Oleh
M. Hakiem S.P.
Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan intensitas
hujan yang cukup tinggi. Potensi air hujan yang cukup besar, tentunya dapat
dimanfaatkan sebagai sumber kehidupan dan kebutuhan sehari-hari, misalnya untuk
minum dan kebutuhan lainnya. Potensi pemanfaatan air hujan untuk air domestik
cukup baik untuk manusia dan lingkungan. Pemanfaatan air hujan sebagai air
domestik dapat menanggulangi kekurangan air di musim kemarau, dan kebanjiran
saat musim hujan.
penelitian dan pengumpulan data dilakukan di kota Bandar Lampung. Sampel air
hujan diambil secara acak di salah satu tempat di kota Bandar Lampung, di Kelurahan
Gunung Terang, Kecamatan Langkapura.
Hasil perhitungan Water Quality Indeks untuk air hujan yang telah disaring Pure It
sebesar 82,3, menunjukkan kelas II, yang artinya air hujan dapat diminum dan dapat
dijadikan cadangan air minum. Jumlah sampel yang diambil untuk kuisioner
berjumlah 100 responden, terdiri dari 50 orang mahasiswa dan 50 orang pedagang.
Hasil kuisioner menunjukkan bahwa 36 orang atau 72% untuk kelompok mahasiswa,
dan 21 orang atau 52% untuk kelompok pedagang menyatakan mau untuk mengganti
air minumnya dengan air hujan yang telah disaring dengan
Pure It
. Dari hasil
simulasi daya dukung air hujan dalam penyediaan air untuk air minum, diketahui
bahwa curah hujan yang jatuh apabila ditampung dalam tampungan dengan volume 1
m³ dapat menjamin ketersediaan air minum sepanjang tahun untuk keluarga kecil,
sedangkan tampungan dengan volume 0,5 m³ tidak memenuhi karena terjadi
kekosongan air ditampungan di akhir tahun ke-2.
ABSTRACT
RESEARCH OF RAIN WATER QUALITY AND POTENTIAL FOR DRINKING WATER IN
BANDAR LAMPUNG THROUGH WATER QUALITY INDEX METHOD
By
M. Hakiem SP
Lampung Province is one of the provinces in Indonesia with rainfall intensity is high enough. The larg
e potential rainwater, of course, can be used as a source of life and day-to-day needs, such as for drinki
ng and other needs. The potential use of rainwater for domestic water is good enough for humans and t
he environment. Utilization of rainwater as domestic water can overcome the shortage of water in the d
ry season, and flooded during the rainy season.
Research and data collection were conducted in the city of Bandar Lampung. Rainwater samples taken
randomly in one place in the city of Bandar Lampung, in the Village of Gunung Terang, District Lang
kapura.
Calculated result of Water Quality Index for rain water that has been filtered Pure It was 82.3, indicati
ng class II, which means that rain water can be made potable and drinking water supplies. The number
of samples taken of the 100 respondents to the questionnaire, consisting of 50 students and 50 traders.
The results of the questionnaire showed that 36 people or 72% for a group of students, and 21 or 52% f
or the group of traders were willing to replace drinking water with rain water that has been filtered wit
h Pure It. From the simulation results of the rainwater carrying capacity in the provision of water for dr
inking water, it is known that the precipitation that falls when stored in a bin with a volume of 1 m³ ca
n guarantee the availability of drinking water throughout the year for a small family, while the reservoi
r with a volume of 0.5 m³ not meet because water vacancy occurs in the end of year 2.
DENGAN METODE
WATER QUALITY INDEKS
Oleh
M. HAKIEM SEDO PUTRA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA TEKNIK
Pada
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Palembang pada tanggal 16 februari 1992.
Merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan
Bapak M. Faizal Zulkarnain dan Ibu Nur Dewi Anggraini.
Penulis memulai jenjang pendidikan dari Taman Kanak – Kanak Tut Wuri
Handayani Bandar Lampung pada tahun 1996, pada tahun 1997 memasuki
sekolah dasar di SD Negeri 2 Gunung Terang. Kemudian pada tahun 2003
melanjutkan jenjang pendidikan di SMP Negeri 10 Bandar Lampung, dan SMA
Negeri 3 Palembang pada tahun 2006 dan lulus pada tahun 2009.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil,
Universitas Lampung melalui jalur Ujian Mandiri Lokal (UML) pada tahun 2009.
Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa
Teknik Sipil Universitas Lampung (HIMATEKS UNILA) 2009.
Ku per sem b a h k a n k a r ya k eci l sed er h a n a i n i u n t u k
m ew a k i l i
pen g a b d i a n k u k epa d a k ed u a o r a n g t u a k u M .
Fa i z a l Zu l k a r n a i n
d a n Nu r D ew i A n g g r a i n i
At a s ja sa m er ek a ya n g t el a h m em b esa r k a n , m em b er i k a n
k a si h sa ya n g , per h a t i a n d a n sem a n g a t ser t a m en d o a k a n
a k u d i set i a p
l a n g k a h per ja l a n a n h i d u pk u
M esk i pu n k a r ya i n i t a k seb a n d i n g d en g a n a pa ya n g
t el a h m er ek a
l a k u k a n u n t u k k u
Ayu k , k a k a k , ser t a a d i k k u t er ci n t a H en d i Wa r l i k a S.T.,
M .Sc., Wh i t a A yu M a r d i a S.Pd ., M .Pd ., M . H i k m a h Sed o
Pu t r a , ser t a k el u a r g a b esa ya n g sel a l u m em b er i
d u k u n g a n d a n b er h a r a p d em i k eb er h a si l a n k u
d a n
A l m a m a t er k u t er ci n t a Tek n i k Si pi l a n g k a t a n 2 0 0 9 ,
MOTO
“ Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan..”
“Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan..”
(QS. A l Insyirah : 5-6)
“Quiet People Have The Loudest Minds”
(Stephen Hawking)
“Kita bisa mendapatkan semuanya, hanya saja kita tidak bisa
Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah
Subhana Wa Ta’ala yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga skripsi dengan judul
“PENELITIAN KUALITAS DAN POTENSI
AIR HUJAN UNTUK AIR MINUM DI KOTA BANDAR LAMPUNG
DENGAN METODE
WATER QUALITY INDEKS
”
. Skripsi ini disusun sebagai
salah satu syarat akademis untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik pada Fakultas
Teknik Universitas Lampung.
Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan yang datang
baik dari dalam ataupun luar diri penulis. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
pada penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh sebab itu
penulis memohon maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak.
Penulisan skripsi ini juga tidak lepas dari bimbingan dan bantuan serta arahan dari
berbagai pihak, oleh karena itu Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Suharno, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas
Lampung
kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4.
