ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA PADA MATERI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI SE-KOTA BINJAI
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
SAILANA MIRA RANGKUTY
NIM. 8146173021
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Sailana Mira Rangkuty. Analisis Pengetahuan dan Sikap Siswa pada Materi Bioteknologi di SMA Negeri Se-Kota Binjai. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Besar tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi; (2) Besar tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi berdasarkan indikator pembelajaran; (3) Besar tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi berdasarkan level kognisi; (4) Besar tingkat ketuntasan belajar siswa pada materi Bioteknologi; (5) Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap siswa pada materi Bioteknologi. Penelitian ini bersifat deskriptif kwalitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri Se-Kota Binjai yang diwakili 5 SMA Negeri. Meliputi SMA Negeri 1, SMA Negeri 2, SMA Negeri 4, SMA Negeri 6, SMA Negeri 7. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen tes diagnostik terhadap penguasaan materi Bioteknologi, angket sikap siswa dan wawancara. Data dianalisis dengan menggunakan statistika deskriptif menggunakan persentase dan korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat pengetahuan siswa secara keseluruhan mencapai 68,15 (68,15±15,24) termasuk kriteria baik. (2) Tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi berdasarkan indikator diperoleh sebagai berikut ind 1.1 (80,55%±6,25%), ind 1.2 (55,07±8,02%), ind 1.3 (82,33%±10,48%), ind 1.4 (69,54%±13,45%), ind 1.5 (61,38%±6,16%), ind 2.1 (56,28%±9,67%), ind 2.2 (64,15%±17,23%), ind 2.3 (68,97%±16,32%). (3) Tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi berdasarkan level kognisi sebagai berikut C1 (80,76%±9%), C2 (61,28% ± 11%), C3 (63,76%±19%), C4 (64,29%±19%). (4) Tingkat ketuntasan belajar siswa pada materi Bioteknologi (36,32%). (5) Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan sikap belajar siswa (r=0,208 , Sig=0,000). Berdasarkan Rhitung yang diperoleh maka diketahui hubungan antara sikap dan nilai siswa tergolong dalam hubungan yang berkorelasi positif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan siswa termasuk dalam kategori baik namun masih diperlukan upaya peningkatkan pengetahuan dan sikap siswa untuk hasil yang lebih baik. Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap siswa tergolong dalam hubungan yang berkorelasi lemah.
ii
ABSTRACT
Sailana Mira Rangkuty. Analisys of student’ knowledge and attitude towards biotechnology subject matter of Senior High School in Binjai. Thesis. Postgraduate Program State University of Medan. 2016.
This research aimed to determined: (1) the level of student’ knowledge on biotechnology subject matter; (2) the level of student’ knowledge on biotechnology subject matter based on learning indicators; (3) the level of student’ knowledge on biotechnology subject matter based on cognitive level; (4) the level
student’ completeness on biotechnology subject matter; (5) the relationships between student’ knowledge and attitude on biotechnology subject matter. This research was descriptive qualitative research. The population of this research were grade XII student from 5 senior high school in Binjai including SMA Negeri 1, SMA Negeri 2, SMA Negeri 4, SMA Negeri 6, SMA Negeri 7. Samples were chosen by using purposive sampling technique. Data were collecting using instrument of diagnostic test mastery on matter biotechnology, student’ attitude questionnaire, and interview. The data were analyzed using descriptive percentage and Spearman corelation. Result from this research showed: (1) the level of
student’ knowledge on biotechnology subject matter was 68,15 (SD±15,24) and categorized as good. (2) the level of student’ knowledge on biotechnology subject matter based on learning indicators as ind 1.1 (80,55%±6,25%), ind 1.2 (55,07±8,02%), ind 1.3 (82,33%±10,48%), ind 1.4 (69,54%±13,45%), ind 1.5 (61,38%±6,16%), ind 2.1 (56,28%±9,67%), ind 2.2 (64,15%±17,23%), ind 2.3 (68,97%±16,32%). (3) the level of student knowledge on biotechnology subject matter based on cognitive level were C1(80,76% ± 9%), C2 (61,28% ± 11%), C3 (63,76% ± 19%), C4(64,29% ± 19%). (4) the level of student’ completeness on biotechnology subject matter was (36,32%). (5) there was significant relationship between the level of knowledge and student’ attitude (r=0,208, Sig=0,000). This result showed the corelation is positive between knowledge level with student attitude. Based on the result of this research it can concluded the level of knowledge of students is categorized as good but still important to improve the level of knowledge and student’ attitude for more goodness result. The relationship between knowledge level with student’ attitude is weak.
Keyword: The level of knowledge, Students attitude, Diagnostic test, Student completeness, Biotechnology, Senior high school.
iii
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan Syukur Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA PADA MATERI
BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI SE-KOTA BINJAI”. Penulisan karya
ini disusun guna memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada program studi Pendidikan Biologi Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW sebagai teladan terbaik bagi umat diseluruh zaman.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya secara khusus kepada:
1. Teristimewa untuk Ayahanda tercinta Abu Sarman Rangkuty dan Ibunda tercinta Dra. Roslaini. B untuk semua cinta, kesabaran, kepercayaan, doa, nasehat dan semangat yang diberikan selama proses penyelesaian tesis ini serta kepada adik tercinta Fitri Yani Rangkuty tercinta yang telah memberi bantuan baik materil maupun moril.
2. Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si. (Ketua Program Studi Pendidikan Biologi) dan Bapak Syahmi Edi, M.Si sebagai dosen pembimbing tesis yang telah sabar dalam memberikan bimbingan, motivasi dan waktu kepada penulis dari awal penyusunan sampai tesis ini terselesaikan.
3. Ibu Dr. Martina Restuati, M. Si., Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si., serta Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd selaku narasumber yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penyempurnaan tesis ini.
4. Ibu Profesor Sri Milfayetti M.Psi dan Bapak Zulkifli Simatupang M.Pd selaku validator instrumen.
iv
dengan seluruh guru yang telah memberikan ilmu yang tak terhingga dari tingkat SD, SMP, SMA hingga bangku perkuliahan.
6. Kepala Sekolah SMA Negeri Kota Binjai dan Guru-guru Biologi kelas XII IPA yaitu Ibu Juwita Ginting, Ibu Sri Eminingsih, Ibu Pakenta Bukit, Bapak Fauzi, Ibu Meteh Muli, Ibu Hafsah Laili dan Ibu Farida Sari yang membantu sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.
7. Rekan mahasiswa program studi Pendidikan Biologi Pascasarjana UNIMED angkatan XXIV sekaligus teman seperjuangan Verronicha Crysty, Dian Arisandi, Putri Leo, Zaura, Rahma serta seluruh teman-teman yang membantu terlaksananya penelitian ini.
8. Rekan-rekan kerja yang telah memberikan bantuan dan kelapangan waktu selama masa perkuliahan meliputi Pimpinan, Staf serta Pengajar Ganesha Operation Binjai terkhusus bang Agam, kak Valen, Easter Christina.
9. Teman yang membantu disaat saya membutuhkan segala bantuan Sari Y, Debby P, Devita S, Putri Dina, Fadillah S, Bagus K, Benni dan Zailani.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih belum sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan pendidikan.
Medan, 25 Juli 2016 Penulis
v
2.1.1.1 Pengertian Pengetahuan Siswa ... 11
2.1.1.2 Tingkatan Pengetahuan Siswa ... 12
2.1.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan ... 13
2.1.2 Sikap Siswa ... 14
2.1.2.1 Pengertian Sikap Siswa ... 14
2.1.2.2 Ciri-ciri Sikap ... 16
2.1.2.3 Proses Pembentukan Sikap ... 17
2.1.2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terbentuknya Sikap ... 19
2.1.2.5 Pengukuran Sikap Siswa ... 19
2.1.3 Belajar ... 21
vi
2.1.3.2 Diagnosis Kesulitan Belajar ... 22
2.1.4 Tes Diagnostik ... 24
2.1.4.1 Pengertian Tes Diagnostik ... 24
2.1.4.2 Perbedaan Tes Diagnostik dan Tes Prestasi ... 27
2.1.4.3 Karakteristik Tes Diagnostik... 28
2.1.4.4 Posisi Tes Diagnostik ... 28
2.1.4.5 Langkah Pengembangan Tes Diagnostik ... 29
2.1.4.6 Waktu Pelaksanaan Tes Diagnostik ... 32
2.1.4.7 Analisis dan Tindak Lanjut Tes Diagnostik ... 33
2.1.5 Materi Bioteknologi ... 36
2.2 Kerangka Berfikir... 67
2.3 Hipotesis Penelitian ... 68
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 69
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 69
3.3 Jenis Penelitian ... 70
3.4 Prosedur Penelitian... 70
3.5 Definisi Operasional... 72
3.6 Tekhnik Pengumpulan Data ... 72
3.7 Tekhnik Analisis Data ... 76
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian... 79
4.1.1 Tingkat Pengetahuan Siswa Pada Materi Bioteknologi Se-Kota Binjai 79 4.1.2 Tingkat Pengetahuan Siswa Pada Materi Bioteknologi Berdasarkan Asal Sekolah ... 80
4.1.3 Tingkat Pengetahuan Siswa Se-Kota Binjai Berdasarkan Indikator Pembelajaran ... 83
4.1.4 Tingkat Pengetahuan Siswa Se-Kota Binjai Berdasarkan Level Kognisi ... 84
vii
Pembelajaran di tiap Sekolah... 85
4.1.6 Tingkat Pengetahuan Siswa Se-Kota Binjai Berdasarkan Level Kognisi di tiap Sekolah ... 90
4.1.7 Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Se-Kota Binjai ... 93
4.1.8 Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa di Tiap SMA Negeri Kota Binjai .. 95
4.1.9 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Belajar Siswa ... 98
4.2 Pembahasan ... 100
4.2.1 Analisis Tingkat Pengetahuan Siswa Pada Materi Bioteknologi Se-Kota Binjai ... 100
4.2.2 Analisis Tingkat Pengetahuan Siswa Pada Materi Bioteknologi Berdasarkan Asal Sekolah ... 104
4.2.3 Analisis Tingkat Pengetahuan Siswa Se-Kota Binjai Berdasarkan Indikator Pembelajaran ... 109
4.2.4 Analisis Tingkat Pengetahuan Siswa Se-Kota Binjai Berdasarkan Level Kognisi... 111
4.2.5 Analisis Tingkat Pengetahuan Siswa Se-Kota Binjai Berdasarkan Indikator Pembelajaran di tiap Sekolah ... 114
4.2.6 Analisis Tingkat Pengetahuan Siswa Se-Kota Binjai Berdasarkan Level Kognisi di tiap Sekolah... 118
4.2.7 Analisis Tingkat Ketuntasan Siswa Se-Kota Binjai ... 120
