KOMUNIKASI NONVERBAL MELALUI JILBAB DALAM KONTEKS KONSEP DIRI
Studi pada Mahasiswi Berjilbab Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)
VINDA LHOSSA RYAN NIM: 07220242
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Vinda Lhossa Ryan
NIM : 07220242
Konsentrasi : Public Relations
Judul Skripsi : Komunikasi Nonverbal Melalui Jilbab dalam Konteks
Konsep Diri (Studi pada Mahasiswi Berjilbab Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang)
Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
Dan dinyatakan LULUS Pada hari : Selasa Tanggal : 9 Agustus 2011
Tempat : Ruang 607 GKB I UMM kampus III
Mengesahkan, Dekan FISIP UMM
DR. Wahyudi, M.Si
Dewan Penguji:
1. Dr. Muslimin Machmud, M.Si Penguji I ( )
2. Sugeng Winarno, S.Sos, M.A Penguji II ( )
3. Drs. Abdullah Masmuh, M.Si Penguji III ( )
KATA PENGANTAR
Tiada Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad utusan Allah. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Cerdas (Yaa Rasyid) dan nama Allah yang Maha Penyantun (Yaa Halim), telah diselesaikan sebuah karya ilmiah ini oleh peneliti. Sebuah keyakinan besar bahwa Allah pasti akan membantu orang-orang yang berdo’a dan berusaha, menjadikan semangat peneliti kian membesar.
Berawal dari keingintahuan peneliti akan sebuah fenomena menarik di sekitar peneliti, menjadikan skripsi ini sebagai tempat dituangkannya jawaban sederhana dari apa yang dicari-cari selama ini. Banyaknya mahasiswi yang ternyata hanya berjilbab saat di kampus saja, mengingatkan peneliti pada peristiwa tragis pelarangan perempuan berjilbab di tempat kerja. Yang sebaliknya, mahasiswi justru dengan mudahnya menggunakan jilbab dengan tidak konsisten. Kita rupanya terbiasa lebih mementingkan simbol (kulit) daripada apa yang disimbolkannya (substansi), (Deddy mulyana).
Jilbab sebagai simbol, secara konvensional merupakan benda yang merepresentasikan nilai agama Islam bagi pemakainya, bahwa orang tersebut adalah perempuan Islam. Kemudahan tersebut adalah demi identitas sebuah kaum yang diperjuangkan untuk kemuliaan perempuan. Namun dunia kini, menghantarkan jilbab hanya menjadi selembar kain multifungsi yang dapat digunakan sesuai kebutuhannya. Karena itu, harus diketahui cara para pelaku mahasiswi dalam memaknai jilbab tersebut, agar perilaku tersebut dapat dipahami secara manusiawi. Selanjutnya penting untuk mengetahui konsep diri yang ingin pelaku tampilkan saat berjilbab di kampus, dan kemudian melihat jilbab sebagai sebuah simbol baru yang diciptakan mahasiswi sehubungan dengan konsep diri yang ingin ia komunikasikan pada mitra interaksinya.
dalam menuntun peneliti mengerjakan skripsi dengan semaksimal mungkin. Tidak tertinggal rasa terima kasih yang mendalam kepada Ibu Dra. Frida Kusumastuti, M.Si sebagai dosen pembimbing II yang selalu menyemangati dan memotivasi peneliti untuk terus berjuang. Terima kasih yang sebesar-besarnya tak lupa saya haturkan kepada Bapak Dosen Penguji, yaitu, Bapak Dr. Muslimin Machmud, M.Si dan Bapak Sugeng Winarno, S.Sos, M.A, atas bantuannya dalam upaya menyempurnakan skripsi ini. Kepada beliau semuanya, semoga dilimpahkan rahmat dan berkah dari Allah SWT. Amin Ya Robbal ‘alamin. Tak lupa pula peneliti ucapkan terima kasih setulusnya kepada para subyek penelitian; Rere, Dewi, Fitri, Hera, Tina, Putri dan Lisda yang tidak hanya menjadi sekedar informan saja, melainkan menjadi teman baru yang sangat menyenangkan.