Bapak Ir. Mariyanto, M.T., selaku Dosen Pembimbing Kedua atas bimbingan
dan pengarahannya yang sangat berharga dalam proses penyelesaian skripsi
ini.
5.
Bapak Dr. Dyah Indriana K., S.T., M.Sc., selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan kritikan dan masukan yang luar biasa untuk menyempurnakan
skripsi ini.
6.
Bapak Ir. Priyo Pratomo, M.T., selaku Pembimbing Akademik (PA).
7. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Sipil yang telah mengajar dan memberikan
ilmu yang bermanfaat.
8. Papaku tercinta M.Faizal Zulkarnain, mamaku tesayang Nur Dewi Anggraini
yang selalu memberikan dukungan moril maupun materiil, serta tak
henti-hentinya berdoa demi kelancaran penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Ayuk dan Kakakku tercinta dan yang selalu ku banggakan, dan adikku, Whita
Ayu Mardia dan Hendi Warlika Sedo Putra, M. Hikmah S.P., yang selalu
memberikan dukungan serta semangatnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
10. Teman - teman seperjuangan, Mutiara Ayu, M.Ichsan, Arlina Phelia, Dwi
Meyta Sari, Ade Achmad Al-Fath CA., Yesti F., Andra K., M.Rizky ismail,
Budi Raharjo, yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Serta kakak - adik dan rekan – rekan teknik sipil, yang telah banyak
kasih banyak semoga kita semua tetap kompak dan sukses selalu.
12. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yan telah banyak
membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan,
oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan .
Akhir kata semoga Allah SWT membalas semua kebaikan semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini dan semoga laporan skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Bandar Lampung, Agustus 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR NOTASI ... viii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 2
C. Rumusan Masalah ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 3
E. Batasan Masalah ... 3
F. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kualitas Air ... 5
B. Standar Kualitas Air Minum ... 6
1. Standar Baku Air Minum ... 4
2. Pengolahan Air Minum ... 9
a. Pengertian dan Prinsip Pengolahan Air ... 9
b. Pengolahan Air Secara Fisika ... 10
c. Pengolahan Air Secara Kimia ... 12
d. Pengolahan Air Secara Mikrobiologi ... 13
C. Standar Kualitas Air Hujan ... 13
D. Hujan ... 14
E. Data Curah Hujan Harian ... 16
F. Pureit ... 17
G. Kualitas dan Kuantitas Air Hujan untuk Air Minum ... 19
1. Kualitas Air Hujan Setelah Penyaringan ... 19
2. Indeks Kualitas Air (
Water Quality Index
) ... 19
a. Indeks kualitas air minum global ... 19
b.
Malaysian Water Quality Indeks
... 20
3. Kuantitas Air Hujan ... 26
a.
Perhitungan debit tampungan air hujan ... 26
b. Perhitungan kapasitas tampungan efektif ... 26
c
. Inflow
(masukan) ... 27
B. Studi Literatur ... 30
C. Pengumpulan Data Curah Hujan ... 30
D. Penampungan Sampel Air Hujan ... 30
E. Uji Laboratorium ... 31
F. Perhitungan
Water Quality Indeks
... 31
G. Simulasi Air Hujan Untuk Air Minum ... 32
H. Data Kuisioner ... 32
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Umum ... 35
B. Analisa Kualitas Air Hujan dengan Metode Water Quality
Indeks ... 35
C. Menghitung Kapasitas Daya Dukung Air Hujan Untuk Air
Minum ... 43
1. Jumlah Kebutuhan Air Minum Rumah Tangga ... 43
2. Simulasi Daya Dukung Pemanenan Air Hujan Terhadap
Penyediaan Air Minum ... 43
a. Data Curah Hujan ... 44
b. Hasil Simulasi Daya Dukung Pemanenan Air Hujan
Terhadap Penyediaan Air Domestik ... 44
A. Kesimpulan ... 52
B. Saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A (Data Curah Hujan 2002-2006)
LAMPIRAN B (Hasil Simulasi Tampungan)
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
Tabel 1.
Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas ...8
Tabel 2.
Rumus Untuk Setiap Kondisi Pada Parameter ...21
Tabel 3. DOE Water Quality Classification Based On Water Quality
Index ...22
Tabel 4. ... DOE Water Quality Index Classification ...25
Tabel 5. Water Classes And Uses ...25
Tabel 6. Hasil analisis laboratorium untuk kualitas sampel air hujan ...36
Tabel 7. Klasifikasi Parameter Air Sesudah Disaring dengan
Pure It ...
37
Tabel 8. Nilai Sub Indeks Aksen Setiap Parameter ...41
Tabel 9. Klasifikasi Air Hujan Setelah Perhitungan WQI ...42
Tabel 10. Klasifikasi Air Hujan Sesuai SNI...42
Tabel 11. Hasil Kuisioner Oleh Responden Mahasiswa ...49
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1.
Pure It
... 22
2. Grafik nilai SIDO’ ... 22
3. Grafik Nilai SIBOD’ ... 23
4. Grafik Nilai SICOD’ ... 23
5. Grafik Nilai SIAN’... 23
6. Grafik Nilai SISS’ ... 24
7. Grafik Nilai SIpH’ ... 24
8. Diagram Alir Penelitian... 28
9. Grafik Sub Indeks Aksen DO (SIDO’) ... 38
10. Grafik Sub Indeks Aksen BOD (SIBOD’) ... 38
11. Grafik Sub Indeks Aksen COD (SICOD’) ... 39
12. Grafik Sub Indeks Aksen AN (SIAN’) ... 39
13. Grafik Sub Indeks Aksen SS (SISS’) ... 40
14. Grafik Sub Indeks Aksen pH (SIpH’) ... 40
15. Grafik curah hujan harian (2002-2006) Stasiun Pencatat Curah
Hujan di Bandar Lampung ……….
