• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA DAN KESENJANGAN KEPUASAN (Studi Tentang Tayangan Berita Liputan 6 Petang di SCTV dan Program Reportase Sore di Trans TV terhadap Kepuasan Menonton Siaran Berita Televisi dalam Usaha Mendapatkan Informasi yang Aktual di Kalangan Anggota DP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA DAN KESENJANGAN KEPUASAN (Studi Tentang Tayangan Berita Liputan 6 Petang di SCTV dan Program Reportase Sore di Trans TV terhadap Kepuasan Menonton Siaran Berita Televisi dalam Usaha Mendapatkan Informasi yang Aktual di Kalangan Anggota DP"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

Anggota DPRD Kabupaten Karanganyar masa bakti 2004-2009)

Disusun oleh: PUPUT WIDYAWATI

D1207548

Skripsi

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana social pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu

Komunikasi

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

BAB I

A. LATAR BELAKANG

Dengan dikeluarkanya UU No 24 Tahun 1997, Stasiun televisi swasta di

Indonesia di perkenankan untuk membuat dan menyiarkan program acara berita.

Dari pagi hingga malam pemirsa dimanjakan dengan berbagai sajian informasi

aktual. Maka timbul persaingan antar stasiun televisi swasta untuk

memperebutkan pemirsa. Pemirsa dihadapkan pada berbagai pilihan-pilihan untuk

menonton program berita yang waktu tayangnya sangat berhimpitan. Kebutuhan

kebutuhan informasi yang aktual sangat mempengaruhi seberapa besar tingkat

kebutuhan untuk menonton siaran berita televisi. Adapun acara siaran berita yang

ditayangkan sangat beragam di berbagai statiun televisi swasta di Indonesia,

sebagai contohnya adalah program Liputan 6 Petang yang ditayangkan oleh

statiun televivi SCTV yang memiliki slogan tajam dan terpercaya dan program

Reportase Sore di Trans TV. Adapun salah satu pemirsanya adalah para anggota

DPRD Kabupaten Karanganyar yang pada hakekatnya merupakan wakil

masyarakat yang bertugas melakukan pengawasan terhadap jalannya

pemerintahan diwilayahnya khususnya adalah kabupaten Karanganyar.

Menyadari akan arti pentingnya tugas dan tanggung jawab tersebut maka

perlu bagi anggota DPRD untuk memperhatikan perkembangan isu-isu aktual

yang ada dimasyarakat. Dan sebagai wakil rakyat sudah selayaknya dituntut

konsekuwensinya untuk mampu menyuarakan aspirasi masyarakat. Oleh karna itu

DPRD harus peka terhadap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam

(3)

kehidupan masyarakat sehingga dengan pemikirannya yang kreatif dan penuh

inisiatif maka anggota DPRD dapat bertindak antisipatif terhadap situasi dan

kondisi masyarakat yang diwakilinya. Menyadari akan tuntutan tugasnya tersebut,

maka seorang anggota DPRD dalam upaya meningkatkan kinerjanya dipandang

perlu menambah pengetahuan dari berbagai sumber, antara lain dari media massa

termasuk di dalamnya berita televisi.

Disisi lain anggota DPRD kerap kali mendapat sorotan yang tajam dari

pemberitaan media massa itu sendiri. Mulai dari kinerja yang kurang baik, hingga

permasalahan-permasalahan korupsi yang dilakukan oknum anggota DPRD.

Namun disisi lain suksesnya kinerja para anggota DPRD Kabupaten Karanganyar

dalam memajukan kota Karanganyar sebagai kota percontohan untuk pelayanan

terhadap masyarakat patut untuk dijadikan pemberitaan yang positif oleh media

agar dapat diteladani oleh kabupaten lain. Oleh karena itu menarik sekali untuk

meneliti bagaimana kesenjangan kepuasan para anggota DPRD Karanganyar

dalam mengikuti pemberitaan yang ada, baik yang bersifat negative maupun

positif kususnya pada program berita Liputan 6 Petang di SCTV dan program

Reportase Sore di Trans TV. Liputan 6 dan Reportase Sore merupakan program

berita yang hadir empat kali dalam sehari, acara Liputan 6 yang ditayangkan

SCTV terdiri dari Liputan 6 Pagi, Liputan 6 Siang, Liputan 6 Petang dan Liputan

6 Malam. Demikian juga dengan program Reportase yang ditayangkan oleh Trans

TV terdiri rari Reportase Pagi, Reportase Siang, reportase Sore dan Reportase

(4)

Namun disisi peneliti memilih program Liputan 6 Petang dan Reportase

Sore karena dilihat dari jam penayangannya yang tayang pada waktu sore dimana

para anggota DPRD khususnya sudah tidak dalam waktu kerja dan umumnya

pada jam-jam ini merupakan saat–saat berada dirumah. Ketertarikan peneliti

memilih dua program tersebut juga didasarkan atas kesamaan jenis acara, yaitu

program berita yang menyajikan berbagai berita yang ada diindonesia. Penelitian

ini dititik beratkan pada penontonnya sebagai penikmat siaran berita khususnya

pada program Liputan 6 Petang di SCTV dan reportase Sore di Trans Tv.

Tepatnnya peneliti akan mencari tahu sejauh mana tingkat kepuasan yang

diharapkan (GS) dan tingkat kepuasan yang di peroleh (GO) oleh responden

melalui program ini, dan bagaimana pola penggunaan media yang digunakan

responden, serta sejauh mana kesenjangan kepuasan (Discrepancy) yang dialami

responden setelah menyaksikan kedua program tersebut dengan menggunakan

pendekatan uses and grafitications.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari rangkaian latar belakang diatas dapat dikemukakan rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat kepuasan yang diharapkan (GS) oleh anggota DPRD

Kabupaten Karanganyar dari program Liputan 6 Petang di SCTV dan

(5)

2. Bagaimana tingkat kepuasan yang diperoleh (GO) yang dialami oleh

anggota DPRD Kabupaten Karanganyar dari program Liputan 6 Petang di

SCTV dan Reportase Sore Di Trans TV ?

3. Bagaimana tingkat kesenjangan kepuasan (Discrepency) yang dialami oleh

anggota DPRD Kabupaten Karanganyar dari program Liputan 6 Petang di

SCTV dan Reportase Sore Di Trans TV ?

4. Bagaimana tingkat pola penggunaan media anggota DPRD Kabupaten

Karanganyar dalam menyaksikan program Liputan 6 Petang di SCTV dan

Reportase Sore Di Trans TV ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Dari rumusan masalah diatas dapat dikemukakan tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui tingkat kepuasan yang diharapkan (GS) oleh anggota

DPRD Kabupaten Karanganyar dari program Liputan 6 Petang di SCTV

dan Reportase Sore Di Trans TV ?

2. Untuk mengetahui tingkat kepuasan yang diperoleh (GO) yang dialami

oleh anggota DPRD Kabupaten Karanganyar dari program Liputan 6

Petang di SCTV dan Reportase Sore Di Trans TV ?

3. Untuk mengetahui tingkat kesenjangan kepuasan (Discrepency) yang

dialami oleh anggota DPRD Kabupaten Karanganyar dari program Liputan

(6)

4. Untuk mengetahui tingkat pola penggunaan media anggota DPRD

Kabupaten Karanganyar dalam menyaksikan program Liputan 6 Petang di

SCTV dan Reportase Sore Di Trans TV ?

D. MANFAAT PENELITIAN

a. Akademis

Dengan penelitian ini, diharapkan dapat memperoleh gambaran tentang

tingkat kepuasan yang diharapkan, tingkat kepuasan yang diperoleh, pola

penggunaan media dan kesenjangan kepuasan yang dialami oleh para anggota

DPRD kabupaten Karanganyar dalam mennyaksikan program Liputan 6 Petang

dan Reportase Sore. Serta membari tambahan toritis tentang komunikasi massa.

b. Praktis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk

melakukan kegiatan penelitian yang serupa dalam ruang lingkup yang lebih luas

dan lebih mendalam lagi.

E. KERANGKA PEMIKIRAN DAN TEORI

Komunikasi merupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan dalam

hidup manusia antara lain karena banyaknya fungsi-fungsi sosial komunikasi

sebagai berikut :

1) Fungsi Pengawasan

Menunjukan upaya pengumpulan, pengolahan, produksi dan penyebaran

informasi mengenai peristiwa-peristawa yang terjadi didalam maupun diluar

(7)

2) Fungsi Korelasi

Menunjuk pada upaya memberikan interpretasi atau penafsiran informasi

mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi.

