Akmal Siddiq
082128383885
akmal.siddiq@yahoo.com
Personal Data
Name : Akmal Siddiq
Place / Date of Birth : Bukittinggi / Maret 14th , 1989
Sex : Male
Religion : Islam
Nationality : Indonesian
Universitas Komputer Indonesia, Major in Management
2004 - 2007 SMA Negeri 3 Bukittinggi
2001 - 2004 SLTP Negeri 2 Bukittinggi
The Influence Of Product Knowledge and Brand Image to
Purchasing Decision of Samsung Notebook
(Survey on ITKLIK Consumer Jakarta)
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia
Oleh :
AKMAL SIDDIQ
21208098
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
vi
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah–Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian yang
berjudul “PENGARUH PENGETAHUAN PRODUK DAN CITRA MEREK
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN LAPTOP SAMSUNG PADA
KONSUMEN ITKLIK JAKARTA”.
Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Penulis
sangat dibantu dengan segala jenis bantuan, dukungan dan dorongan dari berbagai
pihak dalam proses pelaksanaannya. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Bapak Dr. Dedi Sulistiyo.S, MT selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Komputer Indonesia.
3. Ibu Dr. Raeni Dwi Santy, SE.,M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen,
Dosen Wali dan Dosen Pembimbing di Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia yang yang telah berkenan dan
meluangkan waktunya memberikan perhatian, masukan, arahan dan semangat
vii
5. Bapak Oman Sukirman, SE.,MM selaku Penguji II, yang telah memberikan
arahan dan masukan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
6. Ibu Windi Novianti, SE.,MM, selaku dosen yang telah membantu dalam
pengerjaan skripsi dan mensupport penulis.
7. Seluruh Dosen Program Studi Manajemen yang telah membekali penulis
dengan pengetahuan serta ilmu yang sangat berharga selama penulis
menempuh studi.
8. Teh Maya, Teh Hana, A gugun atas bantuan dan kerjasamanya selama penulis
menempuh studi.
9. Pimpinan ITKLIK yang selalu memberikan data-data yang diperlukan
sehingga penelitian ini dapat disusun dengan baik.
10.Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk kedua
orang tua yang telah membiayai, mendo’akan dan menyemangati saya sampai
dalam penyusunan skripsi ini.
11.Sahabat seperjuangan. Romel, Syaid, Jemi, Reza, Ihsan, Epras, Dani, Teh
Erni, Sigit, Fitri, Adhi, Tya, Eben, Ardy, Ari. Terima kasih atas dukungannya.
12.Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat
viii
berbagai pihak, agar penulis dapat berkarya lebih baik lagi dimasa depan.
Bandung, Februari 2013 Penulis
66
DAFTAR PUSTAKA
Dessy Amelia Fristiana. Pengaruh Citra Merek Dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Pada Ramai Swalayan Peterongan Semarang. Jurnal
Manajemen
Djoko Lesmana Radji (2009). Hubungan Citra Merek, Kepuasan, dan Loyalitas
Konsumen. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol.10(1) 17-34.
Kambiz Heidarzadeh Hanzaee and Shirin Khosrozadeh (2011). The Effect of the
Country-of-Origin Image, Product Knowledge and Product Involvement
on Information Search and Purchase Intention. Middle-East Journal of
Scientific Research 8 (3): 625-636.
Krystia Tambunan, Ibnu Widiyanto (2012). Analisis Pengaruh Citra Merek,
Persepsi Kualitas, dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Bandeng
Presto.Diponegoro Journal Of Manajemen Vol. 1(2) 58-66.
Long-Yi Lin and Chun-Shuo Chen (2006).The influence of the country-of-origin
image,product knowledge and product involvement on consumer purchase
decisions:an empirical study of insurance and catering services in Taiwan.
Journal of Consumer Marketing 23 (5) 248–265
Mowen , John C., 2001. Consumer Behavior, McMillan Publishing Company,
NewYork.
Mowen, John. C and Michael Minor. (2001). Consumer Behavior. Harcourt
College Publisher.
Nan-Hong Lin (2007) The Effect of Brand Image and Product Knowledge on
Purchase Intention Moderated by Price Discount. Journal of International
67
Puji Isyanto, H. Sonny Herson, Rama Darmawan (2012). Analisis Citra Merek
Produk IM3: Study Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Singaperbangsa Karawang. Jurnal Manajemen Vol. 1(1) 2012 1-9.
Roslina (2009). Pengaruh Pengetahuan Produk Dan Citra Merek Terhadap
Pembelian Produk. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol . X (2) 200-215.
Schiffman, Leon & Leslie lazar Kanuk. 2010. Consumer Behavior. tenth edition. Prentice Hall. New Jersey.
Tooraj Sadeghi*, Khadijeh Ghaemmaghami Tabrizi and Asieh Noroozi (2011).
The effective factors related with feelings, brand perception and purchase
decision under a model. African Journal of Business Management Vol.
5(30) 12025-12030.
Kolter, Phillip & Kevin Lane Keller. (2007) Manajemen Pemasaran Edisi 12
http://www.google.co.id
15 2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Pengetahuan Produk
2.1.1.1 Pengertian Pengetahuan Produk
Pengetahuan produk merupakan proses informasi tentang kualitas
produk.Menurut Coulter At Al (2005:604) dalam penelitian Roslina (2009)
“Pengetahuan produk adalah variabel konseptual yang penting dalam perilaku
konsumen dan dipengaruhi oleh pengumpulan informasi”
Menurut Zeithaml (1988) dalam penelitian Roslina (2009)“Pengetahuan
produk merupakan petunjuk intrinsik yang sangat penting bagi konsumen untuk
dipertimbangkan ketika mengevaluasi produk sebelum dilakukannya pembelian”
Defenisi pengetahuan produk antara lain dikemukakan oleh Beatty &
Smith (1987) dalam penelitian Nan-Hong Lin (2007) yaitu:“Product knowledge is
a perception consumers have towards certain product, including previous
experience of using the product” artinya: Pengetahuan produk adalah konsumen
memiliki persepsi terhadap produk tertentu, termasuk pengalaman sebelumnya
menggunakan produk.
Menurut Brucks (1985) dalam Lin & Chen (2006:250) dalam penelitian
Roslina (2009) :“Product knowledge is based on memories or known knowledge
from consumers.” Artinya: Pengetahuan produk didasarkan pada ingatan atau
Sedangkan Alba & Hutchinson (1987) dalam Baker et al (2002:47) dalam
penelitian Roslina (2009) : menyatakan bahwa:“Product knowledge is a
complex,multidimensional construct that is characterized by the structure and the
content of information stored in memory.” Artinya: Pengetahuan produk adalah
membangun, kompleks multidimensi yang ditandai oleh struktur dan isi dari
informasi yang tersimpan dalam memori.