44
17. Grafik Perilaku Air yang Melimpas untuk Tampungan
Maksimum 0,5 m³ Pada Tahun 2002-2006 ... 46
18. Grafik Perilaku Volume Air di Tampungan untuk Tampungan
Maksimum 1 m³ Pada Tahun 2002-2006 ... 46
19. Grafik Perilaku Air yang Melimpas untuk Tampungan Maksimum
1 m³ Pada Tahun 2002-2006 ... 47
20. Grafik Tanggapan Responden Mahasiswa Mengenai Air yang
telah Disaring ... 48
21. Grafik Tanggapan Responden Pedagang Mengenai Air yang
DAFTAR NOTASI
A
= Luas atap rumah/luas tangkapan (m²)
f
= Koefisien limpasan (f = 0,75 – 0,9)
J
= Jumlah pemanfaat (orang)
k
= Faktor konversi (k = 1.10
ˉ
³)
K
= Konsumsi air per hari (m³)
L
= Lebar tampungan (m)
P
= Panjang tampungan (m)
Q Tampungan = Debit air hujan di dalam tampungan (m³/hari)
Q
Inflow
= Debit air hujan yang masuk ke dalam tampungan (m³/hari)
Q
Outflow
= Debit air hujan yang digunakan (m³/hari)
R
= Curah hujan yang terjadi selama satu hari (mm)
T
= Tinggi tampungan (m)
V
= Volume tampungan (m³)
WQI
=
Water Quality Indeks
SIDO
= Sub-Indeks
Dissolved Oxygen
SIBOD
= Sub-Indeks
Biochemical Oxygen Demand
SIpH
= Sub-Indeks pH
SIDO’
= Sub-Indeks
Dissolved Oxygen
aksen
SIBOD’
= Sub-Indeks
Biochemical Oxygen Demand
aksen
SICOD’
= Sub-Indeks
Chemical Oxygen Demand
aksen
SISS’
= Sub-Indeks
Suspended Solid
aksen
SIpH’
= Sub-Indeks pH aksen
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang terletak di khatulistiwa, atau biasa disebut
zamrud khatulistiwa. Dengan letak geografisnya yang tepat berada di garis
equator, dan memiliki hutan yang cukup luas, Indonesia merupakan salah
satu negara yang memiliki hutan hujan tropis terluas di dunia. Secara
hidrologis, Indonesia memiliki 2 musim yaitu musim kemarau dan musim
hujan.
Pola curah hujan di Indonesia secara astronomis terletak diantara
6̊
LU dan
11̊
LS, dan sebagian besar berada di sekitar khatulistiwa dan memiliki curah
hujan yang cukup besar, terutama di Indonesia bagian Barat, dengan rata-rata
curah hujannya 2000-3000 mm/tahun. Semakin ke Timur curah hujannya
semakin kecil, terkecuali Maluku dan Papua.
lapangan menunjukkan bahwa di beberapa tempat air sangat sulit didapatkan
saat musim kemarau, namun di sisi lain air begitu berlimpah saat musim
penghujan, bahkan sampai menyebabkan banjir.
B. Identifikasi Masalah
Curah hujan di Indonesia merupakan peringkat ke-7 yang terbesar di dunia
sebesar 2702 mm/tahun. Walaupun mempunyai curah hujan yang cukup besar
namun pada saat musim kemarau Indonesia tetap dilanda kekeringan. Melihat
fakta tersebut bisa dikatakan pada dasarnya air hujan dapat dimanfaatkan pada
musism kemarau. Dengan melimpahnya curah hujan di Indonesia sangat
mungkin jika air hujan dimanfaatkan sebagai air domestik di rumah tangga.
Potensi pemanfaatan air hujan untuk air domestik cukup baik untuk manusia
dan lingkungan. Pemanfaatan air hujan sebagai air domestik dapat
menanggulangi kekurangan air di musim kemarau, dan kebanjiran saat musim
hujan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, masalah dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah kualitas air hujan secara umum di kota Bandar Lampung?
2. Apakah air hujan berpotensi untuk dipakai sebagai air minum?
3. Bagaimanakah ketersediaan air hujan apabila dipakai sebagai sumber
alternatif air minum?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini antar lain:
1.
Mengetahui kualitas air hujan di kota Bandar Lampung.
2.
Menghitung kapasitas daya dukung air hujan dalam menyediakan air
minum.
E. Batasan Masalah
Berikut adalah batasan masalah pada penelitian ini:
1.
Sampel yang diambil dari 1 tempat, yaitu daerah kelurahan Gunung
Terang, Bandar Lampung
.
2.
Untuk menilai kualitas air hujan digunakan metode
Water Quality Indeks
dari Malaysia.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1.
Dapat mengetahui kualitas air hujan dan potensi pemanfaatannya di
kehidupan sehari-hari di Bandar Lampung.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Kualitas Air
Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan
dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Dengan demikian kualitas air
akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh kualitas air
untuk keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air
minum.
Begitu pula dengan air bersih, air minum dan air hujan, tentunya memiliki
kesamaan, namun sangat jauh berbeda diantara ketiganya. Mulai dari
kandungan yang terdapat dalam air tersebut hingga sumber dari air itu sendiri.
Dan tentunya penggunaan dari ketiganya juga berbeda dalam kehidupan
sehari-hari.
B.
Standar Kualitas Air Minum
Pengertian standar kualitas air minum adalah batas operasional dari kriteria
kualitas air dengan memasukkan pertimbangan non teknis, misalnya kondisi
sosial-ekonomi, target atau tingkat kualitas produksi, tingkat kesehatan yang
ada, dan teknologi yang tersedia. Pengertian air minum sendiri adalah air
yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan yang dapat diminum.
1.
Standar Baku Air Minum
Standar mutu air minum atau air untuk kebutuhan rumah tangga
ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor : 01 / birhukmas / I / 1975 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan
Kualitas Air Minum. Standar baku air minum tersebut disesuaikan dengan
standar internasional yang ditetapkan WHO. Standarisasi kualitas air
tersebut bertujuan untuk memelihara, melindungi, dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, terutama dalam pengolahan air atau
kegiatan usaha mengolah dan mendistribusikan air minum untuk
masyarakat umum. Dengan adanya standarisasi tersebut dapat dinilai
kelayakan pendistribusian sumber air untuk keperluan rumah tangga.
Kualitas air yang digunakan sebagai air minum sebaiknya memenuhi
persyaratan secara fisik, kimia, dan mikrobiologis.
a.
Persyaratan Fisik
Air yang berkualitas baik harus memenuhi persyaratan berikut :
1.
Jernih atau tidak keruh.
4.
Tidak berbau.
5.
Temperaturnya normal.
6.
Tidak mengandung zat padatan.
b.
Persyaratan Kimia
Kualitas air tergolong baik bila memenuhi persyaratan kimia sebagai
berikut :
1.
pH normal.
2.
Tidak mengandung bahan kimia beracun.
3.
Tidak mengandung garam atau ion-ion logam.
4.
Kesadahan rendah.
5.
Tidak mengandung bahan organik.
c.
Persyaratan Mikrobiologis
Persyaratan mikrobiologis yang harus dipenuhi oleh air adalah
sebagai berikut :
1.
Tidak mengandung bakteri patogen, misalnya bakteri golongan
coli
,
salmonellatyphi
,
vibrio cholera
, dan lain-lain. Kuman-kuman
ini mudah tersebar melalui air (
transmitted by water
).
2.
