• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISSION (STAD) TERINTEGRASI MEDIA ANIMASI FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS KELAS X SMA NEGERI 17 MEDAN T.P 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISSION (STAD) TERINTEGRASI MEDIA ANIMASI FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS KELAS X SMA NEGERI 17 MEDAN T.P 2015/2016."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS KELAS X SMA NEGERI 17 MEDAN T.P 2015/2016

Oleh :

Benny Ferlinto Johannes Sinaga NIM 4121121003

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

(4)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISSION (STAD) TERINTEGRASI MEDIA

ANIMASI FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

KELAS X SMA NEGERI 17 MEDAN T.P 2015/2016

Benny Ferlinto Johannes Sinaga (4121121003)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terintegrasi Media Animasi Flash lebih baik daripada model pembelajaran konvensional pada materi pokok Listrik Dinamis kelas X SMA Negeri 17 Medan T.P 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan tes pilihan berganda dengan jumlah 20 item yang telah divalidasi sesuai dengan standar soal yang baik. Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen lebih rendah dari nilai rata-rata kelas kontrol. Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, data nilai pretes dari kelas eksperimen dan kontrol dinyatakan berdistribusi normal dan homogen. Melalui pengujian statistik diperoleh hasil yang signifikan bahwa kemampuan awal kedua kelas adalah setara. Kemudian diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terintegrasi Media Animasi Flash dan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Nilai rata-rata postes kelas eksperimen lebih tinggi dari pada nilai rata-rata postes kelas kontrol. Setelah dilakukan pengujian statistik menggunakan uji-t satu pihak, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara nilai postes kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari hasil postesnya yaitu nilai postes kelas eksperimen lebih tinggi dari nilai postes kelas kontrol karena adanya pengaruh model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terintegrasi Media Animasi Flash terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X SMA Negeri 17 Medan.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan berkat-Nya yang memberikan hikmat kepada penulis hingga penelitian ini dapat selesai tepat pada waktunya dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terintegrasi Media Animasi Flash Terhadap Hasil Belajar

Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Kelas X Semester II di SMA Negeri 17 Medan T.P. 2015/2016”. Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di jurusan fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak Drs.Henok Siagian, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada saya sejak awal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga di sampaikan kepada bapak Prof. Dr. Mara Bangun Harahap, M.S, bapak Drs. Sehat Simatupang M.Si, dan bapak Dr. Karya Sinulingga, M.Si selaku dosen pembanding yang telah memberikan masukan dan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku dosen pembimbing Akademik dan, Alkhafi Maas Siregar,M.Si selaku ketua jurusan Fisika dan bapak Drs. J.B.Sinuraya, M.Pd selaku ketua prodi pendidikan Fisika, juga kepada seluruh bapak dan ibu dosen beserta staf dan pegawai jurusan fisika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis. Ucapan terima kasih di sampaikan juga kepada bapak Dr.Asrin Lubis, M.Pd selaku dekan FMIPA Unimed. Terima kasih juga kepada bapak Padin Sitanggang, S.Pd selaku guru bidang studi fisika di SMA Negeri 17 Medan yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama penelitian dan bapak Soagahon Simanungkalit, SH selaku kepala sekolah SMA Negeri 17 Medan atas ijin penelitian yang diberikan.

(6)

v

dorongan, doa, semangat dan dana kepada saya selama menyelesaikan studi di Unimed, juga teristimewa saya ucapkan terima kasih kepada sodara saya dr. Rini Santya Silitonga, dr. Mufakat Siregar, dr. Sevlin Tamba yang selalu memberi semangat serta masukan kepada saya mulai dari penyusunan sampai dengan selesainya skripsi ini. Juga teristimewa saya ucapkan terima kasih kepada teman terbaik saya Ade Joyo Sastro Simanjorang, Erisal Siburian, Dessy yulia Sitepu, Joko enuari Harefa, Sondang Hutapea, Melisa Simarmata, Mustika Pasaribu, dan Veronicawaty Sinaga yang selalu memberi semangat serta masukan kepada saya mulai dari penyusunan sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih juga kepada semua teman saya di pendidikan fisika kelas Reguler C 2012. Yang teristimewa untuk adik Profita Manalu yang telah memberikan semangat, doa, dan dorongan kepada saya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih juga kepada abang Lasro Simbolon S.E, Dody Purba Sexsophone, dan Hendro Siagian. Terima kasih juga untuk teman-teman yang tidak sempat disebutkan namanya.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.

