• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII YANG MENGIKUTI MATA PELAJARAN IPS TERPADU SMP XAVERIUS 4 WAY HALIM PERMAI BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII YANG MENGIKUTI MATA PELAJARAN IPS TERPADU SMP XAVERIUS 4 WAY HALIM PERMAI BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII YANG MENGIKUTI MATA PELAJARAN

IPS TERPADU SMP XAVERIUS 4 WAY HALIM PERMAI BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh

VERONIKA WINDY SULISTIOWATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN LMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII YANG MENGIKUTI MATA PELAJARAN

IPS TERPADU SMP XAVERIUS 4 WAY HALIM PERMAI BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh

Veronika Windy Sulistiowati

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh tingkat motivasi, kemampuan, dan aktivitas terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII yang mengikuti mata pelajaran IPS Terpadu SMP Xaverius 4 Way Halim Permai Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012 / 2013. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Xaverius 4 WHP Bandar Lampung yang berjumlah 102 orang dengan sampel 81 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif verifikatif kausal atau sebab akibat dengan pendekatan ex post facto dan survey. Penelitian ini adalah penelitian sampel bukan penelitian populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik probability sampling dengan menggunakan proportionalsimple random sampling serta sampel dihitung menggunakan rumus Slovin. Teknik pengumpulan data penelitian dengan menggunakan metode observasi,

interview, dokumentasi, dan angket. Untuk pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi, untuk menguji hipotesis pertama, kedua, dan ketiga

menggunakan regresi linier sederhana. Sedangkan untuk menguji hipotesis keempat menggunakan regresi linier multiple. Hasil analisis menunjukan : (1) Ada pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII yang

mengikuti mata pelajaran IPS Terpadu SMP Xaverius 4 Way Halim Permai Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013, (2) Ada pengaruh kemampuan terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII yang mengikuti mata pelajaran IPS Terpadu SMP Xaverius 4 Way Halim Permai Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013, (3) Ada pengaruh aktivitas terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII yang mengikuti mata pelajaran IPS Terpadu SMP Xaverius 4 Way Halim Permai Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013, (4) Ada pengaruh motivasi, kemampuan, dan aktivitas terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII yang mengikuti mata pelajaran IPS Terpadu SMP Xaverius 4 Way Halim Permai Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013.

(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka... 11 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 34

B. Populasi dan Sampel... 35

1. Populasi... 36

2. Sampel... 36

C. Variabel Penelitian... 38

D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel... 39

1. Definisi Konseptual Variabel... 39

2. Definisi Operasional Variabel... 40

3. Rincian Variabel, Indikator, Sub Indikator... 41

4. Pengukuran Variabel... 44

E. Teknik Pengumpulan Data... 45

1.Observasi... 45

2.Interview (Wawancara)... 46

(7)

4.Angket (Kuisioner)... 46

F. Uji Persyaratan Instrumen... 47

1. Uji Validitas Angket... 47

2. Uji Reliabilitas Angket... 50

G. Uji Persyaratan Analisis Data... 51

1. Uji Normalitas... 51

2. Uji Keberartian dan Kelinieran Regresi... 52

3. Uji Autokorelasi... 55

4. Uji Heteroskedastisitas... 56

H. Pengujian Hipotesis... 56

1. Regresi Linier Sederhana... 56

2. Regresi Linier Multiple... 58

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 61

1. Sejarah Berdirinya SMP Xaverius 4 Bandar Lampung... 61

2. Visi dan Misi SMP Xaverius 4 Bandar Lampung... 63

3. Keadaan Siswa... 64

4. Situasi dan Kondisi Sekolah... 65

B. Deskripsi Data... 66

1. Motivasi (X1)... 67

2. Kemampuan (X2)... 70

3. Aktivitas (X3)... 73

C.Pengujian Persyaratan Statistik Parametrik... 76

1. Uji Normalitas... 76

2. Uji Keberartian dan Kelinieran... 76

a. Uji Keberartian dan Kelinieran X1 Terhadap Y... 76

b. Uji Keberartian dan Kelinieran X2 Terhadap Y... 77

c. Uji Keberartian dan Kelinieran X3 Terhadap Y... 78

3. Uji Autokorelasi... 79

4. Uji Heterokedastisitas... 80

D.Uji Hipotesis... 81

1. Hipotesis Pertama... 81

2. Hipotesis Kedua... 83

3. Hipotesis Ketiga... 84

4. Hipotesis Keempat... 86

E. Pembahasan... 87

1. Pengaruh Motivasi terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII yang Mengikuti Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP Xaverius 4 Way Halim Permai Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013... 87

2. Pengaruh Kemampuan terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII yang Mengikuti Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP Xaverius 4 Way Halim Permai Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013... 89 3. Pengaruh Aktivitas terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII

(8)

Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII yang Mengikuti Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP Xaverius 4 Way Halim Permai Bandar

Lampung Tahun Ajaran 2012/2013... 91

V. KESIMPULAN DAN SARAN... 94

A. Kesimpulan... 94

B. Saran... 95

DAFTAR PUSTAKA... 97

(9)

I. PENDAHULUAN

Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,

dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan secara rinci beberapa sub bab tersebut

dikemukakan sebagai berikut.

A. Latar Belakang Masalah

Kekayaan sebuah negara bukan saja ditentukan dari (SDA) Sumber Daya

Alam yang melimpah. Namun, kecerdasan setiap individu yang diimbangi

dengan kepribadian baik rakyatnya juga menjadi asset sebuahnegara. Hal ini

menunjukkan betapa penting SDM (Sumber Daya Manusia) suatu negara.

Namun , pengembangan sumber daya manusia di Indonesia belumlah

optimal. Faktanya masih banyak masyarakat Indonesia yang buta huruf dan

tidak mempunyai keterampilan.

Pengembangan sumber daya manusia dapat dilakukan dengan

dilaksanakannya pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar yang

dilakukan setiap bangsa demi meningkatkan taraf hidup, mencerdaskan

(10)

Pendidikan dilakukan sejalan dengan perkembangan dan kemajuan yang

terjadi dalam masyarakat. Kemajuan dapat terjadi dalam berbagai aspek,

yakni dalam aspek ekonomi, sosial, politik, komunikasi, kebudayaan, dan

sebagainya. Dengan pendidikan, manusia mengembangkan setiap potensi

yang dimiliki sehingga mampu menerima perubahan-perubahan dalam

berbagai aspek tersebut. Pendidikan menjadi sendi pokok dalam kemajuan

bangsa. Akan tetapi, tujuan pendidikan belum dapat terwujud secara optimal.

Faktanya masih banyak output-output pendidikan yang berkualitas rendah.

Pendidikan dilakukan melalui proses belajar mengajar di sekolah. Belajar

adalah suatu kegiatan yang kita lakukan untuk memperoleh sejumlah ilmu

pengetahuan. Dalam belajar, kita tidak dapat melepaskan diri dari beberapa

hal yang dapat mengantarkan kita berhasil dalam belajar dan mendapatkan

prestasi yang kita inginkan dalam proses belajar. Akan tetapi, banyak orang

belajar dengan susah payah, tetapi tidak mendapatkan hasil apa-apa, hanya

kegagalan demi kegagalan yang ditemui. Penyebabnya tidak lain karena

belajar tidak teratur, tidak displin, dan kurang bersemangat, serta tidak

mampu berkonsentrasi dalam belajar.

