ABSTRACT
PERCEPTION OF VILLAGERS TOWARD ONE MAN ONE TREE PROGRAM
(Study on Villager at Karet Kavling Village of Sepatan District Tangerang Regency)
By
SEPTIADI MAULANA YUSUF
Formulation of the problem in this research is: How is the villagers perception on Karet Kavling Village of Sepatan District Tangerang Regency toward One Man One Tree Program? The purpose of this study was to determine the villagers perception in Karet Kavling Village of Sepatan District Tangerang Regency toward One Man One Tree Program.
This study used descriptive research type, by taking a sample of villagers in Karet Kavling Village of Sepatan District Tangerang Regency, amounting to 76 people. The data was collected by questionnaire and documentation. Data than analyzed quantitatively using the formula percentages and intervals.
The results of this study indicate: (1) Villagers in Karet Kavling Village of Sepatan District Tangerang Regency has a poor perception toward OMOT Program. It is based on data from 76 respondents: 12 (15.79%) of respondents have a perception that is not good toward OMOT Program, 49 (64.47%) of respondents had an unfavorable perception toward OMOT Program and only 15 (19,74%) of respondents have a good perception toward OMOT Program. (2) The perception of Villagers in Karet Kavling Village of Sepatan District Tangerang Regency toward OMOT Program was included in the unfavorable category can be caused by lack of knowledge of villagers on issues relating to the program such as socialization in the form of education and the media, the background of program, objectives of program, importance of program, targets and shapes of OMOT Program.
ABSTRAK
PERSEPSI WARGA TERHADAP PROGRAM ONE MAN ONE TREE
(Studi pada Warga Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang)
Oleh
SEPTIADI MAULANA YUSUF
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana persepsi warga Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang terhadap Program One Man One Tree?” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi warga Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang terhadap Program One Man One Tree.
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif, dengan mengambil sampel yaitu warga di Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang yang berjumlah 76 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner dan dokumentasi. Data selanjutnya dianalisis secara kuantitatif menggunakan rumus persentase dan interval.
Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Warga di Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang memiliki persepsi yang kurang baik pada Program OMOT. Hal ini didasarkan pada data dari 76 responden: sebanyak 12 (15,79%) responden memiliki persepsi yang tidak baik terhadap Program OMOT, sebanyak 49 (64,47%) responden memiliki persepsi yang kurang baik terhadap Program OMOT dan hanya sebanyak 15 (19,74%) responden memiliki persepsi yang baik terhadap Program OMOT. (2) Persepsi warga di Kampung Karet Kavling terhadap Program OMOT yang termasuk dalam kategori kurang baik tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan warga terhadap hal-hal yang berkaitan dengan Program OMOT seperti sosialisasi dalam bentuk penyuluhan dan media, latar belakang program, tujuan program, pentingnya program, sasaran dan bentuk Program OMOT.
PERSEPSI WARGA TERHADAP PROGRAM ONE MAN ONE TREE
(Studi pada Warga Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang)
Oleh
SEFTIADI MAULANA YUSUP
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA ILMU KOMUNIKASI
pada
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
PERSEPSI WARGA TERHADAP PROGRAM ONE MAN ONE TREE (Studi pada Warga Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet
Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang)
(Skripsi)
Oleh
SEPTIADI MAULANA YUSUF NPM 0546031051
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR ISI
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi ... 13
B. Tinjauan Tentang Masyarakat dan Warga ... 15
1. Pengertian Masyarakat ... 15
F. Skala Data dan Penentuan Skor ... 34
G. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Usia ... 40
H. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan... 40
V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
A. Identitas Responden ... 42
1. Identitas Responden Menurut Kelompok Umur ... 42
2. Identitas Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 43
3. Identitas Responden Menurut Pekerjaan ... 44
B. Persepsi Terhadap Sosialisasi Program OMOT ... 44
1. Persepsi Terhadap Sosialisasi Program OMOT dalam Bentuk Penyuluhan ... 45
2. Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamflet... 53
3. Persepsi Terhadap Latar Belakang Program OMOT ... 62
4. Persepsi Terhadap Tujuan Program OMOT ... 67
5. Persepsi Terhadap Pentingnya Program OMOT ... 83
6. Persepsi Terhadap Bentuk Kegiatan Program OMOT ... 89
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Peruntukan Tanah Kampung Karet Kavling ... 38
2. Keadaan Penduduk Menurut Agama ... 39
3. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Usia ... 40
4. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan... 41
5. Identitas Responden Menurut Kelompok Umur ... 42
6. Identitas Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 43
7. Identitas Responden Menurut Pekerjaan ... 44
8. Pengetahuan Tentang Adanya Sosialisasi Program OMOT yang Dilakukan Pemerintah Tangerang ... 45
9. Pengetahuan Tentang Sosialisasi Program OMOT yang Dilakukan Pemerintah Tanggerang (Kuisioner Terbuka) ... 46
10. Pengetahuan Tentang Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Masyarakat Dalam Bentuk Penyuluhan ... 47
11. Pemahaman Responden pada Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Masyarakat Dalam Bentuk Penyuluhan (Kuisioner Terbuka) ... 48
12. Pemahaman Responden pada Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Masyarakat Dalam Bentuk Penyuluhan ... 49
13. Pemahaman Responden pada Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Masyarakat Dalam Bentuk Penyuluhan (Kuisioner Terbuka) ... 50
15. Tanggapan responden pada Pelaksanaan Sosialisasi Program OMOT Yang Melalui Pertemuan Langsung dengan Masyarakat Dalam Bentuk
Penyuluhan (Kuisioner Terbuka) ... 52 16. Responden Mengetahui/Membaca/Melihat Sosialisasi Program OMOT
yang Dilakukan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet ... 54 17. Responden Mengetahui/Membaca/Melihat Sosialisasi Program OMOT
yang Dilakukan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet (Kuisioner
Terbuka) ... 54 18. Pemahaman Responden pada Informasi dalam Sosialisasi Program
OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet ... 56 19. Pemahaman Responden pada Informasi dalam Sosialisasi Program
OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet (Kuisioner
Terbuka) ... 56 20. Tanggapan Responden pada Pelaksanaan Sosialisasi Program OMOT
dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet ... 58 21. Tanggapan Responden pada Pelaksanaan Sosialisasi Program OMOT
dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet (Kuisioner Terbuka) .. 58 22. Ketepatan Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media
Spanduk dan Pamplet ... 60 23. Ketepatan Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media
Spanduk dan Pamplet (Kuisioner Terbuka) ... 60 24. Responden Mengetahui Latar Belakang Digalakkannya Program OMOT... 62 25. Responden Mengetahui Latar Belakang Digalakkannya Program OMOT
