DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA
MENGGUNAKAN METODE
TIME COST TRADE OFF
(Studi Kasus : Pekerjaan Proyek Pembangunan Gedung
Twin Building UMY (Lantai Dasar – Lantai Atap ))
Disusun oleh : ARIS SUPRI ADJIE
20120110261
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA
i
TUGAS AKHIR
ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI
DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR)
DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA
MENGGUNAKAN METODE
TIME COST TRADE OFF
(Studi Kasus : Pekerjaan Proyek Pembangunan Gedung
Twin Building UMY (Lantai Dasar – Lantai Atap ))
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Jenjang Strata-1 (S1), Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh : ARIS SUPRI ADJIE
20120110261
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA
iii
MOTTO :
1.
Belajarlah dari masa lalu, hiduplah di masa sekarang dan
rencanakan untuk masa yang akan datang.
2.
Lakukan apa yang bisa kamu lakukan sekarang jangan
menunda hilangkan keraguan dan laksakan
3.
Make it simple and awesome.
4.
“Berbicara jika perlu, Bertindak jika bermanfaat”
5.
“There are two ways to life. One is as though nothing is a
iv
PERSEMBAHAN :
Penulis mempersembahkan Tugas Akhir ini untuk :
1.
Allah Subhanahu wa Ta’ala atas Rahmat dan Karunia
-Nya
serta
Junjungan
Nabi
Besar
Muhammad
Shallahu’alaihi wasallam atas perjuangan dalam
menegakkan kebenaran Ajaran Islam.
2.
Bapak Samijo dan Ibu Sartini kedua orang tua ku yang
selalu memberikan dukungan moril dan materiil kepada
penulis untuk semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
3.
Rekan - rekan seperjuangan Angkatan 2012 temon, bowo,
paijo, ucup, rico dan yang lainnya yang senantiasa
menemani dan membantu saya kalian semua sangat luar
biasa.
4.
Indri Rahmandani Fitriana S.T teman hidupku yang selalu
memberikan dukungan selama hidup di Yogya, tanpamu
v
Halaman Motto dan Persembahan ... iii
Intisari ... v
Kata Pengantar ... vi
Daftar Isi ... viii
Daftar Gambar ... x
Daftar Tabel ... xii
Daftar Lampiran ... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 3
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.4. Manfaat Penelitian ... 3
1.5. Batasan Masalah ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Manajemen Proyek... 8
3.2. Network Planning ... 8
3.3. Biaya Total Proyek ... 9
3.4. Metode CPM (Critical Path Method) ... 10
3.5. Metode Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off) ... 10
3.6. Produktivitas Pekerja ... 12
3.7. Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja (Lembur) ... 13
3.8. Pelaksanaan Penambahan Tenaga Kerja ... 15
3.9. Biaya Tambahan Pekerja (Crash Cost) ... 15
3.10.Hubungan Antara Biaya dan Waktu ... 16
vi
3.11. Program Microsoft Project ... 18
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian ... 22
4.2. Pengumpulan Data ... 22
4.3. Analisis Data ... 23
4.4. Tahap dan Prosedur Penelitian ... 23
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Data Penelitian ... 26
5.1.1. Data Umum Proyek ... 26
5.2. Daftar Kegiatan-Kegiatan Kritis ... 26
5.3. Biaya Langsung dan Tidak Langsung ... 28
5.4. Penerapan Metode Time Cost Trade Off ... 29
5.4.1. Penambahan Jam Kerja (Waktu Lembur) ... 29
5.4.2. Penambahan Tenaga Kerja ... 63
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 101
6.2. Saran ... 102
Lampiran ... 103
vii
Gambar 3.2 Grafik hubungan waktu-biaya normal dan dipercepat untuk suatu
kegiatan (Sumber: Soeharto, 1997). ... 17
Gambar 3.3 Grafik hubungan waktu dengan biaya total, biaya langsung, dan biaya tak langsung (Sumber: Soeharto, 1997). ... 17
Gambar 3.4 Tampilan layar Gantt Chart View ... 20
Gambar 3.5 FS (Finish to Start) ... 21
Gambar 3.6 FF (Finish to Finish) ... 21
Gambar 3.7 SS (Start to Start) ... 21
Gambar 3.8 SF (Start to Finish) ... 21
Gambar 4.1 Bagan Alir Penelitian ... 26
Gambar 5.1 Grafik biaya tidak langsung pada proyek ... 36
Gambar 5.2 Grafik biaya langsung akibat lembur 1 jam ... 52
Gambar 5.3 Grafik biaya langsung akibat lembur 2 jam ... 52
Gambar 5.4 Grafik biaya langsung akibat lembur 3 jam ... 53
Gambar 5.5 Grafik biaya tidak langsung akibat lembur 1 jam ... 53
Gambar 5.6 Grafik biaya tidak langsung akibat lembur 2 jam ... 54
Gambar 5.7 Grafik biaya tidak langsung akibat lembur 3 jam ... 54
Gambar 5.8 Grafik biaya total akibat lembur 1 jam ... 55
Gambar 5.9 Grafik biaya total akibat lembur 2 jam ... 55
Gambar 5.10 Grafik biaya total akibat lembur 3 jam ... 56
Gambar 5.11 Grafik Perbandingan Biaya Total dan durasi percepatan akibat penambahan jam Lembur ... 57
Gambar 5.2 Grafik biaya langsung penambahan tenaga kerja 1 ... 73
Gambar 5.3 Grafik biaya langsung penambahan tenaga kerja 2 ... 73
Gambar 5.4 Grafik biaya langsung penambahan tenaga kerja 3 ... 74
Gambar 5.5 Grafik biaya tidak langsung penambahan tenaga kerja 1 ... 74
viii
Gambar 5.7 Grafik biaya tidak langsung penambahan tenaga kerja 3 ... 75
Gambar 5.8 Grafik biaya total penambahan tenaga kerja 1 ... 76
Gambar 5.9 Grafik biaya total penambahan tenaga kerja 2 ... 76
Gambar 5.10 Grafik biaya total penambahan tenaga kerja 3 ... 77
ix
Tabel 5.2 Upah Tenaga Kerja ... 31 Tabel 5.3 Upah Lembur Tenaga Kerja ... 31 Tabel 5.4 Hasil Perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan 1 jam lembur menggunakan Microsoft Project ... 34 Tabel 5.5 Hasil Perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan
2 jam lembur menggunakan Microsoft Project ... 35 Tabel 5.6 Hasil Perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan
3 jam lembur menggunakan Microsoft Project ... 36 Tabel 5.7 Cost Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Biaya penambahan
x
Tabel 5.16 Perhitungan biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya total pada
penambahan 1 Jam Lembur... 45
Tabel 5.17 Perhitungan biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya total pada penambahan 2 Jam Lembur... 46
Tabel 5.18 Perhitungan biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya total pada penambahan 3 Jam Lembur... 46
Tabel 5.19 Biaya lembur yang di keluarkan untuk penambahan 1 jam ... 47
Tabel 5.20 Biaya lembur yang di keluarkan untuk penambahan 2 jam ... 47
Tabel 5.21 Biaya lembur yang di keluarkan untuk penambahan 3 jam ... 48
Tabel 5.22 Efisiensi waktu dan biaya Lembur pada penambahan 1 jam ... 50
Tabel 5.23 Efisiensi waktu dan biaya Lembur pada penambahan 2 jam ... 50
Tabel 5.24 Efisiensi waktu dan biaya Lembur pada penambahan 3 jam ... 51
Tabel 5.25 Perbandingan antara biaya total dengan variasi penambahan jam lembur ... 57 Tabel 5.26 Selisih biaya antara Biaya Percepatan dengan Biaya Normal pada kondisi penambahan tenaga kerja 1 ... 63
Tabel 5.27 Selisih biaya antara Biaya Percepatan dengan Biaya Normal pada kondisi penambahan tenaga kerja 2 ... 63
Tabel 5.28 Selisih biaya antara Biaya Percepatan dengan Biaya Normal pada kondisi penambahan tenaga kerja 3 ... 64
Tabel 5.29 Perhitungan Biaya Langsung, Biaya Tidak Langsung dan Biaya Total Akibat Penambahan Tenaga Kerja 1 ... 66
Tabel 5.30 Perhitungan Biaya Langsung, Biaya Tidak Langsung dan Biaya Total Akibat Penambahan Tenaga Kerja 2 ... 66
Tabel 5.31 Perhitungan Biaya Langsung, Biaya Tidak Langsung dan Biaya Total Akibat Penambahan Tenaga Kerja 3 ... 67
Tabel 5.32 Biaya yang di keluarkan untuk penambahan tenaga kerja 1 ... 68
Tabel 5.33 Biaya yang di keluarkan untuk penambahan tenaga kerja 2 ... 68
xi
xii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
LAMPIRAN II DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN LAMPIRAN III DAFTAR HARGA SATUAN ALAT, BAHAN DAN UPAH LAMPIRAN IV JADWAL WAKTU PELAKSANAAN (KURVA-S)
LAMPIRAN VI PERHITUNGAN PERBANDINGAN ANTARA RAB
AWAL DAN RAB MICROSOFT PROJECT
DENG AN PE NAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR)
DffiANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA
MENGGUNAKAN METODE
TIME COST TRADE OFF
(S1udi Kasus : Pekerjaan Proyek Pembangunan セ、オョァ@
Twin Building UMY (Lantai Dasar - Lantai Atap
»
Disusun oleh :
ARIS SUPRI ADJIE
20120110261
Telah disetujui dan disahkan oleh :
Ir. Mandiyo Priyo, M. T.
