• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FUNGSI ORGANISASI KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU DI SDN DADAPERJO 1 BATU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FUNGSI ORGANISASI KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU DI SDN DADAPERJO 1 BATU"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FUNGSI ORGANISASI KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU DI SDN

DADAPERJO 1 BATU

SKRIPSI

Oleh :

LAILI ULA ARFANTI 201210430311023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan karena hanya berkat rahmat, hidayah dan inayahNya skripsi dengan judul “Analisis Fungsi Kelompok Kerja Guru (KKG) dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru di SDN Dadaprejo 1 Batu” dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam tidak lupa selalu tercurahkan kepada junjungan kita, Nabiyullah Muhammad SAW.

Penulis menyadar bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat bimbingan bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberi izin dalam proses penelitian.

2. Dr. Ichsan Ansory AM, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah membantu dalam penyelesaian segala urusan administrasi yang peneliti perlukan dalam menyusun skripsi.

3. Drs. Rohmad Widodo, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan kesabaran dalam mebimbing penulis. 4. Alfiani Athma Putri, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang telah sabar

memberikan arahan, masukan, dan bimbingan dalam membimbing penulis. 5. Bapak Wasito Hadi Prajitno, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SDN Dadaprejo 1

Batu yang berkenan memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

6. Ibu Srie Muliarti, S.Pd, selaku Ketua Gugus kelas 6 Gugus Sekolah III SDN Dadaprejo 1 Batu yang telah membantu dalam proses perolehan data penelitian.

7. Ayahanda Hartono, Ibunda Asfiati Syahid, Kakakku Fina Irmawati Syam dan Adikku Syahrul Hadiyatullah tercinta yang senantiasa mendoakan penulis dalam menuntut ilmu.

8. Mahasiswa angkatan 2012 yang selalu memberikan semangat dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

(5)

Semoga apa yang telah diberikan kepada peneliti, senantiasa dapat mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis sadar bahwa penelitian ini masih belum sempurna maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti lain maupun bagi orang lain yang membacanya saat ini ataupun dikemudian hari.

Malang, 30 Maret 2016

(6)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Surat Pernyataan Keaslian ... iv

Halaman Persembahan ... v

Abstrak ... vi

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

1.5 Batasan Penelitian ... 10

1.6 Definisi Istilah ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Profesionalisme Guru ... 12

2.1.1 Pengertian Profesionalisme Guru ... 12

2.1.2 Kompetensi Profesionalisme Guru ... 18

2.1.3 Peningkatan Profesionalisme ... 22

2.2 Organisasi Kelompok Kerja Guru (KKG) ... 27

2.2.1 Pengertian Organisasi ... 27

2.2.2 Pengertian Kelompok Kerja Guru (KKG) ... 29

2.2.3 Struktur Organisasi Kelompok Kerja Guru (KKG) ... 32

2.2.4 Kedudukan Organisasi Kelompok Kerja Guru (KKG) 33 2.2.5 Tujuan Kelompok Kerja Guru (KKG) ... 35

2.2.6 Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) ... 36

2.7 Kajian Penelitian yang Relevan ... 37

2.8 Kerangka Pikir ... 40

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 41

3.2 Kehadiran Peneliti ... 42

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 42

3.4 Sumber Data ... 42

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.6 Analisis Data ... 46

3.7 Instrumen Penelitian ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 50

4.1.1 Gambaran Umum SDN Dadaprejo 1 Batu ... 50

(7)

4.1.2 Pelaksanaan Kelompok Kerja Guru dalam Meningkatkan

Profesionalisme Guru ... 51

4.1.2.1 Latar Belakang Pelaksanaan Kelompok Kerja Guru . ... 51

4.1.2.2 Tujuan Pelaksanaan Kelompok Kerja Guru ... 52

4.1.2.3 Program Kegiatan Kelompok Kerja Guru di Gugus Sekolah III ... 53

4.1.3 Pelaksanaan Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) di Gugus Sekolah III SDN Dadaprejo 1 Batu ... 54

4.1.4 Peran Kelompok Kerja Guru (KKG) dalam meningkatkan profesionalisme guru ... 57

4.1.5 Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat kegiatan KKG dalam meningkatkan profesionalisme guru ... 64

4.2 Pembahasan ... 65

4.2.1 Pelaksanaan Kelompok Kerja Guru (KKG) dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru ... 65

4.2.2 Peran Kelompok Kerja Guru (KKG) dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru di SDN Dadaprejo 1 Batu ... 70

