• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Isi Naskah Berita Program Bewara Siang Di Padjajaran TV Ditinjau Dari Kualitas Berita

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Isi Naskah Berita Program Bewara Siang Di Padjajaran TV Ditinjau Dari Kualitas Berita"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

30

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi sesungguhnya berpangkal pada perkataan latin communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga memiliki akar kata berbahasa latin Communico yang artinya membagi. (Dewi, 2007:2).

Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. (Effendy, 2005:10).

Everett M. Rogers, seorang pakar Sosiologi Pedesaan Amerika, membuat definisi, “Komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau

lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi terhadap satu sama lain, yang pada gilirannya akan tiba kepada saling pengertian”. (Rogers dan Kincaid dalam Dewi, 2000:3)

(2)

31 2.1.2 Proses Komunikasi

a. Proses Komunikasi Primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu lambang (symbol) sebagai media atau saluran. Lambang ini umumnya bahasa, tetapi dalam situasi-situasi komunikasi tertentu lambing-lambang yang digunakan dapat berupa kial (gesture), yakni gerak anggota tubuh, gambar, warna, dan lain sebagainya. (Effendy, 2003:33)

b. Proses Komunikasi Sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. (Effendy, 2006:16) Media yang digunakan adalah surat, telepon, surat kabar, radio atau televisi.

c. Proses Komunikasi Linear

(3)

32

Dalam konteks komunikasi yang dimaksudkan dengan proses secara sirkular itu adalah terjadinya umpan balik, yaitu terjadinya arus dari komunikan ke komunikator. (Effendy, 2003:40)

2.1.3 Fungsi Komunikasi

Adapun fungsi komunikasi secara menyeluruh dapat dirinci kembali sebagai berikut :

1. Informasi, yakni kegiatan mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan,opini dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi di luar dirinya.

2. Sosialisasi, yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana bersikap sesuai nilai-nilai yang ada serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif.

3. Motivasi, yakni mendorong seseorang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca, lihat dan dengar melalui media massa.

4. Bahan diskusi, yakni menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk mencapai persetujuan dalam hal terjadi perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang menyangkut orang banyak.

(4)

33

kebudayaan melalui aneka program siaran atau penerbitan buku. 7. Hiburan, media massa telah menyita banyak waktu luang dari

semua golongan usia dengan difungsikannya media komunikasi sebagai alat hiburan dalam rumah tangga.

8. Integrasi, menjembatani perbedaan antarsuku bangsa maupun antarbangsa dalam upaya memperkokoh hubungan dan pemerataan informasi.

2.1.4 Tipe Komunikasi

Tipe komunikasi diklasifikasikan berdasarkan sudut pandang dan pengalaman dari masing-masing pakar. Memperhatikan pendapat para pakar maka dibawah ini akan diuraikan lima tipe atau tingkatan komunikasi beserta fungsinya masing-masing.

1. Komunikasi dengan diri sendiri (Intrapersonal Communication) Komunikasi dengan diri sendiri adalah suatu proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu atau komunikasi dengan diri sendiri. Proses komunikasi terjadi karena seseorang seringkali terbawa dalam pikirannya sendiri akibat objek yang diamati terbertik dalam pikirannya.

2. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)

(5)

34

Komunikasi Kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara tiga atau lebih secara bertatap muka atau menggunakan sebuah alat bantu. Kelompoknyapun dapat dibagi menjadi dua yakni kelompok besar atau kelompok kecil disini termasuk kelompok dalam suatu organisasi.

4. Komunikasi Massa (Mass Communication)

Dalam komunikasi massa, pesan dikirim dari sumber lembaga kepada khalayak yang bersifat massa melalui alat-alat mekanis, seperti televisi, radio, surat kabar, atau film.

5. Komunikasi Publik (Public Communication)

Komunikasi publik biasa disebut komunikasi pidato, kolektif, retorika, public speaking, atau audiens communication.(Dewi, 2007:6)

2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi Massa 2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa

(6)

35 majalah, film, dan sebagainya.

2.2.2 Ciri-ciri Komunikasi Massa

Untuk membedakan komunikasi massa dengan bentuk komunikasi yang lain, berikut beberapa ciri komunikasi massa yang dikemukakan Sutrisna Dewi dalam buku Komunikasi Bisnis :

a. Pesan bersifat terbuka

b. Penerima adalah khalayak yang variatif

c. Pengirim dan penerima dihubungkan oleh saluran yang diproses secara mekanik.

d. Berlangsung satu arah dan kecepatan umpan balik tergantung pada teknologi.

e. Penyebaran melalui media massa berlangsung cepat, serempak, dan luas.

f. Biaya produksi cukup mahal dan memerlukan dukungan tenaga yang relatif lebih banyak. (2007:7).

2.2.3 Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi komunikasi massa secara umum menurut Karlinah dalam Karlinah, dkk seperti yang dikutip oleh Ardianto dan Erdinaya dalam bukunya Komunikasi Massa, antara lain adalah :

1. Fungsi Informasi

(7)

36

Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya, karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik, melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembacanya.

3. Fungsi Mempengaruhi

Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk, features, iklan, artikel, dan sebagainya, dimana khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan di televisi ataupun surat kabar.

4. Fungsi Proses Pengembangan Mental

Untuk mengembangkan wawasan kita membutuhkan berkomunikasi dengan orang lain, karena melalui komunikasi, manusia akan bertambah pengetahuannya dan berkembang intelektualitasnya.

5. Fungsi Adaptasi Lingkungan

Setiap manusia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk dapat bertahan hidup. Proses komunikasi membantu manusia dalam proses penyesuain tersebut.

6. Fungsi Memanipulasi Lingkungan

Memanipulasi lingkungan artinya berusaha untuk mempengaruhi. Setiap orang berusaha untuk saling mempengaruhi dunia dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Dalam fungsi manipulasi, komunikasi digunakan sebagai alat kontrol utama dan pengaturan lingkungan. (2004:19-22)

2.3 Tinjauan Tentang Jurnalistik 2.3.1 Sejarah Jurnalistik

(8)

37

lahirnya jurnalisme selama berabad-abad. Percetakan jurnalisme mulai digunakan di Eropa pada sekitar tahun 1440. Dengan mesin cetak, lembaran-lembaran berita dan pamphlet dapat dicetak dengan kecepatan yang lebih tinggi, dalam jumlah yang lebih banyak dan dengan biaya yang lebih rendah.

Jurnalisme kini telah tumbuh jauh melampaui suratkabar pada awal kelahirannya. Majalah mulai berkembang sekitar dua abad lalu. Pada tahun 1920 radio komersial dan majalah-majalah berita muncul ke atas panggung. Televisi komersial mengalami boom setelah perang dunia II.

2.3.2 Pengertian Jurnalistik

Jurnalistik adalah istilah yang berasal dari bahasa Belanda ”journalistiek” atau bahasa Inggrisnya ”journalism”, yang bersumber pada perkataan ”journal” sebagai terjemahan dari bahasa Latin ”diurnal” yang berarti ”harian” atau ”setiap hari”. (Effendy, 2006:151)

Menurut Adinegoro yang terkutip dalam buku Jurnalistik Televisi karangan Askurifai Baksin, jurnalistik adalah kepandaian mengarang untuk memberi pekabaran pada masyarakat dengan selekas-lekasnya agar tersiar seluas-luasnya. (2006:47)

(9)

38 2.4.1 Pengertian Televisi

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, televisi yaitu proses penyiaran gambar melalui gelombang frekuensi radio dan menerimanya pada pesawat yang memunculkan gambar tersebut pada sebidang layar. Televisi juga dapat diartikan sebagai bisnis penyiaran pertunjukan televisi.

