• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI WARGA TERHADAP PROGRAM ONE MAN ONE TREE (Studi pada Warga Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI WARGA TERHADAP PROGRAM ONE MAN ONE TREE (Studi pada Warga Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang)"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

PERCEPTION OF VILLAGERS TOWARD ONE MAN ONE TREE PROGRAM

(Study on Villager at Karet Kavling Village of Sepatan District Tangerang Regency)

By

SEPTIADI MAULANA YUSUF

(2)

Formulation of the problem in this research is: How is the villagers perception on Karet Kavling Village of Sepatan District Tangerang Regency toward One Man One Tree Program? The purpose of this study was to determine the villagers perception in Karet Kavling Village of Sepatan District Tangerang Regency toward One Man One Tree Program.

This study used descriptive research type, by taking a sample of villagers in Karet Kavling Village of Sepatan District Tangerang Regency, amounting to 76 people. The data was collected by questionnaire and documentation. Data than analyzed quantitatively using the formula percentages and intervals.

The results of this study indicate: (1) Villagers in Karet Kavling Village of Sepatan District Tangerang Regency has a poor perception toward OMOT Program. It is based on data from 76 respondents: 12 (15.79%) of respondents have a perception that is not good toward OMOT Program, 49 (64.47%) of respondents had an unfavorable perception toward OMOT Program and only 15 (19,74%) of respondents have a good perception toward OMOT Program. (2) The perception of Villagers in Karet Kavling Village of Sepatan District Tangerang Regency toward OMOT Program was included in the unfavorable category can be caused by lack of knowledge of villagers on issues relating to the program such as socialization in the form of education and the media, the background of program, objectives of program, importance of program, targets and shapes of OMOT Program.

(3)

ABSTRAK

PERSEPSI WARGA TERHADAP PROGRAM ONE MAN ONE TREE

(Studi pada Warga Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang)

Oleh

SEPTIADI MAULANA YUSUF

(4)

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana persepsi warga Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang terhadap Program One Man One Tree?” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi warga Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang terhadap Program One Man One Tree.

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif, dengan mengambil sampel yaitu warga di Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang yang berjumlah 76 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner dan dokumentasi. Data selanjutnya dianalisis secara kuantitatif menggunakan rumus persentase dan interval.

Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Warga di Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang memiliki persepsi yang kurang baik pada Program OMOT. Hal ini didasarkan pada data dari 76 responden: sebanyak 12 (15,79%) responden memiliki persepsi yang tidak baik terhadap Program OMOT, sebanyak 49 (64,47%) responden memiliki persepsi yang kurang baik terhadap Program OMOT dan hanya sebanyak 15 (19,74%) responden memiliki persepsi yang baik terhadap Program OMOT. (2) Persepsi warga di Kampung Karet Kavling terhadap Program OMOT yang termasuk dalam kategori kurang baik tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan warga terhadap hal-hal yang berkaitan dengan Program OMOT seperti sosialisasi dalam bentuk penyuluhan dan media, latar belakang program, tujuan program, pentingnya program, sasaran dan bentuk Program OMOT.

(5)

PERSEPSI WARGA TERHADAP PROGRAM ONE MAN ONE TREE

(Studi pada Warga Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang)

Oleh

SEFTIADI MAULANA YUSUP

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA ILMU KOMUNIKASI

pada

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(6)

PERSEPSI WARGA TERHADAP PROGRAM ONE MAN ONE TREE (Studi pada Warga Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet

Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang)

(Skripsi)

Oleh

SEPTIADI MAULANA YUSUF NPM 0546031051

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(7)

DAFTAR ISI

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi ... 13

B. Tinjauan Tentang Masyarakat dan Warga ... 15

1. Pengertian Masyarakat ... 15

(8)

F. Skala Data dan Penentuan Skor ... 34

G. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Usia ... 40

H. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan... 40

V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Identitas Responden ... 42

1. Identitas Responden Menurut Kelompok Umur ... 42

2. Identitas Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 43

3. Identitas Responden Menurut Pekerjaan ... 44

B. Persepsi Terhadap Sosialisasi Program OMOT ... 44

1. Persepsi Terhadap Sosialisasi Program OMOT dalam Bentuk Penyuluhan ... 45

2. Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamflet... 53

3. Persepsi Terhadap Latar Belakang Program OMOT ... 62

4. Persepsi Terhadap Tujuan Program OMOT ... 67

5. Persepsi Terhadap Pentingnya Program OMOT ... 83

6. Persepsi Terhadap Bentuk Kegiatan Program OMOT ... 89

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Peruntukan Tanah Kampung Karet Kavling ... 38

2. Keadaan Penduduk Menurut Agama ... 39

3. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Usia ... 40

4. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan... 41

5. Identitas Responden Menurut Kelompok Umur ... 42

6. Identitas Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 43

7. Identitas Responden Menurut Pekerjaan ... 44

8. Pengetahuan Tentang Adanya Sosialisasi Program OMOT yang Dilakukan Pemerintah Tangerang ... 45

9. Pengetahuan Tentang Sosialisasi Program OMOT yang Dilakukan Pemerintah Tanggerang (Kuisioner Terbuka) ... 46

10. Pengetahuan Tentang Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Masyarakat Dalam Bentuk Penyuluhan ... 47

11. Pemahaman Responden pada Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Masyarakat Dalam Bentuk Penyuluhan (Kuisioner Terbuka) ... 48

12. Pemahaman Responden pada Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Masyarakat Dalam Bentuk Penyuluhan ... 49

13. Pemahaman Responden pada Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Masyarakat Dalam Bentuk Penyuluhan (Kuisioner Terbuka) ... 50

(10)

15. Tanggapan responden pada Pelaksanaan Sosialisasi Program OMOT Yang Melalui Pertemuan Langsung dengan Masyarakat Dalam Bentuk

Penyuluhan (Kuisioner Terbuka) ... 52 16. Responden Mengetahui/Membaca/Melihat Sosialisasi Program OMOT

yang Dilakukan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet ... 54 17. Responden Mengetahui/Membaca/Melihat Sosialisasi Program OMOT

yang Dilakukan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet (Kuisioner

Terbuka) ... 54 18. Pemahaman Responden pada Informasi dalam Sosialisasi Program

OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet ... 56 19. Pemahaman Responden pada Informasi dalam Sosialisasi Program

OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet (Kuisioner

Terbuka) ... 56 20. Tanggapan Responden pada Pelaksanaan Sosialisasi Program OMOT

dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet ... 58 21. Tanggapan Responden pada Pelaksanaan Sosialisasi Program OMOT

dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet (Kuisioner Terbuka) .. 58 22. Ketepatan Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media

Spanduk dan Pamplet ... 60 23. Ketepatan Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media

Spanduk dan Pamplet (Kuisioner Terbuka) ... 60 24. Responden Mengetahui Latar Belakang Digalakkannya Program OMOT... 62 25. Responden Mengetahui Latar Belakang Digalakkannya Program OMOT

(Kuisioner Terbuka) ... 62 26. Responden Memahami Latar Belakang Program OMOT ... 64 27. Responden Memahami Latar Belakang Program OMOT (Kuisioner

Terbuka) ... 64 28. Tanggapan Responden tentang Ketepatan Program OMOT Dilaksanakan

dalam Rangka Menyikapi Terjadinya Pemanasan Global

(11)

(Kuisioner Terbuka) ... 66 30. Pengetahuan Responden pada Tujuan Digalakkannya Program OMOT ... 67 31. Pengetahuan Responden pada Tujuan Digalakkannya Program OMOT

(Kuisioner Terbuka) ... 68 32. Pemahaman Responden pada Tujuan Program OMOT adalah Untuk

Mengurangi Dampak Pemanasan Global ... 69 33. Pemahaman Responden pada Tujuan Program OMOT adalah Untuk

Mengurangi Dampak Pemanasan Global (Kuisioner Terbuka) ... 70 34. Pemahaman Responden pada Tujuan Program OMOT Untuk