(Kuisioner Terbuka) ... 62 26. Responden Memahami Latar Belakang Program OMOT ... 64 27. Responden Memahami Latar Belakang Program OMOT (Kuisioner
Terbuka) ... 64 28. Tanggapan Responden tentang Ketepatan Program OMOT Dilaksanakan
dalam Rangka Menyikapi Terjadinya Pemanasan Global
(Kuisioner Terbuka) ... 66 30. Pengetahuan Responden pada Tujuan Digalakkannya Program OMOT ... 67 31. Pengetahuan Responden pada Tujuan Digalakkannya Program OMOT
(Kuisioner Terbuka) ... 68 32. Pemahaman Responden pada Tujuan Program OMOT adalah Untuk
Mengurangi Dampak Pemanasan Global ... 69 33. Pemahaman Responden pada Tujuan Program OMOT adalah Untuk
Mengurangi Dampak Pemanasan Global (Kuisioner Terbuka) ... 70 34. Pemahaman Responden pada Tujuan Program OMOT Untuk
Meningkatkan Absobsi Gas CO2, SO2 dan Polutan Lainnya ... 71 35. Pemahaman Responden pada Tujuan Program OMOT Untuk
Meningkatkan Absobsi Gas CO2, SO2 dan Polutan Lainnya (Kuisioner
Terbuka) ... 72 36. Pemahaman Responden pada Tujuan Program OMOT Untuk Mencegah
Berbagai Bencana... 73 37. Pemahaman Responden pada Tujuan Program OMOT Untuk Mencegah
Berbagai Bencana (Kuisioner Terbuka) ... 74 38. Pemahaman Responden pada Tujuan Program OMOT Untuk
Meningkatkan Upaya Konservasi Sumberdaya Genetik Tanaman Hutan .... 75 39. Pemahaman Responden pada Tujuan Program OMOT Untuk
Meningkatkan Upaya Konservasi Sumberdaya Genetik Tanaman Hutan
(Kuisioner Terbuka) ... 76 40. Pemahaman Responden Memahami Tujuan Program OMOT Untuk
Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Untuk Menanam dan Memelihara
Pohon ... 77 41. Pemahaman Responden Memahami Tujuan Program OMOT Untuk
Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Untuk Menanam dan Memelihara
43. Tanggapan Responden pada Tujuan Program OMOT (Kuisioner
Terbuka) ... 80
44. Tanggapan Responden pada Pencapaian Tujuan Program OMOT... 81
45. Tanggapan Responden pada Pencapaian Tujuan Program OMOT (Kuisioner Terbuka) ... 82
46. Responden Mengetahui Pentingnya Program OMOT ... 83
47. Responden Mengetahui Pentingnya Program OMOT (Kuisioner Terbuka) ... 84
48. Pemahaman Responden pada Pentingnya Program OMOT ... 85
49. Pemahaman Responden pada Pentingnya Program OMOT (Kuisioner Terbuka) ... 86
50. Tanggapan Responden Mengnai Pentingnya Program OMOT Pada Masa Sekarang Ini ... 87
51. Tanggapan Responden Mengnai Pentingnya Program OMOT Pada Masa Sekarang Ini (Kuisioner Terbuka) ... 88
52. Pengetahuan Responden pada Bentuk Kegiatan Program OMOT ... 89
53. Pengetahuan Responden pada Bentuk Kegiatan Program OMOT (Kuisioner Terbuka) ... 90
54. Pemahaman Responden pada Bentuk Kegiatan Setiap Satu Orang Dianjurkan Untuk Menanam Satu Pohon ... 91
55. Pemahaman Responden pada Bentuk Kegiatan Setiap Satu Orang Dianjurkan Untuk Menanam Satu Pohon (Kuisioner Terbuka) ... 91
56. Tanggapan Responden pada Bentuk Kegiatan Program OMOT ... 92
57. Tanggapan Responden pada Bentuk Kegiatan Program OMOT (Kuisioner Terbuka) ... 93
58. Pengetahuan pada Sasaran Program OMOT ... 95
59. Pengetahuan pada Sasaran Program OMOT (Kuisioner Terbuka) ... 95
60. Pemahaman Responden pada Sasaran Program OMOT ... 97
61. Pemahaman Responden pada Sasaran Program OMOT (Kuisioner Terbuka) ... 97
64. Ketepatan Sasaran Program OMOT ... 101
65. Ketepatan Sasaran Program OMOT (Kuisioner Terbuka) ... 101
66. Pelaksanaan Sasaran Program OMOT ... 102
67. Pelaksanaan Sasaran Program OMOT (Kuisioner Terbuka) ... 103
MOTTO
Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum,
sampai mereka merubah keadaan yang ada pada
diri mereka sendiri
(Q.S. Ar Ra’ad : 11)
Berusaha semaksimal mungkin, berfikir secerdas mungkin, dan
menyikapi hasil seikhlas mungkin
Waktu ibarat pedang, barangsiapa yang melewatinya begitu saja,
makan ia akan tergores
Sukses = Usaha + Do’a
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Teguh Budi Rahardjo, M.Si. ...
Penguji Utama : Dr. Abdul Firman Ashaf., M.Si. ...
Sekretaris : Hestin Oktiani, S.Sos., M.Si. ...
2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si. NIP. 19580109 198603 1 002
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
N a m a : Septiadi Maulana Yusuf
NPM : 0546031051
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Alamat Rumah : Jl. Basuki Rahmat Gg. Rajawali Nomor 48 Teluk Betung Bandar Lampung
Nomor HP : 0857 8992 1251
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul: ”Persepsi Warga Terhadap Program One Man One Tree” (Studi pada Warga di Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang), adalah benar hasil karya sendiri, bukan plagiat (milik orang lain) ataupun dibuatkan orang lain.
Apabila di kemudian hari hasil penelitian/skripsi saya, ada pihak-pihak yang merasa keberatan maka saya akan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku dan siap untuk dicabut gelar akademik saya.
Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dalam tekanan pihak-pihak manapun.
Bandar Lampung, November 2012 Saya yang Menyatakan
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada:
Mama saya Andrissa Simanjuntak
yang sangat saya cintai, yang selalu memberikan memberikan kasih
sayang, dukungan, doa serta bimbingan kepadaku
dalam menjalani hidup ini
Mom, you are brighter than a billion stars in the sky…
Ayah Anda S.Pd
Yang telah memberikan spirit dukungan dalam segala hal untuk
menjalani hidup ini
Opung Doli dan Opung Boru yang sangat saya sayangi
Terimakasih untuk semua dukungan, kasih sayang
dan supportnya selama ini
Judul Skripsi : PERSEPSI WARGA TERHADAP PROGRAM ONE
MAN ONE TREE (Studi pada Warga Kampung Karet
Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang)
Nama Mahasiswa : SEFTIADI MAULANA YUSUP
No. Pokok Mahasiswa : 0546031051
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
MENYETUJUI,
1. Komisi Pembimbing
Drs. Teguh Budi Rahardjo, M.Si.
NIP. 19600123 198703 1 004 Hestin Oktiani, S.Sos., M.Si. NIP. 19782810 200112 2 001
2. Ketua Jurusan
Drs. Teguh Budi Rahardjo, M.Si.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tangerang pada tanggal 11 September 1987, merupakan anak
ketiga dari tiga bersaudara, buah hati pasangan Bapak Anda S.Pd dan Ibu Andrisa
Simanjuntak.
Pendidikan formal yang penulis tempuh adalah SD Poris Pelawad V, lulus pada tahun
1999, SMP Negeri 2 Tangerang, lulus pada tahun 2002, SMA Negeri 4 Tangerang,
lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005 penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada
Program Strata Satu (S1) Jurusan Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan
SAN WACANA
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT, karena hanya dengan izin dan
kehendak-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul: Persepsi Warga
Terhadap Program One Man One Tree (Studi pada Warga Kampung Karet Kavling
Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang), sebagai salah satu
persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Jurusan Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Teguh Budi Rahardjo, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, sekaligus selaku
Pembimbing Utama, atas segala bimbingan, masukan dan saran yang sangat
membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
3. Hestin Oktiani, S.Sos., M.Si., selaku Pembimbing Pembantu, atas segala
bimbingan, masukan dan saran yang sangat membantu penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
4. Bapak Dr. Abdul Firman Ashaf., M.Si, selaku Dosen Penguji, atas, saran dan
yang telah diberikan kepada penulis.
