POLA KEPEKAAN Escherichia coli DAN Klebsiella sp. TERHADAP ANTIBIOTIK SEFALOSPORIN PERIODE TAHUN 2008-2012
DI BANDAR LAMPUNG
Oleh
FEBRIY FIRZKI.S
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA KEDOKTERAN
Pada
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRACT
PATTERN SENSITIVITY OF Escherichia coli AND Klebsiella sp. TO ANTIBIOTIC SEFALOSPORIN PERIOD OF YEAR 2008-2013
DI BANDAR LAMPUNG
By
FEBRIY FIRIZKI.S
Significant increases around the world of the bacterium Escherichia coli and Klebsiella sp. is a problem that needs immediate attention and needs to management. Therapeutic options for infections Escherichia coli and Klebsiella sp. it's been very difficult because there has been a lot of drug resistance (Multi Drug Resistance). Progress in controlling the infection is not completely eradicate this problem because of the development of drug resistance. Antibiotics as a drug to combat infectious diseases, its use should be rational, precise and secure. The use of antibiotic therapy is said to be accurate to achieve maximum effect while the toxic effects associated with the drug to a minimum, as well as the development of antibiotic resistance to a minimum.
Of the resistance pattern of Klebsiella sp. cephalosporin antibiotic also showed that tends to fall from year to year. In the antibiotic cefuroxime increase occurred in 2011 as many (85.2%) but decreased in the year 2012 as many (66.6%), the antibiotic cefotaxime increase occurred in 2009 were (97.5%) in 2012 but declined by as much as (65%), the antibiotic ceftazidime increase occurred in 2009 were (93.9%) but declined by the year 2012 as many (76.1%), the antibiotic Cefadroxil occurs lowering the resistance level down from year to year.
ABSTRAK
POLA KEPEKAAN Escherichia coli DAN Klebsiella sp. TERHADAP ANTIBIOTIK SEFALOSPORIN PERIODE TAHUN 2008-2012
DI BANDAR LAMPUNG
Oleh
FEBRIY FIRIZKI.S
Peningkatan yang signifikan di seluruh dunia dari bakteri Escherichia coli dan Klebsiella sp. merupakan masalah yang perlu diperhatikan dan perlu pengelolaan segera. Pilihan terapi untuk infeksi Escherichia coli dan Klebsiella sp. saat ini sudah sangat sulit karena telah terjadi resistensi tehadap banyak obat. Kemajuan dalam mengontrol infeksi tidak sama sekali memberantas masalah ini karena perkembangan resistensi obat. Antibiotik sebagai obat untuk menanggulangi penyakit infeksi, penggunaannya harus rasional, tepat dan aman. Penggunaan antibiotik dikatakan tepat bila efek terapi mencapai maksimal sementara efek toksis yang berhubungan dengan obat menjadi minimum, serta perkembangan antibiotik resisten seminimal mungkin.
Dari pola resistensi Klebsiella sp. terhadap antibiotik sefalosporin juga didapatkan hasil yang cenderung turun dari tahun ke tahun. Pada antibiotik cefuroxime peningkatan terjadi pada tahun 2011 sebanyak (85,2%) namun menurun pada tahun 2012 sebanyak (66,6%), pada antibiotik cefotaxime peningkatan terjadi pada tahun 2009 sebanyak (97,5%) namun menurun hingga tahun 2012 sebanyak (65%), pada antibiotik ceftazidime peningkatan terjadi pada tahun 2009 sebanyak (93,9%) namun menurun hingga tahun 2012 sebanyak (76,1%), pada antibiotik cefadroxil terjadi penurun tingkat resistensi yang turun dari tahun ke tahun.