2.1.1.2Konsep Pengetahun Produk
Beberapa ahli pemasaran mengembangkan pengukuran pengetahuan
produk,antara lain Peter & Olson (2008:71) dalam penelitian Roslina (2009) yang
mengukur pengetahun produk konsumen dengan 3 tipe pengetahuan produk,yaitu:
1. Produk sebagai paket atribut (products as bundles of attributes)
Merek mengingatkan atribut-atribut tertentu .Mercedes menyiratkan mobil
yang mahal,kokoh,tahan lama dan bergengsi tinggi
2. Produk sebagai paket manfaat (products as bundless of benefit)
Atribut atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan
emosional.Sebagai gambaran,atribut “mahal” cenderung diterjemahkan
sebagai manfaat emosional,sehingga seseorang yang mengendarai
mercedes akan merasa dirinya dianggap penting dan dihargai.
Konsumen akan merasakan 2 jenis manfaat setelah mengkonsumsi suatu
produk, yaitu
adalah: manfaat yang dirasakan konsumen secara fisiologis.
Misalnya, minuman the sosro akan menghilangkan rasa haus,
menggunakan printer laser mempercepat pencetakan dokumen,
menggunakan telepon selular memudahkan konsumen
berkomunikasi dimana saja dengan siapa saja.
Manfaat psikososial adalah aspek psikologis (perasaan, emosi, dan
mood) dan aspek sosial (persepsi konsumen terhadap bagaimana
pandangan orang lain terhadap dirinya) yang dirasakan konsumen
setelah mengkonsumsi suatu produk. Seorang konsumen selalu
menggunakan parfum karena merasa lebih percaya diri. Dia
memilih sedan BMW seri 7 sebagai kendaraan sehari harinya,
karena orang-orang sekelilingnya akan menilai bahwa BMW
adalah symbol kesuksesan karier seseorang.
Segmentasi manfaat
Persepsi resiko
Persepsi resiko dapat dibagi kedalam 7 macam,yaitu:
a) Risiko fungsi (functional risk atau Performance risk)
Yaitu: risiko karena produk tidak berfungsi sebagaimana
yang diharapkan
Contoh: apakah computer rakitan yang saya beli akan cepat
rusak?
Yaitu: kesulitan keuangan yang dihadapi konsumen setelah
dia membeli suatu produk atau jasa.
Contoh: Kalau saya membeli mobil dengan kredit mungkin
akan menyebabkan saya kekurangan uang untuk membeli
kebutuhan lain dalam jangka Waktu yang lama.
c) Risiko fisik (physical risk)
Yaitu: dampak negatif yang akan dirasakan konsumen
karena menggunakan suatu produk
Contoh: Kalau saya makan mie instan terlalu sering apakah
akan menyebabkan suatu penyakit karena banyaknya zat
pewarna atau pengawet pada produk tersebut.
d) Risiko psikologis (psychological risk)
Yaitu: perasaan, emosi, atau ego yang akan dirasakan
konsumen karena mengkonsumsi, membeli atau
menggunakan suatu produk
Contoh : kalau memakai kemeja tanpa merek, apakah akan
merusak citra diri saya?
e) Risiko Sosial (Social Risk)
Yaitu : persepsi konseumen mengenai pendapat mengenai
dirinya dari orang-orang sekelilingnya (penerimaan sosial),
Contoh : kalau saya hanya mengundang keluarga dekat ke
pesta ulang tahun anak saya, apakah tetangga merasa tidak
dihargai oleh saya?
f) Risiko Waktu (Time Risk)
Yaitu : waktu yang sia-sia yang akan dihabiskan konsumen
karena mengkonsumsi atau membeli suatu produk atau jasa.
Contoh : kalau saya mmebeli mobil tua, apakah saya akan
menghabiskan waktu yang banyak untuk memperbaikinya
karena mobil sering mogok?
g) Risiko Hilangnya Kesempatan (opportunity lost)
Yaitu : kehilangan kesempatan untuk melakukan hal lain
karena konsumen menggunakan, membeli, atau
mengkonsumsi suatu produk atau jasa.
Contoh : kalau saya merenovasi rumah tahun ini, mungkin
saya tidak bisa pergi haji tahun ini.
3. Produk sebagai nilai yang memuaskan (products as value satisfier)
Merek tersebut juga mengatakan sesuatu tentang nilai
prosedurnya.Mercedes berarti kinerja tinggi,keselamatan dan gengsi.
Brucks (1985) yang dialih bahasakan oleh Lin & Lin (2007:122) dalam
1. Subjective knowledge,merupakan tingkat pengertian konsumen terhadap
suatu produk,sering disebut menilai pengetahuan sendiri (self-assessed
knowledge)
2. Objective knowledge,yaitu: tingkat dan jenis pengetahuan produk yang
benar-benar tersimpan dalam memori konsumen,disebut juga pengetahuan
aktual (actual knowledge).
3. Experience-based knowledge,merupakan pengalaman sebelumnya dari
pembelian atau penggunaan produk.
Menurut Kotler (2004) terdapat tiga kategori dari siklus hidup produk yang
harus dibedakan yaitu gaya (style), mode (fashion) dan mode sesaat (fad).
1. Gaya (style) merupakan suatu ekspresi yang mendasar dan berbeda yang
muncul dalam hidup manusia. Sebagai contoh, gaya muncul pada tempat
tinggal, pada pakaian dan pada seni. Sekali suatu gaya diciptakan, ia akan
bertahan hingga ke generasi berikutnya, datang dan pergi sesuai keadaan.
Gaya menunjukkan suatu siklus yang memperlihatkan beberapa periode
dari minat yang diperbaharui kembali.
2. Sebuah mode merupakan gaya yang diterima pada sat ini atau gaya yang
populer dalam suatu bidang tertentu. Mode melewati empat tahap. Dalam
tahap yang istimewa (distinctiveness stage), beberapa konsumen tertarik
pada sesuatu yang baru untuk membedakan mereka dengan konsumen
yang lain. Dalam tahap perlombaan (emultion stage), konsumen yang lain
mulai merasa tertarik dan berusaha menandingi para pengikut yang
tersebut dalam jumlah besar. Dalam tahap gaya masal (mass fashion stage)
mode tersebut benar-benar telah popular dan produsen telah
memproduksinya secara masal. Dalam tahap penurunan (decline stage),
konsumen mulai mengalihkan perhatian pada mode baru yang mulai
menarik perhatian mereka. Mode cenderung untuk tumbuh lambat,
menjadi popular untuk sementara dan menurun perlahan. Panjangnya
siklus sebuah mode sukar diperkirakan. Wasson (1992) percaya bahwa
mode-mode dating dan berakhir karena mereka menunjukkan suatu
kompromi pembelian dan konsumen mulai menjaga atribut yang hilang.
3. Mode sekejap (fad) merupakan mode yang datang dengan cepat ke dalam
pandangan publik, ditiru dengan gairah yang besar, meningkat dengan
singkat, dan menurun dengan sangat pesat. Siklus hidup mode sekejap
sangat pendek, dan cenderung untuk mempengaruhi pengikut yang
terbatas. Mode sekejap menarik orang-orang yang sedang mencari sesuatu
yang lain atau orang yang memiliki keinginan berbeda dari orang lain atau
memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang lain. Model sekejap tidak
dapat bertahan lama karena mereka secara normal tidak dapat memenuhi
kebutuhan dengan konstan. Sangat sulit untuk menduga apakah sesuatu
hanya menjadi sebuah mode sekejap atau berapa lama mode tersebut akan
2.1.2 Citra Merek
2.1.2.1Pengertian Citra Merek
Menurut Kotler & Amstrong (2006:229) dalam penelitian Djoko Lesmana
Radji (2009),merek merupakan nama, istilah, tanda, symbol/ lambang, desain,
warna, gerak atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat
memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing.Pada dasarnya
suatu merek juga merupakan janji penjual untuk secara konsisten menyampaikan
serangkaian ciri-ciri, manfaat dan jasa tertentu kepada para
pembeli.(Tjiptono,2001:104)
Pengertian citra merek menurut Kotler dalam Simamora (2003:63)adalah
sejumlah keyakinan tentang merek.Sedangkan Aaker dalam Simamora (2003:63)
menganggap citra merek sebagai “bagaimana merek dipersepsikan oleh
konsumen”.
