• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA PADA MATERI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI SE-KOTA BINJAI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA PADA MATERI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI SE-KOTA BINJAI."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA PADA MATERI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI SE-KOTA BINJAI

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

SAILANA MIRA RANGKUTY

NIM. 8146173021

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Sailana Mira Rangkuty. Analisis Pengetahuan dan Sikap Siswa pada Materi Bioteknologi di SMA Negeri Se-Kota Binjai. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Besar tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi; (2) Besar tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi berdasarkan indikator pembelajaran; (3) Besar tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi berdasarkan level kognisi; (4) Besar tingkat ketuntasan belajar siswa pada materi Bioteknologi; (5) Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap siswa pada materi Bioteknologi. Penelitian ini bersifat deskriptif kwalitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri Se-Kota Binjai yang diwakili 5 SMA Negeri. Meliputi SMA Negeri 1, SMA Negeri 2, SMA Negeri 4, SMA Negeri 6, SMA Negeri 7. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen tes diagnostik terhadap penguasaan materi Bioteknologi, angket sikap siswa dan wawancara. Data dianalisis dengan menggunakan statistika deskriptif menggunakan persentase dan korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat pengetahuan siswa secara keseluruhan mencapai 68,15 (68,15±15,24) termasuk kriteria baik. (2) Tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi berdasarkan indikator diperoleh sebagai berikut ind 1.1 (80,55%±6,25%), ind 1.2 (55,07±8,02%), ind 1.3 (82,33%±10,48%), ind 1.4 (69,54%±13,45%), ind 1.5 (61,38%±6,16%), ind 2.1 (56,28%±9,67%), ind 2.2 (64,15%±17,23%), ind 2.3 (68,97%±16,32%). (3) Tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi berdasarkan level kognisi sebagai berikut C1 (80,76%±9%), C2 (61,28% ± 11%), C3 (63,76%±19%), C4 (64,29%±19%). (4) Tingkat ketuntasan belajar siswa pada materi Bioteknologi (36,32%). (5) Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan sikap belajar siswa (r=0,208 , Sig=0,000). Berdasarkan Rhitung yang diperoleh maka diketahui hubungan antara sikap dan nilai siswa tergolong dalam hubungan yang berkorelasi positif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan siswa termasuk dalam kategori baik namun masih diperlukan upaya peningkatkan pengetahuan dan sikap siswa untuk hasil yang lebih baik. Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap siswa tergolong dalam hubungan yang berkorelasi lemah.

(6)

ii

ABSTRACT

Sailana Mira Rangkuty. Analisys of student’ knowledge and attitude towards biotechnology subject matter of Senior High School in Binjai. Thesis. Postgraduate Program State University of Medan. 2016.

This research aimed to determined: (1) the level of student’ knowledge on biotechnology subject matter; (2) the level of student’ knowledge on biotechnology subject matter based on learning indicators; (3) the level of student’ knowledge on biotechnology subject matter based on cognitive level; (4) the level

student’ completeness on biotechnology subject matter; (5) the relationships between student’ knowledge and attitude on biotechnology subject matter. This research was descriptive qualitative research. The population of this research were grade XII student from 5 senior high school in Binjai including SMA Negeri 1, SMA Negeri 2, SMA Negeri 4, SMA Negeri 6, SMA Negeri 7. Samples were chosen by using purposive sampling technique. Data were collecting using instrument of diagnostic test mastery on matter biotechnology, student’ attitude questionnaire, and interview. The data were analyzed using descriptive percentage and Spearman corelation. Result from this research showed: (1) the level of

student’ knowledge on biotechnology subject matter was 68,15 (SD±15,24) and categorized as good. (2) the level of student’ knowledge on biotechnology subject matter based on learning indicators as ind 1.1 (80,55%±6,25%), ind 1.2 (55,07±8,02%), ind 1.3 (82,33%±10,48%), ind 1.4 (69,54%±13,45%), ind 1.5 (61,38%±6,16%), ind 2.1 (56,28%±9,67%), ind 2.2 (64,15%±17,23%), ind 2.3 (68,97%±16,32%). (3) the level of student knowledge on biotechnology subject matter based on cognitive level were C1(80,76% ± 9%), C2 (61,28% ± 11%), C3 (63,76% ± 19%), C4(64,29% ± 19%). (4) the level of student’ completeness on biotechnology subject matter was (36,32%). (5) there was significant relationship between the level of knowledge and student’ attitude (r=0,208, Sig=0,000). This result showed the corelation is positive between knowledge level with student attitude. Based on the result of this research it can concluded the level of knowledge of students is categorized as good but still important to improve the level of knowledge and student’ attitude for more goodness result. The relationship between knowledge level with student’ attitude is weak.

Keyword: The level of knowledge, Students attitude, Diagnostic test, Student completeness, Biotechnology, Senior high school.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan Syukur Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA PADA MATERI

BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI SE-KOTA BINJAI”. Penulisan karya

ini disusun guna memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada program studi Pendidikan Biologi Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW sebagai teladan terbaik bagi umat diseluruh zaman.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya secara khusus kepada:

1. Teristimewa untuk Ayahanda tercinta Abu Sarman Rangkuty dan Ibunda tercinta Dra. Roslaini. B untuk semua cinta, kesabaran, kepercayaan, doa, nasehat dan semangat yang diberikan selama proses penyelesaian tesis ini serta kepada adik tercinta Fitri Yani Rangkuty tercinta yang telah memberi bantuan baik materil maupun moril.

2. Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si. (Ketua Program Studi Pendidikan Biologi) dan Bapak Syahmi Edi, M.Si sebagai dosen pembimbing tesis yang telah sabar dalam memberikan bimbingan, motivasi dan waktu kepada penulis dari awal penyusunan sampai tesis ini terselesaikan.

3. Ibu Dr. Martina Restuati, M. Si., Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si., serta Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd selaku narasumber yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penyempurnaan tesis ini.

4. Ibu Profesor Sri Milfayetti M.Psi dan Bapak Zulkifli Simatupang M.Pd selaku validator instrumen.

(8)

iv

dengan seluruh guru yang telah memberikan ilmu yang tak terhingga dari tingkat SD, SMP, SMA hingga bangku perkuliahan.

6. Kepala Sekolah SMA Negeri Kota Binjai dan Guru-guru Biologi kelas XII IPA yaitu Ibu Juwita Ginting, Ibu Sri Eminingsih, Ibu Pakenta Bukit, Bapak Fauzi, Ibu Meteh Muli, Ibu Hafsah Laili dan Ibu Farida Sari yang membantu sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

7. Rekan mahasiswa program studi Pendidikan Biologi Pascasarjana UNIMED angkatan XXIV sekaligus teman seperjuangan Verronicha Crysty, Dian Arisandi, Putri Leo, Zaura, Rahma serta seluruh teman-teman yang membantu terlaksananya penelitian ini.

8. Rekan-rekan kerja yang telah memberikan bantuan dan kelapangan waktu selama masa perkuliahan meliputi Pimpinan, Staf serta Pengajar Ganesha Operation Binjai terkhusus bang Agam, kak Valen, Easter Christina.

9. Teman yang membantu disaat saya membutuhkan segala bantuan Sari Y, Debby P, Devita S, Putri Dina, Fadillah S, Bagus K, Benni dan Zailani.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih belum sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Medan, 25 Juli 2016 Penulis

(9)

v

2.1.1.1 Pengertian Pengetahuan Siswa ... 11

2.1.1.2 Tingkatan Pengetahuan Siswa ... 12

2.1.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan ... 13

2.1.2 Sikap Siswa ... 14

2.1.2.1 Pengertian Sikap Siswa ... 14

2.1.2.2 Ciri-ciri Sikap ... 16

2.1.2.3 Proses Pembentukan Sikap ... 17

2.1.2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terbentuknya Sikap ... 19

2.1.2.5 Pengukuran Sikap Siswa ... 19

2.1.3 Belajar ... 21

(10)

vi

2.1.3.2 Diagnosis Kesulitan Belajar ... 22

2.1.4 Tes Diagnostik ... 24

2.1.4.1 Pengertian Tes Diagnostik ... 24

2.1.4.2 Perbedaan Tes Diagnostik dan Tes Prestasi ... 27

2.1.4.3 Karakteristik Tes Diagnostik... 28

2.1.4.4 Posisi Tes Diagnostik ... 28

2.1.4.5 Langkah Pengembangan Tes Diagnostik ... 29

2.1.4.6 Waktu Pelaksanaan Tes Diagnostik ... 32

2.1.4.7 Analisis dan Tindak Lanjut Tes Diagnostik ... 33

2.1.5 Materi Bioteknologi ... 36

2.2 Kerangka Berfikir... 67

2.3 Hipotesis Penelitian ... 68

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 69

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 69

3.3 Jenis Penelitian ... 70

3.4 Prosedur Penelitian... 70

3.5 Definisi Operasional... 72

3.6 Tekhnik Pengumpulan Data ... 72

3.7 Tekhnik Analisis Data ... 76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian... 79

4.1.1 Tingkat Pengetahuan Siswa Pada Materi Bioteknologi Se-Kota Binjai 79 4.1.2 Tingkat Pengetahuan Siswa Pada Materi Bioteknologi Berdasarkan Asal Sekolah ... 80

4.1.3 Tingkat Pengetahuan Siswa Se-Kota Binjai Berdasarkan Indikator Pembelajaran ... 83

4.1.4 Tingkat Pengetahuan Siswa Se-Kota Binjai Berdasarkan Level Kognisi ... 84

(11)

vii

Pembelajaran di tiap Sekolah... 85

4.1.6 Tingkat Pengetahuan Siswa Se-Kota Binjai Berdasarkan Level Kognisi di tiap Sekolah ... 90

4.1.7 Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Se-Kota Binjai ... 93

4.1.8 Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa di Tiap SMA Negeri Kota Binjai .. 95

4.1.9 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Belajar Siswa ... 98

4.2 Pembahasan ... 100

4.2.1 Analisis Tingkat Pengetahuan Siswa Pada Materi Bioteknologi Se-Kota Binjai ... 100

4.2.2 Analisis Tingkat Pengetahuan Siswa Pada Materi Bioteknologi Berdasarkan Asal Sekolah ... 104

4.2.3 Analisis Tingkat Pengetahuan Siswa Se-Kota Binjai Berdasarkan Indikator Pembelajaran ... 109

4.2.4 Analisis Tingkat Pengetahuan Siswa Se-Kota Binjai Berdasarkan Level Kognisi... 111

4.2.5 Analisis Tingkat Pengetahuan Siswa Se-Kota Binjai Berdasarkan Indikator Pembelajaran di tiap Sekolah ... 114

4.2.6 Analisis Tingkat Pengetahuan Siswa Se-Kota Binjai Berdasarkan Level Kognisi di tiap Sekolah... 118

4.2.7 Analisis Tingkat Ketuntasan Siswa Se-Kota Binjai ... 120

4.2.8 Analisis Tingkat Ketuntasanan Siswa di Tiap SMA Negeri Kota Binjai 121 4.2.9 Analisi Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Belajar Siswa . 122

