

kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya. Adapun

langkah-langkah untuk menganalisis sebuah sistem adalah :

a. Mengidentifikasi masalah.

b. Memahami kerja sistem yang ada.

c. Menganalisis sistem

(18)

2.5.2 Konsep dasar perancangan sistem

A. Pengertian perancangan sistem

Perancangan sistem adalah proses menyusun atau mengembangkan

sistem informasi yang baru. Dalam tahap ini harus dapat dipastikan bahwa semua

persyaratan untuk menghasilkan sistem informasi dapat dipenuhi. Hasil sistem

yang dirancang harus sesuai dengan kebutuhan pemakai untuk mendapatkan

informasi. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa sistem yang disusun

harus dapat dikembangkan lagi.

B. Sistem Flow

Sistem flow adalah suatu bagan yang menunjukkan arus pekerjaan atau

arus data dan / atau operasi secara menyeluruh dari suatu sistem yang menjelaskan

urutan procedure-procedure yang terdapat didalam sistem.

Manfaat sistem flow ini adalah mampu memvisualisasi arus data dan

hubungan yang rumit secara jelas. Dalam membuatnya sebaiknya ditentukan pula

fungsi-fungsi yang melaksanakan atau bertanggung jawab terhadap sub-sub

(19)

16

Tabel 2.1 Simbol-simbol sistem flow

No. Nama Gambar

1 Pemrosesan dengan komputer

Decission / Pengambilan Keputusan 3

2 Pemrosesan dengan mesin selain komputer

8

Display / tampilan hasil pemrosesan

Penyambung antara 2 ujung bagaan arus pada halaman yang sama

Penyambung antara 2 halaman bagan arus

Arsip

Data yang disimpan pada disket Database

(20)

Tabel 2.1 Simbol-simbol sistem flow (lanjutan)

C. Bagan berjenjang

Untuk memudahkan dalam merancang suatu sistem dibutuhkan suatu

bagan berjenjang yang menggambarkan semua proses yang ada dalam sebuah

sistem. Lebih tepatnya bagan berjenjang mempermudah penggambaran data flow

diagram ke level-level yang lebih bawah lagi. Penulis merancang bagan

berjenjang setelah melakukan pengidentifikasian masalah yang dianalisis terlebih

dahulu.

D. Data Flow Diagram

Data flow diagram (DFD) adalah suatu bagan yang memiliki arus data

dalam suatu sistem dengan terstruktur dan jelas untuk menggambarkan suatu

sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika

tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau

lingkungan fisik dimana data tersebut disimpan. DFD merupakan metode

pengembangan sistem yang terstruktur (Structur Analys and Design). Penggunaan

notasi dalam data flow diagram ini sangat membantu sekali untuk memahami

Input Data Manual

Punch Card

Data yang disimpan pada media berakses langsung

Multi Dokumen 18

19

Catatan / Arsip Induk 15

16

(21)

18

notasi ini sangat membantu dalam berkomunikasi dengan pemakai sistem untuk

memahami sistem secara logika. Ada 4 simbol yang digunakan dalam DFD, yaitu:

Tabel 2.2 Simbol-simbol DFD

No Nama Gambar

1 External Entity

2 Process

3 Data Flows

4 Data Store

1. External Entity

Simbol ini merupakan sesuatu / elemen-elemen lingkungan yang berada

diluar sistem Elemen-elemen ini menyediakan bagi sistem input data dan

menerima output data sistem.

2. Process

Data simbol tersebut akan dituliskan proses yang dikerjakan oleh simbol

yaitu transformasi aliran data yang masuk menjadi aliran data yang keluar. Satu

proses memiliki satu atau lebih input data yang menghasilkan satu atau lebih

output data.

3. Data Flows

Terdiri dari sekelompok elemen data yang berhubungan secara logis yang

(22)

diwakili oleh arus data dapat bervariasi dari satu elemen data tunggal hingga satu

atau beberapa file.

Arus data terdiri dari satu atau beberapa struktur. Struktur data adalah

sekelompok elemen data yang menggambarkan suatu halaman atau transaksi

tertentu. Sruktur paling mudah digambarkan sebagai pengaturan elemen-elemen

data yang membentuk suatu catatan (record), atau sekelompok elemen-elemen

yang berhubungan yang terletak pada sebuah dokumen.

4. Data Store

Data store adalah tempat penyimpanan data. Jika perlu dipertahankan

karena suatu sebab, maka digunakan penyimpanan data. Dalam istilah DFD,

penyimpanan data adalah suatu penampungan data. Dalam implementasinya, data

store hanya dapat berhubungan dengan proses yang dihubungkan oleh arus data

dan tidak dapat berhubungan langsung dengan entity.

E. Entity Relationship Diagram

Entity relationship diagram (ERD) adalah suatu alat untuk

mempresentasikan model data yang ada pada sistem di mana terdapat entiti dan

relationship. Entiti merupakan sesuatu yang ada dan terdefinisi di dalam suatu

organisasi, dapat abstrak atau nyata, misalkan dapat berupa orang, objek dan

waktu kejadian. Juga perlu diketahui bahwa setiap entiti biasanya terdapat atribut

yang merupakan ciri-ciri atau karakteristik entiti tersebut. Sedangkan relational

adalah hubungan antar entiti, fungsinya hubungan yang mewujudkan pemetaan

(23)

20

1. 1 – 1 (one to one)

Hal ini dimaksudkan bahwa antara dua entiti (file) yang bersangkutan

saling berhubungan satu – satu dengan suatu definisi bentuk relationship tertentu.

2. 1 – n (one to many)

Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah satu – banyak

dengan suatu definisi bentuk relationship tertentu.

3. n – 1 (many to one)

Maksudnya bahwa antar dua entiti saling berhubungan banyak – satu

dengan suatu definisi bentuk relationship tertentu.

4. n – m (many to many)

Hubungan antara dua entiti adalah banyak – banyak dengan suatu

definisi bentuk relationship tertentu yang dapat dijadikan hubungan 1 – n dan m

– 1 dengan menambahkan satu buah entiti (file) diantaranya.

F. Relational Database Manajemen System

Dalam dunia komputer, informasi atau data yang berjumlah besar dan

saling berhubungan disimpan dalam bentuk Relational Database Manajemen

System (RDMS). Manajemen datanya dilakukan dengan tujuan kemudahan dan

efisiensi dalam hal pemanfaatan kembali data dari media penyimpannannya.

Sekumpulan data yang saling berhubungan beserta aplikasi program yang

(24)

G. Desain sistem input secara umum

Yang perlu didesain secara rinci untuk input adalah bentuk dari dokumen

dasar yang digunakan untuk menangkap data, kode-kode input yang digunakan

dan bentuk dari tampilan input di alat input. Untuk tahap ini yang perlu dilakukan

oleh analis adalah mengidentifikasi terlebih dahulu input-input yang akan didesain

secara rinci tersebut.