Untuk kesempurnaan penelitian ini, saran dan kritik akan menjadi wadah positif bagi peneliti. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya Ilmu Komunikasi tercinta, dapat dilanjutkan ke dalam penelitian yang jauh lebih menarik dan sempurna, selamat membaca.
Malang, 12 Agustus 2011 Peneliti,
DAFTAR ISI
SAMPUL... i
HALAMAN JUDUL... ii
LEMBAR PERSETUJUAN... iii
LEMBAR PENGESAHAN... iv
PERNYATAAN ORISINALITAS... v
BERITA ACARA BIMBINGAN... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN... vii
ABSTRAK... ix
KATA PENGANTAR... xiii
DATAR ISI... xv
DAFTAR GAMBAR DAN DAFTAR TABEL... xix
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
BAB I PENDAHULUAN……….. 1
A. Latar Belakang ………... 1
B. Rumusan Masalah ……….….. 4
C. Tujuan Penelitian ………... 4
D. Batasan Masalah ………... 5
E. Signifikansi Penelitian ……….... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………. . 7
A. Pengertian Komunikasi ……….. 7
A.1. Pesan dalam Komunikasi ………... 7
A.2. Komunikasi Nonverbal ………... 8
B. Jilbab ………. 11
B.1. Pengertian Jilbab menurut kamus Arab-Indonesia/ Inggris …….... 12
B.2. Fungsi Jilbab ... 14
C. Konsep Diri ... 18
D.1. Asumsi Teori yang digunakan ... 21
1. Teori Interaksionisme Simbolik ... 21
2. Teori Diri ... 22
D.2. Konseptualisasi ... 23
1. Komunikasi Nonverbal ... 23
2. Jilbab ... 24
3. Konsep Diri ... 25
4. Simbol ... 25
D.3. Hasil Studi Terdahulu ... 26
BAB III METODE PENELITIAN... 28
A. Pendekatan dan Perspektif Penelitian ... 28
B. Unit Analisis dan Penetapan Jumlah Subjek Penelitian ... 28
C. Teknik Pengumpulan Data ... 30
D. Teknik Analisis Data ... 31
E. Teknik Keabsahan Data ... 33
BAB IV GAMBARAN OBYEK PENELITIAN... 34
A. Universitas Muhammadiyah Malang ... 34
B. Visi Universitas Muhammadiyah Malang ... 35
C. Misi Universitas Muhammadiyah Malang ... 35
D. Tujuan Universitas Muhammadiyah Malang ... 36
E. Fakultas Ekonomi sebagai Obyek yang difokuskan ... 36
F. Deskripsi Mahasiswa ... 37
E.1. Kegiatan Mahasiswa ... 37
E.2. Kehidupan Islami di Universitas Muhammadiyah Malang ... 39
E.2.1. Surat Edaran Tentang Penertiban Penampilan Mahasiswa ... 40
E.2.2. Anjuran Berpakaian Islami di Bulan Ramadhan ... 41
E.2.3. Pembentukan Kepribadian dan Kepemimpinan (P2KK) ... 42
E.2.5. Kuliah Kerja Nyata (KKN) ... 44
BAB V PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA... 46
A. Gambaran Subyek Penelitian ... 46
A.1. Rere ... ... 46
A.2. Dewi ... 47
A.3. Fitri ... 48
A.4. Hera ... 49
A.5. Tina ... 49
A.6. Putri ... 50
A.7. Lisda ... 51
B. Makna Jilbab Bagi Mahasiswi ... 53
C. Konsep Diri Mahasiswi Berjilbab ... 67
D. Jilbab sebagai simbol dalam Mengkomunikasikan Konsep Diri Mahasiswi ... 86
E. Analisis Komunikasi Nonverbal Melalui Jilbab dalam Konteks Konsep Diri ... 95
E.1 Analisis Teori Interaksionisme Simbolik ... 95
E.2. Analisis Teori Diri ... 97
E.3. Analisis Kepustakaan “Konsep Diri” ... 98
E.4. Analisis Kepustakaan “Komunikasi Nonverbal” ... 100
F. Keabsahan Data ... 101
F.1. Keabsahan Data Makna Jilbab Bagi Mahasiswi ... 102
F.2. Keabsahan Data Konsep Diri Mahasiswi Berjilbab ... 104
F.3. Keabsahan Data Jilbab Sebagai Simbol dalam Mengkomunikasikan Konsep Diri Mahasiswi ... 106
BAB VI PENUTUP... 108
A. Kesimpulan ... 108
B. Saran/ Rekomendasi ... 109
DAFTAR GAMBAR DAN DAFTAR TABEL
GAMBAR
II.1 Proses Pembentukan Konsep Diri ... 19 III.1 Gambar Komponen dalam Analisis Data (interactive model) ... 31
TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
A. Lampiran Wawancara Mengenai Jamaah Fachruddin (JF)
dan Lembaga Semi Otonom (LSO) Alf Faruq ... 1
B. Lampiran Data Gambaran Subyek ... 1
C. Lampiran Data Hasil Wawancara Mendalam ... 6
Daftar Pustaka
Al Bilaly, Abdul Hamid. 2003. “Saudariku Apa yang Menghalangimu Berjilbab”. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.
