MAKALAH
MAKALAH
PERMANAGANOMETRI
PERMANAGANOMETRI
Disusun oleh :
Disusun oleh :
N
Na
am
ma
a
:
: M
Meelliia
a E
Ek
ka
a S
Sa
arriiy
ya
an
ntto
o
N
NIIM
M
:
:
!
!"
"#
#$
$$
$#
#A
A
T
Teeo
orrii
:
:
"
"
PROGRAM ST%DI S
PROGRAM ST%DI S&! 'ARMASI&! 'ARMASI 'AK%LTAS 'ARMASI
'AK%LTAS 'ARMASI %NI(ERSITAS SETIA )%DI %NI(ERSITAS SETIA )%DI
S%RAKARTA S%RAKARTA *!+ *!+ 1 1
Da,tar Isi Da,tar Isi Judul... Judul... 11 Daftar isi...2 Daftar isi...2 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar
Latar belakang...belakang... 33 Rumu
Rumusan san masalah...masalah... 44 T Tujuan...ujuan... 44 Manfaat... Manfaat... 55 BAB II PEMBAHASAN BAB II PEMBAHASAN Reagen
Reagen-reagen yang digunakan untuk titrasi -reagen yang digunakan untuk titrasi permanganopermanganometri...metri..... !engerti
!engertian an titrasi...titrasi... "" !engerti
!engertian an titrasi titrasi permanagnpermanagnometri...ometri... "" #tandar-standar
#tandar-standar primer primer yang yang digunakan digunakan dalam dalam titrasi titrasi permanganomepermanganometritri ...
... 1$1$ #umber
#umber-sumber -sumber kesalahkesalahan dan dalam tialam titrasi trasi permanganpermanganometri...%&ometri...%& 'elebi
'elebihan dahan dan kn kekuranekuranagn titagn titrasi rasi permanganopermanganometri...%1metri...%1 Manfaat
Manfaat titrasi titrasi permangapermanganometri...nometri...%%...%% (plikasi
(plikasi titrasi titrasi permanganpermanganometri...ometri... %3%3 BAB III PENUTUP
BAB III PENUTUP
'esimpulan...%5 'esimpulan...%5 #aran... #aran... %% Daftar pustaka... Daftar pustaka... ... 2727 % %
)A) I
PENDAH%L%AN A- LATAR )ELAKANG
Dari sejarahnya, oksidasi diterapkan untuk proses-proses dimana yang didasarkan pada reaksi redoks. Reaksi-reaksi yang melibatkan oksidasi reduksi lebih sering digunakan dalam analisa titrimetrik daripada reaksi-reaksi asam basa, pembentukan kompleks atau pun pengendapan ion-ion dari berbagai unsur hadir
dalam wujud oksidasi yang berbeda-beda mengakibatkan timbulnya banyak keyakinan reaksi-reaksi oksidasi-reduksi (redoks). Kebanyakan dari reaksi-reaksi ini yang layak digunakan dalam analisa titrimetrik dan aplikasinya sangat beraneka ragam.
Oksidasi adalah kehilangan satu atau lebih elektron yang dialami oleh suatu atom, molekul, atau ion. Sementara reduksi adalah perolehan elektron. idak ada elektron bebas dalam sistem kimiawi yang biasa dan kehilangan elektron yang dialami oleh suatu spesies kimiawi selalu disertai oleh perolehan elektron pada bagian yang lainnya. !stilah reaksi trans"er elektron terkadang dipergunakan untuk reaksi-reaksi redoks.
#ermanganometri merupakan metode titrasi yang didasarkan atas reaksi oksidasi-reduksi. $ntuk keperluan titrasi ini maka digunakan senyawa permanganate. Kalium permanganate merupakan oksidator kuat yang dapar bereaksi dengan %ara berbeda-beda, tergantung dari p& larutannya. Kekuatan sebagai oksidator juga berbeda-beda sesuai dengan reaksi yang terjadi pada p& yang berbeda itu. Reaksi
yang berma%am-ma%am ini disebabkan oleh keragaman 'alensi mangan.
Dikenal berma%am-ma%am titrasi redoks yaitu salah satunya permanganometri. #ermanganometri yaitu titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks ini, ion nO- bertindak sebagai oksidator. !on nO- akan berubah menjadi ion
n*+ dalam suasana asam. ekhnik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau besi dalam suatu sampel. Kalium permanganat adalah oksidator paling baik utnuk menentukan kadar besi yang terdapat dalam sampel dalam suasana
asam menggunakan asam sul"at.
itrasi permanganometri ini sering digunakan dalam dunia "armasi, khususnya dalam penentuan kadar suatu senyawa berdasarkan reaksi redoks untuk pembuatan sediaan-sediaan obat. isalnya dalam bentuk kapsul, tablet, maupun injeksi serta menetukan kadar besi dalam tubuh dengan %ara mengobatinya. ontoh sediaan obatnya yaitu sangobion, %yma"ort, mirabion, dan desabion
)- R%M%SAN MASALAH
. Reagen-reagen apa saja yang digunakan untuk reaksi redoks %. /pa pengertian dari titrasi
0. /pa pengertian dari titrasi permanganometri
. /pa saja standar-standar primer yang dapat digunakan untuk titrasi permangometri
1. /pa saja sumber-sumber kesalahan dari titrasi permangometri 2. /pa saja kelebihan dan kekurangan titrasi permanganometri 3. /pa man"aat atau kegunaan dari titrasi permanganometri 4. 5agaimana aplikasi dari titrasi permanganometri
.- T%/%AN
. $ntuk mengetahui reagen-reagen yang dapat digunakan untuk reaksi redoks. *. $ntuk mengetahui pengertian dari titrasi
0. $ntuk mengetahui pengertian dari titrasi permangometri.