Kotlet dalam Simamora (2004:63)mendefenisikan citra merek sebagai
seperangkat keyakinan,ide dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu
merek.Karena itu sikap dan tindakan konsumen terhadap suatu merek sangat
ditentukan oleh citra merek tersebut.Kotler juga menambahkan bahwa citra merek
merupakan syarat dari merek yang kuat.Citra yang dibentuk harus jelas dan
memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan pesaingnya.Saat perbedaan dan
keunggulan dihadapkan dengan merek lain,muncullah posisi merek.Pada dasarnya
sama dengan proses persepsi,karena citra terbentuk dari persepsi yang telah
Menurut Lin & Lin (2007:121) dalam penelitian Roslina (2009) citra
merek membuat konsumen dapat mengenal suatu produk,mengevaluasi
kualitas,serta dapat menyebabkan resiko pembelian yang rendah.Citra merek
memberikan suatu garansi kepada konsumen tentang produk yang
digunakan.Merek yang terkenal umumnya akan lebih disukai oleh konsumen
ketika melakukan suatu pembelian meskipun harga yang ditawarkan cukup tinggi
namun hanya dibutuhkan sedikit usaha dari konsumen untuk
mendapatkannya.Selain itu citra merek juga akan memperkecil resiko pembelian
yang dilakukan oleh konsumen.
Sedangkan menurut Shimp (1990:12)Citra merek adalah jenis asosiasi
yang muncul dibenak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu.Asosiasi
tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu
yang dikaitkan kepada sebuah merek.
Menurut Fandy Tjiptono(2005:49) dalam penelitian Puji Isyanto,H. Sonny
Hersono, Rama Darmawan (2012) citra merek adalah deskripsi tentang asosiasi
dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu .
Menurut Kotler (2003:326)citra merek yang efektif dapat mencerminkan 3
hal,yaitu:
1. Membangun karakteristik produk dan memberikan value proposition
2. Menyampaikan karakter produk secara unik sehingga berbeda dengan para
pesaingnya.
Menurut Kotlet (2003:82) dalam penelitian Puji Isyanto, H. Sonny
Hersono, Rama Darmawan (2012) bahwa citra merek adalah suatu symbol rumit
yang mempunyai 6 tingkat makna atau pengertian:
1. Atribut:merek mengingatkan atribut – atribut tertentu.Mercedes
menyiratkan mobil yang mahal,kokoh,tahan lama dan bergengsi tinggi.
2. Manfaat:atribut atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional
dan emosional.Sebagai gambaran,atribut “mahal”cenderung diterjemahkan
sebagai manfaat emosional,sehingga seseorang yang mengendarai
Mercedes akan merasa dirinya penting dan dihargai.
3. Nilai:merek tersebut juga mengatakan sesuatu tentang nilai
prosedurnya.Mercedes berarti kinerja tinggi,keselamatan dan gengsi.
4. Budaya: merek tersebut juga mungkin melambangkan budaya Negara
jerman,efisien dan bermutu tinggi.
5. Kepribadian: merek tersebut dapat mencerminkan kepribadian
tertentu.Mercedes mungkin menyiratkan bos yg serius,atau istana yang
agung (objek).
6. Pemakai: merek tersebut menyiratkan jenis konsumen yang membeli atau
menggunakan produk tersebut.Kita berharap melihat eksekutif punak
berumur 5 tahun dibelakang setir Mercedes,bukan sekretaris berumur 20
2.1.2.2Konsep Citra Merek
Merek memberikan 4(empat) hal pokok yang harus diperhatikan dalam
sebuah merek (Kartajaya, 2004; 484) yaitu:
1) Recognition
Merupakan tingkat dikenalnya sebuah merek oleh konsumen, jika
sebuah merek tidak dikenal maka produk dengan merek tersebut harus
dijual dengan mengandalkan harga termurah.
2) Reputation
Merupakan suatu tingkat reputasi atau status yang cukup tinggi bagi
sebuah merek karenalebih memiliki track record yang baik. Sebuah
produk dengan merek yang disukai konsumen akan lebih mudah dijual
dan sebuah produk yang dipersepsi memiliki kualitas yang tinggi akan
mempunyai reputasi yang baru.
3) Affinity
Merupakan suatu emotional relationship yang timbul antara sebuah
merek dengan konsumennya.
4) Loyality
Menyangkut seberapa besar kesetiaan konsumen dari suatu produk
2.1.2.3Elemen Citra Merek
Menurut Simora (2003) Komponen citra merek terdiri atas 3 bagian, yaitu:
1. Citra pembuat (corporate image), yaitu: sekumpulan asosiasi yang
dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk
atau jasa. Dalam penelitian ini citra pembuat meliputi: popularitas,
kredibilitas serta jaringan perusahaan.
2. Citra pemakai (user image), yaitu: sekumpulan asosiasi yang
dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu
barang atau jasa. Meliputi : pemakai itu sendiri, gaya hidup/kepribadian,
serta status sosialnya.
3. Citra Produk (product image), yaitu: sekumpulan asosiasi yang
dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk. Meliputi artibut produk
tersebut, manfaat bagi konsumen, penggunanya, serta jaminan.
Menurut Schiffman dan Kanuk (1997) faktor-faktor pembentuk citra merek
adalah sebagai berikut:
1. Kualitas atau mutu, berkaitan dengan kualitas produk barang yang
ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu
2. Dapat dipercaya atau diandalkan, berkaitan dengan pendapat atau
kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk yang
dikonsumsi
3. Kegunaan atau manfaat, yang terkait dengan fungsi dari suatu produk
4. Pelayanan, yang berkaitan dengan tugas produsen dalam melayani
konsumennya
5. Resiko, berkaitan dengan besar kecilnya akibat atau untung dan rugi yang
mungkin dialami oleh konsumen
6. Harga, yang dalam hal ini berkaitan dengan tinggi rendahnya atau banyak
sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk mempengaruhi
suatu produk, juga dapat mempengaruhi citra jangka panjang
7. Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri, yaitu berupa pandangan,
kesepakatan dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari produk
tertentu.
2.1.3 Keputusan Pembelian
2.1.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Amstrong (2006:129)
“Consumer buyer behavior is the buying behavior of final consumer
individuals and households who buy goods and services for personal
consumption”.
Artinya:Perilaku pembelian konsumen adalah perilaku pembelian akhir
dari konsumen,baik individual maupun rumah tangga,yang membeli
barang-barang dan jasa untuk konsumsi pribadi.