Pembimbing I
Yoga Apr ianto Harsoyo, S.T., M.Eng
Pembimbing Ii
M. Ibnu Sya msi, S. T., M. Eng
Penguji
Agustus 2016
INTISARI
Dalam pelaksannan proyek konstruksi ada tiga faktor yang mempengaruhi terhadap keberhasilan dan kegagalan pada suatu proyek yaitu waktu, biaya dan mutu. Tolak ukur keberhasilan proyek biasanya dilihat dari waktu penyelesaian yang singkat dengan biaya yang minimal tanpa meninggalkan mutu hasil pekerjaan. Pengelolaan proyek secara sistematis diperlukan untuk memastikan waktu pelaksanaan proyek sesuai dengan kontrak atau bahkan lebih cepat sehingga biaya yang dikeluarkan bisa memberikan keuntungan. Dan juga menghindarkan dari adanya denda akibat keterlambatan penyelesaian proyek.
Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung perubahan biaya dan waktu pelaksanaan proyek dengan variasi penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja, serta membandingkan hasil antara biaya denda dengan perubahan biaya sesudah penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja.
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari kontraktor pelaksana. Analisis data menggunakan program Microsoft Project 2010 dan metode time cost trade off. Hasil dari program Microsoft Project 2010 adalah lintasan kritis dan kenaikan biaya akibat dari penambahan jam kerja (lembur) sedangkan hasil dari metode time cost trade off adalah percepatan durasi dan kenaikan biaya akibat percepatan durasi dalam setiap kegiatan yang dipercepat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1)Waktu dan Biaya total proyek pada kondisi normal sebesar 202 hari dengan biaya Rp18.634.959.255,00, dengan penambahan 1 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 172 hari dan dengan biaya sebesar Rp18.643.471.864,00, pada penambahan 2 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 153 hari dan biaya sebesar Rp18.923.893.387,00 dan pada penambahan 3 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 140 hari dengan biaya Rp19.276.933.848,00 (2) Waktu dan Biaya total proyek pada kondisi normal sebesar 202 hari dengan biaya Rp18.634.959.255,00, pada penambahan tenaga kerja 1 didapaktan durasi crashing 172 hari dan dengan biaya sebesar Rp18.426.548.756, pada penambahan Tenaga kerja 2 didapatkan durasi crashing 153 hari dan biaya sebesar Rp18.286.359.031dan untuk penambahan 3 jam kerja lembur didapatkan durasi crashing 140 hari dengan biaya Rp18.199.389.128.(3) Penambahan Lembur 1 jam dibandingkan dengan penambahan tenaga kerja 1 pada durasi ke 172 hari penambahan tenaga kerja lebih efektif di bandingkan dengan penambahan jam lembur. Pada durasi selanjutnya penambahan tenaga kerja juga lebih efektif karena dengan durasi yang sama biaya lebih murah di bandingkan dengan penambahan jam lembur. Pada penambahan jam lembur 2 jam jika di bandingkan dengan penambahan tenaga kerja 2 yang lebih efektif adalah dengan menambah tenaga kerja karena dari segi durasi dan biaya lebih cepat dan murah. Dan pada penambahan jam lembur 3 jam jika di bandingkan dengan penambahan tenaga kerja 3 yang lebih efektif juga dengan menambah tenaga kerja di bandingkan dengan menambah jam lembur jika di lihat dari durasi dan biaya nya.(4)Biaya mempercepat durasi proyek pada penambahan jam lembur atau penambahan tenaga kerja lebih murah dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarakan apabila proyek mengalami keterlambatan dan dikenakan denda.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan proyek konstruksi saat ini menjadikan suatu proyek semakin kompleks dan rumit, karena dalam proyek yang besar dan kompleks membutuhkan sumber daya yang digunakan untuk penyelesaian dari awal hingga akhir suatu proyek. Pelaksanaan proyek konstruksi merupakan rangkaian dari kegiatan yang saling bergantung antara satu pekerjaan dengan pekerjaan yang lainya. Semakin besar suatu proyek, menyebabkan semakin banyak juga masalah yang harus dihadapi. Mulai dari perencanaan kita dihadapkan pada pengaturan sumber daya seperti tenaga kerja, biaya, waktu, peralatan dan lain sebagainya, sampai pada pelaksanaan proyek. Jika hal-hal tersebut tidak ditangani dengan cepat dan benar, berbagai masalah akan muncul seperti keterlambatan penyelesaian proyek, penyimpangan mutu, pembiayaan yang membengkak, pemborosan sumber daya dan lain sebagainya yang sangat merugikan bagi pelaksanaan proyek. Untuk mengatasi masalah ini, harus diperhatikan jadwal waktu yang menunjukkan kapan berlangsungnya setiap kegiatan proyek, sehingga sumber daya dapat disediakan pada waktu yang tepat dan setiap komponen kegiatan dapat dimulai pada waktu yang tepat juga. Sebaliknya suatu perencanaan yang tidak tepat dan sistematis akan menyebabkan keterlambatan dalam pelaksanaannya.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan suatu proyek yaitu waktu, biaya dan mutu. Tolak ukur keberhasilan proyek biasanya dilihat dari waktu penyelesaian yang singkat dengan biaya yang minimal tanpa meninggalkan mutu hasil pekerjaan. Pengelolaan proyek secara sistematis diperlukan untuk memastikan waktu pelaksanaan proyek sesuai dengan kontrak atau bahkan lebih cepat sehingga biaya yang
2
dikeluarkan bisa memberikan keuntungan dan juga menghindarkan adanya denda akibat keterlambatan penyelesaian proyek.
Pada perencanaan proyek konstruksi, waktu dan biaya yang dioptimasikan sangat penting untuk diketahui. Dengan waktu dan biaya yang optimal, maka kontraktor proyek bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal. Untuk bisa mendapatkan hal tersebut, yang harus dilakukan dalam optimasi waktu dan biaya adalah membuat jaringan kerja proyek (network), mencari kegiatan-kegiatan yang kritis dan menghitung durasi proyek serta mengetahui jumlah sumber daya (resources). Hal itu menuntut kita untuk menggunakan metode yang tepat dalam mengoptimalkan sumber daya yang ada serta fasilitas yang tersedia seperti alat bantu program komputer aplikasi teknik sehingga proyek dapat diselesaikan tepat waktu, tepat mutu, dan tepat biaya.
Penelitian ini membahas mengenai analisa percepatan waktu proyek pada pelaksanaan Pekerjaan Proyek Pembangunan Gedung Twin Building UMY, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan metode penambahan jam kerja (lembur) yang bervariasi dari 1 jam lembur sampai 3 jam lembur dan penambahan tenaga kerja 1 sampai tenaga kerja 3 selanjutnya menentukan perubahan biaya proyek setelah dilakukan lembur, serta membandingkannya antara penambahan tenaga kerja yang selanjutnya dibandingkan kembali dengan biaya denda dengan perubahan biaya sebelum dan sesudah penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja menggunakan program Microsoft Project 2010.
1.2. Rumusan Masalah
Penelitian ini diharapkan dapat memiliki suatu kejelasan dalam pengerjaannya, sehingga dibuat rumusan masalah antara lain :
2. berapa selisih perbandingan biaya denda dengan perubahan biaya sebelum dan sesudah penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja ?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. menghitung perubahan biaya dan waktu pelaksanaan proyek dengan variasi penambahan jam kerja dan penambahan tenaga kerja,
2. membandingkan antara biaya denda dengan perubahan biaya sebelum dan sesudah penambahan jam kerja (lembur) serta penambahan tenaga kerja.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kebijaksanaan pelaksanaan proyek,
2. sebagai bahan acuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu manajemen operasional dan dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk penelitian yang akan datang,
3. semperdalam pengetahuan tentang ilmu manajemen, khususnya dalam hal pertukaran waktu dan biaya (Time Cost Trade Off),
4. memberikan gambaran dan tambahan pengetahuan tentang penggunaan
Microsoft Project dalam manajemen proyek.
1.5. Batasan Masalah
4
1. pengambilan data berasal dari Pekerjaan Proyek Pembangunan Gedung Twin Building UMY, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Perhitungan optimasi hanya meninjau pekerjaan Struktur khususnya dari Lantai Dasar sampai dengan Lantai Atap,
2. hari kerja yang berlangsung dalam pelaksanaan proyek adalah Senin sampai dengan Minggu, dengan jam kerja berkisar 08.00-17.00 WIB dengan waktu istirahat pada 12.00-13.00 WIB dan maksimum jam lembur yang diperkenankan selama 4 jam dari jam 18.00-21.00,
3. pengoptimasian waktu dan biaya dengan metode penambahan jam kerja (lembur) menggunakan program Microsoft Project 2010,
4. perhitungan analisa percepatan waktu proyek pada penelitian ini menggunakan alternatif yaitu variasi penambahan jam kerja (lembur) dan menambah jumlah sumber daya / tenaga kerja (resources) untuk mengetahui perubahan waktu dan biaya,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Novitasari (2014), menyebutkan mempercepat waktu penyelesaian proyek adalah suatu usaha menyelesaikan proyek lebih awal dari waktu penyelesaian dalam keadaan normal. Ada kalanya jadwal proyek harus dipercepat dengan berbagai pertimbangan dari pemilik proyek. Proses mempercepat kurun waktu tersebut disebut crash program. Frederika (dikutip oleh Novitasari, 2014) menyatakan durasi percepatan maksimum dibatasi oleh luas proyek atau lokasi kerja, namun ada empat faktor yang dapat dioptimumkan untuk melaksanakan percepatan suatu aktivitas yaitu meliputi penambahan jumlah tenaga kerja, penjadwalan lembur, penggunaan alat berat, dan pengubahan metode konstruksi di lapangan.
