• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI KETAHANANPADA KECAMBAH PADI GOGO (Oryza sativa L.)TERHADAP CEKAMAN KEKERINGANYANG DIINDUKSIOLEH POLIETILEN GLIKOL 6000

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UJI KETAHANANPADA KECAMBAH PADI GOGO (Oryza sativa L.)TERHADAP CEKAMAN KEKERINGANYANG DIINDUKSIOLEH POLIETILEN GLIKOL 6000"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

UJI KETAHANAN PADA KECAMBAH PADI GOGO (

Oryza

sativa

L.) TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN YANG

DIINDUKSI OLEH POLIETILEN GLIKOL 6000

(Skripsi)

Oleh

Debby Sarasmi Indraswati

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

UJI KETAHANAN PADA KECAMBAH PADI GOGO (

Oryza

sativa

L.) TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN YANG

DIINDUKSI OLEH POLIETILEN GLIKOL 6000

Oleh

Debby Sarasmi Indraswati

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

SARJANA SAINS

Pada

Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

UJI KETAHANAN PADA KECAMBAH PADI GOGO (Oryza sativa L.) TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN YANG DIINDUKSI OLEH

POLIETILEN GLIKOL 6000.

Debby Sarasmi Indraswati

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah benih padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang tahan terhadap cekaman kekeringan yang diinduksi oleh Polietilen Glikol 6000. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung pada Desember 2014, dalam rancangan faktorial 2x3. Faktor A adalah varietas padi gogo dengan dua taraf yaitu Situ Bagendit dan Situ Patenggang. Faktor B adalah Polietilen Glikol 6000 dengan 3 taraf yaitu 0% w/v ; 10% w/v ; 20% w/v. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Jumlah satuan percobaan adalah 30. Variabel dalam penelitian ini adalah Panjang tunas, Biomassa, Rasio tunas akar, kadar air relative dan Kandungan klorofil total. Hasil penelitian menunjukan bahwa polietilen glikol 6000 meningkatkan panjang tunas padi gogo pada varietas Situ Bagendit maupun varietas Situ Patenggang, peningkatan panjang tunas tidak berkorelasi positif terhadap biomassa kecambah, rasio tunas akar, kadar air relatif dan kandungan klorofil pada kedua varietas. Polietilen glikol 6000 menurunkan biomassa kecambah padi gogo, rasio tunas akar, kadar air relatif dan kandungan klorofil pada kedua varietas padi gogo. Varietas Situ Patenggang memiliki karakteristik pertumbuhan yang lebih baik dari pada Situ Bagendit. Jadi, dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kedua kecambah padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang peka terhadap cekaman kekeringan dan melakukan proses adaptasi lingkungan untuk bertahan hidup di lingkungan yang kekeringan, dan tidak ada interaksi nyata antar varietas dengan Polietilen Glikol 6000.

(4)
(5)
(6)
(7)

Motto :

Success is not measured by wealth, success is an achievement

that we want and remember that to get a success, your

(8)

SANWACANA

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan

hidayahNya serta shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad

SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tugas akhir ini disusun

berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi

Tumbuhan jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Lampung yang dilaksanakan pada bulan Desember 2014.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan,

baik dari isi maupun dalam bentuk penyajiannya. Untuk itu penulis mengharapkan

saran dan kritik yang bersifat membangun. Penulis berharap tugas akhir ini dapat

memberikan banyak manfaat, pengetahuan dan wawasan disiplin ilmu bagi kita

semua. Selama proses penyusunan skripsi, penulis banyak menerima bimbingan,

petunjuk dan saran bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun

tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih

yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. Suharso Ph.D., selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Lampung yang telah membantu kelancaran

(9)

melakukan penelitian dan penyusunan skripsi.

3. Bapak Ir. Zulkifli, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Satu yang telah

memberikan bimbingan, saran dan kritik selama proses penyusunan skripsi.

4. Ibu Dra.Martha Lulus Lande, M.P., selaku Dosen Pembimbing Dua yang telah

memberikan bimbingan, pelajaran hidup, saran dan kritik selama ini.

5. Ibu Dra. Tundung Tripeni Handayani, M.S., selaku pembahas yang telah

banyak membimbing dan meluangkan waktu untuk memberikan ide, kritik,

saran, dan nasihat dengan penuh kesabaran dalam penulisan skripsi ini.

6. Kepada Bapak Dr. Sumardi, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

selalu memberikan dukungan moral dan nasihat selama penulis menempuh

pendidikan di jurusan Biologi.

7. Bapak dan Ibu Dosen serta segenap karyawan di Jurusan Biologi FMIPA Unila

atas bimbingan dan bantuannya kepada penulis.

8. Kepada wanita yang sangat berharga dihidupku, Ibu Suryani yang selalu

mendoakan dan semangat yang ibu berikan selama aku hidup, terima kasih atas

segala bantuan spirit dan materi yang telah diberikan.

9. Terima kasih yang tak terhingga untuk ayah atas segala do’a dan dukungan

yang ayah berikan, semoga ayah selalu dalam lindunganNYA,amin.

10. Kepada Mbak ku satu-satunya Tahtia Sarasmi A, S.P., terima kasih udah sabar menghadapi kenakalan ku selama ini juga do’a dan support yang kau berikan.

11. Kepada Budeh, Pakde, Pakle , Bulek, dan Saudara-sodaraku yang tidak bisa

(10)

12. Kepada adik-adikku tercinta Sandi, Riska, Arya dan Adek Rahma yang selalu

memberiku semangat,hiburan dan do’a.

13. Kepada Sahabat-Sahabatku yang selalu bersedia jadi tempat curahan hatiku

Astrid Andriani, Mirna Annisa, Reni Agustina, dan Putri Dara Yunda.semoga

kita diberikan kemudahan menggapai cita-cita kita,Amin.

14. Kepada Teman-teman seangkatan 2011 Biologi terima kasih atas kekeluargaan

yang telah terjalin selama ini semoga kita dapat menjadi sukses di kemudian

hari, Amin.

15. Kepada Teman-teman kost : Mbak Mila, Mbak Rida, Mbak Dwi, Pipin, Pipit,

Dian, Devi, Titi, Retnia, Resi, Fitri, Fatiya, dan Resi. Terima kasih atas

semangat yang kalian berikan.

16. Kakak dan adik tingkat jurusan Biologi terimakasih untuk dukungan dan

kecerian kalian selama ini.

17. Semua pihak yang tidak dapat penulias sebutkan satu persatu yang telah

membantu terselesaikannya skripsi ini.

Semoga Allah SWT senantiasa membalas semua kebaikan-kebaikan yang telah

kalian berikan dan semoga sedikit karya ini dapat membantu dan berguna bagi

yang membutuhkan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, 21 April 2015

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR...iv

DAFTAR TABEL...vii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah ... 1

B. Tujuan Penelitian ... 3

C. Kerangka Pikir ... 3

D.Hipotesis...5

E. Manfaat Penelitian...6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Polietilen Glikol (PEG)...7

B. Klasifikasi Tanaman Padi (Oryza sativa L.)...8

C. Morfologi Tanaman Padi (Oryza sativa L.)...9

D. Deskripsi Padi Gogo (Oryza sativa L.)...9

E. Mekanisme Ketahanan Tanaman Terhadap Cekaman Kekeringan...13

F. Pengaruh Fisiologis dan Morfologis Tanaman terhadap Cekaman Kekeringan...14

G.Struktur Kimia Klorofil...17

(12)

iii

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat ... 18

B. Alat dan Bahan ... 18

C. Rancangan Penelitian ... 19

D. Variabel dan Parameter ... 20

E. Cara Kerja ... 20

F. Analisis Data ... 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil………..… 26

1. Persentase Benih Yang Berkecambah………..……....26

2. Panjang Tunas……….………….27

3. Berat Segar Tunas………...…….28

4. Berat Segar Akar……….……….30

5. Berat Segar Total………..31

6. Berat Kering Tunas……….………….33

7. Berat Kering Akar………...……….35

8. Berat Kering Total………..………..37

9. Rasio Tunas Akar………...………..38

10.Kadar Air Relatif………..40

11.Kandungan Klorofil a……….………..42

12.Kandungan Klorofil b……….……….44

13.Kandungan Klorofil Total………..………..46

14.Rasio Kandungan Klorofil b/a……....……….…48

B. Pembahasan ………... 50

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan...60

B. Saran...60

DAFTAR PUSTAKA...61

(13)
(14)

iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Diagram alir prediksi pengaruh Polietilen Glikol 6000...4

Gambar 2. Struktur kimia Polietilen Glikol 6000...7

Gambar 3. Struktur kimia klorofil a dan klorofil b...17

Gambar 4. Skema tata letak satuan percobaan...21

Gambar 5. Grafik persentase benih padi gogo pada berbagai konsentrasi Polietilen glikol 6000...26

Gambar 6. Grafik nilai tengah pengaruh polietilen glikol 6000 terhadap panjang tunas padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang…...27

Gambar 7. Grafik nilai tengah perbedaan terhadap panjang tunas padi gogo antara varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang...28

Gambar 8. Grafik nilai tengah pengaruh polietilen glikol 6000 terhadap berat segar tunas padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang...29

