• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH VARIASI BENTUK DAN POSISI PENEMPATAN FILTER ZEOLIT KIMIA-FISIK EKSTERNAL TERHADAP PRESTASI MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR KARBURATOR 4-LANGKAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH VARIASI BENTUK DAN POSISI PENEMPATAN FILTER ZEOLIT KIMIA-FISIK EKSTERNAL TERHADAP PRESTASI MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR KARBURATOR 4-LANGKAH"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

THE EFFECT OF SHAPE AND POSITION PLACEMENT VARIATION OF CHEMICAL-PHYSICAL EXTERNAL ZEOLITE FILTER ON ENGINE PERFORMANCE AND EXHAUST EMISSIONS OF 4-STROKE

CARBURETOR MOTORCYCLE

By

JASENDO FENDINAR

Fuel crysis and air pollution due to motor vehicle is one of the problems facing the world and Indonesia today. To reduce fuel consumption and reduce exhaust emissions of motor vehicles, pelletized zeolites can used. Lampung has considerable potential zeolite. This study aimed to examine the effect of variations in shape and placement of external zeolite filter on engine performance and exhaust emissions 4-stroke carburetor motorcycle. Pelletized zeolite was packaged in an external filter.

This study used a variety of shape of the external filter, namely box, cone, tube and also variation of the placement. Zeolites are chemically activated with HCl 1N. Pelletized zeolites were made with a composition of 74% zeolite, 6% starch and 20% water, and formed into 10 mm in diameter and 3 mm in thickness. Then physically activated for 1 hour at a temperature of 2000C. The observed parameters are variations of shape and position placement, road test with an average speed of 50 km/h, acceleration test of speed 0-80 km/h, stationary tests of 1000, 3000, and 5000 rpm, also emissions tests of 1000 and 3000 rpm. From the results, it was found that the best filter occurred in use of conical shape with front placement of positions, that could reduces fuel consumption by 6.873% to 12.131% (runs), speed up the travel time by 2.625% to 4.018% (acceleration) and save fuel consumption by 18 to 13.793% , 75% (stationary). The use of external zeolite filter could also reduce CO and HC as big as 76.389% and 33.824%, respectively.

(2)

ABSTRAK

PENGARUH VARIASI BENTUK DAN POSISI PENEMPATAN FILTER ZEOLIT KIMIA-FISIK EKSTERNAL TERHADAP PRESTASI MESIN DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR

KARBURATOR 4-LANGKAH Oleh

JASENDO FENDINAR

Kelangkaan BBM dan polusi kendaraan bermotor merupakan salah satu permasalahan yang sedang dihadapi dunia maupun Indonesia saat ini. Untuk menurunkan konsumsi BBM dan mereduksi emisi gas buang kendaraan bermotor dapat memanfaatkan zeolit yang dibentuk pelet. Lampung memiliki potensi zeolit yang cukup besar. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh variasi bentuk dan penempatan filter zeolit eksternal terhadap prestasi mesin dan emisi gas buang sepeda motor karburator 4-langkah. Zeolit pelet ini dikemas dalam filter eksternal.

Pada penelitian ini menggunakan variasi bentuk filter eksternal diantaranya bentuk kotak, kerucut, tabung serta menggunakan variasi penempatan. Zeolit diaktivasi kimia dengan 1N HCl. Zeolit dibentuk pelet menggunakan komposisi 74% zeolit, 6% tapioka dan 20% air dengan diameter 10 mm serta tebal 3 mm. Kemudian diaktivasi fisik selama 1 jam pada temperatur 2000C. Parameter yang diamati yaitu variasi bentuk dan posisi penempatan, pengujian berjalan dengan kecepatan rata-rata 50 km/jam, Pengujian akselerasi dari kecepatan 0-80 km/jam, pengujian stasioner pada 1000 rpm, 3000 rpm, dan 5000 rpm, pengujian emisi gas buang pada putaran 1000 rpm dan 3000 rpm..

Variasi bentuk filter terbaik yaitu filter bentuk kerucut dengan posisi penempatan depan yang mampu menghemat konsumsi bahan bakar sebesar 6,873% hingga 12,131% (berjalan), mempercepat waktu tempuh sebesar 2,625% hingga 4,018% (akselerasi) serta menghemat konsumsi bahan bakar sebesar 13,793% hingga 18,75% (stasioner). Penggunaan filter zeolit eksternal juga terbukti dapat mereduksi kadar CO sebesar 76,389% dan HC sebesar 33,824%.

(3)

A.Latar Belakang

Munculnya kelangkaan serta tiadanya jaminan ketersediaan pasokan minyak

dan gas (Migas) di negeri sendiri, merupakan kenyataan dari sebuah negeri

yang kaya sumber energi. Berdasarkan laporan Kementrian ESDM tahun 2009,

rata-rata produksi minyak bumi dan kondensat sebesar 963.269 barel per hari

(bph). Sedangkan laporan BP Migas, produksi minyak secara nasional pada

tahun 2010 hanya naik pada kisaran 965.000 bph. Artinya terdapat angka

kenaikan hanya 1.731 bph. Sementara kebutuhan konsumsi energi nasional

sekitar 1.400.000 bph. Artinya terdapat selisih cukup tajam antara tingkat

produksi yang ideal dengan kebutuhan (Kompasiana.com,2013).

Selain itu, pesatnya pembangunan di bidang teknologi, industri, dan informasi

memicu peningkatan kebutuhan masyarakat akan energi. Menurut data terakhir

Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Korlantas Polri), selama

2012 penambahan jumlah kendaraan bermotor sepanjang tahun mencapai

10,036 juta unit. Mengakibatkan populasi kendaraan bermotor yang tercatat

pada kepolisian naik 12 persen menjadi 94,229 juta unit dibandingkan periode

(4)

Dengan jumlah kendaraan yang begitu banyak maka kebutuhan akan bahan

bakar pun akan meningkat. Bahan bakar minyak (BBM) yang dipasok oleh

pertamina ke SPBU pun tidak sangup menampung kebutuhan BBM yang

diperlukan oleh kendaraan bermotor, akibatnya banyak sekali terjadi antrian

yang begitu panjang di banyak SPBU akibat kurangnya pasokan BBM.

Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah tingkat polusi udara yang sangat

tinggi. Indonesia menjadi Negara dengan tingkat polusi udara tertinggi ke tiga

di dunia (kompasiana.com, 2011). Sebagaimana data yang dipaparkan oleh

Pengkajian Ozon dan Polusi Udara Lembaga Penerbangan dan Antariksa

Nasional (Lapan), sumbangan terbesar pencemaran udara di Indonesia adalah

emisi gas buang dari kendaraan bermotor, yaitu sekitar 85%

(Kompasania.com,2013). Selain penggunaan kendaraan bermotor yang

berlebihan, hal tersebut juga diakibatkan perawatan kendaraan yang tidak

memadai.

Perlu adanya solusi yang tepat dan efisien untuk menanggulangi permasalahan

yang terjadi sekarang ini. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk

menghemat bahan bakar sekarang ini adalah dengan memaksimalkan udara

yang akan digunakan untuk proses pembakaran. Kondisi udara pembakaran

yang masuk ke ruang bakar sangat berpengaruh dalam menghasilkan prestasi

mesin yang tinggi. Udara lingkungan yang dihisap untuk proses pembakaran

terdiri atas bermacam-macam gas seperti nitrogen, oksigen, uap air, karbon

monoksida, karbon dioksida, dan gas-gas lain. Sementara gas yang dibutuhkan

(5)

mengandung molekul karbon dan hidrogen (Wardono, 2004). Di alam bebas,

jumlah molekul gas nitrogen memiliki jumlah terbesar ( 78% ) dibanding

jumlah oksigen ( 21% ), sedang 1% lainnya adalah uap air dan kandungan gas

lainnya. Hal ini jelas menggangu proses pembakaran karena nitrogen dan uap

air akan mengambil panas di ruang bakar, yang menyebabkan pembakaran

tidak sempurna. Salah satu upaya yang dilakukan untuk memaksimalkan

oksigen yang masuk ke dalam ruang bakar adalah dengan menggunakan zeolit

yang diaktivasi secara kimia, fisik maupun gabungan. Dengan memanfaatkan

salah satu dari sifat zeolit yaitu sebagai adsorben (penyerap) yang mampu

menangkap unsur – unsur pengganggu proses pembakaran yang terdapat di

dalam udara yaitu nitrogen dan uap air.

Penelitian mengenai pemanfaatan zeolit alam Lampung sebagai adsorben udara

pembakaran dan sebagai pereduksi emisi gas buang pada kendaraan bermotor,

sudah dilakukan beberapa kali. Khususnya di Jurusan Teknik Mesin

Universitas Lampung. Penelitian ini terus dilakukan, yang telah dilakukan

meliputi pengaruh berbagai aktivasi, pengaruh massa zeolit, umur pakai efektif

zeolit, pengaruh bentuk zeolit, pengaruh zeolit pada berbagai mesin (2 langkah

maupun 4 langkah) baik mesin bensin atau diesel. Hasil yang diperoleh dari

penelitian – penelitian tersebut menunjukkan peningkatan pada prestasi mesin

serta mampu mereduksi emisi gas buang . Pada penelitian yang dilakukan oleh

Doran Ferdinan Sinaga (2009) dengan menggunakan zeolit berbentuk pelet

dapat menurunkan konsumsi bahan bakar sebesar 0,0214 kg/kWh (13,6122 %).

