Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN BUKU TANGGAP DARURAT GEMPABUMI
DAN TSUNAMI UNTUK ANAK SEKOLAH DASAR
DK 26313/ Tugas Akhir Semester II 2011-2012
Oleh :
Hans Fajeri S. 52108069
Program Studi Desain Grafis
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
ABS TR AK
PERANCANGAN BUKU TANGGAP DARURAT GEMPABUMI DAN TSUNAMI UNTUK ANAK SEKOLAH DASAR
Oleh :
Hans Fajeri S. 52108069
Program Studi Desain Grafis
Letak geografis dan struktur geologis menyebabkan Indonesia menjadi salah satu
negara yang subur, sangat berpotensi namun juga rawan akan bencana
gempabumi dan tsunami. Setiap kali terjadi bencana, anak-anak biasanya tidak
mampu menyelamatkan diri. mungkin sedang asyik bermain, terlelap dalam tidur,
atau mungkin saat belajar di sekolah. Bencana menyebabkan terkikisnya harapan
setiap orang khususnya anak-anak, dalam menjalani hidupnya secara wajar.
Informasi-informasi yang ada untuk mengantisipasi bencana alam berupa buku,
situs-situs dari lembaga tertentu ataupun media lainnya menggunakan isi dan tata
bahasa untuk orang dewasa, yang dirasa sangat kurang yang membidik kalangan
anak-anak, Maka penulis akan mendesain ulang buku dan dikemas semenarik
mungkin, dengan mengangkat judul “Perancangan Buku Tanggap Darurat Gempabumi dan Tsunami”. Dalam konten buku tersebut terdapat tentang pengenalan gempabumi dan tsunami, jenis gempa, proses terjadinya gempabumi
dan tsunami, mitigasi. Yang setiap materi disesuaikan dengan buku aslinya.
Penggunaan bahasa digunakan bahasa Indonesia yang tidak terlalu ilmiah ataupun
bahasa yang sulit dipahami oleh anak tingkat sekolah dasar, penggunaan bahasa
akan disesuaikan dengan anak-anak tingkat sekolah dasar.
ABSTRACK
EMERGENCY RESPONSE BOOK DESIGN EARTHQUAKE AND TSUNAMI FOR ELEMENTARY SCHOOL CHILDREN
By :
Hans Fajeri S. 52108069
Study Programe Graphic Design
Geographical location and geological structure caused Indonesia to become one
of the fertile, but also are potentially vulnerable to earthquake and tsunami
disaster. Each time a disaster, children are usually unable to save themselves.
probably was playing, sleeping in a bed, or maybe while studying in school.
Disaster led to the erosion of hope every person in particular children, in living
his life as normal.
The information is there to anticipate natural disasters in the form of books, sites
of particular institutions or other media using the content and grammar for
adults, which is considered much less a target among children, so I'm going to
redesign the book and packaged as attractive possible, by lifting the title "Book
Design Earthquake and Tsunami Emergency Response". Content contained in
these books about the introduction of the earthquake and tsunami, earthquake
type, the occurrence of earthquake and tsunami mitigation. That any material
adapted to the original book. The use of the language used Indonesian language
is not very scientific or difficult language understood by the child's primary
school level, the use of language will be tailored to kids primary school level.
KATA PENGANTAR
Salam sejahtera,
Segala puji syukur hanya bagi Tuhan yang telah melimpahkan berkat-berkat
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pengantar Tugas Akhir yang berjudul “Perancangan Buku Tanggap Darurat Gempabumi dan Tsunami Untuk Anak Sekolah Dasar”. Laporan ini ditujukan sebagai salah satu syarat dalam
menempuh ujian sidang Program Diploma III pada Universitas Komputer
Indonesia.
Dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan pengantar tugas akhir ini penulis
banyak mengalami hambatan dan kesulitan. Berkat bantuan, dorongan, masukan,
dan bimbingan dari berbagai pihak, maka segala hambatan yang ada dapat diatasi.
Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka diri terhadap segala saran dan kritik yang
membangun. Besar harapan penulis semoga laporan Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian.
Bandung, Agustus 2012
DAFTAR ISI
PERANCANGAN ULANG BUKU TANGGAP DARURAT GEMPABUMI DAN TSUNAMI UNTUK ANAK
SEKOLAH DASAR
2.2.3 Manfaat illustrasi 18
2.2.4 Target Audiens 18
BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
3.1. Strategi Perancangan 20
3.1.1. Pendekatan Komunikasi 20
3.1.2. Strategi Kreatif 21
3.2.1. Ilustrasi 22
BAB IV
TEKNIS PRODUKSI MEDIA
4.1 Media Utama 26
4.1.1 Buku Ilustrasi 26
4.2 Media Pendukung 47
4.2.1 Stiker 47
4.2.2. Pembatas buku 47
4.2.3. Poster 49
4.3 Teknis Perancangan 50
4.4 Teknis Produksi 52
4.5 Teknis Penyebaran 52
DAFTAR PUSTAKA 53
LAMPIRAN 54
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Letak geografis dan struktur geologis menyebabkan Indonesia menjadi salah satu
negara yang subur, sangat berpotensi namun juga rawan akan bencana
gempabumi dan tsunami. Secara umum terdapat peristiwa bencana yang terjadi
berulang setiap tahun. peristiwa bencana menjadi lebih sering dan terjadi silih
berganti, Padahal semua itu merupakan fenomena alamiah yang melekat pada
bumi. Fenomena alamiah inilah yang tidak dipahami dengan baik oleh masyarakat
Indonesia.