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Escherichia coli ... 6
1. Klasifikasi ... 7
2. Morfologi ... 8
3. Patogenesis ... 8
B. Klebsiella sp ... 12
1. Klasifikasi ... 13
2. Morfologi ... 13
3. Patogenesis ... 14
C. Antibiotik Sefalosporin ... 15
1. Penggolongan Sefalosporin ... 15
2. Farmakokinetik ... 17
3. Indikasi ... 19
4. Mekanisme Kerja ... 21
5. Resistensi ... 22
6. Efek Samping ... 23
D. Extended Spectrum Beta Laktamase (ESBL) ... 24
1. Pembagian ESBL ... 25
2. Makna Klinis ESBL ... 25
3. Identifikasi ESBL ... 26
xv
5. Uji Saring (Screening) Terhadap ESBL ... 27
6. Uji Konfirmasi Terhadap ESBL Dengan Metode Double Disk Sinergi Test ... 27
E. Resistensi Antibiotik ... 28
F. Uji Kepekaan Terhadap Antibiotik ... 30
G. Kerangka teori ... 32
H. Kerangka Konsep ... 33
I. Hipotesis ... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 34
B. Desian Penelitian ... 34
C. Populasi ... 34
D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 35
E. Prosedur Penelitian ... 35
F. Definisi Operasional ... 35
G. Pengolahan dan Analisis Data ... 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 37
B. Pembahasan ... 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 48
B. Saran ... 50 DAFTAR PUSTAKA
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Penilaian diameter zona hambat beberapa antibiotik untuk bakteri Enterobactericeae berdasarkan
CSLI (Clinical Laboratory Standars Institute) ... 31 2. Jumlah bakteri dari tahun 2008-2012 ... 37
3. Pola kepekaan bakteri Escherichia coli dan Klebsiella sp.
tahun 2008 ... 37
4. Pola kepekaan bakteri Escherichia coli dan Klebsiella sp.
tahun 2009 ... 38
5. Pola kepekaan bakteri Escherichia coli dan Klebsiella sp.
tahun 2010 ... 38 6. Pola kepekaan bakteri Escherichia coli dan Klebsiella sp.
tahun 2011 ... 38 7. Pola kepekaan bakteri Escherichia coli dan Klebsiella sp.
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di negara-negara berkembang penyakit infeksi masih menempati urutan
pertama dari penyebab sakit di masyarakat (Nelwan, 2002). Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi tersering kedua setelah infeksi saluran nafas
atas yang terjadi pada populasi, dengan rata-rata 9.3% pada wanita di atas 65 tahun dan 2.5-11% pada pria di atas 65 tahun (Smyth, 2004). Infeksi saluran kemih merupakan infeksi nosokomial tersering yang mencapai kira-kira
40-60% (Naber, 2004).
Pengobatan yang digunakan untuk penyakit infeksi biasanya adalah antibiotik. Dengan kemajuan teknologi, jumlah dan jenis antibiotik yang bermanfaat
secara klinis makin meningkat, sehingga diperlukan ketepatan yang tinggi dalam memilih antibiotik. Pemilihan antibiotik yang kurang tepat dapat menimbulkan dampak negatif yaitu timbulnya resistensi bakteri dan efektifitas
antibiotik yang rendah terhadap bakteri tertentu. Resistensi bakteri terhadap antibiotik mempunyai arti klinis yang amat penting. Suatu bakteri yang
2
memperoleh antibiotik yang dapat membasmi bakteri tersebut (Jawetz dkk,
2004).
Escherichia coli merupakan bakteri patogen utama infeksi pada pasien rawat
jalan maupun rawat inap. Sekitar 85% penyebab ISK (Infeksi Saluran Kemih) dan sekitar 50% infeksi nosokomial di masyarakat penyebabnya adalah
Escherichia coli (Karowsky, et al., 2010). Berdasarkan data pola kuman dan resistensi dari isolat urin pada 3 tempat berbeda di Indonesia yaitu Jakarta
(Bagian Mikrobiologi & Bagian Patologi Klinik FKUI-RSCM), Bandung (Bagian Patologi Klinik Sub Bagian Mikrobiologi RS Hasan Sadikin) dan
Surabaya (Bagian Mikrobiologi RS Soetomo), jumlah kuman yang didapat dari periode 2002-2004, infeksi oleh Escherichia coli merupakan yang terbanyak ditemukan yaitu sebanyak 34,85% diikuti dengan Klebsiella sp
(16,63%) dan Pseudomonas sp (14,95%) (Karowsky, et al., 2010).
Angka prevalensi bakteri patogen yang resisten terhadap lebih dari satu antibiotik cenderung meningkat, hal ini menjadi masalah kesehatan yang
serius. Umumnya resisensi ini disebabkan oleh infeksi yang terjadi di rumah sakit (infeksi nosokomial). Benyak terdapat bakteri yang menyebabkan infeksi, salah satunya Klebsiella sp yang merupakan bakteri patogen penting
dalam infeksi nosokomial. Umumnya infeksi Klebsiella sp menyebabkan penyakit pneumonia, infeksi saluran kemih, meningitis, dan septikimia.
