i ABSTRAK
MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN GERAK DASAR HANDSTAND DENGAN MENGGUNAKAN BANTUAN
TEMAN, TAMBANG, DAN VIDEO PADA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 15
BANDAR LAMPUNG 2011/2012
Oleh MAYA SARI
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran gerak dasar handstand pada siswa kelas X.2 SMA Negeri 15 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012, dengan menggunakan bantuan teman, tali tambang yang diikat pada kedua tiang yang berukuran panjang 10 meter, dengan ketinggian tiang 1,5 meter, dan 1 set berupa CD video pembelajaran dan LCD, serta dengan bantuan dua buah matras
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan menggunakan tiga siklus. Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas X.2 yang berjumlah 38 siswa, dengan jumlah 20 laki-laki dan 18
perempuan. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan menggunakan instrumen penilaian tes gerak dasar handstand.
Hasil penelitian menunjukkan: pada penemuan tes awal rerata kelas memperoleh 40,74 poin, dari setiap indikator yang terdapat dalam gerak dasar handstand masih rendah, pada siklus pertama diperoleh dengan rerata kelas 58,21 poin, sedangkan yang mendapat nilai di atas rerata kelas 28,95 dan yang mendapat di bawah rerata kelas 71,05%. Jika dilihat dari perolehan nilai ketuntasan belajar hanya 11 siswa dan yang mendapat di bawah nilai ketuntasan belajar 27 siswa. Setelah diberikan
ii
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1. Handstand Tanpa Alat Bantu ... 26
Gambar 2. Handstand Persiapan ... 28
Gambar 3. Handstand Tindakan/Pelaksanaan ... 29
Gambar 4. Handstand Akhiran ... 30
xiii
II. KERANGKA TEORITIK, BERFIKIR, dan HIPOTESIS A. Pendidikan Jasmani ... 12
B. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak ... 14
xiv
B. Variable Penelitian Dan Data Penelitian ... 37
C. Subyek Penelitian ... 38
D. Tempat Dan Waktu ... 38
E. Pelaksanaan Tindakan ... 38
1. Siklus I ... 38
2. Siklus II ... 41
3. Siklus III ... 44
F. Instrumen dan Cara Pengambilannya ... 46
G. Teknik Analisis Data ... 46
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 49
B. Pembahasan ... 55
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 57
B. Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 59
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian FKIP Universitas Lampung ... 62
Lampiran 2 . Surat Keterangan Izin Penelitian ... 63
Lampiran 3. Surat Keterangan Penelitian ... 64
Lampiran 4. Langkah-Langkah Perhitungan Hasil Penelitian ... 65
Lampiran 5. Data Hasil Tes Awal Siklus Keterampilan Senam Lantai Gerak Dasar Handstand Persiapan ... 67
Lampiran 6. Data Hasil Siklus Pertama Keterampilan Senam Lantai Gerak Dasar Handstand Persiapan ... 69
Lampiran 7. Data Hasil Siklus Kedua Keterampilan Senam Lantai Gerak Dasar Handstand Persiapan ... 71
Lampiran 8. Data Hasil Siklus Ketiga Keterampilan Senam Lantai Gerak Dasar Handstand Persiapan ... 73
Lampiran 9. Lembar Peniliaian ... 75
Lampiran 10 Pengajuan Judul ... 77
Lampiran 11. Berita Acara Seminar Proposal... 79
Lampiran 12. Daftar Hadir Seminar Proposal... 80
Lampiran 13. Berita Acara Seminar Hasil ... 81
Lampiran 14. Daftar Hadir Seminar Hasil ... 82
Lampiran 15. Blangko Bimbingan Skripsi Pembimbing I ... 83
Lampiran 16. Blangko Bimbingan Skripsi Pembimbing II ... 85
Lampiran 17. Kartu Tes Kebugaran Jasmani ... 87
Lampiran 18. Siswa-siswi melakukan pemanasan dengan gerak statis .... 89
Lampiran 19. Siswa-siswi melakukan pemanasan dengan gerak dinamis 90 Lampiran 20. Foto Penelitian Gerak Dasar Handstand Siklus Pertama Dengan Bantuan Teman ... 91
Lampiran 21. Foto Penelitian Gerak Dasar Handstand Siklus Kedua Dengan Bantuan Alat Tambang dan Tiang ... 92
Lampiran 22.Foto Penelitian Gerak Dasar Handstand Siklus Ketiga Dengan Bantuan Video ... 93
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman Tabel 1. Penetapan KKM ... 47 Tabel 2. Poin/Skor pada setiap Kriteria yang ditetapkan ... 47 Tabel 3. Konversi Nilai Akhir ke Huruf Mutu Berdasarkan
Penafsiran Stuargg ... 50 Tabel 4. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Pembelajaran Gerak Dasar Handstand ... 50 Tabel 5. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar
Handstand Siklus I ... 51 Tabel 6. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar
Handstand Siklus II ... 51 Tabel 7. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar
Handstand Siklus III ... 52 Tabel 8. Hasil Ketuntasan Pembelajaran Gerak Dasar
ix
MOTTO
Sesungguhnya jika kamu bersukur niscaya aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat ku maka sesungguhnya azab ku sangat pedih
(QS.Ibrahim :7)
Allah tidak akan merubah nasip suatu kaum kalau kaum itu tidak mau merubahnya sendiri (QS. Ar-Ra’d :11)
Tidak ada hal yang tidak dapat terselesaikan apabila dikerjakan dengan se[enuh hati.
( Danar Widhi Permana )
Hidup itu anugerah, manfaatkan hidup sebaik mungkin untuk didunia dan akhirat
Jangan pernah menyerah, kegagalan bukan berarti kalah kemenangan sudah menunggu didepan. Semangat
( Maya Sari ) Waktu adalah kesempatan
Semakin banyak waktu semakin banyak pula kesempatan
vi
PERNYATAAN
Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Maya Sari
NPM : 0713051043
Tempat tanggal lahir : Tanjung Karang, 14 September 1989
Alamat : Jln. Mt. Haryono No.26 Bandar Lampung Kode Pos
35119.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN GERAK DASAR HANDSTAND DENGAN
MENGGUNAKAN BANTUAN TEMAN, TAMBANG, DAN VIDEO PADA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG 2011/2012” adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 01oktober s.d 31 oktober 2011. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya
ucapkan terimakasih.
Bandar Lampung, 2 Agustus 2012
x
PERSEMBAHAN
Ku Persembahkan Kepada
Ayahanda ku M.zen, Ibunda ku Utari, serta nenek ku Hj. Sohiyah yang penulis
sayangi, yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis serta
kasih sayang dan kesabaran.
Untuk kakak ku Iis Maryati dan May Saroh serta adik ku Asih, Fitra dan Bila
yang qu banggakan dan selalu ku sayang.
Untuk mamas ku Danar Widhi Permana yang setia menemani ku disaat ku senang
dan sedih, serta teman-teman ku yang telah membantuku dan memberikan motivasi
serta dukungannya.
Para guru dan dosen yang telah membimbingku dan mengajariku akan arti
kehidupan
Almamater-ku FKIP Unila,
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Maya Sari, dilahirkan di Tanjung Karang pada tanggal 14 september 1989 sebagai anak ketiga dari enam bersaudara. Penulis dilahirkan dari pasangan Bapak M.Zen dan Ibu Utari.
Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis antara lain: Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 2 Gotong Royong, selesai pada tahun 2001. Kemudian masuk
SekolahMenengah Pertama (SMP) Negeri 25 Bandar Lampung pada tahun 2001 dan lulus pada tahun 2004. Kemudian masuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Bandar Lampung dibidang Tata Busana pada tahun 2004 dan selesai pada tahun 2007.
Pada tahun 2007, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan melalui jalur tes SPMB (SNMPTN).
viii
1. Juara III Aerobic Gymnastic Pada Kejuaraan Daerah Provinsi Lampung, Agustus 2003.
2. Juara II Aerobic Gymnastic Pada Kejuarran PraPon Palembang, Mei Tahun 2007. 3. Juara I senam aerobik Mix Impact 34 tahun kebawah Bandar Lampung, Juli
Tahun 2009.
