BIODATA PENULIS
Nama Lengkap Luckman Firmansyah
NIM 10112115
Jenis Kelamin Laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir Garut, 14 November 1992
Agama Islam
Status Mahasiswa
Alamat Komplek Cilame Indah Blok B52 RT 03 RW 20 Desa Cilame Kec. Ngamprah Kab. Bandung Barat
No.Telp 081312387351
E-mail [email protected]
PENDIDIKAN FORMAL
1997 - 1998 TK BAIT AL-HIKMAH, Kab. Bandung Barat 1998 - 2004 SDN CIMAREME II, Kab. Bandung Barat 2004 - 2007 SMPN 6 CIMAHI, Kota Cimahi
2007 - 2010 SMKN 2 BANDUNG, Kota Bandung
SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana
LUCKMAN FIRMANSYAH
10112115
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat hidayah dan karunia-Nya, shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW serta doa restu dari kedua orang tua, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “Sistem Informasi Gudang Bahan Baku di PT. Bandung Indo Garment Menggunakan Pendekatan Supply Chain Management”. Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi jenjang strata satu (S1) di Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia.
Penulis membutuhkan peran serta dari pihak lain untuk proses penyelesaian Tugas Akhir ini, karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan. Oleh karena itu izinkanlah penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan baik. 2. Ayahanda Tatang Nurdiana, S.Pd. dan Ibunda Nunung Suryani yang selalu
memberikan doa yang tidak pernah putus, dukungan yang tidak pernah berhenti baik secara moril dan materil, serta sebagai alasan bagi penulis untuk tetap berjuang menyelesaikan pendidikan ini.
3. Ibu Riani Lubis, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu guna mengarahkan dan memberikan petunjuk yang sangat berharga dalam menyusun Tugas Akhir.
4. Ibu Ardiani selaku Manager di PT. Bandung Indo Garment yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian Tugas Akhir ini.
iv
7. Kakak tercinta Rian Adryansyah, Amd.Kep dan Adik tercinta Anggi Apriliani dan Saniargi Sofyan, yang selalu memberikan doa dan dukungan untuk penulis.
8. Dede Herdiana, Wildan Fauzan, Idham Nugraha, M Sandy Hasanudin, Ririn Patmawati, Zaki Ichbar dan masih banyak lagi yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang selalu memberikan dukungan baik dalam suka dan duka, dan selalu memberikan bantuan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
9. Teman-teman IF-4/2012 yang selalu memberikan dukungan baik dalam suka dan duka, dan selalu memberikan bantuan dalam penyusunan Tugas Akhir ini, semoga kita sukses bersama. Salam perjuangan.
10.Serta semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna dengan segala kekurangan. Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Bandung, 30 Juli 2016
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR SIMBOL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 3
1.3. Maksud dan Tujuan ... 3
1.4. Batasan Masalah ... 3
1.5. Metode Penelitian ... 4
1.6. Sistematika Penulisan ... 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 11
2.1. Tinjauan Perusahaan ... 11
2.1.1. Sejarah Perusahaan... 11
2.1.2. Logo Perusahaan ... 12
2.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan ... 12
2.1.4. Job Description Perusahaan ... 13
2.2. Landasan Teori ... 15
2.2.1. Sistem Informasi ... 16
2.2.2. Supply Chain Management ... 16
2.2.3. Monitoring ... 21
2.2.4. Perencanaan Persediaan Material ... 22
2.2.5. Peramalan ... 22
2.2.6. Menghitung Kesalahan Peramalan ... 27
vi
2.2.12. DFD (Data Flow Diagram) ... 32
2.2.13. PHP (Hypertext Preprocessor) ... 34
2.2.14. MySQL ... 35
2.2.15. XAMPP (Explorer Apache MySQL PHP PHPMyAdmin) ... 35
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 37
3.1. Analisis Sistem ... 37
3.1.1. Analisis Masalah ... 37
3.1.2. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan ... 37
3.1.3. Analisis Aturan Bisnis ... 45
3.1.4. Analisis Supply Chain Management PT. Bandung Indo Garmen... 47
3.1.5. Analisis Pemesanan Produk ... 52
3.1.6. Analisis Monitoring Persediaan dan Pengadaan Bahan Baku ... 54
3.1.7. Analisis Pengiriman (Distribusi) Produk Jadi Ke Konsumen... 61
3.1.8. Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 64
3.1.9. Analisis Basis Data ... 70
3.1.10. Analisis kebutuhan Fungsional ... 74
3.2. Perancangan Sistem ... 113
3.2.1. Tabel Relasi ... 113
3.2.2. Struktur Tabel... 115
3.2.3. Perancangan Struktur Menu ... 121
3.2.4. Perancangan Antarmuka ... 124
3.2.5. Perancangan Pesan ... 157
3.3. Perancangan Jaringan Semantik ... 158
3.3.1. Perancangan Jaringan Semantik Administrator ... 158
3.3.2. Perancangan Jaringan Semantik Customer Service ... 159
3.3.3. Perancangan Jaringan Semantik Kepala Produksi ... 160
3.3.4. Perancangan Jaringan Semantik Staf Gudang Bahan Baku ... 160
vii
3.3.6. Perancangan Jaringan Semantik Konsumen ... 161
3.4. Perancangan Prosedural ... 161
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ... 167
4.1. Implementasi Sistem ... 167
4.1.1. Implementasi Perangkat Keras ... 167
4.1.2. Implementasi Perangkat Lunak ... 167
4.1.3. Implementasi Basis Data ... 168
4.1.4. Implementasi Antarmuka ... 175
4.2. Pengujian Sistem ... 178
4.2.1. Pengujian Alpha ... 179
4.2.2. Skenario Pengujian Aplikasi ... 179
4.2.3. Kasus dan Hasil Pengujian ... 180
4.2.4. Kesimpulan Pengujian Alpha ... 195
4.2.5. Pengujian Beta ... 195
5.2.5. Kesimpulan Hasil Pengujian Beta ... 200
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 201
5.1. Kesimpulan ... 201
5.2. Saran ... 201
203
DAFTAR PUSTAKA
[1] Afriyudin. (2008). Pemprograman Dinamis dengan Kolaborasi PHP & Java. Yogyakarta: Andi Offset.
[2] Fathansyah. (2007). Basis Data. Bandung: Informatika.
[3] Indrajit, Richardus Eko,. Djokopranoto, Richardus. (2002). Konsep Manajemen Supply Chain : Cara Baru Memandang Mata Rantai
Penyediaan Barang. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
[4] Nugroho, Bunafit. (2011). Membuat Sistem Informasi Penjualan Berbasis
WEB dengan PHP dan MySql. Yogyakarta: Gava Media.
[5] Pujawan, I Nyoman. (2005). Supply Chain Management. Surabaya: Guna Wijaya.
[6] Sinulingga, Sukarya. (2009). Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
[7] Sommerville, Ian. (2003). Software Enginering Rekayasa Perangkat
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangPT. Bandung Indo Garmen adalah perusahaan Garmen/konveksi baju terkemuka di Kota Bandung, Jawa Barat. PT. Bandung Indo Garmen berdiri sejak pertengahan tahun 2010. PT. Bandung Indo Garmen mempunyai banyak konsumen dari seluruh Indonesia hingga ke negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. PT. Bandung Indo Garmen dapat memproduksi berbagai jenis pakaian, diantaranya T-Shirt atau kaos, polo shirt, kemeja, jaket, sweater, topi, toga, seragam wisuda, celana training, seragam kerja, seragam sekolah, jersey, rompi, dan kaos kaki. Perusahaan hanya akan melakukan proses produksi bilamana telah ada pesanan dari konsumen, yang lazimnya disebut dengan sistem pre-order. Setiap produk yang di pesan dalam proses produksinya akan dilebihkan sekitar 2 - 7 unit tergantung dengan jumlah pesanannya, jika dikategorikan untuk pemesanan sekitar 75 - 100 unit akan dilebihkan kira-kira 2 - 3 unit, untuk pemesanan 101 - 500 unit akan dilebihkan 4 - 5 unit, sedangkan jika pemesanan lebih dari 500 unit akan dilebihkan 6 - 7 unit. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi apabila terdapat hasil produksi yang rusak, cacat, atau pemesanan kembaliproduk yang sama di waktu selanjutnya.
sedangkan stok maksimal sebesar 10 kg, hal ini bertujuan untuk mengurangi biaya perawatan dan menjaga kualitas dari bahan baku tersebut agar tetap baik. Namun kebijakan tersebut diketahui menimbulkan masalah yaitu pada saat terjadi produk cacat atau rusak melebihi dari jumlah produk yang dilebihkan dalam setiap pesanan bagian produksi kesulitan untuk menggantinya.