Peningkatan daya engkol yang diperoleh sebesar 0,172 kW (11,389 %). Sonic

(6)

melakukan pengujian road test (berjalan) dengan menggunakan sepeda motor

karburator empat langkah mampu menghemat konsumsi bahan bakar sebesar

24,26 % serta mampu menurunkan kadar CO sebesar 70,68%. Pada penelitian

Chandra Winata (2012) dengan menggunakan zeolit berbentuk pelet yang

diaktivasi kimia-fisik dan menggunakan konsentrasi asam HCL 0,5 N dapat

menghemat konsumsi bahan bakar rata – rata sebesar 0,191 kg/kWh (7,414 %)

dan meningkatkan daya engkol sebesar 0,661 kW (2,769 %) yang diujikan

pada mesin diesel empat langkah. Selama ini filter zeolit yang digunakan

adalah jenis internal, sehingga untuk perawatan dan penggantian apabila telah

jenuh memerlukan keahlian khusus (tidak semua orang mampu melakukan),

selain itu filter yang digunakan hanya cocok untuk jenis mesin tertentu. Untuk

itu, pengujian prestasi mesin menggunakan filter zeolit eksternal perlu

dilakukan. Prima Kumbara (2012) telah melakukan penelitian menggunakan

filter zeolit eksternal dengan variasi bentuk filter zeolit. Dari penelitian tersebut

diperoleh bentuk filter zeolit eksternal terbaik yaitu bentuk filter kotak

berukuran 18 cm x 13,5 cm yang mampu menghemat konsumsi bahan bakar

12,04% sampai 32,76% pada pengujian stasioner. Pada kecepatan rata – rata

50 km/jam dengan jarak 5 km mampu menghemat bahan bakar sebesar

25,56%. Selain itu juga mampu mereduksi emisi gas buang CO hingga 61,94%

dan kadar HC hingga 56,82%. Pada penelitian tersebut, penempatan filter

zeolit eksternal yaitu hanya di bagian depan samping (di samping sayap bodi

depan) tepat dibelakang roda depan serta menghadap ke arah depan sehingga

banyak kotoran yang masuk ke dalam filter eksernal dan menutupi pori – pori

(7)

masuk ke dalam ruang bakar. Untuk itu, penulis ingin melakukan penelitian

pengaruh bentuk serta penempatan filter zeolit eksternal terhadap prestasi

mesin dan emisi gas buang pada sepeda motor karburator 4 langkah

menggunakan zeolit pelet teraktivasi asam-fisik dengan konsentrasi asam HCL

lebih dari 0,5 N karena semakin tinggi konsentrasi asam maka semakin

bertambah luas spesifik pori – pori zeolit.

B.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari pelaksanaan dan penulisan laporan tugas akhir ini adalah

membuat dan mengetahui variasi bentuk dan posisi penempatan filter zeolit

eksternal dengan bentuk kotak, tabung, dan kerucut terhadap prestasi mesin

dan emisi gas buang sepeda motor karburator 4 langkah.

C.Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang diberikan agar pembahasan dari hasil yang

diperoleh lebih terarah adalah sebagai berikut :

1. Mesin yang digunakan dalam penelitian ini ialah sepeda motor bensin 4

langkah (110 cc), kondisi standar pabrik, dan telah dilakukan tune up atau

servis ringan rutin sebelum pengujian dilakukan.

2. Zeolit yang digunakan adalah jenis klinoptilolit yang berasal dari

Sidomulyo,Lampung Selatan.

3. Zeolit yang dibentuk pelet yang diaktivasi kimia – fisik.

4. Dalam membuat zeolit pelet alat yang digunakan masih sangat sederhana

yaitu dengan menggunakan cetakan, oleh sebab itu besar tekanan pada saat

(8)

5. Dalam pembuatan filter zeolit eksternal masih sederhana yaitu dengan

menggunakan filter udara bekas atau membuat kembali sesuai contoh yang

ada di pasaran sehingga untuk analisa perancangan, aliran serta tekanan

udara yang masuk ke filter zeolit diabaikan.

6. Penilaian peningkatan prestasi mesin hanya berdasarkan data hasil

pengujian konsumsi bahan bakar, akselerasi dan emisi gas buang.

7. Pengambilan data dilakukan pada kondisi lingkungan cerah.

D.Sistematika Penulisan

Adapun sistem penulisan dari penelitian ini ialah:

BAB I : PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang, tujuan, batasan masalah, dan

sistematika penulisan dari penelitian ini.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan tentang motor bakar dan jenis-jenis motor

bakar,proses pembakaran, parameter prestasi motor

bensin 4-langkah, zeolit dan filter udara.

BAB III : METODE PENELITIAN

Berisi beberapa tahapan persiapan sebelum pengujian,

prosedur pengujian, dan diagram alir pengujian.

(9)

Yaitu berisikan pembahasan dari data-data yang

diperoleh pada pengujian motor bensin 4-langkah 110 cc.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Berisikan hal-hal yang dapat disimpulkan dan

saran-saran yang ingin disampaikan dari penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

(10)

A.Motor Bakar

Motor bakar adalah salah satu bagian dari mesin kalor yang berfungsi untuk

mengkonversi energi termal hasil pembakaran bahan bakar menjadi energi

mekanis. Berdasarkan jenis bahan bakar yang digunakan pada umumnya,

Motor bakar dibedakan menjadi dua yaitu motor bensin dan motor diesel

(Wardono, 2004).

A.1. Motor Bensin

Motor bakar bensin 4-langkah adalah salah satu jenis mesin pembakaran

dalam (internal combustion engine) yang beroperasi menggunakan udara

bercampur dengan bensin dan untuk menyelesaikan satu siklusnya

diperlukan empat langkah piston.

Yang menjadi ciri utama dari motor bensin adalah proses pembakaran bahan

bakar yang terjadi di dalam ruang silinder pada volume tetap. Proses

pembakaran pada volume tetap ini disebabkan pada waktu terjadi kompresi,

dimana campuran bahan bakar dan udara mengalami proses kompresi di

dalam silinder, dengan adanya tekanan ini bahan bakar dan udara dalam

(11)

pembakaran dalam waktu yang singkat sehingga campuran tersebut terbakar

habis seketika dan menimbulkan kenaikan suhu dalam ruang bakar.

Prinsip kerja motor bensin 4-langkah dapat dilihat pada gambar di bawah

ini.

Gambar 1. Prinsip Kerja Motor Bensin 4-langkah

Untuk lebih jelasnya proses-proses yang terjadi pada motor bakar bensin

4-langkah dapat dijelaskan melalui siklus ideal dari siklus udara volume

konstan seperti ditunjukkan pada Gambar 2.

(a) Langkah hisap (b) Langkah kompresi (c) Langkah ekspansi (d) Langkah buang Katup keluar

Katup masuk busi

Kepala piston

Batang piston

(12)

0 1 3

2

4

Volume spesifik, v

T

e

ka

n

an

, P

TMB TMA

Gambar 2. Diagram P-v Dari Siklus Ideal Motor Bakar Bensin 4-Langkah (Wardono, 2004).

Keterangan mengenai proses-proses pada siklus udara volume konstan dapat

dijelaskan sebagai berikut (Wardono, 2004):

a. Proses 01 : Langkah hisap (Intake)

Pada langkah hisap campuran udara-bahan bakar dari karburator terhisap

masuk ke dalam silinder dengan bergeraknya piston ke bawah, dari TMA

menuju TMB. Katup hisap pada posisi terbuka, sedang katup buang pada

posisi tertutup. Diakhir langkah hisap, katup hisap tertutup secara

otomatis. Fluida kerja dianggap sebagai gas ideal dengan kalor spesifik

konstan. Proses dianggap berlangsung pada tekanan konstan.

b. Proses 12 : Langkah kompresi (Compression)

Pada langkah kompresi katup hisap dan katup buang dalam keadaan

tertutup. Selanjutnya piston bergerak ke atas, dari TMB menuju TMA.

(13)

menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur dan tekanan campuran

tersebut, karena volumenya semakin kecil. Campuran udara-bahan bakar

terkompresi ini menjadi campuran yang sangat mudah terbakar. Proses

kompresi ini dianggap berlangsung secara isentropik.

c. Proses 23 : Langkah pembakaran volume konstan

Pada saat piston hampir mencapai TMA, loncatan nyala api listrik

diantara kedua elektroda busi diberikan ke campuran udara-bahan bakar

terkompresi sehingga sesaat kemudian campuran udara-bahan bakar ini

terbakar. Akibatnya terjadi kenaikan temperatur dan tekanan yang

drastis. Kedua katup pada posisi tertutup. Proses ini dianggap sebagai

proses pemasukan panas (kalor) pada volume konstan.

c. Proses 34 : Langkah kerja/ekspansi (Expansion)

Kedua katup masih pada posisi tertutup. Gas pembakaran yang terjadi

selanjutnya mampu mendorong piston untuk bergerak kembali dari TMA

menuju TMB. Dengan bergeraknya piston menuju TMB, maka volume

gas pembakaran di dalam silinder semakin bertambah, akibatnya

temperatur dan tekanannya turun. Proses ekspansi ini dianggap

berlangsung secara isentropik.

d. 1) Proses 41 : Langkah buang volume konstan (Exhaust)

Saat piston telah mencapai TMB, katup buang telah terbuka secara

otomatis sedangkan katup hisap masih pada posisi tertutup. Langkah

ini dianggap sebagai langkah pelepasan kalor gas pembakaran yang

(14)

2) Proses 10 : Langkah buang tekanan konstan

Selanjutnya piston bergerak kembali dari TMB menuju TMA. Gas

pembakaran didesak keluar melalui katup buang (saluran buang)

dikarenakan bergeraknya piston menuju TMA. Langkah ini dianggap

sebagai langkah pembuangan gas pembakaran pada tekanan konstan.

