PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN MOTIVASI
BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA IPS KELAS IV SEKOLAH DASAR
TRI SAKTI LUBUK PAKAM
T.A 2016/2017
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada
Program Studi Pendidikan Dasar
Oleh:
LISMAWATI PUSPITA SUSILAWATI MARBUN
NIM. 8156182030
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
Lismawati Puspita Susilawati Marbun. ( NIM. 8156182030 ) Pengaruh Model
Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa IPS Kelas IV Sekolah Dasar Tri Sakti Lubuk Pakam T.A 2016/2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan hasil belajar IPS yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran CTL dengan hasil belajar IPS yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran Ekspositori; (2) perbedaan hasil belajar IPS yang memiliki motivasi belajar tinggi lebih dengan hasil belajar IPS yang memiliki motivasi belajar rendah; dan (3) interaksi antara pendekatan pembelajaran CTL dan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Swasta Tri Sakti Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2016/2017 pada semester genap yang terdiri dari 3 kelas. Sampel dalam penelitian ini ditentukan secara acak dengan teknik cluster random sampling, dengan mengambil dua kelas dengan jumlah tiap kelas 30 anak. Metode penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semu. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar IPS dalam bentuk pilihan berganda sebanyak 40 soal dan instrumen angket motivasi belajar sebanyak 25 pernyataan. Analisis data yang digunakan adalah ANAVA faktorial 2 x 2. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh: (1) hasil belajar IPS siswa kelas pendekatan pembelajaran CTL lebih tinggi dari pada hasil belajar IPS siswa kelas pendekatan pembelajaran Ekspositori dengan skor rata-rata pendekatan CTL = 80,29 dan skor rata-rata pendekatan Ekspositori = 61,48 (2) hasil belajar IPS siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi lebih tinggi dari pada hasil belajar IPS siswa yang memiliki motivasi rendah dengan skor rata-rata motivasi tinggi = 79,89 dan skor rata-rata motivasi rendah = 61,51; dan (3) ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS siswa dengan skor rata-rata pendekatan CTL dengan motivasi tinggi = 87,25 dan rendah = 73,33 sedangkan skor rata-rata pendekatan Ekspositori dengan motivasi tinggi = 72,53 dan motivasi rendah = 49,7. Dengan hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat diterapkan bagi guru dan sekolah dalam menggunakan pendekatan pembelajaran CTL dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu perlu ditingkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran dikelas.
ii
ABSTRACT
Lismawati Puspita Susilawati Marbun. (NIM. 8156182030) Influence Learning Model Contextual Teaching and Learning (CTL) and Motivation Against IPS Student Learning Outcomes Elementary School Fourth Grade Tri Sakti Lubuk Pakam.
This study aims to determine: (1) differences in the results of social studies is taught by CTL learning approach with the results of social studies is taught by the Expository learning approach; (2) differences in the results of social studies that have high motivation to learn more by studying the results of IPS which has a low learning motivation; and (3) the interaction between the learning approaches CTL and learning motivation on learning outcomes IPS. The population in this study were all fourth grade students Tri Sakti Private Lubukpakam Academic Year 2016/2017 at the semester consisting of three classes. The sample in this study were randomly assigned by cluster random sampling, by taking two classes with the number of each class of 30 children. This research method using quasi-experimental research. The instrument used in this study is the social studies test results in the form of multiple choice questions and 40 questionnaires motivation to learn as much as 25 statement. Analysis of the data used is 2 x 2 factorial high motivation = the mean score average low motivation = 61.51; and (3) there is an interaction between the learning approaches and learning motivation towards learning outcomes IPS students with an average score of CTL approach with high motivation and low = 87.25 = 73.33, while the average score Expository approach with high motivation = 72, 53 and low motivation = 49.7. With the research results expected to be applied to teachers and schools in using CTL learning approach in improving student learning outcomes. In addition to enhanced student motivation in learning in class.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul “Pengaruh
Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) dan Motivasi
Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa lPS Kelas IV Sekolah Dasar Tri Sakti
Lubuk Pakam T.A. 2016/2017 “. Tesis ini merupakan syarat untuk memperoleh
gelar Magister Pendidikan pada Program Pendidikan Dasar Konsentrasi Ilmu
Pengetahuan Sosial Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa penulisan Tesis ini tidak akan dapat diselesaikan
dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesikan penulisan Tesis ini.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada.