Televisi adalah media yang sangat vital dalam rangka menyebarkan informasi dan opini ditengah masyarakat. Kalau televisi berada ditangan orang baik-baik, maka materi acaranya itu baik juga. (Syariah-online.com)

Televisi adalah sistem telekomunikasi untuk penyiaran dan penerimaan gambar bergerak dan suara. Kata televisi saat ini mengelami perubahan makna menjadi sebuah aspek pertelevisian mulai dari 1 set televisi hingga program transmisi. Kata televisi ini diambil dari gabungan bahasa Latin dan Yunani yang berarti melihat jauh. Tele berasal dari dari bahasa Yunani artinya jauh, sementra Vesus berasal dari bahasa Latin berarti melihat. (Wikipedia )

2.4.2 Sejarah Televisi

Televisi merupakan media temuan orang-orang Eropa. Perkembangan pertelevisian di dunia sejalan dengan kemajuan teknologi elektronika, yang bergerak pesat sejak ditemukannya transistor oleh William Sochley pada tahun 1946. (Baksin, 2006:7)

(10)

39

akhirnya Paul Nipkow melahirkan televisi mekanik yang dipamerkan pada tahun 1939 dengan ukuran 8 x 10 inchi. Dari sinilah akhirnya berkembang pesawat televisi yang kita kenal sekarang. Untuk pertama kalinya gambar televisi mulai terlihat tahun 1920 di AS. (Baksin, 2006:7)

2.4.3 Siaran Televisi di Indonesia

Siaran televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962. Walaupun hanya siaran televisi hitam putih, tapi siaran pertama televisi di Indonesia itu menjadi momentum yang sangat bersejarah. Booming televisi dimulai pada tahun 1992 ketik RCTI mulai mengudara dengan bantuan decoder. (Baksin, 2006 : 15)

Saat ini di Indonesia sudah mengudara sebelas stasiun televisi, satu di antaranya TVRI dan sepuluh lainnya stasiun televisi swasta, yaitu RCTI, SCTV, TPI, ANTV, INDOSIAR, TRANS TV, TRANS 7, GLOBAL TV, METRO TV, TV ONE, yang siarannya secara nasional.

Keputusan untuk pengadaan media televisi di Indonesia pada tahun 1961 merupakan ”langkah kecil manusia, namun langkah besar bangsa Indonesia” yang pada saat itu baru berusia 16 tahun. (Baksin, 2006:15-16).

(11)

40 Agustus 1962. (Baksin, 2006:16) 2.4.4 Fungsi Televisi

Fungsi pers dan media massa pada khususnya pertelevisian sedikitnya digolongkan kepada 7 hal yaitu:

a. Menyampaikan fakta (The Fact). Dalam hal ini media massa menyediakan fasilitas arus informasi dari kedua belah pihak. Satu sisi mencerminkan kebutuhan dan keinginan pengirim ( iklan, propaganda, dan lain-lain).

b. Menyajikan opini dan analasis (opinion and analysis). Pada laporan berita, reporter memasukkan opini orang luar, analisis berita dilakukan oleh staf redaktur khusus ( kolom, editorial,dan lain-lain).

c. Melakukan investigasi (investigation) adalah paling sulit untuk dilakukan, tetapi jika berhasil nilai beritanya akan sangat berbobot. Untuk melakukan ini sangat diperlukan kecanggihan dan staf yang berpengalaman serat memiliki hubungan intensif dengan para ahli dan ilmuan yang membutuhkan waktu tahunan.

(12)

41

dan juga sebaliknya. Ini sangat bergantung pada sistem pertelevisian atau sistem pers di negara yang bersangkutan.

f. Analisis Kebijakan (policy analysis). Fungsi ini merupakan kecendrungan yang kini sedang tumbuh di media Amerika, dimana sajiannya adalah menyoroti kebijakan yang diterapkan pemerintah kemudian dianalisis oleh media tersebut dengan memberikan solusi alternatif lain.

g. Mendidik. Melalui fungsi ini diharapkan media dapat memberikan pangajaran-pangajaran positif yang sesuai dengan adat istiadat, norma, dan agama demi mencapai kehidupan masyarakat yang berbhineka.

2.5 Tinjauan Tentang Berita 2.5.1 Pengertian Berita

(13)

42

mengumpulkan berita atau memproduksi sebuah surat kabar. Dengan kata lain, jurnalisme adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang wartawan, sedangkan jurnalistik merupakan kata sifat (ajektif) dari jurnalisme.

Dalam kamus lain, mengartikan jurnalistik sebagai “hal yang menyangkut kewartawanan”. Dalam penggunaan sehari-hari orang sering menggunakan kedua istilah ini (jurnalisme dan jurnalistik) untuk satu pengertian, yakni “kegiatan

untuk menyiapkan, mengedit, dan menulis untuk surat kabar atau media lainnya (cetak maupun elektronik).

Untuk lebih tegasnya, jurnalistik adalah, proses kegiatan meliput, memuat, dan menyebarluaskan peristiwa yang bernilai berita (news) dan pandangan (views) kepada khalayak melalui saluran media massa (cetak dan elektronik) (Asep Syamsul M Romli: Jurnalistik Praktis)

2.5.2 Fungsi Berita

(14)

43 Fungsi Kontrol

Fungsi Interpretatif dan Direktif

Fungsi menghibur

Fungsi Regeneratif

Fungsi Pengawal Hak-Hak Warganegara

Fungsi Ekonominya

Fungsi Swadaya

2.5.3 Jenis-jenis Berita

Jenis-jenis berita yang dikenal di dunia jurnalistik antara lain:

1. Straight News: berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian besar halaman depan surat kabar berisi berita jenis ini.

Jenis berita Straight News dipilih lagi menjadi dua macam:

* Hard News: yakni berita yang memiliki nilai lebih dari segi aktualitas dan kepentingan atau amat penting segera diketahui pembaca. Berisi informasi peristiwa khusus (special event) yang terjadi secara tiba-tiba.

(15)

44 ada di bawah suatu permukaan.

3. Investigation News: berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber.

4. Interpretative News: berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penelitian penulisnya/reporter.

5. Opinion News: berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat para cendekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu hal, peristiwa, kondisi poleksosbudhankam, dan sebagainya.

2.6 Tinjauan Tentang Analisis Isi

Menurut Berelson dan Kerlinger, analisis isi merupakan suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematika, objektif, dan kuantitatif terhadap pesan yang tampak. Sedangkan menurut Budd (1967), analisis adalah suatu teknik sistematis untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu alat untuk mengobsevasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih. (Kriyantono, 2007:228)

(16)

45

musik, teater, dan sebagainya. (Rakhmat, 2005:89)

Analisis isi ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan penelitian survei dan eksperimen, karena subjek penelitiannya adalah benda mati yang tidak bereaksi dan penelitian ini dapat membandingkan dengan lebih mudah antara satu subjek dengan subjek lainnya. (Prasetyo & Jannah, 2005:167)

Penelitian yang menggunakan analisis isi umumnya melalui tahap-tahap seperti:

1. Perumusan Masalah. Masalah harus dapat dirumuskan dalam pertanyaan yang dapat di ukur.

2. Perumusan Hipotesis. Hipotesis dapat dirumuskan dalam bentuk hipotesis nol, hipotesis penelitian, atau hipotesis statistik.

3. Penarikan Sampel. Penarikan sampel dimulai setelah kita menentukan satuan analisis (units of analysis).

4. Pembuatan Alat Ukur. Bila masalah sudah dirumuskan secara operasional, pengembangan alat ukur tidak terlalu sulit.

5. Pengumpulan Data. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar koding (cooding sheet) yang dibuat berdasarkan kategori yang ditetapkan pada tahap pembuatan alat ukur.

6. Analisis Data. Data dapat di analisis dengan menggunakan tabulasi silang atau tabel biasa.

(17)

46

membuat perbandingan antara isi media dengan realitas sosial, isi media merupakan refleksi dari nilai-nilai sosial dan budaya serta sistem kepercayaan masyarakat, mengetahui fungsi dan efek media, mengevaluai media performance, serta mengetahui apakah ada bias media.

2.7 Tinjauan Tentang Ciri-ciri Berita Berkualitas

Sebuah berita agar dapat dikatakan sebuah berita yang berkualitas sudah seharusnya memenuhi ciri-ciri sebagai berikut menurut Hikmat dan Purnama Kusumaningrat, dalam bukunya Jurnalistik Teori dan Praktek adalah :

1. Aktual artinya peristiwa terbaru, terkini, atau hangat (up to date). Sedang terjadi atau baru saja terjadi (recon event).

2. Akurat yakni ada kehati-hatian yang sangat tinggi dalam melakukan pekerjaannya mengingat dampak yang sangat luas yang dapat ditimbulkan oleh berita yang dibuat.

3. Lengkap artinya adalah berita disajikan secara detail dalam pengertian memenuhi unsur 5w+1h, sehingga berita yang disampaikan dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi pembaca.

(18)

47

keseimbangan dalam pemberitaan.

5. Objektif adalah berita yang dibuat harus selaras dengan kenyataan, tidak berat sebelah, bebas dari prasangka.

(19)

Nofly Biben Sahid NIM. 41804232

Instructor: Rismawaty,S.Sos.,M.Si.

This study aimed to find out how the news content of Bewara Siang Program at Padjadjaran TV Bandung reviewed by news quality including recent news, up to date, carefulness in writing, fact-opinion differences, completing 5wlh elements, totally importance, neutral, properly, factual, impartial, straightforward, and flexible.

The study use descriptive method with content analysis technique. Data collection technique used is interview, literature study, data online browsing, and coding. The population is twenty three of news with total 23 samples of April 2010 period. The sampling technique is total sampling.

