• Tidak ada hasil yang ditemukan

TinjauN Pencatatan Anggaran Alat Tulis Kantor Pada Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Cimahi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TinjauN Pencatatan Anggaran Alat Tulis Kantor Pada Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Cimahi"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Laporan Kerja Praktek

Pada perkembangan teknologi serta kemajuannya yang semakin canggih khususnya pada bidang komputer, baik di dunia maupun di indonesia yang mengakibatkan para user yang menggunakan teknologi canggih mau tidak mau harus dengan cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang semakin hari emakin cepat. Hal ini dimaksudkan agar mempercepat proses kegiatan dalam memasukan data ataupun menghasilkan data yang dibutuhkan. Agar pekerjaan yang dilakukan bisa lebih efektif dan efisien.hampir setiap karyawan perusahaan telah menggunakan komputer untuk mempermudah dan mempercepat proses pekerjaan mereka karena komputer memiliki kelebihan pada sisi kecepatan dan ketelitian. Bukan hanya untuk keperluan bekerja saja, komputer juga dapat digunakan untuk browing, multimedia dan lain-lain.

(2)

berkaitan dengan pengembangan bisnis perusahaan. Untuk menyajikan informasi itu semua, maka dibutuhkan sebuah proses komputerisasi yang mampu mengolah seluruh kegiatan perusahaan yang sering dikenal dengan sistem infromasi.

Menurut Mulyadi (2001:)Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain yang mencakup jangka waktu satu tahun.

Sedangkan Pencatatan adalah kegiatan atau proses pendokumentasian suatu aktivitas dalam bentuk tulisan. Pencatatan dilakukan diatas kertas,disket, pita nama dan pita film. Bentuk catatan dapat berupa tulisan, grafik, gambar dan suara. (Syahlan : 2010)

Sistem Persediaan alat tulis kantor di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) pada saat ini masih terdapat masalah saaat mengunakan sistem Microsoft Exel, seperti dalam pencatatan data ATK, data pemasukan, dan pengeluaran anggaran ATK. Hal tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama dan rentan terjadi kesalahan dari penggunanya sendiri seperti selisih jumlah harga ATK antara harga barang satu dengan harga barang yang lainnya, khususnya pada suatu barang yang sama namun harga yang berbeda. Tidak hanya itu saja, walaupun Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) sudah menggunakan sistem Microsoft Exel kesalahan akan selalu terjadi, baik di penulisan barang ataupun harga barang yang salah karna tidak adanya bukti atau kwitansi yang menjadikan data tersebut menjadi lebih akurat.

(3)

keluar yang disusun tidak sesuai alvabet melainkan disusun dengan per tanggal pembelian atk tersebut, didalam pencatatan pun alat tulis kantor (ATK) tidak pernah dicek dengan barang yang ada mungkin hal ini lah yang kadang terjadi ketidaksamaan antara pencatatan dengan fisik.

Selain itu, pencatatan alat tulis kantor (ATK) di kantor pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) dilakukan per periode atau satu bulan sekali, yang dilakukan oleh bagian Tata Usaha (TU) tak hanya mencatat bagian Tata Usaha (TU) pun mempunyai kewajibannya selain mencatat pemasukan atau pengeluaran alat tulis kantor (ATK), yang menyebabkan terjadinya kesalahan pencatatan atau karena waktu pengerjaannya yang sedikit menjadikan kesalahan pengetikan penulisan barang atau harga bisa terjadi. Ataupun hal yang tak terduga bisa saja terjadi, kerusakan pada sisitem informasi yang digunakan bisa menyebabkan terjadinya data yang telah dicatat terhapus karna belum disimpan.

Dengan melihat penjelasan latar belakang diatas, maka penulis merasa dibutuhkan adanya sebuah sistem informasi dan ketelitian agar lebih akurat yang terjadi berkaitan dengan pencatatan anggaran pada KPPT Kota Cimahi adalah kesalahan dalam mencatat anggaran ATK mulai dari satuan anggaran ATK hingga anggran ATK per periode.

(4)

1.2 Tujuan Laporan Kerja Praktek

1. Untuk mengetahui Pencatatan Anggaran ATK pada Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) Kota Cimahi.

2. Untuk mengetahui Hambatan yang terjadi pada pencatatan anggaran ATK pada Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) Kota Cimahi.

3. Untuk mengetahui Upaya yang dilakukan Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) Kota Cimahi dalam mengatasi hambatan yang terjadi pada pencatatan anggaran Alat Tulis Kantor (ATK).

1.3 Kegunaan Kerja Praktek 1.3.1 Kegunaan Praktis

Dengan Pelaksanaan Kerja Praktek ini, diharapkan agar pihak Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kota Cimahi, dapat memberikan pengerahaan lebih terhadap pegawainya dalam mencatat semua anggaran yang ada terutama anggaran mengenai Pencatatan Anggaran Pengadaan ATK pada KPPT (Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu).

1.3.2 Kegunaan Akademis 1. Bagi Penulis

(5)

2. Bagi Perusahaan

Diharapkan dapat memberikan beberapa pemikiran bagi kelangsungan manajemen terutama mengenai pencatatan alat tulis kantor (ATK).