. $ntuk mengetahui standar-standar primer yang dapat digunakan untuk titrasi permangometri.
1. $ntuk mengetahui sumber-sumber kesalahan dari titrasi permanganometri. 2. $ntuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari tritasi permanganometri 3. $ntuk mengetahui man"aat atau kegunaan dari titrasi permangometri. 4. $ntuk mengetahui aplikasi dari titrasi permanganometri.
D- MAN'AAT
akalah ini dapat digunakan untuk memberikan re"erensi atau rujukan pada titrasi permanganometri.
)A) II PEM)AHASAN
A- Rea0en&rea0en yan0 Di1er0unakan untuk Reaksi&reaksi Re2oks
Dalam banyak prosedur analitis, analitnya memiliki lebih dari satu kondisi oksidasi sehingga harus dikon'ersi menjadi satu kondisi oksidasi tunggal sebelum titrasi. Sebuah %ontoh sering kita jumpai adalah penentuan besi dalam bijih besi. 5egitu bijih besi tersebut dilarutkan, besi akan hadir baik dalam keadaan oksidasi +* maupun keadaan oksidasi +0. 5esi tersebut harus direduksi seluruhnya ke kondisi +* sebelum penititrasian dengan sebuah larutan standar dari sebuah agen pengoksidasi. Reagen redoks yang dipergunakan dalam langkah pendahuluan ini harus dapat mengkon'ersi analit dengan %epat dan sempurna ke dalam kondisi oksidasi yang diinginkan. Kelebihan dari reagen ini biasanya ditambahkan, dan kita harus dapat membuang kelebihan tersebut sehingga kelebihan tersebut tidak beraksi dengan titrannya dalam titrasi selanjutnya ($nderwood, *66*).
5erikut ini adalah beberapa jenis reagen yang biasa dipergunakan dalam langkah-langkah pendahuluan
. /gen-/gen #engoksidasi 7
a. 8atrium dan &idrogen #eroksida b. Kalium dan /monium #eroksodisul"at
%. 8atrium 5ismutat *. /gen-/gen #ereduksi 7
a. Sul"ur Dioksida dan &idrogen Sul"ida b. imah(!!) Klorida
%. etal dan /lloy ($nderwood, *66*).
)- Pen0ertian Titrasi
irasi adalah mereaksikan suatu 9at dengan 9at lain dengan menggunakan buret.itrasi terdiri dari beberapa ma%am, antara lain 7
• itarsi asam basa • itrasi bebas air
• itrasi permanganometri
• itrasi iodometri dan iodimetri
• itrasi bromometri dan bromodometri • irasi argentometri
• itrasi kompleksometri
.- Pen0ertian Titrasi Perman0anometri
itrasi permanganometri adalah titrasi berdasarkan prinsip oksidasi-reduksi dan digunakan untuk menetapkan kadar reduktor dalam suasana asam sul"at en%er. :arutan baku yang digunakan adalah larutan KmnO.
Dalam suasana asam en%er 7
nO- + 4&+ + 1e n*+ + &*O ;o < ,1o = dan dalam suasana penetapan asam atau basa lemah akan terbentuk endapan %oklat nO* yang mengganggu.
nO- + &+ + 0e nO0 + *&*O ;o < ,36o= Dalam larutan netral atau basa 7
nO- + *&*O + 0e nO* + O&
-( &aeria, *6 7 )
#rinsip permanganometri berdasarkan reaksi redoks (reduksi-oksidasi). Dimana oksidasi adalah senyawa yang mengalami pelepasan elektron dan kenaikan bilangan oksidasi sedangkan reduksi adalah senyawa yang mengalami penurunan bilangan oksidasi dan penerimaan elektron. (Khophar *66374)
Kalium permanganat telah banyak digunakan sebagai agen pengoksidasi selama lebih dari 666 tahun. Reagen ini dapat diperoleh dengan mudah, tidak mahal dan tidak membutuhkan indikator ke%uali untuk larutan yang amat en%er. Satu tetes permanganat 6, 8 memeberikan warna merah muda yang jelas pada 'olume dari larutan yang biasa digunakan dalam sebuah titran, warna ini dipergunakan untuk mengidenti"ikasi reagen tersebut.
Reaksi yang paling umum diterapkan dalam laboratorium adalah reaksi yang terjadi di dalam larutan-larutan yang bersi"at amat asam, 6, 8 atau lebih.
#ermanganat bereaksi se%ara %epat dengan banyak agen pereduksi atau penggunaan sebuah katalis untuk memper%epat reaksi.
Kalium permanganat se%ara luas dipergunakan sebagai larutan standar oksidimetri, ia dapat berlaku sebagai indikatornya sendiri. KnO 6, 8 adalah suatu
larutan yang setiap liternya mengandung >1 gram mol KmnO jika dipergunakan
dalam lingkungan asam. #erlu diketahui bahwa KmnO ini sebelum dipergunakan
dalam proses permanganometri, harus distandarisasi terlebih dahulu. $ntuk menstandarisasi larutan KnO ini, dapat digunakan 9at reduktor seperti asam
oksalat ( &**O ), natrium oksalat ( 8a**O ), dan lain-lain.