Penelitian tentang analisa percepatan pelaksanaan dengan menambah jam kerja optimum pada proyek konstruksi dengan studi kasus proyek pembangunan super villa, sebelumnya telah dilakukan oleh Ariany Frederika (2010). Hasil penelitian tersebut memberikan kesimpulan sebagai berikut :
1. biaya optimum didapat pada penambahan satu jam kerja, dengan pengurangan biaya sebesar Rp784.104,16 dari biaya total normal yang jumlahnya sebesar Rp2.886.283.000,00 menjadi sebesar Rp2.885.498.895,84, dengan pengurangan waktu selama 8 hari dari waktu normal 284 hari menjadi 276 hari,
2. waktu optimum didapat pada penambahan dua jam kerja, dengan pengurangan waktu selama 14 hari dari waktu normal 284 hari menjadi 270 hari, dengan pengurangan biaya sebesar Rp700.377,35 dari biaya normal Rp2.886.283.000,00 yang menjadi sebesar Rp2.885.582.622,65.
Penelitian oleh Emis Vera Iramutyin pada 2010 dengan judul Optimasi Waktu dan Biaya dengan Metode Crash pada Proyek Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :
6
1. durasi optimum proyek yaitu 49 hari kerja (57 hari kalender) dari durasi normal 74 hari kerja (90 hari kalender) dan proyek dijadwalkan dapat diselesaikan pada 19 November 2010 dari rencana awal 14 Desember 2010, 2. dari hasil perhitungan diperoleh waktu penyelesaian proyek optimum yaitu 49
hari dengan biaya total proyek sebesar Rp501.269.374,29 (belum termasuk jasa kontraktor 10%). Sedangkan, waktu penyelesaian normal 74 hari kerja (90 hari kalender) dengan biaya total proyek Rp516.188.297,49. Jadi, terjadi pengurangan durasi selama 25 hari dan penghematan biaya sebesar Rp14.918.923,20.
Novia Tanjung (2013) dalam penelitian optimasi waktu dan biaya dengan metode crash pada proyek Pekerjaan Struktur Hotel Lorin Triple Moderate Solo mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. optimasi dari estimasi durasi proyek struktur yang direncanakan dalam program Microsoft Project yaitu 66 hari kerja (77 hari kalender) dari durasi normal 84 hari kerja (98 hari kalender) dan proyek dijadwalkan dapat diselesaikan pada 17 November 2012 dari rencana awal 09 Desember 2012, 2. hasil perhitungan sumber daya (resources) pada penambahan jam kerja
(lembur) dalam program Microsoft Project diperoleh biaya total proyek pekerjaan struktur sebesar Rp13.488.216,991, dari biaya normal data proyek sebesar Rp12.765.950.430,11. Jadi, penambahan jam kerja (lembur) pada proyek terjadi pengurangan durasi proyek selama 21 hari dengan penambahan biaya sebesar Rp722.266.561.
Selain itu, Novitasari (2014) dalam penelitian penambahan jam kerja pada Proyek Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Belitung dengan Time Cost
Trade Off berkesimpulan sebagai berikut :
pengurangan waktu selama 29,5 hari dari waktu normal 142 hari menjadi 112,5 hari,
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Manajemen Proyek
Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumberdaya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan (Soeharto,1997).
Menurut Soeharto (1997), Adapun tujuan dari proses manajemen proyek adalah sebagai berikut :
a. agar semua rangkaian kegiatan tersebut tepat waktu, dalam hal ini tidak terjadi keterlambatan penyelesaian suatu proyek,
b. biaya yang sesuai, maksudnya agar tidak ada biaya tambahan lagi di luar dari perencanaan biaya yang telah direncanakan,
c. kualitas sesuai dengan persyaratan, d. proses kegiatan sesuai persyaratan.
Menurut Siswanto (dikutip oleh Novitasari, 2014) dalam manajemen proyek penentuan waktu penyelesaian kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan awal yang sangat penting dalam proses perencanaan karena penentuan waktu tersebut akan menjadi dasar bagi perencana yang lain, yaitu :
a. penyusunan jadwal (scheduling), anggaran (budgeting), kebutuhan sumber daya manusia (manpower planning), dan sumber organisasi yang lain,
b. proses pengendalian (controling).
3.2 Network Planning
Suatu kegiatan yang merupakan rangkaian penyelesaian pekerjaan haruslah direncanakan dengan sebaik-baiknya. Sedapat mungkin semua kegiatan atau aktivitas dalam perusahaan dapat diselesaikan dengan efisien. Semua aktivitas tersebut diusahakan untuk dapat selesai dengan cepat sesuai dengan yang diharapkan serta terintegrasi dengan aktivitas yang lainnya.
Network planning adalah gambaran kejadian-kejadian dan kegiatan yang diharapkan akan terjadi dan dibuat secara kronologis serta dengan kaitan yang logis dan berhubungan antara sebuah kejadian atau kegiatan dengan yang lainnya. Dengan adanya network, manajemen dapat menyusun perencanaan penyelesaian proyek dengan waktu dan biaya yang paling efisien.
3.3 Biaya Total Proyek
Secara umum biaya proyek konstruksi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung.
1. biaya langsung adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi komponen permanen hasil akhir proyek, yang meliputi :
a. biaya bahan / material b. biaya upah kerja c. biaya alat
d. biaya subkontraktor dan lain-lain.
2. biaya tidak langsung adalah segala sesuatu yang tidak merupakan komponen hasil akhir proyek tetapi dibutuhkan dalam rangka proses pembangunan yang biasanya terjadi diluar proyek dan sering disebut dengan biaya tetap (fixed cost). Walaupun sifatnya tetap, tetapi harus dilakukan pengendalian agar tidak melewati anggarannya, yang meliputi :
a. gaji staf / pegawai tetap tim manajemen b. biaya konsultan (perencana dan pengawas) c. fasilitas sementara di lokasi proyek
d. peralatan konstruksi
e. pajak, pungutan, asuransi dan perizinan
f. overhead
g. biaya tak terduga h. laba.
10
proyek. Meskipun tidak dapat diperhitungkan dengan rumus tertentu, pada umumnya makin lama proyek berjalan maka makin tinggi komulatif biaya tidak langsung yang diperlukan. Sedangkan biaya optimal didapat dengan mencari total biaya proyek yang terkendali.
3.4 Metode Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off)
Didalam perencanaan suatu proyek disamping variabel waktu dan sumber daya, variabel biaya (cost) mempunyai peranan yang sangat penting. Biaya (cost) merupakan salah satu aspek penting dalam manajemen, dimana biaya yang timbul harus dikendalikan seminim mungkin. Pengendalian biaya harus memperhatikan faktor waktu, karena terdapat hubungan yang erat antara waktu penyelesaian proyek dengan biaya-biaya proyek yang bersangkutan.
Sering terjadi suatu proyek harus diselesaikan lebih cepat daripada waktu normalnya. Dalam hal ini, pimpinan proyek dihadapkan kepada masalah bagaimana mempercepat penyelesaian proyek dengan biaya minimum. Oleh karena itu, perlu dipelajari terlebih dahulu hubungan antara waktu dan biaya. Analisis mengenai pertukaran waktu dan biaya disebut dengan Time Cost Trade Off ( Pertukaran Waktu dan Biaya).
Didalam analisa time cost trade off ini dengan berubahnya waktu penyelesaian proyek maka berubah pula biaya yang akan dikeluarkan. Apabila waktu pelaksanaan dipercepat maka biaya langsung proyek akan bertambah dan biaya tidak langsung proyek akan berkurang.
Ada beberapa macam cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan percepatan penyeleseian waktu proyek. Cara-cara tersebut antara lain :
a. Penambahan jumlah jam kerja (kerja lembur).
dalam satu hari. Jika seseorang terlalu lama bekerja selama satu hari, maka produktivitas orang tersebut akan menurun karena terlalu lelah. b. Penambahan tenaga kerja
Penambahan tenaga kerja dimaksudkan sebagai penambahan jumlah pekerja dalam satu unit pekerja untuk melaksanakan suatu aktivitas tertentu tanpa menambahkan jam kerja. Dalam penambahan jumlah tenaga kerja yang perlu diperhatikan adalah ruang kerja yang tersedia apakah terlalu sesak atau cukup lapang, karena penambahan tenaga kerja pada suatu aktivitas tidak boleh mengganggu pemakaian tenaga kerja untuk aktivitas yang lain yang sedang berjalan pada saat yang sama. Selain itu, harus diimbangi pengawasan karena ruang kerja yang sesak dan pengawasan yang kurang akan menurunkan produktivitas pekerja.
c. Pergantian atau penambahan peralatan
Penambahan peralatan dimaksudkan untuk menambah produktivitas. Namun perlu diperhatikan adanya penambahan biaya langsung untuk mobilitas dan demobilitas alat tersebut. Durasi proyek dapat dipercepat dengan pergantian peralatan yang mempunyai produktivitas yang lebih tinggi. Juga perlu diperhatikan luas lahan untuk menyediakan tempat bagi peralatan tersebut dan pengaruhnya terhadap produktivitas tenaga kerja.
d. Pemilihan sumber daya manusia yang berkualitas
Sumber daya manusia yang berkualitas adalah tenaga kerja yang mempunyai produktivitas yang tinggi dengan hasil yang baik. Dengan mempekerjakan tenaga kerja yang berkualitas, maka aktivitas akan lebih cepat diselesaikan.
e. Penggunaan metode konstruksi yang efektif
12
Cara-cara tersebut dapat dilaksanakan secara terpisah maupun kombinasi, misalnya kombinasi penambahan jam kerja sekaligus penambahan jumlah tenaga kerja, biasa disebut giliran (shift), dimana unit pekerja untuk pagi sampai sore berbeda dengan dengan unit pekerja untuk sore sampai malam.