A.2. Motor Diesel

Motor bakar diesel dikenal juga sebagai motor bakar penyalaan kompresi

(compression ignition engines). Berbeda halnya dengan motor bakar bensin

yang menggunakan busi untuk dapat melangsungkan proses pembakaran

bahan bakar didalam silinder, pada motor bakar diesel ini proses penyalaan

dapat terjadi dengan sendirinya (tanpa energi tambahan dari busi). Proses

pembakaran dapat terjadi di dalam silinder motor bakar diesel ini karena

bahan bakar solar yang akan dikontakkan dengan udara terkompresi

bertemperatur dan bertekanan sangat tinggi di dalam silinder, dimasukkan

dengan cara disemprotkan pada tekanan tinggi, sehingga dihasilkan

butir-butir bahan bakar yang sangat halus. Akibanya panas yang terkandung atau

panas yang diberikan oleh udara terkompresi tadi dapat membakar

butir-butir halus bahan bakar ini. Oleh karena itu, pada motor bakar diesel ini

tidak dipergunakan busi untuk memantik bahan bakar agar terbakar, seperti

halnya pada motor bakar bensin (Ginting,1999).

A.3. Proses Pembakaran

Proses pembakaran adalah suatu reaksi kimia antara unsur-unsur bahan

bakar tertentu yakni hidrogen dan karbon bergabung dengan oksigen yang

(15)

untuk menghasilkan energi panas yang jauh lebih besar dan menyebabkan

meningkatnya temperatur dan tekanan gas pembakarannya. Kondisi yang

dibutuhkan untuk terjadinya proses pembakaran yaitu adanya unsur-unsur

yang dapat terbakar tadi (hidrogen- karbon dan oksigen) dan teknik untuk

mengawali proses pembakaran. Pada motor bensin, campuran bahan

bakar-udara yang hampir homogen dibentuk di dalam karburator dan terbakar di

dalam ruang bakar pada saat piston hampir mencapai akhir langkah

kompresi. Sedangkan pada motor diesel, udara terlebih dahulu

dikompresikan, baru setelahnya di akhir langkah kompresi bahan bakar

dinjeksikan ke udara terkompres tadi. Proses pembakaran dari campuran

bahan bakar-udara di dalam ruang bakar merupakan salah satu proses yang

mengontrol daya mesin, efisiensi, dan emisinya (Ginting,1999).

Ada beberapa hal yang mempengaruhi efisiensi bahan bakar, emisi gas

buang, dan daya output yang dihasilkan oleh motor bakar, diantaranya sifat

bahan bakar, perbandingan udara/ bahan bakar operasi, penggunaan aditif,

sistem dan spark timing, geometri ruang bakar, besarnya turbulensi

campuran, dankomposisi campurannya (kondisi udara dan bahan bakar).

Kondisi udara pembakaran (udara yang terhisap masuk ke dalam ruang

bakar) memainkan peranan yang sangat penting dalam menghasilkan

prestasi motor yang tinggi. Kondisi udara pembakaran yang dimaksudkan

disini, bisa merupakan temperatur dan tekanan udara masuknya, dan bisa

juga bersih atau tidaknya udara pembakaran ini dari unsur-unsur selain

oksigen, seperti gas nitrogen, uap air, dan gas lain. Pada proses pembakaran

(16)

diperlukan untuk membakar unsur-unsur bahan bakar ini, yaitu molekul

karbon dan hidrogen. Adanya unsur-unsur lain selain oksigen, seperti

nitrogen, uap air, dan gas lain di dalam udara pembakaran hanya akan

menurunkan prestasi dari motor itu sendiri, karena panas yang dikandung

oleh campuran udara-bahan bakar di dalam ruang bakar selama langkah

kompresi sebagian akan diserap oleh unsur-unsur pengganggu ini.

Akibatnya, panas yang diberikan untuk membakar bahan bakar semakin

menurun. Penurunan panas campuran udara-bahan bakar akan menyebabkan

bahan bakar terbakar lebih lama, dan yang lebih parah lagi sebagian bahan

bakar tidak akan terbakar, dikarenakan kurangnya panas yang disuplai untuk

terjadinya proses pembakaran bahan bakar di dalam ruang bakar. Hal ini

tentunya akan menurunkan daya output yang dihasilkan dan borosnya

pemakaian bahan bakar oleh motor bakar tersebut (Soenarto,1995)

Berikut ini merupakan contoh reaksi kimia bahan bakar hidrokarbon Octane

C8H18 ( bahan bakar premium) untuk proses pembakaran sempurna :

C8H18 + 12,5 ( O2 + 3,76 N2 )  8 CO2 + 9 H2O + 47 N2

Dari reaksi kimia di atas, terlihat bahwa nitrogen tidak ikut bereaksi, dan

bila oksigen yang tersedia kurang maka produk CO2 yang terbentuk juga

akan lebih sedikit, dan akibatnya akan terbentuk gas lain seperti CO dalam

produk pembakaran. Terbentuknya gas CO dan sedikitnya terbentuk gas

CO2 dalam produk pembakaran menyebabkan panas yang dilepas juga lebih

(17)

gas CO2 (hf = - 393,5 kJ) lebih besar daripada panas pembentukan gas CO

(hf = - 110,5 kJ), sebagaimana reaksi kimia berikut:

Reaksi Cukup Oksigen : C + O2  CO2 + 393,5 kJ

Reaksi Kurang Oksigen : C + ½ O2  CO + 110,5 kJ

Reaksi pembakaran di atas menunjukkan pentingnya peran dari kondisi

udara yang memasuki ruang bakar. Udara yang bersih (yang mengandung

cukup oksigen) akan melepaskan panas lebih dari tiga kali panas yang

dilepaskan oleh udara yang masih mengandung pengotor (Wardono 2004).

A.4. Parameter Prestasi Motor Bensin 4-Langkah

Prestasi mesin biasanya dinyatakan dengan efisiensi thermal, th. Karena

pada motor bakar 4 langkah selalu berhubungan dengan pemanfaatan energi

panas / kalor, maka efisiensi yang dikaji adalah efisiensi thermal. Efisiensi

thermal adalah perbandingan energi (kerja / daya) yang berguna dengan

energi yang diberikan. Prestasi mesin dapat juga dinyatakan dengan daya

output dan pemakaian bahan bakar spesifik engkol yang dihasilkan mesin.

Daya output engkol menunjukkan daya output yang berguna untuk

menggerakkan sesuatu atau beban. Sedangkan pemakaian bahan bakar

spesifik engkol menunjukkan seberapa efisien suatu mesin menggunakan

bahan bakar yang disuplai untuk menghasilkan kerja. Prestasi mesin sangat

erat hubungannya dengan parameter operasi, besar kecilnya harga parameter

operasi akan menentukan tinggi rendahnya prestasi mesin yang dihasilkan.

(18)

Untuk mengukur prestasi kendaraan bermotor bensin 4 – langkah dalam

aplikasinya diperlukan parameter sebagai berikut :

a. Konsumsi bahan bakar, semakin sedikit konsumsi bahan bakar kendaraan

bermotor bensin 4 – langkah, maka semakin tinggi prestasinya.

b. Akselerasi, semakin tinggi tingkat akselerasi kendaraan bermotor bensin

4 – langkah maka prestasinya semakin meningkat.

c. Waktu tempuh, semakin singkat waktu tempuh yang diperlukan pada

kendaraan bermotor bensin 4 – langkah untuk mencapai jarak tertentu,

maka semakin tinggi prestasinya.

d. Putaran mesin, putaran mesin pada kondisi idle dapat menggambarkan

normal atau tidaknya kondisi mesin. Perbedaan putaran mesin juga

menggambarkan besarnya torsi yang dihasilkan.

B.Filter Udara

Filter udara adalah komponen yang berfungsi menyaring udara bebas dari luar

yang akan masuk ke ruang pembakaran agar selalu dalam keadaan bersih.

Udara yang sudah disaring kemudian menuju ke ruang pembakaran bersamaan

dengan bahan bakar. Dengan bercampurnya udara dengan bahan bakar, maka

kedua zat ini berubah menjadi gas dan seterusnya menuju ke ruangan silinder.

Filter udara di motor sudah mengalami tiga kali evolusi. Generasi pertama,

menggunakan bahan busa. Generasi kedua mengunakan tipe kertas kering, dan

generasi terbaru menggunakan kertas basah.