Peningkatan resistensi bakteri Klebsiella sp banyak dilaporkan karena adanya Enzim Extended Spectrum Beta Lactamases (ESBL) dan juga Klebsiella
3
Antibiotik jenis penicillin, cephalosporin, monobactam dan carbapenem
merupakan antibiotik golongan betalaktam, karena memiliki cincin beta-laktam pada strukturnya. Semua antibiotik jenis beta-beta-laktam bersifat bakteriosidal. Mekanismenya adalah dengan cara menyatu pada
penicillin-binding proteins (PBPs), sehingga membuatnya tidak aktif. Proses inaktivasi
ini mencegah PBPs menyatu dengan peptidoglycan, mengakibatkan dinding
sel menjadi lemah, sehingga dinding sel bakteri pecah (Willey.,et al, 2008). Antibiotika golongan sefalosporin generasi ke-3 telah digunakan secara luas pada pengobatan berbagai penyakit infeksi. Juga digunakan pada pengobatan
ISK (Infeksi Saluran Kemih). Hal ini disebabkan karena spektrum aktivitas anti bakterinya yang cukup luas, mencakup bakteri Gram negatif dan Gram
positif (Saepudin, 2007).
Sefalosporin generasi ketiga memiliki aktifitas lebih kuat dan lebih luas dari generasi sebelumnya terhadap kuman Gram-negatif. Digunakan secara
parenteral pada infeksi serius yang resisten terhadap amoksisilin dan sefalosporin generasi I, juga bisa dikombinasi dengan aminoglikosida (gentamisin, tobramisin) untuk memperluas dan memperkuat aktivitasnya.
Digunakan juga profilaksis pada bedah jantung, usus dan ginekologi. Antibiotik golongan ini meliputi cefoperazone, cefotaxime, ceftazidime, ceftizoxime, ceftriaxone, cefixime, cefpodoximeproxetil, ceftributen, dan
moxalactam (Jawetz, 2004). Produksi dari enzim beta-laktamase adalah penyebab utama terjadinya resistensi terhadap antibiotik golongan
4
Penggunaan antibiotika golongan sefalosporin generasi ketiga secara luas dan
tidak rasional untuk pengobatan infeksi di rumah sakit menjadi salah satu faktor resiko terbentuknya Extended Spectrum β-lactamase (ESBL) pada E. coli. Sejak pertama ditemukan pada tahun 1983 hingga sekarang, angka
kejadian infeksi oleh bakteri penghasil ESBL semakin meningkat di seluruh dunia (Tumbarello, 2010).
Extended Spectrum β-lactamase (ESBL) merupakan salah satu bentuk enzim
beta-laktamase yang memiliki kemampuan menghidrolisis antibiotik golongan beta-laktam yang lebih luas dari generasi sebelumnya. ESBL merupakan
enzim yang mampu menghidrolisis obat golongan penicillin, cephalosporin generasi I, II, III dan aztreonam (kecuali cephamycin dan carbapenem). ESBL berasal dari β-laktamase yang termutasi. Mutasi ini menyebabkan
peningkatan aktivitas enzimatik β-lactamase sehingga enzim ini dapat menghidrolisis chepalosporin generasi III dan aztreonam (Paterson, 2005).
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut diatas dapat
dirumuskan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah pola kepekaan Escherichia coli dan Klebsiella sp terhadap antibiotik sefalosporin di
Laboratorium Kesehatan Daerah Bandar Lampung selama tahun 2008-2012?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kepekaan Escherichia coli dan
Klebsiella sp terhadap antibiotik sefalosporin di Laboratorium Kesehatan Daerah Bandar Lampung selama tahun 2008-2012.
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan diharapkan hasil yang diperoleh dapat
bermanfaat bagi peneliti. Adapun manfaat penelitian ini :
1. Bagi peneliti, menambah ilmu pengetahuan terutama pengetahuan
mengenai pola kepekaan Escherichia coli dan Klebsiella sp.
2. Bagi petugas kesehatan, memberikan informasi tambahan mengenai resistensi Escherichia coli dan Klebsiella sp. terhadap antibiotik
sefalosporin yang sering digunakan, serta masukan dalam melakukan evaluasi mutu pelayanan khususnya pemakaian antibiotik agar
penggunaannya dapat rasional.
3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai acuan atau bahan pustaka untuk
34
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung pada bulan April 2013 – Mei 2013.