Medan, 2017 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

LembarPengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 7

1.7. Defenisi Operasional 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Pengertian Belajar 8

2.1.2. Hasil Belajar 9

2.1.3. Aktivitas Belajar 10

2.1.4. Metode Mengajar 11

2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif 12

2.1.6. Pembelajaran Konvensional 15

2.1.7. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif 17 2.1.8. Penerapan Pendekatan Kontekstual Di Kelas 20 2.1.9. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 20

2.1.10. Animasi Adobe Flash 26

(8)

vii

2.2. Materi Pembelajaran 28

2.2.1. Listrik Dinamis 28

2.2.2. Arus Listrik dan Kuat Arus Listrik 28

2.2.3. Hukum Ohm 28

2.2.4. Nilai Hambatan Suatu Kawat 30

2.2.5. Rangkaian Listrik Arus Searah 30

2.2.6. Rangkaian Resistor 31

2.2.7. Alat-alat Ukur Listrik 32

2.2.8. Energi dan Daya Listrik 33

2.3. Kerangka Konseptual 34

2.4. Hipotesis Penelitian 35

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 36

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 36

3.3. Variabel Penelitian 36

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 37

3.4.1. Jenis Penelitian 37

3.4.2. Desain Penelitian 37

3.5. Prosedur Penelitian 38

3.6. Instrumen Penelitian 40

3.7. Teknik Analisa Data 41

3.7.1. Uji Normalitas 42

3.7.2. Uji Homogenitas 42

3.7.3. Pengujian Hipotesis 42

3.7.3.1. Uji Kesamaan Rata-rata Pretes (Uji t Dua Pihak) 42 3.7.3.2. Uji Perbedaan Rata-rata Postes (Uji t Satu Pihak) 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 45

4.1.1 Uji Coba Instrumen Penelitian 45

4.1.1.1 Validitas Tes 45

4.1.1.2 Reliabilitas Tes 46

(9)

4.1.1.4 Daya Pembeda Soal 47

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian 49

4.2.1 Data Nilai Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 49 4.2.2 Data Postest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 51

4.3 Analisis Data Penelitian 54

4.3.1 Analisis Data Pretest 54

4.3.1.1 Uji Normalitas Data Pretest dan Postest 54

4.3.1.2 Uji Homogenitas Data Pretest 54

4.3.1.3 Uji Beda Kemampuan Awal Siswa (Uji-t Dua Pihak) 55

4.3.2 Analisis Data Postest 56

4.3.2.1 Uji Normalitas Data Postest 56

4.3.2.2 Uji Homogenitas Data Postest 56

4.3.2.3 Uji Hipotesis Penelitian (Uji-t Satu Pihak) 57

4.4 Hasil Belajar 57

4.4.1 Hasil Belajar Kognitif 57

4.4.2 Hasil Belajar Afektif 58

4.4.3 Hasil Belajar Psikomotorik 59

4.4 Pembahasan 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 64

5.2 Saran 65

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Beda Potensial Antara Titik A dan B 29

Gambar 2.2. Hubungan Antara Arus Listrik dan Beda Potensial 29

Gambar 2.3. Skema Untuk Hukum I Kirchoff 31

Gambar 2.4. Susunan Hambatan Seri, Paralel dan Campuran 31

Gambar 2.5. Pemasangan Amperemeter 33

Gambar 2.6. Pemasangan Voltmeter 33

Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian 39

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kelompok Berpasangan 13

Tabel 2.2 Kelompok Bertiga 13

Tabel 2.3 Kelompok Berempat 14

Tabel 2.4 Kelompok Berlima 14

Tabel 2.5 Perbedaan Belajar Kooperatif dengan Konvensional 16

Tabel 2.6 Enam Langkah (Sintaks) Dalam Pembelajaran Kooperatif 19

Tabel 2.7 Sintaks Pembelajaran Kooperatif tipe STAD 22

Tabel 2.8 Prosedur Penskoran individu untuk STAD 23

Tabel 2.9 Lembar Skor Kuis Untuk STAD 24

Tabel 2.10 Tingkat Penghargaan Kelompok 25

Tabel 3.1 Two Group Pretest – Postes Design 37

Tabel 3.2 Spesifikasi Tes Hasil Belajar Pada Materi Listrik Dinamis 40

Tabel 4.1. Kategori Validitas Tes 46

Tabel 4.2 Kategori Taraf Kesukaran Tes 46

Tabel 4.3 Kategori Daya Pembeda Tes 47

Tabel 4.4 Tabel Uji Coba Instrumen 47

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Pretes Kelas Eksperimen 50

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Pretes Kelas Kontrol 50

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Nilai Postes Kelas Eksperimen 52