PT. Bandung Indo Garmen memiliki dua kebijakan dalam melakukan pemesanan semua bahan baku kepada supplier, yakni kebijakan pertama adalah pemesanan bahan baku hanya akan dilakukan jika telah tercatat adanya permintaan pesanan produk dari konsumen, dan kebijakan kedua adalah pemesanan bahan baku dilakukan jika stok bahan baku mengalami kekurangan atau kekosongan. Pemesanan bahan baku dilakukan dalam periode waktu satu minggu sekali agar tidak terjadi penumpukan stok bahan baku di gudang bahan baku. Pemesanan bahan baku kepada supplier ini sering mengalami kendala pada
proses pengiriman yang dilakukan oleh supplier
,
diketahui proses pengirimanbahan baku ini memiliki jeda waktu tunggu mencapai tiga sampai empat hari dari mulai waktu pemesanan dilakukan hingga bahan baku diterima oleh perusahaan. Keterlambatan dalam penerimaan bahan baku tersebut dapat menyebabkan terhambatnya proses produksi sehingga pengiriman produk jadi kepada konsumen mengalami keterlambatan.
Supply Chain Management (SCM) merupakan pengelolaan rantai siklus
3
Berdasarkan uraian dari masalah yang terdapat di PT. Bandung Indo Garmen, maka dibutuhkan suatu pembangunan sistem informasi gudang bahan baku di PT. Bandung Indo Garmen dengan menggunakan pendekatan Supply
Chain Management.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana membangun sebuah sistem informasi gudang bahan baku di PT Bandung Indo Garmen dengan menggunakan pendekatan
Supply Chain Management.
1.3. Maksud dan Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang telah diteliti, maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah membangun sistem informasi gudang bahan baku di PT Bandung Indo Garment dengan menggunakan pendekatan Supply Chain Management. Sedangkan tujuan yang akan dicapai dalam pembangunan sistem ini yaitu :
1. Mempermudah Kepala Produksi dalam menentukan jumlah bahan baku yang dibutuhkan.
2. Mempermudah staf gudang bahan baku dalam merencanakan pengadaan bahan baku ke supplier sehingga tidak terhambatnya proses produksi dan pendistribusian produk jadi ke konsumen.
1.4. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam pembangunan sistem informasi ini agar lebih terarah dan mencapai tujuan yang telah ditentukan adalah sebagai berikut :
1. Data order produk yang digunakan adalah data dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2015. (lihat lampiran D)
2. Data produk yang digunakan dalam penelitian hanya produk T-Shirt / kaos karena memiliki penjualan paling banyak yaitu sebesar 14378 unit. (lihat lampiran D)
4. Pendekatan supply Chain yang digunakan adalah pull-based supply
Chain, karena proses produksi di perusahaan dipengaruhi pemesanan
produk oleh konsumen.
5. Aliran supply Chain Management yang akan dibahas dalam penelitian ini hanya aliran informasi saja.
6. Peramalan menggunakan metode peramalan dengan hasil error terkecil yaitu single moving average. (lihat lampiran D)
7. Model Analisis perangkat lunak yang digunakan adalah pemodelan analisis terstruktur dan alat / tools yang digunakan adalah Flow Map,
Entity Relationship Diagram (ERD), dan Data Flow Diagram (DFD).
1.5. Metode Penelitian
5
Berikut ini adalah deskripsi dari tahapan – tahapan penelitian yang terdapat pada gambar 1.1.
1. Observasi dan Wawancara
Memulai penelitian dengan cara mendatangi perusahaan PT. Bandung Indo Garmen dan mengamati kegiatan dan melakukan tanya jawab seputar perusahaan, kendala yang dihadapi perusahaan, meminta keterangan atau pendapat mengenai sistem informasi supply Chain Management kepada pihak perusahaan sebagai solusi.
2. Identifikasi dan perumusan masalah
Pada tahap ini penelitian melakukan perumusan terhadap masalah yang dihadapi, seperti bagaimana menentukan jumlah bahan baku yang dibutuhkan sesuai order dari konsumen dan bagaimana merencanakan pengadaan bahan baku ke supplier agar pendistribusian produk jadi ke konsumen tidak mengalami keterlambatan.
3. Studi Pustaka
Pada tahap ini yaitu proses mengumpulkan data melalui buku-buku, jurnal, dokumen, dan bacaan-bacaan yang berkaitan dengan topik penelitian.
4. Maksud dan Tujuan Penelitian
Tahap ini dilakukan bertujuan agar dapat menerapkan sistem supply
Chain Management di PT. Bandung Indo Garmen dan juga bermanfaat
bagi pihak perusahaan tersebut agar terjalinnya koordinasi antar bagian yang terlibat, agar kegiatan yang dilakukan akan lebih efektif dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga.
5. Pengumpulan Data
Pada Tahap ini peneliti mencoba mengumpulkan data yang dapat mendukung dalam penerapan Supply Chain Management di PT. Bandung Indo Garmen, yaitu :
a. Data Umum Perusahaan. Seperti sejarah, logo, struktur organisasi, dan job deskription.
7
c. Data Pemakaian bahan baku periode Januari - Desember 2015. d. Data Supplier.
6. Analisis Sistem
Pada tahap ini berisi tentang tahapan yang berisi penguraian dari sistem yang diteliti yaitu Supply Chain Management dan analisis terhadap sistem yang akan dibangun. Analisis yang dilakukan terdiri atas analisis terhadap masalah yang dihadapi PT. Bandung Indo Garmen, analisis penerapan SCM (Supply Chain Management), analisis metode peramalan pemesanan produk, analisis persediaan bahan baku di gudang bahan baku, analisis fungsional, dan analisis non fungsional.
7. Perancangan Sistem
Tahap perancangan sistem merupakan tahap untuk melakukan desain pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur perangkat lunak dan representasi antarmuka (user interface). Perancangan sistem dilakukan dengan model analisis terstruktur dengan model data yang dibuat menggunakan diagram ERD (Entity Relationship Diagram) dan untuk menggambarkan proses proses menggunakan DFD (Data Flow
Diagram).
8. Implementasi Sistem
Tahap implementasi ini merupakan tahapan yang dilakukan setelah proses perancangan sistem selesai. Proses yang terjadi pada tahap ini adalah melakukan penerapan perancangan ke dalam bentuk source code. Pembangunan sistem ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemprograman PHP (HyperText Preprocessor) dan untuk penggunaan basis data pada sistem menggunakan MySQL.
9. Pengujian Sistem
keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan. Tahapan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Pengujian Black Box, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui persyaratan fungsional perangkat lunak.
b. Pengujian Beta, pengujian ini dilakukan dengan menggunakan wawancara. Wawancara ini dilakukan dengan menggunakan beberapa pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pengguna sistem nantinya yang berada di lingkungan PT. Bandung Indo Garmen.
10.Menarik Kesimpulan
Setelah melakukan analisis terhadap pengolahan data, maka dapat melakukan penarikan kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh. Kesimpulan ini berisi apakah penelitian yang dilakukan telah mengatasi masalah yang ada pada perumusan masalah dan juga memberikan saran-saran terhadap proses manajemen di PT. Bandung Indo Garmen.
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah yang dihadapi, menentukan maksud dan tujuan dibuatnya aplikasi di PT Bandung Indo Garment, menentukan batasan masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan tugas akhir.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
9
pendekatan Supply Chain Management. yang digunakan sebagai acuan untuk melakukan analisis penelitian, serta mengenai komponen-komponen atau perangkat pengembangan yang terlibat dalam pembangunan sistem.
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini berisi tentang analisis dan perancangan sistem membahas mengenai gambaran sistem yang sedang berjalan dan menjelaskan mengenai langkah-langkah yang digunakan dalam proses perancangan sistem meliputi alir data, diagram konteks, data flow diagram, kamus data, rancangan antar muka.
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
Pada bab ini membahas implementasi dari tahapan analisis dan Perancangan sistem kedalam perangkat lunak (dalam bentuk bahasa pemrograman), beberapa implementasi yang akan dijelaskan adalah implementasi perangkat keras, implementasi perangkat lunak, dan implementasi antarmuka, disertai juga dengan hasil pengujian dari sistem informasi yang akan dibangun.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
11
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan PerusahaanPT. Bandung Indo Garmen adalah perusahaan garmen terkemuka di kota Bandung, Jawa Barat. PT. Bandung Indo Garmen memproduksi kaos, polo-shirt, sweter, jaket, kemeja, setelan olahraga, atribut kampanye (kaos, bendera, topi), kaos kaki dan rompi sesuai pesanan (custom desain).