1. Bapak Prof. Dr . Syawal Gultom, M. Pd. Selaku Rektor Universitas Negeri
Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melaksanakan studi Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan
Dasar di Universitas Negeri Medan
2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd. selaku direktur Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
3. Ibunda Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd. selaku ketua Program Studi Pendidikan
iv
Saragi, M. Hum. selaku Sekrestaris Program Studi Pendidikan Dasar
Pascasarjana Universitas Negeri Medan sekaligus selaku Narasumber.
4. Bapak Dr. Restu, M.S. dan Bapak Prof. Dr. Siman, M.Pd selaku dosen
pembimbing I dan II dan Bapak Dr. Sugiarto, M. Si, Dr. R. Mursid, M.Pd,
selaku Narasumber sekaligus Dosen Pengujiyang telah banyak
mendampingi, membimbing, serta memotivasi penulis dari sejak awal
penulisan Tesis sampai selesainya Tesis ini dengan baik sesuai yang
diharapkan.
5. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Dasar Pascasarjana konsentrasi IPS yang
telah banyak memberikan ilmu, bimbingan, dukungan, saran, dan motivasi
kepada penulis selama di dalam maupun di luar pendidikan.
6. Siswa-siswa tercinta Sekolah Dasar Tri Sakti Lubuk Pakam yang telah
banyak menginspirasi penulis dan memberikan pengalaman nyata bagi
penulis dalam mengembangkan tugas menjadi guru.
7. Ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya penulis ucapkan kepada
Ayahanda Sahat Marbun dan Ibunda Meri Sihombing, atas segala
pengorbanan demi kesuksesan anak-anaknya dan dukungan serta doa-doa
yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan Tesis ini dan saudara
kandung penulis, Guntur marbun, Hanaekan Marbun, Boni Marbun, dan
Feri Marbun tercinta.
8. Terimakasih kepada teman-teman kelas B-2 dan konsentrasi IPS,
v
Sinabariba yang telah berbagi suka maupun duka bersama penulis selama
mengikuti perkuliahan dari semester satu sampai selesai.
Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih belum sempurna baik isi
maupun penulisan di dalam Tesis ini. Untuk itu peneliti mengharapkan saran dan
kritik yang membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Semoga Tesis ini
dapat memberikan manfaat kepada semua pihak. Atas segala bantuan, bimbingan
dan semangat yang telah penulis terima dari berbagai pihak, penulis mengucapkan
banyak terimakasih. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas Budi Mulia. Akhir
kata semoga Tesis ini bermanfaat bagi penulis serta dapat dijadikan sebagai
sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan.
Medan, Maret 2017 Penulis
vi
2.1.1.2. Karakteristik dan Ciri-Ciri Belajar ... 18
2.1.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 19
2.1.2.Hakikat Hasil Belajar ... 20
2.1.2.1. Pengertian Hasil Belajar ... 20
2.1.2.2. Ranah Kognitif, Ranah Afektif dan Ranah Psikomotorik Sebagai Objek Evaluasi Hasil Belajar ... 21
2.1.2.3. Ciri-Ciri Hasil Belajar ... 23
2.1.2.4. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 24
2.1.2.5. Langkah-langkah Pokok dalam Evalusi Hasil Belajar ... 25
vii
2.1.3.1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran ... 26
2.1.4.Hakikat Pendekatan Pembelajaran CTL ... 27
2.1.4.1. Pengertian, Konsep, Karakteristik, Komponen, Prinsip, Ciri-Ciri Pendekatan Pembelajaran CTL ... 27
2.1.4.2. Teori Belajar yang Melandasi Pendekatan Pembelajaran CTL ... 30
2.1.4.3. Langkah-langkah Pendekatan Pembelajaran CTL ... 32
2.1.4.4.Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Pembelajaran CTL ... 33
2.1.4.5. Peran Guru dalam Pendekatan Pembelajaran CTL ... 34
2.1.4.6. Sintaks Pendekatan Pembelajaran CTL... 35
2.1.4.7. Pelaksanaan Pendekatan Pembelajaran CTL ... 36
2.1.5.Hakikat Pendektan Ekspositori ... 37
2.1.5.1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Ekspositori... 37
2.1.5.2. Karakteristik dan Ciri Pendekatan Pembelajaran Ekspositori.. ... 38
2.1.5.3. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Pembelajaran Ekspositori ... 39
2.1.5.4. Sintaks Pendekatan Pembelajaran Ekspositori ... 40
2.1.5.5. Pelaksanaan Pendekatan Pembelajaran Ekspositoril ... 40
2.1.6.Hakikat Motivasi Belajar ... 41
2.1.6.1. Pengertian Motivasi Belajar ... 41
2.1.6.2. Elemen Motivasi ... 44
2.1.6.3. Ciri-Ciri Motivasi Belajar ... 44
2.1.6.4. Fungsi Motivasi Belajar ... 45
2.1.6.5. Jenis-Jenis Motivasi Belajar ... 46
2.1.6.6. Nilai Motivasi Belajar ... 48