6. Bapak dan Mama tercinta dan tersayang yang selalu membimbing, menasehati,
mendo’akanku untuk keberhasilanku
7. Teteh Nurmala dan teteh Grace tercinta yang selalu memberi motivasi dan
nasehat.
8. Pendamping saya Aria Putri W, yang telah memberikan semangat, dukungan, dan
nasehat dengan penuh kesabaran.
9. Seluruh keluarga besar Mama dan Bapak yang ikut mendo’akan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Teman-Teman Jurusan Komunikasi Non Reguler FISIP Unila Angkatan ’05:
Andri Alimudin (Hugeng), Yosef, Riza (Kiyay), Riko (Gembel), Ifan (Celenk),
Regia, Samsu (Suep), Nay (Jawa), Syam (Bimbo), Adit (Janger), Fikri, dan
teman-teman lainnya.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu untuk kebersamaan
dan persahabatan.
Penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa membalas kebaikan mereka dan
semoga skripsi ini bermanfaat untuk kita semua, Amin
Bandar Lampung, November 2012
Penulis
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Banyak kota di dunia dilanda oleh permasalahan lingkungan, paling tidak adalah
semakin memburuknya kualitas udara. Terpapar oleh polusi udara saat ini
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia.
Lingkungan hidup sekarang ini sangat kurang diperhatikan oleh masyarakat,
karena kurangnya kesadaran masyarakat itu maka lingkungan hidup disekitar kita
tidak terawat, dan karena kurang terawatnya lingkungan hidup ini maka banyak
sekali bencana alam yang terjadi karena ulah dari orang-orang yang tidak merawat
lingkungan hidup itu.
Masalah pencemaran udara di kota-kota besar sangat dipengaruhi oleh berbagai
faktor yaitu, topografi, kependudukan, iklim dan cuaca serta tingkat atau angka
perkembangan sosial ekonomi dan industrialisasi. Masalah-masalah ini akan
meningkat keadaanya jika jumlah penduduk perkotaan semakin meningkat
mengakibatkan jumlah penduduk yang terpapar polusi udara juga meningkat.
Polusi udara di beberapa kota besar di Indonesia telah sangat memprihatinkan.
Beberapa hasil penelitian tentang polusi udara dengan segala risikonya telah
berapa ribu warga kota yang meninggal setiap tahunnya karena infeksi saluran
pernapasan, asma, maupun kanker paru akibat polusi udara kota.
Transportasi kendaraan bermotor termasuk salah satu penyebab polusi udara,
berdasarkan observasi nasional dan adanya peningkatan registrasi kendaraan
bermotor akhir-akhir ini, dapat disimpulkan bahwa kendaraan bermotor
merupakan sumber utama dari zat-zat pencemar udara terutama CO, NO dan
NO2, SPM dimayoritas di kota-kota besar di negara industri. Suatu hal yang perlu
diperhatikan pada beberapa negara berkembang adalah cenderung banyaknya
kendaraan bermotor tua dan tak terawat sehingga jelas merupakan suatu faktor
yang menunjukkan kendaraan tersebut adalah sumber zat-zat pencemar.
Berdasarkan data, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber
polusi udara mencapai 60-70 persen. Sedangkan kontribusi gas buang dari
cerobong asap industri hanya berkisar 10-15 persen, sisanya berasal dari sumber
pembakaran lain, misalnya dari rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran
hutan, dan lain-lain (kompas.com). Data Bapedal (Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan) (1992) menyebutkan, knalpot menyumbang 44% debu, 87,56%
hidrokarbon (HC), 97,40% timah hitam (Pb), 73,21% NOx, dan 97,68% CO.
Polutan asap industri SO2 sebesar 63%, partikel dari asap pembakaran sampah
sebesar 41% (http://www.indomedia.com/18.02.2010). Semua komposisi udara
tersebut merupakan salah satu pemicu pemanasan global.
Untuk mencegah pemanasan global, perlu adanya upaya pemerintah untuk
menjaga kestabilan lingkungan agar tetap asri dan sejuk. Salah satu upaya
3
yang dikenal dengan Program One Man One Tree (OMOT). Program ini
sebenarnya lahir dan dilatarbelakangi oleh satu kesadaran akan pentingnya
lingkungan yang sejuk asri demi pembangunan Indonesia yang bersih, sehingga
ancaman yang paling mengancam manusia dewasa ini berupa pemanasan global
(global warming) dapat diminimalisir dampaknya.
Adapun Tujuan OMOT adalah:
1. Mengurangi Dampak Pemanasan Global,
2. Meningkatkan Absobsi gas CO2, SO2 dan polutan lainnya,
3. Mencegah berbagai bencana (banjir, kekeringan dan tanah longsor), 4. Meningkatkan uapaya Konservasi sumberdaya genetik tanaman hutan, 5. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menanam dan memelihara
pohon sebagai bagian dari sikap atau budaya bangsa yang melekat pada kehidupan sehari-hari. (http://www.One Man One Tree.com/18.02.2010).
Program One Man One Tree dicanangkan oleh Presiden RI pada acara
pencanangan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional pada
tanggal 28 November 2008 di Cibinong. Gerakan ini dimaksudkan untuk lebih
meningkatkan kepedulian semua pihak terhadap pentingnya penanaman dan
pemeliharaan pohon yang berkelanjutan dalam mengurangi pemanasan global dan
untuk mencapai pembangunan Indonesia yang bersih (Clean Development
Mechanism). Program ini dilaksanakan agar masyarakat dapat mengetahui dan
mengerti dalam hal menjaga dan melestarikan lingkungan hidup dan mengerti
betapa pentingnya lingkungan hidup bagi kesehatan.
Program One Man One Tree sebagai upaya pelestarian alam dilakukan secara
sadar dan terpadu untuk menghadapi, menghindari, dan menyelesaikan penurunan
kualitas lingkungan dan untuk mengorganisasikan program pelestarian lingkungan
kesatuan sosial mempunyai pemikiran dan tujuan yang sama tentang bagaimana
memelihara atau melestarikan alam.
Upaya merehabilitasi hutan dan lahan kritis sesungguhnya telah lama dilakukan
Kementerian Kehutanan. Upaya yang melibatkan seluruh komponen bangsa ini
pada prinsipnya adalah memperbanyak pohon dan tanaman sehingga
memperbanyak penyerapan unsur-unsur gas berbahaya. Upaya keras Departemen
Kehutanan melakukan penanaman pohon juga dilakukan secara besar-besaran
untuk mempertahankan keutuhan ekosistem hutan. Dalam lingkup nasional, untuk
memenuhi target satu orang menanam satu pohon, bangsa Indonesia harus bekerja
dan berusaha keras membangkitkan dan mengembangkan partisipasi masyarakat
seluas-luasnya. Secara individu, keluarga, kelompok, RT, RW, desa, kelurahan,
kecamatan, wilayah, hingga Pemerintah Daerah harus bersama-sama
berpartisipasi melakukan penanaman pohon.
Program One Man One Tree merupakan program nasional yang dicanangkan oleh
Kementerian Kehutanan dan ditindaklanjuti oleh Pemerintah Tangerang. Hal ini
dasarkan pada kondisi wilayah Tangerang sebagai pusat manufaktur dan industri
di Pulau Jawa dan memiliki lebih dari 1000 pabrik. Banyak
perusahaan-perusahaan internasional yang memiliki pabrik di kota Tangerang. Tangerang
memiliki cuaca yang cenderung panas dan lembab, dengan sedikit hutan atau
bagian geografis lainnya. Kawasan-kawasan tertentu terdiri dari rawa-rawa,
termasuk kawasan di sekitar Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Karena
banyaknya pabrik di Tangerang maka Tangerang merupakan kota yang polusi
5
dari pabrik-pabrik yang ada. Jumlah kendaraan bermotor di sana juga sangat
banyak yang menyebabkan semakin banyak polusi yang ada di Tangerang oleh
asap-asap knalpot yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor.
