• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK PROGRAM DANA BERGULIR PADA PENDAPATAN KELOMPOK NELAYAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR (Studi kasus kelompok nelayan Desa Sri Minosari Kec. Labuhan Maringgai)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DAMPAK PROGRAM DANA BERGULIR PADA PENDAPATAN KELOMPOK NELAYAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR (Studi kasus kelompok nelayan Desa Sri Minosari Kec. Labuhan Maringgai)"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

REVOLVING FUND PROGRAM IMPACT ON INCOME GROUPS LAMPUNG EAST FISHERMEN

(Case Study Sri Minosari fishermen village Labuhan Maringgai)

By DIAN ASVARI

Fisheries and marine sector is a strategic sector and plays an important role in supporting the national economy. This got the attention of the government sector, which directly involves the public, especially fishermen, Efforts to improve the well-being of coastal communities has been conducted by the Ministry of Maritime Affairs and Fisheries, namely through the Coastal Community Economic Empowerment Program (PEMP). This program has been running since 2001. One recipient of a revolving fund program in 2011 is PEMP KMM (Cooperative Mina Mandiri) in the village of Labuan Maringgai Sri Minosari District East Lampung regency.

The problem in this study is whether the government program (PEMP) can increase the income of rural fishing communities in Sri Minosari. The research was conducted in the village of Sri Minosari, namely on the PEMP Program grantees. To prove the existence of an increase in income in the community after receiving funding PEMP program used

nonparametric statistical test Wilcoxon Signed Rating (s Wilcoxon Signed Rank test). Based on the survey results were received revolving fund, it is known that the average gross income before the program is Rp. 1.045.732, - / month, and the average gross income after fund management program is Rp 1.183.537, - / month. Thus there is an increase in the average income of Rp. 137.804, - (13%) after the aid program.

Based on the calculation of the value of Z is known to -6.69 which is in the region of

rejection H0, so that H1 is accepted. Thus, the hypothesis has been established that there is an increase in the income of the fishermen village of Sand Berm after rolling grant program PEMP proven.

Coastal Community Economic Empowerment Program (PEMP) has increased incomes of fishing communities in Desa Sri Minosari, the program should continue to be given to fishing communities in other areas so slowly coastal communities can prosper.

(2)

DAMPAK PROGRAM DANA BERGULIR PADA PENDAPATAN KELOMPOK NELAYAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

(Studi kasus kelompok nelayan Desa Sri Minosari Kec. Labuhan Maringgai)

Oleh DIAN ASVARI

Sektor perikanan dan kelautan adalah sektor yang strategis dan memegang peran penting dalam menunjang perekonomian nasional. Sektor ini mendapat perhatian pemerintah yang langsung melibatkan masyarakat khususnya nelayan, Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir telah dilakukan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan yaitu melalui Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP). Program ini telah berjalan sejak tahun 2001. Salah satu penerima dana bergulir Program PEMP tahun 2011 adalah KMM (Koperasi Mina Mandiri) yang ada di desa Sri Minosari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah Program pemerintah (PEMP) dapat meningkatkan pendapatan kelompok masyarakat nelayan di desa Sri Minosari. Penelitian ini dilakukan di Desa Sri Minosari, yaitu pada masyarakat penerima dana Program PEMP. Untuk membuktikan adanya peningkatan pendapatan pada masyarakat setelah menerima bantuan dana Program PEMP digunakan statistik nonparametrik Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon’s Signed Rank Test).

Berdasarkan hasil survey pada masyarakat yang menerima dana bergulir, diketahui bahwa pendapatan kotor rata-rata sebelum adanya program adalah sebesar Rp. 1.045.732,- per bulan, dan pendapatan kotor rata-rata setelah pengelolaan dana program adalah sebesar Rp 1.183.537,- perbulan. Dengan demikian terdapat peningkatan rata-rata pendapatan sebesar Rp. 137.804,- (13%) setelah adanya bantuan program.

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui nilai Z adalah -6,69 yang berada pada daerah penolakan H0, sehingga H1 diterima. Dengan demikian hipotesis yang telah ditetapkan bahwa terdapat peningkatan pendapatan masyarakat nelayan Desa Pematang Pasir setelah pemberian bantuan dana bergulir Program PEMP terbukti.

Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) telah berhasil meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan di Desa Sri Minosari, hendaknya program ini terus diberikan bagi masyarakat nelayan di daerah lain agar perlahan masyarakat pesisir dapat mencapai kesejahteraan.

(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota pada seluruh pemerintahan daerah bahwa pelaksanaan

pembangunan daerah tidak terpisahkan dari pembangunan nasional, karena pada hakekatnya pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Pelaksanaan pembangunan daerah itu sendiri dilakukan dengan berbagai pertimbangan yang mencakup rencana strategis dengan melihat potensi dan kondisi daerah serta kemampuan keuangan daerah dan harus mampu menopang dan mengisi tujuan pembangunan nasional.

Potensi ekonomi yang tersedia seperti sumberdaya di wilayah pesisir berperan penting dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah dan nasional untuk meningkatkan penerimaan devisa, menambah lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Sumberdaya pesisir tersebut tersedia dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam serta dapat

dimanfaatkan dengan biaya yang relatif murah sehingga mampu menciptakan kapasitas penawaran yang kompetitif. Di sisi lain, kebutuhan pasar masih terbuka sangat besar karena kecenderungan permintaan pasar global yang terus meningkat.

(4)

Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah pasal 18 ayat 3 yakni: Kewenangan daerah untuk mengelola sumberdaya di wilayah laut meliputi:

1. Eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut; 2. Pengaturan administratif;

3. Pengaturan tata ruang;

4. Penegakan hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh daerah atau yang dilimpahkan kewenangannya oleh pemerintah;

5. Ikut serta dalam pemeliharaan keamanan; dan 6. Ikut serta dalam pertahanan kedaulatan negara.

Pemerintah Daerah memiliki wewenang untuk mengontrol berjalannya suatu aktivitas sektor pesisir dan kelautan serta menjadi fasilitator dalam pengembangan obyek kelautan. Kebijakan pengembangan pesisir dan kelautan Kabupaten Lampung Timur telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lampung Timur. Kebijakan strategis pesisir dan kelautan yang ditetapkan adalah:

1. Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan kelautan bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung, khususnya Lampung Timur;

2. Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat nelayan; dan

3. Menciptakan pengelolaan ruang yang terpadu bagi pemanfaatan sumberdaya laut dan pesisir dengan kegiatan pelestarian lingkungan.

(5)

Lampung Timur , 2010). Visi tersebut ditunjang dengan berbagai misi, diantaranya adalah mendorong kegiatan perikanan dan kelautan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi dalam peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, dalam hal ini adalah masyarakat Lampung Timur. (Misi Pembangunan Kelautan dan Perikanan Lampung Timur, 2010).

Wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil memiliki arti strategis dengan potensi sumberdaya alam dan jasa lingkungan yang terkandung di dalamnya. Secara normatif, seharusnya masyarakat pesisir merupakan masyarakat yang sejahtera mengingat sumberdaya alam yang besar tersebut. Namun pada kenyataannya hingga saat ini sebagian masyarakat pesisir terutama nelayan masih merupakan bagian dari masyarakat yang tertinggal dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainnya. Hal ini disebabkan orientasi Kebijakan Pemerintah dimasa lalu yang kurang berpihak pada sektor kelautan. Ini dibuktikan dengan minimnya pembangunan infrastruktur, sosial, dan ekonomi yang mendukung pengembangan kawasan laut dan pesisir. Hal ini diperparah dengan rendahnya investasi dalam sektor usaha perikanan dan kelautan sebagai akibat dari sektor usaha tersebut karena tingginya risiko usaha dalam bidang ini serta krisis kepercayaan terhadap masyarakat pesisir. (Mursallim, 2004: 2).

(6)

Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menyusun Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) ini tidak bersifat hadiah(charity) tetapi bersifat pemberdayaan (empowerment), sehingga diharapkan dapat terus mampu berkembang dan menyentuh sebagian masyarakat pesisir. Penyaluran dana PEMP disampaikan langsung kepada masyarakat sebagai stakeholder pertama dan fokus pada peningkatan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, dengan berbasis pada ketersediaan sumberdaya lokal, berorientasi pada masa depan dan berkelanjutan, serta bertumpu pada pengembangan sumberdaya manusia dan penguatan kelembagaan lokal yang bersifat inspiratif dan partisipatif. (Mursallim, 2004: 3).

Program PEMP memiliki sasaran, adapun sasaran masyarakat yang menerima bantuan ini disebut sebagai Kelompok Masyarakat Pemanfaat (KMP). KMP ini dibagi untuk tiap-tiap desa penerima dan satu KMP terdiri dari anggota-anggota kelompok kecil dalam satu desa, biasanya satu kelompok terdiri dari 8 hingga 12 orang. Program PEMP diprioritaskan pada kegiatan nelayan yakni:

1. Nelayan yang menggunakan motor tempel,

2. Nelayan yang menggunakan perahu layar atau dayung, 3. Nelayan pekerja / Anak Buah Kapal (ABK),

4. Pedagang ikan skala kecil diutamakan wanita, 5. Pengolah ikan skala kecil,

6. Pembudidaya ikan skala kecil,

7. Pengelola sarana penunjang perikanan skala kecil seperti bengkel reparasi mesin tempel dan kios es,

(7)

Pada tahun 2011 Kabupaten Lampung Timur merupakan salah satu kabupaten penerima Program PEMP yang dialokasikan ke empat kecamatan. Berikut data tentang desa penerima dan jumlah dana bantuan PEMP yang diterima Kabupaten Lampung Timur.

Tabel 1. Alokasi Pembagian Dana Program PEMP Kabupaten Lampung Timur Tahun 2011.

No. Nama KMP Penerima

(Desa / Kecamatan)

Jumlah Dana (Rupiah) 1. 2. 3. 4.

KMP Laut Biru KMP Putra Bahari KMP Mina Mandiri KMP Beringin Mulya

Marga Sari (Lab Maringgai) Pasir Sakti (Pasir Sakti) Sri Minosari (Labuhan Maringgai)

Teluk Dalam (Labuhan Maringgai)

209.606.000 183.829.000 254.173.000 259.329.000

Jumlah 906.937.000

Sumber: DKP Lampung Timur, 2012

Dari data di atas, dapat diketahui bahwa pada tahun 2011, Kabupaten Lampung Timur mendapatkan bantuan dana bergulir Program PEMP yang dibagi untuk empat desa masing-masing terbagi dalam Kelompok Masyarakat Pemanfaat (KMP). KMP Laut Biru yang ada di Desa Marga Sari Kecamatan Labuhan Maringgai memperoleh Rp. 209.606.000,-, KMP Putra Bahari yang berada di desa Pasir Sakti Kecamatan Pasir Sakti memperoleh Rp. 183.829.000,-, KMP Mina Mandiri yang ada di Desa Sri Minosari kecamatan Labuhan Maringgai memperoleh Rp. 254.173.000,-, dan KMP Sejahtera yang ada di Labuhan Maringgai memperoleh Rp. 259.329.000,-. Dengan demikian jumlah seluruh dana yang diperoleh Kabupaten Lampung Timur sebesar Rp. 906.937.000,-.

(8)

yang telah ditetapkan sesuai dengan sasaran prioritas masyarakat pemanfaat. Desa ini menerima dana sebesar Rp. 254.173.000,- (tabel 1).

Bantuan dana bergulir Program PEMP yang disalurkan oleh DKP Lampung Timur ini digunakan sebagai kredit modal kerja bagi nelayan untuk meningkatkan produktivitas mereka. Dana yang telah diterima dari Pemerintah kepada bank pelaksana kemudian dicairkan atas nama rekening KPMM / Koperasi Perikanan Mina Mandiri, kemudian oleh Koperasi Perikanan dana tersebut diberikan kepada anggota penerima dana. Pemberian dana bergulir ini dirasakan cukup membantu usaha mereka karena bunga yang dikenakan kepada nelayan relatif kecil. Pengembalian dana dimulai enam bulan setelah mereka menerima dana selama batas maksimum lima tahun. Dengan demikian, dana ini seutuhnya dikelola oleh masyarakat dan Koperasi Perikanan Mina Mandiri (KPMM) / Koperasi Perikanan.

Nelayan pada umumnya masyarakat yang kaya akan sumberdaya perikanan, namun karena ketersediaan sumber alam yang melimpah tersebut mereka menjadi kurang produktif karena segala kebutuhan telah tersedia di lingkungan sekitar. Masyarakat nelayan penerima dana bantuan ini diharapkan dapat mempergunakan dana yang telah mereka terima dengan benar agar usaha yang mereka jalankan sekarang dapat mengalami kemajuan. Dengan demikian taraf hidup nelayan dapat membaik, hal tersebut dapat terjadi bila pendapatan mereka dapat meningkat dari sebelum mereka mendapatkan bantuan dana.

B. Permasalahan

(9)

teknologi yang dapat mentransformasi struktur dan kultur masyarakat pesisir dan nelayan secara berkelanjutan. Program ini telah dimulai sejak tahun 2001 hingga sekarang. Bentuk program PEMP ini adalah berupa dana dari pemerintah pusat melalui bank yang telah

ditunjuk oleh Pemerintah kemudian dari bank dicairkan kepada KPMM / Koperasi Perikanan, lalu dana tersebut langsung disalurkan kepada para nelayan secara bergulir. Dana bantuan tersebut seutuhnya dikelola oleh masyarakat melalui KPMM / Koperasi Perikanan.