4. Juara I senam aerobik Mix Impact 34 tahun kebawah Provinsi Lampung, September Tahun 2009.
5. Juara III senam aerobik Mix Impact 34 tahun kebawah di Jakarta, November 2009.
6. Juara III aerobic gymnastic Seleksi Nasional di Jakarta Pada Tahun 2010. 7. Juara I senam aerobic Instruktur Pemula Provinsi Lampung, Tahun 2011.
xi
SANWACANA
Asalamualaikum Wr. Wb.
Puji Syukur penulis haturkan ke pada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan Salam semoga tercurah kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW yang mulia.
Skripsi ini dengan judul “Meningkatkan Hasil Pembelajaran Gerak Dasar
Handstand Dengan Menggunakan Bantuan Teman, Tambang, Dan Video Pada
Siswa Kelas X.2 SMA Negeri 15 Bandar Lampung” adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Baharudin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu.
3. Drs. Wiyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan FKIP Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd selaku pembimbing pertama yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis.
5. Bapak Drs. Surisman, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing kedua yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis.
6. Bapak Drs.Sudirman Husin, M.Pd selaku pembahas dalam penulisan skripsi ini
xii
7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah
membantu dalam proses perkuliahan dan pembimbingan atas segala ilmu yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah
memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.
9. Kepala SMA Negeri 15 Bandar Lampung yang telah memberiakn izin untuk
melaksanakan penelitian pada siswa kelas X.2 Tahun Pelajaran 2011/2012.
10. Bapak Hasanudin, S.Pd selaku guru Penjaskes di SMA Negeri 15 Bandar
Lampung sekaligus pelatih senam penulis di PERSANI Lampung, yang telah memberikan bantuan dan masukan selama penulis melakukan penelitian.
11. Siswa-siswi kelas X.2 SMA Negeri 15 Bandar Lampung tahun pelajaran
2011/2012, terima kasih atas kerjasamanya.
12. Bapak dan Ibu di staf Tata Usaha FKIP Unila.yang telah membantu proses
terselesaikannya skripsi ini.
13. Teman-teman seperjuangan angkatan 2007, ayo sukseskan program S1 Reguler
secepatnya, semangat.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penyelesaian tugas akhir ini.
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, 2 Agustus 2012 Penulis
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktivitas dalam pendidikan jasmani dan olahraga merupakan fenomena yang
kompleks, karena mencakup dimensi bio-sosio-kultural. Ditinjau dari aspek
biologis isi kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga pada hakikatnya adalah
pola gerak fisik manusia yang terwujud dalam struktur jasmaniah yang perlu
dipahami sebagai pola perilaku gerak manusia. Dari aspek sosiologis dan
budaya seorang guru Penjas dituntut pula memahami lingkungan belajar yang
baik untuk mencapai tujuan pengajaran pendidikan jasmani yang efektif dan
efisien. Untuk mencapai tujuan tersebut yang menjadi prioritas utama adalah
perwujudan secara optimal peranan dan fungsi guru dalam mengelola kegiatan
proses pembelajaran pendidikan jasmani.
Pendidikan Jasmani merupakan salah satu pelajaran yang wajib diajarkan
disetiap jenjang pendidikan, seperti halnya termasuk ditingkat Sekolah
Menengah Atas (SMA). Melalui Pendidikan Jasmani diharapkan dapat
merangsang perkembangan dan pertumbuhan jasmani siswa, merangsang
gerak siswa. Untuk mencapai tujuan pembelajaran Pendidikan Jasmani yang
diharapkan, maka seorang guru Pendidikan Jasmani dituntut untuk dapat
menyajikan materi pembelajaran Pendidikan Jasmani dengan baik dan
menyenangkan, sehingga siswa merasa tertarik dengan pembelajaran yang
dilakukan di sekolah.
Peranan dan fungsi guru Penjas yang baik akan terwujud apabila memiliki
inisiatif, kreativitas, dan inovasi serta selektif dalam memilih dan menentukan
jenis model pembelajaran yang cocok dan sesuai dengan tingkat pertumbuhan
dan perkembangansiswa yang sering diungkapkan dalam istilah
Developmentally Appropriate Practice (DAP). Pendidikan Jasmani pada
dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan
yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran, jasmani,
keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional,keterampilan sosial, penalaran
dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan.
Melalui pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah, siswa dituntut untuk dapat
menguasai dan memahami keterampilan gerak dasar dari setiap materi cabang
olahraga yang diajarkan. Untuk mencapai tujuan tersebut, seorang guru
Pendidikan Jasmani harus memiliki inisiatif, kreatifitas dan kemampuan
menggunakan ataupun menciptakan alat bantu pembelajaranyang sesuai dan
sederhana sehingga menghasilkan suatu inovasi baru dalam proses pembelajaran
yang dapat menjadikan siswa lebih bergairah dan semangat dalam proses
pembelajaran. Guru Pendidikan Jasmani harus bertindak secara kreatif dalam
inovatif, kreatif dan terampil serta siswa dapat dengan mudah memahami dan
menguasai keterampilan gerak yang diajarkan dalam Pendidikan Jasmani.
Tujuan pendidikan jasmani meliputi : (1) mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan
perkembangan sosial, (2) mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan
untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang mendorong partisifasinya dalam
aneka aktivitas pendidikan jasmani, dan (3) mengembangkan nilai-nilai pribadi
melalui partisifasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun
perorangan.
Untuk mencapai hal tersebut, tentunya materi-materi dalam Pendidikan Jasmani
dari tingkatSekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga
Sekolah Menengah Atas (SMA) telah diatur dalam program pembelajaran
Pendidikan Jasmani. Seperti halnya materi pembelajaran Pendidikan Jasmani
yang diajarkan di SMA, sesuai dengan program pembelajaran yang digunakan,
materi pembelajaran Pendidikan Jasmani ditingkat SMA adalah permainan bola
besar, permainan bola kecil, atletik, senam lantai, beladiri, kebugaran
Pendidikan Jasmani, senam irama, pembelajaran aquatik atau renang serta
tentang kesehatan dan lingkungan hidup.
Salah satu materi pendidikan jasmani adalah senam, senam mulai dikenal di
Indonesia pada tahun 1912, ketika senam pertama kali masuk ke Indonesia pada
jaman penjajahan belanda. Masuknya olahraga senam ini bersama dengan
sendirinya senam sebagai bagian dari penjaskes juga diajarkan disekolah. Senam
terdiri menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu; senam artistik, senam rytmik, dan senam
aerobik. Salah satunya adalah senam artistik, dimana gerakan-gerakan pada
senam tersebut memerlukan teknik dan gerakan yang benar dan irama yang
tepat, sehingga gaya yang digunakan dapat dilakukan secara aman, efisien, dan
efektif. Dalam cabang olahraga senam, khususnya senam artistik terdapat
beberapa gerakan. Salah satunya gerakan senam lantai yaitu handstand. Gerakan
handstand ini adalah gerakan/teknik dasar dari senam lantai, sebelum melakukan
gerakan lanjutan misalnya handstand roll, handstand kayang, handspring dan
sebagainya, maka harus terlebih dahulu menguasai gerakan handstand tersebut.
Gerakan handstand juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantan untuk
mempermudah siswa untuk meningkatkan gerakan handstand, yaitu berupa
bantuan teman, 2 buah tambang yang berukuran 15 meter yang diikat pada
kedua tiang berukuran tinggi 2 meter, tambang diletakkan pada ketinggian yang
berukuran ± 1,5 meter dan jarak dari tiang satu ketiang satunya berjarak 10
meter, dan video berupa 1 CD yang berisikan seorang atlet senam melakukan
teknik dan gerakan handstand serta suara saat melakukan tahapan-tahapan
gerakan handstand,1 LCD, dan Speaker kecil.
