Museum Manusia Purba Sangiran
The Homeland of Java Man
Disusun oleh :
Mahasiswa Pendidikan
Biologi
Museum Sangiran
AHLI TEORI EVOLUSI
Thomas Huxley (1825-1895)
Menerbitkan buku berjudul Man’s
Place In Nature yang menjelaskan
Teori Darwin berdasarkan bukti
tambahan yang sangat mendukung
dengan cara sederhana sehingga mudah
dipahami setiap orang.
Ernst Haeckle (1834-1919)
Menyatakan bahwa proses evolusi tercermin
Gregor J. Mendel (1822-1884)
Ia menyimpulkan keragaman fauna dan flora
disebabkan perubahan unsur penentu keturunan yang
ia sebut gene. Unsur ini biasanya ada berpasangan
dalam sel. Tetapi pada sel-sel, untuk penentu
keturunan. Kedua unsur ini terpisah. Pendapat ini
dikenal sebagai Hukum Pemisahan Mendel (Hukum
Segregasi).
Dalam proses perkawinan, unsur gene yang berbeda
tidak akan lebih menjadi satu. Tetapi bertukar ciri
saja, sehingga menghasilkan variasi makhluk yang
baru. Prinsip ini menjadi hokum kedua Mendel yang
disebut Hukum Keragaman Bebas (Independent
Assortment) karena prinsip ini terjadi keberagaman
makhluk hidup di dunia.
M u s e u m
Purbakala
Sangiran
G E O L O G I
Sangiran
Sangiran di masa lalu
Berupa lautan terbuka. Wilayah pegunungan kapur kendeng sudah mulai terangkat. Akibat benturan lempeng indo-Australia dengan Eurasia membuat sangiran menjadi lautan dangkal dan terbentuk hutan bakau. Membentuk Formasi Kalibeng: lapisan marla pasiran di bagian bawah dan lempeng kebiruan di atas
2.4 juta tahun yang
lalu
Sangiran sudah menjadi daratan akibat aktivitas vulkanik dan material yang dikeluarkannya. Hutan bakau bergeser ke utara dan menyisakan rawa belakang (Back swamp) dengan endapan lempung hitam. Disebut dengan Formasi Pucangan
Rawa belakang meluas mendesak hutan bakau di utara. Pegunungan Kending semakin terangkat dan mengalami erosi menyebabkan material kapurnya memenuhi selat dan laut dangkal antara Sangran dengan Pegunungan Kending. Terbentuk lapisan aglomerat kapur (Grenzbank). Kemudian Sangiran bergabung dengan Pegunungan Kending menjadi daratan (0.9 juta tahun lampau) dan manusia purba sudah eksis di Sangiran waktu itu.
GEOLOGI SANGIRAN
• Kawasan sangiran tersusun oleh batuan yang berumur pleistosen dengan morfologi berupa daerah berbukit-bukit rendah yang mana dijumpai singkapan endapan laut dangkal, endapan rawa, endapan sungai, dan endapan vulkanis rombakan seperti endapan lahar dan endapan tuff.
– Kawasan
sangiran
merupakan suatu kubah
yang mana perlapisan
batuan di bagian tengah
berada di atas sebagai
puncak, sedangkan
sisi-sisi
lainnya
memiliki
kemiringan ke arah luar.
Kubah ini memiliki bentuk
memanjang dari arah
utara timur laut menuju
selatan barat daya.
Pada saat ini sangiran dikenal dengan
kubah sangiran (sangiran dome), namun
struktur tersebut sudah tidak terlihat akibat
adanya erosi dari sungai di bagian utara
dan bagian selatan, yakni sungai Brangkal
dan sungai cemoro yang keduanya
memotong
kubah
secara
anteseden
dengan arah aliran dari barat ke timur.