H. Desain sistem output secara umum

Output yang dimaksud dari tahap ini adalah output yang berupa tampilan

di media keras atau di layar monitor. Yang perlu dilakukan oleh analis pada tahap

ini adalah menentukan kebutuhan output dari sistem baru kemudian menentukan

parameter dari output tersebut. Paramater output yang dimaksud dapat berupa

tipenya, format, media yang digunakan, alat output yang digunakan, distribusinya

dan periode output.

2.6 Basis Data

Basis data adalah suatu kumpulan data terhubung yang disimpan secara

bersama-sama pada suatu media dengan cara-cara tertentu sehingga mudah untuk

digunakan oleh satu atau lebih program aplikasi secara optimal; data simpanan

tanpa mengalami ketergantungan pada program yang akan digunakannya; data

disimpan sedemikian rupa sehingga penambahan, pengambilan dan modifikasi

data dapat dilakukan dengan mudah dan terkontrol.

Data pada basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa, sehingga

(25)

22

berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses dan

dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan

DBMS. Contoh dari perangkat lunak yang bisa digunakan untuk mengakses dan

memanipulasi basis data adalah Oracle dan Ms.Access.

2.7 Kompetensi

Kompetensi atau kemampuan didefinisikan sebagai suatu sifat dasar

seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan suatu pekerjaan

secara efektif atau sangat berhasil (Mitrani,1992:21). Ketidaksamaan dalam

kompetensi-kompetensi inilah yang membedakan seorang pelaku unggul daripada

pelaku yang berprestasi rata-rata.

Untuk mencapai kinerja sekedar rata-rata atau cukup, diperlukan

threshold competencies atau kompetensi esensial. Kompetensi batas dan

kompetensi istimewa untuk suatu pekerjaan tertentu merupakan pola atau

pedoman dalam pemilihan karyawan, perencanaan pengalihan tugas, penilaian

kerja, dan pengembangan.

Kompetensi dapat berupa tujuan, perangai, konsep diri, sikap atau nilai,

penguasaan masalah, atau keterampilan kognitif maupun keterampilan perilaku-

setiap sifat perorangan yang dapat diukur atau dihitung dengan jelas dan dapat

ditunjukkan untuk membedakan secara gamblang seorang pelaku lebih unggul

dari seseorang pelaku yang berprestasi rata-rata, atau seseorang pelaku efektif dari

seorang pelaku yang tidak efektif. Sifat-sifat tersebut diatas dapat didefinisikan

(26)

a. Motif, yaitu kebutuhan atau pola dasar yang mendorong, mengarahkan dan

menentukan perilaku seseorang.

b. Perangai, yaitu kecenderungan umum untuk bersikap atau menanggapi

dengan suatu cara tertentu.

c. Konsep diri, yaitu sikap atau nilai yang diukur dengan tes responden untuk

mengetahui apa yang yang dinilai baik oleh seseorang

d. Penguasaan masalah, mengenai fakta atau prosedur, apakah teknis

(bagaimana memperbaiki komputer yang rusak) atau antar pribadi

(teknik-teknik umpan balik yang efektif)

e. Keterampilan kognitif atau keterampilan perilaku, baik yang tersembunyi

(misalnya penalaran deduktif atau penalaran induktif) maupun yang dapat

diamati (misalnya kemampuan mendengarkan secara aktif)

2.8 Profile Matching

Merupakan suatu proses yang sangat penting dalam manajemen sumber

daya manusia dimana kompetensi yang diperlukan oleh suatu jabatan harus dapat

dipenuhi oleh pemegang/calon pemegang jabatan. Dalam proses profile matching

pada dasarnya membandingkan antara kompetensi individu dan kompetensi

jabatan sehingga dapat diketahui perbedaan kompetensinya (gap), semakin kecil

gap yang dihasilkan semakin besar pula bobot nilainya (peluangnya lebih besar).

Adapun istilah lain yaitu software profile matching adalah alat bantu

untuk mempercepat proses matching antara profil jabatan (soft kompetensi

jabatan) dengan soft kompetensi karyawan sehingga dapat diperoleh informasi

(27)

24

pemegang jabatan maupun dalam pemilihan kandidat yang paling sesuai untuk

suatu jabatan (ranking kandidat).

Profile matching menganggap bahwa terdapat tingkat predictor

variables yang ideal yang harus dimiliki seseorang, bukannya tingkat minimal

yang harus dipenuhi atau dilewati. Dalam, pencocokan profil,

kelompok-kelompok karyawan yang baik maupun buruk diidentifikasi. Individu-individu

dalam kelompok-kelompok ini diukur atas beberapa variabel-variabel prediktor.

Jika pelaksana-pelaksana yang baik memperoleh skor yang berbeda dari

pelaksana-pelaksana yang buruk atas sebuah karakteristik, maka variabel tersebut

berfaedah dalam memilih pelaksana-pelaksana yang baik. Begitu beberapa

variabel yang membedakan antara pelaksana-pelaksana yang baik dan buruk telah

diidentifikasi, profil ideal dari karyawan yang berhasil dapat dibuat.

Seorang karyawan yang ideal mungkin mempunyai kecerdasan rata-rata,

keahlian-keahlian sosial yang baik, mempunyai kebutuhan yang rendah untuk

mendominasi orang lain, dan tingkat kemampuan perencanaan yang tinggi.

Dengan profile matching, orang-orang yang diangkat adalah mereka yang paling

mendekati profil ideal karyawan yang berhasil.

2.9 Penentuan Ranking Kandidat

Dalam penentuan peringkat kandidat yang diperlukan untuk suatu jabatan,

seperti telah dijelaskan secara detail pada bab sebelumnya, bahwa terdapat 3

(28)

1. Aspek Kapasitas Intelektual

Pada aspek ini, proses perhitungannya dilakukan dengan memilah ke dalam

dua kelompok yaitu:

a. Core Factor

Core factor merupakan aspek(kompetensi) yang paling menonjol/ paling

dibutuhkan oleh suatu jabatan yang diperkirakan dapat menghasilkan

kinerja optimal..

b. Secondary Factor

Merupakan nilai kompetensi yang menjadi secondary factor yaitu item

dari aspek selain core factor untuk menentukan peringkat kandidat pada

jabatan yang sama maka setiap gabungan diberi bobot nilai.

2. Aspek Sikap Kerja

Secara umum proses perhitungan pada aspek ini mempunyai kesamaan

dengan aspek kapasitas intelektual. Jadi proses tersebut dibedakan menjadi

dua kelompok yaitu core factor dan secondary factor. Penentuan peringkat

juga sama dengan kapasitas intelektual.