Bagian Pengajaran AIK Universitas Muhammadiyah Malang. 2007. Kurikulum
Pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. UMM Press. Malang. Bungin, Burhan. 2009. Teknik Paktis Riset Komunikasi. KENCANA PRENADA
MEDIA GROP. Jakarta.
_____________. 2010. Analisis Data Penelitian Kualitatif; Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. PT
RAJAGRAFINDO PERSADA. Jakarta.
Direktorat Penelitian dan Pengembangan kepada Masyarakat Universitas
Muhammadiyah Malang, 2010. Buku Panduan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Malang. UMM Press. Malang.
Hamidi. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. UMM Press. Malang.
Hopper, Robert dan Jack L. Whitehead, Jr. 1979. Communication Concepts and Skills. Harper & Row. New York.
Littlejohn, Stephen W., dan Karen A. Foss. 2009. Teori Komunikasi; Theories of Human Communication. Salemba Humanika. Jakarta.
Mapiare, Andi. 2009. Identitas Religius di Balik Jilbab. Penerbit Universitas
Negeri Malang. Malang.
Moleong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian Kulaitatif; Edisi Revisi. PT REMAJA
Mulyana, Deddy. 2008a. Ilmu Komunikasi; Suatu Pengantar. PT REMAJA ROSDAKARYA. Bandung.
______________. 2008b. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. REMAJA ROSDAKARYA. Bandung.
Narwoko J. Dwi., dan Bagong Suyanto. 2006. Sosiologi; Teks Pengantar dan
Terapan. KENCANA PRENADA MEDIA GROUP. Jakarta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
SUMBER LAIN
- Booklet Informasi Studi UMM 2011 - Buku Pembinaan Mahasiswa UMM
Internet
http://kemahasiswaan.umm.ac.id/files/file/buku panduan Mawa/S edaran penampilan Mhs, diakses hari Senin, 25 April 201, pukul 16.30 WIB.
http://p2kkunmuh.wordpress.com/2011/01/29/inspirasi/, diakses pada Senin, 25 April 2011, pukul 16.45 WIB.
http://nisa-education.blogspot.com/2009/12/apa-itu-jilbab-apa-pengertian-jilbab.html, diakses hari Rabu, 12 Januari 2011, pukul 10.30 WIB.
http://adln.lib.unair.ac.id/go.php?id=gdlhub-gdl-s1-2009-rahmawatia-10275&node=807&start=36&PHPSESSID=a8764cbcbd82e3de543ea5dceb48224 d, diakses hari Rabu, 12 Januari 2011, pukul 10.30 WIB.
http://banker-makalah.blogspot.com/2007/04/fenomena-jilbab-dalam-konstruksi-fiqh.html, diakses hari Senin, 14 Maret 2011, pukul 21.00 WIB.
http://www.artikata.com/arti-331932-jilbab.php, diakses hari Rabu, 12 Januari 2011, pukul 10.30 WIB
http://berjilbabyu.multiply.com/, diakses hari Senin, 14 Maret 2011, pukul 21.05 WIB.