Pemerintah Tangerang sudah melakukan sosialisasi Program OMOT (One Man
One Tree) pada masyarakat Tangerang, yaitu mengadakan pertemuan secara
langsung dengan masyarakat dalam rangka penyuluhan Program OMOT. Selain
itu sosialisasi dilaksanakan dengan menggunakan media berupa spanduk dan
pamflet yang dipasang di Kampung Karet Kavling RT 07/03, Kelurahan Karet
Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang. Awalnya program ini berjalan dengan
lancar tetapi lama-kelamaan program ini pudar karena adanya kecenderungan
masyarakat kurang menyadari pentingnya masalah lingkungan hidup. Walaupun
program ini telah disosialisasikan secara meluas oleh pemerintah, tetapi kesadaran
masyarakat masih sangat rendah, salah satunya terjadi pada warga Kampung
Karet Kavling Kabupaten Tangerang.
Alasan peneliti memilih lokasi penelitian di Kampung Karet Kavling RT 07/03,
Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang adalah karena adanya
kecenderungan kurangnya kesadaran warga terhadap pelestarian lingkungan dan
lokasi kampung dekat dengan pabrik yang rentan terhadap pencemaran udara,
padahal warga di kampung ini merupakan salah satu sasaran sosialisasi Program
OMOT. Di Kampung Karet Kavling RT 07/03 terdapat 250 jiwa (data RT 2010),
dari jumlah penduduk yang ada warga yang sudah mengetahui Program OMOT
adalah 152 orang dari semua kalangan. Kurangnya kesadaran warga terhadap
terhadap pesan program One Man One Tree yang relatif tidak baik, sehingga
dapat mempengaruhi perilaku warga. Permasalahan inilah yang menjadi penting
untuk dijadikan sebagai landasan penelitian ilmiah.
(Sumber: Prariset pada Kampung Karet Kavling RT 07/03, Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang, 6 April 2010).
Berdasarkan uraian di atas maka penulis akan melakukan penelitian untuk
mengetahui persepsi warga Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan
Sepatan Kabupaten Tangerang terhadap Program One Man One Tree.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka
masalah yang akan diteliti yaitu “Bagaimana persepsi warga Kampung Karet
Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang terhadap
Program One Man One Tree?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui persepsi warga Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan
Sepatan Kabupaten Tangerang terhadap Program One Man One Tree.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terdiri atas manfaat secara teoritis dan secara praktis
7
1. Secara teoritis
Hasil penelitian ini diarapkan memberikan tambahan pengetahuan dan
memperkaya khasanah ilmu komunikasi untuk megetahui persepsi warga
terhadap program pelestarian lingkungan hidup. Selain itu hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan referensi bagi berbagai
pihak yang akan melakukan penelitian dengan kajian mengenai persepsi di
masa-masa yang akan datang.
2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi warga untuk penghijauan
lingkungan sekitar tempat tinggal agar lebih sejuk dan asri, untuk pemerintah
dapat mengurangi polusi udara yang menyebabkan pemanasan global, dapat
mencegah banjir, tanah longsor dan menjaga kesehatan warga serta sebagai
tambahan refrensi untuk penelitian-penelitian yang berhubungan dengan
III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status sekelompok
manusia, suatu objek, set kondisi, sistem pemikiran ataupun kelas peristiwa pada
masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai
berbagai fakta, sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.
(Mohammad Nazir, 1998: 63).
Tipe deskriptif digunakan untuk menggambarkan persepsi warga Kampung Karet
Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang terhadap
Program One Man One Tree
B. Definisi Konsep
Menurut Singarimbun dan Effendi (2002: 121), definisi konsep adalah pemaknaan
dari konsep yang digunakan, sehingga memudahkan peneliti untuk
mengoperasikan konsep tersebut di lapangan. Berdasarkan definisi di atas maka
29
1. Persepsi adalah tanggapan atau penilaian yang diberikan oleh seseorang atau
sekelompok orang terhadap suatu objek tertentu berdasarkan pengamatan atau pengalamannya, baik yang baik, cukup baik atau tidak baik.
2. Program One Man One Tree adalah suatu kegiatan yang dicanangkan oleh
pemerintah berisi anjuran kepada setiap satu orang untuk menanam satu pohon
sebagai upaya meminimalisasi dampak pemanasan global dan menjaga
kestabilan lingkungan hidup agar tetap asri dan sejuk.
3. Persepsi warga terhadap Program One Man One Tree adalah tanggapan atau
penilaian yang diberikan oleh warga terhadap program yang dicanangkan oleh
pemerintah, berupa anjuran kepada setiap satu orang untuk menanam satu
pohon sebagai upaya meminimalisasi dampak pemanasan global dan menjaga
kestabilan lingkungan hidup agar tetap asri dan sejuk.
C. Definisi Operasional
Menurut Singarimbun dan Effendi (2002:123), definisi operasional adalah
petunjuk bagaimana suatu variabel diukur. Berdasarkan pengertian tersebut maka
definisi operasional persepsi warga terhadap Program One Man One Tree diukur
dengan indikator-indikator sebagai berikut:
1. Persepsi terhadap sosialisasi Program OMOT dalam bentuk penyuluhan
Diukur dari pengetahuan, pemahaman dan tanggapan warga terhadap
sosialisasi Program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang melalui
2. Persepsi terhadap sosialisasi Program OMOT dengan menggunakan media
Diukur dari pengetahuan, pemahaman dan tanggapan warga terhadap
sosialisasi Program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang dengan
menggunakan media berupa spanduk dan pamflet yang dipasang di sekitar
tempat tinggal warga
3. Persepsi terhadap latar belakang Program OMOT
Diukur dari pengetahuan, pemahaman dan tanggapan warga terhadap latar
belakang Program OMOT yaitu sebagai reaksi pemerintah atas terjadinya
pemanasan global (global warming).
4. Persepsi terhadap tujuan Program OMOT
Diukur dari pengetahuan, pemahaman dan tanggapan warga terhadap tujuan
Program OMOT yaitu:
a) Mengurangi Dampak Pemanasan Global,
b) Meningkatkan Absobsi gas CO2, SO2 dan polutan lainnya,
c) Mencegah berbagai bencana (banjir, kekeringan dan tanah longsor),
d) Meningkatkan upaya Konservasi sumberdaya genetik tanaman hutan,
e) Meningkatkan kesadaran warga untuk menanam dan memelihara pohon
sebagai bagian dari sikap atau budaya bangsa yang melekat pada
kehidupan sehari-hari.
5. Persepsi terhadap pentingnya Program OMOT
Diukur dari pengetahuan, pemahaman dan tanggapan warga terhadap
pentingnya Program OMOT sebagai upaya nyata dalam bidang pelestarian
31
6. Persepsi terhadap bentuk Program OMOT
Diukur dari pengetahuan, pemahaman dan tanggapan warga terhadap bentuk
Program OMOT yaitu setiap satu orang dianjurkan untuk menamam satu
pohon
7. Persepsi terhadap sasaran Program OMOT
Diukur dari pengetahuan, pemahaman dan tanggapan warga terhadap sasaran
Program OMOT yaitu:
a. Menjadikan setiap bentang lahan menjadi hijau (tertutup vegetasi) baik di
dalam maupun di luar kawasan hutan sehingga memberikan fungsi perlindungan terhadap kelestarian alam
b. Menjadikan alam yang memiliki nilai estetika (keindahan)
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Singarimbun dan Effendi (2002: 56), populasi adalah jumlah
keseluruhan unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga.