Beberapa jenis filter akan dijelaskan di bawah ini:

(19)

Tipe saringan udara ini, boleh disebut konvensional. Itu karena modelnya

yang umum dan sudah dipakai sejak lama. Banyak pabrikan menggunakan

saringan model ini, karena mudah perawatannya. Membersihkannya

menggunakan bensin. Busa direndam atau disiram bensin lalu diperas.

Ulangi hingga dua atau tiga kali, Untuk mengeringkannya, cukup sedikit

diremas. Setelah busa dibersihkan lalu lumuri pakai oli.

Gambar 3. Filter Udara Busa Marmer

b. Kertas kering (dry element)

Saringan udara jenis ini memiliki bahan yang tebal sehingga tidak cepat

rusak ketika menyedot udara. Membersihkannya cukup disemprot

menggunakan angin kompresor.

(20)

c. Kertas basah (wet element)

Bahan yang dipakai hampir serupa dengan bahan saringan udara dry

element, namun telah memiliki pelumas khusus di kertasnya. Cara

membersihkannya cukup dilap menggunakan kain tipis.

Gambar 5. Filter Udara Wet Element

C.ZEOLIT

Zeolit baru dikenal sebagai bahan tambang setelah ditemukan pada tahun 1756

oleh B.A.F.Cronsted seorang ahli mineral dari Swedia. Nama zeolit berasal

dari dua kata Yunani, zein artinya membuih dan lithos artinya batuan. Diberi

nama zeolit karena sifatnya yaitu mendidih dan mengeluarkan uap jika

dipanaskan. Para ahli mineralogi memperkirakan bahwa zeolit berasal dari

muntahan gunung berapi yang membeku menjadi batuan vulkanik, sedimen,

batuan metamorfosa, selanjutnya melalui pelapukan karena pengaruh panas

dan dingin yang terjadi dalam lubang-lubang dari batuan lava basal (traps

rock) dan butiran halus dari batuan sediment piroklastik (tuff). Umumnya

komposisi zeolit alam mengandung klinoptilolit, mordenit, chabazit, dan

(21)

antara larutan garam atau dengan aliran lava. Zeolit Indonesia umumnya

mengandung jenis mordenit, dan klinoptilolit, serta kadang-kadang gabungan

jenis keduanya. Di Jawa timur, zeolit terdapat di Pacitan, Ponorogo, Blitar, dan

Malang. Menurut hasil penelitian zeolit alam Indonesia banyak mengandung

campuran atau pengotor, sehingga diperlukan pengolahan untuk

menghilangkan atau memisahkan pengotor tersebut (Dian, 2010).

Zeolit dapat dimanfaatkan sebagai penyaring molekul, penukar ion, filter dan

katalis. Secara empiris mempunyai rumus sebagai berikut

Mx/n[{AlO2}x{SiO2}y]. zH2O dimana, Mx/n: kation golongan IA dan IIA

dalam sistem periodik, n: valensi logam alkali, x: bilangan tertentu alumina

dari 2-10, y: bilangan tertentu silica dari 2-7, z: jumlah molekul air. Berikut

contoh komposisi zeolit alam asal Lampung (sumber : CV. Minatama) :

Tabel 1. Komposisi zeolit alam Lampung

C.1. Jenis Zeolit

Berdasarkan proses pembentukannya, zeolit dapat dibagi menjadi dua jenis

yaitu zeolit alam dan zeolit sintesis.

a. Zeolit alam

Komposisi Kandungan (%)

SiO2 64,37

Al2O3 10,93

Fe2O3 1,29

K2O 1,54

TiO2 0,16

MgO 0,68

CaO 1,31

Na2O 0,75

(22)

Zeolit alam adalah zeolit yang terbentuk melalui proses alam yaitu proses

hidrotermal pada batuan beku basa. Kebanyakan zeolit alam memiliki

perbandingan Si/Al yang rendah. Dua zeolit alam yang ditemukan

memiliki kegunaan yang sangat baik adalah klinoptilolit dan mordenit

sebagai penukar ion, dalam bidang agrikultur dan adsorben.

b. Zeolit sintesis

Zeolit sintesis biasanya dibuat untuk mendapatkan zeolit dengan

kemurnian yang lebih baik dengan mengatur perbandingan Si/Al yang

diinginkan. Zeolit sintesis diklasifikasikan menurut jumlah Si atau Al

yang terkandung didalamnya yaitu:

1. Zeolit Kadar Si rendah atau kadar Al tinggi

Milton dan Breck dari Union Carbide melaporkan pengamatan dari

zeolit A dan X pada tahun 1959. Zeolit ini mempunyai pori,

komposisi, dan saluran rongga optimum dan sangat baik sebagai agen

penukar ion.

2. Kadar Si sedang

Breck melaporkan sintesis zeolit Y pada tahun 1964, dimana

perbandingan Si/Al 1,5-3,8 dan memiliki kerangka yang hamper sama

dengan zeolit X dan mineral faujasit. Dengan menurunkan kandungan

Al akan menyebabkan stabilitas pada asam dan panas sehingga zeolit

Y dapat dikembangkan untuk transformasi hidrokarbon.

3. Kadar Si tinggi

Zeolit dengan perbandingan Si/Al mencapai 10-100 (atau lebih) telah

(23)

tahun 1960 dan 1970an, sebagai contohnya ZSM-5. Walaupun

kandungan Al nya rendah namun zeolit ini sangat baik untuk reaksi

katalisis hidrokarbon. (Dian,2010)

Gambar 6. Zeolit

C.2. Kegunaan Zeolit

Adapun kegunaan zeolit antara lain:

1. Peranan zeolit dalam pengolahan limbah dan nuklir

Untuk pemisahan amonia/ion amonium dari air limbah industri, untuk

pemisahan hasil fisi dari limbah radioaktif dan penggunaan dibidang

limbah pertanian. Klinoptilolit dapat memisahkan 99%

amoniak/amonium dari limbah industri. Klinoptilolit juga dapat

memisahkan logam berat (Pb, Cu, Cd, Zn, Co, Ni dan Hg) baik dalam

limbah industri ataupun dalam tanah pertanian untuk “soilconditioning”.

2. Bidang proses industri

Berdasarkan sifat adsorpsinya terhadap gas dan hidrasi molekul air, zeolit

digunakan untuk pengeringan pada berbagai produk industri. Molekul

uap air dapat diserap 8-10 g dengan 100 g klinoptilolit dibandingkan 3 g

dan 1,2 g oleh Al2O3 dan gel silika dengan berat yang sama pada kondisi

(24)

selama 2-3 Jam. Sebagai “drying agent” dan senyawa organik, zeolit

digunakan antara lain:

a. Pada proses pemurnian metal klorida dalam industri karet

b. Pemurnian fraksi alkohol, metanol, benzen, xylene, LPG

dan LNG pada industri petrokimia

c. Untuk hidrokarbon propellentsfillers aerosol untuk pengganti freon

d. Penyerap klorin, bromin dan fluorin

e. Menurunkan humiditas ruangan.

3. Zeolit digunakan dalam proses penyerapan gas seperti:

a. gas mulia antara lain Ar, Kr dan He,

b. gas rumah kaca (NH3, CO2, SO2, SO3 dan NOx),

c. gas organik CS2, CH4, CH3CN, CH3OH, termasuk pirogas dan fraksi

etana/etilen,

d. Pemurnian udara bersih mengandung O2,

e. Penyerapan gas N2 dari udara sehingga meningkatkan kemurnian O2

diudara,

f. Campuran filter pada rokok,

g. Penyerapan gas dan penghilangan warna dari cairan gula pada pabrik

gula. (John,2001)

C.3. Beberapa Sifat-sifat Kimia Zeolit 1. Penukar Ion

Ion-ion pada rongga untuk menjaga kenetralan zeolit. Ion-ion ini dapat

bergerak bebas sehingga pertukaran ion yang terjadi tergantung dari

(25)

antara lain tergantung dari sifat kation, suhu, dan jenis anion (Dian,2010)

Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat pertukaran kation pada zeolit:

a. Jenis kation dan ukuran (terhidrat/anhidrat)

b. Suhu

c. Konsentrasi kation dalam larutan

d. Anion yang berpasangan dengan kation

e. Pelarut

2. Penyerapan (adsorbsi)

Pada keadaan normal ruang kristal zeolit terisi oleh molekul air yang

berada disekitar kation. Bila zeolit dipanaskan maka air tersebut akan

keluar. Zeolit yang telah dipanaskan dapat berfungsi sebagai penyerap

gas atau cairan.

3. Dehidrasi

Sifat dehidrasi zeolit berpengaruh terhadap fungsi jerapannya. Keunikan

zeolit terletak pada struktur pori yang spesifik. Pada zeolit alam di dalam

pori terdapat kation atau molekul air. Bila kation atau molekul air

tersebut dikeluarkan dari dalam pori, maka zeolit akan meninggalkan

pori yang kosong.