3) Fungsi Sosialisasi

Menunjuk pada upaya pendidikan dan peristiwa nilai-nilai, norma-norma

dan prinsip-prinsip dari satu generasi ke generasi yang lainya atau dari satu

anggota kelompok masyarakat ke anggota-anggota atau kelompok masyarakat

lainya. 1

Selain itu, ditambahkan lagi fungsi hiburan dari komunikasi yaitu bahwa

kegiatan komunikasi dilakukan dengan tujuan menghibur. Menurut Rogers dalam

komunikasi, pesan dapat disampaikan dari komunikator kepada komunikan

melalui dua macam saluran, yaitu media massa dan saluran antar personal.

Selanjutnya menurut Rogers yang dimaksud dengan media massa meliputi surat

kabar, majalah, film, radio, dan televisi.2 Media massa dalam artian luas adalah

alat untuk menolong manusia dari keterbelakangan, membantu pesan manusia

sehingga bisa disampaikan secara serentak, cepat dan menjangkau khalayak luas

dimanapun mereka berada. Penggunaan media dalam penelitian ini dapat diartikan

sebagai media exposure atau terpaan media yaitu perilaku penggunaan media

komunikasi. Penggunaan media akan berlangsung secara terus menerus apabila

media mampu memenuhi kebutuhan individu. Dalam teory law effect perilaku

1

Evereet M Rogers, Comunication Tehnology The New Media In Society, The Free Pers, New Yprk, 1986, hlm 12

2

(8)

yang tidak mendatangkan kesenangan tidak akan diulangi, artinya kita tidak akan

menggunakan media apabila media tidak memberikan kepuasan pada kebutuhan

kita.3

Beberapa kesimpulan yang didapat menunjukan bahwa (1) Media massa

merupakan sumber yang lebih penting bagi pemuasan kebutuhan orang yang

”terasing” (alieneted) ataupun bagi mereka yang mengalami kekecewaan dari

dirinya sendiri, keluarga, teman atau dari masyarakat secara keseluruhan. (2)

Koresponden yang menyatakan bahwa persoalan negara dan kemasyarakatan

penting bagi mereka, memilih surat kabar sebagai prioritas dalam memenuhi

kebutuhan informasinya baru kemudian diikuti media radio dan televisi. (3) Buku

merupakan sumber terbaik untuk memenuhi kebutuhan hiburan. (4) Kebutuhan

Untuk ”membutuh waktu” (meluangkan waktu senggang dipenuhi oleh televisi).4

Kemudian aspek penggunaan media yang diukur pada umumnya meliputi:

(1) Waktu yang digunakan (time spent) dalam mengikuti berbagai media. (2)

Jenis-jenis isi yang diikutinya, dan (3) Berbagai hubungan individu yang

mengkonsumsi, baik dengan isi media ataupun dengan media pada umumnya.5

“McQuail, Blumler, and Brown (1972) proposed a model of “media-person interactions to classify four important media gratifications: (1) Diversion: escape from routine or problems, emotional release, (2) Personal relationships: companionship, social utility, (3) Personal identity: self reference, reality exploration, value reinforces, and (4) Surveillance (forms of information seeking).”6 (Menurut Mcquail, Blumler, dan Brown (

3

Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, Remajda Karya, Bandung, 1984, hlm 207

(9)

1972) merumuskan suatu model penggunaan media sebagai person interaksi yang menggolongkan empat kepuasan media : (1) Diversi: lepas dari rutinitas atau permasalahan, pelepasan/release emosional ( 2) Hubungan pribadi: Persahabatan, interaksi sosial (3) Tanda bukti diri: diri acuan, explorasi kenyataan, nilai menguatkan, dan ( 4) Pengawasan.)

Penelitian ini berpegang pada model teori komunikasi “Uses and

gratifications”. Model ini pada hakekatnya merupakan koreksi atas model jarum

hipodermik yang berasumsi bahwa komponen-komponen komunikasi

komunikator, pesan, dan media sangat kuat dalam mempengaruhi khalayak.

“The approach seeks to understand psychological motives individuals have to seek different mediachannels to gratify their needs. This approach, which was later developed into the uses and gratifications theory, focuses on psychological factors – individual needs, interests, attitudes, and values that should help shape audiences’ media selections (Lowery & Defleur, 1995).”7 ( Pendekatan ini digunakan untuk memahami psikologis alasan individu menggunakan media berbeda dalam memuaskan kebutuhan mereka yang memusat pada psikologis factor-faktor kebutuhan individu, minat, sikap, dan nilai-nilai yang membantu pemilihan media ( Lowery& Defleur, 1995).

Pada teori Uses and Grafitication dimana khalayak aktif dalam

menggunakan media yang diinginkan dan berhak untuk menilai kelebihan ataupun

kekurangan yang dipunyai oleh media.

”The uses and gratifications (U&G) theory originated from the functionalist perspective on mass media communication. It was first developed in research on the effectiveness of the radio medium in the 1940s. Basically, it focuses on the explanations for audience members'

Category: Communication Theory, Didownload tgl 11 februari 2009, pkl 09:34 wib.

7

(10)

motivations and associated behaviors.”8 ("Teori Uses and Gratifications berasal dari functionalist perspektif pada komunikasi suatu media massa.. Teori ini pertama kali dikembangkan pada sebuah riset yang mengamati sebuah efektivitas medium radio pada 1940. Pada dasarnya, teori uses and gratifications digunakan untuk mengetahui motivasi pendengar dan perilaku pendengar.)

Dalam menilai suatu media inilah kepuasan khalayak dapat diketahui.

Petunjuk mengenai suatu kepuasan terhadap suatu media bisa dilihat dari

karakteristik-karakteristik yang dikemukakan oleh Kanz, Gurevitch dan Haas

yaitu 9:

1. Isi-isi media, misalnya : berita-berita, cerita bersambung, drama di televisi.

2. Sifat-sifat media massa, misalnya : media cetak melawan media elektronik, media yang cara penerimaannya dibaca melawan media pandang dengar.

3. Ciri-ciri terpaan media, contoh : situasi dalam rumah melawan diluar rumah, situasi orang lain secara bersama-sama.

Menurut Maslow kebutuhan manusia bertingkat-tingkat.10 Teori tingkat

kebutuhan Maslow membagi kebutuhan manusia terdiri atas lima tingkatan dalam

rangka pemenuhan kepuasannya, lima tingkatan itu meliputi :

1. Kebutuhan Fisiologikal (faali)

Kebutuhan ini timbul berdasarkan kondisi fisiologikal badan kita,

seperti kebutuhan untuk makanan dan minuman, kebutuhan udara segar.11

8

Xueming Luo http://www.jiad.org/article22UG, Comunication Journal, uses and gratification theory and E-costumer behaviours a structural equation modelling study. Didownload tgl 17 februari 2009 pkl 18.45 wib.

9

Jalaludin Rahmat, Op Cit, hlm 100

10

(11)

Kebutuhan ini menjadi upaya tubuh kita untuk mencapai kesetabilan dan

memepertahankannya.dalam kebutuhan ini juga dicetuskan konsep

homeostatis, yang menunjukan usaha otomatis dalam tubuh untuk

mempertahankan aliran darah yang konstan dan normal.12

Tidak perlu diragukan lagi bahwa kebutuhan fisiologi ini adalah

kebutuhan yang paling kuat. Tegasnya ini berarti bahwa pada diri manusia

yang selalu merasa kurang dalam kehidupannya, kebutuhan fisiologilah

dan bukan yang lain, yang merupakan motivasi terbesar.

2. Kebutuhan akan keselamatan

Apabila kebutuhan fisiologikal relative telah terpenuhi, maka akan

muncul seperangkat kebutuhan baru, yang kurang lebih dapat kita

kategorikan dalam kebutuhan akan keselamatan (keamanan, kementapan,

ketergantungan, perlindungan, bebas dari rasa takut , cemas dan kekalutan.

Kebutuhan akan struktur, ketertiban, hokum, batas-batas, kekuatan dalam

diri pelindung dan sebagainya.13

3. Kebutuhan Sosial

Maslow menyebut kebutuhan ini sebagai kebutuhan kebutuhan

akan rasa memiliki dan rasa cinta. Apabila kebutuhan fisiologis dan

11

Asyar Sunyoto Munandar, Psikologi Industri dan Organisasi, UI, Jakarta, 2001, hlm 327

12

Abraham H Maslow, Op Cit, hlm 43

13

(12)

keselamatan cukup terpenuhi, maka akan muncul kebutuhan akan cinta,

rasa kasih dan memiliki.14

4. Kebutuhan harga Diri (Esteem Needs)

Kebutuhan harga diri meliputi dua jenis yaitu :

a.Yang mencakup factor-faktor internal, seperti kebutuhan harga diri,

kepercayaan diri otonomi dan kopetensi.

b.Yang mencakup faktor-faktor eksternal, kebutuhan yang menyangkut

reputasi seperti mencakup kebutuhna untuk dikenal dan diakui

(recognition) dan status.15

5. Kebutuhan Akualisasi diri

Kebutuhan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan

yang dimiliki. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan untuk menjadi kreatif,

kebutuhan untuk dapat merealisasikan potensinya secara penuh. Kebutuhan

ini menekankan kebebasan dalam melaksanakan tugas pekerjaanya.16

Kepuasan (satisfaction) menurut beberapa ahli didefinisikan sebagai

berikut: Gruneberg menyatakan bahwa kepuasan adalah reaksi emosi individu

terhadap objek tertentu sedangkan Locke mengemukakan bahwa kepuasan adalah

kondisi emosi individu yang positif atau menyenangkan sebagai hasil dari

14

Ibid, hlm 53

15

Asyar Sunyoto Munandar, Op Cit, hlm 53

16

(13)

penilaian atas suatu pekerjaan (objek) atau pengalaman tertentu. Menurut Thierry

kepuasan merupakan kondisi individu tentang hasil yang diinginkan.