Berdasarkan definisi tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Kepala Keluarga di Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan
Kabupaten Tangerang yang berjumlah 310 KK. Pemilihan KK sebagai populasi
penelitian ini didasarkan pertimbangan bahwa KK merupakan individu yang
mewakili sebuah keluarga dan program OMOT cenderung diikuti oleh KK (bukan
anak-anak, remaja, ibu rumah tangga atau manula). KK tersebut terbagi dalam
Tabel 1. Jumlah Kepala Keluarga di Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang
No Kavling Jumlah KK
Sumber: Monografi Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang Tahun 2010
2. Sampel
Menurut Rakhmat (2000: 86), sampel adalah bagian dari populasi yang diambil
dengan menggunakan teknik tertentu dan kemudian akan diteliti. Untuk
menentukan besar digunakan rumus T. Yamane sebagai berikut:
1
Berdasarkan rumus di atas maka besarnya sampel adalah :
n =
Berdasarkan perhitungan di atas maka sampel dalam penelitian ini adalah 75.61
33
Selanjutnya untuk mengambil sampel dari tiap-tiap kavling digunakan teknik
Proportional Random Sampling, dengan rumus sebagai berikut:
Nh = Ni X n N
Keterangan:
Nh : Banyaknya sampel yang dibutuhkan dari setiap kelompok/kavling n : Jumlah sampel yang mewakili populasi
Ni : Banyaknya sub populasi dari setiap kelompok/kavling N : Jumlah populasi (Sugiyono, 2003: 217)
Berdasarkan rumus di atas, maka perhitungan sampel dari setiap kavling dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Jumlah Sampel dari Setiap Kavling
No Kavling Populasi Random Sampling Proporsional Sampel
1 I 74
Jumlah Populasi 310 Jumlah Sampel 76
E. Jenis Data
Jenis data penelitian ini meliputi:
1. Data Primer, adalah data yang diperoleh langsung dari sumber penelitian atau
lokasi penelitian.
2. Data Sekunder, adalah data tambahan yang diperoleh dari berbagai sumber
yang terkait dengan penelitian, seperti buku, dokumen, arsip dan literatur lain.
F. Skala Data dan Penentuan Skor
Skala data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval. Menurut
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (2001: 112), skala interval adalah skala
yang jarak antar datanya bernilai sama. Penentuan skornya adalah:
1. Jawaban A diberi skor 3 (tiga)
2. Jawaban B diberi skor 2 (dua)
3. Jawaban C diberi skor 1 (satu)
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan:
1. Kuisioner. Dilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan atau angket
tertulis dengan menyertakan alternatif jawaban pilihan ganda.
2. Dokumentasi. Dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder dari berbagai
sumber yang terkait dengan penelitian, seperti mencari data dari buku,
35
H. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan:
1. Editing. Adalah memeriksa kembali data yang telah diperoleh, mengenai
kesempurnaan jawaban atau kejelasan penulisan.
2. Koding. Adalah memberi kode-kode tertentu pada jawaban di daftar
pertanyaan untuk memudahkan pengolahan data.
3. Tabulasi. Adalah memasukkan data dalam tabel setelah diklasifikasikan
berdasarkan kategori yang sama.
I. Teknik Analisa Data
Analisia data dalam dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tabel
tunggal yaitu menghitung frekuensi dan membuat persentase jawaban responden
pada pertanyaan kuesioner yang diajukan, dengan menggunakan rumus:
F
P = X 100 %
N
Keterangan:
P = Persentase
Selanjutnya penentuan kategori persepsi warga terhadap program OMOT
dilakukan dengan menggunakan rumus interval sebagai berikut:
I = K
NR
NT
Keterangan
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Identitas Responden
Responden penelitian ini adalah warga di Kampung Karet Kavling Kelurahan
Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang yang berjumlah 76 orang.
Distribusi jawaban mengenai gambaran lebih jelas tentang responden, berikut
akan dideskripsikan identitas responden menurut kelompok umur, pendidikan dan
pekerjaan.
1. Identitas Responden Menurut Kelompok Umur
Distribusi jawaban mengenai identitas responden menurut kelompok umur, dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5. Identitas Responden Menurut Kelompok Umur
No Kelompok Umur Frekuensi Persentase
1 45 tahun atau lebih 11 14.47
2 35 - 44 tahun 36 47.37
3 25 – 34 tahun 29 38.16
Jumlah 76 100,00
Berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak
11 (14,47%) responden berusia 45 tahun atau lebih, sebanyak 36 (47,37%)
responden berusia antara 35-44 tahun, sebanyak 29 (38,165%) responden berusia
antara 25-34. Dengan demikian maka sebagian besar responden berusia antara
35-44 tahun. Data di atas menunjukkan bahwa para kepala keluarga di Kampung
Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang
sebagian besar berusia produktif.
2. Identitas Responden Menurut Tingkat Pendidikan
Distribusi jawaban mengenai identitas responden menurut tingkat pendidikan,
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6. Identitas Responden Menurut Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase
1 Lulusan SD/Sederajat 6 7.89
2 Lulusan SMP/Sederajat 27 35.53
3 Lulusan SMA/Sederajat 39 51.32
4 Lulusan Perguruan Tinggi 4 5.26
Jumlah 76 100,00
Sumber: Pengolahan Data Penelitian Tahun 2011
Berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak
7 (7,89%) responden adalah lulusan SD/Sederajat, sebanyak 27 (35,53%)
responden adalah lulusan SMP/Sederajat, sebanyak 39 (51,32%) responden adalah
lulusan SMA/Sederajat dan sebanyak 4 (5,26%) responden adalah lulusan
Perguruan Tinggi. Dengan demikian maka sebagian besar responden penelitian
44
3. Identitas Responden Menurut Pekerjaan
Distribusi jawaban mengenai identitas responden menurut pekerjaan, dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7. Identitas Responden Menurut Pekerjaan
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1 Buruh 10 13.16
2 Pedagang 21 27.63
3 Wiraswasta 43 56.58
4 PNS 2 2.63
Jumlah 76 100,00
Sumber: Pengolahan Data Penelitian Tahun 2011
Berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak
10 (13,16%) responden bekerja sebagai buruh, sebanyak 21 (27,63%) responden
bekerja sebagai pedagang, sebanyak 43 (56,58%) responden bekerja sebagai
wirasawasta dan 2 (2,63%) responden bekerja sebagai PNS, dengan demikian
maka sebagian besar responden penelitian bekerja sebagai wiraswata atau
menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dalam memenuhi kebutuhan keluarganya.
B. Persepsi Terhadap Sosialisasi Program OMOT
Persepsi warga terhadap Program One Man One Tree adalah tanggapan atau
penilaian yang diberikan oleh warga terhadap program yang dicanangkan oleh
pemerintah, berupa anjuran kepada setiap satu orang untuk menanam satu pohon
sebagai upaya meminimalisasi dampak pemanasan global dan menjaga kestabilan
1. Persepsi Terhadap Sosialisasi Program OMOT dalam Bentuk Penyuluhan
Persepsi warga terhadap sosialisasi Program OMOT dalam bentuk penyuluhan
dalam penelitian ini diiukur dari pengetahuan, pemahaman dan tanggapan warga
terhadap sosialisasi Program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang
melalui pertemuan langsung dengan warga dalam rangka mengadakan
penyuluhan.
a. Pengetahuan Tentang Adanya Sosialisasi Program OMOT yang
Dilakukan Pemerintah Tangerang
Distribusi jawaban mengenai pengetahuan responden tentang adanya
sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang, dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8. Pengetahuan Tentang Adanya Sosialisasi Program OMOT yang Dilakukan Pemerintah Tangerang
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Tahu 51 67.11
Kurang Tahu 25 32.89
Tidak Tahu 0 0.00
Jumlah 76 100,00
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.