2.1.6.7. Indikator Motivasi Belajar ... 48
2.1.7.Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial... 50
2.1.7.1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ... 50
2.1.7.2. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial ... 52
viii
2.1.7.4. Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah
Dasar ... 55
2.1.8.Karakteristik Peserta Didik Kelas IV di Sekolah Dasar... 56
2.2. Hasil Penelitian yang Relevan ... 57
2.3. Kerangka Berpikir ... 62
2.3.1.Hasil Belajar IPS Peserta Didik yang Diajarkan dengan Pendekatan Pembelajaran CTL Lebih Tinggi Daripada Peserta Didik yang diajarkan dengan Pendekatan Pembelajaran Ekspositori ... 62
2.3.2.Hasil Belajar IPS Peserta Didik yang Memiliki Motivasi Tinggi Lebih Tinggi daripada Peserta Didik yang Memiliki Motivasi Rendah... 66
2.3.3.Interaksi Pendekatan Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS ... 67
2.4. Hipotesis Penelitian ... 69
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 67
3.1.1.Lokasi Penelitian ... 67
3.1.2.Waktu Penelitian ... 67
3.2.Populasi dan Sampel Penelitian ... 67
3.2.1.Populasi Penelitian ... 67
3.2.2.Sampel Penelitian ... 68
3.3.Metode dan Desain Penelitian ... 69
3.3.1.Metode Penelitian ... 69
3.3.2.Desain Penelitian ... 70
3.4.Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 72
3.4.1.Variabel Penelitian ... 72
3.4.2.Defenisi Operasional Variabel ... 72
3.5.Prosedur Penelitian ... 74
3.6.Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 77
3.6.1.Validitas Eksternal... 77
3.6.2.Validitas Internal ... 78
ix
3.7.1.Uji Validitas (Kesalahan) Tes ... 80
3.7.2.Uji Keajengan Reabilitas Tes ... 81
3.8.Uji Coba Instrumen Penelitian ... 83
3.8.1.Validitas ... 83
3.8.2.Reliabilitas ... 85
3.8.3.Daya Beda ... 86
3.8.4.Indeks Tingkat Kesukaran Tes ... 87
3.8.5.Distraktor ... 87
3.9.Uji Instrumen Angket ... 88
3.9.1.Validitas ... 88
3.9.2.Reabilitas ... 88
3.10.Teknik Analisis Data ... 89
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 92
4.1.1. Pretes Hasil Belajar ... 92
4.1.2. Hasil Angket Motivasi ... 96
4.1.3. Perlakuan... 98
4.1.4.Postes Hasil Belajar ... 100
4.1.5.Analisis Hasil Penelitian ... 101
4.1.5.1. Analisis Data Hasil Belajar Siswa ... 101
4.1.5.2.Analisis Hasil Postes Berdasarkan Motivasi ... 102
4.2.Pengujian Hipotesis ... 105
4.3.Pembahasan ... 114
4.3.1.Pengaruh Model CTL Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa ... 114
4.3.2. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar ... 117
4.3.3. Interaksi Antara Model Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa ... 118
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 121
5.2. Saran ... 122
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata UTSSemester Genap IPS di Kelas IV ... 6
Tabel 2.1 Pembagian Ranah Pendidikan Berdasarkan Taksonomi Bloom ... 22
Tabel 2.2 Kata Kerja Operasional Berdasarkan Taksonomi Bloom ... 23
Tabel 2.3 Sintaks Pendekatan Pembelajaran CTL ... 35
Tabel 2.4 Perbandingan Pendekatan Pembelajaran CTL dan Ekspositori ... 64
Tabel 2.5 Perbedaan Kelemahan dan Kelebihan Pendekatan Pembelajaran ... 61
Tabel 3.1 Rancangan Eksperimen Disain Factorial 2 X 2 ... 74
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes Hasil Ilmu Pengetahuan Sosial ... 84
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar ... 88
Tabel 4.1 Data Pretes Hasil Belajar Siswa ... 101
Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Pretes ... 102
Tabel 4.3. Uji Homogenitas Data Pretes ... 105
Tabel 4.4. Data Hasil Angket Motivasi ... 106
Tabel 4.5.Pengelompokan Siswa Berdasarkan Motivasi ... 106
Tabel 4.6.Data Postes Hasil Belajar Siswa ... 110
Tabel 4.7. Pengelompokkan Nilai Postes Siswa Berdasarkan Tingkat Motivasi ... 112
Tabel 4.8. Pengelompokkan Nilai Postes Berdasarkan Motivasi ... 113
Tabel 4.9.Desain Faktorial Rerata 2x2 ... 115
Tabel 4.10. Data Faktor Antar Subjek ... 116
Tabel 4.11. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Postes Siswa... 117
Tabel 4.12. Uji Homogenitas Antar Kelompok ... 118
Tabel 4.13. Hasil Uji Inova Dua Jalur... 119
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Diagram Alur Penelitian... 80
Gambar 2.1.Diagram Pretes-Postes Kelas CTL Dan Ekspositori ... 111
xii
DAFTAR GRAFIK
Halaman
1.1.Q-Q Plot Pretes CTL ... 103
1.2.Plot Pretes Ekspositori ... 104
1.3.Q-Q Plot Distribusi Normal Postes CTL Dan Eks ... 117
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus ...
