UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI KELAS VIII SMP AL- FATTAH MEDAN T. A.2015/2016
Oleh :
AGUSPA NIM. 4101111002
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
RIWAYAT HIDUP
Aguspa adalah anak keempat dari empat bersaudara. Lahir di kutacane tanggal 17
Agustus 1992. Ayah bernama Muchlis dan Ibu bernama Alm.S.Rezeky SKD. Pada tahun 1998
penulis masuk Sekolah Dasar (SD) Negeri Impres, Kec. Semadam dan lulus pada tahun 2004.
Pada tahun 2004 penulis melanjutkan sekolahnya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2
Kutacane dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis melanjutkan sekolahnya di
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kutacane dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010
penulis diterima di program studi Pendidikan Matematika jurusan Matematika Fakultas
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT
TEAMS ACHIEVEMENTDIVISION PADA MATERI KUBUS DAN
BALOK DI KELAS VIII SMPN 1 SINGKIL UTARA T. A. 2015/2016
Aguspa (NIM. 4101111002)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi kubus dan balok dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) di kelas VIII SMP Al-Fattah Medan tahun ajaran 2015/2016.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII SMP Al-Fattah Medan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Al- Fattah Medan yang berjumlah 35 orang sedangkan objek dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa pada materi kubus dan balok tahun ajaran 2015/2016.
Instrumen penelitian dalam pengumpulan data adalah lembar observasi dan angket. Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan belajar mengajar dan aktivitas siswa pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan angket digunakan untuk melihat respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirobbil’aalamiin, puji dan syukur penulis ucapkan kepada
ALLAH SWT atas segala berkah, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar
Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Di Kelas VIII SMP Al-Fattah Medan
Tahun Ajaran 2015/2016”, yang disusun untuk memenuhi persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Matematika,
Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan dapat
diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam–dalamnya kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini, antara
lain:
1. Bapak Prof. Dr. H. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.S., M.Sc, selaku Wakil Dekan Bidang
Akademik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Negeri Medan.
4. Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika.
5. Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan
Matematika.
6. Bapak Drs.M.Panjaitan, M.Pd., selaku Pembimbing Skripsi penulis yang
telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberi arahan, bimbingan, dan
saran guna kesempurnaan skripsi ini.
7. Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku dosen Penasehat Akademik (PA) yang
8. Bapak Drs.Yasifati Hia, M.Si, Bapak Dr. Mulyono, M.Si, dan Bapak Drs.
H.Banjarnahor, M.Pd sebagai Dosen Penguji yang telah banyak memberikan
saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
9. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika.
10. Bapak Nopriantoni,SE, sebagai Kepala Sekolah yang telah mengizinkan
penulis untuk melaksanakan penelitian di SMP Al-Fattah Medan.
11. Bapak Rara, S.Pd, sebagai guru bidang studi matematika di SMP Al-Fattah
Medan dan peserta didik kelas VIII-B atas kerjasama dan kesediannya dalam
membantu penulis selama melakukan penelitian.
12. Teristimewa rasa dan ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis
sampaikan kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Muchlis dan Ibunda
Alm.S.Rezeky SKD untuk setiap tetes keringat dan air mata, untuk kasih
sayang yang tak pernah berkurang, untuk harapan yang tak pernah pudar,
do’a yang tak henti, yang selalu membanggakan tak peduli berapa kali
mengecewakan, dan perjuangan dan pengorbanan yang telah dilakukan untuk
penulis selama ini.
13. Termanis buat abangda Afdhal Wahyudi , abangda Afrizal dan kakakda
Afnita untuk dukungan, perhatian, dan kasih sayang yang begitu besar
sehingga Adik mampu menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.
14. Teima kasih juga untuk adik-adik stambuk (Melinda, Kardo, Tia, Elisa,
Levana, Vero, Jumedi, Deasy, Kanura, Roy) yang sudah banyak bantui proses
selesainya skripsi ini.
15. Seluruh sahabat anak kos tersayang ( kak Yati,dek Sulis, Dek Imama)
16. Seseorang yang tersayang yang dalam doa yang selalu menjadi penyemangat
agar dapat menyelesaikan skripsi ini secepatnya. Semoga setelah selesai
kewajiban kuliah ini tepat waktu, kamu juga segera datang ya menemui
waliku. Aamiin Yaa Rabb.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung, yang tidak tercantum dalam ucapan ini. Semoga
dukungan dan bantuan yang telah diberikan dirahmati oleh Allah SWT. Akhir
vi
semoga bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bahan masukan dalam dunia
pendidikan.
