• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pengetahuan produk dan citra merek terhadap keputusan pembelian laptop Samsung (survey pada konsumen ITKLIK Jakarta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh pengetahuan produk dan citra merek terhadap keputusan pembelian laptop Samsung (survey pada konsumen ITKLIK Jakarta)"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Akmal Siddiq

082128383885

akmal.siddiq@yahoo.com

Personal Data

Name : Akmal Siddiq

Place / Date of Birth : Bukittinggi / Maret 14th , 1989

Sex : Male

Religion : Islam

Nationality : Indonesian

(3)

Universitas Komputer Indonesia, Major in Management

2004 - 2007 SMA Negeri 3 Bukittinggi

2001 - 2004 SLTP Negeri 2 Bukittinggi

(4)

The Influence Of Product Knowledge and Brand Image to

Purchasing Decision of Samsung Notebook

(Survey on ITKLIK Consumer Jakarta)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia

Oleh :

AKMAL SIDDIQ

21208098

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(5)

vi

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah–Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian yang

berjudul “PENGARUH PENGETAHUAN PRODUK DAN CITRA MEREK

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN LAPTOP SAMSUNG PADA

KONSUMEN ITKLIK JAKARTA”.

Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Penulis

sangat dibantu dengan segala jenis bantuan, dukungan dan dorongan dari berbagai

pihak dalam proses pelaksanaannya. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia.

2. Bapak Dr. Dedi Sulistiyo.S, MT selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Komputer Indonesia.

3. Ibu Dr. Raeni Dwi Santy, SE.,M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen,

Dosen Wali dan Dosen Pembimbing di Program Studi Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia yang yang telah berkenan dan

meluangkan waktunya memberikan perhatian, masukan, arahan dan semangat

(6)

vii

5. Bapak Oman Sukirman, SE.,MM selaku Penguji II, yang telah memberikan

arahan dan masukan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

6. Ibu Windi Novianti, SE.,MM, selaku dosen yang telah membantu dalam

pengerjaan skripsi dan mensupport penulis.

7. Seluruh Dosen Program Studi Manajemen yang telah membekali penulis

dengan pengetahuan serta ilmu yang sangat berharga selama penulis

menempuh studi.

8. Teh Maya, Teh Hana, A gugun atas bantuan dan kerjasamanya selama penulis

menempuh studi.

9. Pimpinan ITKLIK yang selalu memberikan data-data yang diperlukan

sehingga penelitian ini dapat disusun dengan baik.

10.Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk kedua

orang tua yang telah membiayai, mendo’akan dan menyemangati saya sampai

dalam penyusunan skripsi ini.

11.Sahabat seperjuangan. Romel, Syaid, Jemi, Reza, Ihsan, Epras, Dani, Teh

Erni, Sigit, Fitri, Adhi, Tya, Eben, Ardy, Ari. Terima kasih atas dukungannya.

12.Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat

(7)

viii

berbagai pihak, agar penulis dapat berkarya lebih baik lagi dimasa depan.

Bandung, Februari 2013 Penulis

(8)

66

DAFTAR PUSTAKA

Dessy Amelia Fristiana. Pengaruh Citra Merek Dan Harga Terhadap Keputusan

Pembelian Pada Ramai Swalayan Peterongan Semarang. Jurnal

Manajemen

Djoko Lesmana Radji (2009). Hubungan Citra Merek, Kepuasan, dan Loyalitas

Konsumen. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol.10(1) 17-34.

Kambiz Heidarzadeh Hanzaee and Shirin Khosrozadeh (2011). The Effect of the

Country-of-Origin Image, Product Knowledge and Product Involvement

on Information Search and Purchase Intention. Middle-East Journal of

Scientific Research 8 (3): 625-636.

Krystia Tambunan, Ibnu Widiyanto (2012). Analisis Pengaruh Citra Merek,

Persepsi Kualitas, dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Bandeng

Presto.Diponegoro Journal Of Manajemen Vol. 1(2) 58-66.

Long-Yi Lin and Chun-Shuo Chen (2006).The influence of the country-of-origin

image,product knowledge and product involvement on consumer purchase

decisions:an empirical study of insurance and catering services in Taiwan.

Journal of Consumer Marketing 23 (5) 248–265

Mowen , John C., 2001. Consumer Behavior, McMillan Publishing Company,

NewYork.

Mowen, John. C and Michael Minor. (2001). Consumer Behavior. Harcourt

College Publisher.

Nan-Hong Lin (2007) The Effect of Brand Image and Product Knowledge on

Purchase Intention Moderated by Price Discount. Journal of International

(9)

67

Puji Isyanto, H. Sonny Herson, Rama Darmawan (2012). Analisis Citra Merek

Produk IM3: Study Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas

Singaperbangsa Karawang. Jurnal Manajemen Vol. 1(1) 2012 1-9.

Roslina (2009). Pengaruh Pengetahuan Produk Dan Citra Merek Terhadap

Pembelian Produk. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol . X (2) 200-215.

Schiffman, Leon & Leslie lazar Kanuk. 2010. Consumer Behavior. tenth edition. Prentice Hall. New Jersey.

Tooraj Sadeghi*, Khadijeh Ghaemmaghami Tabrizi and Asieh Noroozi (2011).

The effective factors related with feelings, brand perception and purchase

decision under a model. African Journal of Business Management Vol.

5(30) 12025-12030.

Kolter, Phillip & Kevin Lane Keller. (2007) Manajemen Pemasaran Edisi 12

http://www.google.co.id

(10)
(11)

15 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengetahuan Produk

2.1.1.1 Pengertian Pengetahuan Produk

Pengetahuan produk merupakan proses informasi tentang kualitas

produk.Menurut Coulter At Al (2005:604) dalam penelitian Roslina (2009)

“Pengetahuan produk adalah variabel konseptual yang penting dalam perilaku

konsumen dan dipengaruhi oleh pengumpulan informasi”

Menurut Zeithaml (1988) dalam penelitian Roslina (2009)“Pengetahuan

produk merupakan petunjuk intrinsik yang sangat penting bagi konsumen untuk

dipertimbangkan ketika mengevaluasi produk sebelum dilakukannya pembelian”

Defenisi pengetahuan produk antara lain dikemukakan oleh Beatty &

Smith (1987) dalam penelitian Nan-Hong Lin (2007) yaitu:“Product knowledge is

a perception consumers have towards certain product, including previous

experience of using the product” artinya: Pengetahuan produk adalah konsumen

memiliki persepsi terhadap produk tertentu, termasuk pengalaman sebelumnya

menggunakan produk.

Menurut Brucks (1985) dalam Lin & Chen (2006:250) dalam penelitian

Roslina (2009) :“Product knowledge is based on memories or known knowledge

from consumers.” Artinya: Pengetahuan produk didasarkan pada ingatan atau

(12)

Sedangkan Alba & Hutchinson (1987) dalam Baker et al (2002:47) dalam

penelitian Roslina (2009) : menyatakan bahwa:“Product knowledge is a

complex,multidimensional construct that is characterized by the structure and the

content of information stored in memory.” Artinya: Pengetahuan produk adalah

membangun, kompleks multidimensi yang ditandai oleh struktur dan isi dari

informasi yang tersimpan dalam memori.