Meningkatkan Absobsi Gas CO2, SO2 dan Polutan Lainnya ... 71 35. Pemahaman Responden pada Tujuan Program OMOT Untuk

Meningkatkan Absobsi Gas CO2, SO2 dan Polutan Lainnya (Kuisioner

Terbuka) ... 72 36. Pemahaman Responden pada Tujuan Program OMOT Untuk Mencegah

Berbagai Bencana... 73 37. Pemahaman Responden pada Tujuan Program OMOT Untuk Mencegah

Berbagai Bencana (Kuisioner Terbuka) ... 74 38. Pemahaman Responden pada Tujuan Program OMOT Untuk

Meningkatkan Upaya Konservasi Sumberdaya Genetik Tanaman Hutan .... 75 39. Pemahaman Responden pada Tujuan Program OMOT Untuk

Meningkatkan Upaya Konservasi Sumberdaya Genetik Tanaman Hutan

(Kuisioner Terbuka) ... 76 40. Pemahaman Responden Memahami Tujuan Program OMOT Untuk

Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Untuk Menanam dan Memelihara

Pohon ... 77 41. Pemahaman Responden Memahami Tujuan Program OMOT Untuk

Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Untuk Menanam dan Memelihara

(12)

43. Tanggapan Responden pada Tujuan Program OMOT (Kuisioner

Terbuka) ... 80

44. Tanggapan Responden pada Pencapaian Tujuan Program OMOT... 81

45. Tanggapan Responden pada Pencapaian Tujuan Program OMOT (Kuisioner Terbuka) ... 82

46. Responden Mengetahui Pentingnya Program OMOT ... 83

47. Responden Mengetahui Pentingnya Program OMOT (Kuisioner Terbuka) ... 84

48. Pemahaman Responden pada Pentingnya Program OMOT ... 85

49. Pemahaman Responden pada Pentingnya Program OMOT (Kuisioner Terbuka) ... 86

50. Tanggapan Responden Mengnai Pentingnya Program OMOT Pada Masa Sekarang Ini ... 87

51. Tanggapan Responden Mengnai Pentingnya Program OMOT Pada Masa Sekarang Ini (Kuisioner Terbuka) ... 88

52. Pengetahuan Responden pada Bentuk Kegiatan Program OMOT ... 89

53. Pengetahuan Responden pada Bentuk Kegiatan Program OMOT (Kuisioner Terbuka) ... 90

54. Pemahaman Responden pada Bentuk Kegiatan Setiap Satu Orang Dianjurkan Untuk Menanam Satu Pohon ... 91

55. Pemahaman Responden pada Bentuk Kegiatan Setiap Satu Orang Dianjurkan Untuk Menanam Satu Pohon (Kuisioner Terbuka) ... 91

56. Tanggapan Responden pada Bentuk Kegiatan Program OMOT ... 92

57. Tanggapan Responden pada Bentuk Kegiatan Program OMOT (Kuisioner Terbuka) ... 93

58. Pengetahuan pada Sasaran Program OMOT ... 95

59. Pengetahuan pada Sasaran Program OMOT (Kuisioner Terbuka) ... 95

60. Pemahaman Responden pada Sasaran Program OMOT ... 97

61. Pemahaman Responden pada Sasaran Program OMOT (Kuisioner Terbuka) ... 97

(13)

64. Ketepatan Sasaran Program OMOT ... 101

65. Ketepatan Sasaran Program OMOT (Kuisioner Terbuka) ... 101

66. Pelaksanaan Sasaran Program OMOT ... 102

67. Pelaksanaan Sasaran Program OMOT (Kuisioner Terbuka) ... 103

(14)

MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum,

sampai mereka merubah keadaan yang ada pada

diri mereka sendiri

(Q.S. Ar Ra’ad : 11)

Berusaha semaksimal mungkin, berfikir secerdas mungkin, dan

menyikapi hasil seikhlas mungkin

Waktu ibarat pedang, barangsiapa yang melewatinya begitu saja,

makan ia akan tergores

Sukses = Usaha + Do’a

(15)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Teguh Budi Rahardjo, M.Si. ...

Penguji Utama : Dr. Abdul Firman Ashaf., M.Si. ...

Sekretaris : Hestin Oktiani, S.Sos., M.Si. ...

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si. NIP. 19580109 198603 1 002

(16)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

N a m a : Septiadi Maulana Yusuf

NPM : 0546031051

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Alamat Rumah : Jl. Basuki Rahmat Gg. Rajawali Nomor 48 Teluk Betung Bandar Lampung

Nomor HP : 0857 8992 1251

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul: ”Persepsi Warga Terhadap Program One Man One Tree” (Studi pada Warga di Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang), adalah benar hasil karya sendiri, bukan plagiat (milik orang lain) ataupun dibuatkan orang lain.

Apabila di kemudian hari hasil penelitian/skripsi saya, ada pihak-pihak yang merasa keberatan maka saya akan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku dan siap untuk dicabut gelar akademik saya.

Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dalam tekanan pihak-pihak manapun.

Bandar Lampung, November 2012 Saya yang Menyatakan

(17)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada:

Mama saya Andrissa Simanjuntak

yang sangat saya cintai, yang selalu memberikan memberikan kasih

sayang, dukungan, doa serta bimbingan kepadaku

dalam menjalani hidup ini

Mom, you are brighter than a billion stars in the sky…

Ayah Anda S.Pd

Yang telah memberikan spirit dukungan dalam segala hal untuk

menjalani hidup ini

Opung Doli dan Opung Boru yang sangat saya sayangi

Terimakasih untuk semua dukungan, kasih sayang

dan supportnya selama ini

(18)

Judul Skripsi : PERSEPSI WARGA TERHADAP PROGRAM ONE

MAN ONE TREE (Studi pada Warga Kampung Karet

Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang)

Nama Mahasiswa : SEFTIADI MAULANA YUSUP

No. Pokok Mahasiswa : 0546031051

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

MENYETUJUI,

1. Komisi Pembimbing

Drs. Teguh Budi Rahardjo, M.Si.

NIP. 19600123 198703 1 004 Hestin Oktiani, S.Sos., M.Si. NIP. 19782810 200112 2 001

2. Ketua Jurusan

Drs. Teguh Budi Rahardjo, M.Si.

(19)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tangerang pada tanggal 11 September 1987, merupakan anak

ketiga dari tiga bersaudara, buah hati pasangan Bapak Anda S.Pd dan Ibu Andrisa

Simanjuntak.

Pendidikan formal yang penulis tempuh adalah SD Poris Pelawad V, lulus pada tahun

1999, SMP Negeri 2 Tangerang, lulus pada tahun 2002, SMA Negeri 4 Tangerang,

lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005 penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada

Program Strata Satu (S1) Jurusan Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan

(20)

SAN WACANA

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT, karena hanya dengan izin dan

kehendak-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul: Persepsi Warga

Terhadap Program One Man One Tree (Studi pada Warga Kampung Karet Kavling

Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang), sebagai salah satu

persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Jurusan Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Teguh Budi Rahardjo, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, sekaligus selaku

Pembimbing Utama, atas segala bimbingan, masukan dan saran yang sangat

membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

3. Hestin Oktiani, S.Sos., M.Si., selaku Pembimbing Pembantu, atas segala

bimbingan, masukan dan saran yang sangat membantu penulis dalam penyusunan

skripsi ini.

4. Bapak Dr. Abdul Firman Ashaf., M.Si, selaku Dosen Penguji, atas, saran dan

(21)

yang telah diberikan kepada penulis.

6. Bapak dan Mama tercinta dan tersayang yang selalu membimbing, menasehati,

mendo’akanku untuk keberhasilanku

7. Teteh Nurmala dan teteh Grace tercinta yang selalu memberi motivasi dan

nasehat.

8. Pendamping saya Aria Putri W, yang telah memberikan semangat, dukungan, dan

nasehat dengan penuh kesabaran.