B. Desain Penelitian
Desain cross-sectional dengan menggunakan data sekunder yang digunakan
dalam penelitian ini untuk mengetahui pola kepekaan Escherichia coli dan Klebsiella sp terhadap antibiotik sefalosporin selama tahun 2008-2012.
C. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah data test sensitifitas Escherichia coli dan Klebsiella sp terhadap antibiotik sefalosporin yang diambil dengan
menggunakan total sampling yaitu mengambil seluruh data yang terdapat di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Lampung yang memenuhi
35
D. Kriteria inklusi dan eksklusi
Kriteria inklusi : data test sensitifitas Escherichia coli dan Klebsiella sp terhadap antibiotik sefalosporin yang dilakukan di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Lampung.
Kriteria eksklusi : Tidak ada.
E. Prosedur Penelitian
1. Melakukan pengambilan data sekunder kepekaan bakteri Escherichia coli dan Klebsiella sp terhadap antibiotik sefalosporin.
2. Didapatkan pola kepekaan Escherichia coli dan Klebsiella sp terhadap antibiotik sefalosporin.
3. Dilakukan analisa data pola kepekaan Escherichia coli dan Klebsiella sp terhadap antibiotik sefalosporin yang kemungkinan berhubungan dengan ESBL.
F. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini ada beberapa istilah yang harus dijelaskan secara
eksplisit sehingga tidak menimbulkan salah persepsi dalam pemahamannya, antara lain :
Antibiotik : zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang
mempunyai kemampuan menghambat atau membunuh
mikroorganisme lain.
36
Resisten (R) : Keadaan dimana bakteri telah menjadi kebal terhadap
obat, dimana obat tidak dapat bekerja lagi terhadap kuman-kuman tertentu, yang memiliki daya tahan lebih
kuat.
Intermediate (I) : Keadaan dimana obat hanya dapat menghambat bakteri, tetapi tidak dapat membunuhnya.
Sensitif (S) : Keadaan dimana obat dapat membunuh Bakteri
G. Pengolahan dan Analisis Data
Data di analisis secara univariat dengan menampilkan persentase bakteri yang
48
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kesimpulan Umum
Didapatkan pola kepekaan bakteri Escherichia coli dan Klebsiella sp.terhadap antibotik Sefalosporin yang cenderung turun dari tahun ke
tahun tapi lebih tinggi di bandingkan dengan penelitian sebelumnya terutama pada antibiotik cefotaxime dan ceftazidime.
2. Kesimpulan Khusus
2.1. Prevalensi bakteri Escherichia coli di Bandar Lampung selama tahun 2008-2012 sebesar (47,3 %).
2.2. Prevalensi bakteri Klebsiella sp. di Bandar Lampung selama tahun
2008-2009 sebesar (52,7 %).
2.3. Prevalensi Escherichia coli yang resisten terhadap cefuroxime
(81.1%), cefotaxime (75,8%), ceftazidime(70,6%) dan cefadroxil (94,8%) selama tahun 2008. Terhadap cefuroxime (75%), cefotaxime (87,5%), ceftazidime (94,6%) dan cefadroxil (80,3%) selama tahun
2009. Terhadap cefuroxime (84,9%), cefotaxime (73,5%), ceftazidime (69,8%) dan cefadroxil (96,2%) selama tahun 2010. Terhadap
49
cefadroxil (83,8%) selama tahun 2011. Terhadap cefuroxime (53,3%),
cefotaxime (65,4%), ceftazidime(60%) dan cefadroxil (74,5%) selama tahun 2012.
2.4. Prevalensi Klebsiella sp. yang resisten terhadap cefuroxime (72%), cefotaxime (74%), ceftazidime (62%) dan cefadroxil (96%) selama tahun 2008. Terhadap cefuroxime (73,4%), cefotaxime (97,5%),
ceftazidime (93,3%) dan cefadroxil (95,1%) selama tahun 2009. Terhadap cefuroxime (80%), cefotaxime (94,5%), ceftazidime
(87,2%) dan cefadroxil (85,4%) selama tahun 2010. Terhadap cefuroxime (85,2%), cefotaxime (79,1%), ceftazidime (87,5%) dan
50
B. Saran
1. Melihat tingginya angka resistensi bakteri Escherichia coli dan Klebsiella sp. terhadap antibiotik sefalosporin di Bandar Lampung, di perlukan
pengawasan pada penggunaan antibiotik sefalosporin yang rasional di
masyarakat.