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Nilai Postes Kelas Kontrol 52

Tabel 4.9 Nilai Rata-Rata, Standar Deviasi, Dan Varians 53

Tabel 4.10 Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 54

Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretest 55

Tabel 4.12 Ringkasan Perhitungan Uji-t Pretest 55

Tabel 4.13 Uji Normalitas Data Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 56

Tabel 4.14 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Postest 56

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 68

Lampiran 2 80

Lampiran 3 92

Lampiran 4 103

Lampiran 5 107

Lampiran 6 110

Lampiran 7 113

Lampiran 8 123

Lampiran 9 129

Lampiran 10 133

Lampiran 11 135

Lampiran 12 137

Lampiran 13 139

Lampiran 14 142

Lampiran 15 145

Lampiran 16 147

Lampiran 17 149

Lampiran 17a 151

Lampiran 18 153

Lampiran 19 155

Lampiran 19a 156

Lampiran 20 157

Lampiran 21 158

Lampiran 21a 161

Lampiran 22 163

Lampiran 23 167

Lampiran 24 170

Lampiran 25 171

(13)

Lampiran 27 174

Lampiran 28 175

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM).Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam pembangunan suatu bangsa khususnya dibidang pendidikan. Sehingga peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Dalam era globalisasi, sumber daya manusia yang berkualitas akan menjadi tumpuan utama agar suatu bangsa berkompetensi. Sehingga pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan, khususnya dalam pendidikan formal yang merupakan salah satu wahana dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas.

Kegiatan pembelajaran di sekolah adalah interaksi guru dengan siswa dalam mempelajari suatu materi pelajaran yang telah tersusun dalam suatu kurikulum. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran para guru disamping menguasai bahan atau materi pelajaran perlu juga mengetahui bagaimana cara materi itu disampaikan dan bagaimana pula karakteristik siswa yang meneriama materi pelajaran tersebut. Namun kenyataannya mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Hal ini terlihat jelas dari berbagai pemberitaan di media massa baik media catak maupun elektronika sering dikemukakan mutu pendidikan di Indonesia masih rendah.

(15)

Lapangan Terpadu (PPLT). Sehingga ini merupakan sifat negatif yang menyebabakan dorongan untuk belajar lebih giat akan menjadi rendah, sehingga siswa menjadi pasif.

Permasalahan tersebut sebenarnya dapat diatasi jika guru dapat melihat permasalahan-permasalahan di kelas dan mencari suatu pendekatan belajar yang tepat agar materi pelajaran yang disampaikan dapat diserap dan dipahami oleh siswa dengan baik, salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan kemampuan siswa.

Banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam hal meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia seperti penyediaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), penyediaan perlengkapan sarana dan prasarana untuk menunjang proses pembelajaran sampai diadakanya sertifikasi untuk guru-guru guna meningkatkan keprofesionalan guru dalam mendidik para siswa guna meningkatkan kualitas pendidikan.

Dari beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia sudah menunjukan peningkatan tetapi masih kurang memuaskan.

Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah itu ditunjukan berdasarkan data Balitbang (2003) bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Diploma Program (DP). (Marhenyantoz, 2011)

Begitu juga dari data Education for All (EFA) Global Monitroring

Report 2011 yang dikeluarkan UNESCO dan diluncurkan di New York pada

(16)

3

pengalaman peneliti selama Program Pengalaman lapangan (PPL) di sebuah sekolah juga menunjukan minat belajar yang rendah.