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 126

5.2 Implikasi ... 128

5.3 Keterbatasan Peneliti ... 129

5.4 Saran ... 129

(12)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Ketuntasan Siswa SMA Negeri T.P. 2014-2015... 3

Tabel 2.1. Cakupan Penilaian Sikap ... 21

Tabel 2.2. Perbedaan Tes Diagnostik dan Tes Prestasi Belajar ... 27

Tabel 2.3. Tekhnik yang Mendorong Perkembangan Bioteknologi ... 39

Tabel 2.4. Produksi Protein Berbagai Organisme ... 44

Tabel 4.2. Tingkat Pengetahuan Se-Kota Binjai Berdasarkan Indikator ... 83

Tabel 4.3. Tingkat Pengetahuan Se-Kota Binjai Berdasarkan Level Kognisi 84 Tabel 4.4. Tingkat Pengetahuan SMA N 1 Binjai Berdasarkan Indikator ... 85

Tabel 4.5. Tingkat Pengetahuan SMA N 2 Binjai Berdasarkan Indikator .. 86

Tabel 4.6. Tingkat Pengetahuan SMA N 4 Binjai Berdasarkan Indikator ... 87

Tabel 4.7. Tingkat Pengetahuan SMA N 6 Binjai Berdasarkan Indikator ... 88

Tabel 4.8. Tingkat Pengetahuan SMA N 7 Binjai Berdasarkan Indikator ... 89

Tabel 4.9. Tingkat Pengetahuan SMA N 1 Binjai Berdasarkan Level Kognisi 90 Tabel 4.10. Tingkat Pengetahuan SMA N 2 Binjai Berdasarkan Level Kognisi 90 Tabel 4.11. Tingkat Pengetahuan SMA N 4 Binjai Berdasarkan Level Kognisi 91 Tabel 4.12. Tingkat Pengetahuan SMA N 6 Binjai Berdasarkan Level Kognisi 92 Tabel 4.13. Tingkat Pengetahuan SMA N 7 Binjai Berdasarkan Level Kognisi 93 Tabel 4.14. Tingkat Ketuntasan Siswa SMA Negeri Se-Kota Binjai ... 93

Tabel 4.15. Tingkat Ketuntasan Siswa SMA Negeri 1 Binjai ... 95

Tabel 4.16. Tingkat Ketuntasan Siswa SMA Negeri 2 Binjai ... 95

(13)

ix

Tabel 4.18. Tingkat Ketuntasan Siswa SMA Negeri 6 Binjai ... 97

(14)

x

Gambar 2.13. Tekhnik Sintesis Antibodi Monoklonal ... 61

Gambar 2.14. Tahapan Klona Embrio pada Hewan Ternak ... 63

Gambar 4.1 Tingkat Pengetahuan Siswa SMA Negeri se-Kota Binjai ... 79

Gambar 4.2 Tingkat Pengetahuan se-Kota Binjai Berdasarkan Indikator . 83 Gambar 4.3 Tingkat Pengetahuan se-Kota Binjai Berdasarkan Level Kognisi ... 84

Gambar 4.4 Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Indikator SMA N 1 Binjai 85 Gambar 4.5 Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Indikator SMA N 2 Binjai 86 Gambar 4.6 Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Indikator SMA N 4 Binjai 87 Gambar 4.7 Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Indikator SMA N 6 Binjai 88 Gambar 4.8 Tingkat pengetahuan Berdasarkan Indikator SMA N 7 Binjai 89 Gambar 4.9 Tingkat Pengetahuan Level Kognisi SMA Negeri 1 Binjai ... 90

Gambar 4.10 Tingkat Pengetahuan Level Kognisi SMA Negeri 2 Binjai ... 91

Gambar 4.11 Tingkat Pengetahuan Level Kognisi SMA Negeri 4 Binjai ... 91

Gambar 4.12 Tingkat Pengetahuan Level Kognisi SMA Negeri 6 Binjai ... 92

Gambar 4.13 Tingkat Pengetahuan Level Kognisi SMA Negeri 7 Binjai ... 93

(15)

xi

Gambar 4.15 Tingkat Ketuntasan Siswa SMA Negeri 1 Binjai ... 95

Gambar 4.16 Tingkat Ketuntasan Siswa SMA Negeri 2 Binjai ... 96

Gambar 4.17 Tingkat Ketuntasan Siswa SMA Negeri 4 Binjai ... 96

Gambar 4.18 Tingkat Ketuntasan Siswa SMA Negeri 6 Binjai ... 97

Gambar 4.19 Tingkat Ketuntasan Siswa SMA Negeri 7 Binjai ... 98

Gambar 4.20 Uji Normalitas Data ... 99

Gambar 4.21 Uji Normalitas Data Tansformasi ... 99

(16)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Instrumen Tes Diagnostik ... 134

Lampiran 2. Instrumen Angket Sikap Belajar... 139

Lampiran 3. Hasil Tes Diagmostik ... 142

Lampiran 4. Hasil Angket Sikap Belajar ... 156

Lampiran 5. Uji Normalitas Data ... 170

Lampiran 6. Uji Normalitas Data Transformasi ... 174

Lampiran 7. Uji Hipotesis Penelitian ... 177

Lampiran 8. Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Indikator Pembelajaran ... 180

Lampiran 9. Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Level Kognisi... 185

Lampiran 10. Data Ketuntasan Belajar Siswa... 187

Lampiran 11. Transkrip Wawancara Peneliti dan Guru Biologi ... 188

Lampiran 12. Validitas Tes Diagnostik ... 193

Lampiran 13. Dokumentasi ... 195

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

yang dinamis dan sarat perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan

adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu

terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan (Trianto,

2009). Melakukan perbaikan pada bidang pendidikan akan berujung pada

perbaikan pada semua sektor kehidupan. Perbaikan dibidang pendidikan dianggap

menjadi hal yang sangat penting untuk terus-menerus diupayakan.