Karena umumnya bahaya bencana dapat terjadi di mana saja dengan sedikit atau
tanpa peringatan, maka sangat penting bersiapsiaga terhadap bahaya bencana
untuk mengurangi risiko dampaknya. Melalui pendidikan masyarakat dapat
dilakukan beberapa hal untuk mengurangi risiko bencana.
Setiap kali terjadi bencana, anak-anak biasanya tidak mampu menyelamatkan diri.
mungkin sedang asyik bermain, terlelap dalam tidur, atau mungkin saat belajar di
sekolah. Bencana menyebabkan terkikisnya harapan setiap orang khususnya
anak-anak, dalam menjalani hidupnya secara wajar. Kondisi ini memprihatinkan
mengingat pada setiap bencana terdapat hal-hal yang bisa dilakukan untuk
mengurangi resiko menjadi korban. Akan tetapi pada bencana yang jelas bersifat
destruktif perlu tindakan-tindakan yang diutamakan untuk menyelamatkan diri
1.2. Identifikasi Masalah
Informasi-informasi untuk mengantisipasi bencana alam berupa buku,
situs-situs dari lembaga tertentu ataupun media lainnya menggunakan isi
dan tata bahasa untuk orang dewasa, sangat kurang yang membidik
kalangan anak-anak.
Informasi-informasi untuk mengantisipasi bencana alam yang
menggunakan isi dan tata bahasa untuk anak-anak mengalami kendala
dalam penyebarannya.
1.3. Fokus Masalah
Kemampuan mengantisipasi bencana alam dari suatu masyarakat haruslah
dibangun dari usia anak-anak khususnya tingkat Sekolah Dasar, sehingga
dibutuhkan banyak buku-buku tanggap bencana yang tepat untuk membidik
kalangan anak-anak serta termasuk penyebaran buku-buku tersebut sehingga
buku-buku itu harus sesuai dengan kalangan anak-anak serta menarik sehingga
memudahkan tersebarnya informasi yang dikehendaki.
1.4. Tujuan Perancangan
Memberikan pedoman atau panduan dalam Penanggulangan Bencana kepada
anak-anak di Sekolah Dasar, dengan mensosialisasikan tanggap bencana ketika
terjadi bencana alam, dengan memberikan langkah-langkah tanggap darurat yang
diharapkan dapat meminimumkan dampak dari ancaman Gempabumi dan
BAB II
PERANCANGAN BUKU TANGGAP DARURAT GEMPABUMI DAN TSUNAMI UNTUK ANAK SEKOLAH DASAR
2.1. Pembahasan
2.1.1 Bencana Alam
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis.
Antisipasi atau yang biasa disebut mitigasi adalah serangkaian upaya untuk
mengurangi risiko bencana, melalui penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana. (Sumber: Badan nasional penanggulangan
bencana. (2008). Pedoman penyusunan rencana penanggulangan bencana)
Contoh tindakan mitigasi atau peredaman dampak ancaman:
Membuat bendungan, tanggul, kanal untuk mengendalikan banjir;
pembangunan tanggul sungai dan lainnya
Penetapan dan pelaksanaan peraturan, sanksi; pemberian penghargaan
mengenai penggunaan lahan, tempat membangun rumah, aturan bangunan. Penyediaan informasi, penyuluhan, pelatihan, penyusunan kurikulum
pendidikan penanggulangan bencana. (Sumber: Badan nasional
penanggulangan bencana. (2008). Pedoman penyusunan rencana
2.1.2. Gempabumi
Gempabumi adalah berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar
lempeng bumi, patahan aktif aktivitas gunung api atau runtuhan batuan. (sumber:
pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, 2009, gempabumi dan tsunami).
Berdasarkan proses terjadinya, gempabumi terbagi dua yaitu :
Gempa tektonik, terjadi karena lapisan kerak bumi yang keras menjadi genting
(lunak) dan akhirnya bergerak. Teori dari "Tektonik Plate" yaitu Teori pelat
tektonik yang dikembangkan dari teori yang diusulkan oleh ilmuwan German
Alfred Wegener pada 1921. Dengan melihat bentuk dari benua-benua yang ada
sekarang ini dan dengan bukti-bukti geologi yang ditemukan di setiap benua, ia
mengembangkan suatu teori mengenai benua yang lepas (continental drift).
menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area
dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan
tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama
lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya Gempa Tektonik. (sumber:
Wegener, 1921).