2.1.1.2Konsep Pengetahun Produk

Beberapa ahli pemasaran mengembangkan pengukuran pengetahuan

produk,antara lain Peter & Olson (2008:71) dalam penelitian Roslina (2009) yang

mengukur pengetahun produk konsumen dengan 3 tipe pengetahuan produk,yaitu:

1. Produk sebagai paket atribut (products as bundles of attributes)

Merek mengingatkan atribut-atribut tertentu .Mercedes menyiratkan mobil

yang mahal,kokoh,tahan lama dan bergengsi tinggi

2. Produk sebagai paket manfaat (products as bundless of benefit)

Atribut atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan

emosional.Sebagai gambaran,atribut “mahal” cenderung diterjemahkan

sebagai manfaat emosional,sehingga seseorang yang mengendarai

mercedes akan merasa dirinya dianggap penting dan dihargai.

Konsumen akan merasakan 2 jenis manfaat setelah mengkonsumsi suatu

produk, yaitu

(13)

adalah: manfaat yang dirasakan konsumen secara fisiologis.

Misalnya, minuman the sosro akan menghilangkan rasa haus,

menggunakan printer laser mempercepat pencetakan dokumen,

menggunakan telepon selular memudahkan konsumen

berkomunikasi dimana saja dengan siapa saja.

 Manfaat psikososial adalah aspek psikologis (perasaan, emosi, dan

mood) dan aspek sosial (persepsi konsumen terhadap bagaimana

pandangan orang lain terhadap dirinya) yang dirasakan konsumen

setelah mengkonsumsi suatu produk. Seorang konsumen selalu

menggunakan parfum karena merasa lebih percaya diri. Dia

memilih sedan BMW seri 7 sebagai kendaraan sehari harinya,

karena orang-orang sekelilingnya akan menilai bahwa BMW

adalah symbol kesuksesan karier seseorang.

Segmentasi manfaat

 Persepsi resiko

Persepsi resiko dapat dibagi kedalam 7 macam,yaitu:

a) Risiko fungsi (functional risk atau Performance risk)

Yaitu: risiko karena produk tidak berfungsi sebagaimana

yang diharapkan

Contoh: apakah computer rakitan yang saya beli akan cepat

rusak?

(14)

Yaitu: kesulitan keuangan yang dihadapi konsumen setelah

dia membeli suatu produk atau jasa.

Contoh: Kalau saya membeli mobil dengan kredit mungkin

akan menyebabkan saya kekurangan uang untuk membeli

kebutuhan lain dalam jangka Waktu yang lama.

c) Risiko fisik (physical risk)

Yaitu: dampak negatif yang akan dirasakan konsumen

karena menggunakan suatu produk

Contoh: Kalau saya makan mie instan terlalu sering apakah

akan menyebabkan suatu penyakit karena banyaknya zat

pewarna atau pengawet pada produk tersebut.

d) Risiko psikologis (psychological risk)

Yaitu: perasaan, emosi, atau ego yang akan dirasakan

konsumen karena mengkonsumsi, membeli atau

menggunakan suatu produk

Contoh : kalau memakai kemeja tanpa merek, apakah akan

merusak citra diri saya?

e) Risiko Sosial (Social Risk)

Yaitu : persepsi konseumen mengenai pendapat mengenai

dirinya dari orang-orang sekelilingnya (penerimaan sosial),

(15)

Contoh : kalau saya hanya mengundang keluarga dekat ke

pesta ulang tahun anak saya, apakah tetangga merasa tidak

dihargai oleh saya?

f) Risiko Waktu (Time Risk)

Yaitu : waktu yang sia-sia yang akan dihabiskan konsumen

karena mengkonsumsi atau membeli suatu produk atau jasa.

Contoh : kalau saya mmebeli mobil tua, apakah saya akan

menghabiskan waktu yang banyak untuk memperbaikinya

karena mobil sering mogok?

g) Risiko Hilangnya Kesempatan (opportunity lost)

Yaitu : kehilangan kesempatan untuk melakukan hal lain

karena konsumen menggunakan, membeli, atau

mengkonsumsi suatu produk atau jasa.

Contoh : kalau saya merenovasi rumah tahun ini, mungkin

saya tidak bisa pergi haji tahun ini.

3. Produk sebagai nilai yang memuaskan (products as value satisfier)

Merek tersebut juga mengatakan sesuatu tentang nilai

prosedurnya.Mercedes berarti kinerja tinggi,keselamatan dan gengsi.

Brucks (1985) yang dialih bahasakan oleh Lin & Lin (2007:122) dalam

(16)

1. Subjective knowledge,merupakan tingkat pengertian konsumen terhadap

suatu produk,sering disebut menilai pengetahuan sendiri (self-assessed

knowledge)

2. Objective knowledge,yaitu: tingkat dan jenis pengetahuan produk yang

benar-benar tersimpan dalam memori konsumen,disebut juga pengetahuan

aktual (actual knowledge).

3. Experience-based knowledge,merupakan pengalaman sebelumnya dari

pembelian atau penggunaan produk.

Menurut Kotler (2004) terdapat tiga kategori dari siklus hidup produk yang

harus dibedakan yaitu gaya (style), mode (fashion) dan mode sesaat (fad).

1. Gaya (style) merupakan suatu ekspresi yang mendasar dan berbeda yang

muncul dalam hidup manusia. Sebagai contoh, gaya muncul pada tempat

tinggal, pada pakaian dan pada seni. Sekali suatu gaya diciptakan, ia akan

bertahan hingga ke generasi berikutnya, datang dan pergi sesuai keadaan.

Gaya menunjukkan suatu siklus yang memperlihatkan beberapa periode

dari minat yang diperbaharui kembali.

2. Sebuah mode merupakan gaya yang diterima pada sat ini atau gaya yang

populer dalam suatu bidang tertentu. Mode melewati empat tahap. Dalam

tahap yang istimewa (distinctiveness stage), beberapa konsumen tertarik

pada sesuatu yang baru untuk membedakan mereka dengan konsumen

yang lain. Dalam tahap perlombaan (emultion stage), konsumen yang lain

mulai merasa tertarik dan berusaha menandingi para pengikut yang

(17)

tersebut dalam jumlah besar. Dalam tahap gaya masal (mass fashion stage)

mode tersebut benar-benar telah popular dan produsen telah

memproduksinya secara masal. Dalam tahap penurunan (decline stage),

konsumen mulai mengalihkan perhatian pada mode baru yang mulai

menarik perhatian mereka. Mode cenderung untuk tumbuh lambat,

menjadi popular untuk sementara dan menurun perlahan. Panjangnya

siklus sebuah mode sukar diperkirakan. Wasson (1992) percaya bahwa

mode-mode dating dan berakhir karena mereka menunjukkan suatu

kompromi pembelian dan konsumen mulai menjaga atribut yang hilang.

3. Mode sekejap (fad) merupakan mode yang datang dengan cepat ke dalam

pandangan publik, ditiru dengan gairah yang besar, meningkat dengan

singkat, dan menurun dengan sangat pesat. Siklus hidup mode sekejap

sangat pendek, dan cenderung untuk mempengaruhi pengikut yang

terbatas. Mode sekejap menarik orang-orang yang sedang mencari sesuatu

yang lain atau orang yang memiliki keinginan berbeda dari orang lain atau

memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang lain. Model sekejap tidak

dapat bertahan lama karena mereka secara normal tidak dapat memenuhi

kebutuhan dengan konstan. Sangat sulit untuk menduga apakah sesuatu

hanya menjadi sebuah mode sekejap atau berapa lama mode tersebut akan

(18)

2.1.2 Citra Merek

2.1.2.1Pengertian Citra Merek

Menurut Kotler & Amstrong (2006:229) dalam penelitian Djoko Lesmana

Radji (2009),merek merupakan nama, istilah, tanda, symbol/ lambang, desain,

warna, gerak atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat

memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing.Pada dasarnya

suatu merek juga merupakan janji penjual untuk secara konsisten menyampaikan

serangkaian ciri-ciri, manfaat dan jasa tertentu kepada para

pembeli.(Tjiptono,2001:104)

Pengertian citra merek menurut Kotler dalam Simamora (2003:63)adalah

sejumlah keyakinan tentang merek.Sedangkan Aaker dalam Simamora (2003:63)

menganggap citra merek sebagai “bagaimana merek dipersepsikan oleh

konsumen”.

