• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENELITIAN KUALITAS DAN POTENSI AIR HUJAN UNTUK AIR MINUM DI KOTA BANDAR LAMPUNG DENGAN METODE WATER QUALITY INDEKS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENELITIAN KUALITAS DAN POTENSI AIR HUJAN UNTUK AIR MINUM DI KOTA BANDAR LAMPUNG DENGAN METODE WATER QUALITY INDEKS"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

RESEARCH OF RAIN WATER QUALITY AND POTENTIAL FOR DRINKING WATER IN BANDAR LAMPUNG THROUGH WATER QUALITY INDEX METHOD

By M. Hakiem SP

Lampung Province is one of the provinces in Indonesia with rainfall intensity is high enough. The larg e potential rainwater, of course, can be used as a source of life and day-to-day needs, such as for drinki ng and other needs. The potential use of rainwater for domestic water is good enough for humans and t he environment. Utilization of rainwater as domestic water can overcome the shortage of water in the d ry season, and flooded during the rainy season.

Research and data collection were conducted in the city of Bandar Lampung. Rainwater samples taken randomly in one place in the city of Bandar Lampung, in the Village of Gunung Terang, District Lang kapura.

Calculated result of Water Quality Index for rain water that has been filtered Pure It was 82.3, indicati ng class II, which means that rain water can be made potable and drinking water supplies. The number of samples taken of the 100 respondents to the questionnaire, consisting of 50 students and 50 traders. The results of the questionnaire showed that 36 people or 72% for a group of students, and 21 or 52% f or the group of traders were willing to replace drinking water with rain water that has been filtered wit h Pure It. From the simulation results of the rainwater carrying capacity in the provision of water for dr inking water, it is known that the precipitation that falls when stored in a bin with a volume of 1 m³ ca n guarantee the availability of drinking water throughout the year for a small family, while the reservoi r with a volume of 0.5 m³ not meet because water vacancy occurs in the end of year 2.

(2)

ABSTRAK

PENELITIAN KUALITAS DAN POTENSI AIR HUJAN UNTUK AIR MINUM DI KOTA BANDAR LAMPUNG DENGAN METODE WATER QUALITY INDEKS

Oleh

M. Hakiem S.P.

Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan intensitas

hujan yang cukup tinggi. Potensi air hujan yang cukup besar, tentunya dapat

dimanfaatkan sebagai sumber kehidupan dan kebutuhan sehari-hari, misalnya untuk

minum dan kebutuhan lainnya. Potensi pemanfaatan air hujan untuk air domestik

cukup baik untuk manusia dan lingkungan. Pemanfaatan air hujan sebagai air

domestik dapat menanggulangi kekurangan air di musim kemarau, dan kebanjiran

saat musim hujan.

penelitian dan pengumpulan data dilakukan di kota Bandar Lampung. Sampel air

hujan diambil secara acak di salah satu tempat di kota Bandar Lampung, di Kelurahan

Gunung Terang, Kecamatan Langkapura.

Hasil perhitungan Water Quality Indeks untuk air hujan yang telah disaring Pure It

sebesar 82,3, menunjukkan kelas II, yang artinya air hujan dapat diminum dan dapat

dijadikan cadangan air minum. Jumlah sampel yang diambil untuk kuisioner

berjumlah 100 responden, terdiri dari 50 orang mahasiswa dan 50 orang pedagang.

Hasil kuisioner menunjukkan bahwa 36 orang atau 72% untuk kelompok mahasiswa,

dan 21 orang atau 52% untuk kelompok pedagang menyatakan mau untuk mengganti

air minumnya dengan air hujan yang telah disaring dengan

Pure It

. Dari hasil

simulasi daya dukung air hujan dalam penyediaan air untuk air minum, diketahui

bahwa curah hujan yang jatuh apabila ditampung dalam tampungan dengan volume 1

m³ dapat menjamin ketersediaan air minum sepanjang tahun untuk keluarga kecil,

sedangkan tampungan dengan volume 0,5 m³ tidak memenuhi karena terjadi

kekosongan air ditampungan di akhir tahun ke-2.

(3)

PENELITIAN KUALITAS DAN POTENSI AIR HUJAN

UNTUK AIR MINUM DI KOTA BANDAR LAMPUNG

DENGAN METODE

WATER QUALITY INDEKS

Oleh

M. HAKIEM SEDO PUTRA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Palembang pada tanggal 16 februari 1992.

Merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan

Bapak M. Faizal Zulkarnain dan Ibu Nur Dewi Anggraini.

Penulis memulai jenjang pendidikan dari Taman Kanak – Kanak Tut Wuri

Handayani Bandar Lampung pada tahun 1996, pada tahun 1997 memasuki

sekolah dasar di SD Negeri 2 Gunung Terang. Kemudian pada tahun 2003

melanjutkan jenjang pendidikan di SMP Negeri 10 Bandar Lampung, dan SMA

Negeri 3 Palembang pada tahun 2006 dan lulus pada tahun 2009.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil,

Universitas Lampung melalui jalur Ujian Mandiri Lokal (UML) pada tahun 2009.

Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa

Teknik Sipil Universitas Lampung (HIMATEKS UNILA) 2009.

Pada tahun 2012 penulis melakukan Kerja Praktik pada Proyek Pembangunan

Perkuatan Dermaga D3 dan Perbaikan Dermaga B Pelabuhan Panjang – Panjang -

Bandar Lampung selama 3 bulan. Penulis juga telah melakukan Kuliah Kerja

Nyata (KKN) di desa Taman Cari, Kecamatan Purbolinggo, di Kabupaten

(8)

MOTO

“ Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan..”

“Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan..”

(QS. A l Insyirah : 5-6)

“Quiet People Have The Loudest Minds”

(Stephen Hawking)

“Kita bisa mendapatkan semuanya, hanya saja kita tidak bisa

(9)

Per sem ba h a n

Ku per sem b a h k a n k a r ya k eci l sed er h a n a i n i u n t u k m ew a k i l i pen g a b d i a n k u k epa d a k ed u a o r a n g t u a k u M .

Fa i z a l Zu l k a r n a i n d a n Nu r D ew i A n g g r a i n i

At a s ja sa m er ek a ya n g t el a h m em b esa r k a n , m em b er i k a n k a si h sa ya n g , per h a t i a n d a n sem a n g a t ser t a m en d o a k a n

a k u d i set i a pl a n g k a h per ja l a n a n h i d u pk u

M esk i pu n k a r ya i n i t a k seb a n d i n g d en g a n a pa ya n g t el a h m er ek a l a k u k a n u n t u k k u

Ayu k , k a k a k , ser t a a d i k k u t er ci n t a H en d i Wa r l i k a S.T.,

M .Sc., Wh i t a A yu M a r d i a S.Pd ., M .Pd ., M . H i k m a h Sed o Pu t r a , ser t a k el u a r g a b esa ya n g sel a l u m em b er i

d u k u n g a n d a n b er h a r a p d em i k eb er h a si l a n k u

d a n

A l m a m a t er k u t er ci n t a Tek n i k Si pi l a n g k a t a n 2 0 0 9 ,

(10)

Per sem ba h a n

Ku per sem b a h k a n k a r ya k eci l sed er h a n a i n i u n t u k m ew a k i l i pen g a b d i a n k u k epa d a k ed u a o r a n g t u a k u M .

