• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Keputusan Keuangan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Keputusan Keuangan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012"

Copied!
176
0
0

Teks penuh

(1)

PERIODE 2008-2012

The Influence Of Ownership Structure And Financial Decisions On Firm Value In Property And Real Estate Companies Listed On The Indonesia Stock

Exchange 2008-2012 Period

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Pada Program Studi Manajemen Jenjang S1

Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia

Disusun Oleh, IMAN ROMANSYAH

21209096

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

i

Perusahaan Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar

Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012

IMAN ROMANSYAH 21209096

Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai tugas Skripsi pada tanggal

Agustus 2013

Pembimbing

Windi Novianti, SE., MM NIP: 4127.34.02.021

Dekan Fakultas Ekonomi

Prof. Dr. Hj. Erni Tisnawati Sule, SE., M. Si NIP: 4127.70.018

Ketua

Program Studi Manajemen

(3)

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, bersedia :

“Bahwa hasil penelitian dapat dionlinekan sesuai dengan peraturan yang berlaku,

untuk kepentingan riset dan pendidikan”.

Mengetahui,

Bandung, September 2013

Penulis

IMAN ROMANSYAH 21209096

BURSA EFEK INDONESIA

Pembimbing

Windi Novianti, SE., MM NIP. 4127.34.02.021

Catatan :

Bila keberatan dengan di-online-kan data perusahaan di BAB III/di Bab yang

mencantum data perusahaan (pengecualian khusus data perusahaan, boleh untuk

tidak dionlinekan), ketikan pada lembar catatan ini,

contoh :

Kecuali Bab III Data perusahaan tidak untuk dionlinekan, dengan

(4)

x

LEMBAR PENGESAHAN ...

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ...

MOTTO ...

ABSTRACT ...

ABSTRAK ...

KATA PENGANTAR ...

DAFTAR ISI ...

DAFTAR GAMBAR ...

DAFTAR TABEL ... i ii iii iv v vi x xiv xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian ...

1.2. Identifikasi Dan Perumusan Masalah ...

1.2.1. Identifikasi Masalah ...

1.2.2. Perumusan Masalah ...

1.3. Maksud Dan Tujuan Penelitian ...

1.3.1. Maksud Penelitian ...

1.3.2. Tujuan Penelitian ...

1.4. Kegunaan Penelitian ...

(5)

xi

1.5.2. Waktu Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS

2.1. Kajian Pustaka ...

2.1.1. Struktur Kepemilikan ...

2.1.1.1. Pengertian Struktur Kepemilikan ...

2.1.1.2. Struktur Kepemilikan Manajerial ...

2.1.1.3. Struktur Kepemilikan Institusional ...

2.1.2. Keputusan Keuangan ...

2.1.2.1. Pengertian Keputusan Keuangan ...

2.1.2.2. Keputusan Pendanaan ...

2.1.3. Nilai Perusahaan ...

2.1.3.1. Pengertian Nilai Perusahaan ...

2.2. Kerangka Pemikiran ...

2.2.1. Keterkaitan Antar Variabel ...

2.2.1.1. Hubungan Antara Struktur Kepemilikan Dengan Keputusan

Keuangan ... 13

13

13

18

19

21

21

25

26

26

29

31

(6)

xii

2.2.1.4. Hubungan Antara Struktur Kepemilikan, Keputusan Keuangan

Terhadap Nilai perusahaan ...

2.3. Penelitian Terdahulu ...

2.3.1. Model Penelitian (Paradigma) ...

2.4. Hipotesis ...

37

39

49

50

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian ...

3.2. Metode Penelitian ...

3.2.1. Desain Penelitian ...

3.2.2. Operasional Variabel ...

3.2.3. Sumber dan Teknik Penentuan Data ...

3.2.3.1. Sumber Data ...

3.2.3.2. Teknik Penentuan Data ...

3.2.4. Teknik Pengumpulan Data ...

3.2.5. Rancangan Analisis dan Pengujuan Hipotesis ...

3.2.5.1. Rancangan Analisis ...

(7)

xiii

4.1.1 Sejarah Perusahaan Property Dan Real Estate ...

4.2 Pembahasan Penelitian ...

4.2.1 Analisis Deskriftif Data Variabel Penelitian ...

4.2.1.1 Analisis Deskriftif Struktur Kepemilikan ...

4.2.1.2 Analisis Deskriftif Keputusan Keuangan ...

4.2.1.3 Analisis Deskriftif Nilai Perusahaan ...

4.2.2 Analisis Verifikatif ...

4.2.2.1 Pengajuan Jalur Pada Sub Struktur Pertama ...

4.2.2.2 Pengajuan Jalur Pada Sub struktur Kedua ... 77

87

87

87

91

94

98

101

106

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ...

5.2 Saran ...

119

121

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(8)

vi

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat

dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Pengaruh

Struktur Kepemilikan Dan Keputusan Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan

Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Periode 2008-20112”.

Maksud dari penyusunan Skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat

mengikuti sidang akhir untuk menempuh strata 1(S1) pada Program Studi

Manajemen, Universitas Komputer Indonesia.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, dikarenakan keterbatasan dari penulis, untuk itu penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang berguna. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat,

khususnya bagi penulis dan bagi seluruh pembaca pada umumnya.

Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Ibu Windi Novianti, SE., MM, selaku dosen pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktu dan kesempatan kepada penulis dalam memberikan

dorongan, bimbingan serta masukan, serta sabar menghadapi penulis yang masih

(9)

vii Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Erni Tisnawati Sule, SE., M. Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Raeni Dwi Santy, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Windi Novianti, SE., MM selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, motivasi, semangat kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan Skripsi ini.

5. Dr. Ir. H. Iman Santoso, SE., MM., MBA dan Trustorini Handayani, SE.,

M.Si selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan juga

bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

6. Lita Wulantika, SE, M.Si, selaku dosen wali yang telah yang telah banyak

memberikan nasehat, semangat, dan bimbingan kepada penulis

7. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Manajemen, Manajemen Pemasaran,

Keuangan Perbankan, yang telah memberikan pengetahuan kepada penulis

yang membuat penulis menjadi tahu dari apa yang tidak penulis ketahui.

(10)

viii

Nurbanyu S, Dikdik Permana, Try Febianto, Victor Leonardo Siahaan

sahabat-sahabat penulis di UNIKOM yang selalu memberikan motivasi dan

dukungannya. Terimakasih karena selalu ada disaat suka dan duka, dan

menunjukan penulis tentang arti yang sebenarnya tentang sebuah

persahabatan.

11.Kallia, Furi, Rania, Sarah, Yudha, Daffa, Bagas, Vita, Fahri sodara-sodara

yang selalu memberikan semangat dan dukungannya kepada penulis untuk

dapat menyelesaikan Skripsi ini.

12.Heri Maulana, Aldy Sopian Bahri, Aditia Rachman, Indriani sahabat-sahabat

penulis di rumah yang selalu memberikan motivasi dan dukungannya.

Terimakasih karena selalu ada disaat suka dan duka, dan menunjukan penulis

tentang arti yang sebenarnya tentang sebuah persahabatan

(11)

ix

Wassalamuallaikum Wr.Wb

Bandung, Juli 2013

Penulis,

(12)

Ang, James S.,and Cole, Rebela A., & James Wuh Lin. (2000). Agency Cost and

Ownership Structure. The Journal of Finace, 4(1),81-106

Andi Nirwana Nur. 2010. “Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Keputusan keuangan terhadap Nilai Perusahaan”. Vol. No 1.

Arie Afzal dan Abdul Rohman. 2012, Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan

Pendanaan, Dan Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan. Vol. 1. No. 2. ISSN. 2337-3806. Hal. 1-9

Bambang Riyanto. 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4.BPFE:

Yogyakarta.

Bayu Pratama Erdiansyah. 2010. Implementasi corporate governance, struktur

kepemilikan, dan nilai perusahaan (studi empiris pada bursa efek indonesia sektor industri perbankan).

Brigham dan Houston. (2001). Fundamentals Of Financial Management

(Dasar-dasar manajemen keuangan) (10thed). Jakarta: Salemba Empat.