9. Seluruh keluarga besar Mama dan Bapak yang ikut mendo’akan penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-Teman Jurusan Komunikasi Non Reguler FISIP Unila Angkatan ’05:

Andri Alimudin (Hugeng), Yosef, Riza (Kiyay), Riko (Gembel), Ifan (Celenk),

Regia, Samsu (Suep), Nay (Jawa), Syam (Bimbo), Adit (Janger), Fikri, dan

teman-teman lainnya.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu untuk kebersamaan

dan persahabatan.

Penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa membalas kebaikan mereka dan

semoga skripsi ini bermanfaat untuk kita semua, Amin

Bandar Lampung, November 2012

Penulis

(22)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Banyak kota di dunia dilanda oleh permasalahan lingkungan, paling tidak adalah

semakin memburuknya kualitas udara. Terpapar oleh polusi udara saat ini

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia.

Lingkungan hidup sekarang ini sangat kurang diperhatikan oleh masyarakat,

karena kurangnya kesadaran masyarakat itu maka lingkungan hidup disekitar kita

tidak terawat, dan karena kurang terawatnya lingkungan hidup ini maka banyak

sekali bencana alam yang terjadi karena ulah dari orang-orang yang tidak merawat

lingkungan hidup itu.

Masalah pencemaran udara di kota-kota besar sangat dipengaruhi oleh berbagai

faktor yaitu, topografi, kependudukan, iklim dan cuaca serta tingkat atau angka

perkembangan sosial ekonomi dan industrialisasi. Masalah-masalah ini akan

meningkat keadaanya jika jumlah penduduk perkotaan semakin meningkat

mengakibatkan jumlah penduduk yang terpapar polusi udara juga meningkat.

Polusi udara di beberapa kota besar di Indonesia telah sangat memprihatinkan.

Beberapa hasil penelitian tentang polusi udara dengan segala risikonya telah

(23)

berapa ribu warga kota yang meninggal setiap tahunnya karena infeksi saluran

pernapasan, asma, maupun kanker paru akibat polusi udara kota.

Transportasi kendaraan bermotor termasuk salah satu penyebab polusi udara,

berdasarkan observasi nasional dan adanya peningkatan registrasi kendaraan

bermotor akhir-akhir ini, dapat disimpulkan bahwa kendaraan bermotor

merupakan sumber utama dari zat-zat pencemar udara terutama CO, NO dan

NO2, SPM dimayoritas di kota-kota besar di negara industri. Suatu hal yang perlu

diperhatikan pada beberapa negara berkembang adalah cenderung banyaknya

kendaraan bermotor tua dan tak terawat sehingga jelas merupakan suatu faktor

yang menunjukkan kendaraan tersebut adalah sumber zat-zat pencemar.

Berdasarkan data, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber

polusi udara mencapai 60-70 persen. Sedangkan kontribusi gas buang dari

cerobong asap industri hanya berkisar 10-15 persen, sisanya berasal dari sumber

pembakaran lain, misalnya dari rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran

hutan, dan lain-lain (kompas.com). Data Bapedal (Badan Pengendalian Dampak

Lingkungan) (1992) menyebutkan, knalpot menyumbang 44% debu, 87,56%

hidrokarbon (HC), 97,40% timah hitam (Pb), 73,21% NOx, dan 97,68% CO.

Polutan asap industri SO2 sebesar 63%, partikel dari asap pembakaran sampah

sebesar 41% (http://www.indomedia.com/18.02.2010). Semua komposisi udara

tersebut merupakan salah satu pemicu pemanasan global.

Untuk mencegah pemanasan global, perlu adanya upaya pemerintah untuk

menjaga kestabilan lingkungan agar tetap asri dan sejuk. Salah satu upaya

(24)

3

yang dikenal dengan Program One Man One Tree (OMOT). Program ini

sebenarnya lahir dan dilatarbelakangi oleh satu kesadaran akan pentingnya

lingkungan yang sejuk asri demi pembangunan Indonesia yang bersih, sehingga

ancaman yang paling mengancam manusia dewasa ini berupa pemanasan global

(global warming) dapat diminimalisir dampaknya.

Adapun Tujuan OMOT adalah:

1. Mengurangi Dampak Pemanasan Global,

2. Meningkatkan Absobsi gas CO2, SO2 dan polutan lainnya,

3. Mencegah berbagai bencana (banjir, kekeringan dan tanah longsor), 4. Meningkatkan uapaya Konservasi sumberdaya genetik tanaman hutan, 5. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menanam dan memelihara

pohon sebagai bagian dari sikap atau budaya bangsa yang melekat pada kehidupan sehari-hari. (http://www.One Man One Tree.com/18.02.2010).

Program One Man One Tree dicanangkan oleh Presiden RI pada acara

pencanangan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional pada

tanggal 28 November 2008 di Cibinong. Gerakan ini dimaksudkan untuk lebih

meningkatkan kepedulian semua pihak terhadap pentingnya penanaman dan

pemeliharaan pohon yang berkelanjutan dalam mengurangi pemanasan global dan

untuk mencapai pembangunan Indonesia yang bersih (Clean Development

Mechanism). Program ini dilaksanakan agar masyarakat dapat mengetahui dan

mengerti dalam hal menjaga dan melestarikan lingkungan hidup dan mengerti

betapa pentingnya lingkungan hidup bagi kesehatan.

Program One Man One Tree sebagai upaya pelestarian alam dilakukan secara

sadar dan terpadu untuk menghadapi, menghindari, dan menyelesaikan penurunan

kualitas lingkungan dan untuk mengorganisasikan program pelestarian lingkungan

(25)

kesatuan sosial mempunyai pemikiran dan tujuan yang sama tentang bagaimana

memelihara atau melestarikan alam.

Upaya merehabilitasi hutan dan lahan kritis sesungguhnya telah lama dilakukan

Kementerian Kehutanan. Upaya yang melibatkan seluruh komponen bangsa ini

pada prinsipnya adalah memperbanyak pohon dan tanaman sehingga

memperbanyak penyerapan unsur-unsur gas berbahaya. Upaya keras Departemen

Kehutanan melakukan penanaman pohon juga dilakukan secara besar-besaran

untuk mempertahankan keutuhan ekosistem hutan. Dalam lingkup nasional, untuk

memenuhi target satu orang menanam satu pohon, bangsa Indonesia harus bekerja

dan berusaha keras membangkitkan dan mengembangkan partisipasi masyarakat

seluas-luasnya. Secara individu, keluarga, kelompok, RT, RW, desa, kelurahan,

kecamatan, wilayah, hingga Pemerintah Daerah harus bersama-sama

berpartisipasi melakukan penanaman pohon.

Program One Man One Tree merupakan program nasional yang dicanangkan oleh

Kementerian Kehutanan dan ditindaklanjuti oleh Pemerintah Tangerang. Hal ini

dasarkan pada kondisi wilayah Tangerang sebagai pusat manufaktur dan industri

di Pulau Jawa dan memiliki lebih dari 1000 pabrik. Banyak

perusahaan-perusahaan internasional yang memiliki pabrik di kota Tangerang. Tangerang

memiliki cuaca yang cenderung panas dan lembab, dengan sedikit hutan atau

bagian geografis lainnya. Kawasan-kawasan tertentu terdiri dari rawa-rawa,

termasuk kawasan di sekitar Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Karena

banyaknya pabrik di Tangerang maka Tangerang merupakan kota yang polusi

(26)

5

dari pabrik-pabrik yang ada. Jumlah kendaraan bermotor di sana juga sangat

banyak yang menyebabkan semakin banyak polusi yang ada di Tangerang oleh

asap-asap knalpot yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor.