KAWASAN SANGIRAN
TERSUSUN ATAS :
•
BATUAN BERUMUR PLEISTOSEN
Batuan-batuan
ini
memiliki
morfologi
sebagai :
1. Endapan laut dangkal
2. Endapan rawa
3. Endapan sungai
FOSIL YANG DITEMUKAN
50% dari temuan fosil di dunia
dan
65%
dari
temuan
di
Indonesia. Untuk jenis hominid
purba yang diduga sebagai asal
evolusi
manusia,
Sangiran
EMPAT FORMASI BATUAN
PADA SANGIRAN :
1.Formasi Kalibeng
2.Formasi Pucangan
3.Formasi Kabuh
KOLEKSI MUSEUM
SANGIRAN
– Koleksi fosil manusia :
1. Australopithecus africanus
2. Pithecanthropus mojokertensis (Pithecantropus
robustus)
3. Meganthropus palaeojavanicus
4. Pithecanthropus erectus
5. Homo soloensis
– Koleksi fosil hewan bertulang
belakang :
1. Elephas namadicus (gajah)
2. Stegodon trigonocephalus (gajah)
3. Mastodon sp (gajah)
4. Bubalus palaeokarabau (kerbau)
5. Felis palaeojavanica (harimau)
6. Sus sp (babi)
7. Rhinocerus sondaicus (badak)
8. Bovidae (sapi, banteng)
9. Cervus sp (rusa dan domba)
10. Crocodillus sp (buaya)
11. Ikan dan kepiting
12. Gigi ikan hiu
13. Hippopotamus sp. (Kuda nil),
K
K
O
L
E
K
SI
M
U
SE
U
M
SA
N
G
IR
A
N
– Koleksi hewan air :
1. Mollusca (kelas Pelecypoda dan
Gastropoda )
2. Chelonia sp (kura-kura)
3. Foraminifera.
– Koleksi batu-batuan :
1. meteorit/taktit
2. Kalesdon
3. Diatome
– Koleksi fosil alat bantu dari batu :
1. serpih dan bilah
2. serut dan gurdi
3. kapak persegi
4. bola batu
Evolusi Tengkorak Manusia
Ramapithecus
Ramapithecus
adalah primate
paling purba dengan tinggi
tidak
lebih dari 1 meter. Temuan
beberapa gigi serta sejumlah
kapingan rahang atas dan
bawah
Australopithecus
africanus
Selain memakan tumbuhan
dan buah, Australopithecus
africanus
juga
telah
menjadi pemakan daging
sehingga
mereka
merupakan
spesies
pertama yang melakukan
perburuan binatang besar.
Temuan tulang binatang
yang berasosiasi langsung
dengan
fosil
Australopithecus
Australopithecus boisei dan Australopithecus robustus
Homo habilis
•
Homo habilis
merupakan
manusia purba pertama
yang
memiliki
kebudayaan.
•
Mereka
mampu
menciptakan
alat-alat
bantu dengan teknologi
sederhana
di
lembah
Olduvai.
Homo erectus
–
Homo erectus adalah manusia penjelajah pertama di
dunia.
–
Homo erectus
mampu menyebar ke berbagai belahan
dunia dan beradaptasi dengan baik di iklim
Plestosen.
–
Selama 1,5 juta tahun telah terjadi 3 tingkat evolusi
Homo erectus
di Jawa.
–
Sangiran telah memberikan 2 bukti tahap evolusi
yang paling tua yaitu
Homo erectus arkaik
(1,5-1jt
tahun yang lalu) dan
Homo erectus
tipik.
–
Satu tingkatan lebih muda yaitu
Homo erectus
CroMagnon
– Manusia
Cro-Magnon
adalah seniman
ulung
pertama,
meninggalkan
warisan kaya dalam bentuk lukisan
gua, pahatan dan patung ukir.
– Manusia
Cro-Magnon
merupakan
sekelompok manusia pemburu dan
peramu
yang
kemungkinan
memasuki
Eropa
dari
Timur Tengah
d
an akhirnya menggantikan manusia
Neanderthal.
– Kelompok ini mengumpulkan
buah-buahan
dan
akar-akaran
serta
berburu hewan liar, mereka hidup di
dalam
gua-gua
dan
kemah
sederhana.
Homo sapiens
Homo sapiens
berasal
dari Bahasa Latin yang
berarti "manusia yang tahu",
sebuah spesies primata dari
golongan
mamalia
yang
dilengkapi
otak
berkemampuan tinggi.
Homo
sapiens
merupakan manusia
purba modern yang memiliki
bentuk tubuh yang sama
dengan manusia sekarang.
Homo sapiens
disebut pula
manusia berbudaya karena
peradaban mereka cukup
tinggi dibandingkan dengan
manusia purba sebelumnya.
Diduga, mereka inilah yang
menjadi
nenek
moyang
bangsa-bangsa di dunia.