Tidak mengandung bakteri nonpatogen, seperti
actinomycetes
,
Tabel 1.
Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas
PARAMETER
SATUAN
KE
KETERANGAN
I
II
III
IV
FISIKA
Tempelatur
o
C
deviasi
3
deviasi
3
deviasi
3
deviasi 5
Deviasi
temperatur dari
keadaan
alamiahnya
Residu Terlarut
mg/ L
1000
1000
1000
2000
Residu
Tersuspensi
mg/L
50
50
400
400
Bagi pengolahan
air minum secara
konvesional,
residu
tersuspensi ≤
5000 mg/ L
KIMIA ANORGANIK
pH
6-9
6-9
6-9
5-9
Apabila secara
alamiah di luar
rentang tersebut,
maka ditentukan
berdasarkan
kondisi alamiah
BOD
mg/L
2
3
6
12
COD
mg/L
10
25
50
100
DO
mg/L
6
4
3
0
Angka batas
Total Fosfat sbg P
mg/L
0,2
0,2
1
5
NO 3 sebagai N
mg/L
10
10
20
20
NH3-N
mg/L
0,5
(-)
(-)
(-)
Bagi perikanan,
kandungan
amonia bebas
untuk ikan yang
peka ≤ 0,02
mg/L sebagai
NH3
Kobalt
mg/L
0,2
0,2
0,2
0
Barium
mg/L
1
(-)
(-)
(-)
Boron
mg/L
1
1
1
1
Selenium
mg/L
0,01
0,05
0,05 0,05
Kadmium
mg/L
0,01
0,01
0,01 0,01
Khrom (VI)
mg/L
0,05
0,05
0,05 0,01
Tembaga
mg/L
0,02
0,02
0,02
0,2
Bagi pengolahan
air minum secara
konvensional, Cu
≤ 1 mg/L
2. Pengolahan Air Minum
a.
Pengertian dan Prinsip Pengolahan Air
Pengolahan air minum merupakan upaya untuk mendapatkan air yang
bersih dan sehat sesuai standar mutu air untuk kesehatan.
Proses pengolahan air minum merupakan proses perubahan sifat, fisik,
kimia, dan biologi air baku agar memenuhi syarat agar digunakan
sebagai air minum. Tujuan dan kegiatan pengolahan air minum antara
lain:
1. menurunkan kekeruhan.
2.
mengurangi bau, rasa, dan warna.
3.
menurunkan dan mematikan mikroorganisme.
4.
melindungi kadar-kadar bahan yang terlarut dalam air.
5.
menurunkan kesadahan.
6.
memperbaiki derajat keasaman (pH).
mematikan mikroorganisme yaitu dengan cara memanaskan air
sampai 100° C.
b.
Pengolahan Air Secara Fisika
Pengolahan air secara fisika yang mudah dilakukan di pedesaan
adalah penyaringan (filtrasi), pengendapan (sedimentasi), dan absorpsi.
1.
Penyaringan (filtrasi)
Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatan / koloid
dengan cairan. Proses penyaringan bisa merupakan proses awal
(
primary treatment
) atau penyaringan atau proses sebelumnya,
misalnya penyaringan dan hasil koagulasi.
2.
Sedimentasi (pengendapan)
3.
Absorpsi dan Adsorpsi
Absorpsi merupakan proses penyerapan bahan-bahan tertentu.
Dengan penyerapan air tersebut air menjadi jernih karena zat-zat
didalamnya
diikat
oleh
absorben.
Absorpsi
umumnya
menggunakan bahan absorben dari karbon aktif. Pemakaiannya
dengan cara membubuhkan karbon aktif bubuk ke dalam air
olahan atau dengan cara menyalurkan air melalui saringan yang
medianya terbuat dari karbon aktif kasar. Adsorpsi merupakan
penangkapan atau pengikatan ion-ion bebas di dalam air oleh
adsorben. Adsorben yang umum digunakan adalah karbon aktif
karena absorpsi oleh karbon aktif untuk mengolah air olahan yang
mengadung venol dan bahan yang memiliki berat molekul tinggi.
Aplikasi absorpsi yaitu dengan cara mencampurkan absorben
dengan serbuk karbon aktif atau dengan cara menjadikan karbon
aktif sebagai media filtrasi (
filtration bed
).
4.
Elektrodialisis
yang berbentuk gas ataupun padat dan tidak larut di dalam air. Hal
ini memungkinkan terjadinya pengendapan.
c.
Pengolahan Air Secara Kimia
1.
Koagulasi
Koagulasi merupakan proses pengumpulan melalui reaksi kimia.
Reaksi ini dapat berjalan dengan membubuhkan zat pereaksi
(koagulan) sesuai dengan zat yang terlarut. Koagulan yang banyak
digunakan adalah kapur, tawas, atau kaporit. Pertimbangannya
karena garam-garam Ca, Fe, dan Al bersifat tidak larut dalam air
sehingga mampu mengendap bila bertemu dengan sisa-sisa baja.
2.
Aerasi
Merupakan suatu sistem oksigenasi melalui penangkapan O
2
dari
udara pada air olahan yang akan diproses. Pemasukan oksigen ini
bertujuan agar O
2
di udara dapat bereaksi dengan kation yang ada
di dalam air olahan. Reaksi kation dan oksigen menghasilkan
oksidasi logam yang sukar larut dalam air sehingga dapat
mengendap. Proses aerasi harus diikuti oleh proses filtrasi /
pengendapan.
d.
Pengolahan Air Secara Mikrobiologi
Proses ini bisa dilakukan sekaligus dengan proses koagulasi ataupun
melalui praktek sederhana dengan cara mendidihkan air hingga
mencapai suhu 100° C.
C.
Standar Kualitas Air Hujan
Sifat kualitas air hujan adalah bersifat lunak karena tidak mengandung
larutan garam dan zat-zat mineral. Air hujan pada umumnya bersifat lebih
bersih. Air hujan dapat bersifat korosif karena mengandung zat-zat yang
terdapat di udara seperti NH
3
, CO
2
agresif, ataupun SO
2
. Adanya konsentrasi
SO
2
yang tinggi di udara yang bercampur dengan air hujan akan
menyebabkan terjadinya hujan asam (
acid rain
).