Pemerintah Tangerang sudah melakukan sosialisasi Program OMOT (One Man

One Tree) pada masyarakat Tangerang, yaitu mengadakan pertemuan secara

langsung dengan masyarakat dalam rangka penyuluhan Program OMOT. Selain

itu sosialisasi dilaksanakan dengan menggunakan media berupa spanduk dan

pamflet yang dipasang di Kampung Karet Kavling RT 07/03, Kelurahan Karet

Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang. Awalnya program ini berjalan dengan

lancar tetapi lama-kelamaan program ini pudar karena adanya kecenderungan

masyarakat kurang menyadari pentingnya masalah lingkungan hidup. Walaupun

program ini telah disosialisasikan secara meluas oleh pemerintah, tetapi kesadaran

masyarakat masih sangat rendah, salah satunya terjadi pada warga Kampung

Karet Kavling Kabupaten Tangerang.

Alasan peneliti memilih lokasi penelitian di Kampung Karet Kavling RT 07/03,

Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang adalah karena adanya

kecenderungan kurangnya kesadaran warga terhadap pelestarian lingkungan dan

lokasi kampung dekat dengan pabrik yang rentan terhadap pencemaran udara,

padahal warga di kampung ini merupakan salah satu sasaran sosialisasi Program

OMOT. Di Kampung Karet Kavling RT 07/03 terdapat 250 jiwa (data RT 2010),

dari jumlah penduduk yang ada warga yang sudah mengetahui Program OMOT

adalah 152 orang dari semua kalangan. Kurangnya kesadaran warga terhadap

(27)

terhadap pesan program One Man One Tree yang relatif tidak baik, sehingga

dapat mempengaruhi perilaku warga. Permasalahan inilah yang menjadi penting

untuk dijadikan sebagai landasan penelitian ilmiah.

(Sumber: Prariset pada Kampung Karet Kavling RT 07/03, Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang, 6 April 2010).

Berdasarkan uraian di atas maka penulis akan melakukan penelitian untuk

mengetahui persepsi warga Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan

Sepatan Kabupaten Tangerang terhadap Program One Man One Tree.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka

masalah yang akan diteliti yaitu “Bagaimana persepsi warga Kampung Karet

Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang terhadap

Program One Man One Tree?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui persepsi warga Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan

Sepatan Kabupaten Tangerang terhadap Program One Man One Tree.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terdiri atas manfaat secara teoritis dan secara praktis

(28)

7

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diarapkan memberikan tambahan pengetahuan dan

memperkaya khasanah ilmu komunikasi untuk megetahui persepsi warga

terhadap program pelestarian lingkungan hidup. Selain itu hasil penelitian ini

diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan referensi bagi berbagai

pihak yang akan melakukan penelitian dengan kajian mengenai persepsi di

masa-masa yang akan datang.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi warga untuk penghijauan

lingkungan sekitar tempat tinggal agar lebih sejuk dan asri, untuk pemerintah

dapat mengurangi polusi udara yang menyebabkan pemanasan global, dapat

mencegah banjir, tanah longsor dan menjaga kesehatan warga serta sebagai

tambahan refrensi untuk penelitian-penelitian yang berhubungan dengan

(29)

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status sekelompok

manusia, suatu objek, set kondisi, sistem pemikiran ataupun kelas peristiwa pada

masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat

deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai

berbagai fakta, sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

(Mohammad Nazir, 1998: 63).

Tipe deskriptif digunakan untuk menggambarkan persepsi warga Kampung Karet

Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang terhadap

Program One Man One Tree

B. Definisi Konsep

Menurut Singarimbun dan Effendi (2002: 121), definisi konsep adalah pemaknaan

dari konsep yang digunakan, sehingga memudahkan peneliti untuk

mengoperasikan konsep tersebut di lapangan. Berdasarkan definisi di atas maka

(30)

29

1. Persepsi adalah tanggapan atau penilaian yang diberikan oleh seseorang atau

sekelompok orang terhadap suatu objek tertentu berdasarkan pengamatan atau pengalamannya, baik yang baik, cukup baik atau tidak baik.

2. Program One Man One Tree adalah suatu kegiatan yang dicanangkan oleh

pemerintah berisi anjuran kepada setiap satu orang untuk menanam satu pohon

sebagai upaya meminimalisasi dampak pemanasan global dan menjaga

kestabilan lingkungan hidup agar tetap asri dan sejuk.

3. Persepsi warga terhadap Program One Man One Tree adalah tanggapan atau

penilaian yang diberikan oleh warga terhadap program yang dicanangkan oleh

pemerintah, berupa anjuran kepada setiap satu orang untuk menanam satu

pohon sebagai upaya meminimalisasi dampak pemanasan global dan menjaga

kestabilan lingkungan hidup agar tetap asri dan sejuk.

C. Definisi Operasional

Menurut Singarimbun dan Effendi (2002:123), definisi operasional adalah

petunjuk bagaimana suatu variabel diukur. Berdasarkan pengertian tersebut maka

definisi operasional persepsi warga terhadap Program One Man One Tree diukur

dengan indikator-indikator sebagai berikut:

1. Persepsi terhadap sosialisasi Program OMOT dalam bentuk penyuluhan

Diukur dari pengetahuan, pemahaman dan tanggapan warga terhadap

sosialisasi Program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang melalui

(31)

2. Persepsi terhadap sosialisasi Program OMOT dengan menggunakan media

Diukur dari pengetahuan, pemahaman dan tanggapan warga terhadap

sosialisasi Program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang dengan

menggunakan media berupa spanduk dan pamflet yang dipasang di sekitar

tempat tinggal warga

3. Persepsi terhadap latar belakang Program OMOT

Diukur dari pengetahuan, pemahaman dan tanggapan warga terhadap latar

belakang Program OMOT yaitu sebagai reaksi pemerintah atas terjadinya

pemanasan global (global warming).

4. Persepsi terhadap tujuan Program OMOT

Diukur dari pengetahuan, pemahaman dan tanggapan warga terhadap tujuan

Program OMOT yaitu:

a) Mengurangi Dampak Pemanasan Global,

b) Meningkatkan Absobsi gas CO2, SO2 dan polutan lainnya,

c) Mencegah berbagai bencana (banjir, kekeringan dan tanah longsor),

d) Meningkatkan upaya Konservasi sumberdaya genetik tanaman hutan,

e) Meningkatkan kesadaran warga untuk menanam dan memelihara pohon

sebagai bagian dari sikap atau budaya bangsa yang melekat pada

kehidupan sehari-hari.

5. Persepsi terhadap pentingnya Program OMOT

Diukur dari pengetahuan, pemahaman dan tanggapan warga terhadap

pentingnya Program OMOT sebagai upaya nyata dalam bidang pelestarian

(32)

31

6. Persepsi terhadap bentuk Program OMOT

Diukur dari pengetahuan, pemahaman dan tanggapan warga terhadap bentuk

Program OMOT yaitu setiap satu orang dianjurkan untuk menamam satu

pohon

7. Persepsi terhadap sasaran Program OMOT

Diukur dari pengetahuan, pemahaman dan tanggapan warga terhadap sasaran

Program OMOT yaitu:

a. Menjadikan setiap bentang lahan menjadi hijau (tertutup vegetasi) baik di

dalam maupun di luar kawasan hutan sehingga memberikan fungsi perlindungan terhadap kelestarian alam

b. Menjadikan alam yang memiliki nilai estetika (keindahan)

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Singarimbun dan Effendi (2002: 56), populasi adalah jumlah

keseluruhan unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga.