Kotlet dalam Simamora (2004:63)mendefenisikan citra merek sebagai

seperangkat keyakinan,ide dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu

merek.Karena itu sikap dan tindakan konsumen terhadap suatu merek sangat

ditentukan oleh citra merek tersebut.Kotler juga menambahkan bahwa citra merek

merupakan syarat dari merek yang kuat.Citra yang dibentuk harus jelas dan

memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan pesaingnya.Saat perbedaan dan

keunggulan dihadapkan dengan merek lain,muncullah posisi merek.Pada dasarnya

sama dengan proses persepsi,karena citra terbentuk dari persepsi yang telah

(19)

Menurut Lin & Lin (2007:121) dalam penelitian Roslina (2009) citra

merek membuat konsumen dapat mengenal suatu produk,mengevaluasi

kualitas,serta dapat menyebabkan resiko pembelian yang rendah.Citra merek

memberikan suatu garansi kepada konsumen tentang produk yang

digunakan.Merek yang terkenal umumnya akan lebih disukai oleh konsumen

ketika melakukan suatu pembelian meskipun harga yang ditawarkan cukup tinggi

namun hanya dibutuhkan sedikit usaha dari konsumen untuk

mendapatkannya.Selain itu citra merek juga akan memperkecil resiko pembelian

yang dilakukan oleh konsumen.

Sedangkan menurut Shimp (1990:12)Citra merek adalah jenis asosiasi

yang muncul dibenak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu.Asosiasi

tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu

yang dikaitkan kepada sebuah merek.

Menurut Fandy Tjiptono(2005:49) dalam penelitian Puji Isyanto,H. Sonny

Hersono, Rama Darmawan (2012) citra merek adalah deskripsi tentang asosiasi

dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu .

Menurut Kotler (2003:326)citra merek yang efektif dapat mencerminkan 3

hal,yaitu:

1. Membangun karakteristik produk dan memberikan value proposition

2. Menyampaikan karakter produk secara unik sehingga berbeda dengan para

pesaingnya.

(20)

Menurut Kotlet (2003:82) dalam penelitian Puji Isyanto, H. Sonny

Hersono, Rama Darmawan (2012) bahwa citra merek adalah suatu symbol rumit

yang mempunyai 6 tingkat makna atau pengertian:

1. Atribut:merek mengingatkan atribut – atribut tertentu.Mercedes

menyiratkan mobil yang mahal,kokoh,tahan lama dan bergengsi tinggi.

2. Manfaat:atribut atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional

dan emosional.Sebagai gambaran,atribut “mahal”cenderung diterjemahkan

sebagai manfaat emosional,sehingga seseorang yang mengendarai

Mercedes akan merasa dirinya penting dan dihargai.

3. Nilai:merek tersebut juga mengatakan sesuatu tentang nilai

prosedurnya.Mercedes berarti kinerja tinggi,keselamatan dan gengsi.

4. Budaya: merek tersebut juga mungkin melambangkan budaya Negara

jerman,efisien dan bermutu tinggi.

5. Kepribadian: merek tersebut dapat mencerminkan kepribadian

tertentu.Mercedes mungkin menyiratkan bos yg serius,atau istana yang

agung (objek).

6. Pemakai: merek tersebut menyiratkan jenis konsumen yang membeli atau

menggunakan produk tersebut.Kita berharap melihat eksekutif punak

berumur 5 tahun dibelakang setir Mercedes,bukan sekretaris berumur 20

(21)

2.1.2.2Konsep Citra Merek

Merek memberikan 4(empat) hal pokok yang harus diperhatikan dalam

sebuah merek (Kartajaya, 2004; 484) yaitu:

1) Recognition

Merupakan tingkat dikenalnya sebuah merek oleh konsumen, jika

sebuah merek tidak dikenal maka produk dengan merek tersebut harus

dijual dengan mengandalkan harga termurah.

2) Reputation

Merupakan suatu tingkat reputasi atau status yang cukup tinggi bagi

sebuah merek karenalebih memiliki track record yang baik. Sebuah

produk dengan merek yang disukai konsumen akan lebih mudah dijual

dan sebuah produk yang dipersepsi memiliki kualitas yang tinggi akan

mempunyai reputasi yang baru.

3) Affinity

Merupakan suatu emotional relationship yang timbul antara sebuah

merek dengan konsumennya.

4) Loyality

Menyangkut seberapa besar kesetiaan konsumen dari suatu produk

(22)

2.1.2.3Elemen Citra Merek

Menurut Simora (2003) Komponen citra merek terdiri atas 3 bagian, yaitu:

1. Citra pembuat (corporate image), yaitu: sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk

atau jasa. Dalam penelitian ini citra pembuat meliputi: popularitas,

kredibilitas serta jaringan perusahaan.

2. Citra pemakai (user image), yaitu: sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu

barang atau jasa. Meliputi : pemakai itu sendiri, gaya hidup/kepribadian,

serta status sosialnya.

3. Citra Produk (product image), yaitu: sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk. Meliputi artibut produk

tersebut, manfaat bagi konsumen, penggunanya, serta jaminan.

Menurut Schiffman dan Kanuk (1997) faktor-faktor pembentuk citra merek

adalah sebagai berikut:

1. Kualitas atau mutu, berkaitan dengan kualitas produk barang yang

ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu

2. Dapat dipercaya atau diandalkan, berkaitan dengan pendapat atau

kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk yang

dikonsumsi

3. Kegunaan atau manfaat, yang terkait dengan fungsi dari suatu produk

(23)

4. Pelayanan, yang berkaitan dengan tugas produsen dalam melayani

konsumennya

5. Resiko, berkaitan dengan besar kecilnya akibat atau untung dan rugi yang

mungkin dialami oleh konsumen

6. Harga, yang dalam hal ini berkaitan dengan tinggi rendahnya atau banyak

sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk mempengaruhi

suatu produk, juga dapat mempengaruhi citra jangka panjang

7. Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri, yaitu berupa pandangan,

kesepakatan dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari produk

tertentu.

2.1.3 Keputusan Pembelian

2.1.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Amstrong (2006:129)

“Consumer buyer behavior is the buying behavior of final consumer

individuals and households who buy goods and services for personal

consumption”.

Artinya:Perilaku pembelian konsumen adalah perilaku pembelian akhir

dari konsumen,baik individual maupun rumah tangga,yang membeli

barang-barang dan jasa untuk konsumsi pribadi.

(24)

“Keputusan pembelian didasari pada informasi tentang keunggulan suatu

produk yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan

yang akan merubah seseorang untuk melakukan keputusan pembelian”

Menurut Kotler dan Amstrong (2004:227) terdapat 5 keputusan yang

dilakukan oleh pembeli,yaitu:

1. Pemilihan Produk

Konsumen harus menentukan produk apa yang akan dibeli,dan produk

tersebut dapat memberikan manfaat untuk digunakan atau dikonsumsi

serta dapat memuaskan keinginan atau kebutuhannya.