Gempa Vulkanik, Gempabumi ini jarang terjadi bila dibandingkan dengan gempa
tektonik. Gempa vulkanik terjadi karena adanya letusan gunung berapi yang
sangat dahsyat. Ketika gunung berapi meletus maka terjadi getaran dan
goncangan. Letusan tersebut juga menyebabkan adanya gelombang pasang
"Tsunami". Vulkanisme Semua gejala di dalam bumi sebagai akibat adanya
aktivitas magma disebut vulkanisme. Gerakan magma itu terjadi karena magma
mengandung gas yang merupakan sumber tenaga magma untuk menekan batuan
yang ada di sekitarnya. (sumber : w w w. i d e p f o u n d a t i o n . o r g / p b bm,
a. Proses terjadinya gempabumi
Lempeng samudera yang rapat massanya lebih besar dari lempeng benua, ketika
bertumbukan dari lempeng benua di zona tumbukan (subduksi) akan menyusup ke
bawah. Gerakan lempeng itu akan mengalami perlambatan akibat gesekan dari
selubung bumi. Perlambatan gerak itu menyebabkan penumpukkan energi di zona
subduksi dan zona patahan. Akibatnya di zona-zona itu terjadi tekanan, tarikan,
dan geseran. Pada saat batas elastisitas lempeng terlampaui maka terjadilah
patahan batuan yang diikuti oleh lepasnya energi secara tiba-tiba. Proses ini
menimbulkan getaran partikel ke segala arah yang disebut gelombang
gempabumi. (sumber: pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, 2009,
gempabumi dan tsunami)
Gambar 2. 1 proses terjadinya gempabumi
(sumber : pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi. 2009. gempabumi dan
tsunami)
Bumi
Bumi berbentuk bulat seperti bola, namun pepat di kutub-kutubnya.
Jari-jari bumi = 6. 730 km,
Diameter bumi = 12.740 km
Lebih dari 70% permukaan bumi diliputi oleh lautan. (sumber: pusat vulkanologi
Gambar 2. 2 bumi
(sumber: pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi. 2009. gempabumi dan tsunami)
Struktur dalam bumi
Bumi memiliki struktur dalam yang hampir sama dengan telur. Kuning telurnya
adalah inti, putih telurnya adalah selubung, dan cangkang telurnya adalah kerak.
(sumber: pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, 2009, gempabumi dan
tsunami).
Gambar 2. 3 struktur dalam bumi
(sumber: pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi. 2009. gempabumi dan tsunami)
Teori tektonik lempeng
Menurut teori tektonik lempeng, permukaan bumi ini terbagi atas kira-kira 20
pecahan besar yang disebut lempeng. Ketebalannya sekitar 70 km. Ketebalan
lempeng kira-kira hampir sama dengan litosfer yang merupakan kulit terluar bumi
lempeng-lempeng itu bergerak diatas astenosfer yang lebih cair. (sumber : pusat
vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, 2009, gempabumi dan tsunami).
Gambar 2. 4 teori tektonik lempeng
(sumber: pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi. 2009. gempabumi dan tsunami)
Batas-batas lempeng
Daerah tempat lempeng-lempeng itu bertemu disebut batas lempeng. Pada batas
lempeng kita dapat mengetahui cara bergerak lempeng-lempeng itu. lempeng bisa
saling menjauh, saling bertumbukan, atau saling menggeser ke samping. (sumber :
pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, 2009, gempabumi dan tsunami).
Gambar 2. 5 pergerakan lempeng
(sumber: www.Vsi.Esdm.go.id)
Penyebab gerakan lempeng
Arus konveksi memindahkan panas melalui zat cair atau gas. Gambar poci kopi
menunjukan dua arus konveksi dalam zat cair. Perhatikan, air yang dekat dengan
api akan naik, saat dingin di permukaan air kembali turun. Para ilmuan menduga
arus konveksi dalam selubung itulah yang membuat lempeng-lempeng bergerak.
seperti cairan yang tipis. Lempeng-lempeng itu bergerak seperti ban berjalan
berukuran besar. (sumber: pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, 2009,
gempabumi dan tsunami).
Gambar 2. 6 dua arus konveksi zat cair
(sumber : www.Vsi.Esdm.go.id)
b. Dampak dari gempabumi
Getaran atau guncangan tanah (ground shaking)
Likuifaksi ( liquifaction)
Longsoran Tanah
Tsunami
Bahaya Sekunder (arus pendek,gas bocor yang menyebabkan kebakaran, dll).
