• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN EJAAN BAHASA INDONESIA PADA SKRIPSI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN EJAAN BAHASA INDONESIA PADA SKRIPSI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2011"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN EJAAN BAHASA INDONESIA PADA SKRIPSI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2011

Apri Wulan Damasyari

ABSTRAK

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah penggunaan ejaan Bahasa Indonesia pada skripsi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ketepatan dan ketidaktepatan penggunaan ejaan pada skripsi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2011.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Adapun tahapan dalam penelitian ini adalah membaca dan menandai setiap ketidaktepatan dalam penggunaan ejaan yang terdapat pada skripsi, kemudian menghitung jumlah penggunaan, ketepatan dan ketidaktepatan ejaan yang terdapat pada skripsi, serta mempersentasikan jumlah penggunaan ketepatan ejaan.

(2)

PENGGUNAAN EJAAN BAHASA INDONESIA PADA SKRIPSI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2011

(Skripsi)

Oleh

APRI WULAN DAMASYARI 0853041002

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

PENGGUNAAN EJAAN BAHASA INDONESIA PADA SKRIPSI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2011

Oleh

APRI WULAN DAMASYARI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

PENGGUNAAN EJAAN BAHASA INDONESIA PADA SKRIPSI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2011

(Skripsi)

Oleh

APRI WULAN DAMASYARI 0853041002

Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Pengesahan ... ii

Daftar Isi... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan masalah... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Kegunaan Penelitian... 4

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ejaan... 6

2.2 Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan ... 7

2.2.1 Pemakaian Huruf Kapital ... 9

2.2.2 Penulisan Kata ... 17

2.2.3 Penggunaan Tanda Baca ... 18

2.3 Pengertian Karya Ilmiah ... 24

2.4 Syarat-syarat Karya Ilmiah ... 24

2.5 Jenis-jenis Karya Ilmiah ... 25

2.6 Analisis Kesalahan Berbahasa ... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 28

3.2 Sumber Data ... 28

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.4 Teknik Analisis Data ... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.2 Hasil ... 32

(6)

5.2 Saran ... 46 DAFTAR PUSTAKA

(7)

DAFTAR TABEL

(8)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara umum tulisan dapat diartikan sebagai penuangan ide yang ditulis atau dituangkan dalam kertas sehingga dapat dibaca oleh para pembaca. Dewasa ini terdapat berbagai jenis tulisan, salah satunya adalah karya ilmiah. Karya ilmiah merupakan suatu karya tulis hasil kegiatan ilmiah yang berupa artikel hasil penelitian atau makalah yang disajikan pada forum ilmiah. Suatu tulisan ilmiah memiliki ciri khusus yaitu sistematika penulisan harus jelas, isinya berada pada lingkungan ilmu, bersifat objektif atau didukung oleh fakta dan data, serta memiliki penulisan yang cermat, tepat, dan benar.

Penulisan karya ilmiah menuntut kecermatan penulis dalam pemilihan dan penggunaan kata atau kalimat, serta dalam penggunaan ejaan. Dalam hal ini mengacu pada Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan atau yang sering disebut juga dengan EYD.

(9)

2

penulisan ejaan dapat menimbulkan kesalahan persepsi pembaca terhadap gagasan yang dikemukakan penulis.

Pada penelitian sebelumnya (Kuryanti, 2012), telah melakukan penelitian mengenai penggunaan ejaan pada skripsi mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Lampung 2010 dan implikasinya pada pembelajaran mata kuliah umum bahasa Indonesia. Namun, pada penelitian ini objek penelitian adalah skripsi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung periode September 2011. Dipilihnya skripsi mahasiswa fakultas kedokteran sebagai objek, karena belum adanya penelitian mengenai ejaan bahasa Indonesia pada skripsi fakultas tersebut. Selain dari pada itu, berdasarkan fakta pada contoh di bawah, masih terdapat kesalahan ejaan dalam penulisan skripsi mahasiswa fakultas kedokteran. Mengingat pentingnya ejaan dalam penulisan karya ilmiah seperti skripsi mahasiswa, maka perlu diadakan pengkajian yang mendalam tentang ejaan pada skripsi tersebut agar mahasiswa dapat mengetahui bentuk kesalahan dalam penggunaan ejaan. Berikut ini disajikan beberapa contoh penggunaan ejaan yang tidak tepat dalam penulisan skripsi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung :

a. Perubahan ini juga mempengaruhi pola konsumsi makanan, keluarga yang makin sibuk, waktu yang tersedia untuk memasak sendiri makin berkurang dan akhirnya tergantung pada bahan makanan awetan, kemasan dan cepat saji yang belakangan ini makin banyak dijual di pasar-pasar tradisional maupun swalayan, dimana kandungan bahan penyedapnya sangat tinggi (Zahara, 2011).

(10)

b. Menurut data statistik International Diabetes Federation (2010), Indonesia menempati urutan ke-9 dengan jumlah penderita Diabetes Melitus (DM) terbesar di dunia setelah India, Cina, Amerika, Rusia, Brazil, Jerman, Pakistan dan Jepang, yaitu sebanyak 6,9 juta penduduk (Taufiq, 2011).

Pada contoh tersebut, setelah kata Pakistan harus diikuti tanda koma, karena tanda koma dipakai antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.

Berdasarkan fakta di atas, terdapat kesalahan dalam penggunaan ejaan pada skripsi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Oleh karena itu, perlu adanya pengkajian ejaan pada skripsi mahasiswa tersebut. Pengkajian ini bertujan untuk mendeskripsikan ketepatan dan ketidaktepatan penggunaan ejaan bahasa Indonesia dalam skripsi mahasiswa. Selain alasan tersebut di atas, hingga saat ini belum adanya penelitian mengenai ejaan di Fakultas Kedokteran, sehingga peneltian ini dapat dijadikan bahan referensi mengenai ejaan bahasa Indonesia dalam penulisan skripsi.

(11)

4

1.2 Rumusan Masalah

Untuk memperjelas penelitian ini, penulis merumuskan masalah penelitian “Bagaimana penggunaan ejaan bahasa Indonesia yang terdapat pada skripsi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung tahun 2011?”

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan ketepatan dan ketidaktepatan penggunan ejaan bahasa Indonesia dalam skripsi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung tahun 2011.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut

1. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dapat mengetahui dan memahami bentuk kesalahan dalam penggunaan ejaan.

2. Dosen Mata Kuliah Umum dan guru bahasa Indonesia dapat memanfaatkan hasil penelitian untuk lebih menekankan penggunaan ejaan pada pelajaran bahasa Indonesia.

3. Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi bagi mahasiswa untuk penelitian di bidang pendidikan bahasa Indonesia.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut

(12)

2. Objek penelitian ini adalah ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Adapun ejaan yang diteliti mencakup

a. penulisan huruf kapital,

b. penulisan kata, yang meliputi kata depan di dan ke,

(13)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Ejaan

(14)

2.2 Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

Ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan adalah ejaan yang berpedoman pada buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan yang disalin dari Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia serta berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2009 (Tera, 2010). Adapun cakupan-cakupan dalam ejaan yang disempurnakan sebagai berikut: a. Pemakaian huruf

1. Huruf abjad 2. Huruf vokal 3. Huruf konsonan 4. Huruf diftong

5. Gabungan huruf konsonan 6. Huruf kapital

7. Huruf miring 8. Huruf tebal b. Penulisan kata

(15)

8

6. Kata depan di, ke, dan dari 7. Partikel

8. Singkatan dan akronim 9. Angka dan bilangan

10. Kata ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya 11. Kata si dan sang

c. Pemakaian tanda baca 1. Tanda titik (.) 2. Tanda koma (,) 3. Tanda titik koma (;) 4. Tanda titik dua (:) 5. Tanda hubung (-) 6. Tanda pisah (–) 7. Tanda tanya (?) 8. Tanda seru (!) 9. Tanda elipsis (…)

10. Tanda petik (“ “)

11. Tanda petik tunggal (‘ ‘)

12. Tanda kurung (( )) 13. Tanda kurung siku ([ ]) 14. Tanda garis miring (/)

15. Tanda penyingkat atau apostrof (‘)

(16)

huruf kapital, tanda baca titik, tanda baca koma, penulisan kata depan di- dan ke-. Seiring dengan penggunaannya pada karya ilmiah, masih terdapat kesalahan atau ketidaktepatan dalam penulisan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dikaji lebih dalam pada penggunaan huruf kapital, penulisan kata (kata depan di dan ke), dan pengggunaan tanda baca (titik dan koma).