Lampiran 2 Rpp...
Lampiran 3 Bahan Ajar ...
Lampiran 4 Soal Pos Tes...
Lampiran 5 Soal Pre Tes ...
Lampiran 6 Angket Motivasi Belajar ...
Lampiran 7 Perhitungan Distribusi Frekuensi ...
Lampiran 8 Analisis Butir Soal ...
Lampiran 9 Uji Reabilitas Butir Soal ...
Lampiran 10 Rangkuman Hasil Tes ...
Lampiran 11 Analisis Daya Beda ...
Lampiran 12 Analisis Tingkat Kesukaaran ...
Lampiran 13 Pengecoh ...
Lampiran 14 Analisis Uji Coba Validitas Angket Motivasi ...
Lampiran 15 Data Pretes Hasil Belajar IPS Kelas Kontrol...
Lampiran 16 Data Pretes Hasil Belajar IPS Kelas Eksperimen ...
Lampiran 17 Data Pretes Motivasi Kelas Eksperimen ...
Lampiran 18 Data Pretes Motivasi Kelas Kontrol ...
Lampiran 19 Data Postes Hasil Belajar Ips Kelas Eksperimen Dengan
Model CTL ...
Lampiran 20 Data Postes Hasil Belajar IPS Kelas Eksperimen Dengan
Model Eks ...
Lampiran 21 Data Postes Angket Motivasi Kelas Eksperimen ...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua
individu dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi hingga ke liang lahat.
Belajar juga merupakan suatu kegiatan berproses dan merupakan unsur yang
sangat fundamental dalam jenjang pendidikan, dimana keberhasilan pencapaian
tujuan pendidikan sangat tergantung pada pencapaian keberhasilan proses belajar
peserta didik di sekolah dan dilingkungan sekitarnya.
“Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah
melalui latihan atau pengalaman”. Whitakker (Djamarah, 2011:12). “ belajar
adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau
latihan.”. Kingskey (Djamarah,2011:13). “ belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.” Dari beberapa pendapat ahli tentang pengertian belajar
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu
dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut kognitif, afektif, dan
psikomotor.
Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar peserta didik,
salah satunya adalah kemampuan seorang guru dalam mengelola pembelajaran
2
pembelajaran yang bisa disesuaikan dengan materi yang cocok digunakan di
sekolah dasar. Dalam kegiatan proses belajar mengajar, seorang guru dituntut
untuk melakukan pembelajaran secara maksimal yang bertujuan agar hasil belajar
peserta didik maksimal, bertambahnya ilmu pengetahuan peserta didik, sikap serta
keterampilan peserta didik yang berkaitan dengan materi-materi pelajaran yang
diajarkan oleh seorang guru.
Faktor rendahnya motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik
dipengaruhi oleh banyak faktor, namun secara garis besar faktor-faktor tersebur
dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu inter (faktor yang berasal dari diri
individu). Faktor inter meliputi rendahnya bakat peserta didik, rendahnya
keinginan peserta didik mencapai suatu tujuan atau cita-cita. Sedangkan faktor
ekstern (faktor yang berasal dari luar diri sendiri). Faktor ekstern peserta didik
peserta didik bisa dari keluarga meliputi rendahnya motivasi orang tua, hubungan
orang tua dan peserta didik tidak harmonis, rendahnya kehidupan ekonomi
keluarga, lingkungan teman sepermainan yang nakal dan lingkungan sekolah yang
meliputi kondisi kelas yang kurang nyaman, pendekatan dan metode digunakan
kurang bervariasi,kurangnya perangkat instrumen pendidikan dan alat-alat
pendukung sarana belajar yang berkualitas rendah.
Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar adalah mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Kompetensi Ilmu Pengetahuan Sosial seperti
yang ditetapkan dalam tujuan nasional Kurikulum Berbasis Kompetensi dan
KTSP, dapat diwujudkan melalui pembelajaran yang menekankan pada
3
Pembelajaran harus diubah dari metode transfer pengetahuan menjadi bagaimana
peserta didik itu belajar dan menyusun pengetahuannya sendiri. Hal ini guru dapat
mewujudkan dengan menciptakan kegiatan belajar yang inovatif, menyenangkan,
bermakna dan akan menempatkan guru sebagai fasilitator, mediator, penilaian dan
pengarahan dalam pembelajaran.
Dalam fungsinya, mata pelajaran IPS sangat penting diberikan kepada
peserta didik mulai dari jenjang pendidikan dasar. Hal ini untuk melatih daya pikir
peserta didik sehingga mereka dapat menggunakan pengetahuan tentang ilmu
pengetahuan sosial sebagai dasar dalam mempelajari bidang Ilmu Pengetahuan
Sosial itu sendiri dijenjang pendidikan paling tinggi.
Setiawan (2015:2) Ilmu Pengetahuan Sosial adalah pembelajaran
mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat. Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu
sosial, melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi
warga negara indonesia yang demoskratis, dan bertanggungjawab, serta warga
dunia yang cinta damai.
Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial
masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Pendidikan
IPS merupakan dasar untuk mengembangkan tujuan kurikulum yang berupaya
membentuk warga negara yang baik dalam suatu masyarakat yang demokrasi di
4
membina kesadaran, baik secara pribadi maupun sebagai anggota dalam
memecahkan masalah sosial. Sebagai suatu bidang studI, IPS membekali
intelektual siswa dalam membina kesadaran hidup di tengah masyarakat yang
komplek dan majemuk, sehingga dapat membentuk pribadi yang mandiri.
Partisipasi dan peran aktif siswa memecahkan masalah sangat menunjang dalam
menentukan keputusan hidup bermasyarakat. Pendidikan IPS pada konsep-konsep
pendidikan yang dikaji secara sistematis, psikologis dan fungsional sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik dan untuk tujuan pendidikan Melalui mata
pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara
indonesia yang demoskratis, dan bertanggungjawab, serta warga dunia yang cinta
damai.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPS adalah disiplin ilmu-ilmu
sosial ataupun integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial seperti: Sosiologi,
Sejarah, Geografi, Ekonomi, dan Antropologi yang mempelajari masalah-masalah
sosial.
Pada mata pelajaran IPS sangat berhubungan dengan kehidupan peserta
didik dalam kehidupan sehari-hari. Pada kenyataannya, guru hanya menggunakan
model pembelajaran Ekspositori yang menggunakan metode ceramah, tanya
jawab, dan penugasan serta tidak adanya media yang digunakan dalam belajar.
Hal ini akan membuat peserta didik merasa bosan, main-main di dalam kelas,
tidak merasa tertarik dalam belajar atau motivasi belajar peserta didik menjadi
rendah, serta peserta didik lebih cepat lupa terhadap materi pembelajaran yang
5
Supriatna (Setiawan, 2015:9) menyatakan tujuan pendidikan IPS
dikembangkan atas pemikiran bahwa pendidikan IPS merupakan suatu disiplin
ilmu. Oleh karena itu, pendidikan IPS harus mengacu pada tujuan pendidikan
nasional. Dengan demikian, tujuan IPS adalah mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam menguasai disiplin ilmu-ilmu sosial untuk mencapai tujuan
pendidikan yang lebih tinggi. Sedangkan menurut Sapriya (Setiawan, 2015:2)
mengemukakan bahwa “ pembelajaran IPS di tingkat sekolah bertujuan untuk
mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang menguasai
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang dapat digunakan sebagai
kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta
kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan
kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik.” Sedangkan dalam
kurikulum KTSP, mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan yaitu: (1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya; (2) memiliki kemampuan dasar untuk berfikir
logis dan kritis, rasa ingin tahu, inquiri, memecahkan masalah, dan keterampilan
dalam kehidupan sosial; (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai
sosial dan kemanusiaan; (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, berkerjasama,
dan berkompetisi dalam masyarakat majemuk, ditingkat lokal, nasional dan
global.
Dengan demikian pendidikan IPS memppunyai tujuan sebagai mata
6
mampu menyesuaikan diri diberbagai lingkungan sehingga menjadi individu yang
memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik.