(sumber : http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/Geofisika/gempabumi.bmkg)
c. Faktor-faktor yang Mengakibatkan Kerusakan Akibat Gempabumi
Kekuatan gempabumi Kedalaman gempabumi
Jarak hiposentrum gempabumi Lama getaran gempabumi Kondisi tanah setempat Kondisi bangunan
d. Parameter Gempabumi
Waktu terjadinya gempabumi (Origin Time - OT) Lokasi pusat gempabumi (Episenter)
Kedalaman pusat gempabumi (Depth) Kekuatan Gempabumi (Magnitudo)
(sumber : http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/Geofisika/gempabumi.bmkg)
e. Karakteristik Gempabumi
Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat Lokasi kejadian tertentu
Akibatnya dapat menimbulkan bencana Berpotensi terulang lagi
Belum dapat diprediksi
Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi
(sumber : http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/Geofisika/gempabumi.bmkg)
Gambar 2. 7 Dampak Gempabumi Terhadap Alam
Gambar 2. 8 Dampak Gempabumi Terhadap struktur bangunan
(http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/Geofisika/gempabumi.bmkg)
Gambar 2. 9 Dampak Liquifaksi Terhadap Bangunan
Gambar 2. 10
Dampak Sekunder Gempabumi Berupa Kebakaran
(http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/Geofisika/gempabumi.bmkg)
f. Tindakan Saat Terjadi Gempabumi
Di dalam rumah
Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, upayakan
keselamatan diri dan keluarga. Masuk ke bawah meja untuk melindungi tubuh
dari jatuhan benda-benda. Jika tidak memiliki meja, lindungi kepala dengan
bantal. Jika sedang menyalakan kompor maka matikan segera serta mencabut dan
mematikan semua peralatan yang menggunakan listrik, untuk mencegah
terjadinya kebakaran.
Di Sekolah
Berlindung di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku, jangan
panik, jika gempa mereda keluar berurutan mulai dari jarak yang terjauh ke pintu,
Di luar rumah
Jika di daerah perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari
jatuhnya kaca-kaca dan papan reklame. Lindungi kepala dengan menggunakan
tangan, tas atau apapun. Jika sedang berada di pasar bisa melindungi kepala dari
jatuhan benda dengan benda-benda yang tersedia di pasar, berlindung dibawah
meja, menuju tempat evakuasi.
Di Mall, Bioskop, Dan Lantai Dasar Mall
hindari menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk
dari pegawai atau satpam. Jika sedang berada di gedung bertingkat, akan lebih
aman tetap di lantai atas dibandingkan dilantai bawah untuk mengantisipasi
gedung bertingkat roboh karena kegagalan struktur maupun likuifaksi.
Di Dalam Lift
Jangan menggunakan lift saat terjadi gempabumi atau kebakaran. Jika merasakan
getaran gempabumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol.
Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika terjebak
dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone jika
tersedia.
Di Kereta Api
Berpeganglah dengan erat pada tiang sehingga tidak akan terjatuh seandainya
kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari
petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun
Di Dalam Mobil
Saat terjadi gempabumi besar, akan terasa seakan-akan roda mobil gundul. Dapat
menyebabkan kehilangan kontrol terhadap mobil dan sulit untuk
mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil di kiri jalan dan
berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi maka keluarlah
dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.
Di Gunung /Pantai
Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke
tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami, jika getaran dan
tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
Beri Pertolongan
Sudah dapar diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi gempabumi
besar. Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami
kesulitan datang ke tempat kejadian maka bersiaplah memberikan pertolongan
pertama kepada orang-orang berada di sekitar.
Dengarkan Informasi
Saat gempabumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk
mencegah kepanikan. Penting sekali setiap orang bersikap tenang dan
bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar dari pihak berwenang, polisi,
2.1.3 Tsunami
Tsunami adalah rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan
kecepatan mencapai 900 km per jam atau lebih, terutama diakibatkan oleh
gempabumi yang terjadi didasar laut.
Gambar 2.11 kecepatan tsunami bergantung pada kedalaman laut (sumber :
www.vsi.esdm.go.id)
Kecepatan gelombang tsunami bergantung pada kedalaman laut. Di laut dengan
kedalaman 7000 m misalnya, kecepatannya bisa mencapai 950 km/jam.
Kecepatan ini hampir sama dengan kecepatan pesawat jet. Namun demikian tinggi
gelombangnya di tengah laut tidak lebih dari 60 cm. Akibatnya kapal-kapal yang
sedang berlayar diatasnya jarang merasakan adanya tsunami.
