Anggota DPRD Kabupaten Karanganyar masa bakti 2004-2009)
Disusun oleh: PUPUT WIDYAWATI
D1207548
Skripsi
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana social pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu
Komunikasi
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Dengan dikeluarkanya UU No 24 Tahun 1997, Stasiun televisi swasta di
Indonesia di perkenankan untuk membuat dan menyiarkan program acara berita.
Dari pagi hingga malam pemirsa dimanjakan dengan berbagai sajian informasi
aktual. Maka timbul persaingan antar stasiun televisi swasta untuk
memperebutkan pemirsa. Pemirsa dihadapkan pada berbagai pilihan-pilihan untuk
menonton program berita yang waktu tayangnya sangat berhimpitan. Kebutuhan
kebutuhan informasi yang aktual sangat mempengaruhi seberapa besar tingkat
kebutuhan untuk menonton siaran berita televisi. Adapun acara siaran berita yang
ditayangkan sangat beragam di berbagai statiun televisi swasta di Indonesia,
sebagai contohnya adalah program Liputan 6 Petang yang ditayangkan oleh
statiun televivi SCTV yang memiliki slogan tajam dan terpercaya dan program
Reportase Sore di Trans TV. Adapun salah satu pemirsanya adalah para anggota
DPRD Kabupaten Karanganyar yang pada hakekatnya merupakan wakil
masyarakat yang bertugas melakukan pengawasan terhadap jalannya
pemerintahan diwilayahnya khususnya adalah kabupaten Karanganyar.
Menyadari akan arti pentingnya tugas dan tanggung jawab tersebut maka
perlu bagi anggota DPRD untuk memperhatikan perkembangan isu-isu aktual
yang ada dimasyarakat. Dan sebagai wakil rakyat sudah selayaknya dituntut
konsekuwensinya untuk mampu menyuarakan aspirasi masyarakat. Oleh karna itu
DPRD harus peka terhadap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat sehingga dengan pemikirannya yang kreatif dan penuh
inisiatif maka anggota DPRD dapat bertindak antisipatif terhadap situasi dan
kondisi masyarakat yang diwakilinya. Menyadari akan tuntutan tugasnya tersebut,
maka seorang anggota DPRD dalam upaya meningkatkan kinerjanya dipandang
perlu menambah pengetahuan dari berbagai sumber, antara lain dari media massa
termasuk di dalamnya berita televisi.
Disisi lain anggota DPRD kerap kali mendapat sorotan yang tajam dari
pemberitaan media massa itu sendiri. Mulai dari kinerja yang kurang baik, hingga
permasalahan-permasalahan korupsi yang dilakukan oknum anggota DPRD.
Namun disisi lain suksesnya kinerja para anggota DPRD Kabupaten Karanganyar
dalam memajukan kota Karanganyar sebagai kota percontohan untuk pelayanan
terhadap masyarakat patut untuk dijadikan pemberitaan yang positif oleh media
agar dapat diteladani oleh kabupaten lain. Oleh karena itu menarik sekali untuk
meneliti bagaimana kesenjangan kepuasan para anggota DPRD Karanganyar
dalam mengikuti pemberitaan yang ada, baik yang bersifat negative maupun
positif kususnya pada program berita Liputan 6 Petang di SCTV dan program
Reportase Sore di Trans TV. Liputan 6 dan Reportase Sore merupakan program
berita yang hadir empat kali dalam sehari, acara Liputan 6 yang ditayangkan
SCTV terdiri dari Liputan 6 Pagi, Liputan 6 Siang, Liputan 6 Petang dan Liputan
6 Malam. Demikian juga dengan program Reportase yang ditayangkan oleh Trans
TV terdiri rari Reportase Pagi, Reportase Siang, reportase Sore dan Reportase
Namun disisi peneliti memilih program Liputan 6 Petang dan Reportase
Sore karena dilihat dari jam penayangannya yang tayang pada waktu sore dimana
para anggota DPRD khususnya sudah tidak dalam waktu kerja dan umumnya
pada jam-jam ini merupakan saat–saat berada dirumah. Ketertarikan peneliti
memilih dua program tersebut juga didasarkan atas kesamaan jenis acara, yaitu
program berita yang menyajikan berbagai berita yang ada diindonesia. Penelitian
ini dititik beratkan pada penontonnya sebagai penikmat siaran berita khususnya
pada program Liputan 6 Petang di SCTV dan reportase Sore di Trans Tv.
Tepatnnya peneliti akan mencari tahu sejauh mana tingkat kepuasan yang
diharapkan (GS) dan tingkat kepuasan yang di peroleh (GO) oleh responden
melalui program ini, dan bagaimana pola penggunaan media yang digunakan
responden, serta sejauh mana kesenjangan kepuasan (Discrepancy) yang dialami
responden setelah menyaksikan kedua program tersebut dengan menggunakan
pendekatan uses and grafitications.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari rangkaian latar belakang diatas dapat dikemukakan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat kepuasan yang diharapkan (GS) oleh anggota DPRD
Kabupaten Karanganyar dari program Liputan 6 Petang di SCTV dan
2. Bagaimana tingkat kepuasan yang diperoleh (GO) yang dialami oleh
anggota DPRD Kabupaten Karanganyar dari program Liputan 6 Petang di
SCTV dan Reportase Sore Di Trans TV ?
3. Bagaimana tingkat kesenjangan kepuasan (Discrepency) yang dialami oleh
anggota DPRD Kabupaten Karanganyar dari program Liputan 6 Petang di
SCTV dan Reportase Sore Di Trans TV ?
4. Bagaimana tingkat pola penggunaan media anggota DPRD Kabupaten
Karanganyar dalam menyaksikan program Liputan 6 Petang di SCTV dan
Reportase Sore Di Trans TV ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Dari rumusan masalah diatas dapat dikemukakan tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui tingkat kepuasan yang diharapkan (GS) oleh anggota
DPRD Kabupaten Karanganyar dari program Liputan 6 Petang di SCTV
dan Reportase Sore Di Trans TV ?
2. Untuk mengetahui tingkat kepuasan yang diperoleh (GO) yang dialami
oleh anggota DPRD Kabupaten Karanganyar dari program Liputan 6
Petang di SCTV dan Reportase Sore Di Trans TV ?
3. Untuk mengetahui tingkat kesenjangan kepuasan (Discrepency) yang
dialami oleh anggota DPRD Kabupaten Karanganyar dari program Liputan
4. Untuk mengetahui tingkat pola penggunaan media anggota DPRD
Kabupaten Karanganyar dalam menyaksikan program Liputan 6 Petang di
SCTV dan Reportase Sore Di Trans TV ?
D. MANFAAT PENELITIAN
a. Akademis
Dengan penelitian ini, diharapkan dapat memperoleh gambaran tentang
tingkat kepuasan yang diharapkan, tingkat kepuasan yang diperoleh, pola
penggunaan media dan kesenjangan kepuasan yang dialami oleh para anggota
DPRD kabupaten Karanganyar dalam mennyaksikan program Liputan 6 Petang
dan Reportase Sore. Serta membari tambahan toritis tentang komunikasi massa.
b. Praktis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk
melakukan kegiatan penelitian yang serupa dalam ruang lingkup yang lebih luas
dan lebih mendalam lagi.
E. KERANGKA PEMIKIRAN DAN TEORI
Komunikasi merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan dalam
hidup manusia antara lain karena banyaknya fungsi-fungsi sosial komunikasi
sebagai berikut :
1) Fungsi Pengawasan
Menunjukan upaya pengumpulan, pengolahan, produksi dan penyebaran
informasi mengenai peristiwa-peristawa yang terjadi didalam maupun diluar
2) Fungsi Korelasi
Menunjuk pada upaya memberikan interpretasi atau penafsiran informasi
mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi.
3) Fungsi Sosialisasi
Menunjuk pada upaya pendidikan dan peristiwa nilai-nilai, norma-norma
dan prinsip-prinsip dari satu generasi ke generasi yang lainya atau dari satu
anggota kelompok masyarakat ke anggota-anggota atau kelompok masyarakat
lainya. 1
Selain itu, ditambahkan lagi fungsi hiburan dari komunikasi yaitu bahwa
kegiatan komunikasi dilakukan dengan tujuan menghibur. Menurut Rogers dalam
komunikasi, pesan dapat disampaikan dari komunikator kepada komunikan
melalui dua macam saluran, yaitu media massa dan saluran antar personal.