Gambar 9. Grafik nilai tengah perbedaan terhadap berat segar tunas padi gogo antara varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang...29

Gambar 10. Grafik nilai tengah pengaruh polietilen glikol 6000 terhadap berat segar akar padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang...31

Gambar 11. Grafik nilai tengah perbedaan terhadap berat segar akar padi gogo antara varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang...31

Gambar 12. Grafik nilai tengah pengaruh polietilen glikol 6000 terhadap berat segar total padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang...32

(15)

Gambar 14. Grafik nilai tengah pengaruh polietilen glikol 6000 terhadap berat kering tunas padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ

Patenggang...34

Gambar 15. Grafik nilai tengah perbedaan terhadap berat kering tunas padi gogo antara varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang...34

Gambar 16. Grafik nilai tengah pengaruh polietilen glikol 6000 terhadap berat kering akar padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ

Patenggang...36

Gambar 17. Grafik nilai tengah perbedaan terhadap berat kering akar padi gogo antara varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang...36

Gambar 18. Grafik nilai tengah pengaruh polietilen glikol 6000 terhadap berat kering total padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ

Patenggang...37

Gambar 19. Grafik nilai tengah perbedaan terhadap berat kering total padi

gogo antara varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang...38

Gambar 20. Grafik nilai tengah pengaruh polietilen glikol 6000 terhadap rasio tunas akar padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ

Patenggang...39 Gambar 21. Grafik nilai tengah perbedaan terhadap rasio tunas akar

padi gogo antara varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang...39

Gambar 22. Grafik nilai tengah pengaruh polietilen glikol 6000 terhadap rasio tunas akar padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang...41 Gambar 23. Grafik nilai tengah perbedaan terhadap kadar air relatif

padi gogo antara varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang...41

Gambar 24. Grafik nilai tengah pengaruh polietilen glikol 6000 terhadap kandungan klorofil a padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ

Patenggang...43

Gambar 25. Grafik nilai tengah perbedaan terhadap kandungan klorofil a padi gogo antara varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang...43

Gambar 26. Grafik nilai tengah pengaruh polietilen glikol 6000 terhadap kandungan klorofil b padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ

Patenggang...45

Gambar 27. Grafik nilai tengah perbedaan terhadap kandungan klorofil b padi gogo antara varietas Situ Bagendit dan Situ

(16)

vi

Gambar 28. Grafik nilai tengah pengaruh polietilen glikol 6000 terhadap kandungan klorofil total padi gogo varietas Situ Bagendit dan

Situ Patenggang...47

Gambar 29. Grafik nilai tengah perbedaan terhadap kandungan klorofil total padi gogo antara varietas Situ Bagendit dan Situ

Patenggang...47

Gambar 30. Grafik nilai tengah pengaruh polietilen glikol 6000 terhadap rasio kandungan klorofil b/a padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang...49

Gambar 31. Grafik nilai tengah perbedaan terhadap rasio kandungan klorofil b/a padi gogo antara varietas Situ Bagendit dan Situ

Patenggang...49

Gambar 32. Persentase proporsi tunas dan akar padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang...53 Gambar 33 . Proporsi klorofil b dan a padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ

(17)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Deskripsi varietas Situ Patenggang padi gogo...9

Tabel 2. Deskripsi varietas Situ Bagendit padi gogo...11

Tabel 3. Rancangan percobaan faktorial 2x3...19

Tabel 4. Rancangan perkecambahan benih padi gogo...22

Tabel 5. Tabel uji lanjut BNT panjang tunas kecambah padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang (cm)…...27

Tabel 6. Tabel uji lanjut BNT berat segar tunas kecambah padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang (mg)...29

Tabel 7. Tabel uji lanjut BNT berat segar akar kecambah padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang (mg)...30

Tabel 8. Tabel uji lanjut BNT berat segar total kecambah padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang (mg)...32

Tabel 9. Tabel uji lanjut BNT berat kering tunas kecambah padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang (mg)...34

Tabel 10. Tabel uji lanjut BNT berat kering akar kecambah padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang (mg)...35

Tabel 11. Tabel uji lanjut BNT berat kering total kecambah padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang (mg)…...37

Tabel 12. Tabel uji lanjut BNT rasio tunas akar kecambah padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang (mg)...39

Tabel 13. Tabel uji lanjut BNT kadar air relatif kecambah padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang...41

(18)

viii

Tabel 15. Tabel uji lanjut BNT kandungan klorofil b kecambah padi gogo

varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang (mikrogram)...45

Tabel 16. Tabel uji lanjut BNT kandungan klorofil total kecambah padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang (mikrogram)...47

(19)

Debby Sarasmi Indraswati anak kedua dari tiga

bersaudara oleh pasangan Bapak Djoko Sadono dan Ibu Suryani yang dilahirkan di Kota Patriot, Bekasi pada tanggal 26 Desember 1992.

Penulis yang memiliki tekat yang kuat ini mengawali pendidikannya dari Taman Kanak-kanak Aisyiyah

“Bustanul Athfal” Bekasi Timur pada tahun 1997.

Dilanjutkan dengan pendidikan Sekolah Dasar Negeri 2 Tulung Balak, Lampung Timur di tahun 1999. Setelah menamatkan pendidikan dasarnya penulis melanjukan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Kota Gajah, Lampung Tengah pada tahun 2005 dan Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 1 Kotagajah, Lampung Tengah pada tahun 2008. Penulis terdaftar menjadi mahasiswi jurusan Biologi FMIPA Unila di tahun 2011 melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama menjadi mahasiswi, penulis pernah mendapatkan berbagai beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) selama 2 tahun dan beasiswa Bank Negara Indonesia (BNI) di tahun 2012.

Pada tahun 2014 penulis melaksanakan Kerja Praktik di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih - Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSB-TPH) Dinas

Pertanian Provinsi Lampung, selama 40 hari dengan judul “Pengawasan Mutu Benih Padi (Oryza sativa L.) Berbagai Macam Varietas Setelah Empat Bulan

Penyimpanan Di Gudang Produsen Benih Lampung Timur”

Ilmu yang didapatkan selama Kerja Praktik dilanjutkan dalam suatu penelitian di tahun yang sama 2014 untuk mencapai gelar Sarjana Biologi (S.Si) dan

menyesaikan tugas akhirnya dalam bentuk skripsi pada tanggal 17 April 2015

degan judul “Uji Ketahanan Pada Kecambah Padi Gogo (Oryza Sativa L.)

Terhadap Cekaman Kekeringan yang Diinduksi oleh Polietilen Glikol 6000”

(20)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Sebagian besar petani menjadikan tanaman padi sebagai pilihan utama untuk

dibudidayakan karena padi merupakan tanaman sereal yang paling banyak

dibutuhkan oleh penduduk. Lebih dari 2/3 penduduk dunia memanfaatkan

padi (beras) sebagai bahan makanan pokok, oleh karena itu permintaan akan

komoditas pangan ini terus meningkat baik kualitas maupun kuantitasnya dari

waktu ke waktu seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, pendidikan

dan taraf penghasilan (Fagi.,et.al,2003).

Indonesia adalah negara yang sedang berkembang terutama dalam bidang

industri. Perkembangan industri dan pertambahan jumlah penduduk membuat

lahan pertanian banyak dikonversi menjadi lahan non pertanian sehingga

berdampak pada penyempitan areal pertanian. Areal pertanian yang sempit

membuat luas areal panen juga berkurang sehingga produksi di bidang

pertanian terutama beras akan menurun oleh sebab itu diperlukan

inovasi-inovasi baru untuk mengatasi masalah tersebut.

Kesenjangan antara produksi dan konsumsi beras yang masih terjadi perlu

diatasi, diantaranya melalui perluasan areal pertanaman padi ke lahan kering

(21)

komplementer dalam meningkatkan produksi beras nasional guna

meningkatkan ketahanan pangan.

Indonesia mempunyai lahan kering sekitar 148 juta ha dari luas total daratan

Indonesia sekitar 188,2 juta ha. Lahan kering masam mendominasi tanah di

Indonesia, terutama di 3 pulau besar yaitu Sumatra, Kalimantan dan Papua

(Mulyani,2006). Produktivitas lahan kering rata-rata 4,5 ton Gabah Kering

Giling (GKG)/ha (Noor, 1996).

Kenaikan permintaan akan beras, yang dipacu oleh pertumbuhan penduduk

tanpa diimbangi oleh perluasan areal yang memadai mendorong para petani

menggunakan lahan kering sebagai lahan pertanaman padi, terutama padi

gogo. Hasil analisis ekonomi yang dilakukan BPPTP (2008) menunjukan

bahwa produksi rata-rata padi gogo yang dapat dicapai sebesar 5,690 t/ha

dengan keuntungan sebesar 60% selama 4 bulan masa tanam.

