• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hukum perjamjiam sewa menyewa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hukum perjamjiam sewa menyewa"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Hukum perjamjiam sewa menyewa Pengertian perjanjian sewa menyewa

Perjanjian sewa menyewa sebagaimana yang diatur dalam KUH perdata adalah suatu perjanjian dimana pihak yang satu megikat diri untuk memberikan kepada pihak yang lain kenikamatan dari suatu barang selama suatu waktu tertentu dengan pembayaran suatu harga yang oleh pihak lain menyanggupi pembayrannya

Perjanjian sewa menyewa bertujuan untuk memberikan hak pemakaian saja kepada pihak

penyewa, sedangkan benda yang disewakan tersebut bisa merupakan benda yang berstatus hak milik, hak guna usaha, hak menggunakan hasil, hak pakai, hak sewa dan hak guna bangunan. Padad perjanjian sewa menyewa yang dipentikan adalah hak perorangan dan bukan hak kebendaan, mengingat sumber hak sewa adalah seperti yang sudah disebutkan diatas.

Ciri ciri sewa menyewa adalah sebagai berikut : a. Ada dua pihak yang saling mengikat diri

Yaitu pihak pertama yang menyewakan atau pihak yang mempunyai barang san pihak kedua atau pihak yang mebutuhkan kenikmatan atas suatu barang.

b. Ada unsur pokok

(2)

c. Ada kenikmatan yang diserahkan,

Kenikmatan yang diserahkan maksud adalah kenikatan penyewa untuk menggunakan serta menikmati hasil barang yang disewa tersebut , dengan pembayaran harga sebagai kontraprestasi bagi pihak yang menyewakan.

KUH perdata tidak menyebutkan secara tegas mengenai bentuk perjanjian sewa menyewa,

sehingga perjanjian sewa menyewa dapat dibuat dalam bentuk lisan maupun tertlis.

Namun pada prakteknya sewa menyewa dibuat secara tertulis untuk mempermudah pembuktian hak dan kewajiban para pihak dikemudian hari, terutama pada perjanjian sewa menyewa arang yang nilainya besar dan dlaam jangka waktu yang lama.

2. Subjek dan objek perjanjian sewa menyewa

Subjek perjanjian sewa menyewa adalah para pihak yang membuat perjanjian, yaitu penyewa dan pihak yang menyewakan. In dapat berupa orang pribadi, badan

hukum yang diwakili oleh orang yang berwenang seseorang atas keadaan tertentu menggunakan

kedidikan/hak orang lain tertentu, dan person yang dapat diganti.

(3)

semua jenis barang, baik yang tak bergerak, baik yang bergerak dapat disewakan.

3. Syarat Sah Perjanjian Sewa Menyewa

Syarat sah perjanjian sewa menyewa adalah sesuai dengan persyaratan sahnya perjanjian, yaitu sesuai pasal 1320 KUH Perdata, yaitu sepakat mereka yang

mengikat dirinya cakap untuk membuat suatu perjanjian, mengenai suatu hal tertentu, dan suatu sebab yang halal.

4. Ciri Perjanjian Sewa Menyewa

Suatu perjanjian sewa menyewa, berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan sebelumnya miliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dari perjanjian lain. Ciri-ciri perjanjian sewa menyewa yaitu:

a. Ada dua pihak yang mengikat diri

Pihak yang pertama adalah pihak yang menyewakan yaitu pihak yang mempunyai barang. Pihak yang kedua adalah pihak penyewa, yaitu pihak yang membutuhkan kenikmatan ata suatu barang. Para pihak dalam perjanjian sewa menyewa saapt

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses perjanjian sewa-menyewa antara pihak yang menyewakan ruko dengan pihak penyewa ruko,

Perjanjian sewa-menyewa diatur di dalam bab VII Buku III KUH Perdata yang berjudul ‚Tentang Sewa – Menyewa‛ yang meliputi pasal 1548 sampai pasal 1600 KUH

Karena secara mendasar, kesepakatan perjanjian sewa menyewa alat yang dilakukan mengacu pada Pasal 1320 KUH Perdata sebagai dasar legal standing, kemudian diperkuat

Perjanjian sewa menyewa diatur dalam Pasal 1548 KUH Perdata, yang menyatakan: ”Sewa menyewa adalah suatu perjanjian den- gan mana pihak yang satu mengikatkan dirin- ya

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata memberikan batasan tentang interprestasi resmi dari apa yang dinamakan perjanjian sewa menyewa, sebagaimana tertuang dalam Pasal

Dalam kasus adanya pihak pemberi sewa yang justru melakukan kegiatan jual beli dengan pihak lain, padahal hubungan sewa menyewa antara pemberi sewa dan penyewa belum

Sewa menyewa sebagaimana perjanjian lainnya adalah merupakan perjanjian yang bersifat konsensual, perjanjian ini mempunyai kekuatan hukum yaitu pada saat sewa menyewa berlangsung, dan

Kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini adalah bagaimanakah akibat hukum yang timbul dari wanprestasi yang dilakukan oleh salah satu pihak atas perjanjian sewa menyewa yang