4.2.8 Analisis Tingkat Ketuntasanan Siswa di Tiap SMA Negeri Kota Binjai 121 4.2.9 Analisi Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Belajar Siswa . 122
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 126
5.2 Implikasi ... 128
5.3 Keterbatasan Peneliti ... 129
5.4 Saran ... 129
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Ketuntasan Siswa SMA Negeri T.P. 2014-2015... 3
Tabel 2.1. Cakupan Penilaian Sikap ... 21
Tabel 2.2. Perbedaan Tes Diagnostik dan Tes Prestasi Belajar ... 27
Tabel 2.3. Tekhnik yang Mendorong Perkembangan Bioteknologi ... 39
Tabel 2.4. Produksi Protein Berbagai Organisme ... 44
Tabel 4.2. Tingkat Pengetahuan Se-Kota Binjai Berdasarkan Indikator ... 83
Tabel 4.3. Tingkat Pengetahuan Se-Kota Binjai Berdasarkan Level Kognisi 84 Tabel 4.4. Tingkat Pengetahuan SMA N 1 Binjai Berdasarkan Indikator ... 85
Tabel 4.5. Tingkat Pengetahuan SMA N 2 Binjai Berdasarkan Indikator .. 86
Tabel 4.6. Tingkat Pengetahuan SMA N 4 Binjai Berdasarkan Indikator ... 87
Tabel 4.7. Tingkat Pengetahuan SMA N 6 Binjai Berdasarkan Indikator ... 88
Tabel 4.8. Tingkat Pengetahuan SMA N 7 Binjai Berdasarkan Indikator ... 89
Tabel 4.9. Tingkat Pengetahuan SMA N 1 Binjai Berdasarkan Level Kognisi 90 Tabel 4.10. Tingkat Pengetahuan SMA N 2 Binjai Berdasarkan Level Kognisi 90 Tabel 4.11. Tingkat Pengetahuan SMA N 4 Binjai Berdasarkan Level Kognisi 91 Tabel 4.12. Tingkat Pengetahuan SMA N 6 Binjai Berdasarkan Level Kognisi 92 Tabel 4.13. Tingkat Pengetahuan SMA N 7 Binjai Berdasarkan Level Kognisi 93 Tabel 4.14. Tingkat Ketuntasan Siswa SMA Negeri Se-Kota Binjai ... 93
Tabel 4.15. Tingkat Ketuntasan Siswa SMA Negeri 1 Binjai ... 95
Tabel 4.16. Tingkat Ketuntasan Siswa SMA Negeri 2 Binjai ... 95
ix
Tabel 4.18. Tingkat Ketuntasan Siswa SMA Negeri 6 Binjai ... 97
x
Gambar 2.13. Tekhnik Sintesis Antibodi Monoklonal ... 61
Gambar 2.14. Tahapan Klona Embrio pada Hewan Ternak ... 63
Gambar 4.1 Tingkat Pengetahuan Siswa SMA Negeri se-Kota Binjai ... 79
Gambar 4.2 Tingkat Pengetahuan se-Kota Binjai Berdasarkan Indikator . 83 Gambar 4.3 Tingkat Pengetahuan se-Kota Binjai Berdasarkan Level Kognisi ... 84
Gambar 4.4 Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Indikator SMA N 1 Binjai 85 Gambar 4.5 Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Indikator SMA N 2 Binjai 86 Gambar 4.6 Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Indikator SMA N 4 Binjai 87 Gambar 4.7 Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Indikator SMA N 6 Binjai 88 Gambar 4.8 Tingkat pengetahuan Berdasarkan Indikator SMA N 7 Binjai 89 Gambar 4.9 Tingkat Pengetahuan Level Kognisi SMA Negeri 1 Binjai ... 90
Gambar 4.10 Tingkat Pengetahuan Level Kognisi SMA Negeri 2 Binjai ... 91
Gambar 4.11 Tingkat Pengetahuan Level Kognisi SMA Negeri 4 Binjai ... 91
Gambar 4.12 Tingkat Pengetahuan Level Kognisi SMA Negeri 6 Binjai ... 92
Gambar 4.13 Tingkat Pengetahuan Level Kognisi SMA Negeri 7 Binjai ... 93
xi
Gambar 4.15 Tingkat Ketuntasan Siswa SMA Negeri 1 Binjai ... 95
Gambar 4.16 Tingkat Ketuntasan Siswa SMA Negeri 2 Binjai ... 96
Gambar 4.17 Tingkat Ketuntasan Siswa SMA Negeri 4 Binjai ... 96
Gambar 4.18 Tingkat Ketuntasan Siswa SMA Negeri 6 Binjai ... 97
Gambar 4.19 Tingkat Ketuntasan Siswa SMA Negeri 7 Binjai ... 98
Gambar 4.20 Uji Normalitas Data ... 99
Gambar 4.21 Uji Normalitas Data Tansformasi ... 99
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Instrumen Tes Diagnostik ... 134
Lampiran 2. Instrumen Angket Sikap Belajar... 139
Lampiran 3. Hasil Tes Diagmostik ... 142
Lampiran 4. Hasil Angket Sikap Belajar ... 156
Lampiran 5. Uji Normalitas Data ... 170
Lampiran 6. Uji Normalitas Data Transformasi ... 174
Lampiran 7. Uji Hipotesis Penelitian ... 177
Lampiran 8. Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Indikator Pembelajaran ... 180
Lampiran 9. Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Level Kognisi... 185
Lampiran 10. Data Ketuntasan Belajar Siswa... 187
Lampiran 11. Transkrip Wawancara Peneliti dan Guru Biologi ... 188
Lampiran 12. Validitas Tes Diagnostik ... 193
Lampiran 13. Dokumentasi ... 195
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia
yang dinamis dan sarat perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan
adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya
kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu
terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan (Trianto,
2009). Melakukan perbaikan pada bidang pendidikan akan berujung pada
perbaikan pada semua sektor kehidupan. Perbaikan dibidang pendidikan dianggap
menjadi hal yang sangat penting untuk terus-menerus diupayakan.