By the research with coder agreement it is concluded that there is 75.38% (moderate in correlation) recent news in Bewara Siang program at Padjadjaran TV since April 2010; up to date is 98.36% (moderate); carefulness is 60% (moderate); fact-opinion differences is 92.92% (moderate); completing 5wlh elements is 80.4% (moderate); totally importance is 87.79% (moderate); neutral is 89.22% (moderate); properly proportion is 74.44% (moderate); factual is 88.05% (moderate); impartial is (73.07% (moderate); straightforward is (68.31% (moderate); and flexible is 91.87% (moderate).

The conclusion of research is that news of Bewara Siang program has complete the condition of qualified report, which it can seen by coding result of observer.

(20)

DARI KUALITAS BERITA

Penyusun : Nofly Biben Sahid

NIM. 41804232

Skripsi ini di bawah bimbingan : Rismawaty, S.Sos., M.Si

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana isi siaran berita dari program Bewara Siang di Padjajaran TV Bandung ditinjau dari kualitas berita yang disampaikan meliputi berita terkini, berita up to date, kehati-hatianbeda antara fakta dan opini, memenuhi unsure 5w1h, penting secara keseluruhan, tidak berpihak, proporsi wajar, selaras dengan kenyataan, tidak berat sebelah, tidak bertele-tele dan tidak kaku.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan teknik analisis isi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, studi pustaka, penelusuran data online, dan koding. Jumlah populasi sebanyak 23 berita dengan sampel sebanyak 23 berita selama bulan April 2010. Teknik sampling yang digunakan adalah totol sampling.

Dari hasil penelitian melalui kesepakatan para pengkoding diperoleh hasil bahwa berita pada program Bewara Siang di Padjajaran TV selama bulan April 2010 menunjukan bahwa berita yang baru 75.38 % ( korelasi sedang ). Berita memenuhi berita yang up to date 98.36 % ( korelasi sedang). Kehati-hatian dalam menulis berita 60 % ( korelasi sedang). Berita yang membedakan antara fakta dan opini 92.92 % (korelasi sedang). Berita yang memenuhi unsur 5w1h 80.4 % (korelasi sedang). Berita yang penting secara keseluruhan 87.79 % (korelasi sedang). Berita yang tidak berpihak 89.22 % (korelasi sedang). Berita dengan proporsi yang wajar 74.44 % (korelasi sedang). Berita yang selaras dengan kenyataan 88.05 % (korelasi sedang). Berita yang tidak berat sebelah 73.07 % (korelasi sedang). Berita yang tidak bertele-tele 68.31 % (korelasi sedang). Berita yang tidak kaku 91.87 % (korelasi sedang).

kesimpulan yang dapat peneliti ambil dari hasil penelitian ini adalah berita pada program berita bewara siang telah memenuhi syarat-syarat dari sebuah berita yang berkualitas, hal tersebut dapat terlihat pada hasil koding yang telah peneliti lakukan.

Adapun saran bagi Program Bewara Siang maupun bagi Padjajaran TV untuk tetap mempertahankan kualitas berita yang disampaikan.

(21)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini informasi sudah menjadi suatu kebutuhan yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, pergeseran dari era industri ke era informasi telah merubah masyarakat menjadi masyarakat informatif, yang menuntut akan akses informasi yang cepat, apalagi pada zaman yang sudah semakin modern membuat kebutuhan akan informasi sebagai faktor utama dalam mengetahui segala sesuatu yang sedang terjadi, terutama yang berhubungan dengan sesuatu yang dekat dengannya, sehingga manusia senantiasa mencari berbagai macam informasi dengan berbagai cara dalam setiap kesempatan yang dimilikinya, dengan semua dinamika tersebut maka muncul istilah “siapa yang paling cepat memperoleh informasi/berita maka ia akan menguasai dunia”.

Dalam mencari sebuah informasi yang dibutuhkan, tentunya manusia akan melakukan interaksi antara satu dengan yang lainnya melalui proses komunikasi. Sehingga dengan komunikasi manusia dapat mengeluarkan pendapat dan keinginannya, serta dapat menerima pendapat orang lain baik dengan cara langsung (tatap muka) maupun melalui media sebagai perantara.

(22)

visual (media yang hanya dapat dilihat seperti surat kabar), media audio (media yang hanya dapat didengar seperti radio), dan media audio visual (media yang bisa dilihat dan didengar seperti televisi)”.

Begitu pentingnya peranan media massa terhadap kemajuan masyarakat. Sebuah media massa dapat menyampaikan informasi yang dapat dirasakan oleh seluruh kalangan masyarakat tanpa batas waktu tertentu, sehingga kapan pun masyarakat dapat menikmatinya, dengan demikian lahirlah sebuah asumsi dasar bahwa media memiliki fungsi penting. Asumsi ini di topang dengan dalil seperti yang dituliskan oleh Denis Mc Quail (1987), dalam buku Teori Komunikasi Massa :

“Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang, dan jasa, serta menghidupkan industri lain yang terkait; media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya” (Mc Quail, 1987:3).

Media massa merupakan sumber kekuatan, alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya. Media merupakan lokasi atau forum yang semakin berperan untuk menampilkan peristiwa-peristiwa masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional.

(23)

“Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif: media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan” (Mc Quail, 1987:3). Namun, sering kali dalam penyajian sebuah berita, para reporter (wartawan) media, menggunakan istilah atau kata atau rangkaian kalimat yang tidak jarang membuat pembaca/pendengar sulit untuk memahaminya. Tidak jarang pula pemilihan kata (diksi) yang kurang tepat serta penggunaan istilah atau kata yang berlebihan atau hiperbola dalam sajian beritanya, sehingga hal tersebut dapat menimbulkan persepsi atau pemaknaan yang berbeda terhadap informasi yang disampaikan dalam sajian berita tersebut.

Adakalanya seorang penulis atau wartawan berita menyajikan sebuah informasi kepada khalayak tanpa dibatasi oleh kode etik kewartawanan, seperti pemuatan gambar atau foto yang tidak patut untuk diperlihatkan dan dilihat oleh khalayak luas, sehingga memberikan dampak yang buruk terhadap perilaku ataupun persepsi masyarakat.

(24)

Semua bentuk media massa membawa pengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakat, hal ini disebabkan karena semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang mampu menembus ruang, waktu, dan budaya. Adapun fokus penelitian ini adalah pada media audio visual yakni televisi.

Kehadiran televisi sebagai salah satu jenis media massa mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan manusia, hal ini disebabkan adanya sifat pokok yang dimiliki televisi, yaitu selain dapat dilihat juga dapat didengar serta sifat-sifat lainnya seperti langsung, simultan, intim, dan nyata.

Segala kelebihan yang dimiliki oleh televisi mengakibatkan televisi mampu memberitakan daya ingat yang lebih lama kepada para masyarakat penggunanya. Hal ini cukup membuktikan bahwa siaran televisi telah mampu menguasai perhatian massa, baik secara geografis maupun sosiologis, seperti yang dikatakan Schulze :

“Televisi sebagai salah satu media informasi elektronik saat ini sudah menjadi kebutuhan yang biasa untuk dinikmati setiap hari, hal ini terbukti bahwa hampir setiap rumah sudah memiliki pesawat televisi. Para antropolog yang mempunyai sisa-sisa kebudayaan abad 20 menyatakan bahwa masyarakat saat ini adalah masyarakat penonton televisi terbesar, artinya televisi merupakan alat yang mendominasi ruang manusia”. (1985:24)

(25)

oleh pemirsa melalui stasiun televisi yang melakukan siaran langsung dari tempat kejadian.

Penyajian informasi sekarang semakin beragam antara satu stasiun dengan stasiun lainnya. Masing-masing stasiun televisi berusaha menjadi yang terdepan dalam menyajikan berita dan selalu berusaha mengeluarkan produk program yang menarik.

Sehingga persaingan di media massa semakin berkembang. Masyarakat kita merupakan masyarakat yang konsumtif dalam meluangkan waktu, dan media yang paling mudah untuk di nikmati yaitu yang bersifat audio visual seperti televisi. Daya tarik televisi sedemikian besar, sehingga dapat merubah pola perilaku manusia.

“Televisi merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasaranya membentuk keserempakan, komunikannya heterogen, dan memiliki tiga fungsi yaitu: penerangan, fungsi pendidikan, dan hiburan”(Effendy, 1993:21).

Media televisi sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya dalam membuat industri televisi menjadi suatu industri yang memiliki prospek yang baik di masa depan. Hal ini secara tidak langsung telah membuat semakin ketatnya persaingan di dalam industri pertelevisian di Indonesia.