Setiap siswa belajar untuk mendapatkan pengetahuan serta mengembangkan

potensi yang dimilikinya. Siswa belajar tidak luput dari keinginannya untuk

memperoleh hasil yang terbaik yakni dengan berprestasi. Namun pada

kenyataannya, masih banyak siswa yang mengalami kegagalan dalam proses

(11)

3

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan di SMP Xaverius 4

Way Halim Permai Bandar Lampung dan keterangan dari guru bidang studi,

prestasi belajar siswa kelas VIII dalam mata pelajaran IPS Terpadu tahun

ajaran 2012/2013 belum sepenuhnya memuaskan, sebagaimana terlihat pada

tabel berikut ini :

Tabel 1. Perolehan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP

Xaverius 4 Way Halim Permai Bandar Lampung Mata Pelajaran IPS

Terpadu Tahun Ajaran 2012/2013

Kelas Nilai Jumlah Siswa Keterangan

≤ 70 ≥ 70

VIII A 20 14 34 Kriteria

Ketuntasan Minimun yang ditetapkan sekolah adalah 70

VIII B 17 17 34

VIII C 19 15 34

Jumlah 56 46 102

Persentase (%) 56 44 100

Sumber : Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII SMP Xaverius 4

Way Halim Permai Bandar Lampung

Berdasarkan tabel 1 di atas, prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS

Terpadu masih tergolong rendah karena siswa yang mencapai ketuntasan

belajar sebanyak 46 siswa dari 102 siswa atau sebesar 44% sedangkan 56%

atau sebanyak 56 siswa belum mampu mencapai ketuntasan. Hal ini didukung

oleh pendapat Djamarah (2000: 18) apabila pelajaran yang diajarkan kurang

dari 65% dikuasai oleh siswa maka presentase keberhasilan siswa pada mata

(12)

Secara umum hal-hal yang mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi terbagi

atas dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa

faktor biologis (kondisi umum jasmani) dan faktor psikologis (intelegensi,

sikap, minat, bakat, dan motivasi). Sedangkan faktor eksternal dapat berupa

faktor lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Faktor tersebut

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Namun, faktor-faktor tersebut belum

dieksplorasi dengan baik oleh para peserta didik.

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik,

salah satunya yaitu motivasi. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan atau

energi seseorang dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber

dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar

individu (motivasi ekstrinsik). Motivasi merupakan dorongan untuk

mencapai tujuan. Dan tujuan anak belajar di sekolah dapat bermacam-macam,

seperti untuk berprestasi, untuk meningkatkan status, serta untuk memperoleh

persahabatan. Namun, pada kenyataannya masih banyak siswa yang memiliki

motivasi rendah. Seperti halnya dapat kita lihat, masih banyak siswa yang

enggan bersaing dengan teman sekelasnya. Sebagian besar dari mereka,

menjalani proses belajar di sekolah hanya sekedarnya saja, asalkan mendapat

nilai. Dan masih banyak pula siswa yang tidak mengerjakan PR. Pekerjaan

Rumah yang seharusnya dikerjakan di rumah, malah dikerjakan di sekolah

pada saat jam istirahat. Ini menunjukkan motivasi siswa dalam belajar masih

rendah. Bila motivasi siswa rendah, maka akan berpengaruh pada perolehan

(13)

5

Prestasi belajar siswa dapat pula dipengaruhi oleh kemampuan siswa itu

sendiri. Kemampuan merupakan daya untuk mencapai tujuan. Kemampuan

siswa meliputi kemampuan fisik dan mental. Kemampuan fisik dapat berupa

tingkat ketahanan tubuh siswa sejauh mana siswa mampu mengikuti jam-jam

belajar di sekolah secara efektif. Kemampuan mental dapat berupa sejauh

mana siswa dapat berkomunikasi dengan teman sebaya maupun gurunya.

Kemampuan yang dimanfaatkan secara optimal dapat mendukung tercapainya

pendidikan berkualitas. Akan tetapi, faktanya banyak siswa yang tidak

memanfaatkan kemampuan yang dimilikinya secara optimal. Sebagian besar

siswa justru enggan mengembangkan kemampuan dalam dirinya, terlebih

dalam hal belajar di kelas. Siswa cenderung berdiam diri di kelas, tidak

memiliki keinginan untuk mencoba hal-hal baru, dan tidak mau bertanya pada

orang-orang di sekitarnya. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kurang

mengasah kemampuannya sehingga menjadi tumpul. Hal ini pula yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Faktor lain yang mendukung prestasi belajar siswa adalah aktivitas siswa.

Aktivitas siswa dapat dalam berbagai bentuk, yakni aktivitas lisan, menulis,

mendengarkan, menggambar, menulis, metrik, visual, mental, dan emosional.

Konsep aktivitas menekankan pada kemandirian siswa dalam belajar. Hal ini

mengarah pada belajar yang bebas dan bertanggungjawab. Siswa belajar

dengan mencari sendiri pengetahuan di lingkungan sekitarnya, dan tidak

hanya mengandalkan guru sebagai sumber belajar, namun lebih luas dengan

(14)

besar siswa cenderung pasif dalam belajar. Banyak siswa memiliki tingkat

aktivitas belajar yang rendah. Mereka hanya menunggu perintah dari gurunya

dan tidak belajar secara mandiri. Padahal untuk mendukung prestasi belajar,

siswa harus seaktif mungkin baik dengan rajin berdiskusi dengan sesama

teman, mendengarkan dari media elektronik, membaca dari media cetak, dan

sebagainya. Hal ini yang belum terjadi pada diri siswa saat ini. Sehingga

prestasi yang diperoleh siswa masih rendah.

Dalam suatu lembaga pendidikan, prestasi belajar merupakan indikator yang

penting untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Akan tetapi

tidak bisa dipungkiri bahwa tinggi rendahnya prestasi siswa banyak

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di samping proses pengajaran itu sendiri.

(Arikunto, 1990 : 21)

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu.

Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar, adalah motivasi, kemampuan, dan aktivitas.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan dalam

penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Pengembangan SDM di Indonesia belum optimal;

2. Tujuan pendidikan belum terwujud secara optimal;

3. Sebagian besar siswa mengalami kegagalan dalam belajar;

(15)

7

5. Siswa belum mengeksplore dirinya secara optimal;

6. Motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu masih rendah;

7. Sebagian besar siswa belum menggunakan kemampuan yang dimiliki

secara optimal;

8. Lemahnya aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran IPS Terpadu;

C. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan judul penelitian ini dan berdasarkan identifikasi masalah di

atas, maka ada pembatasan masalah yang jelas agar lebih terarah pada tujuan

yang ingin diungkapkan dalam penelitian ini, sehingga masalah penelitian ini

dibatasi pada aspek motivasi (X1), kemampuan (X2), aktivitas (X3), dan

prestasi belajar (Y) siswa kelas VIII SMP Xaverius 4 Way Halim Permai

Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013.

D. Rumusan Masalah

Bertolak dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas, maka

secara operasional permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai

berikut :

1. Apakah ada pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII

(delapan) yang mengikuti mata pelajaran IPS Terpadu SMP Xaverius 4

Way Halim Permai Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013?

2. Apakah ada pengaruh kemampuan terhadap prestasi belajar siswa kelas

VIII (delapan) yang mengikuti mata pelajaran IPS Terpadu SMP Xaverius

(16)

3. Apakah ada pengaruh aktivitas terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII

(delapan) yang mengikuti mata pelajaran IPS Terpadu SMP Xaverius 4

Way Halim Permai Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013?

4. Apakah ada pengaruh motivasi, kemampuan, dan aktivitas terhadap

prestasi belajar siswa kelas VIII (delapan) yang mengikuti mata pelajaran

IPS Terpadu SMP Xaverius 4 Way Halim Permai Bandar Lampung Tahun

Ajaran 2012/2013?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk :

1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar

siswa kelas VIII (delapan) yang mengikuti mata pelajaran IPS Terpadu

SMP Xaverius 4 Way Halim Permai Bandar Lampung Tahun Ajaran

2012/2013.

2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kemampuan terhadap prestasi

belajar siswa kelas VIII (delapan) yang mengikuti mata pelajaran IPS

Terpadu SMP Xaverius 4 Way Halim Permai Bandar Lampung Tahun

Ajaran 2012/2013.

3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh aktivitas terhadap prestasi belajar

siswa kelas VIII (delapan) yang mengikuti mata pelajaran IPS Terpadu

SMP Xaverius 4 Way Halim Permai Bandar Lampung Tahun Ajaran

2012/2013.

4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh motivasi, kemampuan, dan aktivitas

(17)

9

pelajaran IPS Terpadu SMP Xaverius 4 Way Halim Permai Bandar

Lampung Tahun Ajaran 2012/2013.

F. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

a. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan untuk

memberikan sumbangan pemikiran mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar.

b. Sebagai kajian dan pengembangan lebih lanjut khususnya tentang

pengaruh motivasi, kemampuan, dan aktivitas terhadap prestasi

belajar.

2. Secara Praktis

a. Bagi siswa

Dapat digunakan sebagai bahan masukan, dalam usaha meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPS Terpadu dengan memberikan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, sehingga siswa dapat memperbaiki metode belajarnya dan berusaha untuk meminimalisir faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan dalam belajar.

b. Bagi guru

Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk meminimalisir

faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan siswa dalam belajar khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu,

(18)

Dapat digunakan sebagai bahan masukan agar dapat meminimalisir faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu, yaitu dengan cara pihak sekolah mengambil kebijakan yang dapat mendukung terciptanya proses belajar yang efektif.

d. Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi

masyarakat dalam rangka perbaikan pembelajaran.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut :

1. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah motivasi (X1), kemampuan (X2), aktivitas (X3),

prestasi belajar (Y).

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah Siswa Kelas VIII (delapan) yang mengikuti

mata pelajaran IPS Terpadu.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah SMP Xaverius 4 Way Halim Permai Bandar

Lampung.

4. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada masa belajar semester ganjil tahun pelajaran

(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

Bagian ini akan membahas tinjauan pustaka (prestasi belajar, motivasi,

kemampuan, aktivitas, dan hasil penelitian yang relevan), kerangka berpikir dan

hipotesis.

A.Tinjauan Pustaka 1. Prestasi Belajar

Menurut Js.Bedudu dalam Heni (2009: 20), kata prestasi berasal dari bahasa

Belanda yaitu “prestatie” yang kemudian diserap dalam bahasa Indonesia

menjadi Prestasi. Prestasi merupakan hasil yang dicapai dari apa yang

dikerjakan atau sudah diusahakan. Menurut Hamalik (2008: 84) menyatakan

bahwa prestasi adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan pada murid

setelah dilakukan proses belajar mengajar. Sedangkan belajar adalah akuisisi

atau perolehan pengetahuan dan kecakapan baru. Hasil atau prestasi belajar

dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator – indikator berupa nilai rapor,

indeks prestasi studi, angka kelulusan, predikat keberhasilan dan semacamnya

(Azwar,2008:163).

Sardiman (2005: 20) mengatakan bahwa, belajar merupakan perubahan tingkah

(20)

membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagianya. Sementara

itu, menurut Hamalik (2004: 27) belajar adalah modifikassi atau memperteguh

kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or

strengthening of behavior throught experiencing). Menurut pengertian ini,

belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau

tujuan. Hal ini juga dinyatakan oleh Slameto (2003: 2), yang menyatakan

bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi merupakan perubahan tingkah laku

atau proses dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti

setelah mengikuti proses belajar. Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai

siswa berupa tambahan pengetahuan baru, pengalaman, dan latihan yang

diwujudkan dalam bentuk nilai dari guru kepada muridnya pada jangka waktu

tertentu.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang dicapai

(dari yang telah dilakukan atau dikerjakan). Sementara itu, prestasi belajar

adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh

mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang

diberikan guru. Ahmadi (2004: 21) mengatakan bahwa, prestasi belajar adalah

hasil yang dicapai siswa dalam suatu usaha kegiatan belajar, dan perwujudan

(21)

13

Prestasi belajar adalah hasil belajar terakhir yang dicapai dalam jangka waktu

tertentu (Suryabrata,2002: 67). Latar belakang pendidikan menurut Syam

(1987) adalah hasil atau prestasi yang dicapai oleh perkembangan manusia

dan usaha-usaha lembaga tersebut dalam mencapai tujuannya (Irawan, 2007).

Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi belajar merupakan penilaian

penugasan yang mencerminkan adanya perubahan tingkah laku

siswa/mahasiswa sebagai hasil belajar yang telah diikutinya melalui program

pembelajaran disekolah / perguruan tinggi. Prestasi belajar merupakan hasil

yang dicapai siswa / mahasiswa yang diwujudkan dalam bentuk nilai dari

guru / dosen kepada siswa / mahasiswa berupa bentuk angka, huruf mutu,

atau kata – kata pada jangka waktu tertentu.

Pendapat lain mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

menurut Slameto (2003:54) meliputi:

1. Faktor intern, yaitu faktor yang datang dari dalam diri siswa yang sedang belajar, yang meliputi:

a. Faktor biologis atau jasmaniah: kesehatan, cacat badan.

b. Faktor psikologis atau rohaniah: intelegensi, perhatian, minat, bakat. 2. Faktor ekstern, yaitu faktor yang datang dari luar individu ang sedang

belajar, meliputi:

a. Faktor lingkungan keluarga: cara orang tua mendidik, suasana rumah, ekonomi keluarga, relasi antar anggota keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.

b. Faktor lingkungan sekolah: metode mengajar, kurikulum, relasi, guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode balajar, tugas rumah.

(22)

Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi satu sama lain. Karena

faktor-faktor tersebut, maka terdapat prestasi siswa yang berbeda-beda, ada

siswa-siswa yang berprestasi tinggi (high achieves) dan prestasi rendah (under

avhieves) atau tidak berprestasi sama sekali. Dalam hal ini, seorang guru yang berkompeten dan profesional diharapkan mampu mengantisipasi

kemungkinan-kemungkinan munculnya kelompok siswa yang menunjukan

gejala kegagalan dengan berusaha mengetahui dan membantu mereka

mengatasi faktor yang menghambat proses belajar siswa, sehingga tujuan

pembelajaran tersebut sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

2. Motivasi

Mc. Donald mengungkapkan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam

diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului

dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. (Sardiman A. M, 2011 : 73).

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan

kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan

bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan

perasaan tidak suka itu. (Sardiman A. M, 2011 : 75). Sepadan dengan

pendapat sebelumnya, Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, (2006 : 153),

mengemukakan motivasi adalah salah satu aspek psikologis yang berperan

penting dalam menggerakkan manusia untuk berbuat sesuatu.

Bernard Berelson dan Gary A. Steiner dalam H. B. Siswanto (2005 : 119)

mendefinisikan motivasi sebagai :

all those inner striving conditions variously described as wishes, desires,

needs, drives, and the like.”

Motivasi dapat diartikan sebagai keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia

(23)

15

menyalurkan perilaku ke arah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan

atau mengurangi ketidakseimbangan.

Hamzah B. Uno, (2006 : 10) menyatakan bahwa motivasi adalah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingkah laku, yang mempunyai indikator sebagai berikut : adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan, adanya harapan dan cita-cita,

penghargaan dan penghormatan atas diri, adanya lingkungan yang baik, dan adanya kegiatan yang menarik.

Gibson dkk. memberikan pandangannya tentang motivasi yaitu suatu konsep

yang dapat digunakan ketika menggerakkan individu untuk memulai dan

berperilaku secara langsung, sesuai dengan apa yang dikehendaki pimpinan.

(Hamzah B. Uno, 2006 : 64)

Berdasarkan pendapat dapat dijelaskan bahwa motivasi merupakan suatu

keinginan dan dorongan yang ada dalam diri siswa untuk mencapai tujuan

yakni memperoleh pengetahuan dan prestasi belajar dengan melakukan

aktivitas-aktivitas positif di sekolah. Motivasi memberikan nilai positif bagi

siswa untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam perkembangannya di

sekolah.

David C. McClelland mengelompokkan motivasi sebagai berikut :

1. Kebutuhan akan prestasi (need for achievement)

Kebutuhan akan prestasi merupakan daya penggerak yang mendorong seseorang untuk mengemgangkan kreativitas dan mengarahkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi mencapai prestasi kerja yang optimal.

2. Kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation)

Kebutuhan akan afiliasi merangsang gairah kerja seseorang, sebab setiap orang menginginkan :

a. Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain di lingkungan ia hidup dan bekerja.