Selanjutnya menurut Rogers yang dimaksud dengan media massa meliputi surat
kabar, majalah, film, radio, dan televisi.2 Media massa dalam artian luas adalah
alat untuk menolong manusia dari keterbelakangan, membantu pesan manusia
sehingga bisa disampaikan secara serentak, cepat dan menjangkau khalayak luas
dimanapun mereka berada. Penggunaan media dalam penelitian ini dapat diartikan
sebagai media exposure atau terpaan media yaitu perilaku penggunaan media
komunikasi. Penggunaan media akan berlangsung secara terus menerus apabila
media mampu memenuhi kebutuhan individu. Dalam teory law effect perilaku
1
Evereet M Rogers, Comunication Tehnology The New Media In Society, The Free Pers, New Yprk, 1986, hlm 12
2
yang tidak mendatangkan kesenangan tidak akan diulangi, artinya kita tidak akan
menggunakan media apabila media tidak memberikan kepuasan pada kebutuhan
kita.3
Beberapa kesimpulan yang didapat menunjukan bahwa (1) Media massa
merupakan sumber yang lebih penting bagi pemuasan kebutuhan orang yang
”terasing” (alieneted) ataupun bagi mereka yang mengalami kekecewaan dari
dirinya sendiri, keluarga, teman atau dari masyarakat secara keseluruhan. (2)
Koresponden yang menyatakan bahwa persoalan negara dan kemasyarakatan
penting bagi mereka, memilih surat kabar sebagai prioritas dalam memenuhi
kebutuhan informasinya baru kemudian diikuti media radio dan televisi. (3) Buku
merupakan sumber terbaik untuk memenuhi kebutuhan hiburan. (4) Kebutuhan
Untuk ”membutuh waktu” (meluangkan waktu senggang dipenuhi oleh televisi).4
Kemudian aspek penggunaan media yang diukur pada umumnya meliputi:
(1) Waktu yang digunakan (time spent) dalam mengikuti berbagai media. (2)
Jenis-jenis isi yang diikutinya, dan (3) Berbagai hubungan individu yang
mengkonsumsi, baik dengan isi media ataupun dengan media pada umumnya.5
“McQuail, Blumler, and Brown (1972) proposed a model of “media-person interactions to classify four important media gratifications: (1) Diversion: escape from routine or problems, emotional release, (2) Personal relationships: companionship, social utility, (3) Personal identity: self reference, reality exploration, value reinforces, and (4) Surveillance (forms of information seeking).”6 (Menurut Mcquail, Blumler, dan Brown (
3
Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remajda Karya, Bandung, 1984, hlm 207
1972) merumuskan suatu model penggunaan media sebagai person interaksi yang menggolongkan empat kepuasan media : (1) Diversi: lepas dari rutinitas atau permasalahan, pelepasan/release emosional ( 2) Hubungan pribadi: Persahabatan, interaksi sosial (3) Tanda bukti diri: diri acuan, explorasi kenyataan, nilai menguatkan, dan ( 4) Pengawasan.)
Penelitian ini berpegang pada model teori komunikasi “Uses and
gratifications”. Model ini pada hakekatnya merupakan koreksi atas model jarum
hipodermik yang berasumsi bahwa komponen-komponen komunikasi
komunikator, pesan, dan media sangat kuat dalam mempengaruhi khalayak.
“The approach seeks to understand psychological motives individuals have to seek different mediachannels to gratify their needs. This approach, which was later developed into the uses and gratifications theory, focuses on psychological factors – individual needs, interests, attitudes, and values that should help shape audiences’ media selections (Lowery & Defleur, 1995).”7 ( Pendekatan ini digunakan untuk memahami psikologis alasan individu menggunakan media berbeda dalam memuaskan kebutuhan mereka yang memusat pada psikologis factor-faktor kebutuhan individu, minat, sikap, dan nilai-nilai yang membantu pemilihan media ( Lowery& Defleur, 1995).
Pada teori Uses and Grafitication dimana khalayak aktif dalam
menggunakan media yang diinginkan dan berhak untuk menilai kelebihan ataupun
kekurangan yang dipunyai oleh media.
”The uses and gratifications (U&G) theory originated from the functionalist perspective on mass media communication. It was first developed in research on the effectiveness of the radio medium in the 1940s. Basically, it focuses on the explanations for audience members'
Category: Communication Theory, Didownload tgl 11 februari 2009, pkl 09:34 wib.
7
motivations and associated behaviors.”8 ("Teori Uses and Gratifications berasal dari functionalist perspektif pada komunikasi suatu media massa.. Teori ini pertama kali dikembangkan pada sebuah riset yang mengamati sebuah efektivitas medium radio pada 1940. Pada dasarnya, teori uses and gratifications digunakan untuk mengetahui motivasi pendengar dan perilaku pendengar.)
Dalam menilai suatu media inilah kepuasan khalayak dapat diketahui.
Petunjuk mengenai suatu kepuasan terhadap suatu media bisa dilihat dari
karakteristik-karakteristik yang dikemukakan oleh Kanz, Gurevitch dan Haas
yaitu 9:
1. Isi-isi media, misalnya : berita-berita, cerita bersambung, drama di televisi.
2. Sifat-sifat media massa, misalnya : media cetak melawan media elektronik, media yang cara penerimaannya dibaca melawan media pandang dengar.
3. Ciri-ciri terpaan media, contoh : situasi dalam rumah melawan diluar rumah, situasi orang lain secara bersama-sama.
Menurut Maslow kebutuhan manusia bertingkat-tingkat.10 Teori tingkat
kebutuhan Maslow membagi kebutuhan manusia terdiri atas lima tingkatan dalam
rangka pemenuhan kepuasannya, lima tingkatan itu meliputi :
1. Kebutuhan Fisiologikal (faali)
Kebutuhan ini timbul berdasarkan kondisi fisiologikal badan kita,
seperti kebutuhan untuk makanan dan minuman, kebutuhan udara segar.11
8
Xueming Luo http://www.jiad.org/article22UG, Comunication Journal, uses and gratification theory and E-costumer behaviours a structural equation modelling study. Didownload tgl 17 februari 2009 pkl 18.45 wib.
9
Jalaludin Rahmat, Op Cit, hlm 100
10
Kebutuhan ini menjadi upaya tubuh kita untuk mencapai kesetabilan dan
memepertahankannya.dalam kebutuhan ini juga dicetuskan konsep
homeostatis, yang menunjukan usaha otomatis dalam tubuh untuk
mempertahankan aliran darah yang konstan dan normal.12
Tidak perlu diragukan lagi bahwa kebutuhan fisiologi ini adalah
kebutuhan yang paling kuat. Tegasnya ini berarti bahwa pada diri manusia
yang selalu merasa kurang dalam kehidupannya, kebutuhan fisiologilah
dan bukan yang lain, yang merupakan motivasi terbesar.
2. Kebutuhan akan keselamatan
Apabila kebutuhan fisiologikal relative telah terpenuhi, maka akan
muncul seperangkat kebutuhan baru, yang kurang lebih dapat kita
kategorikan dalam kebutuhan akan keselamatan (keamanan, kementapan,
ketergantungan, perlindungan, bebas dari rasa takut , cemas dan kekalutan.
Kebutuhan akan struktur, ketertiban, hokum, batas-batas, kekuatan dalam
diri pelindung dan sebagainya.13
3. Kebutuhan Sosial
Maslow menyebut kebutuhan ini sebagai kebutuhan kebutuhan
akan rasa memiliki dan rasa cinta. Apabila kebutuhan fisiologis dan
11
Asyar Sunyoto Munandar, Psikologi Industri dan Organisasi, UI, Jakarta, 2001, hlm 327
12
Abraham H Maslow, Op Cit, hlm 43
13
keselamatan cukup terpenuhi, maka akan muncul kebutuhan akan cinta,
rasa kasih dan memiliki.14
4. Kebutuhan harga Diri (Esteem Needs)
Kebutuhan harga diri meliputi dua jenis yaitu :
a.Yang mencakup factor-faktor internal, seperti kebutuhan harga diri,
kepercayaan diri otonomi dan kopetensi.
b.Yang mencakup faktor-faktor eksternal, kebutuhan yang menyangkut
reputasi seperti mencakup kebutuhna untuk dikenal dan diakui
(recognition) dan status.15
5. Kebutuhan Akualisasi diri
Kebutuhan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan untuk menjadi kreatif,
kebutuhan untuk dapat merealisasikan potensinya secara penuh. Kebutuhan
ini menekankan kebebasan dalam melaksanakan tugas pekerjaanya.16
Kepuasan (satisfaction) menurut beberapa ahli didefinisikan sebagai
berikut: Gruneberg menyatakan bahwa kepuasan adalah reaksi emosi individu
terhadap objek tertentu sedangkan Locke mengemukakan bahwa kepuasan adalah
kondisi emosi individu yang positif atau menyenangkan sebagai hasil dari
14
Ibid, hlm 53
15
Asyar Sunyoto Munandar, Op Cit, hlm 53
16
penilaian atas suatu pekerjaan (objek) atau pengalaman tertentu. Menurut Thierry
kepuasan merupakan kondisi individu tentang hasil yang diinginkan.