Berdasarkan dari data diatas penyebab rendahnya pendidikan di Indonesia ialah kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan education function atau input-output analisis yang tidak dilaksanakan secara konsekuen. Pendekatan ini melihat bahwa lembaga pendidikan berfungsi sebagai pusat produksi yang apabila dipenuhi semua input (masukan) yang diperlukan dalam kegiatan produksi tersebut, maka lembaga ini akan menghasilkan output yang dikehendaki. Masalah input antara lain: rendahnya prestasi siswa, rendahnya sarana dan prasarana, rendahnya pembangunan infrastruktur, pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, pendidik dituntut untuk dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat berguna, efisiensi adalah bagaimana menghasilkan efektifitas dari suatu tujuan dengan proses yang lebih “murah”. Dalam proses pendidikan akan jauh lebih baik jika kita memperhitungkan untuk memperoleh hasil yang baik tanpa melupakan proses yang baik pula. Konsep efisiensi akan tercipta jika keluaran yang diinginkan dapat dihasilkan secara optimal dengan hanya masukan yang relatif tetap, atau jika masukan yang sekecil mungkin dapat menghasilkan keluaran yang optimal.

(17)

Model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan bekerjasama memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya dan saling mendiskusikan masalah tersebut dengan teman-temannya. Dalam konteks saling tukar-pengetahuan, mengajukan dan menjawab pertanyaan, komunikasi interaktif antar sesama siswa, antar siswa dan guru, dan mengerjakan tugas bersama merupakan strategi pokok dalam pembelajaran kooperatif.

Untuk menciptakan kinerja siswa dalam kelompoknya adalah dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Student Team Achievment Division (STAD) adalah model pembelajaran dimana siswa dipasangkan secara merata yang memiliki kemampuan tinggi dan rendah dalam suatu kelompok sebanyak 4-5 orang. Setiap sekolah haruslah heterogen yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan rendah, sedang, dan tinggi.

Penelitian sebelumnya tentang model pembelajaran kooperatif tipe STAD juga pernah diterapkan oleh Setiogohadi (2014). Peneliti menemukan bahwa proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VII-2 SMP Negeri 24 Palembang. Aktivitas belajar siswa meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar 16,6% secara klasikal.

Adapun kelemahannya adalah ada kelompok yang kurang bisa melakukan kerjasama dengan alasan kelompoknya tidak sesuai dengan keinginannya, dan siswa kurang mampu memanfaatkan waktu dalam bekerjasama membahas soal yang diberikan sehingga pada waktu presentasi siswa terburu-buru mengerjakannya, oleh sebab itu untuk mengurangi kelemahan dari model STAD tersebut maka dapat dikombinasikan dengan menggunakan beberapa media seperti media peta konsep, media power point ataupun media animasi flash.

(18)

5

1.2 Identifikasi Masalah

Keberhasilan kegiatan pembelajaran ditentukan oleh kondisi yang diciptakan atau yang terjadi di lingkungan pembelajaran. Maka masalah-masalah yang teridentifikasi dalam uraian latar belakang di atas adalah :

1. Hasil belajar yang diperoleh siswa di sekolah kurang maksimal dalam pembelajaran.

2. Kurangnya minat siswa dalam proses pembelajaran fisika.

3. Persepsi siswa yang masih dominan beranggapan bahwa belajar fisika itu sulit.

4. Pembelajaran masih berpusat kepada guru (teacher center). 5. Metode pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi.

1.3 Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan penulis dalam hal ini kemampuan biaya dan waktu, juga agar masalah yang diteliti lebih jelas dan terarah maka perlu adanya batasan masalah dan identifikasi masalah. Dalam hal ini, masalah-masalah yang dibatasai penulis adalah :

1. Pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD terintegrasi media animasi flash dan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa.

2. Materi yang diajarkan adalah Listrik Dinamis di kelas X semester Genap SMA Negeri 17 Medan T.P. 2015/2016.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

(19)

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X Semester Genap SMA Negeri 17 Medan T.P. 2015/2016

3. Bagaimanakah peningkatan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terintegrasi media animasi flash pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X Semester Genap SMA Negeri 17 Medan T.P. 2015/2016

4. Apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terintegrasi media animasi flash terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X semester Genap SMA Negeri 17 Medan T.P. 2015/2016

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terintegrasi media animasi flash pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X Semester Genap SMA Negeri 17 Medan T.P. 2015/2016.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X Semester Genap SMA Negeri 17 Medan T.P. 2015/2016.

3. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terintegrasi media animasi flash pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X Semester Genap SMA Negeri 17 Medan T.P 2015/2016.

(20)

7

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini yang diharapkan penulis ini adalah:

1. Sebagai bahan informasi aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terintegrasi media animasi flash pada materi pokok Listrik Dinamis kelas X Semester Genap SMA Negeri 17 Medan T.P.2015/2016.