(24)

c. Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal. d. Kebutuhan akan perasaan ikut serta.

3. Kebutuhan akan kekuasaan (need for power)

Kebutuhan akan kekuasaan merupakan daya penggerak yang merangsang dan memotivasi gairah kerja seseorang serta mengerahkan semua

kemampuan demi mencapai kekuasaan atau kedudukan yang terbaik dalam organisasi.

(Malayu S.P. Hasibuan, 2011 : 231)

Berdasarkan teori di atas, dapat dipahami bahwa seseorang memiliki berbagai

alasan untuk memiliki motivasi. David C. McClelland menguraikan bahwa

ada tiga kategori motivasi, yakni kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan

afiliasi, serta kebutuhan akan kekuasaan. Dalam arti lain, siswa yang

memiliki motivasi dapat di latarbelakangi oleh keinginan mencapai prestasi,

keinginan untuk membina persahabatan, dan keinginan untuk berkuasa.

Keinginan untuk berprestasi dapat ditunjukkan dengan adanya upaya siswa

untuk meraih nilai yang tinggi, kebutuhan akan afiliasi dapat ditunjukkan

dengan sikap yang saling menghargai antar teman, serta kebutuhan untuk

berkuasa ditunjukkan dengan sikap untuk mengatur teman sekelasnya.

Motivasi siswa mendukung tercapainya pendidikan yang berkualitas.

Sardiman A. M, (2011 : 85), mengutarakan pendapatnya tentang fungsi

motivasi yaitu :

1. Mendorong manusia untuk berbuat;

2. Menentukan arah perbuatan;

3. Menyeleksi perbuatan.

Dengan demikian terdapat tiga fungsi motivasi yaitu mendorong manusia

untuk berbuat, dalam arti motivasi merupakan motor penggerak dari setiap

(25)

17

perbuatan, dimana motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yanng harus

dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. Dan yang terakhir adalah fungsi

motivasi untuk menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan

apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Menurut Oemar Hamalik, (2010 : 162-163) jenis-jenis motivasi meliputi :

a. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang sebenarnya yang timbul dalam diri siswa sendiri dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional, seperti keinginan untuk mendapatkan keterampilan tertentu.

b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor – faktor dari luar situasi belajar, seperti penghargaan, persaingan dan hukuman.

Berdasarkan pendapat diatas jenis-jenis motivasi ada dua, yaitu motivasi

intrinsik yang artinya motivasi yang hidup dalam diri siswa, misalnya

keinginan untuk mendapat keterampilan tertentu, memperoleh informasi dan

pengertian, mengembangkan sikap untuk berhasil, menyenangi kehidupan,

keinginan diterima oleh orang lain. Selanjutnya, motivasi ekstrinsik, yaitu

motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar diri siswa, seperti angka

kredit, ijazah, tingkatan hadiah, medali, dan persaingan yang bersifat negatif

seperti hukuman.

Sedangkan menurut Frandsen dalam Sardiman A.M, (2011 : 87), jenis-jenis

motivasi antara lain :

(26)

2. Self-expression : kebutuhan individu tidak sekedar tahu mengapa dan bagaimana sesuatu terjadi, tetapi mampu membuat suatu kejadian seperti seorang siswa yang memiliki keinginan untuk aktualisasi diri.

3. Self-enhancement : keinginan bagi setiap individu untuk mengembangkan kompetensi untuk meningkatkan kemajuan dirinya seperti seorang siswa yang terdorong untuk terus mengasah bakatnya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa terdapat tiga jenis motivasi

yakni cognitives motives, dimana jenis motivasi ini menggambarkan harapan

siswa dalam hal kecerdasan akademik. Selanjutnya adalah self-expression,

motivasi ini menujukkan harapan seorang siswa untuk dapat diterima dan

mengaktualisasikan dirinya di tengah masyarakat. Dan yang terakhir,

self-enhancement, yakni harapan seorang siswa untuk mengembangkan bakat

yang ada dalam dirinya, baik dalam bermusik, menari, menyanyi, dan

sebagainya.

Secara garis besar, motivasi mengandung nilai-nilai sebagai berikut :

1. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya perbuatan belajar murid.

2. Pengajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada murid.

3. Pengajaran yang bermotivasi menuntut kreativitas dan imajinasi guru untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang relevan dan sesuai guna membangkitkan dan memelihara belajar siswa.

4. Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan menggunakan motivasi dalam pengajaran erat pertaliannya dengan pengaturan disiplin kelas. 5. Asas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral daripada asas-asas

mengajar.

(Oemar Hamalik, 2010 : 161-162)

Dengan demikian motivasi mengandung banyak nilai diantaranya

menentukan tingkat berhasil atau gagalnya perbuatan belajar siswa, yang

artinya belajar tanpa adanya motivasi kiranya sulit untuk berhasil. Nilai yang

(27)

19

sesuai dengan kebutuhan, dalam arti bahwa pengajaran yang demikian sesuai

dengan tuntutan demokrasi dalam pendidikan. Nilai lainnya yakni pengajaran

yang bermotivasi menuntut kreativitas guru, dimana guru senantiasa berusaha

agar murid-murid memiliki motivasi belajar yang tinggi. Selanjutnya adalah

berhasil atau gagalnya motivasi berkaitan dengan pengaturan disiplin kelas.

Dan nilai lainnya adalah asas motivasi menjadi salah satu bagian integral dari

asas mengajar, yang artinya penggunaan motivasi dalam mengajar buku saja

melengkapi prosedur mengajar, tetapi juga menjadi faktor yang menentukan

pengajaran yang efektif.

Adanya dorongan dari dalam diri seseorang untuk belajar merupakan bentuk

dari motivasi. Motivasi berarti seorang siswa mempunyai kemauan,

dorongan, untuk menggerakkan atau mengarahkan tenaga untuk melakukan

aktivitas yang mendukung terwujudnya tujuan belajar, serta bersemangat

dalam menghadapi segala tantangan dan hambatan pada diri seorang siswa

untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal. Tingginya prestasi yang

diraih dipengaruhi oleh tingginya motivasi yang dimiliki siswa

3. Kemampuan

Beni S. Ambarjaya, (2012 : 31) menuliskan kemampuan (ability) adalah daya

untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan.

Munandar mendefinisikan kemampuan yaitu salah satu faktor yang

(28)

Malayu S. P. Hasibuan, (2011 : 160) mengemukakan ability adalah

kemampuan menetapkan dan atau melaksanakan suatu sistem dalam

pemantapan semua sumber daya dan teknologi secara efektif dan efisien

untuk mencapai hasil yang optimal.

Menurut Gibson dkk. kemampuan menunjukkan potensi individu untuk

melaksanakan tugas atau pekerjaan. Kemampuan tersebut berhubungan

dengan kemampuan fisik dan mental yang dimiliki individu untuk

melaksanakan pekerjaan. (H. B. Siswanto, 2005 : 131). Menurut J. Winardi,

(2004 : 201) kemampuan (ability) merupakan sebuah sifat (yang melekat

pada manusia atau yang dipelajari) yang memungkinkan seseorang

melaksanakan sesuatu tindakan atau pekerjaan mental atau fisikal. Spencer

and Spencer mendefinisikan kemampuan sebagai karakteristik yang menonjol

dari seorang individu yang berhubungan dengan kinerja efektif dan / atau

superior dalam suatu pekerjaan atau situasi. (H. Hamzah B. Uno, 2009 : 62)

Berdasarkan beberapa definisi, kemampuan adalah potensi yang dimiliki

seseorang baik pengetahuan, keterampilan, kecerdasan, dan sebagainya yang

dipergunakan untuk melakukan tugas demi mencapai tujuan. Kemampuan

diartikan sebagai potensi yang dimiliki siswa demi mendukung tingkat

keberhasilan belajarnya. Belajar di sekolah dapat berupa pendidikan secara

teoritis maupun praktek. Dengan kemampuan yang memadai, siswa akan

lebih mudah dalam melakukan tugasnya sebagai seorang pelajar. Akan tetapi

bila siswa memiliki kemampuan yang rendah, maka akan kesulitan dalam

(29)

21

Kemampuan menurut Mohammad Ali, dkk. (2006 : 195) dibagi menjadi 3

aspek yaitu :

1. Kemampuan kognitif seperti pengamatan, perhatian, tanggapan, fantasi, dan berpikir, merupakan sarana dasar untuk pengambilan keputusan oleh remaja dalam melakukan penyesuaian diri.

