• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMPN 1 SINGKIL UTARA T. A. 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMPN 1 SINGKIL UTARA T. A. 2015/2016."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI KELAS VIII SMP AL- FATTAH MEDAN T. A.2015/2016

Oleh :

AGUSPA NIM. 4101111002

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Aguspa adalah anak keempat dari empat bersaudara. Lahir di kutacane tanggal 17

Agustus 1992. Ayah bernama Muchlis dan Ibu bernama Alm.S.Rezeky SKD. Pada tahun 1998

penulis masuk Sekolah Dasar (SD) Negeri Impres, Kec. Semadam dan lulus pada tahun 2004.

Pada tahun 2004 penulis melanjutkan sekolahnya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2

Kutacane dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis melanjutkan sekolahnya di

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kutacane dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010

penulis diterima di program studi Pendidikan Matematika jurusan Matematika Fakultas

(4)

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT

TEAMS ACHIEVEMENTDIVISION PADA MATERI KUBUS DAN

BALOK DI KELAS VIII SMPN 1 SINGKIL UTARA T. A. 2015/2016

Aguspa (NIM. 4101111002)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi kubus dan balok dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) di kelas VIII SMP Al-Fattah Medan tahun ajaran 2015/2016.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII SMP Al-Fattah Medan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Al- Fattah Medan yang berjumlah 35 orang sedangkan objek dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa pada materi kubus dan balok tahun ajaran 2015/2016.

Instrumen penelitian dalam pengumpulan data adalah lembar observasi dan angket. Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan belajar mengajar dan aktivitas siswa pada saat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan angket digunakan untuk melihat respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirobbil’aalamiin, puji dan syukur penulis ucapkan kepada

ALLAH SWT atas segala berkah, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar

Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Di Kelas VIII SMP Al-Fattah Medan

Tahun Ajaran 2015/2016”, yang disusun untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Studi Pendidikan Matematika,

Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan dapat

diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam–dalamnya kepada

semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini, antara

lain:

1. Bapak Prof. Dr. H. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.S., M.Sc, selaku Wakil Dekan Bidang

Akademik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Negeri Medan.

4. Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika.

5. Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan

Matematika.

6. Bapak Drs.M.Panjaitan, M.Pd., selaku Pembimbing Skripsi penulis yang

telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberi arahan, bimbingan, dan

saran guna kesempurnaan skripsi ini.

7. Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku dosen Penasehat Akademik (PA) yang

(6)

8. Bapak Drs.Yasifati Hia, M.Si, Bapak Dr. Mulyono, M.Si, dan Bapak Drs.

H.Banjarnahor, M.Pd sebagai Dosen Penguji yang telah banyak memberikan

saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika.

10. Bapak Nopriantoni,SE, sebagai Kepala Sekolah yang telah mengizinkan

penulis untuk melaksanakan penelitian di SMP Al-Fattah Medan.

11. Bapak Rara, S.Pd, sebagai guru bidang studi matematika di SMP Al-Fattah

Medan dan peserta didik kelas VIII-B atas kerjasama dan kesediannya dalam

membantu penulis selama melakukan penelitian.

12. Teristimewa rasa dan ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis

sampaikan kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Muchlis dan Ibunda

Alm.S.Rezeky SKD untuk setiap tetes keringat dan air mata, untuk kasih

sayang yang tak pernah berkurang, untuk harapan yang tak pernah pudar,

do’a yang tak henti, yang selalu membanggakan tak peduli berapa kali

mengecewakan, dan perjuangan dan pengorbanan yang telah dilakukan untuk

penulis selama ini.

13. Termanis buat abangda Afdhal Wahyudi , abangda Afrizal dan kakakda

Afnita untuk dukungan, perhatian, dan kasih sayang yang begitu besar

sehingga Adik mampu menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

14. Teima kasih juga untuk adik-adik stambuk (Melinda, Kardo, Tia, Elisa,

Levana, Vero, Jumedi, Deasy, Kanura, Roy) yang sudah banyak bantui proses

selesainya skripsi ini.