Fosil
Homo sapiens
di Indonesia ditemukan di Wajak, dekat Tulungagung, Jawa Timur, oleh Von Rietschoten pada tahun 1889. Fosil ini merupakan fosil pertama yang ditemukan di Indonesia, yang diberi nama Homo Wajakensis atau manusia dari Wajak. Fosil ini kemudian diteliti ulang oleh Eugene Dubois. Manusia purba ini memiliki tinggi badan 130-210 cm, berat badan 30-150 kg, dan volume otak 1350-1450 cc.Homo Wajakensis
diperkirakan hidup antara 25.000 – 40.000 tahun yang lalu.
Homo
Wajakensis
Terdapat 3 jenis gajah yang pernah hidup di Sangiran
antara 1 juta hingga 200.000 tahun yang lalu yaitu
3 Jenis Gajah
–
Mastodon
Jenis gajah paling primitif di Sangiran. Gigi geraham Mastodon
bertipe Bunodont.
–
Stegodon
Memiliki gading berbentuk membulat dan agak melengkung. Gigi
Stegodon bertipe brachyodont, jenis gigi yang sesuai untuk
melumat jenis dedaunan yang lembut.
–
Elephas
– Buaya adalah reptil bertubuh besar yang hidup di air. Secara ilmiah, buaya meliputi seluruh spesies anggota suku Crocodylidae). Buaya berbeda dengan aligator, kaiman maupun gavial. Meskipun demikian kesemuanya masih kerabat yang berbeda suku. Buaya menghuni habitat perairan tawar seperti sungai, danau, rawa dan lahan basah lain, tetapi ada pula yang hidup di air payau seperti buaya muara
– Buaya merupakan hewan purba, yang hanya sedikit berubah karena evolusi semenjak zaman dinosaurus.
– Koleksi fosil reptilia sangiran yakni Gavialidae dan Crocodylidae jenis family dari buaya Gavialidae yang ada di Sangiran adalah Gavialis bengawensis. Ukuran tubuhnya 3,5 –6,2 m dengan berat 159 – 181 kg. Sedangka familia Crocodylidae adalah Crocodylus sp., panjangnya mencapi 6,2 m dan berat lebih dari 1200 kg.
– Tubuh buaya yang "streamline" memungkinkan untuk berenang cepat.
Buaya melipat kakinya ke belakang melekat pada tubuhnya, untuk
mengurangi hambatan air dan memungkinkan menambah kecepatan
pada saat berenang. Jari-jari kaki belakangnya berselaput renang,
yang meskipun tak digunakan sebagai pendorong ketika berenang
cepat, selaput ini amat berguna ketika harus mendadak berbalik atau
melakukan gerakan tiba-tiba di air, atau untuk memulai berenang.
Kaki berselaput juga merupakan keuntungan ketika buaya perlu
bergerak atau berjalan di air dangkal. Sedangkan, saat di darat buaya
mampu berjalan cepat dengan jarak pendek.
B. Banteng purba
Memiliki tanduk yang relatif pendek dan melengkung kedepan.
C. Rusa purba
Memiliki tanduk bercabang (tanduk rangga) D. Kerbau purba
Memiliki tanduk yang panjang dan mengarah ke belakang
E. Badak purba
Hidup sekitar 700.000 tahun yang lalu dan merupakan mamalia terberat kedua setelah gajah (berat sekitar 3,6 ton)
F. Harimau purba
Hidup 500.000 tahun silam pada saat kondisi sangiran berupa padang sabana yang luas
G. Babi purba
Homo erectus
Ditemukan tahun 1930 di Jawa oleh tim peneliti
Russel L Cionchon, paleoantropolohi Univ. Iowa
Terdapat 14 fosil homo erectus yang ditemukan di
Ngandong, Jateng
di duga Homo erectus hidup pada akhir masa ice
age bersamaan dengan homo sapiens dan homo
floresiensis
- Memiliki karakteristik :
•
tinggi 1,66-1,88 meter
•
hidup terisolasi
Rekam Jejak dan Kehidupan
Homo erectus
– Berdasarkan penelitian, jumlah temuan fosil di Sangiran mewakili 65%
dari seluruh fosil di Indonesia dan 50% untuk seluruh dunia.
– Temuan fosil artefak yang banyak memudahkan dalam mengenali
kebudayaan pada masa itu.
– Homo erectus bukan manusia pertama (yang pertama Homo habilis di
Afrika). Homo erectus menjelajahi dunia seperti wilayah eropa dan asia.
Tidak hanya ke daerah sabana dan tropis, namun juga ke daerah
subtropics.
– Agar dapat menyeberangi lautan, mereka beradaptasi dan
mengembangkan teknologi pelayaran kuno, seperti penggunaan rakit
sederahana.