Sementara itu data jawaban responden pada kuisioner terbuka mengenai
adanya sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang,
46
Tabel 9. Pengetahuan Tentang Adanya Sosialisasi Program OMOT yang Dilakukan Pemerintah Tangerang (Kuisioner Terbuka)
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1
2
3
4
Pertemuan langsung melalui penyuluhan
Mengetahui melalui media massa
Mengetahui melalui spanduk
Kurang tahu karena tidak mengikuti penyuluhan secara tuntas dan melihat di media massa dan spanduk hanya selintas saja.
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.
Berdasarkan tabel di atas maka diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak
51 (67.11%) responden mengetahui adanya sosialisasi program OMOT,
sebanyak 25 (32.89%) responden kurang mengetahui adanya sosialisasi
program OMOT, tidak ada (0.00%) responden tidak mengetahui adanya
sosialisasi program OMOT. Dengan demikian maka sebagian besar responden
mengetahui adanya sosialisasi program OMOT oleh Pemerintah Tangerang.
Pengetahuan responden mengenai sosialisasi program OMOT oleh Pemerintah
Tangerang tersebut disebabkan karena sebagai program nasional, program
OMOT disosialisasikan secara gencar oleh Pemerintah Tangerang, baik
dengan menggunakan media massa, penyuluhan maupun menggunakan media
spanduk yang dipasang di sekitar pemukiman warga. Adanya sosialisasi yang
gencar tersebut menyebabkan warga tahu, karena sebelumnya mereka
mendengar, melihat atau mengikuti sosialisasi yang diadakan oleh Pemerintah
Data di atas diperkuat oleh jawaban responden pada pertanyaan kuisioner
terbuka yang menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu 36,18% mengetahui
program OMOT melalui sosialiasi yang dilakukan Pemerintah Tangerang
dengan cara mengikuti pertemuan langsung melalui penyuluhan.
b. Pengetahuan Tentang Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan
Langsung dengan Warga dalam Bentuk Penyuluhan
Distribusi jawaban mengenai pengetahuan responden tentang sosialisasi
program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang melalui pertemuan
langsung dengan warga dalam bentuk penyuluhan, dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 10. Pengetahuan Tentang Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Warga dalam Bentuk Penyuluhan
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Tahu 47 61.84
Kurang Tahu 29 38.16
Tidak Tahu 0 0.00
Jumlah 76 100,00
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.
Sementara itu data jawaban responden pada kuisioner terbuka mengenai
sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang melalui
pertemuan langsung dengan warga dalam bentuk penyuluhan, dapat dilihat
48
Tabel 11. Pengetahuan Tentang Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Warga dalam Bentuk Penyuluhan (Kuisioner Terbuka)
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1
2.
3.
4
Tahu karena mengikuti penyuluhan
Tahu karena diberitahu oleh teman yang mengikuti penyuluhan
Kurang tahu karena mengikuti penyuluhan tidak sampai selesai
Kurang tahu karena pada saat penyuluhan banyak peserta yang berbicara satu dengan yang lainnya
35
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.
Berdasarkan tabel di atas maka diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak
47 (61.84%) responden mengetahui sosialisasi program OMOT melalui
pertemuan langsung dengan warga dalam bentuk penyuluhan, sebanyak 29
(38.16%) responden kurang mengetahui sosialisasi program OMOT melalui
pertemuan langsung dengan warga dalam bentuk penyuluhan. Tidak ada
responden (0.00%) yang tidak mengetahui sosialisasi program OMOT melalui
pertemuan langsung dengan warga dalam bentuk penyuluhan. Dengan
demikian maka sebagian besar responden mengetahui sosialisasi program
OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang melalui pertemuan langsung
dengan warga dalam bentuk penyuluhan.
Pengetahuan warga pada sosialisasi program OMOT dalam bentuk pertemuan
langsung berupa penyuluhan tersebut disebabkan karena sebelum kegiatan
menginformasikan akan ada penyuluhan program OMOT kepada warganya,
sehingga warga mengetahui secara jelas pelaksanaan penyuluhan tersebut dan
mereka mengikuti program penyuluhan yang dilaksanakan.
Data di atas diperkuat oleh jawaban responden pada pertanyaan kuisioner
terbuka yang menunjukkan sebagian besar responden yaitu 46.05%
mengetahui program OMOT karena mengikuti pertemuan langsung bentuk
penyuluhan.
c. Pemahaman Responden pada Sosialisasi Program OMOT Melalui
Pertemuan Langsung dengan Warga dalam Bentuk Penyuluhan
Distribusi jawaban mengenai pemahaman responden pada sosialisasi program
OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang melalui pertemuan langsung
dengan warga dalam bentuk penyuluhan, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 12. Pemahaman Responden pada Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Warga dalam Bentuk Penyuluhan
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Paham 38 50.00
Kurang Paham 31 40.79
Tidak Paham 7 9.21
Jumlah 76 100,00
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.
Sementara itu data jawaban responden pada kuisioner terbuka mengenai
sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang melalui
pertemuan langsung dengan warga dalam bentuk penyuluhan, dapat dilihat
50
Tabel 13. Pemahaman Responden pada Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Warga dalam Bentuk Penyuluhan (Kuisioner Terbuka)
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1.
2.
3.
4
Paham karena petugas penyuluh menjelaskan secara terperinci dan mengajukan pertanyaan jika kurang mengerti
Kurang paham karena tidak mengikuti penyuluhan dengan baik
Kurang paham karena suasana penyuluhan ramai dan tidak fokus
Tidak paham karena tidak mengikuti penyuluhan dengan baik
38
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.
Berdasarkan tabel di atas maka diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak
38 (50.00%) responden memahami sosialisasi program OMOT melalui
pertemuan langsung dalam bentuk penyuluhan, sebanyak 31 (40.79%)
responden kurang memahami sosialisasi program OMOT melalui pertemuan
langsung dalam bentuk penyuluhan. Sebanyak 7 (9.21%) responden tidak
memahami sosialisasi program OMOT melalui pertemuan langsung dalam
bentuk penyuluhan. Dengan demikian maka jumlah responden yang mengikuti
dan memahami sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah
Tangerang melalui pertemuan langsung dalam bentuk penyuluhan lebih besar
dibandingkan dengan warga yang kurang paham dan tidak paham.