15. Seluruh sahabat anak kos tersayang ( kak Yati,dek Sulis, Dek Imama)

16. Seseorang yang tersayang yang dalam doa yang selalu menjadi penyemangat

agar dapat menyelesaikan skripsi ini secepatnya. Semoga setelah selesai

kewajiban kuliah ini tepat waktu, kamu juga segera datang ya menemui

waliku. Aamiin Yaa Rabb.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara

langsung maupun tidak langsung, yang tidak tercantum dalam ucapan ini. Semoga

dukungan dan bantuan yang telah diberikan dirahmati oleh Allah SWT. Akhir

(7)

vi

semoga bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bahan masukan dalam dunia

pendidikan.

Medan, Juli 2016

Penulis,

Aguspa

(8)

DAFTAR ISI

2.1.1. Pengertian Belajar dan Mengajar 10

2.1.2. Hasil Belajar 13

2.1.3. Pembelajaran Matematika 13

2.1.4. Aktivitas Belajar 15

2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif 20 2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 24

2.1.7. Materi Pembelajaran 32

2.2.Kerangka Konseptual 43

2.3.Hipotesis Penelitian 44

BAB III METODE PENELITIAN 45

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 45

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 45

3.2.1. Subjek Penelitian 45

3.2.2. Objek Penelitian 45

3.3.Jenis Penelitian 45

(9)

vi

3.5. Alat Pengumpul Data 52

3.5.1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa 52 3.5.2. Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran 52

3.5.3. Angket 53

3.6. Analisis Data 54

3.6.1. Reduksi Data 54

3.6.2. Interpretasi Hasil 54

3.6.3. Paparan Data 59

3.6.4. Menarik Kesimpulan 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 61

4.1. Hasil Penelitian 61

4.1.1. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus I 61 4.1.2. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian pada Siklus II 71

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 83

BAB V 91

5.1. Kesimpulalan 91

5.2. Saran 91

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 50

Gambar 4.1. Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Siklus I 66

Gambar 4.2. Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa Siklus II 76

Gambar 4.3. Peningkatan Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa 77

Siklus I dan Siklus II

Gambar 4.4. Peningkatan Skor Rata-Rata Pengelolaan Pembelajaran 80

dari Siklus I ke Siklus II

Gambar 5.1. wawancara dengan kepala sekolah 211

Gambar 5.2 guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan motivasi 211

Gambar 5.2. Guru menjelaskan materi pelajaran mengenai kubus dan 211

balok

Gambar 5.3. Mengorganisasikan siswa ke dalam 7 kelompok belajar 212

Gambar 5.4. Guru membagikan LAS pada masing-masing kelompok 212

Gambar 5.5. Guru membimbing dan mengawasi siswa dalam belajar 212

Kelompok

Gambar 5.6. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di 213

(11)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Aspek Kategori Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran 19

Tabel 2.2. Sintaks Pembelajaran Kooperatif 24

Tabel 2.3. Membagi Siswa ke dalam Tim 27

Tabel 2.4. Penentuan Skor Perkembangan Siswa 28

Tabel 2.5. Tingkat Penghargaan Kelompok 29

Tabel 2.6. Tahapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 30

Tabel 3.1. Kadar Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran 46

Tabel 3.2. Aspek Kategori Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran 52

Tabel 3.3. Aspek Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran 52

Tabel 3.4. Kriteria Pencapaian Waktu Ideal Aktivitas Siswa 56

Tabel 3.5. Tafsiran Persentase Respon Siswa 58

Tabel 4.1. Kadar Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran 60

Tabel 4.2. Perhitungan Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa 64

Siklus I

Tabel 4.3. Hasil Observasi terhadap Pengelolaan Pembelajaran Siklus I 67

Tabel 4.4. Kadar Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Pada Siklus I 70

