Reportase Minggu Di Trans Tv)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.)
Oleh
Nurhasanah
NIM:
107051102311
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
KONSENTRASI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
i Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh : Nurhasanah NIM : 107051102311
Pembimbing,
Drs. Sunandar, MA NIP : 19620626 199403 1 002
KONSENTRASI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi berjudul ANALISIS PRODUKSI SIARAN BERITA TELEVISI (Proses Produksi Siaran Program Berita Reportase Minggu Di Trans Tv) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 15 Maret 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Program Studi Konsentrasi Jurnalistik.
Jakarta, 24 Maret 2011
Sidang Munaqasyah
Ketua merangkap anggota, Sekretaris merangkap anggota
Drs. Study Rizal, LK, MA Ade Rina Farida, M. Si.
NIP. 19640428 199303 1 002 NIP. 19770513 200701 2018
Anggota
Penguji I Penguji II
Drs. Jumroni, M. Si. Rubiyanah, MA
NIP. 19630515 199203 1 006 NIP. 19730822 199803 2 001
Pembimbing
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 24 Maret 2011
Nurhasanah (107051102311)
Analisis Produksi Siaran Berita Televisi (Proses Produksi Siaran Program Berita Reportase Minggu di Trans Tv)
Televisi merupakan media massa yang saat ini banyak digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan informasi. Oleh karenanya, demi memenuhi kebutuhan masyarakat, stasiun televisi menyediakan program news yang memberikan informasi mengenai berbagai peristiwa dalam kehidupan masyarakat. Trans Tv misalnya, dengan salah satu program newsnya, Reportase Minggu yang memberikan sajian news yang ringan dan juga beberapa informasi terkini yang terangkum dalam segmen Reportase Utama.
Pertanyaan yang muncul adalah, bagaimana proses produksi berita yang dilakukan redaksi Reportase Minggu? Serta siapa saja yang berperan dalam proses produksi beritanya?
Berita diproduksi melalui proses yang bertahap yang meliputi pencarian berita dan pengumpulan bahan-bahan berita. Kemudian bahan berita yang telah diliput, ditulis dalam naskah. Kemudian naskah yang telah rapi akan didubbing. Setelah itu dilakukan proses editing dan selanjutnya hasil akhir editing akan diserahkan pada control room untuk dioperasikan oleh beberapa kru pada saat live. Saat itulah berita akan sampai pada penonton di rumah.
Metodologi penelitian di sini menggunakan paradigma kualitatif dengan model deskriptif. Penulis tidak menguji hipotesis, dan hanya menjelaskan dan menggambarkan secara kualitatif sebuah proses produksi berita pada program Reportase Minggu di Trans tv. Data diperoleh melalui pengamatan, wawancara dan studi dokumentasi. Semua data itu kemudian akan dianalisa dengan mengacu pada kerangka teori.
Proses produksi sebuah berita yang melalui beberapa tahap itu sesuai dengan Teori Arus Berita milik Bass. Teori yang menyatakan bahwa dalam memproduksi berita melalui dua tahap yang saling berkaitan. Tahap pertama terjadi ketika para pencari berita membuat “berita kasar” menjadi atau “bahan
berita”. Tahap kedua terjadi ketika para pengolah berita merubah atau menggabung-gabungkan bahan itu menjadi “hasil akhir” (sebuah siaran berita).
i
Puji sukur, Alhamdulillah hanya bagi Sang Maha Penguasa Alam, Allah
SWT. Hanya dengan limpahan rahmat, nikmat, serta kebaikanNya lah skripsi ini
dapat diselesaikan.
Shalawat beserta salam kepada Nabi Muhammad SAW, Sang
Revolusioner dan mujahid sejati, pembawa kedamaian, penyebar ilmu, penangkis
kejahiliyahan. Semoga kebaikan, rasa cinta kasih dan hakikat kehidupan yang
disampaikan beliau akan terus memberi kesegaran pada kehidupan manusia.
Penulis sadari, selama penulisan karya ilmiah ini banyak sekali pihak yang
telah membantu, baik secara langsung maupun tidak. Terima kasih penulis
ucapkan kepada mereka yang telah berperan dalam penulisan ini. Baik melalui
doa, bimbingan, dukungan, maupun terlibat langsung dalam memberikan
informasi, sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Terima kasih kepada:
1. Orang tua, yang selalu memberikan dukungan moril maupun materil
kepada penulis. Melalui doa, nasihat, kesabarannya membimbing, bahkan
keringat kerja kerasnya sehingga mampu menguliahkan penulis hinga
selesai.
2. Umi dan Alm. Abah, yang telah berbesar hati menjadi orang tua kedua
bagi penulis, serta senantiasa mendukung lewat doa dan nasihatnya yang
tak pernah berhenti.
3. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
ii
Bidang Kemahasiswaan, Drs. Study Rizal LK, MA.
4. Ketua Konsentrasi Jurnalistik, Rubiyanah, MA serta Sekretaris
Konsentrasi Jurnalistik, Ade Rina Farida, M.Si. Terima kasih telah banyak
membantu dan mendukung penulis.
5. Dosen pembimbing, Drs. Sunandar, MA, yang senantiasa membimbing
dan membantu penulis menemukan solusi permasalahan dan menambah
banyak informasi dalam menulis skripsi ini.
6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, terima kasih
untuk semua ilmunya yang sangat bermanfaat bagi penulis, bahkan sangat
bermanfaat sampai akhir penulisan skripsi ini.
7. Pimpinan dan para staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
8. Redaksi Reportase Minggu Trans Tv, Mba Yuli, Mba Ayu, Mba Fia, Mba
Irene, Mas Ivan, Mas Zulhaq, dan seluruh kru Reportase Minggu yang
bersedia memberikan bantuan, dukungan, serta informasi pada penulis.
9. Keluarga Besar H. Hafidz. Tante, Om, saudara sepupu, terima kasih yang
tak terhingga untuk kasih sayang, dukungan, serta nasihat kalian. Aku
cinta kalian.
10.Adik2 ku tersayang, terima kasih dukungannya.
11.Aa Salim Firdaus, yang selalu mendukung dan mendoakanku.
12.Teman-teman seperjuangan di bangku kuliah, Konsentrasi Jurnalistik
iii
13.Sahabat-sahabat di kampus, Nunu, Nia, Tya, Lola, dan Silvi, terima kasih
untuk “perlombaan” menuju kesuksesan serta kebersamaannya.
14.Teman-teman Kost Annida, Arya, Dewi, Neng, Anis, Indah. Terima kasih
untuk semua dukungannya. Aku akan terus merindukan kebersamaan kita.
15.Teman-teman VOC (Voice Of Communication), Alfi, Nunu, Nissa, Abda,
Angel, Dini, Tika, K’ Fitrah, K’ Dani, K’ Ina, K’ isna, Teh Nenk, dan
seluruh anggota lainnya yang tidak penulis sebutkan, namun tetap, terima
kasih untuk kalian semua yang ikut memberi dukungan dan semangat
kebersamaan.
16.Semua pihak yang membantu penulis secara langsung maupun tidak.
Tanpa menyebutkan satu per satu, namun tidak mengurangi rasa terima
kasih penulis.
Akhir kata, penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat
bagi penulis maupun pihak yang membacanya.
Jakarta, 24 Maret 2011
iv
ABSTRAK ...