Di laut, gelombang tsunami akan memiliki kecepatan yang besar dengan tinggi
gelombang yang rendah, sedangkan pada saat mencapai laut dangkal, teluk atau
muara sungai, kecepatan gelombang tsunami menurun, namun ketinggian
gelombang meningkat dan bersifat merusak.
a. Istilah Tsunami
Istilah tsunami berasal dari bahasa Jepang Tsu artinya pelabuhan dan nami artinya
gelombang laut. Dari kisah inilah muncul istilah tsunami. Awalnya tsunami
b. Penyebab terjadinya tsunami
Tsunami terutama disebabkan oleh gempabumi di dasar laut. Tsunami yang dipicu
akibat tanah longsor di dasar laut, letusan gunungapi dasar laut, atau akibat
jatuhnya meteor namun jarang terjadi.
c. Tindakan Saat Terjadi Tsunami
Jika berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan, air pantai surut secara
mencolok, sehingga muka pantai terlihat lebih luas dan banyak ikan tertinggal di
pantai, segeralah lari menuju ke tempat yang tinggi (perbukitan atau bangunan
tinggi) sambil memberitahukan yang lainnya.
Seberapa pun parah rumah akibat gempabumi janganlah berupaya merapikan
keadaan rumah. Ancaman berikutnya yang akan datang adalah tsunami. Tidak setiap gempabumi memicu terjadinya tsunami. Tetapi jika datang sirine
bahaya atau pengumuman pihak berwajib akan bahaya tsunami cepatlah
menyingkir dari pantai.
Segeralah mengajak keluarga, teman-teman, atau orang-orang di sekitar untuk
menyelamatkan diri dari gelombang yang akan datang dengan cara mencari
tempat yang lebih tinggi seperti gedung atau bukit.
Dari petugas di darat, kapten kapal mengetahui akan terjadinya tsunami
sehingga kapal dilarang untuk berlabuh di pelabuhan. Kapal dan perahu yang
tengah berlabuh juga diperintahkan untuk berlayar meninggalkan pelabuhan
ke tengah laut.
Beberapa gedung dibuat dengan menggunakan konstruksi yang kuat
menghadapi ancaman gelombang tsunami, sehingga para penduduk bisa
menyelamatkan diri ke lantai-lantai paling atas.
Gelombang tsunami tidak datang sekali, tetapi bisa sampai lima kali. Sebelum
ada tanda bahwa gelombang reda janganlah dulu keluar dari tempat yang
aman karena biasanya gelombang yang datang terakhir lebih tinggi dan
(sumber: pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, 2009, gempabumi dan
tsunami).
2.1.4 Media Informasi
Pemerintah, Lembaga Masyarakat dan beserta seluruh rakyat bersama-sama
membantu dalam antisipasi Bencana. Media informasi pun sudah pernah
disosialisasikan oleh pemerintah salah satunya berupa buku yang berisi tentang
gempabumi dan tsunami.
2.2. Penyelesaian Masalah
Tanggap darurat gempabumi dan tsunami mungkin akan mudah dimengerti dan
tanggap oleh orang dewasa, tapi lain halnya dengan anak-anak. Terutama mereka
yang masih di tingkat sekolah dasar. Hal yang pertama kali muncul saat terjadi
bencana alam ialah Kepanikan, karena minimnya pengetahuan dan wawasan akan
tanggap darurat gempabumi dan tsunami. Padahal hal tersebut dapat
membahayakan jiwa anak tersebut, terutama jika mereka sedang berada di tempat
dimana mereka sedang tidak dalam pengawasan orang dewasa.
Dari upaya pemerintah dan LSM yang sudah dilakukan dalam tanggap darurat
gempabumi dan tsunami dengan membagikan buku secara gratis kepada anak
tingkat Sekolah Dasar, yang di dalam buku tersebut berisi tentang mitigasi yang
disertai beberapa ilustrasi gambar maka, penulis akan melakukan perancangan
ulang buku ilustrasi. Yang diharapkan buku tersebut akan lebih menarik dan
mudah dipahami oleh anak tingkat Sekolah Dasar.
2.2.1. Buku
Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada
salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah
lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Seiring dengan
perkembangan dalam bidang informatika, kini dikenal pula istilah e-book (buku
elektronik), yang mengandalkan komputer dan internet (jika aksesnya online).
Buku memiliki kelebihan dibandingkan dengan media penyampaian informasi
secara audio visual, dimana buku dapat dimiliki secara nyata, dapat dibaca dimana
saja dan kapan saja. (Arsita, 2009, h. 26)
Buku memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat modern seperti
sekarang ini. Banyak hal yang dapat dipelajari dari buku, bahkan dapat dikatakan
2.2.2. Buku illustrasi
Ilustrasi adalah seni membuat gambar yang berfungsi untuk memperjelas dan
menerangkan naskah. (Baldinger. 1986. h. 120). Dalam pembuatan buku
anak-anak, banyak menggunakan ilustrasi dalam menjelaskan suatu cerita. Hasil
ilustrasi dari tulisan akan memudahkan anak untuk menjelaskan tulisan tersebut.
Karena dengan ilustrasi anak-anak secara tidak langsung dapat mengetahui bentuk
atau maksud dari tulisan.