2.2.1 Pemakaian Huruf Kapital

Dalam pedoman ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD) huruf kapital dipakai dalam hal berikut ini

1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.

Misalnya:

Saya tidak akan pergi ke pasar itu.

Pada contoh di atas, huruf S adalah huruf pertama awal kalimat, sehingga huruf S harus menggunakan huruf kapital.

2. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.

Misalnya:

Orang itu berkata,”Jangan bermain di jalan itu!”

(17)

10

3. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk tuhan.

Misalnya:

a. Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya. Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat. Pada contoh di atas, kata –Nya, -Mu, Engkau merupakan kata ganti untuk

Tuhan, sehingga huruf pertamanya harus menggunakan huruf kapital. b. Setiap ke mushola ia selalu membawa Al-Quran.

Pada contoh di atas, Al-Quran merupakan nama kitab suci dari agama islam, sehingga setiap awal unsur katanya harus menggunakan huruf kapital.

4. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebaggai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.

Misalnya:

a. Maharaja Husein

Pada contoh di atas, Maharaja merupakan nama gelar kehormatan dan kata Maharaja diikuti nama orang yaitu Husein, sehingga huruf pertama nama gelar harus menggunakan huruf kapital.

b. Pangeran Charles

(18)

c. Ustad Solmed

Pada contoh di atas, ustad merupakan gelar keagamaan dan kata ustad diikuti nama orang yaitu Solmed, yaitu sehingga harus pertama nama gelar harus menggunakan huruf kapital.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.

Misalnya:

Dia baru saja diangkat menjadi raja.

Pada contoh di atas, nama gelar raja tidak diikuti nama orang, sehingga huruf pertama nama gelar tidak menggunakan huruf kapital.

4. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.

Misalnya:

Wakil Presiden Adam Malik

Pada contoh di atas, wakil presiden merupakan nama jabatan seseorang dan diikuti nama orang yaitu Adam Malik, sehingga huruf pertama nama jabatan harus menggunakan huruf kapital.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, atau nama tempat.

Misalnya:

Bapaknya baru diangkat menjadi gubernur di daerahnya.

(19)

12

5. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.

Misalnya: Soni Sascori

Pada contoh di atas, nama Soni Sascori terdiri dari unsur, yaitu Soni dan Sascori. Kedua unsur ini harus diawali dengan huruf kapital. Demikian juga nama yang panjang, yang terdiri dari banyak unsur, seperti Sri Ajeng Sukmala Risky, setiap kata harus diawali dengan huruf kapital.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.

Misalnya: Mesin diesel

Pada contoh di atas, diesel adalah nama penemu, yang dijadikan nama mesin yang ditemukannya. tetapi tidak diawali dengan huruf kapital karena sudah menjadi nama jenis barang yang lazim digunakan.

6. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.

Misalnya:

a. bangsa Eropa

(20)

b. Dia Lahir di Jawa Timur

Pada contoh di atas, kata Jawa Timur merupakan nama provinsi,sehingga huruf pertamanya harus menggunakan huruf kapital.

c. Dia pintar berbahasa Mandarin.

Pada contoh di atas, kata Mandarin merupakan nama bahasa dari negara Cina, sehingga huruf pertamanya harus menggunakan huruf kapital.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.

Misalnya:

Mengindonesiakan kata asing

Pada contoh di atas, kata Indonesia sebagai nama bangsa, mendapatkan imbuhan dan akhiran sehingga membentuk kata kerja. Jadi, huruf i pada kata Indonesia tidak menggunakan huruf kapital.

7. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.

Misalnya:

a. Saya akan masuk kuliah pada bulan Februari.

Pada contoh di atas, kata Februari merupakan nama bulan, sehingga huruf pertamanya harus menggunakan huruf kapital.

b. Hari Minggu saya akan pergi jalan-jalan.

(21)

14

c. Sebentar lagi hari Natal tiba.

Pada contoh di atas, kata Natal merupakan nama hari raya, sehingga huruf pertamanya harus menggunakan huruf kapital.

8. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai hurus pertama nama geografis.

Misalnya:

Saya belum pernah ke Lombok

Pada contoh di atas, kata Lombok merupakan nama geografik atau daerah yang terletak di Nusa Tenggara Timur, sehingga huruf pertamanya harus menggunakan huruf kapital.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografis yang tidak menjadi unsur nama diri.

Misalnya:

Kita akan menyebrangi selat.

Pada contoh di atas, kata selat tidak menjadi unsur nama diri, sehingga huruf pada kata selat harus menggunakan huruf kecil.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nam geografis yang digunakan sebagai nama jenis.

Misalnya: gula jawa

(22)

9. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara. Lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan.

Misalnya:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Pada contoh di atas, merupakan nama lembaga pemerintahan dan awal katanya harus menggunakan huruf kapital, kecuali untuk kata dan tidak diawali dengan huruf kapital, karena kata dan merupakan kata hubung. 10. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur

bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.

Misalnya:

Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial

Pada contoh di atas, merupakan kata ulang sempurna berupa nama lembaga, sehingga setiap unsurnya diawali dengan huruf kapital.

11. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal.

Misalnya:

Bacalah buku Bahasa dan Sastra.

(23)

16

kata dan tidak diawali dengan huruf kapital, karena kata dan merupakan kata hubung.

12. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan,

Misalnya:

“Kapan Bapak berangkat?” Tanya Rudi.

Pada contoh di atas, kata bapak digunakan dalam kalimat sapa, sehingga huruf pertamanya harus menggunakan huruf kapital.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan dan penyapaan.

Misalnya:

Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.

Pada contoh di atas, kata bapak dan ibu tidak digunakan dalam kalimat sapa atau pengacuan, maka kata penunjuk hubungan kekerabatan tidak diawali dengan huruf kapital.

13. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama unsur singakatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.

Misalnya: Dr. Prabowo

(24)

Misalnya:

Uang Anda telah kami terima.

Bagaimanapun konteks kalimatnya, penulisan kata Anda harus selalu diawali dengan huruf kapital.

2.2.2 Penulisan Kata

Dalam pedoman Ejaan Bahasa yang Disempurnakan (EYD), penulisan kata meliputi (1) kata dasar, (2) kata turunan, (3) bentuk ulang, (4) gabungan kata, (5) kata ganti –ku, -kau, -mu, dan –nya,(6) kata depan di, ke, dan dari, (7) kata si dan sang, (8) partikel (9) singkatan dan akronim, (10) angka dan lambang bilangan.

Pada penelitian ini, hanya difokuskan pada kata depan di dan ke. Kata depan di dan ke di tulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.

Misalnya:

a. Baju itu berada di dalam lemari.

Pada contoh di atas, kata di berfungsi sebagai kata depan, sehingga kata di harus di tulis secara terpisah dari kata yang mengikutinya.

b. Ia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan

(25)

18

2.2.3 Penggunaan Tanda Baca

Dalam buku pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD), tanda baca meliputi (1) tanda titik, (2) tanda koma, (3) tanda tiik koma, (4) tanda titik dua, (5) tanda hubung, (6) tanda pisah, (7) tanda ellipsis, (8) tanda tanya, (9) tanda seru, (10) tanda kurang, (11) tanda kurang siku, (12) tanda petik, (13) tanda petik tunggal, (14) tanda garis miring, (15) tanda penyingkat atau aprostrof.

Dalam penelitian ini tanda baca yang diteliti difokuskan pada tanda baca titik dan koma.

a. Tanda Titik (.)