Fa i z a l Zu l k a r n a i n d a n Nu r D ew i A n g g r a i n i

At a s ja sa m er ek a ya n g t el a h m em b esa r k a n , m em b er i k a n k a si h sa ya n g , per h a t i a n d a n sem a n g a t ser t a m en d o a k a n

a k u d i set i a pl a n g k a h per ja l a n a n h i d u pk u

M esk i pu n k a r ya i n i t a k seb a n d i n g d en g a n a pa ya n g t el a h m er ek a l a k u k a n u n t u k k u

Ayu k , k a k a k , ser t a a d i k k u t er ci n t a H en d i Wa r l i k a S.T.,

M .Sc., Wh i t a A yu M a r d i a S.Pd ., M .Pd ., M . H i k m a h Sed o Pu t r a , ser t a k el u a r g a b esa ya n g sel a l u m em b er i

d u k u n g a n d a n b er h a r a p d em i k eb er h a si l a n k u

d a n

A l m a m a t er k u t er ci n t a Tek n i k Si pi l a n g k a t a n 2 0 0 9 ,

(11)

SANWACANA

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah

Subhana Wa Ta’ala yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga skripsi dengan judul “PENELITIAN KUALITAS DAN POTENSI

AIR HUJAN UNTUK AIR MINUM DI KOTA BANDAR LAMPUNG

DENGAN METODE WATER QUALITY INDEKS. Skripsi ini disusun sebagai

salah satu syarat akademis untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik pada Fakultas

Teknik Universitas Lampung.

Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan yang datang

baik dari dalam ataupun luar diri penulis. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa

pada penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh sebab itu

penulis memohon maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari semua pihak.

Penulisan skripsi ini juga tidak lepas dari bimbingan dan bantuan serta arahan dari

berbagai pihak, oleh karena itu Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Suharno, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas

Lampung

2. Bapak Ir. Idharmahadi, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

(12)

3. Bapak Gatot Eko Susilo, S.T., MSc., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing Utama

terima kasih atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan

kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Ir. Mariyanto, M.T., selaku Dosen Pembimbing Kedua atas bimbingan

dan pengarahannya yang sangat berharga dalam proses penyelesaian skripsi

ini.

5. Bapak Dr. Dyah Indriana K., S.T., M.Sc., selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan kritikan dan masukan yang luar biasa untuk menyempurnakan

skripsi ini.

6. Bapak Ir. Priyo Pratomo, M.T., selaku Pembimbing Akademik (PA).

7. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Sipil yang telah mengajar dan memberikan

ilmu yang bermanfaat.

8. Papaku tercinta M.Faizal Zulkarnain, mamaku tesayang Nur Dewi Anggraini

yang selalu memberikan dukungan moril maupun materiil, serta tak

henti-hentinya berdoa demi kelancaran penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Ayuk dan Kakakku tercinta dan yang selalu ku banggakan, dan adikku, Whita

Ayu Mardia dan Hendi Warlika Sedo Putra, M. Hikmah S.P., yang selalu

memberikan dukungan serta semangatnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

10. Teman - teman seperjuangan, Mutiara Ayu, M.Ichsan, Arlina Phelia, Dwi

Meyta Sari, Ade Achmad Al-Fath CA., Yesti F., Andra K., M.Rizky ismail,

Budi Raharjo, yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Serta kakak - adik dan rekan – rekan teknik sipil, yang telah banyak

(13)

angkatan 2009 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu untuk bantuan

moril, tempat, waktu, doa dan dukungannya selama ini saya ucapkan terima

kasih banyak semoga kita semua tetap kompak dan sukses selalu.

12. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yan telah banyak

membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan,

oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan .

Akhir kata semoga Allah SWT membalas semua kebaikan semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini dan semoga laporan skripsi ini

dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Bandar Lampung, Agustus 2014

Penulis

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR NOTASI ... viii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 2

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Batasan Masalah ... 3

F. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kualitas Air ... 5

B. Standar Kualitas Air Minum ... 6

1. Standar Baku Air Minum ... 4

(15)

b. Persyaratan Kimia ... 7

c. Persyaratan Mikrobiologis ... 7

2. Pengolahan Air Minum ... 9

a. Pengertian dan Prinsip Pengolahan Air ... 9

b. Pengolahan Air Secara Fisika ... 10

c. Pengolahan Air Secara Kimia ... 12

d. Pengolahan Air Secara Mikrobiologi ... 13

C. Standar Kualitas Air Hujan ... 13

D. Hujan ... 14

E. Data Curah Hujan Harian ... 16

F. Pureit ... 17

G. Kualitas dan Kuantitas Air Hujan untuk Air Minum ... 19

1. Kualitas Air Hujan Setelah Penyaringan ... 19

2. Indeks Kualitas Air (Water Quality Index) ... 19

a. Indeks kualitas air minum global ... 19

b. Malaysian Water Quality Indeks ... 20

3. Kuantitas Air Hujan ... 26

a.Perhitungan debit tampungan air hujan ... 26

b. Perhitungan kapasitas tampungan efektif ... 26

c. Inflow (masukan) ... 27

(16)

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Umum ... 29

B. Studi Literatur ... 30

C. Pengumpulan Data Curah Hujan ... 30

D. Penampungan Sampel Air Hujan ... 30

E. Uji Laboratorium ... 31

F. Perhitungan Water Quality Indeks ... 31

G. Simulasi Air Hujan Untuk Air Minum ... 32

H. Data Kuisioner ... 32

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Umum ... 35

B. Analisa Kualitas Air Hujan dengan Metode Water Quality Indeks ... 35

C. Menghitung Kapasitas Daya Dukung Air Hujan Untuk Air Minum ... 43

1. Jumlah Kebutuhan Air Minum Rumah Tangga ... 43

2. Simulasi Daya Dukung Pemanenan Air Hujan Terhadap Penyediaan Air Minum ... 43

a. Data Curah Hujan ... 44

b. Hasil Simulasi Daya Dukung Pemanenan Air Hujan Terhadap Penyediaan Air Domestik ... 44

D. Hasil dan Kuisioner ... 47

(17)

Masyarakat ... 51

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN A (Data Curah Hujan 2002-2006)

LAMPIRAN B (Hasil Simulasi Tampungan)

(18)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1. Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas ...8

Tabel 2. Rumus Untuk Setiap Kondisi Pada Parameter ...21

Tabel 3. DOE Water Quality Classification Based On Water Quality Index ...22

Tabel 4. ... DOE Water Quality Index Classification ...25

Tabel 5. Water Classes And Uses ...25

Tabel 6. Hasil analisis laboratorium untuk kualitas sampel air hujan ...36

Tabel 7. Klasifikasi Parameter Air Sesudah Disaring dengan Pure It ...37

Tabel 8. Nilai Sub Indeks Aksen Setiap Parameter ...41

Tabel 9. Klasifikasi Air Hujan Setelah Perhitungan WQI ...42

Tabel 10. Klasifikasi Air Hujan Sesuai SNI...42

Tabel 11. Hasil Kuisioner Oleh Responden Mahasiswa ...49

(19)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Pure It ... 22

2. Grafik nilai SIDO’ ... 22

3. Grafik Nilai SIBOD’ ... 23

4. Grafik Nilai SICOD’ ... 23

5. Grafik Nilai SIAN’... 23

6. Grafik Nilai SISS’ ... 24

7. Grafik Nilai SIpH’ ... 24

8. Diagram Alir Penelitian... 28

9. Grafik Sub Indeks Aksen DO (SIDO’) ... 38

10. Grafik Sub Indeks Aksen BOD (SIBOD’) ... 38

11. Grafik Sub Indeks Aksen COD (SICOD’) ... 39

12. Grafik Sub Indeks Aksen AN (SIAN’) ... 39

13. Grafik Sub Indeks Aksen SS (SISS’) ... 40

14. Grafik Sub Indeks Aksen pH (SIpH’) ... 40

15. Grafik curah hujan harian (2002-2006) Stasiun Pencatat Curah Hujan di Bandar Lampung ………. 44

(20)