Penelitian uses and gratification ini memfokuskan pada perbedaan antara

gratification sough (GS) dan gratification obtined (GO) yang lazim di sebut

gratification discrepancy (Discrepency). Konsep ini dipusatkan pada analisis

terhadap nilai GS dan GO yang merupakan modal dasar pengukuran terhadap

pengukuran kesenjangan kepuasan (Discrepency). Menurut Denis McQuail

konsep pemuasan kebutuhan terbagi menjadi dua, yaitu merupakan kepuasan yang

diharapkan jika menggunakan media tertentu, dan kepuasan nyata yang diperoleh

setelah mengkonsumsi media tertentu. Proses Discrepency dapat diukur dengan

memberi pertanyaan dalam 5 kategori gratifikasi yaitu:

1. General Information Seeking

Yaitu penggunaan isi media untuk mengetahui atau mencari

informasi-informasi yang bersifat umum.

2. Decision Utility

Yaitu menggunakan isi media untuk mengambil keputusan.

3. Entertainment

Yaitu menggunbakan isi media unuk mendapatkan hiburan.

4. Personal Utility

(14)

5. Parasosial Interaction

Yaitu menggunakan isi media untuk memperkuat hubungan sosial dan

kegiatan kemasyarakatan.17

Kepuasan yang diharapkan oleh audience (GS) sebelum menggunakan

media tidak terdapat dari perbedaan antara media yang satu dengan ynag lain.

Tetapi lebih banyak dipengarui oleh harapan-harapan khalayak yang diabtraksikan

dari pengalaman dalam berbagai jenis dan bentuk media. Sedangkan GO lebih di

abstraksikan terhadap materi favorit yang disajikan oleh media massa tertentu.

Tingkat GO bersifat sangat khusus dan berbeda-beda pada masing-masing media.

F. DEFENISI KONSEPSIONAL DAN DEFINISI OPERASIONAL a. Definisi konsepsional

Definisi konsepsional merupakan definisi yang digunakan untuk

menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang

menjadi pusat perhatian dari ilmu sosial.18

Adapun definisi konsepsional dari penelitian ini adalah :

1) Grafitication Sought (GS/ Kepuasan yang diharapkan) Merupakan

tingkat kepuasan yang dicari atau diharapkan seseorang melalui

penggunaan media massa tertentu.19

17

Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Erlangga, Jakarta, 1996, Hlm 9

18

Masri Singarimbun, Metode Penelitian survey, Gramedia, Jakarta, 1989, hlm 33

19

(15)

a) General Information Seeking (Yaitu penggunaan isi media

untuk mengetahui atau mencari informasi-informasi yang

bersifat umum) dengan indikator pertanyaan :

·Menonton televisi khususnya program acara berita karena

ingin endapatkan informasi tentang peristiwa yang terjadi

disekitar maupun diluar wilayah.

·Menonton televisi untuk memperoleh berita terbaru tentang

kejadian yang dialami orang lain ditempat lain.

b) Desicion Utility (Yaitu menggunakan isi media untuk

mengambil keputusan) dengan indikator pertanyaan :

·Menonton televisi untuk memuaskan rasa ingin tahu tentang

suatu kejadian, peristiwa, berita yang tengah terjadi dan

kemudian termotivasi untuk menyaksikan acara tersebut.

c) Interpersonal Utility (Yaitu menggunakan isi media untuk

memenuhi kebutuhan pribadi) dengan indikator pertanyaan :

·Menonton televisi untuk mendapatkan bahan pembicaraan

dengan orang lain.

·Menonton televisi untuk mendapatkan bukti/fakta untuk

memperkuat dan mengeluarkan opini untuk mempengaruhi

(16)

·Menonton televisi untuk menunjang nilai-nilai pribadi dan

pencitraan diri.

d) Sosial Interaction (Yaitu menggunakan isi media untuk

memperkuat hubungan sosial dan kegiatan kemasyarakatan)

dengan indikator pertanyaan :

·Menonton televisi sebagai sarana berkumpul bersama

keluarga atau teman.

·Menontot televisi sebagai sarana untuk memperbincangkan

peristiwa yang ada dengan orang lain.

e) Entertaimant (Yaitu menggunbakan isi media unuk

mendapatkan hiburan) dengan indikator pertanyaan :

·Menonton televisi sebagai sarana mengisi waktu luang dan

semata-mata untuk hiburan.

2) Grafitication Obtained (GO/Kepuasan yang diperoleh)

Merupakan tingkat kepuasan nyata yang diperoleh seseorang setelah

mengkonsumsi media. Pada GO cara pengukuran sama seperti GS.

3) Media Use (penggunaan media)

Suatu pola atau cara dalam menggunakan atau mengkonsumsi media

massa, dimana khalayak secara aktif menentukan suatu reaksi yang ia

(17)

oleh responden.20 Kemudian aspek penggunaan media pada umumnya

diukur dengan : (1) Waktu yang digunakan (time spent) dalam

mengikuti berbagai media. (2) Jenis-jenis isi yang diikutinya, dan (3)

Berbagai hubungan individu yang mengkonsumsi, baik dengan isi

media ataupun dengan media pada umumnya.21 Aspek penggunaan

media ini dibagi menjadi 3 indikator yaitu :

a. Frekuensi yaitu tingkat keseringan penggunaan media karena

terpaan media.

b. Durasi yaitu waktu yang digunakan untuk menggunakan

media

c. Intensitas yaitu banyaknya waktu yang dalam mengkonsumsi

suatu media.22

4) Grafitication Discrepansy (D/kesenjangan Kepuasan)

Grafitication Discrepancy adalah kesenjangan kepuasan antara

kepuasan yang diharapkan (GS) dengan kepuasan yang diperoleh

(GO) khalayak dari penggunaan sebuah media.

b. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang diberikan kapada suatu

variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun

20

Jalaludin Rahmat, Op Cit, hlm 45

21

Ibid, hlm 105

22

(18)

memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel

tersebut.23 Definisi operasional dari penelitian ini adalah:

1. Gratification Sought (GS)

Adalah berbagai alasan untuk yamg mendorong seseorang untuk

menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Penghitungan tingkat

kepuasan yang diharapkan (GS) berdasarkan pertanyaan berikut yang mengacu

pada 5 kelompok motif kebutuhan yang diajukan, yaitu:

a) General Information Seeking (Yaitu penggunaan isi media untuk

mengetahui atau mencari informasi-informasi yang bersifat umum)

dengan indikator pertanyaan :

· Menonton televisi khususnya program acara berita karena ingin

endapatkan informasi tentang peristiwa yang terjadi disekitar

maupun diluar wilayah.

· Menonton televisi untuk memperoleh berita terbaru tentang

kejadian yang dialami orang lain ditempat lain.

b) Desicion Utility (Yaitu menggunakan isi media untuk mengambil

keputusan) dengan indikator pertanyaan :

· Menonton televisi untuk memuaskan rasa ingin tahu tentang suatu

kejadian, peristiwa, berita yang tengah terjadi dan kemudian

termotivasi untuk menyaksikan acara tersebut.

23

(19)

c) Interpersonal Utility (Yaitu menggunakan isi media untuk memenuhi

kebutuhan pribadi) dengan indikator pertanyaan :

· Menonton televisi untuk mendapatkan bahan pembicaraan dengan

orang lain.

· Menonton televisi untuk mendapatkan bukti/fakta untuk

memperkuat dan mengeluarkan opini untuk mempengaruhi orang

lain.

· Menonton televisi untuk menunjang nilai-nilai pribadi dan

pencitraan diri.

d) Sosial Interaction (Yaitu menggunakan isi media untuk memperkuat

hubungan sosial dan kegiatan kemasyarakatan) dengan indikator

pertanyaan :

· Menonton televisi sebagai sarana berkumpul bersama keluarga

atau teman.

· Menontot televisi sebagai sarana untuk memperbincangkan

peristiwa yang ada dengan orang lain.

e) Entertaimant (Yaitu menggunbakan isi media unuk mendapatkan

hiburan) dengan indikator pertanyaan :

· Menonton televisi sebagai sarana mengisi waktu luang dan

(20)

2. Grafitication Obtained (GO)

Variabel kepuasan yang diperoleh (GO) diukur dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang dioperasionalkan dari 9 item pertanyaan seperti (GS).