KATA PENGANTAR ...i
DAFTAR ISI ...iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ...6
C. Tujuan Penelitian ...6
D. Manfaat Penelitian ...7
E. Metodologi Penelitian ...7
F. Tinjauan Pustaka ...10
G. Sistematika Penulisan ...12
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Model Komunikasi Bass (Arus Berita) ...14
B. Proses Produksi ...15
C. Pengertian Siaran ...21
D. Program Berita (news) di Televisi ...22
E. Televisi ...24
1. Pengertian Televisi ...24
2. Sejarah Televisi ...25
v
1. Pengertian Berita ...31
2. Jenis-Jenis Berita ...32
3. Nilai Berita ...34
4. Format Berita ...37
5. Kaidah Berita ...43
BAB III GAMBARAN UMUM TRANS TV DAN PROGRAM REPORTASE MINGGU A. Trans Tv...46
1. Sejarah berdirinya Trans Tv ...46
2. Visi dan Misi Trans Tv ...49
3. Logo Trans Tv ...50
4. Struktur Organisasi Trans Tv ...50
5. Program Acara Trans Tv ...51
6. Penghargaan Trans Tv ...55
B. Program Berita Reportase Minggu ...60
1. Latar Belakang Program Berita Reportase Minggu ...60
2. Profil Reportase Minggu ...62
3. Redaksi Reportase Minggu ...63
vi
A. Pelaksanaan Produksi Reportase Minggu di Trans Tv ...67
B. Teori Arus Berita (Bass) dalam Proses Produksi Berita Reportase
Minggu di Trans TV ……….82
C. Analisis Produksi Berita Reportase Minggu di Trans Tv ………93 D. Kendala dan Pendukung dalam Proses Produksi Berita Reportase
Minggu di Trans Tv ………98
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...105
B. Saran ...109
DAFTAR PUSTAKA ...111
1
A. Latar Belakang Masalah
Di era yang semakin dikuasai oleh teknologi dan informasi saat ini
menuntut manusia untuk selalu tahu berbagai informasi. Media massa sebagai
sarana informasi menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Media
massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran
informasi secara massal atau menyeluruh.1 Melalui media massa dalam bentuk
cetak maupun elektronik, program maupun informasi gencar disajikan dalam
bentuk yang dikemas secara menarik. Media massa lah yang menjadi sumber
kebutuhan informasi masyarakat dewasa ini.
Karena media sangat berpengaruh bagi kehidupan, maka perlu
diketahui bagaimana media massa bekerja. Beberapa diantaranya yang perlu
direnungkan, melalui media massa, setiap orang mengetahui hampir segala
sesuatu diluar lingkungan mereka. Warga yang berpengetahuan dan aktif
sangat mungkin terwujud di dalam demokrasi modern hanya jika media massa
berjalan dengan baik. Setiap orang membutuhkan media massa untuk
mengekspresikan ide-ide mereka ke khalayak luas. Tanpa media massa,
gagasan seseorang hanya sampai kepada orang-orang di sekitarnya.2
1
BurhanBungin, SosiologiKomunikasi, cet.ke-3. (Jakarta: KencanaPrenada, 2008),h . 72.
2
Media massa saat ini yang ikut berperan dalam menyajikan informasi
kepada masyarakat luas adalah televisi. Televisi saat ini telah menjadi bagian
yang tak terpisahkan dari keseharian dan kehidupan manusia. Bahkan bagi
beberapa orang, tv dianggap sebagai teman dan sebagai cerminan perilaku
masyarakat. Tak dapat dipungkiri, salah satu jenis media massa ini mampu
menghipnotis para penikmatnya dengan sajian berbagai acara dan informasi
yang memenuhi kebutuhan masyarakat luas.
Menurut Peter Herford, setiap stasiun televisi dapat menayangkan
berbagai program hiburan seperti film, musik, kuis, talk show, dan sebagainya,
tetapi siaran berita merupakan program yang mengidentifikasikan suatu
stasiun tv kepada pemirsanya. Program berita menjadi identitas khusus atau
identitas lokal yang dimiliki suatu stasiun tv. Dengan demikian, stasiun tv
tanpa program berita akan menjadi stasiun tanpa identitas setempat. Program
berita juga menjadi bentuk kewajiban dan tanggung jawab pengelola tv
kepada masyarakat yang menggunakan gelombang udara publik. 3
Media massa biasanya dianggap sebagai penyampai informasi. Inti dari
fungsi media sebagai penyampai pesan informasi adalah berita (news).4
Menurut pakar komunikasi, JB Wahyudi, berita adalah laporan tentang
peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai penting, menarik dari sebagian
khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa
periodik. Peristiwa atau pendapat tidak akan menjadi berita bila tidak
3
Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir (Bandung: Kencana, 2008), h. 2.
4
dipublikasikan melalui media massa periodik.5 Berbagai keadaan di luar
lingkungan bisa diakses masyarakat melalui media massa dengan sajian
program beritanya.
Tidak salah jika salah satu program acara yang menjadi andalan
stasiun televisi di Indonesia adalah program berita. Stasiun televisi
berkompetisi merebut audiens dengan menyajikan program berita yang
tentunya dikemas dan disajikan semenarik mungkin. Disini lah tempat
diproduksinya berbagai informasi yang diharapkan mampu memenuhi
informasi yang dibutuhkan masyarakat.
Sebagaimana suatu perusahaan, stasiun televisi memiliki struktur
organisasi yang sama seperti perusahaan lain pada umumnya. Dengan satu
departemen khusus, yakni depertemen atau bagian pemberitaan, segala hal
yang berkaitan dengan proses produksi siaran berita diatur.
Sebagian besar stasiun televisi membentuk bagian pemberitaan sebagai
departemen yang terpisah dari bagian program. Bagian pemberitaan biasanya
diketuai seorang manajer atau direktur pemberitaan yang bertanggung jawab
langsung kepada pimpinan stasiun televisi. Head and Sterling (1982)
mengatakan: “This separation (news) from entertainment programming arises
because of the timely natureof news.” (Pemisahan bagian pemberitaan dari
bagian hiburan disebabkan sifat berita yang sangat terikat oleh waktu).6
Salah satu stasiun televisi yang memiliki program berita sebagai
andalannya yaitu Trans Tv. Melalui pengamatan sehari-hari, stasiun televisi
5
Arifin S. Harahap, Jurnalistik Televisi Teknik Memburu dan Menulis Berita (PT Indeks, 2006), h. 4.
6
Trans Tv memfokuskan penyajian berbagai programnya dalam bentuk
hiburan. Namun, dari sekian banyak program acara hiburan milik Trans Tv,
terdapat salah satu program berita yaitu Reportase. Reportase merupakan
program bulletin berita milik Trans Tv yang hadir 4 kali sehari yaitu pagi,
siang, sore, dan malam. Program berita Reportase terdiri dari banyak jenis,
salah satu diantaranya adalah Reportase Minggu.
Reportase Minggu adalah program buletin dari divisi news Trans TV
yang tayang tiap Minggu sore. Menariknya, pada Reportase Minggu,
kumpulan news yang terdiri dari berbagai bentuk feature disajikan secara
menarik dan berbeda. Bahkan presenternya menyampaikan informasi dengan
melakukan perjalanan wisata. Sehingga, informasi berbagai feature menarik
yang disampaikan akan semakin terasa santai dan lebih ringan.
Reportase Minggu berbeda dengan Reportase yang disajikan pada
pagi, siang, sore dan malam di Senin-Jum’at yang lebih menitikberatkan pada
berita “hard news”. Reportase Minggu disuguhkan dengan suasana lebih
santai yang mengalir melalui informasi-informasi feature menariknya dari
berbagai daerah.
Reportase Minggu menyampaikan berbagai liputan feature yang
menarik, unik, edukatif dan informatif yang sesuai dengan akhir pekan.