Pada dasarnya masyarakat nelayan selama ini cenderung kurang produktif dalam berusaha, hal tersebut dikarenakan masyarakat nelayan dapat dengan mudah mencukupi kebutuhan hidupnya dengan memanfaatkan sumberdaya ikan yang melimpah disekitar tempat tinggalnya. Pada umumnya nelayan ini belum dapat mempergunakan hasil pendapatan mereka secara baik untuk masa depan, sehingga pendapatan yang mereka peroleh saat itu juga akan cepat habis saat itu juga. Dengan adanya bantuan Program PEMP ini diharapkan masyarakat nelayan dapat lebih dengan baik mempergunakan hasil pendapatan mereka guna kelancaran usaha di masa depan sehingga mereka terdorong untuk berusaha yang lebih produktif lagi. Permasalahan yang akan diteliti adalah:

Apakah Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir mampu meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan Kelompok Mina Mandiri di desa SriMinosari. Adakah perbedaan pendapatan masyarakat antara sebelum dan sesudah menerima dana bantuan Program PEMP?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui apakah Proram PEMP yang digulirkan mampu meningkatkan

(10)

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai sumbangan pemikiran untuk pemerintah khususnya Dinas Kelautan dan Perikanan dalam memberikan bantuan kepada masyarakat, khususnya masyarakat nelayan pada masa yang akan datang.

D. Kerangka Pemikiran

Salah satu tujuan pembangunan adalah meningkatkan taraf kehidupan yang meliputi

pendapatan yang besar, tersedianya lapangan pekerjaan yang lebih banyak, sarana pendidikan yang lebih baik, dan pelestarian nilai-nilai budaya dan keamanan. (Todaro, 1995: 144). Pendapat lain tentang pembangunan dikemukakan oleh Sadono Sukirno (1985: 11) yang mengatakan bahwa pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan

pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Indikator keberhasilan pembangunan yang terpenting adalah keberhasilan dalam mengurangi

kemiskinan. Banyak upaya pemerintah yang telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan tersebut, salah satunya adalah melalui Program

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) yang ditujukan kepada masyarakat nelayan.

(11)

Program PEMP ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui pengembangan kegiatan ekonomi dengan memanfaatkan sumberdaya kelautan dan perikanan secara optimal. Sesuai dengan tujuannya, maka sasaran dari program ini adalah masyarakat pesisir yang berusaha sebagai nelayan, pembudidaya, pedagang hasil perikanan, pengusaha jasa perikanan, dan pengelola pariwisata bahari.

Untuk melancarkan program ini, pemerintah melibatkan beberapa instansi yaitu: Dinas Kelautan dan Perikanan, Konsultan Manajemen (KM), Tenaga Pendamping Desa (TPD), Koperasi Perikanan, dan Lembaga Perbankan. Pada tingkat kabupaten, program ini ditangani oleh Dinas Kelautan dan Perikanan yang mempunyai wilayah pesisir dan penduduk miskin yang relatif banyak. Dinas inilah yang menjadi penyelenggara utama dari program ini, dinas ini dibantu oleh Konsultan Manajemen yang bertugas membantu proses penyelenggaraan hingga menjadi badan hukum koperasi, dan bersama-sama dengan Tenaga Pendamping Desa mendampingi dan memfasilitasi masyarakat pesisir untuk mengakses Dana Ekonomi

Produktif (DEP), yaitu dana bergulir yang diberikan kepada nelayan melalui program ini.

KMP Mina Mandiri / Koperasi Perikanan yang telah dibentuk berperan sebagai penerima DEP sebagai modal koperasi dari bank pelaksana yang telah ditunjuk oleh pemerintah. Koperasi ini bergerak dibidang simpan pinjam atas modal yang telah diperoleh dengan nasabahnya adalah nelayan. Bunga yang ditetapkan di koperasi ini lebih rendah dari lembaga perbankan lain, dengan bunga yang rendah ini memudahkan nelayan untuk memperoleh modal sehingga dalam pengembalian beban bunga untuk setiap bulannya tidak memberatkan bagi mereka. Koperasi Perikanan sebagai penerima DEP juga mempunyai kewajiban

pembayaran atas bunga pinjaman kepada bank pelaksana setiap bulan.

(12)

pedagang hasil perikanan skala kecil, dan yang kedua adalah nelayan pembudidaya. Nelayan tangkap mempunyai kegiatan menangkap ikan di laut kemudian menjualnya kepada

tengkulak, namun ada juga yang menjual hasil tangkapannya sendiri. Nelayan jenis ini mempunyai pendapatan berkisar antara Rp. 400.000,- hingga Rp. 1.500.000,- setiap bulan. Berbeda dengan nelayan pembudidaya yang kegiatannya adalah memelihara ikan di tambak, nelayan jenis ini mempunyai pendapatan lebih dari Rp. 1.500.000,- setiap bulan. Nelayan pembudidaya ini termasuk dalam keluarga yang cukup karena penghasilan mereka yang lumayan besar dan dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Pada nelayan tangkap, dana bantuan yang mereka terima digunakan untuk membeli peralatan-peralatan tangkap yang belum mereka punya atau mengganti peralatan tangkap yang telah rusak. Dengan peralatan yang baru dan lebih memadai tersebut, mereka lebih giat lagi untuk menangkap ikan di laut dan hasil yang didapat lebih banyak. Sedangkan pada nelayan pembudidaya, dana bantuan yang mereka terima digunakan untuk membeli bibit ikan dan udang yang kualitasnya lebih bagus, membeli pakan ikan, dan sanitasi untuk keperluan tambak. Dengan bibit dan pakan yang mempunyai kualitas bagus, hasil panen yang mereka dapatkan lebih banyak dan bobot ikannya juga lebih padat. Setelah mendapatkan hasil tangkap dan hasil panen yang lebih banyak dan lebih berkualitas bagus, maka pendapatan nelayan mengalami peningkatan setiap bulannya.

(13)
(14)
[image:14.595.102.487.107.658.2]

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

Program PEMP

Tujuan

Peningkatan Pendapatan Proses Pelaksanaan

Penyaluran DEP

Wilayah Sasaran (Desa) Sasaran

Nelayan Departemen Kelautan

dan Perikanan

DKP Provinsi

DKP Kabupaten

(15)

E. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, permasalahan, dan kerangka pemikiran, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Diduga pengetahuan dan tanggapan masyarakat penerima dana Program PEMP adalah > 70 % terhadap adanya program.

2. Diduga pengetahuan pengurus program PEMP adalah > 70 % terhadap adanya program. 3. Diduga ada perbedaan pendapatan pada masyarakat penerima dana bantuan bergulir

Program PEMP antara sebelum dan sesudah menerima dana.