( &arjadi, ??0 7 *-*1 ) Selama lebih dari satu abad, kalium permanganat telah digunakan sebagai alat pengoksidasi yang penting dalam reaksi redoks. Dalam suasana asam reaksi paro
kalium permanganat sebagai berikut7
nO- + 4&+ + 1e *n*- + 1l* + 4&*O
Kalium permanganat jika digunakan sebagai oksidator dalam larutan alkalis kuat, maka ada dua kemungkinan bagian reaksi, yaitu pertama reaksi yang berjalan relati" %epat 7
nO- + e nO
*-Dan reaksi kedua yang berlangsung lambat 7 nO*- + *&*O + *e nO* + O&
-#otensial standar reaksi yang pertama adalah ;o < 6,12 'olt. Sedangkan pada
reaksi yang kedua sebesar ;6 < 6,62 'olt. Dengan mengatur suasana sebaik- baiknya
( misalnya menambahkan ion barium yang dapat berjalan dengan baik sekali ).
Dalam suasana alkalis, permanganat se%ara kuantitati" direduksi menjadi mangan dioksidasi menurut reaksi berikut dengan nilai potensial standar ;6 < 6,1? 'olt.
n6 + * &*O + 0e nO* + O&
Dari uraian di atas maka untuk membuat larutan baku kalium permanganat harus di jaga. @aktor A "aaktor yang dapat menyebabkan penurunan yang besar dari kekuatan larutan baku tersebut, aantara lain dengan pemanasan daan penyaringan untuk menghilangkan 9at-9at yang mudah dioksidasi. ( pro".Dr.!bnu Bholib Bandjar, *663,11-12).
5eberapa sistem Redoks 7
a). e (!=) sul"at adalah oksidator yang sangat baik dengan indikator 6-"enantrolin. #ada reaksi e+ e0+ + e elektron orbital "-lah yang dibebaskan. :aju reaksi dipengaruhi oleh pelarut dan pembentukan kompleks e ( != ) selama reaksi dalam medium &*SO, dan &8O0 dan &lO berada dalam bentuk kompleks. #otensial "ormal pasangan e ( != )- e ( !!! ) adalah ,36 = dalam &lO< ,26 = dalam &8O0dan ,* = dalam larutan &*SO. idak begitu stabil dalam medium &l dengan potensial "ormal ,44 = yang merupakan potensial %ampuran. e ( != ) dalam &*SO distandarkan oleh 8a**O. e ( != ) standar dapat dipersiapkan dari amonium heksanitrosenat.
b).Kalium permanganet adalah oksidator kuat. idak memerlukan indikator. Kelemahannya adalah dalam medium &l l- dapat teroksidasi, demikian juga larutannya, mempunyai kestabilan yang terbatas. 5iasanya digunakan pada medium asam 6, 8 7 nO- + 4&+ + 1e- n*+ + &*O ;o < ,1 =olt. Reaksi oksidasi terhadap &**O berjalan lambat padat pada temperatur ruang. $ntuk memper%epat perlu pemanasan.
Sedangkan reaksinya dengan /s ( !!! ) memerlukan katalis. itik akhir permanganat tidak permanen dan warnanya dapat hilang karena reaksi 7
*nO- + 0n*+ + *&*O 1nO* + &+
$ngu ( berwarna )
:arutan dalam air tidak stabil dan air teroksidasi dengan %ara 7
nO- + *&*O nO + 0O* + O&
-#enguraiannya dikatalis oleh %ahaya panas asam basa, ion n ( !! ) dan nO*. nO* biasanya terbentuk dari dekomposisinya sendiri dan bersi"at auto katalitik. $ntuk mempersiapkan larutan standar KnO, harus dihindarkan adanya nO*. KnO dapat distandarkan terhadap 8a**O 7 *nO- + 1&**O+ 2&+ *n*+ + OO* + 4&*O. &al ini digunakan untuk analisis @e (!!), &**O, a dan banyak senyawa lain.
%). Kalium dikromat. Reaksi ini berproses seperti 7
r *O3*- + &+ + 2e r 0+ + 3&*O ;o < ,00 =
Cat ini mempunyai keterbatasan dibandingkan KnO atau e ( != ), yaitu kekuatan oksidasinya lebih lemah dan reaksinya lambat. K *r *O3 bersi"at stabil dan inert terhadap &l. udah diperoleh dalam kemurnian
tinggi dan merupakan standar primer. 5iasanya indikator yang digunakan adalah asam De"enilamin sul"onat. erutama digunakan untuk analisis besi ( !!! ) menurut reaksi 7
2@e *+ + r
*O3*- + &+ 2@e0+ + *r 0+ + 3&*O
d). Kalium 5romat ini adalah oksidator kuat. Reak sinya
5rO0- + 2&+ + 2e 5r - + 0&*O ;o < i, =
5rO0- adalah standar dari primer dan si"atnya stabil. ethyl orange or
red digunakan sebagai indikator tetapi tidak sebaliknya Ana"ta "la'on, uinoline yellow. kalium bromat banyak digunakan dalam kimia organik misalnya, titrasi dengan oksin.
e). Kalium iodat, banyak dipakai dalam kimia analitik !O0- + 1!- + 2&+
0!* + 0&*O dan reaksi dalam titrasi /ndrewEs 7
!O0- + l- + 2&++ e !! + 0&*O ;o < ,*6 =
itrasi /ndrew dilakukan pada suasana asam &l 2 dalam l.