vi

17. Grafik Perilaku Air yang Melimpas untuk Tampungan

Maksimum 0,5 m³ Pada Tahun 2002-2006 ... 46

18. Grafik Perilaku Volume Air di Tampungan untuk Tampungan

Maksimum 1 m³ Pada Tahun 2002-2006 ... 46

19. Grafik Perilaku Air yang Melimpas untuk Tampungan Maksimum

1 m³ Pada Tahun 2002-2006 ... 47

20. Grafik Tanggapan Responden Mahasiswa Mengenai Air yang

telah Disaring ... 48

21. Grafik Tanggapan Responden Pedagang Mengenai Air yang

(21)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang terletak di khatulistiwa, atau biasa disebut

zamrud khatulistiwa. Dengan letak geografisnya yang tepat berada di garis

equator, dan memiliki hutan yang cukup luas, Indonesia merupakan salah

satu negara yang memiliki hutan hujan tropis terluas di dunia. Secara

hidrologis, Indonesia memiliki 2 musim yaitu musim kemarau dan musim

hujan.

Pola curah hujan di Indonesia secara astronomis terletak diantara 6̊ LU dan

11̊ LS, dan sebagian besar berada di sekitar khatulistiwa dan memiliki curah

hujan yang cukup besar, terutama di Indonesia bagian Barat, dengan rata-rata

curah hujannya 2000-3000 mm/tahun. Semakin ke Timur curah hujannya

semakin kecil, terkecuali Maluku dan Papua.

Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan

intensitas hujan yang cukup tinggi. Potensi air hujan yang cukup besar,

tentunya dapat dimanfaatkan sebagai sumber kehidupan dan kebutuhan

(22)

2

lapangan menunjukkan bahwa di beberapa tempat air sangat sulit didapatkan

saat musim kemarau, namun di sisi lain air begitu berlimpah saat musim

penghujan, bahkan sampai menyebabkan banjir.

B. Identifikasi Masalah

Curah hujan di Indonesia merupakan peringkat ke-7 yang terbesar di dunia

sebesar 2702 mm/tahun. Walaupun mempunyai curah hujan yang cukup besar

namun pada saat musim kemarau Indonesia tetap dilanda kekeringan. Melihat

fakta tersebut bisa dikatakan pada dasarnya air hujan dapat dimanfaatkan pada

musism kemarau. Dengan melimpahnya curah hujan di Indonesia sangat

mungkin jika air hujan dimanfaatkan sebagai air domestik di rumah tangga.

Potensi pemanfaatan air hujan untuk air domestik cukup baik untuk manusia

dan lingkungan. Pemanfaatan air hujan sebagai air domestik dapat

menanggulangi kekurangan air di musim kemarau, dan kebanjiran saat musim

hujan.

Selain pemanfaatan untuk air domestik, bukan tidak mungkin jika air hujan

juga dapat dimanfaatkan sebagai air minum. Namun sebelum dimanfaatkan

sebagai air minum tentunya kita mengetahui terlebih dahulu bagaimana

kualitas air hujan tersebut. Di berbagai negara maju pengolahan air hujan ini

dikenal sebagai sistem pengolahan air hujan (SPAH). Di Indonesia riset

mengenai analisa pemanfaatan air hujan sebagai air minum belum

berkembang dengan baik karena kita belum menyadari pentingnya air hujan.

Oleh karena itu dengan menyadari potensi air hujan sebagai air domestik dan

(23)

3

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, masalah dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah kualitas air hujan secara umum di kota Bandar Lampung?

2. Apakah air hujan berpotensi untuk dipakai sebagai air minum?

3. Bagaimanakah ketersediaan air hujan apabila dipakai sebagai sumber

alternatif air minum?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini antar lain:

1. Mengetahui kualitas air hujan di kota Bandar Lampung.

2. Menghitung kapasitas daya dukung air hujan dalam menyediakan air

minum.

E. Batasan Masalah

Berikut adalah batasan masalah pada penelitian ini:

1. Sampel yang diambil dari 1 tempat, yaitu daerah kelurahan Gunung

Terang, Bandar Lampung.

2. Untuk menilai kualitas air hujan digunakan metode Water Quality Indeks

dari Malaysia.

3. Alat yang digunakan untuk penyaringan air hujan menjadi air minum

(24)

4

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Dapat mengetahui kualitas air hujan dan potensi pemanfaatannya di

kehidupan sehari-hari di Bandar Lampung.

2. Dapat mengetahui daya dukung air hujan untuk menggantikan air minum.

(25)

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kualitas Air

Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan

dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Dengan demikian kualitas air

akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh kualitas air

untuk keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air

minum.

Begitu pula dengan air bersih, air minum dan air hujan, tentunya memiliki

kesamaan, namun sangat jauh berbeda diantara ketiganya. Mulai dari

kandungan yang terdapat dalam air tersebut hingga sumber dari air itu sendiri.

Dan tentunya penggunaan dari ketiganya juga berbeda dalam kehidupan

sehari-hari.

Berdasarkan Permenkes No.416/Menkes/Per/IX/1990, yang membedakan

antara kualitas air bersih dan air minum adalah standar kualitas setiap

parameter fisik, kimia, biologis dan radiologis maksimum yang

(26)

6

B. Standar Kualitas Air Minum

Pengertian standar kualitas air minum adalah batas operasional dari kriteria

kualitas air dengan memasukkan pertimbangan non teknis, misalnya kondisi

sosial-ekonomi, target atau tingkat kualitas produksi, tingkat kesehatan yang

ada, dan teknologi yang tersedia. Pengertian air minum sendiri adalah air

yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan yang dapat diminum.

1. Standar Baku Air Minum

Standar mutu air minum atau air untuk kebutuhan rumah tangga

ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor : 01 / birhukmas / I / 1975 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan

Kualitas Air Minum. Standar baku air minum tersebut disesuaikan dengan

standar internasional yang ditetapkan WHO. Standarisasi kualitas air

tersebut bertujuan untuk memelihara, melindungi, dan meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat, terutama dalam pengolahan air atau

kegiatan usaha mengolah dan mendistribusikan air minum untuk

masyarakat umum. Dengan adanya standarisasi tersebut dapat dinilai

kelayakan pendistribusian sumber air untuk keperluan rumah tangga.

Kualitas air yang digunakan sebagai air minum sebaiknya memenuhi

persyaratan secara fisik, kimia, dan mikrobiologis.

a. Persyaratan Fisik

Air yang berkualitas baik harus memenuhi persyaratan berikut :

1. Jernih atau tidak keruh.

2. Tidak berwarna.

(27)

7

4. Tidak berbau.

5. Temperaturnya normal.

6. Tidak mengandung zat padatan.

b. Persyaratan Kimia

Kualitas air tergolong baik bila memenuhi persyaratan kimia sebagai

berikut :

1. pH normal.