Bursa Efek Indonesia. (2012). Indonesian Capital Market Directory

2008-2011.Bandung.

Diyah Pujiati. 2009. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai

Pearusahaan: Keputusa Keuangan Sebagai Variabel Intervening”.

Vol.No.12,1 April 2009, hal 71-86

Hotckiss, S Edith & Deon Stickland. (2003). Does Shareholder Compotition Matter? Evidence From the Market Reaction to Corporate arnings

Announcement. The Journal of Finance, 58(4), 1469-1497.

Husein Umar. (2011). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.

Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Irham Fahmi. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Catatan kesatu. Bandung

(13)

Maria Terezinha F. de Lima. 2012. Pengaruh kepemilikan manajerial dan keputusan keuangan terhadap nilai perusahaan pada subsektor perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2001-2010.

Mokhmat Ansori dan Denica H.N. 2010. Pengaruh Keputusan Investasi,

Pendanaan, Dan Jebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Jakarta Islamic Index Studi Pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Analisis Manajemen. Vol. 4. No. 2. ISSN: 1411-1799. Hal. 135-175

Nendy Pramita Shinta dan Nurmala Ahmar. 2011. Eksplorasi Struktur

Kepemilikan Saham Publik Di Indonesia Tahun 2004-2008. The Indonesian Accounting Review.Volume 1, No. 2, July 2011, pages 145 – 154. ISSN 2086-3802

Nurfauziah, D. Agus Harjito, dan Atik Ringayati. 2007. “Analisis

HubunganSimultan Antara Kepemilikan Manajerial, Risiko, Kebijakan Hutang danKebijakan Dividen Dalam Masalah Agensi”, Jurnal Kajian

Bisnis dan Manajemen, vol. 9 No. 2, Juni 2007 Hal. 157-166.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

---. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

---. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung

Alfabeta.

Sarah Nia Batsyeba. 2009. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Agency

Cost (Survei Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2007).

Semuel Edwin Allein Mandagi, 2012, Pengaruh Keputusan Keuangan Terhadap

Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2009. Hal. 28-32.

Sugiarto. 2009. Struktur Modal, Struktur Kepemilikan Perusahaan,Permasalahan

Keagenaan & Informasi Asimetris “. Edisi Pertama.GRAHA ILMU: Yogyakarta.

Suad Husnan. 2005. Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas. Edisi

(14)

Jakarta.

Umi Narimawati., Sri Dewi Anggadini., & Linna Ismawati. (2010). Penulisan

(15)

1

1.1. Latar Belakang Penelitian

Manajemen suatu perusahaan pasti mempunyai tujuan untuk

meningkatkan nilai perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan

yang tersiri dari keputusan investasi, keuangan dan kebijakan deviden

(Jensen dan Smith 1984; Fama dan French 1998; Brigham dan Erhardt 2002; Van Horne dan Wachowizc 2004; Van Horne 2001). Ketiga keputusan keuangan tersebut akan menentukan bagaimana kinerja perusahaan tersebut dalam

memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham. Oleh sebab itu dalam

pelaksanaannya harus dilakukan dengan hati-hati dan tepat, mengingat setiap

keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan

lainnya dan akan berdampak terhadap pencapaian peningkatan nilai perusahaan.

Selain dari keputusan keuangan, struktur kepemilikan dari suatu

perusahaan dapat berpengaruh terhadap nilai suatu perusahaan. Nilai perusahaan

pada dasarnya dapat diukur melalui beberapa aspek, salah satunya adalah harga

pasar saham perusahaan karena harga pasar saham perusahaan mencerminkan

penilaian investor keseluruhan atas setiap ekuitas yang dimiliki. Menurut Van

(16)

pasar, harga pasar saham bertindak sebagai barometer kinerja manajemen

perusahaan.

Meningkatnya nilai suatu perusahaan dapat mingkatkan minat para

investor untuk menanamkan modalnya. Sehingga dalam hal ini manajer harus

memutuskan apakah laba yang diperoleh perusahan akan dibagikan seluruhnya

atau hanya sebagian saja yang akan dibagikan sebagai deviden dan sisanya akan

ditahan oleh perusahaan sebagai laba ditahan.

Moh’d (1998) menjelaskan bahwa pihak luar atau yang lebih dikenal

sebagai institusional investor merupakan bentuk distribusi saham antara

pemegang saham dari luar yaitu institusional investor dan shareholdersdispersion

yang dapat mengontrol konflik kepentingan. Karena kepemilikan mewakili suatu

sumber kekuasaan (source of power) yang dapat digunakan untuk mendukung

atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen. Adanya kepemilikan oleh

investor institusional seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan

kepemilikan oleh institusi lain, akan mendorong peningkatan pengawasan yang

lebih optimal terhadap kinerja manajemen. Sehingga bisa dikatakan bahwa

struktur kepemilikan dipercaya mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang

pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan

perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan, hal ini disebabkan oleh karena

adanya kontrol yang mereka miliki. Selain itu perusahaan yang telah go publik

berarti telah menjalankan proses penyaringan yang ketat melalui auditor publik

(17)

perusahaan yang dapat membantu mengawasi manajer demi kepentingan pemilik

saham diluar manajemen (Putu Anom dan Jogiyanto, 2002).

Berikut data rata-rata struktur kepemilikan, keputusan keuangan dan nilai

perusahaan pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010.

Tabel 1.1 Rata-Rata Saham Institusional (Publik), Keputusan Keuangan (DER), Nilai Perusahaan (PBV) Pada Perusahaan Property Dan Real Estate

Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012

Sumber: ICMD 2008-2012 (data diolah)

Dari tabel diatas maka dapat dilihat pada tahun 2008 dimana terjadi

penurunanan pada saham isntitusional publik yaitu 40,55, keputusan keuangan

(DER) yaitu 0,78 dan nilai perusahaan (PBV) yaitu 1,40. Dari fenomena diatas

berimplikasi pada keputusan perusahan yaitu sulitnya melakukan investasi baru

karena perusahaan akan berkonsentrasi menekan jumlah hutang. Selain itu

perusahaan akan sulit menerapkan kebijakan deviden karena memang laba tidak

tidak diperoleh atau kecil. Kondisi ini tentu tidak akan memuaskan stakeholders

khususnya para pemegang saham (shareholders) sebagai pemilik perusahaan

(owners). Hal ini menjadikan tantangan tersendiri bagi manajemen perusahaan

TAHUN SAHAM INSTITUSIONAL

PUBLIK

DER PBV

2008 40,55 0,78 0,41

2009 45,94 0,88 1,40

2010 53,51 0,91 1,85

2011 52,64 0,98 458,45

(18)

untuk dapat menentukan kebijakan deviden yang memberikan keuntungan kepada

investor, disisi lain harus menjalankan perusahaan dengan meningkatkan nilai

perusahaannya. Dan struktur kepemilikan dalam perusahaan akan mempengaruhi

ketiga keputusan keuangan tersebut didalam pencapaian tujuan perusahaan dalam

meningkatkan nilai perusahaan.

Selain itu fenomena yang berkembang pada saat ini menggambarkan

bahwa sebenarnya sektor property dan real estate merupakan sektor bisnis yang

cukup berkembang. Teapi dengan adanya krisis yang terjadi di belahan benua

Eropa dan Amerika yang berimbas pada perkembangan bisnis properti di

Indonesia meskipun secara tidak langsung. Krisis Eropa dan Amerika memang

berimbas pada pasar global secara umum. krisis ekonomi Amerika akan terus

berlanjut hingga akhir Desember 2008 sekalipun disuntik dana sebesar 700 miliar

dollar kepada bank – bank dan lembaga keuangan lainnya yang telah bangkrut,

bisa jadi krisis moneter kedua akan terjadi di Indonesia. Namun pergerakan kurs

dollar ter-hadap rupiah nyaris menembus Rp. 10.000 patut dicermati. Hal tersebut

memang melegakan kalangan pengusaha dan masyarakat Indonesia. Mengenai

prospek pasar properti di Semester per-tama 2009, pasar akan berjalan lambat.