Penelitian uses and gratification ini memfokuskan pada perbedaan antara
gratification sough (GS) dan gratification obtined (GO) yang lazim di sebut
gratification discrepancy (Discrepency). Konsep ini dipusatkan pada analisis
terhadap nilai GS dan GO yang merupakan modal dasar pengukuran terhadap
pengukuran kesenjangan kepuasan (Discrepency). Menurut Denis McQuail
konsep pemuasan kebutuhan terbagi menjadi dua, yaitu merupakan kepuasan yang
diharapkan jika menggunakan media tertentu, dan kepuasan nyata yang diperoleh
setelah mengkonsumsi media tertentu. Proses Discrepency dapat diukur dengan
memberi pertanyaan dalam 5 kategori gratifikasi yaitu:
1. General Information Seeking
Yaitu penggunaan isi media untuk mengetahui atau mencari
informasi-informasi yang bersifat umum.
2. Decision Utility
Yaitu menggunakan isi media untuk mengambil keputusan.
3. Entertainment
Yaitu menggunbakan isi media unuk mendapatkan hiburan.
4. Personal Utility
5. Parasosial Interaction
Yaitu menggunakan isi media untuk memperkuat hubungan sosial dan
kegiatan kemasyarakatan.17
Kepuasan yang diharapkan oleh audience (GS) sebelum menggunakan
media tidak terdapat dari perbedaan antara media yang satu dengan ynag lain.
Tetapi lebih banyak dipengarui oleh harapan-harapan khalayak yang diabtraksikan
dari pengalaman dalam berbagai jenis dan bentuk media. Sedangkan GO lebih di
abstraksikan terhadap materi favorit yang disajikan oleh media massa tertentu.
Tingkat GO bersifat sangat khusus dan berbeda-beda pada masing-masing media.
F. DEFENISI KONSEPSIONAL DAN DEFINISI OPERASIONAL a. Definisi konsepsional
Definisi konsepsional merupakan definisi yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang
menjadi pusat perhatian dari ilmu sosial.18
Adapun definisi konsepsional dari penelitian ini adalah :
1) Grafitication Sought (GS/ Kepuasan yang diharapkan) Merupakan
tingkat kepuasan yang dicari atau diharapkan seseorang melalui
penggunaan media massa tertentu.19
17
Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Erlangga, Jakarta, 1996, Hlm 9
18
Masri Singarimbun, Metode Penelitian survey, Gramedia, Jakarta, 1989, hlm 33
19
a) General Information Seeking (Yaitu penggunaan isi media
untuk mengetahui atau mencari informasi-informasi yang
bersifat umum) dengan indikator pertanyaan :
·Menonton televisi khususnya program acara berita karena
ingin endapatkan informasi tentang peristiwa yang terjadi
disekitar maupun diluar wilayah.
·Menonton televisi untuk memperoleh berita terbaru tentang
kejadian yang dialami orang lain ditempat lain.
b) Desicion Utility (Yaitu menggunakan isi media untuk
mengambil keputusan) dengan indikator pertanyaan :
·Menonton televisi untuk memuaskan rasa ingin tahu tentang
suatu kejadian, peristiwa, berita yang tengah terjadi dan
kemudian termotivasi untuk menyaksikan acara tersebut.
c) Interpersonal Utility (Yaitu menggunakan isi media untuk
memenuhi kebutuhan pribadi) dengan indikator pertanyaan :
·Menonton televisi untuk mendapatkan bahan pembicaraan
dengan orang lain.
·Menonton televisi untuk mendapatkan bukti/fakta untuk
memperkuat dan mengeluarkan opini untuk mempengaruhi
·Menonton televisi untuk menunjang nilai-nilai pribadi dan
pencitraan diri.
d) Sosial Interaction (Yaitu menggunakan isi media untuk
memperkuat hubungan sosial dan kegiatan kemasyarakatan)
dengan indikator pertanyaan :
·Menonton televisi sebagai sarana berkumpul bersama
keluarga atau teman.
·Menontot televisi sebagai sarana untuk memperbincangkan
peristiwa yang ada dengan orang lain.
e) Entertaimant (Yaitu menggunbakan isi media unuk
mendapatkan hiburan) dengan indikator pertanyaan :
·Menonton televisi sebagai sarana mengisi waktu luang dan
semata-mata untuk hiburan.
2) Grafitication Obtained (GO/Kepuasan yang diperoleh)
Merupakan tingkat kepuasan nyata yang diperoleh seseorang setelah
mengkonsumsi media. Pada GO cara pengukuran sama seperti GS.
3) Media Use (penggunaan media)
Suatu pola atau cara dalam menggunakan atau mengkonsumsi media
massa, dimana khalayak secara aktif menentukan suatu reaksi yang ia
oleh responden.20 Kemudian aspek penggunaan media pada umumnya
diukur dengan : (1) Waktu yang digunakan (time spent) dalam
mengikuti berbagai media. (2) Jenis-jenis isi yang diikutinya, dan (3)
Berbagai hubungan individu yang mengkonsumsi, baik dengan isi
media ataupun dengan media pada umumnya.21 Aspek penggunaan
media ini dibagi menjadi 3 indikator yaitu :
a. Frekuensi yaitu tingkat keseringan penggunaan media karena
terpaan media.
b. Durasi yaitu waktu yang digunakan untuk menggunakan
media
c. Intensitas yaitu banyaknya waktu yang dalam mengkonsumsi
suatu media.22
4) Grafitication Discrepansy (D/kesenjangan Kepuasan)
Grafitication Discrepancy adalah kesenjangan kepuasan antara
kepuasan yang diharapkan (GS) dengan kepuasan yang diperoleh
(GO) khalayak dari penggunaan sebuah media.
b. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang diberikan kapada suatu
variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun
20
Jalaludin Rahmat, Op Cit, hlm 45
21
Ibid, hlm 105
22
memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel
tersebut.23 Definisi operasional dari penelitian ini adalah:
1. Gratification Sought (GS)
Adalah berbagai alasan untuk yamg mendorong seseorang untuk
menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Penghitungan tingkat
kepuasan yang diharapkan (GS) berdasarkan pertanyaan berikut yang mengacu
pada 5 kelompok motif kebutuhan yang diajukan, yaitu:
a) General Information Seeking (Yaitu penggunaan isi media untuk
mengetahui atau mencari informasi-informasi yang bersifat umum)
dengan indikator pertanyaan :
· Menonton televisi khususnya program acara berita karena ingin
endapatkan informasi tentang peristiwa yang terjadi disekitar
maupun diluar wilayah.
· Menonton televisi untuk memperoleh berita terbaru tentang
kejadian yang dialami orang lain ditempat lain.
b) Desicion Utility (Yaitu menggunakan isi media untuk mengambil
keputusan) dengan indikator pertanyaan :
· Menonton televisi untuk memuaskan rasa ingin tahu tentang suatu
kejadian, peristiwa, berita yang tengah terjadi dan kemudian
termotivasi untuk menyaksikan acara tersebut.
23
c) Interpersonal Utility (Yaitu menggunakan isi media untuk memenuhi
kebutuhan pribadi) dengan indikator pertanyaan :
· Menonton televisi untuk mendapatkan bahan pembicaraan dengan
orang lain.
· Menonton televisi untuk mendapatkan bukti/fakta untuk
memperkuat dan mengeluarkan opini untuk mempengaruhi orang
lain.
· Menonton televisi untuk menunjang nilai-nilai pribadi dan
pencitraan diri.
d) Sosial Interaction (Yaitu menggunakan isi media untuk memperkuat
hubungan sosial dan kegiatan kemasyarakatan) dengan indikator
pertanyaan :
· Menonton televisi sebagai sarana berkumpul bersama keluarga
atau teman.