4. Katalis

Zeolit sebagai katalis hanya mempengaruhi laju reaksi tanpa

mempengaruhi keseimbangan reaksi karena mampu menaikkan

perbedaan lintasan molekuler dari reaksi. Katalis dengan pori sangat

(26)

Selektivitas molekuler seperti ini disebut molecular sieve yang terdapat

dalam substansi zeolit alam. Kemampuan zeolit sebagai katalis berkaitan

dengan tersedianya pusat aktif dalam saluran antar zeolit. Pada pusat

aktif terbentuk karena adanya gugus fungsi asam tipe Bronsted maupun

Lewis. Perbandingan ke-2 jenis asam ini tergantung pada proses aktivasi

zeolit dan kondisi reaksi. Pusat aktif yang bersifat asam ini selanjutnya

dapat mengikat molekul basa secara kimia. Sifat katalisis zeolit

disebabkan kation pada atom Al zeolit yang dapat dipertukarkan dengan

ion H+ dan aktif sebagai katalis(Supandi,2010).

C.4. Aktivasi Zeolit Alam

Aktivasi merupakan proses untuk menaikkan kapasitas adsorpsi sehingga

diperoleh sifat yang diinginkan sesuai dengan penggunaannya. Tujuan

aktivasi zeolit adalah untuk menghasilkan luas permukaan yang lebih luas

melalui pembentukan struktur berpori dan juga untuk menghilangkan

senyawa – senyawa pengotor. Aktivasi zeolit dilakukan dengan pemanasan,

penambahan asam, dan penambahan basa. Pada penelitian ini dilakukan

aktivasi dengan penambahan asam dan pemanasan. Pada umumnya asam

yang digunakan adalah asam sulfat dan asam klorida, sedangkan basa yang

digunakan adalah H2SO4 dan HCl (Supandi,2010).

1. Aktivasi fisik

Aktivasi fisik yaitu melakukan proses pemanasan zeolit alam dilakukan

secara kontak langsung (dengan udara panas) maupun secara tidak

kontak langsung (system vakum atau exhauster). Pemanasan ini

(27)

kristal zeolit sehingga jumlah pori – pori dan luas permukaan spesifiknya

bertambah. Proses pemanasan zeolit dilakukan pada suhu 200 – 400 0C di

dalam oven dengan waktu pemanasan 2 – 3 jam, sedangkan di ruang

terbuka sekitar 5 – 6 jam. Pada penelitian Mahdi (2010) di Jurusan

Teknik Mesin Universitas Lampung, kemampuan zeolit aktivasi fisik

dalam meningkatkan kinerja motor diesel telah dibuktikan dengan

menunjukkan bahwa peningkatan temperatur aktivasi dapat

meningkatkan daya engkol terbaik sebesar 0,215 kW (12,088%).

Penurunan konsumsi bahan bakar spesifik terbaik dengan menggunakan

zeolit diameter 0,7 mm dan berat 200 gram, temperatur aktivasi 325 0C,

waktu pemanasan 2 jam pada putaran 1100 rpm mampu menurunkan

konsumsi bahan bakar sebesar 0,0123 kg/kWh (9,729%).

2. Aktivasi Kimia

Aktivasi secara kimia dilakukan dengan larutan asam (H2SO4) atau basa

(NaOH) dengan tujuan untuk membersihkan permukaan pori, membuang

senyawa pengotor, dan mengatur kembali letak atom yang dapat

dipertukarkan. Pereaksi kimia ditambahkan pada zeolit yang telah

disusun dalam suatu tangki dan diaduk selama jangka waktu tertentu.

Zeolit kemudian dicuci dengan air sampai netral dan selanjutnya

dikeringkan. Permukaan yang luas ini tersusun oleh banyaknya pori

halus pada padatan tersebut. Di samping luas spesifik dan diameter pori,

distribusi ukuran partikel, maupun kekerasannya merupakan sifat

karakterisik yang penting dari suatu adsorben. Tergantung pada tujuan

(28)

menyerap gas) atau serbuk (biasanya untuk adsorpsi campuran cair)

(Korin,2012).

3. Aktivasi gabungan

Aktivasi gabungan adalah pengaktivasian zeolit alam secara kimia dan

fisik. Pada penelitian Novian Korin (2012) salah satu mahasiswa jurusan

Teknik Mesin Universitas Lampung, zeolit diaktivasi menggunakan

larutan basa NaOH dan KOH yang memiliki konsentrasi larutan masing

– masing 0,25 N, 0,5 N, 0,75 N, dan 1,0 N. Zeolit dan larutan kimia

diaduk menggunakan mixer dengan tujuan agar merata, kemudian zeolit

disaring dengan kain penyaring untuk menghilangkan larutan aktivasi

dan kemudian zeolit tersebut dicuci dengan air aquades untuk

membersihkan dari larutan aktivasi sehingga PH netral yaitu 7. Lalu

zeolit tersebut dikeringkan menggunakan panas matahari selama 3 jam

dengan tujuan melihat reduksi yang terjadi, kemudian dipanaskan

mengguanakan oven selama 1 jam dengan suhu 110 0C dengan tujuan

agar permukaan kering dan mudah dilakukan penumbukan pada zeolit

tersebut. Setelah zeolit menjadi bubuk lalu dilakukan pengayakan dengan

menggunakan ayakan 100 mesh. Kemudian bubuk zeolit tersebut

dicampurkan dengan tapioca dan air aquades untuk dibentuk menjadi

pelet dengan ukuran diameter 10 mm, tebal 3 mm, dan berat 0,48 gram.

Zeolit pelet yang dicetak kemudian diaktivasi fisik dengan 3 variasi

pemanasan yaitu 150 0C 1 jam, 150 0C 2 jam, 200 0C 1 jam. Dengan

proses aktivasi gabungan tersebut mampu menurunkan konsumsi bahan

(29)

sebesar 0,0195 kg/kWh (10,049%) dan 0,019 kg/kWh (9,644%) pada

temperatur aktivasi 200 0C 1 jam serta dengan komposisi terbaik.

Komposisi terbaik dalam penelitian Korin yaitu 74% zeolit ; 6% tapioka ;

20% air aquades.

(30)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A.Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat penelitian

a. Sepeda Motor

Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah

motor bensin 4-langkah 110 cc. Adapun spesifikasi mesin uji yang

digunakan adalah sebagai berikut :

Merek : Honda Blade

Tipe mesin : 4 langkah, SOHC

Sistem pendingin : Pendingin udara

Jumlah silinder : 1 (satu)

Diameter silinder : 50 mm

Langkah piston : 55,6 mm

Kapasitas silinder : 110 cc

Perbandingan kompresi : 9,0 : 1

Daya maksimum : 8,46 PS(6,22233 kW) / 7500 rpm

(31)

Gigi transmisi : 4 kecepatan /bertautan tetap

Kapasitas tangki bahan bakar : 3,7 liter

Tahun Pembuatan : 2010

Gambar7. Sepeda Motor Honda 4 Langkah

b. Stopwatch

[image:31.595.177.471.182.458.2]

Stopwatch digunakan untuk mengukur waktu pada saat pengujian.

[image:31.595.271.388.591.717.2]
(32)

c. Gelas Ukur 100 ml

Digunakan untuk mengukur volume bahan bakar dan air campuran

[image:32.595.235.412.179.334.2]

zeolit yang akan digunakan dalam penelitian ini.

Gambar 9. Gelas Ukur 100 ml

d. Rpm Meter

Rpm meter yang dipakai dalam penelitian ini digunakan untuk

mengetahui putaran mesin (rpm).

[image:32.595.225.418.481.639.2]
(33)

e. Termometer Air Raksa

Termometer air raksa ini digunakan untuk mengetahui temperatur

[image:33.595.228.412.183.327.2]

ruangan saat pengujian.

Gambar 11. Termometer Air Raksa

f. Cetakan

Gambar 12. Cetakan

Cetakan digunakan sebagai alat untuk mencetak hasil campuran zeolit

bubuk, aquades dan tapioka yang sebelumnya diaduk.

g. Perangkat Analog

Dalam penelitian ini, Speedometer, odometer, sudah berada dalam satu

unit panel analog motor pada dashboard. Speedometer dengan

[image:33.595.256.400.425.524.2]
(34)
[image:34.595.170.476.90.331.2]

Gambar 13. Perangkat Analog

h. Tangki Bahan Bakar Buatan 240 ml

Digunakan sebagai wadah bahan bakar ketika proses pengambilan data

dengan ketelitian 10 ml. Sehingga pada saat pengujian tidak

menggunakan tangki bahan bakar motor agar lebih mudah dalam proses

pengukuran konsumsi bahan bakar.

Gambar 14. Tangki Bahan Bakar Buatan 240 ml

[image:34.595.255.394.546.717.2]
(35)

i. Oven

Digunakan untuk mengeringkan zeolit yang telah dibentuk pelet dan

[image:35.595.235.422.175.304.2]

digunakan untuk aktivasi fisik.

Gambar 15. Oven

j. Timbangan Digital

Timbangan digital digunakan untuk mengukur massa zeolit yang

akan dibuat menjai pelet.

Gambar 16. Timbangan Digital

k. Kompor Listrik

Digunakan untuk memasak atau memanaskan campuran tepung

(36)
[image:36.595.228.416.83.213.2]

Gambar 17. Kompor Listrik

l. Mixer

Digunakan untuk mencampur air zeolit dengan zeolit alami agar

pencampurannya merata sempurna, ini merupakan proses aktivasi

kimia. Mixer yang digunakan seperti yang terlihat pada gambar berikut.