Dengan penyampaiannya secara khas, unik dan akrab membuat Reportase
Minggu menjadi liputan yang sangat menarik untuk dilihat. Reportase Minggu
politik, ekonomi dan sosial budaya yang disampaikan dalam segmen
Reportase Utama.7
Dengan tagline “Lebih Dekat dan Berbeda”, program berita Reportase Minggu berusaha menyajikan program beritanya dengan format yang berbeda
dengan program berita di stasiun televisi lainnya. Dengan dua presenternya
yang menyampaikan informasi dengan berjalan-jalan di luar studio atau lokasi
menarik di berbagai daerah, Reportase Minggu menyuguhkan berbagai
informasi berita yang memiliki unsur keunikan, berbeda, dan tentunya lebih
dekat dengan kehidupan masyarakat. Dengan penyampaian yang lugas,
informasi unik dan berbeda itu disampaikan pada masyarakat luas, bahkan
masyarakat kalangan manapun bisa menikmatinya.
Merencanakan sebuah produksi program televisi, seorang produser
professional akan dihadapkan pada lima hal sekaligus yang memerlukan
pemikiran mendalam, yaitu materi produksi, sarana produksi (equipment),
biaya produksi (financial), organisasi pelaksana produksi, dan tahapan
pelaksanaan produksi.8
Oleh karena itu, mengingat pentingnya mengetahui langkah-langkah
produksi dalam suatu produksi acara berita, termasuk program berita
Reportase Minggu di Trans Tv, maka penulis melakukan penelitian dengan
judul “Analisis Produksi Siaran Berita Televisi (Proses Produksi Siaran
Program Berita Reportase Minggu di Trans Tv)”
7“Reportase Minggu,” artikel
diakses pada 24 November 2010 dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Reportase_(Trans_TV)
8
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah dan mempermudah dalam
penyusunan, maka penelitian ini akan dibatasi pada permasalahan
bagaimana proses produksi berita program Reportase Minggu di Trans Tv
dilaksanakan. Mulai dari bagaimana berita di peroleh hingga siap siar.
Serta faktor apa saja yang manjadi pendukung serta kendala dalam proses
produksi beritanya.
2. Rumusan Masalah
Penelitian ini bermaksud mengupas permasalahan utama untuk
dianalisa, yaitu:
a. Bagaimana proses produksi berita program Reportase Minggu di Trans
Tv dilaksanakan serta siapa saja yang berperan di dalamnya?
b. Apa saja kendala serta pendukung dalam proses produksi berita
program Reportase Minggu di Trans Tv?
C. Tujuan Penelitian
Bertolak dari latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah
diungkapkan diatas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui bagaimana proses produksi berita pada program Reportase
Minggu dilaksanakan serta siapa saja yang terlibat di dalamnya.
2. Mengetahui apa saja yang menjadi kendala serta pendukung dalam proses
D. Manfaat Penelitian
1. Akademis
Penelitian ini membantu pembaca untuk lebih mengetahui
pemaparan teori mengenai proses produksi berita. Bagaimana sebuah
siaran, berita khususnya, melalui beberapa tahap agar bisa tayang sebagai
sebuah program berita secara utuh. Oleh karena itu, penelitian ini
diharapkan dapat memperkaya kajian ilmu komunikasi, khususnya dalam
bidang jurnalistik mengenai hal-hal yang berkaitan dengan proses produksi
siaran berita.
2. Praktis
Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menemukan dan
menginformasikan mengenai proses dalam sebuah produksi siaran berita
secara menyeluruh. Dalam hal ini proses penyajian program berita
Reportase Minggu di Trans Tv.
E. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Paradigma atau pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis atau model deskriptif. Penulis
menguraikan serta mendeskripsikan bagaimana proses produksi berita
menitikberatkan pada data-data penelitian yang akan dihasilkan melalui
pengamatan, wawancara dan studi dokumentasi.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Dalam melakukan penelitian, penulis mengumpulkan
beberapa data yang nantinya membantu penulis dalam penulisan
skripsi. Salah satu teknik yang dilakukan adalah melalui observasi.
Observasi yang dilakukan penulis adalah dengan melakukan
pengamatan pada objek yang akan diteliti secara langsung maupun
tidak langsung. Berbagai fakta dan data yang diperoleh lewat
pengamatan nantinya akan dikumpulkan untuk menarik sebuah
informasi.
b. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini yaitu melakukan
tanya-jawab secara langsung dengan pihak redaksi Reportase Minggu,
yaitu produser pelaksana, koordinator liputan, kameramen, reporter,
editor, dan program director. Teknik yang digunakan adalah tehnik
wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Hal ini bertujuan untuk
memberikan kebebasan kepada penulis untuk bertanya, namun tetap
c. Dokumentasi
Dokumentasi tersebut berupa tulisan-tulisan berbentuk
catatan, buku, naskah, dokumen ataupun arsip-arsip yang
terkait dengan pembahasan penelitian ini.
Dari dokumentasi tersebut, nantinya penulis gunakan
untuk mengumpulkan data dengan mempelajari bahan tertulis
sehingga dapat membantu penulis dalam mencari informasi
yang terkait dengan permasalahan penelitian.
3. Analisis Data
Untuk menganalisis data, penulis menjelaskan bagaimana produksi
siaran berita yang dilaksanakan pada program berita Reportase Minggu
di Trans Tv. Mulai dari bagaimana berita di peroleh, hingga siap siar.
Penulis melaporkan data dengan memberi gambaran mengenai
proses produksi program Reportase Minggu di Trans Tv. Sebagai sumber
data, penulis melakukan observasi langsung dan tidak langsung dan
wawancara dengan tim redaksi Reportase Minggu. Data yang diperoleh
dari observasi dan wawancara akan dideskriptifkan secara kualitatif
dengan didukung data-data yang didapat dari berbagai dokumen, literatur
serta data-data yang berhubungan dengan pembahasan skripsi ini. Maka,
penulis mendapatkan jawaban penelitian dengan menganalisa data
berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh dari hasil wawancara,
4. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah stasiun televisi Trans Tv.
Sedangkan objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah proses produksi
salah satu program berita di Trans Tv, yaitu Reportase Minggu.
5. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di lokasi program berita Reportase Minggu
diproduksi, yaitu di Gedung Trans Tv, Jl. Kapten P. Tendean no. 12-14A,
Jakarta 12790.
6. Pedoman Penulisan
Penulisan dalam penelitian ini menggunakan teknik yang mengacu
pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan
Disertasi) karya Hamid Nasuhi dkk yang diterbitkan oleh CeQDA
(Center for Quality Development and Assurance) Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
F. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian ini, diambil referensi dari beberapa pustaka dan
menggunakan pendekatan teori tertentu untuk memperkuat dan mempertajam
Pertama, skripsi karya Yefhy Ardiyanti, mahasiswa Jurnalistik
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2005 dengan
judul “Analisis Deskriptif Produksi Program Warta Pemilu Di TVRI”, yang
membahas bagaimana sebuah program berita dalam periode pemilu di
produksi. Yefhy mengangkat masalah bagaimana sebuah program berita
dalam periode tertentu (masa pemilu) diprogram, sedangkan penulis lebih
menitik beratkan pada berita yang secara rutinitas diproduksi.
Skripsi karya Irham Maulana dari universitas yang sama, dengan judul
skripsi “Produksi Program Apa Kabar Indonesia di TV One” juga
menginspirasi penulis dalam mengambil judul dan pembahasan. Irham
menitikberatkan pada produksi program berita yang diproduksi secara live
dengan format talkshow, sedangkan penulis membahas pembuatan suatu
program berita yang secara rutin diproduksi dengan format penyajiannya,
presenter berjalan-jalan di suatu daerah, yang juga di segmen akhirnya
disajikan live dengan lokasi di studio.
Ketiga, skripsi milik Pessi Andayani yang berjudul “Analisis Produksi Program Pemberitaan Dunia Dalam Berita di TVRI” yang secara khusus
membahas produksi program berita Dunia Dalam Berita pada “ Thailand: prime Minister “. Sedangkan penulis lebih mengkhususkan pada pembahasan
produksi berita secara keseluruhan (umum).