Itupun hanya di level menengah ke atas baik residential, apartement dan

commercial area, fenomena lain yang ada yaitu meningkatnya kredit kepemilika

rumah (KPR) yang terjadi sekarang merupakan dampak kerisis keuangan global.

Tapi keadaan ini hanya sebentar dikarenakan agar sistem perbankan di Indonesia

tetap kuat, kendati berdampak pada proyek property komersial menjadi terganggu,

(19)

KPR mencapai 17% hingga 18% dan bunga tersebut akan segera turun bersama

dengan langkah Bank Indonesia menurunkan BI Rate.

Dari penjelasan diatas menyatakan bahwa karakteristik yang umum pada

suatu perusahaan yaitu struktur kepemilikan perusahaan dapat mempengaruhi

pencapaian tujuan dari perusahaan tersebut. Selain itu struktur kepemilikan pun

akan mempengaruhi keputusan keuangan. Selain struktur kepemilikan perusahaan

banyak juga faktor yang lain yang harus diperhatikan karena faktor-faktor tersebut

sangat berpengaruh pada keputusan keuangan dan pada akhirnya akan

berpengaruh juga pada nilai perusahaan.

Struktur kepemilikan dan keputusan keuangan sangat berdampak pada

nilai perusahaan, begitupun yang terjadi pada perusahaan-perusahaan property

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Untuk meningkatkan nilai perusahaan

yang baik maka diperlukan manajemen yang baik juga dalam mengambil

keputusan, oleh karena itu penulis mengambil judul: “Pengaruh Struktur

Kepemilikan Dan Keputusan Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Pada

Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek

(20)

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah

1.2.1. Identifikasi Masalah

Dari fenomena latar belakang masalah diatas maka dapat dibuat

indentifikasi masalah yaitu tumbuh kembangnya perusahaan dapat dilihat dari

struktur kepemilikan perusahaan tersebut yang juga dapat berpengaruh pada

keutusan keuangan suatu perusahaan yang terdiri dari keputusan investasi,

keputusan pendanaan, serta kebijakan deviden.

Keputusan sendiri investasi merupakan keputusan yang dikeluarkan

perusahaan sehubungan dengan kegiatan perusahaan untuk melepaskan dana pada

saat sekarang dengan harapan untuk menghasilkan arus dana masa mendatang

dengan jumlah yang lebih besar dari yang dilepaskan pada saat investasi awal,

sehingga harapan perusahaan untuk selalu tumbuh dan berkembang akan semakin

jelas dan terencana. Pertumbuhan perusahaan yang dipandang sebagai perwujudan

atas naiknya nilai perusahaan menurut Smith dan Watts (1992) dalam Imam dan

Indra (2000) dapat diproksikan oleh kombinasi dari berbagai Set Kesempatan

Investasi (IOS). Pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang

pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga

saham sebagai indikator nilai perusahaan (Untung dan Hartini, 2006).

Pertumbuhan perusahaan yang positif berdampak pada nilai perusahaan akibat

perusahaan yang tumbuh ini tidak berhenti berinvestasi sehingga memiliki

kesempatan besar menambah laba yang diperolehnya di masa mendatang (Wilopo

(21)

Sedangkan Kebijakan pendanaan itu sendiri merupakan suatu kebijakan

yang membahas mengenai sumber dana yang akan digunakan untuk membiayai

suatu investasi yang menyangkut kombinasi yang optimal dari penggunaan

berbagai sumber dana. Peningkatan hutang sebagai salah satu sumber dana akan

menurunkan besarnya konflik antara pihak institusional dengan manajemen.

Disamping itu hutang juga akan menurunkan excess cash flow yang ada dalam

perusahaan sehingga memungkinkan penekanan pemborosan yang dilakukan oleh

manajemen (Jensen dan Meckling, 1976).

Dan yang menjadi identifikasi masalah dari penjelasan diatas adalah :

1. Perkembangan struktur kepemilikan pengaruhnya terhadap nilai

perusahaan pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012.

2. Perkembangan keputusan keuangan pengaruhnya terhadap nilai

perusahaan pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012.

3. Perkembangan Struktur Kepemilikan pengaruhnya terhadap Keputusan

Keuangan pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2008-2012.

4. Perkembangan Nilai Perusahaan apabila dipengaruhi Struktur Kepemilikan

dan Keputusan Keuangan pada perusahaan property dan real estate yang

(22)

5. Besarnya pengaruh Struktur Kepemilikan dan Keuptusan Keuangan

terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan property dan real estate yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012.

1.2.2. Perumusan Masalah

Dari identifikasi masalah diatas maka dapat dibuat rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana perkembangan struktur kepemilikan pada perusahaan property

dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012.

2. Bagaimana perkembangan keputusan keuangan pada perusahaan property

dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiaperiode 2008-2012.

3. Bagaimana perkembangan dari nilai perusahaan pada perusahaan property

dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012.

4. Bagaimana perkembangan struktur kepemilikan dan keputusan keuangan

pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2008-2012.

5. Seberapa besar pengaruh struktur kepemilikan dan keputusan keuangan

terhadap nilai perusahaan pada perusahaan property yang terdaftar di

(23)

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian adalah untuk menjelaskan, mendeskrifsikan

fenomena-fenomena yang ada dengan menggunakan teknik dan metode

yang tepat tentang struktur kepemilikan dan keputusan keuangan dan

terhadap nilai perusahaan.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perkembangan dari struktur kepemilikan pada

perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2008-2012.

2. Untuk mengetahui perkembangan dari keputusan keuangan pada

perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2008-2012.

3. Untuk mengetahui perkembangan dari nilai perusahaan pada perusahaan

property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2008-2012.

4. Untuk mengetahui perkembangan struktur kepemilikan dan keputusan

keuangan pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa

(24)

5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh struktur kepemilikan dan

keputusan keuangan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan property

dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012.

1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan Praktis

Penulis mengharapkan agar dengan adanya penelitian ini akan dapat

berguna bagi semua pihak yang berkepentingan, yaitu :

1. Bagi Pihak Perusahaan

Dari hasil penelitian ini perusahaan diharapkan dapat bisa menjadi masukan

bagi perusahaan-perusahan mengenai struktur kepemilikan dan keputusan

keuangan mempengaruhi nilai perusahan.

2. Bagi Penulis

Dari hasil penelitian ini perusahaan diharapkan dapat menambah

pengetahuan tambahan mengenai struktur krprmilikan dan keputusan

keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

1.4.2. Kegunaan Akademis

Adapun kegunaan akademis dari penelitian ini yaitu:

1. Bagi Pengembangan Ilmu Manajemen

(25)

2. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai dasar kegiatan ilmiah untuk penelitian selanjutnya khusnya penelitian dibidang yang sama.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan akan dapat lebih memperluas wawasan dan

pandangan dalam memahami bidang studi manajemen khususnya

manajemen keuangan dan akan sangat berguna sebagai bekal pada masa

yang akan datang khususnya penelitian mengenai struktur kepemilikan dan

keputusan keuangan pengaruhnya terhadap nilai perusahaan.

1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian

1.5.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penulis melaksanakan penelitian

dengan mempelajari bagian yang diteliti untuk mendapat data dan informasi yang

diinginkan.

Untuk memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang

diteliti penulis mengadakan penelitian pada Perusahaan Property dan Real Estate

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Bandung di Jalan Veteran No. 10

Bandung.

1.5.2. Waktu Penelitian

Penelitian di mulai dari Bulan Desember 2012 sampai dengan Bulan Maret

(26)

Tabel 1.2

Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Jadwal Kegiatan

Bulan

Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pra Survei :

(27)

13

DAN HIPOTESIS

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1. Struktur Kepemilikan

2.1.1.1. Pengertian Struktur Kepemilikan

Saham merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang

berbentuk perseroen terbatas (PT). Pemilik saham perusahaan disebut juga

sebagai pemegang saham merupakan pemilik perusahaan.