Berdasarkan definisi tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

Kepala Keluarga di Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan

Kabupaten Tangerang yang berjumlah 310 KK. Pemilihan KK sebagai populasi

penelitian ini didasarkan pertimbangan bahwa KK merupakan individu yang

mewakili sebuah keluarga dan program OMOT cenderung diikuti oleh KK (bukan

anak-anak, remaja, ibu rumah tangga atau manula). KK tersebut terbagi dalam

(33)

Tabel 1. Jumlah Kepala Keluarga di Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang

No Kavling Jumlah KK

Sumber: Monografi Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang Tahun 2010

2. Sampel

Menurut Rakhmat (2000: 86), sampel adalah bagian dari populasi yang diambil

dengan menggunakan teknik tertentu dan kemudian akan diteliti. Untuk

menentukan besar digunakan rumus T. Yamane sebagai berikut:

1

Berdasarkan rumus di atas maka besarnya sampel adalah :

n =

Berdasarkan perhitungan di atas maka sampel dalam penelitian ini adalah 75.61

(34)

33

Selanjutnya untuk mengambil sampel dari tiap-tiap kavling digunakan teknik

Proportional Random Sampling, dengan rumus sebagai berikut:

Nh = Ni X n N

Keterangan:

Nh : Banyaknya sampel yang dibutuhkan dari setiap kelompok/kavling n : Jumlah sampel yang mewakili populasi

Ni : Banyaknya sub populasi dari setiap kelompok/kavling N : Jumlah populasi (Sugiyono, 2003: 217)

Berdasarkan rumus di atas, maka perhitungan sampel dari setiap kavling dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Jumlah Sampel dari Setiap Kavling

No Kavling Populasi Random Sampling Proporsional Sampel

1 I 74

Jumlah Populasi 310 Jumlah Sampel 76

(35)

E. Jenis Data

Jenis data penelitian ini meliputi:

1. Data Primer, adalah data yang diperoleh langsung dari sumber penelitian atau

lokasi penelitian.

2. Data Sekunder, adalah data tambahan yang diperoleh dari berbagai sumber

yang terkait dengan penelitian, seperti buku, dokumen, arsip dan literatur lain.

F. Skala Data dan Penentuan Skor

Skala data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval. Menurut

Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (2001: 112), skala interval adalah skala

yang jarak antar datanya bernilai sama. Penentuan skornya adalah:

1. Jawaban A diberi skor 3 (tiga)

2. Jawaban B diberi skor 2 (dua)

3. Jawaban C diberi skor 1 (satu)

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan:

1. Kuisioner. Dilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan atau angket

tertulis dengan menyertakan alternatif jawaban pilihan ganda.

2. Dokumentasi. Dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder dari berbagai

sumber yang terkait dengan penelitian, seperti mencari data dari buku,

(36)

35

H. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan:

1. Editing. Adalah memeriksa kembali data yang telah diperoleh, mengenai

kesempurnaan jawaban atau kejelasan penulisan.

2. Koding. Adalah memberi kode-kode tertentu pada jawaban di daftar

pertanyaan untuk memudahkan pengolahan data.

3. Tabulasi. Adalah memasukkan data dalam tabel setelah diklasifikasikan

berdasarkan kategori yang sama.

I. Teknik Analisa Data

Analisia data dalam dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tabel

tunggal yaitu menghitung frekuensi dan membuat persentase jawaban responden

pada pertanyaan kuesioner yang diajukan, dengan menggunakan rumus:

F

P = X 100 %

N

Keterangan:

P = Persentase

(37)

Selanjutnya penentuan kategori persepsi warga terhadap program OMOT

dilakukan dengan menggunakan rumus interval sebagai berikut:

I = K

NR

NT

Keterangan

(38)

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Responden

Responden penelitian ini adalah warga di Kampung Karet Kavling Kelurahan

Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang yang berjumlah 76 orang.

Distribusi jawaban mengenai gambaran lebih jelas tentang responden, berikut

akan dideskripsikan identitas responden menurut kelompok umur, pendidikan dan

pekerjaan.

1. Identitas Responden Menurut Kelompok Umur

Distribusi jawaban mengenai identitas responden menurut kelompok umur, dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Identitas Responden Menurut Kelompok Umur

No Kelompok Umur Frekuensi Persentase

1 45 tahun atau lebih 11 14.47

2 35 - 44 tahun 36 47.37

3 25 – 34 tahun 29 38.16

Jumlah 76 100,00

(39)

Berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak

11 (14,47%) responden berusia 45 tahun atau lebih, sebanyak 36 (47,37%)

responden berusia antara 35-44 tahun, sebanyak 29 (38,165%) responden berusia

antara 25-34. Dengan demikian maka sebagian besar responden berusia antara

35-44 tahun. Data di atas menunjukkan bahwa para kepala keluarga di Kampung

Karet Kavling Kelurahan Karet Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang

sebagian besar berusia produktif.

2. Identitas Responden Menurut Tingkat Pendidikan

Distribusi jawaban mengenai identitas responden menurut tingkat pendidikan,

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6. Identitas Responden Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase

1 Lulusan SD/Sederajat 6 7.89

2 Lulusan SMP/Sederajat 27 35.53

3 Lulusan SMA/Sederajat 39 51.32

4 Lulusan Perguruan Tinggi 4 5.26

Jumlah 76 100,00

Sumber: Pengolahan Data Penelitian Tahun 2011

Berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak

7 (7,89%) responden adalah lulusan SD/Sederajat, sebanyak 27 (35,53%)

responden adalah lulusan SMP/Sederajat, sebanyak 39 (51,32%) responden adalah

lulusan SMA/Sederajat dan sebanyak 4 (5,26%) responden adalah lulusan

Perguruan Tinggi. Dengan demikian maka sebagian besar responden penelitian

(40)

44

3. Identitas Responden Menurut Pekerjaan

Distribusi jawaban mengenai identitas responden menurut pekerjaan, dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Identitas Responden Menurut Pekerjaan

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1 Buruh 10 13.16

2 Pedagang 21 27.63

3 Wiraswasta 43 56.58

4 PNS 2 2.63

Jumlah 76 100,00

Sumber: Pengolahan Data Penelitian Tahun 2011

Berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak

10 (13,16%) responden bekerja sebagai buruh, sebanyak 21 (27,63%) responden

bekerja sebagai pedagang, sebanyak 43 (56,58%) responden bekerja sebagai

wirasawasta dan 2 (2,63%) responden bekerja sebagai PNS, dengan demikian

maka sebagian besar responden penelitian bekerja sebagai wiraswata atau

menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dalam memenuhi kebutuhan keluarganya.

B. Persepsi Terhadap Sosialisasi Program OMOT

Persepsi warga terhadap Program One Man One Tree adalah tanggapan atau

penilaian yang diberikan oleh warga terhadap program yang dicanangkan oleh

pemerintah, berupa anjuran kepada setiap satu orang untuk menanam satu pohon

sebagai upaya meminimalisasi dampak pemanasan global dan menjaga kestabilan

(41)

1. Persepsi Terhadap Sosialisasi Program OMOT dalam Bentuk Penyuluhan

Persepsi warga terhadap sosialisasi Program OMOT dalam bentuk penyuluhan

dalam penelitian ini diiukur dari pengetahuan, pemahaman dan tanggapan warga

terhadap sosialisasi Program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang

melalui pertemuan langsung dengan warga dalam rangka mengadakan

penyuluhan.

a. Pengetahuan Tentang Adanya Sosialisasi Program OMOT yang

Dilakukan Pemerintah Tangerang

Distribusi jawaban mengenai pengetahuan responden tentang adanya

sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang, dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8. Pengetahuan Tentang Adanya Sosialisasi Program OMOT yang Dilakukan Pemerintah Tangerang

Jawaban Responden Frekuensi Persentase

Tahu 51 67.11

Kurang Tahu 25 32.89

Tidak Tahu 0 0.00

Jumlah 76 100,00

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.

Sementara itu data jawaban responden pada kuisioner terbuka mengenai

adanya sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang,

(42)

46

Tabel 9. Pengetahuan Tentang Adanya Sosialisasi Program OMOT yang Dilakukan Pemerintah Tangerang (Kuisioner Terbuka)

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1

2

3

4

Pertemuan langsung melalui penyuluhan

Mengetahui melalui media massa

Mengetahui melalui spanduk

Kurang tahu karena tidak mengikuti penyuluhan secara tuntas dan melihat di media massa dan spanduk hanya selintas saja.

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.

Berdasarkan tabel di atas maka diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak

51 (67.11%) responden mengetahui adanya sosialisasi program OMOT,

sebanyak 25 (32.89%) responden kurang mengetahui adanya sosialisasi

program OMOT, tidak ada (0.00%) responden tidak mengetahui adanya

sosialisasi program OMOT. Dengan demikian maka sebagian besar responden

mengetahui adanya sosialisasi program OMOT oleh Pemerintah Tangerang.