· Menontot televisi sebagai sarana untuk memperbincangkan
peristiwa yang ada dengan orang lain.
e) Entertaimant (Yaitu menggunbakan isi media unuk mendapatkan
hiburan) dengan indikator pertanyaan :
· Menonton televisi sebagai sarana mengisi waktu luang dan
2. Grafitication Obtained (GO)
Variabel kepuasan yang diperoleh (GO) diukur dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang dioperasionalkan dari 9 item pertanyaan seperti (GS).
Gratification Obtained ini dioperasikan dengan jalan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan 3 alternatif jawaban yang menggunakan tiga skala
pengukuran yaitu untuk jawaban pilihan M (Memenuhi) diberi skor 3, CM
(Cukup Memenuhi)diberi skor 2, dan TM (Tidak Memenuhi) diberi skor 1.
3. Media Use (Penggunaan Media)
Tingkat penggunaan media pada responden dalam penelitian ini
dihitung berdasarkan dengan memberikan 8 pertanyaan Aspek
penggunaan media ini dibagi menjadi 3 indikator yaitu :
a. Frekuensi yaitu tingkat keseringan penggunaan media karena
terpaan media.
a). Seberapa sering anda menonton siaran berita ditelevisi? a. Sering
b. Kadang-kadang c. Jarang sekali
b). Pada saat menonton siaran berita Liputan 6 Petang di
SCTV atau Reportase Sore di Trans TV apakah anda melakukan aktivitas lain?
b. Durasi yaitu waktu yang digunakan untuk menggunakan
media
c). Berapa jam dalam seminggu anda menonton siaran berita
Liputan 6 Petang di SCTV atau Reportase Sore di
Trans TV? (1 jam per hari) a. 5-7 jam dalam satu minggu b. 3-4 jam dalam satu minggu c. 1- 2 jam dalam satu minggu
c. Intensitas yaitu banyaknya waktu yang dalam mengkonsumsi
suatu media.
d). Pentingkah menurut anda menonton siaran berita televisi? c. Tidak pernah tepat waktu
f). Program acara televisi apa yang paling anda gemari? a. Berita
b. Infotaiment c. Sinetron
Kemudian aspek penggunaan media yang diukur menggunakan tiga skala
pengukuran yaitu Tinggi, Sedang, dan Rendah. Berdasarkan penentuan skor
tersebut diatas diperoleh nilai tertinggi dari 6 item pertanyaan, yaitu 6 x 3 = 18
(sebagai batas atas) dan nilai terendaah 6 x 1 = 6 (sebagai batas bawah), maka
interval kelasnya adalah :
i = 18 – 6 3 = 4
Kategorisasi ke 3 kelas tingkat kepuasan yang diharapkan responden tersebut
adalah :
· Tinggi :16 – 18 artinya tingkat penggunaan media responden tinggi
· Sedang : 11 – 15 artinya tingkat penggunaan media responden sedang
· Rendah : 6 – 10 artinya tingkat penggunaan media responden rendah
G. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah deskriptif kuantitatif,
yang merupakan suatu proses yang berawal dari pada minat untuk mengetahui
fenomena tertentu dan selanjutnya menjadi suatu gagasan, teori, konseptualisasi,
pemilihan metode yang sesuai dan seterusnya. Penelitian ini dilakukan secara
ilmiah, sehingga langkah-langkah sistematis. Metode penelitian deskriptif adalah
suatu metode yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang
seluas-luasnya terhadap objek penelitian pada suatu saat tertentu. Menurut Jalaludin
Rakhmat penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi dan peristiwa.
Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis
atau membuat prediksi. Penelitian ini hanya memaparkan bagaimana audience
secara aktif memenuhi kebutuhannya pada pilihan-pilihan program tayangan
diharapkan oleh responden dengan kepuasan yang diperolehnya sehingga
memunculkan kesenjangan kepuasan pada responden.24 Pada teknik penelitian ini
data yang diperoleh merupakan hasil dari penyebaran kuestioner pada responden
dilapangan .
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang di ambil oleh penulis adalah bertempat di Dewan
Perwakilan rakyat Daerah (DPRD) Karanganyar. Alasan dipilihnya DPRD
Kabupaten Karang Anyar sebagai lokasi penelitian adalah sebagai berikut:
Pada saat melakukan penelitian di DPRD Karanganyar, sebagian besar
wilayah Indonesia mengalami banyak bencana alam yang diakibatkan oleh musim
hujan, dimana sebagian wilayah mengalami banjir, tanah longsor, badai, banjir
lahar dingin dan sebagainya. Salah satunya adalah Kabupaten Karanganyar
dimana bencana tanah longsor selalu datang saat musim penghujan tiba. Selain
bencana alam yang terjadi, keadaan krisis global yang melanda dunia juga
berpengaruh pada stabilitas ekonomi di Indonesia dan Kabupaten Karanganyarpun
pasti terkena imbasnya dimana sektor ekonomi didaerah ini cukup banyak.
Sehingga sangat menarik bagi peneliti untuk di teliti bagaimana kesenjangan
kepuasan para anggota DPRD Karanganyar dalam mendapatkan informasi yang
aktual dari menonton program siaran berita televisi kususnya pada progran siaran
berita Liputan 6 Petang di SCTV dan Reportase Sore di Trans TV.
24
3. Tehnik Penarikan Sampel
Populasi adalah individu-individu atau objek yang akan menjadi sasaran
penelitian yang tidak saja berupa alat-alat, keadaan atau tempat dan sebagainya.
sedangkan individu yang diselidiki itu di sebut sample.25
Dalam penelitian ini peneliti mengambil sample dari seluruh populasi
yang ada. Yaitu seluruh anggota DPRD Kabupaten Karanganyar masa bakti
2004-2009 yang berjumlah 45 orang.
4. Tehnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data penulis di dapat melalui:
a.Data Primer
1. Observasi yaitu data yang diperoleh langsung melalui pengamatan
dilapangan.
2. Questioner yaitu daftar pertanyaan yang ditujukan pada responden baik
secara langsung maupun tidak langsung.
b.Data Sekunder
Data ini diambil, secara tidak langsung dari sumbernya, meliputi
studi kepustakaan, dokumentasi, data-data administrasi dan dari
sumber-sumber lain yang mendukung kepustakaan.
25
5. Tehnik Analisis Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tehnik analisis dengan
menyederhanakan hasil dari lapangan dalam bentuk kode. Penyederhanaan ini
dilakukan secara manual dengan menggunakan Coding Sheet. Penghitungan
dimana setiap item dari GS disilangkan dengan item dari GO yang sejenis.
Pengoprasionalan dari rumus ini di sebut dengan Croos Tabulation atau tabulasi
silang agar dapat menggetahui prosentase tingkat kesenjangan kepuasan media
dalam memuaskan respondennya berdasarkan penghitungan item-item yang telah
ditentukan.
Pada penelitian ini penulis menggunakan uji signifikasi dari Chi kuadrat
dengan menggunakan rumus 26:
Dimana :
X² = Chi kuadrat (Discrepancy)
fo = kepuasan yang diperoleh (GO)
fh = kepuasan yang diharapkan (GS)
26
Drs Hartono, Mpd, Statistik Untuk Penelitian,Yogyakarta ,Pustaka Pelajar2004. hlm 152
X² =
∑ (fo-fh)²BAB II
SEKILAS TENTANG DPRD KABUPATEN KARANGANYAR
A. Landasan Hukum dan Terbentuknya DPRD Kabupaten Karanganyar
Dalam pasal 18 UUD 1945, yang berbunyi “ pembagian daerah
Indonesia atas daerah besar dan daerah kecil dengan bentuk dan susunan
pemerintahan ditetapkan dengan undang-undang, dengan memendang dan
mengingat dasar permusyawaratan dalam system pemerintahan Negara, dan
hak-hak asal usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa.” Lebih l;anjut
pasal 18 tersebut diperjelas dan dipertegas lagi dalam penjelasan UUD 1945
sebagai berikut : Oleh karna Negara Indonesia itu “ eenheidstaat” maka
Indonesia tidak munkin mempunyai daerah didalam lingkungannya yang
bersifat “staat” juga. Daerah Indonesia akandibagi dalam bebera propinsi, dan
daerah propinsi akan dibagi pula dalam daerah yang lebih kecil.
Daerah-daerah itu bersifat otonom (streek- dan locale rechtsgemeenschappen) atau
bersifat administrasi berkala, semuanya menurut aturan yang ditetapkan oleh
undang-undang. Di daerah-daerah yang bersifat otonom akan diadakan badan
perwakilan daerah oleh karena di daerahpun pemerintah akan bersendi pada
permusyawaratan.