Untuk melakukan gerak dasar handstand yang baik dibutuhkan beberapa
aspek-aspek fisik diantaranya adalah kekuatan daya tahan otot, keseimbangan, dan
model pembelajaran. Pada umumnya sebelum siswa melakukan gerakan
handstand, terlebih dahulu siswa dapat melakukan gerakan atau latihan yang
bertujuan untuk meningkatkan gerakan handstand. Contohnya: melatih kekuatan
handstand, yaitu dengan cara latihan push-up, sit-up, back-up, keseimbangan
tubuh dengan cara jalan jinjit, berdiri dengan kaki satu diatas beam, dan kop
stand. Teknik gerakan handstand meliputi beberapa tahapan yaitu, posisi salah
satu kaki didepan dengan posisi badan tegap (lurus keatas), kedua tangan berada
diatas samping telinga, lalu tangan dijatuhkan menyentuh matras,kaki yang
berada dibelakang mengikut sambil dilemparkan keatas, lalu kaki yang berada
didepan sedikit ditekuk supaya ada dorongan saat kaki dilempar keatas, lalu kaki
yang berada didepan mengikuti kaki satunya, kemudian posisi kedua kaki berada
diatas dengan posisi rapat dan ujung kaki point (lancip), posisi badan tidak
melenting lurus keatas, dan kepala masuk kedalam, maka posisi tubuh lurus
keatas dengan posisi terbalik.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis di SMA Negeri 15 Bandar
Lampung penulis memperoleh informasi bahwa hasil belajar Pendidikan
Jasmani siswa kelas X di SMA Negeri 15 Bandar Lampung tahun ajaran
2011/2012 yang berjumlah 4 kelas, kelas X.2 adalah kelas yang tergolong
rendah dalam penguasaan keterampilan gerak dasar handstand pada senam
lantai. Kemudian setelah dilakukan observasi dan pengamatan serta penilaian
secara objektif oleh penulis pada hasil belajar gerak dasar handstand pada materi
pokok senam lantai di kelas X.2 siswa masih banyak yang belum bisa
melakukan gerak dasar handstand sesuai dengan kriteria KKM disekolah, yaitu
dengan nilai ≥ 67. Siswa SMA Negeri 15 Bandar Lampung khususnya pada
kelas X.2 masih banyak siswa yang otot tangan nya tidak kuat, dan
keseimbangan pada tubuhnya masih lemah. Sehingga siswa belum dapat
melempar kaki keatas, sikap tubuh berbentuk vertikal, dan pada saat mendarat
maka dari itu siswa diwajibkan untuk melatih kekuatan otot khususnya lengan,
perut, dan punggung, serta keseimbangan tubuh. Hal tersebut merupakan suatu
pertanda bahwa pembelajaran Pendidikan Jasmani materi senam lantai pada
gerak dasar handstand di kelas X.2 tersebut belum mencapai ketuntasan belajar
yang optimal dan belum ada siswa yang lulus dengan kriteria KKM.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi, siswa kelas X.2 yang tergolong rendah
itu dikarenakan siswa masih banyak yang belum dapat melakukan gerakan
handstand dengan baik dan benar, terutama pada sikap melempar kaki keatas,
sikap tubuh berbentuk vertikal, dan pada saat mendarat, karena kurangnya
kekuatan otot pada tangan dan keseimbangan pada tubuh yang masih lemah.
Perlu ditelusuri mengenai faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar
gerak dasar handstand siswa kelas X.2 di sekolah tersebut. Penulis
mengindentifikasi penyebab rendahnya hasil pembelajaran senam lantai pada
gerak dasar handstand disebabkan oleh pembelajaran yang bersifat tradisional,
yaitu gerakan yang menggunakan kekuatan seluruh tubuh, koordinasi antara
tangan, badan, dan kaki, serta keseimbangan dan ketepatan saat posisi vertikal.
Dapat diketahui bahwa dalam menyampaikan materi yang diajarkan selama ini
masih bersifat konvensional dan dalam proses pembelajarannya guru di sekolah
hanya menyampaikannya lewat materi secara lisan dan mempraktikkan 1 smpai
2 kali, dikarenakan kurangnya alat pembelajaran disekolah yaitu matras. Dengan
cara mengajar yang masih bersifat konvensional dengan menggunakan alat
saat proses pembelajaran berlangsung, karena mereka tidak memiliki banyak
kesempatan untuk mencoba dan mempraktikkan gerak dasar handstand pada
senam lantai yang diajarkan oleh guru. Sehingga pengalaman belajar siswa
sangat kurang sekali dan apa yang mereka pahami dari proses pembelajaran
tersebut menjadi terbatas, akibatnya hasil belajar gerak dasar handstand tidak
optimal karena kesempatan belajar siswa untuk mempraktikkan gerak dasar
handstand tersebut sangat kurang dan siswa tidak dapat mengaplikasikan gerak
dasar yang diajarkan dengan baik dan benar. Dengan cara pembelajaran seperti
ini, siswa menjadi kurang tertarik mengikuti mata pelajaran senam khususnya
materi gerak dasar handstand. Selain itu kurangnya peralatan senam sering
dibuat menjadi alasan seorang guru tidak mengajarkan pelajaran senam
disekolah.
Pola pelajaran yang kurang variatif dan cenderung membosankan membuat
siswa menjadi malas dalam mempelajari pelajaran senam khususnya pada gerak
dasar handstand. Kesulitan siswa dalam melakukan pelajaran senam khususnya
gerak dasar handstand menyebabkan kendala pada mata pelajaran senam,
selanjutnya pelajaran berjalan tidak efektif. Untuk itu perlu mengadakan
perbaikan dalam metode atau model pembelajaran dengan menggunakan alat
bantu agar tercapai keberhasilan pembelajaran. Pentingnya menyediakan alat
sederhana sebagai alat bantu pembelajaran agar siswa dapat melakukan gerakan
handstand dengan baik dan benar. Selain itu diharapkan dengan penggunaan alat
bantu dapat menambah motivasi siswa untuk mencoba gerakan handstand
melakukan secara berulang-ulang. Dengan demikian proses pembelajaran dapat
Berdasarkan uraian tersebut perlu ditentukan metode belajar yang tepat agar
perbaikan dalam hal pendekatan atau model yang digunakan untuk
meningkatkan gerak dasar handstand. Model yang berorientasi pada prinsip
latihan yang disesuaikan dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan siswa
serta alat bantu yang diharapkan dapat meningkatkan gerak dasar handstand.
Dari permasalahan tersebut, penulis akan melakukan modifikasi alat dan bantuan
pembelajaran handstand, yaitu berupa bantuan teman, 2 buah tambang yang
berukuran 15 meter yang diikat pada kedua tiang berukuran tinggi 2 meter,
tambang diletakkan pada ketinggian yang berukuran ± 1,5 meter dan jarak dari
tiang satu ketiang satunya berjarak 10 meter, dan video berupa 1 CD yang
berisikan seorang atlet senam melakukan teknik dan gerakan handstand serta
suara saat melakukan tahapan-tahapan gerakan handstand,1 LCD, dan Speaker
kecil.
Dari permasalahan yang muncul inilah peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Meningkatkan Hasil Pembelajaran Gerak Dasar
Handstand Dengan Menggunakan Bantuan Teman, Tambang, dan Video Pada
Siswa Kelas X.2 SMA Negeri 15 Bandar Lampung 2011/2012”. Dengan harapan
melalui penelitian ini akan tercapai pembelajaran senam khususnya pada senam
artistik gerakan handstand yang efektif sekaligus menyenangkan. Dan tujuan
utama dalam mengajarkan pembelajaran gerak tersebut adalah pengembangan
pembelajaran untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, serta membantu
dirinya bertindak efektif dan efisien dalam pelaksanaan tugas sehari-harinya.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas terdapat masalah yang dapat
diidentifikiasi, antara lain :
1. Banyaknya siswa yang tidak dapat melakukan gerakan handstand dengan
baik dan benar karena kurangnya kekuatan otot tangan dan keseimbangan
pada tubuh.
2. Kemampuan gerak dasar handstand masih rendah, terutama pada saat kaki
melempar keatas, saat handstand masih banyak yang tidak lurus keatas
(vertikal), dan kurangnya kekuatan pada tangan dan keseimbangan.
3. Pembelajaran gerak dasar handstand belum berjalan efektif karena belum
menggunakan metode pembelajaran yang tepat.