“Keputusan pembelian didasari pada informasi tentang keunggulan suatu
produk yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan
yang akan merubah seseorang untuk melakukan keputusan pembelian”
Menurut Kotler dan Amstrong (2004:227) terdapat 5 keputusan yang
dilakukan oleh pembeli,yaitu:
1. Pemilihan Produk
Konsumen harus menentukan produk apa yang akan dibeli,dan produk
tersebut dapat memberikan manfaat untuk digunakan atau dikonsumsi
serta dapat memuaskan keinginan atau kebutuhannya.
2. Pilihan Merek
Konsumen harus memutuskan merek mana yang akan dibeli.Setiap merek
memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri.Dalam hal ini perusahaan harus
mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek.
3. Pemilihan Saluran Pembelian
Konsumen harus mengambil keputusan tentang penyalur mana yang akan
dikunjungi.Setiap konsumen berbeda-beda dalam hal menentukan
penyalur,bias dikarenakan factor lokasi yang dekat,harga yang
murah,persediaan barang yang lengkap,kenyamanan berbelanja,keluasan
tempat dan sebagainya.
4. Waktu pembelian
Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu bisa
berbeda-beda,misalnya:ada yang membeli setiap hari,satu minggu sekali,dua
5. Jumlah pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk
yang akan dibelinya pada suatu saat.Pembelian dilakukan mungkin lebih
dari satu.Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya
produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari setiap pembeli.
Kotler (2000) menyebutkan bahwa keputusan untuk membeli yang diambil
oleh pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Dimensi
untuk mengukur keputusan pembelian yang diambil oleh konsumen antara lain
(Sutisna, 2003) :
a. Benefit Association
Kriteria benefit association menyatakan bahwa konsumen
menemukanmanfaat dari produk yang akan dibeli dan menghubungkannya
dengankarakteristik merek.
b. Frekuensi pembelian
Ketika konsumen membeli produk tertentu dan ia merasa puas dengan
kinerja produk tersebut, maka ia akan sering membeli kembali produk
tersebut kapanpun ia membutuhkannya.
2.1.3.2.Konsep-konsep Keputusan Pembelian
Perilaku konsumen menurut J. Paul Peter dan Jerry C. Oslo adalah
interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar
Sedangkan perilaku konsumen menurut James F Engel sebagai tindakan yang
langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk
dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan ini
(Rangkuti, 2003:58).
2.1.3.3 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Menurut Philip Kotler (2002:183:196)Faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian adalah
a. Faktor budaya
Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar.
b. Faktor sosial
Selain faktor budaya, perilaku seseorang konsumen dipengaruhi oleh
faktor-faktor social seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran status
sosial.
c. Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.
Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan,
keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
d. Faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh 4 faktor psikologi utama:
2.1.3.4 Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian
Menurut Kotler (2006:181) menggambarkan proses pembelian model 5
tahap (Five stage model of the costumer buying prosess) sebagai berikut:
Gambar 2.1
Proses Pembelian Model Lima Tahap
1. Pengenalan kebutuhan
Proses pembelian diawali dengan pengenalan kebutuhan ( need
recognition ) pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Pembeli
merasakan perbedaan antara keadaan nyata dengan keadaan yang
diinginkan.
2. Pencarian informasi
Merupakan tahap pengambilan keputusan dimana konsumen telah tertarik
untuk mencari lebih banyak informasi: konsumen mungkin hanya
meningkatkan perhatian atau mungkin aktif mencari informasi. Dimana
konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber manapun.
Sumber ini meliputi
Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan
Sumber komersial : iklan, wiraniaga, dealler, kemasan,
pajangan Pengenalan
kebutuhan
Pencarian Informasi
Evaluasi alternatif
Keputusan pembelian
Sumber publik : media massa, organisasi penilai pelanggan
Sumber pengalaman : menangani, memeriksa,
menggunakan produk
3. Evaluasi berbagai alternatif
Tahap didalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana
konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek – merek
alternatif dalam satu susunan pilihan. Untuk menilai alternatif pilihan
konsumen terdapat 5 ( lima ) konsep dasar yang dapat digunakan, yaitu :
Atribut produk
Tingkat kepentingan
Keyakinan merek
Kepuasan produk total
Prosedur evaluasi
4. Keputusan pembelian
Merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana
konsumen benar – benar membeli produk. Ada 3 ( tiga ) faktor yang
menyebabkan timbulnya keputusan untuk membeli :
Sikap orang lain : tetangga, teman, orang kepercayaan,
keluarga, dll
Faktor situasi yang tak diharapkan : harga, pendapatan
5. Perilaku pasca pembelian
Tugas orang pemasaran tidak berkahir ketika produknya dibeli orang.
Dimana konsumen akan mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli
berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan yang mereka rasakan.
2.1.4 Penelitian Terdahulu
Untuk mendukung penelitian ini, maka penulis akan paparkan hasil
peneitian terdahulu yang ada kaitannya dengan judul peneitian yang penulis
angkat. Penelitian terdahulu dapat diliat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
Peneliti Hasil Persamaan Perbedaan
Penelitian tentang produk kepada konsumen sangat penting
karena membuat menimbulkan niat beli dan mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen
Terdapat juga oleh merek produk
Shuo Chen positif dan signifikan yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen; -keterlibatan produk memiliki pengaruh positif dan signifikan signifikan dalam korelasi antara citra merek dan niat beli.
Kesimpulan ini
menunjukkan bahwa niat beli konsumen tidak bisa dipengaruhi oleh citra merek.
Semakin tinggi status citra merek, niat pembelian lebih ada. Thakor dan Katsanis (1997)
-Ada perbedaan yang signifikan dalam korelasi antara pengetahuan produk dan niat beli. Jelas, niat pembelian konsumen dipengaruhi oleh jumlah produk pengetahuan yang
Universitas positif pengaruh pada pencarian informasi konsumen
niat.
- Pengetahuan produk memiliki positif dan signifikan variabel citra merek, persepsi kualitas dan harga berpengaruh pembelian, kita dapat mengungkapkan masalah demikian. Merek digunakan sebagai faktor yang sangat penting dan efektif dalam niat pembelian karena
2.2 Kerangka Pemikiran
Bisnis alat alat elektronik mengalami perkembangan cukup pesat di
Indonesia, khususnya di Jakarta. Semakin pesatnya bisnis alat alat elektronik
semain banyak pula perkembangan alat-alat alat elektronik yang berbasis
teknologi di setiap kota di Indonesia terutama Jakarta. Tidak sedikit kita temui
toko yang menjual laptopdi Jakarta
ITKLIK adalah salah satu toko yang berada di Ruko Harco Mangga 2
blok I no 39 Jakarta .Tidak hanya ITKLIK saja, banyak toko dan store lain yang
menjual laptop yang berada di Mangga Dua dan masing-masing toko membangun
strategi untuk menarik konsumen terhadap pembelian produk laptop agar
konsumen membeli produk tersebut.