(26)

merupakan tuntutan bagi perusahaan televisi untuk dapat memberikan sajian tayangan yang menarik perhatian pemirsa. Hal ini tentu saja bukan merupakan hal yang mudah untuk dilakukan, mengingat banyaknya stasiun televisi swasta baik yang nasional dan lokal seperti PJTV, Bandung TV, STV, dan lain sebagainya.

PJTV sebagai satu-satunya televisi lokal region Bandung dan sekitarnya sudah pasti menjadi sarana bagi wartawan dan reporter untuk menyampaikan isi-isi atau berita-berita di Bandung dan sekitarnya. Media massa khususnya PJTV yang menyiarkan berita Bewara Siang sebagai sumber informasi harus bersikap independent dalam setiap pemberitaannya mempunyai tanggung jawab public sehingga berita yang disajikan harus benar-benar faktual. Setiap pemberitaan di PJTV memiliki nilai lebih bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya.

Materi siaran pada berita Bewara Siang merupakan siaran berita berbahasa sunda yang mencakup aspek sosial, ekonomi, politik, budaya dan keagamaan diolah sebagai bahan rujukan dalam menghasilkan sebuah program acara. Program berita Bewara Siang diharapkan dapat memberikan informasi atau pesan yang dibutuhkan oleh masyarakat Bandung khususnya dan Jawa Barat pada umumnya dan berita yang disiarkan memiliki nilai berita.

(27)

dikemukakan dalam latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

Bagaimana Analisis Judul Berita Program Bewara Siang di Padjajaran TV di Tinjau Dari Kualitas Berita.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari rumusan masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah yang akan dibahas yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana analisis isi naskah berita Bewara Siang ditinjau dari nilai aktualitas berita yang disampaikan ?

2. Bagaimana analisis isi naskah berita Bewara Siang ditinjau dari keakuratan berita yang disampaikan ?

3. Bagaimana analisis isi naskah berita Bewara Siang ditinjau dari lengkap dan adil tidaknya berita yang disampaikan ?

4. Bagaimana analisis isi naskah berita Bewara Siang ditinjau dari objektivitas berita yang disampaikan ?

5. Bagaimana analisis isi naskah berita Bewara Siang ditinjau dari lugas tidaknya berita yang disampaikan ?

(28)

1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Adapun maksud dari penelitian adalah untuk menganalisa dan menjelaskan kualitas penyajian isi berita pada program Bewara Siang di Padjajaran TV Bandung ditinjau dari kualitas berita yang disampaikan.

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana analisis pengaruh nilai aktualitas berita terhadap kualitas berita yang disampaikan.

2. Untuk mengetahui bagaimana analisis pengaruh nilai keakuratan berita terhadap kualitas berita yang disampaikan.

3. Untuk mengetahui bagaimana analisis pengaruh nilai lengkap dan adil tidaknya suatu berita terhadap kualitas berita yang disampaikan.

4. Untuk mengetahui bagaimana analisis pengaruh nilai objektivitas suatu berita terhadap kualitas berita yang disampaikan.

5. Untuk mengetahui bagaimana analisis pengaruh nilai lugas tidaknya suatu berita terhadap kualitas berita yang disampaikan.

(29)

1.4 Kegunaan Penelitian

Penulis melakukan penelitian ini dengan maksud agar penelitian ini dapat di jadikan sebagai literatur untuk penelitian selanjutnya di bidang ilmu jurnalistik, baik itu untuk kegunaan teoritis maupun kegunaan praktis dan menjadi pedoman pemecahan masalah bagi peneliti.

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Kegunaan teoritis dari penelitian ini selain sebagai kajian ilmu dalam bidang jurnalistik, juga dapat dijadikan rujukan bagi peneliti–peneliti selanjutnya, khususnya yang menggunakan media televisi mengenai sebuah kualitas naskah berita pada tayangan televisi. Penelitian ini juga lebih membuka wawasan dan pengetahuan dalam pengembangan keilmuan yaitu

Ilmu Komunikasi khususnya jurnalistik, masalah yang ada pada objek

penelitian yang berhubungan dengan dunia ilmu komunikasi khususnya

jurnalistik yang berkaitan tentang Analisis Isi Berita. Sehingga dapat

menunjang kemajuan dunia komunikasi serta dapat menemukan

paradigma-paradigma baru dalam keilmuan jurnalistik.

(30)

a. Peneliti

Kegunaan penelitian bagi peneliti untuk mendapatkan pengalaman dalam mengaplikasikan ilmu yang telah peneliti dapatkan selama masa perkuliahan dan diharapkan berguna bagi penelitian jika suatu saat terjun dalam dunia kerja yang berhubungan dengan disiplin ilmu jurnalistik.

b. Lembaga

Bagi mahasiswa secara umum, mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik khususnya, penelitian ini diharapakan berguna sebagai literatur bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian dengan kajian yang sama.

c. Perusahaan

Kegunaan penelitian ini sebagai bahan evaluasi bagi Padjajaran TV Bandung untuk program berita bewara siang dalam meningkatkan kualitas berita yang disajikan.

(31)

1.5.1 Kerangka Teoritis

Sebagaimana yang telah diuraikan pada latar belakang masalah, bahwa nilai berita merupakan acuan yang dapat digunakan oleh para jurnalis, yakni para reporter dan editor, untuk memutuskan fakta yang pantas di jadikan berita dan memilih mana yang lebih baik (Sumadiria 2005:80).

Mengenai unsur-unsur yang membuat suatu berita layak dimuat, Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat dalam bukunya Teori dan Praktek Jurnalistik, menjelaskan bahwa :

Dari ketentuan yang ditetapkan oleh Kode Etik Jurnalistik itu menjadi jelas pada kita bahwa berita pertama-tama harus cermat dan tepat atau dalam bahasa jurnalistik akurat. Selain cermat dan tepat, berita juga harus lengkap (complete), adil (fair), dan berimbang (balance). Kemudian berita pun harus tidak mencampurkan fakta dan opini sendiri atau dalam bahasa akademis disebut objektif. Dan, yang merupakan syarat praktis tentang penulisan berita, tentu saja berita itu harus ringkas (concise), jelas (clear), dan hangat (current). (Hikmat Kusumaningrat & Purnama Kusumaningrat 2005 : 47)

Hikmat dan Purnama Kusumaningrat menelaah definisi yang dibuat oleh Mitchell V.Charnley yang mengatakan bahwa berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting dan menarik bagi sebagian pemirsa serta menyangkut kepentingan mereka (Mitchel V.Charnley)

(32)

unsur tersebut menjadi karakteristik utama sebuah peristiwa dapat diberitakan atau dapat dipublikasikan di media massa (fit to print), yaitu aktual, akurat, lengkap dan adil, objektif dan lugas.

Dan dalam penelitian ini peneliti menggunakan Teori Komunikasi Massa, yaitu: Agenda Setting model yang dirumuskan oleh Backer dan dikutip kembali oleh jalaludin Rakhmat dalam buku “Metode Penelitian Komunikasi”, mengatakan :

“Model Agenda Setting merupakan salah satu model teori

komunikasi yang merupakan pengembangan dari teori jarum hipodermik, asumsi dasar model ini membentuk persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting. Karena model ini mengansumsikan adanya hubungan positif antara penilaian yang diberikan oleh media pada suatu persoalan. Singkatnya apa yang dianggap penting oleh media, akan dianggap penting juga bagi masyarakat”(Rakhmat, 2000 : 68-69)

(33)

Effendy mengatakan dalam bukunya ilmu teori dan filsafat komunikasi, bahwa agenda setting untuk pertama kalinya di tampilkan oleh M.E.Mc.Combs dan DL Show (public opinion quarteny) terbitan tahun 1972 berjudul The Agenda Setting Function Of Mass Media.

Pakar tersebut berpendapat bahwa “jika media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. (Effendy, 2003 :287).

Gambar 1.1 Model Agenda Setting

Sumber : Rakhmat, 2000:71

Dalam buku “Ilmu, Teori, Filsafat Komunikasi” karya Onong Uchjana

Effendy disebutkan bahwa teori Agenda setting model untuk pertama kali ditampilkan oleh M.E Mc. Combs dan D.L. Shaw dalam “Public Opinion

Quarterly” terbitan tahun 1972, berjudul “The Agenda-Setting Function of Mass Media”. Kedua pakar tersebut mengatakan bahwa :

Variabel Efek -Pengenalan -Solience -Prioritas Variabel Antar

-Sifat Stimulus -Sifat Khalayak Variabel Media

(34)

“Jika media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting”

(Effendy, 2003:287).