4. Pembelajaran gerak dasar handstand belum menunjukkan model mengajar
yang bervariasi.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, untuk
memudahkan penelitian perlu pembatasan yang berdasarkan tujuan dari
penelitian ini, adapun pembatasan masalah tersebut adalah hanya ingin
mengetahui seberapa besar peningkatan pembelajaran gerak dasar handstand
dengan bantuan teman, tali tambang, dan video pembelajaran pada siswa kelas
X.2 SMA N 15 Bandar Lampung.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah penelitian
1. Apakah dengan menggunakan bantuan teman dapat memperbaiki dan
meningkatkan pembelajaran gerak dasar handstand pada siswa kelas X.2
SMA N 15 Bandar Lampung ?
2. Apakah dengan menggunakan tali tambang yang diikat pada kedua tiang
dapat memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran gerak dasar handstand
pada siswa kelas X.2 SMA N 15 Bandar Lampung ?
3. Apakah dengan menggunakan video pembelajaran dapat memperbaiki dan
meningkatkan pembelajaran gerak dasar handstand pada siswa kelas X.2
SMA N 15 Bandar Lampung ?
E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Ingin memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan pembelajaran
gerak dasar handstand, dengan menggunakan bantuan teman pada siswa
kelas X.2 SMA N 15 Bandar Lampung.
2. Ingin memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan pembelajaran
gerak dasar handstand, dengan menggunakan tali tambang pada siswa kelas
X.2 SMA N 15 Bandar Lampung.
3. Ingin memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan pembelajaran
gerak dasar handstand, dengan menggunakan video pembelajaran pada
siswa kelas X.2 SMA N 15 Bandar Lampung.
F. Manfaat Penelitian
Peneliti dapat mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
memotivasi siswa dan untuk mengetahui seberapa besar efektivitas
pembelajaran senam lantai gerakan handstand dengan alat bantu pada siswa
kelas X.2 SMA N 15 Bandar Lampung dan juga memberikan pengalaman
berharga untuk pembelajaran pendidikan jasmani yang akan datang.
2. Bagi siswa
Sebagai salah satu pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan senam
lantai khususnya pada gerakan handstand.
3. Bagi pelatih senam lantai maupun guru pendidikan jasmani
Dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam menentukan metode dan
model atau pendekatan yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan anak, sehingga anak dapat mengoptimalkan segenap
kemampuannya dan tercapailah keberhasilan pembelajaran.
4. Bagi Program Studi Penjaskes
Sebagai salah satu acuan dalam bahan pengkajian dan analisis Ilmu
Biomekanik terhadap teknik dasar senam lantai pada gerakan handstand,dan
dapat memberikan informasi dan sumbangan pemikiran untuk memajukan
pendidikan,terutama pendidikan jasmani dan kesehatan.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :
1. Tempat penelitian dilaksanakan di Lapangan SMA N 15 Bandar
2. Objek penelitian yang diamati adalah MeningkatkanPembelajaran Gerak
Dasar Handstand dengan menggunakan bantuan teman, tali tambang, dan
video pembelajaran pada siswa kelas X.2 di SMA N 15 Bandar Lampung.
3. Subjek penelitian yang diamati adalah siswa kelas X.2 di SMA N 15
Bandar Lampung, dengan berjumlah 38 siswa yang terdiri dari siswa 20
II. KERANGKA TEORITIK, BERFIKIR, dan HIPOTESIS
A. Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk jasmani
dan pendidikan melalui aktifitas jasmani. Pendidikan untuk jasmani
mengandung pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan akhir dari proses
pendidikan, sedangkan pendidikan melalui aktifitas jasmani mengandung
pengertian bahwa tujuan pendidikan dapat dicapai melalui aktifitas jasmani.
Tujuan pendidikan ini adalah tujuan pendidikan pada umumnya yaitu
menyangkut aspek fisik, psikis dan sosial atau juga pada aspek kognitif, afektif
dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut dapat dibentuk melalui aktifitas jasmani
yang berupa gerak jasmani dan olahraga.
Proses pendidikan, termasuk kegiatan belajar dan berlatih merupakan wahana
untuk merangsang potensi manusia. Karena itu, jelaslah bahwa pendidikan
jasmani bukan semata-mata berurusan dengan pembentukan badan, tetapi
dengan manusia seutuhnya.Manusia Indonesia seutuhnya dapat diartikan sebagai
manusia yang mempunyai kepibadian yang baik, kepribadian ini terdiri dari
dengan manusia dengan tuhan, yang berarti manusia yang beriman. Aspek sosial
mempunyai arti bahwa manusia itu selalu ada ketergantungan dengan manusia
lain. Aspek psikis yang berkenaan dengan daya fikir, penalaran dan emosi,
sedangkan aspek fisik berkenaan dengan kondisi tubuh dan kemampuan
motorik. Apabila keempat aspek kepribadian berkembang dengan baik, maka
dapat dikatakan sebagai manusia yang utuh.
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan melalui
kegiatan jasmani. Dengan mempelajari pendidikan jasmani peserta didik
diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam
pendidikan jasmani.
b. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap
sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama.
c. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran
Pendidikan Jasmani.
d. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab,
kerjasama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani.
e. Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi
berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas
ritmik, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas (Outdoor
education).
f. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat
g. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan
orang lain.
h. Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi
untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat.
i. Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat
kreatif
B. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Anak dipandang sebagai salah satu sumber untuk menentukan apa yang akan
dijadikan bahan pelajaran. Thompson (1993: 38) menjelaskan bahwa anak
bukanlah hanya sekedar versi yang lebih kecil dari orang dewasa. Anak
memiliki kemampuan dan kebutuhan yang sangat khusus. Untuk itu perlu
dipelajari bagaimana anak tumbuh, berkembang dan belajar, apa kebutuhan dan
apa minatnya. Proses berkembang ini dibagi atas fase-fase tertentu. Dengan
mengetahui tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu, memberikan
informasi dan landasan dalam menentukan alternatif model pembelajaran yang
cocok sehingga proses belajar mengajar lebih efektif , agar kemampuan anak
dapat dikembangkan seoptimal mungkin.
Menurut Thompson (1993: 41) bahwa tiap anak mengembangkan pertumbuhan
dengan kecepatan masing-masing dan beberapa anak berkembang lebih awal dan
sebagian lagi berkembang lebih lambat daripada rata-rata anak pada umumnya.
Rata-rata puncak pertumbuhan sangat cepat ini kira-kira pada umur 12 tahun
bagi anak perempuan dan umur 14 tahun bagi anak laki-laki. Sebelum
dan perempuan dalam berat dan tinggi badan. Bila saat pertumbuhan cepat ini
terjadi maka akan menghasilkan meningkatnya berat dan tinggi badan.
Penjelasan lebih lanjut oleh Thompson (1993: 42) yang menyebutkan bahwa
perbedaan-perbedaan yang muncul pada pertumbuhan cepat dan masa puber
terjadi akibat perubahan hormon yang dihasilkan tubuh. Perbedaan tersebut
berupa bahu yang lebih lebar dan sedikit perubahan lebar panggul pada laki-laki
dan panggul yang lebih lebar dan sedikit perubahan pada lebar bahu pada anak
perempuan. Perubahan ini berpengaruh pada cara gerak anak laki-laki dan
perempuan.
Sunarto (1999: 53) juga menyebutkan perkembangan fisik yang menjadi tanda
pubertas dihitung mulai menstruasi pertama pada anak perempuan atau sejak
anak laki-laki mengalami mimpi basah (mengeluarkan air mani pada waktu
tidur). Perubahan ini terkadang membawa kesukaran fisik bagi anak remaja, juga
menyebabkan mereka punya keasyikan mental dan emosional.Apabila
menstruasi mulai datang, mungkin atau boleh jadi menghalangi partisipasi
mereka dalam kegiatan fisik.
Dengan mengetahui pertumbuhan dan perkembangan pada anak, guru harus
memperhatikan sarana dan prasarana yang digunakan agar sesuai dengan
karakteristik siswa yang menggunakannya sehingga guru dapat memberikan
materi pelajaran dengan baik dan siswa mampu menguasai tugas gerak pada
berbagai cabang olahraga, meningkatkan kualitas unjuk kerja (performance) dan
C. Pengertian Senam
Senam yang dikenal dalam bahasa indonesia sebagai salah satu cabang olahraga
merupakan terjemahan langsung dari bahasa inggris Gymnastics, atau belanda
Gymnastiek. Gymnastics sendiri adalah bahasa aslinya merupakan serapan kata
dari bahasa yunani,gymnos, yang berarti telanjang. Orang yunani kuno
melakukan latihan senam diruangan khusus yang disebut ”Gymnasium” atau
Gymnasion”. Tujuannya ialah untuk mendapatkan kekuatan dan keindahan
jasmani. Cara berpakaiannya minim atau telanjang maksudnya agar dapat
leluasa bergerak. Menurut Hidayat (1955),kata Gymnastiek tersebut dipakai
untuk menunjukkan kegiatan–kegiatan fisik yang memerlukan keleluasaan gerak
sehingga perlu dilakukan dengan telanjang atau setengah telanjang.