Definisi dari Struktur Kepemilikan adalah kekuasaan yang didukung

secara sosial untuk memegang kontrol terhadap sesuatu yang dimiliki secara

eksklusif dan menggunakannya untuk tujuan pribadi (Ericklatumetn’blog).

Definisi tersebut mirip dengan definisi kekayaan, baik pribadi atau public.

Struktur kepemilikan merupakan jenis institusi atau perusahaan yang memegang

saham terbesar dalam suatu perusahaan.

Struktur kepemilikan dapat dibedakan menurut dua sudut pandang yang

berbeda (Ituriaga dan Zans, 1998 dalam Faizal, 2004) yaitu:

a. Pendekatan keagenan: struktur kepemilikan merupakan suatu mekanisme

untuk mengurangi konflik kepentingan antara manajer dengan pemegang

(28)

b. Pendekatan informasi asimetri: struktur kepemilikan sebagai salah satu

cara untuk mengurangi ketidak seimbangan informasi antara insider dan

outsider melalui pengungkapan informasi.

Istilah struktur kepemilikan juga dipakai untuk menunjukkan bahwa

variabel-variabel yang penting dalam struktur modal tidak hanya

ditentukan oleh jumlah utang dan ekuitas, tetapi persentase kepemilikan

antara manajer dan institusional.

Berdasarkan proporsi saham yang dimiliki, struktur kepemilikan

dikelompokkan menjadi dua yaitu:

1. Kepemilikan manajerial (Managerial Ownership): proporsi pemegang

saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan

keputusan perusahaan (direktur dan komisaris).

2. Kepemilikan institusional (Institutional Ownership): proprosi pemegang

saham yang dimiliki oleh pemilik institusional seperti perusahaan asuransi,

bank, perusahaan investasi dan kepemilikan lain kecuali anak perusahaan

dan institusi lain yang memiliki hubungan istimewa(perusahaan afiliasi

dan perusahaan asosiasi) atas laporan yang dibuat menurut data di Jakarta

Stock Exchange serta kepemilikan saham oleh pihak blockholders yaitu

saham yang dimiliki perseorangan diatas 5% selama tiga tahun

berturut-turut tetapi tidak termasuk dalam golongan kepemilikan insider. Para pihak

tersebut dapat berpengaruh pada nilai perusahaan terkait dengan peran

mereka sebagai monitoring management atau bentuk kontrol kepada pihak

(29)

Kerangka Pemegang Saham

Menurut Dallas, 2004 dalamJoernalakuntansi.wordpress.commenyatakan bahwa:

Kepemilikan saham dikatakan terkonsentrasi jika sebagian besar saham dimiliki oleh sebagian kecil individu atau kelompok, sehingga pemegang saham tersebut memiliki jumlah saham yang relative domina dibandingkan dengan yang lainnya. Kepemilikan saham dikatakan menyebar, jika kepemilikan saham menyebar secara relative merata ke publik, tidak ada yang memiliki saham dalam jumlah sangat besar dibandingkan dengan yang lainnya”.

Berikut adalah gambar kerangka pemegang saham:

Gambar 2.1

Kerangka Kepemilikan Saham

Perusahaan perseroan adalah perusahaan yang kepemilikannya ditentukan

oleh jumlah saham yang dimiliki dalam perusahaan tersebut. Saham-saham

tersebut diperjual belikan di pasar modal sehingga apabila perusahaan

memerlukan peningkatan pendanaan, perusahaan dapat menjual sahamnya kepada

publik baik perseorangan atau pada institusi lain. Kalau seseorang memiliki 1% Kepemilikan

Manajerial

Kepemilikan Institusional

Kepemilikan Individu

Kepemilikan Publik

(30)

dari seluruh saham yang diedarkan perusahaan , berarti kepemilikannya juga

sebesar 1%, kalau perusahaan berkembang baik maka nilai perusahaan juga

mungkin akan meningkat. Sebagai akibatnya nilai investasi seseorang pada

perusahaan tersebut mungkin juga menjadi meningkat. Dalam keadaan tersebut

harga saham mungkin naik menjadi lebih tinggi dari harga pada waktu kita

pertama membeli saham tersebut. Penghasilan yang dinikmati oleh pembeli saham

adalah pembagian deviden ditambah dengan kenaikan harga saham tersebut.

Perusahaan perseroan seperti yang diungkapkan oleh Tandelilin dan

Wilberforce (2002) yaitu perusahaan yang memiliki struktur kepemimpinan yang

sangat tersebar, yang secara efektif memisahkan fungsi kepemilikan dan fungsi

pengambilan keputusan. Organisasi perusahaan perseroan yang paling sederhana

terdiri dari satu pemilik (sebagai prinsipal) dan satu manajer (sebagai agen).

Pemilik adalah orang atau organisasi lain yang memiliki saham dalam perusahaan

(pemegang saham).

Pemilik perusahaan publik mengalami kesulitan dalam mengendalikan

perusahaan secara langsung hal tersebut dikarenakan ukuran perusahaan yang

semakin besar sehingga sulit untuk mengelolanya sendiri, memerlukan keahlian

khusus yang semakin komplek dalam mengelola organisasi yang besar dimana

umumnya pemilik memiliki keterbatasan dalam hal ini, karena kepemilikan

ditentukan oleh jumlah saham yang dimiliki yang berarti pemilik bisa lebih dari

satu orang atau organisasi sehingga tidak memungkinkan apabila seluruh pemilik

(31)

tersebut, maka pemilik (pemegang saham) sebagai prinsipal menyewa agen

(manajer) untuk menjalankan perusahaan.

Agen (manajer) melakukan pengelolaan perusahaan dimana manajer

bertanggung jawab pada pengambilan keputusan yang strategis dalam operasional

sehari-hari perusahaan. Kinerja manajer ini nantinya akan dipertanggungjawabkan

pada pemegang saham (pemilik). Pemisahan fungsi kepemilikan dan pengambilan

keputusan dimana prinsipal menyewa agen untuk bekerja demi kepentingan

prinsipal ini menimbulkan hubungan agensi (Jensen and Meckling,1976).

Pemegang saham membeli saham perusahaan dengan harapan untuk

memperoleh tingkat pengembalian atas investasi mereka yang setinggi-tingginya

dengan tingkat resiko yang dapat ditolerir. Manajer yang dipilih dan dibayar oleh

pemegang saham harus berusaha mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk

meningkatkan kesejahteraan prinsipal. Peningkatan kesejahteraan ini identik

dengan tujuan perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan melalui

peningkatan kesejahteraan pemilik atau pemegang saham yang dapat dilakukan

melalui kebijakan investasi dan keuangan yang tercermin dalam harga saham di

pasar modal. Semakin tinggi harga saham berarti kesejahteraan pemilik semakin

meningkat dan nilai perusahaan juga akan meningkat (Bringham and

Ehrdhart ,2005).

Jensen (2001) mengungkapkan bahwa untuk mencapai tujuan perusahaan

dan meningkatkan nilai perusahaan dalam jangka yang panjang manajer dituntut

(32)

stakeholders, dimana seperti yang dinyatakan oleh Ismiyanti dan Hanafi (2004)

para stakeholders ini masing-masing memiliki kepentingan sendiri. Menurut

Zulhawati (2004) terkait dengan perbedaan kepentingan ini, manajemen atau

manajer perusahaan cenderung lebih mengutamakan kepentingannya yang

umumnya bertentangan dengan tujuan utama perusahaan. Pemegang saham tidak

menyukai hal tersebut karena dapat menambah biaya (cost) perusahaan sehingga

akan menurunkan keuntungan yang diterima (Wahidahwati,2001). Hal tersebut

memicu adanya konflik kepentingan antar manajer dan pemegang saham yang

biasa disebut konflik agensi (Tarjo dan Jogiyanto,2003).

2.1.1.2. Struktur Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan Manajerial (managerial ownership) adalah : tingkat

kepemilikan saham dimana pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam

pengambilan keputusan, misalnya direktur dan komisaris (Wahidahwati, 2002

dalam Diyah Pujiati 2009).

Manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya yang juga

merupakan keinginan dari para pemegang saham, maka meningkatnya

kepemilikan manajerial dapat digunakan sebagai cara untuk mengatasi masalah

keagenan. Menurut Ross et. al (2004) dalam Putri (2006) menyatakan bahwa

semakin besar proporsi kepemilikan saham pada perusahaan maka manajemen

cenderung berusaha lebih giat untuk kepentingan pemegang saham yang tidaklain

adalah dirinya sendiri. Kepemilikan saham manajerial akan membantu penyatuan

(33)

merasakan secara langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan ikut pula

menanggung kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang

salah. Selain saham masih terdapat jenis-jenis sekuritas.

Jenis-jenis sekuritas yang diperdagangkan di pasar finansial akan sangat

beranekaragam. Berikut ini adalah tiga jenis sekuritas yaitu, obligasi, saham dan

instrumen keuangan janggka pendek.

Obligasi merupakan surat tanda hutang jangka panjang yang diterbitkan

oleh perusahaan ataupun pemerintah. Dengan membeli obligasi pemilik obligasi

tersebut berhak menerima bungan yang biasa dibayarkan setiap semester dan

harga nominalnya pada waktu obligasi tersebut jatuh tempo. Selama berjalannya

waktu obligasi tersebut bisa naik bisa pula turun, jadi meskipun penghasilan yang

diterima dalam bentuk bunga bersifat tetap tetapi kalau pemodalan akan menjual

obligasi tersebut sebelum jangka waktu pelunasannya yag disebut juga jangka

waktu jatuh tempo ada kemungkinan bahwa pemilik obligasi aka menerima harga

yang berbeda dengan harga yang dulu dibayar. Di Indonesia obligasi yang

diperdagangkan di pasar modal merupakan obligasi yang diterbitkan oleh

(34)

2.1.1.3. Struktur Kepemilikan Institusional

Dalam penelitian yang membahas mengenai komposisi pemegang saham

dikatakan bahwa besarnya reaksi harga saham terhadap pengumuman earnings

tidak hanya berhubungan terhadap tingkat kepemilikan oleh institusi, tetapi juga

berhubungan dengan karakteristik dari pemegang saham institusi tersebut

(Hochiss dan Stricland, 2003). Dalam penelitian tersebut perusahaan

diklasifikasikan berdasarkan kepemilikan saham oleh lima institusi terbesar,

kepemilikan oleh sepuluh institusi terbesar, dan kepemilikan oleh dua pluh

institusi terbesar.

Ang, Cole, dan Lin mengklasifikasikan bahwa kepemilikan saham dalam

penelitian tersebut berdasarkan pemilik utama yang memiliki 100% saham

perusahaan, pemilik utama memiliki >50% saham perusahaan, sebuah keluarga

memiliki >50% saham perusahaan, dan tidak ada pemilik atau keluarga yang

memiliki saham >50% saham perusahaan. Serta dalam penelitiaannya mereka

menggunakan empat variabel untuk mengidentifikasi berbagai macam struktur

kepemilikan saham.

Keberadaan investor institusional akan dapat menunjukkan mekanisme

corporate governance yang kuat yang dapat digunakan untuk memonitor manajemen perusahaan. Pengaruh investor institusional terhadap manajemen

perusahaan dapat menjadi sangat penting serta dapat digunakan untuk

menyelaraskan kepentingan manajemen dengan para pemegang saham (Solomon

(35)

kepemilikan manajerial tinggi, dapat berdampak buruk terhadap perusahaan

karena dapat menimbulkan masalah pertahanan, yang berarti jikakepemilikan

manajerial tinggi, mereka memiliki posisi yang kuat untuk melakukan kontrol

terhadap perusahaan dan pihak pemegang saham eksternalakan mengalami

kesulitan untuk mengendalikan tindakan manajer. Hal ini disebabkan tingginya

hak voting yang dimiliki manajer (Gunarsih, 2004).Oleh karena itu perlu

pengawasan yang optimal terhadap kinerja manajer maka manajer akan lebih

berhati-hati dalam mengambil keputusan.

Dalam penelitian ini struktur kepemilikan yang akan diteliti adalah

struktur kepemilikan institusional.

Diyah Pujiati dan Erman Widanar, 2009:11

2.1.2. Keputusan Keuangan

2.1.2.1. Pengertian Keputusan Keuangan

Menurut James C. Van Horne dalam Kasmir 2010:5, mendefinisikan

bahwa manejemen keuangan adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan

perolehan, pendanaan, dan pengelolaan dengan beberapa tujuan yang menyeluruh.

Dari defenisi tersebut terdapat beberapa fungsi dari pembuatan keputusan

manjemen kuangan yaitu :

(36)

1. Keputusan sehubungan dengan investasi

2. Pendanaan

3. Manajemen aktiva

Keputusan sehubungan dengan investasi, berkaitan dengan jumlah aktiva

yang dimiliki, kemudian penempatan komposisi masing-masing aktiva.

Keputusan manajemen aktiva, hal ini berkaitan dengan pengelolaan aktiva secara

efisiensi, terutama dalam hal aktiva lancar dan aktiva tetap. Pengelolaan aktiva

lancar berkaitan erat dengam manejem modal kerja dan yang berkaitan dengan

aktiva tetap adalah yang berkaitan dengan manajemen investasi. Sedangkan

keputusan pendanaan, merupakan keputusan yang berkaitan erat dengan jumlah

dana yang disediakan perusahaan, baik bersifat utang atau modal sendiri dan

biasanya berhubungan dengan sebelah laporan keuangan neraca. Dalam hal ini

manajer keuangan harus memikirkan penggabugan dana yang dibutuhukan,

termasuk pemilihan jenis dana yang dibutuhkan, apakah jangka pendek atau

jangka panjang atau modal sendiri, serta kebijakan deviden.

Tujuan dari perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham

dapat tercapai apabila berbagai keputusan keuangan (financial decision) yang

relevan mempunyai pengaruh bagi peningkatan nilai perusahaan (Mulyadi,

(37)

a. Keputusan investasi ( investment decision)

b. Keputusan pendanaan (financing decision)

c. Kebijakan dividen (dividend decision)

Dengan mengoptimalkan ketiga keputusan tersebut diharapkan akan dapat

meningkatkan nilai perusahaan (value of the firm) yang tercermin melalui harga

pasar saham yang beredar. Terdapat dua pendekatan teori terkait dengan

pemilihan keputusan keuangan:

a. Teori biaya kontrak

Teori ini menunjukkan bahwa pemilihan kebijakan perusahaan bertujuan

untuk memaksimalkan nilai perusahaan, dan nilainya tergantung pada

kecenderungan manajemen dalam menentukan keputusan.

b.Signaling Theory

Teori ini menjelaskan mengenai model penerimaan informasi baik secara

simetri maupun asimetri terkait pengaruh dengan variasi cross sectional

dalam pemilihan kebijakan keuangan.

Perbedaan kepentingan diantara prinsipal dan agen seringkali

menimbulkan beda pandangan antara kedua belah pihak terkait pengambilan

keputusan keuangan yang sesuai dan proporsional. Perbedaan dalam kebijakan

keuangan berkaitan dengan perspektif efficiency contracting dan pandangan

manajemen yang opportunistism. Dalam prespektif efficiency contracting secara

khusus manajer akan memilih keputusan keuangan yang akan meminimumkan

(38)

perusahaan sesuai dengan karakteristik organisasional dan konsekuensi kos

agensi, maka perbedaan diantara perusahaan yang mengarah pada prespektif

efficiency contracting akan mencari satu solusi contracting yang baik dalam implementasi set kebijakan pendanaan dan prosedur akuntansi yang dapat

diterima oleh manajemen maupun pemegang saham (Skinner, 1993 dalam Imam

dan Indra, 2000). Sebaliknya, pandangan manajemen yang opportunism akan

mengasumsikan bahwa perbedaan dalam pilihan kebijakan akuntansi dan

pendanaan muncul sebagai akibat dari manajemen dalam merespon kontrak

(perjanjian kredit, bonus plan) yang dapat mengoptimalkan pihak manajemen

saja.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan keputusan pedanaan sebagai

indikator untuk melihat keputusan pendanaan perusahaan yang menyangkut

keputusan tentang bentuk dan komposisi pendanaan yang akan dipergunakan oleh

perusahaan. Masalah utama dalam mengoptimalkan keputusan pendanaan adalah

menetapkan struktur modal (utang dan ekuitas) yang optimal sebagai asumsi dasar

dalam memutuskan berapa jumlah dana dan bagaimana komposisi jumlah dana

pinjaman dan dana sendiri yang ditambahkan untuk mendukung kebijakan

(39)

2.1.2.2. Keputusan Pendanaan

Menurut Mulyadi 2006:236 dalam Diyah Puji 2009, yang berpendapat

bahwa keputusan pendanaan akan menyangkut penentuan kombinasi berbagai

sumber dana yang pada dasarnya akan dibagi menjadi dua:

1. Pendanaan ekstern yang akan mengarah pada pengambilan keputusan

mengenai struktur modal, yakni menentukan proporsi antara hutang jangka

panjang dan modal sendiri. Hal ini akan nampak pada debt to equity ratio

perusahaan tersebut.