2.1.1. Sejarah Perusahaan
PT. Bandung Indo Garmen berdiri sejak pertengahan tahun 2010 dan berpindah lokasi dengan manajemen baru di Jl. Gagak no. 143 B Sadang Serang Bandung pada Bulan Oktober 2012. Pada mulanya PT. Bandung Indo Garmen berdiri dengan nama CV. Amanah Garment, hingga akhirnya pada Agustus 2014 kami memutuskan mengganti nama kami menjadi PT. Bandung Indo Garmen sampai sekarang ini. Dengan pengalaman bertahun-tahun dibidang konveksi dan garmen serta dengan dukungan peralatan produksi yang modern serta sumber daya manusia yang berkualitas kami bertekad memberikan kepuasan dan pelayanan terbaik dan profesional bagi klien-klien kami.
2.1.2. Logo Perusahaan
Logo dari PT. Bandung Indo Garmen dapat dilihat pada gambar 2.1
Gambar 2. 1 Logo Perusahaan
Penjelasan logo :
a. Lambang ditengah yaitu membentuk huruf big yang merupakan singkatan dari nama perusahaan yaitu Bandung Indo Garment. b. Warna Biru melambangkan Kedamaian dan Kekeluargaan. c. Warna Hijau melambangkan Rukun, Makmur, dan Sejahtera.
2.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan
Untuk menjelaskan struktur organisasi yang menjadi sasaran kegiatan penelitian, maka struktur organisasi dari PT. Bandung Indo Garmen dapat dilihat pada gambar 2.2
13
2.1.4. Job Description Perusahaan
Berikut ini adalah job description atau penjelasan tugas kerja dari masing – masing bagian dari gambar struktur organisasi pada gambar 2.2 antara lain sebagai berikut.
A. DIREKTUR / OWNER
Berikut adalah wewenang serta tanggung jawab dari Direktur atau Owner perusahaan, yaitu sebagai berikut :
1. Memutuskan dan menentukan peraturan dan kebijakan tertinggi perusahaan.
2. Bertanggung jawab dalam memimpin dan menjalankan perusahaan. 3. Bertindak sebagai perwakilan perusahaan dalam hubungannya dengan
dunia luar perusahaan.
4. Memberikan nasihat kepada Manager dalam melaksanakan pengurusan perusahaan.
5. Mengangkat dan memberhentikan karyawan perusahaan.
B. MANAGER
Berikut adalah wewenang serta tanggung jawab dari Manager, yaitu sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan oleh Direktur / Owner.
2. Membuat rencana pengembangan dan usaha perusahaan dalam jangka pendek maupun panjang.
3. Mengawasi semua kegiatan di perusahaan, dari mulai administrasi keuangan, kepegawaian, dan kesekretariatan.
4. Membuat laporan mengenai perkembangan perusahaan kepada Direktur.
C. Produksi
Berikut adalah wewenang serta tanggung jawab dari Bagian Produksi, yaitu sebagai berikut :
1. Mengawasi dan Memonitoring kinerja produksi, desain, dan pergudangan.
2. Bertanggung jawab atas efisiensi penggunaan tenaga kerja, mesin, dan peralatan.
3. Memonitor pelaksanaan rencana produksi agar dapat dicapai hasil produksi sesuai dengan jadwal, volume, dan mutu yang ditetapkan. 4. Mengkoordinir dan mengawasi serta memberikan pengarahan kerja
kepada setiap karyawan dibawahnya untuk menjamin terlaksananya kesinambungan dalam proses produksi.
5. Membuat laporan bulanan dan berkala mengenai kegiatan di bagian produksi sesuai dengan sistem pelaporan yang berlaku kepada Manager.
D. Akunting & Finance
Berikut adalah wewenang serta tanggung jawab dari bagian Akunting & Finance, yaitu sebagai berikut :
1. Melakukan pengaturan administrasi keuangan perusahaan. 2. Menyusun dan membuat laporan keuangan perusahaan.
3. Menyusun dan membuat anggaran pengeluaran dan pendapatan perusahaan secara periodik (bulanan atau tahunan).
4. Bertanggung jawab pada urusan utang, piutang, penagihan dan pembukuan keuangan perusahaan
5. Melakukan pembayaran gaji karyawan.
15
E. Customer Service
Berikut adalah wewenang serta tanggung jawab dari bagian Customer Service, yaitu sebagai berikut :
1. Menerima pemesanan produk dari konsumen. 2. Melakukan pengiriman produk ke konsumen.
3. Membuat laporan bulanan mengenai pemesanan produk dan pengiriman dari konsumen ke Manager.
4. Melayani semua saran, pendapat, maupun keluhan yang berasal dari konsumen.
5. Menjembatani komunikasi antara perusahaan dan konsumen.
F. Designer
Berikut adalah wewenang serta tanggung jawab dari bagian Designer, yaitu sebagai berikut :
1. Membuat desain atau sketsa sesuai dengan permintaan konsumen. 2. Membantu bagian produksi dalam membangun inovasi baru.
G. Gudang
Berikut adalah wewenang serta tanggung jawab dari bagian gudang, yaitu sebagai berikut :
1. Mengajukan permintaan pembelian bahan baku / pengadaan bahan baku ke supplier.
2. Bertanggung jawab atas penyimpanan bahan baku dan produk jadi serta persediaan bahan baku yang ada di gudang.
3. Mempersiapkan produk jadi yang akan dikirim ke konsumen.
4. Membuat laporan mengenai semua kegiatan yang ada di bagian gudang, baik gudang bahan baku maupun gudang produk jadi.
2.2. Landasan Teori
peramalan, basis data, databases Management Systems, entity relationship
diagram, data Flow diagram, PHP, MySQL, dan XAMPP.
2.2.1. Sistem Informasi
Sistem adalah sebuah tatanan (keterpaduan) yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional (dengan satuan fungsi / tugas khusus) yang saling berhubungan dan secara bersama-sama bertujuan untuk memenuhi suatu proses / pekerjaan tertentu. [2]
Secara umum informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi penerimanya yang nantinya akan digunakan untuk mengambil keputusan masa kini maupun masa yang akan datang. Fungsi dari informasi adalah untuk mengurangi ketidakpastian di dalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan
Jadi pengertian dari sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi terkait untuk mendukung proses pengambilan keputusan, koordinasi dan pengendalian yang ada didalamnya.
2.2.2. Supply Chain Management
Supply Chain (rantai pengadaan) adalah suatu sistem tempat organisasi
menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan atau jejaring dari berbagai organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang tersebut. [3]
Konsep supply Chain merupakan konsep baru dalam hal melihat persoalan logistik. Dalam konsep lama, logistik lebih sebagai persoalan intern masing-masing perusahaan, dan pemecahannya dititikberatkan pada pemecahan secara
intern di perusahaan masing-masing. Sedangkan dalam konsep baru ini, masalah
17
merupakan perusahaan-perusahaan yang mempunyai kepentingan yang sama, yaitu [3]:
1. Suppliers;
2. Manufacturer;
3. Distribution;
4. Retail outlets;
5. Customers.
Chain 1 : Suppliers
Jaringan di mulai dari supplier, yang merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama, di mana mata rantai penyaluran barang akan mulai. Bahan pertama ini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan, suku cadang, dan sebagainya. Sumber pertama ini dinamakan
suppliers. Jumlah supplier bisa banyak atau sedikit, tetapi suppliers biasanya
berjumlah banyak sekali.
Chain 1 – 2 : Suppliers - Manufacturer
Rantai pertama dihubungkan dengan rantai kedua, yaitu Manufacturer atau
plants atau assembler atau fabricator atau bentuk bentuk lain yang melakukan
pekerjaan membuat, mengfabrikasi, mengasembling, merakit, mengkonversikan, ataupun menyelesaikan barang (finishing).
Chain 1 – 2 – 3 : Suppliers – Manufakturer – Distribution
Barang sudah jadi yang dihasilkan oleh Manufacturer sudah harus mulai disalurkan kepada pelanggan. Walaupun tersedia banyak cara untuk penyaluran barang ke pelanggan, yang umum adalah melalui distributor dan ini biasanya ditempuh oleh sebagian besar supply chain. Barang dari pabrik melalui gudangnya disalurkan ke gudang distributor atau pedagang besar dalam jumlah besar, dan pada waktunya nanti pedagang besar akan menyalurkan barang tersebut dalam jumlah yang lebih kecil kepada retailers atau pengecer.