2. Pilihan Merek

Konsumen harus memutuskan merek mana yang akan dibeli.Setiap merek

memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri.Dalam hal ini perusahaan harus

mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek.

3. Pemilihan Saluran Pembelian

Konsumen harus mengambil keputusan tentang penyalur mana yang akan

dikunjungi.Setiap konsumen berbeda-beda dalam hal menentukan

penyalur,bias dikarenakan factor lokasi yang dekat,harga yang

murah,persediaan barang yang lengkap,kenyamanan berbelanja,keluasan

tempat dan sebagainya.

4. Waktu pembelian

Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu bisa

berbeda-beda,misalnya:ada yang membeli setiap hari,satu minggu sekali,dua

(25)

5. Jumlah pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk

yang akan dibelinya pada suatu saat.Pembelian dilakukan mungkin lebih

dari satu.Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya

produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari setiap pembeli.

Kotler (2000) menyebutkan bahwa keputusan untuk membeli yang diambil

oleh pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Dimensi

untuk mengukur keputusan pembelian yang diambil oleh konsumen antara lain

(Sutisna, 2003) :

a. Benefit Association

Kriteria benefit association menyatakan bahwa konsumen

menemukanmanfaat dari produk yang akan dibeli dan menghubungkannya

dengankarakteristik merek.

b. Frekuensi pembelian

Ketika konsumen membeli produk tertentu dan ia merasa puas dengan

kinerja produk tersebut, maka ia akan sering membeli kembali produk

tersebut kapanpun ia membutuhkannya.

2.1.3.2.Konsep-konsep Keputusan Pembelian

Perilaku konsumen menurut J. Paul Peter dan Jerry C. Oslo adalah

interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar

(26)

Sedangkan perilaku konsumen menurut James F Engel sebagai tindakan yang

langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk

dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan ini

(Rangkuti, 2003:58).

2.1.3.3 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Menurut Philip Kotler (2002:183:196)Faktor yang mempengaruhi

keputusan pembelian adalah

a. Faktor budaya

Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar.

b. Faktor sosial

Selain faktor budaya, perilaku seseorang konsumen dipengaruhi oleh

faktor-faktor social seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran status

sosial.

c. Faktor Pribadi

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.

Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan,

keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.

d. Faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh 4 faktor psikologi utama:

(27)

2.1.3.4 Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2006:181) menggambarkan proses pembelian model 5

tahap (Five stage model of the costumer buying prosess) sebagai berikut:

Gambar 2.1

Proses Pembelian Model Lima Tahap

1. Pengenalan kebutuhan

Proses pembelian diawali dengan pengenalan kebutuhan ( need

recognition ) pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Pembeli

merasakan perbedaan antara keadaan nyata dengan keadaan yang

diinginkan.

2. Pencarian informasi

Merupakan tahap pengambilan keputusan dimana konsumen telah tertarik

untuk mencari lebih banyak informasi: konsumen mungkin hanya

meningkatkan perhatian atau mungkin aktif mencari informasi. Dimana

konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber manapun.

Sumber ini meliputi

 Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan

 Sumber komersial : iklan, wiraniaga, dealler, kemasan,

pajangan Pengenalan

kebutuhan

Pencarian Informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian

(28)

 Sumber publik : media massa, organisasi penilai pelanggan

 Sumber pengalaman : menangani, memeriksa,

menggunakan produk

3. Evaluasi berbagai alternatif

Tahap didalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana

konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek – merek

alternatif dalam satu susunan pilihan. Untuk menilai alternatif pilihan

konsumen terdapat 5 ( lima ) konsep dasar yang dapat digunakan, yaitu :

 Atribut produk

 Tingkat kepentingan

 Keyakinan merek

 Kepuasan produk total

 Prosedur evaluasi

4. Keputusan pembelian

Merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana

konsumen benar – benar membeli produk. Ada 3 ( tiga ) faktor yang

menyebabkan timbulnya keputusan untuk membeli :

 Sikap orang lain : tetangga, teman, orang kepercayaan,

keluarga, dll

 Faktor situasi yang tak diharapkan : harga, pendapatan

(29)

5. Perilaku pasca pembelian

Tugas orang pemasaran tidak berkahir ketika produknya dibeli orang.

Dimana konsumen akan mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli

berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan yang mereka rasakan.

2.1.4 Penelitian Terdahulu

Untuk mendukung penelitian ini, maka penulis akan paparkan hasil

peneitian terdahulu yang ada kaitannya dengan judul peneitian yang penulis

angkat. Penelitian terdahulu dapat diliat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

Peneliti Hasil Persamaan Perbedaan

Penelitian tentang produk kepada konsumen sangat penting

karena membuat menimbulkan niat beli dan mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen

Terdapat juga oleh merek produk

(30)

Shuo Chen positif dan signifikan yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen; -keterlibatan produk memiliki pengaruh positif dan signifikan signifikan dalam korelasi antara citra merek dan niat beli.

Kesimpulan ini

menunjukkan bahwa niat beli konsumen tidak bisa dipengaruhi oleh citra merek.

Semakin tinggi status citra merek, niat pembelian lebih ada. Thakor dan Katsanis (1997)

-Ada perbedaan yang signifikan dalam korelasi antara pengetahuan produk dan niat beli. Jelas, niat pembelian konsumen dipengaruhi oleh jumlah produk pengetahuan yang

(31)

Universitas positif pengaruh pada pencarian informasi konsumen

niat.

- Pengetahuan produk memiliki positif dan signifikan variabel citra merek, persepsi kualitas dan harga berpengaruh pembelian, kita dapat mengungkapkan masalah demikian. Merek digunakan sebagai faktor yang sangat penting dan efektif dalam niat pembelian karena

(32)

2.2 Kerangka Pemikiran

Bisnis alat alat elektronik mengalami perkembangan cukup pesat di

Indonesia, khususnya di Jakarta. Semakin pesatnya bisnis alat alat elektronik

semain banyak pula perkembangan alat-alat alat elektronik yang berbasis

teknologi di setiap kota di Indonesia terutama Jakarta. Tidak sedikit kita temui

toko yang menjual laptopdi Jakarta

ITKLIK adalah salah satu toko yang berada di Ruko Harco Mangga 2

blok I no 39 Jakarta .Tidak hanya ITKLIK saja, banyak toko dan store lain yang

menjual laptop yang berada di Mangga Dua dan masing-masing toko membangun

strategi untuk menarik konsumen terhadap pembelian produk laptop agar

konsumen membeli produk tersebut.

Brucks (1985) yang dialih bahasakan oleh Lin & Lin (2007:122) dalam

penelitian Roslina (2009), mengukur pengetahuan produk dengan tiga cara,yaitu:

1. Subjective knowledge, merupakan tingkat pengertian konsumen terhadap

suatu produk,sering disebut menilai pengetahuan sendiri (self-assessed

knowledge)

2. Objective knowledge, yaitu: tingkat dan jenis pengetahuan produk yang

benar-benar tersimpan dalam memori konsumen,disebut juga pengetahuan

actual (actual knowledge).

3. Experience-based knowledge,merupakan pengalaman sebelumnya dari

pembelian atau penggunaan produk

(33)

“Pengetahun produk merupakan petunjuk intrinsik yang sangat penting

bagi konsumen untuk dipertimbangkan ketika mengevaluasi produk sebelum

dilakukan pembelian”

Selain Pengetahun Produk,citra merek juga sangat penting dalam

keputusan pembelian konsumen.