F. Sistematika Penulisan

Penelitian ini disusun dalam lima bab yang secara sistematis adalah sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan meliputi Latar Belakang, Permasalahan, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Pemikiran, Hipotesis, dan Sistematika Penulisan.

2. Bab II Tinjauan Pustaka meliputi Teori-teori yang berhubungan dengan Pembangunan Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, Pembangunan Daerah, Pembangunan Wilayah,

Perencanaan dan Proses Perencanaan, Program PEMP, Tujuan, Sarasan, Organisasi, dan Pencairan Dana PEMP, dan teori tentang Pendapatan.

(16)

4. Bab IV Pembahasan meliputi Pembahasan Hasil Penelitian sesuai dengan tujuan penelitian, meliputi hasil penelitian pada Dinas Kelautan dan Perikanan, hasil penelitian pada masyarakat penerima dana, tingkat pengetahuan masyarakat dan pengurus terhadap adanya Program PEMP, dan pelaksanaan program PEMP.

5. Bab V Simpulan dan Saran meliputi Simpulan dan Saran dari hasil penelitian. Daftar Pustaka

(17)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi

1. Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Dari pengertian tersebut maka pembangunan ekonomi memiliki tiga sifat penting, yakni:

1. Suatu proses, yang berarti merupakan perubahan yang terus menerus; 2. Usaha untuk menaikkan tingkat pendapatan perkapita; dan

3. Kenaikan pendapatan perkapita itu harus terus berlangsung dalam jangka panjang. (Sadono Sukirno, 1985: 13).

2. Pembangunan Daerah dan Unsur-unsurnya

Perencanaan pembangunan ekonomi daerah bukanlah perencanaan dari suatu daerah, tetapi perencanaan untuk suatu daerah. Perencanaan pembangunan ekonomi daerah dapat dianggap sebagai perencanaan untuk memperbaiki penggunaan berbagai sumberdaya publik yang tersedia di daerah tersebut dan untuk memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam menciptakan nilai sumberdaya-sumberdaya swasta secara bertanggung jawab.

(18)

1. Perencanaan pembangunan ekonomi daerah yang realistik memerlukan pemahaman tentang hubungan antara daerah dengan lingkungan nasional, keterkaitan secara mendasar antara keduanya, dan konsekuensi akhir dari interaksi tersebut.

2. Sesuatu yang tampaknya baik secara nasional belum tentu baik untuk daerah, demikian juga yang baik bagi daerah belum tentu juga baik secara nasional.

3. Perangkat kelembagaan yang tersedia untuk pembangunan daerah biasanya berbeda pada tingkat daerah dengan yang tersedia pada tingkat pusat.

(Mudrajad Kuncoro, 2004: 47).

Dalam implementasi perencanaan daerah, ternyata banyak masalah yang muncul, masalah-masalah tersebut diantaranya adalah:

1. Propenas dan Propeda bukanlah rencana yang kontinyu sebab hanya dipersiapkan lima tahun sekali.

2. Masih tidak jelasnya bagaimana dan kapan perencanaan top-down dan bottom-up terintegrasi.

3. Perencanaan di lapangan menunjukkan kesenjangan yang besar dalam memperhitungkan kemampuan finansial.

4. Perencanaan tersebut terlalu memfokuskan diri pada anggaran dan proyek pembangunan dari pada memandang anggaran secara keseluruhan.

(Mudrajad Kuncoro, 2004: 58).

3. Pembangunan Wilayah

(19)

pembangunannya disusun secara terintegrasi meliputi berbagai jenis bidang pembangunan. (Rahardjo Adisasmita, 2005: 121).

Penyusunan rencana pembangunan wilayah yang komprehensif dilaksanakan melalui beberapa tahap. Tahap pertama, berdasarkan pada potensi sumberdaya yang tersedia baik secara fisik maupun secara finansial, maka disusunlah suatu kerangka rencana pembangunan ekonomi masing-masing wilayah. Tahap kedua, penyusunan kerangka rencana pembangunan fisik yang dibuat berdasarkan pada rencana pembangunan ekonomi. Tahap ketiga,

penyusunan kerangka rencana pembangunan sosial-budaya. (Rahardjo Adisasmita, 2005: 122).

Penyusunan rencana pembangunan wilayah juga harus memenuhi beberapa prinsip utama dalam implementasi perencanaan pembangunan wilayah sebagai berikut:

1. Perencanaan harus disusun berdasarkan pada kemampuan efektif untuk melaksanakan pembangunan;

2. Kesadaran dan dukungan politik untuk suatu kebijaksanaan harus senantiasa dipupuk; 3. Penggunaan instrumen-instrumen atau sarana-sarana untuk pembangunan wilayah harus

direncanakan secara terkoordinasi;

4. Suatu keseimbangan nasional dalam pembangunan antar wilayah harus tetap dipertahankan.

(Rahardjo Adisasmita, 2005: 141).

4. Pertumbuhan Ekonomi

(20)

kepada penduduknya, kemampuan ini tumbuh sesuai dengan dengan kemajuan teknologi, penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang diperlukan. (M.L. Jhingan, 1999: 72).

Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan atau berkembang bila tingkat kegiatan ekonominya adalah lebih tinggi dari yang dicapai sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi adalah merupakan tingkat kegiatan ekonomi yamg berlaku dari tahun ke tahun. (Sadono Sukirno, 1985: 19).

Perlu disadari bahwa perubahan nilai pendapatan yang berlaku dari tahun ke tahun disebabkan oleh dua faktor, yakni:

1. Perubahan dalam tingkat kegiatan ekonomi; dan 2. Perubahan dalam tingkat harga.

(Sadono Sukirno, 1985: 19).

B. Perencanaan dan Proses Perencanaan

Perencanaan menurut Robinson Tarigan adalah mengetahui dan menganalisis kondisi saat ini, meramalkan perkembangan berbagai faktor di luar jangkauan pengendalian yang saling berkaitan, memperkirakan faktor-faktor pembatas, menetapkan tujuan dan sasaran yang diperkirakan dapat dicapai, menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut, serta menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan atau sasaran tersebut. (Robinson Tarigan, 2004: 3).

(21)

2004: 5).