Gratification Obtained ini dioperasikan dengan jalan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan 3 alternatif jawaban yang menggunakan tiga skala

pengukuran yaitu untuk jawaban pilihan M (Memenuhi) diberi skor 3, CM

(Cukup Memenuhi)diberi skor 2, dan TM (Tidak Memenuhi) diberi skor 1.

3. Media Use (Penggunaan Media)

Tingkat penggunaan media pada responden dalam penelitian ini

dihitung berdasarkan dengan memberikan 8 pertanyaan Aspek

penggunaan media ini dibagi menjadi 3 indikator yaitu :

a. Frekuensi yaitu tingkat keseringan penggunaan media karena

terpaan media.

a). Seberapa sering anda menonton siaran berita ditelevisi? a. Sering

b. Kadang-kadang c. Jarang sekali

b). Pada saat menonton siaran berita Liputan 6 Petang di

SCTV atau Reportase Sore di Trans TV apakah anda melakukan aktivitas lain?

(21)

b. Durasi yaitu waktu yang digunakan untuk menggunakan

media

c). Berapa jam dalam seminggu anda menonton siaran berita

Liputan 6 Petang di SCTV atau Reportase Sore di

Trans TV? (1 jam per hari) a. 5-7 jam dalam satu minggu b. 3-4 jam dalam satu minggu c. 1- 2 jam dalam satu minggu

c. Intensitas yaitu banyaknya waktu yang dalam mengkonsumsi

suatu media.

d). Pentingkah menurut anda menonton siaran berita televisi? c. Tidak pernah tepat waktu

f). Program acara televisi apa yang paling anda gemari? a. Berita

b. Infotaiment c. Sinetron

Kemudian aspek penggunaan media yang diukur menggunakan tiga skala

pengukuran yaitu Tinggi, Sedang, dan Rendah. Berdasarkan penentuan skor

tersebut diatas diperoleh nilai tertinggi dari 6 item pertanyaan, yaitu 6 x 3 = 18

(sebagai batas atas) dan nilai terendaah 6 x 1 = 6 (sebagai batas bawah), maka

interval kelasnya adalah :

(22)

i = 18 – 6 3 = 4

Kategorisasi ke 3 kelas tingkat kepuasan yang diharapkan responden tersebut

adalah :

· Tinggi :16 – 18 artinya tingkat penggunaan media responden tinggi

· Sedang : 11 – 15 artinya tingkat penggunaan media responden sedang

· Rendah : 6 – 10 artinya tingkat penggunaan media responden rendah

G. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah deskriptif kuantitatif,

yang merupakan suatu proses yang berawal dari pada minat untuk mengetahui

fenomena tertentu dan selanjutnya menjadi suatu gagasan, teori, konseptualisasi,

pemilihan metode yang sesuai dan seterusnya. Penelitian ini dilakukan secara

ilmiah, sehingga langkah-langkah sistematis. Metode penelitian deskriptif adalah

suatu metode yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang

seluas-luasnya terhadap objek penelitian pada suatu saat tertentu. Menurut Jalaludin

Rakhmat penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi dan peristiwa.

Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis

atau membuat prediksi. Penelitian ini hanya memaparkan bagaimana audience

secara aktif memenuhi kebutuhannya pada pilihan-pilihan program tayangan

(23)

diharapkan oleh responden dengan kepuasan yang diperolehnya sehingga

memunculkan kesenjangan kepuasan pada responden.24 Pada teknik penelitian ini

data yang diperoleh merupakan hasil dari penyebaran kuestioner pada responden

dilapangan .

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang di ambil oleh penulis adalah bertempat di Dewan

Perwakilan rakyat Daerah (DPRD) Karanganyar. Alasan dipilihnya DPRD

Kabupaten Karang Anyar sebagai lokasi penelitian adalah sebagai berikut:

Pada saat melakukan penelitian di DPRD Karanganyar, sebagian besar

wilayah Indonesia mengalami banyak bencana alam yang diakibatkan oleh musim

hujan, dimana sebagian wilayah mengalami banjir, tanah longsor, badai, banjir

lahar dingin dan sebagainya. Salah satunya adalah Kabupaten Karanganyar

dimana bencana tanah longsor selalu datang saat musim penghujan tiba. Selain

bencana alam yang terjadi, keadaan krisis global yang melanda dunia juga

berpengaruh pada stabilitas ekonomi di Indonesia dan Kabupaten Karanganyarpun

pasti terkena imbasnya dimana sektor ekonomi didaerah ini cukup banyak.

Sehingga sangat menarik bagi peneliti untuk di teliti bagaimana kesenjangan

kepuasan para anggota DPRD Karanganyar dalam mendapatkan informasi yang

aktual dari menonton program siaran berita televisi kususnya pada progran siaran

berita Liputan 6 Petang di SCTV dan Reportase Sore di Trans TV.

24

(24)

3. Tehnik Penarikan Sampel

Populasi adalah individu-individu atau objek yang akan menjadi sasaran

penelitian yang tidak saja berupa alat-alat, keadaan atau tempat dan sebagainya.

sedangkan individu yang diselidiki itu di sebut sample.25

Dalam penelitian ini peneliti mengambil sample dari seluruh populasi

yang ada. Yaitu seluruh anggota DPRD Kabupaten Karanganyar masa bakti

2004-2009 yang berjumlah 45 orang.

4. Tehnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data penulis di dapat melalui:

a.Data Primer

1. Observasi yaitu data yang diperoleh langsung melalui pengamatan

dilapangan.

2. Questioner yaitu daftar pertanyaan yang ditujukan pada responden baik

secara langsung maupun tidak langsung.

b.Data Sekunder

Data ini diambil, secara tidak langsung dari sumbernya, meliputi

studi kepustakaan, dokumentasi, data-data administrasi dan dari

sumber-sumber lain yang mendukung kepustakaan.

25

(25)

5. Tehnik Analisis Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tehnik analisis dengan

menyederhanakan hasil dari lapangan dalam bentuk kode. Penyederhanaan ini

dilakukan secara manual dengan menggunakan Coding Sheet. Penghitungan

dimana setiap item dari GS disilangkan dengan item dari GO yang sejenis.

Pengoprasionalan dari rumus ini di sebut dengan Croos Tabulation atau tabulasi

silang agar dapat menggetahui prosentase tingkat kesenjangan kepuasan media

dalam memuaskan respondennya berdasarkan penghitungan item-item yang telah

ditentukan.

Pada penelitian ini penulis menggunakan uji signifikasi dari Chi kuadrat

dengan menggunakan rumus 26:

Dimana :

X² = Chi kuadrat (Discrepancy)

fo = kepuasan yang diperoleh (GO)

fh = kepuasan yang diharapkan (GS)

26

Drs Hartono, Mpd, Statistik Untuk Penelitian,Yogyakarta ,Pustaka Pelajar2004. hlm 152

X² =

(fo-fh)²

(26)

BAB II

SEKILAS TENTANG DPRD KABUPATEN KARANGANYAR

A. Landasan Hukum dan Terbentuknya DPRD Kabupaten Karanganyar

Dalam pasal 18 UUD 1945, yang berbunyi “ pembagian daerah

Indonesia atas daerah besar dan daerah kecil dengan bentuk dan susunan

pemerintahan ditetapkan dengan undang-undang, dengan memendang dan

mengingat dasar permusyawaratan dalam system pemerintahan Negara, dan

hak-hak asal usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa.” Lebih l;anjut

pasal 18 tersebut diperjelas dan dipertegas lagi dalam penjelasan UUD 1945

sebagai berikut : Oleh karna Negara Indonesia itu “ eenheidstaat” maka

Indonesia tidak munkin mempunyai daerah didalam lingkungannya yang

bersifat “staat” juga. Daerah Indonesia akandibagi dalam bebera propinsi, dan

daerah propinsi akan dibagi pula dalam daerah yang lebih kecil.

Daerah-daerah itu bersifat otonom (streek- dan locale rechtsgemeenschappen) atau

bersifat administrasi berkala, semuanya menurut aturan yang ditetapkan oleh

undang-undang. Di daerah-daerah yang bersifat otonom akan diadakan badan

perwakilan daerah oleh karena di daerahpun pemerintah akan bersendi pada

permusyawaratan.

Dengan isi penjelasan UUD’45 menjadi jelas bahwa pasal 18 UUD’45

menjadi landasan pembentukan pemerintah daerah yang di atur dengan

undang-undang bahwa daerah-daerah dimaksud akan bersifat otonom dan

akan memiliki badan perwakilan daerahl juga dapat ditarik kesimpulan bahwa

(27)

pasal 18 UUD’45 berikut penjelasanya merupakan landasan hokum

pembentukan pemerintah daerah berikut aparat-aparatnya. Salah satu unsure

pentingnya adalah adanya semacam badan perwakilan daerah, dalam

perkembangannya menjelma menjadi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD).