3. Aspek Perilaku

Pada aspek ini proses juga dibedakan menjadi dua, hanya saja untuk

penentuan peringkat ini aspek ini mempunyai table khusus yang berisi

pasangan profil individu dan profil jabatan yang kemudian mempunyai

(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Analisis Sistem

Metode penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan tugas akhir ini

antara lain antara lain:

1. Analisis kebutuhan dan rancangan penelitian

Didapatkan dengan melakukan wanwancara dan survey kebutuhan sistem

dan pengambilan data-data di perusahaan. Analisis kebutuhan dan tahap

rancangan penelitian dilakukan dengan melaksanakan tahap-tahap sebagai

berikut:

a. Inisialisasi kebutuhan (perangkat lunak dan perangkat keras)

b. Analisis spesifikasi kebutuhan

2. Analisis, Perancangan program dan desain interface

Dalam melakukan perancangan sistem menggunakan software Power

Designer yang telah memiliki kemampuan check model. Dan unutk desain

interface menggunakan Visual Basic 6 yang memiliki kemampuan

pembangunan perangkat lunak sesuai dengan kebutuhan sistem ini.

Berikut adalah arus data manual penempatan karyawan yang berlaku saat

(30)

Gambar 3.1 Sistem flow lama promosi/ penempatan karyawan

Promosi yang berlaku sekarang yaitu dengan penelusuran data-data

karyawan saat ini yang memenuhi syarat yang masih dalam bentuk

hardcopy yaitu dari pihak intern seperti data karyawan, data profil

karyawan, dan data penilaian kinerja dan data dari pihak ekstern yaitu data

hasil tes psikologi. Yang terjadi pada saat ini pihak SDM hotel condong

pada hasil tes psikologi sebagai tolok ukur dalam memutuskan kandidat

yang terpilih.

3. Implementasi

Beberapa perangkat lunak yang dibutuhkan dalam penyelesaian tugas akhir

ini adalah:

a. Pembuatan DFD dan ERD menggunakan Power Designer

b. Pembuatan sistem flow menggunakan Visio 2000

c. Pembuatan program maintenance data menggunakan Microsoft Visual

basic 6.0

d. Pembuatan database menggunakan Microsoft Access

Data pegawai Data Pendidikan Data Evaluasikaryawan

(31)

28

4. Evaluasi

Sistem yang sudah jadi penggunaannya kemudian akan dievaluasi baik segi

user interface, validation test, dan even handler. Evaluasi atau analisis hasil

uji coba ini diharapkan sesuai dengan hasil yang diinginkan.

5. Revisi dan Reimplementasi

Revisi akan dilakukan sesuai dengan hasil uji coba, terutama mengenai user

friendly, kemudahan penggunaan program, efektifitas dan efisiensi

pembelajaran serta tepat tidaknya tujuan yang dicapai oleh perangkat lunak

ini.

3.2 Identifikasi Permasalahan

Pada sistem yang akan dibuat diperlukan sekumpulan data penilain yang

akan digunakan sebagai faktor penunjang sistem. Adapun data-data tersebut yang

didasarkan pada survey dan wawancara diantaranya adalah:

a. Tabel Karyawan

b. Tabel Departemen

c. Tabel Jabatan

d. Tabel Penilaian

e. Tabel Profil Jabatan

f. Tabel Profil Karyawan

g. Tabel Setting Profil

h. Tabel Bobot Nilai

(32)

3.2.1 Pemetaan GAP Kompetensi

Proses pemetaan gap kompetensi pada dasarnya mempunyai satu rumus

umum yang berlaku untuk menghitung bobot dari masing-masing aspek yaitu:

Yang dimaksud dengan gap di sini adalah beda antara profil jabatan dengan profil

karyawan. Sedangkan pengumpulan gap-gap yang terjadi itu sendiri pada tiap

aspeknya mempunyai perhitungan yang berbeda:

Aspek Kapasitas Intelektual

Nilai semua aspek mengacu pada pedoman yang ada pada pihak

hotel,dengan range nilai berkisar dari 1-6 (kurang sekali hingga baik sekali).

Setelah didapat nilai-nilai aspek tersebut dilakukan proses perhitungan gap antara

profil karyawan dan profil jabatan dimana aspek kapasitas intelektual

(disimbolkan I) dengan ini berjumlah 10 sub aspek, kemudian gap-gap tersebut

dikumpulkan menjadi 2 tabel yang terdiri dari : field’(-)’ untuk menempatkan

jumlah dari nilai gap yang bernilai negatif, dan field’(+) untuk nilai gap yang

bernilai positif.

Tabel 3.1 Pedoman Nilai GAP Aspek Kapasitas Intelektual

No Kriteria Niilai

1 COMMON-SENSE

a. Mempunyai wawasan yang menonjol, yang banyak membantu dalam

menguasai pekerjaan

b. Mempunyai wawasan yang cukup luas, yang dapat menunjang pekerjaan

c. Mempunyai minat untuk mengamati lingkungannya

d. Mempunyai minat yang terbatas atas lingkungannya

e. Kurang mempunyai minat untuk mengamati lingkungan, sehingga

pengetahuannya kurang berkembang

f. Tidak mempunyai minat untuk mengamati lingkungan, sehingga

6

(33)

30

Tabel 3.1 Pedoman Nilai GAP Aspek Kapasitas Intelektual (lanjutan)

No Kriteria Nilai

pengetahuannya tidak berkembang 1

2 VERBALISASI IDE

a. Mampu memahami persoalan verbal yang kompleks, serta merumuskan ide

secara utuh dan sistematis

b. Mampu memahami persoalan verbal, serta memberikan tanggapan yang runtut

c. Mampu memahami hal-hal yang bersifat verbal, lisan maupun tulisan

d. Mampu memahami hal-hal yang bersifat verbal, tetapi terhambat dalam

mengungkapkan suatu ide

e. Masih mampu memahami hal-hal verbal yang sederhana, namun sulit untuk

mengungkapkan ide

f. Kurang dramatis untuk mengungkapkan ide

6

3 SISTEM BERPIKIR

a. Mampu mengerjakan tugas-tugas perhitungan dengan sangat sistematis dan

teliti

b. Mampu mengerjakan tugas-tugas perhitungan dengan hati-hati

c. Mampu bekerja sistimatis dan mengolah data-data yang memerlukan

perhitungan sederhana

d. Mampu mengerjakan tugas perhitungan namun kurang sistematis

e. Mampu mengerjakan tugas perhitungan, namun seringkali melakukan

kesalahan

f. Sulit bekerja dengan sistematis, serta seringkali ceroboh dan banyak

melakukan kekeliruan

a. Cakap dalam merespon permasalahan teknis, serta mampu merumuskan suatu

solusi yang bersifat sistemik

b. Mampu memahami dan memecahkan permasalahan yang bersifat praktis atau

teknis

c. Mampu memahami permasalahan yang bersifat praktis maupun teknis

d. Mampu memahami permasalahan yang bersifat operasional

e. Mampu memahami permasalahan operasional yang sederhana, namun

memerlukan banyak bimbingan teknis

f. Kurang mampu memahami permasalahan operasional walaupun yang

sederhana

5 KONSENTRASI

(34)