2. Kemampuan afeksi seperti sikap, perasaan, emosi, dan penghayatan terhadap nilai-nilai dan moral akan menjadi dasar pertimbangan bagi kognisi dalam proses penyesuaian diri remaja.

3. Kemampuan psikomotorik menjadi sumber kekuatan yang mendorong remaja untuk melakukan penyesuaian diri disesuaikan dengan dorongan kebutuhannya.

Berdasarkan teori dapat dimengerti bahwa kemampuan dibagi menjadi 3,

yaitu kemampuan afeksi yang berkaitan dengan proses berpikir, kemampuan

afeksi yang berkaitan erat dengan sikap, serta kemampuan psikomotorik yang

berhubungan erat dengan penyesuaian diri remaja. Kemampuan afektif

merupakan cara siswa bersikap terhadap masalah yang timbul di sepanjang

proses belajarnya. Kemampuan kognitif erat kaitannya dengan proses berpikir

siswa mengenai materi-materi pelajaran. Dan kemampuan psikomotorik

yakni bagaimana siswa dapat saling bekerjasama satu sama lain dalam proses

belajar.

Daryanto dalam Ondi Saondi dan Aris Suherman, (2012 : 22),

mengklasifikasikan kemampuan menjadi dua macam, antara lain ;

1. Kemampuan intelektual

2. Kemampuan fisik

Dapat dipahami bahwa kemampuan di bagi menjadi dua macam, yaitu

kemampuan intelektual yakni kemampuan yang dibutuhkan seseorang untuk

(30)

guru maupun ketepatan siswa dalam mengerjakan soal-soal ujian. Dan yang

kedua yaitu kemampuan fisik, yakni kemampuan fisik seseorang dalam

mengerjakan tugas dan kewajibannya, seperti kemampuan siswa untuk hadir

secara dalam setiap jam belajar di kelas.

Berbeda dengan pendapat di atas, Veithzal Rivai, (2006 : 324)

mengelompokkan kemampuan sebagai berikut :

1. Kemampuan teknis, yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan, metode, teknik, dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan tugas serta pengalaman dan pelatihan yang diperolehnya.

2. Kemampuan konseptual, yaitu kemampuan untuk memahami kompleksitas perusahaan dan penyesuaian bidang gerak dari unit masing-masing ke dalam bidang operasional perusahaan secara menyeluruh, yang pada intinya tersebut memahami tugas, fungsi serta tanggung jawabnya sebagai seorang karyawan.

3. Kemampuan hubungan interpersonal, yaitu antara lain kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain, memotivasi karyawan, melakukan negosiasi, dan lain-lain.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa kemampuan

dikelompokkan menjadi tiga bagian, yakni kemampuan teknis merupakan

kemampuan menggunakan pengetahuan untuk melaksanakan tugas sebagai

contoh kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal ujian. Selain itu

adalah kemampuan konseptual yaitu kemampuan untuk memahami sebuah

kompleksitas sebagai contoh kemampuan siswa dalam memahami perannya

di kelas. Dan yang terakhir adalah kemampuan hubungan interpersonal yaitu

kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain, sebagai contoh

kemampuan siswa dalam bekerjasama untuk mengerjakan tugas kelompok.

J. Winardi, (2004 : 202-203) mengemukakan bahwa kemampuan (ability)

(31)

23

Tabel 2. Kemampuan-kemampuan mental = Intelegensi

No Aktivitas Mental Keterangan

1 Fleksibilitas dan kecepatan pemahaman

Kemampuan untuk “menyimpan dalam pikiran” sebuah konfigurasi visual tertentu.

2 Kelancaran Kemampuan untuk menghasilkan kata-kata,

ide-ide, dan pernyataan-pernyataan verbal. 3 Penalaran induktif Kemampuan untuk membentuk dan menguji

hipotesis-hipotesis yang diarahkan ke tujuan menemukan hubungan-hubungan.

4 Ingatan asosiatif Kemampuan untuk mengingat kembali potongan-potongan bahan-bahan yang tidak berhubungan satu sama lain dan untuk mengingat.

5 Ruang lingkup ingatan Kemampuan untuk mengingat dengan tepat jumlah persoalan-persoalan setelah salah satu seri disajikan.

7 Kecepatan perseptual Kecepatan dalam hal menemukan bilangan, mengadakan perbandingan-perbandingan, melaksanakan tugas-tugas sederhana yang meliputi persepsi visual.

8 Penalaran deduktif Kemampuan untuk melaksanakan penalaran dari premis-premis yang dikemukakan, hingga dapat dicapai sejumlah kesimpulan yang diperlukan.

9 Orientasi ruangan dan visualisasi

Kemampuan untuk mempersepsi pola-pola spasial dan dapat dimanipulasinya atau mentransformasi gambaran pola-pola spasial.

10 Komprehensi verbal Pengenalan kata-kata (maknanya) maupun penerapan pengetahuan tersebut.

Tabel 3 . Sampel keterampilan-keterampilan fisikal

No Keterampilan Keterangan

1 Kekuatan dinamik Ketahanan otot dalam hal

mengeluarkan kekuatan secara berkelanjutan, atau secara berulang.

2 Fleksibiltas Kemampuan untuk merentangkan

otot-otot perut, atau otot jantung.

3 Koordinasi tubuh Kemampuan untuk mengoordinasikan

(32)

Tabel 3. (Lanjutan)

4 Keseimbangan

tubuh

Kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan dengan petunjuk-petunjuk non visual.

5 Stamina Kapasitas untuk mempertahankan

upaya maksimum, yang memerlukan penggunaan tenaga kardiovaskuler.

Berdasarkan tabel di atas, kemampuan digolongkan menjadi 2, yaitu

kemampuan mental dan kemampuan fisikal. Kemampuan mental meliputi

fleksibilitas, kelancaran, penalaran induktif, ingatan asosiatif, ruang

lingkup ingatan, kemampuan mengingat bilangan, kecepatan perseptual,

penalaran deduktif, orientasi ruangan dan visualisasi, komprehensi verbal.

Sedangkan kemampuan fisikal meliputi kekuatan dinamik, fleksibilitas,

koordinasi tubuh, keseimbangan tubuh, serta stamina. Kemampuan fisik

berkaitan erat dengan kemampuan siswa yang berupa ketahanan fisik,

yakni sejauh mana siswa mampu mengerjakan tugas-tugas yang

membutuhkan kekuatan fisik. Dan yang kedua adalah kemampuan mental

yakni kemampuan yang berkaitan dengan cara berpikir siswa dan erat

hubungannya dengan kinerja otak.

Pengetahuan, keterampilan, dan kecerdasan merupakan bentuk dari

kemampuan. Siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik itu

diperoleh dari faktor bawaan maupun latihan. Kemampuan tersebut

mendukung perbuatan belajar siswa di sekolah dan mengarahkan pada

tercapainya prestasi belajar siswa. Kemampuan siswa yang memadai akan

(33)

25

4. Aktivitas

Mehl-Mills-Douglass mengemukakan tentang The Principle of Activity,

sebagai berikut :

“One learns only by some activities in the neural system: seeings, hearing,

smeeling, feeling, thinking, physical or motor activity. The learner must actively engage in the “learning”, whether it be of information a skill, an understanding, a habit, an idea, an attitude, an interest, or the nature of a task.”

Belajar berupa aktivitas sistem syaraf: melihat, mendengar, mencium, merasakan, berpikir, bergerak atau aktivitas fisik. Siswa harus selalu aktif dalam belajar, baik terampil memberi informasi, memahami, kebiasaan, gagasan, sikap, ketertarikan, dan tugas alamiah. (Oemar Hamalik, 2010 : 172)

Oemar Hamalik (2010 : 171) mengatakan bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Anak (siswa) belajar sambil bekerja, dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat. Sardiman, (2004 : 96) mendefinisikan aktivitas sebagai segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan, pengalaman, penyelidikan sendiri dengan bekerja sendiri secara rohani maupun teknis.