Pengetahuan responden mengenai sosialisasi program OMOT oleh Pemerintah

Tangerang tersebut disebabkan karena sebagai program nasional, program

OMOT disosialisasikan secara gencar oleh Pemerintah Tangerang, baik

dengan menggunakan media massa, penyuluhan maupun menggunakan media

spanduk yang dipasang di sekitar pemukiman warga. Adanya sosialisasi yang

gencar tersebut menyebabkan warga tahu, karena sebelumnya mereka

mendengar, melihat atau mengikuti sosialisasi yang diadakan oleh Pemerintah

(43)

Data di atas diperkuat oleh jawaban responden pada pertanyaan kuisioner

terbuka yang menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu 36,18% mengetahui

program OMOT melalui sosialiasi yang dilakukan Pemerintah Tangerang

dengan cara mengikuti pertemuan langsung melalui penyuluhan.

b. Pengetahuan Tentang Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan

Langsung dengan Warga dalam Bentuk Penyuluhan

Distribusi jawaban mengenai pengetahuan responden tentang sosialisasi

program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang melalui pertemuan

langsung dengan warga dalam bentuk penyuluhan, dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 10. Pengetahuan Tentang Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Warga dalam Bentuk Penyuluhan

Jawaban Responden Frekuensi Persentase

Tahu 47 61.84

Kurang Tahu 29 38.16

Tidak Tahu 0 0.00

Jumlah 76 100,00

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.

Sementara itu data jawaban responden pada kuisioner terbuka mengenai

sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang melalui

pertemuan langsung dengan warga dalam bentuk penyuluhan, dapat dilihat

(44)

48

Tabel 11. Pengetahuan Tentang Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Warga dalam Bentuk Penyuluhan (Kuisioner Terbuka)

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1

2.

3.

4

Tahu karena mengikuti penyuluhan

Tahu karena diberitahu oleh teman yang mengikuti penyuluhan

Kurang tahu karena mengikuti penyuluhan tidak sampai selesai

Kurang tahu karena pada saat penyuluhan banyak peserta yang berbicara satu dengan yang lainnya

35

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.

Berdasarkan tabel di atas maka diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak

47 (61.84%) responden mengetahui sosialisasi program OMOT melalui

pertemuan langsung dengan warga dalam bentuk penyuluhan, sebanyak 29

(38.16%) responden kurang mengetahui sosialisasi program OMOT melalui

pertemuan langsung dengan warga dalam bentuk penyuluhan. Tidak ada

responden (0.00%) yang tidak mengetahui sosialisasi program OMOT melalui

pertemuan langsung dengan warga dalam bentuk penyuluhan. Dengan

demikian maka sebagian besar responden mengetahui sosialisasi program

OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang melalui pertemuan langsung

dengan warga dalam bentuk penyuluhan.

Pengetahuan warga pada sosialisasi program OMOT dalam bentuk pertemuan

langsung berupa penyuluhan tersebut disebabkan karena sebelum kegiatan

(45)

menginformasikan akan ada penyuluhan program OMOT kepada warganya,

sehingga warga mengetahui secara jelas pelaksanaan penyuluhan tersebut dan

mereka mengikuti program penyuluhan yang dilaksanakan.

Data di atas diperkuat oleh jawaban responden pada pertanyaan kuisioner

terbuka yang menunjukkan sebagian besar responden yaitu 46.05%

mengetahui program OMOT karena mengikuti pertemuan langsung bentuk

penyuluhan.

c. Pemahaman Responden pada Sosialisasi Program OMOT Melalui

Pertemuan Langsung dengan Warga dalam Bentuk Penyuluhan

Distribusi jawaban mengenai pemahaman responden pada sosialisasi program

OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang melalui pertemuan langsung

dengan warga dalam bentuk penyuluhan, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 12. Pemahaman Responden pada Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Warga dalam Bentuk Penyuluhan

Jawaban Responden Frekuensi Persentase

Paham 38 50.00

Kurang Paham 31 40.79

Tidak Paham 7 9.21

Jumlah 76 100,00

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.

Sementara itu data jawaban responden pada kuisioner terbuka mengenai

sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang melalui

pertemuan langsung dengan warga dalam bentuk penyuluhan, dapat dilihat

(46)

50

Tabel 13. Pemahaman Responden pada Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Warga dalam Bentuk Penyuluhan (Kuisioner Terbuka)

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1.

2.

3.

4

Paham karena petugas penyuluh menjelaskan secara terperinci dan mengajukan pertanyaan jika kurang mengerti

Kurang paham karena tidak mengikuti penyuluhan dengan baik

Kurang paham karena suasana penyuluhan ramai dan tidak fokus

Tidak paham karena tidak mengikuti penyuluhan dengan baik

38

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.

Berdasarkan tabel di atas maka diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak

38 (50.00%) responden memahami sosialisasi program OMOT melalui

pertemuan langsung dalam bentuk penyuluhan, sebanyak 31 (40.79%)

responden kurang memahami sosialisasi program OMOT melalui pertemuan

langsung dalam bentuk penyuluhan. Sebanyak 7 (9.21%) responden tidak

memahami sosialisasi program OMOT melalui pertemuan langsung dalam

bentuk penyuluhan. Dengan demikian maka jumlah responden yang mengikuti

dan memahami sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah

Tangerang melalui pertemuan langsung dalam bentuk penyuluhan lebih besar

dibandingkan dengan warga yang kurang paham dan tidak paham.

Pemahaman warga pada sosialisasi program OMOT melalui penyuluhan

tersebut disebabkan karena petugas penyuluh menjelaskan secara terperinci

(47)

mengikuti program tersebut mendengarkan pemaparan materi dari petugas

penyuluh dan mengajukan pertanyaan apabila ada hal-hal yang tidak mereka

mengerti. Sementara itu warga yang kurang paham dan tidak paham dapat

disebabkan karena mereka tidak mengikuti penyuluhan dengan baik

Data di atas diperkuat oleh jawaban responden pada pertanyaan kuisioner

terbuka yang menunjukkan sebagian besar responden yaitu 50,00%, yang

menyatakan paham tentang program OMOT karena petugas penyuluh

menjelaskan secara terperinci dan mengajukan pertanyaan jika kurang

mengerti.

d. Tanggapan Responden pada Pelaksanaan Sosialisasi Program OMOT

yang Melalui Pertemuan Langsung dengan Warga dalam Bentuk Penyuluhan

Distribusi jawaban mengenai tanggapan responden pelaksanaan sosialisasi

program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang melalui pertemuan

langsung dengan warga dalam bentuk penyuluhan, dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 14. Tanggapan Responden pada Pelaksanaan Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Warga Dalam Bentuk Penyuluhan

Jawaban Responden Frekuensi Persentase

Baik 49 64.47

Kurang Baik 24 31.58

Tidak Baik 3 3.95

Jumlah 76 100,00

(48)

52

Sementara itu data jawaban responden pada kuisioner terbuka mengenai

pelaksanaan sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah

Tangerang melalui pertemuan langsung dengan warga dalam bentuk

penyuluhan, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 15. Tanggapan Responden pada Pelaksanaan Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Warga Dalam Bentuk Penyuluhan (Kuisioner Terbuka)

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1.

2.

3

4

Baik, materi yang disampaikan petugas penyuluh dapat dipahami dengan jelas sehingga warga dapat menangkap pesan yang disampaikan

Baik, materi yang disampaikan petugas penyuluh dapat ditangkap dengan jelas sehingga warga dapat menangkap pesan yang disampaikan

Kurang baik, tidak memahami materi yang disampaikan.

Tidak mengikuti penyuluhan sampai selesai.

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.