itrasi akhir ditetapkan pada saat warna ungu menghilang. $ntuk mendapatkan warna titik akhir yang tepat perlu dilakukan pengo%okan. ( Khopkar , ??6 7 1*-10 )
Dalam suasana netral,ion permanganat mengalami reduksi menjadi mangan dioksida seperti reaksi berikut 7
nO- + &+ + 0e- nO* + *&*O ;o < ,36 'olt
Dan dalam suasana basa atau O& F 6,8, ion permanganat akan mengalami reduksi sebagai berikut 7
nO- + e- nO*- ;o < 6,1 'olt (S'ehla .??1 7 *0)
/sam salisilat adalah asam yang paling sesuai, karena tidak bereaksi terhadap permanganat dalam larutan en%er. Dengan asam klorida, kemungkinan terjadi reaksi *nO- + 6 l- + 2&+ *n*+ + 1l*
+ 4&*O
Dan sedikit permanganat dapat terpakai dalam pembentukan klor. Rekasi ini terutama berkemungkinan akan terjadi dengan garam-garam besi, ke%uali jika tindakan-tindakan pen%egahan yang khusus diambil. Dengan asam bebas yang sedikit berlebih, larutan yang sangat en%er, temperatur yang rendah dan titrasi yang lambat sambil mengo%ok terus menerus, bahaya dari penyebab ini telah dikurangi sampai minimal. #ereaksi kalium permanganat bukan merupakan larutan baku primer dan karenanya perlu dibakukan terlebih dahulu. #ada per%obaan ini, untuk membakukan kalium permanganat ini dapat digunakan natrium oksalat yang merupakan standar primer yang baik untuk permanganat dalam larutan asam. (5asset. ?? )
$ntuk pengasaman sebaiknya dipakai asam sul"at , karena asam ini tidak menghasilkan reaksi samping. Sebaliknya, jika dipakai asam klorida dapat terjadi kemungkinan teroksidasinya ion klorida menjadi gas klor dan reaksi ini mengakibatkan dipakainya permanganat dalam jumlah berlebih. eskipun untuk beberapa reaksi dengan arsen (!!) oksida , antimoni (!!) dan hidrogen peroksida,
karena pemakaian asam sul"at justru akan menghasilkan beberapa tambahan kesulitan. Kalium permanganat adalah oksidator kuat, oleh karena itu jika berada dalam &l akan mengoksidasi ion l- yang menyebabkan terbentuknya gas klor dan kestabilan ion ini juga terbatas. 5iasanya digunakan pada medium asam 6, 8. 8amun beberapa 9at memerlukan pemanasan atau katalis untuk memper%epat reaksi. Seandainya banyak reaksi itu tidak lambat, akan dijumpai lebih banyak kesulitan dalam menggunakan reagensia ini. (S'ehla .??1)
5anyak sekali metode-metode 'olumetri yang berprinsip pada trans"er elektron, pemisahan oksidasi reduksi menjadi komponen-komponennya, yaitu reaksi separuhnya adalah %ara untuk menunjukkan masing-masing spesies yang memperoleh maupun kehilangan elektron. Reaksi oksidasi reduksi berasal dari trans"er langsung elektron daro donor ke akseptor. (Ri'ai, ??1G 02*)
5erma%am reaksi redoks dapat digunakan untuk analisis titrasi 'olumetri asalkan kesetimbangan yang ter%apai setiap penambahan titran dapat berlangsung dengan %epat. Dan diperlukan juga adanya indikator yang mampu menunjukkan titik ekui'alen stokiometri dengan durasi yang tinggi. 5anyak titrasi redoks dilakukan dengan menggunakan indikator warna. Dua setengah reaksi untuk setiap sistem titrasi redoks selalu dalam kesetimbangan pada seluruh titik setelah memulai titrasi, sehingga potensial reduksi untuk separuh sel adalah identik pada seluruh titik. (Ri'ai, ??1G 020)
etode permanganometri didasarkan atas reaksi oksidasi ion permanganat. Oksidasi ini dapat dijalankan dalam suasana asam, netral ataupun alkali. Hika titrasi dilakukan dalam lingkungan asam, maka akan terjadi reaksi
nO- + &+ + 0 e n*+ + &*O
Dimana potensial oksidasinya sangat dipengaruhi oleh adanya kepekatan ion hidrogen akan tetapi konsentrasi ion mangan (!!) pada persenyawaan di atas tidak terlalu berpengaruh terhadap potensial redoks, karena konsentrasi ion mangan (!!) sendiri mampu mereduksi ion permanganat dengan membentuk ion ion n0+ dan nO*. Dalam suasana asam reaksi di atas berjalan sangat lambat, tetapi masih %ukup %epat untuk memu%atkan warna dari permanganat setelah reaksi sempurna. Hadi umunya titrasi dilakukan dalam lingkungan asam karena lebih mudah mengamati titik akhirnya. (Roth, ?44G*43)
Oksidasi dengan permanganat dalam lingkungan asam lemah, netral atau alkali dengan reaksi sebagai berikut.
nO- + &+ + 0 e nO* + * &*O
Disini dapat dilihat bahwa pengaruh konsentrasi ion &+ agak kurang dibandingkan dalam suasana asam.
itrasi yang dilakukan dalam lingkungan alkali menghasilkan endapan yang berwarna %oklat tua dari mangan oksida, atau hidratnya nO(O&)* yang akan
menyulitkan pengamatan titik akhir. Dalam lingkungan alkali ion permanganat yang akan tereduksi lebih lanjut menjadi nO*.
Kalium permanganat (KnO) merupakan oksidator kuat dalam larutan yang
bersi"at asam. Karena itu titrasi harus dilakukan dalam larutan yang bersi"at asam
kuat (&*SO 8). eskipun demikian KnO juga merupakan oksidator kuat dalam
larutan yang bersi"at asam lemah, netral atau basa lemah.
Oksidimetri merupakan analisis kuantitati" yang didasarkan pada si"at oksidasi dari larutan standartnya. #ada umumnya larutan 9at yang ditritrasi bersi"at reduktor, sehingga dalam reaksi ini reaksinya berupa reaksi redoks. Dalam analisis oksidimetri tidak digunakan indikator dari luar (estern indi%ator), tetapi larutan standartnya telah dapat ber"ungsi sebagai indikator sendiri (auto indi%ator). 5eberapa metode analisis oksidimetri sesuai dengan jenis larutan standar yang digunakan yaitu 7 permanganometri, kromatometri, iodo-iodimetri, %erimetri dan lain-lain. (&arjadi, ??1G30)
Kelemahan dari kalium permananganat adalah dalam medium &l l- dapat
teroksidasi, demikian juga larutannya,mempunyai kestabilan yang terbatas, biasanya digunakan pada medium asam 6, 8 .