3. Bagi Pembaca/Pihak Lain

Diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi dalam menambah pengetahuan mengenai pencatatan anggaran alat tulis kantor (ATK).

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek

Penulis telah melaksanakan kerja praktek dengan lokasi dan waktu pelaksanaannya sebagai berikut :

1.4.1 Lokasi Kerja Praktek

Penulis melaksanakan kerja praktek di sebuah instansi pemerintah Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kota Cimahi di Komplek Perkantoran Pemerintahan Kota Cimahi Gd. C lt.1

Jl. Raden Demang Hardjakusumah Kota Cimahi 40513 Tlp : +6222 6632601 ,Website : http://kppt.cimahikota.go.id

1.4.2 Waktu Kerja Praktek

(6)

Tabel 1.1

Aktivitas Kerja Praktek

No Hari Waktu Keterangan

1 Senin - Kamis

07.30 – 15.00

Aktivitas Kantor & Kerja Praktek

12.00 – 13.00 Istirahat

2 Jum’at

07.30 – 15.00

Aktivitas Kantor & Kerja Praktek

11.30 – 13.00 Istirahat

(7)

Tabel 1.2

I Persiapan Kerja Praktek

1. Permohonan Surat

II Pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek

1. Registrasi ke bagian kepegawaian

2. Kuliah Kerja Praktek III Pelaporan Kuliah Kerja Praktek

(8)

8

2.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kota Cimahi

Sebagai salah satu langkah awal untuk mewujudkan Kepemerintahan Yang Baik (Good Govermance) dalam kerangka pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Kota Cimahi sejak berdirinya pada Tahun 2001 telah mulai merintis upaya peningkatan pelayanan public yang memberikan apresiasi kepada masyarakat. Salah satu bentuk pelayanan yang sangat berpengaruh terhadap penigkatan perekonomian di Daerah adalah pelayanan perizinan investasi yang saat ini disadari atau tidak telah mendapat sorotan yang bersifat marginal dari berbagai pihak, oleh karena itu Pemerintah melalui Keputusan Presiden Nomor 117 Tahun 1999 tentang Tata Cara Penanaman Modal secara eksplisit memberikan jawaban kemudahan dan kesederhanaan untuk melaksanakan investasi di Daerah dalam upaya memberikan pedoman bagi pemberi pelayanan maupun pengguna layanan (masyarakat) investasi Daerah, sehingga masing-masing pihak mengetahui hak dan kewajibannya yang pada gilirannya akan memberikan kejelasan secara aplikatif dalam proses pelayanan perizinan investasi di Daerah.

(9)

pemberantasan korupsi, hal ini dilatarbelakangi hasil beberapa studi yang dilakukan oleh pihak luar negeri maupun indonesia, menunjukan bahwa hambatan dalam proses perizinan di indonesia antara lain:

a. Biaya untuk pengurusan izin cukup tinggi. b. Prosedur perizinan yang berbelit-belit.

c. Persyaratan perizinan cukup banyak dan rumit. d. Waktu penyelesaian izin cukup lama dan tidak pasti.

Langkah antisipatif yang perlu dilakukan oleh Daerah adalah penigkatan pelayanan publik yang konkordan dengan kedudukan Pegawai Negeri Sipil sebagai abdi bangsa, negara dan abdi masyarakat.

Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 01 Tahun 1995 tentang Perbaikan Pelayanan Aparatur dalam rangka menigkatkan citra Pemerintah dimata masyarakat yang saat ini memang dirasakan terjadinya fenomena dekadensi yang cukup memprihatinkan sehingga dengan adanya upaya terobosan dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat setidaknya dapat menjawab berbagai tantangan khususnya pada tataran implementasi pelayanan perizinan yang berdaya guna dan berhasil guna.

(10)

terselenggaranya aktivasi pelayanan kepada masyarakat dan dunia usaha akan kebutuhan perizinan yang mudah, cepat dan transparan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Upaya untuk mewujudkan pelayanan perizinan yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelayanan publik di lingkungan Pemerintah Kota Cimahi sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2002 dengan diterbitkannya Surat Keputusan Walikota Cimahi Nomor 27 a Tahun 2002 tentang Pembentukan Sekretariat Pelayanan Umum Terpadu Satu Pintu, namun demikian mengingat belum kuatnya dukungan Pemerintah Pusat terkait suprastruktur untuk operasionalisasinya, sehingga keberadaan pelayanan terpadu satu pintu belum dapat berjalan sesuai dengan harapan.