Menurut Buchori dalam Khabibah (2006) pendidikan yang baik adalah

pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk sesuatu profesi

atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya

dalam kehidupan sehari-hari. Penentuan perbaikan pendidikan dapat dimulai

dengan melakukan penilaian terhadap pendidikan yang telah berjalan saat ini.

Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok pada keseluruhan proses

pendidikan di sekolah (Slameto, 2010). Hasil belajar dapat dijadikan penilaian

terhadap berhasil tidaknya suatu pendidikan. Pengamatan terhadap hasil

pembelajaran yang berlangsung dapat memberikan masukan pada guru untuk

dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan pengajaran. Mengingat proses

pembelajaran yang memiliki keterbatasan baik dari segi waktu dan media

pendukung sehingga diharapkan pembelajaran dapat dilaksanakan secara tepat

(18)

2

Menurut Hidayati dkk (2013), penilaian mengharuskan guru untuk

mengumpulkan informasi selengkap-lengkapnya untuk tujuan pembuatan

keputusan pengajaran, sehingga diharapkan keputusan yang diambil dapat tepat

sasaran. Menurut Slameto (2010), penilaian memiliki berbagai makna bagi

seorang guru. Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat

bagi siswa sehingga untuk memberikan pengajaran diwaktu yang akan datang

tidak diperlukan adanya perubahan. Guru akan mengetahui apakah metode yang

digunakan sudah tepat atau belum. Saat sebagian besar siswa memperoleh nilai

jelek salah satunya dapat disebabkan pendekatan atau metode pembelajaran yang

kurang tepat.

Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui

kelemahan-kelemahan siswa. Berdasarkan kelemahan-kelemahan-kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan

penanganan yang tepat (Arikunto, 2006). Suatu pembelajaran diharapkan dapat

berjalan secara baik, namun pada kenyataannya tidak selalu begitu. Seringkali ada

hal-hal yang mengakibatkan timbulnya kegagalan atau kesulitan belajar yang

dialami siswa.

Idris (2009) menyatakan bahwa dalam kesulitan belajar siswa ditunjukkan

oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar yang

bersifat psikologis, sosiologis maupun fisiologis. Hambatan tersebut pada

akhirnya dapat menyebabkan pencapaian prestasi belajar berada dibawah

semestinya. Tingkat ketuntasan belajar siswa yang rendah dapat menjadi salah

satu ciri kesulitan belajar yang dialaminya pada pembelajaran tersebut.

Peneliti melakukan pengamatan terhadap nilai materi Bioteknologi siswa

(19)

3

diketahui siswa SMA Negeri se-Kota Binjai hanya memperoleh ketercapaian

ketuntasan 52,60%. Dengan rincian ketuntasan setiap sekolahnya sebagai berikut

Tabel 1.1 Ketuntasan Siswa Kota Binjai Tahun Pembelajaran 2014-2015. No Sekolah KKM Ketuntasan

1 SMA Negeri 1 Binjai 83 38,46% 2 SMA Negeri 2 Binjai 79 69,15% 3 SMA Negeri 4 Binjai 70 45,65%, 4 SMA Negeri 6 Binjai 80 48,72% 5 SMA Negeri 7 Binjai 75 60%.

Rata-rata 52,60%.

Ketercapaian ketuntasan tersebut cukup rendah mengingat materi

Bioteknologi merupakan salah satu materi yang cukup penting. Hal ini diketahui

dari hadirnya soal materi Bioteknologi pada Ujian Nasional dan Seleksi Bersama

Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Diketahui bahwa pada soal Ujian Nasional tahun

2015 materi Bioteknologi masuk pada soal no 1, 38, 39 dan 40. Pada Seleksi

Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri materi Bioteknologi menjadi topik soal

SAINTEKS ke 47 pada kode soal 525, 526, 527, 528, 529, 530, 531 dan 532.

Menurut Sophian (2013) banyak konsep dalam Biologi tidak terlepas dari

peristiwa-peristiwa biologis yang tidak dapat dilihat secara kasat mata, beberapa

konsep terlalu abstrak dan banyak terdapat kata-kata asing/ latin. Materi

Bioteknologi memiliki beberapa konsep-konsep bersifat abstrak seperti Teknik

rekayasa genetika. Materi yang secara isinya tidak berwujud dalam bentuk

konkret atau nyata, hanya dapat dibayangkan dalam pikiran. Siswa sering

kesulitan untuk memahami materi yang bersifat abstrak. Siswa cenderung

menghafal fakta bukan memahami konsep. Banyaknya mikroorganisme yang

terlibat dalam proses Bioteknologi serta nama mikroorganisme yang

(20)

4

Piaget dalam Pudjiastuti (2001) mengungkapkan berdasarkan cara anak

memperoleh pengetahuan dalam teori kognitif, anak yang berusia lebih dari 12

tahun meliputi siswa di tingkat SMA termasuk dalam periode formal operasional.