Air hujan pada dasarnya ialah air murni atau H
2
O tanpa tambahan mineral,
garam, dan lainnya. Air hujan menjadi ‘terkontaminasi’ ketika tercampur
dengan zat-zat di udara dan material yang menampungnya, sehingga
pengolahannya cenderung lebih sederhana daripada air sungai. Pengolahan
air hujan bervariasi bergantung jenis/karakteristik airnya. Pengolahan yang
biasa dilakukan ialah secara fisik (dengan filtrasi) dan kimia (desinfeksi,
penambahan kaporit, tawas) (
World Health Organization
, 2006). Jika
diperkirakan hujan bersifat asam (
acid rain
), maka bisa dilakukan
pengendalian pH (derajat keasaman) dengan penambahan material basa
sehingga menjadi netral (sesuai standar).
keperluan air minum. Untuk lebih memastikan kualitas air yang baik dan
sehat, pengolahan dapat dilanjutkan ke ‘level’ berikutnya atau yang lebih
dikenal dengan
water purifier
.
Pengolahan tersebut dilakukan dengan membran berpori kecil, karbon aktif
untuk menghilangkan pestisida dan bau, pemanasan dengan ultraviolet atau
boiling
(dimasak) agar bakteri dan virus mati.
Water purifier
ini bisa dibuat
sendiri dengan menggabungkan unit-unit instalasi pengolah dengan volume
dan kadar tertentu (sesuai arahan ahli/professional). Atau bisa juga
menggunakan
water purifier
set lengkap yang dirancang khusus untuk
mengolah air layak minum.
D.
Hujan
Kelembaban yang bergerak di sepanjang zona perbedaan suhu dan
kelembaban tiga dimensi yang disebut
front
cuaca adalah metode utama
dalam pembuatan hujan. Jika pada saat itu ada kelembaban dan gerakan ke
atas yang cukup, hujan akan jatuh dari awan konvektif (awan dengan gerakan
kuat ke atas) seperti kumulonimbus (badai petir) yang dapat terkumpul
menjadi ikatan hujan sempit. Di kawasan pegunungan, hujan deras bisa
terjadi jika aliran atas lembah meningkat di sisi atas angin permukaan pada
ketinggian yang memaksa udara lembap mengembun dan jatuh sebagai hujan
di sepanjang sisi pegunungan. Di sisi bawah angin pegunungan, iklim gurun
dapat terjadi karena udara kering yang diakibatkan aliran bawah lembah yang
mengakibatkan pemanasan dan pengeringan massa udara. Pergerakan truf
monsun, atau zona konvergensi intertropis, membawa musim hujan ke iklim
sabana. Hujan adalah sumber utama air tawar di sebagian besar daerah di
dunia, menyediakan kondisi cocok untuk keragaman ekosistem, juga air
untuk pembangkit listrik hidroelektrik dan irigasi ladang. Curah hujan
dihitung menggunakan pengukur hujan. Jumlah curah hujan dihitung secara
aktif oleh radar cuaca dan secara pasif oleh satelit cuaca.
sistem pengelompokan iklim
Köppen
menggunakan curah hujan rata-rata
tahunan untuk membantu membedakan kawasan-kawasan iklim. Antarktika
adalah benua terkering di Bumi. Di daerah lain, hujan juga pernah turun
dengan kandungan metana, besi, neon, dan asam sulfur.
E. Data Curah Hujan Harian
Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar, tidak
menguap dan tidak mengalir selama periode tertentu yang diukur dengan
satuan (mm) pada luasan 1 m
2
. Sebagai contoh, apabila di suatu daerah data
curah hujannya 2000 mm/tahun berarti daerah tersebut selama setahun dalam
1 m
2
jumlah air yang turun sebesar 2000 mm x 1 m
2
yaitu sebesar 2 m
3
atau
2000 liter (1 dm
3
= 1 liter).
Curah hujan harian adalah jumlah curah hujan yang terjadi dalam satu hari
tertentu. Curah hujan bulanan adalah jumlah curah hujan harian dalam satu
bulan tertentu. Curah hujan tahunan adalah jumlah curah hujan bulanan
dalam satu tahun tertentu. Curah hujan harian rata-rata adalah jumlah curah
hujan bulanan di bagi jumlah hari dalam bulan tersebut. Curah hujan bulanan
rata-rata adalah jumlah curah hujan tahunan dibagi 12 (jumlah bulan).
Sementara untuk beberapa pengertian lainnya seperti dijelaskan berikut :
1.
Rata-rata curah hujan bulanan : Nilai rata-rata curah hujan masing-masing
bulan dengan periode minimal 10 tahun.
3.
Standar normal curah hujan bulanan : Nilai rata-rata curah hujan
masing-masing bulan selama periode tertentu.
Kriteria intensitas curah hujan
:
Hujan sangat ringan : Intensitas < 5 mm dalam 24 jam
Hujan ringan
: Intensitas 5 – 20 mm dalam 24 jam
Hujan sedang
: Intensitas 20 – 50 mm dalam 24 jam
Hujan lebat
: Intensitas 50 – 100 mm dalam 24 jam
Hujan sangat lebat
: Intensitas > 100 mm dalam 24 jam
Kriteria distribusi curah hujan bulanan :
Rendah
: 0 – 100 mm
Menengah
: 101 – 300 mm
Tinggi
: 301 – 400 mm
Sangat Tinggi : > 400 mm
[image:38.612.260.380.487.670.2]F.
Pure It
Pure It
adalah alat yang digunakan untuk memurnikan air dengan sistem
penyaringan. Air yang di hasilkan
Pure It
dapat diminum langsung tanpa
harus dimasak. Kelebihan dari
Pure It
ialah sebagai berikut :
1.
Tidak memerlukan sambungan ke keran.
2.
Sangat mudah digunakan, tinggal tuangkan air mentah ke dalam
Pure It
.
3.
Kapasitas wadah atas 9 liter dan wadah transparan 9 liter.
Rata-rata kecepatan aliran yang bekerja bergantung pada kualitas air yang
dimasukkan ke dalam
Pure It
, dan juga tergantung pada kinerja perangkat
pembunuh kuman
Pure it
. Dalam sekali penyaringan, 9 liter air murni
yang dihasilkan dalam waktu satu jam. Air yang disimpan dalam wadah
Pure It
dapat digunakan dalam jangka waktu 2-3 hari. Jika tidak
digunakan dalam kurun waktu tersebut, air yang tersimpan di dalam
Pure
It
harus dibuang.
Empat tahap pemurnian dari
Pure It
, yaitu :
1.
Saringan serat mikro yang berfungsi membersihkan kotoran.
2.
Filter karbon aktif yang berfungsi menghilangkan parasit dan pestisida
berbahaya.
3.
Processor pembunuh kuman, dengan “
programmed disinfection
technology
” menghilangkan bakteri dan virus berbahaya yang tidak
terlihat.
G. Kualitas dan Kuantitas Air Hujan untuk Air Minum
1. Kualitas Air Hujan Setelah Penyaringan
Untuk mengetahui kualitas air hujan sebagai air minum digunakan alat
penyaring air
Pure It.