3.5. Produktivitas Pekerja
Produktivitas didefinisikan sebagai rasio antara output dan input, atau dapat dikatakan sebagai rasio antara hasil produksi dengan total sumber daya yang digunakan. Dalam proyek konstruksi, rasio dari produktivitas adalah nilai yang diukur selama proses kontruksi; yang dapat dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja, biaya material, metode, dan alat. Kesuksesan dari suatu proyek konstruksi salah satunya tergantung pada efektifitas pengelolaan sumber daya, dan pekerja adalah salah satu sumber daya yang tidak mudah untuk dikelola. Upah yang diberikan sangat tergantung pada kecakapan masing-masing pekerja dikarenakan setiap pekerja memiliki karakter masing-masing yang berbeda-beda satu sama lainnya.
3.6. Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja (Lembur)
Penambahan jam kerja (lembur) bisa dilakukan dengan melakukan penambahan 1 jam, 2 jam, 3 jam, atau 4 jam sesuai dengan waktu penambahan yang diinginkan. Semakin besar penambahan jam lembur, dapat menimbulkan penurunan produktivitas, Indikasi dari penurunan produktivitas pekerja terhadap penambahan jam kerja (lembur) dapat dilihat pada Gambar 3.1 dibawah ini.
Dari uraian di atas dapat ditulis sebagai berikut ini:
1. Produktivitas harian
� =
� � �
2. Produktivitas tiap jam
� � ℎ� �
=
�� � ℎ�
3. Produktivitas harian sesudah crash
= (Jam kerja per hari × Produktivitas tiap jam) + (a × b × Produktivitas tiap jam)
14
Dengan:
a = lama penambahan jam kerja (lembur)
b = koefisien penurunan produktivitas akibat penambahan jam kerja (lembur)
Nilai koefisien penurunan produktivitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Koefisien Penurunan Produktivitas
Jam Lembur Penurunan indeks produktivitas Prestasi kerja
1 jam 0,1 90
2 jam 0,2 80
3 jam 0,3 70
Sumber : Soeharto, 1997
4. Crash duration
� =
� � ℎ� � �ℎ � ℎ
3.7. Pelaksanaan Penambahan Tenaga Kerja
Dalam penambahan jumlah tenaga kerja yang perlu diperhatikan adalah ruang kerja yang tersedia apakah terlalu sesak atau cukup lapang, karena penambahan tenaga kerja pada suatu aktivitas tidak boleh mengganggu pemakaian tenaga kerja untuk aktivitas yang lain yang sedang berjalan pada saat yang sama. Selain itu, harus diimbangi pengawasan karena ruang kerja yang sesak dan pengawasan yang kurang akan menurunkan produktivitas pekerja.
Perhitungan untuk penambahan tenaga kerja dirumuskan sebagai berikut ini :
=
2. Jumlah tenaga kerja dipercepat
=
Dari rumus di atas maka akan diketahui jumlah pekerja normal dan jumlah penambahan tenaga kerja akibat percepatan durasi proyek.
3.8. Biaya Tambahan Pekerja (Crash Cost)
Penambahan waktu kerja akan menambah besar biaya untuk tenaga kerja dari biaya normal tenaga kerja. Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP. 102/MEN/VI/2004 pasal diperhitungkan bahwa upah penambahan kerja bervariasi. Pada penambahan waktu kerja satu jam pertama, pekerja mendapatkan tambahan upah 1,5 kali upah per jam waktu normal dan pada penambahan jam kerja berikutnya maka pekerja akan mendapatkan 2 kali upah per jam waktu normal. Perhitungan untuk biaya tambahan pekerja dapat dirumuskan sebagai berikut ini:
1. Normal ongkos pekerja per hari
= Produktivitas harian × Harga satuan upah pekerja 2. Normal ongkos pekerja per jam
= Produktivitas per jam × Harga satuan upah pekerja 3. Biaya lembur pekerja
= 1,5 × upah satu jam normal untuk penambahan jam kerja (lembur) pertama + 2 × n × upah satu jam normal untuk penambahan jam kerja (lembur) berikutnya
Dengan:
n = jumlah penambahan jam kerja (lembur)
4. Crash cost pekerja per hari
16
5. Cost slope = Crash Cost– Normal Cost
Durasi Normal – Durasi Crash
3.9. Hubungan Antara Biaya dan Waktu
Biaya total proyek sama dengan penjumlahan dari biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya total proyek sangat bergantung dari waktu penyelesaian proyek. Hubungan antara biaya dengan waktu dapat dilihat pada Gambar 3.2. Titik A pada gambar menunjukkan kondisi normal, sedangkan titik B menunjukkan kondisi dipercepat. Garis yang menghubungkan antar titik tersebut disebut dengan kurva waktu biaya. Gambar 3.2 memperlihatkan bahwa semakin besar penambahan jumlah jam kerja (lembur) maka akan semakin cepat waktu penyelesain proyek, akan tetapi sebagai konsekuesinya maka terjadi biaya tambahan yang harus dikeluarkan akan semakin besar. Gambar 3.3 menunjukkan hubungan biaya langsung, biaya tak langsung dan biaya total dalam suatu grafik dan terlihat bahwa biaya optimum didapat dengan mencari total biaya proyek yang terkecil.
Gambar 3.2 Grafik hubungan waktu-biaya normal dan dipercepat untuk suatu kegiatan (Sumber: Soeharto, 1997).
Waktu normal Waktu
dipercepat Biaya waktu
normal Biaya waktu dipercepat
Biaya
3.10. Biaya Denda
Keterlambatan penyelesaian proyek akan menyebabkan kontraktor terkena sanksi berupa denda yang telah disepakati dalam dokumen kontrak. Besarnya biaya denda umumnya dihitung sebagai berikut :
Total denda = total waktu akibat keterlambatan × denda per hari akibat keterlambatan
Dengan:
Denda per hari akibat keterlambatan sebesar 1 permil dari nilai kontrak.
3.11. Program Microsoft Project
Program Microsoft Project adalah sebuah aplikasi program pengolah lembar kerja untuk manajemen suatu proyek, pencarian data, serta pembuatan grafik. Kegiatan manajemen berupa suatu proses kegiatan yang akan mengubah input menjadi output sesuai tujuannya. Input
mencakup unsur-unsur manusia, material, mata uang, mesin/alat dan kegiatan-kegiatan. Seterusnya diproses menjadi suatu hasil yang maksimal untuk mendapatkan informasi yang diinginkan sebagai pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Dalam proses diperlukan perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian.
Gambar 3.3 Grafik hubungan waktu dengan biaya total, biaya langsung, dan biaya tak langsung (Sumber : Soeharto, 1997).
Biaya
Kurun Waktu Biaya Langsung Biaya Total Proyek
Biaya Tidak Langsung Biaya
Optimum
18
Beberapa jenis metode manajemen proyek yang di kenal saat ini, antara lain CPM (Critical Path Method), PERT (Program Evaluation
Review Technique), dan Gantt Chart. Microsoft Project adalah
penggabungan dari ketiganya. Microsoft project juga merupakan sistem perencanaan yang dapat membantu dalam menyusun penjadwalan
(scheduling) suatu proyek atau rangkaian pekerjaan. Microsoft project
juga membantu melakukan pencatatan dan pemantauan terhadap pengguna sumber daya (resource), baik yang berupa sumber daya manusia maupun yang berupa peralatan.
Tujuan penjadwalan dalam Microsoft Project adalah : 1. mengetahui durasi kerja proyek.
2. membuat durasi optimum.
3. mengendalikan jadwal yang dibuat.
4. mengalokasikan sumber daya (Resources) yang digunakan. Komponen yang dibutuhkan pada jadwal adalah :
1. kegiatan (rincian tugas, tugas utama). 2. durasi kerja untuk tiap kegiatan. 3. hubungan kerja tiap kegiatan.
4. resources (tenaga kerja pekerja dan bahan).
Yang dikerjakan oleh Microsoft Project antara lain :
1. mencatat kebutuhan tenaga kerja pada setiap sektor. 2. mencatat jam kerja para pegawai, jam lembur.
3. menghitung pengeluaran sehubungan dengan ongkos tenaga kerja, memasukkan biaya tetap, menghitung total biaya proyek.
4. membantu mengontrol pengguna tenaga kerja pada beberapa pekerjaan untuk menghindari overallocation (kelebihan beban pada penggunaan tenaga kerja).
ditampilkan adalah Gantt Chart View. Tampilan Gantt Chart View dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4 Tampilan layar Gantt Chart View.