Selanjutnya kalau kita meringkas isi penjelasan UUD’45 akan

dijumpai pokok-pokok pengertian sebagai berikut.

1. Daerah tidaklah bersifat “staat” atau Negara (dalam Negara)

2. Wilayah Indonesia dibagi dalam propinsi. Propinsi ini kemudian dibagi

pula dalam daerah-daerah yang lebih kecil.

3. Derah-daerah itu adalah daerah-daerahotonom atau daerah administrasi

4. Di daerah otonom dibentuk badan perwakilan daerah sesuai dengan dasar

permusyawaratan dalam sisitem pemerintahan Negara.

Sejak 1945 lembaga legislative daerah telah mengalami perkembangan

yang cukup menarik, baik dalmam segi hukum maupun praktek. Semenjak

aturan yang dipegang adalah UU No.5 tahun 1974, tentang pokok-pokok

pemerintahan di daerah, yang mulai berlaku tanggal 23 Juli 1974, sampai

terbentukanya UU No.22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah, tercatat

telah mengalami enam kali perubahan kedudukan hokum sesuai isi

(28)

Dengan demikian secara tidak langsung telah digambarkan struktur

dan pola organisasi pemerintahan daerah yang dalam banyak hlm merupakan

penjabaran dari struktur organisasi serta mekanisme organisasi Negara

Republik Indonesia dalam arti terbatas.27 Adapun penjabaran itu mencakup :

1. Pemerintah daerah adalah suatu keharusan dalam struktur Negara

Republik Indonesia.

2. Pemerintah daerah mempunyai kepala daerah.

3. Pemerintah daerah dijalankan secara demokratis dengan bersendi

atas dasar permusyawaratan. Hlm ini menjadi landasan dasar

pembentukan lembaga legislative daerah yang berkembang menjadi

DPRD

4. Kepala daerah diberi otonomi

5. Pembentukan daerah dilakukan dengan undang-undang.

6. Pemberian otonomi disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah

yang bersangkutan.

Untuk melaksanakan fungsinya sebagai wakil rakyat, kepada DPRD

diberikan hak-hak tertentu meliputi :28

27

Bambang Cipto, Dewan Perwakilan Rakyat Dalam Era Pemerintahan Modern-Industrial, Rajawali Pers, Jakara, 1995, hlm 21

28

(29)

1. Hak anggaran

2. Hak mengajukan pertanyaan bagi setiap anggota.

3. Hak meminta keterangan

4. Hak mengadakan perubahan.

5. Hak mengajukan pernyataan pendapat.

6. Hak prakarsa.

7. Hak mengadakan penyelidikan.

Keberhasilan DPRD sebagai lembaga tergantung dari pelaksanaan

fungsi DPRD tersebut. Pada garis besarnya fungsi legislative mencakup:29

1. Fungsi memilih

2. Fungsi pengendalian dan pengawasan

3. Fungsi membuat undang-undang dan peraturan daerah

4. Fungsi debat

5. Fungsi representasi

Dalam hlm ini fungsi DPRD yang sering menjadi sorotan masyarakat

adalah fungsi dimana anggota DPRD sebagai representasi. Yang mana DPRD

harus bertindak dan berperilaku “represent” (wakil) untuk setiap tindak

tanduknya dalam seluruhkegiatannya dalam menjalankan tugasnya sebagai

anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Menurut Syarief Makhya di bidang

perwakilan, DPRD berperan untuk menyerap dan menyalurkan berbagai

aspirasi masyarakat serta memperjuangkan agar bias terwujud dalam

kebijak-kebijakan pemerintah daerah.30

29

Ibid, hlm 85

30

(30)

Dengan demikian DPRD harus diimbangi dengan perbuatan dan hasil

kerja yang produktif dan berguna bagi rakyat yang diwakilinya.DPRD adalah

duta, pembawa suara, penyambung lidah, pelindung dari rakyat yang

mempercayakan suara kepadanya lewat suatu pemilihan umum.31

Secara teoritis DPRD lebih dekat dan dapat merasakan langsung

persoalan masyarakat serta dapat berkomunikasi lebih cepat, langsung, dan

saling kenal dengan sesama anggota DPRD, maupun dengan eksekutif.

Harapan masyarakat akan adanya DPRD yang ideal adalah wajar dan

merupakan tuntutan yang terhormat dalam mekanisme demokrasi. Adanya

kelemahan DPRD sekarang ini bukanlah kelemahan structural tetapi lebih

pada anggotanya itu sendiri secara perseorangan. Dengan demikian

komunikasi DPRD dengan masyarakat harus ditingkatkan secara terus

menerus.

B. Susunan Anggota DPRD Kabupaten Karanganyar

Susunan keanggotaan dan pimpinan DPRD tingkat II diatur dalam

pasal 34 – 35 UU No.2 Tahun 1985 secara garis besar susunan dan

keanggotaan serta kepemimpinan DPRD II hampir sama dengan susunan

keanggotaan DPRD. Setelah masa reformasi hlm ini diatur dalam UU No.4

Tahun 1999 tentang susunan dan kedudukan Majelis Permusyawaratan

Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Kemudian untuk DPRD Karanganyar sendiri mengenai susunan dan

31

(31)

kedudukan DPRD diatur dalam Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kabupaten Karanganyar pasal 2 dan pasal 3.

1. Struktur Organisasi dan Fungsinya

Sumber : Sekretariat DPRD Kabupaten Karanganyar

Adapun penjelasan dari struktur diatas adalah :

1.1Pimpinan DPRD

Adalah salah satu kelengkapan DPRD, dan merupakan satu kesatuan

yang bersifat kolektif dan tidak mewakili fraksi yang ada dalam

DPRD.adapun tugas dari ketua DPRD adalah :

a.Menyusun rencana kerja dan mengadakan pembagian kerja ketua

dan wakil ketua serta rapat paripurna DPRD.

Fraksi -fraksi Pimpinan

DPRD

Secretariat DPRD

Panitia musyawarah

Panitia Anggaran

Panitia Khusus

Komisi - komisi

Panitia Rumah

Komisi E Komisi D

Komisi C Komisi B

(32)

b.Memimpin rapat panitia musyawarah dalam menetapkan acara

rapat paripurna DPRD serta pelaksanaannya.

c.Memimpin rapat panitia anggaran.

d.Menjaga peraturan tata tertib DPRD agar dapat dilaksanakan

dengan seksama.

e.Menyipulkan hasil rapat yang dipimpinnya.

f. Melaksanakan keputusan-keputusan rapat.

g.Menyampaikan keputusan rapat kepada pihak-pihak yang

bersangkutan.

h.Memberitahukan hasil musyawarah yang dianggap perlu kepada

Bupati / Kepala daerah.

i. Mengadakan konsultasi dengan Bupati / Kepala daerah.

1.2Panitia Musyawarah

Merupakan kelengkapan DPRD yang bersifat tetap dan dibentuk oleh

DPRD pada permulaan masa keanggotaan DPRD.adapun susunan

keanggotaan panitia musyawarah ditetapkan oleh Rapat Paripurna DPRD.

(33)

a.Memeberikan pertimbangan atau saran kepada pimpinan DPRD

tentang penetapan program kerja DPRD dan pelaksanaanya, baik

atas permintaan pimpinan DPRD atau tidak.

b.Menetapkan kegiatan dan jadwal acara rapat paripurna DPRD.

c.Memutuskan pilihan mengenai risalah apabila timbul perbedaan

pendapat.

d.Memberi saran atau pendapat kepada pimpinan DPRD untuk

memperlancar segala pembicaraan atas dasar musyawarah mufakat.

e.Bermusyawarah dengan Bupati / Kepala daerah mengenai hlm yang

berkenan dengan penetapan acara serta pelaksanaan apabila

dianggap perlu oleh DPRD atau oleh Bupati / Kepala daerah.

1.3Panitia Anggaran

Merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap, dan dibentuk

oleh DPRD pada permulaan masa keanggotaan DPRD, yang mempunyai

kedudukan dan peranan yang sangat strategis dalam pelaksanaan hak anggaran

DPRD. Keanggotaan ini terdiri dari setiap fraksi berdasarkan perimbangan

jumlah anggotanya dan setiap wakil dari setiap komisi. Ketua dan Wakil

DPRD karena jabatanya adalah ketua dan wakil ktua panitia anggaran. Tugas

(34)

a. Memberikan saran dan pendapat kepada bupati / kepala daerah dalam

mempersiapkan rancangan nota keuangan, rancangan APBD,

perubahan dan perhitungannya yang telah disampaikan oleh bupati /

kepala daerah.

b. Memberi saran dan pendapat kepada DPRD mengenai rancangan nota

keuangan, rancangan APBD, perubahan dan perhitungannya yang

telah disampaikan oleh bupati / kepala daerah.