Dengan isi penjelasan UUD’45 menjadi jelas bahwa pasal 18 UUD’45
menjadi landasan pembentukan pemerintah daerah yang di atur dengan
undang-undang bahwa daerah-daerah dimaksud akan bersifat otonom dan
akan memiliki badan perwakilan daerahl juga dapat ditarik kesimpulan bahwa
pasal 18 UUD’45 berikut penjelasanya merupakan landasan hokum
pembentukan pemerintah daerah berikut aparat-aparatnya. Salah satu unsure
pentingnya adalah adanya semacam badan perwakilan daerah, dalam
perkembangannya menjelma menjadi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD).
Selanjutnya kalau kita meringkas isi penjelasan UUD’45 akan
dijumpai pokok-pokok pengertian sebagai berikut.
1. Daerah tidaklah bersifat “staat” atau Negara (dalam Negara)
2. Wilayah Indonesia dibagi dalam propinsi. Propinsi ini kemudian dibagi
pula dalam daerah-daerah yang lebih kecil.
3. Derah-daerah itu adalah daerah-daerahotonom atau daerah administrasi
4. Di daerah otonom dibentuk badan perwakilan daerah sesuai dengan dasar
permusyawaratan dalam sisitem pemerintahan Negara.
Sejak 1945 lembaga legislative daerah telah mengalami perkembangan
yang cukup menarik, baik dalmam segi hukum maupun praktek. Semenjak
aturan yang dipegang adalah UU No.5 tahun 1974, tentang pokok-pokok
pemerintahan di daerah, yang mulai berlaku tanggal 23 Juli 1974, sampai
terbentukanya UU No.22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah, tercatat
telah mengalami enam kali perubahan kedudukan hokum sesuai isi
Dengan demikian secara tidak langsung telah digambarkan struktur
dan pola organisasi pemerintahan daerah yang dalam banyak hlm merupakan
penjabaran dari struktur organisasi serta mekanisme organisasi Negara
Republik Indonesia dalam arti terbatas.27 Adapun penjabaran itu mencakup :
1. Pemerintah daerah adalah suatu keharusan dalam struktur Negara
Republik Indonesia.
2. Pemerintah daerah mempunyai kepala daerah.
3. Pemerintah daerah dijalankan secara demokratis dengan bersendi
atas dasar permusyawaratan. Hlm ini menjadi landasan dasar
pembentukan lembaga legislative daerah yang berkembang menjadi
DPRD
4. Kepala daerah diberi otonomi
5. Pembentukan daerah dilakukan dengan undang-undang.
6. Pemberian otonomi disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah
yang bersangkutan.
Untuk melaksanakan fungsinya sebagai wakil rakyat, kepada DPRD
diberikan hak-hak tertentu meliputi :28
27
Bambang Cipto, Dewan Perwakilan Rakyat Dalam Era Pemerintahan Modern-Industrial, Rajawali Pers, Jakara, 1995, hlm 21
28
1. Hak anggaran
2. Hak mengajukan pertanyaan bagi setiap anggota.
3. Hak meminta keterangan
4. Hak mengadakan perubahan.
5. Hak mengajukan pernyataan pendapat.
6. Hak prakarsa.
7. Hak mengadakan penyelidikan.
Keberhasilan DPRD sebagai lembaga tergantung dari pelaksanaan
fungsi DPRD tersebut. Pada garis besarnya fungsi legislative mencakup:29
1. Fungsi memilih
2. Fungsi pengendalian dan pengawasan
3. Fungsi membuat undang-undang dan peraturan daerah
4. Fungsi debat
5. Fungsi representasi
Dalam hlm ini fungsi DPRD yang sering menjadi sorotan masyarakat
adalah fungsi dimana anggota DPRD sebagai representasi. Yang mana DPRD
harus bertindak dan berperilaku “represent” (wakil) untuk setiap tindak
tanduknya dalam seluruhkegiatannya dalam menjalankan tugasnya sebagai
anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Menurut Syarief Makhya di bidang
perwakilan, DPRD berperan untuk menyerap dan menyalurkan berbagai
aspirasi masyarakat serta memperjuangkan agar bias terwujud dalam
kebijak-kebijakan pemerintah daerah.30
29
Ibid, hlm 85
30
Dengan demikian DPRD harus diimbangi dengan perbuatan dan hasil
kerja yang produktif dan berguna bagi rakyat yang diwakilinya.DPRD adalah
duta, pembawa suara, penyambung lidah, pelindung dari rakyat yang
mempercayakan suara kepadanya lewat suatu pemilihan umum.31
Secara teoritis DPRD lebih dekat dan dapat merasakan langsung
persoalan masyarakat serta dapat berkomunikasi lebih cepat, langsung, dan
saling kenal dengan sesama anggota DPRD, maupun dengan eksekutif.
Harapan masyarakat akan adanya DPRD yang ideal adalah wajar dan
merupakan tuntutan yang terhormat dalam mekanisme demokrasi. Adanya
kelemahan DPRD sekarang ini bukanlah kelemahan structural tetapi lebih
pada anggotanya itu sendiri secara perseorangan. Dengan demikian
komunikasi DPRD dengan masyarakat harus ditingkatkan secara terus
menerus.
B. Susunan Anggota DPRD Kabupaten Karanganyar
Susunan keanggotaan dan pimpinan DPRD tingkat II diatur dalam
pasal 34 – 35 UU No.2 Tahun 1985 secara garis besar susunan dan
keanggotaan serta kepemimpinan DPRD II hampir sama dengan susunan
keanggotaan DPRD. Setelah masa reformasi hlm ini diatur dalam UU No.4
Tahun 1999 tentang susunan dan kedudukan Majelis Permusyawaratan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Kemudian untuk DPRD Karanganyar sendiri mengenai susunan dan
31
kedudukan DPRD diatur dalam Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten Karanganyar pasal 2 dan pasal 3.
1. Struktur Organisasi dan Fungsinya
Sumber : Sekretariat DPRD Kabupaten Karanganyar
Adapun penjelasan dari struktur diatas adalah :
1.1Pimpinan DPRD
Adalah salah satu kelengkapan DPRD, dan merupakan satu kesatuan
yang bersifat kolektif dan tidak mewakili fraksi yang ada dalam
DPRD.adapun tugas dari ketua DPRD adalah :
a.Menyusun rencana kerja dan mengadakan pembagian kerja ketua
dan wakil ketua serta rapat paripurna DPRD.
Fraksi -fraksi Pimpinan
DPRD
Secretariat DPRD
Panitia musyawarah
Panitia Anggaran
Panitia Khusus
Komisi - komisi
Panitia Rumah
Komisi E Komisi D
Komisi C Komisi B
b.Memimpin rapat panitia musyawarah dalam menetapkan acara
rapat paripurna DPRD serta pelaksanaannya.
c.Memimpin rapat panitia anggaran.
d.Menjaga peraturan tata tertib DPRD agar dapat dilaksanakan
dengan seksama.
e.Menyipulkan hasil rapat yang dipimpinnya.
f. Melaksanakan keputusan-keputusan rapat.
g.Menyampaikan keputusan rapat kepada pihak-pihak yang
bersangkutan.
h.Memberitahukan hasil musyawarah yang dianggap perlu kepada
Bupati / Kepala daerah.
i. Mengadakan konsultasi dengan Bupati / Kepala daerah.
1.2Panitia Musyawarah
Merupakan kelengkapan DPRD yang bersifat tetap dan dibentuk oleh
DPRD pada permulaan masa keanggotaan DPRD.adapun susunan
keanggotaan panitia musyawarah ditetapkan oleh Rapat Paripurna DPRD.
a.Memeberikan pertimbangan atau saran kepada pimpinan DPRD
tentang penetapan program kerja DPRD dan pelaksanaanya, baik
atas permintaan pimpinan DPRD atau tidak.
b.Menetapkan kegiatan dan jadwal acara rapat paripurna DPRD.
c.Memutuskan pilihan mengenai risalah apabila timbul perbedaan
pendapat.
d.Memberi saran atau pendapat kepada pimpinan DPRD untuk
memperlancar segala pembicaraan atas dasar musyawarah mufakat.
e.Bermusyawarah dengan Bupati / Kepala daerah mengenai hlm yang
berkenan dengan penetapan acara serta pelaksanaan apabila
dianggap perlu oleh DPRD atau oleh Bupati / Kepala daerah.