http://www.freelists.org/post/ppi/ppiindia-Re-Ibu-presiden-tak-berjilbab,5, diakses hari Senin, 15 Maret 2011, pukul 21.07WIB.
http://tausyah.wordpress.com/2011/01/20/hukum-wanita-berjilbab-ancaman-bagi- yang-tidak-berjilbab-makna-jilbab-serta-dalil-pakaian-syari-yang-selayaknya-bagi-tiap-tiap-muslimah/, diakses hari Kamis, 11 Agustus 2011, pukul 17.35 WIB.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelarangan penggunaan jilbab sebagai atribut Islam sangat ketat di beberapa negara. Setelah umat Islam mendapat kemerdekaan menggunakan segala bentuk atribut Islam, jilbab seolah menjadi salah satu simbol kebebasan umat beragama Islam. Bagi umat Islam sendiri,
jilbab juga menjadi suatu simbol yang membedakan laki-laki dan perempuan. Melalui sejarah yang cukup panjang, pemakaian jilbab di Indonesia sempat menimbulkan kontroversi pada masa orde lama dan orde baru, dengan anggapan penggunaan jilbab tersebut menunjukkan aksi keagamaan yang berusaha mendominasi. Peristiwa sosial masa lalu dan pemahaman
komunitas Islam terhadap peristiwa sosial itu telah melahirkan aksi dan reaksi sosial komunitas Islam, guna merasa bebas dari dominasi negara, di antaranya berupa pemakaian busana jilbab oleh para perempuan Islam.1Hal tersebut tak lain menjadi bentuk protes mereka
terhadap perlakuan negara yang sewenang-wenang.
Walaupun sempat meraih kemerdekaan “berjilbab”, namun keadaan demikian masih berlanjut hingga kini. Banyak kasus yang menunjukkan adanya tekanan terhadap wanita Islam melalui berbagai aturan di tempat kerja, yang salah satunya, yaitu, tidak mengizinkan
mereka berjilbab. Sehingga seringkali hal tersebut menjadi permasalahan utama wanita Islam dalam mencari pekerjaan. Alasan pelarangan yang dikemukakanpun sangat tidak rasional, yaitu, demi menjaga kenyamanan serta efektivitas dalam bekerja misalnya.
Hal tersebut menggambarkan betapa perjuangan penggunaan sebuah simbol “jilbab” begitu berat. Begitupun bagi kalangan mahasiswi berjilbab. Rasa takut yang sangat besar,
memaksa mereka mengabadikan sebuah foto (misalnya foto ijazah) dengan melepas
jilbabnya. Peristiwa tersebut banyak ditemukan pada mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Alasannya agar lebih mudah mendapat pekerjaan. Namun pada akhirnya, peristiwa tersebut menunjukkan adanya pergeseran makna jilbab sebagai religious identity
(identitas keagamaan) menjadi sekedar jilbab yang dapat dikenakan kapan saja dibutuhkan. Selain itu, membudaya di Indonesia, wanita-wanita Islam yang tidak berjilbab selalu menjawab “belum siap” setiap kali ditanyai mengapa tidak berjilbab. Hal tersebut
menunjukkan bahwa jilbab bukanlah simbol sembarangan yang dianggap enteng, walaupun akhirnya banyak orang yang menggunakan jilbab tidak sesuai kaidah Islam.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, terdapat sebuah fenomena lain yang masih berkaitan seputar mahasiswi berjilbab, yakni mahasiswi berjilbab yang juga tidak konsisten
dalam penggunaan jilbab. Fenomena yang terjadi berulang di UMM tersebut, yaitu, mahasiswi hanya berjilbab saat di kampus. Dengan kata lain mahasiswi hanya menggunakan jilbabnya di area kampus dan melepasnya di luar urusan kampus. Peristiwa tersebut
menunjukkan sesuatu yang menarik, yaitu, terdapat sebuah pertunjukan simbol yang jelas dimainkan mahasiswi lewat penggunaan jilbab sebagai komunikasi nonverbalnya.