1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Misalnya:

Ayahku tinggal di Solo. Hari ini tanggal 6 April 1973. Marilah kita mengheningkan cipta.

2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.

Misalnya:

a. III. Departemen Dalam Negeri

A. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa B. Direktorat Jenderal Agraria

1. …

(26)

1.2 Ilustrasi

3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.

Misalnya:

Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)

4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu.

Misalnya:

1.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik) 0.20.30 jam (20 menit, 30 detik) 0.0.30 jam (30 detik)

5. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat

terbit. Misalnya:

Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltevreden: Balai Poestaka. 6a. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya. Misalnya:

Desa itu berpenduduk 24.200 orang.

Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa.

6b. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.

(27)

20

Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung. Lihat halaman 2345 seterusnya. Nomor gironya 5645678.

7. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.

Misalnya:

Acara kunjungan Adam Malik

Bentuk dan Kedaulatan (Bab 1 UUD ’45)

Salah Asuhan

8. Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat surat.

Misalnya:

Jalan Diponegoro 82 (tanpa titik) Jakarta (tanpa titik)

1 April 1985 (tanpa titik)

Yth. Sdr. Moh. Hasan (tanpa titik) Jalan Arif 43 (tanpa titik)

Palembang (tanpa titik) Atau:

Kantor Penempatan Tenaga (tanpa titik) Jalan Cikini 71 (tanpa titik)

(28)

b. Tanda Koma

1. Tanda koma dipakai antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.

Misalnya:

Saya membeli pena, pensil, dan penggaris.

2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.

Misalnya:

Saya ingin pergi, tetapi hari hujan.

3 a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.

Misalnya:

Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.

b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.

Misalnya:

Saya tidak akan datang kalau hari hujan.

4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, dan akan tetapi.

Misalnya:

….oleh karena itu,kita harus waspada.

(29)

22

kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat. Misalnya:

O, begitu?

6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.

Misalnya:

Kata Ibu,”Saya senang sekali.”

7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.

Misalnya:

Dia tinggal di jalan Danau Ranau 26, Lampung.

8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.

Misalnya:

Alisajahbana, Sutan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakyat.

9. Tanda koma dipakai di antara nama orng dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.

Misalnya:

B. Ratulangi, S.E.

(30)

Misalnya: 12,5 m

11. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.

Misalnya:

Semua siswa, baik laki-laki maupun yang perempuan, mengikuti latihan paduan suara.

Bandingkan dengan keterangan pembatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda koma.

Semua siswa yang lulus ujian mendaftarkan namanya pada panitia. 12. Tanda koma yang dapat dipakai untuk menghindari salah baca di

belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat. Misalnya:

Atas bantuan Budi, Sucipto mengucapkan terima kasih. Bandingkan dengan:

Sucipto mengucapkan terima kasih atas bantuan Budi.

13. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringnya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.

Misalnya:

(31)

24

2.3 Pengertian Karya Ilmiah

Karya ilmiah adalah suatu karya yang ditulis bukan sekedar untuk mempertanggungjawabkan penggunaan sumber daya penelitian (uang, bahan, dan alat), tetapi juga untuk mempertanggungjawabkan penulisan karya ilmiah tersebut secara teknis dan materi. (Nasucha dkk, 2010: 62)

Karya ilmiah memenuhi syarat-syarat keilmiahan pada suatu disiplin ilmu tertentu yang dikuasai oleh penulisnya. Hasil penulisan ilmiah harus bersifat sistematis artinya disusun dalam suatu urutan yang teratur, sehingga pembaca mudah memahami hasil tulisan tersebut. Hasil tulisan ilmiah harus disusun pula secara logis dan benar.

2.4 Syarat-syarat Karya Ilmiah

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar suatu tulisan layak disebut sebagai karya ilmiah. Syarat-syarat itu antara lain :

1. Komunikatif, artinya uraian yang disampaikan dapat dipahami pembaca. 2. Bernalar, artinya tulisan itu harus sistematis, berurutan secara logis, ada

kohesi dan koherensi, dan mengikuti metode ilmiah yang tepat, dipaparkan secara objektif, benar, dan dapat dipertanggungjawabkan.