–
Tipe ini
merupakan tipe yang
paling tua, ditemukan pada
lapisan lempung hitam Formasi
Pucangan dan grenzbank di
sangiran, serta pasir vulkanik di
utara Perning (Mojokerto). Tipe
ini menunjukkan tipe yang
paling arkaik dan kekar dengan
volume otak sekitar 870 cc
.
– Tipe ini lebih maju dibandingkan
dengan tipe arkaik, merupakan
bagian terbanyak dari Homo erectus
di
Indonesia,
sebagian
besar
ditemukan di Sangiran, dan lainnya
ditemukan
di
Trimil
(Ngawi),
Kedungbrubus (Madiun), patiayam
(Kudus), dan sejak tahun 2011
ditemukan pula di Semedo (Tegal).
Konstruksi
tengkoraknya
lebih
ramping, meskipun dahi masih
landai dan agak tonggos, Kapasitas
otak sekitar 1000 cc.
– Jenis progresif merupakan jenis
yang paling maju, sebagian
besar ditemukan pada endapan
alluvial di Ngandong (Blora),
Selopuro (Ngawi), dan pasa
endapan
vulkanik
di
Sambungmacan
(Sragen).
Volume otak sudah mencapai
1100 cc, dengan atap
tengkorak yang lebih tinggi
dan lebih membundar.
Karakteristik
dan kehidupan
manusia purba
1. Volume otak
: Lebih kecil dari manusia
modern dengan pemikiran yang primitive.
2. Tempat
tinggal
:
Di
gua-gua
dan
pepohonan tinggi serta nomaden
3. Makanan
: Tumbuhan dan daging hewan
yang ada di alam
4. Perkakas
: Dari batu tak beraturan
(semakin lama menjadi semakin halus dan
efektif. Digunakan untuk berburu dan juga
untuk keperluan ritual agama.
5. Cara mengolah makanan
: Langsung
dari alam. Mengalami kemajuan ketika
sudah mengenal api.
Taha
p
Perk
emba
ngan
Evol
usi
Manu
sia
Purb
Tahap Proconsul
Tahap Dryopithecus
Dryopithecusi,
yakni
kera raksasa yang hidup
sekitar 15-10 juta tahun
yan lalu. Dryopithecus
memiliki bentuk badan
yang cukup besar serta
sangat
gemar
Tahap Oreopithecus
Oreopithecus
merupakan salah satu
fosil kera yang terbaik.
Oreopithecus
diperkirakan memiliki
berat
30-35
kg,
memiliki
moncong
Tahap Ramapithecus
Tahap Australopithecus africanus
Australopithecus
africanus
Tahap Australopithecus robustus
Australopithecus
Tahap Australopithacus Boisei
Tahap Homo habilis
Tahap Homo Erectus
Tahap
Homo sapiens
Purba
Tahap Manusia neanderthal
Munculnya
Homo
sapiens
neanderthalesis
(manusia
lembah
Tahap Manusia Cromagnon
Tahap Manusia modern
Perbedaan Manusia Purba dan Manusia Modern
–
Manusia purba berjalan tegak dengan kaki. Hal ini membuktikan bahwa manusia
purba memiliki cara jalan nan tak jauh dengan kita. Karena manusia purba juga
berjalan menggunakan kaki seperti kita.
–
Manusia purba memiliki volume otak nan tentunya lebih besar jika dibandingkan
dengan primata lainnya. Hal ini pun juga tak jauh beda dengan keadaan kita sekarang.
Namun mungkin perbedaannya, mungkin pada jaman dahulu manusia purba belum
menggunakan otaknya semaksimal mungkin seperti manusia pada jaman sekarang.
–
Manusia purba juga mengenal bahasa atau dapat dikatakan dapat berbicara. Kita pun
sebagai manusia nan hayati di jaman nan serba modern ini juga mengenal bahasa dan
dapat berbicara. Hal ini juga membuktikan bahwa manusia purba tak jauh beda
dengan kita.
–
Kehidupan manusia purba biasanya berkelompok serta mereka mengenal pembagian
tugas atau pembagian kerja. Hal ini pun tak jauh beda dengan apa nan terjadi dalam
kehidupan kita saat ini.
Ruang Pameran 2
Teori Big Bang
Big Bang (terjemahan bebas: Ledakan Dahsyat atau Dentuman Besar) dalam kosmologi adalah salah satu teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari kondisi super padat dan panas, yang kemudian mengembang sekitar 13.700 juta tahun lalu.