Upaya pengembangan padi gogo dihadapkan pada masalah ketersedian air

pada lahan kering pertanian. Cekaman kekeringan mempengaruhi proses

perkecambahan padi gogo selain dipengaruhi oleh temperatur dan

kelembaban udara. Karena itu diperlukan informasi tingkat cekaman pada

intensitas kadar air keberapa suatu varietas padi gogo dapat beradaptasi

dilahan kering dengan menggunakan larutan Polietilen Glikol 6000 yang

identik dengan cekaman kekeringan di lapangan. Berdasarkan hasil penelitian

sebelumnya larutan Polietilen Glikol dalam media in vitro bersifat

(22)

3

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah benih padi gogo varietas

Situ Bagendit dan Situ Patenggang tahan terhadap cekaman kekeringan yang

diinduksi dengan Polietilen Glikol 6000.

C. Kerangka Pikir

Setiap tanaman membutuhkan air yang cukup untuk tumbuh. Padi gogo

adalah jenis padi yang ditanam di lahan kering atau sawah tadah hujan. Tidak

seperti padi sawah yang mendapat suplai air dari irigasi, padi gogo

bergantung sepenuhnya pada curah hujan. Oleh sebab itu padi gogo lebih

tahan terhadap kekeringan dari pada padi sawah.

Varietas padi gogo yang umum di tanam petani Indonesia adalah varietas Situ

Bagendit dan Situ Patenggang. Padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ

Patenggang bisa beradaptasi pada lahan kering namun perlu diperhatikan

kandungan air tanah pada lahan kering tersebut.

Polietilen glikol adalah senyawa kimia yang umum digunakan dalam berbagai

penelitian untuk menginduksi defisit air pada tanaman. Polietilen glikol

meningkatkan potensial osmotik larutan (π) sehingga menurunkan potensial

air larutan (ψ).

Berkaitan dengan padi gogo pertanyaan yang timbul adalah bagaimana

(23)

Polietilen Glikol 6000, dan adakah perbedaan ketahanan terhadap cekaman

kekeringan antara varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang.

Evaluasi awal ketahanan varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang adalah

dengan mempelajari pengaruh Polietilen Glikol 6000 terhadap persentase dan

laju perkecambahan biji, serta pertumbuhan selanjutnya dari kecambah.

Pengaruh Polietilen Glikol 6000 terhadap pertumbuhan selanjutnya dari

kecambah dievaluasi dari Tinggi kecambah, Berat Segar, Berat Kering, Kadar

Air Relatif, Kandungan Klorofil a, b dan Total, rasio tunas akar.

Diduga simulasi cekaman kekeringan dengan menggunakan larutan Polietilen

Glikol 6000 dengan konsentrasi yang berbeda akan menghasilkan tanggapan

fisiologi berbeda dari setiap varietas padi gogo pada aspek perkecambahan,

kandungan klorofil dan biomassa.

Skema perediksi pengaruh polietilen glikol 6000 tehadap perkecambahan dan

pertumbuhan selanjutnya dari kecambah dapat dilihat dari gambar dibawah

ini :

Polietilen Glikol 6000

Gambar 1. Diagram alir perediksi pengaruh polietilen glikol 6000 Meningkatkan potensial osmotik (π) larutan.

Menurunkan Potensial Air (ψ) larutan

Menurunkan Penyerapan air oleh benih

(24)

5

D. Hipotesis

1. Polietilen Glikol menurunkan pertumbuhan kecambah padi varietas Situ

Bagendit dan Situ Patenggang.

H0 : µ0 = µ1

H1 :µ0 > µ1

µ0 = nilai tengah panjang tunas kecambah, Berat segar, Berat kering, Kadar

air relatif, Kandungan klorofil a, b dan total, Rasio tunas akar yang

tidak diberi perlakuan Polietilen Glikol 6000 (Kontrol)

µ1 = nilai tengah panjang tunas kecambah, Berat segar, Berat kering, Kadar

air relatif, Kandungan klorofil a, b dan total, Rasio tunas akar yang

diberi perlakuan Polietilen Glikol 6000 (Perlakuan).

Hipotesis diterima jika HO ditolak atau H1 diterima.

2. Ada perbedaan respon cekaman kekeringan yang diinduksi Polietilen

Glikol 6000 antara varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang.

HO : µ0 = µ2

H2 :µ0≠ µ2

µ0 = Nilai tengah respon cekaman kekeringan varietas Situ Bagendit.

µ2 = Nilai tengah respon cekaman kekeringan varietas Situ Patenggang.

Hipotesis diterima jika H0 ditolak atau H2 diterima.

3. Ada interaksi nyata antara varietas dengan Polietilen Glikol 6000 terhadap

(25)

Kandungan klorofil a, b dan total, Rasio tunas akar.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah berupa

respon fisiologis kecambah tanaman padi gogo dalam menghadapi cekaman

(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Polietilen Glikol (PEG)

1. Sifat Kimia

Polietilen Glikol atau dengan nama IUPEC

Alpha-Hydro-Omega-Hydroxypoly (oxy-1,2-ethanadiol) merupakan senyawa dengan rumus kimia

(C2H4O)N+1H2O dan rumus struktur HOCH2-(CH2-O-CH2)N-CH2OH. Polietilen

Glikol merupakan senyawa polimer berantai panjang, tidak berubah

(inert) dengan berat molekul antara 200-9500 Da (Jecfa,1987).

Gambar 2. Struktur kimia Polietilen Glikol 6000.

2. Sifat Fisik

Polietilen Glikol memiliki sifat mudah larut dalam air, tidak toksik

terhadap tanaman, dan tidak mudah diserap sehingga menjadikan

Polietilen Glikol sebagai senyawa yang efektif untuk menirukan kondisi

(27)

3. Efek Pemberian Polyetilen Glikol 6000 ke Tanaman

Perendaman benih dalam larutan Polietilen Glikol 6000 dengan

konsentrasi 10% w/v dan 20% w/v terlalu tinggi dapat menyebabkan

tekanan osmotik di dalam sel menjadi negatif sehingga air sulit diserap

oleh benih karena air yang terserap oleh benih dalam jumlah sedikit.

Konsentrasi Polietilen Glikol 6000 yang tinggi menyebabkan proses

metabolisme pada tanaman tidak berjalan dengan baik, terutama proses

transfer nutrisi ke embrio yang terhambat karena keterbatasan air

(Candra, 2011).

Hasil penelitian dari (Cahyadi dkk., 2013) menunjukan bahwa

penggunaan larutan Polietilen Glikol 6000 berpengaruh sangat nyata

terhadap karakter fisiologis dini padi gogo lokal mangkawa, dalam hal

perkecambahan yang toleran terhadap kekeringan.

B. Klasifikasi Tanaman Padi (Oryza sativa L.)

Menurut Suprihatno (2009), klasifikasi tanaman padi adalah sebagai

berikut.

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

(28)

9

Kelas : Monocotyledoneae

Bangsa : Poales

Suku : Graminae

Marga : Oryza

Jenis : Oryza sativa L.

C. Morfologi Tanaman Padi (Oryza sativa L.)

Tanaman padi dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu :bagian vegetatif

generative. Bagian vegetatif yang terdiri dari akar, batang, dan daun

sedangkan bagian bagian generatif terdiri dari malai, bunga dan buah yang

sering disebut gabah (Aak, 1995).

D. Deskripsi Padi Gogo (Oryza sativa L.)

Menurut Suprihatno (2009), berikut adalah deskripsi dari 2 varietas padi gogo.

1. Varietas Situ Patenggang

SITU PATENGGANG

Tabel 1. Deskripsi varietas Situ Patenggang padi gogo

Nama seleksi : BP1153C-9-12

Asal persilangan : Kartuna / TB47H-MR-10

Golongan : Cere

(29)

Bentuk tanaman : Tegak

Tinggi tanaman : 100 -110 cm

Anakan produktif : 10 - 11 batang

Warna kaki : Ungu tua

Warna batang : Hijau tua

Warna telinga daun : Kuning kotor

Warna lidah daun : Ungu

Warna daun : Hijau, tepi daun tua berkilau ungu

Muka daun : Bagian atas kasar, bawah permukaan

halus

Posisi daun : Tegak

Daun bendera : Menyudut 35 – 50 derajat

Bentuk gabah : Agak gemuk

Warna gabah : Kuning kotor

Kerontokan : Sedang

Kerebahan : Tahan

Tekstur nasi : Sedang

Kadar amilosa : 24 %

Bobot 1000 butir : 27 g

Rata-rata hasil : 4, 6 t/ha

Potensi hasil : 6,0 t/ha

Ketahanan terhadap

Penyakit : Tahan blas

Sifat khusus : Aromatik, respon terhadap

(30)

11

di sawah

Anjuran tanam : Lahan kering musim hujan, tumpang

sari, lahan tipe tanah Aluvial dan

Podsolik ketinggian tidak lebih dari

300 m dpl

Pemulia : Ismail BP, Yamin S., Z.A.

Simanullang, dan A.A. Daradjat

Tim peneliti : Atito D, Husin Toha, Irsal L., dan

Mukelar A.