Siswa dengan usia tersebut seharusnya telah dapat berpikir secara abstrak tanpa

melihat situasi yang konkret. Siswa seharusnya sudah dapat membayangkan

bagaimana bentuk DNA rekombinan (DNA yang disusun ulang kombinasinya)

tanpa harus melihat secara langsung.

Menurut Amirulloh, dkk (2011) dari 225 siswa SMA sebagai sampel

penelitiannya diketahui sebanyak 13,33% siswa yang masih berada pada tahap

operasional konkret. Perkembangan tingkat operasi konkret merupakan permulaan

berpikir rasional. Kategori penalaran operasional konkret adalah tahapan dimana

siswa dapat menalar sesuatu yang pernah dilihatnya dalam bentuk konkret atau

nyata di hadapannya. Siswa masih memiliki keterbatasan untuk berpikir secara

abstrak. Siswa dapat mengalami kesulitan belajar pada bagian Bioteknologi

modern.

Menurut hasil wawancara dengan guru biologi kelas XII IPA SMA Negeri

se-Kota Binjai diketahui bahwa materi Bioteknologi dianggap sebagai salah satu

materi yang sulit untuk diterima siswa. Materi Bioteknologi dianggap sulit karena

materi bersifat abstrak, hal ini terlihat jelas pada Bioteknologi modern. Siswa

sebelumnya tidak pernah melihat secara langsung proses yang terjadi pada

Bioteknologi modern seperti Kultur Jaringan dan Rekayasa Genetika. Materi

Bioteknologi memiliki beberapa sub bab materi yang dianggap lebih sulit diterima

(21)

5

Sub bab materi Bioteknologi yang dianggap paling sulit untuk diterima

siswa diantaranya Rekayasa Genetika, Aplikasi Bioteknologi dalam Kehidupan

dan Kultur Jaringan. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh data sub bab tersulit

disetiap sekolahnya sebagai berikut. Menurut Ibu Juwita Ginting guru di SMA

Negeri 1 Binjai materi Bioteknologi cukup sulit diajarkan karena siswa belum

pernah melihat prosesnya secara langsung. Sub bab tersulitnya adalah Rekayasa

Genetika, Pemanfaatan Mikroorganisme dalam Bioteknologi dan Kultur Jaringan.

Menurut guru SMA Negeri 2 Binjai Ibu Sri dan Ibu Pakenta sub bab yang

tersulit adalah Aplikasi Bioteknologi dalam Kehidupan dan Rekayasa Genetika.

Menurut Bapak Fauzi yang juga guru SMA Negeri 2 Binjai yang termasuk sub

bab tersulit adalah Pemanfaatan Mikroorganisme dalam Bioteknologi, Aplikasi

Bioteknologi dalam Kehidupan dan Rekayasa Genetika. Menurut guru SMA

Negeri 4 Binjai Ibu Meteh Muli sub bab tersulit adalah Kultur Jaringan dan

Rekayasa Genetika.

Menurut Ibu Ratnawati yang juga guru SMA Negeri 4 Binjai sub bab

tersulit adalah Kultur Jaringan, Rekayasa Genetika, dan Aplikasi Bioteknologi

dalam Kehidupan. Ibu Hapsah Laili sebagai guru SMA Negeri 6 Binjai

berpendapat sub bab tersulit diantaranya Kultur Jaringan, Aplikasi Bioteknologi

dan Rekayasa Genetika. Menurut guru SMA Negeri 7 Binjai Ibu Farida Sari sub

bab tersulit adalah Kultur Jaringan, Rekayasa Genetika dan Perkembangan

Bioteknologi.

Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum

terbaru yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk

(22)

6

merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan

pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam

berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi.

Penilaian Kurikulum 2013 memang menitikberatkan pada karakter dengan

proporsi 60% karakter dan 40% akademis (Aji, 2014). Penetapan sebanyak 60%

proporsi karakter menunjukkan bahwa pada kurikulum ini nilai sikap dianggap

penting didalam dunia pendidikan.

Sikap dianggap mampu menciptakan siswa yang lebih baik bila

dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya yang lebih menekankan pada aspek

pengetahuan. Menurut Slameto (2010) sikap dianggap sebagai salah satu faktor

yang mempengaruhi hasil belajar. Seorang siswa diharapkan harus mempunyai

sikap positif terhadap pembelajaran. Sikap ini akan mendasari sejumlah perbuatan

yang mendorong ke hal yang disukainya dalam hal ini belajar. Menurut Sarwono

(2003) dalam sikap tersangkut juga faktor motivasi dan perasaan. Guru yang

mampu memunculkan sikap positif terhadap belajar akan memunculkan motivasi

siswa untuk belajar.

Perbaikan pada proses pembelajaran dianggap penting dalam menciptakan

proses pembelajaran yang lebih baik kedepannya. Proses tersebut diawali dengan

menganalisis proses pembelajaran yang telah berjalan. Hasil dari analisis

pembelajaran dapat menunjukkan kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran

yang berlangsung. Materi Bioteknologi merupakan materi yang dianggap sulit

untuk diterima siswa sekaligus merupakan materi yang penting untuk dipahami

(23)

7

pengetahuan siswa yang diharapkan mampu memaksimalkan pembelajaran

kedepannya.

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi untuk

memaksimalkan pembelajaran pada sub bab-sub bab tersulit materi Bioteknologi.

Hasil penelitian diharapkan mampu membantu dalam pengambilan keputusan

pembelajaran secara tepat. Mengingat sikap merupakan salah satu faktor yang

berperan penting dalam mempengaruhi pembelajaran, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai “Analisis Pengetahuan dan Sikap Siswa pada Materi Bioteknologi di SMA Negeri Se-Kota Binjai”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat di

identifikasi bahwa masalah yang terjadi adalah sebagai berikut:

1. Tingkat ketuntasan siswa pada tahun pembelajaran 2014-2015 hanya

mencapai 52,60%.