3. Ekonomis, artinya kata atau kalimat yang ditulis hendaknya diseleksi sedemikian rupa sehingga tersusun secara padat berisi.

(32)

5. Tulisan harus relevan dengan disiplin ilmu tertentu, artinya tulisan ilmiah itu ditulis oleh seseorang yang menguasai suatu bidang ilmu tertentu. 6. Memiliki sumber penopang mutakhir, artinya tulisan ilmiah harus

mempergunakan landasan teori berupa teori mutakhir (terbaru).

7. Bertanggung jawab, artinya sumber data, buku acuan, dan kutipan harus secara bertanggung jawab disebutkan dan ditulis dalam karya ilmiah (Nasucha dkk, 2010: 65).

2.5 Jenis-jenis Karya Ilmiah

Jenis-jenis karya ilmiah yang terdapat dalam dunia perguruan tinggi, antara lain (a) makalah, (b) skripsi, (c) tesis, dan (d) disertasi. (Nasucha dkk, 2010: 68)

Skripsi

(33)

26

2.6Analisis Kesalahan Berbahasa

Dalam pengajaran bahasa dapat dilakukan dengan cara penggunaan kesalahan berbahasa pada analisis bahasa. Analisis ini dapat dilakukan pada pemakaian bahasa lisan maupun tulisan. Kesalahan adalah bagian konversasi atau komposisi yang menyimpang dari beberapa norma baku atau norma terpilih dari performasi bahasa orang dewasa (Tarigan, 1990: 142).

Kesalahan berbahasa memang beraneka ragam jenisnya dan dapat dikelompokan dengan berbagai cara sesuai dengan cara kita memandangnya dalam hal ini dapat dibedakan atas dua jenis:

1. Kesalahan yang disebabkan oleh faktor-faktor kelelahan, keletihan, dan kurangnya perhatian, yang disebut faktor performansi kesalahan performansi dalam kepustakaan disebut mistakes.

2. Kesalahan yang diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan mengenai kaidah-kaidah bahasa, yang disebut faktor kompetensi. Kesalahan ini merupakan penyimpangan-penyimpangan sistematis yang disebut errors (Corder dalam Tarigan, 1990: 143).

(34)

bahasa tanpa mengindahkan atau memperdulikan ciri-ciri atau penyebab penyimpangan tersebut (Dulay dalam Tarigan 1990: 143).

Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur yang digunakan oleh para peneliti dan para guru, yang mencakup pengumpulan sampel bahasa pelajar, pengenalan kesalahan yang terdapat dalam sampel tersebut, pendeskripsian kesalahan-kesalahan itu, pengklasifikasiannya berdasarkan sebab-sebabnya yang telah dihipotesiskan, serta pengevaluasian keseriusannya (Ellis dalam Tarigan, 1990: 170).

Analisis kesalahan berbahasa memiliki langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mengumpulkan data kesalahan, maksudnya segala kesalahan yang terjadi

dalam proses pembelajaran baik formal maupun nonformal perlu dicatat dan dikumpulkan.

2. Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan kesalahan, kesalahan yang telah didata diidentifikasi kemudian diklasifikasikan sesuai tingkat kesalahannya.

3. Mengurutkan kesalahan berdasarkan frekuensinya, kesalahan itu dilihat dan diurutkan berdasdarkan tingkat keseringan terjadinya kesalahan. 4. Menjelaskan kesalahan, kesalahan yang terjadi setelah diurutkan dijelaskan

sebab akibat terjadinya kesalahan.

5. Memprediksi tataran kebahasaan yang rawan kesalahan, memperkirakan bidang kebahasaan mana yang sering terjadi kesalahan.

(35)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini digunakan penulis karena sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu mendeskripsikan penggunaan ejaan bahasa Indonesia pada skripsi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2011. Selain dari pada itu, metode deskiptif tepat digunakan untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat (Sukardi, 2011).