Adapun fungsi dari Agenda setting model seperti yang diungkapkan M.E Mc. Combs dan D.L. Shaw dan di kutip kembali oleh Tommy Suprapto dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Teori Komunikasi adalah sebagai berikut:

“Ide tentang fungsi Agenda Setting dari media massa berhubungan dengan konsep spesifik mengenai hubungan kuat yang positif antara perhatian komunikasi massa dan penonjolan terhadap topik-topik penting itu untuk individu khalayak. Konsep ini sinyatakan dalam istilah kausal : meningkatnya penonjolan topic atau issue dalam media massa (penyebab) yang mempengaruhi topic atau issue yang terdapat diantara para khalayak”(Suprapto, 2006 : 46).

Sementara itu Manhein dalam pemikiran tentang konseptualisasi agenda yang potensial untuk memahami proses agenda setting menyatakan bahwa agenda setting meliputi tiga agenda, yaitu agenda media, agenda khalayak dan agenda kebijaksanaan. Masing-masing agenda itu mencakup dimensi-dimensi sebagai berikut:

1. Untuk agenda media, mencakup dimensi-dimensi:

a. Visibility / Vasibilitas (jumlah dan tingkat menonjolnya berita)

(35)

c. Valance / Valensi (menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi bagi suatu peristiwa)

2. Untuk agenda khalayak, mencakup dimensi-dimensi:

a. Familiarty / Keakraban (derajat kesadaran khalayak akan topik tertentu)

b. Personal lience / Penonjolan pribadi (relevansi kepentingan dengan cara pribadi)

c. Favorability / Kesenangan (pertimbangan senang atau tidak senang akan topik)

3. Untuk agenda kebijakasanaan, mencakup dimensi-dimensi:

a. Support / Dukungan (kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita tertentu)

b. Likelihood Of Action / Kemungkinan kegiatan (kemungkinan pemerintah melaksanakan apa yang diibaratkan)

c. Fredom Of Action / Kebebasan bertindak (nilai kegiatan yang mungkin dilakukan pemerintah (Effendy, 2000:208-209).

1.5.2 Kerangka konseptual

(36)

yang berkualitas secara konseptual dan berikut ciri-ciri dari kriteria berita berkualitas :

1. Aktual artinya peristiwa terbaru, terkini, atau hangat (up to date). Sedang terjadi atau baru saja terjadi (recon event).

2. Akurat yakni ada kehati-hatian yang sangat tinggi dalam melakukan pekerjaannya mengingat dampak yang sangat luas yang dapat ditimbulkan oleh berita yang dibuat.

3. Lengkap dan adil tidaknya suatu berita adalah fakta tidak selalu menjamin keakuratan arti. Fakta-fakta yang akurat yang dipilih atau disusun secara longgar atau tidak adil sama menyesatkannya dengan kesalahan yang sama sekali palsu.

4. Objektif adalah berita yang dibuat harus selaras dengan kenyataan, tidak berat sebelah, bebas dari prasangka.

5. Lugas artinya langsung pada inti permasalahan yang akan dibicarakan, tidak berbelit-belit sehingga tidak ada distorsi pesan kepada khalayak.

(37)

Dimana sumber pesan berasal dari naskah berita dalam program Bewara Siang di Padjajaran TV Bandung.

1.6 Konstruksi kategori

Setiap penelitian dibutuhkan adanya penjabaran mengenai kategori dan sub kategori yang akan diteliti, dalam hai ini penjabaran tersebut disebut konstruksi kategori. Adapun unit analisis dari ciri-ciri kualitas berita adalah sebagai berikut :

-Beda antara fakta dan opini

Lengkap dan adil -Sungguh terjadi

-Proporsi wajar

Objektif -Selaras dengan kenyataan

-Tidak berat sebelah

Lugas -Tidak bertele-tele

-Penting secara keseluruhan

Sumber : Djuraid, 2007

(38)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah “metode penelitian yang berusaha melukiskan secara sistematis

fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat” (Rakhmat, 2000:22).

Penelitian deskriptif tidak mencari atau menjelaskan hubungan serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Tujuan dari metode deskriptif yaitu mengumpulkan informasi aktual secara rinci dan melukiskan gejala yang ada serta mengidentifikasi masalah dan memeriksa kondisi dan praktek yang berlaku. (Rakhmat, 2000:24).

Sementara itu, teknik penelitian menggunakan teknik analisis isi. Analisis isi menurut Rakhmat adalah berguna untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang (Rakhmat, 1985:89). Sedangkan, menurut Guido Stempel (1983:7), ia menggambarkan “analisis isi sebagai sistem formal untuk melakukan sesuatu yang sering kita lakukan secara informal dengan menggambarakan kesimpulan dari pengamatan isi”.

(39)

“Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi

seperti surat kabar, buku, lagu, puisi,cerita rakyat, lukisan, pidato, surat, peraturan, undang-undang, musik, teater, dan sebagainya”(Rakhmat, 1998:11).

1.8 Teknik Pengumpulan dan Analisa data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu analisis isi dalam penelitian ini, penulis mempergunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab atau percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu, untuk mencari, mengumpulkan data, informasi, opini persepsi. Wawancara dilakukan kepada Redaksi yaitu Kang Ari maupun reporter Bewara Siang yaitu Kang Peri.

b. Dokumentasi

(40)

Dokumen yang peneliti kumpulkan untuk melakukan penelitian ini yaitu sajian naskah dari tayangan berita-berita Bewara Siang yang ditayangan di PJTV pada bulan September sampai dengan Januari 2009.

c.Studi Pustaka (Literature)

Studi kepustakaan yaitu mencari data-data penunjang yang relevan dengan penelitian. Data ini diperoleh dari buku-buku, literatur, majalah, surat kabar, buku cacatan kuliah dan dari data company profile perusahaan.

1.9 Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan, analisis data adalah, “Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain” (Sugiyono, 2008:244).

Dalam analisis data dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

(41)

3. Pada tahapan ke tiga ini, disusun ke dalam pola, untuk memilih mana yang penting untuk dipelajari, serta memuat kesimpulan yang dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2008:244).

Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan yaitu jenis analisis data deskriptif-kualitatif. Menurut Burhan Bungin dalam bukunya “Penelitian Kualitatif”:

“Strategi analisis data deskriptif-kualitatif pada dasarnya memiliki kesamaan dengan desain deskriptif-kuantitatif. Desain deskriptif-kualitatif biasa disebut pula dengan kuasi kualitatif atau kualitatif semu. Karena itu, desain strategi ini belum benar-benar kualitatif karena konstruksinya masih dipengaruhi oleh tradisi kuantitatif, terutama dalam menempatkan teori pada data yang diperolehnya” (Bungin, 2007:146).

1.10 Reliabilitas Koding

Reliabilitas koding merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat kesepakatan pelaku koding, yaitu dengan uji statistik Uji statistik Koefisien Korelasi Person’s (c)

Koefisien Korelasi Person’s (c) yang digunakan untuk mengukur tingkat kesepakatan koding atau reliabilitas koding yaitu :

Person’s C = Keterangan :

X = Nilai Chi Kuadrat menghitung setiap variabel N = Ukuran sampel dalam tabel

(42)

Untuk mencari X² : X² = (0 – E )² E

Untuk mengetahui persentase tingkat kesepakatan pengkoding dihitung dengan rumus yang dikemukakan oleh Kriffendorf (1980), yaitu:

( 1 – c ) x 100%

c = Persons’s Chi Kuadrat

Sedangkan untuk mengetahui tinggi atau rendahnya kesepakatan yang terjadi diantara pengkoding, maka penelitian ini menggunakan penafsiran koefisien yang dikemukakan Winarto Surakhmad yaitu :

0 % - 20 % Korelasi yang rendah sekali 20 % - 40 % Korelasi yang rendah tapi ada 40 % - 70 % Korelasi yang sedang

70 % - 90 % Korelasi yang tinggi

90 % - 100 % Korelasi yang tinggi sekali (Surakhmad, 1985 : 302)

(43)

1.11 Populasi dan Sampel Penelitian

1.11.1 Populasi

Objek dalam penelitian ini adalah berita dalam program acara Bewara Siang di PJTV Bandung yang ditinjau dari kualitas berita yang disampaikan. Adapun program acara Bewara Siang ini ditayangkan setiap hari di PJTV Bandung dengan durasi 30 menit dan dibawakan oleh 1 (satu) orang presenter. Penelitian mulai dilakukan pada bulan Desember 2009. Tepatnya tanggal 01 April sampai dengan 30 April 2010. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari Tabel 1.2 di bawah ini.