Berbagai hambatan tersebut tidak mengurangi niat Pemerintah Kota Cimahi untuk terus meningkatkan pelayanan di bidang perizinan, maka dengan berdasarkan kepada Peraturan Daerah Kota Cimahi No 1 tahun 2003 tentang Kewenangan Kota Cimahi Sebagai Daerah Otonom dan Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 2 Tahun 2003 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Pemerintah Kota Cimahi, yang menegaskan kewenangan dan kelembagaan penyelenggara PPTSP, maka sejak bulan Nopember 2004 embrio PPTSP yang dikelola oleh Bidang Perizinan pada Dinas Penanaman Modal sudah mulai beroperasi secara bertahap dengan mengelola sebanyak 11 jenis izin dari 95 jenis izin yang ada, yaitu :

(11)

3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) 4. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 5. Izin Usaha Industri (IUI)

6. Tanda Daftar Industri (TDI) 7. Izin Perluasan Industri (IPI)

8. Izin Pemasangan Instalasi bawah tanah 9. Izin Penyimpanan Bahan Bakar

10.Tanda Daftar Gudang (TDG)

11.Surat Izin Usaha Jasa Kontruksi (SIUJK)

Sedangkan sisanya sebanyak 84 izin masih dikelola oleh SKPD masing-masing sambil menunggu proses pembentukan PPTSP.

Dalam upaya meningkatan pelayanan perizinan secara terpadu, Pemerintah Kota Cimahi menjalin kerjasama dengan Bandung Trust Advisory Group (B_Trust) dengan dukungan The Asia Foundation untuk dapat merealisasikan PPTSP. Kesepakatan kerjasama ini di tandatangani pada 7 Agustus 2006 dengan nomor kesepakatan :

2.2 Struktur Organisasi Instansi

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu merupakan unsur pendukung tugas Walikota bidang Pelayanan Perizinan, dipimpin oleh Kepala Kantor yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui

(12)

Sekretaris Daerah. KPPT Kota Cimahi dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Cimahi Nomor 9 Tahun 2008 tentang Lembaga Teknis Daerah dan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Cimahi (Lembaran Daerah Kota Cimahi Tahun 2008 Nomor 90 seri D).

Adapun susunan Organisasi KPPT Kota Cimahi terdiri dari : a. Kepala Kantor

b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha c. Kepala Seksi Pelayanan

d. Kepala Seksi Pengolahan dan Pelaporan e. Kepala Seksi Informasi dan Pengaduan

Masing-masing Kepala Seksi membawahi staf atau pelaksana

2.3 Uraian Tugas Instansi

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Kepala Kantor, Kepala Sub bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Pelayanan, Kepala Seksi Pengolahan dan Pelaporan, dan Kepala Seksi Informasi dan Pengaduan, wajib menerapkan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan optimalisasi kinerja dalam lingkungan sendiri dan antar organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah serta Instansi lain di luar Pemerintah Daerah, sesuai dengan tugas masing-masing.

A. Kepala Kantor

(13)

pelaksanaan kebijakan daerah dalam bidang pelayanan perizinan terpadu. Dan uraian tugas sebagai berikut :

1. Merumuskan dan melaksanakan visi dan misi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu.

2. Merumuskan bahan kebijakan teknis pelayanan perizinan terpadu.

3. Merumuskan Rencana Strategis (RENSTRA) DAN Rencana Kinerja (RENJA) kantor.

4. Merumuskan LPPD, LKPJ, LAKIP dan segala bentuk pelaporan lainnya sesuai lingkup tugasnya.

5. Mengendalikan administrasi keuangan dan aset daerah di lingkup tugasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku

6. Membina dan mengendalikan Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Pelayanan, Seksi Pengolahan dan Pelaporan serta seksi Informasi dan Pengaduan

7. Merumuskan Program dan kegiatan Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Pelayanan, Seksi Pengolahan dan Pelaporan serta seksi Informasi dan Pengaduan.

8. Melaksanakan tugas pembantuan dari pemerintah atau pemerintah provinsi sesuai dengan bidang tugasnya.

(14)

10.Merumuskan Program dan kegiatan Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Pelayanan, Seksi Pengolahan dan Pelaporan serta seksi Informasi dan Pengaduan.

11.Memberikan saran dan pertimbanganteknis kepada Walikota.

12.Melaksanakan koordinasi dengan sekretaris daerah dan instansi terkait lainnya sesuai dengan lingkup tugasnya.

13.Membagi tugas, memberi petunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil kerja bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

14.Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

15.Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan . B. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Kepala Sub Bagian Tata Usaha memiliki Peran Jabatan yaitu Merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol urusan program dan pelaporan,keuangan, umum, ketatausahaan, kepegawaian dan pengelolaan asset. Dan uraian tugas sebagai berikut : 1. Menghimpun dan menyusun bahan Rencana Strategi (RENSTRA)

dan Rencana Kerja (RENJA) kantor.

2. Menghimpun bahan dan menyusun LPPD, LKPJ, LAKIP dan segala bentuk pelaporan lainnya lingkup kantor.

(15)

4. Menghimpun Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dari setiap seksi serta menyusun RKA dan DPA lingkup kantor.