2. Melihat cukup tingginya persentase bakteri Escherichia coli dan Klebsiella
sp. di Bandar Lampung diperlukan monitoring berkala untuk mencegah
peningkatan yang semakin tinggi.
3. Bagi intitusi kesehatan agar memperhatikan standar pemakaian antibiotik
yang rasional khususnya golongan sefalosporin pada penatalaksanaan infeksi Escherichia coli dan Klebsiella sp.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, K. et al .2010. Extended spectrum β-lactamase mediated resistance in Escherichia coli in a tertiary care hospital in Kashmir, India. Afr. J. Microbiol. Res; 5(2): 2721-2728.
Al-Jasser, Asma M. 2006. Extended-Spectrum Beta-Lactamases (ESBLs): A Global Problem. Kuwait Medical Jounal, 38 (3) : 171-185.
Adisasmito AW & Tumbelaka AR. 2006 penggunaan antibiotik khusunya pada infeksi bakteri gram negatif di ICU anak RSAB Harapan Kita. Sari Pediatri, 8(2): 127-134. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Anonim.2008. WHO Fact Sheet (http://www.oneworldhealth.org).
Andini, Sari. 2010. Pola Resistensi Isolat Bakteri Pada Luka Post Operasi Seksio Sesarea di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD Dr. Abdul Moeloek Bandar Lampung. (Skripsi). Universitas Lampung. 66 hlm.
Babini GS, Livermore DM .2000. Antimicrobial resistance amongst Klebsiella spp collected from intensive care units in Southern and Western Europe in 1997-1998. J Antimicrob Chemother; 45: 183-9.
Brooks, Geo F.; Butel, Janet S.; Morse, Stephen A. 2008. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23. Jakarta : EGC.
Behroozi, A. et al. 2010. Frequency of extended spectrum beta-lactamase (ESBLs) producing Escherichia coli and klebseilla pneumonia isolated from urine in an Iranian 1000-bed tertiary care hospital. Afr. J. Microbiol. Res:5(2) : 881-884
Bhattacharjee, A, Sen MR, Prakash P .2008. Increased Prevalence of ESBL on Neonatal Septicemic Cases at Tertiary Referral Hospital. In J Med.
Microbiol;26(4) :356-60.
Bronzwaer, SL., Cars, O., Buchhols, U., Molstad, S., Goettsch, W., et al .2002. A European Study on The Relationship between Antimicrobial Use and
Carol. A .2007. Firs Generation of Cephalosporine: summary of the first international symposium. J Antimicrob Chemother. Clin Microbiol Rev; 14:933-951.
Chaudhary, U., Aggarwal R. 2004. Extended-Spectrum β-Lactamases (ESBL) – An Emerging Threat to Clinical Therapeutics. Indian Journal of Medical Microbiology. (http://medind.nic/iau/t04/i2, diakses tanggal 2 Oktober 2011).
Chandra, Angela. 2004. Efektivitas Beberapa Antibiotika Sebagai Alternatif Pemberian Terapi Untuk Escherichia coli dan Klebsiella pneumonia
Penghasil Extended Spectrum Beta Lactamase (ESBL). (Tesis). Universitas Indonesia. Jakarta. 65 hlm.
Chaikittisuk,Napaporn andAnurak Munsrichoom. 2007.Extended-Spectrum β -Lactamase-Producing Escherichia coli and Klebsiella pneumoniae in Children at Queen Sirikit National Institute of Child Health. Journal Infectious Diseases Antimicroial Agents. Vol. 24 No. 3 .p.107-115.
Cotton MF, Wasserman E, Pieper CH .2002. Invasive disease due to extended-spectrum β-lactamase producing Klebsiella pneumonia in a neonatal unit: the possible role of cockroaches. J Hosp Infect; 44: 13-7.
D’Azevedo PA, Goncalves ALS, Musskopf MI, Ramos CG, Dias CAG .2004. Laboratory tests in the detection of extended spectrum β-Lactamase
production: National Committee for Clinical Laboratory Standards (NCCLS) screening test, the Etest, the double disk confirmatory list,. Braz. J. Infect. Dis., 8(5): 372-377.
Duttaroy B, Mehta S .2005. Extended spectrum β-lactamase (ESBL) in clinical isolates of Klebsiella pneumoniae and Escherichia coli. Indian J. Pathol. Microbiol., 48(1): 45-48.
Dubreuil, J.D .2002. Escherichia coli STb enterotoxin, Microbiology,143; 1783– 1795.