Tabel 4.5. Perhitungan Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas 75

Siklus II

Tabel 4.6. Peningkatan Rata-Rata Persentase Waktu Aktivitas Siswa 77

pada Siklus I dan Siklus II

Tabel 4.7. Hasil Observasi terhadap Pengelolaan Pembelajaran 78

Siklus II

Tabel 4.8. Peningkatan Skor Rata-Rata Pengelolaan Pembelajaran dari 79

dari Siklus I ke Siklus II

(12)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa IV (LAS IV) Siklus II 142 Lampiran 9. Alternatif Penyelesaian LAS I Siklus I 148 Lampiran 10. Alternatif Penyelesaian LAS II Siklus I 151 Lampiran 11. Alternatif Penyelesaian LAS III Siklus II 155 Lampiran 12. Alternatif Penyelesaian LAS IV Siklus II 158 Lampiran 13. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 163 Lampiran 14. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Awal Siswa 167 Lampiran 15. Kadar Aktivitas Belajar Awal Siswa 171 Lampiran 16. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 172 Lampiran 17. Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran 176 Lampiran 18. Kisi-Kisi Angket Respon Siswa 184

Lampiran 19. Angket Respon Siswa 185

Lampiran 20.Lembar wawancara 187

Lampiran 21. Lembar Validitas Angket Respon Siswa 189 Lampiran 22. Kadar Aktivitas Belajar Awal Siklus I 192 Lampiran 23. Kadar Aktivitas Belajar Siswa Siklus II 194 Lampiran 24. Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I 196 Lampiran 25. Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus I I 298 Lampiran 26. Skor Data Angket Respon Siswa Siklus I 201 Lampiran 27. Skor Data Angket Respon Siswa Siklus II 202

Lampiran 28. Dokumentasi Penelitian 203

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas setiap

individu dengan mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

dalam meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan tersebut

merupakan suatu proses peningkatan sumber daya manusia itu sendiri. Sehingga

pendidikan memegang peranan penting sebagai upaya untuk meningkatkan

sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti halnya yang dikemukakan oleh

Kunandar (2011: 8) bahwa “Menilai kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu

bangsa secara umum dapat dilihat dari mutu pendidikan bangsa tersebut. Sejarah

telah membuktikan bahwa kemajuan dan kejayaan suatu bangsa di dunia

ditentukan oleh pembangunan di bidang pendidikan.”

Mutu pendidikan sangat berkaitan dengan prestasi yang dicapai oleh

seseorang atau siswa, karena prestasi merupakan hasil belajar yang dicapai oleh

siswa ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu dalam proses

pembelajaran. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 (dalam Hasbullah, 2009: 4)

bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Dengan demikian, pendidikan dapat meningkatkan sumber daya

manusia dengan mengembangkan segala potensi dirinya sehingga pendidikan

menjadi sarana utama yang perlu dikelola secara sistematis dan konsisten melalui

proses belajar-mengajar. Namun, pada kenyataannya pendidikan di Indonesia

belum seperti yang diharapkan, karena lembaga-lembaga pendidikan belum

mampu menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Hal ini

(14)

dapat dilihat dari rendahnya nilai hasil ujian nasional, terutama nilai bidang studi

matematika.

Kenyataan ini menunjukkan secara jelas bahwa pendidikan matematika

di Indonesia masih mengecewakan. Padahal matematika adalah bidang studi yang

mendasari semua disiplin ilmu dan sangat diperlukan untuk kehidupan sehari-hari

serta perlu diajarkan kepada siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Cockroft

(dalam Abdurrahman, 2009: 253) bahwa :

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Hal ini menunjukkan bahwa matematika adalah bidang studi yang

penting sehingga perlu diajarkan kepada siswa. Namun, sampai saat ini masih

banyak ditemui siswa yang merasa kesulitan dalam mempelajari matematika,

sehingga siswa sering menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit. Hal

ini senada dengan ungkapan Haryani (2012: 2) bahwa banyak siswa beranggapan

matematika merupakan pelajaran yang sukar untuk dipelajari. Di samping itu

proses belajar mengajar selalu diawali dengan penjelasan materi didepan kelas

beserta contoh soal dan latihan. Siswa selalu disuruh untuk mencatat apa yang

ditulis oleh guru dan tidak melibatkan siswa dalam menyelesaikan masalah. Guru

biasanya meminta siswa mengerjakan soal-soal dibuku latihan, kemudian

dikumpul dan begitu seterusnya. Hal yang serupa juga dikemukakan oleh

Abdurrahman (2009: 252) bahwa “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di

sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh

para siswa, baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang

berkesulitan belajar.”