Dan terakhir, skripsi milik Wahyu Hidayat, mahasiswa jurusan Ilmu
Jurnalistik Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) dengan judul “Proses
menjadi pembanding, skripsi ini juga memberi tambahan masukan kepada
penulis dalam melengkapi skripsi yang penulis susun.
Melalui tinjauan pustaka ke perpustakaan utama Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan IISIP, juga menelusuri situs di
internet, skripsi dengan judul “Analisis Produksi Siaran Berita Televisi (Studi Proses Produksi Siaran Program Berita Reportase Minggu Di Trans Tv)” belum pernah diteliti sebelumnya. Meskipun penulis terinspirasi dari keempat
skripsi sebelumnya yang telah disebutkan diatas, namun seluruh skripsi ini
memliki objek dan subjek penelitian yang berbeda, meski tak bisa disangkal
keempatnya memberikan banyak masukan untuk penulis dalam melakukan
penelitian.
Selain skripsi-skripsi di atas, buku Teknik Produksi Program Televisi
karya Fred Wibowo memberi sumbangan besar dalam ide penulisan skripsi
ini. Pemaparan mengenai berbagai hal yang harus dipikirkan secara matang
dalam produksi seperti materi produksi, sarana produksi (equipment), biaya
produksi (financial), organisasi pelaksana produksi, dan tahapan pelaksanaan
produksi membantu penulis untuk menjelaskan mengenai apa saja yang perlu
diperhatikan dalam produksi program berita.
G. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, terbagi ke dalam lima bab yang memiliki
Bab I, pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah, pembatasan
dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi
penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori dan sistematika penulisan.
Bab II, kajian teoritis, berisi penjelasan teori arus berita milik Bass,
proses produksi, pengertian siaran, tentang berita yang meliputi pengertian
berita, jenis berita, nilai berita, format berita televisi, dan kaidah berita
televisi. Seputar hal mengenai televisi, meliputi pengertian televisi, sejarah
televisi, perkembangan televisi, serta televisi sebagai media massa. Terakhir
subbab mengenai program berita (news) di televisi.
Bab III, gambaran umum Trans Tv dan program Reportase Minggu,
berisi mengenai Trans Tv yang meliputi sejarah berdirinya Trans Tv, visi dan
misi Trans Tv, logo Trans Tv, struktur organisasi Trans Tv, program acara
Trans Tv dan beberapa penghargaan Trans Tv yang pernah diraih. Juga berisi
mengenai program berita Reportase Minggu yang meliputi, latar belakang
program berita Reportase Minggu, profil Reportase Minggu, redaksi
Reportase Minggu dan makna dari tagline “Berbeda dan Lebih Dekat”.
Bab IV, pelaksanaan produksi program Reportase Minggu Trans Tv
serta proses produksi berita Reportase Minggu di Trans TV, peran redaksi
dalam produksi berita, dan faktor pendukung dan kendala dalam produksi
berita Reportase Minggu.
Terakhir bab V, yaitu penutup yang terdiri dari kesimpulan yang berisi
paparan jawaban dari hasil penelitian secara menyeluruh. Dan berisi saran
14
B. Model Komunikasi Bass (Arus Berita)
Teori Bass menjelaskan proses pencarian dan pengumpulan bahan
berita atau proses produksi sebuah berita sebagai berikut:
Tindakan gatekeeping yang paling penting terjadi di dalam organisasi
pemberitaan, dan bahwa prosesnya dapat dibagi dalam dua tahap: perolehan
berita dan pengolahan berita, seperti pada gambar berikut:
Tahap I Tahap II
Misal: penulis, Misal: redaksi
juruwarta copy reader
editor lokal penterjemah
Bass menjelaskan tahap pertama terjadi ketika para pencari berita
membuat “beritakasar” (peristiwa, pidatodan konferensi pers) menjadi “copy
berita” atau “bahan berita”. Tahap kedua terjadi ketika para pengolah berita
merubah atau menggabung-gabungkan bahan itu menjadi “hasil akhir” (sebuah surat kabar atau sebuah siaran berita) yang disiarkan kepada umum.1
1
DennisMcQuail, Model-Model Komunikasi. AlihBahasaPutuLaxmanPendit (Jakarta: UniPrimas, 1985), h. 110.
C. Proses Produksi
Proses berasal dari bahasa Latin processus yang berarti geraknya,
jalannya, kemajuan, berhasil, perkara; berasal dari procession (bahasa Inggris)
yang artinya gerakan, maju, prosesi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
proses adalah rangkaian tindakan, pembuatan atau pengolahan yang
menghasilkan suatu produk. Sedangkan produksi adalah barang yang
dihasilkan atau kegiatan yang menghasilkan suatu barang atau jasa.2
Setiap media massa pasti memiliki program yang akan disampaikan
kepada masyarakat luas. Begitu juga dengan televisi yang memiliki beragam
program untuk disuguhkan ke tengah khalayak luas. Program-program yang
akan disuguhkan itu sudah pasti melalui berbagai proses yang pada akhirnya
terbentuk satu program yang dapat dinikmati masyarakat. Proses dibuatnya
program di televisi biasa disebut dengan proses produksi. Dimana maksud dari
proses produksi adalah sekumpulan tindakan, pembuatan atau pengolahan
yang terarah dan teratur untuk menghasilkan sebuah produk atau program.
Produksi televisi merupakan proses pembuatan acara untuk
ditayangkan di televisi. Proses produksi ini merupakan perjalanan panjang
yang melewati berbagai tahapan, melibatkan banyak sumber daya manusia
dengan berbagai keahlian, dan berbagai peralatan serta dukungan biaya.
Merencanakan sebuah produksi program televisi, seorang produser
professional akan dihadapkan pada lima hal sekaligus yang memerlukan
pemikiran mendalam, yaitu materi produksi, sarana produksi (equipment),
2
biaya produksi (financial), organisasi pelaksana produksi, dan tahapan
pelaksanaan produksi.
1. Materi Produksi
Adalah barang atau material yang akan diproduksi menjadi sebuah
tayangan yang layak siar dan layak jual sekaligus. Materi produksi dapat
berupa apa saja, seperti kejadian, pengalaman, hasil karya, benda,
binatang, dan manusia merupakan bahan yang dapat diolah menjadi
produksi yang bermutu.
2. Sarana Produksi
Sarana produksi adalah sarana yang menjadi penunjang
terwujudnya ide menjadi konkret, yaitu hasil produksi. Ada tiga tiga pokok
peralatan yang diperlukan sebagai alat produksi, yaitu unit peralatan
perekam gambar, unit peralatan perekam suara, dan unit peralatan
pencahayaan. Selebihnya berfungsi sebagai peralatan penunjang produksi.
Seperti alat transportasi untuk produksi luar studio dan unit studio dengan
dekorasi untuk produksi dalam studio.
3. Biaya Produksi
Seorang produser harus memikirkan sejauh mana biaya produksi
itu untuk memperoleh dukungan financial dari suatu pusat produksi atau
4. Organisasi Pelaksana Produksi
Supaya pelaksanaan shooting dapat berjalan dengan lancar,
produser harus memikirkan juga penyusunan organisasi pelaksana
produksi yang serapi-rapinya. Suatu organisasi pelaksana produksi yang
tidak disusun dengan rapi akan menghambat jalannya produksi, berarti
kerugian waktu dan uang. Dalam hal ini, produser dapat dibantu dengan
asisten produser, Ia mendampingi dalam mengendalikan organisasi. 3
Pada divisi pemberitaan, secara umum organisasi pelaksana
produksi terdiri dari direktur pemberitaan, produser, asisten produser,
koordinator liputan, kameramen, editor, pengarah program, dan penyiar
berita.
5. Tahap Pelaksanaan Produksi
Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim
disebut standard operation procedure (SOP), yaitu;
a. Pra-Produksi (perencanaan dan persiapan)
Tahap pra-produksi meliputi tiga bagian, sebagai berikut:
1) Penemuan Ide
Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide
atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta
penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah
riset.