Proses perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik melalui tiga cara, yakni:

Pertama, mengetahui sifat-sifat atau ciri-ciri suatu rencana yang baik, setelah ciri-ciri suatu rencana diketahui lalu diusahakan supaya rencana yang dibuat memenuhi syarat. Adapun ciri-ciri itu adalah (Sondang P. Siagian, 1990: 111-112) sebagai berukut:

1. Rencana harus mempermudah tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya; 2. Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh memahami tujuan

organisasi;

3. Rencana harus dibuat oleh orang-orang yang sungguh-sungguh mendalami teknik-teknik perencanaan;

4. Rencana harus disertai oleh suatu perincian yang teliti;

5. Rencana tidak boleh terlepas sama sekali dari pemikiran pelaksanaan;

6. Rencana harus bersifat sederhana, yakni bersifat sistematis dan mudah dipahami; 7. Rencana harus luwes, yakni terdapat kemungkinan untuk mengadakan perubahan tanpa

merubah pola dasar keseluruhan rencana;

8. Di dalam rencana terdapat tempat pengambilan risiko; 9. Rencana harus bersifat pragtis; dan

10. Rencana harus merupakan ramalan (forecasting) atas keadaan yang mungkin dihadapi.

Kedua, memandang proses perencaaan sebagai suatu rangkain pertanyaan yang harus dijawab dengan memuaskan. Pertanyaan-pertanyaan itu meliputi (Sondang P. Siagian, 1990: 113-114):

1. Apa kegiatan-kegiatan yang harus dijalankan dalam rangka pencapain tujuan yang telah ditentukan sebelumnya;

(22)

3. Kapan kegiatan-kegiatan tersebut hendak dilaksanakan;

4. Bagaimana cara melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut ke arah tercapainya tujuan; 5. Siapa yang akan melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut; dan

6. Mengapa kegiatan tersebut dilaksanakan.

Ketiga, memandang proses perencanaan sebagai suatu masalah yang harus dipecahkan dengan mempergunakan teknik-teknik ilmiah. Langkah-langkah yang harus dilaksanakan yaitu (Sondang P. Siagian, 1990: 114-115):

1. Mengetahui sifat hakiki dari masalah yang dihadapi; 2. Kumpulkan data-data;

Data-data yang dimaksud adalah: (a) fakta-fakta yang relevan, (b) informasi dari unit organisasi yang lebih rendah, (c) saran dari para anggota organisasi, (d) ide dari bawahan, (e) kritik dari dalam dan luar organisasi.

3. Penganalisaan data-data; 4. Penentuan beberapa alternatif; 5. Memilih cara yang terbaik; 6. Pelaksanaan; dan

7. Penilaian hasil yang dicapai.

C. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP)

1. Tujuan PEMP

Tujuan PEMP adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui

(23)

2. Sasaran PEMP

Sasaran kelompok pemanfaat program PEMP ini adalah masyarakat pesisir, yang berusaha sebagai nelayan, pembudidaya ikan, pedagang hasil perikanan, pengolah ikan, pengusaha jasa perikanan, dan pengelola pariwisata bahari serta usaha atau kegiatan lainnya yang terkait dengan kelautan dan perikanan.

Sementara sasaran penetapan lokasi PEMP adalah sebagai berikut: a. Memiliki sumberdaya kelautan dan perikanan.

b. Memiliki masyarakat pesisir miskin relatif banyak.

c. Adanya dukungan dan kepedulian dari pemerintah daerah yang bersangkutan pada pengembangan kelautan dan perikanan.

3. Organisasi dan Kelembagaan

Dalam organisasi dan kelembagaan PEMP, ada lima pihak yang terkait di dalamnya, yakni:

a. Pemerintah.

Terdiri atas Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), DKP Provinsi, dan DKP Kabupaten / Kota.

b. Konsultan Menejemen (KM) Kabupaten/ Kota.

Terdiri dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Perguruan Tinggi, atau

perusahaan jasa konsultansi yang ditunjuk langsung oleh Bupati / Walikota melalui Kepala Dinas Kabupaten / Kota.

(24)

(1) Membantu Dinas Kabupaten / Kota dalam proses konsolidasi kelembagaan Lembaga Ekonomi Pengembangan Pesisir Mikro Mitra Mina (LEPP M3) hingga menjadi badan hukum koperasi;

(2) Bersama Tenaga Pendamping Desa (TPD) mendampingi dan memfasilitasi masyarakat pesisir untuk mengakses Dana Ekonomi Produktif (DEP);

(3) Bersama TPD melakukan pendampingan teknis dan manajemen usaha. c. Tenaga Pendamping Desa (TPD).

TPD adalah tenaga terdidik (minimal berpendidikan setingkat Diploma III), diutamakan yang telah memiliki pengalaman dalam program pemberdayaan masyarakat serta bersedia

ditempatkan di wilayah pesisir seluruh Indonesia.

Pada masing-masing kabupaten / kota akan ditempatkan 2 (dua) orang TPD. Satu orang direkrut oleh Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir, Ditjen Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (P3K) dan satu orang lainnya direkrut oleh Dinas Kabupaten / Kota masing-masing.

TPD bertugas:

(1) Bersama KM mendampingi dan memfasilitasi masyarakat pesisir untuk mengakses DEP; (2) Bersama KM melakukan pendampingan teknis dan manajemen usaha;

(3) Membantu masyarakat pesisir untuk mengakses modal usaha yang bersumber dari perbankan.

d. Koperasi Perikanan Mina Mandiri (KPMM) atau Koperasi Perikanan.

(25)

Swamitra Mina paling lambat 3 (tiga) bulan setelah diterimanya DEP oleh koperasi tersebut. Selain itu koperasi ini diharapkan berperan dalam pemberdayaan masyarakat pesisir melalui pengembangan unit usaha lain, seperti unit usaha perikanan tangkap / budidaya, toko sarana mina, SPD (Solar Packed Dealer), dan wisata bahari.

e. Lembaga Perbankan Pelaksana.

Lembaga ini merupakan lembaga keuangan yang bergerak dalam bidang perbankan yang ditunjuk dan ditetapkan sebagai Bank Pelaksana untuk menyalurkan DEP kepada KPMM / Koperasi Perikanan dengan pola DEP yang dijaminkan berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan dan Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Departemen Keuangan.

4. Proses Pencairan Dana Ekonomi Produktif (DEP)

(26)

Bagan 2. Proses Pencairan Dana Ekonomi Produktif (DEP).

Sumber: Kepmen No. 18 Tahun 2004 Tentang Pedoman Umum Pelaksanaan PEMP, 2010.

Keterangan:

1. Koperasi Perikanan Mina Mandiri / Koperasi Perikanan mengajukan permohonan tertulis kepada Dinas Kabupaten / Kota, selanjutnya Dinas Kabupaten / Kota memberikan rekomendasi.

2. Koperasi Koperasi Perikanan Mina Mandiri / Koperasi Perikanan mengajukan permohonan pembukaan rekening kepada Bank Pelaksana serta dokumen yang diperlukan.

3. Bank Pelaksana bersama dengan Dinas Kabupaten / Kota mengevaluasi kelengkapan permohonan tertulis dari Koperasi Mina Mandiri / Koperasi Perikanan.