4.2.3 Faktor Pendukung dan Penghambat kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru di SDN Dadaprejo 1 Batu ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 75

5.2 Saran ... 77

Daftar Pustaka ... 78

(8)
[image:8.595.176.483.267.572.2]

DAFTAR TABEL

(9)
[image:9.595.176.483.267.572.2]

DAFTAR GAMBAR

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Wawancara Kepala Sekolah atau Ketua Gugus

... 81

Lampiran 2. Instrumen Wawancara Guru ... 84

Lampiran 3. Tabel Observasi Kegiatan KKG ... 86

Lampiran 4. Tabel Observasi Kegiatan Guru dalam Pembelajaran ... 87

Lampiran 5. Lembar Hasil Wawancara Ketua Gugus ... 88

Lampiran 6. Lembar Wawancara Guru Kelas 3... 94

Lampiran 7. Lembar Wawancara Guru Kelas 5... 97

Lampiran 8. Lembar Wawancara Guru Kelas 4... 103

Lampiran 9. Lembar Observasi Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) ... 107

Lampiran 10. Lembar Observasi Kegiatan Guru Kelas 5 ... 119

Lampiran 11. Lembar Observasi Kegiatan Guru Kelas 4 ... 111

Lampiran 12. Lembar Observasi Kegiatan Guru Kelas 3 ... 113

Lampiran 13. Surat Ijin Penelitian Skripsi ... 115

Lampiran 14. Surat Keterangan Penelitian Skripsi ... 116

Lampiran 15. Susunan Pengurus KKG Guslah III ... 117

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Bafadal Ibrahim,Dr. 2003. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta. PT Bumi Aksara

Borang, Deitje S. Upaya Peningkatan Kompetensi Dan Profesionalisme Guru Di Era Sertifikasi. (Online),

(http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/APTEKINDO/article/download/6 0/54), Diakses 19 November 2015

Daryanto, Drs. 2013. Standar Kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru Profesional. Yogyakarta. Gava Media

Departemen Pendidikan Nasional. 2009 Rambu-Rambu Pengembangan Kegiatan KKG dan MGMP. (Online), (http://www.pgri.or.id/download/category/88- rambu-rambu-kkg-dan-mgmp.html?download=301:01-rambu-rambu-kkg-dan-mgmp-2009) Diakses 19 November 2015

Gani, Abdul. 2014. Peran Kelompok Kerja Guru (KKG) Pendidikan Agama Islam Dalam Mneingkatkan Kompetensi Paedagogik Guru Di Sekolah Dasar Negeri Gugus kecamatan Payaraman Kabupaten Oganilir. (Online),

(http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/conciencia/article/view/86/73) Diakses 19 November 2015

Gunawan, Imam, S.Pd,M.Pd. 2013. Metode Penelitian Kualitatif (Teori dan Praktik). Jakarta. PT Bumi Aksara

Hamzah B. Uno, M.Pd, Prof, Dr. 2012. Profesi Kependidikan. Jakarta. Bumi Aksara

Juwairiah. 2014. Profesionalisme Guru dalam Melaksanakan KKG dan MGMP. Jurnal Ilmu Pendidikan. (Online),

(http://sumut.kemenag.go.id/file/file/TULISANPENGAJAR/xivh1396597 177.pdf), diakses 19 November 2015

Khoiroh Syamrotul. 2013. Pengelolaan Kelompok Kerja Guru Gugus 02 Tulakan Kabupaten Pacitan. Artikel Publikasi Ilmiah. (Online),

(http://eprints.ums.ac.id/27500/12/Naskah_Publikasi.pdf) Diakses 19 November 2015

(12)

(http://lib.unnes.ac.id/16922/1/1103506113.pdf) Diakses 22 November 2015

Moleong, Lexy J, Dr.Prof, M.A. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT Remaja Rosdakarya

Mujtahid,M.Ag. 2011. Pengembangan Profesi Guru. Malang. UIN-Maliki Press. Muhibbin Syah.Dr.M.Ed, 2010. Psikologi Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya. Bandung

Mulyasa E, M.Pd, Dr. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung. PT Remaja Rosdakarya

Mulyana, Yayan. April 2009. Peran Kepala Sekolah Dasar Dalam

Pengembangan Profesionalisme Guru. Jurnal Kependidikan Triadik. (Online),(http://repository.unib.ac.id/321/1/Judul%2011%20Yayan%20M ulyana.pdf) Diakses 02 Desember 2015