Tujuan penyaringan ialah untuk mengetahui
bagaimana kualitas air untuk digunakan sebagai air minum setelah disaring
menggunakan
Pure It
.
Setelah air disaring dengan menggunakan
Pure It
, akan didapatkan air
jernih yang kemudian akan dilakukan uji Laboratorium. Uji laboratorium
dimaksudkan untuk mendapatkan parameter air yang akan digunakan
dalam perhitungan
Water Quality Indeks
. 6 parameter tersebut adalah:
1
. Amoniacal Nitrogen
(AN).
2.
Biochemical Oxygen Demand
(BOD).
3.
Chemical Oxygen Demand
(COD).
4.
Dissolved Oxygen
(DO).
5.
Total Suspended Solid
(TSS).
6. pH.
2
.
Indeks Kualitas Air (
Water Quality Index
)
a. Indeks Kualitas Air Minum Global
Indeks kualitas air minum global terdiri dari
Drink Water Quality Index
tinja. Dan satu lagi
Acceptability Water Quality Index
(AWQI), hanya
kriteria penerimaan terdiri dari Amonia, klorida, besi, pH, natrium,
sulfat, seng.
Setiap parameter yang memberikan kontribusi untuk indeks harus diukur
setidaknya 4 kali per tahun pada stasiun yang telah mengukur minimal 4
parameter per tahun.
b.
Malaysian Water Quality Indeks
Perhitungan Malaysian WQI melibatkan 6 parameter air yaitu (Omar et all.,
1992):
Dissolved Oxygen
(DO) in % of saturation,
Biological Oxygen
Demand
(BOD) in mg/L,
Chemical Oxygen Demand
(COD) in mg/L,
Ammoniacal Nitrogen
(AN) in mg/L,
Suspended Solid
(SS) in mg/L, and
pH.
WQI = 0.22* SIDO + 0.19*SIBOD + 0.16*SICOD + 0.15*SIAN
+ 0.16*SISS+ 0.12*SipH
(1)
Dimana:
SIDO
=
Sub-Index DO
SIBOD
=
Sub-Index BOD
SICOD
=
Sub-Index COD
SIAN
=
Sub-Index NH
3
N
Nilai untuk setiap Sub Indeks dari setiap parameter dipengaruhi dari
kondisi dari parameter itu sendiri. Kondisi dari setiap parameter
dimisalkan “x” untuk setiap nilai hasil pengujian. Rumus untuk setiap
kondisi tersebut ialah sebagai berikut:
Tabel 2. Rumus Untuk Setiap Kondisi Pada Parameter
Parameter
Kondisi
Rumus
SIDO
x
≤
8
x
≥
92
8 < x < 92
0
100
-0.395 + 0.030x² - 0.00020x³
SIBOD
x
≤
5
x > 5
100.4 - 4.23x
108 * exp (-0.055x) - 0.1x
SICOD
x
≤
20
x > 20
-1.33x + 99.1
103*exp (-0.0157x) - 0.04x
SIAN
x
≤
0.3
0.3 < x < 4
x
≥
4
100.5 - 105x
94*exp (-0.573x) - 5 *
׀
x - 2
׀
0
SISS
x
≤
100
100 < x < 1000
x
≥
1000
97.5*exp (-0.00676x) + 0.05x
71*exp (-0.0061x) - 0.015x
0
SIpH
x < 5.5
5.5
≤
x < 7
7
≤
x < 8.75
x
≥
8.75.
Tabel 3. DOE
Water Quality Classification Based On Water Quality
Index
SUB INDEX &
WATER QUALITY INDEX
INDEX RANGE
CLEAN
SLIGHTLY
POLLUTED
POLLUTED
Biochemical Oxygen
Demand
(BOD)
91 – 100
80 - 90
0 – 79
Ammoniacal Nitrogen
(NH3-N)
92 – 100
71 - 91
0 – 70
Suspended Solids
(SS)
76 – 100
70 - 75
0 – 69
Water Quality Index
(WQI) 81 – 100
60 - 80
0 – 59
Perhitungan dengan menggunakan grafik ialah metode lain untuk
mengetahui nilai kualitas air. Berikut ialah grafik untuk setiap parameter.
[image:43.612.195.439.383.560.2]Gambar 3. Grafik Nilai SIBOD’
Gambar 4. Grafik Nilai SICOD’
[image:44.612.200.436.472.664.2]Gambar 6. Grafik Nilai SISS’
Gambar 7. Grafik Nilai SIpH’
Setelah menggunakan grafik, didapatkan nilai sub-indeks aksen untuk
setiap parameter, dan didapatkanlah rumus sebagai berikut :
[image:45.612.203.440.91.284.2]Tabel 4. DOE
Water Quality Index Classification
PARAMETER UNIT
CLASS
I
II
III
IV
V
Ammoniacal
Nitrogen
mg/l
< 0.1
0.1 -
0.3
0.3 -
0.9
0.9 -
2.7
> 2.7
Biochemical
Oxygen Demand
mg/l
< 1
1 – 3
3 - 6
6 - 12
> 12
Chemical
Oxygen Demand
mg/l
< 10
10 – 25 25 - 50
50 -
100
> 100
Dissolved
Oxygen
mg/l
> 7
5 – 7
3 - 5
1 - 3
< 1
pH
-
> 7
6 – 7
5 - 6
< 5
> 5
Total Suspenbed
Solid
mg/l
< 25
25 – 50
50 -
150
150 -
300
> 300
Water Quality
Index (
WQI
)
[image:46.612.159.505.442.670.2]-
< 92.7
76.5 -
92.7
51.9 -
76.5
31.0 -
51.9
> 31.0
Tabel 5.
Water Classes And Uses
CLASS
USES
Class I
Conservation of natural environment.
Water Supply
I
- Practically no treatment
necessary.
Fishery
I
- Very sensitive aquatic species.
Class IIA
Water Supply
II
- Conventional treatment.
Fishery
II
- Sensitive aquatic species.
Class IIB
Recreational use body contact.
Class III
Water Supply
III
- Extensive treatment required.
Fishery
III
- Common,of economic value and
tolerant species;livestock drinking.
Class IV
Irrigation
3. Kuantitas Air Hujan
a.
Perhitungan Debit Tampungan Air Hujan
Perhitungan debit air dilakukan untuk mengetahui besarnya debit air
yang diperoleh dari air hujan, sehingga dapat diketahui volume air
yang diperoleh untuk masing-masing tipe rumah atau luas areal
tangkapan. Perhitungan debit juga dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar kapasitas daya dukung air hujan untuk menggantikan
air minum.