2. Tidak mengandung bahan kimia beracun.

3. Tidak mengandung garam atau ion-ion logam.

4. Kesadahan rendah.

5. Tidak mengandung bahan organik.

c. Persyaratan Mikrobiologis

Persyaratan mikrobiologis yang harus dipenuhi oleh air adalah

sebagai berikut :

1. Tidak mengandung bakteri patogen, misalnya bakteri golongan

coli, salmonellatyphi, vibrio cholera, dan lain-lain. Kuman-kuman

ini mudah tersebar melalui air (transmitted by water).

2. Tidak mengandung bakteri nonpatogen, seperti actinomycetes,

(28)

8

Tabel 1.Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas

PARAMETER SATUAN KE KETERANGAN

I II III IV

FISIKA

Tempelatur o C deviasi 3 deviasi 3 deviasi

3 deviasi 5

Deviasi temperatur dari

keadaan alamiahnya Residu Terlarut mg/ L 1000 1000 1000 2000

Residu Tersuspensi

mg/L 50 50 400 400

Bagi pengolahan air minum secara

konvesional, residu tersuspensi ≤

5000 mg/ L KIMIA ANORGANIK

pH 6-9 6-9 6-9 5-9

Apabila secara alamiah di luar rentang tersebut, maka ditentukan

berdasarkan kondisi alamiah

BOD mg/L 2 3 6 12

COD mg/L 10 25 50 100

DO mg/L 6 4 3 0 Angka batas

Total Fosfat sbg P mg/L 0,2 0,2 1 5 NO 3 sebagai N mg/L 10 10 20 20

NH3-N mg/L 0,5 (-) (-) (-)

Bagi perikanan, kandungan amonia bebas untuk ikan yang

peka ≤ 0,02 mg/L sebagai

NH3

Kobalt mg/L 0,2 0,2 0,2 0

Barium mg/L 1 (-) (-) (-)

Boron mg/L 1 1 1 1

Selenium mg/L 0,01 0,05 0,05 0,05 Kadmium mg/L 0,01 0,01 0,01 0,01 Khrom (VI) mg/L 0,05 0,05 0,05 0,01 Tembaga mg/L 0,02 0,02 0,02 0,2

Bagi pengolahan air minum secara konvensional, Cu

≤ 1 mg/L

(29)

9

2. Pengolahan Air Minum

a. Pengertian dan Prinsip Pengolahan Air

Pengolahan air minum merupakan upaya untuk mendapatkan air yang

bersih dan sehat sesuai standar mutu air untuk kesehatan.

Proses pengolahan air minum merupakan proses perubahan sifat, fisik,

kimia, dan biologi air baku agar memenuhi syarat agar digunakan

sebagai air minum. Tujuan dan kegiatan pengolahan air minum antara

lain:

1. menurunkan kekeruhan.

2.mengurangi bau, rasa, dan warna.

3. menurunkan dan mematikan mikroorganisme.

4. melindungi kadar-kadar bahan yang terlarut dalam air.

5. menurunkan kesadahan.

6. memperbaiki derajat keasaman (pH).

Dengan perkembangan penduduk yang cepat dan teknologi di

perkotaan, pengolahan air khusus dilakukan oleh perusahaan air

minum (PAM). Selain mengolah air, PAM juga mendistribusikannya

ke rumah-rumah penduduk. Jika terdapat air yang kualitasnya kurang

baik perlu dilakukan pengolahan dengan teknik sederhana dan tepat

guna sesuai bahan yang ada di lokasi. Pengolahan air secara biologi

untuk mematikan potagen dapat berlangsung bersama-sama dengan

reaksi kimia dan fisika atau secara khusus dengan memberikan

(30)

10

mematikan mikroorganisme yaitu dengan cara memanaskan air

sampai 100° C.

b. Pengolahan Air Secara Fisika

Pengolahan air secara fisika yang mudah dilakukan di pedesaan

adalah penyaringan (filtrasi), pengendapan (sedimentasi), dan absorpsi.

1. Penyaringan (filtrasi)

Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan / koloid

dengan cairan. Proses penyaringan bisa merupakan proses awal

(primary treatment) atau penyaringan atau proses sebelumnya,

misalnya penyaringan dan hasil koagulasi.

2. Sedimentasi (pengendapan)

Sedimentasi merupakan proses bahan padat dari air olahan. Proses

sedimentasi dapat terjadi bila air limbah mempunyai berat jenis

lebih besar daripada air sehingga mudah tenggelam. Proses

pengendapan ada yang bisa terjadi langsung, tetapi ada pula yang

memerlukan proses pendahuluan seperti koagulasi / reaksi kimia.

Prinsip sedimentasi adalah pemisahan bagian padat dengan

memanfaatkan gaya garavitasi sehingga bagian yang padat berada

di dasar kolam pengendapan sedangkan air murni berada di atas

(31)

11

3. Absorpsi dan Adsorpsi

Absorpsi merupakan proses penyerapan bahan-bahan tertentu.

Dengan penyerapan air tersebut air menjadi jernih karena zat-zat

didalamnya diikat oleh absorben. Absorpsi umumnya

menggunakan bahan absorben dari karbon aktif. Pemakaiannya

dengan cara membubuhkan karbon aktif bubuk ke dalam air

olahan atau dengan cara menyalurkan air melalui saringan yang

medianya terbuat dari karbon aktif kasar. Adsorpsi merupakan

penangkapan atau pengikatan ion-ion bebas di dalam air oleh

adsorben. Adsorben yang umum digunakan adalah karbon aktif

karena absorpsi oleh karbon aktif untuk mengolah air olahan yang

mengadung venol dan bahan yang memiliki berat molekul tinggi.

Aplikasi absorpsi yaitu dengan cara mencampurkan absorben

dengan serbuk karbon aktif atau dengan cara menjadikan karbon

aktif sebagai media filtrasi (filtration bed).

4. Elektrodialisis

Elektrodialisis merupakan proses pemisahan ion-ion yang larut di

dalam air limbah dengan memberikan 2 kutub listrik yang

berlawanan dari arus searah (direct current, DC). Ion positif akan

bergerak ke kutub negatif (katoda) sedangkan ion negatif akan

bergerak ke kutub positif (anoda). Pada kutub positif (anoda), ion

(32)

12

yang berbentuk gas ataupun padat dan tidak larut di dalam air. Hal

ini memungkinkan terjadinya pengendapan.

c. Pengolahan Air Secara Kimia

1. Koagulasi

Koagulasi merupakan proses pengumpulan melalui reaksi kimia.

Reaksi ini dapat berjalan dengan membubuhkan zat pereaksi

(koagulan) sesuai dengan zat yang terlarut. Koagulan yang banyak

digunakan adalah kapur, tawas, atau kaporit. Pertimbangannya

karena garam-garam Ca, Fe, dan Al bersifat tidak larut dalam air

sehingga mampu mengendap bila bertemu dengan sisa-sisa baja.