Menurut Buchori dalam Khabibah (2006) pendidikan yang baik adalah
pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk sesuatu profesi
atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya
dalam kehidupan sehari-hari. Penentuan perbaikan pendidikan dapat dimulai
dengan melakukan penilaian terhadap pendidikan yang telah berjalan saat ini.
Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok pada keseluruhan proses
pendidikan di sekolah (Slameto, 2010). Hasil belajar dapat dijadikan penilaian
terhadap berhasil tidaknya suatu pendidikan. Pengamatan terhadap hasil
pembelajaran yang berlangsung dapat memberikan masukan pada guru untuk
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan pengajaran. Mengingat proses
pembelajaran yang memiliki keterbatasan baik dari segi waktu dan media
pendukung sehingga diharapkan pembelajaran dapat dilaksanakan secara tepat
2
Menurut Hidayati dkk (2013), penilaian mengharuskan guru untuk
mengumpulkan informasi selengkap-lengkapnya untuk tujuan pembuatan
keputusan pengajaran, sehingga diharapkan keputusan yang diambil dapat tepat
sasaran. Menurut Slameto (2010), penilaian memiliki berbagai makna bagi
seorang guru. Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat
bagi siswa sehingga untuk memberikan pengajaran diwaktu yang akan datang
tidak diperlukan adanya perubahan. Guru akan mengetahui apakah metode yang
digunakan sudah tepat atau belum. Saat sebagian besar siswa memperoleh nilai
jelek salah satunya dapat disebabkan pendekatan atau metode pembelajaran yang
kurang tepat.
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan siswa. Berdasarkan kelemahan-kelemahan-kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan
penanganan yang tepat (Arikunto, 2006). Suatu pembelajaran diharapkan dapat
berjalan secara baik, namun pada kenyataannya tidak selalu begitu. Seringkali ada
hal-hal yang mengakibatkan timbulnya kegagalan atau kesulitan belajar yang
dialami siswa.
Idris (2009) menyatakan bahwa dalam kesulitan belajar siswa ditunjukkan
oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar yang
bersifat psikologis, sosiologis maupun fisiologis. Hambatan tersebut pada
akhirnya dapat menyebabkan pencapaian prestasi belajar berada dibawah
semestinya. Tingkat ketuntasan belajar siswa yang rendah dapat menjadi salah
satu ciri kesulitan belajar yang dialaminya pada pembelajaran tersebut.
Peneliti melakukan pengamatan terhadap nilai materi Bioteknologi siswa
3
diketahui siswa SMA Negeri se-Kota Binjai hanya memperoleh ketercapaian
ketuntasan 52,60%. Dengan rincian ketuntasan setiap sekolahnya sebagai berikut
Tabel 1.1 Ketuntasan Siswa Kota Binjai Tahun Pembelajaran 2014-2015. No Sekolah KKM Ketuntasan
1 SMA Negeri 1 Binjai 83 38,46% 2 SMA Negeri 2 Binjai 79 69,15% 3 SMA Negeri 4 Binjai 70 45,65%, 4 SMA Negeri 6 Binjai 80 48,72% 5 SMA Negeri 7 Binjai 75 60%.
Rata-rata 52,60%.
Ketercapaian ketuntasan tersebut cukup rendah mengingat materi
Bioteknologi merupakan salah satu materi yang cukup penting. Hal ini diketahui
dari hadirnya soal materi Bioteknologi pada Ujian Nasional dan Seleksi Bersama
Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Diketahui bahwa pada soal Ujian Nasional tahun
2015 materi Bioteknologi masuk pada soal no 1, 38, 39 dan 40. Pada Seleksi
Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri materi Bioteknologi menjadi topik soal
SAINTEKS ke 47 pada kode soal 525, 526, 527, 528, 529, 530, 531 dan 532.