Sedangkan Peter H. Werner (1994) mengatakan: ”Gymnastics my be globally
defined as any physical exercises on the floor or apparatus that is designed to
promote endurance, sternght, flexibility, agility, coordination,and body control”.
Dalam pengertian bebas definisinya berbunyi: ”senam dapat diartikan sebagai
bentuk latihan tubuh pada lantai pada alat yang dirancang untuk meningkatkan
daya tahan, kekuatan,kelentukan,kelincahan,koordinasi,dan kontrol tubuh.
”Maka senam merupakan aktivitas fisik yang dilakukan baik sebagai cabang
olahraga tersendiri maupun sebagai latihan untuk cabang olahraga lainnya yang
memerlukan keleluasaan gerak sehingga perlu dilakukan dengan telanjang atau
setengah telanjang.. Berlainan dengan cabang olahraga lain umumnya yang
mengukur hasil aktivitasnya pada obyek tertentu, dan bertujuan meningkatkan
mental spiritual. Senam mengacu pada bentuk gerak yang dikerjakan dengan
kombinasi terpadu dan menjelma dari setiap bagian anggota tubuh dari
komponen-komponen kemampuan motorik seperti: kekuatan, kecepatan,
keseimbangan, kelentukan, kelincahan, daya tahan, dan ketepatan”.
Tujuan Senam Lantai
Berdasarkan pengertian senam lantai, terdapat beberapa tujuan dari senam
lantai:
1. Menambah pengetahuan dan pengertian tentang pentingnya senam,
2. Menambah pengetahuan dan pengertian tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan perkembangan dan kondisi badan,
3. Menambah kemampuan untuk menilai bagaimana gerakan itu seharusnya,
4. Menambah kelentukan, kekuatan, daya tahan,ketrampilan, dan efisiensi
gerak,
5. Menambah kemampuan mempelajari motor-skill,
6. Menambah kemampuan untuk relax.
D. Model Pembelajaran
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa tidak terlepas dari peranan guru dalam
memilih dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
materi dan siswa.Menurut Soekamto dan Winataputra (1996/1997), model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan
aktivitas pembelajaran.
Dengan demikian model pembelajaran memiliki makna yang lebih luas dari
strategi, metode atau prosedur. Menurut Ismail (2002: 11) Model pembelajaran
memiliki empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi atau metode
tertentu, yaitu: (1) rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya; (2)
tujuan pembelajaran yang akan dicapai; (3) tingkah laku mengajar yang
diperlukan agar model tersebut dapat terlaksana secara berhasil; dan (4)
lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tersebut tercapai.
Model pembelajaran adalah sebuah perencanaan atau pola yang dapat digunakan
untuk menjabarkan kurikulum, untuk merancang materi pembelajaran dan untuk
memandu kegiatan pembelajaran di dalam kelas atau setting kelas yang lain.
(Ahmad H. P, 2005: 15)
Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut model pembelajaran dapat diartikan
sebagai penerapan konsep-konsep tertentu dalam pembelajaran yang harus
dikerjakan menurut langkah-langkah yang teratur dan bertahap, sistematis dan
terorganisir, agar mencapai pengalaman belajar dan tujuan belajar tertentu,
sekaligus merupakan pedoman bagi para pembelajar dalam pelaksanaan aktivitas
pembelajaran.
Melihat kenyataan yang ada di lapanganpembelajaran Penjaskes mengalami
berbagai persoalan diantaranya peserta didik mengalami kejenuhan, monoton
menurun dan tidak menunjukan kegairahan dalam olahraga.
(www.wikipedia.com)
Sejalan dengan pendapat tersebut di atas, berdasarkan hasil pengamatan penulis
di SMA N 15 Bandar Lampung,bahwa guru pendidikan jasmani
mengimplementasikan pembelajaran pendidikan jasmani dengan model
pembelajaran yang bersiklus menjelaskan, mendemonstrasikan dan memberikan
tugas gerak yang harus dikuasai anak. Hal itu lebih sering menimbulkan
kejenuhan dan berkurangnya minat anak untuk berolahraga.
Melihat fakta di atas maka jelaslah bahwa guru pendidikan jasmani perlu
menerapkan model-model pembelajaran yang berbeda dalam rangka upaya
meningkatkan mutu pembelajaran Penjaskes di sekolah yang menarik, inovatif,
dan kreatif dan dan di sesuaikan dengan perkembangan jiwa peserta didik.
Model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran pendidikan
jasmani adalah model pembelajaran dengan penggunaan alat bantu. Model ini
sangat sesuai dengan materi pendidikan jasmani di sekolah yang pencapaian
tujuan pendidikannya melalui aktivitas jasmani yang berupa gerak jasmani atau
olahraga.Dengan penggunaan alat bantu diharapkan akan tercipta pembelajaran
yang menyenangkan, menarik dan dapat meningkatkan motivasi semangat anak
untuk melakukan gerak.
E. Alat Bantu
Perkembangan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut guru agar mampu
sekurang-kurangnya guru dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun
sederhana dan bersahaja tetapi dapat membantu dalam pencapaian tujuan
pengajaran yang diharapkan.
Hamalik dalam Arsyad (2005: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan
dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,
dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media
pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu
efektivitas proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran saat
itu.
Sudjana dan Rivai dalam Arsyad (2005: 24-25) mengemukakan manfaat media
pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu :
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai
tujuan pembelajaran.
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru
tidak kehabisan tenaga.
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab aktivitasnya
Menurut Arsyad (2005: 7) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu
pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Alat bantu adalah alat
yang digunakan pendidik dalam menyampaikan pendidikan, alat bantu (peraga)
sangat penting. Alat tersebut berguna agar bahan pelajaran yang disampaikan
oleh guru lebih mudah diterima atau dipahami peserta didik. Dalam proses
belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar
proses belajar siswa lebih berhasil dalam proses pembelajaran dan efektif serta
efesien. Menurut Hamzah (1988) Penekanan media pendidikan terdapat pada
visual dan audio. Alat bantu visual terdiri dari alat peraga dua dimensi hanya
menggunakan dua ukuran panjang dan lebar (seperti: gambar, bagan, dan grafik)
sedangkan alat peraga tiga dimensi menggunakan tiga ukuran yaitu panjang,
lebar, dan tinggi (seperti: benda asli, model, alat tiruan sederhana, dan barang
contoh).
Alat bantu (peraga) yang digunakan dalam pembelajaran handstand adalah
Matras,matras dipakai untuk alas dimana tangan diletakkan diatas matras,
supaya saat tangan tidak kuat menahan, maka kepala tidak jatuh ke lantai dan
siswa juga tidak takut untuk melakukan gerakan handstand tersebut. sebagai alat
bantunya, yang digunakan dengan menggunakan berupa bantuan teman, 2 buah
tambang yang berukuran 15 meter yang diikat pada kedua tiang berukuran tinggi
2 meter, tambang diletakkan pada ketinggian yang berukuran ± 1,5 meter dan
jarak dari tiang satu ketiang satunya berjarak 10 meter, dan video berupa 1 CD
serta suara saat melakukan tahapan-tahapan gerakan handstand,1 LCD, dan
Speaker kecil, dan teknik-teknik gerakan handstand agar siswa dapat melihat
teknik handstand yang benar. Keuntungan alat bantu ini adalah praktis serta
memudahkan guru untuk mengevaluasi gerakan handstand.