3
2) Perencanaan
Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time
schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi, dan
crew. Selain estimasi biaya dan rencana alokasi merupakan bagian
dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti.
3) Persiapan
Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan,
dan surat-menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting,
meneliti, dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua
persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja
(time schedule) yang sudah ditetapkan.
b. Produksi (pelaksanaan)
Sesudah perencanaan dan persiapan selesai, pelaksanaan
produksi dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis dan crew
mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan
(shooting script) menjadi gambar, susunan gambar yang dapat
becerita. Selain sutradara, penata cahaya dan suara juga mengatur dan
bekerja agar gambar dan suara bisa tayang dengan baik.
c. Pasca-Produksi (penyelesaian dan penayangan)
1) Editing offline dengan teknik analog
Setelah shooting selesai, penulis skrip membuat logging
yaitu mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan
shooting dan gambar. Di dalam logging time code (nomor kode
yang berupa digit frame, detik, menit, dan jam dimunculkan dalam
gambar) dan hasil pengambilan setiap shoot dicatat. Kemudian
berdasarkan catatan itu sutradara akan membuat editing kasar yang
disebut editing offline sesuai dengan gagasan yang ada dalam
sinopsis dan treatment.4 Materi hasil shooting langsung dipilih dan
disambung-sambung dalam pita VHS. Sesudah editing kasar ini,
hasilnya dilihat dalam screening. Setelah hasil editing offline dirasa
cukup, maka dibuat editing script. Di dalam naskah editing,
gambar dan nomor kode waktu tertulis jelas untu memudahkan
pekerjaan editor. Kemudian hasil shooting asli dan naskah editing
diserahkan kepada editor untuk dibuat editing online.
2) Editing online dengan teknik analog
Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting
asli. Sambungan-sambungan setiap shoot dan adegan (scene)
dibuat tepat berdasarkan catatan time-code dalam naskah editing.
Demikian pula sound asli dimasukkan dengan level yang seimbang
dan sempurna. Setelah editing online ini siap, proses berlanjut
dengan mixing.
4
3) Mixing (pencampuran gambar dengan suara)
Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik yang juga
sudah direkam, dimasukkan ke dalam pita hasil editing online
sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah
editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi
dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling
manggangu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini sudah
selesai, secara menyeluruh produksi juga selesai. Setelah produksi
selesai, biasanya diadakan preview.
4) Editing offline dengan teknik digital atau non-linier:
Editing non-linier aatau editing digital adalah editing yang
menggunakan computer dengan peralatan khusus untuk editing.
Tahapan pertama yang harus dilakukan adalah memasukkan
seluruh hasil shoot (gambar) yang dalam catatan atau logging
memperoleh OK, ke dalam hardisk. Proses ini disebut capturing
atau digitizing, yaitu mengubah hasil gambar ke pita menjadi file.
Dalam editing offline dengan sistem digital ini, penyusunan tidak
harus mengikuti urutan adegan seperti dalam sistem analog.
Sesudah tersusun baik maka diurutkan kemudian dipersatukan agar
shoot-shoot yang sudah disambung dapat dilihat secara utuh,
proses ini disebut render. Setelah render, dapat dilakukan
screening. Setelah semuanya dirasa memuaskan, boleh dikatakan
editing offline selesai. Bahan offline dalam computer langsung
5) Editing online dengan teknik digital:
Editing online dengan teknik digital sebenarnya tinggal
penyempurnaan hasil editing offline dalam computer, sekaligus
mixing dengan musik ilustrasi atau efek gambar dan suara (sound
effect atau narasi) yang harus dimasukkan. Sesudah semua
sempurna, hasil online ini kemudian dimasukkan kembali dari file
menjadi gambar pada pita Betacam SP atau pita dengan kualitas
broadcast sandart. Setelah program dimasukkan pita, boleh
dikatakan pekerjaan selesai. Selanjutnya adalah bagian dari
pekerjaan di stasiun televisi. 5
D. Pengertian Siaran
Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana
pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan
menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media
lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat
dengan perangkat penerima siaran.6
Penyiaran merupakan dunia yang selalu menarik perhatian bagi
masyarakat. Tak hanya dapat dinikmati sebagai tontonan atau didengarkan,
penyiaran merupakan lahan bisnis yang menggiurkan dan bisa mencapai
keuntungan yang besar jika program yang disiarkan dinikmati khalayak.
5
Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi (Yogyakarta: Pinus, 2007), h. 39.
6
Aktivitas penyiaran tidaklah semata merupakan kegiatan ekonomi, tetapi ia
juga memiliki peran sosial yang tinggi sebagai medium komunikasi.7
Siaran juga berarti mata acara atau rangkaian mata acara berupa
pesan-pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar yang dapat
didengar dan atau dilihat oleh khalayak dengan pesawat penerima siaran
dengan / tanpa alat bantu.
Media massa seperti televisi dan radio memiliki berbagai program
yang disajikan kepada masyarakat luas melalui kegiatan penyiaran, baik di
studio maupun di luar studio. Dengan proses siaran itu, berbagai program
mampu disuguhkan ke tengah khalayak penikmatnya.
E. Program Berita (news) di Televisi
Tidak dapat disangkal bahwa dalam media komunikasi, baik cetak
maupun audio-visual, kehadiran informasi atau berita merupakan faktor yang
sangat penting. Informasi dan berita memang menjadi tujuan utama dari media
komunikasi. Ia berada di posisi teratas dalam skala prioritas media
dibandingkan dengan pendidikan atau hiburan sebagai tujuan-tujuan lain.
Seiring dengan perkembangan wacana mengenai teknologi komunikasi yang
semakin berkembang pada masyarakat modern, informasi dan berita
menempati posisi yang sangat strategis. Ia menjadi salah satu kebutuhan yang
paling mendesak untuk segera dipenuhi pada masa kini.8
7
Drs. Tommy Suprapto, Berkarier di Bidang Broadcasting (Yogyakarta: Media
Pressindo, 2006), h. 2.
8
Untuk memenuhi sifat keingintahuan manusia terhadap berbagai hal
yang terjadi di sekelilingnya, televisi bersaing menyajikan
program-programnya. Melalui berbagai jenis program yang disajikan itu, pengelola
stasiun televisi mengeksplorasi rasa keingintahuan masyarakat untuk menarik
sebanyak mungkin audien. Salah satu program andalan televisi dalam
memenuhi kebutuhan informasi masyarakat luas adalah program berita (news).
Program informasi (news) di televisi memberikan banyak informasi
untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton terhadap suatu hal. Program
informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memeberikan
tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Daya tarik
program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang „dijual’ kepada audien. Dengan demikian, program informasi tidak hanya melulu program
berita dimana presenter atau penyiar membacakan berita tetapi segala bentuk
penyajian informasi termasuk talkshow (perbincangan) misalnya wawancara
dengan artis, orang terkenal, atau dengan siapa saja.9
Televisi dengan tayangan beritanya sudah menjadi bagian dari
kehidupan. Dengan sifatnya yang immediaty, media televisi mampu
mendekatkan peristiwa dan tempat kejadian dengan penontonnya.10
Untuk berita di televisi, para redaksi harus mengusahakan secara baik
dalam menyajikan pendapat dari narasumber yang relevan secara langsung
dan orisinal. Dalam menyusun berita pada media televisi, reporter dituntut
untuk memiliki keterampilan dan kemampuan dalam mengombinasikan uraian
9
Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir (Jakarta: Kencana, 2008), h. 25.
10
fakta, pendapat, dan penyajian pendapat yang relevan dari narasumber secara
dinamis dan lebih variatif sesuai dengan arah uraian dan ketentuan.