1.4Komisi

Merupakan badan yang dibentuk khusus umtuk memperlancar

pekerjaan DPRd agar tercapai efisiensi. Komisi merupakan salah satu alat

kelengkapan DPRD yang bersifat tetap. Seluruh anggota DPRD harus menjadi

anggota komisi terkecuali ketua DPRD. Jumlah anggota tiap komisi

sedapat-dapatnya sama banyak. Dalam setiap komisi terdapat ketua, wakil ketua, dan

seorang sekretaris komisi yang ditentukan dari musyawarah anggota komisi.

Tugas dari komisi pada DPRD adalah :

a. Melakukan pembahasan terhadap rancangan peraturan daerah dan

rancangan DPRD yang terdapat dalam tugas disetiap bidang-bidang

dalam tiap komisi.

(35)

c. Melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pamarintahan

dalam pelaksanaan pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat

yang termasuk dalam tugas komisi.

d. Membantu pimpinan DPRD untuk mengupayakan penyelesaian

masalah yang disampaikan bupati kepada DPRD.

e. Mengadakan rapat kerja Bupati / Kepala Daerah atau pejabat yang

ditunjuk dan rapat dengar pendapat dengan lembaga, badan dan

organisasi kemasyarakatan.

f. Mengadakan peninjauan dan kunjungan kerja yang dianggap perlu

oleh komisi yang bersangkutan atas persetujuan ketua DPRD.

g. Mengajukan usul dan saran kepada pimpinan DPRD yang termasuk

dalam ruang lingkup bidang tugas masing-masing komisi.

h. Menyusun peryataan tertulis dalam rangka pembahasan suatu masalah

yang menjadi tugas masing-masing komisi.

Dalam pemerintahan DPRD Karanganyar, Komisi terdiri dari lima

komisi yaitu

1. Komisi A ( Bidang Pemerintahan dan Keamanan) komisi ini

berperan dalam mengurus antara lain pemerintahan umum dan

(36)

ketertiban, pertanian dan agraria, penerangan media massa dan

humas, kepegawaian, kependudukan, dan kesekretariatan.

2. Komisi B ( Bidan Perekonomian) komisi ini bertugas dalam urusan

pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, perdangan, koperasi,

perindustrian dan kerajinan, dunia usaha, peneneman modal dan

periwisata.

3. Komisi C ( Bidang Keuangan) bertugas dalam urusan umum

keuangan, anggaran, perlengkapan, inventaris daerah,

kesekretariatan DPRD, perusahaan daerah, dan perbankan.

4. Komisi D ( Bidang Pembangunan) dalam komisi ini anggotanya

mengurusi pembangunan lingkungan hidup, Pekerjaan umum,

pengairan, perumahan dan tata kota, perhubungan, perencanaan

pembangunan, gupita loka/ operation room.

5. Komisi E ( Bidang Kesejahteraan Rakyat) dalam komisi ini

mengurusi masalah-masalah keagamaan, pendidikan, kebudayaan,

kesehatan, transmigrasi, tenaga kerja/ perburuhan, pemuda, olahraga

dan pramuka, urusan wanita, dan kesejahteraan sosial.

Adapun kegiatan-kegiatan anggota komisi antara lain:

1).Kunjungan Kerja

(37)

3).Dengar Rapat

4).Rapat-rapat rutin

1.5Panitia Khusus

Merupakan kelengkapan DPRD yang bersifat sementara.dibentuk oleh

pimpinan DPRd untuk tugas-tugastertentu. Adapun keanggotaan panitia kusus

ini adalah sebagai berikut:

a. Terdiri dari sekurang-kurangnya tiga orang anggota termasuk

seorang ketua yang ditunjuk oleh pimpinan DPRD.

b. Panitia khusus dapat menunjuk seorang anggota sebagai sekretaris.

2. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Adalah unsur staf yang membantu pimpinan DPRd dalam

meyelenggarakan tugas dan kewajibannya. Dalam kesekretariatan DPRD

dipimpin oleh seorang sekretaris DPRD. Tugas dari bidang ini adalah

melaksanakan tugas-tugas dan segala usaha dalam peyelenggaraan sidang-sidang,

urusan rumah tangga dan keuangan DPRD.

3. Fraksi DPRD

Adalah pengelompokan anggota DPRD yang terdiri atas kekuatan politik

yang mencerminkan golongan dalam masyarakat. Adapun fraksi-fraksi dalam

(38)

a. Fraksi Partai Demokrat

b. Fraksi PDIP Perjuangan

c. Fraksi Golkar

d. Fraksi PAN

e. Fraksi PKS

f. Fraksi Partai Pelopor Pembangunan

Tugas dari fraksi-fraksi ini adalah:

a. Menentukan dan mengatur segala sesuatu yang menyangkut

urusan fraksi masing-masing

b. Meningkatkan kwalitas, kemampuan, efisiensi dan

efektifitas kerja para anggotanya.

C. Identitas Responden

1. Identitas Responden Menurut Usia

Klasifikasi usia pada anggota DPRD Kabupaten Karanganyar terdapat

tiga kelas yaitu Dewasa, Tua, dan Lanjut Usia.usia antara 25-40 tahun

termasuk dalam kategori dewasa, usia pada 41-55 tahun termasuk dalam

kategori tua dan pada kategori lanjut usia adalah para anggota yang usia ada

(39)

Tabel 1.1 Kelompok Usia Responden

NO Kelompok Usia Frekuensi Prosentase( % )

1

Sumber : Sekretariat DPRD Kabupaten Karanganyar

2. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin

Angota DPRD Kabupaten Karanganyar mayoritas adalah laki-laki

dengan jumlah anggota 42 orang dan wanita hanya 3 orang.

Tabel 1.2 Jenis Kelamin Responden

NO Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase %

1

(40)

3. Identitas Responden Menurut Latar Belakang Pendidikan

Sebagian besar anggota DPRD Kabupaten memiliki latar belakang

pendidikan hanya setingkat SMA. Hlm ini hanya selisih sedikit dengan

anggota yang memiliki pendidikan Sarjana dan hanya sebagian persen yang

tingkat pendidikannya Diploma, namun masih ada anggota yang hanya

tamatan SMP. Data yang peneliti dapat tentang latar belakang pendidikan para

anggota DPRD Karanganyar dijabarkan pada tabel berikut.

Tabel 1.3 Latar Belakang Pendidikan

NO Pendidikan Frekuensi Prosentase %

1

Sumber : Sekretariat DPRD Kabupaten Karanganyar

4. Identitas Responden Menurut Asal Fraksi

Fraksi Golkar merupakan partai yang memiliki anggota paling banyak

di DPRD Karanganyar yang memiliki 15 anggota kemudian fraksi PDIP yang

memiliki 12 anggota, Partai Demokrat dan PKS 5 orang dan sedangkan PAN

(41)

Tabel 1.4 Asal Fraksi Responden

NO Fraksi Frekuensi Prosentase %

1

Sumber : Sekretariat DPRD Kabupaten Karanganyar

5. Identitas Responden Menurut Komisi Yang Dibawahi

Dalam keanggotaan DPRD Karanganyar terdapat 4 orang yang tidak

termasuk dalam jajaran komisi.dalam komisi B terdapat 9 orang anggota

(42)

Tabel 1.5 Komisi Responden

NO Komisi Frekuensi Prosentase %

1

2

3

4

5

6

Pimpinan

Komisi A

Komisi B

Komisi C

Komisi D

Komisi E

4

8

9

8

8

8

8.88 %

17.78 %

20 %

17.78 %

17.78 %

17.78 %

Jumlah 45 100 %

(43)

BAB III

VARIABEL GRATIFICATION SOUGHT (SG), MEDIA USE DAN GRATIFICATION OBTAINED (GO)

A. GRATIFICATION SOUGHT (GS)

Gratification Sought (GS) ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa

tinggi tingkat kepentingan dari kebutuhan yang dimiliki responden untuk

menilai tingkat kepuasannya melalui program acara berita Liputan 6 Petang

Petang di SCTV dan Reportase Sore di Trans Tv.

Data perolehan dari GS yang peroleh peneliti diperoleh dengan

memberikan 5 kelompok kebutuhan yang di jabarkan dalam 9 item

pertannyaan tentang motivasi menonton kedua siaran tersebut. Masing-masing

pertannyaan diberi 3 alternativ jawaban dengan 3 skala yaitu Sangat penting

(SP), Penting (P) dan Tidak penting (TP). Data yang diparoleh dapat dilihat

dalam tabel berikut:

TABEL 2

GAMBARAN UMUM TENTANG TINGKAT KEPUASAN YANG DIHARAPKAN (GS) DARI SEBUAH MEDIA

No Gratification Sought (GS)

Sangat

Penting Penting

Tidak Penting

F % F % F %

General Information seeking 1 Menonton televise untuk

mendapatkan informasi didalam maupun diluar

wilayah.