Perlengkapan yang di gunakan dalam Handstand :
Lapangan / ruangan
Matras ( sebanyak dua buah matras )
Tali Tambang ( dua buah tali, @ 15 meter )
Tiang ( tinggi 2 meter )
Video ( satu set CD, LCD, dan Speaker kecil )
Penggunaan alat bantu di atas, diharapkan dapat memotivasi anak melakukan
tugas gerak yang diberikan. Sehingga pembelajaran Pendidikan Jasmani yang
diharapkan tercapai. Menurut Lutan (2002:10) pembelajaran Penjasorkes
dikatakan berhasil apabila:
1. Jumlah waktu aktif berlatih (JWAB) atau waktu melaksanakan tugas gerak
yang dicurahkan siswa semakin banyak
2. Waktu untuk menunggu giliran relatif sedikit, sehingga siswa aktif
3. Proses pembelajaran melibatkan partisipasi semua kelas
4. Guru penjasorkes terlibat langsung dalam proses pembelajaran
Handstand merupakan salah satu gerakan teknik dasar pada senam
mudah dan tidak sulit juga. Apabila sudah mengetahui teknik dan bisa
melakukannya handstand juga bisa menjadi gerakan atau aktivitas yang
menyenangkan,mengasikkan,dan juga mendorong koordinasi kerja otot, dan
juga memberikan tantangan dan merupakan tuntutan dasar senam lantai.
Teknik Gerakan Handstand dapat diuraikan menjadi beberapa unsur:
1. Salah satu kaki berada didepan,posisi tangan diatas samping telinga,
2. Lalu,tangan dijatuhkan menyentuh matras sambil satu kaki yang berada
dibelakang dilempar keatas,
3. Kaki yang berada didepan sedikit ditekuk,berfungsi sebagai menolak, lalu
kaki yang didepan mengikuti kaki yang dilempar keatas,
4. Posisi tangan menahan dengan telapak tangan, jari-jari terbuka dan lurus,
5. Saat kedua kaki berada diatas, posisi kaki rapat dengan kaki point
(lancip),
6. Badan tegap,tidak melenting atau bengkok, dan posisi kepala masuk lurus
sejajar dengan posisi badan dan kaki. Agar untuk menjaga keseimbangan
tubuh,perut dan punggung dikunci dengan menjepit tubuh,
7. Setelah posisi vertikal (handstand) dengan posisi tangan dibawah kaki
diatas, ditahan selama 3 detik,
8. Setelah itu,salah satu kaki turun satu persatu, kaki lurus tidak bengkok,
lalu badan mengikutinya, tangan tetap berada disamping telinga, kemudia
F. Belajar Motorik
Menurut Schmid dalam Lutan (1988: 102) Belajar motorik adalah seperangkat
proses yang bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan
kearah perubahan permanen dalam perilaku gerak. Schnabel (1983) dalam Lutan
( 2002:102) menjelaskan, karakteristik yang dominan dari belajar ialah
kreativitas ketimbang sikap hanya sekedar menerima di pihak siswa atau atlet
yang belajar.
Penjelasan tersebut menegaskan pentingnya psiko-fisik sebagai suatu kesatuan
untuk merealisasi peningkatan keterampilan.Belajar gerak adalah serangkaian
proses yang berkaitan dengan latihan atau pembekalan pengalaman yang
menyebabkan timbulnya perubahan menetap dalam keterampilan.Yang
dipelajari di dalam belajar gerak adalah pola-pola gerak mempelajari gerakan
olahraga, seorang atlet berusaha untuk mengerti gerakan yang dipelajari
kemudian apa yang dimengerti itu dikomandokan kepada otot-otot tubuh untuk
mewujudkan dalam gerakan tubuh secara keseluruhan atau hanya sebagian
sesuai dengan pola gerakan yang dipelajari. Proses belajar gerak berlangsung
dalam suatu rangkaian kejadian dari waktu ke waktu dan dalam prosesnya
melibatkan otak, dan ingatan.
Dengan demikian tugas utama peserta didik dalam proses belajar gerak adalah
menerima dan menginteprestasikan informasi tentang gerakan-gerakan yang
sedemikian rupa sehingga memungkinkan realisasi gerakan secara optimal
dalam bentuk ketrampilan.
Cholik (2004:1) mengatakan bahwa belajar ketrampilan dan kemampuan
motorik merupakan sesuatu yang berkembang secara terus menerus sesuai
dengan tingkat perkembangan. Prilaku motorik adalah tanggapan atau reaksi
anak yang terwujud dalam gerak (sikap) badan, dalam Cholik (2004:25).
Belajar gerak adalah sebagai tingkah laku atau perubahan kecakapan yang
mampu bertahan dalam jangka waktu tertentu, dan bukan berasal dari proses
pertumbuhan. Belajar gerak adalah belajar yang diwujutkan melalui respon–
respon atau muskular, yang pada umumnya diekspedisikan dalam gerak tubuh
atau bagian tubuh.
G. Keterampilan Gerak
Keterampilan itu dapat juga dipahami sebagai indikator dari tingkat kemahiran
atau penguasaan suatu hal yang memerlukan gerak tubuh.
(Lutan, 1988: 95). Keterampilan gerak adalah gerak yang mengikuti pola atau
gerak tertentu yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh
tubuh yang bisa dilakukan melalui proses belajar. Semakin kompleks
keterampilan gerak yang harus dilakukan, makin kompleks juga koordinasi dan
kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk
Belajar keterampilan gerak berlangsung melalui beberapa tahap yakni: (1) tahap
kognitif, (2) tahap asosiatif, dan (3) tahap otomatis. (Lutan
1988:305)
1. Tahap Kognitif
Pada tahap ini seseorang yang baru mulai mempelajari keterampilan
motorik membutuhkan informasi bagaimana cara melaksanakan tugas gerak
yang bersangkutan. Karena itu, pelaksanaan tugas gerak itu diawali dengan
penerimaan informasi dan pembentukan pengertian, termasuk bagaimana
penerapan informasi atau pengetahuan yang diperoleh. Pada tahap ini
gerakan seseorang masih nampak kaku, kurang terkoordinasi, kurang
efisien, bahkan hasilnya tidak konsisten.
2. Tahap Asosiatif
Permulaan dari tahap ini ditandai oleh semakin efektif cara-cara siswa
melaksanakan tugas gerak, dan dia mulai mampu menyesuaikan diri dengan
keterampilan yang dilakukan.Akan nampak penampilan yang terkoordinasi
dengan perkembangan yang terjadi secara bertahap, dan lambat laun
semakin konsisten.
3. Tahap Otomatis
Pada tahap ini, keterampilan motorik yang dilakukannya dikerjakan secara
otomatis. Pelaksanaan tugas gerak yang bersangkutan tak seberapa
H. Handstand
Handstand merupakan salah satu teknik dasar dari berbagai macam gerakan
dalam senam lantai. Handstand adalah suatu aktifitas yang mengasikkan dan
mendorong koordinasi kerja otot dan keseimbangan. Juga memberikan tantangan
dan ini merupakan tuntutan dasar senam artistik bagi sejumlah event lainya.
Tantangan pada gerakan handstand ini, pada saat kaki dilempar keatas dan kaki
satunya menyusul keatas, kebanyakan siswa tidak berani melakukan gerakan
handstand tersebut.
Gambar 1. Hanstand tanpa alat bantu
Gerak dasar handstand dapat juga menggunakan alat bantu, menurut Richad
Cloid, alat bantu dapat meningkatkan gerak dasar handstand. Alat bantu yang
dapat digunakan untuk meningkatkan gerak dasar handstand yang terutama
dengan bantuan guru atau teman, dapat juga menggunakan dinding atau tembok.
Pertolongan atau bantuan dalam pembentukan sikap dan gerak yaitu dengan
teman, karena dengan bantuan teman gerakan handstand dapat dilakukan dengan
mudah dan dapat mengetahui teknik gerakan handstand yang baik. Maka dengan
adanya bantuan dan dorongan dari teman, serta keberanian untuk melakukan
gerak dasar handstand tersebut.