Chain 1 – 2 – 3 - 4 : Suppliers – Manufakturer – Distribution – Retail Outlets
untuk memperoleh penghematan dalam bentuk jumlah inventories dan biaya gudang, dengan cara desain kembali pola-pola pengiriman barang baik dari gudang Manufacturer maupun ke toko pengecer (retail outlets). Walaupun ada beberapa pabrik yang langsung menjual barang hasil produksinya kepada pelanggan, namun secara relatif jumlahnya tidak banyak dan kebanyakan menggunakan pola ini.
Chain 1 – 2 – 3 - 4 – 5 : Suppliers – Manufakturer – Distribution – Retail
Outlets – Customers
Para pengecer atau retailers ini menawarkan barangnya langsung kepada para pelanggan atau pembeli atau pengguna barang tersebut. Yang termasuk
outlets adalah toko, warung, toko serba ada, pasar swalayan, toko koperasi, mal,
Club store, dan sebagainya, pokoknya di mana pembeli akhir melakukan
pembelian. Mata rantai supply baru betul-betul berhenti setelah barang yang bersangkutan tiba di pemakai akhir barang atau jasa.
2.2.2.1.Proses Supply Chain Management
Proses supply chain management adalah proses pengolahan produk dari mulai masih berbahan mentah, produk setengah jadi hingga produk jadi diperoleh lalu dijual melalui berbagai fasilitas yang terhubung oleh rantai sepanjang arus produk dan material. Bila digambarkan dalam bentuk bagan akan nampak sebagai berikut:
19
Gambar 2.3 menunjukkan bahwa supply chain management adalah koordinasi dari material, informasi dan arus keuangan diantara perusahaan yang berpartisipasi.
a) Arus material melibatkan arus produk fisik dari pemasok sampai konsumen melalui rantai, sama baiknya dengan arus balik dari retur produk, layanan, daur ulang dan pembuangan.
b) Arus informasi meliputi ramalan permintaan, transmisi pesanan dan laporan status pesanan.
c) Arus keuangan meliputi informasi kartu kredit, syarat-syarat kredit, jadwal pembayaran, penetapan kepemilikan dan pengiriman.
2.2.2.2.Komponen SCM (Supply Chain Management)
Supply Chain Management memiliki 3 komponen utama yang mendukung
berjalannya suatu proses bisnis sebagai berikut [5]:
1. Upstream Supply Chain
Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufacturing dengan para penyalurnya (yang mana dapat
manufacturers, assemblers, atau kedua-duanya) dan koneksi mereka kepada para
penyalur mereka (para penyalur second-tier). Hubungan para penyalur dapat diperluas kepada beberapa strata, semua jalan dari asal material (contohnya bijih tambang, pertumbuhan tanaman). Di dalam upstream supply chain, aktivitas yang utama adalah pengadaan.
2. Internal Supply Chain
Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses inhouse yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi itu. Hal ini meluas dari waktu masukan ke dalam organisasi. Di dalam internal supply chain, perhatian yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi dan pengendalian persediaan.
3. Downstream Supply Chain
perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan transportasi dan after-sale service.
2.2.2.3.Area Cakupan SCM (Supply Chain Management)
SCM memiliki prinsip penting yakni SCM bersifat transparansi informasi dan adanya kolaborasi antara fungsi internal yang ada diperusahaan ataupun yang ada pada pihak-pihak yang ada diluar perusahaan yang berada pada lingkup
supply Chain. Apabila mengacu pada sebuah perusahaan manufaktur,
kegiatan-kegiatan utama yang masuk dalam klasifikasi SCM adalah [5]: 1. Kegiatan merancang produk baru (Product Development)
2. Kegiatan mendapatkan bahan baku (proceurement, purchasing, control) 3. Kegiatan merencanakan produksi dan persediaan (planning & control) 4. Kegiatan melakukan produksi (production)
5. Kegiatan melakukan pengiriman / distribusi (distribution)
Kelima klasifikasi tersebut biasanya tercermin dalam bentuk pembagian department atau divisi dengan kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan. Bentuk pembagian dan kegiatan yang biasanya ada pada perusahaan manufaktur dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2. 1 Lima Bagian Utama Area Cakupan SCM [5]
Bagian Cakupan kegiatan antara lain
Pengembangan produk Melakukan riset pasar, merancang produk baru, melibatkan supplier dalam perancangan produk baru
Pengadaan Memilih supplier, mengavaluasi kinerja
supplier, melakukan pembelian bahan baku dan
komponen, memonitor supply risk, membina dan memelihara hubungan dengan supplier
Perencanaan & Pengendalian
Demand planning, peramalan permintaan,
perencanaan kapasitas, perancanaan produksi dan persediaan
21
Bagian Cakupan kegiatan antara lain
Pengiriman / Distribusi Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan pengiriman, mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor
service level di tiap pusat distribusi
2.2.2.4.Push dan Pull Supply Chain
Pull supply chain adalah strategi produksi “make-to-order” yang manfaat utamanya adalah menghindari waste inventori atau merupakan strategi perusahaan terutama perusahaan manufaktur di mana produksi baru dilakukan selalu setelah adanya permintaan pasar dan benar-benar dilakukan atas pemintaan pelanggan.
Push Supply Chain adalah strategi produksi Make-to-Stock. Sistem push pada dasarnya adalah suatu sistem perencanaan dan pengendalian produksi berbasis material requirments planning (MRP) [6]. Strategi pull lebih popular dibandingkan dengan sistem pull karena sistem produksinya berbasis kepada
forecasting atau peramalan dan menghasilkan output dalam jumlah besar yang
nantinya akan masuk ke dalam inventori sebelum disalurkan kepada pelanggan.
2.2.3. Monitoring
Monitoring adalah pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai kesadaran
(awareness) tentang apa yang ingin diketahui, pemantauan berkadar tingkat tinggi
dilakukan agar dapat membuat pengukuran melalui waktu yang menunjukkan pergerakan ke arah tujuan atau menjauh dari itu. Monitoring akan memberikan informasi tentang status dan kecenderungan bahwa pengukuran dan evaluasi yang diselesaikan berulang dari waktu ke waktu. [6]
melalui kegiatan melihat laporan tertulis, mencermati laporan lisan atau mewawancarai salah satu dari beberapa orang yang terlibat dalam suatu kegiatan.
2.2.4. Perencanaan Persediaan Material
Perencanaan Persediaan Material atau Material Requirements Planning merupakan suatu sistem pengendalian persediaan yang memanfaatkan informasi tentang kebergantungan pada permintaan untuk mengelola persediaan dari berbagai komponen yang diperlukan untuk membuat suatu produk akhir dan menjabarkan jadwal induk produksi ke dalam jadwal kebutuhan bahan baku / komponen [6]. MRP selain sebagai suatu sistem pengendalian persediaan juga berfungsi sebagai sistem perencanaan dan pengendalian produksi, yang mempunyai beberapa sifat khusus dan membedakannya dari metode pengendalian persediaan yang lain. Sifat khusus MRP tersebut antara lain :
1. Lebih memperhatikan dependensi antar komponen.
2. Menjaga agar tingkat persediaan seminimum mungkin, tetapi kelangsungan
proses produksi tidak terganggu dengan jalannya menyediakan sejumlah material sebanyak yang dibutuhkan untuk satu saat.
Metode MRP adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk mengendalikan persediaan bahan baku yang bersifat depedent demand (permintaan bergantung) atau derived demand (permintaan turunan) yang berperan penting dalam keputusan material atau bahan apa yang dibutuhkan, berapa banyak kebutuhannya, dan kapan waktu dibutuhkannya [6].
2.2.5. Peramalan
2.2.5.1.Konsep Dasar Peramalan
23
aktual dimasa lalu. Adanya data masa lalu ini sama juga dengan yang ada pada peramalan.
Peramalan adalah pemikiran terhadap suatu besaran, misalnya permintaan terhadap satu atau beberapa produk pada periode yang akan datang [6]. Pada hakekatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan (guess), tetapi dengan menggunakan teknik-teknik tertentu, maka peramalan menjadi lebih dari sekedar perkiraan. Peramalan dapat dikatakan sebagai perkiraan yang ilmiah (educated
guess). Setiap pengambilan keputusan yang menyangkut keadaan di masa yang
akan datang, maka pasti ada peramalan yang melandasi pengambilan keputusan tersebut.