5. Mengoordinasikan pelaksanaan urusan umum dan kepegawaian lingkup kantor.

6. Melaksanakan urusan administrasi kepegawaian di lingkup kantor yang meliputi layanan administrasi kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala (KGB), daftar urut kepangkatan (DUK), data pegawai,Kartu Pegawai (Karpeg), Karis/Karsu, tunjangan anak/keluarga, askes, taspen, taperum, pensiun, membuat usulan formasi pegawai, membuat usulan izin belajar, membuat usulan diklat, kesejahteraan pegawai penyesuaian ijazah, usulan memberi penghargaan dan tanda kehormatan,memberikan layanan. Penilaian Angka Kredit (PAK) Jabatan Fungsional, pembinaan/teguran disiplin pegawai, membuat konsep usulan cuti pegawai sesuai aturan yang berlaku, membuat konsep member izin nikah dan cerai, membuat usulan pemberhentian dan pengangkatan dari dan dalam jabatan, membuat dan atau mengusulkan perpindahan/mutasi pegawai sesuai dengan peraturan yang berlaku, melaksanakan pengelolaan Daftar Penilaian Pekerjaan Pegawai (DP-3).

7. Melaksanakan administrasi asset daerah di lingkup tugasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(16)

9. Melaksanakan pengelolaan gaji dan tunjangan pegawai negeri sipil dan pegawai tidak tetap di lingkup kantor.

10.Melaksanakan kegiatan administrasi dan akuntansi keuangan di lingkup kantor sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

C. Kepala Seksi Pelayanan

Kepala Seksi Pelayanan memiliki Peran Jabatan yaitu Merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol urusan di bidang pelayanan perizinan. Dan uraian tugas sebagai berikut :

1. Menyusun bahan Rencana Strategis (RENSTRA) dan Rencana Kinerja (Renja) sesuai lingkup tugasnya.

2. Menyusun LPPD, LKPJ, LAKIP dan segala bentuk pelaporan lainnya sesuai lingkup tugasnya.

3. Merencanakan, menyusun dan melaksanakan program dan kegiatan sesuai lingkup tugasnya.

4. Menyelenggarakan pelayanan perizinan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Melaksanakan administrasi pelayanan perizinan.

6. Melaksanakan koordinasi dengan SKPD terkait (Tim Teknis).

7. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya.

(17)

9. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan.

10. Membagi tugas kepada bawahan, member petunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil kerja agar dapat berjalan lancar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

11. Menyampaikan laporan/atau kegiatan kepada atasan.

12. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. D. Kepala Seksi Pengolahan dan Pelaporan

Kepala Seksi Pengolahan dan Pelaporan memiliki Peran Jabatan yaitu Merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol urusan di bidang pengolahan dan pelaporan perizinan. Dan uraian tugas sebagai berikut :

1. Menyusun bahan Rencana Strategis (RENSTRA) dan Rencana Kinerja (Renja) sesuai lingkup tugasnya.

2. Menyusun LPPD, LKPJ, LAKIP dan segala bentuk pelaporan lainnya sesuai lingkup tugasnya.

3. Merencanakan, menyusun dan melaksanakan program dan kegiatan sesuai lingkup tugasnya.

4. Mengolah dan memilah izin yang selanjutnya dilimpahkan kepada instansi terkait.

5. Menerima rekomendasi dari instansi terkait perihal perizinan yang diajukan.

(18)

7. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya.

8. Mempelajari, memahami dan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan bidang tugasnya sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas.

9. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan.

10.Membagi tugas kepada bawahan, memberi petunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil kerja agar dapat berjalan lancar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

11.Menyampaikan laporan/atau kegiatan kepada atasan.

12.Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. E. Kepala Seksi Informasi dan Pengaduan

Kepala Seksi Informasi dan Pengaduan memiliki Peran Jabatan yaitu Merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan mengontrol urusan di bidang Informasi dan pengaduan perizinan. Dan uraian tugas sebagai berikut :

1. Menyusun bahan Rencana Strategis (RENSTRA) dan Rencana Kinerja (Renja) sesuai lingkup tugasnya.

2. Menyusun LPPD, LKPJ, LAKIP dan segala bentuk pelaporan lainnya sesuai lingkup tugasnya.

(19)

4. Menyampaikan informasi kepada pemohon dan pihak terkait serta penjelasan berbagai pelayanan perizinan.

5. Menindaklanjuti dan menyelesaikan setiap pengaduan masyarakat dengan mengoordinasikan kepada pihak terkait.

6. Menyampaikan data terbaru pelayanan perizinan berbasis IT, baik system informasi maupun website.

7. Mengadakan dan memelihara sarana dan prasarana informasi berbasis IT maupun papan informasi Perizinan.

8. Menyusun profil, leaflet, buku saku perizinan secara informative untuk didistribusikan kepada pihak terkait maupun sebagai bahan promosi perizinan.

9. Mengumpulkan dan mengolah data Indeks kepuasan Masyarakat (IKM) sebagai bahan penilaian unit pelayanan berprestasi.

10.Melaksanakan koordinasi dengan SKPD terkait (Tim Teknis).

11.Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya.

12.Mempelajari, memahami dan melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan bidang tugasnya sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas.

13.Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan.

(20)

15.Menyampaikan laporan/atau kegiatan kepada atasan.

16.Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan.