Berdasarkan observasi dilapangan ditemukan nilai rata-rata ujian tengah
semester (UTS) masih tergolong rendah dari nilai KKM yang telah diterapkan
oleh Sekolah Dasar Swasta Lubuk Pakam.hal ini dibuktikan dengan tabel 1.1 nilai
rata-rata UTS semester genap Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV
No Mata Pelajaran Tahun Pelajaran Nilai Rata-Rata
1 Ilmu Pengetahuan Sosial 2013/2014 69,3
2 Ilmu Pengetahuan Sosial 2014/2015 68,1
3 Ilmu Pengetahuan Sosial 2015/2016 69,6
Data di atas menunjukkan bahwa perolehan hasil belajar IPS masih
tergolong rendah dimana mata pelajaran IPS memiliki KKM 70, tapi
kenyataannya masih rendahnya nilai yang diperoleh siswa yaitu dibawah kriteria
ketuntasan yang sudah ditetapkan. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya
pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran IPS. Mereka menganggap
pelajaran IPS adalah mata pelajaran yang membosankan, masalah lain yang
dikemukakan adalah kurangnya perhatian guru dalam mengembangkan
keterampilan belajar.
Untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran
diatas, dibutuhkan suatu model pembelajaran yang lebih efektif dan inofatif yang
membuat siswa lebih aktif selama pembelajaran berlangsung, sehingga terjadi
perubahan paradigma belajar yang semula berpusat pada Guru (teacher centered)
beralih menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered);
7
beralih ke model pembelajaran CTL. Ada asumsi tentang pembelajaran yang
mengaitkan bahwa siswa akan belajar baik jika lingkungan diciptakan alami.
Belajar akan lebih bermakna jika siswa mengalami sendiri apa yang dipelajari,
bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penugasan hasil
belajar terbukti gagal dalam membekali siswa memecahkan persoalan dalam
kehidupan yang mereka hadapi.
Trianto (2009:104) menyatakan bahwa berbagai fakta dilapangan
menunjukkan fenomena yang cukup memprihatikan; (1) kebanyakan murid
disekolah tidak dapat membuat hubungan antara apa yang mereka pelajari dan
bagaimana pengetahuan tersebut diaplikasikan; (2) murid-murid menghadapi
kesulitan memahami konsep akademik saat mereka diajar dengan model
ekspositori, padahal mereka sangat perlu untuk memahami konsep-konsep saat
mereka berhubungan dengan kehidupan mereka sehari-hari; (3) murid telah
diharapkan untuk membuat sendiri hubungan-hubungan tersebut, diluar kegiatan
kelas. Menurut teori pembelajaran CTL, bahwa belajar hanya terjadi ketika murid
memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian sehingga informasi atau
pengetahuan tersebut dipahami mereka dalam kerangka acuan (memory,
pengalaman, dan respons mereka sendiri). Menurut Trianto (2009:104)
menjelaskan bahwa pembelajaran CTL adalah suatu konsepsi yang membantu
guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan
memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga
8
Dalam model pembelajaran CTL, guru bukan lagi seseorang yang paling
tahu, guru layak untuk mendengarkan peserta didiknya. Guru bukan lagi
satu-satunya penentu kemajuan peserta didiknya. Guru adalah seorang pendamping
peserta didik dalam pencapaian kompetensi dasar. Dengan demikian, paradigma
bahwa guru adalah satu-satunya sumber ilmu harus diubah. Pembelajaran CTL
mengakui bahwa belajar merupakan suatu yang kompleks yang jauh melampaui
berbagai metodologi yang hanya berorientasi pada latihan dan ransangan atau
tanggapan (stimulus/respon).
Hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi anak untuk
memecahkan persoalan, berpikir kritis, dan melaksannakan observasi serta
menarik kesimpulan dalam kehidupan jangka panjangnya. Dalam konteks itu,
peserta didik perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa
mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari
berguna bagi kehidupannya nanti. Dalam upaya itu, mereka memerlukan guru
sebagi pengarah dan pembimbing.