1. Task
Task adalah salah satu bentuk lembar kerja dalam Microsoft Project
yang berisi rincian pekerjaan sebuah proyek.
2. Duration
Duration merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan.
3. Start
Start merupakan nilai tanggal dimulainya suatu pekerjaan sesuai
perencanaan jadwal proyek.
4. Finish
Dalam Microsoft Project tanggal akhir pekerjaan disebut finish, yang akan diisi secara otomatis dari perhitungan tanggal mulai (start) ditambah lama pekerjaan (duration).
20
Predecessor merupakan hubungan keterkaitan antara satu pekerjaan
dengan pekerjaan lain. Dalam Microsoft Project mengenal 4 macam hubungan antar pekerjaan, yaitu :
a. FS (Finish to Start)
Suatu pekerjaan baru boleh dimulai jika pekerjaan yang lain selesai, dapat dilihat pada Gambar 3. 5.
Gambar 3.5 FS (Finish to Start). b. FF (Finish to Finish)
Suatu pekerjaan harus selesai bersamaan dengan selesainya pekerjaan lain, dapat dilihat pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6 FF (Finish to Finish). c. SS (Start to Start)
Suatu pekerjaan harus dimulai bersamaan dengan pekerjaan lain,
dapat dilihat pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7 SS (Start to Start)
d. SF (Start to Finish)
Suatu pekerjaan baru boleh diakhiri jika pekerjaan lain dimulai, dapat dilihat pada Gambar 3.8.
A
B
A
B
A
Gambar 3.8 SF (Start to Finish).
6. Resources
Sumber daya, baik sumber daya manusia maupun material dalam
Microsoft Project disebut dengan resources.
7. Baseline
Baseline adalah suatu rencana baik jadwal maupun biaya yang telah
disetujui dan ditetapkan.
8. Gantt Chart
Gantt Chart merupakan salah satu bentuk tampilan dari Microsoft Project
yang berupa batang-batang horisontal yang menggambarkan masing-masing pekerjaan beserta durasinya.
9. Tracking
Tracking adalah mengisikan data yang terdapat di lapangan pada
perencanaan yang telah dibuat. A
22 BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
4.1. Lokasi Penelitian
Obyek penelitian ini dilakukan pada Pekerjaan Proyek Pembangunan Gedung Twin Building UMY
4.2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data atau informasi dari suatu pelaksanaan proyek konstruksi yang sangat bermanfaat untuk evaluasi optimasi waktu dan biaya secara keseluruhan. Data yang diperlukan adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi yang terkait seperti kontraktor, konsultan pengawas, dan lain-lain. Variabel-variabel yang sangat mempengaruhi dalam pengoptimasian waktu dan biaya pelaksanaan proyek ini adalah variabel waktu dan variabel biaya.
1. Variabel Waktu
Data yang mempengaruhi variabel waktu dapat diperoleh dari kontraktor pelaksana atau dari konsultan pengawas. Data yang dibutuhkan untuk variabel waktu adalah :
a. data cumulative progress (kurva-S), meliputi : 1) jenis kegiatan
2) prosentase kegiatan
3) durasi kegiatan
b. rekapitulasi perhitungan biaya proyek. 2. Variabel biaya
Semua data-data yang mempengaruhi variabel biaya diperoleh dari kontraktor pelaksana. Data-data yang diperlukan dalam variabel biaya antara lain :
a. daftar rencana anggaran biaya (RAB) penawaran, meliputi : 1) jumlah biaya normal
b. daftar-daftar harga bahan dan upah. c. gambar rencana proyek.
Data yang digunakan berupa data sekunder dan data primer berupa hasil analisis dengan Microsoft Project. Data tersebut meliputi :
1. daftar bahan dan upah tenaga kerja.
2. rencana anggaran biaya Pekerjaan Proyek Pembangunan Gedung Twin Building UMY.
3. time Schedule (Kurva-S).
4. estimasi waktu dalam program Microsoft Project
5. data biaya normal.
4.3. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan bantuan program Microsoft Project
2010. Dengan menginputkan data yang terkait untuk dianalisis ke dalam program, maka microsoft project ini nantinya akan melakukan kalkulasi secara otomatis sesuai dengan rumus-rumus kalkulasi yang telah dibuat oleh program ini.
Proses menginputkan data untuk menganalisis percepatan meliputi dua tahap, yaitu dengan menyusun rencana jadwal dan biaya proyek
(baseline) dan memasukkan optimasi durasi dengan penambahan jam kerja
(lembur).
4.4. Tahap dan Prosedur Penelitian
Suatu penelitian harus dilaksanakan secara sistematis dengan urutan yang jelas dan teratur, sehingga akan diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam beberapa tahap, yaitu :
Tahap 1 : Persiapan
24
Tahap 2 : Pengumpulan Data
Data proyek yang diperlukan untuk pembuatan laporan,meliputi : 1. rencana Anggaran Biaya (RAB)
2. analisa harga satuan bahan proyek
3. time schedule
Tahap 3 : Analisa percepatan dengan aplikasi program dan pembahasan Melakukan input data ke program untuk perencanaan dan update
perencanaan dengan data pelaksanaan, dengan bantuan program Microsoft
Project ini dilakukan pengujian dari semua kegiatan yang dipusatkan pada
kegiatan yang berada pada jalur kritis yang mempunyai nilai cost slope
terendah. Kemudian membandingkan hasil analisa percepatan yang berupa perubahan biaya proyek sebelum dan sesudah percepatan dengan biaya denda akibat keterlambatan.
Tahap 4 : Kesimpulan
Kesimpulan disebut juga pengambilan keputusan. Pada tahap ini, data yang telah dianalisa dibuat suatu kesimpulan yang berhubungan dengan tujuan penelitian.
Gambar 4.1 Bagan alir penelitian Pengumpulan data proyek
a. Rencana anggaran biaya (RAB)
b. Daftar harga satuan bahan dan upah tenaga kerja
c. Time Schedule (Kurva S)
d. Biaya tidak langsung
Penentuan obyek penelitian
Menyusun network diagram
a. Menentukan penambahan jam kerja (lembur) b. Menentukan penambahan tenaga kerja
Menghitung jumlah sumber daya (resources)
Menentukan estimasi durasi dalam Microsoft Project
Studi literatur
Kesimpulan Hasil :
1. Durasi dan biaya akibat penambahan jam kerja (lembur). 2. Durasi dan biaya akibat penambahan tenaga kerja.
3. Perbandingan durasi dan biaya akibat penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja.
26 BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Data Penelitian 5.1.1. Data Umum Proyek
Adapun gambaran umum dari Proyek Pembangunan Gedung TWIN BUILDING UMY ini adalah sebagai berikut :
Pemilik Proyek : A
Konsultan Supervisi : PT. B
Kontraktor : PT. C
Anggaran : Rp 18.634.959.255,00
Waktu pelaksanaan : 202 Hari kerja Tanggal pekerjaan dimulai : 11 November 2015 Tanggal pekerjaan selesai : 30 Mei 2016
Untuk rincian Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Kurva - S dapat dilihat pada Lampiran I dan Lampiran IV.
5.2. Daftar Kegiatan-Kegiatan Kritis
Berdasarkan hasil analisis Microsoft Project untuk penjadwalan proyek tersebut diketahui lintasan kritis dari kegiatan – kegiatan kritis. Daftar kegiatan – kegiatan kritis pada kondisi normal dapat dilihat pada Tabel 5.1.
No Kode Jenis Pekerjaan Durasi
1 PKLD Pembesian Kolom Lantai Dasar 7
2 BBLD Begisting Balok Lantai Dasar 7
3 BPLLD Begisting Plat Lantai Lantai Dasar 7
4 PKLS Pembesian Kolom Lantai Satu 14
5 BBLS Begisting Balok Lantai Satu 7
6 BPLLS Begisting Plat Lantai Lantai Satu 7
7 PKLD Pembesian Kolom Lantai Dua 21
8 BBLD Begisting Balok Lantai Dua 7
Tabel 5.1 Daftar Kegiatan Kritis Pada Kondisi Normal
Tabel 5.1 di atas menjelaskan bahwa beberapa pekerjaan yang akan dipercepat berdasarkan kegiatan - kegiatan kritis adalah kegiatan yang memiliki unsur tenaga kerja.
Beberapa alasan pemilihan item kegiatan yang akan dipercepat adalah kegiatan krirtis tersebut adalah :
1. Kegiatan kritis yang terpilih tersebut memilik resource work atau yang memiliki pekerja sehingga bisa dipercepat dengan mengolah resource work.
2. Pada kegiatan kritis terpilih tersebut dapat dilakukan percepatan dengan penambahan jam lembur atau dengan penambahan jumlah tenaga kerja. Jika dilakukan penambahan tenaga kerja pada kegiatan kritis yang lain maka jumlah tenaga kerja tidak akan bertambah karena kegiatan kritis tersebut hanya memiliki indeks tenaga kerja yang kecil.
3. Pada kegiatan kritis terpilih tersebut apabila dipercepat dapat mengurangi biaya tidak langsung pada kegiatan tersebut.