Untuk menunjukkan bahwa siswa menguasai matematika ditandai

dengan proses pembelajaran dan hasil belajar matematika yang baik. Anggapan

(15)

3

siswa untuk belajar matematika, sehingga akan mempengaruhi hasil belajar

matematika siswa. Dalam proses belajar, aktivitas juga sangat dibutuhkan karena

pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku

menjadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Jika

aktivitas siswa rendah maka akan mempengaruhi hasil belajar matematika. Ada

beberapa faktor penyebab rendahnya hasil belajar matematika, antara lain (1)

guru yang masih menggunakan metode konvensional, yaitu metode ceramah, (2)

pembelajaran matematika yang bersifat verbal, artinya dalam menjelaskan tanpa

disertai contoh yang konkrit, (3) siswa kurang menguasai materi matematika,

sehingga aktivitas siswa di dalam kelas menjadi pasif.

Kurangnya aktivitas belajar siswa, tentunya tidak akan menghasilkan

hasil belajar secara maksimal. Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (2010:

170) bahwa:

Kegiatan mandiri dianggap tidak ada maknanya, karena guru adalah orang yang serba tahu dan menentukan segala hal yang dianggap penting bagi siswa. Sistem penuangan lebih mudah pelaksanaannya bagi guru dan tidak ada masalah atau kesulitan; guru cukup mempelajari materi dari buku, lalu disampaikan kepada siswa. Di sisi lain, siswa hanya bertugas menerima dan menelan, mereka diam dan bersikap pasif atau tidak aktif.

Kubus dan Balok adalah salah satu cakupan materi yang diajarkan pada

siswa kelas VIII SMP di Semester Genap, dimana materi ini bukanlah materi

yang asing lagi bagi siswa karena siswa telah mempelajarinya di tingkat sekolah

dasar. Namun, berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti terhadap 35 siswa

di salah satu kelas VIII SMP Al- Fattah Medan melalui tes berupa soal mengenai

kubus dan balok, ternyata masih banyak siswa yang belum mampu

menyelesaikan soal tersebut dengan benar. Untuk soal pemahaman unsur-unsur

pada kubus, hanya 15 siswa atau 42,86% dari keseluruhan siswa yang mampu

menyebutkan unsur-unsur diagonal sisi dan 37,14% siswa yang mampu

menyebutkan diagonal bidang pada kubus. Sedangkan beberapa siswa yang lain

(16)

kurangnya pemahaman siswa terhadap unsur-unsur balok dan kubus tersebut.

Selanjutnya, untuk soal pemahaman mengenai bidang diagonal hanya 34,28%

siswa yang menjawab soal dengan benar dan mengenai diagonal ruang hanya

37,14% siswa yang menjawab soal tersebut dengan benar. Sedangkan untuk soal

mencari tinggi balok jika diketahui panjang, lebar, dan luasnya, tidak ada satupun

siswa yang menjawab dengan benar, banyak siswa menjawab soal tersebut

dengan rumus yang salah. Hal ini menunjukkan bahwa ada suatu kendala yang

terjadi dalam pembelajaran materi kubus dan balok, yaitu salah satunya karena

dalam pembelajaran siswa hanya mampu sebatas mengingat atau menghafal

tanpa adanya pemahaman terhadap suatu materi dan juga menunjukkan bahwa

aktivitas siswa dalam belajar matematika masih rendah. Oleh karena itu, perlu

adanya model pembelajaran yang dapat memerankan siswa secara aktif dalam

proses belajar mengajar matematika.