Untuk itu model pembelajaran CTL diharapakan mampu untuk menjawab
tantangan dan permasalahan yang dihadapi, karena model pembelajaran CTL
memandang bahwa proses belajar benar-benar berlangsung hanya jika siswa dapat
menemukan hubungan yang bermakna antara pemikiran yang abstrak dengan
penerapan praktis dalam konteks dunia nyata. Dalam pengalaman belajar yang
demikian, fakta, konsep, prinsip, dan prosedur belajar, pelajaran diinternalisasikan
9
Sadirman (Munadi,) mengatakan bahwa motivasi adalah daya pengggerak
yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat tertentu pada saat-saat
tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai kebutuhan sangat dirasakan atau
mendesak. Motivasi belajar merupakan bekal utama dalam pencapaian tujuan
pembelajaran. Motivasi dalam belajar sangat penting dan tidak dapat dipisahkan
dari dalam diri siswa, karena tanpa adanya motivasi belajar siswa tidak akan
mendapatkan prestasi belajar yang tinggi, siswa akan malas dalam belajar dan
tidak mempunyai semangat untuk berprestasi, dengan kata lain berprestasi belajar
akan menjadi rendah.
Menurut Biggs dan Tefler ( Hamdu & Agustina,2011) mengungkapkan
motivasi belajar siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau tiadanya
motivasi belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu prestasi belajar akan
rendah. Oleh karena itu, mutu prestasi belajar pada siswa perlu diperkuat
terus-menerus. Dengan tujuan agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, sehingga
prestasi belajar yang diraihnya dapat optimal.
Hasil belajar merupakan hasil belajar yang telah dicapai dari suatu proses
belajar yang telah dilakukan oleh peserta didik, sehingga untuk mengetahui suatu
pekerjaan berhasil atau tidak berhasil diperlukan suatu pengukuran. Hasil tersebut
berupa skor mentah yang belum dapat memberikan informasi kemampuan peserta
didik. Agar dapat memberikan informasi yang diharapkan tentang kemampuan
peserta didik maka diadakan penilaian terhadap keseluruhan proses belajar
mengajar sehingga akan memperlihatkan banyak hal yang dicapai selama proses
10
Menurut peneliti penggunaan model pembelajaran CTL akan sangat
berkesan dan bermakna kepada peserta didik karena proses pendidikannya yang
bertujuan membantu peserta didik melihat makna dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial dengan kehidupan sehari-hari, akan mampu membantu
peserta didik untuk mengembangkan keterampilan dalam proses kognitif
pengenalan peserta didik.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas penulis
mengidentifikasikan masalah yang berhubungan dengan hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial, antara lain;
1. Dalam pelaksanaan pembelajaran IPS , guru masih menggunakan model
pembelajaran Ekspositori (metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan
latihan), peserta didik kurang aktif di dalam kelas sehingga pembelajaran
kurang menyenangkan dan bermakna.
2. Murid-murid tidak dapat membuat hubungan antara apa yang mereka
pelajari dan bagaimana pengetahuan tersebut diaplikasikan.
3. Fokus pembelajaran hanya berpusat kepada guru (teacher centered) dan
cenderung hanya bergantung kepada materi yang sudah disediakan oleh
buku pelajaran, bukan berpusat kepada siswa (student centered) dimana
siswa tidak diberikan kebebasan untuk beraktivitas dan berpartisipasi dalam
11
4. Masih rendahnya hasil belajar IPS di kelas IV Sekolah Dasar Swasta Tri
Sakti Lubuk Pakam.
5. Motivasi belajar peserta didikdi kelas IV Sekolah Dasar Swasta Tri Sakti
Lubuk Pakam dalam proses pembelajaran masih terlihat rendah.
6. Pembelajaran IPS dianggap pembelajaran yang membosankan dan identik
dengan hafalan.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, terlihat bahwa luasnya ruang
lingkup permasalahan. Untuk mencegah pembahasan agar tidak terlalu melebar
dan tepat pada sasaran yang dibahas, maka penelitian ini dibatasi pada model
pembelajaran yang dipilah atas model pembelajaran CTL dan model pembelajaran
Ekspositori. Bersamaan dengan itu, diteli juga pengaruh motivasi belajar siswa
yang dibagi dua yaitu motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah. Hasil
belajar IPS yang diteliti adalah hasil belajar peserta didik kelas IV a dan IV b,
pada aspek kognitif berdasarkan Taksonomi Bloom C1 sampai dengan C4 pada
12
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan
masalah yang telah dikemukakan diatas, permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial yang diajarkan dengan model
pembelajaran CTL lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran Ekspositori di kelas IV Sekolah Dasar Swasta Tri Sakti
Lubuk Pakam dengan sub Materi Koperasi?
2. Apakah hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial yang memiliki Motivasi
tinggi lebih tinggi daripada siswa yang memiliki Motivasi rendah di kelas
IV Sekolah Dasar Swasta Tri Sakti Lubuk Pakam dengan sub Materi
Koperasi?