3.2. Sumber Data

(36)
[image:36.595.108.541.160.490.2]

Tabel. 1 Data sampel yang digunakan sebagai objek penelitian

Kode skrpisi Nama mahasiswa Judul skripsi

Skripsi-1 Giadefa Imam Cesyo

Pengaruh Pemberian Kalsium Terhadap Panjang Tubuh Fetus Tikus Putih (Rattus novergicus) yang Diberi Etanol Pada Fase Organogenesis

Skripsi-2 Arlentina Bentivolia S Peranan Carcinoembryonic Antigen (CEA) Dalam Diagnosis Tumor Ganas Paru

Skripsi-3 Ratu Reni Setia R

Hubungan Antara Pemeriksaan

Ultrasonografi (USG) dan Pemeriksaan Histopatologi Pada Karsinoma Prostat

Skripsi-4 Shinta Gasenova

Perbedaan Daya Tahan Jantung Paru (Vo2 Maks) dan Fungsi Paru Antara Mahasiswa yang Reguler dan Tidak Reguler

Berolahraga Futsal Skripsi-5 Radinal Mauludi

Pengaruh Pemberian Kalsium Terhadap Panjang Kranium Fetus Tikus Putih (Rattus novergicus) Setelah Pemberian Etanol

Skripsi-6 Helda Septivany

Pengaruh Pemberian Kalsium Pada Fase Organogenesis Terhadap Panjang Tungkai Fetus Tikus Putih (Rattus novergicus) yang Diberi Etanol

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi, yaitu mengumpulkan data dan dokumen yang diperlukan sebagai bahan penelitian. Bahan penelitian dalam skripsi ini adalah skripsi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung 2011 periode 1 (September).

(37)

30

dalam skripsi yang dapat mewakili isi skripsi serta membutuhkan keahlian berbahasa dalam penulisannya.

Adapun ejaan yang diteliti meliputi pengunaan huruf kapital, penggunaan kata depan di dan ke, serta pengunaan tanda baca titik dan koma. Ejaan-ejaan tersebut dipilih karena dalam penulisan skripsi, ejaan-ejaan tersebut paling sering dipakai dan dalam penggunaannya sering terjadi kesalahan. Hal ini disebabkan banyaknya aturan penggunaan ejaan tersebut, serta minimnya pengetahuan penulis akan aturan ejaan tersebut.

3.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian menggunakan langkah-langkah sebagai berikut

1) Membaca dan menandai setiap ketidaktepatan dalam penggunaan ejaan yang terdapat pada skripsi

2) Menghitung jumlah penggunaan, ketepatan dan ketidaktepatan ejaan yang terdapat pada skripsi

3) Mengklasifikasikan ketepatan dan ketidaktepatan dalam penggunaan ejaan yang terdapat pada skripsi. Berdasarkan klasifikasi berikut:

a. Penggunaan huruf kapital

b. Penggunaan kata depan (di- dan ke-)

c. Penggunaan tanda baca (tanda baca titik dan koma)

(38)

[image:38.595.142.435.226.369.2]

5) Menentukan tingkat kemampuan mahasiswa dalam menggunakan ejaan berdasarkan persentase ketepatan dengan menggunakan kriteria.

Tabel. 2 Kriteria kemampuan mahasiswa dalam menggunakan ejaan

(Nurgiantoro, 2001:399)

Persentase Penguasaan (%) Tingkat Kemampuan

85 – 100 Baik Sekali

74 – 85 Baik

60 – 74 Cukup

(39)

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diperoleh simpulan sebagai berikut.

1. Penggunaan ejaan pada penulisan skripsi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung periode September 2011 masih terdapat kesalahan. 2. Ketepatan penggunaan ejaan bahasa Indonesia pada skripsi mahasiswa

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung periode September 2011 mencapai 2.287 dari 2.475 penggunaan atau 92,4%, dan tergolong pada tingkat kemampuan baik sekali. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut a. Persentase ketepatan penggunaan huruf kapital sebesar 90,37%.

b. Persentase ketepatan depan di- dan ke- berturut-turut sebesar 97,46% dan 100%.

c. Persentase ketepatan penggunaan tanda baca titik dan koma berturut-turut sebesar 92,87% dan 93,68%.