Gambar 18. Mixer

m. Filter Udara Eksternal

Filter udara ini digunakan sebagai tempat meletakkan zeolit pelet

yang akan digunakan sebagai penyaring udara pada kendaraan. Berikut

adalah gambar jenis bentuk filter udara eksternal yang digunakan

[image:36.595.278.389.381.516.2]
(37)
[image:37.595.152.494.83.256.2]

Gambar 19. FilterUdara Eksternal

n. Bak Penampung

Digunakan untuk merendam zeolit dengan air, untuk mendapatkan PH

air yang mendekati 7. Air hasil rendaman tersebut akan digunakan

untuk mencuci zeolit yang telah diaktivasi secara kimia hingga PH

zeolit netral.

Gambar 20. Bak Penampung

(38)

Gambar 21. Ayakan Mesh 100

p. Penumbuk Zeolit

Penumbuk zeolit digunakan untuk menumbuk zeolit sampai menjadi

bubuk kemudian diayak dengan menggunakan ayakan mesh.

Gambar 22. Penumbuk Zeolit

2. Bahan penelitian

Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.

a. Zeolit alam

Zeolit alam yang digunakan untuk pengujian dalam penelitian ini adalah

jenis klinoptilolit dengan komposisi kimia 63,37% SiO2, 10,93% Al2O3,

1,29% Fe2O3, 0,16% TiO2, 18,61% L.O.I., 1,31% CaO, 0,68% MgO,

(39)

b. Larutan asam HCl

Larutan HCl ini digunakan untuk mengaktivasi zeolit secara kimia pada

persiapan bahan. Setiap 1 gram zeolit diaktivasi dengan 7 ml larutan HCl

(1:7).

c. Air rendaman zeolit

Air ini berasal dari air yang direndam dengan zeolit hingga PH air

mendekati 7. Air rendaman zeolit digunakan untuk mencuci zeolit yang

telah diaktivasi kimia.

d. Tapioka

Tapioka yang digunakan sebagai perekat dalam pembuatan zeolit pelet.

B.Persiapan Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan filter zeolit eksternal yang telah dimodifikasi

sehingga mudah dalam perawatannya dengan cara membuat kembali sesuai

dengan contoh yang ada di pasaran. Kemudian filter zeolit eksternal

dihubungkan dengan filter udara internal dengan menggunakan penghubung

berupa selang berukuran 1 inci yang kemudian udara mengalir ke karburator

lalu ke ruang bakar. Dalam penelitian ini akan menggunakan 3 variasi bentuk

filter zeolit yaitu bentuk tabung, kotak, dan kerucut. Berikut adalah persiapan

dari penelitian ini.

a. Membuat dimensi dari masing – masing bentuk filter eksternal dengan

luas permukaan yang sama yaitu sebesar 367,5 cm2.

 Kotak

(40)

 Tabung

Diameter = 9 cm ; Tinggi = 13 cm

 Kerucut

Diameter alas = 9 cm ; Diameter atas = 4 cm ; Panjang garis pelukis =

18 cm; Tinggi = 13 cm

b. Memotong kawat strimin dan plat sesuai dimensi yang ada. Kawat

strimin berfungsi sebagai rangka pada filter sedangkan plat berfungsi

sebagai diameter alas dan atas filter. Kemudian bentuk rangka dengan

kawat strimin dan rekatkan pada plat dengan menggunakan lem plastik

steel. Beri saluran masuk pada filter dan pasang pipa berukuran 1 inci. Di

bawah ini gambar hasil dari pembuatan filter eksternal.

Gambar 23. Hasil Pembuatan Filter Eksternal

c. Persiapan air rendaman zeolit

Pada persiapan ini, diberikan perlakuan perendaman zeolit terhadap air

sumur dengan tujuan untuk menyerap kandungan mineral yang terdapat

dalam air sehingga kadar H2O meningkat. Sebelum direndam zeolit

dicuci hingga bersih (Gambar 24a). Variasi massa zeolit yang

(41)

sumur dan variasi waktu perendaman selama 3, 6, 12, dan 24 jam

(Gambar 24b) dan dilakukan pengukuran dengan menggunakan PH

meter untuk mendapatkan PH air yang mendekati 7 (Gambar 24c).Air

hasil rendaman yang memiliki PH mendekati 7 lalu di simpan (Gambar

24d).

(Gambar 24a) (Gambar 24b)

[image:41.595.193.483.218.516.2]

(Gambar 24d) (Gambar 24c)

Gambar 24. Proses Perendaman Air Dengan Zeolit

d. Aktivasi asam

Zeolit diaktivasi menggunakan larutan asam HCl yang memiliki

konsentrasi larutan 1,0 N. Sebelum dilakukan pencampuran, diawali

dengan menimbang zeolit sesuai yang dibutuhkan (Gambar 26a) lalu

membuat larutan HCl dengan konsentrasi tersebut (Gambar 26b).

Zeolit dan larutan dicampur dengan perbandingan 1:7 untuk tiap

(42)

selama 1 jam dengan tujuan agar pencampuran merata (Gambar 25c).

Kemudian zeolit disaring dengan kain penyaring untuk

menghilangkan larutan aktivasi asam dan kemudian dicuci dengan air

hasil rendaman zeolit hingga PH dari zeolit tersebut netral. Lalu

zeolit tersebut dikeringkan dengan panas matahari selama 3 jam

(Gambar 25d). Zeolit tersebut ditimbang kembali dengan tujuan

melihat reduksi yang terjadi setelah dilakukan aktivasi kimia,

kemudian dipanaskan (Gambar 25e) dengan menggunakan oven

selama 1 jam pada suhu 110 0C dengan tujuan zeolit benar – benar

kering serta mudah dalam penumbukan untuk dijadikan bubuk.

25a 25b 25c

25e 25d

Gambar 25. Proses Aktivasi Asam

e. Pembuatan Pelet Zeolit

Setelah menjadi bubuk (Gambar 26a) maka harus diayak dengan

(43)

dicampur dengan air hasil rendaman zeolit dan tapioka yang telah

dipanaskan dengan campuaran air 20 % yang memiliki PH mendekati

7 dengan perbandingan 74 % zeolit, 6 % tepung tapioka, dan 20 %

air. Selanjutnya diaduk hingga menjadi adonan yang merata

tercampur (Gambar 26c). Setelah menjadi adonan maka adonan akan

digiling dengan menggunakan ampia (Gambar 26d) hingga diperoleh

ketebalan 3 mm dan dicetak dengan menggunakan cetakan (Gambar

26e). Adapun bentuk dan ukuran dari zeolit pelet yaitu diameter 10

mm, tebal 3 mm (Gambar 26f). Selanjutnya dilakukan aktivasi fisik

dengan cara memasukkan ke dalam oven dengan temperatur 2000 C

selama 1 jam setelah itu zeolit didinginkan dengan suhu ruangan.

26a 26b 26c

26f 26e 26d

Gambar 26. Proses Pembuatan Pelet Zeolit

f. Aktivasi Fisik

Setelah pelet terbentuk, pelet selanjutnya diaktivasi fisik dengan cara

dioven dengan variasi temperatur 2000C 1 jam. Setelah selesai

(44)

ruangan (pendinginan alami). Pelet zeolit yang sudah dingin tadi

dimasukkan ke dalam plastik kedap udara agar tidak terkontaminasi

dengan udara luar.

[image:44.595.268.371.439.520.2]

Gambar 27. Proses Aktivasi Fisik

g. Pembuatan Frame Untuk Penempatan Pelet Zeolit

Frame dirangkai dengan menggunakan jalinan kawat lembut yang

mudah dibentuk (kawat strimin), ukurannya disesuaikan dengan

ruang yang tersedia pada filter zeolit eksternal. Di dalam frame, pelet

zeolit akan dibungkus menggunakan kain halus. Setelah semua

terpasang, pelet zeolit siap untuk diuji.

Gambar 28. Frame Pelet Zeolit

h. Pemasangan Frame Pada Filter Eksternal

Setelah frame selesai lalu dipasang pada filter eksternal untuk

dilakukan pengujian. Berikut ini adalah gambar hasil dari pemasa -

(45)

Gambar 29. Pemasangan Frame Pada Filter Eksternal

i. Pemasangan Rpm Meter dan Tangki Bahan Bakar Buatan

Berikut adalah gambar pemasangan dari rpm meter dan tangki bahan

[image:45.595.203.461.289.437.2]

bakar buatan.

Gambar 30. Pemasangan Rpm Meter dan Tangki Bahan Bakar Buatan

j. Pemasangan Filter Zeolit Eksternal Pada Sepeda Motor

Untuk pemasangan filter ini, terlebih dahulu agar mempersiapkan

selang berukuran 1 ¼ inci dan pipa 1 inci. Selang ini digunakan

sebagai saluran penghubung antara filter zeolit eksternal dan internal.