Tabel 3.1 Pedoman Nilai GAP Aspek Kapasitas Intelektual (lanjutan)

No Kriteria Nilai

c. Mampu memahami permasalahan sehari-hari

d. Mampu memahami permasalahan yang sederhana

e. Kurang mampu memahami permasalahan yang sederhana

f. Sulit memahami permasalahan yang sederhana sekalipun

4

3

2

1

6 LOGIKA PSIKIS

a. Mampu mengoptimalkan informasi yang terbatas untuk menghasilkan suatu

kesimpulan yang tepat

b. Mampu menggunakan informasi yang kompleks dalam suatu kerangka berpikir

yang sistematis

c. Mampu menggunakan informasi dalam suatu proses berpikir yang runtut

d. Mampu menggunakan informasi tertentu secara sistematis

e. Sulit dalam mengolah informasi tertentu secara sistematis, tetapi masih mampu

mengambil kesimpulan yang masuk akal

f. Seringkali menarik kesimpulan yang kurang sesuai dengan informasi yang

tersedia

7 FLESIBILITAS BERPIKIR

a. Mampu segera memberikan tanggapan yang tepat, meskipun dihadapkan pada

tuntutan kerja yang dinamis

b. Mampu memahami permasalahan, serta memberikan tanggapan yang sesuai

dengan permasalahan

c. Mampu memahami permasalahan dari beberapa sudut pandang yang berbeda

d. Mampu memahami permasalahan dari sudut pandang tertentu saja

e. Terpakaau pada suatu sudut pandang, miskipun kurang sesuai dengan

permaslahan yang sedang dihadapi

f. Kurang segera tanggap akan permasalahan yang sedang dihadapi

6

8 IMAJINASI KREATIF

a. Mampu mengingat banyak hal yang membuat tugas dapat diselesaikan cepat

b. Mampu mengoptimalkan daya ingatannya, hingga dapat mengingat hal-hal

yang menunjang pekerjaan

c. Mampu mengingat hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan

d. mampu mengingat sebagian saja dari hal-hal yang bersifat penting, sehingga

memerlukan bantuan baik berupa alat maupun informasi dari orang lain

e. Sering melupakan hal-hal yang bersifat penting, sehingga sedikit terhambat

dalam penyelesaian tugas

f. Kurang mampu mengingat hal-hal yang bersifat penting, sehingga

menghambat penyelesaian tugas

(35)

32

Tabel 3.1 Pedoman Nilai GAP Aspek Kapasitas Intelektual (lanjutan)

No Kriteria Nilai

9 ANTISIPASI

a. Mampu merumuskan dugaan, dengan informasi yang relative terbatas

b. Mampu merumuskan dugaan yang tepat berdasarkan berbagai informasi yang

telah tersedia

c. Mampu menghubung-hubungkan berbagai informasi yang menunjang

perumusan dugaan atas permasalahan

d. Mampu menghubung-hubungkan dalam informasi tertentu yang menunjang

perumusan permasalahan

e. Mampu menghubung-hubungkan informasi, namun sulit untuk merumuskan

suatu dugaan

f. Terpaku pada suatu informasi, sehingga kesulitan untuk mengembangkan

dengan yang luas atas permasalahan.

6

10 POTENSI KECERDASAN

a. Mempunyai potensikecerdasan kerja yang amat menonjol dan dapat dengan

mudah menguasai tuntutan pekerjaan

b. Mempunyai potensi kecerdasan kerja yang diatas kebanyakan orang pada

possisi atau jabatan yang sama dan mudah menyesuaikan dairi dengan tuntutan

pekerjaan

c. Mempunyai potensi kecerdasan kerja setara dengankebanyakan orang pada

posisi atau jabatan yang sama dan mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan

pekerjaan

d. Mempunyai potensi kecerdasan kerja dibawah kebanyakan orang pada posisi

atau jabatan yang sama dan mengalami sedikit hambatan dalam menyesuaikan

diri dengan tuntutan pekerjaan

e. Mempunyai potensi kecerdasan kerja yang relative terbatas dan mengalami

kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan :Pekerjaan

f. Mempunyai potensi kecerdasan kerja sangat terbatas dan tidak mampu

menyesuaikan diri dengan tuntutan pekerjaan

6

(36)

Tabel 3.2 Tabel aspek kapasitas intelektual

Begitu pula untuk aspek-aspek lainnya aspek sikap kerja (SK) dan aspek

perilaku (P), dilakukan perhitungan gap-gap antara profil karyawan dan profil

jabatan hingga didapat field’(-)’ jumlah dari nilai gap yang bernilai negatif, dan

field’(+) untuk nilai gap yang bernilai positif.

Berikut adalah pedoman untuk nilai aspek SK dan P:

Tabel 3.3 Pedoman Nilai GAP Aspek Sikap Kerja

No Kriteria Nilai

1 a. Kapasitas hasil kerja maupun skala prioritas tidak dapat diselesaikan sesuai

dengan yang ditentukan

b. Tidak dapat menyelesaikan hasil dan memiliki skala priopritas

c. Hampir dapat menyelesaikan target kapasitas hasil kerja maupun skala prioritas 1

2

(37)

34

Tabel 3.3 Pedoman Nilai GAP Aspek Sikap Kerja (lanjutan)

No Kriteria Nilai

d. Dapat menyelesaikan kapasitas hasil kerja namun skala prioritas hampir sesuai

dengan yang ditentukan.

e. Kapasitas yang ditentukan maupun skala prioritas dapat ditentukan

f. Melampaui hasil kerja yang ditentukan dan memiliki skala prioritas

4

5

6

2 Ketelitian dan Tanggung Jawab

a. Kualitas pekerjaan tidak sesuai dengan standar

b. Kualitas pekerjaan tidak sesuai namun masih dapat diperbaiki

c. Kualitas pekerjaan sebagian besar harus diperbaiki kembali

d. Kadang-kadang kualitas kerjaannya harus diperbaiki kembali

e. Secara konsisten kualitas pekerjaannya selalu baik

f. Kualitas pekerjaannya selalu memuaskan pihak pemakai

1

3 Vitalitas dan Perencanaan

a. Ybs. mampu sama sekali melakukan tugas-tugasnya,walaupun dibantu

b. Meskipun dibantu atasan, ybs. tetap menemukan kesulitan

c. Ybs. tak mampu merencanakan tugas-tugasnya apabila tidak dibantu

sepenuhnya dengan atasan

d. Rencana-rencana yang disusun masih memerlukan beberapa perbaikan bila

hendak diterapkan

e. Penyimpangan dalam rencananya masih dalam batas toleransi

f. Dapat diandalkan kemampuannya dalam menyusun tugas-tugasnya

1

4 Dorongan Berprestasi

a. Selalu cenderung melenceng dari instruksi dari atasan

b. Hanya melakukan tugas apabila ada instruksi dari atasan

c. Selama ini selalu puas terhadap hasil kerjanya

d. Ia memang cukup puas dengan hasil kerjanya selama ini, tetapi dalam

beberapa hal ia menginginkan perubahan

e. Keinginan untuk meningkatkan hasil kerjanya cukup besar

f. Ia selalu berusaha untuk meningkatkan hasil kerjanya

1

5 Kehati-hatian

a. Ceroboh dalam melakukan tugasnya dan melakukan penyimpangan terhadap

hasil kerjanya

b. Sering melakukan penyimpangan terhadap hasil kerjanya

c. Ada kalanya melakukan penyimpangan terhadap hasil kerjanya

d. Karena terpengaruh, melakukan penyimpangan terhadap hasil kerjanya.