Purnanda, Aan. Pelaksanaan Fungsi Kelompok Kerja Guru (KKG) Di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar. (Online),

(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=101413&val=1537) Diakses 19 November 2015

Rusman, Dr. M.Pd, 2012. Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru). Jakarta. PT Rajagrafindo Persada

R. Berlian, Juni 2014. Efektivitas Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) Dalam Meningkatkan Kemampuan Pembelajaran (Studi Pada Kegiatan Kerja Guru Gugus III Kecamatan Curup Timur Kabupaten Rejang Lebong). (Online), (http://repository.unib.ac.id/9454/) Diakses 02 Desember 2015 Sagala Syaiful, M.Pd. Juli 2008. Budaya dan Reinveneting Organisasi

Pendidikan. Bandung. Penerbit Alfabeta

Sagala Syaiful, M.Pd. Januari 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung. Penerbit Alfabeta

Sanaky, Hujair AH. 2005. Sertifikasi dan Profesionalisme Guru di Era Reformasi Pendidikan. Jurnal Pendidikan Islam. (Online), (http://sanaky.com/wp-content/uploads/2009/02/sertifikasi_dan_profesionalisme_guru.pdf) diakses 19 November 2015

Subakhir, Sapari.2001.Manajemen Berbasis Sekolah. Cabang Jatim Anggota IKAPI.

(13)

Suprihatiningrum, Jamil, M.Pd,Si. 2013. Guru Profesional (Pedoman Kinerja, Kualifikasi, dan Kompetensi Guru). Jakarta. Ar-ruzz Media

Suyanto, Prof. Ph.D dan Jihad, Asep. Drs. M.Pd, 2013. Menjadi Guru Profesional. Penerbit Erlangga

Suyatno,dkk. (Ed). 2009. Pengembangan Profesionalisme Guru. Jakarta Selatan. Uhamka Press.

Wahyudi, Imam, M.Pd. 2012. Mengejar Profesionalisme Guru (Strategi Praktis Mewujudkan Citra Guru Profesional). Jakarta. Prestasi Pustakaraya

(14)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 1 pendidikan adalah “usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, masyarakat, bangsa,

dan Negara”. Dalam hal ini, tentu saja diperlukan adanya pendidikan professional

yakni guru di sekolah-sekolah dasar dan menengah, serta dosen di

perguruan-perguruan tinggi sebagaimana yang tersirat dalam Bab XI Pasal 39 Ayat 2

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Muhibinsyah, 2010 :1).

Perkembangan pendidikan tersebut tidak diikuti dengan peningkatan

kualitas pendidikan yang sepadan. Bahkan mutu pendidikan di Indonesia telah

lama menjadi keprihatinan banyak kalangan, terlebih dahulu setelah krisis 1997

melanda negeri ini. Apabila dikaji lebih mendalam tentang menurunnya mutu

pendidikan di Indonesia, maka bisa dilihat sistem manajemen yang dipergunakan

di sekolah, baik menyangkut kegiatan pembelajaran, manajemen sekolah dan

partisipasi masyarakat. Karena sistem yang terlalu sentralistik dalam manajemen

pendidikan, maka banyak hal yang menjadi masalah. Misalnya saja rendahnya

aktivitas belajar mengajar, kurang terbukanya kepala sekolah dalam mengelola

keuangan, dan rendahnya partisipasi masyarakat terhadap kemajuan sekolah.

(15)

2

Berbagai upaya pemerintah untuk membenahi kualitas dan mutu

pendidikan di Indonesia masih terus dilakukan. Para pendidik pun terus berusaha

membenahi dan mencari tahu permasalahan yang sering terjadi dalam dunia

pendidikan baik dari sistem pembelajaran, manajemen sekolah dan pengelolaan

sekolah. Namun sebenarnya selain dari sistem pembelajaran, manajemen sekolah

dan pengelolaan sekolah yang terpenting menjadi tombak berkualitasnya

pendidikan di Indonesia adalah adanya profesionalisme guru. Karena guru bukan

hanya akan sekedar mengajar saja tetapi guru juga mendidik siswanya.