10 PKLT Pembesian Kolom Lantai Tiga 28
11 BBLT Begisting Balok Lantai Tiga 7
12 BPLLT Begisting Plat Lantai Lantai Tiga 7
13 PKLE Pembesian Kolom Lantai Empat 35
14 BBLE Begisting Balok Lantai Empat 7
15 BPLLE Begisting Plat Lantai Lantai Empat 7
16 PKLL Pembesian Kolom Lantai Lima 42
17 BBLL Begisting Balok Lantai Lima 7
18 PBLL Pembesian Balok Lantai Lima 7
19 BBLL Beton Balok Lantai Lima 7
20 BPLLL Begisting Plat Lantai Lantai Lima 7 21 PPLLL Pembesian Plat Lantai Lantai Lima 7
22 BPLLL Beton Plat Lantai Lantai Lima 7
23 BSLL Pembesian ShearWall Lantai Lima 7
24 PSLL Begisting ShearWall Lantai Lima 7
25 BSLL Beton ShearWall Lantai Lima 7
26 BRBLL Begisting Ring Balok Lantai Lima 7 27 PRBLL Pembesian Ring Balok Lantai Lima 7
28
4. Apabila mempercepat kegiatan kritis dapat mempercepat durasi proyek secara keseluruhan.
5.3. Biaya Langsung dan Tidak Langsung
Biaya – biaya dalam suatu proyek terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak langsung, Biaya langsung (direct cost) adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi komponen permanen hasil akhir proyek. Penentuan biaya tidak langsung berdasarkan hasil dari Studi Praktek Estimasi Biaya Tidak Langsung pada Proyek Konstruksi oleh Soemardi dan Kusumawardani (2010).
Gambar 5.1 Model hubungan biaya tidak langsung pada kontraktor besar.
Berdasarkan grafik diatas pada proyek pembangunan Jembatandengan nilai
total proyek sebesar Rp 18.634.959.255,00 didapatkan presentase untuk biaya tidak langsung sebesar 7,7 % dari nilai total proyek tersebut secara detail hitungan seperti contoh dibawah berikut ini :
Biaya Tidak Langsung = 7,7 % x Rp 18.634.959.255,00
= Rp 1.434.891.862,64
Biaya Tidak Langsung / hari =
=
=
Rp 7.103.425,06/ hari= Rp 18.634.959.255,00 – Rp 1.434.891.862,64
= Rp 17.200.067.392,37
5.4. Penerapan Metode Time Cost Trade Off
5.4.1. Penambahan Jam Kerja (Waktu Lembur)
Dalam perencanaan penambahan jam kerja lembur memakai 8 jam kerja normal dan 1 jam istirahat (08.00-17.00), sedangkan kerja lembur dilakukan setelah waktu kerja normal (17.00-20.00). Menurut keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 pasal 3, pasal 7 dan pasal 11 standar upah untuk lembur adalah :
1. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (jam) dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu.
2. Memberikan makanan dan minuman sekurang-kurangnya 1.400 kalori apabila kerja lembur dilakukan selama 3 jam atau lebih.
3. Untuk kerja lembur pertama harus dibayar sebesar 1,5 kali upah sejam. 4. Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar upah sebesar 2 kali
lipat upah satu jam.
Untuk lebih detail besar upah tenaga kerja pada proyek ini dapat dilihat pada Tabel 5.3 sebagai berikut :
NO JENIS PEKERJA UPAH KERJA
PERHARI UPAH KERJA PERJAM
1 Pekerja Rp 50.000,00 Rp 6.250,00 2 Mandor Rp 70.000,00 Rp 8.750,00 3 Tukang Batu Rp 60.000,00 Rp 7.500,00 4 Tukang Kayu Rp 65.000,00 Rp 8.125,00 5 Tukang Besi Rp 60.000,00 Rp 7.500,00 6 Kepala Tukang Batu Rp 65.000,00 Rp 8.125,00 7 Kepala Tukang Kayu Rp 70.000,00 Rp 8.750,00 8 Kepala Tukang Besi Rp 65.000,00 Rp 8.125,00
Tabel 5.3 Upah Tenaga Kerja
30
NO JENIS
PEKERJAAN Biaya normal
Biaya Lembur
1 jam 2 jam 3 jam
1 Pekerja Rp 50.000,00 Rp 9.375,00 Rp 10.937,50 Rp 11.458,33
2 Mandor Rp 70.000,00 Rp 13.125,00 Rp 15.312,50 Rp 16.041,67
3 Tukang Batu Rp 60.000,00 Rp 11.250,00 Rp 13.125,00 Rp 13.750,00
4 Tukang Kayu Rp 65.000,00 Rp 12.187,50 Rp 14.218,75 Rp 14.895,83
5 Tukang Besi Rp 60.000,00 Rp 11.250,00 Rp 13.125,00 Rp 13.750,00
6 Kepala
Tukang Batu Rp 65.000,00 Rp 12.187,50 Rp 14.218,75 Rp 14.895,83
7 Kepala
Tukang Kayu Rp 70.000,00 Rp 13.125,00 Rp 15.312,50 Rp 16.041,67
8 Kepala
[image:44.595.107.528.126.357.2]Tukang Besi Rp 65.000,00 Rp 12.187,50 Rp 14.218,75 Rp 14.895,83
Tabel 5.4 Upah Lembur Tenaga Kerja
Contoh perhitungan upah lembur untuk resource name Mandor sebagai berikut : 1. Contoh perhitungan Biaya Lembur:
Untuk Resource Name : Mandor Biaya per hari (Standart Cost) : Rp. 70.000,00 Jam kerja per hari : 8 jam/hari
Biaya per jam =
= Rp. 8.750,00
Biaya lembur per hari:
Lembur 1 jam = Rp. 8.750,00 × 1,5 = Rp 13.125,00
Lembur 2 jam = (Rp. 8.750,00 × 1,5) + (1 × (Rp. 8.750,00 × 1,5 × 2)) = Rp. 30.625,00
Lembur 3 jam = (Rp. 8.750,00 × 1,5) + (2 × (Rp. 8.750,00 × 1,5 × 2)) = Rp. 48.125,00
Biaya lembur per jam:
Lembur 1 jam =
Lembur 2 jam =
= Rp 15.312,50
Lembur 3 jam =
= Rp 16.041,67
Produktivitas kerja lembur untuk 1 jam per hari diperhitungkan sebesar 90%, 2 jam per hari diperhitungkan sebesar 80% dan 3 jam per hari diperhitungkan sebesar 70%, dari produktivitas normal. Penurunan produktifitas untuk kerja lembur ini disebabkan oleh kelelahan pekerja, keterbatasan pandangan pada malam hari, serta keadaan cuaca yang dingin. Untuk kegiatan-kegiatan kritis yang akan dipercepat durasi percepatan dihitung berdasarkan penambahan jam lembur dari durasi normal yang ada. Adapun salah satu contoh perhitungannya adalah perhitungan Pekerjaan Galian untuk selokan drainase dan saluran air (No. Task 5) dibawah ini :
Durasi yang bisa di crash berdasarkan penambahan 1 jam lembur :
∑
Volume = 238,11 m’
Durasi normal = 7 hari Durasi normal (jam) = 7 × 8
= 56 jam
Produktivitas jam normal =
=
4,25 m
3 /jam
Maksimal crashing =
6,29 hari
=
6 hari32
Durasi yang bisa di crash berdasarkan penambahan 2 jam lembur :
∑
Volume = 238,11 m3
Durasi normal = 7 hari Durasi normal (jam) = 7 × 8
= 56 jam
Produktivitas jam normal =
=
4,25 m
3 /jam
Maksimal crashing =
5,83 hari
=
6 hariMaka maksimal crashing = 7 hari – 6 hari = 1 hari
Durasi yang bisa dicrash berdasarkan penambahan 3 jam lembur :
∑
Volume = 238,11 m³
Durasi normal = 7 hari Durasi normal (jam) = 7 × 8
= 56 jam
Produktivitas jam normal =
=
4,25 m
3 /jam
Maksimal crashing =
5,54 hari = 6 hari
Maka maksimal crashing = 7 hari – 6 hari = 1 hari
Hasil perhitungan pengontrolan durasi crashing manual diatas sesuai dengan hasil perhitungan pada Microsoft Project, hasil dari pengolahan Microsoft Project
Jenis Pekerjan
Durasi Biaya
Normal (hari)
Lembur 1
jam (hari) Normal Lembur 1 jam Pembesian Kolom
Lantai Dasar 7 6,29 Rp 592.007.595 Rp 611.741.320 Begisting Balok
Lantai Dasar 7 6,29 Rp 171.072.205 Rp 175.422.080 Begisting Plat