2.2.3. Manfaat illustrasi
Berikut ini manfaat ilustrasi menurut Noorhadi (seperti dikutip Arsita, 2009, h.7).
a. Menimbulkan daya tarik dan mampu membangkitkan minat dan rasa ingin
tahu.
b. Mempermudah pengertian dari sesuatu yang bersifat abstrak atau hanya
berupa teks.
c. Memperjelas bagian-bagian yang penting. Melalui gambar kita dapat
memperbesar bagian-bagian yang penting sehingga dapat diamati dengan
jelas.
d. Menyingkat suatu uraian. Suatu informasi yang diuraikan dengan kata-kata
yang panjang dapat dipersingkat dengan menggunakan gambar.
2.2.4. Target Audiens
Target audiens dalam tanggap darurat gempabumi dan tsunami ini adalah anak -
a. Demografis
Target utama yaitu anak – anak usia 6 tahun - 10 tahun di kota Bandung, laki –
laki dan perempuan, anak – anak dengan status pendidikan Sekolah Dasar.
b. Psikografis
Anak usia 6 sampai 10 tahun mulai menjalin persahabatan. Rasa percaya diri,
merasa diri berarti, dan rasa memiliki, menjadi penting karena anak mulai
berinteraksi dengan orang-orang di luar keluarganya. Anak-anak pada usia ini
juga membandingkan dirinya dengan teman-temannya yang lain.
Mayoritas anak usia 6 tahun dapat melakukan:
Mencapai koordinasi dan kekuatan otot untuk dapat melompat, menghindar,
dan menangkap bola
Mulai mengerti tentang sebab-akibat. Cara berpikir yang imajinatif,
merupakan ciri khas anak usia ini, akan menghilang dengan cepat. Namun
bagaimanapun, anak tetap memiliki imajinasi yang aktif. Memusatkan hanya pada satu masalah, pada satu saat.
Mulai mengerti menggabungkan huruf-huruf dan suara-suara yang
membentuk kata-kata. Mereka mulai bisa menulis beberapa kata-kata dan
bahkan mulai dapat membaca teks yang sederhana.
Sosialisasi dengan teman-temannya mulai meningkat meski mereka tetap
tergantung pada ibu/pengasuhnya untuk setiap interaksi yang lebih pribadi.
(sumber:http://nostalgia.tabloidnova.com/articles.asp?id=14344)
c. Geografis
Anak - anak dalam ruang lingkup di wilayah kota Bandung, terutama dalam
BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
3.1. Strategi Perancangan
Dalam perancangan buku tanggap darurat gempabumi dan tsunami ini, penulis
akan mendesain ulang buku dan dikemas semenarik mungkin. Dalam konten buku
terdapat tentang pengenalan gempabumi dan tsunami, jenis gempa, proses
terjadinya gempabumi dan tsunami, mitigasi. Yang setiap materi disesuaikan
dengan buku aslinya. Penggunaan bahasa digunakan bahasa Indonesia yang tidak
terlalu ilmiah ataupun bahasa yang sulit dipahami oleh anak tingkat sekolah dasar,
penggunaan bahasa akan disesuaikan dengan anak-anak tingkat sekolah dasar.
3.1.1. Pendekatan Komunikasi
a. Visual
Pendekatan visual yang akan digunakan dalam perancangan ulang buku tanggap
darurat gempabumi dan tsunami untuk anak tingkat sekolah dasar ini melalui
ilustrasi, informasi yang disampaikan melalui ekspresi pada tokoh karakter.
Beberapa ilustrasi digambarkan secara imajinatif, untuk menjelaskan teori agar
menarik dan mudah dipahami oleh anak.
b. Verbal
Untuk menjelaskan tentang hal yang berkaitan dengan ilustrasi tersebut akan di
sampaikan pula dengan tulisan. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia,
pendekatan verbal dengan menggunakan tulisan bergaya bahasa anak-anak,
dengan menghindari penggunaan bahasa-bahasa yang terlalu ilmiah.
3.1.2. Strategi Kreatif
Agar perancangan buku tanggap darurat gempabumi dan tsunami benar-benar
berfungsi dan bermanfaat bagi target audience dari buku ini diperlukan sebuah
strategi kreatif diantaranya:
a. Penggunaan warna yang ceria dan cerah untuk menarik perhatian anak-anak
yang merupakan target audience dari perancangan buku ini.
b. Penulisan informasi tentang tanggap darurat gempabumi dan tsunami yang
mudah dimengerti oleh target audience-nya, sehingga memudahkan untuk
meresapi inti dari buku ini.
c. Penggunaan font serta gaya ilustrasi yang tidak monoton agar anak-anak tidak
merasa cepat bosan.
d. Karakter yang imajinatif, agar dapat merangsang daya khayal anak untuk
3.2. Konsep Visual
Isi buku tanggap darurat gempabumi dan tsunami ini akan menampilkan
langkah-langkah yang harus dilakukan ketika terjadi gempabumi dan tsunami beserta
sedikit teori proses terjadinya bencana tersebut. Yang diharapkan Agar
perancangan buku tanggap darurat ini berfungsi dan bermanfaat bagi target
audience-nya konsep visual meliputi:
3.2.1. Ilustrasi
Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing, lukisan,
fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek
dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk. Tujuan ilustrasi adalah untuk
menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis
lainnya. Diharapkan dengan bantuan visual, tulisan tersebut lebih mudah dicerna.
Ilustrasi yang digunakan merupakan ilustrasi dengan tipe kartun yang sederhana,
agar dapat membuat anak-anak tertarik dan mudah dimengerti dalam
pembahasannya.
a. Karakter
Berikut ini adalah beberapa karakter dalam perancangan buku :
Gambar 3.13 tsunami
Gambar 3.14 monster tsunami (sumber : pribadi)
Gambar 3.15 gempabumi
(Sumber: http://www.ayushveda.com7-1-magnitude-earthquake-rocks-japan)
Gambar 3.17 SD
(Sumber: http://www.angeloangelina.blogspot.com)
Gambar 3.18 karakter utama (sumber : pribadi)
b. Tipografi
Menurut Danton sihombing (2001 : 24), Tipografi merupakan suatu ilmu dalam
memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang
yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong
pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.
Tipografi yang akan digunakan dalam headline. Tipografi yang lebih
Gambar 3.19 tipografi (sumber : pribadi)
c. Warna
Warna yang akan digunakan adalah warna CMYK. Pemilihan warna didalam
buku ini memakai perpaduan warna-warna cerah gradasi untuk anak-anak, yaitu
cenderung warna terang dan sedikit warna berani atau tua sebagai aksentuasi. Hal
ini untuk memberikan nuansa dan ceria namun sedikit serius.
Gambar 3.20 Warna gradasi CMYK adobe illustrator CS3
(sumber : pribadi)
BAB IV
TEKNIS PRODUKSI MEDIA
4.1 Media Utama
Berikut adalah media utama dalam perancangan tanggap darurat gempabumi dan
tsunami:
4.1.1 Buku Ilustrasi
Buku illustrasi merupakan media informasi yang universal, dimana secara umum
manusia dapat memahami maksud dari isi buku tersebut, dimana tulisan dapat
dibaca yang juga disertai gambar untuk memperkuat maksud dari penulis
sehingga dapat dipahami dengan baik, terutama bagi usia anak-anak yang lebih
cepat memahami informasi dalam bentuk gambar.
- Ukuran media : A5 (14,8 cm x 21 cm)
- Bahan : Kertas artpaper
- Teknis produksi : Cetak offset
- Finishing : Buku, jilid, laminasi
- Software : Adobe illustrator CS3
Perancangan buku ilustrasi ini secara keseluruhan memiliki beberapa bagian yaitu
pada bagian pertama berisi tentang penjelasan, menjelaskan jenis, proses
terjadinya bencana gempabumi dan tsunami dengan memakai teori-teori yang
sudah ada. Bagian kedua, menjelaskan langkah-langkah tanggap darurat ketika
bencana gempabumi dan tsunami terjadi.
Cover depan
Gambar 4.21 Cover depan buku
Halaman 0
Gambar 4.22 halaman 0
Halaman 1
Gambar 4.23 halaman 1
Halaman 2, 3
Gambar 4.24 halaman 2, 3
Halaman 4
Gambar 4.25 halaman 4
Halaman 5
Gambar 4.26 halaman 5
Halaman 6
Gambar 4.27 halaman 6
Halaman 7
Gambar 4.28 halaman 7
Halaman 8, 9
Gambar 4.29 halaman 8,9
Halaman 10, 11
Gambar 4.30 halaman 10, 11
Halaman 12, 13
Gambar 4.31 halaman 12, 13
Halaman 14, 15
Gambar 4.32 halaman 14, 15
Halaman 16, 17
Gambar 4.33 halaman 16, 17
Halaman 18, 19
Gambar 4.34 halaman 18, 19
Halaman 20, 21
Gambar 4.35 halaman 20, 21
Halaman 22, 23
Gambar 4.36 halaman 22, 23
(sumber : pribadi)
Gambar 4.37 halaman 24, 25
Halaman 26, 27
Gambar 4.38 halaman 26, 27
Halaman 28, 29
Gambar 4.39 halaman 28, 29
Cover belakang
Gambar 4.40 cover belakang
4.2 Media Pendukung
Berikut adalah media pendukung dalam perancangan tanggap darurat gempabumi
dan tsunami:
4.2.1 Stiker
- Ukuran media : 14 cm x 8,4 cm
- Bahan : vynil stiker
- Teknis produksi : Cetak offset
- Finishing :
- Software : Adobe illustrator CS3
Gambar 4.41 stiker
(sumber : pribadi)
4.2.2 Pembatas buku
- Ukuran media : 12 cm x 7 cm
- Bahan : Kertas artpaper
- Teknis produksi : Cetak offset
- Finishing :
Gambar 4.42 pembatas buku tampak depan
(sumber : pribadi)
Gambar 4.43 pembatas buku tampak belakang
4.2.3 Poster
Poster adalah media informasi berupa gambar atau tulisan, poster ini sebagai
media pendukung yang dapat membantu memberikan informasi tentang tanggap
darurat gempabumi dan tsunami selain buku.