Selama ini yang terjadi pada kenyataannya masih ada beberapa guru dalam

melakukan proses pembelajaran belum menerapkan pembelajaran yang

menyenangkan atau berinovasi dalam belajar mengajar, guru juga masih enggan

berjalan di dalam kelas untuk mendekatkan dengan diri siswa dan masih susah

berusaha untuk menciptakan sesuatu hal yag baru yang dapat meningkatkan

semangat belajar siswa. Inilah yang menjadi penyebab terjadi menurunnya

kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia.

Guru sendiri merupakan unsur manusiawi yang sangat menentukan

keberhasilan pendidikan (Menurut Adler, 1982 yang dikutip Bafadal Ibrahim,

2003:4). Guru merupakan unsur manusiawi yang sangat dekat hubungannya

dengan anak didik dalam upaya pendidikan sehari-hari di sekolah. Dalam latar

pembelajaran di sekolah dasar tersebut dapat diartikan bahwa peningkatan mutu

pendidikan di sekolah dasar sangat tergantung kepada tingkat profesionalisme

guru. Jadi, di antara keseluruhan komponen pada sistem pembelajaran di sekolah

dasar ada sebuah komponen yang paling esensial dan menentukan kualitas

(16)

3

Menurut Muhibbin Syah, untuk melaksanakan profesinya, tenaga pendidik

khususnya guru sangat memerlukan aneka ragam pengetahuan dan keterampilan

keguruan yang memadai dalam arti sesuai dengan tuntutan zaman dan kemajuan

sains dan teknologi. Guru juga mempunyai tugas dan fungsinya. Tugas dan fungsi

guru yaitu segala aktivitas dan kewajiban yang harus diperformasikan oleh guru

dalam perannya sebagai guru. Dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen Bab 1 pasal 1, dijelaskan bahwa guru adalah pendidik professional dengan

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai

dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar dan pendidikan menengah (Mujtahid, 2011:44).

Pentingnya peningkatan kemampuan professional guru sekolah dasar dapat

ditinjau dari beberapa sudut pandang. Pertama, ditinjau dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pendidikan. Seiring dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, berbagai metode dan media baru

dalam pembelajaran telah berhasil dikembangkan. Semua itu harus dikuasai oleh

guru dan kepala sekolah dasar, sehingga mampu mengembangkan pembelajaran

yang dapat membawa anak didik menjadi lulusan yang berkualitas tinggi. Kedua

ditinjau dari kepuasan dan moral kerja. Sebenarnya peningkatan kemampuan

professional guru merupakan hak setiap guru. Artinya setiap pegawai berhak

mendapat pembinaan secara kontinu, apakah dalam bentuk supervisi, studi

banding, tugas belajar maupun dalam bentuk lainnya. Ketiga, ditinjau dari keselamatan kerja. Banyak aktivitas pembelajaran di sekolah dasar yang bilamana

tidak dirancang dan dilakukan secara hati-hati oleh guru, itu akan mengandung

(17)

4

banyak ditemukan pada mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Keempat, peningkatan kemampuan professional guru sangat penting dalam rangka

manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah di sekolah dasar. Sebagaimana

ditegaskan bahwa salah satu ciri implementasi manajemen peningkatan mutu

berbasis sekolah adalah kemandirian dari seluruh stakeholder sekolah dasar, salah

satunya dari guru. Kemandirian guru akan tumbuh bilamana ada peningkatan

kemampuan professional kepada dirinya. ( Bafadal Ibrahim, 2003:42-43)

Standar untuk menentukan guru professional yang digunakan di Arizona,

USA meliputi standar utama, yaitu (1) kemampuan guru mendesain dan membuat

rencana pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan siswa untuk

mencapai standar yang ditentukan. (2) kemampuan guru dalam menciptakan dan

menjaga iklim dan suasana pembelajaran yang mampu mengembangkan

kemampuan siswa. (3) kemampuan guru dalam melaksanakan dan mengelola

pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan siswa. (4) kemampuan

guru melakukan evaluasi pembelajaran dan mengkomunikasikannya kepada

siswa, orang tua, dan pihak-pihak professional terkait lainnya dengan tetap

menjunjung dan menghargai kemampuan siswa. (5) kemampuan guru

mengembangkan kerjasama kolaboratif dengan teman sejawat, orang tua,

masyarakat, dan pihak-pihak terkait lainnya dalam mendesain,

mengimplementasikan, dan mendukung program pembelajaran yang dapat

mengembangkan kemampuan siswa. (6) kemampuan guru mereview dan

mengevaluasi kinerja secara keseluruhan dan penerapan rencana pengembangan

profesi mereka. (7) kemampuan pengetahuan akademik secara umum yang

(18)