Tabel 1.2

Populasi Berita Bewara Siang

NO. TANGGAL JUDUL BERITA

1. Kamis, 1 Apr 2010

TIGER MOBILE SIAP MAKALANGAN DI PASAR HP NASIONAL

2. Jumat, 2 Apr 2010

GENG MOTOR BEUKI NGAHARIWANGKEUN DEUI

3. Sabtu, 3 Apr 2010

ANGGOTA DPRD KABUPATEN BANDUNG KUCIWA KANA SIKEP BUPATI

4. Senin, 5 Apr 2010

SESA ANGGARAN PEMKOT CIMAHI TEPI 60 MILYAR

5. Selasa, 6 Apr 2010

(44)

DILAKUKEUN MUSEUM GEOLOGI

6. Rabu, 7 Apr 2010

VAKSINASI JEUNG PENYULUHAN KASEHATAN JADI PRIORITAS KORBAN LINI

7. Kamis, 8 Apr 2010

LALAKI TANPA IDENTITAS TILAR DUNYA DIHIJI VILLA WEWENGKON LEMBANG

8. Jumat, 9 Apr 2010

SATPOL PP NGABONGKAR DEUI 56 WANGUNAN LIAR

9. Sabtu, 10 Apr 2010

KANTOR PAGADEAN BUAH BATU DI BOBOL MALING

10. Senin, 12 Apr 2010

PULUHAN CALON JAMAAH HAJI DIVAKSIN MENINGITIS

WARGA JALAN LOMBOK MEUNANGKEUN GUGATAN TI KODAM 3 SILIWANGI

13. Kamis, 15 Apr 2010

PAMARÉNTAH PUSAT NAMBAH BANTUAN LAUK PAUK PIKEUN NU NYICINGAN DI WEWENGKON

14. Jumat, 16 Apr 2010

DIREKTUR KEUANGAN PT KAI BATAL DATANG KA POLDA JABAR

15. Sabtu, 17 Apr 2010

ABU BAKAR BANTAH LAMUN PEMKAB DIANNGEP TEU PROFESIONAL

16. Senin, 19 Apr 2010

(45)

17. Selasa, 20 Apr 2010

KABUPATEN BANDUNG AYA DIRUNTUYAN KA 4 DINA ORPEMDA

18. Rabu, 21 Apr 2010

IMAH PANGUSAHA DAGING SAPI DI BOBOL MALING

19 Kamis, 22 Apr 2010

KANTOR PAGADEAN BUAH BATU DIBOBOL MALING

20 Jumat, 23 Apr 2 010

IDENTITAS LAYON LALAKI DI LEMBANG HASIL DIUNGKAB

21 Sabtu, 24 Apr 2010

PALAKU RAJAPATI KA YANA TARYANA HASIL DICEREK

22 Senin, 26 Apr 2010

PAMENTA KANA KARTU KUNING MASIH PINUH DI

DISNAKERTRANS KOTA BANDUNG

WARGA SABUDEUREUN GUDANG YOGYA GEUMPEUR

26 Jumat, 30 Apr 2010

UNDAKNA HARGA GAS ELPIJI TEU MANGARUHAN KONSUMEN

Jumlah 26 berita

(46)

1.11.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang diangggap bisa mewakili populasi (Hasan, 2002:58).

Menurut Rakhmat (2000:78) sampel adalah bagian yang diamati atau diteliti. Dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah naksah berita dalam program acara Bewara Siang di PJTV Bandung.

Dalam teknik pengambilan data, peneliti mengunakan rancangan total sampling, artinya sampel diambil dari keseluruhan populasi dengan berita sebanyak 26 (delapan belas) berita dengan data berupa naskah berita dalam program acara Bewara Siang di PJTV Bandung.

1.12 Lokasi Dan Waktu Penelitian

1.12.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Redaksi Padjajaran TV, yang bertempat di BeMall Lt.1 Blok B, Jl. Naripan 89, Bandung, Tlp. (022) 84467740, Fax. (022) 84467741.

1.12.2 Waktu Penelitian

(47)

Tabel 1.3

(48)

1.13 Sistematika Penulisan

Hasil dari penelitian ini, dituangkan dalam skripsi yang disusun berdasarkan sistematika penulisan berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian secara teoritis dan praktis, kerangka pemikiran secara teoritis dan konseptual, operasionalisasi variable, satuan analisis, metode penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, objek dan sampel penelitian, lokasi dan waktu penelitian, serta sistematika penulisannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan tentang Tinjauan Komunikasi, Tinjauan Komunikasi Massa, Tinjauan Pers, Tinjauan Media Elektronik, Tinjauan Strategi, Tinjauan Berita, Tinjauan Peliputan, serta Tinjauan Tentang Kualitas.

BAB III OBJEK PENELITIAN

(49)

yang meliputi Sejarah PJTV Bandung, visi, misi, logo, struktur Redaksi PJTV Bandung, job description PJTV Bandung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisikan tentang uraian dari hasil penelitian berdasarkan analisis data yang dilakukan oleh peneliti. Uraian dari hasil penelitian berdasarkan data yang terkumpul dari lapangan, mencakup tentang Analisis Isi Berita Program Bewara Siang di PJTV Bandung di Tinjau Dari Kualitas Berita Yang Disampaikan. Kemudian dalam bab ini akan dilakukan pula penganalisisan terhadap data-data tersebut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(50)

60 3.1 SEJARAH SINGKAT PADJAJARAN TV

Padjajaran Televisi sebagai TV lokal yang mengudara di kota bandung, dan berada di frekuensi 40 UHF. Padjajaran Televisi atau yang biasa di sebut dengan PJTV, berdiri pada bulan Maret 2005 dengan nama Padjajaran Televisi. Tepat satu tahun kemudian, setelah menjalani siaran percobaan, pada bulan maret 2006 Padjajaran Televisi melakukan Take over dari Padjajaran Televisi ke Jawa Pos Group, dan melakukan siaran secara permanen. Dalam programnya Padjajaran Televisi mengusung konsep televisi lokal yang mengutamakan konten lokal dan budaya masyarakat kota Bandung.pada bulan Maret 2006, Padjajaran Televisi bergabung bersama PT Jawa Pos Group (kelompok media terbesar yang ada di Indonesia,yang telah menjadi market leader untuk koran dan televisi lokal di Jawa Timur dan beberapa kota lainnya). Hal ini membuat Padjajaran Televisi semakin yakin untuk mengukuhkan dirinya dan dapat bersaing dengan beberapa Televisi lokal yang telah ada di Bandung sebelumnya.

(51)

Local : Acara yang mengusung tema lokal

Leasure : Konsep acara yang disajikan berupa hiburan

Life style : Mengangkat gaya hidup dan kehidupan masyarakat Bandung

3.2 Data Tempat Penelitian

Nama perusahaan : PT. Esa Visual Padjajaran Televisi Nama Stasiun Televisi : Padjajaran Televisi (PJTV)

Channel : 40 UHF

Frekuensi Gmbar : 623.25 MHz Frekuensi Suara : 628.75 MHz

Slogan : “Bandung Euy”

Alamat Head Office : BeMall Lt.1 Blok B, Jl. Naripan 89, Bandung

Telepon : (022) 84467740

Fax : (022) 84467741

Alamat Studio Produksi : BeMall Lt.1 Blok B, Jl. Naripan 89, Bandung

(52)

Seperti semua perusahaan pada umumnya yang memiliki logo, PJTV pun memiliki logo yang menggambarkan identitas nya. Logo PJTV itu sendiri berbentuk segi empat yang berwarna hitam dan terdapat kata PJTV, Channel dan Slogan dari PJTV itu sendiri yang berwarna putih. Seperti yang dapat dilihat pada gambar 1.1 dibawah ini :

Gambar 3.1 Logo PJTV

(53)

3.4.1 Visi

Ada dua buah poin utama yang menjadi Visi dari PJTV dalam penayangan program acara yang berkualitas,yaitu:

a. Menjadi model untuk televisi lokal yang ada di Bandung untuk dapat mengerti keinginan masyarakat kota Bandung yang sangat bangga akan kotanya tersebut dan kemudian juga bangga memiliki stasiun televisi yang benar-benar untuk orang Bandung.

b. Membuat Padjajaran Televisi menjadi stasiun televisi yang dapat menghibur masyarakat kota Bandung sekaligus memberikan kesempatan kepada masyarakat terlibat dalam program-program Padjajaran Televisi, sehingga dapat menjadikan Padjajaran Televisi sebagai contoh televisi lainya, yang selalu menjadi sahabat dan memberikan kesempatan yang sangat luas kepada masyarakat kota Bandung untuk menjadi bagian dari Padjajaran Televisi.