Berdasarkan teori, aktivitas merupakan kegiatan mandiri yang dilakukan

oleh siswa dalam belajar dengan mengamati, pengalaman, menyelidiki

untuk memperoleh pengetahuan. Aktivitas menekankan pada pengalaman

pribadi sehingga siswa dapat secara langsung mempraktekkan apa yang

dipelajarinya. Aktivitas yang dimaksud dalam hal ini adalah aktivitas dari

siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

akan terciptalah suasana belajar yang aktif. Kegiatan yang dimaksud

adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar. Tanpa diimbangi

(34)

karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah

tingkah laku, jadi tidak ada belajar tanpa adanya aktivitas didalamnya.

Beberapa jenis aktivitas menurut Paul D. Dierich dalam Oemar Hamalik,

(2010 : 172), yaitu :

1. Kegiatan-kegiatan visual

Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral)

Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.

3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan

Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan, atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.

4. Kegiatan-kegiatan menulis

Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket. 5. Kegiatan-kegiatan menggambar

Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola. 6. Kegiatan-kegiatan metrik

Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.

7. Kegiatan-kegiatan mental

Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, faktor-faktor, melihat, hubungan-hubungan, dan membuat keputusan. 8. Kegiatan-kegiatan emosional

Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap satu sama lain.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa bahwa aktivitas

digolongkan menjadi 8 jenis yaitu aktivitas visual seperti membaca,

kegiatan lisan seperti mengajukan pertanyaan, kegiatan mendengarkan

seperti mendengarkan percakapan, kegiatan menulis seperti membuat

(35)

27

metrik seperti menari, kegiatan mental seperti memecahkan masalah, serta

kegiatan emosional seperti berani dan tenang.

Getrude M. Whipple membagi kegiatan-kegiatan murid sebagai berikut :

1. Bekerja dengan alat-alat visual 2. Ekskursi dan trip

3. Mempelajari masalah-masalah 4. Mengapresiasi literatur

5. Ilustrasi dan konstruksi

6. Bekerja menyajikan informasi 7. Cek dan tes

(Oemar Hamalik, 2010 : 173)

Berdasarkan uraian, jenis kegiatan siswa dibagi menjadi bekerja dengan

alat-alat visual yang meliputi mengumpulkan gambar-gambar,

mempelajari gambar, mengurangi pameran, mencatat pertanyaan, memilih

alat visual, membuat pameran, mengatur file. Selain itu ekskursi dan trip

yang meliputi mengunjungi museum, mengundang lembaga, menyaksikan

demonstrasi. Selanjutnya adalah siswa mempelajari masalah yang meliputi

mencari informasi, mempelajari referensi, membawa buku dari

perpustakaan, mengirim surat pada badan bisnis untuk memeperoleh

informasi. Selanjutnya mengapresiasi literatur yakni membaca cerita,

mendengarkan bacaan. Ilustrasi dan konstruksi yang meliputi membuat

diagram, menggambar peta, membuat poster. Selanjutnya adalah bekerja

menyajikan informasi yakni menyarankan penyajian informasi yang

menarik, menyensor bahan-bahan dalam buku, menulis dan menyajikan

dramatisasi. Dan kegiatan yang terakhir adalah cek dan tes yaitu

mengerjakan informal dan standardized test, menyiapkan tes untuk murid

(36)

Syaiful Bahri Djamarah (2005 : 84) berpendapat bahwa aktivitas belajar

anak didik meliputi :

1. Anak didik belajar secara individual untuk menerapkan konsep, prinsip, dan generalisasi.

2. Anak didik belajar dalam bentuk kelompok untuk memecahkan masalah (problem solving).

3. Setiap anak didik berpartisipasi dalam melaksanakan tugas belajarnya melalui berbagai cara.

4. Anak didik berani mengajukan pendapat.

5. Ada aktivitas belajar analisis, sintesis, penilaian, dan kesimpulan. 6. Antar anak didik terjalin hubungan sosial dalam melaksanakan

kegiatan belajar.

7. Setiap anak didik bisa mengomentari dan memberikan tanggapan terhadap pendapat anak didik lainnya.

8. Setiap anak didik berkesempatan menggunakan berbagai sumber belajar yang tersedia.

9. Setiap anak didik berupaya menilai hasil belajar yang dicapainya. 10.Ada upaya dari anak didik untuk bertanya kepada guru dan atau

meminta pendapat guru dalam upaya kegiatan belajarnya.

Berdasarkan kajian, dapat dipahami bahwa anak didik memiliki aktivitas

yaitu belajar individual untuk menerapkan konsep, memecahkan masalah,

melaksanakan tugas belajar, berani mengajukan pendapat, aktivitas belajar,

mengomentari dan memberikan tanggapan, menggunakan sumber belajar

yang tersedia, menilai hasil belajar yang dicapai, serta bertanya kepada

guru dan atau meminta pendapat guru.

Melalui konsep aktivitas, anak didik didorong untuk lebih aktif di sekolah.

Anak didik belajar sambil bekerja. Dengan bekerja mereka memperoleh

pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta

mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat.

Konsep sekolah pembangunan di Indonesia juga menekankan adanya

aktivitas kerja sebagai persiapan kader-kader pembangunan. Dengan

(37)

29

untuk meraih prestasi belajar. Tingginya prestasi yang diraih dapat

dipengaruhi oleh tingginya aktivitas siswa.

5. Hasil Penelitian yang Relevan

Studi atau penelitian yang sejenis dengan pokok masalah yang dihadapkan

dalam skripsi ini telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Oleh

karena itu pada bagian ini dilengkapi beberapa hasil penelitian yang ada

kaitanya dengan pokok masalah ini, antara lain:

Tabel 4. Hasil Penelitian yang Relevan

No Nama Judul Skripsi Kesimpulan

1 Prefi Septika Pengaruh Motivasi dan Aktivitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri Gadingrejo Tahun Pelajaran 2009/2010

Ada pengaruh motivasi dan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri Gadingrejo Tahun Pelajaran 2009/2010, berturut-turut sebesar 15,2%, 47,6%, dan 82,5%

2 Lina Marliana Hubungan Antara Motivasi dan Aktivitas Belajar Siswa Dengan Peningkatan Prestasi Belajar Dasar-Dasar Akuntansi Siswa Kelas X Akuntansi Semester 1 SMK Kartikatama Metro Tahun Ajaran 2007/2008 kelas X akuntansi semester 1 SMK Kartikatama Metro Tahun Ajaran 2007/2008, diperoleh Fhitung>Ftabel =

51,43 > 3,11 yang berarti H1

diterima dan H0 ditolak

3 Dewi Novita Hubungan antara Kreativitas dan Aktivitas Belajar dengan Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS Semester Ganjil di SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2006/2007.

Terdapat hubungan antara kreativitas dan aktivitas belajar dengan prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS semester ganjil di SMA Negeri 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2006/2007.

4 Agnes Siskaria Astuti

Pengaruh Fasilitas Belajar dan Aktivitas Belajar Ekonomi Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas IX Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Pangudi Luhur Sukaraja Kec. Buay Madang Oku Timur Tahun Pelajaran 2009/2010.