Medan, Juli 2016
Penulis,
Aguspa
DAFTAR ISI
2.1.1. Pengertian Belajar dan Mengajar 10
2.1.2. Hasil Belajar 13
2.1.3. Pembelajaran Matematika 13
2.1.4. Aktivitas Belajar 15
2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif 20 2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 24
2.1.7. Materi Pembelajaran 32
2.2.Kerangka Konseptual 43
2.3.Hipotesis Penelitian 44
BAB III METODE PENELITIAN 45
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 45
3.2. Subjek dan Objek Penelitian 45
3.2.1. Subjek Penelitian 45
3.2.2. Objek Penelitian 45
3.3.Jenis Penelitian 45
vi
3.5. Alat Pengumpul Data 52
3.5.1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa 52 3.5.2. Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran 52
3.5.3. Angket 53
3.6. Analisis Data 54
3.6.1. Reduksi Data 54
3.6.2. Interpretasi Hasil 54
3.6.3. Paparan Data 59
3.6.4. Menarik Kesimpulan 59
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 61
4.1. Hasil Penelitian 61
4.1.1. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus I 61 4.1.2. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus II 71
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 83
BAB V 91
5.1. Kesimpulalan 91
5.2. Saran 91
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 50
Gambar 4.1. Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Siklus I 66
Gambar 4.2. Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Siklus II 76
Gambar 4.3. Peningkatan Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa 77
Siklus I dan Siklus II
Gambar 4.4. Peningkatan Skor Rata-Rata Pengelolaan Pembelajaran 80
dari Siklus I ke Siklus II
Gambar 5.1. wawancara dengan kepala sekolah 211
Gambar 5.2 guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan motivasi 211
Gambar 5.2. Guru menjelaskan materi pelajaran mengenai kubus dan 211
balok
Gambar 5.3. Mengorganisasikan siswa ke dalam 7 kelompok belajar 212
Gambar 5.4. Guru membagikan LAS pada masing-masing kelompok 212
Gambar 5.5. Guru membimbing dan mengawasi siswa dalam belajar 212
Kelompok
Gambar 5.6. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di 213
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Aspek Kategori Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran 19
Tabel 2.2. Sintaks Pembelajaran Kooperatif 24
Tabel 2.3. Membagi Siswa ke dalam Tim 27
Tabel 2.4. Penentuan Skor Perkembangan Siswa 28
Tabel 2.5. Tingkat Penghargaan Kelompok 29
Tabel 2.6. Tahapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 30
Tabel 3.1. Kadar Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran 46
Tabel 3.2. Aspek Kategori Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran 52
Tabel 3.3. Aspek Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran 52
Tabel 3.4. Kriteria Pencapaian Waktu Ideal Aktivitas Siswa 56
Tabel 3.5. Tafsiran Persentase Respon Siswa 58
Tabel 4.1. Kadar Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran 60
Tabel 4.2. Perhitungan Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa 64
Siklus I
Tabel 4.3. Hasil Observasi terhadap Pengelolaan Pembelajaran Siklus I 67
Tabel 4.4. Kadar Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Pada Siklus I 70
Tabel 4.5. Perhitungan Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas 75
Siklus II
Tabel 4.6. Peningkatan Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa 77
pada Siklus I dan Siklus II
Tabel 4.7. Hasil Observasi terhadap Pengelolaan Pembelajaran 78
Siklus II
Tabel 4.8. Peningkatan Skor Rata-Rata Pengelolaan Pembelajaran dari 79
dari Siklus I ke Siklus II
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa IV (LAS IV) Siklus II 142 Lampiran 9. Alternatif Penyelesaian LAS I Siklus I 148 Lampiran 10. Alternatif Penyelesaian LAS II Siklus I 151 Lampiran 11. Alternatif Penyelesaian LAS III Siklus II 155 Lampiran 12. Alternatif Penyelesaian LAS IV Siklus II 158 Lampiran 13. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 163 Lampiran 14. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Awal Siswa 167 Lampiran 15. Kadar Aktivitas Belajar Awal Siswa 171 Lampiran 16. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 172 Lampiran 17. Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran 176 Lampiran 18. Kisi-Kisi Angket Respon Siswa 184
Lampiran 19. Angket Respon Siswa 185
Lampiran 20.Lembar wawancara 187
Lampiran 21. Lembar Validitas Angket Respon Siswa 189 Lampiran 22. Kadar Aktivitas Belajar Awal Siklus I 192 Lampiran 23. Kadar Aktivitas Belajar Siswa Siklus II 194 Lampiran 24. Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I 196 Lampiran 25. Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I I 298 Lampiran 26. Skor Data Angket Respon Siswa Siklus I 201 Lampiran 27. Skor Data Angket Respon Siswa Siklus II 202
Lampiran 28. Dokumentasi Penelitian 203
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas setiap
individu dengan mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan tersebut
merupakan suatu proses peningkatan sumber daya manusia itu sendiri. Sehingga
pendidikan memegang peranan penting sebagai upaya untuk meningkatkan
sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti halnya yang dikemukakan oleh
Kunandar (2011: 8) bahwa “Menilai kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu
bangsa secara umum dapat dilihat dari mutu pendidikan bangsa tersebut. Sejarah
telah membuktikan bahwa kemajuan dan kejayaan suatu bangsa di dunia
ditentukan oleh pembangunan di bidang pendidikan.”