(44)

2 Untuk memperoleh berita

3 Menonton televise untuk memuaskan rasa ingin tahu

4 Menonton televise sebagai bahan pembicaraan dengan

6 Menonton televise untuk menunjang nilai-nilai pribadi dan pencitraan diri.

9 20 27 60 9 20 Sosial Interaction

7 Menonton televise sebagai sarana berkumpul keluarga dan teman.

9 20 22 48,89 14 31,11

8 Menonton televise sebagai sarana bahan perbincangan dengan orang lain.

9 20 16 35,56 20 44,44

Entertaimant

9 Menonton televise sebagai

hiburan. 9 20 27 60 9 20

Sumber : questioner no 12-20

Seperti terlihat pada tabel diatas, skala penting dalam setiap kelompok

(45)

semuanya diatas 50 % tapi rata-rata responden menjawab penting pada setiap

pertanyaannya. Hal ini menunjukan bahwa responden cukup mengharapkan

pemenuhan kebutuhan dari kedua siaran berita tersebut.

Menonton televise untuk mendapatkan informasi didalam maupun

diluar wilayah merupakan salah satu motif yang dianggap penting oleh

responden dimana data GS menunjukan 82,22 % responden menjawab

penting. Hal ini karena responden merupakan anggota DPRD yang memiliki

kepentingan dengan keadaan wilayah baik wilayah Karanganyar maupun

wilayah lain. Demikian pula dengan motif menonton televise untuk

memuaskan rasa ingin tahu tentang kejadian atau peristiwa yang sedang

terjadi dan termotivasi untuk menonton, menonton televise untuk menunjang

nilai-nilai pribadi dan pencitraan diri dan motif hiburan, 60 % responden

menjawab penting.

TABEL 2.1

JENIS-JENIS GRATIFICATION SOUGHT YANG MENPUNYAI PERSENTASE TERTINGGI (DOMINAN)

NO GRATIFICATION SOUGHT (GS)

PENTING

F %

1 Menonton televise untuk

mendapatkan informasi didalam maupun diluar wilayah.

37 82,22

2 Menonton televise untuk memuaskan rasa ingin tahu tentang kejadian atau peristiwa yang sedang terjadi dan

(46)

3

Menonton televise untuk menunjang

nilai-nilai pribadi dan pencitraan diri. 27 60

4 Menonton televise sebagai hiburan. 27 60

5

Untuk memperoleh berita terbaru tentang kejadian atau peristiwa yang

dialami orang lain ditempat lain. 25 55,56

6

Menonton televise untuk mendaparkan bukti/fakta dalam memperkuat opini untuk mempengaruhi orang lain.

25 55,56

7 Menonton televise sebagai bahan

pembicaraan dengan orang lain. 22 48,89

8 Menonton televise sebagai sarana

berkumpul keluarga dan teman. 22 48,89

Dari fakta diatas, dari 9 pertannyaan yang diberikan pada responden

hampir semua jawaban ada pada skala penting, maka penulis menyimpulkan

bahwa GS atau kepuasan yang diharapkan oleh responden saat menyaksikan

program siaran berita Liputan 6 Petang dan Reportase Sore adalah sebagai

berikut:

Responden cukup mengharapkan terpenuhinya kebutuhan menonton

televise untuk mendapatkan informasi didalam maupun diluar wilayah dengan

(47)

§ Responden cukup mengharapkan terpenuhinya kebutuhan

menonton televise untuk memuaskan rasa ingin tahu tentang

kejadian atau peristiwa yang sedang terjadi dan termotivasi

untuk menonton, menonton televise untuk menunjang

nilai-nilai pribadi dan pencitraan diri dan menonton televise sebagai

hiburan. Yakni 27 orang dengan prosentase 60 %.

§ Responden cukup mengharapkan terpenuhinya kebutuhan

untuk memperoleh berita terbaru tentang kejadian atau

peristiwa yang dialami orang lain ditempat lain, dan menonton

televise untuk mendaparkan bukti/fakta dalam memperkuat

opini untuk mempengaruhi orang lain.sebasar 22 orang

menjawab penting atau 55,56% dari kedua kelompok

kebutuhan ini.

§ Responden cukup mengharapkan terpenuhinya kebutuhan

menonton televise sebagai bahan pembicaraan dengan orang

lain dan menonton televise sebagai sarana berkumpul keluarga

dan teman. Dari kedua kelompok kebutuhan ini 48,89 5

responden menjawab penting atau sebanyak 22 responden.

(48)

Pada bagian terdahulu telah dijelaskan pengertian dari penggunaan

media atau media use merupakan alat untuk menolong manusia dari

keterbelakangan, membantu pesan manusia sehingga bisa disampaikan secara

serentak, cepat dan menjangkau khalayak luas dimanapun mereka

berada.Penggunaan media dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai media

exposure atau terpaan media yaitu perilaku penggunaan media komunikasi.

Penggunaan media akan berlangsung secara terus menerus apabila

media mampu memenuhi kebutuhan individu. Dalam teory law effect perilaku

yang tidak mendatangkan kesenangan tidak akan diulangi, artinya kita tidak

akan menggunakan media apabila media tidak memberikan kepuasan pada

kebutuhan kita.32

Beberapa kesimpulan yang didapat menunjukan bahwa (1) Media

massa merupakan sumber yang lebih penting bagi pemuasan

kebutuhan orang yang ”terasing” (alieneted) ataupun bagi mereka

yang mengalami kekecewaan dari dirinya sendiri, keluarga, teman

atau dari masyarakat secara keseluruhan. (2) Koresponden yang

menyatakan bahwa persoalan negara dan kemasyarakatan penting

bagi mereka, memilih televisi. sebagai prioritas dalam memenuhi

kebutuhan informasinya baru kemudian diikuti media radio dan surat

kabar (3) Buku merupakan sumber terbaik untuk memenuhi

kebutuhan hiburan. (4) Kebutuhan Untuk ”membutuh waktu”

32

(49)

(meluangkan waktu senggang dipenuhi oleh televisi.33 Kemudian

aspek penggunaan media yang diukur pada umumnya meliputi: (1)

Waktu yang digunakan (time spent) dalam mengikuti berbagai media.

(2) Jenis-jenis isi yang diikutinya, dan (3) Berbagai hubungan

individu yang mengkonsumsi, baik dengan isi media ataupun dengan

media pada umumnya.34 Aspek penggunaan media ini dibagi menjadi

3 indikator yaitu :

d. Frekuensi yaitu tingkat keseringan penggunaan media karena

terpaan media.

e. Durasi yaitu waktu yang digunakan untuk menggunakan

media

f. Intensitas yaitu banyaknya waktu yang dalam mengkonsumsi

suatu media.35

Dalam hal ini penggambaran tentang penggunaan media pada anggota

DPRD Kabupaten Karanganyar dioperasionalkan dengan memberi questioner

untuk memberikan gambaran secara umum tentang tingkat penggunaan media

yang dijabarkan sebagai berikut :

33

Ibid, hal 215

34

jalaludin rahmad, Op Cit, Hlm 105

35

(50)

TABEL 3.1

TINGKAT FREKUENSI MENONTON SIARAN BERITA DI TELEVISI

FREKUENSI F

PROSENTASE %

SERING 26 57,78 %

KADANG-KADANG 19 42,22 %

JARANG SEKALI 0 0 %

JUMLAH 45 100 %

Sumber : questioner no 1

Tingkat frekuensi keseringan menonton sebuah siaran berita televisi

dikalangan anggota DPRD kabupaten Karanganyar di lihat dari jawaban

responden diatas adalah 57,78 % menyatakan sering, 42,22 % menyatakan

kadang-kadang dan 0 % menyatakan jarang sekali. Maka dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar para anggota DPRD Kabupaten Karanganyar adalah

para pemirsa program acara berita yang aktif dilihat dari tingkat frekuensi

menonton televisi yang sangat tinggi. Walaupun pada tabel 3.3 banyak yang

menyatakan bahwa infotaiment merupakan program yang sering mereka

(51)

TABEL 3.2

ADA / TIDAKNYA AKTIVITAS LAIN SAAT MENYAKSIKAN PROGRAM BERITA DI TELEVISI

AKTIVITAS PROSENTASE

DALAM MENONTON F %

Tidak ada aktivitas lain 5 11,11 %

Kadang-kadang ada aktivitas lain 35 77,78 %

Selalu ada aktivitas lain 5 11,11 %

JUMLAH 45 100

Sumber: questioner no 2

Dari hasil questioner yang telah dijawab oleh semua responden,

aktivitas yang biasa dilakukan saat menyaksikan program berita ditelevisi

dapat disimpulkan tinggi karna perolehan prosentase pada tingkat tidak ada

aktivitas dan selalu ada aktivitas menunjukan prosentase 11,11 % yang mana

ada 5 orang responden dari 45 responden yang menjawab tidak ada aktivitas

lain. Selebihnya melakukan aktivitas kadang-kadang ada aktivitas.