5

bidang keahlian yang diampu. (8) penguasaan pengetahuan professional keguruan

yang memadai untuk mendesain, merencanakan, melaksanakan, dan mengelola

pembelajaran secara efektif, menciptakan dan menjaga lingkungan pembelajaran,

serta mengevaluasi hasil belajar siswa dan (9) kemampuan guru (special education) berkolaborasi dengan professional lainnya dan orang tua mendesain, melaksanakan, dan menilai program-program individu. (Suyatno, dkk. 2009:322)

Standar di Indonesia yang digunakan untuk mengukur “guru profesional”

sebagaimana tertuang dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16

Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi guru, meliputi Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Guru yang profesional harus

memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum Diploma Empat (D-IV) atau

Sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang

diampu/diajarkan, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi. Kualifikasi

akademik, guru profesional harus memiliki Kompetensi yang meliputi

Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepripadian, Kompetensi Sosial, dan

Kompetensi Profesional. (Suyatno. 2009:322-323)

Maka untuk meningkatkan profesionalisme guru perlu adanya pembinaan

bagi para guru. Pemerintah pun sudah membentuk beberapa organisasi untuk guru

salah satunya ialah Kelompok Kerja Guru (KKG). Kelompok Kerja Guru (KKG)

adalah sebuah organisasi yang diperuntukkan untuk guru sekolah dasar sebagai

wadah bagi guru untuk mengembangkan kemampuannya baik dalam akademik

ataupun dalam non akademik. Di dalam organisasi KKG (Kelompok Kerja Guru)

semua guru secara berkala dari setiap sekolah dasar akan berkumpul menjadi satu

(19)

6

atau bertukar pengalaman antar guru, diskusi untuk memecahkan suatu masalah

yang sering terjadi pada kegiatan belajar mengajar, diskusi penyusunan RPP dan

pembahasan pengembangan media pembelajaran untuk siswa.

Organisasi KKG ini dibentuk untuk dapat mengembangkan segala

kemampuan yang dimiliki oleh Guru agar berdampak positif bagi siswa. Karena

apa yang didapat guru sangat bermanfaat bagi proses belajar siswa dan dapat

meningkatkan profesionalisme guru itu sendiri. KKG ini juga semacam wadah

pelatihan bagi guru untuk kemandiriannya. Karena banyak sekali informasi yang

didapat guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan

bagi siswa serta dapat juga meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah

masing-masing guru. Walaupun begitu banyak manfaat yang ada dari kegiatan KKG ini

tetapi masih banyak gugus sekolah dasar belum melaksanakan KKG ini secara

optimal. Karena hanya ada beberapa gugus sekolah dasar saja dari setiap kota

yang melaksanakannya secara kontinu dan optimal.

Banyaknya tuntutan bagi Guru yang mengharuskan mampu

mengembangkan keterampilan dan kemampuan yang dimilikinya untuk

meningkatkan profesionalismenya juga untuk kelancaran dalam melaksanakan

pembelajaran di dalam kelas. Maka adanya organisasi Kelompok Kerja Guru

(KKG) ini sebagai upaya pemerintah untuk dapat mewadahi segala kegiatan Guru

terkait dengan proses belajar mengajar. Tanpa disadari sebenarnya Kelompok

Kerja Guru (KKG) sangatlah bermanfaat bagi para Guru karena di dalam kegiatan

KKG Guru dapat menigkatkan pengetahuan, menambah wawasan dan

(20)

7

Kelompok Kerja Guru (KKG) Guru juga dapat membuat media atau bahan ajar

untuk semua siswa sebagai penunjang pembelajaran.

Di dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) ini biasanya bergabung 6 sampai

7 sekolah dasar. Satu sekolah disebut sebagai Sekolah Inti yang mana semua

kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) atau sebagai pusat kegiatan guru yang

akan dilakukan disana, dan beberapa sekolah lainnya sebagai Sekolah Imbas atau

sebagai anggota dari Sekolah Inti. Setiap Gugus Sekolah mempunyai program

kerjanya masing-masing dan cara mengatur jadwal pertemuannya, berbeda dengan

Gugus Sekolah lainnya karena setiap sekolah mempunyai kebutuhannya sendiri.