Kottler (2004:63) mendefenisikan citra merek sebagai seperangkat

keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek.

Karena itu sikap dan tindakan konsumen terhadap suatu merek sangat ditentukan

oleh citra merek tersebut. Kotler juga menambahkan bahwa citra merek

merupakan syarat dari merek yang kuat.

Merek memberikan 4(empat) hal pokok yang harus diperhatikan dalam

sebuah merek (Kartajaya, 2004; 484) yaitu:

a. Recognition

Merupakan tingkat dikenalnya sebuah merek oleh konsumen, jika sebuah

merek tidak dikenal maka produk dengan merek tersebut harus dijual

dengan mengandalkan harga termurah.

b. Reputation

Merupakan suatu tingkat reputasi atau status yang cukup tinggi bagi

sebuah merek karenalebih memiliki track record yang baik. Sebuah produk

dengan merek yang disukai konsumen akan lebih mudah dijual dan sebuah

produk yang dipersepsi memiliki kualitas yang tinggi akan mempunyai

reputasi yang baru.

(34)

Merupakan suatu emotional relationship yang timbul antara sebuah merek

dengan konsumennya.

d. Loyality

Menyangkut seberapa besar kesetiaan konsumen dari suatu produk yang

menggunakan merek yang bersangkutan.

Dari pengetahuan produk dan citra merek maka timbul suatu keputusan

pembelian konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk.

Menurut Fandy Tjiptono (2005:156) keputusan pembelian adalah :

”Keputusan pembelian didasarkan pada informasi tentang keunggulan suatu

produk yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan

yang akan merubah seseorang untuk melakukan keputusan pembelian”

Menurut Suhartono (2010:96),keputusan pembelian konsumen adalah:

”Tahap dimana pembeli telah menentukan pilihan dan melakukan pembelian

produk,serta mengkonsumsinya”

Kotler (2006:181) menggambarkan proses pembelian model 5

tahap,sebagai berikut:

Gambar 2.2

Proses Pembelian Model Lima Tahap

Pengenalan kebutuhan

Pencarian Informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian

(35)

1. Pengenalan kebutuhan

Proses pembelian diawali dengan pengenalan kebutuhan ( need

recognition ) pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Pembeli

merasakan perbedaan antara keadaan nyata dengan keadaan yang

diinginkan.

2. Pencarian informasi

Merupakan tahap pengambilan keputusan dimana konsumen telah tertarik

untuk mencari lebih banyak informasi: konsumen mungkin hanya

meningkatkan perhatian atau mungkin aktif mencari informasi. Dimana

konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber manapun.

Sumber ini meliputi:

 Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan

 Sumber komersial : iklan, wiraniaga, dealler, kemasan,

pajangan

 Sumber publik : media massa, organisasi penilai pelanggan

 Sumber pengalaman : menangani, memeriksa,

menggunakan produk

3. Evaluasi berbagai alternatif

Tahap didalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana

konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek – merek

alternatif dalam satu susunan pilihan. Untuk menilai alternatif pilihan

konsumen terdapat 5 ( lima ) konsep dasar yang dapat digunakan, yaitu :

(36)

 Tingkat kepentingan

 Keyakinan merek

 Kepuasan produk total

 Prosedur evaluasi

4. Keputusan pembelian

Merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana

konsumen benar – benar membeli produk. Ada 3 ( tiga ) faktor yang

menyebabkan timbulnya keputusan untuk membeli :

 Sikap orang lain : tetangga, teman, orang kepercayaan,

keluarga, dll

 Faktor situasi yang tak diharapkan : harga, pendapatan

keluarga, manfaat yang diharapkan.

5. Perilaku pasca pembelian

Tugas orang pemasaran tidak berkahir ketika produknya dibeli orang.

Dimana konsumen akan mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli

berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan yang mereka rasakan.

2.2.1. Pengaruh Pengetahuan Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Menurut Zeithaml dalam Lin & Lin (2007:121)pengetahun produk

merupakan petunjuk intrinsik yang sangat penting bagi konsumen untuk

dipertimbangkan ketika mengevaluasi produk sebelum dilakukannya pembelian.

Menurut Roslina (2009) Pemberian informasi tentang produk kepada

(37)

tentang produk tersebut dan informasi yang disampaikan akan mempengaruhi

keputusan pembelian oleh konsumen.

Untuk memahami perilaku konsumen, sangat penting untuk pembangun

pengetahuan konsumen tentang produk tersebut.Hal ini karena, sebelum

konsumen melakukan perilaku pembelian aktual, ia / dia kemungkinan besar

Memahami pengalaman dua prosedur:

1. Informasi pencarian

Ini berarti ketika konsumen menghadapi banyak pertanyaan yang relevan

mengkonsumsi, dia / dia membutuhkan informasi yang relevan untuk

membantu keputusanpembelian. Jenis mencari informasi yang tepat untuk

prosedur ini disebut pencarian informasi (Solomon, 1997 dalam penelitian

Long-Yi Lin and Chun-Shuo Chen,2006).

2. Informasi pengolahan: meliputi diri konsumen memilih untuk

mengekspos, perhatikan, mengakui, menyetujui, menerima, atau

mempertahankan. Tidak peduli berapa banyak pengetahuan konsumen

memiliki, semuanya mempengaruhi prosedur / nya mengenai pencarian

informasi dan pengolahan informasi (Brucks, 1985 dalam penelitian

(38)

2.2.2 Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian

Wicaksono (2007) mengemukakan pentingnya pengembangan citra merek

dalam keputusan pembelian. Brand image yang dikelola dengan baik akan

menghasilkan konsekuensi yang positif, meliputi:

1. Meningkatkan pemahaman terhadap aspek-aspek perilaku konsumen

dalam mengambil keputusan pembelian.

2. Memperkaya orientasi konsumsi tehadap hal-hal yang bersifat simbolis

lebih dari fungsi-fungsi produk.

3. Meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk.

4. Meningkatkan keunggulan bersaing berkelanjutan, mengingat inovasi

teknologi sangat mudah untuk ditiru oleh pesaing.

Menurut Roslina (2009) Informasi yang disampaikan tentang produk dapat

membentuk citra merek,yang akan mempengaruhi keputusan pembelian

konsumen.

2.2.3 Pengaruh Pengetahuan Produk dan Citra Merek Terhadap Keputusan

Pembelian

Menurut Roslina (2009) Konsumen memiliki pengetahuan tentang produk

tersebut dan informasi yang disampaikan dapat membentuk citra merek, yang

(39)

Pengetahuan produk

-Produk sebagai paket atribut

-Produk sebagai paket manfaat

-Produk sebagai nilai yang memuaskan

Peter and Olson (2008:71)

Citra Merek

-Recognition -Reputation -Affinity -Loyality

Kartajaya (2004:484)

Berdasarkan uraian diatas,maka dapat digambarkan kerangka pemikiran

sebagai berikut:

Roslina (2009)

Roslina (2009)

Wicaksono (2007)

Gambar 2.3 Model Kerangka Berfikir

Pengaruh Pengetahuan Produk dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian

Keputusan Pembelian

-Pengenalan masalah

-Pencarian informasi

-Evaluasi berbagai

alternatif

-Keputusan pembelian

-Perilaku pasca pemelian

(40)

2.3Hipotesis

Menurut Ujang Sumarwan dalam bukunya Riset Pemasaran dan

Konsumen (2011:14) menyatakan bahwa:

“Hipotesis adalah pernyataan atau preporsisi yang belum dibuktikan tentang suatu

faktor atau fenomena yang sedang diteliti.” Hipotesa menggambarkan hubungan

antar variabel yang diteliti.