1

2

3

(38)

Tabel 3.3 Pedoman Nilai GAP Aspek Sikap Kerja (lanjutan)

No Kriteria Nilai

e. Pada umumnya tidak melakukan penyimpangan terhadap hasil kerjanya

f. Tidak pernah melakukan penyimpangan terbadap hasil kerjanya

5

6

6 Pengendalian Perasaan

a. Tidak memahami emosi yang muncul atau maksud yang diungkapkan

b. Kurang memahami emosi yang muncul atau maksud yang diungkapkan,

kurang peduli akan hal-hal yang berpengaruh terhadap individu, kepuasan

kerja maupun harapan-harapannya

c. Memahami emosi yang muncul atau maksud yang diungkapkan

d. Memahami baik emosi atau maksud yang diungkapkan serta peduli akan

hal-hal yang berpengaruh terhadap individu, kepuasan kerja maupun

harapan-harapannya

e. Memahami makna dari apa yang tidak tersampaikan dengan jelas, pemikiran

atau perasaan yang tidak terungkapkan

f. Memahami masalah mendasar orang lain dan alasan-alasan yang membentuk

perasaan, perilaku atau keprihatinan orang lain yang sudah berlangsung lama

1

Tabel 3.4 Pedoman Nilai GAP Aspek Perilaku

1. Dominance (dominansi, perilaku aktif dalam lingkungan yang tidak menyenangkan)

a. Mencintai tantangan. Selalu siap untuk berkompetisi. Saat mempertaruhkan sesuatu, maka akan

mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Punya rasa hormat terhadap otoritas dan tanggung

jawab. Bercita-cita tinggi dan inginkan otoritas diterima apa adanya. Dapat menimbulkan

kesulian jika tidak ada tantangannya. Khususnya untuk mengatasi situasi yang sulit, maka akan

bekerja terus menerus.

b. Saat berurusan dengan orang,biasanya bersikap langsung, blak-blakan dan positif, mengatakan

apa adanya dan yang dipikirkannya, sarkastik namun bukan pendendam.Senang berada dalam

barisan depan dan menjadi sorotan.Tanpa sadar dapat menyakiti hati orang lain. Pada dasarnya

seorang yang egois dan cenderung menyukai perhatian. Biasanya bergabung dalam suau

organisasi untuk mencapai tujuan dan bukan untuk aktifitas sosial.

c. Tertarik pada hal-hal yang tidak biasa dan senang berpetualang. Biasanya memiliki banyak

minat, selalu ingin tahu dan rela mencobanya. Dapat memotivasi diri. Senang dengan

(39)

36

Tabel 3.4 Pedoman Nilai GAP Aspek Perilaku (lanjutan)

karena rasa tidak mau diamnya yang besar. Cenderung merasa tidak puas dan tidak sabar.

Dapat mengerjakan pekerjaan detil yang dibutuhkan untuk mecapai tujuan, dengan syarat detil

d. Dapat mengerjakan pekerjaan detil yang dibutuhkan untuk mecapai tujuan, dengan syarat detil

tersebut tidak hanya konstan. Pada situasi apapun, biasanya selalu bersemangat dan mudah

menyesuaikan diri.

e. Karena sifat tidak sabar dan sering bertikai, maka sering bertukar pekerjaan. Agar pekerjaannya

terselesaikan atau posisi lebih maju dapat melangkahi orang lain.

f. Perilaku positif untuk situasi antagonistik. Keinginan berprestasi dihadapkan pada perlawanan

dan antagonisme

2. Influence (pengaruh, perilaku aktif dalam lingkungan meyenangkan)

a. Ramah, persuasif dan suka berteman. Pada umumnya dapat melihat sesuatu yang bagus dalam

situasi apapun. Biasanya optimistik. Pada dasarnya memiliki ketertarikan dengan orang,

permasalahan dan aktivitas mereka. Bersedia membantu orang dalam memajukan rencana

mereka sebagaimana rencananya sendiri. Bergabung dengan beberapa organisasi untuk

melakukan aktivitas sosial.

b. Bertemu orang dengan mudah dan dalam keadaaan tenang. Pada awal jumpa, menjadi intim

dengan kehangatan dan persahabatan jangka panjang. Mengklaim tahu banyak jenis orang dan

dapat menyebutkan nama orang satu per satu.

c. Cenderung menjadi berpikir dangkal. Dapat berubah posisi dalam suau argumen tanpa adanya

kesadaran akan sikap yang tidak konsisten. Pada situasi apapun, biasanya selalu bersemangat

dan mudah menyesuaikan diri.

d. Cenderung melompat ke konklusi dan mungkin bertindak karena dorongan emosional.

Mungkin membuat keputusan atas analisis fakta pada permukaannya saja. Mungkin akan salah

memperhitungkan kemampuan orang lain karena kepercayaan dan penerimaannya oleh orang

lain. Dapat mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk berperilaku seperti yang

diinginkannya.

e. Biasanya melakukan pekerjaan dengan baik dimana solidaritas dan kehaluasan merupakan

faktor yang esensial, hubungan masyarakat dan promosi merupakan wilayah yang alamiah.

Enggan menggangu situasi sosial yang menguntungkan, mungkin alami kesulitan di wilayah

yang harus mendisiplinkan bawahan.

Perilaku positif dalam situasi yang bersahabat menguntungkan. Pengaruhi orang untuk bereaksi

(40)

Tabel 3.4 Pedoman Nilai GAP Aspek Perilaku (lanjutan)

3. Steadiness (kestabilan, perilaku pasif dalam lingkungan menyenangkan)

Ramah, easy going dan santai. Tidak demonstratif dan terkendali,tidak emosional, mungkin

menyimpan keluhan dan dendam. Senang membina hubungan yang akrab dengan kelompok

yang relatif kecil yang miliki kedekatan yang intim. Keliatannya puas dan santai. Sabar dan

kehati-hatian mencirikan kesehariannya. Merupakan tetangga yang baik dan selalu bersedia

menolong orang yang dianggap merupakan teman.

a. Waspada terhadap perubahan, khususnya bila terjadi hal yang tak terduga. Sekali berada dalam

alur kerja yang mapan, akan diikuti dengan kesabaran yang tinggi.

b. Biasanya bersikap posesif dan mengembangkan perasaan dekat untuk kelompok kerjanya,

perkumpulannya dan terkhusus keluarganya.

c. Pekerja yang baik dalam kelompok dan dapat mengkoordinasikan usaha-usahanya dengan

orang dengan mudah dan berirama.

f. Perilaku pasif di dalam situasi yang menguntungkan. Kestabilan/keteguhannya cocok untuk

melakukan pekerjaan rutin.