;6 < ,1 '
Reaksi oksidasi terhadap &**O berjalan lambat pada temperatur ruang.
$ntuk memper%epat perlu pemanasan. (Khophar.*663 710)
Dalam titrasi redoks, permanganometri adalah proses titrasi dimana garam
kalium permanganat (KnO) digunakan sebagai 9at standard karena kalium
permanganat (KnO) tidak murni, banyak mengandung oksidanya (nO dan
n*O0), maka 9at tersebut bukan merupakan standard primer melainkan 9at standard
sekunder sehingga larutannya harus distandarisasi dengan 9at standard primer. Standarisasi dapat dilakukan dengan beberapa reduktor, seperti 7 /s*O0, @e, 8a**O,
&**O.*&*O, K&*O, K I@e(8)2J, @e(8&)*(SO)*.
Reaksi reduksi ion permanganat (nO -) tergantung pada suasana larutan.
Dalam suasana asam ion permanganat (nO -) yang berwarna ungu mengalami
reduksi menjadi n*+ yang tidak berwarna menurut reaksi
nO- + 4&+ + 1e- → n*+ + &*O
Dengan demikian, eki'alen nO - < >1 mol, atau berat eki'alen (5;) <
14>1 < 0,2. Dalam suasana asam ini dapat digunakan untuk menentukan se%ara langsung berbagai ma%am kation maupun anion, antara lain 7
Kation > anion &asil oksidasi
@e*+, Sn*+, =O*+, &
*O* @e0+, Sn+, =O0 -, O*
o0+, /s0+, i0+, $+ o0+, /s0+, i0+, $+
*O *-, 8O* -, SO0 *- O*, 8O0 -, SO
*-Sedangkan se%ara tidak langsung, melalui penambahan reduktor berlebih dapat digunakan untuk menentukan 7 nO -, r *O3 *-, e+, nO*, n0O, #bO*,
#b*O0, dan #b0O.
Dalam suasana netral dan basa, nO- mengalami reduksi menjadi endapan
nO* yang berwarna hitam, menurut reaksi 7
nO- + *&*O + 0e- → nO* + O&
-Dalam reaksi tersebut, eki'alen nO - < >0 mol, atau berat eki'alen (5;)
< 14>0 < 1*,3. Cat-9at yang dapat ditentukan se%ara permanganometri dalam suasana netral dan basa ini antara lain garam-garam n(!!), asam "ormat, dan garam "ormat.
#ada proses titrasi permanganometri tidak perlu ditambahkan indikator untuk mengatahui terjadinya titik eki'alen, karena nO - yang berwarna ungu dapat
ber"ungsi sebagai indikator sendiri ( auto indi%ator ). (@ernando, ??3,60-61)
#enentuan titik akhir titrasi didasarkan atas perubahan warna dari ion permanganat (ungu) menjadi n*+ yang tidak berwarna. #engasaman dilakukan
dengan &*SO. $ntuk dapat digunakan sebagai larutan standar KnO harus
distandarisasi terlebih dahulu dengan 8a-oksalat, selanjutnya metode permanganometri diterapkan untuk menentukan kadar nO* dalam pirolusit dan
nitrit dalam K8O*
. Standardisasi
Standardisasi terhadap larutan satandard KnO dapat dilakukan dengan
9at standard primer, antara lain 7 • /s*O0
• 8a**O • K @e (8)2
Reaksi 7
- /s*O0 /s*O1 8 < mol
- *O &*O + O* + *e 8 < L mol
- @e*+ @e0++ 0e 8 < mol
- @e (8)20- @e (8)20- 8 < mol
:arutan standard KnO harus disimpan dalam tempat yang berwarna
%oklat atau gelap. &indarkan dari debu, 9at organik ataupun sinar> %ahaya, sebab larutan KnO mudah beruabah menjadi endapan nO*. Standarisasi maupun
penetatapan dilakukan pada temperature 66 A 466 agar reaksi oksidasinya
berjalan dengan %epat.
*. enyelidiki kemurnian nitrit
Baram nitrit (K8O*) bersi"at kurang stabil, dengan pengaruh udara atau asam
akan berubah menjadi senyawa nitrat (K8O0). Oleh karena itu untuk menetapkan
kemurnian nitrit titrasinya harus dibalik yang berartu bahwa asamnya di%ampur pada larutan standard KnO nya.
nO- + 4&+ + 1e n*++ &*O
8O*- + &*O 8O0- + *&++ *e +
* nO- + 2&+ +18O*- 18O0- +*n*++ 0&*O
D- Stan2ar&stan2ar Primer yan0 2a1at Di0unakan untuk Titrasi
Perman0anometri !- Arsen 3III4 Oksi2a
Senyawa /s*O0 adalah standar primer yang sangat baik untuk
larutan-larutan permanganat. Senyawa ini stabil, nonhigroskopis, dan tersedia dengan tingkat kemurnian yang tinggi. Oksida ini dilarutkan dalam larutan 8atrium hidroksida, dan larutan kemudian diasamkan dengan asam klorida dengna titrasi permanganat 7
1&/sO* + *nO- + 2&+ *&*O *n*+ + 1&0/sO
Reaksi ini berjalan lambat pada suhu ruangan terke%uali sebuah katalis ditambahkan. Kalium iodida, K!, kalium iodidat, K!O0, dan iodin
monoklorida, !l, telah dipergunakan sebagai katalis.