Hal ini sejalan dengan wawancara yang dilakukan peneliti dengan salah

satu guru matematika di Sekolah tersebut yaitu ibuRara,S.pd bahwa guru mata

pelajaran matematika pada umumnya mengajarkan materi kubus dan balok

menggunakan model pembelajaran langsung berupa penyampaian materi lewat

ceramah, latihan, memberikan tugas-tugas dengan demonstrasi yang sangat

minim dikarenakan kurangnya sarana dan prasarana di Sekolah tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa guru belum menggunakan model

pembelajaran yang bervariasi dan pembelajaran yang dilakukan masih banyak

didominasi oleh guru, sementara siswa belajar secara pasif sehingga siswa kurang

terlihat telibat dalam proses pembelajaran. Kondisi tersebut juga menunjukkan

bahwa model pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru dan

aktivitas siswa masih rendah. Sejalan dengan Sanjaya (2011: 132) yang

mengatakan bahwa “Strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas

siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga

meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.”

Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat melibatkan siswa

(17)

5

dimana siswa diharapkan mampu bekerja sama dan berinteraksi sosial saat

pembelajaran berlangsung. Menurut Isjoni (2011: 16) bahwa “Cooperative

learing adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk

mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student

oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam

mengaktifkan siswa.”

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang

memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Hal

ini sesua dengan pernyataan Huda (2011:33) bahwa konsekuensi positif dari

pembelajaran kooperatif adalah siswa diberi kebebasan untuk terlibat secara aktif

dalam kelompok mereka. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa diberi

kesempatan untuk belajar kelompok dalam menyelesaikan masalah secara

bersama-sama sehingga membantu siswa meningkatkan sikap positif terhadap

matematika.

Salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif ini adalah model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).

Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran yang paling

sesuai untuk mengajarkan matematika seperti halnya yang dikemukakan oleh

Slavin (2005: 12) bahwa :

STAD sudah digunakan dalam berbagai mata pelajaran yang ada, mulai dari matematika, bahasa, seni, sampai dengan ilmu sosial dan ilmu pengetahuan ilmiah lain, dan telah digunakan mulai dari siswa kelas dua sampai perguruan tinggi. Metode ini paling sesuai untuk mengajarkan bidang studi yang sudah terdefinisikan dengan jelas, seperti mtematika, berhitung dan studi terapan, penggunaan dan mekanika bahasa, geografi dan kemampuan peta, dan konsep-konsep ilmu pengetahuan ilmiah.

Slavin (2005:144) juga mengatakan bahwa dalam Tim STAD terdiri dari

empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja

akademik, jenis kelamin, ras, dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah

memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar dan lebih khususnya

lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis

(18)

bekerja berpasangan dan membandingkan jawaban masing-masing,

mendiskusikan setiap ketidaksesuaian, dan saling membantu satu sama lain jika

ada yang salah dalam memahami.

Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini

menuntut keikutsertaan seluruh siswa secara aktif dalam diskusi kelompok

dimana siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi

perhatian penuh selama proses pembelajaran, karena dengan begitu akan sangat

membantu dalam penentuan nilai kelompok. Melalui model pembelajaran

kooperatif tipe STAD, peneliti mengharapkan dapat meningkatkan aktivitas

belajar matematika siswa di kelas VIII SMP Al-Fattah Medan pada materi kubus

dan balok..

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul: ”Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar

Matematika Siswa MelaluiPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Student Teams Achievement Division Di Kelas VIII SMP AL-FATTAH

Medan.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat

diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit oleh siswa.

2. Aktivitas belajar matematika siswa di dalam kelas masih rendah.

3. Siswa mengalami kesulitan pada materi Kubus dan Balok.

4. Model pembelajaran yang diterapkan masih berpusat pada guru.

5. Belum pernah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada

(19)

7

1.3.Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka peneliti

membatasi masalah pada peningkatkan aktivitas belajar matematika siswa di

kelas VIII SMP Al-Fattah Medan melalui model pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Division pada materi kubus dan balok.