Tahapan Dalam Handstand
Sebelum melakukan gerakan handstand siswa dapat melakukan latihan yang
bertujuan untuk melatih otot lengan, perut dan punggung serta keseimbangan,
yaitu dengan cara latihan push-up, back-up, sit-up, dan keseimbangan tubuh
dengan berjalan jinjit. Setelah itu siswa dapat melakukan handstand dengan
tahapan-tahapan yang diawali dengan melangkah satu kaki, dengan posisi salah
satu kaki berada didepan dan dibelakang, posisi tangan diatas samping telinga,
Lalu tangan dijatuhkan menyentuh matras sambil satu kaki yang berada
dibelakang dilempar keatas. Maka dari itu kedua tangan harus kuat,karena
tangan adalah titik tumpu, Kaki yang berada didepan sedikit ditekuk,berfungsi
sebagai menolak, lalu kaki yang didepan mengikuti kaki yang dilempar keatas,
Posisi tangan menahan dengan telapak tangan dan jari-jari terbuka, dan lurus,
Saat kedua kaki berada diatas, posisi kaki rapat dengan kaki point (lancip),
Badan tegap,tidak melenting atau bengkok. Dan posisi kepala masuk lurus
sejajar dengan posisi badan dan kaki. Untuk menjaga keseimbangan tubuh,perut
dan punggung dikunci dengan menjepit tubuh.
Adapun pelaksanaan Gerakan Handstand adalah sebagai berikut :
Posisi badan tegak keatas,salah satu kaki kedepan,dan kedua tangan berada
diatas samping telinga. Kaki melangkah dengan salah satu kaki kedepan,
bertujuan untuk menolak dan mendorong keatas.
Karakteristik teknik :
1. Kaki melangkah hanya sekali melangkah.
2. Posisi kaki yang didepan dan dibelakang tidak terlalu jauh, minimal
selebar bahu.
3. Kedua tangan berada diatas posisi disamping telinga.
4. Kaki belakang menolak keatas, lalu badan mengikuti kedepan.
5. tangan menyentuh matras, salah satu kaki naik keatas.
Gambar 2. Handstand Persiapan
2) Tahap Pelaksanaan
Tujuan tolakan dalam Handstand adalah untuk memaksimalkan kecepatan
vertikal dan guna memperkecil hilangnya kecepatan horizontal.Pada
gerakan handstand lemparan dilakukan di atas matras, pada saat melempar
menggunakan kaki yang terkuat sehingga menimbulkan gerakan ke atas
Karakteristik teknik :
1. Pada saat menolak menggunakan kaki yang paling kuat.
2. Waktu bertolak adalah dipersingkat.
3. Setelah kaki dilempar keatas, tangan tetap berada diatas matras, tangan
berfungsi untuk menahan, karena tangan titik tumpu berat badan, lalu
kepala didengakkan guna sebagai titik tumpu keseimbangan pada saat
handstand.
4. Kaki yang yang masih berada dibawah, dilempar keatas mengikuti kaki
yang satunya. Posisi kaki lurus tidak bengkok.
5. Saat diatas posisi kedua kaki rapat,dengan posisi badan vertikal keatas
dan sedikit melenting agar dapat manjaga keseimbangan tubuh.
6. Pandangan saat handstand melihat kebawah.
Gambar 3.Handstand Tindakan/Pelaksanaan
3) Tahap akhir
Tahap akhir gerakan handstand yaitu kembali berdiri tegak seperti semula,
saat pertama melakukan gerakan handstand.
1. Kedua kaki diluruskan keatas dan rapat, ujung kaki point dan badan
sedikit melenting.
2. Salah satu kaki dijatuhkan secara perlahan, lalu kaki satunya mengikuti.
3. Badan, tangan kepala juga mengikuti seperti ayunan. Kaki kebawah
badan dan tangan keatas.
4. Salah satu posisi kaki kedepan dengan jarak seleber bahu,badan tegak,
tangan disamping telinga.
Gambar 4.Handstand Akhiran
I. Kerangka Berfikir
Olahraga adalah sangat dibutuhkan sebagai penunjang kesehatan,tetapi olahraga
yang banyak dilakukan adalah karena suka / senang, sehingga menjadi bias, atau
sebaliknya karena bisa sehingga senang melakukan olahraga. Seperti kita senang
dengan senam lantai pada gerakan handstand, maka kita akan senang berlatih
dengan demikian tidak terasa karena kita banyak melakukan latihan gerakan
handstand danki secara alami kita akan menjadi bisa. Proses pembelajaran
keterampilan gerak yang efektif dan efisien hanya dapat dicapai dengan
memberikan tahapan pada tingkat keterampilan,, mulai dari yang paling
mungkin dapat diperoleh dengan latihan menggunakan modifikasi alat bantu
seperti dengan bantuan teman, tiang dan tali tambang untuk penyanggah, video
pembelajaran senam tentang gerak dasar handstand.
Menggunakan model pendekatan modifikasi dapat mengurangi rasa jenuh dan
bosan pada saat proses pembelajaran berlangsung, sehingga pada akhirnya akan
membantu bagi tercapainya suatu penguasaan kemampuan gerak dasar
handstand.
J. Hipotesis
Pengertian Hipotesis tindakan hendaklah dipahami sebagai suatu dugaan yang
bakal terjadi jika suatu tindakan dilakukan.
H1. “Dengan menggunakan bantuan teman dapat memperbaiki dan
meningkatkan pembelajaran gerak dasar handstand pada siswa kelas X.2
SMA N 15 Bandar Lampung”.
H2. “Dengan menggunakan tali tambang yang diikat pada kedua tiang dapat
memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran gerak dasar handstand pada
siswa kelas X.2 SMA N 15 Bandar Lampung”.
H3. “Dengan menggunakan video pembelajaran dapat memperbaiki dan
meningkatkan pembelajaran gerak dasar handstand pada siswa kelas X.2
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metodologi penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti
aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan
yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi peneliti sendiri.
(Sukardi. 2003: 93). Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara
atau metode, karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan
keberhasilan dari suatu penelitian terhadap subjek yang akan diteliti. Dalam hal
ini peneliti ingin menggunakan metode penelitian tindakan kelas PTK(classroom
action research), yang akan dilaksanakan pada Siswa kelas X.2 SMA Negeri 15
Bandar Lampung.
Menurut Arikunto dkk (2007: 58) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian
tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran
dikelasnya. Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya,
yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas atau di lapangan
dikarenakan ada 3 kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga
pengertian yang dapat di terangkan, (1) Penelitian menunjukkan pada suatu
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat
dalam meningkatkan mutu suatu yang menarik minat dan penting bagi peneliti,
(2) Tindakan menujuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu dalam penelitian pembentuk merangkaikan siklus kegiatan siswa,
dan (3) Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi
ruang kelas dalam penelitian, yang lebih sepesifik seperti yang lama dikenal
dalam bidang pendidikan dalam pengajaran yang dimaksud dengan istilah kelas
adalah sekelompok siswa sekelas yang sama dari pendidik yang sama pula.
Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila
perlakuan dilakukan pada responden maka responden dapat juga merasakan hasil
perlakuan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan berdasarkan masalah
yang benar-benar nyata muncul dari dunia tanggung jawab peneliti/ pendidik
yaitu dalam pembelajaran.Masalah yang diteliti harus datang dari guru itu
sendiri dan kemudian dicari pemecahannya.Menurut Suyanto (1997) Penelitian
kaji Tindak adalah suatu bentuk penelitian yang berbentuk reflektif dengan
melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau
meningkatkan prktik-praktik pembelajaran di kelas secara professional.
Tujuan PTK dapat digolongkan atas dua jenis, tujuan utama dan tujuan
sertaan.Tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Tujuan pertama, melakukan perbaikan dan peningkatan layanan
dapat dicapai dengan melakukan refleksi untuk mendiagnosis kondisi,
kemudian mencoba secara sistematis berbagai model pembelajaran alternatif
yang diyakini secara teoretis dan praktis dapat memecahkan masalah
pembelajaran. Dengan kata lain, guru melakukan perencanaan,
melaksanakan tindakan, melakukan evaluasi, dan refleksi.
2. Tujuan kedua, melakukan pengembangan keteranpilan guru yang bertolak
dari kebutuhan untuk menanggulangi berbagai persoalan aktual yang
dihadapinya terkait dengan pembelajaran. Tujuan ini dilandasi oleh tiga hal
penting, kebutuhan pelaksanaan tumbuh dari Guru sendiri, bukan karena
ditugaskan oleh kepala sekolah, proses latihan terjadi secara hand-on dan
mind-on, tidak dalam situasi artifisial, produknya adalah sebuah nilai, karena
keilmiahan segi pelaksanaan akan didukung oleh lingkungan. Tujuan
sertaan, menumbuh kembangkan budaya meneliti di kalangan Guru.