Potong selang tersebut (selang utama) sepanjang 10 cm lalu pasang

pada saluran masuk filter internal dan ikat dengan menggunakan klem

berukuran 2 inci (Gambar 33). Potong kembali selang dengan

panjang 15 cm kemudian beri potongan pipa sepanjang 7 cm sebagai

(46)

(selang utama). Kemudian beri sambungan siku ukuran 1 inci. Potong

kembali selang sepanjang 22 cm lalu beri sambungan siku ukuran 1

inci. Lalu potong kembali selang sepanjang 30 cm untuk

menghubungkan filter eksternal. Pasang besi siku 2 inci sepanjang 40

cm untuk meletakkan filter zeolit eksternal. Pasang klem untuk

mengikat filter zeolit eksternal. Untuk instalasi pemasangan pada

bagian belakang, jenis selang dan pipa yang digunakan sama dengan

instalasi pemasang bagian depan. Namun panjang selang yang

dibutuhkan disesuaikan dengan kondisi sepeda motor.

Gambar 31. Pemasangan Selang Penghubung dan Siku

Berikut ini adalah instalasi pemasangan penempatan depan pada filter

zeolit eksternal.

Gambar 32. Pemasangan Pada Penempatan Depan

Berikut ini adalah instalasi pemasangan penempatan belakang pada

(47)

Gambar 33. Pemasangan Pada Penempatan Belakang

c. Persiapan Sepeda Motor Untuk Pengujian

Sebelum pengujian, motor telah di tune up secara berkala agar motor

dalam kondisi yang baik. Menjelang pengujian mesin dipanaskan

beberapa menit lalu pengujian dilakukan. Selama dilakukannya proses

pengujian, sepeda motor diservis rutin dalam rentang waktu tertentu

untuk menjaga kondisinya agar selalu prima pada setiap pengujian.

C.Prosedur Pengujian a. Pengujian berjalan

1. Uji konsumsi bahan bakar pada kecepatan rata-rata selama perjalanan

(50 km/jam) dengan jarak 5 km.

Persiapan yang perlu dilakukan adalah botol berkapasitas 240 ml.

Kemudian botol tampung disambungkan dengan rapat bersama selang

(48)

dengan bensin yang sudah disiapkan. Kemudian dilakukan pengujian

dengan kondisi motor dengan filter zeolit eksternal dan tanpa filter

zeolit eksternal. Jarak tempuh dapat diukur pada odometer. Bensin yang

tersisa langsung terbaca pada skala yang ada pada botol, kemudian

jumlah bensin awal dikurangkan dengan jumlah bensin yang tersisa,

maka didapatkan jumlah bensin yang terpakai pada kondisi normal.

Selanjutnya melakukan pengujian pada kondisi motor dengan filter

zeolit eksternal yang menggunakan pelet zeolit dengan variasi bentuk

dan penempatan.. Format pencatatan data mengenai konsumsi bahan

bakar dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Data konsumsi bahan bakar untuk kecepatan rata – rata 50 km/jam (Road Test)

No. Bentuk filter zeolit eksternal Letak Filter zeolit eksternal Pengujian ke Konsumsi bahan bakar (ml) 1 Tanpa filter zeolit eksternal - 1 2 3

Rata - rata

2 Kerucut

Bagian

depan

1

2

3

[image:48.595.162.506.417.743.2]
(49)

3 Tabung

Bagian

depan

1

2

3

Rata - rata

4 Kotak

Bagian

depan

1

2

3

Rata - rata

2. Uji Akselerasi (0-80 km/jam)

Pengujian akselerasi menggunakan kondisi filter zeolit eksternal dan

tanpa filter zeolit eksternal . Setelah semua persiapan dilakukan, motor

yang telah dinyalakan harus dalam keadaan berhenti (0 km/jam). Ketika

gas mulai dipacu, stopwatch mulai diaktifkan. Setelah sampai pada

kecepatan yang diinginkan (80 km/jam), stopwatch dinonaktifkan

kemudian dicatat waktu tempuhnya. Untuk mencapai kecepatan yang

diinginkan (80 km/jm), pengendara melakukan perpindahan gigi yang

teratur dan sesuai setiap pengujian. Format pencatatan data mengenai

(50)
[image:50.595.160.504.118.669.2]

Tabel 3. Data akselerasi Dengan kecepatan 0-80 km/jam No. Bentuk filter zeolit eksternal Letak Filter zeolit eksternal Pengujian ke Waktu tempuh (detik) 1 Tanpa filter zeolit eksternal - 1 2 3

2 Kerucut

Bagian

depan

1

2

3

Rata - rata

3 Tabung

Bagian

depan

1

2

3

Rata - rata

4 Kotak

Bagian

depan

1

2

3

(51)

b. Pengujian stasioner

 Uji Konsumsi bahan bakar pada putaran mesin 1000 rpm, 3000 rpm,

dan 5000 rpm

Pengujian ini dilakukan untuk melihat konsumsi bahan bakar yang

digunakan pada kondisi diam (putaran stasioner) dan membandingkan

karakteristik kendaraan bermotor tanpa filter zeolit eksternal dan

dengan filter zeolit eksternal yang dibuat dengan tiga variasi bentuk

dan penempatan. Persiapan pertama yang dilakukan adalah

memanaskan mesin agar kondisi mesin di saat pengujian sudah optimal.

Kemudian putar setelan gas di bagian karburator untuk menentukan

putaran mesin yang dipakai dalam pengujian. Putaran mesin yang

dipakai pada pengujian ini yaitu 1000, 3000, dan 5000 rpm.

Pengujian dimulai dengan mengisi bahan bakar pada tangki buatan

yang mana bahan bakar tersebut telah diukur terlebih dahulu melalui

skala yang ada pada tangki buatan. Selanjutnya Pelet zeolit diletakkan

pada saringan udara eksternal, setelah itu mesin dihidupkan dengan

menghitung waktu pengujian menggunakan stopwatch (5 menit).

Ketika waktu pengujian selesai, mesin dimatikan serta stopwatch

dinonaktifkan. Kemudian sisa bahan bakar yang terisi dalam tangki

buatan tersebut dapat dihitung. Format pencatatan data mengenai

(52)

Tabel 4. Data konsumsi bahan bakar untuk pengujian variasi bentuk, penempatan, putaran stasioner 1000 rpm, 3000 rpm, dan 5000 rpm. No. Bentuk filter zeolit eksternal Letak Filter zeolit eksternal Pengujian ke Konsumsi bahan bakar (ml) 1 Tanpa filter zeolit eksternal Bagian depan 1 2 3

Rata - rata

2 Kerucut

Bagian

depan

1

2

3

Rata - rata

3 Tabung

Bagian

depan

1

2

3

Rata - rata

4 Kotak

Bagian

depan

1

2

3

[image:52.595.159.506.140.693.2]
(53)

c. Menentukan Bentuk Filter Zeolit Eksternal Terbaik

Setelah dilakukan pengujian seluruhnya maka selanjutnya menentukan

bentuk filter zeolit terbaik yaitu dengan cara menganalisa data yang telah

didapat sebelumnya sehingga diketahui bentuk filter zeolit eksternal

terbaik. Selanjutnya filter zeolit eksternal terbaik diuji kembali namun

dengan posisi penempatan yang berbeda dengan sebelumnya. Posisi filter

zeolit eksternal diletakkan di bagian depan dan dekat dengan knalpot.

Tujuannya yaitu untuk mengetahui pengaruh panas pada knalpot terhadap

kinerja filter zeolit eksternal serta umur pakai zeolit pada filter eksternal.

Untuk pengujian ini dilakukan dengan cara yang sama dengan pengujian

sebelumnya hanya saja posisi penempatannya saja yang berbeda sehingga

tabel pengambilan data yang digunakan sama.

a. Uji emisi gas buang

Uji emisi gas buang ini dilakukan di Bengkel Daihatsu cabang Hajimena.

Pada pengujian ini, sepeda motor dioperasikan pada putaran mesin 1000

dan 3000 rpm. Pengujian ini dilakukan dengan cara menggunakan satu

bentuk filter zeolit eksternal terbaik saja. Sehingga pada pengujian ini

menggunakan dua posisi penempatan filter yaitu diletakkan di bagian

depan dan pada bagian dekat dengan knalpot. Pengujian emisi dilakukan

pada kondisi stasioner dengan mengikuti prosedur sebagai berikut:

1. Pemanasan Mesin

Tujuan dilakukannya pemanasan mesin adalah untuk mempersiapkan

mesin pada kondisi kerja.

(54)

Setelah mesin berada pada kondisi kerja, kemudian dilakukan kalibrasi

gas analyzer. Kalibrasi ini dilakukan secara otomatis.

3. Pengujian tanpa menggunakan filter zeolit eksternal.

4. Mesin dalam keadaan hidup dengan kondisi idle 1000 rpm dan probe

sensor sudah dimasukkan ke dalam knalpot.

5. Nilai yang terbaca pada fuel gas analyzer diprint out untuk

mendapatkan data hasil pengujian.

6. Kemudian dengan langkah yang sama pula, pengukuran dilakukan

kembali untuk putaran mesin yang berbeda yaitu 3000 rpm.

7. Data yang didapatkan dari hasil pengukuran ini digunakan sebagai

pembanding dengan data pada pengukuran menggunakan filter zeolit

eksternal.

8. Kemudian dengan langkah yang sama pula, pengujian menggunakan

filter zeolit eksternal terbaik dengan variasi penempatan, pengulangan

pengambilan data dilakukan sebanyak dua kali.