- Natrium Oksalat
Senyawa ini, 8a**O, juga merupakan standar primer yang baik untuk permanganat dalam larutan asam. Senyawa ini dapat diperoleh dengan tingkat kemurnian yang tinggi, stabil pada saat pengeringan, dan nonhigroskopis. Reaksinya dengan permanganat agak sedikit rumit, dan meskipun banyak penyelidikan telah dilakukan, mekanisme tapatnya tidak pernah jelas.
Reaksinya berjalan lambat dalam suhu ruangan, sehingga larutan biasanya dipanaskan sampai 26o. 5ahkan pada suhu tinggi reaksinya mulai dengan lambat, namun ke%epatannya meningkat ketika ion mangan (!!) terbentuk. angan (!!) bertindak sebagai katalis, dan reaksinya disebut autokatalitik , karena katalisnya diproduksi di dalam reaksi itu sendiri. !on tersebut dapat memberikan e"ek katalitiknya dengan %ara bereaksi dengan %epat dengan permanganat untuk membentuk mangan berkondisi oksidasi menengah (+0 atau +), dimana ada gilirannya se%ara %epat mengoksidasi ion oksalat, kembali ke kondisi di'alen persamaan reaksi yamg terjadi 7
1*O- + *nO- + 2&+ M6O* + *n*+ + 4&*O
$ntuk pengasaman sebaiknya dipakai asam sul"at, karena asam ini tidak menghasilkan reaksi samping. Sebaliknya jika dipakai asam klorida dapat terjadi kemungkinan teroksidasinya ion klorida menjadi gas klor dan reaksi ini mengakibatkan dipakainya larutan permanganat dalam jumlah berlebih. eskipun untuk beberapa reaksi dengan arsen (!!) oksida, antimoni (!!) dan hidrogen peroksida, karena pemakaian asam sul"at justru akan menghasilkan beberapa tambahan kesulitan.
Kalium pemanganat adalah oksidator kuat, oleh karena itu jika berada
dalam &l akan mengoksidasi ion l- yang menyebabkan terbentuknya gas
klor dan kestabilan ion ini juga terbatas. 5iasanya digunakan pada medium asam 6, 8. 8amun, beberapa 9at memerlukan pemanasan atau katalis untuk memper%epat reaksi. Seandainya banyak reaksi itu tidak lambat, akan
dijumpai lebih banyak kesulitan dalam menggunakan reagensia ini (/nnisan"ushie, *664).
5- )esi
Kawat besi dengan tingkat kemurnian yang tinggi dapat dijadikan sebagai sebuah standar primer. $nsur ini larut dalam asam klorida en%er, dan semua besi (!!!) yang diproduksi selama proses pelarutan direduksi menjadi besi (!!). Hika larutannya kemudian dititrasi dengan permanganat, %ukup banyak ion klorida yang dioksidasi selain besi (!!). Oksida dari ion klorida oleh permanganat berjalan lambat pada suhu ruangan. 8amun demikian, dengan kehadiran besi, oksidasi akan berjalan lebih %epat. eskipun besi (!!) adalah agen pereduksi yang lebih kuat daripada ion klorida, ion yang belakangan ini disebut ini teroksidasi se%ara bersamaan dengan besi. Kesulitan sema%am ini tidak ditemukan di dalam oksidasi
dari /s*O0 atau pun 8a**O dalam larutan asam klorida.
Sebuah larutan dari mangan(!!) sul"at, asam sul"at, dan asam "os"at,
disebut larutan Npen%egah, atau larutan Zimmerman-Reinhardt , dapat
ditambahkan ke dalam larutan asam klorida dari besi sebelum dititrasi dengan permanganat. /sam "os"at menurunkan konsentrasi dari ion besi(!!!) dengan membentuk sebuah kompleks, membantu memaksa reaksi berjalan sampai selesai, dan juga menghilangkan warna kuning yang ditunjukkan oleh besi(!!!) dalam media klorida. Kompleks "os"at ini tidak berwarna, dan titik akhirnya lebih jelas ($nderwood, *66*).
*. Sum6er&sum6er Kesalahan 2ari Titrasi Perman0anometri
. :arutan pentiter KnO pada buret.
/pabila per%obaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan KnO
pada buret yang terkena sinar akan terurai menjadi nO* sehingga pada
titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan presipilat %oklat yang seharusnya adalah larutan yang berwarna merah rosa.
*. #enambahan KnO yang terlalu %epat pada larutan seperti &**O.
#emberian KnO yang terlalu %epat pada larutan &**O yang telah
ditambahkan &*SO dan telah dipanaskan %enderung menyebabkan reaksi
antara nO- dengan n*+.
nO-+0n++*&*O 1nO*+&+
0. #enambahan KnO yang terlalu lambat pada larutan seperti &**O yang
telah ditambahkan asam sul"at dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat karena membentuk peroksida yang kemudian terurai menjadi air.
&**O+ O* &*O* + *O*
#ermanganat bereaksi se%ara %epat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan pereaksi ini, namaun beberapa pereaksi membutuhkan pemanasan atau penggunaan sebuah katalis untuk memper%epat reaksi. Kalau bukan karena "akta bahwa banyak pereaksi permanganat berjalan, akan lebih banyak kesulitan lagi yang akan ditemukan dalam penggunaan reagen ini, sebagai %ontoh, permanganat adalah agen unsur pengoksida yang %ukup kuat.
#ermanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium permanganat (KnO). Reaksi ini di"okuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara KnO dengan bahan baku tertentu. itrasi dengan KnO sudah dikenal lebih dari seratus tahun. Kebanyakan titrasi dilakukan dengan %ara langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti @e+, asam atau garam oksalat yang dapat larut dan sebagainya. 5eberapa ion logam yang tidak dioksidasi dapat dititrasi se%ara tidak langsung dengan permanganometri seperti7 () ion-ion a, 5a, Sr, #b, Cn, dan &g (!) yang dapat diendapkan sebagai oksalat. Setelah endapan disaring dan di%u%i, dilarutkan dalam &*SO berlebih sehingga terbentuk asam oksalat se%ara kuantitati". /sam oksalat inilah yang akhirnya dititrasi dan hasil titrasi dapat dihitung banyaknya ion logam yang bersangkutan. (*) ion-ion 5a dan #b dapat pula diendapkan sebagai garam khromat. Setelah disaring, di%u%i, dan dilarutkan
dengan asam, ditambahkan pula larutan baku @eSO berlebih. Sebagian @e*+
dioksidasi oleh khromat tersebut dan sisanya dapat ditentukan banyaknya dengan menitrasinya dengan KnO-(=ogel,/.!.??6)
'- Kele6ihan 2an Kekuran0an Titrasi Perman0anometri !- Kele6ihan Titrasi Perman0anometri
itrasi permanganometri ini lebih mudah digunakan dan e"ekti", karena reaksi ini tidak memerlukan indikator, hal ini dikarenakan larutan KnO
sudah ber"ungsi sebagai indikator, yaitu ion MnO#& berwarna ungu, setelah
direduksi menjadi ion n-tidak berwarna, dan disebut juga sebagai
autoin2ikator-- Kekuran0an Titrasi Perman0anometri
Sumber-sumber kesalahan pada titrasipermanganometri, antara lain terletakpada7 :arutan pentiter KnOP pada buret /pabila per%obaan
dilakukan dalam waktu yang lama, larutan KnO pada buret yang terkena
sinar akan terurai menjadi nO* sehingga pada titik akhir titrasi akan
diperoleh pembentukan presipitat %oklat yang seharusnya adalah larutan berwarna merah rosa. #enambahan KnO yang terlalu %epat pada larutan
seperti &**O #emberian KnO yang terlalu %epat pada larutan &**O
yang telah ditambahkan &*SO dan telah dipanaskan %enderung
menyebabkan reaksi antara nO- dengan n*+. nO-+ 0n*+ + *&*O Q
1nO* + &+ #enambahan KnO yang terlalu lambat pada larutan seperti
&**O #emberian KnO yang terlalu lambat pada larutan &**O yang
telah ditambahkan &*SO dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi
kehilangan oksalat karena membentuk peroksida yang kemudian terurai menjadi air.
&**O + O* Q &*O* + *O* &*O* Q &*O + O*
&al ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KnO yang diperlukan untuk titrasi yang pada akhirnya akan timbul kesalahan titrasipermanganometri yang dilaksanakan.
+. Man,aat Titrasi Perman0anometri
$ntuk mengetahui kadar dari 9at-9at yang bilangan oksidasinya masih dapat dioksidasi. Dalam bidang industri, metode ini dapat diman"aatkan dalam pengolahan air, dimana se%ara permanganometri dapat diketahui kadar suatu 9at sesuai dengan si"at oksidasi reduksi yang dimilikinya, sehingga dapat dipisahkan apabila tidak diperlukan atau berbahaya.
H- A1likasi 2ari Tritasi Perman0anometri • System Pen0olahan Air Asin
/lat pengolahan air asin ada banyak ma%amnya,. Selama ini untuk mengolah air asin dikenal dengan %ara destilasi, pertukaran ion, elektrodialisis, dan osmosis balik. asing-masing teknologi mempunyai keunggulan dan kelemahan.
#eman"aatan teknologi pengolahan air asin harus disesuaikan dengan kondisi air baku, biaya yang tersedia, kapasitas dan kualitas yang diinginkan oleh pemakai
air. Diantara berbagai ma%am teknologi tersebut yang banyak dipakai adalah teknologi destilasi dan osmosis balik. eknologi destilasi umumnya banyak dipakai ditempat yang mempunyai energy terbuang (pembakaran gas minyak pada kilang minyak), sehingga dapat menghemat biaya operasi dan skala produksinya besar (166m0>hari). Sedangkan teknologi osmosis balik banyak
dipakai dalam skala yang lebih ke%il.
Keunggulan teknologi membrane osmosis balik adalah ke%epatannya dalam memproduksi air, karena menggunakan tenaga pompa. Kelemahannya adalah penyumabatan pada selaput membrane oleh bakteri dan kerak kapur atau "os"at yang umum terdapat dalam air asin atau laut. $ntuk mengatasi kelemahannya pada unit pengolahan air osmosa balik selalu dilengkapi dengan unit anti penggerakan dan anti penyumbatan oleh bakteri. System membran re'erse yang dipakai dapat berupa membran hollow "ibre, lempeng>plate atau berupa spiral wound. embran ini mampu menurunkan kadar garam hingga ?1-?4T. /ir hasil olahan sudah bebas dari bakteri dan dapat langsung diminum.
#ada proses dengan membran, pemisahan air dari pengotornya didasarkan pada proses penyaringandengan skala molekul. Di dalam proses desalinasi air laut dengan sistem osmosis balik, tidak memungkinkan untuk memisahkan seluruh garam dari air lautnya, karena akan membutuhkan tekanan yang sangat tinggi sekali. #ada prakteknya untuk menghasilkan air tawar, air asin atau air laut dipompa dengan tekanan tinggi ke dalam suatu modul membran osmosis balik yang mempunyai dua buah pipa keluaran , yakni pipa keluaran untuk air tawar yang dihasilkan dan pipa keluaran untuk air garam yang telah dipekatkan.