(38)

Tabel 4. (Lanjutan)

5 Teguh Karya Peranan Dosen Pembimbing Akademik Terhadap Motivasi Belajar Siswa Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil FPTK UPI

Terdapat kontribusi yang positif signifikan antara peranan doses pembimbing akademik terhadap motivasi belajar siswa mahasiswa jurusan teknik sipil FPTK UPI, diperoleh Fhitung>Ftabel =

4,635>1,684 dengan keeratan hubungan

koofesien korelasi (R) 0,564 dan determinasi (R2) 31,83%

6 Putri Istianti Gumilang

Pengaruh Kinerja Mengajar Guru Terhadap Aktivitas Belajar Siswa : Studi Deskriptif Di Sekolah Dasar Negeri Papandayan Kota Bogor

Terdapat hubungan (pengaruh) yang signifikan dan positif antara kinerja mengajar guru terhadap aktivitas belajar siswa, yang ditunjukkan dengan

koefisien korelasi sebesar 0,52 dan koefisien

determinasi sebesar 27,54%

B. Kerangka Pikir

Prestasi belajar merupakan pencerminan dari hasil belajar siswa selama berada

sekolah. Prestasi tersebut dapat diketahui selama proses belajar mengajar siswa

berhasil memahami apa yang disampaikan dan diinginkan oleh guru dan sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh kurikulum sekolah. Prestasi belajar

yang dicapai siswa beraneka ragam ada yang berprestasi tinggi, sedang, dan

rendah. Setiap siswa melakukan kegiatan belajar secara aktif mempunyai

kesempatan untuk memperoleh prestasi yang baik.

Keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan banyak faktor, diantaranya

motivasi. Motivasi siswa dapat berupa keinginan untuk meraih prestasi,

keinginan untuk meraih persahabatan, dan keinginan untuk memperoleh

(39)

31

aktif dan penuh tanggung jawab, sehingga akan mendapatkan prestasi yang

memuaskan.

Faktor lain yang ikut berpengaruh terhadap prestasi belajar adalah kemampuan,

kemampuan dapat berupa kemampuan fisik maupun mental. Kemampuan

mendukung siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Kemampuan yang

dimiliki setiap siswa mendukung setiap siswa dalam menyerap ilmu yang

diberikan di sekolah. Sehingga kemampuan menjadi faktor tercapainya prestasi

belajar siswa.

Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap prestasi belajar adalah aktivitas.

Aktivitas yang dimaksud disini adalah aktivitas belajar siswa, aktivitas siswa

dapat berbagai macam, seperti aktivitas mendengarkan, berbicara, membaca,

aktivitas mental, dan lain sebagainya. Keaktifan siswa dapat mendukung

suasana kondusif dalam belajar di sekolah. Sehingga aktivitas dapat

digolongkan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

siswa.

Berdasarkan uraian tersebut, diduga bahwa variabel prestasi belajar (Y)

dipengaruhi dengan berbagai faktor penyebab, diantaranya motivasi (X1),

kemampuan (X2) dan aktivitas (X3), maka dapat digambarkan kerangka pikir

(40)

r1

r2 R

r3

Sumber: Sugiyono, (2011:11)

Gambar 1 : Paradigma pengaruh tingkat motivasi, kemampuan, dan aktivitas

terhadap prestasi belajar

C. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII

(delapan) yang mengikuti mata pelajaran IPS Terpadu SMP Xaverius 4

Way Halim Permai Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Ada pengaruh kemampuan terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII

(delapan) yang mengikuti mata pelajaran IPS Terpadu SMP Xaverius 4

Way Halim Permai Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013.

3. Ada pengaruh aktivitas terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII

(delapan) yang mengikuti mata pelajaran IPS Terpadu SMP Xaverius 4

Way Halim Permai Bandar Lampung Tahun Ajaran 2012/2013. Motivasi

(X1)

Aktivitas (X3)

Kemampuan (X2)

(41)

33

4. Ada pengaruh motivasi, kemampuan, dan aktivitas terhadap prestasi

belajar siswa kelas VIII (delapan) yang mengikuti mata pelajaran IPS

Terpadu SMP Xaverius 4 Way Halim Permai Bandar Lampung Tahun

(42)

III. METODOLOGI PENELITIAN

Bagian ini akan membahas metodologi penelitian, populasi dan sampel, variabel

penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, uji persyaratan

instrument, pengukuran data, uji persyaratan analisis data, uji keberartian dan

kelinieran regresi, dan pengujian hipotesis.

A.Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif

verifikatif kausal atau sebab akibat dengan pendekatan ex post facto dan

survey. Penelitian verifikatif diartikan sebagai penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih. Hubungan kausal adalah

sebab akibat. Pendekatan ex post facto merupakan suatu pendekatan yang

dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi kemudian merunut

kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian

tersebut. (Sugiyono, 2010:7)

Sementara itu pendekatan survey yaitu penelitian yang dilakukan pada besar

maupun populasi kecil, tetapi yang dipelajari adalah data dari sampel yang

(43)

relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun

psikologis. (Kerlinger dalam Sugiyono, 2010:7)

Penelitian ini adalah penelitian sampel bukan penelitian populasi karena

“sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel” (Sugiyono, 2011 : 68). Pengambilan sampel dalam

penelitian ini dengan teknik probability sampling dengan menggunakan

proportionalsimple random sampling serta sampel dihitung menggunakan

rumus Slovin. Teknik pengumpulan data penelitian dengan menggunakan

metode observasi, interview, dokumentasi, dan angket.

Untuk pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi, untuk menguji

hipotesis pertama, kedua, dan ketiga menggunakan regresi linier sederhana.

Sedangkan untuk menguji hipotesis keempat menggunakan regresi linier

multiple.

B. Populasi dan Sampel 1. Pengertian Populasi

Menurut Sugiyono (2011:61) populasi adalah wilayah yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi adalah seluruh

siswa kelas VIII (delapan) SMP Xaverius 4 Way Halim Permai Bandar

(44)

Tabel 5 : Daftar Siswa Kelas VIII (delapan) SMP Xaverius 4 Way Halim Permai Bandar Lampung T.A. 2012/2013

No Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 VIII A 21 13 34

2 VIII B 20 14 34

3 VIII C 20 14 34

Sumber : Tata Usaha SMP Xaverius 4 Way Halim Permai B. Lampung

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2011:62) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Penelitian ini merupakan

penelitian sampel bukan penelitian populasi karena menurut Sugiyono

(2011:68) “sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila

jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang

ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain

sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi diajadikan

sampel”. Bertolak dari hal tersebut, maka penelitian ini termasuk penelitian

sampel karena jumlah populasi lebih dari 30 orang atau berjumlah 102

orang.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik probability

sampling dengan menggunakan proportional simple random sampling.

Probability teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang

sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota

(45)

sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata

yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2011: 63-64).

Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus Slovin

dengan pertimbangan bahwa populasi relatif homogen/seragam sehingga

tidak terlalu diperlukan untuk distratifikasi. Selain itu, penggunaan rumus

ini akan menghasilkan jumlah sampel yang relative lebih besar dibanding

beberapa rumus lain, sehingga karakteristik dari populasi akan lebih

terwakili. Rumus selengkapnya sebagai berikut:

n = N

1 + Ne2 dimana:

n= ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan misalnya 2%

(Budi Koestoro dan Basrowi, 2006:250)

Populasi 102 siswa dan presisi yang ditetapkan atau tingkat signifikansi

0,05, maka besarnya sampel pada penelitian ini adalah:

n = N 1 + Ne2 n = 102

1 + 102.0,052

(46)

Jadi jumlah keseluruhan responden dalam penelitian ini adalah 81 siswa.

Alasan menggunakan rumus tersebut adalah untuk mendapat sampel yang

representative dan lebih pasti atau mendekati populasi yang ada.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel menggunakan probability sample dengan

menggunakan teknik proportional simple random sampling. Teknik ini

merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang

sama bagi setiap anggota populasi yang dipilih untuk menjadi sampel.

(Sugiyono, 2010 : 82) Hal ini dilatarbelakangi populasi homogen, tidak

tersebar secara geografis dan kerangka sampelnya sudah jelas. Penentuan

siswa yang akan dijadikan sampel dilakukan dengan undian.

C.Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2011:2)

Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Independen atau Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahanya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu motivasi (X1), kemampuan

(47)

2. Variablel Dependen atau Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

prestasi belajar (Y).

D.Definisi Konseptual dan Operasional Variabel 1. Definisi Konseptual Variabel

Definisi konseptual adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel

dan konstrak dengan cara melihat pada dimensi tingkah laku atau properti

yang ditunjukkan oleh konsep dan mengategorikan hal tersebut menjadi

elemen yang dapat diamati dan diukur (Basrowi dan Kasinu, 2007: 179).