2. Materi Bioteknologi merupakan materi yang diujikan pada soal Ujian

Nasional dan soal Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri tahun

2015.

3. Menurut guru pada materi Bioteknologi terdapat beberapa sub bab tersulit

untuk diterima siswa.

4. Siswa masih memiliki keterbatasan untuk berpikir secara abstrak sedangkan

materi Bioteknologi merupakan materi bersifat abstrak khususnya pada

Bioteknologi modern.

5. Upaya menganalisis kesulitan belajar pada materi Bioteknologi se-Kota Binjai

(24)

8

6. Sikap dianggap penting dalam mempengaruhi pembelajaran yang ditunjukkan

dengan proporsinya yang mencapai 60% pada kurikulum 2013.

1.3 Batasan Masalah

Untuk menghindari agar permasalahan tidak meluas maka pada penelitian

ini dilakukan pembatasan sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan siswa adalah nilai yang diperoleh siswa pada tes

diagnostik materi Bioteknologi.

2. Sikap siswa dibatasi sesuai dengan pembagian sikap pada Kurikulum 2013

meliputi sikap spiritual dan sikap sosial. Sikap sosial terbagi menjadi sikap

jujur, disiplin, tanggung jawab, toleransi, gotong-royong, santun, dan percaya

diri. Penilaian sikap dilakukan secara umum dan belum mencakup sikap

khusus pada materi Bioteknologi.

3. Materi pembelajaran yang akan dianalisis dibatasi pada indikator Menjelaskan

ruang lingkup bioteknologi, Menjelaskan prinsip-prinsip dasar bioteknologi,

Membedakan bioteknologi konvensional dan modern, Memberikan contoh

produk bioteknologi, Menjelaskan proses rekayasa genetika, Mengidentifikasi

sumber-sumber agen bioteknologi dan produk yang dihasilkan, Menjelaskan

keuntungan dan kerugian yang diperoleh dari produk bioteknologi, dan

Menjelaskan dampak pemanfaatan hasil produk bioteknologi di berbagai

(25)

9

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Berapa besar tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi di SMA

Negeri se-Kota Binjai?

2. Berapa besar tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi di tiap

sekolah SMA Negeri se-Kota Binjai?

3. Berapa besar tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi se-Kota

Binjai berdasarkan indikator pembelajaran?

4. Berapa besar tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi se-Kota

Binjai berdasarkan level kognisi?

5. Berapa besar tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi di tiap

sekolah SMA Negeri berdasarkan indikator pembelajaran?

6. Berapa besar tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi di tiap

sekolah SMA Negeri berdasarkan level kognisi?

7. Berapa besar tingkat ketuntasan siswa se-Kota Binjai pada materi

Bioteknologi?

8. Berapa besar tingkat ketuntasaan siswa pada materi Bioteknologi di tiap

sekolah SMA Negeri se-Kota Binjai?

9. Seberapa besar hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap siswa pada materi

Bioteknologi di SMA Negeri se-Kota Binjai?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi di

(26)

10

2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi di tiap

sekolah SMA Negeri se-Kota Binjai.

3. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi

se-Kota Binjai berdasarkan indikator pembelajaran.

4. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi

se-Kota Binjai berdasarkan level kognisi.

5. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi di tiap

sekolah SMA Negeri berdasarkan indikator pembelajaran.

6. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa pada materi Bioteknologi di tiap

sekolah SMA Negeri berdasarkan level kognisi.

7. Untuk mengetahui tingkat ketuntasan siswa se-Kota Binjai pada materi

Bioteknologi.

8. Untuk mengetahui tingkat ketuntasan siswa pada materi Bioteknologi di tiap

sekolah SMA Negeri se-Kota Binjai.

9. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap siswa pada

materi Bioteknologi di SMA Negeri se-Kota Binjai.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan memberikan gambaran mengenai

tingkat pengetahuan dan ketuntasan siswa serta hubungan antara sikap dan

tingkat pengetahuan siswa.

2. Secara praktis penelitian ini diharapkan sebagai masukan pada guru dalam

mengembangkan kegiatan belajar mengajar yang lebih bermakna dan menarik.

(27)

126

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pembahasan maka diperoleh

simpulan sebagai berikut:

1. Siswa SMA Negeri se-Kota Binjai memiliki tingkat pengetahuan 68,15 yang

termasuk kategori baik.

2. Tingkat pengetahuan siswa tiap sekolah dari perolehan nilai tertinggi ke

terendah sebagai berikut SMA N 4 Binjai sebesar 75,58 termasuk kategori

baik, SMA N 2 Binjai sebesar 73,90 termasuk kategori baik, SMA Negeri 6

Binjai sebesar 67,16 termasuk kategori baik, SMA Negeri 7 Binjai sebesar

63,48 termasuk kategori baik dan SMA Negeri 1 Binjai sebesar 60,60

termasuk kategori cukup.

3. Tingkat pengetahuan siswa se-Kota Binjai per indikator dari perolehan

tertinggi ke terendah sebagai berikut indikator 1.3 sebesar 82,33% termasuk

kategori sangat baik, indikator 1.1 sebesar 80,55% termasuk kategori sangat

baik, indikator 1.4 sebesar 69,54% termasuk kategori baik, indikator 2.3

sebesar 68,97% termasuk kategori baik, indikator 2.2 sebesar 64,15%

termasuk kategori baik, indikator 1.5 sebesar 61,38% termasuk kategori baik,

indikator 2.1 sebesar 56,28% termasuk kategori cukup dan indikator 1.2

sebesar 55,07 termasuk kategori cukup.