Kelompok Kerja Guru (KKG) pada Gugus Sekolah biasanya di Ketuai langsung

oleh Kepala Sekolah yang sekolahnya menjadi Sekolah Inti.

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, SDN Dadaprejo 1 Batu

merupakan Sekolah Inti dari Gugus Sekolah III Kecamatan Junrejo Kota Batu,

yang mana SDN Dadaprejo 1 Batu ini sebagai Pusat Kegiatan Guru (PKG) dalam

melaksanakan kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG). Pada pelaksanaan

Kelompok Kerja Guru (KKG) memang tidak berjalan secara rutin tetapi kegiatan

ini tetap berlangsung. Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang ada di SDN

Dadaprejo 1 Batu ini akan dilakukan jika adanya kebutuhan seperti untuk

pelaksanaan UTS, UAS, dan Tahun Ajaran Baru. Para Guru sebenarnya sangat

paham tentang manfaat dari adanya kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG)

sehingga Ketua Gugus KKG tetap mengupayakan adanya pertemuan untuk para

Guru walaupun kegiatan KKG ini tidak dilakukan secara rutin. Pada Gugus

Sekolah III di SDN Dadaprejo 1 Batu pelaksanaan Kelompok Kerja Guru (KKG)

(21)

8

pertemuan KKG untuk Guru Kelas masing-masing dari semua anggota gugus

dengan waktu yang berbeda. Kegiatan dilakukan secara berkala ini karena setiap

pembahasan dan permasalahan yang dihadapi dari masing-masing guru kelas itu

berbeda-beda. (Studi Pendahuluan di SDN Dadaprejo 1 Batu)

Berdasarkan latar belakang permasalahan ini, peneliti mengambil

kesimpulan bahwa adanya kegiatan Kelompok Kerja Guru ini sangat penting bagi

Guru. karena manfaat yang akan didapat Guru sangatlah menguntungkan bagi

Guru untuk dapat meningkatkan profesionalismenya atau pelaksanaan proses

belajar mengajar. Dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) Guru dapat

saling membantu memecahkan masalah yang dihadapi, guru juga dapat bertukar

pikiran atau pendapat dalam membuat bahan ajar dan media. Peneliti pun tertarik

melakukan penelitian di SDN Dadaprejo 1 Batu karena SD tersebut merupakan

Sekolah Inti dari Kelompok Kerja Guru Guslah III yang semua kegiatannya

berlangsung disana juga karena lokasinya dapat dijangkau oleh peneliti sendiri.

Sehingga peneliti menggunakan judul “Analisis fungsi organisasi Kelompok

Kerja Guru (KKG) dalam meningkatkan profesionalisme guru di SDN Dadaprejo

1 Batu” dalam penelitian ini.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut :

1. Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) di

(22)

9

2. Bagaimanakah peran Kelompok Kerja Guru (KKG) dalam meningkatkan

profesionalisme guru Sekolah Dasar di SDN Dadaprejo 1 Batu ?

3. Faktor-faktor apakah yang menjadi Pendukung dan Penghambat KKG

dalam meningkatkan profesionalisme guru Sekolah Dasar di SDN

Dadaprejo 1 Batu ?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan Kelompok Kerja Guru

(KKG) di SDN Dadaprejo 1 Batu

2. Untuk mengetahui peran organisasi Kelompok Kerja Guru (KKG) dalam

meningkatkan profesionalisme guru Sekolah Dasar di SDN Dadaprejo 1

Batu

3. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor apakah yang menjadi Pendukung

dan Penghambat KKG dalam meningkatkan profesionalisme guru Sekolah

Dasar di SDN Dadaprejo 1 Batu

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat secara

teoritis dan manfaat secara praktis. Manfaat secara teoritis diharapkan dapat : a)

Memberikan informasi tentang fungsi KKG dalam meningkatkan profesionalisme

guru. b) Mengetahui faktor pendukung dan penghambat KKG dalam

meningkatkan profesionalisme guru. d) menjadi salah satu rujukan bagi peneliti

(23)

10

Manfaat penelitian secara pratis yang diharapkan dapat : a) Memotivasi

bagi para pendidik atau guru tingkat Sekolah Dasar untuk lebih meningkatkan

profesionalisme melalui KKG. b) Untuk memaksimalkan kegiatan KKG menjadi

lebih baik lagi. c) Memberikan masukan positif bagi Sekolah untuk meningkatkan

kualitas pembelajarannya.