2. Aerasi

Merupakan suatu sistem oksigenasi melalui penangkapan O2 dari

udara pada air olahan yang akan diproses. Pemasukan oksigen ini

bertujuan agar O2 di udara dapat bereaksi dengan kation yang ada

di dalam air olahan. Reaksi kation dan oksigen menghasilkan

oksidasi logam yang sukar larut dalam air sehingga dapat

mengendap. Proses aerasi harus diikuti oleh proses filtrasi /

pengendapan.

d. Pengolahan Air Secara Mikrobiologi

Upaya memperbaiki mikrobiologi air minum yang paling

(33)

13

Proses ini bisa dilakukan sekaligus dengan proses koagulasi ataupun

melalui praktek sederhana dengan cara mendidihkan air hingga

mencapai suhu 100° C.

C. Standar Kualitas Air Hujan

Sifat kualitas air hujan adalah bersifat lunak karena tidak mengandung

larutan garam dan zat-zat mineral. Air hujan pada umumnya bersifat lebih

bersih. Air hujan dapat bersifat korosif karena mengandung zat-zat yang

terdapat di udara seperti NH3, CO2 agresif, ataupun SO2. Adanya konsentrasi

SO2 yang tinggi di udara yang bercampur dengan air hujan akan

menyebabkan terjadinya hujan asam (acid rain).

Air hujan pada dasarnya ialah air murni atau H2O tanpa tambahan mineral,

garam, dan lainnya. Air hujan menjadi ‘terkontaminasi’ ketika tercampur

dengan zat-zat di udara dan material yang menampungnya, sehingga

pengolahannya cenderung lebih sederhana daripada air sungai. Pengolahan

air hujan bervariasi bergantung jenis/karakteristik airnya. Pengolahan yang

biasa dilakukan ialah secara fisik (dengan filtrasi) dan kimia (desinfeksi,

penambahan kaporit, tawas) (World Health Organization, 2006). Jika

diperkirakan hujan bersifat asam (acid rain), maka bisa dilakukan

pengendalian pH (derajat keasaman) dengan penambahan material basa

sehingga menjadi netral (sesuai standar).

Air hujan yang sudah diolah dan ditampung di dalam tangki dapat digunakan

untuk keperluan MCK (mandi cuci kakus), perawatan tanaman, dan kegiatan

(34)

14

keperluan air minum. Untuk lebih memastikan kualitas air yang baik dan

sehat, pengolahan dapat dilanjutkan ke ‘level’ berikutnya atau yang lebih

dikenal dengan water purifier.

Pengolahan tersebut dilakukan dengan membran berpori kecil, karbon aktif

untuk menghilangkan pestisida dan bau, pemanasan dengan ultraviolet atau

boiling (dimasak) agar bakteri dan virus mati. Water purifier ini bisa dibuat

sendiri dengan menggabungkan unit-unit instalasi pengolah dengan volume

dan kadar tertentu (sesuai arahan ahli/professional). Atau bisa juga

menggunakan water purifier set lengkap yang dirancang khusus untuk

mengolah air layak minum.

D. Hujan

Hujan adalah sebuah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi

non-cair seperti salju, batu es dan slit. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di

atas permukaan bumi. Di bumi, hujan adalah proses kondensasi uap air di

atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di

daratan. Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara

semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan

uap air ke udara. Virga adalah presipitasi yang jatuh ke bumi namun

menguap sebelum mencapai daratan, inilah satu cara penjenuhan udara.

Presipitasi terbentuk melalui tabrakan antara butir air atau kristal es

dengan awan. Butir hujan memiliki ukuran yang beragam mulai dari pepat,

(35)

15

Kelembaban yang bergerak di sepanjang zona perbedaan suhu dan

kelembaban tiga dimensi yang disebut front cuaca adalah metode utama dalam pembuatan hujan. Jika pada saat itu ada kelembaban dan gerakan ke

atas yang cukup, hujan akan jatuh dari awan konvektif (awan dengan gerakan

kuat ke atas) seperti kumulonimbus (badai petir) yang dapat terkumpul

menjadi ikatan hujan sempit. Di kawasan pegunungan, hujan deras bisa

terjadi jika aliran atas lembah meningkat di sisi atas angin permukaan pada

ketinggian yang memaksa udara lembap mengembun dan jatuh sebagai hujan

di sepanjang sisi pegunungan. Di sisi bawah angin pegunungan, iklim gurun

dapat terjadi karena udara kering yang diakibatkan aliran bawah lembah yang

mengakibatkan pemanasan dan pengeringan massa udara. Pergerakan truf

monsun, atau zona konvergensi intertropis, membawa musim hujan ke iklim

sabana. Hujan adalah sumber utama air tawar di sebagian besar daerah di

dunia, menyediakan kondisi cocok untuk keragaman ekosistem, juga air

untuk pembangkit listrik hidroelektrik dan irigasi ladang. Curah hujan

dihitung menggunakan pengukur hujan. Jumlah curah hujan dihitung secara

aktif oleh radar cuaca dan secara pasif oleh satelit cuaca.

Dampak pulau panas perkotaan mendorong peningkatan curah hujan dalam

jumlah dan intensitasnya di bawah angin perkotaan. Pemanasan global juga

mengakibatkan perubahan pola hujan di seluruh dunia, termasuk suasana

hujan di timur Amerika Utara dan suasana kering di wilayah tropis. Hujan

adalah komponen utama dalam siklus air dan penyedia utama air

tawar di planet ini. Curah hujan rata-rata tahunan global adalah

(36)

16

sistem pengelompokan iklim Köppen menggunakan curah hujan rata-rata

tahunan untuk membantu membedakan kawasan-kawasan iklim. Antarktika

adalah benua terkering di Bumi. Di daerah lain, hujan juga pernah turun

dengan kandungan metana, besi, neon, dan asam sulfur.

E. Data Curah Hujan Harian

Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar, tidak

menguap dan tidak mengalir selama periode tertentu yang diukur dengan

satuan (mm) pada luasan 1 m2. Sebagai contoh, apabila di suatu daerah data

curah hujannya 2000 mm/tahun berarti daerah tersebut selama setahun dalam

1 m2 jumlah air yang turun sebesar 2000 mm x 1 m2 yaitu sebesar 2 m3 atau

2000 liter (1 dm3 = 1 liter).

Curah hujan harian adalah jumlah curah hujan yang terjadi dalam satu hari

tertentu. Curah hujan bulanan adalah jumlah curah hujan harian dalam satu

bulan tertentu. Curah hujan tahunan adalah jumlah curah hujan bulanan

dalam satu tahun tertentu. Curah hujan harian rata-rata adalah jumlah curah

hujan bulanan di bagi jumlah hari dalam bulan tersebut. Curah hujan bulanan

rata-rata adalah jumlah curah hujan tahunan dibagi 12 (jumlah bulan).

Sementara untuk beberapa pengertian lainnya seperti dijelaskan berikut :

1. Rata-rata curah hujan bulanan : Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

bulan dengan periode minimal 10 tahun.

2. Normal curah hujan bulanan : Nilai rata-rata curah hujan masing-masing

(37)

17

3. Standar normal curah hujan bulanan : Nilai rata-rata curah hujan

masing-masing bulan selama periode tertentu.