Para ilmuwan juga percaya bawa Big Bang membentuk sistem tata surya. Ide sentral dari teori ini adalah bahwa teori relativitas umum dapat dikombinasikan dengan hasil pemantauan dalam skala besar pada pergerakan galaksi terhadap satu sama lain, dan meramalkan bahwa suatu saat alam semesta akan kembali atau terus. Konsekuensi alami dari Teori Big Bang yaitu pada masa lampau alam semesta punya suhu yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih tinggi.
Pada tahun 1929 Astronom Amerika Serikat, Edwin Hubble melakukan observasi dan melihat Galaksi yang jauh dan bergerak selalu menjauhi kita dengan kecepatan yang tinggi. Ia juga melihat jarak antara Galaksi-galaksi bertambah setiap saat. Penemuan Hubble ini menunjukkan bahwa Alam Semesta kita tidaklah statis seperti yang dipercaya sejak lama, namun bergerak mengembang. Kemudian ini menimbulkan suatu perkiraan bahwa Alam Semesta bermula dari pengembangan di masa lampau yang dinamakan Dentuman Besar.
Pada saat itu dimana Alam Semesta memiliki ukuran nyaris nol, dan berada pada kerapatan dan panas tak terhingga; kemudian meledak dan mengembang dengan laju pengembangan yang kritis, yang tidak terlalu lambat untuk membuatnya segera mengerut, atau terlalu cepat sehingga membuatnya menjadi kurang lebih kosong. Dan sesudah itu, kurang lebih jutaan tahun berikutnya, Alam Semesta akan terus mengembang tanpa kejadian-kejadian lain apapun. Alam Semesta secara keseluruhan akan terus mengembang dan mendingin. Alam Semesta berkembang, dengan laju 5%-10% per seribu juta tahun. Alam Semesta akan mengembang terus,namun dengan kelajuan yang semakin kecil,dan semakin kecil, meskipun tidak benar-benar mencapai nol. Walaupun andaikata Alam Semesta berkontraksi, ini tidak akan terjadi setidaknya untuk beberapa milyar tahun lagi.
Zaman Triassic
(248208 juta tahun yang lalu)
– Pada zaman Triassic inilah mulai munculnya dinosaurus pertama, seperti Coelophysis, dinosaurus yang licik dan cepat yang hidup dan berburu dalam kawanan. Banyak dinosaurus di zaman Triassic ini adalah karnivora (pemakan daging). Mereka berdiri dengan dua kaki dan sangat cepat menggunakan kakinya pada saat mereka berburu makanan. Mereka memiliki mulut besar yang dipenuhi dengan gigi yang besar dan tajam. Mereka membutuhkan gigi-gigi ini dan juga cakar mereka yang kuat sebagai senjata untuk membunuh, kemudian memakan mangsa mereka. Salah satu dinosaurus di zaman Triassic, Herrerasaurus, adalah leluhur awal dari dinosaurus yang paling menakutkan: Tyrannosaurus rex. Dengan adanya dinosaurus seperti ini, dunia di zaman Triassic adalah tempat yang sangat berbahaya.
– Dinosaurus diatas bukan hanya satu-satunya reptil besar di zaman itu. Satu pemangsa menakutkan di zaman Triassic lainnya adalah
Zaman Jurassic
(208 145 juta tahun yang lalu)
– Berlangsung antara 208 - 145 juta tahun
yang lalu. Pada zaman ini,
Amonit
dan
Belemnit
sangat
umum.
Reptilia
meningkat
jumlahnya.
Dinosaurus
menguasai
daratan,
Ichtiyosaurus
berburu di dalam lautan dan
Pterosaurus
Zaman Kapur
(14565 juta tahun lalu)
– Banyak dinosaurus raksasa dan reptilia
terbang hidup pada zaman ini. Mamalia
berari-ari muncul pertama kalinya. Pada
akhir
zaman
ini
Dinosaurus,
Ichtiyosaurus, Pterosaurus, Plesiosaurus,
– Amonit dan Belemnit punah. Mamalia dan
Zam
an
Tersi
er
(702
juta
tahu
n
yang
Zaman Paleogen
– Kondisi awal terbentuknya sebuah cekungan.
– Suplai sedimen yang mengisi cekungan disebut cekungan
pra-tersier.