Dalam kegiatan produksi, peramalan dilakukan untuk menentukan jumlah permintaan terhadap suatu produk dan merupakan langkah awal dari proses perencanaan dan pengendalian produksi. Dalam peramalan ditetapkan jenis produk apa yang diperlukan (What), jumlahnya (How Many), dan kapan dibutuhkan (When) . Tujuan peramalan dalam kegiatan produksi adalah untuk meredam ketidakpastiaan, sehingga diperoleh suatu perkiraan yang akan mendekati keadaan yang sebenarnya.
2.2.5.2.Tujuan Peramalan
Jika dilihat dari segi waktu, tujuan peramalan bisa dilihat sebagai berikut [6]:
a. Jangka Pendek (Short Term)
Menentukan kuantitas dan waktu dari item dijadikan produksi. Biasanya bersifat harian ataupun mingguan dan ditentukan oleh Low Management. b. Jangka Menengah (Small Term)
Menentukan kuantitas dan waktu dari kapasitas produksi. Biasanya bersifat bulanan ataupun kuartal dan ditentukan oleh Middle Management. c. Jangka Panjang (Long Term)
2.2.5.3.Klasifikasi Teknik Peramalan
Metode Peramalan dapat diklasifikasi atas dua kelompok besar yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Kedua kelompok tersebut memberikan hasil peramalan yang kuantitatif. Perbedaannya terletak pada cara peramalan yang dilakukan. Metode kualitatif didasarkan pada pertimbangan akal sehat (human
judgement) dan pengalaman. Metode kuantitatif adalah sebuah prosedur formal
yang menggunakan model matematika dan data masa lalu untuk memproyeksikan kebutuhan di masa yang akan datang. [6]
a. Metode Kualitatif
Metode kualitatif pada umumnya digunakan apabila data kuantitatif tentang permintaan masa lalu tidak tersedia atau akurasinya tidak memadai. Misalnya peramalan tentang permintaan produk baru yang akan dijelaskan, jelas data masa lalu tidak tersedia. Walaupun data masa lalu tersedia, kalau kondisi lingkungan masa yang akan datang sama sekali sudah berbeda dengan kondisi masa lalu maka keberadaan data masa lalu itu tidak akan menolong peramalan permintaan masa yang akan datang. [6]
Apabila data masa lalu tidak tersedia atau tidak memadai maka satu-satunya pilihan metode peramalan yang dapat digunakan ialah metode kualitatif. Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan yaitu pertama peramalan berdasarkan penaksiran secara langsung (direct judgement) dan kedua penafsiran digunakan sebagai dasar koreksi terhadap hasil peramalan. Metode peramalan kualitatif yang umum digunakan dalam perencanaan dalam produksi, seperti Keputusan Manajemen, Teknik Delphi, Gabungan Pendapat Tenaga Penjual, Riset Pasar, Analogia Historis, dan Kurva Siklus Daur Hidup.
b. Metode Kuantitatif
25
pada masa yang akan datang. Salah satu yang masuk ke dalam metode Kuantitatif adalah Analisis Time Series.
Analisis Time series menemukan bagaimana indikator produk tertentu bervariasi terhadap waktu. Time Series adalah serangkaian observasi terhadap suatu variabel tertentu yang dilakukan secara diskrit. Analisis Time series mengasumsikan bahwa Time series dapat didekomposisi ke dalam sejumlah komponen atau faktor-faktor terkait dan kemudian masing-masing komponen-komponen diidentifikasi. Pemahaman terhadap komponen-komponen tersebut kemudian digunakan untuk membentuk model matematika yang disebut model peramalan [6]. Model ini digunakan untuk membuat peramalan. Faktor-faktor terkait yang dimaksud pada umumnya ialah trend (trend), siklus (cycles), Muslimah (seasonal
variation) dan residu (random factors).
1). Trend (T)
Trend ialah salah satu komponen peramalan yang menunjukkan kecenderungan yang dapat dilihat dari pola permintaan masa lalu. Pada pola tren data permintaan masa lalu cukup berfluktuasi dari waktu ke waktu tetapi terlihat adanya suatu trend yang lurus menanjak (koefisien arah bertanda positif). Bila tidak ada trend maka permintaan bersifat konstan. [6]
2). Siklus (C)
Siklus adalah pergerakan periodik yang bergantian antara puncak dan lembah. Pada pola siklus menunjukkan ada pola yang relatif teratur tentang jumlah permintaan per periodik yang maksimum dan minimum. [6]
3). Variasi Musiman (S)
4). Residu (R)
Residu menggambarkan kesempatan terjadinya variasi karena faktor random. Variasi ini tidak dapat dijelaskan oleh trend, siklus, atau pun pergerakan Muslimah. Residu ini tidak dapat diramalkan karena tidak diketahui faktor penyebab terjadinya. [6]
2.2.5.4.Teknik Peramalan
Berikut adalah pembahasan tentang beberapa teknik peramalan yang akan digunakan pada penyusunan tugas akhir ini.
1. Simple Average
Metode simple average adalah salah satu teknik yang tepat ketika kemampuan runtun untuk menjadi ramalan sudah menjadi stabil, dan lingkungan di dalam tuntun pada umumnya tidak berubah. Simple average menggunakan rata-rata (Mean) dari semua observasi pada periode-periode sebelumnya yang relevan sebagai ramalan pada periode berikutnya. Rumus untuk simple average dapat dilihat pada persamaan 2.1.
(2.1)
dimana :
Yt+1 =nilai peramalan untuk periode selanjutnya
Yi =nilai sebenarnya/aktual pada periode t
t = jumlah perlakuan dalam simple average
2. Single Moving Average
Metode single moving average menggunakan rata-rata dari semua data peramalan. Moving average ini lebih digunakan untuk meramalkan periode selanjutnya. Rumus untuk singlet moving average dapat dilihat pada persamaan 2.2.
Yt+1 = (2.2)
27
Yt+1 =nilai peramalan untuk periode selanjutnya
Yt = nilai sebenarnya/aktual pada periode t
K = jumlah perlakuan dalam moving average
Moving average untuk periode waktu t adalah mean aritmetika dari k
observasi terbaru. Dalam moving average, beban yang diberikan sama untuk setiap observasi. Setiap data baru dimasukkan dalam rata-rata yang tersedia, dan data paling awal dibuang. Model ini tidak menangani trend atau musimam dengan sangat baik. Walaupun itu lebih baik daripada metode simple average. [6]
3. Single Exponential Smoothing
Peramalan berdasarkan metode penghalusan eksponensial (exponential
smoothing) pada umumnya digunakan untuk memperkirakan penjualan
produk-produk secara individu. Metode ini sering dianggap lebih baik dari kedua metode sebelumnya yaitu simple average dan single moving average karena kemampuannya menggunakan data masa lalu dengan pemberian bobot berdasarkan kekinian data. Data yang lebih kini diberi bobot lebih besar dibandingkan dengan data sebelumnya. Asumsi ialah data yang lebih kini selalu mempunyai pengaruh yang lebih kuat terhadap hasil peramalan dibandingkan dengan data yang lebih usang [6]. Rumus untuk single exponential smoothing dapat dilihat pada persamaan 2.3.
Fn+1 = αYn + (1 –α)Fn (2.3)
dimana :
Fn+1 = hasil peramalan pada periode n + 1
Fn = hasil peramalan untuk periode sebelumnya α = konstanta penghalusan di mana 0 ≤ α ≤ 1 Yn = nilai sebenarnya untuk periode sebelumnya
2.2.6. Menghitung Kesalahan Peramalan
MSE (Mean Squared Error). MSE merupakan rata-rata dari selisih kuadrat dari nilai yang diramalkan dengan yang diamati [5]. MSE digunakan dengan menghasilkan error yang ada menunjukan seberapa besar perbedaan hasil estimasi dengan yang destinasi. Hal ini membuat berbeda karena adanya keacakan pada data atau karena tidak mengandung estimasi yang lebih akurat. Rumus untuk MSE dapat dilihat pada persamaan 2.4.