3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar
terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas IV Sekolah Dasar
Swasta Tri Sakti Lubuk Pakam dengan sub materi Koperasi?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian secara keseluruhan adalah untuk :
1. Mengetahui pengaruh model pembelajaran CTL terhadap hasil belajar IPS
di kelas IV Sekolah Dasar Swasta Lubuk Pakam dengan sub materi
Koperasi.
2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar IPS di kelas
13
3. Mengetahui pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan motivasi
belajar terhadap hasil IPS di kelas IV Sekolah Dasar Swasta Lubuk Pakam
dengan sub materi Koperasi.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapakan bermanfaat bagi dunia pendidikan,
masyarakat dan mahasiswa/calon guru. Manfaatnya secara teoritis maupun praktis
yaitu:
1. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan acuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan, secara teoritis mampu menambahkan
khasanah IPS khususnya teori-teori yang berkaitan dengan model
pembelajaran yang berhubungan dengan penelitian ini.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang positif
mengenai pengaruh model pembelajaran CTL dan motivasi belajar terhadap
hasil belajar peserta didik khususnya pelajaran IPS di sekolah dasar.
3. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumbangan pemikiran kepada
guru-guru IPS dalam mencari alternatif model pembelajaran untuk
menciptakan situasi kelas yang menyenangkan dan bermakna dalam proses
belajar mengajar. Hasil penelitian ini juga dapat meningkatkan motivasi dan
berpikir kritis peserta didik untuk menggunakan model pembelajaran yang
bervariasi dalam IPS di sekolah dasar maupun lanjutannya
14
1. Hasil penelitian ini dapat memperkenalkan model pembelajaran CTL dalam
proses belajar mengajar yang bermanfaat untuk memperbaiki proses hasil
belajar dan terciptanya suasana kelas yang bermakna bagi peserta didik di
sekolah dasar.
2. Hasil penelitian ini juaga diharapkan dapat bisa menjadi bahan
pertimbangan bagi guru maupun calon guru terutama guru IPS dalam
memilih dan menggunakan model pembelajaran yang sesuai denga
karakteristik peserta didik di Sekolah Dasar
3. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran dan
informasi ada atau tidak adanya pengaruh motivasi belajar terhadap hasil
120
DAFTAR PUSTAKA
Aryawan, I Komang Budi Mas, I Wayan Lamawan, & I Made Yudana. 2014.
”Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Attension dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar IPS pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri di Gugus”, Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar. Vol. 4 (1) 2014.
Astuti & Wiwin Wiji. 2012. “Pengaruh Motivasi Belajar dan Metode pembelajaran Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Kelas III SMP”,
Economi Education Analysis Journal. Vol. ISSN 2252-6544 diakses 1 Des
2016.
Atmaja, Putu Guna, I Wayan Lasmawan, & Nyoman Natajaya. 2014. “ Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Terhadap Sikap Sosial dan hasil Belajar Dalam Pembelajaran IPS Kelas V di SD Negeri Gugus Singakerta”, Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar. Vol. 4 (1) 2014.
Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung : CV Yrama Widya
Daryanto. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Malang : Gava Media
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara
Hamdu, Ghullam & Lisa Agustina. 2011. “ Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar Tasikmalaya”, Jurnal
Penelitian Pendidikan. Vol. 12 (1) 2011.
Hartono, Ridu. 2013. Ragam Model Mengajar Yang Mudah Diterima Murid. Jogjakarta : DIVA Press
Hisnu, Tantya. 2010. Ilmu Pengetahuan Sosial. Medan : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung : Refika Aditama
Munadi, Sudji . 2013. “ Pengaruh Pemanfaatan Internet, Lingkungan dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa”, Jurnal Pendidikan Vokasi. Vol.
121
Mustamiin, M. Zainal & Wayan Lasmawan. 2013. “ Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar IPS Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa”, Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar. Vol. 3
(3) 2013.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta : Kencana Media Group.
Setiawan, Deny. 2016. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Medan: Indonesia
Siwalatri, Ni Md, W. Lasmawan, & N. Dantes. 2013. “ Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPS Ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa Kelas IV Sdnegeri 1 Simarapura Tengah”, Jurnal Program Studi Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar. Vol. 3 (3) 2013.
Sjukur, Sulihin. 2012. “ Pengaruh Blended Learning Terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa Tingkat SMK. SMK Negeri 1 Satui Kabupaten Tanah Bumbu”, Jurnal Pendidikan Vokasi. Vol. 2 (3) 2012.
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Sujarwo. 2015. “ Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Siswa Kelas V SD Swasta Harapan 2 Medan” , Program Pascasarjana Unimed. Vol. 2 (2) 2015.
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group