Brucks (1985) yang dialih bahasakan oleh Lin & Lin (2007:122) dalam
penelitian Roslina (2009), mengukur pengetahuan produk dengan tiga cara,yaitu:
1. Subjective knowledge, merupakan tingkat pengertian konsumen terhadap
suatu produk,sering disebut menilai pengetahuan sendiri (self-assessed
knowledge)
2. Objective knowledge, yaitu: tingkat dan jenis pengetahuan produk yang
benar-benar tersimpan dalam memori konsumen,disebut juga pengetahuan
actual (actual knowledge).
3. Experience-based knowledge,merupakan pengalaman sebelumnya dari
pembelian atau penggunaan produk
“Pengetahun produk merupakan petunjuk intrinsik yang sangat penting
bagi konsumen untuk dipertimbangkan ketika mengevaluasi produk sebelum
dilakukan pembelian”
Selain Pengetahun Produk,citra merek juga sangat penting dalam
keputusan pembelian konsumen.
Kottler (2004:63) mendefenisikan citra merek sebagai seperangkat
keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek.
Karena itu sikap dan tindakan konsumen terhadap suatu merek sangat ditentukan
oleh citra merek tersebut. Kotler juga menambahkan bahwa citra merek
merupakan syarat dari merek yang kuat.
Merek memberikan 4(empat) hal pokok yang harus diperhatikan dalam
sebuah merek (Kartajaya, 2004; 484) yaitu:
a. Recognition
Merupakan tingkat dikenalnya sebuah merek oleh konsumen, jika sebuah
merek tidak dikenal maka produk dengan merek tersebut harus dijual
dengan mengandalkan harga termurah.
b. Reputation
Merupakan suatu tingkat reputasi atau status yang cukup tinggi bagi
sebuah merek karenalebih memiliki track record yang baik. Sebuah produk
dengan merek yang disukai konsumen akan lebih mudah dijual dan sebuah
produk yang dipersepsi memiliki kualitas yang tinggi akan mempunyai
reputasi yang baru.
Merupakan suatu emotional relationship yang timbul antara sebuah merek
dengan konsumennya.
d. Loyality
Menyangkut seberapa besar kesetiaan konsumen dari suatu produk yang
menggunakan merek yang bersangkutan.
Dari pengetahuan produk dan citra merek maka timbul suatu keputusan
pembelian konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk.
Menurut Fandy Tjiptono (2005:156) keputusan pembelian adalah :
”Keputusan pembelian didasarkan pada informasi tentang keunggulan suatu
produk yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan
yang akan merubah seseorang untuk melakukan keputusan pembelian”
Menurut Suhartono (2010:96),keputusan pembelian konsumen adalah:
”Tahap dimana pembeli telah menentukan pilihan dan melakukan pembelian
produk,serta mengkonsumsinya”
Kotler (2006:181) menggambarkan proses pembelian model 5
tahap,sebagai berikut:
Gambar 2.2
Proses Pembelian Model Lima Tahap
Pengenalan kebutuhan
Pencarian Informasi
Evaluasi alternatif
Keputusan pembelian
1. Pengenalan kebutuhan
Proses pembelian diawali dengan pengenalan kebutuhan ( need
recognition ) pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Pembeli
merasakan perbedaan antara keadaan nyata dengan keadaan yang
diinginkan.
2. Pencarian informasi
Merupakan tahap pengambilan keputusan dimana konsumen telah tertarik
untuk mencari lebih banyak informasi: konsumen mungkin hanya
meningkatkan perhatian atau mungkin aktif mencari informasi. Dimana
konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber manapun.
Sumber ini meliputi:
Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan
Sumber komersial : iklan, wiraniaga, dealler, kemasan,
pajangan
Sumber publik : media massa, organisasi penilai pelanggan
Sumber pengalaman : menangani, memeriksa,
menggunakan produk
3. Evaluasi berbagai alternatif
Tahap didalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana
konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek – merek
alternatif dalam satu susunan pilihan. Untuk menilai alternatif pilihan
konsumen terdapat 5 ( lima ) konsep dasar yang dapat digunakan, yaitu :
Tingkat kepentingan
Keyakinan merek
Kepuasan produk total
Prosedur evaluasi
4. Keputusan pembelian
Merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana
konsumen benar – benar membeli produk. Ada 3 ( tiga ) faktor yang
menyebabkan timbulnya keputusan untuk membeli :
Sikap orang lain : tetangga, teman, orang kepercayaan,
keluarga, dll
Faktor situasi yang tak diharapkan : harga, pendapatan
keluarga, manfaat yang diharapkan.
5. Perilaku pasca pembelian
Tugas orang pemasaran tidak berkahir ketika produknya dibeli orang.
Dimana konsumen akan mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli
berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan yang mereka rasakan.
2.2.1. Pengaruh Pengetahuan Produk Terhadap Keputusan Pembelian
Menurut Zeithaml dalam Lin & Lin (2007:121)pengetahun produk
merupakan petunjuk intrinsik yang sangat penting bagi konsumen untuk
dipertimbangkan ketika mengevaluasi produk sebelum dilakukannya pembelian.
Menurut Roslina (2009) Pemberian informasi tentang produk kepada
tentang produk tersebut dan informasi yang disampaikan akan mempengaruhi
keputusan pembelian oleh konsumen.
Untuk memahami perilaku konsumen, sangat penting untuk pembangun
pengetahuan konsumen tentang produk tersebut.Hal ini karena, sebelum
konsumen melakukan perilaku pembelian aktual, ia / dia kemungkinan besar
Memahami pengalaman dua prosedur:
1. Informasi pencarian
Ini berarti ketika konsumen menghadapi banyak pertanyaan yang relevan
mengkonsumsi, dia / dia membutuhkan informasi yang relevan untuk
membantu keputusanpembelian. Jenis mencari informasi yang tepat untuk
prosedur ini disebut pencarian informasi (Solomon, 1997 dalam penelitian
Long-Yi Lin and Chun-Shuo Chen,2006).
2. Informasi pengolahan: meliputi diri konsumen memilih untuk
mengekspos, perhatikan, mengakui, menyetujui, menerima, atau
mempertahankan. Tidak peduli berapa banyak pengetahuan konsumen
memiliki, semuanya mempengaruhi prosedur / nya mengenai pencarian
informasi dan pengolahan informasi (Brucks, 1985 dalam penelitian
2.2.2 Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian
Wicaksono (2007) mengemukakan pentingnya pengembangan citra merek
dalam keputusan pembelian. Brand image yang dikelola dengan baik akan
menghasilkan konsekuensi yang positif, meliputi:
1. Meningkatkan pemahaman terhadap aspek-aspek perilaku konsumen
dalam mengambil keputusan pembelian.
2. Memperkaya orientasi konsumsi tehadap hal-hal yang bersifat simbolis
lebih dari fungsi-fungsi produk.
3. Meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk.
4. Meningkatkan keunggulan bersaing berkelanjutan, mengingat inovasi
teknologi sangat mudah untuk ditiru oleh pesaing.
Menurut Roslina (2009) Informasi yang disampaikan tentang produk dapat
membentuk citra merek,yang akan mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen.