Hipotesis Utama:

Terdapat Pengaruh Pengetahuan Produk dan Citra Merek Terhadap

Keputusan pembelian Laptop Samsung Pada Konsumen ITKLIK Jakarta

Sub Hipotesis:

1. Terdapat Pengaruh Pengetahuan Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Laptop merek Samsung Pada Konsumen ITKLIK Jakarta.

2. Terdapat Pengaruh Citra Merek Terhadap keputusan pembelian laptop

merek Samsung Pada Konsumen ITKLIK Jakarta

3. Terdapat Pengaruh Pengetahuan Produk dan Citra Merek Terhadap

Keputusan pembelian Laptop Merek Samsung Pada Konsumen ITKLIK

Jakarta

(41)

45 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai

topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan. Penelitian ini dilakukan

untuk memperoleh data–data yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut

yang berjudul : “Pengaruh Pengetahuan Produk dan Citra Merek terhadap

Keputusan Pembelian Laptop Samsung Pada Konsumen ITKLIK Jakarta”

Di dalam penelitian ini, penulis mengemukakan dua variabel yang akan

diteliti. Adapun variabel yang akan diteliti di dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel independent (variabel bebas), yaitu variabel yang menjadi sebab

terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependent (variabel tidak bebas).

Variabel independent (variabel X1) dalam penelitian ini adalah Pengetahuan

Produk dan (variabel X2) Citra Merek.

2. Variabel dependent (variabel tidak bebas), yaitu variabel yang dipengaruhi

oleh variabel independent.Variabel dependent (variabel Y) dalam penelitian

ini adalah Keputusan Pembelian.

Pengetahuan Produk dan Citra Merek merupakan faktor penyebab,

sedangkan Keputusan Pembelian faktor akibat. Objek penelitian ini dilakukan

(42)

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian menurut Umi Narimawati, (2008:127) merupakan cara

penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan

tertentu.

Metode penelitian menurut Sugiyono (2009:2) pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

deskriptif dan verifikatif, dengan pendekatan kuantitatif.

Metode Deskriptif menurut Sugiyono (2009:206) mendefinisikan:

"Penelitian yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku umum atau

generalisasi."

Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri (2008:45) menyatakan

bahwa:

Metode Verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan

untuk menguji suatu cara dengan benar atau tanpa perbaikan yang telah

dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan

kehidupan”.

Sedangkan menurut Mudjarad Kuncoro (2001:102) mendefinisikan

(43)

“Pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan manejerial dan

ekonomi dimana pendekatan ini terdiri atas perumusan masalah, mencari

solusi, menguji solusi, menganalisa hasil dan mengimplemasikan hasil.”

Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah

yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan

dikumpulkan, dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang

telah dipelajari, jadi dari data tersebut akan ditarik kesimpulan.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan

perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik

dan sistematis.

Menurut Moh. Nazir (2003:84) desain penelitian adalah semua proses yang

diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.

Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002:249)menyatakan

bahwa :

“Desain penelitian merupakan rancangan utama penelitian yang

menyatakan metode dan prosedur – prosedur yang digunakan oleh peneliti

dalam pemilihan, pengumpulan, dan analisis data.”

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai

pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi

semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam

(44)

Dari pemaparan di atas maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian

merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam

melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan

penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.

Dalam penelitian ini, penulis menerapkan desain penelitian yang lebih luas,

yang mencangkup proses-proses berikut ini:

1. Sumber masalah

Peneliti menentukan masalah-masalah sebagai fenomena untuk dasar

penelitian.

2. Perumusan masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya

melalui pengumpulan data. Pada penelitian ini masalah-masalah dirumuskan

melalui suatu pertanyaan, yang akan diuji dengan cara yang relevan dan

penemuan yang relevan.

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis)

maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah

dan berfikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga

dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara

terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan

untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab atau

pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji

(45)

4. Pengajuan hipotesis

Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan

didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian

secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang

dibuat pada penelitian ini adalah Pengaruh Pengetahuan Produk dan Citra

Merek terhadap Keputusan Pembelian.

5. Metode Penelitian

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode yang sesuai,

pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data

yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan

praktis adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada

penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan

teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dan kuantitatif.

6. Menyusun instrument penelitian

Peneliti dapat menyusun instrument penelitian. Instrumen ini digunakan

sebagai alat pengumpul data. Pada penelitian ini untuk menguji adanya

hubungan dari Pengetahuan Produk (Variabel Independen“X1”) dan Citra

Merek (Variabel Independen“X2”) terhadap Keputusan Pembelian (Variabel

dependen“Y”) digunakan korelasi Analisis Regresi Berganda, dan untuk

menguji pengaruh dari Pengetahuan Produk (Variabel Independen“X1”) dan

Citra Merek (Variabel Independen“X2”) terhadap Keputusan Pembelian

(46)

7. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa

jawaban terhadap rumusan masalah, dengan menekankan pada pemecahan

masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai

dasar untuk pembuatan keputusan.

Tabel 3.1

Unit Analisis Time Horizon

T-1 Descriptive Descriptive

dan survey

T-2 Descriptive Descriptive

dan survey

T-3 Descriptive Descriptive

(47)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator,

serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga

pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai

dengan judul penelitian mengenai pengaruh Pengetahuan Produk dan Citra Merek

terhadap Keputusan Pembelian, maka variabel-variabel yang terkait dalam

penelitian ini adalah:

1. Variabel Pengetahuan Produk sebagai variable independen pertama (X1).

2. Variabel Citra Merek sebagai variable independent kedua (X2).

3. Variabel Keputusan Pembelian sebagai variabel dependent (Y).

Untuk lebih jelasnya rincian masing-masing variabel dapat dijelaskan

dalam Tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Penelitian

(48)

Tjiptono(2005:49) barang dan jasa untuk konsumsi pribadi

3.2.3 Sumber Dan Teknik Penentuan Data

3.2.3.1 Sumber Data

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini dibagi dalam dua jenis,

yaitu sebagai berikut:

1. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti

baik dari pribadi (responden) maupun dari satu instansi yang mengolah

(49)

wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan

penelitian yang dilakukan.

2. Data Sekunder

Merupakan data yang berfungsi sebagai pelengkap data primer. Data

sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari, dan

memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku,

serta catatan-catatan kuliah yang menunjang penelitian ini.

3.2.4 Teknik Penentuan Data

3.2.4.1 Populasi

Populasi merupakan objek atau subjek yang memenuhi kriteria tertentu

yang telah ditentukan oleh peneliti. Menurut Sugiyono (2009:80) tentang

pengertian populasi yaitu:

“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudia ditarik kesimpulan.”

Berdasarkan pengertian di atas, populasi merupakan obyek atau subyek

yang berada pada satu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan

dengan masalah dalam penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh

konsumen yang melakukan pembelian di ITKLIK di Jakarta dalam waktu sebulan

(50)

3.2.3.2.2 Sensus

Arikunto (1998:117) mengatakan sampel adalah bagian dari populasi

(sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian

dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh

populasi.