4. Proposal disetujui oleh Pimbagpro dan diketahui oleh Kepala Dinas Kabupaten/ Kota kemudian diajukan ke KPKN Daerah

5. KPKN Daerah mencairkan DEP dan mentransfer ke rekening Koperasi Perikanan Mina Mandiri / Koperasi Perikanan pada Bank Pelaksana.

DKP Kab/Kota dan Pimbagpro PEMP

Rekening atas nama Koperasi KPMM atau Koperasi

Perikanan pada Bank Pelaksana

KPKN Koperasi Mina

Mandiri (KPMM) atau Koperasi

Perikanan 1

4

2

6

3

(27)

6. Bank Pelaksana melakukan pengikatan kredit selama jangka waktu 5 (lima) tahun untuk program penyaluran DEP.

D. Pendapatan

Secara umum pendapatan diartikan sebagai materi (uang) yang diterima oleh sebuah objek (manusia) sebagai balas jasa kepemilikan faktor produksi, keahlian, dan investasi.

Pendapatan pribadi adalah semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan suatu kegiatan apapun, yang diterima oleh penduduk suatu negara. (Sadono Sukirno, 2000: 49). Sedangkan pendapatan disposebel adalah pendapatan pribadi yang dikurangi dengan pajak yang harus dibayar oleh para penerima pendapatan. (Sadono Sukirno, 2000: 51). Pendapatan disposebel ini sering disebut sebagai pendapat masyarakat yang siap untuk digunakan mengkonsumsi kebutuhan mereka berupa barang dan jasa. Pendapatan yang diterima oleh seseorang berbeda dengan yang lain, hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

1. Keahlian;

2. Tingkat pendidikan;

3. Kemauan untuk menerima ketidakpastian; 4. Kepemilikan properti;

(28)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data satu periode, yaitu data Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) di Desa Sri Minosari pada tahun 2011. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang meliputi:

1. Data Primer, yakni data yang diperoleh dari penelitian langsung pada nelayan anggota penerima bantuan dana Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) melalui wawancara langsung dan kuesioner dengan daftar pertanyaan berupa data pengetahuan masyarakat tentang Program PEMP, data pendapatan sebelum dan sesudah menerima bantuan, dan tanggapan masyarakat tentang adanya program ini.

2. Data Sekunder, yakni data yang dipublikasikan oleh instansi Pemerintah Kabupaten Lampung Timur seperti: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Lampung Timur, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Lampung Timur, Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Timur, Kantor Kecamatan Labuhan Maringgai, K a n t o r

K e p a l a D e s a S r i M i n o s a r i , dan sumber lainnya yang

berhubungan dengan penelitian ini.

(29)

Lokasi penelitian ini berada di wilayah pesisir Desa Sri Minosari Kecamatan Labuhan Maringgai K a b u p a t e n L a m p u n g T i m u r kepada anggota nelayan yang menerima bantuan dana Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) tahun 2011. P e n e l i t i a n i n i d i l a k u k a n p a d a t a h u n 2 0 1 0 s a m p a i d e n g a n t a h u n 2 0 1 1 .

3. Metode Pengumpulan Data

a. Metode Kepustakaan

Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari literatur buku, karya ilmiah, media elektronik, jurnal-jurnal ekonomi, dan lain-lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

b. Metode Observasi

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian. Pengamatan dilakukan kepada pengurus Program PEMP di Dinas Kelautan dan Perikanan Lampung Timur dan kepada masyarakat penerima dana bantuan Program PEMP di Sri Minosari.

c. Metode Kuesioner

(30)

4. Skala Pengukuran dan Penentuan Skor

Skala pengukuran yang dipakai dalam penelitian ini adalah Skala Likert, yakni skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi sesorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. (Sugiyono, 2005: 86). Data yang diperlukan berasal dari hasil jawaban atas pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam bentuk kuesioner. Jawaban yang disediakan memiliki nilai yang didasarkan atas kepentingan penilaian berikut:

1. Jawaban a memiliki skor 5 2. Jawaban b memiliki skor 4 3. Jawaban c memiliki skor 3 4. Jawaban d memiliki skor 2 5. Jawaban e memiliki skor 1

5. Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi dari atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2004: 72). Sementara sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. (Sugiyono, 2004: 73).

Apabila populasi kurang dari 100, maka sebaiknya diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi dan bila populasi besar, maka diambil 10 hingga 15 persen atau 20 hingga 25 persen. (Suharsimi Arikunto, 2002: 113).

(31)

6. Alasan Pemilihan Objek Penelitian

Alasan peneliti memilih objek nelayan penerima bantuan dana Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) di Desa Sri Minosari ini adalah:

1. Desa Sri Minosari memiliki potensi perikanan laut yang besar.

2. Struktur pemerintahan yang baik serta aparat pemerintahan yang sangat mendukung adanya Program PEMP ini.

3. Jumlah anggota nelayan kelompok sasaran pemanfaat program mencukupi untuk dijadikan sampel.

4. Administrasi data yang teratur seperti laporan bulanan, laporan tahunan, dan data anggota.

5. Nelayan Desa Sri Minosari masih banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan.

7. Teknik Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau mengambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. (Sugiyono, 2004: 142).

(32)

ketiga berisi skor harapan yang didapat dengan mengalikan skor tertinggi yang dipakai dalam penelitian dengan jumlah responden, dan kolom keempat berisi persentase pencapaian. Dengan melihat kolom keempat ini maka penulis dapat menyimpulkan berapa penilaian yang diberikan oleh responden terhadap setiap pertanyaan dan seluruh pertanyaan.

Selanjutnya kategori penilaian pengetahuan masyarakat dan pengurus digolongkan dalam: 1. 81% - 100% = Sangat baik

2. 61% - 80% = Baik 3. 41% - 60% = Cukup baik 4. 21% - 40% = Tidak baik 5. 0% - 20% = Sangat tidak baik 2. Statistik Inferensial

Statistik inferensial (ststistik induktif / statistik probabilitas) adalah tehnik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. (Sugiyono, 2004: 143). Dengan data yang digunakan adalah jenis data yang berskala ordinal dan dua variabel yakni pendapatan sebelum dan pendapatan sesudah menerima dana, yang kedua variabel tersebut berhubungan (related) maka statistik yang digunakan adalah statistik nonparametrik Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon’s Signed Rank Test). (Sugiyono, 2004: 146).

Nilai rata-rata dan simpangan baku dirumuskan sebagai berikut:

Rata-rata :

4 ) 1 (N N

(33)

Simpangan baku :

24

) 1 2 )( 1

(N N

N

T (Sidney Siegel, 1997: 98)

Dengan demikian nilai Z adalah :

T T T

z (Sidney Siegel, 1997: 99)

Keterangan:

Z = Nilai distribusi normal

T = Jumlah selisih pendapatan sebelum dan sesudah Program PEMP yang harga mutlaknya paling kecil

μT = Rata-rata jumlah selisih pendapatan sebelum dan sesudah Program PEMP yang harga mutlaknya paling kecil

σT = Simpangan baku jumlah selisih pendapatan sebelum dan sesudah Program PEMP yang harga mutlaknya paling kecil

Pengujian hipotesis ini menggunakan tingkat kepercayaan 95 % dan α = 0,05 dengan uji dua

arah, sehingga α/2 = 1,96 (Lampiran 9).