Tabel 5. Data uji emisi pada filter eksternal terbaik Dengan variasi penempatan No Bentuk filter udara terbaik dan variasi penempatan Putaran Mesin (rpm) Pengulangan ke- Kadar CO (%) Kadar HC (ppm) Kadar CO2 (%) 1 Tanpa filter zeolit eksternal

1000 1

2

3000 1

2

[image:54.595.155.507.559.753.2]
(55)

terbaik Bagian depan

2

3000 1

2 3 Filter udara terbaik Dekat dengan knalpot

1000 1

2

3000 1

2

D.Lokasi Pengujian

Adapun lokasi pengujian berjalan (Road Test) dengan menggunakan motor bensin 4 langkah dilakukan di tiga (3) jalur alternatif, yaitu:

1. Rute Jalur dua KORPRI 2. Rute PKOR (Way Halim), dan

3. Jalan Raden Gunawan, BLPP, Hajimena, Natar dan Candimas.

Jalan dipilh berdasarkan tingkat kemacetan lalu lintas serta situasi dan kondisi jalan pada saat pengujian dilakukan.

Sedangkan untuk uji emisi dilakukan di dealer Tunas Daihatsu cabang Hajimena Natar.

E.Analisa Data

Data yang diperoleh dari hasil pengujian, selanjutnya dianalisa dengan

sehingga diperoleh pengaruh dari variasi serta penempatan filter eksternal.

F. Diagram Alir Penelitian

(56)
[image:56.595.120.476.78.744.2]

Gambar 34. Diagram Alir Penelitian Persiapan alat dan bahan untuk aktivasi

Perendaman air dengan zeolit

Aktivasi asam (Pencampuran zeolit dengan larutan basa HCl normalitas 1 N

, kemudian dicuci dengan air hasil rendaman hingga ph netral)

Pengemasan pelet zeolit pada filter zeolit eksternal serta instalasi Pemasangan pada sepeda motor

Tune up dilanjutkan Pengujian berjalan, stasioner, dan uji emisi

Menganalisa data hasil pengujian

Pembuatan filter zeolit eksternal dan instalasi pemasangan

Pembuatan zeolit

Pengeringan zeolit secara alami selama 3 jam

Aktivasi fisik dengan suhu yaitu 2000C 1 jam

Data

Kesimpulan Mulai

(57)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Setelah diperoleh data hasil pengujian maka dapat ditarik beberapa simpulan

sebagai berikut:

1. Penggunaan filter zeolit eksternal teraktivasi HCl-fisik pada pengujian

road test (berjalan) dan stasioner (diam) secara keseluruhan dapat

menghemat konsumsi bahan bakar.

2. Variasi bentuk dan posisi penempatan filter zeolit eksternal teraktivasi

HCl-fisik sebagai adsorben udara pembakaran terbukti berpengaruh

terhadap peningkatan prestasi mesin dan emisi gas buang sepeda motor

karburator 4-langkah.

3. Secara umum filter bentuk kerucut lebih baik, mampu menghemat

konsumsi bahan bakar hingga 12,131% (hemat 12,333 ml) pada uji road

test, mempercepat waktu tempuh hingga 4,018% (lebih cepat 0,607 detik)

pada uji akselerasi serta menghemat konsumsi bahan bakar hingga 9,701%

(hemat 4,333 ml) pada uji stasioner.

4. Ditinjau dari segi ergonomika, estetika serta penghematan konsumsi bahan

bakar, filter zeolit eksternal bentuk kerucut lebih baik dibanding bentuk

(58)

5. Secara keseluruhan pengujian dengan variasi posisi penempatan depan

lebih baik dari pada penempatan belakang.

6. Penggunaan filter zeolit eksternal terbukti efektif mereduksi emisi gas

buang kendaraan bermotor pada putaran 1000 rpm, mampu menurunkan

kadar CO pada posisi penempatan depan dan belakang masing-masing

76,389% dan 33,571%, dan menurunkan kadar HC hingga 83,065% (turun

hingga 618 ppm) pada posisi penempatan belakang.

B. Saran

Adapun beberapa saran yang ingin disampaikan penulis agar penelitian ini

dapat lebih dikembangkan lagi adalah sebagai berikut:

1. Untuk penelitian selanjutnya bentuk filter dibuat dengan ukuran yang lebih

kecil serta mencari penempatan yang lebih baik lagi pada posisi

penempatan depan.

2. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya bentuk filter diberi cover agar

udara yang masuk ke dalam filter lebih banyak dan sebagai pelindung dari

hujan.

3. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kemampuan umur

pakai filter zeolit eksternal sebagai adsorben hingga jenuh serta kerapatan

(59)

DAFTAR PUSTAKA

Aditia. 2010. Pemanfaatan Zeolit Pelet Perekat Aktivasi Fisik Terhadap Prestasi

Motor Diesel 4 Langkah. Skripsi Sarjana,Jurusan Teknik Mesin - Universitas

Lampung : Bandar Lampung.

Andrianus, Novian K., 2012, Pengaruh Normalitas Naoh Dan Koh Pada Aktivasi

Basa – Fisik Pelet Tekan Terhadap Prestasi Motor Diesel 4 Langakah, Skripsi.

Jurusan Teknik Mesin - Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Ginting, Yunan.1999. Otomotif Dasar. Angkasa: Bandung.

Henri,John.2001. Pengaktifan Zeolit Lampung dengan Berbagai Perlakuan. Institut

Pertanian Bogor : Bogor. Jurnal Sains dan Teknologi vol. 4, no.2, 1998, hal

173-180.

http://jurnal.pdii.lipi.go.id Diakses 5 Juni 2013

Heywood, J.B. 1988. Internal Combustion Engine. McGraw Hill International.

Singapore. (Dalam Winata,2012)

Kumbara, Prima. 2012. Pengaruh Pemanfaatan Filter Udara Eksternal Yang

(60)

Rini, Dian K. 2010. Optimasi Aktivasi Zeolit Alam Untuk Dehumidifikasi. Skripsi

Sarjana Jurusan Teknik Kimi - Universitas Diponegoro : Semarang.

http://eprints.undip.ac.id/13791/1/laporan_KOMPLIT___FINALLL.pdf

Diakses 10 Juni 2013

Sinaga, Doran. 2009. Pemanfaatan Zeolit Pelet Perekat Aktivasi Fisik Terhadap

Prestasi Motor Diesel 4 Langkah.Skripsi Sarjana Jurusan Teknik Mesin -

Universitas Lampung : Bandar Lampung.

Supandi. 2010. Preparasi dan Modifikasi Zeolit Alam Sebagai Penyaring Limbah

Cair Industri. Riset Unggulan Terpadu. Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir

(PTBIN)-BATAN :

Serpong.

http://km.ristek.go.id/assets/files/118.pdf Diakses 10 Juni 2013

Wardono, H. 2004. Modul Pembelajaran Motor Bakar 4-Langkah. Jurusan Teknik

Mesin – Universitas Lampung : Bandar Lampung. (Dalam Winata,2012,

Pengaruh Penggunaan H2SO4 Dan HCL Pada Aktivasi Kimia-Fisik Zeolit

Clinoptilolite Terhadap Prestasi Mesin Diesel 4-Langkah. Skripsi. )

Winata, Chandra Pandapotan. 2012.Pengaruh Penggunaan H2SO4 Dan HCL Pada

(61)

4-Kompasiana.com. 2013. Benarkah-Indonesia-Krisis-Energi.

http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2013/01/11/benarkah-indonesia-krisis-energi-524412.html Diakses 1 Mei 2013

www. Otomotifnet.com.2013. Jenis – Jenis Filter.

http://www.otomotifnet.com/otoweb/index.php?templet=ototips/Content/0/0/1/7/

Gambar

Gambar 1. Prinsip Kerja Motor Bensin 4-langkah
Gambar 2. Diagram P-v Dari Siklus Ideal Motor Bakar Bensin 4-
Tabel 1. Komposisi zeolit alam Lampung 18,61
Gambar 7. Sepeda Motor Honda 4 Langkah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi telah dapat menghasilkan laporan barang, barang terlaris dan penjualan untuk Toko Mulia Jaya Variasi.

catalytic sites may depress the highly stabilized acetaldehyde molecules as reactants and/or acetic acid as the intermediate species, resulting in enhanced photocatalytic

BAB III MAKNA PERIBAHASA JEPANG DENGAN PERIBAHASA JAWA YANG BERKAITAN DENGAN PERILAKU MANUSIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan pada pabrik roti agogo kota Metro yang dibatasi pada variabel

Menanggapi hal tersebut, Badan Pertanahan Nasional (BPN) beserta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melaksanakan kegiatan legalisasi asset lintas sektor untuk

Penelitian ini mengkaji tentang manfaat hasil belajar keterampilan menjahit tailor yang dipelajari oleh warga belajar Balai Rehabilitasi Sosial Parmadi Putra (BRSPP)

[8] Sulistyo Nugroho Yusuf and Setyawan, "Klasifikasi Masa Studi Mahasiswa Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta menggunakan

Anggaran 2012, dengan kami ini minta kepada Saudara Direktur untuk hadir dalam melakukan Pembuktian Kualifikasi dengan membawa berkas asli data perusahaan pada :. :