Selanjutnya Arikunto (1998:125) mengatakan bahwa sebagai ancer-ancer,

jika peneliti mempunyai beberapa ratus subyek dalam populasi, mereka dapat

menentukan kurang lebih 25% -30% dari jumlah subyek tersebut. Jika jumlah

anggota subyek dalam populasi hanya meliputi antara 100 hingga 150 orang dan

dalam pengumpulan data peneliti menggunakan angket/kuesioner, sebaiknya

subyek sejumlah itu diambil seluruhnya. Sehingga dapat dikatakan sebagai

penelitian sensus.

Mengenai sensus Ruslan (2008:142) mengatakan bahwa alasan melakukan

sensus, yaitu peneliti sebaiknya mempertimbangkan untuk meneliti seluruh

elemen-elemen dari populasi, jika elemen populasi relatif sedikit dan variabilitas

setiap elemennya yang tinggi (heterogen). Sensus lebih layak dilakukan jika

penelitian yang dimaksudkan untuk menjelaskan karakteristik setiap elemen dari

suatu populasi.

Berdasarkan pendapat Arikunto dan Ruslan tersebut di atas, peneliti

menggunakan penelitian sensus yaitu mengambil sampel penelitian secara

(51)

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakna dalma penelitian ini adalah:

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung di perusahaan yang

menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data primer yang

diperoleh dengan cara:

a. Observasi (Pengamatan Langsung), yaitu dengan cara melakukan

pengamatan secara langkung dilokasi untuk memperoleh data yang

diperlukan.

b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan

pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan

masalah yang di bahas.

c. Angket (Kuesioner)

Kuesioner merupakan teknik pengambilan data yang dilakukan dengan

cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk menjawab, berupa daftar pertanyaan yang dibuat dengan

metode pertanyaan terstruktur (tertutup dan terbuka) kepada 100

responden tentang variabel Pengetahuan Produk, Citra Merek dan

Keputusan Pembelian.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Reseacrh)

Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai usaha guna memperoleh data yang

(52)

Data tersebut dapat diperoleh dari literatur, catatan kuliah serta tulisan lain

yang berhubungan dengan penelitian.

3.2.4.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2009:173) valid berarti instrument tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi suatu penelitian

dikatakan valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan

data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.

Sebelum kuesioner disebarkan kepada responden terpilih maka harus

diadakan uji validitas terlebih dahulu pada butir-butir yang benar-benar mengukur

apa yang diukur. Jadi dapat dikatakan semakin tinggi validitas suatu alat ukur

maka alat ukur tersebut semakin mengenai pada sasarannya, atau semakin

menunjukkan apa yang seharusnya di ukur.

Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara

masing-masing pernyataan dengan skor total. Adapun rumus dari pada korelasi pearson

adalah sebagai berikut :

 

2 2

2

 

2

n XY- X Y

r=

X - X × Y - Y

 

Keterangan:

r = nilai koefesien korelasi pearson

(53)

Y = Skor total item pertanyaan

N = Jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba instrument

Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji t (taraf signifikansi 5%).

Rumus yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Dimana :

n = ukuran sampel

r = Koefisien Korelasi Pearson

Keputusan pengujian validitas instrument dengan menggunakan taraf

signifikan dengan 5% satu sisi adalah :

1. Item instument dikatakan valid jika thitung lebih dari atau sama dengan t0,05 =

1,9744 maka instrument tersebut dapat digunakan.

2. Item instrument dikatakan tidak valid jika thitung kurang dari t0,05(165) =

1,9744 maka item tersebut tidak dapat digunakan.

Berikut ini merupakan tabel uji validitas dari masing-masing variabel,

yaitu sebagai berikut:

1. Uji Validitas Pengetahuan Produk(X1)

Hasil pengujian validitas pengetahuan produk dapat dilihat pada Tabel 3.3

(54)

Tabel 3.3 Hasil pengujian validitas Pengetahuan Produk

Variabel No. Item Indeks Validitas Nilai Kritis Keterangan

Pengetahuan Produk

(X1)

1 0,683 0,30 Valid

2 0,686 0,30 Valid

3 0,658 0,30 Valid

4 0,405 0,30 Valid

5 0,484 0,30 Valid

6 0,405 0,30 Valid

2. Uji Validitas Citra Merek (X2)

Hasil pengujian validitas citra merek dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut

ini.

Tabel 3.4 Hasil pengujian validitas citra merek

Variabel No.Item Indeks Validitas Nilai Kritis Keterangan

Citra Merek (X2)

1 0,416 0,30 Valid

2 0,494 0,30 Valid

3 0,622 0,30 Valid

4 0,621 0,30 Valid

3. Uji Validitas Keputusan Pembelian (Y)

Hasil pengujian validitas pembelian keputusan pembeliandapat dilihat pada

Tabel 3.5 berikut ini.

Tabel 3.5 Hasil pengujian validitas keputusan pembelian

Variabel No.Item Indeks Validitas Nilai Kritis Keterangan

Keputusan Pembelian (Y)

1 0,459 0,30 Valid

2 0,488 0,30 Valid

3 0,690 0,30 Valid

4 0,520 0,30 Valid

(55)

Pada ketiga tabel di atas dapat dilihat nilai koefisien korelasi setiap butir

pernyataan dengan total item lainnya lebih besar dari nilai 0,30, hasil uji ini

mengindikasikan bahwa semua butir pertanyaan yang diajukan pada ketiga

variabel valid dan layak digunakan sebagai alat ukur untuk penelitian dan dapat

diikutsertakan pada analisis selanjutnya.

3.2.4.2 Uji Reliabilitas

Setelah melakukan pengujian validitas butir pertanyaan, maka langkah

selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas untuk menguji kehandalan atau

kepercayaan alat pengungkapan dari data. Dengan diperoleh nilai r dari uji

validitas yang menunjukkan hasil indeks korelasi yang menyatakan ada atau

tidaknya hubungan antara dua belahan instrumen. Dalam penelitian ini, metode

yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah Split Half Method (Spearman–Brown

Correlation) Tekhnik Belah Dua. Metode ini menghitung reliabilitas dengan cara

memberikan tes pada sejumlah subyek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi

menjadi dua bagian yang sama besar (berdasarkan pemilihan genap–ganjil). Cara

kerjanya adalah sebagai berikut :

a. Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/genap), kemudian

dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II

b. Skor untuk masing–masing kelompok dijumlahkan sehingga terdapat skor

total untuk kelompok I dan kelompok II

(56)

d. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

Ґ1 =

Keterangan :

Ґ1 = reliabilitas internal seluruh item

Ґb = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua

Keputuasan pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan taraf

signifikan 5 % satu sisi adalah :

1. Jika thitung lebih dari atau sama dengan t0,05 dengan taraf signifikan 5 %

maka instrumen dinyatakan reliabel dan dapat digunakan

2. Jika thitung kurang dari t0,05 dengan taraf signifikan 5% satu sisi maka

instrument dinyatakan tidak reliabel dan tidak dapat digunakan.

Hasil uji validitas dengan menggunakan program SPSS.

Sekumpulan butir pertanyaan dalam kuesioner dapat diterima jika

memiliki nilai koefisien reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0,7.

Tabel 3.6

Standar Penilaian Koefisien Validitas dan Reliabilitas

Kriteria Reliability Validity

Good 0,80 0,50

Acceptable 0,70 0,30

Marginal 0,60 0,20

Poor 0,50 0,10

Sumber: Barker et al, 2002:70

(57)

Adapun hasil perhitungan reliabilitas menggunakan SPSS yaitu sebagai

berikut:

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian

Variabel Koefisien

Reliabilitas Nilai kritis Keterangan Pengetahuan produk 0,915 0,70 reliabel

Citra merek 0,739 0,70 reliabel

Keputusan pembelian 0,757 0,70 reliabel

Hasil pengujian reabilitas instrumen penelitian untuk variabel bebas di atas

menunjukan seluruh item pertanyaan variabel X1 (Pengetahuan Produk) memiliki

nilai t di atas 0,05. Hasil pengujian reliabiltas memiliki nilai Split Half di atas

0,700, yakni 0,915. Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel pengetahuan

produk dinyatakan reliabel.