F. Televisi
1. Pengertian Televisi
Kata televisi terdiri dari kata tele yang berarti jarak dalam bahasa
Yunani dan kata visi yang berarti citra atau gambar dalam bahasa Latin.
Jadi, kata televisi berarti suatu sistem penyajian gambar berikut suara dari
suatu tempat yang berjarak jauh.11
Pendapat lain menyebutkan, televisi dalam bahasa Inggris disebut
television. Televisi berasal dari kata tele (bahasa Yunani) dan vision
(bahasa Latin); yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan
melihat (vision). Jadi televisi berarti melihat dengan jauh.12
Televisi merupakan salah satu bentuk media massa sebagai alat
komunikasi massa. Komunikasi massa adalah pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Media
komunikasi yang termasuk media massa yaitu radio siaran, televisi, film
yang dikenal sebagai media elektronik, serta surat kabar dan majalah yang
keduanya termasuk media cetak.13
11
Sutisno. P.C.S., Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Radio (Jakarta: PT Grasindo, 1993), h. 1.
12
Sunarjo Djoenaesih S, Himpunan Istilah Komunikasi, cet ke-2. (Yogyakarta: Liberty, 1983), h. 125.
13
2. Sejarah Televisi
Tidak diragukan lagi, bahwa informasi sangat dibutuhkan untuk
berbagai kepentingan yang sifatnya sangat mendasar, karena itu
peranannya sangat luar biasa. Sejak munculnya Acta Diurna
(Pengumuman Pemerintah) dan Acta Senata (Pengumuman Senat) di
kerajaan Romawi Kuno saat Pemerintah Julius Caesar, tahun 59 SM, para
ahli menilai bahwa hal tersebut merupakan cikal bakal adanya penyebaran
informasi melalui tulisan.14
Selanjutnya muncul teknologi terbaru dalam hal cara mencetak
dengan huruf lepas yang ditemukan pada tahun 1423 serta penemuan
mesin pembuat kertas pada abad ke-18. Selanjutnya media radio ikut
memainkan peran dalam dunia informasi sejak seorang ilmuwan bernama
Dane menyatakan pada tahun 1802 bahwa pesan dapat dikirim melalui
kawat beraliran listrik dalam jarak pendek.
Seiring perjalanan waktu dan semakin pesatnya perkembangan
teknologi, muncullah media massa yang disebut televisi. Kemunculannya
memberikan warna baru dalam dunia informasi di dunia. Peranannya tak
kalah penting dengan media sebelumnya, surat kabar dan radio.
Televisi merupakan perkembangan medium berikutnya setelah
radio yang diketemukan dengan karakternya yang spesifik yaitu audio
visual. Peletak dasar utama teknologi pertelevisian tersebut adalah Paul
Nipkow dari Jerman pada tahun 1884. Ia menemukan sebuah alat yang
kemudan disebut sebagai Jantra Nipkow atau Nipkow Sheibe.
14
Penemuannya tersebut melahirkan electrische teleskop atau televisi
elektris.15
Keterangan lainnya yaitu dalam buku Empat Windu TVRI
disebutkan, televisi merupakan media temuan orang-orang Eropa.
Perkembangan pertelevisian di dunia sejalan dengan kemajuan teknologi
elektonika yang bergerak pesat sejak ditemukannya transistor oleh Wiliam
Socley dan kawan-kawan pada tahun 1946.
Transistor yang dibuat dengan pasir silicon di California, amerika
Serikat ini merupakan benda sebesar pasir yang berfungsi sebagai
penghantar listrik bebas hambatan. Transistor ini sanggup menggantikan
fungsi tabung (vacuum tube) yang diciptakan oleh Lee De Fores pada
tahun 1912.
Selanjutnya pada tahun 1923, Vladimir Katajev Zworykin berhasil
menciptakan sistem televisi elektris. Dan tahun 1930 Philo T. Farnsworth
menciptakan sistem televisi. Penemuan dasar televisi ini terus berkembang
sampai akhirnya Paul Nipkow melahirkan televisi mekanik. Hal ini
dibuktikan ketika di New York World’s Fair tahun 1939 dipamerkan
pesawat televisi berukuran 8x10 inci. Dan pertama kalinya gambar televisi
mulai terlihat tahun 1920 di Amerika Serikat.16
15
Ibid., h. 4.
16
3. Perkembangan Televisi
Penemuan baru di bidang teknologi komunikasi dan informasi
telah mendorong terus berkembangnya media elektronik. Berbagai
kemajuan dan perubahan terjadi dalam percepatan yang semakin
meningkat. Sejak ditemukannya radio dan televisi hitam putih dibutuhkan
waktu yang cukup lama. Tapi pada perkembangan berikutnya, mulai dari
TV berwarna sampai pada penemuan teknologi komunikasi interaktif
lewat internet, misalnya, perubahannya menjadi sangat cepat.17
Seperti yang telah diketahui, televisi mulai diperkenalkan pada
public pada acara pameran dunia tahun 1939, ketika berlangsungnya
World’s Fair di New York, Amerika Serikat, tetapi Perang Dunia II telah
mnyebabkan kegiatan dalam bidang televisi itu terhenti. Baru setelah
tahun 1946 kegiatan dalam bidang televisi dimulai lagi. Pada saat itu di
seluruh Amerika Serikat hanya terdapat beberapa buah pemancar saja,
tetapi kemudian disebabkan suasana yang mengizinkan dan teknoligi yang
berkembang pesat, jumlah studio/pemancar tv meningkat dengan
hebatnya.18
Perkembangan televisi tidak hanya di Amerika saja, tetapi juga di
Inggris (1924). John Logle Baird mendemonstrasikan televisi pada tahun
1924. BBC, yang merupakan salah satu organisasi terbesar di dunia,
mencoba-coba mengadakan siaran sejak tahun 1929. Selanjutnya, setelah
perang usai, mengiringi pembangunan berbagai gedung-gedung yang
17
Asep Saiful Muhtadi, Jurnalistik Pendekatan Teori & Praktik (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 95.
18
hancur serta perbaikan segala aspek, badan-badan siaran televisi juga
muncul di Negara-negara lain. Di Perancis, Jerman Barat, Nederland,
Belgia, Luxemburg, Italia, Denmark, Austria, Swedia, Switzerland, dan
negara lainnya. Televisi juga berkembang di Asia, yakni di Indonesia dan
Republik China (1962), Jepang (1953), Philipina (1953), Muangthai
(1955), Singapura (1963), dan kemudian disusul Malaysia.
Siaran televisi pertama kali di Indonesia diperkenalkan pada tahun
1962, ketika Indonesia mendapat kehormatan untuk menyelenggarakan
pesta olahraga Asian Games di Jakarta. Saat itu, masyarakat Indonesia
disuguhi tontonan realita yang begitu memukau. Meskipun hanya siaran
televisi hitam putih, namun siaran pertama televisi di Indonesia itu
menjadi momentum yang sangat bersejarah. Sementara puncak ketenaran
(booming) televisi di Indonesia sendiri dimulai tahun 1992 ketika RCTI
mulai mengudara dengan bantuan decoder atau alat pemancar.19 Saat ini,
di Indonesia sudah mengudara satu televisi pemerintah, yakni TVRI, dan
beberapa televisi swasta, antara lain SCTV, TPI, ANTV, Indosiar,
MetroTV, Trans TV, Trans7, TVOne, Global TV, serta stasiun televisi
lokal seperti O Channel, JakTV, CTV Banten, dan lain-lain.
Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
kehidupan manusia. Perkembangan televisi swasta Indonesia saat ini justru
tidak sehat bagi demokrasi, terutama bila dilihat dari perspektif
kepentingan publik. Stasiun siaran swasta Indonesia kini memiliki
kekuatan luar biasa. Salah satu kondisi yang kurang memperoleh perhatian
19
namun sebenarnya sangat vital dalam sistem penyiaran Indonesia adalah
fakta bahwa selama lima stasiun televisi swasta dan stasiun televisi publik
memiliki jangkauan siaran nasional.20
4. Televisi Sebagai Media Massa
Kekuatan televisi dibandingkan dengan media lainnya adalah
kemampuannya untuk membawa penonton kelokasi kejadian dengan
meggunakan gambar. Gambar yang dikombinasikan denagan suara alami
adalah faktor yang membuat televisi memberikan pengaruh atau dampak
yang sangat kuat kepada penonton. Dikatakan bahwa gambar dapat
bercerita jauh lebih banyak dibandingkan kata-kata.
Televisi merupakan salah satu bentuk media massa sebagai alat
komunikasi massa. Komunikasi massa adalah pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Media
komunikasi yang termasuk media massa yaitu radio siaran, televisi, film
yang dikenal sebagai media elektronik, serta surat kabar dan majalah yang
keduanya termasuk media cetak.21
Televisi merupakan media yang dapat mendominasi komunikasi
massa, karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
khalayak. Media ini mempunyai kelebihan dari media massa lainnya yaitu
bersifat audio visual (didengar dan dilihat), dapat menggambarkan
kenyataan dan langsung dapat menyajikan peristiwa yang sedang terjadi ke
20
Direktorat Publikasi Pemerintah Badan Informasi dan Komunikasi Nasional, Sistem Komunikasi Indonesia: Suatu Bunga Rampai, h. 64.
21
setiap rumah para pemirsa di manapun mereka berada.22 Selain itu, media
ini juga menyajikan berbagai kebutuhan manusia, baik hiburan, informasi,
maupun pendidikan dengan sangat memuaskan.
Penyebaran informasi melalui media massa, baik cetak, elektronik,
maupun online, seperti surat kabar, televisi, radio, film, dan internet telah
membentuk pengetahuan dan pendapat manusia mengenai berbagai
peristiwa atau hal yang menyangkut kehidupannya.23 Hal ini seperti yang
diungkapkan oleh Abdul Muis, salah seorang pakar komunikasi, dalam
tulisannya di majalah Analisis CSIS (1991): “… kemajuan teknologi komunikasi dan informasi menghadirkan aneka ragam saluran (media)
yang kian lama kian canggih dan memungkinkan segala macam
kejadian.”24
Akibat perkembangan teknologi komunikasi massa, dalam hal
ini televisi akan memberikan pengaruh-pengaruh (dampak) dalam
kehidupan manusia. Dampak atau efek komunikasi tersebut dapat dilihat
dari setiap perubahan yang terjadi di dalam diri penerima, yang menerima
pesan-pesan dari suatu sumber berita.25
Secara umum, media massa dengan berbagai program, pesan atau
tulisan yang disuguhkannya, termasuk juga media televisi memiliki
fungsi-fungsinya terhadap masyarakat, yaitu memberikan informasi, mendidik,
menghibur, dan mempengaruhi masyarakat melalui kendali atau kontrol
sosial.
22
Ibid., h. 40.
23
Roudhonah, Ilmu Komunikasi (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2007), h. 136.
24
Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Isi Media Televisi (Rineka Cipta, 1996), h. 1-2.
25
G. Berita
1. Pengertian Berita
Dean M. Lyle Spencer dalam bukunya yang berjudul News
Writings yang kemudian dikutip oleh George Fox Mott (New Survey
Journalism) menyatakan bahwa:
“Berita dapat didefinisikan sebagai setiap fakta yang akurat atau suatu ide
yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar pembaca.”
Sedangkan Mitchel V. Charnley dalam bukunya Reporting edisi III
(Holt-Reinhart &Winston, New York, 1975 halaman 44) menyebutkan:
“Berita adalah laporan yang tepat waktu mengenai fakta atau opini yang
memiliki daya tarik atau hal penting atau kedua-duanya bagi masyarakat
luas.”26
Williard C. Bleyer dalam Newspaper Writing and Editing menulis,
berita adalah sesuatu yang termasa yang dipilih oleh wartawan untuk
dimuat dalam surat kabar karena menarik minat atau mempunyai makna
bagi pembaca surat kabar atau karena dapat menarik para pembaca untuk
membaca berita tersebut.27
Ada pula sebuah pernyataan sederhana, yaitu: sebuah berita sudah
pasti sebuah informasi, tetapi sebuah informasi belum tentu sebuah berita.
Hal itu karena informasi baru dapat dikatakan berita apabila informasi itu
26
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 2.
27
memiliki unsur-unsur yang mempunyai „nilai berita’ atau nilai jurnalistik dan disebarluaskan kepada khalayak.28
Banyak para ahli lainnya yang mendefinisikan sebuah berita
dengan beragam pendapat. Dari sekian macam pengertian itu, belum ada
satupun definisi mengenai berita yang dapat dijadikan patokan secara
mutlak. Namun, sebagai pegangan, pengertian berita dapat dikemukakan
seperti berikut:
Berita ialah laporan terkini tentang fakta atau pendapat atau ide
terbaru yang aktual, benar, penting atau menarik bagi khalayak dan disebar
luaskan melalui media massa periodik seperti surat kabar, televisi, radio,
maupun media online atau internet.
2. Jenis-Jenis Berita
- Jenis berita berdasarkan jenis peristiwa dan penggalian data
1) Hard News (berita berat) artinya berita tentang peristiwa yang
dianggap penting bagi masyarakat baik sebagai individu, kelompok,
maupun organisasi. Berita tersebut misalnya mengenai mulai
diberlakukannya suatu kebijakan atau peraturan baru pemerintah.
2) Soft News (berita ringan) seringkali disebut dengan feature, yaitu berita
yang tidak terikat dengan aktualitas namun memiliki daya tarik bagi
pemirsanya. Berita-berita semacam ini seringkali menitikberatkan pada
hal-hal yang dapat menakjubkan dan mengherankan pemirsa. Misalnya
28
tentang lahirnya hewan langka di kebun binatang atau masyarakat kecil
yang mendapatkan undian milyaran rupiah.
3) Investigative Reports (laporan penyelidikan atau investigasi) adalah
jenis berita yang eksklusif. Datanya tidak bisa diperoleh di permukaan,
tetapi harus dilakukan berdasarkan penyelidikan. Penyajian berita ini
membutuhkan waktu lama dan tentu akan menghabiskan energi
reporternya. 29
- Jenis berita berdasarkan sifat kejadiannya
1) Berita diduga, artinya peristiwa yang direncanakan atau sudah
diketahui sebelumnya, seperti lokal karya, pemilihan umum,
peringatan hari-hari bersejarah.
2) Berita tak terduga, artinya peristiwa yang sifatnya tiba-tiba, tidak
direncanakan, dan tidak diketahui sebelumnya, seperti kereta api
terguling, gedung perkantoran terbakar, bus tabrakan, kapal tenggelam,
pesawat dibajak, anak-anak sekolah disandera, atau terjadi ledakan
bom di pusat keramaian.30
- Jenis berita berdasarkan lokasi kejadian
1) Berita yang terjadi di tempat tertutup ( indoor news )
Berita tentang sidang kabinet, seminar, pengadilan, berlangsung di
tempat tertutup. Berita jenis ini umumnya masuk kategori berita ringan
29
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 40-42.
30
(soft news), karena berita tersebut tidak sampai mengguncangkan
perhatian serta tidak menimbulkan dampak yang luas terhadap
masyarakat.