MSE = (2.4)
Dimana,
At = Permintaan Aktual pada periode t
Ft = Peramalan Permintaan pada periode t
n = jumlah periode peramalan yang terlibat
2.2.7. Metode Pengendalian Persediaan
Metode pengendalian persediaan ini dilakukan bedasarkan pada basis matematika, statistika dan optimasi sebagai alat bantu utama untuk menjawab permasalahan kuantitatif yang terjadi pada suatu sistem persediaan (inventory). Pada kahikatnya metode ini berusaha untuk mencari jawaban optimal dalam menentukan kebijakan inventori, yaitu kebijakan yang berkaitan dengan penentuan ukuran lot pesanan ekonomis (Economic Order Quantity), saat pesanan dilakukan (Reoder Point), serta pada cadangan persediaan pengaman (Safety
Stock) yang diperlukan. Pendekatan yang digunakan adalah melakukan
permodelan matematis terhadap alternatif jawaban permasalahan sehingga dapat ditentukan jawaban optimalnya secara analitis. [5]
2.2.7.1.Persediaan Pengamanan (Safety Stock)
29
Safety Stock = Z x Sdl (2.5)
Dimana,
Z = Service Level (Kemampuan perusahaan untuk melayani permintaan atau diterjemahkan dari keputusan manajemen)
Sdl = ditentukan dari ketidakpastian permintaan dengan ketentuan dapat
dilihat pada Gambar 2.5.
Gambar 2. 4 Interaksi antara permintaan dan lead time pada penetuan safety stock
2.2.8. Basis Data
Basis data terdiri atas 2 kata, yaitu Basis dan Data. Basis kurang lebih dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang/berkumpul. Sedangkan data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya, yang direkam dalam bentuk angka, simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya.
Basis data sendiri dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti [2]:
1. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.
2. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan redudansi yang tidak perlu untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
Basis Data dan lemari arsip sesunguhnya memiliki prinsip kerja dan tujuan yang sama. Prinsip utamanya adalah pengaturan data/arsip dan tujuan utamanya adalah kemudahaan dan kecepatan dalam pengambilan kembali data/arsip. Perbedaannya hanya terletak pada media penyimpanan yang digunakan. Jika lemari arsip menggunakan lemari dari besi atau kayu sebagai media penyimpanan, maka basis data menggunakan media penyimpanan elektronis seperti cakram magnetis (magnetic disk atau disingkat disk). Hal ini merupakan konsekuensi yang logis, karena lemari arsip langsung dikelola oleh manusia, sementara basis data dikelola melalui perantaraan mesin pintar elektronis yang kita kenal sebagai komputer. Perbedaan media ini yang selanjutnya melahirkan perbedaan-perbedaan lain yang menyangkut jumlah dan jenis metode yang dapat digunakan dalam upaya penyimpanan data. Operasi-operasi dasar yang dapat kita lakukan berkenaan dengan basis data meliputi: [2]
1. Pembuatan basis data baru (createdatabase), 2. Penghapusan basis data (dropdatabase),
3. Pembuatan tabel baru kesuatu basis data (createtable), 4. Penghapusan tabel dari suatu basis data (droptable), 5. Pengambilan data dari sebuah tabel (query),
6. Pengubahan data dari sebuah tabel (update), 7. Penghapusan data dari sebuah tabel (delete).
Pemanfaatan basis data untuk pengelolahan data, juga memiliki tujuan-tujuan tertentu. Sejumlah tujuan-tujuan (objektif) dilakukan untuk pemanfaatan basis data agar lebih optimal hal ini diantaranya sebagai berikut:
1. Kecepatan dan Kemudahaan (Speed), 2. Efisiensi Ruang Penyimpanan (Space), 3. Keakuratan (Accuracy),
4. Ketersediaan (Availability), 5. Kelengkapan (Completeness), 6. Keamanan (Security),
31
2.2.9. Sistem Basis Data
Sistem adalah sebuah tatanan atau keterpaduan yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional dengan satuan fungsi dan tugas khusus yang saling berhubungan dan secara bersama-sama bertujuan untuk memenuhi suatu proses tertentu [2]. Sebuah kendaraan dapat mewakili sebuah sistem yang terdiri atas komponen pemantik atau starter untuk memulai pengapian, komponen pengapaian untuk pembakaran BBM yang membuat torak bekerja, komponen penggerak atau torak untuk menggerakan roda, komponen pengereman untuk memperlambat dan menghentikan gerak torak dan roda, komponen perlistrikan untuk mengaktifkan speedometer, lampu dan lain-lain yang secara bersama-sama melaksanakan fungsi kendaraan secara umum yakini sebagai sarana transportasi. [2]
Basis data hanyalah sebuah objek pasif. Ia ada karena ada pembuatnya. Ia tidak pernah berguna jika tidak ada pengelola dan penggeraknya. Yang menjadi pengelola atau penggeraknya secara langsung adalah program atau aplikasi atau
software. Gabungan keduanya basis data dan pengelolanya menghasilkan sebuah
sistem. Karena itu secara umum sebuah sistem basis data merupakan sistem yang terdiri atas kumpulan tabel data yang saling berhubungan dalam sebuah basis data disebuah sistem komputer dan sekumpulan program yang biasa disebut DataBase
Management System DBMS yang memungkinkan beberapa pemakai atau program
lain untuk mengakses dan memanipulasi tabel-tabel data tersebut. Lebih jauh lagi dalam sebuah sistem basis data secara lengkap akan terdapat komponen-komponen utama sebagai berikut : [2]
1. Perangkat Keras (Hardware), 2. Sistem Operasi (Operating System), 3. Basis Data (DataBase),
4. Sistem Aplikasi Perangkat Lunak Pengolah Basis Data yang biasa disebut DataBase Management System DBMS,
5. Pemakai (User),
2.2.10.DBMS (DataBase Management System)
Pengolahaan basis data secara fisik tidak dilakukan oleh pemakai secara langsung, tetapi ditangani oleh sebuah perangkat lunak atau sistem yang khusus. Perangkat lunak ini disebut DataBase Management System (DBMS) yang akan menentukan bagaimana data diorganisasi, disimpan, diubah dan diambil kembali. Ia juga menerapkan mekanisme pengamanan data, pemakaian data secara bersama, pemaksaan keakuratan/konsistensi data dan sebagainya. [2]
Perangkat lunak yang termasuk DBMS seperti dBase, FoxBase, Rbase,
Microsoft Access atau sering disingkat MS Access dan Borland Paradox untuk
DBMS yang sederhana atau BorlandInterbase, MS SQL Server, Oracle Database,
IBM DB2, Informix, Sybase, MySQL, PostgreSQL untuk DBMS yang lebih
kompleks dan lebih lengkap.
2.2.11.ERD (Entity Relationship Diagram)
Entity Relationship Diagram ERD adalah pemodelan awal basis data yang
paling banyak digunakan. ERD dikembangkan berdasarkan teori himpunan dalam bidang matematika. ERD digunakan untuk pemodelan basis data relasional sehingga jika penyimpanan basis data menggunakan OODBMS maka perancangan basis data tidak perlu menggunakan ERD. ERD memiliki beberapa aliran notasi seperti notasi Chen yang dikembangkan oleh Peter Chen, notasi Barker yang dikembangkan oleh Richard Barker, Ian Palmer, Harry Ellis, notasi Crow’s Foot dan beberapa notasi lain. Namun pada umumnya banyak digunakan adalah notasi Chen. [2]
2.2.12.DFD (Data Flow Diagram)
Data Flow diagram atau biasa disingkat DFD atau dalam bahasa indonesia sebagai Diagram Arus Data (DAD), merupakan penggambaran jaringan kerja dari suatu sistem (otomatis, Manual, atau kombinasi). Penggambaran DFD terhadap kasus yang serupa dapat berbeda tergantung perancangannya, karena setiap orang dapat berbeda membentuk level dari suatu flow sistem. DFD terdiri dari 2 bentuk, yaitu [7]:
33
yang manual dimana lebih menunjukan dimana, bagaimana dan oleh siapa proses - proses dalam sistem tersebut dilakukan. Umumnya diagram fisik digunakan untuk menggambarkan sistem yang sedang berjalan pada saat analisa dengan pertimbangan diagram ini lebih mudah dipahami oleh user karena proses tersebut menggambarkan objek - objek yang melakukan proses dalam suatu sistem.
2. Diagram arus data logika dimana penekanannya hanya pada logika dari kebutuhan-kebutuhan sistem, yaitu proses - proses apa secara logika yang dibutuhkan oleh sistem yang terkait, jadi lebih menekankan pada proses -proses dan aliran data dari dan keluar -proses tersebut.
DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau dimana data tersebut disimpan.Kelebihan dari DFD yaitu dapat menggambarkan sistem secara terstruktur dengan mengubah sistem menjadi level yang lebih rendah, sedangkan kekurangannya adalah tidak dapat menunjukan proses pengulangan, proses keputusan dan tidak menunjukan.