1.3Panitia Anggaran
Merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap, dan dibentuk
oleh DPRD pada permulaan masa keanggotaan DPRD, yang mempunyai
kedudukan dan peranan yang sangat strategis dalam pelaksanaan hak anggaran
DPRD. Keanggotaan ini terdiri dari setiap fraksi berdasarkan perimbangan
jumlah anggotanya dan setiap wakil dari setiap komisi. Ketua dan Wakil
DPRD karena jabatanya adalah ketua dan wakil ktua panitia anggaran. Tugas
a. Memberikan saran dan pendapat kepada bupati / kepala daerah dalam
mempersiapkan rancangan nota keuangan, rancangan APBD,
perubahan dan perhitungannya yang telah disampaikan oleh bupati /
kepala daerah.
b. Memberi saran dan pendapat kepada DPRD mengenai rancangan nota
keuangan, rancangan APBD, perubahan dan perhitungannya yang
telah disampaikan oleh bupati / kepala daerah.
1.4Komisi
Merupakan badan yang dibentuk khusus umtuk memperlancar
pekerjaan DPRd agar tercapai efisiensi. Komisi merupakan salah satu alat
kelengkapan DPRD yang bersifat tetap. Seluruh anggota DPRD harus menjadi
anggota komisi terkecuali ketua DPRD. Jumlah anggota tiap komisi
sedapat-dapatnya sama banyak. Dalam setiap komisi terdapat ketua, wakil ketua, dan
seorang sekretaris komisi yang ditentukan dari musyawarah anggota komisi.
Tugas dari komisi pada DPRD adalah :
a. Melakukan pembahasan terhadap rancangan peraturan daerah dan
rancangan DPRD yang terdapat dalam tugas disetiap bidang-bidang
dalam tiap komisi.
c. Melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pamarintahan
dalam pelaksanaan pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat
yang termasuk dalam tugas komisi.
d. Membantu pimpinan DPRD untuk mengupayakan penyelesaian
masalah yang disampaikan bupati kepada DPRD.
e. Mengadakan rapat kerja Bupati / Kepala Daerah atau pejabat yang
ditunjuk dan rapat dengar pendapat dengan lembaga, badan dan
organisasi kemasyarakatan.
f. Mengadakan peninjauan dan kunjungan kerja yang dianggap perlu
oleh komisi yang bersangkutan atas persetujuan ketua DPRD.
g. Mengajukan usul dan saran kepada pimpinan DPRD yang termasuk
dalam ruang lingkup bidang tugas masing-masing komisi.
h. Menyusun peryataan tertulis dalam rangka pembahasan suatu masalah
yang menjadi tugas masing-masing komisi.
Dalam pemerintahan DPRD Karanganyar, Komisi terdiri dari lima
komisi yaitu
1. Komisi A ( Bidang Pemerintahan dan Keamanan) komisi ini
berperan dalam mengurus antara lain pemerintahan umum dan
ketertiban, pertanian dan agraria, penerangan media massa dan
humas, kepegawaian, kependudukan, dan kesekretariatan.
2. Komisi B ( Bidan Perekonomian) komisi ini bertugas dalam urusan
pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, perdangan, koperasi,
perindustrian dan kerajinan, dunia usaha, peneneman modal dan
periwisata.
3. Komisi C ( Bidang Keuangan) bertugas dalam urusan umum
keuangan, anggaran, perlengkapan, inventaris daerah,
kesekretariatan DPRD, perusahaan daerah, dan perbankan.
4. Komisi D ( Bidang Pembangunan) dalam komisi ini anggotanya
mengurusi pembangunan lingkungan hidup, Pekerjaan umum,
pengairan, perumahan dan tata kota, perhubungan, perencanaan
pembangunan, gupita loka/ operation room.
5. Komisi E ( Bidang Kesejahteraan Rakyat) dalam komisi ini
mengurusi masalah-masalah keagamaan, pendidikan, kebudayaan,
kesehatan, transmigrasi, tenaga kerja/ perburuhan, pemuda, olahraga
dan pramuka, urusan wanita, dan kesejahteraan sosial.
Adapun kegiatan-kegiatan anggota komisi antara lain:
1).Kunjungan Kerja
3).Dengar Rapat
4).Rapat-rapat rutin
1.5Panitia Khusus
Merupakan kelengkapan DPRD yang bersifat sementara.dibentuk oleh
pimpinan DPRd untuk tugas-tugastertentu. Adapun keanggotaan panitia kusus
ini adalah sebagai berikut:
a. Terdiri dari sekurang-kurangnya tiga orang anggota termasuk
seorang ketua yang ditunjuk oleh pimpinan DPRD.
b. Panitia khusus dapat menunjuk seorang anggota sebagai sekretaris.
2. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Adalah unsur staf yang membantu pimpinan DPRd dalam
meyelenggarakan tugas dan kewajibannya. Dalam kesekretariatan DPRD
dipimpin oleh seorang sekretaris DPRD. Tugas dari bidang ini adalah
melaksanakan tugas-tugas dan segala usaha dalam peyelenggaraan sidang-sidang,
urusan rumah tangga dan keuangan DPRD.
3. Fraksi DPRD
Adalah pengelompokan anggota DPRD yang terdiri atas kekuatan politik
yang mencerminkan golongan dalam masyarakat. Adapun fraksi-fraksi dalam
a. Fraksi Partai Demokrat
b. Fraksi PDIP Perjuangan
c. Fraksi Golkar
d. Fraksi PAN
e. Fraksi PKS
f. Fraksi Partai Pelopor Pembangunan
Tugas dari fraksi-fraksi ini adalah:
a. Menentukan dan mengatur segala sesuatu yang menyangkut
urusan fraksi masing-masing
b. Meningkatkan kwalitas, kemampuan, efisiensi dan
efektifitas kerja para anggotanya.
C. Identitas Responden
1. Identitas Responden Menurut Usia
Klasifikasi usia pada anggota DPRD Kabupaten Karanganyar terdapat
tiga kelas yaitu Dewasa, Tua, dan Lanjut Usia.usia antara 25-40 tahun
termasuk dalam kategori dewasa, usia pada 41-55 tahun termasuk dalam
kategori tua dan pada kategori lanjut usia adalah para anggota yang usia ada
Tabel 1.1 Kelompok Usia Responden
NO Kelompok Usia Frekuensi Prosentase( % )
1
Sumber : Sekretariat DPRD Kabupaten Karanganyar
2. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin
Angota DPRD Kabupaten Karanganyar mayoritas adalah laki-laki
dengan jumlah anggota 42 orang dan wanita hanya 3 orang.
Tabel 1.2 Jenis Kelamin Responden
NO Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase %
1
3. Identitas Responden Menurut Latar Belakang Pendidikan
Sebagian besar anggota DPRD Kabupaten memiliki latar belakang
pendidikan hanya setingkat SMA. Hlm ini hanya selisih sedikit dengan
anggota yang memiliki pendidikan Sarjana dan hanya sebagian persen yang
tingkat pendidikannya Diploma, namun masih ada anggota yang hanya
tamatan SMP. Data yang peneliti dapat tentang latar belakang pendidikan para
anggota DPRD Karanganyar dijabarkan pada tabel berikut.
Tabel 1.3 Latar Belakang Pendidikan
NO Pendidikan Frekuensi Prosentase %
1
Sumber : Sekretariat DPRD Kabupaten Karanganyar
4. Identitas Responden Menurut Asal Fraksi
Fraksi Golkar merupakan partai yang memiliki anggota paling banyak
di DPRD Karanganyar yang memiliki 15 anggota kemudian fraksi PDIP yang
memiliki 12 anggota, Partai Demokrat dan PKS 5 orang dan sedangkan PAN
Tabel 1.4 Asal Fraksi Responden
NO Fraksi Frekuensi Prosentase %
1
Sumber : Sekretariat DPRD Kabupaten Karanganyar
5. Identitas Responden Menurut Komisi Yang Dibawahi
Dalam keanggotaan DPRD Karanganyar terdapat 4 orang yang tidak
termasuk dalam jajaran komisi.dalam komisi B terdapat 9 orang anggota
Tabel 1.5 Komisi Responden
NO Komisi Frekuensi Prosentase %
1
2
3
4
5
6
Pimpinan
Komisi A
Komisi B
Komisi C
Komisi D
Komisi E
4
8
9
8
8
8
8.88 %
17.78 %
20 %
17.78 %
17.78 %
17.78 %
Jumlah 45 100 %
BAB III
VARIABEL GRATIFICATION SOUGHT (SG), MEDIA USE DAN GRATIFICATION OBTAINED (GO)
A. GRATIFICATION SOUGHT (GS)
Gratification Sought (GS) ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa
tinggi tingkat kepentingan dari kebutuhan yang dimiliki responden untuk
menilai tingkat kepuasannya melalui program acara berita Liputan 6 Petang
Petang di SCTV dan Reportase Sore di Trans Tv.