Mutu pendidikan sangat berkaitan dengan prestasi yang dicapai oleh
seseorang atau siswa, karena prestasi merupakan hasil belajar yang dicapai oleh
siswa ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu dalam proses
pembelajaran. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 (dalam Hasbullah, 2009: 4)
bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Dengan demikian, pendidikan dapat meningkatkan sumber daya
manusia dengan mengembangkan segala potensi dirinya sehingga pendidikan
menjadi sarana utama yang perlu dikelola secara sistematis dan konsisten melalui
proses belajar-mengajar. Namun, pada kenyataannya pendidikan di Indonesia
belum seperti yang diharapkan, karena lembaga-lembaga pendidikan belum
mampu menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Hal ini
dapat dilihat dari rendahnya nilai hasil ujian nasional, terutama nilai bidang studi
matematika.
Kenyataan ini menunjukkan secara jelas bahwa pendidikan matematika
di Indonesia masih mengecewakan. Padahal matematika adalah bidang studi yang
mendasari semua disiplin ilmu dan sangat diperlukan untuk kehidupan sehari-hari
serta perlu diajarkan kepada siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Cockroft
(dalam Abdurrahman, 2009: 253) bahwa :
Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.
Hal ini menunjukkan bahwa matematika adalah bidang studi yang
penting sehingga perlu diajarkan kepada siswa. Namun, sampai saat ini masih
banyak ditemui siswa yang merasa kesulitan dalam mempelajari matematika,
sehingga siswa sering menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit. Hal
ini senada dengan ungkapan Haryani (2012: 2) bahwa banyak siswa beranggapan
matematika merupakan pelajaran yang sukar untuk dipelajari. Di samping itu
proses belajar mengajar selalu diawali dengan penjelasan materi didepan kelas
beserta contoh soal dan latihan. Siswa selalu disuruh untuk mencatat apa yang
ditulis oleh guru dan tidak melibatkan siswa dalam menyelesaikan masalah. Guru
biasanya meminta siswa mengerjakan soal-soal dibuku latihan, kemudian
dikumpul dan begitu seterusnya. Hal yang serupa juga dikemukakan oleh
Abdurrahman (2009: 252) bahwa “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di
sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh
para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang
berkesulitan belajar.”
Untuk menunjukkan bahwa siswa menguasai matematika ditandai
dengan proses pembelajaran dan hasil belajar matematika yang baik. Anggapan
3
siswa untuk belajar matematika, sehingga akan mempengaruhi hasil belajar
matematika siswa. Dalam proses belajar, aktivitas juga sangat dibutuhkan karena
pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku
menjadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Jika
aktivitas siswa rendah maka akan mempengaruhi hasil belajar matematika. Ada
beberapa faktor penyebab rendahnya hasil belajar matematika, antara lain (1)
guru yang masih menggunakan metode konvensional, yaitu metode ceramah, (2)
pembelajaran matematika yang bersifat verbal, artinya dalam menjelaskan tanpa
disertai contoh yang konkrit, (3) siswa kurang menguasai materi matematika,
sehingga aktivitas siswa di dalam kelas menjadi pasif.
Kurangnya aktivitas belajar siswa, tentunya tidak akan menghasilkan
hasil belajar secara maksimal. Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (2010:
170) bahwa:
Kegiatan mandiri dianggap tidak ada maknanya, karena guru adalah orang yang serba tahu dan menentukan segala hal yang dianggap penting bagi siswa. Sistem penuangan lebih mudah pelaksanaannya bagi guru dan tidak ada masalah atau kesulitan; guru cukup mempelajari materi dari buku, lalu disampaikan kepada siswa. Di sisi lain, siswa hanya bertugas menerima dan menelan, mereka diam dan bersikap pasif atau tidak aktif.