Berdasarkan tabel di atas maka diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak

49 (64.47%) responden menyatakan pelaksanaan sosialisasi program OMOT

melalui pertemuan langsung dalam bentuk penyuluhan adalah baik. Sebanyak

49 (64.47%) responden menyatakan pelaksanaan sosialisasi program OMOT

melalui pertemuan langsung dalam bentuk penyuluhan adalah kurang baik.

Sebanyak 3 (3.95%) responden menyatakan pelaksanaan sosialisasi program

OMOT melalui pertemuan langsung dalam bentuk penyuluhan adalah tidak

(49)

pelaksanaan sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah

Tangerang melalui pertemuan langsung dalam bentuk penyuluhan adalah baik.

Penyuluhan yang dilaksanakan dengan baik ini mengandung makna bahwa

warga menilai bahwa materi yang disampaikan petugas penyuluh dapat

mereka terima dan pahami dengan baik. Selain itu dalam penyuluhan juga

disediakan waktu untuk para audiens untuk tanya jawab, sehingga

pelaksanakan penyuluhan dapat dikatakan efektif, sebab warga dapat

menerima pesan dengan sebaik-baiknya. Warga yang menyatakan tidak baik

dapat disebabkan karena mereka tidak memahami materi yang disampaikan

atau tidak mengikuti penyuluhan sampai dengan selesai.

Data di atas diperkuat oleh jawaban responden pada pertanyaan kuisioner

terbuka yang menunjukkan sebagian besar responden yaitu 47,37%,

menyatakan bahwa pertemuan langsung dengan warga dalam bentuk

penyuluhan masuk adalah baik, sebab materi yang disampaikan petugas

penyuluh dapat diterima dan dipahami dengan jelas sehingga warga dapat

menangkap pesan yang disampaikan.

2. Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan

Pamflet

Persepsi terhadap sosialisasi Program OMOT dengan menggunakan media dalam

penelitian ini diukur dari pengetahuan, pemahaman dan tanggapan warga terhadap

sosialisasi Program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang dengan

menggunakan media berupa spanduk dan pamflet yang dipasang di sekitar tempat

(50)

54

a. Responden Mengetahui/Membaca/Melihat Sosialisasi Program OMOT

yang Dilakukan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet

Distribusi jawaban mengenai bahwa responden tentang/membaca/melihat

sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang dengan

menggunakan media spanduk dan pamplet, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 16. Responden Mengetahui/Membaca/Melihat Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet

Jawaban Responden Frekuensi Persentase

Tahu 48 64.16

Kurang Tahu 28 36.84

Tidak Tahu 0 0.00

Jumlah 76 100,00

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.

Sementara itu data jawaban responden pada kuisioner terbuka mengenai

tentang/membaca/melihat sosialisasi program OMOT yang dilakukan

Pemerintah Tangerang dengan menggunakan media spanduk dan pamplet,

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 17. Responden Mengetahui/Membaca/Melihat Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet (Kuisioner Terbuka)

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1.

2.

3

4

Tahu, spanduk dan pamflet berada ditempat strategis yang sering di lintasi

Tahu, spanduk dan pamflet dipasang di pos ronda

Kurang tahu karena kurang

memperhatikan spanduk dan pamflet yang dipasang secara detail

Kurang tahu karena kurang

memperhatikan spanduk dan pamflet yang dipasang secara detail

38

(51)

Berdasarkan tabel di atas maka diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak

39 (51.32%) responden mengetahui/membaca/melihat sosialisasi program

OMOT dengan menggunakan media spanduk dan pamplet. Sebanyak 28

(51.32%) responden kurang mengetahui/membaca/melihat sosialisasi program

OMOT dengan menggunakan media spanduk dan pamplet. Tidak ada (0.00%)

responden yang tidak mengetahui/membaca/melihat sosialisasi program

OMOT dengan menggunakan media spanduk dan pamplet. Dengan demikian

maka sebagian besar responden menyatakan mengetahui/ membaca/melihat

sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang dengan

menggunakan media spanduk dan pamplet.

Pengetahuan mengenai adanya sosialisasi dengan menggunakan media

spanduk dan pamplet tersebut disebabkan oleh pemasangan spanduk dan

pamplet yang ditempatkan pada beberapa lokasi strategis yang sering dilintasi

atau menjadi tempat berkumpulnya warga, seperti gardu, kantor desa, jalan

utama dan di dekat pasar. Lokasi-lokasi inilah yang seringkali dijadikan

tempat oleh warga untuk berkumpul, sehingga mereka dapat melihat dengan

jelas adanya spanduk dan pamplet yang dipasang di sana.

Data di atas diperkuat oleh jawaban responden pada pertanyaan kuisioner

terbuka yang menunjukkan sebagian besar responden yaitu 50,00%,

responden mengetahui program OMOT, dengan /membaca/melihat sosialisasi

dengan menggunakan media spanduk dan pamplet yang berada ditempat

(52)

56

b. Pemahaman Responden pada Informasi dalam Sosialisasi Program

OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet

Distribusi jawaban mengenai pemahaman responden pada informasi dalam

sosialisasi program OMOT yang dilakukan pemerintah tangerang dengan

menggunakan media spanduk dan pamplet, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 18. Pemahaman Responden pada Informasi dalam Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet

Jawaban Responden Frekuensi Persentase

Paham 43 56.58

Kurang Paham 27 35.53

Tidak Paham 6 7.89

Jumlah 76 100,00

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.

Sementara itu data jawaban responden pada kuisioner terbuka mengenai

informasi dalam sosialisasi program OMOT yang dilakukan pemerintah

tangerang dengan menggunakan media spanduk dan pamplet, dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 19. Pemahaman Responden pada Informasi dalam Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet (Kuisioner Terbuka)

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1.

2.

3.

4

Paham, bahasa dalam spanduk dan pamflet mudah di pahami

Paham, bahasa dalam spanduk dan pamflet mudah dibaca

Kurang paham, tidak memahami maksud yang digunakan dalam spanduk dan pamflet (dapat membaca tapi tidak lancar)

Tidak paham, tidak dapat membaca dan kurang peduli

(53)

Berdasarkan tabel di atas maka diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak

43 (56.58%) responden memahami informasi dalam sosialisasi program

OMOT dengan media spanduk dan pamplet. Sebanyak 27 (35.53%) responden

kurang memahami informasi dalam sosialisasi program OMOT dengan media

spanduk dan pamplet. Sebanyak 6 (7.89%) responden tidak memahami

informasi dalam sosialisasi program OMOT dengan media spanduk dan

pamplet. Dengan demikian maka responden yang memahami informasi dalam

sosialisasi program OMOT dengan media spanduk dan pamplet lebih banyak

dibandingkan dengan yang tidak memahami dan kurang memahami.

Pemahaman responden mengenai adanya informasi dalam sosialisasi program

OMOT dengan menggunakan media spanduk dan pamplet tersebut disebabkan

oleh bahasa yang digunakan dalam media tersebut adalah bahasa yang mudah

dipahami oleh warga Kampung Karet Kavling, artinya warga dapat membaca

dan memahami pesan yang disampaikan karena bahasa yang sesuai dengan

tingkat pemahaman mereka. Warga yang kurang dan tidak memahami dapat

disebabkan karena tingkat pendidikan mereka yang rendah atau karena bahasa

yang digunakan tidak dapat mereka pahami dengan baik sehingga mereka

menyatakan kurang paham atau tidak paham.

Data di atas diperkuat oleh jawaban responden pada pertanyaan kuisioner

terbuka yang menunjukkan sebagian besar responden yaitu 44,74%,

menyatakan bahwa memahami informasi dalam sosialisasi program OMOT,

(54)

58

c. Tanggapan Responden pada Pelaksanaan Sosialisasi Program OMOT

dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet

Distribusi jawaban mengenai tanggapan responden tentang pelaksanaan

sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah Tangerang dengan

menggunakan media spanduk dan pamplet, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 20. Tanggapan Responden pada Pelaksanaan Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet

Jawaban Responden Frekuensi Persentase

Baik 44 57.89

Kurang Baik 23 30.26

Tidak Baik 9 11.84

Jumlah 76 100,00

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.