Kriteria intensitas curah hujan :

Hujan sangat ringan : Intensitas < 5 mm dalam 24 jam

Hujan ringan : Intensitas 5 – 20 mm dalam 24 jam

Hujan sedang : Intensitas 20 – 50 mm dalam 24 jam

Hujan lebat : Intensitas 50 – 100 mm dalam 24 jam

Hujan sangat lebat : Intensitas > 100 mm dalam 24 jam

Kriteria distribusi curah hujan bulanan :

Rendah : 0 – 100 mm

Menengah : 101 – 300 mm

Tinggi : 301 – 400 mm

Sangat Tinggi : > 400 mm

[image:37.612.260.380.487.670.2]

F. Pure It

(38)

18

Pure It adalah alat yang digunakan untuk memurnikan air dengan sistem

penyaringan. Air yang di hasilkan Pure It dapat diminum langsung tanpa harus dimasak. Kelebihan dari Pure It ialah sebagai berikut :

1. Tidak memerlukan sambungan ke keran.

2. Sangat mudah digunakan, tinggal tuangkan air mentah ke dalam Pure It.

3. Kapasitas wadah atas 9 liter dan wadah transparan 9 liter.

Rata-rata kecepatan aliran yang bekerja bergantung pada kualitas air yang

dimasukkan ke dalam Pure It, dan juga tergantung pada kinerja perangkat

pembunuh kuman Pure it. Dalam sekali penyaringan, 9 liter air murni

yang dihasilkan dalam waktu satu jam. Air yang disimpan dalam wadah

Pure It dapat digunakan dalam jangka waktu 2-3 hari. Jika tidak

digunakan dalam kurun waktu tersebut, air yang tersimpan di dalam Pure

It harus dibuang.

Empat tahap pemurnian dari Pure It, yaitu :

1. Saringan serat mikro yang berfungsi membersihkan kotoran.

2. Filter karbon aktif yang berfungsi menghilangkan parasit dan pestisida

berbahaya.

3. Processor pembunuh kuman, dengan “programmed disinfection

technology” menghilangkan bakteri dan virus berbahaya yang tidak

terlihat.

(39)

19

G. Kualitas dan Kuantitas Air Hujan untuk Air Minum

1. Kualitas Air Hujan Setelah Penyaringan

Untuk mengetahui kualitas air hujan sebagai air minum digunakan alat

penyaring air Pure It. Tujuan penyaringan ialah untuk mengetahui

bagaimana kualitas air untuk digunakan sebagai air minum setelah disaring

menggunakan Pure It.

Setelah air disaring dengan menggunakan Pure It, akan didapatkan air

jernih yang kemudian akan dilakukan uji Laboratorium. Uji laboratorium

dimaksudkan untuk mendapatkan parameter air yang akan digunakan

dalam perhitungan Water Quality Indeks. 6 parameter tersebut adalah:

1. Amoniacal Nitrogen (AN).

2. Biochemical Oxygen Demand (BOD).

3. Chemical Oxygen Demand (COD).

4. Dissolved Oxygen (DO).

5. Total Suspended Solid (TSS).

6. pH.

2. Indeks Kualitas Air (Water Quality Index)

a. Indeks Kualitas Air Minum Global

Indeks kualitas air minum global terdiri dari Drink Water Quality Index

(DWQI), dan Source Water Quality Index (SWQI) yaitu hanya kriteria

kesehatan dan mikroba yang terdiri dari arsenik, boron, kadmium,

(40)

20

tinja. Dan satu lagi Acceptability Water Quality Index (AWQI), hanya

kriteria penerimaan terdiri dari Amonia, klorida, besi, pH, natrium,

sulfat, seng.

Setiap parameter yang memberikan kontribusi untuk indeks harus diukur

setidaknya 4 kali per tahun pada stasiun yang telah mengukur minimal 4

parameter per tahun.

b. Malaysian Water Quality Indeks

Perhitungan Malaysian WQI melibatkan 6 parameter air yaitu (Omar et all.,

1992): Dissolved Oxygen (DO) in % of saturation, Biological Oxygen

Demand (BOD) in mg/L, Chemical Oxygen Demand (COD) in mg/L,

Ammoniacal Nitrogen (AN) in mg/L, Suspended Solid (SS) in mg/L, and

pH.

WQI = 0.22* SIDO + 0.19*SIBOD + 0.16*SICOD + 0.15*SIAN

+ 0.16*SISS+ 0.12*SipH (1)

Dimana:

SIDO = Sub-Index DO

SIBOD = Sub-Index BOD

SICOD = Sub-Index COD

SIAN = Sub-Index NH3N

SISS = Sub-Index SS

(41)

21

Nilai untuk setiap Sub Indeks dari setiap parameter dipengaruhi dari

kondisi dari parameter itu sendiri. Kondisi dari setiap parameter

dimisalkan “x” untuk setiap nilai hasil pengujian. Rumus untuk setiap

[image:41.612.141.493.220.696.2]

kondisi tersebut ialah sebagai berikut:

Tabel 2. Rumus Untuk Setiap Kondisi Pada Parameter

Parameter Kondisi Rumus

SIDO x ≤ 8

x ≥ 92

8 < x < 92

0

100

-0.395 + 0.030x² - 0.00020x³

SIBOD x ≤ 5

x > 5

100.4 - 4.23x

108 * exp (-0.055x) - 0.1x

SICOD x ≤ 20

x > 20

-1.33x + 99.1

103*exp (-0.0157x) - 0.04x

SIAN x ≤ 0.3

0.3 < x < 4

x ≥ 4

100.5 - 105x

94*exp (-0.573x) - 5 * ׀x - 2 ׀

0

SISS x ≤ 100

100 < x < 1000

x ≥ 1000

97.5*exp (-0.00676x) + 0.05x

71*exp (-0.0061x) - 0.015x

0

SIpH x < 5.5

5.5 ≤ x < 7

7 ≤ x < 8.75

x ≥ 8.75.

17.2 - 17.2x + 5.02x²

-242 + 95.5x - 6.67x²

-181 + 82.4x -6.05x²

(42)
[image:42.612.160.504.117.282.2]

22

Tabel 3. DOE Water Quality Classification Based On Water Quality Index

SUB INDEX & WATER QUALITY INDEX

INDEX RANGE

CLEAN SLIGHTLY

POLLUTED POLLUTED

Biochemical Oxygen

Demand (BOD)

91 – 100 80 - 90 0 – 79

Ammoniacal Nitrogen

(NH3-N)

92 – 100 71 - 91 0 – 70

Suspended Solids (SS) 76 – 100 70 - 75 0 – 69

Water Quality Index (WQI) 81 – 100 60 - 80 0 – 59

Perhitungan dengan menggunakan grafik ialah metode lain untuk

mengetahui nilai kualitas air. Berikut ialah grafik untuk setiap parameter.

[image:42.612.195.439.383.560.2]
(43)
[image:43.612.203.438.81.250.2]

23

[image:43.612.194.433.86.683.2]

Gambar 3. Grafik Nilai SIBOD’

Gambar 4. Grafik Nilai SICOD’

[image:43.612.200.436.472.664.2]
(44)
[image:44.612.196.441.70.479.2]

24

Gambar 6. Grafik Nilai SISS’

Gambar 7. Grafik Nilai SIpH’

Setelah menggunakan grafik, didapatkan nilai sub-indeks aksen untuk

setiap parameter, dan didapatkanlah rumus sebagai berikut :

[image:44.612.203.440.91.284.2]
(45)
[image:45.612.157.500.149.446.2]

25

Tabel 4. DOE Water Quality Index Classification

PARAMETER UNIT

CLASS

I II III IV V

Ammoniacal Nitrogen

mg/l < 0.1 0.1 - 0.3 0.3 - 0.9 0.9 - 2.7 > 2.7 Biochemical Oxygen Demand

mg/l < 1 1 – 3 3 - 6 6 - 12 > 12

Chemical Oxygen Demand

mg/l < 10 10 – 25 25 - 50 50 - 100

> 100

Dissolved Oxygen

mg/l > 7 5 – 7 3 - 5 1 - 3 < 1

pH - > 7 6 – 7 5 - 6 < 5 > 5

Total Suspenbed Solid

mg/l < 25 25 – 50 50 - 150

150 - 300

> 300

Water Quality

Index (WQI)

[image:45.612.159.505.442.670.2]

- < 92.7 76.5 - 92.7 51.9 - 76.5 31.0 - 51.9 > 31.0

Tabel 5. Water Classes And Uses

CLASS USES

Class I Conservation of natural environment.