1.5Batasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Dadaprejo 1 Batu karena sebagai Sekolah

Inti. Sedangkan aspek yang diteliti adalah peran KKG, pelaksanaan KKG,

faktor-faktor pendukung dan penghambat selama pelaksanaan KKG yang pada SDN

Dadaprejo 1 Batu serta pelaksanaan pembelajaran di kelas.

1.6Definisi Istilah

Definisi istilah merupakan kata-kata atau penjelasan istilah yang di dalam

penelitian. Definisi istilah digunakan agar tidak terjadi kesalah pahaman.

1.6.1 Analisis Fungsi Organisasi

Organisasi adalah suatu wadah atau tempat untuk berinteraksi dan

bekerja sama dengan orang lain yang terkoordinasi dengan teratur. Organisasi

terdiri dari dua orang atau sekumpulan orang yang memiliki tujuan untuk

mewujudkan suatu tujuan dalam kemajuan yang akan dicapainya.

Organisasi sendiri berfungsi untuk menyatukan berbagai aspirasi dan

pendapat banyak orang agar menjadi suatu keputusan yang nantinya dapat

(24)

11

1.6.2 Kelompok Kerja Guru (KKG)

Kelompok Kerja Guru (KKG) adalah bagian dari organisasi yang

mewadahi segala kegiatan bagi Guru Sekolah Dasar. KKG dalam kegiatannya

bertujuan untuk dapat meningkatkan kualitas guru, memberikan informasi baru

terkait dengan pendidikan, membina interaksi antar sesama guru, memecahkan

permasalahan yang ada dalam proses pembelajaran. Adanya KKG ini sebagai

wadah dalam pembinaan profesional guru agar antar guru dapat bertukar pikiran

berbagai pengalaman, membangun komunikasi yang baik dan mendiskusikan

segala mengenai pembelajaran (sumber belajar, media, metode) yang digunakan

dalam proses pembelajaran.

1.6.3 Profesionalisme Guru

Profesionalisme Guru adalah suatu keahlian yang harus dimiliki seorang

guru untuk dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh guru.

Profesionalisme pada dasarnya mengacu pada sikap atau tingkah laku

berkomitmen mengembangkan potensi maupun meningkatkan kemampuan yang

dimiliki untuk kualitas profesinya sebagai seorang guru. Seorang guru dapat

dikatakan profesional jika memiliki dan mampu menerapkan tugas – tugasnya

dalam pembelajaran ataupun non pembelajaran dengan penuh dedikasi. Tugas

yang dimaksudkan adalah seorang guru mampu mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi siswanya pada

proses pembelajaran, guru mampu memanfaatkan berbagai sumber belajar dari

luar sekolah, guru mampu menggunakan teknologi pendidikan modern serta

Gambar

Tabel 2.1 Kompetensi professional guru  ............................................  25
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini berarti semakin meningkat Assurance (Jaminan) berupa reputasi toko yang terjamin seperti tidak pernah mencurangi pelanggan karena sekali mencurangi pelanggan maka

Skripsi yang berjudul “Kajian Nasi Sorghum sebagai Pangan Fungsional” ini merupakan tugas akhir yang disusun sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknologi Pertanian

6. Jika 27 gram Al direaksikan dengan 24 gram S, maka berdasarkan hukum Proust, pernyataan berikut yang benar adalah.. Jika dalam senyawa kalsium oksida terdapat 4 gram Ca

Santosa, Mas (1993), Sistem Informasi Aspek Panas dalam Rancang Arsitektur, Lembaga Penelitian Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya.. Santosa, Mas, Sri Nastiti dan

Kelengkapan Prasarana dan Sarana Pemanfaatan Bangunan Gedung adalah penyediaan fasilitas pada bangunan gedung dan lingkungan yang sesuai kebutuhan seluruh kelompok

Salah satu teknik tato yang paling penting terkait untuk menciptakan stensil dengan kertas karbon adalah mengingat bahwa gambar desain yang diletakkan pada kulit akan

Quraish Shihab tersebut telah pula menunjukkan dengan jelas bahwa di dalam Al-Qur'an terdapat ayat-ayat yang memiliki implikasi terhadap munculnya konsep dasar sistem

Uji coba buku ajar tidak hanya bertujuan untuk memperoleh hasil penilaian mahasiswa mengenai keyakan dari buku ajat yang dikembangkan, tetapi bertujuan untuk melihat