Menurut Sophian (2013) banyak konsep dalam Biologi tidak terlepas dari
peristiwa-peristiwa biologis yang tidak dapat dilihat secara kasat mata, beberapa
konsep terlalu abstrak dan banyak terdapat kata-kata asing/ latin. Materi
Bioteknologi memiliki beberapa konsep-konsep bersifat abstrak seperti Teknik
rekayasa genetika. Materi yang secara isinya tidak berwujud dalam bentuk
konkret atau nyata, hanya dapat dibayangkan dalam pikiran. Siswa sering
kesulitan untuk memahami materi yang bersifat abstrak. Siswa cenderung
menghafal fakta bukan memahami konsep. Banyaknya mikroorganisme yang
terlibat dalam proses Bioteknologi serta nama mikroorganisme yang
4
Piaget dalam Pudjiastuti (2001) mengungkapkan berdasarkan cara anak
memperoleh pengetahuan dalam teori kognitif, anak yang berusia lebih dari 12
tahun meliputi siswa di tingkat SMA termasuk dalam periode formal operasional.
Siswa dengan usia tersebut seharusnya telah dapat berpikir secara abstrak tanpa
melihat situasi yang konkret. Siswa seharusnya sudah dapat membayangkan
bagaimana bentuk DNA rekombinan (DNA yang disusun ulang kombinasinya)
tanpa harus melihat secara langsung.
Menurut Amirulloh, dkk (2011) dari 225 siswa SMA sebagai sampel
penelitiannya diketahui sebanyak 13,33% siswa yang masih berada pada tahap
operasional konkret. Perkembangan tingkat operasi konkret merupakan permulaan
berpikir rasional. Kategori penalaran operasional konkret adalah tahapan dimana
siswa dapat menalar sesuatu yang pernah dilihatnya dalam bentuk konkret atau
nyata di hadapannya. Siswa masih memiliki keterbatasan untuk berpikir secara
abstrak. Siswa dapat mengalami kesulitan belajar pada bagian Bioteknologi
modern.
Menurut hasil wawancara dengan guru biologi kelas XII IPA SMA Negeri
se-Kota Binjai diketahui bahwa materi Bioteknologi dianggap sebagai salah satu
materi yang sulit untuk diterima siswa. Materi Bioteknologi dianggap sulit karena
materi bersifat abstrak, hal ini terlihat jelas pada Bioteknologi modern. Siswa
sebelumnya tidak pernah melihat secara langsung proses yang terjadi pada
Bioteknologi modern seperti Kultur Jaringan dan Rekayasa Genetika. Materi
Bioteknologi memiliki beberapa sub bab materi yang dianggap lebih sulit diterima
5
Sub bab materi Bioteknologi yang dianggap paling sulit untuk diterima
siswa diantaranya Rekayasa Genetika, Aplikasi Bioteknologi dalam Kehidupan
dan Kultur Jaringan. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh data sub bab tersulit
disetiap sekolahnya sebagai berikut. Menurut Ibu Juwita Ginting guru di SMA
Negeri 1 Binjai materi Bioteknologi cukup sulit diajarkan karena siswa belum
pernah melihat prosesnya secara langsung. Sub bab tersulitnya adalah Rekayasa
Genetika, Pemanfaatan Mikroorganisme dalam Bioteknologi dan Kultur Jaringan.
Menurut guru SMA Negeri 2 Binjai Ibu Sri dan Ibu Pakenta sub bab yang
tersulit adalah Aplikasi Bioteknologi dalam Kehidupan dan Rekayasa Genetika.
Menurut Bapak Fauzi yang juga guru SMA Negeri 2 Binjai yang termasuk sub
bab tersulit adalah Pemanfaatan Mikroorganisme dalam Bioteknologi, Aplikasi
Bioteknologi dalam Kehidupan dan Rekayasa Genetika. Menurut guru SMA
Negeri 4 Binjai Ibu Meteh Muli sub bab tersulit adalah Kultur Jaringan dan
Rekayasa Genetika.
Menurut Ibu Ratnawati yang juga guru SMA Negeri 4 Binjai sub bab
tersulit adalah Kultur Jaringan, Rekayasa Genetika, dan Aplikasi Bioteknologi
dalam Kehidupan. Ibu Hapsah Laili sebagai guru SMA Negeri 6 Binjai
berpendapat sub bab tersulit diantaranya Kultur Jaringan, Aplikasi Bioteknologi
dan Rekayasa Genetika. Menurut guru SMA Negeri 7 Binjai Ibu Farida Sari sub
bab tersulit adalah Kultur Jaringan, Rekayasa Genetika dan Perkembangan
Bioteknologi.
Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum
terbaru yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk
6
merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan
pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam
berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi.
Penilaian Kurikulum 2013 memang menitikberatkan pada karakter dengan
proporsi 60% karakter dan 40% akademis (Aji, 2014). Penetapan sebanyak 60%
proporsi karakter menunjukkan bahwa pada kurikulum ini nilai sikap dianggap
penting didalam dunia pendidikan.
Sikap dianggap mampu menciptakan siswa yang lebih baik bila
dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya yang lebih menekankan pada aspek
pengetahuan. Menurut Slameto (2010) sikap dianggap sebagai salah satu faktor
yang mempengaruhi hasil belajar. Seorang siswa diharapkan harus mempunyai
sikap positif terhadap pembelajaran. Sikap ini akan mendasari sejumlah perbuatan
yang mendorong ke hal yang disukainya dalam hal ini belajar. Menurut Sarwono
(2003) dalam sikap tersangkut juga faktor motivasi dan perasaan. Guru yang
mampu memunculkan sikap positif terhadap belajar akan memunculkan motivasi
siswa untuk belajar.