2. Pendanaan intern yang diaplikasikan menurut penentuan kebijakan

deviden yang digambarkan melalui dividend payout ratio.

Pengukuran variabel Keputusan pendanaan dapat dikonfirmasikan

menggunakan rumus Debt Equity Ratio (DER), merupakan rasio yang digunakan

untuk menilai utang dan ekuitas (kasmir 2010:112). Rasio iniberguna untuk

mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik

perusahaan, yang membandingkan antara total hutang yangdimiliki perusahaan

dengan total ekuitas. Dengan rumus:

Kasmir 2010:112

(40)

2.1.3. Nilai Perusahaan

2.1.3.1. Pengertian Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang

sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai

perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan lazim diindikasikan dengan price to

book value. Price to book value yang tinggi akan membuat pasar percaya atas

prospek perusahaan kedepan. Hal itu juga yang menjadi keinginan para pemilik

perusahaan, sebab nilai perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemakmuran

pemegang saham juga tinggi. Nilai perusahaan dalam beberapa literatur dan

disebut dengan beberapa istilah, yaitu price to book value yaitu perbandingan

antara harga saham dengan nilai buku saham, dan Market Book Ratio yaitu rasio

saat ini harga saham dengan nilai buku per saham.

Nilai perusahaan pada dasarnya dapat diukur melalui beberapa aspek,

salah satunya adalah harga pasar saham perusahaan karena harga pasar saham

perusahaan mencerminkan penilaian investor keseluruhan atas setiap ekuitas yang

dimiliki. Menurut Van Horne (1998) “value is represented by the market price of

the company’s common stockwhich in turn, is a function of the firm’s investment,

financing and dividen decision.“ Harga pasar saham menunjukkan penilaian

sentral dari seluruh pelaku pasar, harga pasar saham bertindak sebagai barometer

kinerja manajemen perusahaan.

Peningkatan nilai perusahaan ini dapat tercapai apabila ada kerja sama

(41)

maupun stakeholder dalam membuat keputusan-keputusan keuangan dengan tujuan memaksimumkan modal kerja yang dimiliki. Apabila tindakan antara

manajer dengan pihak lain tersebut berjalan sesuai, maka masalah diantara kedua

pihak tersebut tidak akan terjadi. Dalam kenyataannya penyatuan kepentingan

kedua pihak tersebut sering kali menimbulkan masalah. Adanya masalah diantara

manajer dan pemegang saham disebut masalah agensi (agency problem). Dalam

konsep theory of the firm (Jensen & Meckling, 1976), adanya agency problem

tersebut akan menyebabkan tidak tercapainya tujuan keuangan perusahaan, yaitu

meningkatkan nilai perusahaan dengan cara memaksimumkan kekayaan

pemegang saham. Untuk itu diperlukan sebuah kontrol dari pihak luar dimana

peran monitoring dan pengawasan yang baik akan mengarahkan tujuan

sebagaimana mestinya.

Menurut J. Keown, Scott, dan Martin (2004: 849), terdapat beberapa

variabel-variabel kuantitatif yang dapat digunakan untuk memperkirakan dari nilai

suatu perusahaan, antara lain:

a. Nilai buku

Nilai buku merupakan jumlah aktiva dari neraca dikurangi kewajiban yang

ada atau modal pemilik. Nilai buku tidak menghitung nilai pasar dari suatu

perusahaan secara keseluruhan karena perhitungan nilai buku berdasarkan

(42)

b.Nilai pasar perusahaan

Nilai pasar saham adalah suatu pendekatan untuk memperkirakan nilai bersih

dari suatu bisnis. Apabila saham didaftarkan dalam bursa sekuritas dan

secara luas diperdagangkan, maka pendekatan nilai dapat dibangun

berdasarkan nilai pasar. Pendekatan nilai merupakan suatu pendekatan yang

paling sering digunakan dalam menilai perusahaan besar, dan nilai ini dapat

berubah dengan cepat.

c. Nilai apprasial

Perusahaan yang berdasarkan appraiser independent akan mengijinkan

pengurangan terhadap goodwill apabila harga aktiva perusahaan meningkat.

Goodwill dihasilkan sewaktu nilai pembelian perusahaan melebihi nilai buku aktivanya.

d.Nilai arus kas yang diharapkan

Nilai ini dipakai dalam penilaian merger atau akuisisi. Nilai sekarang dari

arus kas yang telah ditentukan akan menjadi maksimum dan harus dibayar

oleh perusahaan yang ditargetkan (target firm), pembayaran awal kemudian

dapat dikurangi untuk menghitung nilai bersih sekarang dari merger. Nilai

(43)

Untuk mencari Nilai perusahaan pada penelitian ini yaitu dengan mencari

Price Book Value (PBV) dengan rumusan,

Irham Fahmi, 2011 :138-139

2.2. Kerangka Pemikiran

Manajemen perusahaan melalui perang chief financial officier mempunyai

tujuan untuk meningkatkat nilai dari perusahaannya. Suatu perusahaan akan

berhasilapabila perusahaan tersebut memiliki struktuktur kepemilikan yang baik

dan keputusan keuangan yang baik juga sehingga dapat meningkatkan nilai dari

perusahaan tersebut.

Peningkatan nilai perusahaan ini dapat tercapai apabila ada kerja sama

antara manajemen perusahaan dengan pihak lain yang meliputi shareholder

maupun stakeholder dalam membuat keputusan-keputusan keuangan dengan

tujuan memaksimumkan modal kerja yang dimiliki. Apabila tindakan antara

manajer dengan pihak lain tersebut berjalan sesuai, maka masalah diantara kedua

pihak tersebut tidak akan terjadi. Dalam kenyataannya penyatuan kepentingan

kedua pihak tersebut sering kali menimbulkan masalah. Adanya masalah diantara

manajer dan pemegang saham disebut masalah agensi (agency problem). Dalam

(44)

konsep theory of the firm (Jensen & Meckling, 1976), adanya agency problem

tersebut akan menyebabkan tidak tercapainya tujuan keuangan perusahaan, yaitu

meningkatkan nilai perusahaan dengan cara memaksimumkan kekayaan

pemegang saham. Untuk itu diperlukan sebuah kontrol dari pihak luar dimana

peran monitoring dan pengawasan yang baik akan mengarahkan tujuan

sebagaimana mestinya.

Istilah struktur kepemilikan juga dipakai untuk menunjukkan bahwa

variabel-variabel yang penting dalam struktur modal tidak hanya ditentukan oleh

jumlah utang dan ekuitas, tetapi persentase kepemilikan antara manajer dan

institusional.

Tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham

dapat tercapai apabila berbagai keputusan keuangan (financial decision) yang

relevan mempunyai pengaruh bagi peningkatan nilai perusahaan (Mulyadi,

2006:13).