2. Sebagai bahan informasi alternatif dalam pemilihan model pembelajaran.

1.7 Defenisi Operasional

1. Pengaruh merupakan sebagai akibat yang dilakukan sesuatu (treatment)

terhadap sesuatu.

2. Model pembelajaran adalah pola interaksi peserta didik dengan guru di

dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang ditetapkan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. 3. Student Team Achievment Division (STAD) adalah model pembelajaran

dimana siswa dipasangkan secara merata yang memiliki kemampuan tinggi dan rendah dalam suatu kelompok sebanyak 4-5 orang.

4. Media Pembelajaran Flash adalah media yang berbasis computer yang

menyajikan informasi berbentuk dokumen yang hidup, dapat dilihat dilayar monitor dan ketika diproyeksikan ke layar dapat didengarkan suara dan dilihat gambarnya ( video dan animasi).

5. Hasil Belajar adalah kemampuan perolehan peserta didik sebagai hasil dari

proses belajar yang ia lakukan dan upaya belajar yang dicapai siswa

setelah mengalami proses belajar-mengajar dan menunjukkan sejauh mana

(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisis data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Nilai rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD terintegrasi media animasi flash pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X Semester Genap SMA Negeri 17 Medan T.P 2015/2016 adalah 73,50.

2. Nilai rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X Semester Genap SMA Negeri 17 Medan T.P 2015/2016 adalah 70,63. 3. Aktivitas belajar siswa selama menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Team Achievment Divission (STAD) dengan nilai rata-rata pertemuan I 87,83 pada pertemuan II 68,50 dan pertemuan III 87,49.

4. Berdasarkan hasil analisis perhitungan uji t, bahwa hasil penelitian yang dilakukan adalah ada pengaruh model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terintegrasi Media Animasi Flash terhadap hasil belajar siswa pada materi

pokok Listrik Dinamis di kelas X semester Genap SMA Negeri 17 Medan

T.P 2015/2016 dengan > (3,95 >1,667).

5. Keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini dapat mengenbangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik, menemukan informasi dari berbagai sumber, belajar dari siswa lain dan tidak terlalu tergantung kepada guru. 6. Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini adalah untuk

memahami dan mengerti filosofi pembelajaran kooperatil tipe STAD memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat cooperative learning.

(22)

65

5.2 Saran

Pada saat peneliti melakukan penelitian, peneliti melihat bahwa siswa sangat antusias belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terintegrasi media animasi flash karena di dalam model pembelajaran tersebut kelompok yang terbaik akan mendapatkan hadiah atau penghargaan. Tetapi pada saat itu juga banyak kendala-kendala yang dihadapi peneliti seperti melihat siswa yang ribut, bermain-main pada saat belajar dan tidak dapat diatur.

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran, yaitu :

1. Bagi guru bidang studi fisika di SMA Negeri 17 Medan agar berkenan mencoba menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terintegrasi media animasi flash dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagai kelebihan salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

2. Peneliti perlu lebih mengkoordinir siswa dan lebih tegas agar diskusi kelompok maupun dalam saat belajar dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan pembelajaran.

3. Kepada peneliti selanjutnya, pada saat proses pembelajaran berlangsung sebaiknya menambahkan beberapa observer untuk membantu agar pembelajaran siswa lebih terarah dan para observer mampu mengamati siswa serta menilai siswa dalam mengumpulkan data untuk lembar penilaian sikap, keterampilan dan observasi.

Gambar

Gambar 2.1. Beda Potensial Antara Titik A dan B

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang ditunjukkan dalam kajian ini adalah bahwa Kinerja Kesehatan BMT Bina Umat Sejahtera pada tahun 2006 termasuk kategori Cukup Sehat, dengan komponen kekuatannya (skor 4)

[r]

[r]

Hipotesis yang diajukan peneliti adalah ada hubungan positif antara persepsi terhadap kualitas komunikasi ayah dalam keluarga dengan konsep diri pada remaja. Semakin positif

[r]

Kesehatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan.. bimbingan dalam penyusunan

Saran dari penelitian adalah guru, orang tua, praktisi kesehatan memperhatikan pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi dengan memanfaatkan berbagai media

Keadaan seperti ini membuat siswa beranggapan bahwa biologi merupakan pelajaran yang membosankan akibatnya siswa tidak termotivasi untuk mempelajari biologi dengan baik sehingga