Hasil pengujian reabilitas instrumen penelitian untuk variabel bebas di atas

menunjukan seluruh item pertanyaan variabel X2 (Citra Merek) memiliki nilai t

di atas 0,05. Hasil pengujian reliabiltas memiliki nilai Split Half di atas 0,700,

yakni 0,739. Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel citra merek

dinyatakan reliabel.

Hasil pengujian reabilitas instrumen penelitian untuk variabel bebas di atas

menunjukan seluruh item pertanyaan variabel Y (Keputusan Pembelian) memiliki

nilai t di atas 0,05. Hasil pengujian reliabiltas memiliki nilai Split Half di atas

0,700, yakni 0,757 Dengan demikian, item-item pertanyaan variabel pembelian

(58)

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa seluruh item

pernyataan memiliki koefisien validitas di atas 0,300 yang menandakan bahwa

seluruh item pernyataan tersebut sudah mengukur apa yang seharusnya di ukur,

sedangkan untuk hasil pengujian reliabilitas diperoleh nilai koefisien reliabilitas

masing-masing sebesar 0,915, 0,739 dan 0,757, ketiganya berada di atas 0,700

yang menandakan bahwa variabel yang digunakan dalam

instrumen penelitian sudah menunjukan keandalannya. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan sudah memenuhi syarat untuk

digunakan dalam penelitian.

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.2.5.1 RancanganAnalisis

3.2.5.1.1 Analisis Deskriptif/Kualitatif

Analisis Deskriptif/ kualitatif digunakan untuk menggambarkan tentang

ciri-ciri responden dan variabel penelitian, sedangkan analisis kuantitatif

digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji statistik.

Analisis kualitatif digunakan dengan menyusun tabel frekuensi distribusi

untuk mengetahui apakah tingkat perolehan nilai (skor) variabel penelitian masuk

dalam kategori: sangat baik, baik, cukup, tidak baik, sangat tidak baik.

Selanjutnya untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian

dapat dilhat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal. Skor aktual

diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden sesuai klasifikasi

(59)

perolehan prediksi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah kuesioner dikalikan

jumlah responden.

Sumber :Umi Narimawati (2007:84)

Keterangan:

a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah

diajukan.

b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan

memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Selanjutnya untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian

dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal. Skor aktual

diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden sesuai klasifikasi

bobot yang diberikan (1,2,3,4, dan 5). Sedangkan skor ideal diperoleh melalui

perolehan prediksi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah kuesioner dikalikan

jumlah responden.

Selanjutnya hasil perhitungan perbandingan antara skor aktual dengan skor

ideal dikontribusikan dengan tabel 3.8 sebagai berikut :

% Skor =

Skor aktual Skor ideal

(60)

Tabel 3.8

Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal

No % Jumlah Skor Kriteria

1 20.00 - 36.00 Tidak Baik

2 36.01 - 52.00 Kurang Baik

3 52.01 - 68.00 Cukup

4 68.01 - 84.00 Baik

5 84.01 – 100 Sangat Baik

Sumber : Umi Narimawati (2007:84)

Berdasarkan pengkategorian tersebut, maka penulis dapat membuat kategori

masing-masing variabel sebagai berikut:

Tabel 3.9

Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal Pengkategorian Pengetahuan Produk

No % Jumlah Skor Kriteria

1 20.00 - 36.00 Tidak Setuju

2 36.01 - 52.00 Kurang Setuju

3 52.01 - 68.00 Cukup Setuju

4 68.01 - 84.00 Setuju

(61)

Tabel 3.10

Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal Pengkategorian Citra Merek

No

% Jumlah Skor Kriteria

1 20.00 -36.00 Tidak Setuju

2 36.01 -52.00 Kurang Setuju

3 52.01 -68.00 Cukup Setuju

4 68.01 -84.00 Setuju

5 84.01 – 100 Sangat Setuju

Tabel 3.11

Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal Pengkategorian Keputusan Pembelian

No % Jumlah Skor Kriteria

1 20.00 - 36.00 Rendah

2 36.01 - 52.00 Sedang

3 52.01 - 68.00 Cukup Tinggi

4 68.01 - 84.00 Tinggi

5 84.01 – 100 Sangat Tinggi

3.2.5.1.2 Analisis Verifikatif (Kuantitatif)

Data yang telah dikumpulkan melalui kuisioner akan diolah dengan

pendekatan kuantitatif. Oleh karena data yang didapat dari kuesioner merupakan

(62)

untuk memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala interval melalui

Methode of Successive Interval” (Hays, 1969:39). Dan selanjutnya dilakukan

analisis regresi korelasi serta determinasi.

1. Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval

Adapun langkah-langkah untuk melakukan transformasi data ordinal

menjadi interval adalah sebagai berikut:

a) Ambil data ordinal hasil kuesioner

b) Setiap pertanyaan, dihitung proporsi jawaban untuk setiap kategori jawaban

dan hitung proporsi kumulatifnya

c) Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi kumulaif.

Untuk data n > 30 dianggap mendekati luas daerah dibawah kurva normal.

d) Menghitung nilai densititas untuk setiap proporsi komulatif dengan

memasukan nilai Z pada rumus distribusi normal.

e) Menghitung nilai skala dengan rumus Method Successive Interval

Dimana:

Means of Interval = Rata-Rata Interval

Density at Lower Limit = Kepadatan batas bawah

Density at Upper Limit = Kepadatan atas bawah

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.2 Proses Pembelian Model Lima Tahap
Model Kerangka BerfikirGambar 2.3
Tabel 3.1 Desain Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi stakeholder dan pengambil kebijakan untuk pengembangan wawasan dan menganalisis permasalahan rantai pasok

Hubungan riwayat kontak dengan infeksi kusta sub- klinis pada anak menunjukkan bahwa responden yang pernah kontak serumah dengan penderita kusta, 50% (6/12) terinfeksi kusta

Model ARIMA merupakan model statistik yang menganalisis sifat- sifat dari data runtun waktu berdasar data-data yang telah ada sebelumnya, sehingga didapat persamaan model yang

Kapitalisasi dan ancaman alih fungsi hutan oleh perkebunan kelapa sawit merupakan masalah serius yang dihadapi oleh masyarakat adat. Adanya nilai-nilai yang dilanggar

Saat ini penerapan kedisiplinan yang dilakukan pimpinan sudah berjalan baik, kedepannya atasan harus terus mampu menerapkan disiplin kerja sebagai pedoman kerja

Aksesi pisang kepok di Kabupaten Muna berdasarkan karakteristik gabungan data kualitatif dan kuantitatif memiliki pengelompokan yang sama dengan pengelompokan secara

• Siswa dapat menyebutkan orang-orang yang berhak menerima zakat mal dan fitrah dengan membaca dan mengartikan dalil naqli tentang orang-orang yang berhak menerima zakat Karakter

Guna menunjang kompetensi yang harus dikuasainya, terutama dalam kajian geografi fisik, keberadaan karakteristik air tanah di sekitar Rawa Jombor yang unik