Pemahaman warga pada sosialisasi program OMOT melalui penyuluhan
tersebut disebabkan karena petugas penyuluh menjelaskan secara terperinci
mengikuti program tersebut mendengarkan pemaparan materi dari petugas
penyuluh dan mengajukan pertanyaan apabila ada hal-hal yang tidak mereka
mengerti. Sementara itu warga yang kurang paham dan tidak paham dapat
disebabkan karena mereka tidak mengikuti penyuluhan dengan baik
Data di atas diperkuat oleh jawaban responden pada pertanyaan kuisioner
terbuka yang menunjukkan sebagian besar responden yaitu 50,00%, yang
menyatakan paham tentang program OMOT karena petugas penyuluh
menjelaskan secara terperinci dan mengajukan pertanyaan jika kurang
mengerti.
d. Tanggapan Responden pada Pelaksanaan Sosialisasi Program OMOT
yang Melalui Pertemuan Langsung dengan Warga dalam Bentuk Penyuluhan
Distribusi jawaban mengenai tanggapan responden pelaksanaan sosialisasi
program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang melalui pertemuan
langsung dengan warga dalam bentuk penyuluhan, dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 14. Tanggapan Responden pada Pelaksanaan Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Warga Dalam Bentuk Penyuluhan
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Baik 49 64.47
Kurang Baik 24 31.58
Tidak Baik 3 3.95
Jumlah 76 100,00
52
Sementara itu data jawaban responden pada kuisioner terbuka mengenai
pelaksanaan sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah
Tangerang melalui pertemuan langsung dengan warga dalam bentuk
penyuluhan, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 15. Tanggapan Responden pada Pelaksanaan Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Warga Dalam Bentuk Penyuluhan (Kuisioner Terbuka)
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1.
2.
3
4
Baik, materi yang disampaikan petugas penyuluh dapat dipahami dengan jelas sehingga warga dapat menangkap pesan yang disampaikan
Baik, materi yang disampaikan petugas penyuluh dapat ditangkap dengan jelas sehingga warga dapat menangkap pesan yang disampaikan
Kurang baik, tidak memahami materi yang disampaikan.
Tidak mengikuti penyuluhan sampai selesai.
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.
Berdasarkan tabel di atas maka diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak
49 (64.47%) responden menyatakan pelaksanaan sosialisasi program OMOT
melalui pertemuan langsung dalam bentuk penyuluhan adalah baik. Sebanyak
49 (64.47%) responden menyatakan pelaksanaan sosialisasi program OMOT
melalui pertemuan langsung dalam bentuk penyuluhan adalah kurang baik.
Sebanyak 3 (3.95%) responden menyatakan pelaksanaan sosialisasi program
OMOT melalui pertemuan langsung dalam bentuk penyuluhan adalah tidak
pelaksanaan sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah
Tangerang melalui pertemuan langsung dalam bentuk penyuluhan adalah baik.
Penyuluhan yang dilaksanakan dengan baik ini mengandung makna bahwa
warga menilai bahwa materi yang disampaikan petugas penyuluh dapat
mereka terima dan pahami dengan baik. Selain itu dalam penyuluhan juga
disediakan waktu untuk para audiens untuk tanya jawab, sehingga
pelaksanakan penyuluhan dapat dikatakan efektif, sebab warga dapat
menerima pesan dengan sebaik-baiknya. Warga yang menyatakan tidak baik
dapat disebabkan karena mereka tidak memahami materi yang disampaikan
atau tidak mengikuti penyuluhan sampai dengan selesai.
Data di atas diperkuat oleh jawaban responden pada pertanyaan kuisioner
terbuka yang menunjukkan sebagian besar responden yaitu 47,37%,
menyatakan bahwa pertemuan langsung dengan warga dalam bentuk
penyuluhan masuk adalah baik, sebab materi yang disampaikan petugas
penyuluh dapat diterima dan dipahami dengan jelas sehingga warga dapat
menangkap pesan yang disampaikan.
2. Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan
Pamflet
Persepsi terhadap sosialisasi Program OMOT dengan menggunakan media dalam
penelitian ini diukur dari pengetahuan, pemahaman dan tanggapan warga terhadap
sosialisasi Program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang dengan
menggunakan media berupa spanduk dan pamflet yang dipasang di sekitar tempat
54
a. Responden Mengetahui/Membaca/Melihat Sosialisasi Program OMOT
yang Dilakukan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet
Distribusi jawaban mengenai bahwa responden tentang/membaca/melihat
sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang dengan
menggunakan media spanduk dan pamplet, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 16. Responden Mengetahui/Membaca/Melihat Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Tahu 48 64.16
Kurang Tahu 28 36.84
Tidak Tahu 0 0.00
Jumlah 76 100,00
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.
Sementara itu data jawaban responden pada kuisioner terbuka mengenai
tentang/membaca/melihat sosialisasi program OMOT yang dilakukan
Pemerintah Tangerang dengan menggunakan media spanduk dan pamplet,
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 17. Responden Mengetahui/Membaca/Melihat Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet (Kuisioner Terbuka)
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1.
2.
3
4
Tahu, spanduk dan pamflet berada ditempat strategis yang sering di lintasi
Tahu, spanduk dan pamflet dipasang di pos ronda
Kurang tahu karena kurang
memperhatikan spanduk dan pamflet yang dipasang secara detail
Kurang tahu karena kurang
memperhatikan spanduk dan pamflet yang dipasang secara detail
38
Berdasarkan tabel di atas maka diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak
39 (51.32%) responden mengetahui/membaca/melihat sosialisasi program
OMOT dengan menggunakan media spanduk dan pamplet. Sebanyak 28
(51.32%) responden kurang mengetahui/membaca/melihat sosialisasi program
OMOT dengan menggunakan media spanduk dan pamplet. Tidak ada (0.00%)
responden yang tidak mengetahui/membaca/melihat sosialisasi program
OMOT dengan menggunakan media spanduk dan pamplet. Dengan demikian
maka sebagian besar responden menyatakan mengetahui/ membaca/melihat
sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang dengan
menggunakan media spanduk dan pamplet.
Pengetahuan mengenai adanya sosialisasi dengan menggunakan media
spanduk dan pamplet tersebut disebabkan oleh pemasangan spanduk dan
pamplet yang ditempatkan pada beberapa lokasi strategis yang sering dilintasi
atau menjadi tempat berkumpulnya warga, seperti gardu, kantor desa, jalan
utama dan di dekat pasar. Lokasi-lokasi inilah yang seringkali dijadikan
tempat oleh warga untuk berkumpul, sehingga mereka dapat melihat dengan
jelas adanya spanduk dan pamplet yang dipasang di sana.
Data di atas diperkuat oleh jawaban responden pada pertanyaan kuisioner
terbuka yang menunjukkan sebagian besar responden yaitu 50,00%,
responden mengetahui program OMOT, dengan /membaca/melihat sosialisasi
dengan menggunakan media spanduk dan pamplet yang berada ditempat
56
b. Pemahaman Responden pada Informasi dalam Sosialisasi Program
OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet
Distribusi jawaban mengenai pemahaman responden pada informasi dalam
sosialisasi program OMOT yang dilakukan pemerintah tangerang dengan
menggunakan media spanduk dan pamplet, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 18. Pemahaman Responden pada Informasi dalam Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Paham 43 56.58
Kurang Paham 27 35.53
Tidak Paham 6 7.89
Jumlah 76 100,00
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.
Sementara itu data jawaban responden pada kuisioner terbuka mengenai
informasi dalam sosialisasi program OMOT yang dilakukan pemerintah
tangerang dengan menggunakan media spanduk dan pamplet, dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 19. Pemahaman Responden pada Informasi dalam Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet (Kuisioner Terbuka)
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1.
2.
3.
4
Paham, bahasa dalam spanduk dan pamflet mudah di pahami
Paham, bahasa dalam spanduk dan pamflet mudah dibaca
Kurang paham, tidak memahami maksud yang digunakan dalam spanduk dan pamflet (dapat membaca tapi tidak lancar)
Tidak paham, tidak dapat membaca dan kurang peduli
Berdasarkan tabel di atas maka diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak
43 (56.58%) responden memahami informasi dalam sosialisasi program
OMOT dengan media spanduk dan pamplet. Sebanyak 27 (35.53%) responden
kurang memahami informasi dalam sosialisasi program OMOT dengan media
spanduk dan pamplet. Sebanyak 6 (7.89%) responden tidak memahami
informasi dalam sosialisasi program OMOT dengan media spanduk dan
pamplet. Dengan demikian maka responden yang memahami informasi dalam
sosialisasi program OMOT dengan media spanduk dan pamplet lebih banyak
dibandingkan dengan yang tidak memahami dan kurang memahami.