Perbaikan pada proses pembelajaran dianggap penting dalam menciptakan
proses pembelajaran yang lebih baik kedepannya. Proses tersebut diawali dengan
menganalisis proses pembelajaran yang telah berjalan. Hasil dari analisis
pembelajaran dapat menunjukkan kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran
yang berlangsung. Materi Bioteknologi merupakan materi yang dianggap sulit
untuk diterima siswa sekaligus merupakan materi yang penting untuk dipahami
7
pengetahuan siswa yang diharapkan mampu memaksimalkan pembelajaran
kedepannya.
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi untuk
memaksimalkan pembelajaran pada sub bab-sub bab tersulit materi Bioteknologi.
Hasil penelitian diharapkan mampu membantu dalam pengambilan keputusan
pembelajaran secara tepat. Mengingat sikap merupakan salah satu faktor yang
berperan penting dalam mempengaruhi pembelajaran, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai “Analisis Pengetahuan dan Sikap Siswa pada Materi Bioteknologi di SMA Negeri Se-Kota Binjai”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat di
identifikasi bahwa masalah yang terjadi adalah sebagai berikut:
1. Tingkat ketuntasan siswa pada tahun pembelajaran 2014-2015 hanya
mencapai 52,60%.
2. Materi Bioteknologi merupakan materi yang diujikan pada soal Ujian
Nasional dan soal Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri tahun
2015.
3. Menurut guru pada materi Bioteknologi terdapat beberapa sub bab tersulit
untuk diterima siswa.
4. Siswa masih memiliki keterbatasan untuk berpikir secara abstrak sedangkan
materi Bioteknologi merupakan materi bersifat abstrak khususnya pada
Bioteknologi modern.
5. Upaya menganalisis kesulitan belajar pada materi Bioteknologi se-Kota Binjai
8
6. Sikap dianggap penting dalam mempengaruhi pembelajaran yang ditunjukkan
dengan proporsinya yang mencapai 60% pada kurikulum 2013.
1.3 Batasan Masalah
Untuk menghindari agar permasalahan tidak meluas maka pada penelitian
ini dilakukan pembatasan sebagai berikut:
1. Tingkat pengetahuan siswa adalah nilai yang diperoleh siswa pada tes
diagnostik materi Bioteknologi.
2. Sikap siswa dibatasi sesuai dengan pembagian sikap pada Kurikulum 2013
meliputi sikap spiritual dan sikap sosial. Sikap sosial terbagi menjadi sikap
jujur, disiplin, tanggung jawab, toleransi, gotong-royong, santun, dan percaya
diri. Penilaian sikap dilakukan secara umum dan belum mencakup sikap
khusus pada materi Bioteknologi.
3. Materi pembelajaran yang akan dianalisis dibatasi pada indikator Menjelaskan
ruang lingkup bioteknologi, Menjelaskan prinsip-prinsip dasar bioteknologi,
Membedakan bioteknologi konvensional dan modern, Memberikan contoh
produk bioteknologi, Menjelaskan proses rekayasa genetika, Mengidentifikasi
sumber-sumber agen bioteknologi dan produk yang dihasilkan, Menjelaskan
keuntungan dan kerugian yang diperoleh dari produk bioteknologi, dan
Menjelaskan dampak pemanfaatan hasil produk bioteknologi di berbagai
9
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berapa besar tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi di SMA
Negeri se-Kota Binjai?
2. Berapa besar tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi di tiap
sekolah SMA Negeri se-Kota Binjai?
3. Berapa besar tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi se-Kota
Binjai berdasarkan indikator pembelajaran?
4. Berapa besar tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi se-Kota
Binjai berdasarkan level kognisi?
5. Berapa besar tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi di tiap
sekolah SMA Negeri berdasarkan indikator pembelajaran?
6. Berapa besar tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi di tiap
sekolah SMA Negeri berdasarkan level kognisi?
7. Berapa besar tingkat ketuntasan siswa se-Kota Binjai pada materi
Bioteknologi?
8. Berapa besar tingkat ketuntasaan siswa pada materi Bioteknologi di tiap
sekolah SMA Negeri se-Kota Binjai?
9. Seberapa besar hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap siswa pada materi
Bioteknologi di SMA Negeri se-Kota Binjai?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi di
10
2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi di tiap
sekolah SMA Negeri se-Kota Binjai.
3. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi
se-Kota Binjai berdasarkan indikator pembelajaran.
4. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi
se-Kota Binjai berdasarkan level kognisi.
5. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi di tiap
sekolah SMA Negeri berdasarkan indikator pembelajaran.
6. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi di tiap
sekolah SMA Negeri berdasarkan level kognisi.
7. Untuk mengetahui tingkat ketuntasan siswa se-Kota Binjai pada materi
Bioteknologi.
8. Untuk mengetahui tingkat ketuntasan siswa pada materi Bioteknologi di tiap
sekolah SMA Negeri se-Kota Binjai.
9. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap siswa pada
materi Bioteknologi di SMA Negeri se-Kota Binjai.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan memberikan gambaran mengenai
tingkat pengetahuan dan ketuntasan siswa serta hubungan antara sikap dan
tingkat pengetahuan siswa.
2. Secara praktis penelitian ini diharapkan sebagai masukan pada guru dalam
mengembangkan kegiatan belajar mengajar yang lebih bermakna dan menarik.