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang

sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai

perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan lazim diindikasikan dengan price to

book value. Price to book value yang tinggi akan membuat pasar percaya atas

prospek perusahaan kedepan. Hal itu juga yang menjadi keinginan para pemilik

perusahaan, sebab nilai perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemakmuran

pemegang saham juga tinggi. Nilai perusahaan dalam beberapa literatur dan

(45)

antara harga saham dengan nilai buku saham, dan Market Book Ratio yaitu rasio

saat ini harga saham dengan nilai buku per saham.

2.2.1. Keterkaitan Antar Variabel

2.2.1.1. Hubungan Antara Struktur Kepemilikan Dengan Keputusan

Keuangan

Istilah struktur kepemilikan digunakan untuk menunjukkan bahwa

variabel-variabel yang penting didalam struktur modal tidak hanya ditentukan

oleh jumlah utang dan equity tetapi juga oleh prosentase kepemilikan oleh

manager dan institusional (Jensen dan Meckling, 1976). Manajerial ownership

dan institusional investor dapat mempengaruhi keputusan pencarian dana apakah

melalui utang atau right issue. Jika pendanaan diperoleh melalui utang berarti

rasio utang terhadap equity akan meningkat, sehingga akhirnya akan

meningkatkan risiko. Kepemilikan institusional mempunyai arti penting dalam

memonitor manajemen dalam mengelola perusahaan. Investor institusional dapat

di substitusikan untuk melaksanakan peranan mendisiplinkan penggunaan debt

(utang) dalam struktur modal.

Selanjutnya Jensen dan Meckling (1976;307) mempergunakan kerangka

keagenan untuk membuat suatu analisis yang positif mengenai akibat-akibat dari

konflik kepentingan antara shareholder (pemegang saham) manajer, dan

bondholder (pemegang obligasi) atas keputusan-keputusan investasi dan pendanaan yang diambil perusahaan. Secara lebih umum, masalah ini mencakup

penentuan struktur kepemilikan yang optimal dari perusahaan yang mencakup

(46)

juga pihak luar serta penjelasan tentang utang (utang jangka pendek, jangka

panjang) dan ekuitas. Bathala et al (1994)yang menguji pengaruh kepemilikan

institusional terhadap debt ratio dan insider ownership dengan beberapa variabel

kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan insider, earning

volatility, research and development and advertising expenses, growth,

institutional ownership memiliki hubungan yang negatif terhadap debt ratio, jadi hasil-hasil yang diperoleh mendukung pemikiran bahwa para investor institusional

akan berfungsi sebagai pemantau yang efektif dan cukup membantu dalam

menurunkan biaya-biaya keagenan.

Chen dan Steiner (1999) yang menambahkan bahwa kepemilikan

manajerial menyebabkan penurunan utang karena adanya substitusi monitoring.

Sehingga kepemilikan manajerial bisa menggantikan peranan dari utang dalam

mengurangi agency cost. Friend and Lang (1988), menunjukkan bahwa debt ratio

mempunyai hubungan negatif dengan manajerial ownership. Ini menunjukkan

bahwa penggunaan utang akan semakin berkurang seiring dengan meningkatnya

kepemilikan manajerial didalam perusahaan. Kim dan Sorensen (1986), serta

Mehran (1992) menguji pengaruh kepemilikan manajerial terhadap rasio hutang

perusahaan, hasilnya terdapat hubungan yang positif antara kepemilikan manajer

dengan rasio hutang. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Jensen, at al. (1992),

menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara prosentase kepemilikan

manajer dengan debt ratio.

Selanjutnya Moh'd et al (1998), mengadakan penelitian mengenai dampak

(47)

struktur kepemilikan saham memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan

terhadap rasio utang. Begitu pula dengan faktor lainnya, memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap utang. Implikasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa

investor institusional secara efektif dapat melakukan monitoring terhadap

manajemen perusahaan sehingga memiliki kecenderungan untuk menurunkan

tingkat utang dan meningkatnya kepemilikan manajerial dapat mengurangi

peranan utang dalam mengurangi masalah keagenan.

Dalam penelitiannya Diyah Pujiati dan Erman Widanar, 2009:15 bahwa

kepemilikan institusional tidak terbukti signifikan berpengaruh terhadap

keputusan pendanaan.Hal ini tidak sesuai dengan demand hypothesysmaupun

supply hypothesys. Meningkatnya kepemilikan manajerial tidak diikuti dengan meningkatnya hutang hal ini menunjukkan bahwa kontrol yang dilakukan pihak

institusional berhasil membuat manajemen lebih berhati-hati dalam pengambilan

keputusan keuangan yang berhubungan dengan hutang. Demikian juga dengan

kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan

pendanaan, hal ini dimungkinkan mereka percaya pada manajemen dalam

mengelola keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil

penelitian Erni Masdupi (2005)yang menunjukkan bahwa kepemilikan insider dan

(48)

2.2.1.2. HubunganAntara Struktur Kepemilikan Dengan Nilai Perusahaan

Born (1988) dalam Junaidi (2006) menyatakan bahwa kepemilikan adalah

persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh direksi, manajer dan dewan

komisaris. Adanya kepemilikan manajemen dalam sebuah perusahaan akan

menimbulkan dugaan yang menarik yaitu bahwa nilai perusahaan meningkat

sebagai akibat kepemilikan manajemen yang meningkat.

Jensen & Meckling (1976) dalam Jogiyanto (1998) menganalisis

bagaimana nilai perusahaan dipengaruhi oleh distribusi kepemilikan antara pihak

manajer yang menikmati manfaat dari pihak luar dan yang tidak menikmati

manfaat. Dalam kerangka ini, peningkatan kepemilikan manajemen akan

mengurangi agency difficulties (kesulitan agen) dengan melalui pengurangan

insentif bagi pemegang saham dan mengambil alih kekayaan pemegang saham.

Hal ini sangat potensial dalam mengurangi alokasi sumber daya yang tidak

menguntungkan, yang pada gilirannya akan meningkatkan nilai perusahaan.

Cho (1998), Itturiaga dan Sanz (1998), Mark dan Li (2000) dalam Suranta

dan Machfoedz (2003) yaitu menyatakan bahwa hubungan struktur kepemilikan

manajerial dan nilai perusahaan merupakan hubungan non-monotonik. Hubungan

non-monotonik antara kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan disebabkan

adanya insentif yang dimiliki oleh manajer dan mereka cenderung berusaha untuk

melakukan penyejajaran kepentingan dengan outside owners dengan cara

meningkatkan kepemilikan saham mereka jika nilai perusahaan yang berasal dari

investasi meningkat. Wennerfield dkk (1988) di dalam Suranta dan Machfoedz

(49)

menentukan kinerja perusahaan. Tobin's Q adalah perbandingan antara nilai pasar

perusahaan dengan nilai buku total aktiva.

Untuk mengurangi agency cost dapat dilakukan dengan kontrol yang

ketat, sehingga manajer akan menggunakan utang pada tingkat rendah untuk

mengantisipasi kemungkinan terjadinya financial distress dan risiko

kebangkrutan. Demand hypothesis menjelaskan bahwa perusahaan yang dikuasai

oleh insider menggunakan utang dalam jumlah besar untuk mendanai perusahaan.

Adanya kepemilikan insider yang besar, maka diharapkan dapat mempertahankan

efektivitas kontrol terhadap perusahaan. Supply hipothesis menjelaskan bahwa

perusahaan yang dikontrol oleh insider memiliki debt agency cost kecil sehingga

meningkatkan penggunaan utang. Semakin terkonsentrasi kepemilikan saham

maka pengawasan yang dilakukan pemilik terhadap manajemen semakin efektif.

Manajemen akan semakin hati-hatod alam memperoleh pinjaman, sebab jumlah

utang yang semakin meningkat akan menimbulkan financial distress. Terjadinya

financial distress akan mengakibatkan nilai perusahaan akan mengalami penurunan sehingga mengurangi kemamkuran pemilik (Sujoko dan Soebiantoro:

2007).