2.4 Aktivitas Kegiatan Instansi

Guna mendukung pemrosesan perizinan, KPPT didukung oleh Tim Teknis melalui Surat Keputusan Walikota Cimahi Nomor 503/Kep. 43-KPPT/2010 tanggal 13 Januari 2010 tentang Pembentukan Tim Teknis Pelayanan Perizinan Terpadu.

A. Jenis Pelayanan Perizinan Pada KPPT

Jenis pelayanan perizinan yang dikelola KPPT Kota Cimahi periode tanggal 7 Maret 2007 s.d 16 Juli 2008 berjumlah 60 (enam puluh) jenis dengan perincian seperti berikut ini.

Tabel 2.1

Kegiatan instansi

NO. JENIS IZIN

1 Persetujuan Pemanfaatan Ruang (PPR)

2 Izin Lokasi (IL)

3 Izin Peruntukan Penggunaan Tanah (IPPT) 4 Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

(21)

7 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) 8 Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 9 Tanda Daftar Gudang (TDG)

10 Surat Izin Usaha Perdagangan Sewa Beli (SIUP-SB) 11 Surat Izin Usaha Pasar Modern (SIUPM)

12 Tanda Daftar Keagenan Produksi Dalam Negeri (TDK-PDN)

13 Persetujuan Penyelenggaraan Pameran Dagang Nasional/Lokal (PPPDN/L)

14 Tanda Daftar Usaha Waralaba Lokal (TDU-WL)

15 Tanda Daftar Usaha Organisasi Niaga/Asosiasi (TDO-UN/A) 16 Angka Pengenal Eksportir (APE)

17 Angka Pengenal Importir (API) 18 Izin Pemakaian Kios/Lapak (IPK/IPL) 19 Izin Trayek

20 Izin Pemasangan Jaringan Instalasi di bawah Tanah 21 Izin Reklame

22 Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK)

23 Surat Izin Usaha Kebudayaan dan Pariwisata (SIUKP) 24 Izin Pembuangan Limbah Cair (IPLC)

25 Izin Pengeboran Air Bawah Tanah

(22)

28 Izin Balai Pengobatan Umum Perusahaan/Institusi 29 Izin Balai Pengobatan Umum Swasta Perorangan 30 Izin Penyelenggaraan Rumah Bersalin

31 Izin Penyelenggaraan Apotik 32 Izin Penyelenggaraan Toko Obat 33 Izin Penyelenggaraan Optik

34 Izin Penyelenggaraan Pusat Kebugaran Jasmani 35 Izin Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional 36 Izin Balai Asuhan Keperawatan

37 Izin Balai Konsultasi Gizi 38 Izin Laboratorium

39 Izin Rontgen / Pelayanan Radiologi

40 Izin Penyelenggaraan CT Scan

41 Izin Penyelenggaraan Sarana Pelayanan Rehabilitasi Penyalahgunaan dan Ketergantungan Napza.

42 Izin Penyelenggaraan JPKM 43 Rekomendasi Rumah Sakit

44 Izin Penggunaan dan Pengawasan Bejana Tekan

45 Izin Penyelenggaraan Latihan Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLKLN)

46 Izin Pendirian Kantor Cabang Perusahaan Jasa TKI

(23)

Latihan Swasta 48 Izin Pemakaian Lift

49 Izin Penggunaan dan Pengawasan Pesawat Pembangkit Listrik 50 Izin Penggunaan dan Pengawasan Pesawat Angkat/Angkut 51 Izin Penggunaan dan Pengawasan Pesawat Pendingin 52 Izin Penggunaan dan Pengawasan Pesawat Uap

53 Izin Perluasan Industri (IPI) 54 Izin Usaha Industri (IUI) 55 Tanda Daftar Industri (TDI) 56 Izin Pemakaian Tanah

57 Izin Penyimpanan Bahan Bakar Untuk Industri 58 Izin Pendirian Sanggar/Kursus Seni

59 Izin Pendirian Lembaga Pendidikan Non Formal 60 Izin Pendirian Sekolah Swasta

(24)

Tabel 2.2

Kegiatan Instansi

NO. JENIS IZIN

1 Izin Penyelengaraan Usaha Parkir

2 Izin Penyelenggaraan Derek Kendaraan Bermotor 3 Izin Penyelenggaraan Pendidikan Mengemudi 4 Izin Penyelenggaraan Penjualan Tiket/ Agen 5 Izin Usaha Angkutan

6 Izin Penggunaan Jalan selain untuk Lalu lintas

(25)

25 3.1 Landasan Teori

3.1.1 Pengertian Anggaran

Anggaran atau yang lebih sering disebut sebagai budget ini, mempunyai definisi yang beraneka ragam. Namun apabila dicermati dengan lebih teliti masing-masing definisi tersebut akan mempunyai pengertian yang sama atau hampir sama, perbedaan yang pada umumnya berkisar pada titik berat anggaran tersebut. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai anggaran, penulis akan menguraikan pengertian anggaran menurut beberapa ahli akuntansi adalah sebagai berikut :

Menurut M. Nafarin dalam bukunya ”Penganggaran Perusahaan” menyatakan :

”Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun

berdasarkan program-program yang telah disahkan. Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu”.