Lantai Lantai Dasar 7 6,3 Rp 203.411.860 Rp 208.582.435 Pembesian Kolom
Lantai Satu 14 12,58 Rp 592.007.581 Rp 611.741.306 Begisting Balok
Lantai Satu 7 6,29 Rp 187.413.985 Rp 192.178.160 Begisting Plat
Lantai Lantai Satu 7 6,29 Rp 217.575.725 Rp 223.105.525 Pembesian Kolom
Lantai Dua 21 18,88 Rp 592.007.581 Rp 611.741.306 Begisting Balok
Lantai Dua 7 6,29 Rp 187.413.985 Rp 192.178.160 Begisting Plat
Lantai Lantai Dua 7 6,29 Rp 217.575.725 Rp 223.105.525 Pembesian Kolom
Lantai Tiga 28 25,25 Rp 507.941.359 Rp 524.873.359 Begisting Balok
Lantai Tiga 7 6,29 Rp 187.413.985 Rp 192.178.160 Begisting Plat
Lantai Lantai Tiga 7 6,29 Rp 217.575.725 Rp 223.105.525 Pembesian Kolom
Lantai Empat 35 31,65 Rp 507.941.359 Rp 524.873.359 Begisting Balok
Lantai Empat 7 6,29 Rp 187.413.985 Rp 192.178.160 Begisting Plat
Lantai Lantai Empat 7 6,29 Rp 217.575.725 Rp 223.105.525 Pembesian Kolom
Lantai Lima 42 37,99 Rp 432.613.733 Rp 447.033.958 Begisting Balok
Lantai Lima 7 6,29 Rp 187.413.985 Rp 192.178.160 Pembesian Balok
Lantai Lima 7 6,29 Rp 739.760.561 Rp 764.419.286 Beton Balok Lantai
Lima 7 6,37 Rp 197.701.025 Rp 197.827.775
Begisting Plat
34
Pembesian Plat
Lantai Lantai Lima 7 6,29 Rp 422.528.722 Rp 436.613.872 Beton Plat Lantai
Lantai Lima 7 6,38 Rp 139.357.100 Rp 139.447.000 Pembesian
ShearWall Lantai Lima
7 6,29 Rp 70.412.220 Rp 72.760.495
Begisting
ShearWall Lantai Lima
7 6,28 Rp 44.339.225 Rp 45.419.575
Beton ShearWall
Lantai Lima 7 6,73 Rp 28.313.500 Rp 28.330.850 Begisting Ring
Balok Lantai Lima 7 6,31 Rp 37.038.000 Rp 37.979.375 Pembesian Ring
Balok Lantai Lima 7 6,29 Rp 152.285.898 Rp 157.361.648 Beton Ring Balok
[image:48.595.95.533.111.379.2]Lantai Lima 5 4,31 Rp 43.515.350 Rp 43.543.100 Tabel 5.5 Hasil Perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan 1
jam lembur menggunakan Microsoft Project
Jenis Pekerjan
Durasi Biaya
Normal (hari)
Lembur 2 jam (hari)
Normal Lembur 2 jam
Pembesian Kolom
Lantai Dasar 7 5,83 Rp 592.007.595 Rp 649.943.508 Begisting Balok
Lantai Dasar 7 5,84 Rp 171.072.205 Rp 183.841.942 Begisting Plat
Lantai Lantai Dasar 7 5,84 Rp 203.411.860 Rp 218.591.848 Pembesian Kolom
Lantai Satu 14 11,67 Rp 592.007.581 Rp 649.943.494 Begisting Balok
Lantai Satu 7 5,83 Rp 187.413.985 Rp 201.399.798 Begisting Plat
Lantai Lantai Satu 7 5,83 Rp 217.575.725 Rp 233.811.175 Pembesian Kolom
Lantai Dua 21 17,5 Rp 592.007.581 Rp 649.943.494 Begisting Balok
Lantai Dua 7 5,83 Rp 187.413.985 Rp 201.399.798 Begisting Plat
Pembesian Kolom
Lantai Tiga 28 23,41 Rp 507.941.359 Rp 557.649.484 Begisting Balok
Lantai Tiga 7 5,83 Rp 187.413.985 Rp 201.399.798 Begisting Plat
Lantai Lantai Tiga 7 5,83 Rp 217.575.725 Rp 233.811.175 Pembesian Kolom
Lantai Empat 35 29,34 Rp 507.941.359 Rp 557.649.484 Begisting Balok
Lantai Empat 7 5,83 Rp 187.413.985 Rp 201.399.798 Begisting Plat
Lantai Lantai Empat
7 5,83 Rp 217.575.725 Rp 233.811.175
Pembesian Kolom
Lantai Lima 42 35,23 Rp 432.613.733 Rp 474.950.608 Begisting Balok
Lantai Lima 7 5,83 Rp 187.413.985 Rp 201.399.798 Pembesian Balok
Lantai Lima 7 5,83 Rp 739.760.561 Rp 812.155.011 Beton Balok Lantai
Lima 7 5,9 Rp 197.701.025 Rp 198.073.400
Begisting Plat
Lantai Lantai Lima 7 5,83 Rp 217.575.725 Rp 233.811.175 Pembesian Plat
Lantai Lantai Lima 7 5,83 Rp 422.528.722 Rp 463.877.797 Beton Plat Lantai
Lantai Lima 7 5,92 Rp 139.357.100 Rp 139.619.975 Pembesian
ShearWall Lantai Lima
7 5,83 Rp 70.412.220 Rp 77.303.320
Begisting
ShearWall Lantai Lima
7 5,82 Rp 44.339.225 Rp 47.508.350
Beton ShearWall
Lantai Lima 7 6,25 Rp 28.313.500 Rp 28.367.425 Begisting Ring
Balok Lantai Lima 7 5,85 Rp 37.038.000 Rp 39.802.288 Pembesian Ring
Balok Lantai Lima 7 5,83 Rp 152.285.898 Rp 167.189.598 Beton Ring Balok
Lantai Lima 5 4 Rp 43.515.350 Rp 43.597.425
36
Jenis Pekerjan
Durasi Biaya
Normal (hari)
Lembur 3 jam (hari)
Normal Lembur 3 jam
Pembesian Kolom
Lantai Dasar 7 5,54 Rp 592.007.595 Rp 690.549.198 Begisting Balok
Lantai Dasar 7 5,55 Rp 171.072.205 Rp 192.790.056 Begisting Plat Lantai
Lantai Dasar 7 5,55 Rp 203.411.860 Rp 229.231.420 Pembesian Kolom
Lantai Satu 14 11,09 Rp 592.007.581 Rp 690.549.184 Begisting Balok
Lantai Satu 7 5,54 Rp 187.413.985 Rp 211.203.469 Begisting Plat Lantai
Lantai Satu 7 5,55 Rp 217.575.725 Rp 245.190.276 Pembesian Kolom
Lantai Dua 21 16,63 Rp 592.007.581 Rp 690.549.184 Begisting Balok
Lantai Dua 7 5,54 Rp 187.413.985 Rp 208.143.869 Begisting Plat Lantai
Lantai Dua 7 5,55 Rp 217.575.725 Rp 245.190.276 Pembesian Kolom
Lantai Tiga 28 22,25 Rp 507.941.359 Rp 592.490.236 Begisting Balok
Lantai Tiga 7 5,54 Rp 187.413.985 Rp 211.203.469 Begisting Plat Lantai
Lantai Tiga 7 5,55 Rp 217.575.725 Rp 245.190.276 Pembesian Kolom
Lantai Empat 35 27,89 Rp 507.941.359 Rp 592.490.236 Begisting Balok
Lantai Empat 7 5,54 Rp 187.413.985 Rp 211.203.469 Begisting Plat Lantai
Lantai Empat 7 5,55 Rp 217.575.725 Rp 242.516.826 Pembesian Kolom
Lantai Lima 42 33,48 Rp 432.613.733 Rp 504.622.427 Begisting Balok
Lantai Lima 7 5,54 Rp 187.413.985 Rp 211.203.469
Pembesian Balok
Beton Balok Lantai
Lima 7 5,61 Rp 197.701.025 Rp 198.334.392
Begisting Plat Lantai
Lantai Lima 7 5,55 Rp 217.575.725 Rp 245.190.276 Pembesian Plat
Lantai Lantai Lima 7 5,54 Rp 422.528.722 Rp 492.858.724 Beton Plat Lantai
Lantai Lima 7 5,63 Rp 139.357.100 Rp 139.803.767 Pembesian
ShearWall Lantai Lima
7 5,54 Rp 70.412.220 Rp 82.132.737
Begisting ShearWall
Lantai Lima 7 5,54 Rp 44.339.225 Rp 49.725.625 Beton ShearWall
Lantai Lima 7 5,95 Rp 28.313.500 Rp 28.404.333 Begisting Ring
Balok Lantai Lima 7 5,56 Rp 37.038.000 Rp 41.739.184 Pembesian Ring
Balok Lantai Lima 7 5,54 Rp 152.285.898 Rp 177.633.849 Beton Ring Balok
Lantai Lima 5 3,8 Rp 43.515.350 Rp 43.654.533 Tabel 5.7 Hasil Perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan 3
jam lembur menggunakan Microsoft Project
Selanjutnya dari Tabel diatas dapat menghitung Cost Slope untuk kegiatan-kegiatan kritis yang terjadi setelah penambahan jam lembur, daftar Cost Slope
untuk semua kegiatan kritis dapat dilihat pada Tabel 5.8, 5.9, dan 5.10 secara lengkap berikut ini :
Kode Normal Crashing Percepatan Slope
Durasi (Hari)
Biaya Durasi
(Hari)
Biaya