2.2.3 Pengaruh Pengetahuan Produk dan Citra Merek Terhadap Keputusan
Pembelian
Menurut Roslina (2009) Konsumen memiliki pengetahuan tentang produk
tersebut dan informasi yang disampaikan dapat membentuk citra merek, yang
Pengetahuan produk
-Produk sebagai paket atribut
-Produk sebagai paket manfaat
-Produk sebagai nilai yang memuaskan
Peter and Olson (2008:71)
Citra Merek
-Recognition -Reputation -Affinity -Loyality
Kartajaya (2004:484)
Berdasarkan uraian diatas,maka dapat digambarkan kerangka pemikiran
sebagai berikut:
Roslina (2009)
Roslina (2009)
Wicaksono (2007)
Gambar 2.3 Model Kerangka Berfikir
Pengaruh Pengetahuan Produk dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian
Keputusan Pembelian
-Pengenalan masalah
-Pencarian informasi
-Evaluasi berbagai
alternatif
-Keputusan pembelian
-Perilaku pasca pemelian
2.3Hipotesis
Menurut Ujang Sumarwan dalam bukunya Riset Pemasaran dan
Konsumen (2011:14) menyatakan bahwa:
“Hipotesis adalah pernyataan atau preporsisi yang belum dibuktikan tentang suatu
faktor atau fenomena yang sedang diteliti.” Hipotesa menggambarkan hubungan
antar variabel yang diteliti.
Hipotesis Utama:
Terdapat Pengaruh Pengetahuan Produk dan Citra Merek Terhadap
Keputusan pembelian Laptop Samsung Pada Konsumen ITKLIK Jakarta
Sub Hipotesis:
1. Terdapat Pengaruh Pengetahuan Produk Terhadap Keputusan Pembelian
Laptop merek Samsung Pada Konsumen ITKLIK Jakarta.
2. Terdapat Pengaruh Citra Merek Terhadap keputusan pembelian laptop
merek Samsung Pada Konsumen ITKLIK Jakarta
3. Terdapat Pengaruh Pengetahuan Produk dan Citra Merek Terhadap
Keputusan pembelian Laptop Merek Samsung Pada Konsumen ITKLIK
Jakarta
45 3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai
topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan. Penelitian ini dilakukan
untuk memperoleh data–data yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut
yang berjudul : “Pengaruh Pengetahuan Produk dan Citra Merek terhadap
Keputusan Pembelian Laptop Samsung Pada Konsumen ITKLIK Jakarta”
Di dalam penelitian ini, penulis mengemukakan dua variabel yang akan
diteliti. Adapun variabel yang akan diteliti di dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel independent (variabel bebas), yaitu variabel yang menjadi sebab
terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependent (variabel tidak bebas).
Variabel independent (variabel X1) dalam penelitian ini adalah Pengetahuan
Produk dan (variabel X2) Citra Merek.
2. Variabel dependent (variabel tidak bebas), yaitu variabel yang dipengaruhi
oleh variabel independent.Variabel dependent (variabel Y) dalam penelitian
ini adalah Keputusan Pembelian.
Pengetahuan Produk dan Citra Merek merupakan faktor penyebab,
sedangkan Keputusan Pembelian faktor akibat. Objek penelitian ini dilakukan
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian menurut Umi Narimawati, (2008:127) merupakan cara
penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan
tertentu.
Metode penelitian menurut Sugiyono (2009:2) pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
deskriptif dan verifikatif, dengan pendekatan kuantitatif.
Metode Deskriptif menurut Sugiyono (2009:206) mendefinisikan:
"Penelitian yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku umum atau
generalisasi."
Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri (2008:45) menyatakan
bahwa:
”Metode Verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan
untuk menguji suatu cara dengan benar atau tanpa perbaikan yang telah
dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan
kehidupan”.
Sedangkan menurut Mudjarad Kuncoro (2001:102) mendefinisikan
“Pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan manejerial dan
ekonomi dimana pendekatan ini terdiri atas perumusan masalah, mencari
solusi, menguji solusi, menganalisa hasil dan mengimplemasikan hasil.”
Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah
yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan
dikumpulkan, dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang
telah dipelajari, jadi dari data tersebut akan ditarik kesimpulan.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan
perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik
dan sistematis.
Menurut Moh. Nazir (2003:84) desain penelitian adalah semua proses yang
diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.
Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002:249)menyatakan
bahwa :
“Desain penelitian merupakan rancangan utama penelitian yang
menyatakan metode dan prosedur – prosedur yang digunakan oleh peneliti
dalam pemilihan, pengumpulan, dan analisis data.”
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi
semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam
Dari pemaparan di atas maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian
merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam
melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan
penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.
Dalam penelitian ini, penulis menerapkan desain penelitian yang lebih luas,
yang mencangkup proses-proses berikut ini:
1. Sumber masalah
Peneliti menentukan masalah-masalah sebagai fenomena untuk dasar
penelitian.
2. Perumusan masalah
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya
melalui pengumpulan data. Pada penelitian ini masalah-masalah dirumuskan
melalui suatu pertanyaan, yang akan diuji dengan cara yang relevan dan
penemuan yang relevan.
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis)
maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah
dan berfikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga
dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara
terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan
untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab atau
pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji
4. Pengajuan hipotesis
Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan
didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian
secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang
dibuat pada penelitian ini adalah Pengaruh Pengetahuan Produk dan Citra
Merek terhadap Keputusan Pembelian.
5. Metode Penelitian
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode yang sesuai,
pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data
yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan
praktis adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada
penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan
teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dan kuantitatif.
6. Menyusun instrument penelitian
Peneliti dapat menyusun instrument penelitian. Instrumen ini digunakan
sebagai alat pengumpul data. Pada penelitian ini untuk menguji adanya
hubungan dari Pengetahuan Produk (Variabel Independen“X1”) dan Citra
Merek (Variabel Independen“X2”) terhadap Keputusan Pembelian (Variabel
dependen“Y”) digunakan korelasi Analisis Regresi Berganda, dan untuk
menguji pengaruh dari Pengetahuan Produk (Variabel Independen“X1”) dan
Citra Merek (Variabel Independen“X2”) terhadap Keputusan Pembelian
7. Kesimpulan
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa
jawaban terhadap rumusan masalah, dengan menekankan pada pemecahan
masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai
dasar untuk pembuatan keputusan.
Tabel 3.1
Unit Analisis Time Horizon
T-1 Descriptive Descriptive
dan survey
T-2 Descriptive Descriptive
dan survey
T-3 Descriptive Descriptive
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator,
serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga
pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai
dengan judul penelitian mengenai pengaruh Pengetahuan Produk dan Citra Merek
terhadap Keputusan Pembelian, maka variabel-variabel yang terkait dalam
penelitian ini adalah:
1. Variabel Pengetahuan Produk sebagai variable independen pertama (X1).
2. Variabel Citra Merek sebagai variable independent kedua (X2).
3. Variabel Keputusan Pembelian sebagai variabel dependent (Y).
Untuk lebih jelasnya rincian masing-masing variabel dapat dijelaskan
dalam Tabel 3.2 berikut ini:
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Tjiptono(2005:49) barang dan jasa untuk konsumsi pribadi
3.2.3 Sumber Dan Teknik Penentuan Data
3.2.3.1 Sumber Data
Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini dibagi dalam dua jenis,
yaitu sebagai berikut:
1. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti
baik dari pribadi (responden) maupun dari satu instansi yang mengolah
wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan
penelitian yang dilakukan.