- Ukuran media : 29.7 cm x 42 cm
- Bahan : Kertas artpaper
- Teknis produksi : Cetak offset
- Finishing :
- Software : Adobe illustrator CS3
Gambar 4.44 poster
4.3 Teknis Perancangan
Teknis perancangan menggunakan adobe illustrator CS3, yaitu software
grafis yang biasa digunakan untuk mengolah gambar-gambar atau visual
dengan format vektor. Berikut ini adalah tahapan proses perancangan :
a. Sketsa
b. Trace
c. Coloring
Sketsa
Gambar 4.45 sketsa
Trace
Gambar 4.46 trace
(sumber : pribadi)
Coloring
Gambar 4.47 coloring
4.4 Teknis Produksi
Cetak offset
sebuah proses industri untuk pemproduksikan massal tulisan dan gambar. Teknik
cetak yang banyak digunakan, dimana citra (image) bertinta di-transfer (atau di-
"offset") terlebih dahulu dari plat ke lembaran karet, lalu ke permukaan yang akan
dicetak. Ketika dikombinasikan dengan proses litografi, yang berdasarkan pada
sifat air dan minyak yang tidak bercampur, maka teknik offset printing
menggunakan sebuah pemuat citra yang rata (planographic) dimana citra yang
akan dicetak mengambil tinta dari penggulung tinta (ink rollers), sementara area
yang yang tidak dicetak menarik air, menyebabkan area yang tak dicetak bebas
tinta. (sumber: http://indocitraps.com/pengertian-offset-printing).
4.5 Teknis Penyebaran
a. Secara fisik
Penyebaran media dapat dilakukan pada sekolah-sekolah tingkat SD daerah
Bandung yang menurut data pada tanggal 28 Juni 2012 pada website resmi
pemerintah kota Bandung berjumlah 937 SD. (sumber:
http://www.bandung.go.id/?fa=pendidikan.list&id=1)
b. Secara non fisik
Dengan adanya kemajuan teknologi maka, tidak membatasi penyebaran media
informasi hanya dalam bentuk fisik saja. Penyebaran dapat dilakukan secara
online, dengan menyediakan fasilitas unduh file dalam bentuk e-book pada
DAFTAR PUSTAKA
Arsita, Devi. (2009). Perancangan buku tentang pengenalan alat musik tradisional Tiongkok bagi anak-anak dan media pendukungnya. Tersedia di:http:// library@petra.ac.id
[10 Juni 2012]
Badan nasional penanggulangan bencana. (2008). Pedoman penyusunan rencana penanggulangan bencana
Pusat vulkanologi dan mitigasi bencana bencana geologi. (2009). Gempabumi dan tsunami. Bandung
Sihombing, Danton. (2001). Tipografi dalam Desain Grafis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Yayasan IDEP. Edisi ke dua. 2007. Penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Bali/Indonesia.
http://www.bmkg.go.id (2012). Gempabumi.
Tersedia di: http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/Geofisika/gempabumi.bmkg
http://nostalgia.tabloidnova.com (2012). TUMBUH KEMBANG ANAK 6-10 TAHUN.
Tersedia di: http://nostalgia.tabloidnova.com/articles.asp?id=14344
http://nostalgia.tabloidnova.com/articles.asp?id=14344
http://indocitraps.com (2012). pengertian-offset-printing Tersedia di: http://indocitraps.com/pengertian-offset-printing
www.bandung.go.id (2012). SD
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Hans Fajeri S.
Tempat & Tanggal Lahir : Bandung, 3 Agustus 1987
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Belum Kawin
Alamat : Sukapura, Jl. Mangga II RT 02/ RW 02
No.59A. Kec Dayeuhkolot.
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Protestan
PENDIDIKAN
1. Tahun 2008 - 2012
UNIKOM
2. Tahun 2003 – Tahun 2006
SMK Prakarya Internasional Bandung (Jurusan Tek. Elektronika)
3. Tahun 2000 – Tahun 2003
SLTP Negeri 18 Bandung
4. Tahun 1994 – Tahun 2000
SD Negeri Ciganitri 1 Bandung
PENGALAMAN BEKERJA