4. Complience (kepatuhan, perilaku pasif dalm lingkungan yang tidak menyenangkan)

a. Mencintai kedamaian agar dapat menghindari pertentangan. Bersikap sensitif dan berupaya

memperoleh apresiasi, mudah terluka hatinya. Pada dasrnya rendah hati, loyal, dan tidak

agresif, akan lakukan yang terbaik bila diharapkan.

b. Pada dasarnya bersikap hati-hati dan waspada konservatif, lambat dalam membuat keputusan

hingga infomasi telah terkumpul dan terperiksa. Karena pada dasarnya enggan membuat

keputusan, ada kecenderungan untuk menunggu dan melihat situasi sebelum bertindak.

Seringkali memperlihatkan ketajaman berpikir dan memilih keputusan yang tepat pada waktu

yang tepat.

c. Mampu membentuk dirinya sesuai gambaran yang diharapkan dari mereka. Bersikap ekstrim

untuk menghindari konflik dan jarang merugikan orang secara sengaja.

d. Berusaha untuk mendapatkan hidup yang teratur dan stabil dan cenderung mengikuti prosedur

baik dalam lingkungan kerja maupun kehidupan pribadi. Seorang pekerja dan pemikir yang

sistematis. Akan mengambil langkah selanjutnya dengan tertib dan telah ditetapkan

sebelumnya. Bersikap tepat dan penuh perhatian terhadap hal yang detil. Biasanya tetap

bertahan pada cara-cara yang berbuah hasil di masa lampau.

e. Berusaha menghindar dari situasi yang tidak menyenangkan namun mungkin tidak akan

memperlihatkan kecenderungan ini jika tidak ditempatkan/berada dalam situasi yang antagonis.

f. Perilaku pasif untuk situasi antagonistik. Kepatuhan dengan standar kerja yang tinggi untuk

(41)

38

3.2.2 Profile Matching

a. Penentuan Bobot Nilai Gap

Penentuan bobot nilai masing-masing aspek dengan menggunakan bobot

nilai yang telah ditentukan bagi masing-masing aspek itu sendiri. Dalam

penentuan peringkat pada aspek kapasitas intelektual dan sikap kerja untuk

jabatan yang sama setiap gap diberikan bobot nilai sebagaimana table berikut:

Tabel 3.5 Tabel bobot nilai

No Gap Bobot Nilai Keterangan

1 0 6 Tidak ada gap (kompetensi sesuai yang dibutuhkan)

2 1 5.5 Kompetensi individu kelebihan 1 tingkat/level

3 -1 5 Kompetensi individu kurang 1 tingkat/level

4 2 4.5 Kompetensi individu kelebihan 2 tingkat/level

5 -2 4 Kompetensi individu kurang 2 tingkat/level

6 3 3.5 Kompetensi individu kelebihan 3 tingkat/level

7 -3 3 Kompetensi individu kurang 3 tingkat/level

8 4 2.5 Kompetensi individu kelebihan 4 tingkat/level

9 -4 2 Kompetensi individu kurang 4 tingkat/level

10 5 1.5 Kompetensi individu kelebihan 5 tingkat/level

11 -5 1 Kompetensi individu kurang 5 tingkat/level

Aspek kapasitas intelektual didapat hasil sebagai berikut:

Tabel 3.6 Tabel bobot nilai aspek kapasitas intelektual

(42)

Salah satu karyawan didapat hasil perhitungan nilai bobotnya sebagai berikut:

Tabel 3.7 Tabel perolehan bobot nilai aspek kapasitas intelektual

No ID kary 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 9924078 5 5.5 5 5 5 5 4 6 4 5

Begitu seterusnya penentuan dilakukan untuk masing-masing karyawan

pada masing masing subaspek sehingga didapat nilai gap.

b. Perhitungan dan pengelompokkan core factor dan secondary factor

Perhitungan core factor dan secondary factor dengan menggunakan rumus:

NCI = ∑ NC

∑IC

Keterangan :

NCI : nilai core factor

NC : nilai core

IC : item core

NSI = ∑NS

∑IS

Keterangan :

NSI : nilai secondary factor

NS : nilai secondary

IS : item secondary

Perhitungan bagi salah satu karyawan pada aspek kapasitas intelektual adalah

(43)

40

Tabel 3.8 Tabel perhitungan core factor dan secondary factor aspek kapasitas intelektual

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 NCI NSI

Profil

Jabatan 3 3 4 4 3 3 4 4 5 4

1 9924078 5 5.5 5 5 5 5 4 6 4 5 5.1 4.8

c. Perhitungan nilai total tiap aspek

Merupakan prosentase dari core dan secondary yang diperkirakan berpengaruh

terhadap kinerja. Rumus perhitungan adalah sebagai berikut:

Nilat Total tiap aspek = 60% NCI + 40% NSI

Didapat bagi nilai total pada salah satu karyawan pada aspek kapasitas

intelektual adalah sebagai berikut:

Tabel 3.9 Tabel perhitungan total aspek kapasitas intelektual

No ID kary

Core Factor

(NC)

Secondary Factor

(NS) NI

1 9924078 25.5 24 24.9

d. Perhitungan Ranking

Hasil akhir dari proses adalah ranking dari kandidat yang diajukan untuk

mengisi jabatan tertentu dengan rumusan:

Rank = 20% NI + 30% NSK + 50% NP

(44)

3.3 Sistem Flow Terkomputerisasi

Gambar 3.2 Sistem Flow Promosi Promosi/Mutasi/Demosi

(baru)

Karyawan Kabag Personalia Pimpinan

(45)

42

3.4 Data Flow Diagram

Data flow diagram (DFD) adalah suatu alat untuk menggambarkan aliran

data dan proses yang dilakukan oleh sistem.Untuk melihat cara kerja sistem

ini,maka dibuat diagram konteks, DFD level 0 dan DFD level 1 dari sistem yang

akan dibangun ini.