Didalam membran osmosis balik tersebut terjadi proses penyaringandengan ukuran molekul, yakni partikel yang molekulnya lebih besar dari pada molekul air, misalnya molekul garam dan lainnya, akan terpisah dan akan ikut ke dalam air buangan. Oleh karena itu air yang akan masuk ke dalam membran osmosis balik harus mempunyai pesyaratan tertentu,misalnya kekeruhanharus nol, kadar besi harus U6, mg>l, p& harus dikontrol tidak terjadi pergerakan kalsium karbon at dan lainnya.
#engolahan air minum dengan sistem osmosis balik terdiri dari dua bagian, yakni unit pengolahan awal dan unit osmosis balik. /ir laut, terutama yang dekat dengan pantai masih mengandung partikel padatan tersuspensi, mineral, plankton
dan lainnya, maka air baku tersebut perlu dilakukan pengolahan awal sebelum diproses di dalam unit osmosis balik. $nit pengolahan pendahuluan tersebut terdiri dari beberapa perlatan utama yakni pompa air baku, tangki reaktor (kontraktor), saringan pasir, "ilter mangan 9eolit, dan "ilter untuk penghilangan warna (%olor remo'al), dan "ilter %artridge ukuran 6,1 m. Sedangkan unit osmosis balik terdiri dari pompa tekanan tinggi dan membran osmosis balik, serta pompa
dosing klorin dan sterilisator ultra 'iolet ($=)
)A) III PEN%T%P A- Kesim1ulan
. 5erikut ini adalah beberapa jenis reagen yang biasa dipergunakan dalam langkah-langkah pendahuluan
a. /gen-/gen #engoksidasi 7
8atrium dan &idrogen #eroksida Kalium dan /monium #eroksodisul"at 8atrium 5ismutat
b. /gen-/gen #ereduksi 7
Sul"ur Dioksida dan &idrogen Sul"ida imah(!!) Klorida
etal dan /lloy
*. irasi adalah mereaksikan suatu 9at dengan 9at lain dengan menggunakan buret
0. itrasi permanganometri adalah titrasi berdasarkan prinsip oksidasi-reduksi dan digunakan untuk menetapkan kadar reduktor dalam suasana asam sul"at en%er. #rinsip permanganometri berdasarkan reaksi redoks
oksidasi). Dimana oksidasi adalah senyawa yang mengalami pelepasan elektron dan kenaikan bilangan oksidasi sedangkan reduksi adalah senyawa yang mengalami penurunan bilangan oksidasi dan penerimaan elektron . Standardisasi terhadap larutan satandard KnOdapat dilakukan dengan 9at
standard primer, antara lain 7
/s*O0
8a**O
K @e (8)2
1. Sumber-sumber Kesalahan dari itrasi #ermanganometri 7
:arutan pentiter KnO pada buret.
#enambahan KnOyang terlalu %epat
#enambahan KnO yang terlalu lambat
2. Kelebihan dari titrasi permanganometri ini lebih mudah digunakan dan e"ekti", karena reaksi ini tidak memerlukan indikator, hal ini dikarenakan larutan KnO sudah ber"ungsi sebagai indikator, yaitu ion MnO#&
berwarna ungu, setelah direduksi menjadi ion n-tidak berwarna, dan disebut juga sebagai autoin2ikator- Sedangkan kekurangan dari titrasi permanganometri adalah larutan pentiter KnOP pada buret /pabila
per%obaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan KnO pada buret
yang terkena sinar akan terurai menjadi nO* sehingga pada titik akhir
titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat %oklat yang seharusnya adalah larutan berwarna merah rosa.
3. an"aat itrasi #ermanganometri yaitu untuk mengetahui kadar dari 9at-9at yang bilangan oksidasinya masih dapat dioksidasi. Dalam bidang industri, metode ini dapat diman"aatkan dalam pengolahan air, dimana se%ara permanganometri dapat diketahui kadar suatu 9at sesuai dengan si"at oksidasi reduksi yang dimilikinya, sehingga dapat dipisahkan apabila tidak diperlukan atau berbahaya.
)- Saran
enyadari bahwa makalah yang dibuat penulis masih jauh dari kata sempurna, maka disarankan untuk memba%a sumber-sumber lain yang dapat digunakan sebagai re"erensi atau rujukan.
Da,tar Pustaka
/nnisan"ushie. *664. Permanganometri. http7>>id.wordpress.%om>tag>kimia-analitik-ii> Diakses pada tanggal 60 /pril *63 pukul 076 V!5.
5asset, H. ;t%. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik . #enerbit 5uku Kedokteran ;B7 Hakarta. ??
@ernando. ??3. Kimia Analitik Kuantitatif -Wogyakarta 7 #enerbit /ndi. Bholib !bnu Bandjar, /bdul Rahman. Kimia Analisis Farmasi. #ustaka
#elajar7 Hakarta. *663
&aeria,S.si. Praktikum Kimia Analisis. $in /lauddin akassar. 7 akassar. *6
Khopkar. ??6. Konsep Dasar Kimia Analitik - Hakarta 7 $ni'ersitas !ndonesia #ress. Ri'ai, &arri9ul. ??. Asas Pemeriksaan Kimia. Uniersitas !ndonesia " #akarta. $nderwood. *66*. Analisis Kimia Kuantitatif ., ;disi keenam. ;rlangga 7 Hakarta. S'ehla, B.Vogel Buku $eks Analisis Anorganik Kualitatif %akro dan &emimikro.
Kalman edia #ustaka7 Hakarta. ??1