Data perolehan dari GS yang peroleh peneliti diperoleh dengan
memberikan 5 kelompok kebutuhan yang di jabarkan dalam 9 item
pertannyaan tentang motivasi menonton kedua siaran tersebut. Masing-masing
pertannyaan diberi 3 alternativ jawaban dengan 3 skala yaitu Sangat penting
(SP), Penting (P) dan Tidak penting (TP). Data yang diparoleh dapat dilihat
dalam tabel berikut:
TABEL 2
GAMBARAN UMUM TENTANG TINGKAT KEPUASAN YANG DIHARAPKAN (GS) DARI SEBUAH MEDIA
No Gratification Sought (GS)
Sangat
Penting Penting
Tidak Penting
F % F % F %
General Information seeking 1 Menonton televise untuk
mendapatkan informasi didalam maupun diluar
wilayah.
2 Untuk memperoleh berita
3 Menonton televise untuk memuaskan rasa ingin tahu
4 Menonton televise sebagai bahan pembicaraan dengan
6 Menonton televise untuk menunjang nilai-nilai pribadi dan pencitraan diri.
9 20 27 60 9 20 Sosial Interaction
7 Menonton televise sebagai sarana berkumpul keluarga dan teman.
9 20 22 48,89 14 31,11
8 Menonton televise sebagai sarana bahan perbincangan dengan orang lain.
9 20 16 35,56 20 44,44
Entertaimant
9 Menonton televise sebagai
hiburan. 9 20 27 60 9 20
Sumber : questioner no 12-20
Seperti terlihat pada tabel diatas, skala penting dalam setiap kelompok
semuanya diatas 50 % tapi rata-rata responden menjawab penting pada setiap
pertanyaannya. Hal ini menunjukan bahwa responden cukup mengharapkan
pemenuhan kebutuhan dari kedua siaran berita tersebut.
Menonton televise untuk mendapatkan informasi didalam maupun
diluar wilayah merupakan salah satu motif yang dianggap penting oleh
responden dimana data GS menunjukan 82,22 % responden menjawab
penting. Hal ini karena responden merupakan anggota DPRD yang memiliki
kepentingan dengan keadaan wilayah baik wilayah Karanganyar maupun
wilayah lain. Demikian pula dengan motif menonton televise untuk
memuaskan rasa ingin tahu tentang kejadian atau peristiwa yang sedang
terjadi dan termotivasi untuk menonton, menonton televise untuk menunjang
nilai-nilai pribadi dan pencitraan diri dan motif hiburan, 60 % responden
menjawab penting.
TABEL 2.1
JENIS-JENIS GRATIFICATION SOUGHT YANG MENPUNYAI PERSENTASE TERTINGGI (DOMINAN)
NO GRATIFICATION SOUGHT (GS)
PENTING
F %
1 Menonton televise untuk
mendapatkan informasi didalam maupun diluar wilayah.
37 82,22
2 Menonton televise untuk memuaskan rasa ingin tahu tentang kejadian atau peristiwa yang sedang terjadi dan
3
Menonton televise untuk menunjang
nilai-nilai pribadi dan pencitraan diri. 27 60
4 Menonton televise sebagai hiburan. 27 60
5
Untuk memperoleh berita terbaru tentang kejadian atau peristiwa yang
dialami orang lain ditempat lain. 25 55,56
6
Menonton televise untuk mendaparkan bukti/fakta dalam memperkuat opini untuk mempengaruhi orang lain.
25 55,56
7 Menonton televise sebagai bahan
pembicaraan dengan orang lain. 22 48,89
8 Menonton televise sebagai sarana
berkumpul keluarga dan teman. 22 48,89
Dari fakta diatas, dari 9 pertannyaan yang diberikan pada responden
hampir semua jawaban ada pada skala penting, maka penulis menyimpulkan
bahwa GS atau kepuasan yang diharapkan oleh responden saat menyaksikan
program siaran berita Liputan 6 Petang dan Reportase Sore adalah sebagai
berikut:
Responden cukup mengharapkan terpenuhinya kebutuhan menonton
televise untuk mendapatkan informasi didalam maupun diluar wilayah dengan
§ Responden cukup mengharapkan terpenuhinya kebutuhan
menonton televise untuk memuaskan rasa ingin tahu tentang
kejadian atau peristiwa yang sedang terjadi dan termotivasi
untuk menonton, menonton televise untuk menunjang
nilai-nilai pribadi dan pencitraan diri dan menonton televise sebagai
hiburan. Yakni 27 orang dengan prosentase 60 %.
§ Responden cukup mengharapkan terpenuhinya kebutuhan
untuk memperoleh berita terbaru tentang kejadian atau
peristiwa yang dialami orang lain ditempat lain, dan menonton
televise untuk mendaparkan bukti/fakta dalam memperkuat
opini untuk mempengaruhi orang lain.sebasar 22 orang
menjawab penting atau 55,56% dari kedua kelompok
kebutuhan ini.
§ Responden cukup mengharapkan terpenuhinya kebutuhan
menonton televise sebagai bahan pembicaraan dengan orang
lain dan menonton televise sebagai sarana berkumpul keluarga
dan teman. Dari kedua kelompok kebutuhan ini 48,89 5
responden menjawab penting atau sebanyak 22 responden.
Pada bagian terdahulu telah dijelaskan pengertian dari penggunaan
media atau media use merupakan alat untuk menolong manusia dari
keterbelakangan, membantu pesan manusia sehingga bisa disampaikan secara
serentak, cepat dan menjangkau khalayak luas dimanapun mereka
berada.Penggunaan media dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai media
exposure atau terpaan media yaitu perilaku penggunaan media komunikasi.
Penggunaan media akan berlangsung secara terus menerus apabila
media mampu memenuhi kebutuhan individu. Dalam teory law effect perilaku
yang tidak mendatangkan kesenangan tidak akan diulangi, artinya kita tidak
akan menggunakan media apabila media tidak memberikan kepuasan pada
kebutuhan kita.32
Beberapa kesimpulan yang didapat menunjukan bahwa (1) Media
massa merupakan sumber yang lebih penting bagi pemuasan
kebutuhan orang yang ”terasing” (alieneted) ataupun bagi mereka
yang mengalami kekecewaan dari dirinya sendiri, keluarga, teman
atau dari masyarakat secara keseluruhan. (2) Koresponden yang
menyatakan bahwa persoalan negara dan kemasyarakatan penting
bagi mereka, memilih televisi. sebagai prioritas dalam memenuhi
kebutuhan informasinya baru kemudian diikuti media radio dan surat
kabar (3) Buku merupakan sumber terbaik untuk memenuhi
kebutuhan hiburan. (4) Kebutuhan Untuk ”membutuh waktu”
32
(meluangkan waktu senggang dipenuhi oleh televisi.33 Kemudian
aspek penggunaan media yang diukur pada umumnya meliputi: (1)
Waktu yang digunakan (time spent) dalam mengikuti berbagai media.
(2) Jenis-jenis isi yang diikutinya, dan (3) Berbagai hubungan
individu yang mengkonsumsi, baik dengan isi media ataupun dengan
media pada umumnya.34 Aspek penggunaan media ini dibagi menjadi
3 indikator yaitu :
d. Frekuensi yaitu tingkat keseringan penggunaan media karena
terpaan media.