(26)

Menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri dalam bukunya ”Anggaran Perusahaan” menyatakan :

”Anggaran adalah suatu pendekatan formal dan sistematis daripada

pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan”.

(2003 : 6)

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran adalah sebagai berikut :

1. Anggaran bersifat formal, artinya anggaran disusun secara sengaja dan bersungguh-sungguh dalam bentuk tetulis.

2. Anggaran harus bersifat sistematis, artinya anggaran disusun dengan berurutan dan berdasarkan suatu logika.

3. Anggaran sebagai satuan yang digunakan dalam anggaran perusahaan pada umumnya adalah satuan moneter.

4. Anggaran merupakan suatu rencana kerja. 3.1.2 Fungsi Anggaran

(27)

koordinasi, pengawasan dan juga sebagai pedoman kerja dalam menjalankan perusahaan untuk tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Mulyadi dalam bukunya ”Akuntansi Manajemen” fungsi anggaran adalah :

”1. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.

2. Anggaran merupakan cetakan biru aktivitas yang akan dilaksanakan perusahaan di masa yang akan datang.

3. Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan yang menghubungkan manajer bawah dengan manajer atas.

4. Anggaran berfungsi sebagai tolok ukur yang dipakai sebagai pembanding hasil operasi sesungguhnya.

5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan 6. manajemen menunjuk bidang yang kuat dan lemah bagi

perusahaan.

7. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan organisasi.”

(2001 : 502)

Sesuai dengan fungsinya anggaran merupakan alat perencanaan tertulis menuntut pemikiran yang teliti dan akan memberikan gambaran yang lebih nyata/jelas dalam unit dan uang.

(28)

Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan, anggaran dapat memberikan pedoman yang berguna baik bagi manajemen puncak maupun manajemen menengah. Anggaran yang disusun dengan baik akan membuat bawahan menyadari bahwa manajemen memiliki pemahaman yang baik tentang operasi perusahaan dan bawahan akan mendapatkan pedoman yang jelas dalam melaksanakan tugasnya. Disamping itu, penyusunan anggaran memungkinkan perusahaan untuk mengantisipasi perubahan dalam lingkungan dan melakukan penyesuaian sehingga kinerja perusahaan dapat lebih baik.

Sebagai alat pengkoordinasian kerja, penganggaran dapat memperbaiki koordinasi kerja intern perusahaan. Sistem anggaran memberikan ilustrasi operasi perusahaan secara keseluruhan. Oleh karenanya seistem anggaran memungkinkan para manajer divisi untuk melihat hubungan antar bagian (divisi) secara keseluruhan.

(29)

Sebaliknya penetapan standar yang terlalu rendah akan menjadikan biaya menjadi tidak terkendalikan, menurunkan laba dan semangat kerja.

Sebagai alat evaluasi kegiatan perusahaan, anggaran yang disusun dengan baik menerapkan standar yang relevan akan memberikan pedoman bagi perbaikan operasi perusahaan dalam menentukan langkah-langkah yang harus ditempuh agar pekerjaan bisa diselesaikan dengan cara yang baik, artinya menggunakan sumber-sumber daya perusahaan yang dianggap paling menguntungkan. Terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi dalam operasionalnya perlu dilakukan evaluasi yang dapat menjadi masukan berharga bagi penyusunan anggaran selanjutnya.

3.2 Hasil Pelaksanaan Dan Pembahasan Kerja Praktek 3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

3.2.1.1 Pencatatan Anggaran ATK pada KPPT

(30)

Setelah dilakukannya proses pengkajian maka prosedur selanjutnya adalah menyusun dan menetapkan Rencana Umum Pengadaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen. Kemudian merencanakan sistem pemilihan penyedia alat tulis kantor. Jenis metode yang dapat digunakan dalam pengadaan alat tulis kantor adalah melalui pelelangan sederhana, pelelangan umum, dan pengadaan langsung.

Memilih metode penilaian kualifikasi yang digunakan dalam pengadaan alat tulis kantor dengan Penilaian Pascakualifikasi. Setelah memilih metode penilaian kualifikasi selanjutnya memilih metode penyampaian dokumen penawaran. Metode penyampaian penawaran yang digunakan adalah metode satu sampul. Setelah itu memilih jenis evaluasi yang akan digunakan. Jenis metode yang digunakan adalah evaluasi sistem gugur terdapat 3 (tiga) tahapan yang harus ditempuh untuk dinyatakan lolos. Kemudian hal yang dilakukan dalam proses perencanaan adalah menyusun jadwal dan tahapan pengadaan.

(31)

3.2.1.2 Hambatan yang terjadi pada pencatatan Anggaran ATK pada KPPT

1. Kurang ketelitian pada saat mencatat sehingga terjadi kesalahan dalam menulis barang ataupun harga barang. 2. Kurang ketelitian pada saat mencatat sehingga terjadi

kesalahan atas jumlah pemasukan dan pengeluaran dalam pencatatan anggaran ATK.