Proses - proses perhitungan. Berikut ini merupakan simbol yang dipakai dalam DFD :
1. Kesatuan Luar
Kesatuan Luar menggambarkan kesatuan - kesatuan di luar sistem yang kita gambarkan. Kesatuan ini menyediakan data untuk input ke sistem dan menerima data output dari sistem. Setiap kesatuan luar diberi nama sesuai dengan elemennya.
2. Proses
3. Arus Data
Tanda panah digunakan untuk menggambarkan arus data yang mengalir di antara proses, tempat penyimpanan data dan kesatuan luar. Selain itu tanda panah juga mewakili fisik seperti mengalirnya stok/persediaan barang dagangan.
4. Tempat Penyimpanan Data
Tempat penyimpanan data (data storage) digunakan untuk menyimpan data hasil proses maupun menyediakan data yang dipersiapkan untuk diproses.
2.2.13.PHP (Hypertext Preprocessor)
PHP merupakan script untuk pemrograman berbasis web server-side. Dengan menggunakan PHP maka maintenance suatu situs web menjadi lebih mudah. Proses update data dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi yang dibuat dengan script PHP. [1]
PHP sangatlah mudah dipelajari karena sintaks-sintaks PHP mirip dengan bahasa C, dan Pascal. PHP juga disenangi karena dikembangkan sebagai
web-spesific language sehingga menyediakan fungsi-fungsi khusus yang membuat
pengembangan suatu web dapat dilakukan dengan mudah. Sebagai bahasa pemrograman web, PHP menyediakan koneksi dengan database, protokol, dan lain sebagainya. PHP memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut [1]:
a. Bahasa pemrograman PHP adalah sebuah bahasa script yang tidak melakukan sebuah kompilasi dalam penggunanya.
b. Web Server yang mendukung PHP dapat ditemukan dimana - mana dari mulai apache, IIS, Lighttpd, hingga Xitami dengan konfigurasi yang relatif mudah.
c. Dalam sisi pengembangan lebih mudah, karena banyaknya milis - milis dan developer yang siap membantu dalam pengembangan.
35
2.2.14.MySQL
MySQL merupakan DBMS yang pertama kali mulai dikembangkan tahun
1994 oleh sebuah perusahaan software bernama TcX Data Konsult AB yang dikemudian hari berganti nama menjadi MySQL-AB. My pada kata MySQL sebenarnya bukan berarti MY dalam bahasa inggris, tetapi konon merupakan nama putri dari Michael Widenius, pemrogram DBMS tersebut. Versi lain menyebutkan My adalah kependekan dari Monty yang merupakan julukan untuk Michael Widenius. [4]
MySQL digunakan oleh sebagian besar web server yang ada di internet.
Disamping karena dianggap simpel, juga dapat digunakan pada berbagai sistem operasi sekelas server seperti Windows, Linux, Solaris, Mac OS, BSD, Unix, IBM-AIX. Walaupun relatif simpel, MySQL memiliki fitur-fitur yang sangat baik, sehingga sangat cocok untuk digunakan dalam implementasi aplikasi basis data, khususnya yang berbasis web. MySQL dapat digunakan untuk kepentingan komersial atau pun personal (non profit). PHP secara default telah mendukung
MySQL karena PHP tumbuh besar bersama dengan MySQL, sehingga pertama
kali database yang didukung oleh PHP adalah MySQL. MySQL memiliki beberapa keistimewaan, yaitu: 1). Open Source
2). Portability 3). Multiuser 4). Column types 5). Performance tuning
2.2.15.XAMPP (Explorer Apache MySQL PHP PHPMyAdmin)
XAMPP merupakan paket PHP berbasis Open Source yang dikembangkan oleh sebuah komunitas Open Source, yang dapat digunakan sebagai tool pembantu pengembangan aplikasi berbasis PHP. XAMPP mengombinasikan beberapa paket perangkat lunak berbeda ke dalam satu paket. [4]
telah disediakan oleh XAMPP. Berikut adalah beberapa paket yang telah disediakan:
1. Apache HTTPD 2.0.54 2. MySQL 4.1.12
3. PHP 5.0.3
4. Filezilla FTP Server 0.9 Beta 5. phpMyAdmin 2.6.1 –pl3
167
BAB 4
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
4.1. Implementasi Sistem
Tahap implementasi merupakan tahap menerjemahkan perancangan berdasarkan hasil analisis kedalam suatu bahasa pemrograman tertentu serta penerapan perangkat lunak yang dibangun pada lingkungan yang sesungguhnya. Adapun pembahasan implementasi terdiri dari perangkat lunak pembangun dan perangkat keras pembangun.
4.1.1. Implementasi Perangkat Keras
Perangkat keras yang digunakan dalam mengimplementasikan sistem informasi yang dibuat dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Perangkat Keras yang Dibutuhkan untuk Implementasi
No Perangkat Keras Keterangan
1 Processor Core i3 2.4 GHz
2 RAM 6 GB
3 VGA HD Graphics 1 GB
4 Hardisk 500 GB
5 Monitor 17 inchi
6 Keyboard, Mouse Standar
4.1.2. Implementasi Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang digunakan dalam mengimplementasikan sistem informasi yang dibuat dapat dilihat pada table 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Implementasi Perangkat Lunak
No Perangkat Lunak Keterangan
1 Sistem Operasi Microsoft Windows 7
2 Web Server XAMPP 3.2.1
3 DBMS MySQL
4 Web Browser Mozilla Firefox, Google Chrome 5 Code Editor Macromedia Dreamweaver CS6,
4.1.3. Implementasi Basis Data
Pembuatan basis data dilakukan dengan menggunakan DBMS MySQL. Implementasi basis data dalam bahasa SQL adalah sebagai berikut:
1. Tabel User
Tabel user akan digunakan untuk menyimpan data user. Penjelasannya dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Tabel User
No SQL
CREATE TABLE IF NOT EXISTS `user` ( `id_user` int(3) NOT NULL,
`id_karyawan` int(3) DEFAULT NULL, `id_supplier` int(3) DEFAULT NULL, `username` varchar(20) NOT NULL, `password` varchar(50) NOT NULL,
`status` enum('Aktif','Tidak Aktif','','') NOT NULL, PRIMARY KEY (`id_user`),
KEY `id_karyawan` (`id_karyawan`), KEY `id_supplier` (`id_supplier`)
) ENGINE=InnoDB AUTO_INCREMENT=6 DEFAULT CHARSET=latin1; ALTER TABLE `user`
ADD CONSTRAINT `user_ibfk_1` FOREIGN KEY (`id_karyawan`) REFERENCES `karyawan` (`id_karyawan`) ON DELETE CASCADE ON UPDATE CASCADE,
ADD CONSTRAINT `user_ibfk_2` FOREIGN KEY (`id_supplier`) REFERENCES `supplier` (`id_supplier`) ON DELETE CASCADE ON UPDATE CASCADE;
2. Tabel Karyawan
Tabel karyawan akan digunakan untuk menyimpan data karyawan. Penjelasannya dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Tabel Karyawan
No SQL
CREATE TABLE IF NOT EXISTS `karyawan` ( `id_karyawan` int(3) NOT NULL,
`nip` varchar(8) NOT NULL,
`nama_karyawan` varchar(40) NOT NULL, `kontak_karyawan` varchar(12) NOT NULL, `email_karyawan` varchar(30) NOT NULL, `jabatan` varchar(30) NOT NULL,
169
9 ) ENGINE=InnoDB AUTO_INCREMENT=12 DEFAULT CHARSET=latin1;
3. Tabel Supplier
Tabel supplier akan digunakan untuk menyimpan data supplier. Penjelasannya dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Tabel Supplier
No SQL
CREATE TABLE IF NOT EXISTS `supplier` ( `id_supplier` int(3) NOT NULL,