Kriteria pengujian hipotesis:

H0 : µ1 = µ2 (Pendapatan anggota nelayan sebelum menerima dana sama dengan pendapatan nelayan setelah menerima dana).

(34)

Kaidah pengambilan keputusan:

H0 ditolak dan H1 diterima jika Zhitung ≤ -Ztabelatau ≥ +Ztabel H0 diterima dan H1 ditolak jika -Ztabel ≤ Zhitung ≤ +Ztabel

Setelah diketahui nilai Z hitung terletak di daerah H0 atau H1 maka langkah yang terakhir adalah mengambil kesimpulan terhadap hipotesis yang telah ditetapkan atau menetapkan menerima atau menolak hipotesis yang diuji.

B. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Sejarah Desa

Desa Sri Minosari menjadi desa definitif relatif masih baru yaitu pada tahun 2002.

Perkembangan terbentuknya desa ini melalui proses kedatangan masyarakat secara swakarsa. Desa Sri Minosari pada awalnya tahun 1993 merupakan wilayah pedukuhan yang terbentuk dari beberapa Kepala Keluarga pendatang yang membentuk pedukuhan dan penduduk pendatang dari Desa Labuhan Maringgai dan dari nelayan dari Cirebon. Pada tahun 2002 wilayah bukaan baru ini dibagi menjadi tiga dusun, yaitu dusun 4, 5, dan 6 sebagai bagian dari Desa Sri Minosari. Dengan meningkatnya jumlah penduduk dan semakin kompleksnya aktivitas dan permasalahan masyarakat, terutama menyangkut administrasi pemerintahan, pada tahun 2004 Desa Sri Minosari ditingkatkan menjadi desa persiapan dan akhirnya pada tahun 2005 ditingkatkan lagi menjadi desa definitif.

Sebagian wilayah Desa Sri Minosari termasuk dalam kawasan pesisir yang potensial untuk berkembang dibidang perikanan dan kelautan berkembang menjadi desa tempat

(35)

pendatang baru mulai membuka lahan pesisir diluar tanggul penangkis untuk empang bandeng, yang akhirnya juga digunakan sebagai tempat pemeliharaan udang dengan memanfaatkan saluran dranaise untuk memasukkan air laut. Kegiatan ini dapat dianggap sebagai awal pembukaan jalur hijau di pesisir yang sebagian kawasan tersebut juga termasuk dalam Register I yang diperuntukkan sebagai hutan produksi yang dapat dikonversi.

2. Deskripsi Wilayah

Desa Sri Minosari secara administratif dapat dikategorikan sebagai desa pesisir meskipun hanya memiliki garis pantai sepanjang ± 3 km yang merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) desa di Pantai Timur Kabupaten Lampung Timur. Desa ini terletak kurang lebih 20 km dari Kota Sukadana dan berjarak 15 km dari 87 km dari Bandar Lampung dan dilalui oleh Jalan Raya Lintas Timur dan termasuk dalam wilayah Kecamatan Labuhan Maringgai.

3. Kependudukan dan Struktur Masyarakat

Hingga tahun 2012 jumlah penduduk Desa Sri Minosari berjumlah 4.727 jiwa terdiri dari laki-laki 2.437 jiwa (51,57 persen) dan perempuan 2.290 jiwa (48,43 persen) yang tersebar dalam lima dusun yang ada di desa tersebut. Dari jumlah penduduk tersebut yang termasuk dalam usia produktif (usia 19 – 59 tahun) sebanyak 4.122 jiwa, terdiri dari laki-laki 2.231 jiwa dan perempuan 1.891 jiwa. Sebagian dari mereka hanya lulusan SD yakni sebesar 68,8 persen, lulusan SMP sebesar 14,8 persen, lulusan SMU sebesar 9,4 persen, lulusan Perguruan Tinggi (terdiri dari Diploma I, Diploma II, Diploma III dan Strata I) sebesar 1 persen, dan tidak sekolah sebesar 6 persen.

(36)

sangat kompleks. Dari seluruh penduduk tersebut, yang paling banyak adalah Suku Jawa sebanyak 83,6 persen, Suku Sunda sebanyak 9,0 persen, Suku Bugis sebanyak 2,5 persen, Suku Banten sebanyak 1,6 persen, Suku Lampung sebanyak 1,2 persen dan suku lain seperti Suku Batak, Betawi, Cina, Padang, Palembang, dan Madura sebanyak 2,1 persen.

Beragamnya suku yang ada di desa ini menggambarkan keanekaragaman penduduk dan menunjukkan bahwa masyarakat desa ini bukanlah masyarakat yang tertutup, artinya mereka dengan tangan terbuka menerima pendatang dari suku manapun. Hal inilah yang

menyebabkan desa ini menjadi desa yang relatif maju, karena pada satu sisi

perekonomiannya ada beberapa yang sudah tidak lagi tradisional, bahkan dapat dikatakan kapitalis yang berkiblat pada produksi udang ekspor.

4. Sarana dan Prasarana Desa

Desa Sri Minosari dilintasi Jalan Lintas Timur Sumatera (jalan negara sepanjang 3 km) sebagai jalur lintas kedua utama yang menghubungkan Sumatera dengan Jawa. Jalur ini merupakan jalan baru yang mulai digunakan secara efektif sejak tahun 2002. Jalan desa sudah berupa jalan beraspal yang dapat dilewati kendaraan bermotor roda dua dan roda empat. Permukiman penduduk umumnya terdapat disepanjang jalan raya dan sebagian lainnya pada jalur sebelah Timur sekitar 200 meter sejajar dengan jalan raya. Sejak tahun 2003,

permukiman sepanjang jalan raya telah menikmati aliran listrik PLN, sementara yang lainnya belum didukung oleh distribusi aliran listrik.