3.4.2 Misi

Sedangkan misi dari PJTV itu sendiri adalah,sebagai berikut:

(54)

tontonan, sehingga mengerti bahwa konsep sebuah televisi lokal adalah mengangkat tema kehidupan dan ritme budaya sehari-hari masyarakat Bandung dan mereka bangga menjadi bagian dari sebuah masyarakat selektif di Bandung.

c. Mengajak sebanyak-banyaknya dari mulai pelajar dan masyarakat umum untuk menjadi bagian dari Padjajaran Televisi (PJTV).

3.5 Job Description

Di dalam divisi news terdiri atas beberapa bagian yang penting dan dengan tanggung jawab yang berbeda,yaitu:

1) Eksekutif Produser

a. Melakukan koordinasi dan mengelola seluruh bagian produksi News (editor/program director/grafik/camstore/presenter/produser).

b. Mengatur seluruh kru News Gathering (reporter/cameramen/koordinator liputan).

c. Melakukan pembinaan, pendidikan, dan pengembangan sumber daya manusia di divisi News.

(55)

dengan News.

f. Mengatur dan mengawasi bagian keuangan divisi News. 2. Produser

a. Mengelola program mulai dari naskah hingga berbentuk sebuah program ( naskah presenter/rundown).

b. Menbina para reporter, terutama mengenai anggle pemberitaan.

c. Mengawasi hasil kerja editor dan bersama dengan koordinator liputan melakukan pembinaan terhadap editor.

d. Melakukan pembinaan terhadap Presenter. 3. Reporter

a. Melakukan peliputan sampai dengan menulis naskah berita yang dibantu oleh kameramen sampai siap untuk di edit.

b. Melakukan stand up untuk melaporkan berita secara langsung dilapangan bersama kameramen.

c. Membangun jaringan dan melobi narasumber untuk pengembangan news PJTV.

4. Editor

(56)

a. Mengatur seluruh cameramen termasuk penugasan dan administrasi. b. Membina cameramen terutama mengenai kualitas gambar yang ambil. 6. Kameramen

a. Bertugas memegang kamera untuk mengambil gambar objek berita. b. Membantu reporter dalam pembuatan naskah berita, seperti pencatatan time code gambar yang akan di tayangkan.

c. Melakukan tugas liputan bersama reporter di lapangan untuk mencari berita.

7. Pembaca Berita (anchor)

a. Membacakan berita pada saat proses presenting berita televisi. b. Menjadi pewawancara juga, apabila program berita tersebut mengundang narasumber langsung di studio atau melalui telepon. 8. Switcherman

(57)

1. Sampurasun a. Format dan Isi

Disiarkan langsung dari studio, yang berisikan berita-berita yang masih hangat dan aktual dari sekitar kota Bandung dan disajikan dengan format yang santai. Berbagai berita tersebut dikomentari secara interaktif baik oleh pemirsa ataupun presenter dengan telewicara langsung bersama narasumber, tetapi sesekali juga Sampurasun menghadirkan secara langsung narasumber ke studio.

b.Durasi / jam tayang

Program acara Sampurasun ini disiarkan selama 60 menit dari mulai pukul 7.30 sampai dengan 08.30 setiap hari Senin sampai dengan Sabtu. Seperti program acara yang ada di televisi pada umumnya, Sampurasun juga memiliki logo yang dapat dilihat pada gambar berikut yang ada dihalaman selanjutnya:

Gambar 3.2

Logo program sampurasun

(58)

a. Format dan Isi

Merupakan program berita yang dikemas dalam situasi dan suasana yang khas, tidak monoton, ringan, santai, namun tidak interaktif. Berita yang disajikan pun tidak selalu berita yang “berat” atau “keras” namun banyak pula berita yang “ringan” dan mudah di pahami oleh pemirsa. Berita yang

dibawakan oleh satu orang presenter ini, membuat tampilannya sedikit berbeda dengan berita yang ada di stasiun lainnya, meski menggunakan kata “jurnal” untuk nama programnya, namun dalam pembawaannya “jurnal Bandung” tersebut lebih menyerupai tampilan informatif. Adapun

materi yang di sajikan merupakan berita teraktual dan terkini yang baru saja terjadi di kota Bandung dan merupakan hasil liputan dari tim reporter di lapangan.

b. Durasi / jam tayang

(59)

Logo Jurnal Bandung

sumber : News Graphics Padjajaran Televisi

3. Bewara Siang a. Format dan Isi

(60)

Program acara ini disiarkan secara langsung pada selama 30 menit mulai dari pukul 12.30 sampai dengan 13.00 dan disiarkan setiap hari Senin sampai dengan Sabtu. Adapun logo Bewara Siang dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 3.4 Logo Bewara Bandung

sumber : News Graphics Padjajaran Televisi

4. Bandung Sport a. Format dan Isi

(61)

b. Durasi / Jam Tayang

Program acara ini disiarkan selama 60 menit mulai dari pukul 21.00 sampai dengan pukul 22.00 setiap hari minggu. Adapun logo program Bandung Sport dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 3.5 Logo Bandung Sport

sumber : News Graphics Padjajaran Televisi

5. Yang Terbaik Untuk Jabar a. Format dan Isi

(62)

pembahasan adalah masalah yang bisa di kategorikan “berat”. Titik berat

pada program ini adalah menghadirkan alternative dan solusi terbaik untuk setiap masalah atau isu. Namun dalam suasana yang tetap santai dan hangat. Permasalahan yang di angkat pada setiap episode program ini, terlebih dahulu di konfirmasikan pada nara sumber,lembaga dan konfirmasi terakhir. Program ini diambil secara langsung. Tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk ikut aktif menyampaikan ide,gagasan dan pemikiran untuk kemajuan Jawa Barat,atau pun mengajukan permasalahan yang membutuhkan solusi secara langsung dan interaktif.

b. Durasi/ jam tayang

(63)

Logo yang terbaik untuk jabar

sumber : News Graphics Padjajaran Televisi

6. Sarakan Kuring a. Format dan Isi

(64)

atau menggunakan sistem korespondensi di tiap–tiap daerah. b. Durasi/Jam Tayang :

Program acara ini disiarkan setiap hari Sabtu selama 30 menit mulai pukul 07.30 ampai dengan pukul 08.00. adapun logo Sarakan Kuring dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 3.7 Logo sarakan kuring

sumber : News Graphics Padjajaran Televisi

7. DPRD Mendengar a. Format dan Isi

(65)

Acara ini disiarkan secara langsung selama 30 menit mulai pukul 15.00 sampai dengan 15.30 WIB setiap hari Senin. Logo acara ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 3.8 Logo DPRD mendengar

sumber : News Graphics Padjajaran Televisi

3.7 Sarana dan Prasarana

(66)

Sarana dan Prasarana PT. Esa Visual Padjajaran Televisi

No Nama Barang Jumlah Type Serial Number Kelayakan

1 VAM 01/DV 1 DB ELEKTRONIKA SN 91401120 Baik

2

BMT

MICROWAVE 1 DB ELEKTRONIKA SN 01TR017 Baik

(67)
(68)

11 Switcher 1 Panasonic MX50 Baik

12

Squad

Processor 1 Baik

13 DVD 1 Panasonoc

SN

VN66CB00142R Baik

14 Indovision 1 Humax Baik

sumber : News Graphics Padjajaran Televisi

Tabel 3.2

Fasilitas di Divisi News PT. Esa Visual Padjajaran Televisi

NO Nama Barang Jumlah Type Serial Number Kelayakan

Komputer 3

Komp. 1 ( AMD Athlon 1,24 Ghz, Memory 512 Mb, Hdd 40

Gb Maxtor). Baik

Komp. 2 ( Intel P III 933 Mhz, Memory 128 Gb, Hdd 20 Gb Quantum,

(69)

PANASONIC SN 6HA02338R Baik

(70)

MD10000

PANASONIC SNF6HK00218R Baik

(71)

7 ADAPTOR 3 DE 811D SN 04600027 R

SN 04600965 R BAIK

SN 07201040 BAIK

2 VSK0651 SN 6159937DC BAIK

SN 6082680DC BAIK

8 LAMPU 2

BLONDE 2000 WATT

SN 01LTHK

0107 BAIK

RED HEAT

SN 02LTHK

0207 BAIK

9 TRIPOD 3 JINLI 9700

SN 01TTHK

0107 BAIK

FOTOMATE

SN 02TTHK

0207 BAIK

VELBON

SN 03TTHK

0307 BAIK

1 F WT 3512A

SN 04TTHK

0407 BAIK

sumber : News Graphics Padjajaran Televisi

(72)

GAMBAR 3.9

Struktur Organisasi PT. Esa Visual Padjajaran Televisi

(73)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini penulis akan memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis bersama dengan pelaku koding berkenaan analisis isi judul berita program Bewara Siang di Padjajaran TV ditinjau dari kualitas berita.