Teknisi : U. Sujanang, Karmita, Meru, dan

Sukarno

Dilepas tahun : 2003

2. Varietas Situ Bagendit

SITU BAGENDIT

Tabel 2. Deskripsi varietas Situ Bagendit padi gogo

Nomor seleksi

: S4325D-1-2-3-1

Asal Persilangan : Batur/2*S2823-7D-8-1-A

Golongan : Cere

Umur tanaman : 110 - 120 hari

Bentuk tanaman : Tegak

Tinggi tanaman : 99 - 105 cm

(31)

Warna kaki : Hijau

Warna batang : Hijau

Warna telinga daun : Tidak berwarna

Warna lidah daun : Tidak berwarna

Warna daun : Hijau

Muka daun : Kasar

Posisi daun : Tegak

Daun bendera : Tegak

Bentuk gabah : Panjang ramping

Warna gabah : Kuning bersih

Kerontokan : Sedang

Kerebahan : Sedang

Tekstur nasi : Pulen

Kadar amilosa : 22 %

Bobot 1000 butir : 27,5 g

Rata-rata hasil : 4,0 t/ha pada lahan kering

5,5 t/ha pada lahan sawah

Potensi hasil : 6,0 t/ha

Ketahanan terhadap

Penyakit : Agak tahan terhadap blas

Agak tahan terhadap hawar daun

bakteri strain III dan IV

Anjuran tanam : Cocok ditanam di lahan kering

maupun ditanam di lahan sawah

Pemulia : Z.A. Simanullang, Aan A.

(32)

13

Yunani,

Tim peneliti : Mukelar Amir, Atito D., dan Y.

Samaullah,

Teknisi : Meru, U. Sujanang, Karmita, dan

Sukarno

Dilepas tahun : 2003

E. Mekanisme Ketahanan Tanaman terhadap Cekaman Kekeringan

Banyak para ahli mengungkapkan suatu mekanisme ketahanan tanaman

terhadap cekaman kekeringan, salah satunya Levitt (1980) berpendapat

bahwa tanaman memiliki batasan dalam ketahanan terhadap kekeringan

yaitu :

1. Lolos dari Kekeringan (drought escape atau escaping) yaitu tanaman mampu mengatur siklus hidupnya lebih cepat sebelum mengalami

kekeringan. Salah satu contohnya tanaman padi dengan genotip yang

memiliki umur perbungaan yang lebih pendek.

2. Ketahanan terhadap kekeringan (actual drought resistance) yang dibedakan menjadi dua mekanisme yaitu :

a) Mekanisme pengelakan (drought avoidance) dimana tanaman mempertahankan potensial air sel konstan dengan cara mengurangi

kehilangan air contohnya tanaman melakukan penggulungan daun,

mengurangi jumlah anakan dan luas daun atau dengan cara

meningkatkan penyerapan air seperti memperdalam sistem perakaran,

(33)

turgiditas sel tetap tinggi. Sehingga pada genotip padi yang dapat

menghindar dari kekeringan kemungkinan besar mengalami

perubahan nisbah tajuk akar.

b) Mekanisme toleransi (drought tolerance) yaitu penyesuaian osmotik sel dengan cara mempertahankan turgiditas sel tinggi saat kondisi

potensial air sel menurun karena kekeringan. turgiditas sel dapat

dipertahankan dengan cara meningkatkan potensial osmotik sel yaitu

dengan meningkatkan kadar bahan larut sel. Salah satu bahan larut

yang kadarnya meningkat selama terjadi kekeringan adalah asam

amino prolin. Oleh karena itu genotipe padi yang toleran kekeringan

akan memiliki prolin lebih tinggi.

F. Pengaruh Fisiologis dan Morfologis Tanaman terhadap Cekaman Kekeringan.

Islami (1995) dalam bukunya mengatakan bahwa cekaman kekeringan air

adalah istilah yang digunakan saat tanaman mengalami kekurangan suplai air

dari media tanamnya dan proses transpirasi yang berlebih atau kombinasi

kedua faktor. Di Lapangan walaupun di tanah tersedia cukup air, tanaman

dapat mengalami cekaman air jika kecepatan adsorbsi tidak dapat

mengimbangi kehilangan air melalui proses transpirasi.

Tanaman yang menderita cekaman air secara umum memiliki ukuran tubuh

(34)

15

Cekaman air mempengaruhi semua aspek pertumbuhan tanaman, dalam hal

ini mempengaruhi proses fisiologi dan biokimia tanaman serta menyebabkan

terjadinya modifikasi anatomi dan morfologi tanaman (Islami, 1995).

Pengaruh Fisiologi

Islami (1995) mengungkapkan bahwa cekaman air mengakibatkan penurunan

tekanan turgor sel, tekanan turgor berpengaruh terhadap pembesaran dan

perbanyakan sel tanaman, membuka dan menutupnya stomata tanaman,

perkembangan daun, pembentukan bunga serta pergerakan berbagai bagian

tanaman.

Islami (1995) dalam bukunya mengungkapkan bahwa cekaman kekeringan

pada tanaman akan menyebabkan penurunan aktivitas fotosintesis, terdapat 3

faktor mengapa cekaman air menurunkan laju fotosintesis, yaitu : (a)

Berkurangnya luas permukaan fotosintesis, (b) Menutupnya stomata, (c)

Berkurangnya aktivitas protoplasma yang telah mengalami dehidrasi.

Mekanisme adaptasi fisiologi tanaman untuk mengatasi cekaman kekeringan

menurut Salisbury and Ross (1992) yaitu dengan pengaturan Osmotik dimana

aktivitas enzim terutama nitrat reduktase, fenilalanin amonia liase (FAL)

menurun cukup tajam sewaktu cekaman air meningkat namun pembentukan

klorofil cahaya dihambat dan enzim α-amilase dan ribonuklease

meningkatkan aktivitasnya untuk merombak pati dan bahan lain untuk

(35)

Pengaruh Morfologi

Terganggunya proses metabolisme didalam tubuh tanaman karena cekaman

kekeringan maka akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman

bahkan mempengaruhi kualitas hasil tanaman. Menurut Kramer (1977)

Cekaman air akan menyebabkan tanaman tumbuh kerdil dan daun yang baru

terbentuk tidak berkembang sempurna karena akar tanaman yang terbentuk

sedikit, ukurannya kecil dengan daerah penyebaran yang relatif sempit

akibatnya absorbsi air dan zat hara menurun.

Tanggapan pertumbuhan dan hasil tanaman terhadap cekaman air

pengaruhnya akan terlihat jelas terjadi pada fase pertumbuhan vegetatif

(Islami, 1995).

G. Struktur Kimia Klorofil

Energi matahari diserap oleh pigmen tumbuhan dalam bentuk klorofil, saat

terjadi cekaman kekeringan pembentukan klorofil cahaya dihambat. Semua

pigmen yang aktif pada fotosintesis ditemukan dalam kloroplas. Tumbuhan

tingkat tinggi hanya memiliki klorfil a dan klorofil b. Struktur kimia klorofil a

(36)

17

Gambar 3. Struktur kimia klorofil a dan klorofil b (Taiz dan Zeiger, 1991).

H. Kandungan Klorofil Saat Cekaman Kekeringan

Banyo & Nio (2013) dalam hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa

terdapat perbedaan konsentrasi klorofil total, klorofil a, dan klorofil b pada

daun padi kultivar Serayu dan IR 64 pada saat kekurangan air yang diinduksi

Polietilen Glikol 8000 pada potensial air sebesar -0, 0,5 dan -0,1 MPa.

Tumbuhan yang mengalami gangguan dalam proses metabolisme akan

mempengaruhi proses pembentukan klorofil dengan indikasi daun kering dan

(37)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan,

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Lampung. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Beaker glass, erlemeyer,

gelas ukur, tabung reaksi dan raknya, corong, mortar dan penggerus, pipet

volume, pipet tetes, nampan plastik, gelas plastik, gunting, penggaris,

timbangan digital, Oven, spektrofotometer UV.

Bahan yang digunakan adalah benih padi gogo varietas Situ Bagendit dan

Situ Patenggang yang diperoleh dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih

(BPSB) Dinas Pertanian Provinsi Lampung, Polyetilen Glikol 6000, Etanol

(38)

19

C. Rancangan Percobaan

Penelitian ini menggunakan percobaan faktorial 2x3. Faktor A adalah varietas

padi gogo dengan dua taraf yaitu Situ Bagendit dan Situ Patenggang. Faktor

B adalah Polietilen Glikol dengan 3 taraf yaitu 0% w/v ; 10% w/v ; 20% w/v.

Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Jumlah satuan percobaan

adalah 30. Notasi faktor, taraf, kombinasi perlakuan dapat dilihat dari tabel

dibawah

Tabel 3. Rancangan percobaan faktorial 2x3

Faktor A

B

Taraf a1 a2

b1 a1b1 a2b1

b2 a1b2 a2b2

b3 a1b3 a2b3

Keterangan :

A : Varietas padi gogo

B : Konsentrasi Polietilen Glikol 6000

a1b1 : Situ Bagendit, Polietilen Glikol 6000 0%

a2b1 : Situ Patenggang Polietilen Glikol 6000 0%

a1b2 :Situ Bagendit, Polietilen Glikol 6000 10%

a2b2 :Situ Patenggang, Polietilen Glikol 6000 10%

a1b3 : Situ Bagendit, Polietilen Glikol 6000 20%

(39)

D. Variabel dan Parameter

Variabel dalam penelitian ini adalah Panjang tunas kecambah, Berat segar,

Berat kering, Kadar air relatif, Kandungan Klorofil a,b dan total, Rasio tunas

akar.