Water Supply I - Practically no treatment

necessary.

Fishery I - Very sensitive aquatic species.

Class IIA Water Supply II - Conventional treatment. Fishery II - Sensitive aquatic species.

Class IIB Recreational use body contact.

Class III Water Supply III - Extensive treatment required.

Fishery III - Common,of economic value and

tolerant species;livestock drinking.

Class IV Irrigation

(46)

26

3. Kuantitas Air Hujan

a.Perhitungan Debit Tampungan Air Hujan

Perhitungan debit air dilakukan untuk mengetahui besarnya debit air

yang diperoleh dari air hujan, sehingga dapat diketahui volume air

yang diperoleh untuk masing-masing tipe rumah atau luas areal

tangkapan. Perhitungan debit juga dilakukan untuk mengetahui

seberapa besar kapasitas daya dukung air hujan untuk menggantikan

air minum.

Debit air pada tampungan menggunakan rumus:

Q Tampungan = Q Inflow – Q Outflow (3)

di mana:

Q Tampungan = Debit air hujan di dalam tampungan (m³/hari)

Q Inflow = Debit air hujan yang masuk ke dalam tampungan

(m³/hari)

Q Outflow = Debit air hujan yang digunakan (m³/hari)

b. Perhitungan Kapasitas Tampungan Efektif

Perhitungan kapasitas efektif tampungan dilakukan untuk

mendapatkan dimensi yang sesuai sehingga tidak terjadi limpasan

akibat inflow dan tidak terjadi kekosongan akibat outflow. Bentuk

penampang tampungan bisa berbeda-beda sesuai lokasi dan

keberadaan tampungan. Apabila bentuk penampang yang digunakan

adalah penampang berbentuk kotak, rumus yang digunakan adalah

(47)

27

V = P x L x T (4)

di mana:

V = Volume tampungan (m³)

P = Panjang (m)

L = Lebar (m)

T = Tinggi (m)

c. Inflow (masukan)

Inflow (masukan) adalah volume air hujan yang ditampung dari

beberapa rumah di perumahan yang dipilih sebagai pengumpul air

hujan. Rumus untuk memperoleh inflow tersebut adalah sebagai

berikut (Rahman and Yusuf, 2000)

Q Inflow = k x f x R x A (5) di mana:

Q Inflow = Debit air hujan yang masuk ke dalam tampungan

(m3/hari)

k = Faktor konversi (k = 1.10ˉ³)

f = Koefisien limpasan (f = 0,75 – 0,9)

R = Curah hujan yang terjadi selama satu hari (mm)

A = Luas atap rumah/luas tangkapan (m²)

d. Outflow (pengeluran)

Outflow (pengeluaran) adalah volume air yang terpakai oleh

(48)

28

mandi, cuci dan sanitasi. Besarnya outflow yang direncanakan

ditentukan dengan rumus:

Q Outflow = J x K (6)

di mana:

Q Outflow = Debit air hujan yang terpakai (m³)

J = Jumlah pemanfaat (orang)

(49)

29

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Umum

Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan

literatur baik berupa buku – buku, artikel, jurnal – jurnal dan penelitian

tentang hidrologi dan pemanenan air hujan yang dapat memberikan informasi

tentang pemanenan hujan dan potensinya untuk menjadi kebutuhan air

domestik dan air minum. Setelah itu baru dilakukan pengumpulan sampel air

hujan yang kemudian akan dibawa ke laboratorium. Data hasil dari uji

laboratorium kemudian akan digunakan untuk dilakukan perhitungan kualitas

air hujan yang diperlukan dalam penelitian.

Sesuai dengan batasan masalah, penelitian dan pengumpulan data dilakukan di

kota Bandar Lampung. Pada penelitian ini cukup diambil satu sampel air

hujan. Survei dilakukan pada musim hujan, dan tidak tergantung jam. Sampel

air hujan yang telah ditampung dan disaring kemudian akan dibawa ke

(50)

30

B. Studi Literatur

Studi literatur yaitu metode dengan mengumpulkan, mengidentifikasi serta

mengetahui sistem kerja yang dapat digunakan mengenai teori-teori yang

berkaitan dengan pokok permasalahan. Metode ini dilakukan dengan

mempelajari literatur yang berkaitan dengan objek studi yang diperoleh dari

literatur-literatur seperti buku, bahan kuliah, media internet, jurnal dan media

lainnya sehingga hasil yang didapatkan bersifat ilmiah.

C. Pengumpulan Data Curah Hujan

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data terhadap curah hujan, untuk

mengetahui seberapa besar intensitas curah hujan di daerah kota Bandar

Lampung. Data curah hujan didapatkan dari Dinas Pekerjaan Umum atau

Badan Metereologi dan geofisika (BMKG) Provinsi Lampung. Data curah

hujan ini kemudian digunakan untuk mendapatkan data curah hujan harian.

D. Penampungan Sampel Air Hujan

Sampel air hujan diambil secara acak di salah satu tempat di kota Bandar

Lampung. Pada penelitian ini, peneliti mengambil tempat di Kelurahan

Gunung Terang, Kecamatan Langkapura, Kota Bandar Lampung. Sampel

diambil dengan menadahkan air hujan langsung tanpa melewati talang atau

atap dengan menggunakan baskom atau ember. Sampel air diambil sebanyak

5 liter, kemudian dimasukkan dalam wadah derigen. Setelah sampel

didapatkan, barulah sampel akan dibawa ke laboratorium untuk dilakukan uji

(51)

31

E. Uji Laboratorium

Uji laboratorium dilakukan setelah didapatkan sampel air hujan pada area

yang telah di tentukan. Laboratorium yang dipakai pada penelitian ini adalah

laboratorium Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandar

Lampung. Sampel yang dibawa merupakan air hujan yang ditadah dan

disaring satu hari sebelumnya, dan diambil untuk pengujian yaitu sebanyak

600 ml. Uji laboratorium memakan waktu selama satu minggu, yang

dimaksudkan untuk mendapatkan nilai dari enam parameter yaitu, Dissolved

Oxygen (DO), Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen

Demand (COD, Ammoniacal Nitrogen (AN), Suspended Solid (SS), and pH.

Uji laboratorium dimaksudkan untuk mendapatkan data terkait kualitas air

hujan yang kemudian dilanjutkan perhitungan Water Quality Indeks.

F. Perhitungan Water Quality Indeks

Setelah didapatkan data yang diperlukan, kemudian dilakukan perhitungan.