Gambar 3.3 Diagram Konteks Sistem Pendukung Keputusan

Berdasarkan gambar diatas, diagram konteks ini melibatkan tiga

eksternal luar yaitu bagian karyawan, departemen. dan Pimpinan. Departemen

melakukan permintaan promosi untuk sebuah posisi yang lowong, memasukkan

data-data yang berhubungan antara lain nilai profil karyawan, nilai evaluasi

karyawan, nilai profil jabatan. Karyawan menyerahkan data yang berkenaan

dengan dirinya. Setelah melakui proses maka Pimpinan mendapatkan informasi

dari pengolahan data berupa laporan rekap evaluasi kinerja karyawan, laporan

evaluasi karyawan, dan laporan rekap hasil analisis profil. Departemen juga

memperoleh rekap kandidat promosi terpilih, sedangkan karyawan memperoleh rekap kandidat promosi terpilih

rekap hasil analisis

(46)

3.4.1 DFD Level 0

DFD level 0 merupakan penjabaran proses-proses yang terjadi pada

diagram konteks sistem pendukung keputusan di atas. Secara garis besar terdapat

tiga proses utama yaitu: proses inisialisasi data master, proses transaksi, dan

proses analisis gap. Pada proses inisialisasi data master semua data mengenai

karyawan dan yang berhubungan dengan karyawan seperti jabatan, profil

karyawan, profil jabatan dan lain-lain. Setelah seluruh proses inisialisasi selesai,

proses berlanjut pada proses transaksi pengolahan data profil karyawan maupun

profil jabatan. Sedangkan pada pengolahan data yang ada pada proses analisis gap

merupakan hasil dari proses kedua dan juga merupakan penggabungan analisis

dari kedua profil tersebut.

Gambar 3.4 DFD Level 0 Sistem Pendukung Keputusan

[rekap kandidat promosi terpilih] data nilai profil karyawan

[rekap hasil analisis]

(47)

44

3.4.2 DFD Level 1

a. DFD Level 1 Proses 1 Data Master

Dari gambaran arus, terlihat pertama kali melakukan seperti memasukkan

datanya berikut departemen memberikan nilai profil karyawannya berupa data

yang menyertainya seperti data profil jabatan, data jabatan, dan data kinerja. Hasil

olahan yang dilakukan kemudian diberikan pada pimpinan berupa laporan-laporan

rekap hasil analisis dan evaluasi kinerja.Pihak departemen dan karyawan juga

memdapatkan laoran tentang kandidat terpilih.

data karyawan

[data nilai profil karyawan]

[nilai profil jabatan]

DFD Level 1 Proses 1 Inisialisasi Data Master

(48)

b. DFD Level 1 Proses 2 Transaksi

Pada DFD level 1 proses 2 transaksi ini, proses yang dimasukkan adalah

tinjauan karyawan yang meliputi data jabatan yang lowong dan data karyawan

yang berpotensi mendapatkan kenaikan jabatan. Dari karyawan yang terpilih

kemudian dievaluasi kembali berdasarkan profil yang dipunyai masing-masing

karyawan dan profil jabatan tersebut. Pimpinan mendapatkan informasi tentang

hasil evaluasi karyawan berikut data-data karyawan yang terkait.

Gambar 3.6 DFD Level 1 Proses Transaksi

c. DFD Level 1 Proses 3 Analisis GAP

DFD level 1 proses 3 Analisis gap ini merupakan gambaran arus proses

perhitungan analisis yang dilakukan untuk mendapatkan daftar ranking karyawan

yang berpotensi menempati jabatan yang lowong guna menjadikan pendukung

informasi bahan pertimbangan Pimpinan dalam mengambil keputusan. Diawali

dengan memasukkan data analisis profil baik dari profil karyawan dan profil

(49)

46

diterima kembali dan yang akan diberikan pada Pimpinan, pihak departemen,

karyawan antara lain berupa hasil analisis profil, daftar ranking karyawan yang

berpotensi.

Gambar 3.7 DFD Level 1 Proses Analisis GAP

3.5 Entity Relationship Diagram

Entity Relationship Diagram (ERD) menunjukkan relasi antar

entitas-entitas yang ada pada sistem pendukung keputusan yang akan dibuat ini. Berikut

adalah ERD yang dibuat:

[rekap kandidat promosi terpilih] [kandidat promosi terpilih]

[nilai setting profil]

[rekap hasil analisis]

[bobot nilai] karyawan_terpilih

[hasil analisis]

[data_profil_jabatan] [data_profil_karyawan]

6 ranking 5 profil_karyawan

DFD Level 1 Proses 3 Analisa GAP

3.1

input_data

3.2

analisa 7 bobot nilai

Karyawan

3 setting profil

PIMPINAN

(50)

Gambar 3.8 Entity relationship diagram

evaluasi rank

bobot k aryawan bobot jabatansetting nilai

(51)

48

3.6 Konsep Relasional Database

Konsep relasional database merupakan penjabaran lebih lengkap tentang

ERD dimana masing-masing entitas mempunyai atribut-atribut didalamnya.

Dibawah ini adalah hasil generate dari ERD diatas:

Gambar 3.9 Konsep relasional database

NIP = NIP TGL_TRANSAKSI = TGL_TRANSAKSI

IDBOBOT = IDBOBOT PJ_KDJABATAN = PJ_KDJABATANIDBOBOT = IDBOBOT

(52)

3.7 Struktur Database

Nama tabel : karyawan

Primary key : NIP

Fungsi : Menyimpan data pribadi karyawan

Tabel 3.10 Tabel karyawan

Field Tipe Keterangan

NIP Text Nomor induk karyawan

Nama Text Nama karyawan

Tempat_lahir Text Tempat kelahiran

Tanggal_lahir Date/Time Tanggal lahir

Alamat Text Alamat di Surabaya

Alamat asal Text Alamat asal karyawan

Telp Number Telepon yang dimiliki karyawan

Kebangsaan Text Kewarganegaraan karyawan

Jenis_kelamin Text Jenis kelamin karyawan

Agama Text Agama karyawan

Nama_ortu Text Nama orang tua/wali skaryawan

Alamat_ortuwali Text Alamat Orang tua/asal karyawan

Pekerjaan_ortuwali Text Pekerjaan orang rua/wali karyawan

Keahlian Text Bidang keahlian pekerjaan

Asal_pendidikan Text Sekolah/ Univeritas karyawan

Lulus_tahun Number Tahun lulus karyawan

Kd_jabatan Text Kode jabatan karyawan

Nama Tabel : Departemen

Primary key : kddept

Fungsi : Menyimpan data departemen perusahaan

Tabel 3.11 Tabel departemen

Field Tipe Keterangan

Kddept Text Kode departemen

(53)

50

Nama Tabel : Divisi

Primary key : kddivisi

Foreign key : kd_dept

Fungsi : Menyimpan jenis divisi perusahaan

Tabel 3.12 Tabel divisi

Field Tipe Keterangan

Kddivisi Text Kode divisi

Kd_dept Text Kode departemen

Nama_divisi Text Nama divisi perusahaan

Nama tabel : Jabatan

Primary key : kdjabatan

Foreign key : kd_divisi

Fungsi : Menyimpan jenis jabatan karyawan

Tabel 3.13 Tabel jabatan

Field Tipe Keterangan

Kdjabatan Text Kode jabatan

Kd_divisi Text Kode divisi

Nama_jabatan Text Nama jabatan

Nama tabel : Penilaian

Primary key : tgl_evaluasi

Foreign key : NIP

(54)