Penelitian tindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan
baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan
penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual lain.
Dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja.
2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan
perkembangan-perkembangan baru yang lebih baik.
Sedangkan tujuan utama dari PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan
praktik pembelajaran secara berkesinambungan, serta untuk pengembangan
kemampuan dan keterampilan guru untuk menghadapi permasalahan aktual
pembelajaran di kelasnya atau di sekolahnya sendiri.
Suyanto (1997) menungkapkan ada empat bentuk penelitian tindakan yaitu:
1. Guru sebagai peneliti
2. Penelitian tindakan kolaboratif
3. Simultan-terintregrasi
4. Administrasi social experimental.
Sehubungan dengan bentuk-bentuk penelitian tindakan kelas yang dikemukakan
di atas, maka penelitian ini menggunakan bentuk penelitian tindakan kelas
kolaboratif. Penelitian tindakan kelas kolaboratif merupakan bentuk penelitian
tindakan yang penelitinya bekerja sama dengan guru dan kepala sekolah.
Hubungan antara guru dengan peneliti bersifat kemitraan, sehingga mereka
memikirkan masalah-masalah penelitian secara bersama pula. Pelaksanaan
penelitian ini melibatkan pengajar dan peserta didik. Kerjasama ini diharapkan
dapat mengatasi permasalahan yang ada pada proses pembelajaran di sekolah.
Dalam penelitian ini penulis merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan di
setiap siklus memiliki tindakan yang berbeda. Dalam pelaksanaanya setiap
proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus penelitian sebelumnya.
Penelitian tindakan ini melalui putaran atau spiral yang disetiap siklusnya terdiri
dari rencana, tindakan, observasi, dan revleksi. Seperti yang digambarkan di
Gambar 5. Siklus Penelitian Kaji TindakDiadopsi dari (Muhajir, 1997)
Keterangan gambar :
a. Perencanaan (Planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,dimana,
oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan, serta pada tahap
perencanaan ini dipersiapkan skenario pembelajaran, fasilitas sarana
pendukung yang diperlukan, dan juga instrumen untuk merekam data
mengenai proses hasil tindakan. Pada perencanaan ini juga dilaksanakan
simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan
rancangan.
b. Tindakan
Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan
isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
c. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat suatu
d. Refleksi
Adalah merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan.
e. Perbaikan rencana
Adalah memperbaiki suatu tindakan yang sudah dilaksanakan apabila tidak
sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau tindakan sesuai rencana.
Dalam penelitian tindakan ada kata tindakan artinya dalam hal ini guru
melakukan sesuatu yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan kata
lain, penelitian tindakan kelas ini harus menyangkut upaya guru dalam bentuk
proses belajar mengajar yang mengutamakan basil yang lebih baik dari
sebelumnya.
B. Variabel Penelitian dan Data Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian. Suharsimi (1998:1999)
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yang terdiri dari :
a. Variabel bebas (X), yaitu penggunaan alat bantu berupa matras, bantuan
teman, tali tambang, tiang, dan video pembelajaran ( 1 set CD dan LCD).
b. Variabel terikat (Y), yaitu gerak dasar handstand dalam senam lantai.
Sifatnya ada 2 macam, yaitu;
1. Data Kualitatif adalah data yang berbentuk kategori atau atribut
2. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan.
Menurut cara memperolehnya:
1. Data Primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri atau
organisasi dan diperoleh langsung dari sumbernya.
2. Data Skunder adalah data yang diperoleh sudah jadi, contoh jumlah
siswa pada suatu daerah, sekolah, dan lain-lain.
Data dalam penelitian ini merupakan data primer dengan teknik analisis
deskriptif sederhana berupa data kuantitatif, yaitu data yang diolah melalui
cara menghitung dan membilang.
C. Subyek penelitian
Populasi menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 108 ) Menjelaskan bahwa
populasi adalah keseluruan dari subjek penelitian. Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 15 kelas X.2 yang berjumlah 38
siswa yang terdiri dari siswa 20 putra dan 18 putri, Bandar Lampung tahun
ajaran 2011/2012.
Sample adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti. Suharsimi Arikunto
(1998 : 109) sedangkan menurut Sudjana (1996 : 184) sample adalah sebagian
dapat mewakili populasi. Adapun subjek yang digunakan adalah siswa Kelas
X.2SMA Negeri 15 Bandar Lampung.
D. Tempat dan Waktu.
1. Tempat Penelitian.
Di lapangan SMA Negeri 15 Bandar Lampung.
2. Pelaksanaan Penelitian
Lama waktu yang diperlukan dalam penelitian sampai pada tahap
penyusunan skripsi berlangsung selama kurang lebih 3 bulan.
E. Pelaksanaan Penelitian
1. Siklus Pertama
a. Rencana :
1. Merancang skenario pembelajaran yang berisi tentang kegiatan kegiatan
yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
2. Menyiapkan instrumen pengamatan proses pembelajaran, dapat dilihat
pada lampiran halaman 68 dan 69.
3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi (kamera digital).
4. Mempersiapkan alat bantu yang digunakan pada siklus pertama, yaitu
dengan memberikan pembekalan atau latihan kepada teman yang akan
menggunakan bantua, dan berupa matras (2 buah matras).
5. Mempersiapkan siswa kelas X.2 yang berjumlah 38 siswa, terdiri dari
siswa 20 putra dan 18 putri untuk mengikuti pembelajaran siklus
b. Tindakan :
1. Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi 4 sap.
2. Kemudian siswa melakukan pemanasan umum.
3. Menjelaskan bentuk latihan yang akan dilakukan pada siklus pertama,
yaitu dengan menggunakan bantuan teman. Teman berguna sebagai
membantu peraga untuk melakukan gerakan handstand. Peraga
melakukan gerakan dari awal melangkah, tangan menyentuh matras,
lalu kaki dilempar keatas, sampai posisi badan dan kaki lurus tetapi
sedikit melenting. Lalu ditahan selama 3 detik, Guna agar siswa
mengerti teknik gerakan handstand.
4. Siswa dibariskan, dibagi menjadi dua barisan lalu berpasang-pasangan,
guna memudahkan pendidik untuk mengevaluasi gerakan yang benar.
5. Setiap siswa melakukan gerakan yang telah didemonstrasikan oleh
peneliti sebanyak 3 kali secara bergantian.
6. Menginstruksikan siswa untuk melakukan jenis latihan pada tatap muka
hari tersebut
c. Observasi :
1. Observasi dilakukan untuk melihat apakah suasana dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan bantuan teman dapat berjalan
pengulangan sebanyak 3 kali dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus
pertama.
2. Setelah tindakan dilakukan siswa yang berjumlah 38 siswa itu, ada yang
berhasil dan belum berhasil. Pada siklus pertama yaitu ada 11 siswa
yang berhasil menurut kriteria KKM ≥ 67, dan 27 siswa yang belum
berhasil masih dibawah rata-rata 58,21. Hasil belajar pada siklus
pertama belum tuntas karna persentase tingkat efektivitasnya hanya
42,88%, belum mencapai 50%. Maka siswa harus melanjutkan
pembelajaran gerak dasar handstand pada siklus kedua yaitu dengan
menggunakan bantuang tiang dan tali tambang, guna untuk mencapai
tingkat efektivitas dan dapat memperbaiki serta meningkatkan
pembelajaran gerak dasar handstand.
d. Refleksi :
1. Dari hasil observasi siswa yang berhasil ada 11 siswa dan yang belum
berhasil ada 27 siswa, dapat disimpulkan dan didiskusikan dengan guru
pendidikan jasmani. Dan keputusannya, siswa yang berhasil dapat
mengikuti siklus kedua untuk meningkatkan gerak handstand, dan yang
belum berhasil dapat mengikuti siklus kedua guna memperbaiki dan
meningkatkan pembelajaran gerak dasar handstand untuk mencapai
nilai kriteria KKM disekolah.
2. Mendiskusikan rencana tindakan untuk selanjutnya, yaitu pada siklus
kedua dengan menggunakan bantuan dua buah tali tambang yang