3. Tidak adanya bukti yang kuat seperti kwitansi yang jika terjadi kesalahan bisa dilihat dari bukti tersebut.

3.2.1.3 Upaya yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kota Cimahi

1. Mengecek secara manual dari awal pembelian barang atau dari per periode pencatatan bahwa barang atau harga mana saja yang salah mencatat.

2. Mengecek secara manual dari awal dan menjumlah kan antara pemasukan dan pengeluaran pencatatan anggaran balance atau tidak.

(32)

3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek

3.2.2.1 Prosedur Pencatatan Anggaran Pengadaan ATK

Menurut M. Nafarin dalam bukunya ”Penganggaran

Perusahaan” menyatakan :

”Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program-program yang telah disahkan. Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu”.

(2004 : 10)

Jadi, Pencatatan Anggaran ATK antara Praktik dan Teori telah sesuai. Pencatatan anggaran sangat berarti bagi perusahaan/instansi. Dalam hal ini Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kota Cimahi telah melakukan pencatatan anggaran dengan menggunakan sistem Microsoft Exel agar lebih efektif dan menghemat waktu untuk pengerjaannya.

Hal ini sangat berguna sekali karena pencatatan anggaran memerlukan waktu yang cukup lama, dengan menggunakan system ini maka pengerjaan pun akan lebih cepat selesai.

(33)

yang dapat menguntungkan bahkan merugikan bagi perusahaan / instansi dengan alasan tidak adanya bukti yang akurat berupa kwitansi atau sebagainya.

Apapun yang melatarbelakangi ketidaksesuaian antara barang yang ada dan barang yang habis terpakai ataupun harga dari setiap barang dapat merugikan perusahaan jika total anggaran melebihi yang keluarkan setiap periodenya. Ketika Bagian Tata Usaha tidak mengecek semuanya satu demi satu barang yang ada ataupun sudah habis terpakai.

3.2.2.3 Upaya yang dilakukan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kota Cimahi

Mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong terjadinya ketidaksesuaian antara pencatatan barang yang ada dengan barang yang telah habis terpakai pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Cimahi. Faktor-faktor nya adalah kesalahan dalam mencatat ataupun kelalaian dalam menuliskan harga karena tidak adanya bukti yang akurat berupa kwitansi.

(34)
(35)

35 4.1 Kesimpulan

1. Prosedur Pencatatan Anggaran ATK

Anggaran atau yang lebih sering disebut sebagai budget ini, mempunyai definisi yang beraneka ragam. Namun apabila dicermati dengan lebih teliti masing-masing definisi tersebut akan mempunyai pengertian yang sama atau hampir sama, perbedaan yang pada umumnya berkisar pada titik berat anggaran tersebut.

Prosedur dalam proses pengadaan alat tulis kantor dimulai dari tahapan identifikasi kebutuhan yang dilakukan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran kemudian menyerahkan dokumen rencana pengadaan kepada Unit Layanan Pengadaan. Unit Layanan Pengadaan menerima dokumen rencana pengadaan dari pengguna anggaran untuk dilakukan pengkajian dengan melibatkan Pejabat Pengadaan, Unit Layanan Pengadaan dan Pejabat Pembuat Komitmen.

(36)

pengadaan alat tulis kantor adalah melalui pelelangan sederhana, pelelangan umum, dan pengadaan langsung.

2. Hambatan Pencatatan Anggaran ATK

Ketidaksesuaian dalam pencatatan anggaran tersebut juga tidak menutup kemungkinan terjadinya kesalahan perhitungan ataupun kesalahan dalam penulisan yang dilakukan oleh Bagian Tata Usaha yang dapat menguntungkan bahkan merugikan bagi perusahaan / instansi dengan alasan tidak adanya bukti yang akurat berupa kwitansi untuk menentukan harga suatu barang.

3. Upaya yang dilakukan perusahaan / instansi

Perusahaan mengecek semua data dengan cara manual karena bisa terlihat dengan cara manual mana saja yang terjadi kesalahan mencatat anggaran ataupun jumlah barang yang ada. Agar total anggaran tidak melebihi yang di anggarkan dan tidak menimbulkan kerugian bagi pihak perusahaan.

4.2 Saran

(37)
(38)

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Dalam menempuh jenjang Strata 1

Program Studi Akuntansi

Oleh :

LUSY RAHMAWATI 21112143

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(39)

iv LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Laporan Kerja Praktek ... 1

1.2Tujuan Laporan Kerja Praktek ... 4

1.3Kegunaan Kerja Praktek ... 4

1.3.1 Kegunaan Praktis ... 4

1.3.2 Kegunaan Akademis ... 4

1.4Tempat Dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ... 5

1.4.1 Lokasi Pelaksanaan Kerja Praktek ... 5

1.4.2 Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek ... 5

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN / INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (Kppt) Kota Cimahi ... 8

(40)

v

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1Landasan Teori ... 25

3.1.1 Pengertiaan Anggaran ... 25

3.1.2 Fungsi Anggaran ... 26

3.2Hasil Pelaksanaan Dan Pembahasan Kerja Praktek ... 29

3.2.1 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek ... 29

3.2.1.1Pencatatan Anggaran ATK Pada KPPT ... 29

3.2.1.2Hambatan yang terjadi pada pencatatan Anggaran ATK pada KPPT ... 31

3.2.1.3Upaya yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kota Cimahi ... 31