Jilbab dalam hal ini merupakan simbol yang diekspresikan mahasiswi (pelaku komunikasi) sebagai bentuk komunikasi nonverbalnya. Kita memang termasuk bangsa yang
terobsesi menggunakan dan mengutak-atik simbol, termasuk simbol nonverbal ini, tanpa memperhitungkan akibatnya.2 Simbol merupakan suatu objek yang diharapkan dapat menggambarkan sesuatu yang bersifat abstrak. Misalnya, ketika seorang wanita tidak
mengenakan jilbab, kita tidak dapat langsung menjelaskan identitas keagamaannya. Bisa saja ia seorang Islam, Kristiani, Hindu, atau Budha. Sebaliknya, wanita yang mengenakan jilbab
2
dapat dengan mudah dikenali sebagai wanita Islam (muslimah). Jadi, jilbab merupakan
representative(perwakilan) dari wujud nilai-nilai agama Islam.
Fenomena mahasiswi yang tidak konsisten dalam penggunaan jilbab merupakan sebuah fenomena komunikasi, di mana mahasiswi menunjukkan bagaimana mengadaptasikan strategi
komunikatif mereka dalam komunikasi tatap muka. Tindakan mahasiswi yang tidak konsisten dalam penggunaan simbol (jilbab) sebenarnya cukup riskan. Orang lain yang mengetahuinya, mungkin saja mencela atau tersinggung melihat perilaku tersebut yang seakan-akan
memainkan simbol agama Islam. Beragam pertanyaanpun muncul, misalnya, bagaimana sebenarnya konsep diri dari mahasiswi berjilbab tersebut, serta apakah terdapat pemaknaan lain mengenai jilbab sebagai sebuah simbol, sehingga mahasiswi dengan mudahnya memainkan simbol tersebut. Konsep diri sebagai sesuatu yang secara sadar dirancang
mahasiswi sebelum berkomunikasi tatap muka dengan orang lain, menjadi konteks dalam penelitian ini. Karena dengan konsep diri inilah mahasiswi melakukan penggunaan simbol komunikasi nonverbal melalui jilbab. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam(depth interview). Kemudian didapatkan 7 (tujuh) orang informan (subjek penelitian) dari Fakultas Ekonomi UMM melalui teknik snowball sampling (bola salju). Oleh karena itu, peneliti mengambil judul, “KOMUNIKASI NONVERBAL MELALUI JILBAB DALAM KONTEKS KONSEP DIRI (Studi pada Mahasiswi Berjilbab Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang)”.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
“Bagaimanakah jilbab sebagai simbol komunikasi nonverbal digunakan dalam konsep diri mahasiswi?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitiannya adalah: Mendeskripsikan jilbab sebagai simbol komunikasi nonverbal yang digunakan dalam konsep
diri mahasiswi.
D. Batasan Masalah
Menghindari terjadinya pelebaran/ perluasan pembahasan, peneliti membatasi
permasalahan ke dalam beberapa fokus penelitian di bawah ini: 1. Bagaimana makna jilbab bagi mahasiswi?
2. Bagaimana konsep diri mahasiswi berjilbab?
3. Bagaimana jilbab sebagai simbol digunakan mahasiswi untuk mengkomunikasikan konsep diri?
E. Signifikansi Penelitian
1. Signifikansi Akademis
Menjadi sebuah hasil karya ilmiah yang berguna mengenai aplikasi simbol/ komunikasi nonverbal berkenaan dengan konsep diri seorang komunikator.
Memberikan pemahaman mendalam terkait penggunaan simbol oleh pelaku
komunikasi, yang dapat menjadi sumbangan ilmu bagi perkembangan Ilmu Komunikasi, khususnya mengenai komunikasi nonverbal.
3. Signifikansi Kritik Sosial
Mengungkap makna dibalik fenomena mahasiswi berjilbab yang tidak konsisten dalam penggunaan jilbab, bahwa mahasiswi hanya menggunakan jilbab untuk kepentingan dan kebutuhan tertentu di kampus, salah satunya untuk mendapatkan