Debit air pada tampungan menggunakan rumus:
Q Tampungan = Q
Inflow
– Q
Outflow
(3)
di mana:
Q Tampungan = Debit air hujan di dalam tampungan (m³/hari)
Q
Inflow
= Debit air hujan yang masuk ke dalam tampungan
(m³/hari)
Q
Outflow
= Debit air hujan yang digunakan (m³/hari)
b. Perhitungan Kapasitas Tampungan Efektif
V = P x L x T (4)
di mana:
V = Volume tampungan (m³)
P = Panjang (m)
L = Lebar (m)
T = Tinggi (m)
c
. Inflow
(masukan)
Inflow
(masukan) adalah volume air hujan yang ditampung dari
beberapa rumah di perumahan yang dipilih sebagai pengumpul air
hujan. Rumus untuk memperoleh
inflow
tersebut adalah sebagai
berikut (Rahman and Yusuf, 2000)
Q
Inflow
= k x f x R x A (5)
di mana:
Q
Inflow
= Debit air hujan yang masuk ke dalam tampungan
(m3/hari)
k
= Faktor konversi (k = 1.10
ˉ
³)
f
= Koefisien limpasan (f = 0,75 – 0,9)
R
= Curah hujan yang terjadi selama satu hari (mm)
A
= Luas atap rumah/luas tangkapan (m²)
d.
Outflow
(pengeluran)
mandi, cuci dan sanitasi. Besarnya
outflow
yang direncanakan
ditentukan dengan rumus:
Q
Outflow
= J x K (6)
di mana:
III. METODOLOGI PENELITIAN
A.
Umum
Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan
literatur baik berupa buku – buku, artikel, jurnal – jurnal dan penelitian
tentang hidrologi dan pemanenan air hujan yang dapat memberikan informasi
tentang pemanenan hujan dan potensinya untuk menjadi kebutuhan air
domestik dan air minum. Setelah itu baru dilakukan pengumpulan sampel air
hujan yang kemudian akan dibawa ke laboratorium. Data hasil dari uji
laboratorium kemudian akan digunakan untuk dilakukan perhitungan kualitas
air hujan yang diperlukan dalam penelitian.
B. Studi Literatur
Studi literatur yaitu metode dengan mengumpulkan, mengidentifikasi serta
mengetahui sistem kerja yang dapat digunakan mengenai teori-teori yang
berkaitan dengan pokok permasalahan. Metode ini dilakukan dengan
mempelajari literatur yang berkaitan dengan objek studi yang diperoleh dari
literatur-literatur seperti buku, bahan kuliah, media internet, jurnal dan media
lainnya sehingga hasil yang didapatkan bersifat ilmiah.
C. Pengumpulan Data Curah Hujan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data terhadap curah hujan, untuk
mengetahui seberapa besar intensitas curah hujan di daerah kota Bandar
Lampung. Data curah hujan didapatkan dari Dinas Pekerjaan Umum atau
Badan Metereologi dan geofisika (BMKG) Provinsi Lampung. Data curah
hujan ini kemudian digunakan untuk mendapatkan data curah hujan harian.
D.
Penampungan Sampel Air Hujan
E. Uji Laboratorium
Uji laboratorium dilakukan setelah didapatkan sampel air hujan pada area
yang telah di tentukan. Laboratorium yang dipakai pada penelitian ini adalah
laboratorium Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bandar
Lampung. Sampel yang dibawa merupakan air hujan yang ditadah dan
disaring satu hari sebelumnya, dan diambil untuk pengujian yaitu sebanyak
600 ml. Uji laboratorium memakan waktu selama satu minggu, yang
dimaksudkan untuk mendapatkan nilai dari enam parameter yaitu,
Dissolved
Oxygen
(DO),
Biological Oxygen Demand
(BOD),
Chemical Oxygen
Demand
(COD,
Ammoniacal Nitrogen
(AN),
Suspended Solid
(SS), and pH.
Uji laboratorium dimaksudkan untuk mendapatkan data terkait kualitas air
hujan yang kemudian dilanjutkan perhitungan
Water Quality Indeks
.
F. Perhitungan
Water Quality Indeks
Setelah didapatkan data yang diperlukan, kemudian dilakukan perhitungan.
Dalam penelitian ini perhitungan kualitas air digunakan metode
Malaysian
Water Quality Indeks
dengan perhitungan grafik
.
Perhitungan
Malaysian
WQI melibatkan 6 parameter air yaitu (Omar et all., 1992):
Dissolved Oxygen
(DO) dalam persen (%),
Biological Oxygen Demand
(BOD) dalam mg/L,
Chemical Oxygen Demand
(COD) dalam mg/L,
Ammoniacal Nitrogen
(AN)
G. Simulasi Air Hujan Untuk Air Minum
Pada tahap ini, akan dilakukan perhitungan volume dengan menggunakan
data curah hujan yang ada dan data penunjang lainnya, seperti data luasan
rumah, jumlah orang dan pemakaian air minum dalam satu rumah tersebut.
Kemudian dilakukan perhitungan volume tampungan air hujan dalam satu
bulan. Volume tampungan yang dipakai dalam simulasi ini adalah 0,5 m³ dan
1 m³. setelah dilakukan perhitungan volume tampungan air, dilakukan juga
volume pemakaian air minum dalam satu rumah dengan menggunakan data
yang ada. Dari kedua hasil perhitungan tadi dibuat grafik yang
memperlihatkan pemenuhan kebutuhan air minum dengan air hujan.
H. Data Kuisioner
Flowchart Proses Analisis Penelitian ini :
Gambar 8. Diagram Alir Penelitian
STUDI
LITERATUR
PENGUMPULAN
DATA CURAH HUJAN
KESIMPULAN dan SARAN
MULAI
PENGUMPULAN
SAMPEL AIR HUJAN
UJI
LABORATORIUM
PERHITUNGAN
WATER QUALITY
INDEKS
DATA
KUALITAS AIR
HUJAN
WATER
QUALITY
INDEKS
SIMULASI AIR HUJAN
UNTUK DIMINUM
SELESAI
POTENSI DAN PRAKTEK
PEMANFAATAN AIR
HUJAN UNTUK AIR MINUM
DATA CURAH
HUJAN
HARIAN
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa data yang sudah dilakukan, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Air hujan yang telah disaring dengan
Pure It
menunjukkan kualitas yang
cukup baik, dan tidak berbeda jauh dengan air minum pada umumnya,
terutama pada kualitas air dari 6 parameter.
2. Hasil perhitungan Water Quality Indeks untuk air hujan yang telah
disaring Pure It sebesar 82,3.
3. Nilai Water Quality Indeks untuk air hujan yang telah disaring
menunjukkan kelas II, yang artinya air hujan dapat diminum dan dapat
dijadikan cadangan air minum.