2) Berita yang terjadi di tempat terbuka ( outdoor news )
Berita tentang kerusuhan, bencana alam, peperangan, terjadi di tempat
terbuka. Berita jenis ini umumnya masuk kategori berita berat (hard
news).31
- Jenis berita berdasarkan isinya
Ditinjau dari segi cakupan isinya, berita terdiri dari berita politik,
ekonomi, kebudayaan, pendidikan, hukum, seni, agama, kejahatan,
olahraga, militer, laporan ilmu pengetahuan, dan teknologi, dan
sebagainya.32
3. Nilai Berita
Nilai pada berita adalah kriteria umum yang dapat dijadikan acuan
oleh para jurnalis untuk memilih dan memutuskan berbagai fakta yang
dianggap pantas dijadikan berita dan mana yang lebih baik untuk diangkat.
Dengan kriteria umum nilai berita, reporter dapat dengan mudah dalam
mendeteksi dan menentukan peristiwa mana saja yang harus diliput dan
dilaporkan. Begitu juga untuk editor, kriteria umum nilai berita membantu
editor untuk mempertimbangkan, memilih dan memutuskan berita terbaik
dan terpenting untuk dipublikasikan pada khalayak lewat media massanya.
31
Ibid., h. 66-67.
32
Kriteria umum nilai berita, menurut Brian S. Brooks, George
Kennedy, Darly R. Moen, dan Don Ranly dalam News Reporting and
Editing (1980: 6-17) menunjuk pada Sembilan hal. Menurut pakar lain
terdapat dua hal lain yang juga termasuk kriteria umum nilai berita. Jadi,
terdapat 11 nilai berita secara umum, yaitu:33
1) Keluarbiasaan (Unusualness)
News is unusualness. Berita adalah sesuatu yang luar biasa. Dalam
pandangan jurnalistik, berita merupakan suatu peristiwa yang luar
biasa. Semakin besar suatu peristiwa, semakin besar pula nilai berita
yang ditimbulkannya.
2) Kebaruan (Newness)
News is new. Berita adalah semua yang terbaru. Semua hal yang baru
apapun namanya, pasti memiliki nilai berita.
3) Akibat (Impact)
News has impact. Berita adalah sesuatu yang berdampak luas.S uatu
peristiwa tidak jarang menimbulkan dampak besar dalam kehidupan
masyarakat. Semakin besar dampak sosial budaya ekonomi atau politik
yang ditimbulkannya, maka semakin besar nilai berita yang
dikandungnya.
4) Aktual (Timeliness)
News is timeliness. Berita adalah peristiwa yang sedang atau baru
terjadi. Aktual berarti menunujuk pada peristiwa yang baru atau yang
33
sedang terjadi. Media massa harus memuat atau menyiarkan
berita-berita aktual yang sangat dibutuhkan masyarakat.
5) Kedekatan (Proximity)
News is nearby. Suatu pernyataan atau pendapat yang terjadi di dekat
khalayak, baik dekat secara geografis maupun dekat secara emosional
dapat menarik perhatian penonton, pendengar, dan pembaca.34
6) Informasi (Information)
News is information. Berita adalah informasi. Menurut Wilbur
Schramm, informasi adalah segala yang bisa menghilangkan
ketidakpastian.
7) Konflik (Conflict)
News is conflict. Berita adalah konflik atau segala sesuatu yang
mengandung unsure atau sarat dengan dimensi pertentangan.
8) Orang Penting (Public Figure, News Maker)
News is about people. Berita adalah tentang orang-orang penting,
ternama, pesohor, selebriti, figur publik. Orang-orang penting,
terkemuka, dimanapun selalu dibuat berita.
9) Kejutan (Surprising)
News is surprising. Kejutan adalah sesuatu yang datangnya tiba-tiba, di
luar dugaan, tidak direncanakan, di luar perhitungan, tidak diketahui
sebelumnya.
10)Ketertarikan Manusiawi (Human Interest)
34
News is interesting. Kadang-kadang suatu peristiwa tidak
menimbulkan efek berarti pada seseorang atau masyarakat, tetapi telah
menimbulkan getaran pada suasana hati, suasana kejiwaan, dan alam
perasaannya.
11)Seks (Sex)
News is sex. Berita adalah seks, seks adalah berita. Sepanjang sejarah
peradaban manusia, segala hal yang berkaitan dengan perempuan pasti
menarik dan menjadi sumber berita.
4. Format Berita
Dalam dunia televisi dikenal sejumlah istilah yang terkait dalam
format yang digunakan dalam suatu berita. Kelompok istilah ini melihat
pada format yang berbeda digunakan untuk jenis berita yang berbeda.
Salah satu tantangan yang dihadapi pengelola berita adalah mencari cara
atau format terbaik dalam menyajikan setiap berita.
Dalam program berita televisi dikenal beberapa format berita yaitu
cara bagaimana satu berita itu ditampilkan atau disajikan. Format apa yang
akan dipilih tentunya tidak dapat dilakukan sesukanya saja. Terdapat
sejumlah kriteria atau persyaratan untuk menentukan suatu format berita
dalam suatu program berita televisi. Suatu format dipilih tentunya karena
terdapat alasan untuk itu. Suatu berita dapat disajikan dalam beberapa
1) Reader ( RDR ).
Sebuah cara paling dasar menyajikan berita. Presenter di
studio hanya membaca isi berita tanpa ada gambar pendukung. Format
seperti ini hanya digunakan jika sebuah berita penting terjadi pada saat
program berita masih “on air”. Tentu saja belum ada gambar yang
tersedia karena tim liputan belum dikirim ketempat kejadian tetapi
informasi yang penting itu harus segera dilaporkan setidaknya pada
fakta-fakta dasarnya saja. Dengan demikian, Reader merupakan fomat
berita singkat yang disampaikan presenter tanpa didukung gambar
(video). Format ini biasanya digunakan untuk melaporkan peristiwa
penting dan mendadak belum ada videonya. Dikenal istilah lain setelah
Reader seperti “berita copy” dan “invision only” yang memiliki
pengertian yang sama dengan reader.
Laporan dalam format reader dapat dimulai dengan kata-kata:
“Berita yang baru saja kami terima….” Format berita reader ini
biasanya diakhiri dengan kata-kata:” kami akan menyampaikan perkembangan selanjutnya segera setelah kami merima informasi
terakhir.”
2) Voice Over (VO).
Sering disingkat dengan sebutan VO saja yang mana naskah
berita untuk VO dibacakan oleh presenter. Format VO menyajikan
video atau gambar pendek (biasanya sekitar satu menit) yang diiringi
dengan kata-kata penyiar. Format biasa ini digunakan untuk
format berita dengan video yang keseluruhan narasinya melalui intro
hingga kalimat terakhir dibacakan oleh presenter. Presenter tampil di
depan kamera (on-cam) setelah itu muncul gambar berita namun suara
presenter tetap terdengar mengiringi gambar.
Dalam format ini presenter muncul didepan kamera untuk
membacakan intro (kata-kata yang diucapkan oleh presenter untuk
mengantarkan sebuah berita). Istilah lain untuk intro adalah lead atau
kepala berita) dan diikuti oleh pemutaran gambar video yang biasanya
berlangsung sekitar 45 detik sementara suara si presenter atau VO
terdengar membaca berita mengiringi gambar.
3) Reader Sound on Tape (RDR SOT).
Format berita Reader Sound on Tape (RDR SOT) terdiri
dari presenter yang muncul membacakan intro dan kemudian muncul
soundbite on tape (SOT) dari narasumber berita. SOT adalah cuplikan
suara dari narasumber atau cuplikan dari wawancara panjang dengan
narasumber. Istilah lain SOT adalah sync (baca “sing”). SOT sebaiknya diusahakan pendek dan fokus sehingga bisa membantu
memberikan efek dramatis dari berita yang dibacakan sebelumnya.
Dalam intro presenter menjelaskan nama sumber dan informasi singkat
SOT-nya, namun tidak boleh sama persis (Parroting) dengan
SOT-nya. Format berita semacam ini sering disebut dengan Reader SOT.