(37)

5. Kegiatan Utama Perekonomian Desa

a. Pertanian

Kegiatan utama pertanian di Desa Sri Minosari adalah usaha tani, baik pertanian sawah maupun pertanian palawija. Lahan sawah yang dimiliki adalah sawah tadah hujan, sehingga penanaman padi hanya dilaksanakan pada musim hujan. Selama musin hujan petani dapat dapat melaksanakan dua kali tanam padi. Sedangkan pada musim kemarau sebagian kecil masyarakat menanam tanaman sayuran seperti cabai dan bawang merah. Dalam keadaan normal (tidak kekurangan air) produksi padi per hektar rata-rata mencapai 3 - 4 ton,

sedangkan produksi bawang merah mencapai 2 - 2,5 ton per hektar, dan produksi cabai dapat mencapai 1 - 2 ton per hektar.

b. Perikanan

Sumber ekonomi utama masyarakat Desa Sri Minosari sekarang ini adalah bergantung pada hasil tangkapan ikan laut dan budidaya udang dan ikan bandeng. Luas lahan tambak yang dimiliki sekitar 180 hektar yang terletak antara Parit I dan Parit II. Selain itu juga ada warga yang memiliki tambak di wilayah Desa Berundung yang terletak antara Parit II dan parit V. Produksi tambak desa ini mencapai rata-rata 3 - 4 kwintal per musim per hektar setiap kali panen dalam kondisi normal. Dalam satu tahun tiga kali siklus panen. Jadi dalam setahun dapat menghasilkan ± 9 - 12 kwintal udang windu.

(38)

Sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Sri Minosari cukup lengkap dan semakin

berkembang sejalan dengan perkembangan penduduk. Toko-toko penyedia kebutuhan harian, elektronik, bahan bangunan maupun untuk sarana produksi pertanian dan perikanan

terkonsentrasi dan menjadi pusat keramaian di desa ini. Hasil produksi budidaya perikanan tambak (udang dan ikan bandeng) merupakan komoditi perdagangan utama desa ini.

(39)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari uraian pada Bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Dari hasil perhitungan diketahui nilai Z adalah -6,69 tingkat kepercayaan yang digunakan

adalah 95 % dengan α = 0,05 sehingga α/2 = 0,025 (uji dua arah), terletak pada 1,96 maka

H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian hipotesis ketiga yang telah ditetapkan diterima, yaitu terdapat peningkatan pendapatan masyarakat nelayan Desa Sri Minosari antara sebelum dan sesudah mendapatkan bantuan.

2. Berdasarkan hasil survey (lampiran 5) pada masyarakat yang menerima dana bergulir Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) tahun 2011 di Desa

SriMinosari, diketahui bahwa pendapatan kotor rata-rata sebelum adanya Program PEMP adalah sebesar Rp. 1.045.732,- per bulan, dan pendapatan kotor rata-rata sesudah adanya Program PEMP adalah sebesar Rp1.183.537,- perbulan. Dengan demikian terdapat peningkatan rata-rata pendapatan sebesar Rp.137.804,- setelah adanya bantuan program. 3. Terdapat sembilan responden (10,98 persen) yang justru mengalami penurunan

pendapatan. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor seperti masyarakat yang cenderung malas dan akhirnya menggunakan dana bantuan tersebut tidak sesuai dengan tujuan. 4. Upaya-upaya pemberdayaan masyarakat pesisir terutama di Desa Sri Minosari telah

(40)

B. Saran-saran

Setelah mengetahui hasil penelitian dan simpulan yang telah dikemukakan, maka ada beberapa saran yang hendaknya diperhatikan oleh instansi terkait dan masyarakat, yakni: 1. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) telah berhasil

meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan di Desa Sri Minosari hendaknya program ini terus diberikan bagi masyarakat yang berdomisili di daerah pesisir khususnya nelayan di daerah lain agar perlahan masyarakat pesisir dapat keluar dari kemiskinan.

2. Melalui bantuan Program PEMP ini masyarakat Desa Sri Minosari telah mengalami peningkatan pendapatan, namun program ini belum menemui perubahan pendapatan yang signifikan, hendaknya upaya Pemerintah tidak hanya melalui Program PEMP ini saja dalam hal meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir namun juga melalui berbagai jenis bantuan yang lain.

3. Adanya beberapa masyarakat yang justru mengalami penurunan pendapatan, hendaknya hal ini menjadi perhatian dan tindak lanjut dari pemerintah yaitu Dinas Kelautan dan Perikanan agar diwaktu yang akan datang program-program bantuan yang dijalankan diawasi secara lebih ketat lagi dan menseleksi lagi siapa yang berhak menerima program bantuan tersebut dan dikenakan sanksi yang berat bagi yang melanggarnya.

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Ancok, Djamaludin,1989. Tehnik Skala Penyusunan Pengukur. Pusat penelitian kependudukan UGM Yogyakarta

Darmawi, Herman, 2008. Manajemen Asuransi. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta

Mangkoesobroto, Guritno,2006. Ekonomi Publik, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta

Mursallim, 2004. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP)

________, 2004. Pedoman Umum Pelaksanaan PEMP.

Mudrajad , Kuncoro, 2004. Pembangunan Daerah dan Unsur-unsurnya

Nasir, Mohamamad, 2010. Metode Penelitian, Ghalia, Jakarta

Sukirno, Sadono, 1985. Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi

_____________, 1989. Koperasi Indonesia

Salim Abbas, 1998. Asuransi dan Management Resiko, Rajagrafindo, Jakarta

Timur, Lampung, 2010 Departemen Kelautan dan Perikanan ( DKP )

_____________ 2012 Departemen Kelautan dan Perikanan ( DKP )

Unila, 2006. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Penerbit Universitas Lampung, Bandarlampung.

UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah pasal 18 ayat 3 yakni: Kewenangan daerah untuk mengelola sumberdaya di wilayah laut

Gambar

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Faculty of Medical Sciences, State University of Tetova, Macedonia Prof.

Faktor- faktor yang mempengaruhi keharmonisan commuter family pada keluarga I dan II adalah kedekatan pada keluarga yaitu pasangan selalu bertanya kepada orang tua (keluarga

Menurut Wuest & Bucher (2009), dalam kaitannya dengan tubuh, semakin banyak otot tubuh memiliki kekuatan yang lebih besar dapat menghasilkan. Namun, lebih massa bahwa obyek

Pendekatan modifikasi dari Perdirjen BPDASPS Nomor P.4/V-Set/2013 untuk kawasan hutan lindung meliputi penutupan lahan, lereng, manajemen, erosivitas hujan, erosi

Prestasi belajar siswa sebelum mengkonsumsi biskuit diperoleh melalui observasi awal atau pengambilan data awal, bahwa prestasi belajar siswa SD di kecamatan

B : Langsung foto aja kak, dari puluhan foto biasanya cuma jadi beberapa hehe Terus kalo pose, jadi biasanya aku banyakin senyum karena kita kan bawain produk endorse an juga

Profil pemecahan masalah siswa pada tahap menyusun rencana pemecahan masalah, subjek kategori tinggi dan sedang dapat menentukan keterkaitan antara informasi yang ada pada soal,

%4.. Dimana oksidasi adalah senyawa yang mengalami pelepasan elektron dan kenaikan bilangan oksidasi sedangkan reduksi adalah senyawa yang mengalami penurunan bilangan