Parameter dalam penelitian ini adalah ketahanan kecambah padi gogo yang

dapat dilihat dari nilai tengah (µ) Panjang tunas kecambah, Berat segar, Berat

kering, Kadar air relatif, Kandungan Klorofil a,b dan total, serta Rasio tunas

akar.

E. Cara Kerja

1. Penyusunan satuan Percobaan

Berdasarkan satuan percobaan maka jumlah gelas plastik yang digunakan

sebagai wadah untuk menumbuhkan kecambah padi sejumlah 30 buah.

Gelas plastik dicuci bersih dengan sabun cuci dan dilap kering. Gelas

plastik dilabel dengan notasi dan ulangan dan setiap gelas plastik dilapisi

dengan kapas. Tata letak satuan percobaan setelah pengacakan dapat

(40)

21

: varietas Situ Patenggang, PEG 6000 10% w/v

: varietas Situ Patenggang, PEG 6000 20% w/v

Gambar 4. Skema tata letak satuan percobaan.

(41)

2. Seleksi Ketahanan Kekeringan Perkecambahan Padi Gogo dengan Polietilen Glikol 6000.

Pengamatan daya kecambah benih dilakukan dengan 100 benih padi dari

setiap varietas dikecambahkan dalam nampan plastik yang bagian alasnya

telah dilapisi oleh kapas yang dibasahi dengan larutan Polietilen Glikol

6000 sesuai dengan konsentrasi yang telah ditentukan sebanyak 35ml.

Dilakukan penghitungan jumlah benih yang berkecambah 7 hari setelah

penaburan benih. Benih yang dipakai sebagai bahan penelitian dipilih

benih bernas, tidak terdapat noda/kotoran benih dan tenggelam dalam air.

Daya berkecambah dalam ketentuan ISTA (2006) dihitung dengan rumus :

Tabel 4. Rancangan perkecambahan benih padi gogo.

(42)

23

3. Pengaruh Polietilen Glikol 6000 terhadap pertumbuhan setelah padi gogo berkecambah.

Benih padi gogo yang telah berkecambah dari nampan 1-6 dipindahkan ke

gelas plastik yang telah dilapisi kapas dibagian dasar gelas dengan

penambahan larutan polietilen glikol 6000 sebanyak 10ml. Kelembaban

dijaga dengan cara penyemprotan Polietilen Glikol 6000 setiap hari.

Pengamatan dilakukan 7 hari setelah pemindahan kecambah padi.

3.1 Pengukuran Panjang Tunas Kecambah

Panjang tunas kecambah diukur dengan mistar dan dinyatakan dalam

sentimeter. Panjang tunas kecambah diukur dari pangkal sampai ujung

daun pertama kecambah.

3.2 Pengukuran Berat Segar

Berat segar kecambah adalah berat tunas + berat akar. Akar dipisahkan

dari tunas(batang dan daun). Berat kecambah ditentukan dengan

menimbang kecambah dengan timbangan neraca digital dan dinyatakan

dalam miligram.

3.3 Pengukuran Berat Kering

Kecambah yang sudah diukur berat segarnya dikeringkan dengan panas

oven 1300c selama 2 jam. Setelah itu kecambah ditimbang kembali

(43)

3.4 Pengukuran Kadar Air Relatif

Menurut Yamasaki (1999) kadar air relatif ditentukan dengan rumus :

Keterangan:

M1 = Berat segar kecambah

M2 = Berat kering kecambah

3.5 Penentuan Kandungan Klorofil

Penentuan kandungan klorofil dilakukan menurut Miazek, 2002.

1 gram daun kecambah padi gogo digerus sampai halus didalam mortar,

dan kemudian ditambahkan 10 ml ethanol 95%, ekstrak disaring

kedalam erlenmeyer. Ekstrak siap ditentukan kandungan klorofil a, b

dan totalnya. Ekstrak klorofil ini diukur absorbansinya masing-masing

pada panjang gelombang 648 nm dan 664 nm. Kandungan klorofil

dinyatakan mg klorofil per gram jaringan yang diekstraksi dan dihitung

berdasarkan persamaan berikut :

Chla = 13.36.A664 – 5.19.A648

Chlb = 27.43.A648 – 8.12.A664

Keterangan :

Chla = klorofil a

Chlb = klorofil b

A664 = absorbansi dengan panjang gelombang 664 nm

(44)

25

3.6Rasio Tunas Akar

Yuliana (2013) dalam penelitiannya mengungkapkan Ratio Tunas -Akar

ditentukan dengan rumus :

F. Analisis Data

Data hasil penelitian ini dianalisis ragam pada taraf nyata 5% dan dilanjutkan

(45)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Persentase Benih Yang Berkecambah

Pengaruh polietilen glikol 6000 terhadap persentase benih padi gogo

varirtas Situ Bagendit dan Situ Patenggang yang berkecambah

ditunjukan pada gambar 5.

Gambar 5. Grafik persentase benih padi gogo pada berbagai konsentrasi Polietilen glikol 6000.

Dari grafik terlihat bahwa persentase benih yang berkecambah relatif

tinggi pada kedua varietas yaitu berkisar 94% sampai 100%. Jadi,

polietilen glikol 6000 tidak berpengaruh terhadap perkecambahan benih

padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang.

(46)

27

Analisis ragam pada taraf nyata 5% (Lampiran 2) menunjukan bahwa

varietas dan polietilen glikol 6000 berpengaruh nyata terhadap panjang

tunas padi gogo. Tidak ada interaksi yang nyata antara varietas dan

polietilen glikol 6000 terhadap panjang tunas.

Pengaruhpemberian polietilen glikol 6000 terhadap panjang tunas padi gogo

varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang ditunjukan pada tabel 5 dan

gambar 6. Perbedaan panjang tunas antar Situ Bagendit dan Situ Patenggang

ditunjukan pada tabel 6 dan gambar 7.

Tabel 5. Tabel uji lanjut BNT panjang tunaskecambah padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang (cm).

Konsentrasi Polietilen glikol

6000

Situ Bagendit Situ Patenggang Nilai tengah

0% w/v 2.98±0.021 4.92±0.009 3.95a

10% w/v 3.76±0.119 5.24±0.019 4.50b

20% w/v 3.64±0.094 6.22±0.082 4.93b

Nilai Tengah 3.46a 5.46b

Keterangan: Panjang tunas = Ȳ±

s

Ȳn=5

BNT faktor A (0,05=0,40) BNT faktor B (0,05=0,49)

(47)

3.46

Gambar 7. Grafik nilai tengah perbedaan terhadap panjang tunas padi gogo antara varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang.

Uji BNT pada taraf nyata 5% menunjukan bahwa tunas varietas Situ

Patenggang lebih panjang daripada tunas Situ Bagendit. Polietilen

glikol6000 meningkatkan panjang tunas namun tidak ada perbedaan

signifikan panjang tunas antara konsentrasi Polietilen Glikol 6000 10% w/v

dan 20% w/v.

Karena tidak ada interaksi antara varietas dengan polietilen glikol 6000

maka simple affect dari polietilen glikol 6000 relatif sama pada kedua varietas.

3. Berat Segar Tunas

Analisis ragam pada taraf nyata 5% (Lampiran 3) menunjukan bahwa

varietas dan polietilen glikol 6000 berpengaruh nyata terhadap berat segar

tunas kecambah padi gogo. Tidak ada interaksi yang nyata antara varietas

dan polietilen glikol 6000 terhadap berat segar tunas.

Pengaruh polietilen glikol 6000 terhadap berat segar tunas kecambah padi

(48)

29

gambar 8. Perbedaan panjang tunas antar Situ Bagendit dan Situ Patenggang

ditunjukan pada tabel 6 dan gambar 9.

Tabel 6. Tabel uji lanjut BNT berat segar tunaskecambah padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang (mg).

Konsentrasi Polietilen glikol

6000

Situ Bagendit Situ Patenggang Nilai tengah

0% w/v 26,0±4,7 40,8±7,2 33,4a

Gambar 8. Grafik nilai tengah pengaruh polietilen glikol 6000 terhadap berat segar tunas padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang.

Gambar 9. Grafik nilai tengah perbedaan terhadap berat segar tunas padi gogo antara varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang.

Uji BNT pada taraf nyata 5% menunjukan bahwa varietas Situ Patenggang

(49)

Polietilen glikol menurunkan berat segar tunas kecambah pada kedua

varietas dan penurunan signifikan terjadi pada setiap konsentrasi Polietilen

Glikol 6000 yang diberikan namun penurunan drastis terjadi di konsentrasi

Polietilen glikol 6000 20% w/v.

Karena tidak ada interaksi antara varietas dengan polietilen glikol 6000

maka simple affect dari polietilen glikol relatif sama pada kedua varietas.

4. Berat Segar Akar

Analisis ragam pada taraf nyata 5% (Lampiran 4) menunjukan bahwa

polietilen glikol 6000 tidak berpengaruh nyata terhadap berat segar akar

namun varietas berpengaruh nyata terhadap berat segar akar kecambah padi

gogo. Tidak ada interaksi yang nyata antara varietas dan polietilen glikol

6000 terhadap berat segar akar. Pengaruh Polietilen glikol 6000 terhadap

berat segar akar kecambah padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ

Patenggang ditunjukan pada tabel 7 dan gambar 10. Perbedaan berat segar

akar antar Situ Bagendit dan Situ Patenggang ditunjukan pada tabel 7 dan

gambar 11.