Pemahaman responden mengenai adanya informasi dalam sosialisasi program
OMOT dengan menggunakan media spanduk dan pamplet tersebut disebabkan
oleh bahasa yang digunakan dalam media tersebut adalah bahasa yang mudah
dipahami oleh warga Kampung Karet Kavling, artinya warga dapat membaca
dan memahami pesan yang disampaikan karena bahasa yang sesuai dengan
tingkat pemahaman mereka. Warga yang kurang dan tidak memahami dapat
disebabkan karena tingkat pendidikan mereka yang rendah atau karena bahasa
yang digunakan tidak dapat mereka pahami dengan baik sehingga mereka
menyatakan kurang paham atau tidak paham.
Data di atas diperkuat oleh jawaban responden pada pertanyaan kuisioner
terbuka yang menunjukkan sebagian besar responden yaitu 44,74%,
menyatakan bahwa memahami informasi dalam sosialisasi program OMOT,
58
c. Tanggapan Responden pada Pelaksanaan Sosialisasi Program OMOT
dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet
Distribusi jawaban mengenai tanggapan responden tentang pelaksanaan
sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang dengan
menggunakan media spanduk dan pamplet, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 20. Tanggapan Responden pada Pelaksanaan Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Baik 44 57.89
Kurang Baik 23 30.26
Tidak Baik 9 11.84
Jumlah 76 100,00
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.
Sementara itu data jawaban responden pada kuisioner terbuka mengenai
pelaksanaan sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah
Tangerang dengan menggunakan media spanduk dan pamplet, dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 21. Tanggapan Responden pada Pelaksanaan Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet (Kuisioner Terbuka)
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1.
2.
3.
4
Baik, tempat pemasangan spanduk dan pamflet strategis
Kurang baik, tidak memperhatikan detil walaupun lokasi pemasangan strategis
Tidak baik dan tidak peduli dengan isi spanduk
Tidak baik dan melihat spanduk dan hanya sekilas
Berdasarkan tabel di atas maka diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak
44 (57.89%) responden menyatakan pelaksanaan sosialisasi program OMOT
dengan media spanduk dan pamplet adalah baik. Sebanyak 23 (30.26%)
responden menyatakan pelaksanaan sosialisasi program OMOT dengan media
spanduk dan pamplet adalah kurang baik dan sebanyak 9 (11.84%) responden
menyatakan pelaksanaan sosialisasi program OMOT dengan media spanduk
dan pamplet adalah tidak baik. Dengan demikian maka jumlah responden yang
menyatakan pelaksanaan sosialisasi program OMOT oleh Pemerintah
Tangerang dengan media spanduk dan pamplet adalah baik, lebih banyak
dibandingkan dengan yang menyatakan kurang baik atau tidak baik.
Pelaksanaan sosialisasi dengan menggunakan media spanduk dan pamplet
yang baik tersebut disebabkan karena pemasangan media yang cukup
strategis, sehingga mudah dilihat dan dibaca oleh warga. Beberapa tempat
strategis yang dijadikan lokasi pemasangan spanduk dan pamplet, di antaranya
adalah gardu/pos ronda, jalan utama kampung, pasar dan di sekitar kantor
kepala kampung. Pemasangan media spanduk dan pamplet yang tepat tersebut
menyebabkan warga menilai bahwa sosialisasi dilaksanakan dengan baik atau
tepat.
Data di atas diperkuat oleh jawaban responden pada pertanyaan kuisioner
terbuka yang menunjukkan sebagian besar responden yaitu 57,89%,
menanggapi bahwa pelaksanaan sosialisasi program OMOT dengan
60
d. Ketepatan Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media
Spanduk dan Pamplet
Distribusi jawaban mengenai tanggapan responden mengenai ketepatan
sosialisasi program OMOT dengan menggunakan media spanduk dan
pamplet, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 22. Ketepatan Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Tepat 39 51.32
Kurang Tepat 33 43.42
Tidak Tepat 4 5.26
Jumlah 76 100,00
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.
Sementara itu data jawaban responden pada kuisioner terbuka mengenai
ketepatan sosialisasi program OMOT dengan menggunakan media spanduk
dan pamplet, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 23. Ketepatan Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet (Kuisioner Terbuka)
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1.
2.
3.
4
Tepat, pesan yang disampaikan dapat dilihat warga secara berulang-ulang
Kurang tepat, warga hanya melihat selintas saja
Kurang tepat,karena tidak semua warga dapat menangkap pesan yang
disampaikan
Tidak tepat, tidak memahami tulisan dalam spanduk karena tidak dapat membaca sehingga mereka tidak peduli
39
Berdasarkan tabel di atas maka diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak
39 (51.32%) responden menyatakan sosialisasi program OMOT dengan media
spanduk dan pamplet adalah tepat, 33 (43.42%) responden menyatakan
sosialisasi program OMOT dengan media spanduk dan pamplet adalah kurang
tepat dan 4 (5.26%) responden menyatakan sosialisasi program OMOT
dengan media spanduk dan pamplet adalah tidak tepat. Dengan demikian
maka jumlah responden yang menyatakan bahwa sosialisasi program OMOT
denngan media spanduk dan pamplet adalah tepat, lebih banyak dibandingkan
dengan responden yang menyatakan kurang tepat atau tidak tepat.
Ketepatan sosialisasi program OMOT menggunakan media spanduk dan
pamplet tersebut selain disebabkan oleh adanya lokasi pemasangan yang
strategis, juga disebabkan karena sifatnya yang tertulis/tercetak sehingga
pesan yang disampaikan dapat dilihat oleh warga secara berulang-ulang ketika
melintasi atau berada pada tempat pemasangan spanduk dan pamplet yang
berisi informasi mengenai program OMOT tersebut.
Data di atas diperkuat oleh jawaban responden pada pertanyaan kuisioner
terbuka yang menunjukkan sebagian besar responden yaitu 51,32%, yang
menyatakn bahwa sosialisasi program OMOT dengan menggunakan media
spanduk dan pamplet adalah tepat, karena pesan yang disampaikan dapat
62
3. Persepsi Terhadap Latar Belakang Program OMOT
a. Responden Mengetahui Latar Belakang Digalakkannya Program OMOT
Distribusi jawaban mengenai pengetahuan responden tentang latar belakang
digalakkannya program OMOT, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 24. Responden Mengetahui Latar Belakang Digalakkannya Program OMOT
Jawaban Responden Frekuensi Persentase
Tahu 55 72.37
Kurang Tahu 18 23.68
Tidak Tahu 3 3.95
Jumlah 76 100,00
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.
Sementara itu data jawaban responden pada kuisioner terbuka mengenai latar
belakang digalakkannya program OMOT, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 25. Responden Mengetahui Latar Belakang Digalakkannya Program OMOT (Kuisioner Terbuka)
No Jawaban Responden Frekuensi Persentase
1.
2.
3.
4.
Tahu, sebagai bentuk keseriusan
pemerintah pemerintah dalam mengatasi pemanasan global
Tahu, bentuk keseriusan pemerintah dalam mengatasi kerusakan alam
Kurang tahu, belum mengetahui.
Tidak tahu, tidak peduli dengan program OMOT