126
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan maka diperoleh
simpulan sebagai berikut:
1. Siswa SMA Negeri se-Kota Binjai memiliki tingkat pengetahuan 68,15 yang
termasuk kategori baik.
2. Tingkat pengetahuan siswa tiap sekolah dari perolehan nilai tertinggi ke
terendah sebagai berikut SMA N 4 Binjai sebesar 75,58 termasuk kategori
baik, SMA N 2 Binjai sebesar 73,90 termasuk kategori baik, SMA Negeri 6
Binjai sebesar 67,16 termasuk kategori baik, SMA Negeri 7 Binjai sebesar
63,48 termasuk kategori baik dan SMA Negeri 1 Binjai sebesar 60,60
termasuk kategori cukup.
3. Tingkat pengetahuan siswa se-Kota Binjai per indikator dari perolehan
tertinggi ke terendah sebagai berikut indikator 1.3 sebesar 82,33% termasuk
kategori sangat baik, indikator 1.1 sebesar 80,55% termasuk kategori sangat
baik, indikator 1.4 sebesar 69,54% termasuk kategori baik, indikator 2.3
sebesar 68,97% termasuk kategori baik, indikator 2.2 sebesar 64,15%
termasuk kategori baik, indikator 1.5 sebesar 61,38% termasuk kategori baik,
indikator 2.1 sebesar 56,28% termasuk kategori cukup dan indikator 1.2
sebesar 55,07 termasuk kategori cukup.
4. Tingkat pengetahuan siswa se-Kota Binjai per level kognisi dari perolehan
tertinggi ke terendah sebagai berikut level kognisi C1 (pengetahuan) sebesar
127
termasuk kategori baik, level kognisi C3 (penerapan) sebesar 63,76%
termasuk kategori baik dan terendah pada level kognisi C2 (pemahaman)
sebesar 61,28% termasuk kategori baik.
5. Tingkat pengetahuan siswa per indikator dengan perolehan tertinggi ditiap
Sekolah adalah sebagai berikut SMA Negeri 1 Binjai pada indikator 1.3
sebesar 93,80% termasuk kategori sangat baik, SMA Negeri 2 Binjai pada
indikator 1.3 sebesar 84,50% termasuk kategori sangat baik, SMA N 4 Binjai
pada indikator 1.4 sebesar 91,23% termasuk kategori sangat baik, SMA N 6
Binjai pada indikator 1.1 sebesar 82,89% termasuk kategori sangat baik dan
SMA N 7 Binjai indikator 1.1 sebesar 77,42% termasuk kategori baik.
6. Tingkat pengetahuan siswa per level kognisi dengan perolehan tertinggi di tiap
Sekolah adalah sebagai berikut SMA Negeri 1 Binjai level kognisi C1 sebesar
79,24% termasuk kategori baik, SMA Negeri 2 Binjai level kognisi C3
sebesar 82,92% termasuk kategori sangat baik, SMA N 4 Binjai level kognisi
C1 sebesar 85,71% termasuk kategori sangat baik, SMA N 6 Binjai level
kognisi C1 sebesar 75,94% termasuk kategori baik dan SMA N 7 Binjai level
kognisi C1 sebesar 80,18% termasuk kategori baik.
7. Tingkat ketuntasan belajar siswa SMA Negeri se-Kota Binjai dengan
perolehan nilai sebesar 36,32% termasuk kategori kurang baik.
8. Tingkat ketuntasan belajar siswa SMA Negeri se-Kota Binjai di tiap Sekolah
adalah sebagai berikut SMA Negeri 1 Binjai sebesar 17,44% termasuk
kategori buruk, SMA Negeri 2 Binjai sebesar 58,82% termasuk kategori
128
Negeri 6 Binjai sebesar 31,58% termasuk kategori kurang baik dan SMA
Negeri 7 sebesar 29,03% termasuk kategori kurang baik.
9. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan
sikap siswa pada materi Bioteknologi di SMA Negeri se-Kota Binjai
(r=0,208). Maka diketahui korelasi antara tingkat pengetahuan siswa dengan
sikap belajar siswa tergolong dalam korelasi lemah.
5.2 Implikasi
Dari hasil penelitian analisis tingkat pengetahuan siswa pada materi
Bioteknologi di SMA Negeri se-Kota Binjai menunjukkan bahwa indikator
menjelaskan prinsip-prinsip dasar bioteknologi, mengidentifikasi sumber-sumber
agen bioteknologi dan produk yang dihasilkan, menjelaskan rekayasa genetika
dan menjelaskan keuntungan dan kerugian yang diperoleh dari produk
bioteknologi adalah indikator dengan tingkat pengetahuan terendah yang
diperoleh siswa. Maka dari itu diharapkan guru mampu memaksimalkan
pembelajaran walaupun dalam keterbatasan pembelajaran seperti dari segi waktu
dan media untuk meningkatkan hasil pembelajran.
Dari penelitian ini diketahui bahwa terdapat korelasi yang positif antara
tingkat pengetahuan dan sikap siswa. Sebagai seorang guru yang menjadi ujung
tombak pendidikan maka diharapkan guru mampu memaksimalkan pembelajaran
dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat dalam keterbasan
pembelajaran yang ada. Sikap yang memiliki korelasi dengan tingkat pengetahuan
dapat dijadikan acuan untuk pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Guru
129
positif pada siswa maka diharapkan dapat meningkatkan tingkat pengetahuan
siswwa pula.