Erdian, Defi. 2012. Pola Resistensi Terhadap Antibiotik Pada Bakteri Penyebab Sepsis Neonatorum di Rumah Sakit Abdul Moeloek. (Skripsi). Universitas Lampung. 60 hlm.
Eslava, C. F. Navarro-García, J.R. Czeczulin, I.R. Henderson, A. Cravioto, J.P. Nataro, Pet, .2009. an autotransporter enterotoxin from enteroaggregative Escherichia coli, Infect. Immun. 66 3155–3163.
Fraser VJ, Kollef MH. 2006 antibiotic resistance in the intensive care unit. Ann Intern Med, 123 : 298-314.
Farmer III, J. J., Boatwright, K.D., Micheal Janda, J. 2007. Enterobacteriaceae; Introduction and Identification, p. 649-669. In P.R. Murray, Baron, E.J., Jorgensen, J.H., Pfaller, M.A., Yolken, R.H., (ed.), manual of clinical microbiology, 9th ed, vol. 1. ASM Press, Washington, D.C.
Goodman & Gilman. 2008. Dasar Farmakologi terapi. Penerbit Buku
Kedokteran. EGC. Jakarta.
Herwana, Elly., Yenny., Laurentia Pudjiadi., Julius E. Surjawidjaja., Murad
Lesmana. 2008. Prevalence Of Extended spectrum beta-lactamase in
Klebsiella pneumoniae. Univ Med : 27 : 98-105.
Hardjoeno. 2007. Kumpulan Penyakit Infeksi dan Tes Kultur Sensitifitas Kuman
Serta Upaya Pengendaliannya. Cahya DInan Rucitra. Makassar. Hal 158-165.
Harbarth SJ, Pittlet D. 2007. The intensive care unit: part a. HAI epidemiology, surveillance, engineering and administrative infection control practices, and
impact. In: Jarvir WR (editor). Bennet and brachman’s hospital infection:
375-393. Ed. 5th. Philadelphia: lippincot Williams and Wilkins.
Iroha, I.R., et al.2009. Extended Spectrum beta-lactamase (ESBL) in E. coli
isolated from a tertiary hospital in Enugu State, Nigeria. Pak. J. Med. Sci., 25: 279-288.
Jawetz, E.; Melnick J.; Aldenberg E. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : EGC, pp: 357-359.
Jabeen K, Zafar A, Hasan R. 2005. Frequency and sensitivity pattern of extended spectrum β-Lactamase producing isolates in a tertiary care hospity laboratoty of pakistan. J. Pak med. Assoc., 55(10): 436-439.
Jitsurong, Siroj and Jareerat Yodsawat. 2006. Prevalence of Extended –Spectrum Beta Lactamases (ESBL) Produced in Blood Isolates of Gram-negatif Bacteria in a Teaching Hospital in Southern Thailand. Southeast Asian Journal Trop Med Public Health. Vol 37 No. 1. p.131-135.
Karch, H .2001. The role of virulence factors in enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC) associated hemolytic uremic syndrome, Semin. Thromb. Hemost. 27 ;207–214.
Karowsky J A. et. al. 2010. Multidrug resistant urinary tract isolates of
Katzung, Bertram G. 2010. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 10. EGC, Jakarta.hlm 747.
Kollef MH. 2006. Time to get serious about infection prevention in the ICU. Chest : 130 : 1293-1296.
Livermore DM. 2005. β-lactamases in laboratory and clinical resistance. Clin Microbiol Rev; 8: 557-84.
Levinson. Warren. 2008. Review of Medical Microbiology and Immunologi Tenth ediition. Mc Graw-hill, New York.
Maliku,Palupi. 2010. Pola Resistensi Isolat Bakteri Pada Luka Post Operasi di Bagian Rawat Inap Bedah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. (Skripsi). Universitas Lampung. 66 hlm.
Mycek, 2006. Farmakologi Ulasan bergambar, : 304-329. Jakarta : Widya Medika.
Naber KG, Carson C. 2004. Role of fluoroquinolones in the treatment of serious bacterial urinary tract infections.; 64 (12): 1359-73.
Nathisuwan S., Burgess D.S., Lewis II J.S. 2005. ESBLs : Epidemiology, Detection and Treatment. Pharmacotherapy. 21(8): 921-928.
National Committee for Clinical Laboratory Standards. 2005. Performance standards for antimicrobial susceptibility testing; 15th informational supplement (M100-S15). National Committee for Clinical Laboratory Standards, Wayne, Pa.