Kubus dan Balok adalah salah satu cakupan materi yang diajarkan pada
siswa kelas VIII SMP di Semester Genap, dimana materi ini bukanlah materi
yang asing lagi bagi siswa karena siswa telah mempelajarinya di tingkat sekolah
dasar. Namun, berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti terhadap 35 siswa
di salah satu kelas VIII SMP Al- Fattah Medan melalui tes berupa soal mengenai
kubus dan balok, ternyata masih banyak siswa yang belum mampu
menyelesaikan soal tersebut dengan benar. Untuk soal pemahaman unsur-unsur
pada kubus, hanya 15 siswa atau 42,86% dari keseluruhan siswa yang mampu
menyebutkan unsur-unsur diagonal sisi dan 37,14% siswa yang mampu
menyebutkan diagonal bidang pada kubus. Sedangkan beberapa siswa yang lain
kurangnya pemahaman siswa terhadap unsur-unsur balok dan kubus tersebut.
Selanjutnya, untuk soal pemahaman mengenai bidang diagonal hanya 34,28%
siswa yang menjawab soal dengan benar dan mengenai diagonal ruang hanya
37,14% siswa yang menjawab soal tersebut dengan benar. Sedangkan untuk soal
mencari tinggi balok jika diketahui panjang, lebar, dan luasnya, tidak ada satupun
siswa yang menjawab dengan benar, banyak siswa menjawab soal tersebut
dengan rumus yang salah. Hal ini menunjukkan bahwa ada suatu kendala yang
terjadi dalam pembelajaran materi kubus dan balok, yaitu salah satunya karena
dalam pembelajaran siswa hanya mampu sebatas mengingat atau menghafal
tanpa adanya pemahaman terhadap suatu materi dan juga menunjukkan bahwa
aktivitas siswa dalam belajar matematika masih rendah. Oleh karena itu, perlu
adanya model pembelajaran yang dapat memerankan siswa secara aktif dalam
proses belajar mengajar matematika.
Hal ini sejalan dengan wawancara yang dilakukan peneliti dengan salah
satu guru matematika di Sekolah tersebut yaitu ibuRara,S.pd bahwa guru mata
pelajaran matematika pada umumnya mengajarkan materi kubus dan balok
menggunakan model pembelajaran langsung berupa penyampaian materi lewat
ceramah, latihan, memberikan tugas-tugas dengan demonstrasi yang sangat
minim dikarenakan kurangnya sarana dan prasarana di Sekolah tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa guru belum menggunakan model
pembelajaran yang bervariasi dan pembelajaran yang dilakukan masih banyak
didominasi oleh guru, sementara siswa belajar secara pasif sehingga siswa kurang
terlihat telibat dalam proses pembelajaran. Kondisi tersebut juga menunjukkan
bahwa model pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru dan
aktivitas siswa masih rendah. Sejalan dengan Sanjaya (2011: 132) yang
mengatakan bahwa “Strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas
siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga
meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.”
Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat melibatkan siswa
5
dimana siswa diharapkan mampu bekerja sama dan berinteraksi sosial saat
pembelajaran berlangsung. Menurut Isjoni (2011: 16) bahwa “Cooperative
learing adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk
mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student
oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam
mengaktifkan siswa.”
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang
memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Hal
ini sesua dengan pernyataan Huda (2011:33) bahwa konsekuensi positif dari
pembelajaran kooperatif adalah siswa diberi kebebasan untuk terlibat secara aktif
dalam kelompok mereka. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa diberi
kesempatan untuk belajar kelompok dalam menyelesaikan masalah secara
bersama-sama sehingga membantu siswa meningkatkan sikap positif terhadap
matematika.
Salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif ini adalah model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).
Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran yang paling
sesuai untuk mengajarkan matematika seperti halnya yang dikemukakan oleh
Slavin (2005: 12) bahwa :
STAD sudah digunakan dalam berbagai mata pelajaran yang ada, mulai dari matematika, bahasa, seni, sampai dengan ilmu sosial dan ilmu pengetahuan ilmiah lain, dan telah digunakan mulai dari siswa kelas dua sampai perguruan tinggi. Metode ini paling sesuai untuk mengajarkan bidang studi yang sudah terdefinisikan dengan jelas, seperti mtematika, berhitung dan studi terapan, penggunaan dan mekanika bahasa, geografi dan kemampuan peta, dan konsep-konsep ilmu pengetahuan ilmiah.