BRBLL 5 Rp 43.515.350 0,69 4,31 Rp 43.543.100 40.217,39 BSLL 7 Rp 28.313.500 0,28 6,73 Rp 28.330.850 61.964,29 BPLLL 7 Rp 139.357.100 0,62 6,38 Rp 139.447.000 145.000,00
BBLL 7 Rp 197.701.025 0,63 6,37 Rp 197.827.775 201.190,48 BRBLL 7 Rp 37.038.000 0,69 6,31 Rp 37.979.375 1.364.311,59
38
BBLD 7 Rp 171.072.205 0,71 6,29 Rp 175.422.080 6.126.584,51 PKLT 28 Rp 507.941.359 2,75 25,25 Rp 524.873.359 6.157.090,91 BBLS 7 Rp 187.413.985 0,71 6,29 Rp 192.178.160 6.710.105,63 BBLD 7 Rp 187.413.985 0,71 6,29 Rp 192.178.160 6.710.105,63 BBLT 7 Rp 187.413.985 0,71 6,29 Rp 192.178.160 6.710.105,63 BBLE 7 Rp 187.413.985 0,71 6,29 Rp 192.178.160 6.710.105,63 BBLL 7 Rp 187.413.985 0,71 6,29 Rp 192.178.160 6.710.105,63 PRBLL 7 Rp 152.285.898 0,71 6,29 Rp 157.361.648 7.148.943,66 BPLLD 7 Rp 203.411.860 0,7 6,3 Rp 208.582.435 7.386.535,71 BPLLS 7 Rp 217.575.725 0,71 6,29 Rp 223.105.525 7.788.450,70 BPLD 7 Rp 217.575.725 0,71 6,29 Rp 223.105.525 7.788.450,70 BPLLT 7 Rp 217.575.725 0,71 6,29 Rp 223.105.525 7.788.450,70 BPLLE 7 Rp 217.575.725 0,71 6,29 Rp 223.105.525 7.788.450,70 BPLLL 7 Rp 217.575.725 0,71 6,29 Rp 223.105.525 7.788.450,70 PKLD 21 Rp 592.007.581 2,12 18,88 Rp 611.741.306 9.308.360,85 PKLS 14 Rp 592.007.581 1,42 12,58 Rp 611.741.306 13.896.989,44 PPLLL 7 Rp 422.528.722 0,71 6,29 Rp 436.613.872 19.838.239,44 PKLD 7 Rp 592.007.595 0,71 6,29 Rp 611.741.320 27.793.978,87 PBLL 7 Rp 739.760.561 0,71 6,29 Rp 764.419.286 34.730.598,59
Tabel 5.8 Cost Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Biaya Lembur 1 jam yang telah diurutkan dari yang terkecil ke yang terbesar
Kode Normal Crashing Percepatan Slope
Durasi (Hari)
Biaya Durasi
(Hari)
Biaya
BSLL 7 Rp 28.313.500 0,75 6,25 Rp 28.367.425 71.900,00
BRBLL 5 Rp 43.515.350 1 4 Rp 43.597.425 82.075,00
BPLLL 7 Rp 139.357.100 1,08 5,92 Rp 139.619.975 243.402,78 BBLL 7 Rp 197.701.025 1,1 5,9 Rp 198.073.400 338.522,73 BRBLL 7 Rp 37.038.000 1,15 5,85 Rp 39.802.288 2.403.728,70
BBLL 7 Rp 187.413.985 1,17 5,83 Rp 201.399.798 11.953.686,32 PRBLL 7 Rp 152.285.898 1,17 5,83 Rp 167.189.598 12.738.205,13 BPLLD 7 Rp 203.411.860 1,16 5,84 Rp 218.591.848 13.086.196,55 BPLLS 7 Rp 217.575.725 1,17 5,83 Rp 233.811.175 13.876.452,99 BPLD 7 Rp 217.575.725 1,17 5,83 Rp 233.811.175 13.876.452,99 BPLLT 7 Rp 217.575.725 1,17 5,83 Rp 233.811.175 13.876.452,99 BPLLE 7 Rp 217.575.725 1,17 5,83 Rp 233.811.175 13.876.452,99 BPLLL 7 Rp 217.575.725 1,17 5,83 Rp 233.811.175 13.876.452,99 PKLD 21 Rp 592.007.581 3,5 17,5 Rp 649.943.494 16.553.118,00 PKLS 14 Rp 592.007.581 2,33 11,67 Rp 649.943.494 24.865.198,71 PPLLL 7 Rp 422.528.722 1,17 5,83 Rp 463.877.797 35.341.089,74 PKLD 7 Rp 592.007.595 1,17 5,83 Rp 649.943.508 49.517.874,36 PBLL 7 Rp 739.760.561 1,17 5,83 Rp 812.155.011 61.875.598,29
Tabel 5.9 Cost Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Biaya Lembur 2 jam yang telah diurutkan dari yang terkecil ke yang terbesar
Kode Normal Crashing Percepatan Slope
Durasi (Hari)
Biaya Durasi
(Hari)
Biaya
BSLL 7 Rp 28.313.500 1,05 5,54 Rp 28.404.333 86.507,62 BRBLL 5 Rp 43.515.350 1,2 5,55 Rp 43.654.533 115.985,83
BPLLL 7 Rp 139.357.100 1,37 5,55 Rp 139.803.767 326.034,31 BBLL 7 Rp 197.701.025 1,39 11,09 Rp 198.334.392 455.659,71 BRBLL 7 Rp 37.038.000 1,44 5,54 Rp 41.739.184 3.264.711,11
40
BPLLT 7 Rp 217.575.725 1,45 5,63 Rp 245.190.276 19.044.517,93 BPLLL 7 Rp 217.575.725 1,45 5,54 Rp 245.190.276 19.044.517,93 PKLD 21 Rp 592.007.581 4,37 5,54 Rp 690.549.184 22.549.565,90 PKLS 14 Rp 592.007.581 2,91 5,95 Rp 690.549.184 33.863.093,81 PPLLL 7 Rp 422.528.722 1,46 5,56 Rp 492.858.724 48.171.234,25 PKLD 7 Rp 592.007.595 1,46 5,54 Rp 690.549.198 67.494.248,63 PBLL 7 Rp 739.760.561 1,45 3,8 Rp 862.894.248 84.919.784,14
Tabel 5.10 Cost Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Biaya Lembur 3 jam yang telah diurutkan dari yang terkecil ke yang terbesar
Data diatas merupakan data hasil crashing seluruh kegiatan kritis yang memiliki resource pekerja untuk pelaksanaan durasi total proyek dengan menambahkan 1 jam lembur didapatkan durasi crashing maksimal yang ada yaitu 29 hari, untuk penambahan 2 jam lembur didapatkan durasi crashing maksimal yang ada yaitu 49 hari sedangkan dengan menambahkan 3 jam lembur didapatkan durasi crashing maksimal yang ada yaitu 61 hari disemua pekerjaan kritis tersebut, selanjutnya untuk menguji kemungkinan efisiensi crashing, dengan melakukan crashing ulang dimulai dari cost slope terkecil Pada Tabel 5.11, 5.12, dan 5.13 merupakan urutan kegiatan – kegiatan kritis hasil crashing diurutkan dari
cost slope terkecil sampai terbesar :
Kode Normal Crashing Percepatan Slope
Durasi (Hari)
Biaya Durasi
(Hari)
Biaya
BRBLL 5 Rp 43.515.350 0,69 4,31 Rp 43.543.100 40.217,39 BSLL 7 Rp 28.313.500 0,28 6,73 Rp 28.330.850 61.964,29 BPLLL 7 Rp 139.357.100 0,62 6,38 Rp 139.447.000 145.000,00
BBLL 7 Rp 197.701.025 0,63 6,37 Rp 197.827.775 201.190,48 BRBLL 7 Rp 37.038.000 0,69 6,31 Rp 37.979.375 1.364.311,59
BBLS 7 Rp 187.413.985 0,71 6,29 Rp 192.178.160 6.710.105,63 BBLD 7 Rp 187.413.985 0,71 6,29 Rp 192.178.160 6.710.105,63 BBLT 7 Rp 187.413.985 0,71 6,29 Rp 192.178.160 6.710.105,63 BBLE 7 Rp 187.413.985 0,71 6,29 Rp 192.178.160 6.710.105,63 BBLL 7 Rp 187.413.985 0,71 6,29 Rp 192.178.160 6.710.105,63 PRBLL 7 Rp 152.285.898 0,71 6,29 Rp 157.361.648 7.148.943,66 BPLLD 7 Rp 203.411.860 0,7 6,3 Rp 208.582.435 7.386.535,71 BPLLS 7 Rp 217.575.725 0,71 6,29 Rp 223.105.525 7.788.450,70 BPLD 7 Rp 217.575.725 0,71 6,29 Rp 223.105.525 7.788.450,70 BPLLT 7 Rp 217.575.725 0,71 6,29 Rp 223.105.525 7.788.450,70 BPLLE 7 Rp 217.575.725 0,71 6,29 Rp 223.105.525 7.788.450,70 BPLLL 7 Rp 217.575.725 0,71 6,29 Rp 223.105.525 7.788.450,70 PKLD 21 Rp 592.007.581 2,12 18,88 Rp 611.741.306 9.308.360,85 PKLS 14 Rp 592.007.581 1,42 12,58 Rp 611.741.306 13.896.989,44 PPLLL 7 Rp 422.528.722 0,71 6,29 Rp 436.613.872 19.838.239,44 PKLD 7 Rp 592.007.595 0,71 6,29 Rp 611.741.320 27.793.978,87 PBLL 7 Rp 739.760.561 0,71 6,29 Rp 764.419.286 34.730.598,59
Tabel 5.11 Urutan kegiatan – kegiatan berdasarkan nilai Cost Slope untuk lembur 1 jam
Kode Normal Crashing Percepatan Slope
Durasi (Hari)
Biaya Durasi
(Hari)
Biaya
BSLL 7 Rp 28.313.500 0,75 6,25 Rp 28.367.425 71.900,00
BRBLL 5 Rp 43.515.350