2. Data Sekunder
Merupakan data yang berfungsi sebagai pelengkap data primer. Data
sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari, dan
memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku,
serta catatan-catatan kuliah yang menunjang penelitian ini.
3.2.4 Teknik Penentuan Data
3.2.4.1 Populasi
Populasi merupakan objek atau subjek yang memenuhi kriteria tertentu
yang telah ditentukan oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2009:80) tentang
pengertian populasi yaitu:
“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudia ditarik kesimpulan.”
Berdasarkan pengertian di atas, populasi merupakan obyek atau subyek
yang berada pada satu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan
dengan masalah dalam penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
konsumen yang melakukan pembelian di ITKLIK di Jakarta dalam waktu sebulan
3.2.3.2.2 Sensus
Arikunto (1998:117) mengatakan sampel adalah bagian dari populasi
(sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian
dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh
populasi.
Selanjutnya Arikunto (1998:125) mengatakan bahwa sebagai ancer-ancer,
jika peneliti mempunyai beberapa ratus subyek dalam populasi, mereka dapat
menentukan kurang lebih 25% -30% dari jumlah subyek tersebut. Jika jumlah
anggota subyek dalam populasi hanya meliputi antara 100 hingga 150 orang dan
dalam pengumpulan data peneliti menggunakan angket/kuesioner, sebaiknya
subyek sejumlah itu diambil seluruhnya. Sehingga dapat dikatakan sebagai
penelitian sensus.
Mengenai sensus Ruslan (2008:142) mengatakan bahwa alasan melakukan
sensus, yaitu peneliti sebaiknya mempertimbangkan untuk meneliti seluruh
elemen-elemen dari populasi, jika elemen populasi relatif sedikit dan variabilitas
setiap elemennya yang tinggi (heterogen). Sensus lebih layak dilakukan jika
penelitian yang dimaksudkan untuk menjelaskan karakteristik setiap elemen dari
suatu populasi.
Berdasarkan pendapat Arikunto dan Ruslan tersebut di atas, peneliti
menggunakan penelitian sensus yaitu mengambil sampel penelitian secara
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakna dalma penelitian ini adalah:
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung di perusahaan yang
menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data primer yang
diperoleh dengan cara:
a. Observasi (Pengamatan Langsung), yaitu dengan cara melakukan
pengamatan secara langkung dilokasi untuk memperoleh data yang
diperlukan.
b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan
masalah yang di bahas.
c. Angket (Kuesioner)
Kuesioner merupakan teknik pengambilan data yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk menjawab, berupa daftar pertanyaan yang dibuat dengan
metode pertanyaan terstruktur (tertutup dan terbuka) kepada 100
responden tentang variabel Pengetahuan Produk, Citra Merek dan
Keputusan Pembelian.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Reseacrh)
Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai usaha guna memperoleh data yang
Data tersebut dapat diperoleh dari literatur, catatan kuliah serta tulisan lain
yang berhubungan dengan penelitian.
3.2.4.1 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2009:173) valid berarti instrument tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi suatu penelitian
dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan
data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
Sebelum kuesioner disebarkan kepada responden terpilih maka harus
diadakan uji validitas terlebih dahulu pada butir-butir yang benar-benar mengukur
apa yang diukur. Jadi dapat dikatakan semakin tinggi validitas suatu alat ukur
maka alat ukur tersebut semakin mengenai pada sasarannya, atau semakin
menunjukkan apa yang seharusnya di ukur.
Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara
masing-masing pernyataan dengan skor total. Adapun rumus dari pada korelasi pearson
adalah sebagai berikut :
2 2
2
2
n XY- X Y
r=
X - X × Y - Y
Keterangan:
r = nilai koefesien korelasi pearson
Y = Skor total item pertanyaan
N = Jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrument
Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji t (taraf signifikansi 5%).
Rumus yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Dimana :
n = ukuran sampel
r = Koefisien Korelasi Pearson
Keputusan pengujian validitas instrument dengan menggunakan taraf
signifikan dengan 5% satu sisi adalah :
1. Item instument dikatakan valid jika thitung lebih dari atau sama dengan t0,05 =
1,9744 maka instrument tersebut dapat digunakan.
2. Item instrument dikatakan tidak valid jika thitung kurang dari t0,05(165) =
1,9744 maka item tersebut tidak dapat digunakan.
Berikut ini merupakan tabel uji validitas dari masing-masing variabel,
yaitu sebagai berikut:
1. Uji Validitas Pengetahuan Produk(X1)
Hasil pengujian validitas pengetahuan produk dapat dilihat pada Tabel 3.3
Tabel 3.3 Hasil pengujian validitas Pengetahuan Produk
Variabel No. Item Indeks Validitas Nilai Kritis Keterangan
Pengetahuan Produk
(X1)
1 0,683 0,30 Valid
2 0,686 0,30 Valid
3 0,658 0,30 Valid
4 0,405 0,30 Valid
5 0,484 0,30 Valid
6 0,405 0,30 Valid
2. Uji Validitas Citra Merek (X2)
Hasil pengujian validitas citra merek dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut
ini.
Tabel 3.4 Hasil pengujian validitas citra merek
Variabel No.Item Indeks Validitas Nilai Kritis Keterangan
Citra Merek (X2)
1 0,416 0,30 Valid
2 0,494 0,30 Valid
3 0,622 0,30 Valid
4 0,621 0,30 Valid
3. Uji Validitas Keputusan Pembelian (Y)
Hasil pengujian validitas pembelian keputusan pembeliandapat dilihat pada
Tabel 3.5 berikut ini.
Tabel 3.5 Hasil pengujian validitas keputusan pembelian
Variabel No.Item Indeks Validitas Nilai Kritis Keterangan
Keputusan Pembelian (Y)
1 0,459 0,30 Valid
2 0,488 0,30 Valid
3 0,690 0,30 Valid
4 0,520 0,30 Valid
Pada ketiga tabel di atas dapat dilihat nilai koefisien korelasi setiap butir
pernyataan dengan total item lainnya lebih besar dari nilai 0,30, hasil uji ini
mengindikasikan bahwa semua butir pertanyaan yang diajukan pada ketiga
variabel valid dan layak digunakan sebagai alat ukur untuk penelitian dan dapat
diikutsertakan pada analisis selanjutnya.
3.2.4.2 Uji Reliabilitas
Setelah melakukan pengujian validitas butir pertanyaan, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas untuk menguji kehandalan atau
kepercayaan alat pengungkapan dari data. Dengan diperoleh nilai r dari uji
validitas yang menunjukkan hasil indeks korelasi yang menyatakan ada atau
tidaknya hubungan antara dua belahan instrumen. Dalam penelitian ini, metode
yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah Split Half Method (Spearman–Brown
Correlation) Tekhnik Belah Dua. Metode ini menghitung reliabilitas dengan cara
memberikan tes pada sejumlah subyek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi
menjadi dua bagian yang sama besar (berdasarkan pemilihan genap–ganjil). Cara
kerjanya adalah sebagai berikut :
a. Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/genap), kemudian
dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II
b. Skor untuk masing–masing kelompok dijumlahkan sehingga terdapat skor
total untuk kelompok I dan kelompok II
d. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
Ґ1 =
Keterangan :
Ґ1 = reliabilitas internal seluruh item
Ґb = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua
Keputuasan pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan taraf
signifikan 5 % satu sisi adalah :
1. Jika thitung lebih dari atau sama dengan t0,05 dengan taraf signifikan 5 %
maka instrumen dinyatakan reliabel dan dapat digunakan
2. Jika thitung kurang dari t0,05 dengan taraf signifikan 5% satu sisi maka
instrument dinyatakan tidak reliabel dan tidak dapat digunakan.