e. Durasi yaitu waktu yang digunakan untuk menggunakan
media
f. Intensitas yaitu banyaknya waktu yang dalam mengkonsumsi
suatu media.35
Dalam hal ini penggambaran tentang penggunaan media pada anggota
DPRD Kabupaten Karanganyar dioperasionalkan dengan memberi questioner
untuk memberikan gambaran secara umum tentang tingkat penggunaan media
yang dijabarkan sebagai berikut :
33
Ibid, hal 215
34
jalaludin rahmad, Op Cit, Hlm 105
35
TABEL 3.1
TINGKAT FREKUENSI MENONTON SIARAN BERITA DI TELEVISI
FREKUENSI F
PROSENTASE %
SERING 26 57,78 %
KADANG-KADANG 19 42,22 %
JARANG SEKALI 0 0 %
JUMLAH 45 100 %
Sumber : questioner no 1
Tingkat frekuensi keseringan menonton sebuah siaran berita televisi
dikalangan anggota DPRD kabupaten Karanganyar di lihat dari jawaban
responden diatas adalah 57,78 % menyatakan sering, 42,22 % menyatakan
kadang-kadang dan 0 % menyatakan jarang sekali. Maka dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar para anggota DPRD Kabupaten Karanganyar adalah
para pemirsa program acara berita yang aktif dilihat dari tingkat frekuensi
menonton televisi yang sangat tinggi. Walaupun pada tabel 3.3 banyak yang
menyatakan bahwa infotaiment merupakan program yang sering mereka
TABEL 3.2
ADA / TIDAKNYA AKTIVITAS LAIN SAAT MENYAKSIKAN PROGRAM BERITA DI TELEVISI
AKTIVITAS PROSENTASE
DALAM MENONTON F %
Tidak ada aktivitas lain 5 11,11 %
Kadang-kadang ada aktivitas lain 35 77,78 %
Selalu ada aktivitas lain 5 11,11 %
JUMLAH 45 100
Sumber: questioner no 2
Dari hasil questioner yang telah dijawab oleh semua responden,
aktivitas yang biasa dilakukan saat menyaksikan program berita ditelevisi
dapat disimpulkan tinggi karna perolehan prosentase pada tingkat tidak ada
aktivitas dan selalu ada aktivitas menunjukan prosentase 11,11 % yang mana
ada 5 orang responden dari 45 responden yang menjawab tidak ada aktivitas
lain. Selebihnya melakukan aktivitas kadang-kadang ada aktivitas.
TABEL 3.3
KETEPATAN WAKTU RESPONDEN DALAM MENYAKSIKAN PROGRAM BERITA DI TELEVISI
KETEPATAN WAKTU PROSENTASE
DALAM MENONTON F %
Tinggi ( selalu tepat waktu ) 9 20 %
Sedang ( kadang-kadang tepat waktu) 22 48,89 % Rendah ( tidak pernah tepat waktua) 14 31,11
JUMLAH 45 100
Tabel diatas menunjukan bahwa tingkat perhatian yang diberikan
responden pada program berita ditelevisi ini kurang karena tingkat ketepan
waktu dalam menyaksikan hanya 20 %. Prosentase ini lebih rendah
dibandingkan dengan responden yang kadang-kadang tepat waktu yaitu
sebanyak 48,89 %. Sedangkan responden yang menyatakan tidak pernah sama
sekali tepat waktu adalah 31,11 %.
TABEL 3.4
DISTRIBUSI TINGKAT DURASI MENYAKSIKAN PROGRAM BERITA DI TELEVISI
FREKUENSI PROSENTASE
DALAM MENONTON F %
Tinggi (5-7 jam per minggu) 15 31,11
Sedang (3-4 jam per minggu) 16 37,78
Rendah (1-2 jam per minggu) 14 31,11
JUMLAH 45 100
Sumber: questioner no 4
Durasi ( Curahan waktu dalam mengkonsumsi media) merupakan
ukuran lain yang digunakan untuk mengetahui tingkat penggunaan media
dikalangan responden. Tabel berikut memperlihatkan bahwa frekuansi
responden dalam menyaksikan program berita di televisi cenderung sedang
dalam artian tidak terlalu tinggi karena pada tingkat 5 – 7 jam dimana ini
merupakan tingkat tertinggi hanya memiliki 31,11 % sama dengan pada
pada tingkatan sedang dalam artian tidak terlalu sering prosentase responden
menunjukan angka tertinggi yaitu 37,78 %.
TABEL 3.5
PROGRAM ACARA YANG SERING DI SAKSIKAN
MENONTON BERITA
TELEVISI F
PROSENTASE %
BERITA 18 40 %
INFOTAINMENT 19 42,22 %
SINETRON 8 17,78 %
JUMLAH 45 100 %
Sumber : quistioner no.5
Tabel diatas menunjukan bahwa dikalangan anggota DPRD Kabupaten
Karanganyar sebanyak 40 % program acara yang sering kali disaksikan adalah
berita. Hal ini dikarenakan para anggota DPRD Karanganyar yang memang
semua adalah insan partai politik. Namun masih ada juga yang menyukai
infotaiment dan sinetron yang berada pada prosentase 42,22 % dan 17,78 %.
TABEL 3.6
TINGKAT MENONTON BERITA PADA MEDIA TELEVISI
MENONTON BERITA
TELEVISI F
PROSENTASE %
SANGAT PENTING 14 31,11 %
PENTING 31 68,89 %
TIDAK PENTING 0 0 %
JUMLAH 45 100 %
Dari tabel diatas tingkat menonton berita yang dilakukan para anggota
DPRD sangat tinggi terlihat dimana 31,11 % responden mengganggap sangat
penting menonton berita televisi dan 68,89 % responden mengganggap
menonton berita televisi hanya dianggap penting saja dan tidak ada responden
yang mengganggap menonoton sebuah program berita ditelevisi tidak penting.
Berikut adalah tingkat penggunaan media yang dialami oleh responden
yang tersaji dalam tabel dibawah ini :
TABEL 4
TINGKAT MEDIA USE
KATEGORI F %
Tinggi ( Skor 16 -18 ) 8 17,78 %
Sedang ( Skor 11 – 15) 31 68,89 %
Rendah (Skor 6 – 10) 6 13,33 %
Jumlah 45 100 %
Sumber: questioner no 1 s/d 8
Tabel diatas menunjukan bahwa tingkat prosentase tertinggi dalam
tingkat penggunaan media oleh responden terletak pada skala sedang yaitu
C. GRAFITICATION OBTAINED (GO)
Merupakan tingkat kepuasan nyata yang diperoleh seseorang setelah
mengkonsumsi media.36 Keputusan untuk menyaksikan acara tertentu
berkaitan erat dengan kepuasan ynag diperoleh dari berbagai acara.
Kepuasan khalayak dapat diperoleh dari 3 sumber yaitu isi media,
terpaan media dan konteks sosial yang murujuk pada terpaan media yang
berbeda-beda. Dalam analisis ini penggambaran tentang kepuasan yang
diperoleh pada anggota DPRD Kabupaten Karanganyar dapat dilihat dari tabel
berikut:
TABEL 5
No Gratification Obtained (GS) Memenuhi
Cukup Memenuhi
Tidak Memenuhi
F % F % F %
General Information seeking
1 Menonton televise untuk mendapatkan informasi didalam maupun diluar wilayah.
a. Liputan 6 Petang SCTV b. Reportase Sore Trans TV
30
2 Untuk memperoleh berita terbaru tentang kejadian atau peristiwa yang dialami orang lain ditempat lain.
a. Liputan 6 Petang SCTV b. Reportase Sore Trans TV
tentang kejadian atau peristiwa yang sedang terjadi dan termotivasi untuk menonton
a. Liputan 6 Petang SCTV b. Reportase Sore Trans TV
28
Interpersonal Uility
4 Menonton televise sebagai bahan pembicaraan dengan orang lain.
a. Liputan 6 Petang SCTV b. Reportase Sore Trans TV
18
5 Menonton televise untuk mendaparkan bukti/fakta dalam memperkuat opini untuk mempengaruhi orang lain.
a. Liputan 6 Petang SCTV b. Reportase Sore Trans TV
b. Reportase Sore Trans TV
15
7 Menonton televise sebagai sarana berkumpul keluarga dan teman. b. Reportase Sore Trans TV
Entertaimant
9 Menonton televise sebagai hiburan.
a. Liputan 6 Petang SCTV b. Reportase Sore Trans TV
16
memenuhi, program Liputan 6 Petang di SCTV menampilkan tidak ada yang
menyatakan tidak terpenuhinya kepuasan setelah menyaksikan program
tersebut dibandingkan dengan acara Reportase Sore di TransTv. Ini dapat
diartikan bahwa program Liputan 6 Petang di SCTV dapat memenuhi
kebutuhan responden. Demikian pula pada Reportase Sore di Trans TV Secara
keseluruhan tingginya tingkat kepuasan yang menyatakan kebutuhannya
terpenuhi berada dalam level Cukup Memenuhi.
Berikut penulis menyajikan table nilai tertinggi atau nilai paling
dominant pada prosentase GO baik program Liputan 6 Petang Petang maupun
Reportase Sore:
TABEL 5.1
JENIS-JENIS GRATIFICATION OBTAINED PADA LIPUTAN 6 PETANG YANG MENPUNYAI PERSENTASE TERTINGGI (DOMINAN)
NO GRATIFICATION OBTAINED (GO) Pada Liputan 6 Petang
CUKUP MEMENUHI
F %
1
Menonton televise sebagai bahan