– Untuk di daerah
fore-arc
atau sepanjang zona tumbukan
kerak samudera (Samudera Hindia) dan kerak benua (Indo
-Asia) berupa laut tengah hingga dalam (zona batial) hingga
terendapkan
batulempung
hingga
batupasir
halus
Contohnya yang terjadi pada daerah Banjarnegara – Purbalingga.
– Terjadi longsoran -longsoran bawah laut yang mengakibatkan
Formasi Worawari
– Tersusun oleh matriks lempung dan bongkah - bongkah
batugamping numulit, batupasir kasar - sangat kasar, serta
konglomerat
– Pada umur N3 terjadi pengangkatan yang diikuti oleh
pendangkalan dan akhirnya diikuti proses erosi
Thrust Fold Belt System
Bukti Pendukung
Interpretasi Cekungan
–
Back-arc basin
Periode Palaeseon
– 65 dan 55,5 juta tahun yang lalu
– Diambil dari bahasa Yunani “
palaois
” yang berarti tua dan “ceno
” yang berarti baru– Mengindikasikan kemunculan flora dan fauna jenis baru yang dihubungkan dengan jenis yang lebih tua dari masa Kretaceous – Merupakan sebuah tempat
yang lebih layak huni, dengan tipe cuaca tropis dan subtropis sampai ke daerah kutub
– Pola curah hujan dramatis setelah kepunahan dinosaurus, dengan tingkat curah yang lebih tinggi sepanjang tahun.
– Kebanyakan mamalia berukuran kecil, memakan serangga-serangga kecil, nokturnal, saat itu dinosaurus mendominasi kehidupan di daratan – Ketika dinosaurus menghilang 65
juta tahun yang lalu, menjadi titik awal kesuksesan besar dari kehadiran mamalia
– Hanya 10 juta tahun kemudian, pada periode akhir Paleosen, mamalia telah menduduki sebagian besar bagian kosong ekologis
– Pada periode Paleosen terdapat banyak kelompok yang termasuk dalam kategori “archaik”
– Secara anatomi mamalia masih dalam tingkat primitif jika dibandingkan dengan sekarang
– Menunjukkan tahap awal spesialisasi:
- Optimalisasi gigi untuk beradaptasi dengan jenis makanan tertentu - Adaptasi tungkai-tungkai agar dapat berlari kencang
– Di mana dan kapan primata pertama—grup manusia berada—muncul masih menjadi pertanyaan
EOSEN
– Eosen adalah suatu kala
pada skala waktu geologi
yang berlangsung 55,8 ±
0,2 hingga 33,9 ± 0,1 juta
tahun
yang
lalu
yang
merupakan kala kedua pada
periode Paleogen di era
Kenozoikum.
– Awal Eosen ditandai dengan
kemunculan
mamalia
modern
pertama.
Akhir
Eosen
adalah
suatu
kepunahan massal yang
disebut
Grande Coupure,
yang mungkin berhubungan
dengan satu atau lebih
bolide (meteor besar) yang
ditemukan di Siberia dan
Chesapeake Bay. S.
Hipotesis Darwin tentang seleksi alam yang dihubungkan dengan teori evolusi modern menyatakan bahwa evolusi melalui seleksi alam membutuhkan :
- Variasi. Masing - masing anggota suatu populasi memiliki perbedaan antara satu dengan yang lain.
- Pewarisan. Banyak perbedaan – perbedaan di antara anggota populasi merupakan bahan genetika yang diwariskan.
- Perbedaan dalam adaptasi.
Sebagian dari perbedaan individu berakibat pada baik atau buruknyakemampuan adaptasi individu tersebut terhadaplingkungan.
ADAPTASI
Variasi
Pendapat para ahli tentang proses evolusi
manusi dan peran homo erectus dalam proses
evolusi mengalami perubahan dari zaman ke
zaman sejalan dengan perkembangan hasil
penelitian terbaru. Selain itu tidak jarang
diantara para ahli terdapat perbedaan dalam
menafsirkan
fosil
manusia
purba
yang
ditemukan
1. Homo erectus nenek moyang langsung
Homo sapiens
Proses evolusi manusia menurut Don Johan dan
Tim White yang dianggap mewakili alur evolusi
yang paling sederhana. Disini, Homo erectus
berperan sebagai salah satu matarantai yang
menempati rangkaian evolusi yang segaris
langsung menjadi manusia modern.
2. Homo erectus punah di Asia Timur Proses
evolusi
RU
AN
G
PA
ME
RA
N 3
Diorama keh
idupan
Homo erectu
s
T E R I M A K A S I H
by :