4. Data hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa nilai kualitas air hujan
yang telah disaring sesuai dan dapat dipakai untuk air minum sesuai SNI.
kuisioner, responden menyatakan bahwa air hujan yang telah disaring
dengan
Pure It
mempunyai bau, rasa, dan warna yang sama dengan air
minum pada umumnya.
6. Jumlah sampel yang diambil untuk kuisioner berjumlah 100 responden,
terdiri dari 50 orang mahasiswa dan 50 orang pedagang. Hasil kuisioner
menunjukkan bahwa 36 orang atau 72% untuk kelompok mahasiswa, dan
21 orang atau 52% untuk kelompok pedagang menyatakan mau untuk
mengganti air minumnya dengan air hujan yang telah disaring dengan
Pure It
.
7. Dari hasil simulasi daya dukung air hujan dalam penyediaan air untuk air
minum, diketahui bahwa curah hujan yang jatuh apabila ditampung dalam
tampungan dengan volume 1 m³ dapat menjamin ketersediaan air minum
sepanjang tahun untuk keluarga kecil, sedangkan tampungan dengan
volume 0,5 m³ tidak memenuhi karena terjadi kekosongan air
ditampungan di akhir tahun ke-2.
B. SARAN
1. Perlu dilakukan studi lanjutan mengenai kualitas air hujan dan potensinya
untuk air minum sehari-hari, sehingga dapat benar-benar direalisasikan
untuk kebutuhan air minum sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Alkarami, 2012.
Hujan, Sumber Air Minum Masa Depan.
http://alkarami.wordpress.com/2012/12/28/hujan-sumber-air-minum-masa-depan/
Departemen Kesehatan (Depkes). (2010),
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tanggal
14 Desember 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
.
Dyah Agustiningsih, Setia Budi Sasongko, dan Sudarno. 2013.
Analisis Kualitas Air dan Strategi
Pengendalian Pencemaran Air Sungai Blukar Kabupaten Kendal
. Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro.
Gatot Eko Susilo and Rina Febrina. 2011.
The Simplification of Doe Water Quality Index
Calculation Procedures Using Graphical Analysis.
Harto, Sri Br. 1993.
Analiis Hidrologi
. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Nurayni. 2013.
Desain Instalasi Rain Water Harvesting (RWH) di Daerah Pantai Kota Bandar
Lampung.
Tugas Akhir S1, Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung.
Universitas Lampung. 2012.
Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung
. UPT
Percetakan Universitas Lampung. Bandar Lampung.
http://id.wikipedia.org/wiki/Hujan
Longitude
:
Latitude
:
2002
Day
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
1
2
1
0
0
70
28
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0
0
7
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
0
25
0
0
0
0
0
0
0
5
1
0
5
0
0
0
29
0
0
30
0
0
0
0
0
6
0
0
0
0
29
0
13
0
0
16
0
0
7
0
0
0
7
0
0
0
0
0
0
24
10
8
0
27
0
10
7
0
43
9
0
0
0
14
9
0
0
21
12
10
0
0
0
0
0
0
0
10
0
0
0
0
12
0
0
0
0
0
0
2
11
0
0
9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
12
29
0
0
0
0
0
0
0
0
0
33
0
13
0
13
30
0
0
0
0
0
0
0
0
23
14
19
9
15
0
0
0
0
0
0
0
0
0
15
70
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
16
44
0
0
0
0
0
36
0
0
0
0
19
17
5
0
0
0
0
7
10
0
0
0
0
0
18
10
7
0
0
0
0
0
0
0
0
37
21
19
0
0
0
0
0
0
0
0
3
0
0
0
20
0
0
66
0
0
0
0
13
0
0
0
0
21
0
0
26
42
0
0
0
0
0
0
0
0
22
42
0
0
0
42
0
0
0
0
0
0
0
23
30
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
78
24
1
28
0
0
0
0
34
0
0
0
2
60
25
17
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
15
26
42
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
27
25
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
95
28
8
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
29
19
0
0
0
0
0
20
0
0
0
0
0
30
21
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
31
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
Total 384
116
174
100
170
35
186
22
3
23
97
344
0 100 200 300 400
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Name of Station
:
Longitude
:
Latitude
:
2003
Day
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
1
0
0
1
0
13
0
0
0
9
0
0
0
2
0
20
5
0
20
0
0
0
0
0
0
0
3
0
20
0
0
3
0
0
0
0
0
0
0
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
0
0
60
0
0
0
0
0
17
0
0
0
6
0
0
70
0
48
0
0
0
0
0
0
0
7
0
0
10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
0
33
0
7
30
0
0
0
0
0
0
0
9
0
0
5
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
0
0
15
0
64
0
0
0
0
0
0
0
11
0
0
0
9
35
0
0
0
0
0
0
0
12
0
14
0
0
20
0
0
0
60
0
0
0
13
0
10
0
0
7
0
0
0
10
0
0
0
14
0
7
0
0
0
0
12
0
3
0
0
0
15
3
2
0
0
0
0
0
0
19
0
0
0
16
16
4
75
10
0
0
0
0
0
0
0
0
17
0
5
33
12
0
0
0
0
0
0
0
0
18
4
36
0
15
0
0
0
0
0
0
0
0
19
0
54
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
20
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
21
0
0
0
48
0
0
0
0
0
0
0
0
22
34
0
6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
23
5
9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
24
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
25
0
0
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
26
0
18
5
9
0
10
0
0
0
0
0
0
27
0
1
13
0
0
0
0
12
0
0
0
0
28
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
29
9
0
0
33
0
0
0
0
0
0
0
0
30
0
0
0
53
0
0
0
0
0
0
0
0
31
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Total
71
234
301
196
240
10
12
12
118
0
0
0
0
100
200
300
400
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Longitude
:
Latitude
:
2004
Day
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
1
10
2
60
12
25
3
30
7
1
15
5
4
22
40
1
4
5
95
27
15
6
57
8
7
5
6
8
5
59
2
3
9
10
9
5
9
10
15
15
7
5
11
95
7
12
7
37
19
13
79
14
28
15
20
12
12
16
5
8
10
17
20
7
5
1
12
18
60
2
15
7
19
30
20
7
20
21
48
22
40
23
24
70
25
80
26
70
5
3
27
90
10
3
10
43
28
7
35
5
29
10
30
1
31
36
2
10
Total
542
67
237
198
185
7
16
35
76
10
38
278
0 200 400 600
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Longitude
:
Latitude
:
2005
Day
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
1
7
18
58
11
3
8
2
19
9
4
3
5
18
70
5
4
4
1
12
6
21
5
5
19
5
4
8
18
6
6
20
8
7
8
7
8
11
39
26
9
6
67
5
10
46
4
22
22
11
14