Tabel 7. Tabel uji lanjut BNT berat segar akarkecambah padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang (mg).

Keterangan : Berat segar akar = Ȳ±

s

Ȳ n = 5

BNT factor A (0,05=2,86) BNT factor B (0,05=3,50) Konsentrasi

Polietilen glikol 6000

Situ Bagendit Situ Patenggang Nilai tengah

0% w/v 5,4 ± 0,06 10,6 ± 4,46 8,0a

10% w/v 9,4 ± 1,76 10,6 ± 4,56 10,0a

20% w/v 5,4 ± 3,36 7,8 ± 3,14 6,6a

(50)

31

Gambar 10. Grafik nilai tengah pengaruh polietilen glikol 6000 terhadap berat segar akar padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang.

Gambar 11. Grafik nilai tengah perbedaan terhadap berat segar akar padi gogo antara varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang.

Uji BNT pada taraf nyata 5% menunjukan bahwa berat segar akar Situ

Patenggang lebih tinggi daripada Situ Bagendit. Tidak ada pengaruh

pemberian polietilen glikol 6000 terhadap berat segar akar.

Karena tidak ada interaksi antara varietas dengan polietilen glikol 6000

maka simple affect dari polietilen glikol relatif sama pada kedua varietas.

5. Berat Segar Total

Analisis ragam pada taraf nyata 5% (Lampiran 5) menunjukan bahwa

varietas dan polietilen glikol 6000 berpengaruh nyata terhadap berat segar

total kecambah padi gogo. Tidak ada interaksi yang nyata antara varietas

(51)

41.4

dan polietilen glikol 6000 terhadap berat segar total kecambah padi gogo.

Pengaruh Polietilen glikol 6000 terhadap berat segar total kecambah padi

gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang ditunjukan pada tabel 8

dan gambar 12. Perbedaan berat segar total antar Situ Bagendit dan Situ

Patenggang ditunjukan pada tabel 8 dan gambar 13.

Tabel 8. Tabel uji lanjut BNT berat segar totalkecambah padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang (mg).

Keterangan : Berat segar total (mg) = Ȳ±

s

Ȳ n = 5

BNT factor A (0,05=6,26) BNT factor B (0,05=7,66)

Gambar 12. Grafik nilai tengah pengaruh polietilen glikol 6000 terhadap berat segar total padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang.

Konsentrasi Polietilen glikol

6000

Situ Bagendit Situ Patenggang Nilai tengah

0% w/v 31,4 ± 5,66 51,4 ± 10,28 41,4a

10% w/v 32,4 ± 11,06 41,6 ± 19,64 37,0a

20% w/v 18,4 ± 16,76 34,0 ± 14,30 26,2b

(52)

33

Gambar 13. Grafik nilai tengah perbedaan terhadap berat segar total padi gogo antara varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang.

Uji BNT pada taraf nyata 5% menunjukan bahwa berat segar total

kecambah Situ Patenggang lebih besar daripada Situ Bagendit. Polietilen

glikol 6000 menurunkan berat segar total kecambah kedua varietas dan

penurunan yang nyata pada konsentrasi Polietilen Glikol 6000 20% w/v.

Karena tidak ada interaksi antara varietas dengan polietilen glikol 6000

maka simple affect dari polietilen glikol relatif sama pada kedua varietas.

6. Berat Kering Tunas

Analisis ragam pada taraf nyata 5% (Lampiran 6) menunjukan bahwa

varietas dan polietilen glikol 6000 berpengaruh nyata terhadap berat kering

tunas kecambah padi gogo. Tidak ada interaksi yang nyata antara varietas

dan polietilen glikol 6000 terhadap berat kering tunas. Pengaruh Polietilen

glikol 6000 terhadap berat kering tunas kecambah padi gogo varietas Situ

Bagendit dan Situ Patenggang ditunjukan pada tabel 9 dan gambar

14.Perbedaan berat kering tunas antar Situ Bagendit dan Situ Patenggang

(53)

6

Tabel 9. Tabel uji lanjut BNT berat kering tunaskecambah padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang (mg).

Keterangan : Berat kering tunas = Ȳ±

s

Ȳ n = 5

BNT factor A (0,05=0,64) BNT factor B (0,05=0,79)

Gambar 14. Grafik nilai tengah pengaruh polietilen glikol 6000 terhadap berat kering tunas padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang.

Gambar 15. Grafik nilai tengah perbedaan terhadap berat kering tunas padi gogo antara varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang.

4.4

Situ Bagendit Situ Patenggang Nilai tengah

0% w/v 5,0 ± 0,20 7,0 ± 0,10 6,0a

10% w/v 5,2 ± 0,14 6,0 ± 0,00 5,6a

20% w/v 3,0 ± 0,30 4,8 ± 0,14 3,9b

(54)

35

Uji BNT pada taraf nyata 5% menunjukan bahwa berat kering tunas

kecambah varietas Situ Patenggang lebih tinggi daripada Situ Bagendit.

Polietilen glikol 6000 menurunkan berat kering tunas kecambah dan

penurun yang nyata terjadi pada konsentrasi Polietilen Glikol 6000 20%

w/v.

Karena tidak ada interaksi antara varietas dengan polietilen glikol 6000

maka simple affect dari polietilen glikol relatif sama pada kedua varietas.

7. Berat Kering Akar

Analisis ragam pada taraf nyata 5% (Lampiran 7) menunjukan bahwa

varietas dan polietilen glikol 6000 berpengaruh nyata terhadap berat kering

akar kecambah padi gogo. Tidak ada interaksi yang nyata antara varietas

dan polietilen glikol 6000 terhadap berat kering akar.Pengaruh Polietilen

glikol 6000 terhadap berat kering akar kecambah padi gogo varietas Situ

Bagendit dan Situ Patenggang ditunjukan pada tabel 10 dan gambar 16.

Perbedaan berat kering akar antar Situ Bagendit dan Situ Patenggang

ditunjukan pada tabel 10 dan gambar 17.

Tabel 10. Tabel uji lanjut BNT berat kering akarkecambah padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang (mg).

Keterangan : Berat kering akar= Ȳ±

s

Ȳ n = 5

BNT faktor A (0,05=0,61) BNT faktor B (0,05=0,75) Konsentrasi

Polietilen glikol 6000

Situ Bagendit Situ

(55)

3.7

Varietas Padi Gogo

Gambar 16. Grafik nilai tengah pengaruh polietilen glikol 6000 terhadap berat kering akar padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang.

Gambar 17. Grafik nilai tengah perbedaan terhadap berat kering akar padi gogo antara varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang.

Uji BNT pada taraf nyata 5% menunjukan bahwa berat kering akar

kecambah Situ Patenggang lebih tinggi daripada Situ Bagendit. Terjadi

perbedaan respon pada padi gogo di setiap konsentrasi yaitu Polietilen

glikol 6000 10% w/v meningkatkan berat kering akar sedangkan konsentrasi

20% w/v menurunkan berat kering akar dikedua varietas.

Karena tidak ada interaksi antara varietas dengan polietilen glikol 6000

(56)

37

8. Berat Kering Total

Analisis ragam pada taraf nyata 5% (Lampiran 8) menunjukan bahwa varietas

dan polietilen glikol 6000 berpengaruh nyata terhadap berat kering total

kecambah padi gogo. Tidak ada interaksi yang nyata antara varietas dan

polietilen glikol 6000 terhadap berat kering total. Pengaruh Polietilen glikol

6000 terhadap berat kering total kecambah padi gogo varietas Situ Bagendit

dan Situ Patenggang ditunjukan pada tabel 11 dan gambar 18. Perbedaan

berat kering total antar Situ Bagendit dan Situ Patenggang ditunjukan pada

tabel 11 dan gambar 19.

Tabel 11. Tabel uji lanjut BNT berat kering totalkecambah padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang (mg).

Keterangan : Berat kering total = Ȳ±

s

Ȳ n = 5

BNT faktor A (0,05=1,04) BNT faktor B (0,05=1,27)

Gambar 18. Grafik nilai tengah pengaruh polietilen glikol 6000 terhadap berat kering total padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang.

Konsentrasi Polietilen glikol

6000

Situ Bagendit Situ Patenggang Nilai tengah

0% w/v 8,0 ± 0,50 11,4 ± 0,16 9,7a

10% w/v 9,6 ± 0,66 10,6 ± 0,06 10,1a

20% w/v 5,4 ± 0,76 8,4 ± 0,16 6,9b

(57)

Gambar 19. Grafik nilai tengah perbedaan terhadap berat kering total padi gogo antara varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang.

Uji BNT pada taraf nyata 5% menunjukan bahwa berat kering total varietas

Situ Patenggang lebih tinggi daripada Situ Bagendit. Terjadi perbedaan

respon pada padi gogo di setiap konsentrasi yaitu Polietilen glikol 6000 10%

w/v meningkatkan berat kering total sedangkan konsentrasi 20% w/v

menurunkan berat kering total pada varietas Situ Bagendit. Namun pada

varietas Situ Patenggang terjadi penurunan berat kering total disetiap

konsentrasi Polietilen Glikol 6000.