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagaiberikut :

1. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student

Teams Achievement Division dapat meningkatkan aktivitas belajar

matematika siswa pada materi kubus dan balok di kelas VIII SMP Al-

Fattah Medan.

2. Bagaimana hasil belajar siswa pada materi kubus dan balok ketika

diterapan model pembelajaran STAD di SMP Al-Fattah Medan T.A

2015/2016

1.5.TujuanPenelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagaiberikut :

1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa pada materi

kubus dan balok melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Division di kelas VIII SMP Al-Fattah Medan.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi kubus

dan balok dengan menerapkan model kooperatif tipeStudent Teams

(20)

1.6.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa, untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika pada materi

kubus dan balok.

2. Bagi guru, sebagai pertimbangan untuk menentukan model pembelajaran

dalam proses belajar mengajar.

3. Bagi sekolah, menjadi berinformasi atau sumbangan pemikiran sebagai

salah satu alternative pengajaran sebagai upaya untuk meningkatkan

aktivitas belajar matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif

tipe Student Teams Achievement Division khususnya di sekolah tempat

dilaksanakannya penelitian ini dan di sekolah lain pada umumnya.

4. Bagi penulis, sebagai upaya dalam meningkatkan aktivitas belajar

matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Student Teams Achievement Division.

(21)

88

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh

kesimpulan bahwa aktivitas belajar siswa meningkat dengan terdapatnya

pertambahan rata-rata persentase belajar siswa pada siklus I ke siklus II dan

tercapainya keaktifan belajar matematika siswa dengan jumlah siswa yang masuk

dalam katagori aktif atau persentase rata-rata aktivitas dalam bertanya,menjawab

pertanyaan, menulis, menggambar dan membuat kontruksi penyelesaian soal,

Serta terdapat pertambahan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I ke siklus II

yaitu pada siklus I belum memenuhi kategori ideal karena persentase aktivitas

siswa berdiskusi/ bertanya antar siswa dan antara siswa dengan guru belum

memenuhi batas toleransi PWI (Persentase Waktu Ideal) yaitu 14,66% dan 6,53%

(total 21,19%) dari waktu yang tersedia sedangkan idealnya adalah berkisar 25%

sampai 35%. Namun, pada siklus II aktivitas siswa berdiskusi/ bertanya antar

siswa dan antara siswa dengan guru sudah memenuhi batas toleransi PWI yaitu

22,06% dan 6,25% (total 28,31%). Karena semua kriteria sudah dipenuhi maka

aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran pada siklus II telah memenuhi kategori

ideal. Selanjutnya terdapat peningkatan rata-rata persentase waktu aktivitas

belajar siswa dari siklus I ke siklus II, ini terlihat dari rata-rata persentase waktu

yang diperoleh pada siklus II semakin mendekati waktu ideal yang sudah

ditetapkan. Jumlah siswa yang memenuhi batas toleransi PWI pada

masing-masing aktivitas juga meningkat dari siklus I ke siklus II hingga mencapai lebih

dari 50% di masing-masing kategori aktivitas. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi

kubus dan balok di kelas VIII SMP Al-Fattah Medan T. A. 2015/2016.

(22)

5.2. Saran

Adapun saran-saran yang dapat diajukan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi guru matematika untuk dapat menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dalam pembelajaran

matematika pada pokok materi kubus dan balok karena dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa.

2. Bagi guru yang akan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Division harus mengoptimalkan questioning

(bertanya) agar siswa memiliki banyak kesempatan untuk

mengemukakan pendapat dan menanggapi pertanyaan-pertanyaan guru

dan kesempatan untuk mengemukakan pendapat ataupun tanggapan

kepada siswa yang belum aktif melaui penggunaan media dalam

pembelajaran.

3. Bagi guru, model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar

matematika siswa karena dalam setiap fase pembelajaran ini menuntut

siswa untuk aktif dengan menggunakan media dalam proses

pembelajaran.