Definisi konseptual dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel bebas dan

satu variabel terikat.

1. Prestasi adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan pada murid

setelah dilakukan proses belajar mengajar. (Oemar Hamalik, 2008 : 84)

2. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang

bertingkah laku. Motivasi merupakan keinginan yang besar dari dalam

diri setiap individu, individu yang ingin meraih prestasi haruslah

memiliki aktivitas-aktivitas yang dapat menunjang keberhasilan yang

ingin dicapai. (Hamzah B. Uno, 2008 : 1)

3. Kemampuan menunjukkan potensi individu untuk melaksanakan tugas

atau pekerjaan. Kemampuan tersebut berhubungan dengan kemampuan

fisik dan mental yang dimiliki individu untuk melaksanakan pekerjaan.

(48)

4. Aktivitas sebagai segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan

pengamatan, pengalaman, penyelidikan sendiri dengan bekerja sendiri

secara rohani maupun teknis. (Sardiman, 2004 : 96)

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel

dan konstrak dengan cara melihat pada dimensi tingkah laku atau properti

yang ditunjukkan oleh konsep dan mengategorikan hal tersebut menjadi

elemen yang dapat diamati dan diukur. (Basrowi dan Kasinu, 2007 : 179)

Definisi operasional dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel bebas dan

satu variabel terikat.

1. Prestasi belajar adalah besarnya nilai atau angka yang diperoleh siswa

pada saat Ujian Akhir Semester (UAS).

2. Motivasi adalah suatu harapan/mimpi dari seorang siswa untuk

memenuhi kebutuhan atau mencapai sesuatu yang diinginkan yang

meliputi kebutuhan akan prestasi (need for achievement), kebutuhan

akan afiliasi (need for affiliation), dan kebutuhan akan kekuasaan (need

for power).

3. Kemampuan adalah suatu karakteristik dan potensi siswa untuk

melaksanakan aktivitas belajarnya yang meliputi kemampuan fisik dan

kemampuan mental.

4. Aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan seorang siswa di kelas dan

bersifat dinamis yang meliputi kegiatan visual, lisan, mendengarkan,

(49)

3. Rincian Variabel, Indikator, Sub Indikator Prestasi Belajar (Y)

Hasil ujian akhir semester siswa kelas VIII SMP Xaverius 4 Way Halim

Permai Bandar Lampung mata pelajaran IPS Terpadu tahun ajaran

2012/2013

Motivasi (X1)

1. Kebutuhan akan prestasi (need for achievement)

Keinginan untuk belajar

Keinginan untuk mengembangkan potensi diri

Keinginan untuk mencapai prestasi belajar

2.Kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation)

Keinginan untuk diterima di lingkungan

Harapan untuk saling menghargai

Keinginan untuk dapat bekerjasama

3.Kebutuhan akan kekuasaan (need for power)

Harapan mempunyai kedudukan di kelas

Menjadi orang yang berpengaruh di kelas

Kemampuan (X2)

1. Kemampuan mental

Mengingat

Berkomunikasi

Menganalisis

(50)

2. Kemampuan Fisikal

Melakukan kegiatan rutin

Melakukan banyak kegiatan dalam 1 waktu

Melakukan kegiatan sekuat tenaga

Aktivitas (X3)

1. Kegiatan-kegiatan visual

Membaca situasi

Mengamati lingkungan sekitar

2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral)

Mengemukakan fakta dan pendapat

Mengajukan pertanyaan

Kegiatan-kegiatan mendengarkan

Mendengarkan percakapan

Diskusi kelompok

3. Kegiatan-kegiatan menulis

Menulis

4. Kegiatan-kegiatan menggambar

Menggambar

5. Kegiatan-kegiatan metrik

Bermain

6. Kegiatan-kegiatan mental

Memecahkan masalah

(51)

7. Kegiatan-kegiatan emosional

Minat

Tenang

Tabel 6 : Rincian Variabel, Indikator, Sub Indikator dan Pengukuran Variabel nilai yang diperoleh dari ujian akhir semester ganjil siswa kelas VIII SMP Xaverius 4 Way Halim Permai Bandar

 Harapan untuk saling menghargai

 Keinginan untuk

dapat bekerjasama

 Harapan mempunyai

kedudukan di kelas

(52)

Tabel 6. (Lanjutan)

Sehubungan data dalam instrument penelitian ini masih berbentuk ordinal,

maka digunakan Methode of Sucsessive Interval (MSI), yaitu suatu metode

yang digunakan untuk menaikan atau mengubah tingkat pengukuran dari data

ordinal menjadi data interval dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. untuk setiap pertanyaan, hitung frekuensi jawaban setiap kategori (pilihan

jawaban);

2. berdasarkan frekuensi setiap kategori dihitung proporsinya;

3. dari proporsi yang diperoleh, hitung proporsi komulatif untuk setiap

kategori;

4. tentukan pula nilai batas Z untuk setiap kategori; dan

(53)

6. hitung scale value (internal rata-rata) untuk setiap kategori melalui

persamaan berikut:

7. hitung score (nilai hasil transformasi) untuk setiap kategori melalui

persamaan:

(Hays, W, L, 1976, Quantification in Psychology, Prentice Hall, New Delhi)

Pengguna rumus MSI dari W.L. Hays ini dikarenakan jangkauan antara hasil

MSI dan nilai data ordinal sebenarnya tidak terlalu jauh.

E.Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk penelitian ini penulis menggunakan metode sebagai

berikut :

1. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses tersusun

dari berbagai proses biologis maupun psikologis. Teknik ini digunakan

apabila penelitian berkenan dengan perilaku manusia, proses kerja,

gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono,

2010:310). Observasi dilakukan untuk mengamati keadaan yang ada di

lapangan pada saat mengadakan penelitian pendahuluan yaitu untuk

(54)

2. Interview (wawancara)

Interview digunakan sebagai teknik pengambilan data, apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menentukan permasalahan yang

akan diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

(Sugiyono, 2010:317). Teknik wawancara ini digunakan untuk

mendapatkan data berupa, jumlah siswa, jumlah guru dan data-data lain

yang berhubungan dengan penelitian.

3. Dokumentasi

Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan

catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti,

sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan

perkiraan (Budi Koestoro dan Basrowi, 2006:142). Metode ini digunakan

untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen.

Dalam penelitian sosial, fungsi data yang berasal dari dokumentasi lebih

banyak digunakam sebagai data pendukung dan pelengkap bagi data primer

yang diperoleh melalui observasi dan wawancara.

4. Angket (kuisioner)

Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010:199). Apabila ada

kesulitan dalam memahami kuesioner, responden bisa langsung bertanya

Gambar

Tabel 1. Perolehan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP
Tabel 3 . Sampel keterampilan-keterampilan fisikal
Tabel 3. (Lanjutan)
Tabel 4. (Lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh interaksi orang tua terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 1 Sambi

Kepada siswa yang masih mempunyai gaya belajar yang rendah terhadap mata pelajaran IPS Teepadu hendaknya menciptakan gaya belajar yang bervariasi dan inovatif terhadap

Kukuh Ragil Putro. Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru dan Fasilitas Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Mojogedang Pada Mata Pelajaran

Untuk memperoleh data mengenai pengaruh penggunaan media pembelajaran Movie Learning terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS terpadu

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah hasil belajar siswa menggunakan media audio visual lebih baik dari pada media kolase pada mata pelajaran IPS

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa prestasi belajar IPS Terpadu Kelas VIII Semester Ganjil di SMP Negeri 2 Raman Utara Tahun Pelajaran 2015/2016

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa prestasi belajar IPS Terpadu Kelas VIII Semester Ganjil di SMP Negeri 2 Raman Utara Tahun Pelajaran 2015/2016

Hasil analisis faktor menunjukkan bahwa 1 faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa mata pelajaran IPS kelas VIII MTs Negeri Batu adalah faktor ekspektasi belajar