Karena tidak ada interaksi antara varietas dengan polietilen glikol 6000 maka

simple affect dari polietilen glikol relatif sama pada kedua varietas.

9.Rasio Tunas Akar

Analisis ragam pada taraf nyata 5% (Lampiran 9) menunjukan bahwa varietas

tidak berpengaruh nyata sedangkan polietilen glikol 6000 berpengaruh nyata

terhadap rasio tunas akar kecambah padi gogo tanpa perlakuan. Tidak ada

interaksi yang nyata antara varietas dan polietilen glikol 6000 terhadap rasio

tunas akar. Pengaruh Polietilen glikol 6000 terhadap Rasio Tunas Akar

(58)

39

kecambah padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang ditunjukan

pada tabel 12 dan gambar 20. Perbedaan rasio tunas akar antara Situ Bagendit

dan Situ Patenggang ditunjukan pada tabel 12 dan gambar 21.

Tabel 12. Tabel uji lanjut BNT rasio tunas akarkecambah padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang (mg).

Keterangan : Rasio Tunas Akar = Ȳ±

s

Ȳ n = 5

BNT faktor A (0,05=0,90) BNT faktor B (0,05=1,11)

Gambar 20. Grafik nilai tengah pengaruh polietilen glikol 6000 terhadap rasio tunas akar padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang.

Gambar 21. Grafik nilai tengah perbedaan terhadap rasio tunas akar padi gogo antara varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang.

Situ Bagendit Situ Patenggang Nilai tengah

0% w/v 4,79 ± 0,06 4,52 ± 0,86 4,65a

10% w/v 2,54 ± 0,04 3,29 ± 0,22 2,91b

20% w/v 2,95 ± 0,22 3,83 ± 0,31 3,39b

(59)

Uji BNT pada taraf nyata 5% menunjukan bahwa Polietilen Glikol 6000

Menurunkan berat rasio tunas akar namun penurunannya tidak terlihat nyata

antara konsentrasi 10% w/v dan 20% w/v. Situ Patenggang memiliki rasio

tunas akar yang lebih tinggi daripada Situ Bagendit. Karena tidak ada

interaksi antara varietas dengan polietilen glikol 6000 maka simple affect

dari polietilen glikol relatif sama pada kedua varietas.

10. Kadar Air Relatif

Analisis ragam pada taraf nyata 5% (Lampiran 10) menunjukan bahwa

varietas berpengaruh nyata sedangkan polietilen glikol 6000 tidak

berpengaruh nyata terhadap kadar air relatif kecambah padi gogo. Tidak ada

interaksi yang nyata antara varietas dan polietilen glikol 6000 terhadap kadar

air relatif. Pengaruh Polietilen glikol 6000 terhadap Kadar Air

Relatifkecambah padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang

ditunjukan pada tabel 13 dan gambar 22. Perbedaan kadar air relatif antara

(60)

41

Tabel 13. Tabel uji lanjut BNT kadar air relatifkecambah padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang.

Keterangan : Kadar Air Relatif = Ȳ±

s

Ȳn = 5

BNT faktor A (0,05=4,63) BNT faktor B (0,05=5,67)

Gambar 22. Grafik nilai tengah pengaruh polietilen glikol 6000 terhadap kadar air relatif padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang.

Gambar 23. Grafik nilai tengah perbedaan terhadap kadar air relatif padi gogo antara varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang. Konsentrasi

Polietilen glikol 6000

Situ Bagendit Situ Patenggang Nilai tengah

0% w/v 74,12 ± 6,44 77,32 ± 2,76 75,72a

10% w/v 69,48 ± 8,62 74,23 ± 9,37 71,85a

20% w/v 67,90 ± 14,41 74,50 ± 3,72 71,20a

Nilai tengah 70,50a

(61)

Uji BNT pada taraf nyata 5% menunjukan bahwa kadar air relatif yang

terkandung mengalami penurunan kadarnya seiring dengan peningkatan

konsentrasi Polietilen Glikol 6000 pada pertumbuhan kecambah padi gogo.

Varietas Situ Patenggang dan Situ Bagendit pada konsentrasi Polietilen

Glikol 6000 20% w/v bisa mempertahankan kadar air yang terkandung

dalam kecambah. Namun tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap

penurunan kadar air relatif padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ

Patenggang. Karena tidak ada interaksi antara varietas dengan polietilen

glikol 6000 maka simple affect dari polietilen glikol relatif sama pada kedua varietas.

11. Kandungan Klorofil a

Analisis ragam pada taraf nyata 5% (Lampiran 11) menunjukan bahwa

varietas berpengaruh nyata terhadap kandungan klorofil a kecambah padi

gogo dan polietilen glikol 6000 10% dan 20% berpengaruh nyata dari 0% .

Tidak ada interaksi yang nyata antara varietas dan polietilen glikol 6000

terhadap kandungan klorofil a. Pengaruh Polietilen glikol 6000 terhadap

Kandungan Klorofil a kecambah padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ

Patenggang ditunjukan pada tabel 14 dan gambar 24. Perbedaan kandungan

klorofil a antara Situ Bagendit dan Situ Patenggang ditunjukan pada tabel 14

(62)

43

Tabel 14. Tabel uji lanjut BNT kandungan klorofil a kecambah padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang (mikrogram).

Keterangan : Kandungan klorofil a = Ȳ±

s

Ȳn = 5

BNT faktor A (0,05=0,18) BNT faktor B (0,05=0,22) Gambar 24. Grafik nilai tengah pengaruh polietilen glikol 6000 terhadap

kandungan klorofil a padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang.

Gambar 25. Grafik nilai tengah perbedaan terhadap kandungan klorofil a padi gogo antara varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang.

0.4

(63)

Uji BNT pada taraf nyata 5% menunjukan bahwa Kandungan klorofil a

varietas Situ Patenggang lebih tinggi daripada varietas Situ Bagendit.

Perlakuan Polietilen Glikol 6000 dengan konsentrasi 10% w/v dan 20% w/v

memeberikan efek penurunan kandungan klorofil a di varietas Situ Bagendit

dan Situ Patenggang, dan tidak ada penurunan kandungan klorofil a yang

signifikan antar kedua konsentrasi Polietilen Glikol 6000. Varietas Situ

Patenggang dengan penambahan konsentrasi Polietilen Glikol 6000 menjadi

20% w/v tetap dapat mempertahankan jumlah korofil a.

Karena tidak ada interaksi antara varietas dengan polietilen glikol 6000

maka simple affect dari polietilen glikol relatif sama pada kedua varietas.

12. Kandungan Klorofil b

Analisis ragam pada taraf nyata 5% (Lampiran 12) menunjukan bahwa

varietas dan Polietilen Glikol 6000 berpengaruh nyata terhadap kandungan

klorofil b kecambah padi gogo. Tidak ada interaksi yang nyata antara varietas

dan polietilen glikol 6000 terhadap kandungan klorofil b. Pengaruh Polietilen

glikol 6000 terhadap Kandungan Klorofil b kecambah padi gogo varietas Situ

Bagendit dan Situ Patenggang ditunjukan pada tabel 15 dan gambar 26.

Perbedaan kandungan klorofil b antara Situ Bagendit dan Situ Patenggang

(64)

45

Tabel 15. Tabel uji lanjut BNT kandungan klorofil b kecambah padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang (mikrogram).

Keterangan : Kandungan klorofil b= Ȳ± sȲ n = 5

BNT faktor A (0,05=0,06) BNT faktor B (0,05=0,07)

Gambar 26. Grafik nilai tengah pengaruh polietilen glikol 6000 terhadap kandungan klorofil b padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang.

Gambar 27. Grafik nilai tengah perbedaan terhadap kandungan klorofil b padi gogo antara varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang.

0.15

Situ Bagendit Situ Patenggang Nilai tengah

0% w/v 0,20 ± 0,0018 0,51 ± 0,0021 0,35a

10% w/v 0,18 ± 0,0027 0,39 ± 0,0004 0,28b

20% w/v 0,08 ± 0,0001 0,40 ± 0,0007 0,24b

Nilai tengah 0,15a

(65)

Uji BNT pada taraf nyata 5% menunjukan bahwa kandungan klorofil b

varietas Situ Patenggang lebih tinggi daripada varietas Situ Bagendit.

Perlakuan Polietilen Glikol 6000 dengan konsentrasi 10% w/v dan 20% w/v

memberikan efek penurunan kandungan klorofil b varietas Situ Bagendit

dan Situ Patenggang, dan tidak ada penurunan kandungan klorofil b yang

signifikan antar kedua konsentrasi Polietilen Glikol 6000. Varietas Situ

Patenggang dan Situ Bagendit dengan penambahan konsentrasi Polietilen

Glikol 6000 menjadi 20% w/v tetap dapat mempertahankan jumlah korofil

b.Karena tidak ada interaksi antara varietas dengan polietilen glikol 6000

maka simple affect dari polietilen glikol relatif sama pada kedua varietas.