4. Bagi peneliti lain diharapkan dapat memodifikasi model pembelajaran

kooperatif Student Teams Achievement Divisionini dengan materi yang

berbeda dan di sekolah-sekolah yang lain agar sehingga ke depannya

(23)

90

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S., (2012), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Djamarah, (2011), Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Falah, T., (2012), Peningkatan Aktivitas Peserta Didik Dengan Model Tipe STAD Pembelajaran Matematika SDN 09 Pontianak Utara, FKIP Universitas Pontianak, httpjurnal.untan.ac.idindex.phpjpdpbarticleview File1228.pdf (diakses 31 Januari 2014).

Fauzy, http://nasional.sindonews.com/read/2013/11/11/ 15/804091/pembelajaran-matematika-di-indonesia-masuk-peringkat-rendah (diakses 28 Januari 2014).

Hamalik, O., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Haryani, D., (2012), Meningkatkan Aktivitas Pembelajaran Operasi Hitung Menggunakan Model Make-A Match Siswa Kelas IV SDN 14/1 Sei. Baung, http://fkipunja-ok.com/versi_2a/extensi/artikel_ilmiah/artikel/ A12D110004_129.pdf (diakses 26 Februari 2014).

Hasbullah, (2009), Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Huda, M., (2011), Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Isjoni, (2011), Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok, Alfabeta, Bangdung.

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Jihad, A., Haris, A., (2012), Evaluasi Pembelajaran, Multi Presindo, Yogyakarta.

Khairida, Y., (2014), Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkat-kan Aktivitas Belajar Siswa Pada Materi Aljabar di Kelas VII SMP Swasta Harapan Stabat Tahun Ajaran 2013/2014., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Kunandar, (2011), Guru Profesiona, RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Nuh, M., (2012), Banyak Siswa Tak Lulus Ujian Matematika, Harian Kompas, Sabtu, 2 Juni 2012, online, http://edukasi.kompas.com/read/ 2012/06/02/ 10035432/banyak.siswa.tak.%20lulus.ujian.matematika (diakses 28 Januari 2014).

(24)

Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Rajawali Pers, Jakarta.

Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Sardiman, A. M., (2011), Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pers, Jakarta.

Sihombing, W.L., (2013), Telaah Kurikulum Matematika Sekolah, FMIPA UNIMED, Medan.

Sinaga, B., (2007), Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berdasarkan Masalah Berbasis Budaya Batak (PBM-B3), Disertasi, Program Studi Pendidikan Matematika, UNS, Surabaya.

Slavin, R. E., (2005), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Suprijono, A., (2010), Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Pustaka Pelajar, Bandung.

TIMSS (2011), http:// timss.bc.edu/timss2011/downloads/T11_IR_Mathematics_ FullBook.pdf (diakses 28 Januari 2014).

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep Landasan, Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Yamin, M., (2013), Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, GP Press Group, Jakarta.

Yusri, (2012), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Aktivitas Aktif dan Penalaran Matematika Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Arongan Lambalek Aceh Barat, Thesis, Program Pascasarjana Pendidikan Matematika, UNIMED, Medan.

Hakim, Z., Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar, http://www.

zainalhakim.web.id/keaktifan-siswa-dalam-proses-pembelajaran.html

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Nilai daya dukung dan penurunan berdasarkan program Metode Elemen Hingga sebesar 285,46 ton dan 11,42 mm nilai ini tidak jauh berbeda dengan secara analitis.. Kata Kunci :

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDA AAN DIREKTORAT JENDERA:. GURU DAN

Evaluasi merupakan tolok ukur keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Kegiatan evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi yang

mengelompok dan tersebar berdasarkan letak dan luas kepemilikan lahan, serta keragaman pola wanatani pada berbagai topografi lahan; (3) Pengelolaan hutan rakyat

Wonorejo,kec Gondangrejo, Karanganyar, Solo khusus nya pada pengaruh Human Error dalam K3 untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja karyawan bagian

Dari hasil penelitihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, adanya hubungan yang signifikan antara manajemen kelas dengan tingkat prestasi belajar siswa pada mata

[r]