Dalam penelitian ini perhitungan kualitas air digunakan metode Malaysian

Water Quality Indeks dengan perhitungan grafik. Perhitungan Malaysian

WQI melibatkan 6 parameter air yaitu (Omar et all., 1992): Dissolved Oxygen

(DO) dalam persen (%), Biological Oxygen Demand (BOD) dalam mg/L,

Chemical Oxygen Demand (COD) dalam mg/L, Ammoniacal Nitrogen (AN)

dalam mg/L, Suspended Solid (SS) dalam mg/L, and pH. Setelah didapatkan

nilai WQI, kita dapat mengetahui kualitas sampel air hujan yang telah kita

(52)

32

G. Simulasi Air Hujan Untuk Air Minum

Pada tahap ini, akan dilakukan perhitungan volume dengan menggunakan

data curah hujan yang ada dan data penunjang lainnya, seperti data luasan

rumah, jumlah orang dan pemakaian air minum dalam satu rumah tersebut.

Kemudian dilakukan perhitungan volume tampungan air hujan dalam satu

bulan. Volume tampungan yang dipakai dalam simulasi ini adalah 0,5 m³ dan

1 m³. setelah dilakukan perhitungan volume tampungan air, dilakukan juga

volume pemakaian air minum dalam satu rumah dengan menggunakan data

yang ada. Dari kedua hasil perhitungan tadi dibuat grafik yang

memperlihatkan pemenuhan kebutuhan air minum dengan air hujan.

H. Data Kuisioner

Penyebaran kuisioner dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana penilaian

masyarakat umum, mengenai rasa, warna, dan bau dari air hujan yang telah

disaring. Dari kuisioner juga sekaligus untuk mengetahui seberapa besar

keinginan masyarakat untuk mengganti air minum yang biasa dipakai di

(53)

33

[image:53.612.133.505.130.688.2]

Flowchart Proses Analisis Penelitian ini :

Gambar 8. Diagram Alir Penelitian STUDI

LITERATUR

PENGUMPULAN DATA CURAH HUJAN

KESIMPULAN dan SARAN

MULAI

PENGUMPULAN SAMPEL AIR HUJAN

UJI LABORATORIUM PERHITUNGAN WATER QUALITY INDEKS DATA KUALITAS AIR HUJAN WATER QUALITY INDEKS SIMULASI AIR HUJAN

UNTUK DIMINUM

SELESAI

(54)

52

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa data yang sudah dilakukan, dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Air hujan yang telah disaring dengan Pure It menunjukkan kualitas yang

cukup baik, dan tidak berbeda jauh dengan air minum pada umumnya,

terutama pada kualitas air dari 6 parameter.

2. Hasil perhitungan Water Quality Indeks untuk air hujan yang telah

disaring Pure It sebesar 82,3.

3. Nilai Water Quality Indeks untuk air hujan yang telah disaring

menunjukkan kelas II, yang artinya air hujan dapat diminum dan dapat

dijadikan cadangan air minum.

4. Data hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa nilai kualitas air hujan

yang telah disaring sesuai dan dapat dipakai untuk air minum sesuai SNI.

5. Data hasil kuesioner menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat dapat

(55)

53

kuisioner, responden menyatakan bahwa air hujan yang telah disaring

dengan Pure It mempunyai bau, rasa, dan warna yang sama dengan air minum pada umumnya.

6. Jumlah sampel yang diambil untuk kuisioner berjumlah 100 responden,

terdiri dari 50 orang mahasiswa dan 50 orang pedagang. Hasil kuisioner

menunjukkan bahwa 36 orang atau 72% untuk kelompok mahasiswa, dan

21 orang atau 52% untuk kelompok pedagang menyatakan mau untuk

mengganti air minumnya dengan air hujan yang telah disaring dengan

Pure It.

7. Dari hasil simulasi daya dukung air hujan dalam penyediaan air untuk air

minum, diketahui bahwa curah hujan yang jatuh apabila ditampung dalam

tampungan dengan volume 1 m³ dapat menjamin ketersediaan air minum

sepanjang tahun untuk keluarga kecil, sedangkan tampungan dengan

volume 0,5 m³ tidak memenuhi karena terjadi kekosongan air

ditampungan di akhir tahun ke-2.

B. SARAN

1. Perlu dilakukan studi lanjutan mengenai kualitas air hujan dan potensinya

untuk air minum sehari-hari, sehingga dapat benar-benar direalisasikan

untuk kebutuhan air minum sehari-hari.

2. Perlu dilakukan sosialisasi lebih rutin dan meluas, sehingga masyarakat

(56)

54

3. Masyarakat agar dapat lebih memaksimalkan air tampungan dirumah, atau

membuat tampungan air hujan bagi yang belum ada untuk menampung air

(57)

DAFTAR PUSTAKA

Alkarami, 2012.

Hujan, Sumber Air Minum Masa Depan.

http://alkarami.wordpress.com/2012/12/28/hujan-sumber-air-minum-masa-depan/

Departemen Kesehatan (Depkes). (2010),

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tanggal

14 Desember 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

.

Dyah Agustiningsih, Setia Budi Sasongko, dan Sudarno. 2013.

Analisis Kualitas Air dan Strategi

Pengendalian Pencemaran Air Sungai Blukar Kabupaten Kendal

. Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro.

Gatot Eko Susilo and Rina Febrina. 2011.

The Simplification of Doe Water Quality Index

Calculation Procedures Using Graphical Analysis.

Harto, Sri Br. 1993.

Analiis Hidrologi

. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Nurayni. 2013.

Desain Instalasi Rain Water Harvesting (RWH) di Daerah Pantai Kota Bandar

Lampung.

Tugas Akhir S1, Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung.

Universitas Lampung. 2012.

Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung

. UPT

Percetakan Universitas Lampung. Bandar Lampung.

http://id.wikipedia.org/wiki/Hujan

http://www.hydro.co.id/knowledge/standar-kualitas-air-minum/

http://www.ilmuku.com/file.php/1/Simulasi/mp_214/materi2.html

Gambar

Tabel 1. Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas
Gambar 1. Pure It
Tabel 2. Rumus Untuk Setiap Kondisi Pada Parameter
Tabel 3. DOE Water Quality Classification Based On Water Quality  Index
+5

Referensi

Dokumen terkait

Inovasi penelitian yang disampaikan dalam konferensi ini meliputi: perbaikan infrastruktur irigasi, kontrak sosial dan tata kelola air minum, penyediaan air dan sanitasi

disingkat DAM adalah usaha yang melakukan proses pengolahan air baku. menjadiair minum dalam bentuk curah dan menjual langsung

Sistem RWH menggunakan rangkaian talang yang dipasang pada sisi atap bangunan tempat air hujan jatuh dan terkumpul kemudian dialirkan melalui pipa PVC ke dalam bak

Kualitas produk air minum kemasan AISO sudah sangat memuaskan, Prioritas upaya yang dilakukan perusahaan dalam upaya peningkatan kualitas produk air minum kemasan AISO berdasarkan

Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa Praktik jual beli air minum isi ulang dalam kemasan yang terjadi di depot air minum isi ulang Kelurahan Korpri Raya

Dengan menggunakan metode panen hujan, air hujan yang jatuh pada luasan atap gedung di kawasan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara dan tertahan di dalam wadah penampung

Keberadaan Escherichia coli dan bakteri koliform dalam air minum isi ulang dapat disebabkan karena beberapa faktor, seperti sumber air baku yang digunakan tercemar,

Koefisien air larian yang adalah perbandingan antara volume debit aliran dengan volume curah hujan yang jatuh masuk ke dalam Sub-DAS, Sungai Cimulu lebih besar