4. Tingkat pengetahuan siswa se-Kota Binjai per level kognisi dari perolehan

tertinggi ke terendah sebagai berikut level kognisi C1 (pengetahuan) sebesar

(28)

127

termasuk kategori baik, level kognisi C3 (penerapan) sebesar 63,76%

termasuk kategori baik dan terendah pada level kognisi C2 (pemahaman)

sebesar 61,28% termasuk kategori baik.

5. Tingkat pengetahuan siswa per indikator dengan perolehan tertinggi ditiap

Sekolah adalah sebagai berikut SMA Negeri 1 Binjai pada indikator 1.3

sebesar 93,80% termasuk kategori sangat baik, SMA Negeri 2 Binjai pada

indikator 1.3 sebesar 84,50% termasuk kategori sangat baik, SMA N 4 Binjai

pada indikator 1.4 sebesar 91,23% termasuk kategori sangat baik, SMA N 6

Binjai pada indikator 1.1 sebesar 82,89% termasuk kategori sangat baik dan

SMA N 7 Binjai indikator 1.1 sebesar 77,42% termasuk kategori baik.

6. Tingkat pengetahuan siswa per level kognisi dengan perolehan tertinggi di tiap

Sekolah adalah sebagai berikut SMA Negeri 1 Binjai level kognisi C1 sebesar

79,24% termasuk kategori baik, SMA Negeri 2 Binjai level kognisi C3

sebesar 82,92% termasuk kategori sangat baik, SMA N 4 Binjai level kognisi

C1 sebesar 85,71% termasuk kategori sangat baik, SMA N 6 Binjai level

kognisi C1 sebesar 75,94% termasuk kategori baik dan SMA N 7 Binjai level

kognisi C1 sebesar 80,18% termasuk kategori baik.

7. Tingkat ketuntasan belajar siswa SMA Negeri se-Kota Binjai dengan

perolehan nilai sebesar 36,32% termasuk kategori kurang baik.

8. Tingkat ketuntasan belajar siswa SMA Negeri se-Kota Binjai di tiap Sekolah

adalah sebagai berikut SMA Negeri 1 Binjai sebesar 17,44% termasuk

kategori buruk, SMA Negeri 2 Binjai sebesar 58,82% termasuk kategori

(29)

128

Negeri 6 Binjai sebesar 31,58% termasuk kategori kurang baik dan SMA

Negeri 7 sebesar 29,03% termasuk kategori kurang baik.

9. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan

sikap siswa pada materi Bioteknologi di SMA Negeri se-Kota Binjai

(r=0,208). Maka diketahui korelasi antara tingkat pengetahuan siswa dengan

sikap belajar siswa tergolong dalam korelasi lemah.

5.2 Implikasi

Dari hasil penelitian analisis tingkat pengetahuan siswa pada materi

Bioteknologi di SMA Negeri se-Kota Binjai menunjukkan bahwa indikator

menjelaskan prinsip-prinsip dasar bioteknologi, mengidentifikasi sumber-sumber

agen bioteknologi dan produk yang dihasilkan, menjelaskan rekayasa genetika

dan menjelaskan keuntungan dan kerugian yang diperoleh dari produk

bioteknologi adalah indikator dengan tingkat pengetahuan terendah yang

diperoleh siswa. Maka dari itu diharapkan guru mampu memaksimalkan

pembelajaran walaupun dalam keterbatasan pembelajaran seperti dari segi waktu

dan media untuk meningkatkan hasil pembelajran.

Dari penelitian ini diketahui bahwa terdapat korelasi yang positif antara

tingkat pengetahuan dan sikap siswa. Sebagai seorang guru yang menjadi ujung

tombak pendidikan maka diharapkan guru mampu memaksimalkan pembelajaran

dengan pemilihan metode pembelajaran yang tepat dalam keterbasan

pembelajaran yang ada. Sikap yang memiliki korelasi dengan tingkat pengetahuan

dapat dijadikan acuan untuk pemilihan metode pembelajaran yang tepat. Guru

(30)

129

positif pada siswa maka diharapkan dapat meningkatkan tingkat pengetahuan

siswwa pula.

5.3 Keterbatasan Peneliti

Adapun keterbatasan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes diagnostik pada penelitian ini dapat digunakan untuk melihat tingkat

pengetahuan siswa namun hanya mampu membedakan penyebabnya

menjadi 2 tipe kesalahan yaitu kesalahan tipe A disebabkan tidak

mengetahui bahasan dan kesalahan tipe B disebabkan kesalahan konsep.

Hal ini juga disebabkan banyaknya siswa yang tidak mampu memberikan

alasan memilih jawaban tersebut.

2. Dalam pengisian angket sikap belajar siswa peneliti merasa masih banyak

siswa yang kurang jujur dalam pengisian angket sikap belajar. Padahal

sebelumnya telah dilakukan pengarahan dan motivasi dari peneliti untuk

pengisisan angket sesuai kondisi siswa. Diharapkan pada penelitian

selanjutnya ada upaya lebih dalam memancing siswa untuk

mengungkapkan kondisi siswa secara apa adanya.