(40)

5.2 Saran

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Cesyo, Giadefa Imam. 2011. Pengruh Pemberian Kalsium Terhadap Panjang Tubuh Fetus Tikus Putih (Rattus novergicus) yang Diberi Etanol Pada Fase Organogenesis. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Hal 1-9 Fuad, Muhammad., Mulyanto Widodo., Imam Rejono., Iqbal Hilal., Sumarti., Edi

Suyanto. 2009. Penggunaan Bahasa Indonesia Laras Ilmiah. Ardana Media : Yogyakarta. Hal-21

Gasenova, Shinta. 2011. Perbedaan Daya Tahan Jantung Paru (VO2 MAKS) dan

Fungsi Paru Antara Mahasiswa yang Reguler dan Tidak Reguler

Berolahraga Futsal. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Hal 1-8

Kuryanti, Tri. 2012. Penggunaan Ejaan Pada Skripsi Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Lampung Tahun 2010 Dan Implikasinya Pada Pengajaran Mata Kuliah Umum Bahasa Indonesia. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Mauludi, Radinal. 2011. Pengruh Pemberian Kalsium Terhadap Panjang Kranium Fetus Tikus Putih (Rattus novergicus) Setelah Pemberian Etanol. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Hal 1-9

Nasucha, Yakub., Muhammad Rohmadi., Agus Budi Wahyudi. 2010. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Media Perkasa : Yogyakarta Resmiati, Ratu Reni Setia. 2011. Hubungan Antara Pemeriksaan Ultrasonografi

(USG) dan Pemeriksaan Histopatologi Pada Karsinoma Prostat. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Hal 1-8

(42)

Sofyan, Agus Nero, Drs. M. Hum., Dra. Eni Karleni., M.Hum., Dr. Wahya, M.Hum., Drs. Kostaman Judaatmadja., Drs. R. Yudi Permadi, MPd. 2007. Bahasa Indonesia Dalam Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Widyatama : Bandung. Hal 7

Tarigan, henry Guntur.1990. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Angkasa: Bandung. Hal 140-145

Taufiq, Fauziah Putri Amalia. 2011. Hubungan Pengetahuan Tentang Diabetes Melitus dan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD Dr.H. Abdul Muluk Provinsi Lampung. Skripsi. Universitas Lampung : Bandar Lampung. Hal 1-10

Tera, R.I. 2010. Panduan Pintar EYD Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempunakan. Indonesia Tera : Yogyakarta. Hal 28-47

Gambar

Tabel. 1 Data  sampel yang digunakan sebagai objek penelitian
Tabel. 2 Kriteria kemampuan mahasiswa dalam menggunakan ejaan

Referensi

Dokumen terkait

Selain KGS, didapatkan pula data aktivitas siswa. Aktivitas siswa dinilai berdasarkan observasi. Aktivitas siswa yang diamati yaitu 1) kedisiplinan meliputi berada dalam ruang

UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF) JUMLAH SD/MI JUMLAH SD/MI DGN SIKAT GIGI.. KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN

Teori dividen tidak relevan dikemukakan oleh Merton Miller dan Franco Modigliani (MM). Teori ini menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh pada harga

・表現行為におけ「意図」:利用者(の要求=本の貸出)に対応する 【「場」】 図書館 A:(係員に本を出しながら)お願いします。

Selain itu terdapat sekelompok arus yang berada di lapisan dasar (kolom 3 hingga kolom 6) di kedalaman lebih dari 10 meter menunjukkan arah arusnya dominan bergerak ke

Puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga dengan segala kemampuan dan kesungguhan hati, maka

menentukan apakah sampel dari dua atau lebih kelompok berasal dari populasi menentukan apakah sampel dari dua atau lebih kelompok berasal dari populasi dengan mean yang sama

Verso adalah halaman sebelah kiri buku atau naskah yg terbuka, biasanya bernomor halaman genap.. Grid asimetris menggunakan tata letak yang sama pada kedua recto dan verso