Tabel 3.14 Tabel penilaian

Field Tipe Keterangan

Tgl_eval Date Tanggal evaluasi

NIP Text Nomor induk karyawan

Mutu_karya Number Kualitas hasil karya karyawan

Volume_karya Number Kuantitas hasil karya karyawan

Prakarsa Number Keinginan dan kesiapan karyawan

terhadap tugas-tugas baru

Kuasa_tugas Number Pemahaman terhadap tugas, ketrampilan,

penerapan teknik, perangkat, kinerja tugas

Andal Number Keandalan dalam tuntaskan dengan

prakarsa sendiri, tugas selesai tepat waktu

Sikap Number Sikap dan perilaku dalm bekerja sama

melaksanakan pekerjaan

Hubungan Number Kerjasama yang dijalin dengan rekan

kerja, termasuk pelanggan dan supervisor

Absen Number Kehadiran dan kepergian yang tepat waktu

Nama tabel : Profil Karyawan

Primary key : NIP

Foreign key : id_bobot

Fungsi : Menyimpan data profil karyawan

Tabel 3.15 Tabel profil karyawan

Field Tipe Keterangan

NIP Text No Induk Karyawan

Id_bobot Number Kode bobot

Pk1_sense Number Nilai common sense profil karyawan

Pk1_verbal Number Nilai verbalisasi profil karyawan

Pk1_sist Number Nilai sistematika profil karyawan

Pk1_nalar Number Nilai penalaran dan solusi real profil

karyawan

Pk1_konsen Number Nilai konsentrasi profil karyawan

Pk1_logika Number Nilai logika praktis profil karyawan

(55)

52

Tabel 3.15 Tabel profil karyawan (lanjutan)

Field Tipe Keterangan

Pk1_imajinasi Number Nilai imajinasi kreatif profil karyawan

Pk1_antisipasi Number Nilai antisipasi profil karyawan

Pk1_iq Number Nilai potensi kecerdasan profil karyawan

Pk2_psikis Number Nilai energi psikis profil karyawan

Pk2_teliti Number Nilai ketelitian dan tanggung jawab profil

Pk2_hati Number Nilai kehati-hatian profil karyawan

Pk2_perasaan Number Nilai pengendalian perasaan profil

karyawan

Pk2_prestasi Number Nilai dorongan berprestasi profil karyawan

Pk2_rencana Number Nilai vitalitas dan perencanaan profil

karyawan

Pk3_dominasi Number Nilai dominansi profil karyawan

Pk3_pengaruh Number Nilai pengaruh profil karyawan

Pk3_kestabilan Number Nilai kestabilan profil karyawan

Pk3_kepatuhan Number Nilai kepatuhan profil karyawan

Nama tabel : Profil Jabatan

Primary key : pj_kd_jabatan

Foreign key : kd_jabatan

Fungsi : Menyimpan data profil jabatan

Tabel 3.16 Tabel profil jabatan

Field Tipe Keterangan

Kd_jabatan Text Kode jabatan karyawan

Pj1_sense Number Nilai common sense profil jabatan

Pj1_verbal Number Nilai verbalisasi profil jabatan

Pj1_sist Number Nilai sistematika profil jabatan

Pj1_nalar Number Nilai penalaran dan solusi real profil jabatan

Pj1_konsen Number Nilai konsentrasi profil jabatan

Pk1_logika Number Nilai logika praktis profil jabatan

Pj1_fleksibel Number Nilai fleksibilitas profil jabatan

Pj1_imajinasi Number Nilai imajinasi kreatif profil jabatan

(56)

Tabel 3.27 Tabel profil jabatan (lanjutan)

Field Tipe Keterangan

Pj1_iq Number Nilai potensi kecerdasan profil jabatan

Pj2_psikis Number Nilai energi psikis profil jabatan

Pj2_teliti Number Nilai ketelitian dan tanggung jawab profil

Pj2_hati Number Nilai kehati-hatian profil jabatan

Pj2_perasaan Number Nilai pengendalian perasaan profil jabatan

Pj2_prestasi Number Nilai dorongan berprestasi profil jabatan

Pj2_rencana Number Nilai vitalitas dan perencanaan profil

jabatan

Pj3_dominasi Number Nilai dominansi profil jabatan

Pj3_pengaruh Number Nilai pengaruh profil jabatan

Pj3_kestabilan Number Nilai kestabilan profil jabatan

Pj3_kepatuhan Number Nilai kepatuhan profil jabatan

Nama tabel : Bobot Nilai

Primary key : IdBobot

Fungsi : Menyimpan data bobot nilai untuk perhitungan analisis

Tabel 3.17 Tabel Bobot Nilai

Field Tipe Keterangan

IdBobot Autonumber Id Bobot

Gap Number Nilai gap

Bobot_nilai Number Bobot nilai GAP

Ket text Keterangan

Nama tabel : Ranking

Foreign key : NIP, Kd_jabatan, Periode

Gambar

Tabel 3.1 Pedoman Nilai GAP Aspek Kapasitas Intelektual
Tabel 3.1 Pedoman Nilai GAP Aspek Kapasitas Intelektual (lanjutan)
Tabel 3.1 Pedoman Nilai GAP Aspek Kapasitas Intelektual (lanjutan)
Tabel 3.4 Pedoman Nilai GAP Aspek Perilaku
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan perpaduan antara data kriteria serta bobot yang dimasukkan pengguna dengan data karyawan yang telah ada diperusahaan, aplikasi akan mampu menghasilkan

Kelola data divisi berkaitan dengan pengelolaan divisi yang ada di perusahaan, kelola data kriteria berkaitan dengan pengelolaan kriterian untuk pemiliahan

Input Data Karyawan Proses SPK Penialain Kinerja Karyawan Data Kriteria Data Alternatif Nilai Perbandingan Lap Hasil Pemilihan Selesai Data Hasil Pemilihan Mulai Db

Kriteria yang digunakan pada sistem pendukung keputusan perekrutan karyawan, metode ini dipilih karena dapat menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian

Perancangan dalam pemilihan karyawan teladan pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Teladan Dengan Metode Pencocokan Profil ini merupakan suatu analisis

Tabel nilai merupakan hasil dari data kriteria dan subkriteria dengan perbandingan kriterian dan perbandingan subkriteria terhadap masing – masing karyawan. • Tabel Rangking

Manfaat yang bisa diperoleh dari hasil tugas akhir yang saya buat ini, hal yang paling mendasar adalah dengan dibuatnya aplikasi sistem pendukung keputusan ini maka

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Kepegawaian yang meliputi profil pegawai, riwayat pendidikan, riwayat jabatan, riwayat pangkat/golongan, masa