Dalam studi ini penulis dibantu oleh dua pengkoding lainnya yang sama-sama bergelut pada bidang jurnalistik sehingga mereka dianggap mengerti dan menguasai masalah yang akan diteliti. Untuk pengkodingan dilakukan oleh tiga orang yaitu yaitu Fery, Ary, dan satu orang pengkoding lagi yaitu peneliti sendiri Nofly Biben.

4.1. Data Penelitian.

Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data berupa berita-berita

dalam program Bewara Siang di Padjajaran TV, data tersebut terhitung selama

(74)

Tabel 4.1

Sampel Berita Program Bewara Siang di Padjajaran TV Periode April 2010

DINA RARAGA MIÉLING POÉ JADI HIMAPA ANU KA 30 / 12 PENDAKI ANU KALOLOBAAN MANGRUPA ALUMNI TI HIMPUNAN MAHASISWA PENCINTA ALAM / BARIS NGALAKONAN EKSPEDISI KA PEGUNUNGAN KINABALU DI SABAH MALAYSIA SALILA 9 POÉ /// 2. Jumat, 2 Apr

2010 CURAH HUJAN ANU GEDE DINA 3 MINGGU KATUKANG DI WEWENGKON JAWA BARAT / SAJABA NGANCEM WARGA ANU AYA DI WEWENGKON PERBUKITAN / OGÉ NGANCEM JALAN ANU

NYAMBUNGKEUN ANTAR KOTA DI JAWA BARAT / ALATAN JALAN ANTAR KOTA ANU AYA DI JAWA BARAT SELATAN / KALOLOBAAN AYA DI SISI GAWIR ATAWA PASIR ANU NANGTAWING ///

3. Sabtu, 3 Apr

2010 RÉNGSÉ PROSES EVAKUASI KU TIM SAR GABUNGAN KA LAYON ANU KAURUG TANEUH SENEN BEURANG // NYIEUN WEWENGKON

KAMPUNG DEWATA JADI SEPI EUWEUH AKTIVITAS // HAL KASEBUT / LANTARAN WARGA KAMPUNG MASIH MILIH CICING DI LOKASI PANGUNGSIAN /// 4. Senin, 5 Apr

2010 PULUHAN MAHASISWA ANU KABEUNGKEUT DINA HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM KOTA BANDUNG NGAYAKEUN UNJUK RASA TEPI JAM 12 PEUTING DI HAREUPEUN GEDONG SATE BANDUNG // DINA AKSINA IEU / MASA NUNGTUT KA PAMARENTAH PIKEUN NGABERESKEUN KASUS BANK CENTURY /// 5. Selasa, 6 Apr

2010 DUA URANG PALAKU MALING SPESIALIS KABEL TELEPON DI CAMPAKA/ CIANJUR / DICEREK JAJARAN POLSEK CAMPAKA // TI KA DUA

KASANGKA PATUGAS NGAMANKEUN BARANG BUKTI KABEL MILIK PT TELKOM SAPANJANG SARATUS METER ///

6. Rabu, 7 Apr

2010 SAURANG DUKUN PALSU ANU NGAKU BISA NGAGANDAKEUN DUIT / HASIL DICEREK UNIT RESKRIM POLSEK CIKALONG WETAN // KOMO SAMÉMÉH DICEREK PATUGAS / KASANGKA SEMPET KAWIN KA ANAK KORBAN ANU MASIH DIHANDAP UMUR ///

7. Kamis, 8 Apr

(75)

/// 8. Jumat, 9 Apr

2010 AKSI UNJUK RASA RATUSAN WARGA DÉSA CIMACAN/ KACAMATAN CIPANAS/ KANTOR CIANJUR/ DI HALAMAN KANTOR KAJAKSAAN NAGARI DIWARNAAN KERICUHAN/ WAKTU PARA PANGUNJUK RASA ANU USAHA ASUP KANTOR KAJAKSAAN DIHADANG PATUGAS// AKSI KASEBUT DIPICU/ KUS SIKEP KAJAKSAAN NAGARI CIANJUR ANU DIPEUNTEUN LAMBAN DINA PENUNTASAN PERKARA KORUPSI DUIT ASET DÉSA SAJUMLAH 3,1 MILYAR RUPIA / ANU DIPIGAWÉ KU URUT KAPALA DÉSA CIAMACAN ///

9. Sabtu, 10 Apr

2010 RATUSAN MASSA GABUNGAN TI UNSUR LAPISAN MASARAKAT/ SAKABUPATÉN CIANJUR/ MROTES PANGWANGUNAN PERUMAHAN VEGETARIAN/ DI PASIR GEMBRONG/ DÉSA CIKANYERE/ KACAMATAN SUKARESMI/ KABUPATÉN CIANJUR//

MARANÉHANANA NAMPIK AYANA PERUMAHAN VEGETARIAN ANU DIANGGEP NGARUSAK FUNGSI LEUWEUNG MINANGKA WEWENGKON RESAPAN CAI/ KU KITUNA NGABALUKARKEUN CAAH SARTA URUG ///

10. Senin, 12 Apr

2010 SAURANG LALAKI PARUH BAYA/ DITÉWAK UNIT RESERSE SARTA KRIMINAL POLRES CIANJUR/ ALATAN NGALAKONAN AKSI PELECEHAN SEKSUAL KA SAURANG BUDAK / PULISI GEURA-GIRU

NGAMANKEUN LALAKI KASEBUT SABERES MEUNANG LAPORAN TI KOLOT KORBAN/// 11. Selasa, 13 Apr

2010 SAURANG SISWI SALAH SAHIJI SMP SWASTA DI KOTA BANDUNG/ ANU DISEBUTKEUN ILANG SALILA 2 BULAN/ AKHIRNA DATANG KA BANDUNG SARTA LANGSUNG DIBAWA KA MAPOLRESTA BANDUNG BARAT/ KEMIS PEUTING ///

12. Rabu, 14 Apr

2010 KASANGKA NGABOBOL MINIMARKET INDOMARET DI JALAN BAROS/ CIMAHI / HASIL DICEREK ANGGOTA SATRESKRIM POLRES CIMAHI/// SALIAN TI HASIL NGAMANKEUN KASANGKA / KASEBUT PULISI HASIL NGAMANKEUN SAJUMLAH SEMBAKO SARTA MOBIL MINI BEUS RENTAL ANU DIPAKÉ MINANGKA PAKAKAS KAJAHATAN ///

13. Kamis, 15 Apr

2010 HIJI KANTOR DISTRIBUTOR OBAT BOGA PT MULTI HUSADA FARMA / ANU AYA DI JALAN MOHAMMAD TOHA CIGERELENG BANDUNG / SENÉN SORÉ NGALAMAN KAHURUAN // DINA KAJADIAN KASEBUT / PATUGAS PEMADAM SARTA WARTAWAN ANU NGALIPUT NGALAMAN SESEK NAFAS ALATAN NGAMBEU HASEUP TI OBAT ANU KADURUK /// 14. Jumat, 16 Apr

Gambar

Gambar 1.1 Model Agenda Setting
Tabel 1.1 Konstruksi Kategori
 Tabel 1.3 Jadwal Kegiatan Penelitian
Gambar 3.6
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sementara dari hasil niche overlap antara Metro TV dan TV One, sebagai stasiun televisi spesialis dan televisi berita yang ada di Indonesia, kedua stasiun televisi ini

Bab ini peneliti memaparkan mengenai Analisis Isi Berita Rubrik Maung Bandung Di Harian Umum Bandung Ekspres Ditinjau berdasarkan kualitas berita, dimana hasil analisis berasal

Penelitian dengan judul “ Analisis Produksi Siaran Berita Televisi (Proses Produksi Siaran Program Berita Reportase Minggu di Trans Tv) ” ini terinspirasi dari beberapa

Dengan melakukan konvergensi, Tv One yang mengkhususkan dirinya sebagai stasiun televisi news and sport (Berita dan olahraga) tentu memberitakan beritanya tidak hanya di

Kemudian dalam format penyajian berita Pemilu, walaupun data yang diperoleh selama peneltian menunjuan Metro TV hanya menggunakan satu format penyiaran berita, yaitu:

Judul Skripsi : Objektivitas Berita Dalam Infotainment Di Stasiun Televisi Swasta (Analisis Isi Program Tayangan Entertainment News Pada Stasiun Televisi Net Tv)..

Berita 1 yaitu berita tentang bursa Capres 2014 termasuk kategori berita Nasional karena didalam berita ini menyangkut tentang kejadian yang terjadi diwilayah Indonesia dalam

Dari hasil penelitian pada bagian pembahasan didapatkan bahwa untuk indikator teknik penulisan yang terdapat dalam program Kabar Siang di TvOne khususnya, untuk penggunaan