13. Kandungan Klorofil Total

Analisis ragam pada taraf nyata 5% (Lampiran 13) menunjukan bahwa

varietas dan polietilen glikol 6000 berpengaruh nyata terhadap kandungan

klorofil total kecambah padi gogo. Tidak ada interaksi yang nyata antara

varietas dan polietilen glikol 6000 terhadap kandungan klorofil total.

Pengaruh Polietilen glikol 6000 terhadap Kandungan Klorofil total kecambah

padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang ditunjukan pada tabel

16 dan gambar 28. Perbedaan kandungan klorofil total antara Situ Bagendit

(66)

47

Tabel 16. Tabel uji lanjut BNT kandungan klorofil total kecambah padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang (mikrogram).

Keterangan : Kandungan klorofil total = Ȳ± sȲ n = 5

BNT faktor A (0,05=0,24) BNT faktor B (0,05=0,29)

Gambar 28. Grafik nilai tengah pengaruh polietilen glikol 6000 terhadap kandungan klorofil total padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang.

Gambar 29. Grafik nilai tengah perbedaan terhadap kandungan klorofil total padi gogo antara varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang. Konsentrasi

Polietilen glikol 6000

Situ Bagendit Situ Patenggang Nilai tengah

0% w/v 0,75 ± 0,033 2,15 ± 0,030 1,45a

10% w/v 0,66 ± 0,030 1,67 ± 0,014 1,16b

20% w/v 0,27 ± 0,001 1,70 ± 0,011 0,99c

Nilai tengah 0,56a

(67)

Uji BNT pada taraf nyata 5% menunjukan bahwa kandungan klorofil total

varietas Situ Patenggang (2,15 mikrogram/ml) memiliki perbedaan yang

signifikan dari varietas Situ Bagendit (0,75 mikrogram/ml). Perlakuan

Polietilen Glikol 6000 dengan konsentrasi 10% w/v dan 20% w/v

memeberikan efek penurunan kandungan klorofil total daun varietas Situ

Bagendit dan Situ Patenggang. Perbedaan secara nyata terjadi pada kedua

varietas padi gogo antara perlakuan Polietilen Glikol 6000 10% w/v dan

Polietilen Glikol 6000 20% w/v.Karena tidak ada interaksi antara varietas

dengan polietilen glikol 6000 maka simple affect dari polietilen glikol relatif sama pada kedua varietas.

14. Rasio Kandungan Klorofil b/a

Analisis ragam pada taraf nyata 5% (Lampiran 14) menunjukan bahwa

varietas dan polietilen glikol 6000 tidak berpengaruh nyata terhadap

kandungan klorofil b/a kecambah padi gogo. Tidak ada interaksi yang nyata

antara varietas dan polietilen glikol 6000 terhadap kandungan klorofil b/a.

Pengaruh Polietilen glikol 6000 terhadap rasio kandungan Klorofil b/a

kecambah padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang ditunjukan

pada tabel17 dan gambar 30. Perbedaan rasio kandungan klorofil b/a antara

(68)

49

Tabel 17. Tabel uji lanjut BNT rasio kandungan klorofil b/a kecambah padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang (mikrogram).

Keterangan : Kandungan klorofil total = Ȳ± sȲ n = 5

Gambar 30. Grafik nilai tengah pengaruh polietilen glikol 6000 terhadap rasio kandungan klorofil b/a padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang.

Gambar 31. Grafik nilai tengah perbedaan terhadap rasio kandungan klorofil b/a padi gogo antara varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang. Konsentrasi

Polietilen glikol 6000

Situ Bagendit Situ Patenggang Nilai tengah

0% w/v 0,38 ± 0,00055 0,31 ± 0,00005 0,34a

10% w/v 0,35 ± 0,00944 0,31 ± 0,00019 0,33a

20% w/v 0,42 ± 0,00185 0,31 ± 0,00001 0,36a

Nilai tengah 0,38a

(69)

B.PEMBAHASAN

Padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang yang didapatkan dari

Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura

(BPSB TPH) Provinsi Lampung, merupakan benih bersertifikat yang telah

beredar di pasaran.

Varietas Situ Patenggang memiliki pertumbuhan yang lebih baik dari Situ

Bagendit terlihat dari setiap variabel menunjukan situ patenggang lebih unggul

dibandingkan Situ Bagendit. Hasil yang sama ditunjukan oleh Wahyuni et.,al

(2006) Situ Patenggang merupakan varietas terbaik di lahan karet muda.

Hasil penelitian padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang terhadap

cekaman kekeringan menunjukan polietilen glikol 6000 meningkatkan panjang

tunas padi gogo baik pada varietas Situ Bagendit maupun varietas Situ

Patenggang jika dibandingkan pertumbuhan tunas tanpa polietilen glikol 6000,

peningkatan yang terjadi tidak berbeda nyata antar konsentrasi yang diberikan,

ada perbedaan pengaruh Polietil Glikol 6000 antar Situ Bagendit dan Situ

Patenggang, hal berbeda ditunjukan dengan penelitian Effendi (2006) yang

menunjukan bahwa peningkatan intensitas cekaman kekeringan oleh PEG 8000

mengakibatkan penurunan terhadap tinggi tanaman padi gogo. Hasil penelitian

diindikasi bahwa polietilen glikol 6000 dapat memacu hormon pertumbuhan

padi gogo varietas Situ Bagendit dan Situ Patenggang.

Peningkatan panjang tunas padi gogo pada varietas Situ Bagendit dan Situ

Patenggang tidak berkorelasi positif dengan berat segar kecambah padi gogo

(70)

51

segar disebabkan oleh rusaknya asam amino yang berperan penting dalam

proses metabolisme tanaman dan penurunan biomassa tumbuhan saat terjadi

cekaman kekeringan dapat menguntungkan tanaman tersebut dalam

penghematan penggunaan air. Hal ini didukung dengan penelitian dari Nio

(2011) Tanaman jahe tanpa perlakuan kekeringan selaman 7 hari memiliki

biomassa daun lebih besar 54% daripada tanaman jahe yang mengalami

kekeringan karena terjadi gangguan dalam proses fotosintesis dan transpirasi.

Berdasarkan hasil penelitian penurunan biomassa padi gogo yang mengalami

cekaman kekeringan berkorelasi positif dengan penurunan jumlah klorofil total

dan penurunan rasio tunas akar.

Rasio Tunas Akar merupakan indeks yang menunjukan alokasi biomassa

antara berat segar tunas dan berat segar akar padi gogo selama proses

pertumbuhan kecambah. Rasio tunas akar menunjukan penurunan jika

dibandingkan dengan padi gogo tanpa perlakuan Polietilen Glikol 6000

(Kontrol). Hal yang sama ditunjukan oleh Effendi (2006) dalam tesisnya

mengungkapkan bahwa intensitas cekaman kekeringan yang meningkat juga

mengakibatkan penurunan dalam jumlah anakan, berat kering tanaman, laju

pertumbuhan relatif.

Penurunan rasio ini terjadi seiring dengan penurunan berat segar tunas yang

bertujuan untuk mengurangi menggunaan air oleh permukaan tanaman tetapi

berat segar akar konstan yang bertujuan mengintensifkan akar dalam

penyerapan air tanah. Didukung dengan hasil penelitian Nio (2013) bahwa

karakter morfologi akar sebagai indikator kekurangan air yaitu terjadi

Gambar

Tabel 2. Deskripsi varietas Situ Bagendit padi gogo
Gambar 3. Struktur kimia klorofil a dan klorofil b (Taiz dan Zeiger, 1991).
Tabel 3. Rancangan percobaan faktorial 2x3
Gambar 4. Skema tata letak satuan percobaan.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sub sub sub judul ditulis dengan huruf tebal dengan format Sentence case dan disusun rata kiri tanpa nomor dan garis bawah. Gambar dan Tabel diletakkan di dalam kelompok teks

Hal ini dapat berlaku apabila struktur bangunan yang dibina ini direkabentuk semata-mata untuk mengurangkan penggunaan lampu elektrik dan digantikan dengan tingkap

Permasalahan yang muncul, masih terbatasnya SDM yang bisa mengoperasikan hardware dan software, proses transaksi yang berjalan masih konvesional dengan pendataan yang masih

Dari hasil wawancara dengan ketiga konselor atau guru bimbingan dan konseling di sekolah/madrasah ini, diperoleh beberapa informasi atau data penting yang dapat digunakan

dilaksanakan di dua perusahaan di Provinsi Riau dengan kejadian SM cukup tinggi. Subjek penelitian adalah: 1) Pekerja (sasaran primer), dengan kriteria inklusi; menderita SM

Dengan berpedoman pada ukuran pencegahan yang efisien dari Ted Honderich, secara politik criminal pengenaan pidana mati bagi pelaku yang memproduksi dan mengedarkan dalam

Selain merupakan wujud apresiasi dan upaya pendokumen- tasian karya sastra, tujuan penerbitan buku antologi puisi Timur Jawa: Balada Tanah Takat adalah memelihara semangat para

Perubahan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Periode 18 November 2014 sampai dengan 28 Maret 2015 Tidak Memberikan Dampak Yang Nyata Terhadap Biaya Total Input Produksi Ayam