`nama_supplier` varchar(40) NOT NULL, `alamat_supplier` varchar(50) NOT NULL, `kontak_supplier` varchar(12) NOT NULL, `email_supplier` varchar(30) NOT NULL, PRIMARY KEY (`id_supplier`)
) ENGINE=InnoDB AUTO_INCREMENT=5 DEFAULT CHARSET=latin1;
4. Tabel Konsumen
Tabel konsumen akan digunakan untuk menyimpan data konsumen. Penjelasannya dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Tabel Konsumen
No SQL
CREATE TABLE IF NOT EXISTS `konsumen` ( `id_konsumen` int(3) NOT NULL,
`nama_konsumen` varchar(40) NOT NULL, `alamat_konsumen` varchar(50) NOT NULL, `kontak_konsumen` varchar(12) NOT NULL, `email_konsumen` varchar(30) NOT NULL, `username` varchar(20) NOT NULL, `password` varchar(30) NOT NULL, PRIMARY KEY (`id_konsumen`)
) ENGINE=InnoDB AUTO_INCREMENT=34 DEFAULT CHARSET=latin1;
5. Tabel Pemesanan
Tabel 4.7 Tabel Pemesanan
CREATE TABLE IF NOT EXISTS `pemesanan` ( `id_pemesanan` int(6) NOT NULL DEFAULT '0', `tanggal_pemesanan` date NOT NULL,
`verifikasi_pemesanan` enum('diterima','pending','','') NOT NULL DEFAULT 'pending',
`status_pemesanan` enum('pending','persiapan produksi','dalam pengerjaan','siap dikirim','dalam pengiriman','') NOT NULL, `id_konsumen` int(3) NOT NULL,
`total_harga` int(11) DEFAULT '0', `gambar` varchar(55) NOT NULL, PRIMARY KEY (`id_pemesanan`), KEY `id_konsumen` (`id_konsumen`)
) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1; ALTER TABLE `pemesanan`
ADD CONSTRAINT `pemesanan_ibfk_1` FOREIGN KEY (`id_konsumen`) REFERENCES `konsumen` (`id_konsumen`) ON DELETE CASCADE ON UPDATE CASCADE;
6. Tabel detail pemesanan
Tabel detail pemesanan akan digunakan untuk menyimpan data detail pemesanan. Penjelasannya dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Tabel detail pemesanan
No SQL
CREATE TABLE IF NOT EXISTS `detail_pemesanan` ( `id_pemesanan` int(6) NOT NULL,
`id_warna` int(3) NOT NULL, `id_ukuran` int(3) NOT NULL,
`model` enum('lengan panjang','lengan pendek','','') NOT NULL, `qty` int(4) NOT NULL,
`id_produk` int(2) NOT NULL, `id_bahanbaku` int(3) NOT NULL, `subtotal` int(11) NOT NULL,
KEY `id_pemesanan` (`id_pemesanan`), KEY `id_produk` (`id_produk`), KEY `id_ukuran` (`id_ukuran`), KEY `id_warna` (`id_warna`)
) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1; ALTER TABLE `detail_pemesanan`
ADD CONSTRAINT `detail_pemesanan_ibfk_1` FOREIGN KEY
(`id_produk`) REFERENCES `produk` (`id_produk`) ON DELETE CASCADE ON UPDATE CASCADE,
ADD CONSTRAINT `detail_pemesanan_ibfk_2` FOREIGN KEY
(`id_ukuran`) REFERENCES `ukuran` (`id_ukuran`) ON DELETE CASCADE ON UPDATE CASCADE,
ADD CONSTRAINT `id_pemesanankedetail` FOREIGN KEY
171
24 CASCADE ON UPDATE CASCADE;
7. Tabel Bahan Baku
Tabel bahan baku akan digunakan untuk menyimpan data bahan baku. Penjelasannya dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Tabel Bahanbaku
No SQL
CREATE TABLE IF NOT EXISTS `bahanbaku` ( `id_bahanbaku` int(3) NOT NULL,
`kode_bahanbaku` varchar(11) NOT NULL, `nama_bahanbaku` varchar(40) NOT NULL, `stok` int(6) NOT NULL,
`safetystock` int(6) NOT NULL, `id_peramalan` int(3) NOT NULL, PRIMARY KEY (`id_bahanbaku`), KEY `id_peramalan` (`id_peramalan`)
) ENGINE=InnoDB AUTO_INCREMENT=18 DEFAULT CHARSET=latin1;
8. Tabel Peramalan
Tabel peramalan akan digunakan untuk menyimpan data peramalan. Penjelasannya dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Tabel Peramalan
No SQL
CREATE TABLE IF NOT EXISTS `peramalan` ( `id_peramalan` int(3) NOT NULL,
`data_aktual` int(6) DEFAULT NULL, `tanggal` date NOT NULL,
`hasil` int(6) DEFAULT NULL, `id_produk` int(2) NOT NULL, PRIMARY KEY (`id_peramalan`), KEY `id_produk` (`id_produk`)
) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1; ALTER TABLE `peramalan`
9. Tabel Pengadaan
Tabel pengadaan akan digunakan untuk menyimpan data pengadaan. Penjelasannya dapat dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11 Tabel Pengadaan
No SQL
CREATE TABLE IF NOT EXISTS `pengadaan` ( `id_pengadaan` int(6) NOT NULL,
`tanggal_pengadaan` date NOT NULL,
`verifikasi_pengadaan` enum('di terima','pending','di setujui','dalam pengajuan','') NOT NULL DEFAULT 'pending',
`status_pengadaan` enum('pending','dalam pengiriman','di terima','terkirim') NOT NULL DEFAULT 'pending',
`id_supplier` int(3) DEFAULT NULL, PRIMARY KEY (`id_pengadaan`),
KEY `id_bahanbaku` (`id_bahanbaku`,`id_supplier`), KEY `id_supplier` (`id_supplier`)
) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1; ALTER TABLE `pengadaan`
ADD CONSTRAINT `pengadaan_ibfk_1` FOREIGN KEY (`id_bahanbaku`) REFERENCES `bahanbaku` (`id_bahanbaku`) ON DELETE CASCADE ON UPDATE CASCADE,
ADD CONSTRAINT `pengadaan_ibfk_2` FOREIGN KEY (`id_supplier`) REFERENCES `supplier` (`id_supplier`) ON DELETE CASCADE ON UPDATE CASCADE;
10.Tabel BOM
Tabel BOM akan digunakan untuk menyimpan data BOM. Penjelasannya dapat dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12 Tabel BOM
No SQL
CREATE TABLE IF NOT EXISTS `bom` ( `id_bom` int(3) NOT NULL,
`id_bahanbaku` int(3) NOT NULL, `jumlah_bom` float NOT NULL, `satuan_bom` varchar(20) NOT NULL, `id_produk` int(2) NOT NULL, `id_ukuran` int(3) NOT NULL, PRIMARY KEY (`id_bom`), KEY `id_produk` (`id_produk`), KEY `id_bahanbaku` (`id_bahanbaku`), KEY `id_ukuran` (`id_ukuran`)
) ENGINE=InnoDB AUTO_INCREMENT=5 DEFAULT CHARSET=latin1; ALTER TABLE `bom`
173
REFERENCES `produk` (`id_produk`) ON DELETE CASCADE ON UPDATE CASCADE,
ADD CONSTRAINT `bom_ibfk_2` FOREIGN KEY (`id_ukuran`)
REFERENCES `ukuran` (`id_ukuran`) ON DELETE CASCADE ON UPDATE CASCADE;
11.Tabel Produk
Tabel produk akan digunakan untuk menyimpan data produk. Penjelasannya dapat dilihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13 Tabel Produk
No SQL
CREATE TABLE IF NOT EXISTS `produk` ( `id_produk` int(2) NOT NULL,
`kode_produk` varchar(9) NOT NULL, `nama_produk` varchar(30) NOT NULL, `harga` int(6) NOT NULL,
`id_ukuran` int(3) NOT NULL, PRIMARY KEY (`id_produk`)
) ENGINE=InnoDB AUTO_INCREMENT=6 DEFAULT CHARSET=latin1;
12.Tabel Pengiriman
Tabel pengiriman akan digunakan untuk menyimpan data pengiriman. Penjelasannya dapat dilihat pada tabel 4.14.
Tabel 4.14 Tabel Pengiriman
No SQL
CREATE TABLE IF NOT EXISTS `pengiriman` ( `id_pengiriman` int(3) NOT NULL,
`tanggal_pengiriman` date DEFAULT NULL,
`status_pengiriman` enum('siap dikirim','sudah dikirim','','') NOT NULL, `id_karyawan` int(3) DEFAULT NULL,
`id_pemesanan` int(3) NOT NULL, `id_konsumen` int(3) NOT NULL, `id_ekspedisi` int(3) DEFAULT NULL, PRIMARY KEY (`id_pengiriman`), KEY `id_karyawan` (`id_karyawan`), KEY `id_pemesanan` (`id_pemesanan`), KEY `id_ekspedisi` (`id_ekspedisi`), KEY `id_konsumen` (`id_konsumen`)
) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1; ALTER TABLE `pengiriman`