Nelwan RHH. 2002. Pemakaian antimikroba secara rasional di klinik. Dalam: Noer S, editor. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI,: 537-540.
Olowe, O.A., Aboderin, B.W. 2010. Detection of Extended Spectrum-Lactamase producing strains of (Escherichia coli) and (Klebsiella sp.) in a Tertiary health Centre in Ogun State. Int j of trop Med., 5(3): 62-64.
Parsot C.2005. Shigella spp. and enteroinvasive E. coli pathogenicity factors, FEMS Microbiol. Lett. 252 8–11.
Paterson, David L., Bonomo, Robert A. 2010. Extended-Spectrum β-Lactamases : a Clinical Update. Clinical Microbiology Review vol 18. pp:657-686
(http://cmr.asm.org/cgi/content/full/18/4/657, diakses tanggal 4 Oktober 2011).
Petri Jr WA. Penicillin,cephalosporins and 0ther β-lactam antibiotics. Dalam : Goodman & Gillman’s, The Pharmacological Basis of Therapeutics, edisi XI. 1127-2254, 2006.
Prabaningrum,N.danSeptiana V. 2008. Cefotaxime. (http://yosefw.wordpress.com/ 2008/03/Diakses tanggal 16 Oktober 2011).
Prescott, L.M.. Harley, J.P Klein D.A. 2008. Microbiology, William C. Brown Publishers, Dubuque, IA, USA pp. 415–476.
Rupp .M. E. and Paul D. F. 2003. Extended Spectrum β-Lactamase (ESBL)
Producing Enterobacteriaceae Considerations for Diagnosis, Prevention and Drug Treatment. Department of Internal Medicine, University of Nebraska Medical Center, Omaha, Nebraska, USA : 354-362
Saragih, Iwan. 2012. Uji Keberadaan Enzim Extended Spectrum β-Lactamase (ESBL) pada Klebsiella sp. Dari Isolat Klinik Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek dan Laboratorium Kesehatan Daerah Bandar Lampung.(Skripsi). Universitas Lampung. 38 hlm.
Saepudin, Pajariu .2007. Perbedaan penggunaan antibiotika pada pengobatan pasien infeksi saluran kemih yang menjalani rawat inap di salah satu RSUD di Yogyakarta: Media Medika Indonesia. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. 260 – 67.
Sharma S, et. al. 2007. Virulence factors and Drug resistance in Escherichia coli isolated from extra intestinal infections. Indian J Med Microbiol; 25 (4) : 369-373.
Samuel, Erich J. 2012. Uji Keberadaan Enzim Extended Spectrum β-Lactamase (ESBL) pada Escherichia coli Dari Isolat Klinik Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek dan Laboratorium Kesehatan Daerah Bandar Lampung.(Skripsi). Universitas Lampung. 48 Hlm.
Smyth EG, O'Connell N .2004. Complicated urinary tract infection. Drugs & Therapy Perspectives; 11(1): 63-6.
Severin, Julieete A., Ni Made Mertaniasih ., Kuntaman Kuntaman ., Endang S. Lestari., Marijam Purwanta., Nicole Lemmems. et al. Molecular
Characterization of Extended Spectrum ß-Lactamase in Clinical Escherichia coli and Klebsiella pneumoniae Isolates From Surabaya, Indonesia. 2010. Journal Antimicrobial Chemoteraphy.65 : 465-469.
Tumbarello M .2010. Bloodstream Infections Caused by Extended-Spectrum-beta-Lactamase-Producing Klebsiella pneumoniae: Risk Factors, Molecular Epidemiology, and ClinicalOutcome; (http://aac.asm.org/cgi/reprint/50/2/498. diakses tanggal 28 November 2011).
Urba´nek, K., M. Kolar., Y. Lovecˇkova., J. Strojil., L. Santava. 2007. Influence of third-generation cephalosporin utilization on the occurrence of ESBL-positive Klebsiella pneumoniae strains. Journal of Clinical Pharmacy and Therapeutics. 32: 403–408.
Whittam, T.S. et. al.2011. Pathogenesis and evolution of virulence in enteropathogenic and enterohemorrhagic Escherichia coli, J. Clin. Invest.107;539–548.
Willey, J., Sherwood, L., Woolverton, C. 2008. Prescott, Harley, & Klein’s Microbiology, 7 ed. McGraw-Hill, New York, New York.