Hasil uji validitas dengan menggunakan program SPSS.
Sekumpulan butir pertanyaan dalam kuesioner dapat diterima jika
memiliki nilai koefisien reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0,7.
Tabel 3.6
Standar Penilaian Koefisien Validitas dan Reliabilitas
Kriteria Reliability Validity
Good 0,80 0,50
Acceptable 0,70 0,30
Marginal 0,60 0,20
Poor 0,50 0,10
Sumber: Barker et al, 2002:70
Adapun hasil perhitungan reliabilitas menggunakan SPSS yaitu sebagai
berikut:
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian
Variabel Koefisien
Reliabilitas Nilai kritis Keterangan Pengetahuan produk 0,915 0,70 reliabel
Citra merek 0,739 0,70 reliabel
Keputusan pembelian 0,757 0,70 reliabel
Hasil pengujian reabilitas instrumen penelitian untuk variabel bebas di atas
menunjukan seluruh item pertanyaan variabel X1 (Pengetahuan Produk) memiliki
nilai t di atas 0,05. Hasil pengujian reliabiltas memiliki nilai Split Half di atas
0,700, yakni 0,915. Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel pengetahuan
produk dinyatakan reliabel.
Hasil pengujian reabilitas instrumen penelitian untuk variabel bebas di atas
menunjukan seluruh item pertanyaan variabel X2 (Citra Merek) memiliki nilai t
di atas 0,05. Hasil pengujian reliabiltas memiliki nilai Split Half di atas 0,700,
yakni 0,739. Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel citra merek
dinyatakan reliabel.
Hasil pengujian reabilitas instrumen penelitian untuk variabel bebas di atas
menunjukan seluruh item pertanyaan variabel Y (Keputusan Pembelian) memiliki
nilai t di atas 0,05. Hasil pengujian reliabiltas memiliki nilai Split Half di atas
0,700, yakni 0,757 Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel pembelian
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa seluruh item
pernyataan memiliki koefisien validitas di atas 0,300 yang menandakan bahwa
seluruh item pernyataan tersebut sudah mengukur apa yang seharusnya di ukur,
sedangkan untuk hasil pengujian reliabilitas diperoleh nilai koefisien reliabilitas
masing-masing sebesar 0,915, 0,739 dan 0,757, ketiganya berada di atas 0,700
yang menandakan bahwa variabel yang digunakan dalam
instrumen penelitian sudah menunjukan keandalannya. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan sudah memenuhi syarat untuk
digunakan dalam penelitian.
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis
3.2.5.1 RancanganAnalisis
3.2.5.1.1 Analisis Deskriptif/Kualitatif
Analisis Deskriptif/ kualitatif digunakan untuk menggambarkan tentang
ciri-ciri responden dan variabel penelitian, sedangkan analisis kuantitatif
digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji statistik.
Analisis kualitatif digunakan dengan menyusun tabel frekuensi distribusi
untuk mengetahui apakah tingkat perolehan nilai (skor) variabel penelitian masuk
dalam kategori: sangat baik, baik, cukup, tidak baik, sangat tidak baik.
Selanjutnya untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian
dapat dilhat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal. Skor aktual
diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden sesuai klasifikasi
perolehan prediksi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah kuesioner dikalikan
jumlah responden.
Sumber :Umi Narimawati (2007:84)
Keterangan:
a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah
diajukan.
b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan
memilih jawaban dengan skor tertinggi.
Selanjutnya untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian
dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal. Skor aktual
diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden sesuai klasifikasi
bobot yang diberikan (1,2,3,4, dan 5). Sedangkan skor ideal diperoleh melalui
perolehan prediksi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah kuesioner dikalikan
jumlah responden.
Selanjutnya hasil perhitungan perbandingan antara skor aktual dengan skor
ideal dikontribusikan dengan tabel 3.8 sebagai berikut :
% Skor =
Skor aktual Skor ideal
Tabel 3.8
Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal
No % Jumlah Skor Kriteria
1 20.00 - 36.00 Tidak Baik
2 36.01 - 52.00 Kurang Baik
3 52.01 - 68.00 Cukup
4 68.01 - 84.00 Baik
5 84.01 – 100 Sangat Baik
Sumber : Umi Narimawati (2007:84)
Berdasarkan pengkategorian tersebut, maka penulis dapat membuat kategori
masing-masing variabel sebagai berikut:
Tabel 3.9
Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal Pengkategorian Pengetahuan Produk
No % Jumlah Skor Kriteria
1 20.00 - 36.00 Tidak Setuju
2 36.01 - 52.00 Kurang Setuju
3 52.01 - 68.00 Cukup Setuju
4 68.01 - 84.00 Setuju
Tabel 3.10
Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal Pengkategorian Citra Merek
No
% Jumlah Skor Kriteria
1 20.00 -36.00 Tidak Setuju
2 36.01 -52.00 Kurang Setuju
3 52.01 -68.00 Cukup Setuju
4 68.01 -84.00 Setuju
5 84.01 – 100 Sangat Setuju
Tabel 3.11
Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal Pengkategorian Keputusan Pembelian
No % Jumlah Skor Kriteria
1 20.00 - 36.00 Rendah
2 36.01 - 52.00 Sedang
3 52.01 - 68.00 Cukup Tinggi
4 68.01 - 84.00 Tinggi
5 84.01 – 100 Sangat Tinggi
3.2.5.1.2 Analisis Verifikatif (Kuantitatif)
Data yang telah dikumpulkan melalui kuisioner akan diolah dengan
pendekatan kuantitatif. Oleh karena data yang didapat dari kuesioner merupakan
untuk memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala interval melalui
“Methode of Successive Interval” (Hays, 1969:39). Dan selanjutnya dilakukan
analisis regresi korelasi serta determinasi.
1. Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval
Adapun langkah-langkah untuk melakukan transformasi data ordinal
menjadi interval adalah sebagai berikut:
a) Ambil data ordinal hasil kuesioner
b) Setiap pertanyaan, dihitung proporsi jawaban untuk setiap kategori jawaban
dan hitung proporsi kumulatifnya
c) Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi kumulaif.
Untuk data n > 30 dianggap mendekati luas daerah dibawah kurva normal.
d) Menghitung nilai densititas untuk setiap proporsi komulatif dengan
memasukan nilai Z pada rumus distribusi normal.
e) Menghitung nilai skala dengan rumus Method Successive Interval
Dimana:
Means of Interval = Rata-Rata Interval
Density at Lower Limit = Kepadatan batas bawah
Density at Upper Limit = Kepadatan atas bawah