Slavin (2005:144) juga mengatakan bahwa dalam Tim STAD terdiri dari
empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja
akademik, jenis kelamin, ras, dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah
memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar dan lebih khususnya
lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis
bekerja berpasangan dan membandingkan jawaban masing-masing,
mendiskusikan setiap ketidaksesuaian, dan saling membantu satu sama lain jika
ada yang salah dalam memahami.
Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini
menuntut keikutsertaan seluruh siswa secara aktif dalam diskusi kelompok
dimana siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi
perhatian penuh selama proses pembelajaran, karena dengan begitu akan sangat
membantu dalam penentuan nilai kelompok. Melalui model pembelajaran
kooperatif tipe STAD, peneliti mengharapkan dapat meningkatkan aktivitas
belajar matematika siswa di kelas VIII SMP Al-Fattah Medan pada materi kubus
dan balok..
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul: ”Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar
Matematika Siswa MelaluiPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Student Teams Achievement Division Di Kelas VIII SMP AL-FATTAH
Medan.
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit oleh siswa.
2. Aktivitas belajar matematika siswa di dalam kelas masih rendah.
3. Siswa mengalami kesulitan pada materi Kubus dan Balok.
4. Model pembelajaran yang diterapkan masih berpusat pada guru.
5. Belum pernah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada
7
1.3.Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka peneliti
membatasi masalah pada peningkatkan aktivitas belajar matematika siswa di
kelas VIII SMP Al-Fattah Medan melalui model pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division pada materi kubus dan balok.
1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagaiberikut :
1. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Division dapat meningkatkan aktivitas belajar
matematika siswa pada materi kubus dan balok di kelas VIII SMP Al-
Fattah Medan.
2. Bagaimana hasil belajar siswa pada materi kubus dan balok ketika
diterapan model pembelajaran STAD di SMP Al-Fattah Medan T.A
2015/2016
1.5.TujuanPenelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagaiberikut :
1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa pada materi
kubus dan balok melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division di kelas VIII SMP Al-Fattah Medan.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi kubus
dan balok dengan menerapkan model kooperatif tipeStudent Teams
1.6.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi siswa, untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika pada materi
kubus dan balok.
2. Bagi guru, sebagai pertimbangan untuk menentukan model pembelajaran
dalam proses belajar mengajar.
3. Bagi sekolah, menjadi berinformasi atau sumbangan pemikiran sebagai
salah satu alternative pengajaran sebagai upaya untuk meningkatkan
aktivitas belajar matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif
tipe Student Teams Achievement Division khususnya di sekolah tempat
dilaksanakannya penelitian ini dan di sekolah lain pada umumnya.
4. Bagi penulis, sebagai upaya dalam meningkatkan aktivitas belajar
matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Student Teams Achievement Division.
88
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh
kesimpulan bahwa aktivitas belajar siswa meningkat dengan terdapatnya
pertambahan rata-rata persentase belajar siswa pada siklus I ke siklus II dan
tercapainya keaktifan belajar matematika siswa dengan jumlah siswa yang masuk
dalam katagori aktif atau persentase rata-rata aktivitas dalam bertanya,menjawab
pertanyaan, menulis, menggambar dan membuat kontruksi penyelesaian soal,
Serta terdapat pertambahan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I ke siklus II
yaitu pada siklus I belum memenuhi kategori ideal karena persentase aktivitas
siswa berdiskusi/ bertanya antar siswa dan antara siswa dengan guru belum
memenuhi batas toleransi PWI (Persentase Waktu Ideal) yaitu 14,66% dan 6,53%
(total 21,19%) dari waktu yang tersedia sedangkan idealnya adalah berkisar 25%
sampai 35%. Namun, pada siklus II aktivitas siswa berdiskusi/ bertanya antar
siswa dan antara siswa dengan guru sudah memenuhi batas toleransi PWI yaitu
22,06% dan 6,25% (total 28,31%). Karena semua kriteria sudah dipenuhi maka
aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran pada siklus II telah memenuhi kategori
ideal. Selanjutnya terdapat peningkatan rata-rata persentase waktu aktivitas
belajar siswa dari siklus I ke siklus II, ini terlihat dari rata-rata persentase waktu
yang diperoleh pada siklus II semakin mendekati waktu ideal yang sudah
ditetapkan. Jumlah siswa yang memenuhi batas toleransi PWI pada
masing-masing aktivitas juga meningkat dari siklus I ke siklus II hingga mencapai lebih
dari 50% di masing-masing kategori aktivitas. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Division dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi
kubus dan balok di kelas VIII SMP Al-Fattah Medan T. A. 2015/2016.