5.4 Saran

Berdasarkan uraian diatas saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Guru diharapkan mampu memaksimalkan pembelajaran pada indikator

dan level kognisi dengan tingkat pengetahuan terendah

2. Mengingat sikap belajar siswa mempengaruhi tingkat pengetahuan siswa

(31)

130

diharapkan mampu menyajikan informasi yang menarik hingga terbentuk

sikap belajar yang positif. Sikap belajar yang positif akan meningkatkan

tingkat pengetahuan siswa.

3. Sebaiknya diberikan perlakuan lebih untuk memancing siswa menjawab

secara lebih apa adanya pada angket sikap siswa.

(32)

131

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Aji, M. 27 Agustus, 2014. Pengalaman Kurikulum 2013. Kompasiana. (online). m.kompasiana.com. diakses 3 April 2016.

Amirulloh,D., Rustaman, N., Sriyati S. 2011. Analisis Soal SNMPTN Biologi Berdasarkan Domain Kognitif Taksonomi Bloom Revisi & Profil Capaian Siswa SMA Kelas XII. Jurnal Formica Education Online, 1 (1).

Arisah, H. 2014. Analisis Kesulitan Belajar pada Materi Pokok Bioteknologi di SMA kelas XII Se-Kecamatan Labuhan Deli Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014. Tesis. Medan: Universitas Negeri Medan.

Aryaulina, D., Muslim,C., Manaf,S., & Winarni,E.W. 2010. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Esis.

Cavanagh,H., Hood,J., Wilkinson,J. 2005. Riverina High School Students’ Views of Biotechnology. Electronic Journal of Biotechnology, 8 (2).

DEPDIKNAS. 2003. Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Sains SMP.

Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

DEPDIKNAS. 2007. Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata Pelajaran

IPA SMP/ MTS. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Ghozali,I. 2002. Statistik Non Parametrik. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Hakim, T. 2000. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara.

Harms, U. 2002. Biotechnology Education in Schools. Electronic Journal of Biotechnology, 5 (3).

(33)

132

Idris, R. 2009. Mengatasi Kesulitan Belajar dengan Pendekatan Psikologi Kognitif. Jurnal Lentera Pendidikan, 12 (2).

Khabibah. 2006. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika demgan Soal

Terbuka untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar. Disertasi. Surabaya: Program Pascasarjana Unesa.

Millah, E.S., Budipramana, L.S ., Isnawati. 2010. Pengembangan Buku Ajar Materi Bioteknologi Di Kelas XII SMA IPIEMS Surabaya Berorientasi

Sains, Teknologi, Lingkungan Dan Masyarakat (SETS). Jurnal BioEdu,

1(1).

Mubarak, W.I . 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Metode Pengantar Proses

Belajar Mengajar dalam Pendidikan . Jogjakarta: Graha Ilmu.

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Ozel, M., Erdogan, M., Usak, M., Prokop,P. 2009. High School Students’ Knowledge and Attitudes Regarding Biotechnology Applications. Educational Sciences: Theory & Practice, 9(1).

Pudjiastuti, E. 2001. Pengantar Psikologi Perkembangan. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung.

Purwanto, N. 2006. Prinsip-prinsip dan Tekhnik Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

(34)

133

Sardiman, A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.

Santrock, J. 2010. Psikolog Pendidikan (Edisi Dua). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sarwono, S.W. 2003. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang

Setiyowati, R. 2015. Analisis Standar Proses Pembelajaran Biologi Kelas XII BCS (Billingual Class System) Sains MAN 2 Kudus. Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo.

Silitonga, P. M. 2011. Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian. Medan: Universitas Negeri Medan.

Simbolon, L.S. 2013. Analisis Tingkat Kesulitan Belajar Siswa pada materi sistem hormon di SMA Negeri Se-Kota Kisaran. Tesis. Medan: Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sophian, H. 2013. Deskripsi Kemampuan Berpikir Logis dan Pemahaman Konsep

Sistem Hormon pada Kelas XII SMA. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatis, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Suwarto 2013. Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Surabaya: Prenada Media.

Widdiharto, R. 2008. Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika SMP dan

Alternatif Proses Remidinya. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Gambar

Tabel 4.18. Tingkat Ketuntasan Siswa SMA Negeri 6 Binjai .......................
Gambar  4.15  Tingkat Ketuntasan Siswa SMA Negeri 1 Binjai ..................
Tabel 1.1 Ketuntasan Siswa Kota Binjai Tahun Pembelajaran 2014-2015.

Referensi

Dokumen terkait

Bertitik tolak dari rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi yang efektif antara dosen pembimbing akademik dengan

Permasalahan evaluasi terhadap aktivitas belajar mengajar serta relevansi informasi yang diterima sebagai penunjang dalam pengambilan keputusan oleh user pada Divisi

Puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, yang telah memberikan rahmat, dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan

Penataan ruang untuk kebutuhan hunian dan infrastruktur di lahan relokasi di Kelurahan Kemas Rindo, dengan luas lahan 25 Ha yang terdiri atas18 Ha untuk rumah tapak dan

judul, “ Kegiatan kaulinan barudak sebagai materi pembelajaran seni terpadu di TK Beyna Ceria Bandung ”. Dengan tujuan hasi l temuan penelitian

01 Proporsi nilai tambah IKM Pangan, Barang Dari Kayu, dan Furnitur terhadap total nilai tambah industri pengolahan nonmigas 8.. 01 Proporsi nilai tambah IKM terhadap total nilai

The strength of our compulsory schooling law instrument, the fact that this took effect at a rela- tively low level of education, inducing children to enter secondary school, and

Untuk menganalisis pasangan usia subur mengikuti KB atau tidak dapat menggunakan metode regresi logistik biner atau regresi probit biner karena untuk variabel