3.2.2 Pembahasan Kerja Praktek ... 32

3.2.2.1Prosedur Pencatatan Anggaran Pengadaan ATK ... 32

3.2.2.2Hambatan Pencatatan Anggaran ATK oleh Kntor Pelayanan perizinan Terpadu (KPPT) Kota Cimahi ... 32

3.2.2.3Upaya yang dilakukan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kota Cimahi ... 33

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1Kesimpulan... 35

(41)

vi SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI

(42)

38

Adisaputro, Gunawan, Marwan Asri, 2003. Anggaran Perusahaan.Edisi Ketiga.Yogyakarta: Penerbit BPFE.

Buku Saku Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kota Cimahi 2015. Mulyadi, 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Salemba

Empat, Jakarta

Nafarin, M, 2004. Penganggaran Perusahaan, Salemba Empat, Jakarta.

(43)

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 30 Desember 1994

Alamat : Komplek Permata Hijau III Blok F RT 003/019 Kelurahan Jelegong kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung

Agama : Islam

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi

NIM : 21112143

E-mail : rahmalucy19@gmail.com

DATA PENDIDIKAN FORMAL

Tahun Tingkat/ Nama sekolah/

Universitas Jurusan

2000-2006 SD Muhammadiyah 2 Bandung Umum 2006 - 2009 SMP Al-Ma’soem Cileunyi Umum

(44)

i Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya, Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada baginda Rasulullah SAW, tak lupa kepada keluarga, sahabat, beserta seluruh umat Rasulullah SAW yang selalu berharap syafaatnya.

Atas ijin-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kerja Praktek yang berjudul “Tinjauan Pencatatan Anggaran Alat Tulis Kantor

(ATK) Di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kota Cimahi”.

(45)

ii

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto,Msc, Selaku Rektor Universitas Indonesia. 2. Prof. Dr. Hj Dwi Kartini, SE., Spec,Lic, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M.Ak., Ak., CA Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Wati Aris Astuti, SE., M.Si., Ak., CA Selaku Koordinator Kerja Praktek. 5. Dian Dwinita Kurniawaty, SE., M.Si Selaku Dosen Pembimbing yang

penuh keikhlasan berkenan memberikan bimbingan, membina dan mengarahkan penulis sehingga laporan ini dapat selesai.

6. Dr. Ony Widilestariningtyas, SE., M.Si., Ak Selaku Dosen Wali kelas 4 AK-4.

7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Karyawan/I Universitas Komputer Indonesia Bandung.

8. Dra. Hella Haerani Selaku Kepala Kantor di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kota Cimahi.

9. Deny Supriatana, SE Selaku pembimbing Kerja Praktek di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kota Cimahi.

10.Seluruh Staf dan Karyawan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Kota Cimahi.

(46)

iii Kuliah Kerja Praktek ini.

Dalam laporan ini, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan yang dibuat baik sengaja maupun tidak sengaja, dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang penulis miliki. Untuk itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan tersebut tidak menutup dari terhadap segala saran dan kritik serta masukan yang bersifat kontruktif bagi diri penulis.

Akhir kata semoga apa yang disajikan dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, insitusi pendidikan dan umumnya bagi para pembaca.

Bandung, Desember 2015 Penulis,

(47)
(48)
(49)

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 2.1 Kegiatan instansi
Tabel 2.2 Kegiatan Instansi

Referensi

Dokumen terkait

Ingatkan siswa bahwa pada workshop ini, mereka belajar untuk menantang atau menolak tekanan yang dihadapi ketika menyesuaikan diri dengan penampilan ideal, dan bagaimana agar

 Penurunan produksi kacang tanah tahun 2015 sebanyak 73 ton terjadi pada setiap subround yaitu subround Januari-April turun sebesar 31 ton (31,63 persen), subround Mei-Agustus

Untuk pegawai non-darurat : Tidak boleh melakukan tindakan yang menyangkut risiko pribadi atau tanpa pelatihan yang sesuai:. Evakuasi

Pelaksanaan observasi dan orientasi pada PPL I secara umum adalah berkaitan dengan kondisi fisik sekolah/ lembaga tempat latihan, stuktur organisasi sekolah,

IPv6 systems are required to join the solicited node multicast groups that correspond to all the unicast and anycast addresses that are active on an interface (including the

Desain lekapan adalah rancangan suatu benda berdasarkan unsur dan prinsip desain pada media dasar menggunakan teknik lekapan. Bahan lekapan untuk menghias dapat bersumber dari

Hal tersebut dikarenakan peraturan Bank Indonesia yang mengharuskan setiap suatu bank untuk menjaga kecukupan modal yang dimiliki dengan ketentuan minimal 8%,

Kartu member untuk penggemar klub sepak bola ini dapat digunakan suporter untuk pengganti tiket pertandingan di stadion dengan menempelkan kartu RFID yang