5.2. Saran
Adapun saran-saran yang dapat diajukan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi guru matematika untuk dapat menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dalam pembelajaran
matematika pada pokok materi kubus dan balok karena dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa.
2. Bagi guru yang akan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division harus mengoptimalkan questioning
(bertanya) agar siswa memiliki banyak kesempatan untuk
mengemukakan pendapat dan menanggapi pertanyaan-pertanyaan guru
dan kesempatan untuk mengemukakan pendapat ataupun tanggapan
kepada siswa yang belum aktif melaui penggunaan media dalam
pembelajaran.
3. Bagi guru, model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Division efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar
matematika siswa karena dalam setiap fase pembelajaran ini menuntut
siswa untuk aktif dengan menggunakan media dalam proses
pembelajaran.
4. Bagi peneliti lain diharapkan dapat memodifikasi model pembelajaran
kooperatif Student Teams Achievement Divisionini dengan materi yang
berbeda dan di sekolah-sekolah yang lain agar sehingga ke depannya
90
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, S., (2012), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.
Djamarah, (2011), Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Falah, T., (2012), Peningkatan Aktivitas Peserta Didik Dengan Model Tipe STAD Pembelajaran Matematika SDN 09 Pontianak Utara, FKIP Universitas Pontianak, httpjurnal.untan.ac.idindex.phpjpdpbarticleview File1228.pdf (diakses 31 Januari 2014).
Fauzy, http://nasional.sindonews.com/read/2013/11/11/ 15/804091/pembelajaran-matematika-di-indonesia-masuk-peringkat-rendah (diakses 28 Januari 2014).
Hamalik, O., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.
Haryani, D., (2012), Meningkatkan Aktivitas Pembelajaran Operasi Hitung Menggunakan Model Make-A Match Siswa Kelas IV SDN 14/1 Sei. Baung, http://fkipunja-ok.com/versi_2a/extensi/artikel_ilmiah/artikel/ A12D110004_129.pdf (diakses 26 Februari 2014).
Hasbullah, (2009), Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Huda, M., (2011), Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Isjoni, (2011), Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok, Alfabeta, Bangdung.
Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.
Jihad, A., Haris, A., (2012), Evaluasi Pembelajaran, Multi Presindo, Yogyakarta.
Khairida, Y., (2014), Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkat-kan Aktivitas Belajar Siswa Pada Materi Aljabar di Kelas VII SMP Swasta Harapan Stabat Tahun Ajaran 2013/2014., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Kunandar, (2011), Guru Profesiona, RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Nuh, M., (2012), Banyak Siswa Tak Lulus Ujian Matematika, Harian Kompas, Sabtu, 2 Juni 2012, online, http://edukasi.kompas.com/read/ 2012/06/02/ 10035432/banyak.siswa.tak.%20lulus.ujian.matematika (diakses 28 Januari 2014).
Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Rajawali Pers, Jakarta.
Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Sardiman, A. M., (2011), Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pers, Jakarta.
Sihombing, W.L., (2013), Telaah Kurikulum Matematika Sekolah, FMIPA UNIMED, Medan.
Sinaga, B., (2007), Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berdasarkan Masalah Berbasis Budaya Batak (PBM-B3), Disertasi, Program Studi Pendidikan Matematika, UNS, Surabaya.
Slavin, R. E., (2005), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Suprijono, A., (2010), Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Pustaka Pelajar, Bandung.
TIMSS (2011), http:// timss.bc.edu/timss2011/downloads/T11_IR_Mathematics_ FullBook.pdf (diakses 28 Januari 2014).
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Yamin, M., (2013), Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, GP Press Group, Jakarta.
Yusri, (2012), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Aktivitas Aktif dan Penalaran Matematika Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Arongan Lambalek Aceh Barat, Thesis, Program Pascasarjana Pendidikan Matematika, UNIMED, Medan.
Hakim, Z., Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar, http://www.
zainalhakim.web.id/keaktifan-siswa-dalam-proses-pembelajaran.html