Sementara itu data jawaban responden pada kuisioner terbuka mengenai

pelaksanaan sosialisasi program OMOT yang dilakukan Pemerintah

Tangerang dengan menggunakan media spanduk dan pamplet, dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 21. Tanggapan Responden pada Pelaksanaan Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet (Kuisioner Terbuka)

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1.

2.

3.

4

Baik, tempat pemasangan spanduk dan pamflet strategis

Kurang baik, tidak memperhatikan detil walaupun lokasi pemasangan strategis

Tidak baik dan tidak peduli dengan isi spanduk

Tidak baik dan melihat spanduk dan hanya sekilas

(55)

Berdasarkan tabel di atas maka diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak

44 (57.89%) responden menyatakan pelaksanaan sosialisasi program OMOT

dengan media spanduk dan pamplet adalah baik. Sebanyak 23 (30.26%)

responden menyatakan pelaksanaan sosialisasi program OMOT dengan media

spanduk dan pamplet adalah kurang baik dan sebanyak 9 (11.84%) responden

menyatakan pelaksanaan sosialisasi program OMOT dengan media spanduk

dan pamplet adalah tidak baik. Dengan demikian maka jumlah responden yang

menyatakan pelaksanaan sosialisasi program OMOT oleh Pemerintah

Tangerang dengan media spanduk dan pamplet adalah baik, lebih banyak

dibandingkan dengan yang menyatakan kurang baik atau tidak baik.

Pelaksanaan sosialisasi dengan menggunakan media spanduk dan pamplet

yang baik tersebut disebabkan karena pemasangan media yang cukup

strategis, sehingga mudah dilihat dan dibaca oleh warga. Beberapa tempat

strategis yang dijadikan lokasi pemasangan spanduk dan pamplet, di antaranya

adalah gardu/pos ronda, jalan utama kampung, pasar dan di sekitar kantor

kepala kampung. Pemasangan media spanduk dan pamplet yang tepat tersebut

menyebabkan warga menilai bahwa sosialisasi dilaksanakan dengan baik atau

tepat.

Data di atas diperkuat oleh jawaban responden pada pertanyaan kuisioner

terbuka yang menunjukkan sebagian besar responden yaitu 57,89%,

menanggapi bahwa pelaksanaan sosialisasi program OMOT dengan

(56)

60

d. Ketepatan Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media

Spanduk dan Pamplet

Distribusi jawaban mengenai tanggapan responden mengenai ketepatan

sosialisasi program OMOT dengan menggunakan media spanduk dan

pamplet, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 22. Ketepatan Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet

Jawaban Responden Frekuensi Persentase

Tepat 39 51.32

Kurang Tepat 33 43.42

Tidak Tepat 4 5.26

Jumlah 76 100,00

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.

Sementara itu data jawaban responden pada kuisioner terbuka mengenai

ketepatan sosialisasi program OMOT dengan menggunakan media spanduk

dan pamplet, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 23. Ketepatan Sosialisasi Program OMOT dengan Menggunakan Media Spanduk dan Pamplet (Kuisioner Terbuka)

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1.

2.

3.

4

Tepat, pesan yang disampaikan dapat dilihat warga secara berulang-ulang

Kurang tepat, warga hanya melihat selintas saja

Kurang tepat,karena tidak semua warga dapat menangkap pesan yang

disampaikan

Tidak tepat, tidak memahami tulisan dalam spanduk karena tidak dapat membaca sehingga mereka tidak peduli

39

(57)

Berdasarkan tabel di atas maka diketahui bahwa dari 76 responden: sebanyak

39 (51.32%) responden menyatakan sosialisasi program OMOT dengan media

spanduk dan pamplet adalah tepat, 33 (43.42%) responden menyatakan

sosialisasi program OMOT dengan media spanduk dan pamplet adalah kurang

tepat dan 4 (5.26%) responden menyatakan sosialisasi program OMOT

dengan media spanduk dan pamplet adalah tidak tepat. Dengan demikian

maka jumlah responden yang menyatakan bahwa sosialisasi program OMOT

denngan media spanduk dan pamplet adalah tepat, lebih banyak dibandingkan

dengan responden yang menyatakan kurang tepat atau tidak tepat.

Ketepatan sosialisasi program OMOT menggunakan media spanduk dan

pamplet tersebut selain disebabkan oleh adanya lokasi pemasangan yang

strategis, juga disebabkan karena sifatnya yang tertulis/tercetak sehingga

pesan yang disampaikan dapat dilihat oleh warga secara berulang-ulang ketika

melintasi atau berada pada tempat pemasangan spanduk dan pamplet yang

berisi informasi mengenai program OMOT tersebut.

Data di atas diperkuat oleh jawaban responden pada pertanyaan kuisioner

terbuka yang menunjukkan sebagian besar responden yaitu 51,32%, yang

menyatakn bahwa sosialisasi program OMOT dengan menggunakan media

spanduk dan pamplet adalah tepat, karena pesan yang disampaikan dapat

(58)

62

3. Persepsi Terhadap Latar Belakang Program OMOT

a. Responden Mengetahui Latar Belakang Digalakkannya Program OMOT

Distribusi jawaban mengenai pengetahuan responden tentang latar belakang

digalakkannya program OMOT, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 24. Responden Mengetahui Latar Belakang Digalakkannya Program OMOT

Jawaban Responden Frekuensi Persentase

Tahu 55 72.37

Kurang Tahu 18 23.68

Tidak Tahu 3 3.95

Jumlah 76 100,00

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2011.

Sementara itu data jawaban responden pada kuisioner terbuka mengenai latar

belakang digalakkannya program OMOT, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 25. Responden Mengetahui Latar Belakang Digalakkannya Program OMOT (Kuisioner Terbuka)

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase

1.

2.

3.

4.

Tahu, sebagai bentuk keseriusan

pemerintah pemerintah dalam mengatasi pemanasan global

Tahu, bentuk keseriusan pemerintah dalam mengatasi kerusakan alam

Kurang tahu, belum mengetahui.

Tidak tahu, tidak peduli dengan program OMOT

Gambar

Tabel 1.  Jumlah Kepala Keluarga di Kampung Karet Kavling Kelurahan Karet    Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang
Tabel 2. Jumlah Sampel dari Setiap Kavling
Tabel 13.  Pemahaman Responden pada Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Warga dalam Bentuk Penyuluhan (Kuisioner Terbuka)
Tabel 15.  Tanggapan Responden pada Pelaksanaan Sosialisasi Program OMOT Melalui Pertemuan Langsung dengan Warga Dalam Bentuk Penyuluhan (Kuisioner Terbuka)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, kualitas protein pakan tidak dapat hanya dilihat dari tinggi rendahnya kandungan protein kasarnya (Prawirokusumo, 1993). Ketersediaan dan kelengkapan asam amino

Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan proporsi rumah tangga terhadap akses. air bersih sebagai salah satu indikator utama dibidang infrastruktur

Karena aturan fungsi tidak berubah di x=2, maka tidak perlu dicari limit kiri dan limit kanan di x=2... Selidiki apakah ada, jika ada

Sehingga, tindak kekerasan dalam rumah tangga ini dapat menimbulkan akibat penderitaan fisik maupun psikis dapat dijadikan dasar atau alasan perceraian sebagaimana diatur

mengalami kegagalan dalam upaya untuk mencegah atau meminimalkan terjadinya kegagalan dalam pemeriksaan dalam tingkat penyidikan, maka sebelum penyidik menggunakan

Hal ini disebabkan karena susu sebagai bahan dasar dangke hanya diberi larutan getah pepaya yang berarti hanya peran enzim papain yang dapat mengganggu kestabilan

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu. Populasi penelitian mencakup seluruh siswa kelas VII SMPN 1 Sekampung yang terbagi dalam lima kelas sedangkan sampel

Hal ini telah dibuktikan pada penelitian yang pernah dilakukan dengan menggunakan model kooperatif tipe Numbered Head Together yaitu penelitian yang dilakukan oleh