5.3 Keterbatasan Peneliti
Adapun keterbatasan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tes diagnostik pada penelitian ini dapat digunakan untuk melihat tingkat
pengetahuan siswa namun hanya mampu membedakan penyebabnya
menjadi 2 tipe kesalahan yaitu kesalahan tipe A disebabkan tidak
mengetahui bahasan dan kesalahan tipe B disebabkan kesalahan konsep.
Hal ini juga disebabkan banyaknya siswa yang tidak mampu memberikan
alasan memilih jawaban tersebut.
2. Dalam pengisian angket sikap belajar siswa peneliti merasa masih banyak
siswa yang kurang jujur dalam pengisian angket sikap belajar. Padahal
sebelumnya telah dilakukan pengarahan dan motivasi dari peneliti untuk
pengisisan angket sesuai kondisi siswa. Diharapkan pada penelitian
selanjutnya ada upaya lebih dalam memancing siswa untuk
mengungkapkan kondisi siswa secara apa adanya.
5.4 Saran
Berdasarkan uraian diatas saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Guru diharapkan mampu memaksimalkan pembelajaran pada indikator
dan level kognisi dengan tingkat pengetahuan terendah
2. Mengingat sikap belajar siswa mempengaruhi tingkat pengetahuan siswa
130
diharapkan mampu menyajikan informasi yang menarik hingga terbentuk
sikap belajar yang positif. Sikap belajar yang positif akan meningkatkan
tingkat pengetahuan siswa.
3. Sebaiknya diberikan perlakuan lebih untuk memancing siswa menjawab
secara lebih apa adanya pada angket sikap siswa.
131
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Aji, M. 27 Agustus, 2014. Pengalaman Kurikulum 2013. Kompasiana. (online). m.kompasiana.com. diakses 3 April 2016.
Amirulloh,D., Rustaman, N., Sriyati S. 2011. Analisis Soal SNMPTN Biologi Berdasarkan Domain Kognitif Taksonomi Bloom Revisi & Profil Capaian Siswa SMA Kelas XII. Jurnal Formica Education Online, 1 (1).
Arisah, H. 2014. Analisis Kesulitan Belajar pada Materi Pokok Bioteknologi di SMA kelas XII Se-Kecamatan Labuhan Deli Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Tesis. Medan: Universitas Negeri Medan.
Aryaulina, D., Muslim,C., Manaf,S., & Winarni,E.W. 2010. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Esis.
Cavanagh,H., Hood,J., Wilkinson,J. 2005. Riverina High School Students’ Views of Biotechnology. Electronic Journal of Biotechnology, 8 (2).
DEPDIKNAS. 2003. Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Sains SMP.
Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
DEPDIKNAS. 2007. Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran
IPA SMP/ MTS. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Ghozali,I. 2002. Statistik Non Parametrik. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Hakim, T. 2000. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara.
Harms, U. 2002. Biotechnology Education in Schools. Electronic Journal of Biotechnology, 5 (3).
132
Idris, R. 2009. Mengatasi Kesulitan Belajar dengan Pendekatan Psikologi Kognitif. Jurnal Lentera Pendidikan, 12 (2).
Khabibah. 2006. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika demgan Soal
Terbuka untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar. Disertasi. Surabaya: Program Pascasarjana Unesa.
Millah, E.S., Budipramana, L.S ., Isnawati. 2010. Pengembangan Buku Ajar Materi Bioteknologi Di Kelas XII SMA IPIEMS Surabaya Berorientasi
Sains, Teknologi, Lingkungan Dan Masyarakat (SETS). Jurnal BioEdu,
1(1).
Mubarak, W.I . 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Metode Pengantar Proses
Belajar Mengajar dalam Pendidikan . Jogjakarta: Graha Ilmu.
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Ozel, M., Erdogan, M., Usak, M., Prokop,P. 2009. High School Students’ Knowledge and Attitudes Regarding Biotechnology Applications. Educational Sciences: Theory & Practice, 9(1).
Pudjiastuti, E. 2001. Pengantar Psikologi Perkembangan. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung.
Purwanto, N. 2006. Prinsip-prinsip dan Tekhnik Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.
133
Sardiman, A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.
Santrock, J. 2010. Psikolog Pendidikan (Edisi Dua). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sarwono, S.W. 2003. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang
Setiyowati, R. 2015. Analisis Standar Proses Pembelajaran Biologi Kelas XII BCS (Billingual Class System) Sains MAN 2 Kudus. Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo.
Silitonga, P. M. 2011. Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian. Medan: Universitas Negeri Medan.
Simbolon, L.S. 2013. Analisis Tingkat Kesulitan Belajar Siswa pada materi sistem hormon di SMA Negeri Se-Kota Kisaran. Tesis. Medan: Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sophian, H. 2013. Deskripsi Kemampuan Berpikir Logis dan Pemahaman Konsep
Sistem Hormon pada Kelas XII SMA. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatis, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
Suwarto 2013. Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Surabaya: Prenada Media.
Widdiharto, R. 2008. Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika SMP dan
Alternatif Proses Remidinya. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.