Slovin dan Suskha, 1993 dalam Untung dan Hartini, 2006 Kepemilikan

institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, namun secara tidak

langsung pihak institusional ini mempunyai hubungan dengan nilai perusahaan

melalui mekanisme pengawasan terhadap pihak manajerial, hal ini bisa terlihat

dari hubungan korelasi antara kepemilikan manajerial dengan pihak institusional,

(50)

manajer akan mengurangi minat mereka untuk menambah kepemilikan dalam

perusahaan, sehingga pasar yang melihat kondisi itu akan bereaksi positif dan

kepercayaan pasar terhadap perusahaan tersebut akan meningkat.

2.2.2.1.3 Hubungan Antara Keputusan Keuangan Terhadap Nilai

Perusahaan

Setiap perusahaan menginginkan adanya kelangsungan operasi dan

pertumbuha dimasa yang akan datang. Salah satu keputusan penting yang harus

dilakukan manajer adalah mengenai keuangan dalam kaitannya dengan

kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan pendanaan atau keputusan

struktur modal.

Nilai perusahaan adalah bentuk memaksimumkan tujuan perusahaan

melalui peningkatan kemakmuran para pemegang saham (maximization wealth of

stockholders), kemakmuran pemegang saham meningkat apabila harga saham yang dimilikinya meningkat (Agus Sartono, 2001: 8). Nilai perusahaan-

perusahaan publik ditentukan oleh pasar saham, nilai perusahaan yang sahamnya

tidak diperdagangkan kepada publik juga sangat dipengaruhi oleh pasar yang

sama.

Taswan (2003) menemukan bahwa variabel kebijakan hutang berpengaruh

positif signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV).Peningkatan hutang diartikan

oleh pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di

masa yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan

(51)

temuan Jensen (1976) yang menyatakan bahwa dengan adanya hutang, maka

akan dapat dipakai dalam mengendalikan penggunaan free cash flow secara

berlebihan oleh pihak manajemen.

Dalam penelitiannya Semuel Edwin Allein Mandagi, 2010:31

menyatakan bahwa keputusan pendanaan dengan menggunakan proksi debt

equity ratio. Hasilnya menunjukan bahwa keputusan pendanaan tidak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan hal ini disebabkan karena

kekhwatiran para investor bahwa peningkatan hutang akan menyebabkan

perusahaan mengalami debt defalut dan meningkatkan resiko kebangkrutan.

2.2.1.4. Hubungan Atara Struktur Kepemilikan, Keputusan Keuangan

Terhadap Nilai Perusahaan

Nilai dari perusahaan publik sangat ditentukan oleh pasar saham, nilai

perusahaan yang sahamnya tidak diperdagangkan kepada publik juga sangat

dipengaruhi oleh pasar yang sama. Peningkatan kepemilikan manajerial akan

membawa respon yang kurang terhadap pasar, pasar beranggapan bahwa

peningkatan proporsi kepemilikan menyebabkan kinerja perusahaan yang lebih

berorientasi pada kepentingan pihak manajer sehingga kepentingan diluar pihak

tersebut akan diabaikan. Hal ini yang mendukung dari hasil penelitian

Wahidahwati 2002 dalam Diyah Pujiati 2009dimana kepemilikan mewakili

suatu sumber kekuasaan (source of power), tingginya kepemilikan manajerial

mengakibatkan kuatnya pengaruh dan kekuasaan mereka dalam menjalankan

(52)

Hasil penelitian menunjukkan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh

terhadap keputusan pendanaan.

Sedangkan menurut Fitri dan Mamduh (2003),yang menemukan bahwa

kepemilikan institusional berpengaruh terhadap keputusan pendanaan, dimana

kenaikan kepemilikan institusional akan menguatkan kontrol internal terhadap

perusahaan dimana akan dapat mengurangi penggunaan hutang yang berlebih

dari manajer sehingga dapat mengantisipasi kemungkinan terjadi financial

distress dan risiko kebangkrutan. Hasil ini mendukung penelitian Taswan (2003), dimana peningkatan keputusan pendanaan melalui hutang akan

memperkecil penggunaan free cash flow oleh pihak manajemen perusahaan

karena dengan penggunaan utang yang tinggi maka perusahaan akan memilih

proyek-proyek investasi yang menghasilkan laba yang tinggi.

Hasil dari penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Nurfauziah et. al.

(2007), yang menyatakan bahwa kenaikan pendanaan khususnya yang bersumber dari hutang perusahaan akan menimbulkan dampak kenaikan risiko

kebangkrutan dan financial distress perusahaan yang berarti meningkatkan

risiko yang tidak dapat didiversifikasikan bagi para manajer. Hal ini

menyebabkan manajer enggan memperbesar kepemilikannya tetapi cenderung

untuk mengurangi.

Dari hasil penelitian Tedi Haruman, (2008) secara simultan struktur

kepemilikan berpengaruh terahap keputusan keuangan dan nilai perusahaan.

Namun demikian temuan yang menarik adalah variabel manajerial ownewship

(53)

ternyata berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan keuangan dan nilai

perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa aspek behavior manusia bagitu superior

dalam aktivitas pengelolaan keuangan perusahaan.

2.3. Penelitian Terdahulu

Bebrapa penelitian terdahulu yang mendukung dan menjadi bahan referensi

dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Riko Hendrawan

Judul dari penelitiannya adalah Analisis Keputusan Keuangan dan Nilai

perusahaan berdasarkan tingkat struktur kepemilikan dengan variabel

penelitian yang sama adalah Keputusan keuangan, struktur kepemilikan,

dan nilai perusahaan, adapun hasil dari penelitian ini yaitu adanya korelasi

diantara ketiga variabel keputusan keuangan dengan struktur kepemilikan.

2. Diah Pujiati dan Erman Widanar, 2009

Judul dari penelitiannya adalah Pengaruh struktur kepemilikan terhadap

nilai perusahaan: keputusan keuangan sebagai variabel intervening dengan

variabel penelitian yang sama yaitu struktur kepemilikan, keputusan

keuangan, dan nilai perusahaan dengan hasil penelitian adalah

Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai

perusahaan, sedangkan kepemilikan institusional tidak berpengaruh

(54)

3. Tendi Haruman, 2008

Judul dari penelitiannya adalah Struktur kepemilikan, keputusan

keuangan, dan nilai perusahaan sedangkan adapun variabel yang sama

dalam penelitian tersebut adalah struktur kepemilikan, keputusan

keuangan, dan nilai perusahaan dengan hasil penelitan yaitu Secara

simultan struktur kepememilikan berpengaruh terhadap keputusan

keuangan dan juga nilai perusahaan.

4. Arie Afzal dan Abdul Rohman, 2012

Judul penelitian dari Arie Afzal dan Abdul Rohman yaitu Pengaruh

keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan deviden

terhadap nilai perusahaan dengan variabel yang sama dengan penelitian ini

yaitu keputusan keuangan dengan indikator keputusan pendanaan dan nilai

perusahann, adapun hasil dari penelitian tersebut adalah variabel

keputusan pendanaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai

perusahaan.

5. Mokhamat Ansori dan Denica H.N, 2010

Judul dari penelitiannya adalah Pengaruh keputusan investasi, keputusan

pendanaan, dan kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index studi pada BEI,

dengan persamaan variabel terletak pada keputusan pendanaan dan nilai

perusahaan dengan hasil penelitian Bahwa keputusan pendanaan secara


Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian
Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi
Gambar 3.2 α
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi kepemilikan, kepemilikan keluarga, kepemilikan manajerial, kepemilikan asing, dan kepemilikan institusional secara parsial

Adakah pengaruh pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva, dan profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan subsektor Real Estate & Property yang

Hal ini menunjukkan bahwa struktur modal pada perusahaan sektor property & real estate dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan aset, struktur aset, ukuran

“pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, Praktik Corporate Governance dan Kompensasi Bous Terhadap Manajemen Laba pada perusahaan manufaktur di BEI 2007-2009,

“Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Asing, dan Kepemilikan Institusional terhadap Kecenderungan Pemilihan Auditor Berkualitas (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang

Kebijakan hutang juga dapat memediasi antara pengaruh struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan karena jumlah kepemilikan manajerial kecil dan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : Secara parsial variabel-variabel independen (1) ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan, (2) struktur

kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan Property & Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 3)Apakah Debt to asset ratio berpengaruh