TABEL 3.3

KETEPATAN WAKTU RESPONDEN DALAM MENYAKSIKAN PROGRAM BERITA DI TELEVISI

KETEPATAN WAKTU PROSENTASE

DALAM MENONTON F %

Tinggi ( selalu tepat waktu ) 9 20 %

Sedang ( kadang-kadang tepat waktu) 22 48,89 % Rendah ( tidak pernah tepat waktua) 14 31,11

JUMLAH 45 100

(52)

Tabel diatas menunjukan bahwa tingkat perhatian yang diberikan

responden pada program berita ditelevisi ini kurang karena tingkat ketepan

waktu dalam menyaksikan hanya 20 %. Prosentase ini lebih rendah

dibandingkan dengan responden yang kadang-kadang tepat waktu yaitu

sebanyak 48,89 %. Sedangkan responden yang menyatakan tidak pernah sama

sekali tepat waktu adalah 31,11 %.

TABEL 3.4

DISTRIBUSI TINGKAT DURASI MENYAKSIKAN PROGRAM BERITA DI TELEVISI

FREKUENSI PROSENTASE

DALAM MENONTON F %

Tinggi (5-7 jam per minggu) 15 31,11

Sedang (3-4 jam per minggu) 16 37,78

Rendah (1-2 jam per minggu) 14 31,11

JUMLAH 45 100

Sumber: questioner no 4

Durasi ( Curahan waktu dalam mengkonsumsi media) merupakan

ukuran lain yang digunakan untuk mengetahui tingkat penggunaan media

dikalangan responden. Tabel berikut memperlihatkan bahwa frekuansi

responden dalam menyaksikan program berita di televisi cenderung sedang

dalam artian tidak terlalu tinggi karena pada tingkat 5 – 7 jam dimana ini

merupakan tingkat tertinggi hanya memiliki 31,11 % sama dengan pada

(53)

pada tingkatan sedang dalam artian tidak terlalu sering prosentase responden

menunjukan angka tertinggi yaitu 37,78 %.

TABEL 3.5

PROGRAM ACARA YANG SERING DI SAKSIKAN

MENONTON BERITA

TELEVISI F

PROSENTASE %

BERITA 18 40 %

INFOTAINMENT 19 42,22 %

SINETRON 8 17,78 %

JUMLAH 45 100 %

Sumber : quistioner no.5

Tabel diatas menunjukan bahwa dikalangan anggota DPRD Kabupaten

Karanganyar sebanyak 40 % program acara yang sering kali disaksikan adalah

berita. Hal ini dikarenakan para anggota DPRD Karanganyar yang memang

semua adalah insan partai politik. Namun masih ada juga yang menyukai

infotaiment dan sinetron yang berada pada prosentase 42,22 % dan 17,78 %.

TABEL 3.6

TINGKAT MENONTON BERITA PADA MEDIA TELEVISI

MENONTON BERITA

TELEVISI F

PROSENTASE %

SANGAT PENTING 14 31,11 %

PENTING 31 68,89 %

TIDAK PENTING 0 0 %

JUMLAH 45 100 %

(54)

Dari tabel diatas tingkat menonton berita yang dilakukan para anggota

DPRD sangat tinggi terlihat dimana 31,11 % responden mengganggap sangat

penting menonton berita televisi dan 68,89 % responden mengganggap

menonton berita televisi hanya dianggap penting saja dan tidak ada responden

yang mengganggap menonoton sebuah program berita ditelevisi tidak penting.

Berikut adalah tingkat penggunaan media yang dialami oleh responden

yang tersaji dalam tabel dibawah ini :

TABEL 4

TINGKAT MEDIA USE

KATEGORI F %

Tinggi ( Skor 16 -18 ) 8 17,78 %

Sedang ( Skor 11 – 15) 31 68,89 %

Rendah (Skor 6 – 10) 6 13,33 %

Jumlah 45 100 %

Sumber: questioner no 1 s/d 8

Tabel diatas menunjukan bahwa tingkat prosentase tertinggi dalam

tingkat penggunaan media oleh responden terletak pada skala sedang yaitu

(55)

C. GRAFITICATION OBTAINED (GO)

Merupakan tingkat kepuasan nyata yang diperoleh seseorang setelah

mengkonsumsi media.36 Keputusan untuk menyaksikan acara tertentu

berkaitan erat dengan kepuasan ynag diperoleh dari berbagai acara.

Kepuasan khalayak dapat diperoleh dari 3 sumber yaitu isi media,

terpaan media dan konteks sosial yang murujuk pada terpaan media yang

berbeda-beda. Dalam analisis ini penggambaran tentang kepuasan yang

diperoleh pada anggota DPRD Kabupaten Karanganyar dapat dilihat dari tabel

berikut:

TABEL 5

No Gratification Obtained (GS) Memenuhi

Cukup Memenuhi

Tidak Memenuhi

F % F % F %

General Information seeking

1 Menonton televise untuk mendapatkan informasi didalam maupun diluar wilayah.

a. Liputan 6 Petang SCTV b. Reportase Sore Trans TV

30

2 Untuk memperoleh berita terbaru tentang kejadian atau peristiwa yang dialami orang lain ditempat lain.

a. Liputan 6 Petang SCTV b. Reportase Sore Trans TV

(56)

tentang kejadian atau peristiwa yang sedang terjadi dan termotivasi untuk menonton

a. Liputan 6 Petang SCTV b. Reportase Sore Trans TV

28

Interpersonal Uility

4 Menonton televise sebagai bahan pembicaraan dengan orang lain.

a. Liputan 6 Petang SCTV b. Reportase Sore Trans TV

18

5 Menonton televise untuk mendaparkan bukti/fakta dalam memperkuat opini untuk mempengaruhi orang lain.

a. Liputan 6 Petang SCTV b. Reportase Sore Trans TV

b. Reportase Sore Trans TV

15

7 Menonton televise sebagai sarana berkumpul keluarga dan teman. b. Reportase Sore Trans TV

(57)

Entertaimant

9 Menonton televise sebagai hiburan.

a. Liputan 6 Petang SCTV b. Reportase Sore Trans TV

16

memenuhi, program Liputan 6 Petang di SCTV menampilkan tidak ada yang

menyatakan tidak terpenuhinya kepuasan setelah menyaksikan program

tersebut dibandingkan dengan acara Reportase Sore di TransTv. Ini dapat

diartikan bahwa program Liputan 6 Petang di SCTV dapat memenuhi

kebutuhan responden. Demikian pula pada Reportase Sore di Trans TV Secara

keseluruhan tingginya tingkat kepuasan yang menyatakan kebutuhannya

terpenuhi berada dalam level Cukup Memenuhi.

Berikut penulis menyajikan table nilai tertinggi atau nilai paling

dominant pada prosentase GO baik program Liputan 6 Petang Petang maupun

Reportase Sore:

TABEL 5.1

JENIS-JENIS GRATIFICATION OBTAINED PADA LIPUTAN 6 PETANG YANG MENPUNYAI PERSENTASE TERTINGGI (DOMINAN)

NO GRATIFICATION OBTAINED (GO) Pada Liputan 6 Petang

CUKUP MEMENUHI

F %

1

Menonton televise sebagai bahan

Gambar

Tabel 1.2 Jenis Kelamin Responden
Tabel 1.3 Latar Belakang Pendidikan
Tabel 1.4 Asal Fraksi Responden
Tabel 1.5 Komisi Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mereka tinggal di panti karena berbagai alasan, diantaranya menghadapi anak-anak yang sudah selesai pendidikannya dan mulai mandiri sehingga mulai meninggalkan rumah dan

Human dignity is the sources of many modern important themes such as human rights, equality among human beings, nobility of being humans

This questionnaire is made to discover the students’ perception on project-based learning in Sociolinguistic class in English Language Education Study Program

Penelitian ini berhasil mengimplementasikan metode Item-Based Collaborative Filtering yang dipandang paling sesuai dengan kasusnya.. Penelitian ini seharusnya bisa diadaptasi

Syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan Ridho dan Rahmatnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Modal

Banyak penelitian menunjukkan bahwa kreativitas dapat dipelajari dan dapat diterapkan dimana saja, sehingga pendidikan harus diarahkan pada penguatan keterampilan

Bahwa berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangan baik dari keterangan para saksi, keterangan Ahli, Surat, Petunjuk dan Keterangan Terdakwa didukung dengan

Alat pengumpul data yang digunakan berupa skala (minat dan motivasi) dan dokumentasi nilai Ulangan Akhir Semester Genap siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah