ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KINERJA KEUANGAN PT.PERKEBUNAN
NUSANTARA II TANJUNG MORAWA
GELADIKARYA
Oleh
LUMSEDIA SITOMPUL
NIM : 077007037
KONSENTRASI AKUNTANSI MANAJEMEN
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
SEKOLAH PASCASARJANA
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Gladikarya :
ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN
PT.PERKEBUNAN
NUSANTARA
II
TANJUNG MORAWA
Nama : Lumsedia Sitompul
NIM : 077007037
Program Studi : Magister Manajemen
Konsentrasi : Akuntansi Manajemen
Disetujui,
Komisi Pembimbing :
Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng
Ketua
Dra. Sri Mulyani, Ak., MBA
Anggota
Ketua Program Studi Direktur
Prof.Dr.Ir.Darwin Sitompul,M.Eng Prof.Dr.Ir.A.Rahim Matondang,MSIE
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Geladikarya saya yang berjudul :
“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PT.PERKEBUNAN NUSANTARA II TANJUNG MORAWA”
adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh
siapapun juga sebelumnya.
Sumber-sumber data yang diperoleh dan digunakan telah dinyatakan
secara jelas dan benar.
Medan, Januari 2012
Yang Membuat Pernyataan,
RIWAYAT HIDUP
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
N a m a : Lumsedia Sitompul
Tempat/Tanggal Lahir : Soposaba, 24 Nopember 1976
Nama Orangtua : Dahermin Sitompul
Une Nababan (almarhumah)
Nama Mertua : Jonggara Lumbantobing (almarhum)
Rumina Sitorus
Nama Suami : Pantas Maruba Lumbantobing
Nama Anak : 1. Marysa Stephanie Lumbantobing
2. Felix Leanmora Lumbantobing
3. Hardi Hotmora Lumbantobing
Riwayat Pendidikan :
1990 SD Negeri Pagaran Pisang Tapanuli Utara
1993 SMP Negeri Adiankoting Tapanuli Utara
1997 SMK Negeri 1 Sibolga
2001 Universitas Negeri Medan Fakultas Ilmu Sosial
2008 Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara
Riwayat Pekerjaan :
2002-2003 Guru SLTP Negeri 1 Lumut Tapanuli Tengah
2002-2003 Guru SLTP Negeri 1 Pinang Sori
2003-2004 Guru SMK Karya Tua Sibuluan
2003 – sekarang Guru SMK Negeri 1 Sibolga
RINGKASAN EKSEKUTIF
PT.Perkebunan Nusantara II (PTPN-II) Tanjung Morawa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis perkebunan dengan mengelola komoditi tanaman kelapa sawit, karet, kakao, tembakau dan tebu. Berdasarkan kinerja keuangan periode tahun 2005-2009 diperoleh bahwa terdapat penurunan laba bersih namun total asset meningkat. Ketidakseimbangan pertumbuhan ini jika terus menerus terjadi akan berdampak buruk bagi perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan yang diukur dari rasio Return on Investment (ROI) dan Return on Equity (ROE). Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif pendekatan kuantitatif dengan mengolah data sekunder yang diperoleh dari perusahaan PT.Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa sesuai dengan SK Menteri BUMN No.Kep-100/MBU/2002.
Dari hasil penelitian laporan keuangan PT.Perkebunan Nusantara II tahun 2005-2009 diperoleh bahwa penurunan rasio ROI dipengaruhi oleh semakin menurunnya perolehan laba bersih perusahaan. Penurunan laba bersih dipengaruhi oleh faktor pendapatan perusahaan meliputi pendapatan penjualan, pendapatan harga pokok dan pendapatan luar usaha, beban biaya perusahaan meliputi biaya penjualan, biaya administrasi dan biaya bunga serta asset perusahaan meliputi valuta asing, piutang niaga dan uang muka leveransi dalam bentuk investasi. Sedangkan penurunan ROE juga dipengaruhi menurunnya laba bersih sehingga modal yang dikeluarkan perusahaan mengalami peningkatan. Modal perusahaan meliputi modal dasar, modal yang belum ditempatkan, cadangan umum dan laba rugi tahun. Penurunan laba bersih menyebabkan rasio ROI dan ROE PT.Perkebunan Nusantara II tahun 2005-2009 juga mengalami penurunan.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Geladikarya yang
berjudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KINERJA KEUANGAN PT.PERKEBUNAN NUSANTARA II TANJUNG MORAWA.”
Penelitian ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dan kerjasama dari
berbagai pihak. Pertama-tama saya menghaturkan rasa hormat dan penghargaan
setinggi-tingginya dari lubuk hati terdalam kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM, M.Sc (CTM), Sp.A(K) selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku Direktur Sekolah
Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M.Eng selaku Ketua Program Studi
Magister Manajemen Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng selaku Ketua Komisi
Pembimbing pada penulisan Geladikarya ini.
5. Ibu Dra. Sri Mulyani, Ak., MBA selaku Anggota Komisi Pembimbing pada
penulisan Geladikarya ini.
6. Seluruh Staf Administrasi Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pasca
Sarjana Universitas Sumatera Utara yang turut membantu dalam penyelesaian
7. Seluruh teman-teman pada Kelas Eksekutif Angkatan 12 Program Studi
Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
8. Direksi dan seluruh staf PT.Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa yang
mengijinkan dan membantu penulis untuk mendapatkan data keuangan
perusahaan.
Kemudian kepada keluarga saya, kedua orangtua tercinta Ayahanda
Dahermin Sitompul dan Ibunda Une Nababan (almarhumah), Bapak mertua saya
Jonggara Lumbantobing (almarhum) dan Ibu mertua saya Rumina Sitorus
(Ompung Oloan), suami saya tercinta Pantas Maruba Lumbantobing,S,Sos yang
selalu memberi dorongan dan motivasi kepada penulis selama mengikuti studi
hingga dapat menyelesaikan Geladikarya ini. Khususnya kepada anak-anak yang
kusayangi Marysa Stephanie Lumbantobing, Felix Leanmora Lumbantobing dan
Hardi Hotmora Lumbantobing yang selalu memberikan inspirasi kepada penulis.
Keterbatasan kemampuan yang dimiliki membuat Geladikarya ini masih
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik dari semua pihak sangat
diharapkan.
Akhir kata, penulis berharap semoga Geladikarya ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan pembaca umumnya.
Medan, Januari 2012
DAFTAR ISI
Hal.
RINGKASAN EKSEKUTIF ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Permasalahan ... 6
1.3. Tujuan Penelitian ... 6
1.4. Manfaat Penelitian ... 6
1.5. Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian ... 7
BAB II KERANGKA TEORITIS ... 8
2.1. Pengertian Laporan Keuangan ... 8
2.2. Tujuan Laporan Keuangan ... 15
2.3. Kinerja Keuangan ... 16
2.4. Pengukuran Kinerja PT.Perkebunan Nusantara II ... 18
2.5. Jenis Rasio ... 20
2.7. Analisis Rasio Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN
No.Kep-100/MBU/2002 ... 29
2.8. Tingkat Kesehatan Perusahaan ... 36
2.9. Pengaruh Rentabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas terhadap Tingkat Kesehatan Perusahaan ... 38
2.10. Arti Penting Peramalan Bisnis dan Faktor Eksternal Perusahaan ... 40
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 43
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 45
4.1. Metode Penelitian ... 45
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 45
4.3. Metode Pengumpulan Data... 45
4.4. Jenis dan Sumber Data... 46
4.5. Metode Analisis Data ... 46
BAB V GAMBARAN UMUM PT.PERKEBUNAN NUSANTARA II .... 47
5.1. Sejarah Perusahaan... 47
5.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 49
5.2.1 Visi Perusahaan ... 49
5.2.2. Misi Perusahaan ... 49
5.3. Struktur Organisasi ... 51
BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 56
7.1. Kesimpulan ... 72
7.2. Saran ... 73
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Penurunan Return on Investment (ROI) PT.Perkebunan
Nusantara II Tanjung Morawa Periode Tahun 2005-2009 ... 3
Tabel 2 Penurunan Return on Equity (ROE) PT.Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa Periode Tahun 2005-2009 ... 4
Tabel 3 Perbandingan Pertumbuhan Laba Bersih dan Total Aktiva ... 57
Tabel 4 Pertumbuhan Komponen-Komponen Total Aktiva ... 58
Tabel 5 Pertumbuhan Komponen-Komponen Total Passiva ... 59
Tabel 6 Pertumbuhan Perolehan Pendapatan Tahun 2005-2009... 60
Tabel 7 Pertumbuhan Pendapatan Setiap Tahun ... 61
Tabel 8 Pertumbuhan Beban Biaya Perusahaan Tahun 2005-2009 ... 61
Tabel 9 Pertumbuhan Beban Biaya Perusahaan Setiap Tahun... 62
Tabel 10 Pertumbuhan Modal Perusahaan Tahun 2005-2009 ... 63
Tabel 11 Pertumbuhan Modal Setiap Tahun ... 63
Tabel 12 Pertumbuhan Komponen Asset Perusahaan ... 64
Tabel 13 Pertumbuhan Asset Setiap Tahun ... 65
Tabel 14 Pertumbuhan Laba Rugi Perusahaan Periode 2005-2009 ... 66
Tabel 15 Perubahan Pertumbuhan Laba Rugi Perusahaan setiap Tahun ... 66
Tabel 16 Perbandingan Rugi Laba dan Neraca Keuangan ... 67
Tabel 17 Hasil Perhitungan Berdasarkan Rasio ROI ... 67
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 44
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Neraca Aktiva PT.Perkebunan Nusantara II (PTPN II)
Tanjung Morawa Tahun 2005 - 2009 ... 77
Lampiran II Neraca Passiva PT.Perkebunan Nusantara II (PTPN II)
Tanjung Morawa Tahun 2005 - 2009 ... 78
Lampiran III Laporan Laba Rugi PT.Perkebunan Nusantara II
RINGKASAN EKSEKUTIF
PT.Perkebunan Nusantara II (PTPN-II) Tanjung Morawa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis perkebunan dengan mengelola komoditi tanaman kelapa sawit, karet, kakao, tembakau dan tebu. Berdasarkan kinerja keuangan periode tahun 2005-2009 diperoleh bahwa terdapat penurunan laba bersih namun total asset meningkat. Ketidakseimbangan pertumbuhan ini jika terus menerus terjadi akan berdampak buruk bagi perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan yang diukur dari rasio Return on Investment (ROI) dan Return on Equity (ROE). Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif pendekatan kuantitatif dengan mengolah data sekunder yang diperoleh dari perusahaan PT.Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa sesuai dengan SK Menteri BUMN No.Kep-100/MBU/2002.
Dari hasil penelitian laporan keuangan PT.Perkebunan Nusantara II tahun 2005-2009 diperoleh bahwa penurunan rasio ROI dipengaruhi oleh semakin menurunnya perolehan laba bersih perusahaan. Penurunan laba bersih dipengaruhi oleh faktor pendapatan perusahaan meliputi pendapatan penjualan, pendapatan harga pokok dan pendapatan luar usaha, beban biaya perusahaan meliputi biaya penjualan, biaya administrasi dan biaya bunga serta asset perusahaan meliputi valuta asing, piutang niaga dan uang muka leveransi dalam bentuk investasi. Sedangkan penurunan ROE juga dipengaruhi menurunnya laba bersih sehingga modal yang dikeluarkan perusahaan mengalami peningkatan. Modal perusahaan meliputi modal dasar, modal yang belum ditempatkan, cadangan umum dan laba rugi tahun. Penurunan laba bersih menyebabkan rasio ROI dan ROE PT.Perkebunan Nusantara II tahun 2005-2009 juga mengalami penurunan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
PT.Perkebunan Nusantara II (PTPN-II) Tanjung Morawa merupakan salah
satu perusahaan perseroan terbatas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
bergerak dalam bidang agribisnis perkebunan dengan mengelola komoditi
tanaman kelapa sawit, karet, kakao, tembakau dan tebu.
Dengan semakin majunya perkembangan dunia usaha, persaingan antar
perusahaan semakin meningkat. Agar tetap bertahan dalam dunia bisnis, setiap
perusahaan harus berhati-hati dalam mengambil keputusan terutama keputusan
dalam bidang keuangan. Hal ini disebabkan karena kegagalan atau keberhasilan
usaha hampir sebagian besar ditentukan oleh kualitas keputusan yang berkaitan
dengan keuangan.
Laporan keuangan menyajikan keuangan perusahaan dan kinerja
perusahaan dalam menghasilkan laba. Posisi keuangan perusahaan ditunjukkan
dalam laporan neraca. Dalam laporan neraca tersebut dapat diketahui kekayaan
atau asset perusahaan yang dimiliki (sisi aktiva) dan di sisi pasiva dapat diketahui
dari mana dana-dana untuk membiayai aktiva (dari modal sendiri atau hutang)
tersebut diperoleh sedangkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba dapat
dilihat dalam laporan laba rugi yang diterbitkan oleh perusahaan.
Untuk mengambil keputusan yang tepat diperlukan suatu informasi
mengenai keuangan perusahaan yang tersedia tepat waktu, dapat ditelusuri
menyusun laporan keuangan yang dapat menggambarkan seluruh hasil kegiatan
perusahaan pada akhir periode pembukuan. Laporan keuangan perusahaan itu
disusun dengan maksud untuk memberikan informasi tentang hasil usaha, posisi
finansial, dan berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan posisi
finansial kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan eksistensi
perusahaan, baik pihak internal maupun eksternal perusahaan.
Agar pihak-pihak yang bersangkutan dapat memperoleh informasi yang
memadai dan akurat maka perlu diadakan interpretasi terhadap laporan keuangan.
Dalam menganalisis dan menginterpretasikan laporan keuangan yang
bersangkutan maka digunakan metode-metode tertentu yang telah baku. Pada
umumnya dalam menganalisis laporan keuangan digunakan analisis rasio yang
terdiri dari atas rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas.
Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan memang memberikan
informasi posisi dan kondisi keuangan perusahaan akan tetapi laporan tersebut
perlu dianalisa lebih lanjut dengan alat analisa keuangan yang ada untuk
mendapatkan informasi yang lebih berguna dan lebih spesifik dalam menjelaskan
posisi dan kondisi keuangan perusahaan. Adapun alat analisis yang dapat
digunakan adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas. Analisa
dengan rasio likuiditas akan memberikan informasi seberapa besar kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi.
Hasil analisis tersebut sangat penting artinya bagi pimpinan perusahaan
untuk mengontrol kebijakan-kebijakan yang telah diambil baik kondisi keuangan
perusahaan dan membantu dalam mengambil berbagai keputusan yang harus
dilaksanakan secepat mungkin agar tujuan perusahaan dapat tercapai.
Setiap tahun posisi keuangan perusahaan akan terus berubah sesuai dengan
operasional perusahaan, begitu pula dengan aktiva yang digunakan, terutama
investasi atas aktiva tetap yang pada dasarnya jumlah dan nilainya selalu
meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dimaksudkan untuk dapat mempertinggi
kinerja perusahaan secara keseluruhan. Namun demikian tidak menutup
kemungkinan jumlah dan nilainya berkurang disebabkan oleh aktivitas perusahaan
yang kurang baik atau kondisi lain yang kurang menguntungkan misalnya
perekonomian negara yang tidak kondusif.
Namun demikian, dalam hal ini terlihat masalah yang timbul pada
PT.Perkebunan Nusantara II (PTPN-II) Tanjung Morawa yaitu bahwa
perbandingan laba bersih terhadap total asset (return on investment disingkat ROI)
selama 5 tahun terakhir (2005-2009) cenderung mengalami penurunan. Kinerja
Keuangan PT.Perkebunan Nusantara II (PTPN-II) Tanjung Morawa terlihat
seperti pada tabel 1.
Tabel 1 : Penurunan Return on Investment (ROI) PT.Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa Periode Tahun 2005-2009 (dalam jutaan rupiah)
2005 2006 2007 2008 2009
Net Income 68,325 64,735 48,284 21,172 12,644
Total Asset 1.706.963 1.713.596 1.816.740 2.035.108 2.036.189
ROI 4,00% 3,78% 2,66% 1,04% 0,62%
Sumber : PT.Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa (Data Diolah)
ROI adalah salah satu rasio rentabilitas. Rasio ini dapat digunakan untuk
yang digunakan. ROI sebagai rentabilitas ekonomi yang dapat dihitung dengan
rumus ROI = Net Income/Total Assets. Kecenderungan penurunan ROI pada
PT.Perkebunan Nusantara II (PTPN-II) Tanjung Morawa terjadi selama 5 tahun
periode tahun 2005 hingga tahun 2009.
Dari tabel di atas terlihat bahwa return on investment (ROI)
PT.Perkebunan Nusantara II (PTPN-II) Tanjung Morawa selama 5 tahun terakhir
cenderung mengalami penurunan. Penurunan ROI berarti menurunnya
kemampuan perusahaan untuk mengelola asset dalam rangka meraih laba. Jika
penurunan ini terus menerus terjadi tentu akan berdampak buruk bagi perusahaan.
Pada kurun waktu yang sama, terlihat pula bahwa Return on Equity (ROE)
cenderung mengalami penurunan. ROE merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur produktifitas dari dana-dana pemilik perusahaan. Rasio ini juga
menunjukkan rentabilitas dan efisiensi modal sendiri yang dapat dihitung dengan
rumus Laba Bersih Sesudah Pajak / Modal Sendiri. Kecenderungan penurunan
ROE PT.Perkebunan Nusantara II (PTPN-II) Tanjung Morawa selama tahun
2005-2009 ditunjukkan dalam tabel 2.
Tabel 2 : Penurunan Return on Equity (ROE) PT.Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa Periode Tahun 2005-2009 (dalam jutaan rupiah)
2005 2006 2007 2008 2009
Laba Bersih
Sesudah Pajak 68.325 64.735 48.284 21.172 12.644
Modal Sendiri 123.550 58.815 107.099 128.271 157.410
ROE 55,30% 110,07% 45,08% 16,51% 8,03%
Sumber : PT.Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa
Dari tabel di atas terlihat bahwa rasio ROE perusahaan selama 5 tahun
mengalami peningkatan yang sangat signifikan namun mengalami penurunan
secara drastis pada tahun 2008 dan 2009. Kecenderungan penurunan rasio ROE
menunjukkan menurunnya kemampuan perusahaan untuk memperoleh
keuntungan dari segi produktivitasnya. Jika penurunan rasio ROE ini terus
menerus terjadi tentu akan berdampak buruk bagi perusahaan.
Idealnya, perusahaan tetap mempertahankan keseimbangan antara
pertumbuhan asset dan laba serta produktivitas dan efisiensi modal sendiri dari
tahun ke tahun, kalau bisa meningkatkan profitabilitasnya. Kenyataan penurunan
ROI dan ROE menunjukkan lemahnya kemampuan PT.Perkebunan Nusantara II
(PTPN-II) Tanjung Morawa untuk mempertahankan kinerjanya. Akibatnya
profitabilitas perusahaan cenderung menurun. Bila kecenderungan penurunan
profitabilitas tersebut terus terjadi akan berdampak buruk terhadap perusahaan.
Perbedaan karakteristik di antara jenis dan sumber modal, secara umum
mempengaruhi aspek kehidupan perusahaan, yaitu : 1) terhadap kemampuannya
untuk menghasilkan laba, dan 2) terhadap kemampuan perusahaan untuk
membayar kembali hutang/kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Hal ini
berarti bahwa jumlah komposisi aktiva dan sumber permodalan yang digunakan
(Modal Sendiri dan Hutang Jangka Panjang) merupakan beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi prestasi perusahaan yang salah satu indikatornya adalah
perolehan pendapatan/laba.
Berdasarkan fenomena tersebut di atas menjadi dasar pemikiran bagi
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka dapat
dirumuskan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah “Apakah
faktor-faktor yang menyebabkan kinerja keuangan (yang diukur melalui ROI dan ROE) pada PT.Perkebunan Nusantara II (PTPN-II) Tanjung Morawa mengalami penurunan?”
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan PT.Perkebunan Nusantara II
(PTPN-II) Tanjung Morawa periode tahun 2005-2009 ditinjau dari Rentabilitas
atau Profitabilitasnya.
1.4. Manfaat Penelitian
a. PT. Perkebunan Nusantara II (PTPN-II) Tanjung Morawa
Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil alternatif keputusan dan
perumusan kebijaksanaan sebagai usaha untuk mengatasi permasalahan
yang dihadapi perusahaan khususnya yang terkait dengan keuangan.
b. Program Studi Magister Manajemen Universitas Sumatera Utara
Sebagai bahan referensi penelitian dan rujukan tentang analisis kinerja
keuangan perusahaan.
c. Penulis
Penelitian ini merupakan latihan dan pembelajaran dalam menerapkan
1.5. Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dibatasi pada analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja keuangan PT.Perkebunan Nusantara II (PTPN-II) Tanjung Morawa
periode 2005-2009 dengan melihat masalah efisiensi dan efektifitas ditinjau dari
BAB II
KERANGKA TEORITIS
2.1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan alat yang utama untuk menginformasikan
informasi keuangan kepada pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan dalam
arti luas dinamakan pelaporan keuangan (financial reporting) yaitu laporan
keuangan pokok yang dilengkapi dengan informasi keuangan lain yang
dikomunikasikan melalui media informasi selain laporan keuangan pokok.
Sasaran utama pelaporan keuangan adalah informasi tentang prestasi
perusahaan yang disajikan melalui pengukuran laba dan komponennya. Laba
perusahaan diperlukan untuk kepentingan kelangsungan hidup perusahaan dan
ketidakmampuan perusahaan dalam mendapatkan laba akan menyebabkan
tersingkirnya perusahaan dari perekonomian. Untuk memperoleh laba, perusahaan
harus melakukan kegiatan operasional. Kegiatan operasional ini dapat terlaksana
jika perusahaan mempunyai sumber daya. Sumber daya perusahaan tercantum di
dalam neraca. Hubungan antara unsur-unsur yang membentuk neraca dapat
ditunjukkan oleh rasio keuangan.
Laporan keuangan adalah hasil proses pencatatan akuntansi keuangan.
Laporan keuangan itu berisi informasi tentang prestasi perusahaan di bidang
keuangan pada masa lampau. Laporan keuangan yang utama yaitu neraca dan
perhitungan rugi – laba. Namun dalam praktek sering diikutsertakan beberapa
laporan lain untuk memperjelas, misalnya laporan perubahan modal atau laporan
lain-lain. Neraca memberikan gambaran mengenai posisi keuangan perusahaan
pada tanggal tertentu. Perhitungan rugi – laba menunjukkan hasil aktivitas
perusahaan selama satu periode.
Laporan keuangan ialah neraca dan perhitungan rugi laba serta segala
keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampiran antara lain laporan
sumber dan penggunaan dana-dana (Ikatan Akuntan Indonesia, 1974).
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data
atau aktivitas perusahaan tersebut (Munawir, 2002:2). Laporan keuangan
merupakan bagian penting dari informasi keuangan bagi pimpinan perusahaan,
investor, kreditur, pemerintah dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Dua
buah laporan keuangan yang terpenting adalah neraca (balance sheet), dan
perhitungan rugi – laba (income statement).
Selanjutnya laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses
pencatatan, merupakan ringkasan suatu transaksi-transaksi keuangan yang terjadi
selama tahun buku yang bersangkutan (Baridwan, 2004:18).
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses laporan keuangan.
Laporan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti,
sebagai laporan arus kas (cash flow) atau laporan arus dana, catatan dan laporan
lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan. Di samping itu juga termasuk jadwal dan informasi tambahan yang
dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga (Standar Akuntansi
Keuangan, 2004).
Dari pengertian yang dikemukakan tersebut dapat disimpulkan bahwa
proses akuntansi menghasilkan informasi yang terdiri dari :
1. Neraca yaitu yang menunjukkan keadaan keuangan suatu perusahaan pada
periode tertentu.
2. Laporan rugi laba yaitu laporan yang menunjukkan hasil usaha dan
biaya-biaya selama periode tertentu.
3. Laporan perubahan modal yaitu laporan yang menunjukkan sebab-sebab
perubahan modal. Modal akhir periode menjadi modal awal periode berjalan.
4. Laporan arus kas yaitu menunjukkan arus dana dan
perubahan-perubahan dalam proses keuangan selama tahun buku yang bersangkutan.
Selanjutnya, ada tiga jenis laporan keuangan pokok yang dihasilkan :
1. Neraca
Merupakan laporan keuangan secara sistematis tentang harta, utang
serta modal dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Secara spesifik
neraca di maksudkan untuk membantu pihak eksternal untuk menganalisis
likuidasi perusahaan dan kemampuan untuk menghasilkan pendapatan selama
periode tertentu.
Neraca yaitu sebuah daftar yang memuat secara terperinci keadaan
aktiva perusahaan, keadaan kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga, dan
besar modal pemilik perusahaan itu pada suatu waktu tertentu.Sedang daftar
yang memuat perincian tentang pendapatan perusahaan yang berasal dari
dipikul oleh perusahaan beserta besar laba bersih atau rugi bersih perusahaan
selama suatu periode akuntansi disebut perhitungan rugi laba (Moechtar,
1994:48).
Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu
unit usaha pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan
harta yang dimiliki yang disebut pasiva, atau dengan kata lain aktiva
merupakan investasi di dalam perusahaan dan pasiva merupakan
sumber-sumber yang digunakan untuk investasi tersebut (Baridwan, 1988:15).
Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, serta
modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu, biasanya pada waktu
buku-buku ditutup dan ditentukan sianya pada akhir tahun fiskal atau tahun
kalender, sehingga neraca sering disebut dengan Balance Sheet (Munawir,
1981:13).
Laporan neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi
keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aktiva, kewajiban
dan modal pada saat tertentu. Laporan ini bisa disusun setiap saat dan
merupakan informasi situasi posisi keuangan pada saat itu. Komponen
laporan neraca terdiri atas :
a. Harta Aktiva (Assests)
Asset adalah harta yang dimiliki perusahaan yang berperan dalam operasi
perusahaan misalnya kas, persediaan, aktiva tetap, aktiva yang tak
b. Kewajiban atau Utang (Liabilities)
Kewajiban perusahaan adalah penyerahan harta atau jasa di masa yang
akan datang. Atau kewajiban adalah kemungkinan pengorbanan ekonomis
di masa yang akan datang yang timbul akibat kewajiban perusahaan
sekarang untuk memberikan harta atau memberikan jasa kepada pihak
lain di masa yang akan datang sebagai akibat suatu transaksi atau kejadian
yang sudah terjadi.
Kewajiban dapat dikategorikan dalam 3 sifat yakni : (1) kewajiban
itu benar ada, (2) kewajiban itu tidak dapat dihindarkan dan (3) kewajiban
yang mewajibkan perusahaan telah terjadi. Sedangkan menurut jangka
waktunya, kewajiban terdiri dari kewajiban jangka pendek (current
liabilities) dan kewajiban jangka panjang (long term liabilities).
c. Modal (Equity)
Equity adalah suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu perusahaan
setelah dikurangi kewajibannya. Kategori modal bagi setiap perusahaan
dapat berbeda yaitu pada perusahaan perseorangan, nilai modal ini
merupakan modal pemiliknya sendiri, sedangkan dalam perusahaan
perseroan terdiri dari modal setoran dan modal dari pendapatan (retained
earnings)
Modal adalah merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh
pemilik perusahaan yang ditujukan dalam pos modal (modal saham),
surplus dan laba yang ditanam atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki
Modal adalah elemen-elemen dalam aktiva suatu neraca yang dapat
berupa uang kas, bahan baku, mesin, gedung dan sebagainya. Sedangkan
sumber dari modal adalah apa yang dilihat dalam pasiva suatu neraca,
yaitu yang dapat berupa hutang lancar, hutang jangka panjang dan modal
sendiri.
Modal aktif adalah modal yang tertera di sebelah debet dari neraca,
yang menggambarkan bentuk-bentuk dalam mana seluruh funds yang
diperoleh perusahaan ditanamkan, sedangkan pengertian modal pasif ialah
modal yang tertera di sebelah kredit neraca yang menggambarkan
sumber-sumber dari mana funds diperoleh (Riyanto, 2001:12). Modal
yang terletak dalam aktiva suatu neraca dimana modal aktif, sedangkan
modal yang terletak dalam pasiva suatu perusahaan disebut modal pasif.
2. Laporan Laba / Rugi
Merupakan laporan secara sistematis tentang penghasilan-penghasilan,
biaya-biaya, serta laba / rugi bersih suatu perusahaan untuk suatu periode
tertentu. Laporan ini dipandang sebagai laporan akuntansi paling penting
dalam laporan tahunan. Sedangkan laba rugi adalah selisih positip atau
selisih negatip yang diperoleh dari operasi dan non operasional perusahaan
terhadap biaya dalam satu periode akuntansi yang menyebabkan perubahan
dalam posisi equity (net assets) perusahaan.
Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan
penghasilan-penghasilan dan biaya-biaya dari unit usaha untuk suatu periode
tertentu. (Baridwan, 1988:26). Dikatakan selanjutnya bahwa perhitungan rugi
merupakan laporan yang menunjukkan kemajuan keuangan dan juga
merupakan tali penghubung dua neraca yang berurutan.
Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang
penghasilan, biaya, rugi/laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama
periode tertentu (Munawir, 1981:26).
3. Laporan Arus Kas
Tujuan pokok aliran kas adalah memberikan informasi mengenai penerimaan
dan pembiayaan kas perusahaan salama periode tertentu. Tujuan kedua
laporan arus kas adalah untuk memberika informasi mengenai efek kas dari
kegiatan investasi, pendanaan dan operasi perusahaan pada periode tertentu.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dan proses akuntansi yang
dapat digunakan untuk alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data
keuangan suatu perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut
(Munawir, 1997:2) adalah :
1. Pemilik Perusahaan
Pihak ini sangat berkepentingan untuk mengetahui suatu laporan
keuangan perusahaannya, karena dengan melihat laporan keuangannya
maka pemilik dapat menilai apakah dia benar-benar dapat menjalankan
tugasnya sebagai seorang pemimpin. Kesuksesan ini biasanya dinilai dari
2. Manajer Perusahaan
Setelah mengetahui laporan keuangan, maka manajer dapat menilai
kebijakan-kebijakan yang telah dijalankannya, dan jika ada kekurangan bisa untuk
menyusun sistem kebijaksanaan yang lebih baik lagi.
3. Investor
Laporan keuangan berguna dalam hal keperluan mereka untuk menanamkan
modal mereka ke suatu perusahaan.
4. Kreditur dan Banker
Berhubungan dengan pemberian kredit bagi suatu perusahaan. Dengan melihat
laporan keuangan mereka bisa mengambil keputusan apakah akan menyetujui
atau bahkan menolak pemberian kredit kepada perusahaan yang bersangkutan
5. Pemerintah
Pemerintah memerlukan laporan keuangan untuk menentukan berapa besarnya
pajak yang harus dibayarkan oleh pemilik perusahaan.
2.2.
Tujuan Laporan KeuanganTujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi
(SAK, 2002:3).
Tujuan umum laporan keuangan (Harahap, 2004:98) adalah sebagai
berikut :
1. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber ekonomi dan
2. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang
berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba.
3. Memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir
potensi perusahaan dalam mencari laba.
4. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan
kewajiban.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan
adalah untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai
aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan yang dapat digunakan baik
intern maupun ekstern perusahaan. Laporan keuangan dipersiapkan dengan
maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan (progress report)
secara periodik yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Jadi laporan
keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress
report, laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil suatu
kombinasi antara fakta yang telah dicatat (recorded fact), prinsip dan
kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accounting convention and postulate) maupun
pendapat pribadi (personal judgement).
2.3. Kinerja Keuangan
Kinerja perusahaan pada dasarnya terdapat dua perspektif utama yaitu
perspektif keuangan dan non-keuangan, akan tetapi sehubungan dengan topik
yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah, maka akan difokuskan
pada kinerja perusahaan ditinjau dari perspektif keuangan. Istilah kinerja
keuangan merupakan tingkat prestasi (performance) yang dicapai oleh
perusahaan, sebagaimana yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
kinerja memiliki beberapa pengertian; (a) sesuatu yang dicapai; (b) prestasi yang
dihasilkan; dan (c) kemampuan kerja.
Analisis kinerja keuangan pada dasarnya dilakukan untuk mengevaluasi
kinerja di masa yang lalu dengan berbagai analisis sehingga diperoleh posisi
keuangan perusahaan yang mewakili realitas perusahaan dan potensi-potensi
kinerja yang akan berlanjut (Lesmana dan Surjanto, 2003:4). Berdasarkan
evaluasi yang dilakukan terhadap kinerja di masa yang lalu, dapat dilakukan
prediksi terhadap kinerja perusahaan di masa mendatang, sehingga evaluasi untuk
nilai perusahaan dapat dilakukan dan keputusan investasi (termasuk kredit) dapat
dilaksanakan saat ini.
Analisis kinerja perusahaan dapat dilihat dari berbagai sisi, salah satunya
sisi keuangan. Menilai kinerja perusahaan dari aspek keuangan dapat dilakukan
dengan berbagai cara, antara lain dengan menggunakan rasio keuangan (Lesmana
dan Surjanto, 2003:5).
Meskipun penilaian kinerja dapat dilakukan dari kedua aspek tersebut
(Keuangan dan non-keuangan) akan tetapi dalam penelitian ini difokuskan pada
kinerja perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II (PTPN-II) Tanjung Morawa
ditinjau dari aspek keuangan, dengan sasaran umum penilaian kinerja difokuskan
2.4. Pengukuran Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui oleh
berbagai pihak, baik pihak internal maupun eksternal perusahaan terutama terkait
dengan pengambilan keputusan kedua pihak tersebut. Hal ini dipertegas oleh Van
Home (1994:11) mengatakan bahwa kinerja keuangan meliputi tiga keputusan
utama yaitu investment decision adalah keputusan yang berhubungan dengan
struktur keuangan dan struktur modal, financial decision yaitu kemampuan untuk
menentukan struktur keuangan dan struktur modal keuangan yang optimal, dan
kekayaan para pemegang saham atau pemilik perusahaan, dividend decision yaitu
keputusan yang berhubungan dengan pembagian keuntungan terhadap pemegang
saham dan laba yang ditahan.
Meskipun terdapat beberapa kelemahan pada analisa laporan keuangan
yaitu seringkali tidak mewakili hasil dan kondisi ekonomi yang sesungguhnya,
karena laporan keuangan adalah hasil pencatatan masa lalu (history) dari business
activity yang dilakukan oleh perusahaan, maka fokus analisis akan diarahkan
pada hubungan dan indikator keuangan pokok yang memungkinkan analis dapat
menilai kinerja masa lampau, sekarang, dan melakukan proyeksi masa yang akan
datang. Tentunya penekanan pada manfaat serta keterbatasan yang dimiliki.
Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan melalui teknik analisa
laporan keuangan, maka terdapat banyak teknik yang dapat dipakai. Teknik ini
merupakan cara bagaimana kita melakukan analisa. Sebelum mengadakan analisa
terhadap suatu laporan keuangan, penganalisa harus benar-benar memahami
laporan keuangan tersebut. Penganalisa harus dapat menggambarkan
kata lain bahwa agar dapat menganalisa laporan keuangan dengan hasil yang
memuaskan maka perlu mengetahui latar belakang dari data keuangan tersebut.
Penganalisa juga harus mempunyai kemampuan atau kebijaksanaan yang
cukup di dalam mengambil suatu kesimpulan, di samping harus memperhatikan
dan mempertimbangkan perubahan-perubahan kondisi perusahaan serta tingkat
harga-harga yang terjadi. Oleh karena itu sebelum mengadakan
perhitungan-perhitungan, analisa dan interpretasi penganalisa harus mempelajari atau
mereview secara menyeluruh atau bila dipandang perlu dapat diadakan
penyusunan kembali (reconstruction) dari data-data sesuai dengan prinsip-prinsip
yang berlaku dan tujuan analisa. Setelah mempelajari secara menyeluruh laporan
keuangan, maka analisa dan interpretasi dapat dilakukan dengan menggunakan
metode dan teknik analisa yang tepat dan disesuaikan dengan tujuan analisa.
Analisa laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari
hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi
keuangan dan hasil operasi serta perkembangan kinerja keuangan perusahaan
yang bersangkutan. Metode dan teknik analisa digunakan untuk menentukan dan
mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga diketahui
perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan
dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu.
Analisa hubungan berbagai pos dalam suatu laporan keuangan adalah
merupakan dasar untuk dapat menginterpretasikan kondisi keuangan dan hasil
operasi suatu perusahaan. Dengan menggunakan laporan yang diperbandingkan,
termasuk data tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam jumlah rupiah,
individu membantu dalam menganalisa dan menginterpretasikan posisi dan
kinerja keuangan suatu perusahaan.
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical
relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain, dan dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan memberikan gambaran tentang
baik atau buruknya kinerja keuangan suatu perusahaan.
Penggolongan angka rasio dapat ditinjau dari dua sisi yaitu berdasarkan
sumber data keuangan yang merupakan unsur atau elemen dari angka rasio
tersebut dan penggolongan yang kedua adalah didasarkan pada tujuan
penganalisa. Berdasarkan sumber datanya maka angka ratio terdiri dari; ratio-ratio
neraca (balance sheet ratios) yaitu rasio yang semua datanya diambil atau
bersumber dari neraca, rasio-rasio laporan rugi-laba (income statement ratio) yaitu
angka-angka rasio yang semua datanya diambil dari laporan rugi-laba, rasio-rasio
antar laporan (interstatement ratios), yaitu semua angka rasio yang datanya
berasal dari neraca dan data lainnya dari laporan rugi-laba.
2.5. Jenis Rasio
Banyak penulis yang menyodorkan jenis rasio yang menurut penulisannya
cocok untuk memahami perusahaan.umumnya rasio yang terkenal dan popular
adalah rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas.
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung
melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan
Di tinjau dari likuiditas, maka keadaan perusahaan dapat dibedakan :
a. Likuid yaitu perusahaan yang mampu memenuhi seluruh kewajiban
keuangan, khususnya kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya.
b. Ilikuid yaitu perusahaan yang tidak mampu memenuhi kewajiban
keuangan, khususnya kewajiban jangka pendeknya.
Disamping itu likuiditas digolongkan atas :
1) Likuiditas badan usaha, kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan pada pihak luar perusahaan (kreditur).
2) Likuiditas perusahaan, kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya kepada pihak dalam perusahaan
Beberapa rasio likuiditas ini adalah sebagai berikut :
a) Current Ratio
Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi
kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan
hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi
kewajiban jangka pendeknya.
Besar current ratio yang ideal belum ada suatu patokan yang pasti,
namun standar umum yang digunakan 200% atau 2:1 yang berarti nilai
aktiva lancar adalah dua kali dari hutang lancar atau setiap satu rupiah
hutang lancar harus dijamin sedikitnya dengan dua rupiah aktiva lancar.
b) Quick Ratio
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid
mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik.
Untuk quick rasio ukuran berdasarkan prinsip hati-hati adalah 100%
atau 1:1 dianggap cukup memuaskan didalam perusahaan apabila
kurang maka dianggap kurang baik.
c) Cash Ratio
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar
utang jangka pendeknya yang harus segera dipenuhi dengan kas dan
surat berharga dalam perusahaan yang dapat segera diuangkan.
Kegunaan dari rasio ini adalah untuk mengetahui bahwa setiap hutang
lancar Rp. 1,00 di jaminkan oleh kas dan efek sebesar hasil yang
diperoleh dari cash rationya, tidak terdapat standar khusus pada cash
ratio sehingga penilaiannya tergantung kebijakan perusahaan.
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya
apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang
sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan hutang jangka panjang.
Besarnya ukuran umum yang dipakai adalah 200% atau 2:1 yang berarti dua
kali dari total hutang perusahaan dikatakan solvable bila rasionya kurang dari
200%.
Yang termasuk rasio solvabilitas antara lain :
1. Total Debt to Total Equity Ratio
Rasio ini membandingkan total utang dengan modal pemilik (ekuitas).
Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa bagian setiap rupiah dari
rasio ini semakin tidak menguntungkan bagi para kreditur, karena
jaminan modal pemilik terhadap utang semakin kecil. Rasio diatas
100% sangat berbahaya bagi kreditur karena jumlah utang lebih besar
dari pada modal pemilik.
2. Total Debt to Total Asset Ratio
Rasio ini membandingkan jumlah total utang dengan aktiva total yang
dimiliki perusahaan. Dari rasio ini, dapat diketahui beberapa bagian
aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Biasanya, para kreditur
lebih menyukai rasio utang yang rendah, sebab semakin rendah rasio
utang perusahaan yang diberi kredit akan semakin besar tingkat
keamanan yang didapat kreditur pada waktu likuidasi
3. Long term Debt to Equity Ratio
Rasio ini membandingkan antara utang jangka panjang dan modal
pemilik. Rasio ini menunjukan berapa bagian modal pemilik yang
menjadi jaminan utang jangka panjang. Dengan kata lain, rasio ini
digunakan untuk mengukur kemampuan modal pemilik untuk menutup
utang jangka panjang. Semakin rendah rasio ini akan semakin aman
bagi kreditur jangka panjang.
3. Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan
kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan,dan
sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan,
perusahaan menghasilkan laba disebut juga Operating Ratio. Beberapa jenis
rasio rentabilitas adalah sebagai berikut:
a. Net Profit Margin
Net profit margin adalah rasio yang membandingkan antara laba setelah
bunga dan pajak dan penjualan bersih untuk menunjukan berapa bagian
dari penjualan bersih yang menjadi laba setelah bunga dan pajak. Semakin
tinggi rasio ini semakin menguntungkan karena laba bersih perusahaan
semakin besar.
b. Return On Investment
Return on investment adalah salah satu bentuk dari rasio rentabilitas yang
dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk
operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Dengan demikian
rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasinya
perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan operasi tersebut.
c. Operating Income Rastio
Rasio ini membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak (laba
operasi) dan penjualan bersih. Rasio ini menunjukkan berapa bagian
penjualan netto yang merupakan laba usaha. Semakin tinggi rasio ini
menunjukan semakin tinggi keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan.
d. Return On Equity
Rasio ini membandingkan antara laba bersih (laba setelah bunga dan
modal pemilik yang ditanamkan oleh pemilik atau investor untuk
menghasilkan laba bersih yang menjadi bagian dari pemilik. Semakin
tinggi rasio ini semakin tinggi keuntungan investor karena semakin efisien
modal yang ditanamkannya. Dengan demikian, rasio ini sangat mendapat
perhatian para investor.
Rasio profitabilitas/rentabilitas adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dari modal
sendiri dan modal pinjaman. Profitabilitas merupakan salah satu bagian dari
analisa rasio keuangan yang mana analisa rasio keuangan adalah salah satu cara
untuk menghitung dan menginterpretasikan rasio keuangan untuk menganalisa
dan melihat kinerja perusahaan.
Menurut Weston dan Copeland (2002:232) bahwa profitabilitas
(kemampulabaan) adalah merupakan hasil akhir bersih dari berbagai
kebijaksanaan dan keputusan. Selanjutnya, Munawir (2004:86) mengatakan
profitabilitas adalah sebagai perbandingan keuntungan atau laba yang diperoleh
dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau asset yang dipergunakan
untuk menghasilkan keuntungan. Sedangkan menurut Kartadinata (2000:66),
profitabilitas adalah merupakan perbandingan laba terhadap penjualan atau
perbandingan laba terhadap aktiva.
Analisa rasio ini mempunyai keunggulan dibanding dengan teknik analisa
lainnya. Keunggulan tersebut adalah:
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan
laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan
keputusan dan model prediksi.
5. Menstandarisasi perusahaan.
6. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan yang lainnya
secara periodik.
7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang
akan datang.
Disamping keunggulan dari teknik ini, teknik ini juga mempunyai
beberapa keterbatasan sebagai berikut:
a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk
kepentingan pemakai.
b. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi
keterbatasan teknik ini seperti:
1) Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung
taksiran dan judgment yang dapat dinilai bias atau subjektif.
2) Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai
perolehan (cost) bukan harga pasar.
3) Klasifikasi dalam laporan keuangan bias berdampak pada angka rasio.
c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan
kesulitan menghitung rasio.
e. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik standar akuntansi yang
dipakai tidak sama.
2.6. Analisis Rasio Keuangan
Mengadakan analisis terhadap hubungan dari berbagai pos dalam suatu
laporan keuangan merupakan dasar untuk bisa menginterpretasikan kondisi
keuangan dan hasil operasi dalam suatu perusahaan. Untuk mengadakan
interpretasi tersebut tentunya seorang analisis memerlukan suatu ukuran. Ukuran
yang umum digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan dibidang keuangan
adalah analisis keuangan. Rasio merupakan alat yang digunakan dalam artian
relative maupun absolute untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka
yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan (Alwi, 1994:107).
Rasio keuangan adalah rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam
arithmaticalterm yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan hubungan antara
dua macam data financial (Riyanto, 2001:329).
Rasio keuangan adalah perbandingan antara dua elemen laporan keuangan
yang menunjukkan suatu indikator kesehatan keuangan pada waktu tertentu
(Helfert, 1996 : 87). Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil
perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang
mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (Syarif, 1998). Tujuan analisis
rasio keuangan adalah untuk mengetahui hubungan-hubungan antara pos-pos
neraca dan laba rugi dan merupakan alat untuk mengukur kemampuan dan
kelemahan suatu perusahaan berdasarkan dari data yang diperoleh dari laporan
Menurut Riyanto (1996:331) analisis rasio keuangan dibagi menjadi tiga
bagian yaitu :
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk menganalisis dan
menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek. Rasio ini sangat
bermanfaat bagi manajemen untuk mengecek efisiensi modal kerja yang
digunakan dalam perusahaan maupun bagi kreditur jangka panjang dan
pemegang saham untuk mengetahui prospek deviden dan pembayaran bunga di
masa yang akan datang. Rasio likuiditas terdiri dari current ratio, cash ratio dan
quick ratio.
2. Rasio Leverage
Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui
besarnya aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Rasio leverage terdiri dari
total debt to equity ratio, total debt to total capital assets, long term debt to
equity ratio, dan time interest earned ratio.
Financial leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang
untuk membiayai investasinya. Perusahaan yang tidak mempunyai leverage
berarti menggunakan modal sendiri 100%.
3. Rasio Aktifitas
Rasio aktifitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas
perusahaan dalam menggunakan sumber-sumber dananya. Rasio ini terdiri dari
inventory turnover, total asset turnover, receivaible turnover, average collection
2.7. Analisa Rasio Berdasarkan KEPMEN BUMN No. KEP-100/MBU/2002
Penilaian kinerja BUMN melalui Surat Keputusan Menteri Badan Usaha
Milik Negara Nomor Kep-100/MBU/2002 tanggal 14 Juni 2002 tentang penilaian
Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara, yakni :
a. Return on Equity (ROE)
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian dari investasi
para pemilik (pemegang saham).
Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
memanfaatkan seluruh sumber-sumbernya. ROI dihitung dengan cara:
Investasi
Rasio kas ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar
utangnya yang akan jatuh tempo dengan kas yang dimiliki perusahaan (baik
yang ada dalam perusahaan maupun yang ada di bank yang sewaktu-waktu
dapat digunakan) dan surat berharga jangka pendek. Untuk menghitung rasio
ini digunakan rumus sebagai berikut :
d. Rasio lancar
Current Ratio menunjukkan seberapa jauh kewajiban jangka pendek kepada
kreditur dipenuhi oleh harta yang segera (biasanya satu tahun) menjadi kas.
Atau dengan kata lain rasio ini digunakan untuk mengetahui kesanggupan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Untuk menghitung
rasio ini digunakan rumus sebagai berikut :
%
Collection Period menunjukkan lamanya piutang dagang tersebut beredar
sehingga menjadi kas. Untuk menghitung collection period digunakan rumus
sebagai berikut :
Perputaran Persediaan adalah berapa lama persediaan tersebut disimpan
dalam satu tahun untuk mengetahui perputaran persediaan. Untuk
menghitung perputaran persediaan digunakan rumus sebagai berikut :
hari
Perputaran total asset adalah perbandingan antara pendapatan dengan total
asset dengan rumus sebagai berikut :
h. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset
Rasio ini menunjukkan seberapa besar porsi modal sendiri terhadap total
asset. Rasio modal sendiri dihitung dengan rumus sebagai berikut :
%
Setiap perusahaan bertujuan untuk mendapatkan laba namun yang lebih
penting lagi yaitu bagaimana perusahaan ini dapat melakukan efisiensi
penggunaan modal. Sebab laba yang maksimal belumlah menunjukkan
perusahaan tersebut telah bekerja dengan efisien, tetapi yang lebih penting adalah
bagaimana perusahaan dapat mempertinggi rentabilitas/profitabilitasnya
Penelitian ini akan berfokus pada analisa Rasio Profitabilitas. Ada banyak
cara melakukan Analisa Rasio Profitabilitas seperti Profit Margin, BOPO, ROA,
ROI, ROE dan EPS. Namun demikian Analisa Rasio Profitabilitas yang akan
digunakan dalam penelitian ini akan difokuskan pada ROI dan ROE.
Defenisi ROI dan ROE yang dipakai dalam penelitian ini adalah :
1. Return On Investment (ROI)
Return on Investment termasuk ke dalam profitabilitas yang
menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui
semua kemampuan dan sumber daya yang ada. Rasio ini digunakan untuk
mengukur kekuatan penghasilan dari aktiva. Rasio tersebut menyatakan
kemampuan perusahaan dalam memperoleh penghasilan terhadap operasi
bisnis dan menjadi ukuran keefektifan manajemen. Rasio ini menunjukkan
berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik,
ROI merupakan salah satu jenis rasio profitabilitas perusahaan,
dimana semakin tinggi profitabilitas biasanya perusahaan akan lebih
memilih menggunakan sumber dana internal dari laba ditahan, sehingga
penggunaan hutang perusahaan akan berkurang. ROI merupakan
perbandingan antara tingkat laba operasi setelah pajak dengan total
investasinya. Skala pengukur ROI adalah rasio dengan satuan persen (%)
(Brigham dan Houston, 2001).
Return on investment adalah salah satu bentuk dari profitabilitas
yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk
operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (Munawir: 1981:89).
ROI tidak memberikan indikasi berapa lamanya suatu investasi.
Namun demikian, ROI sering dinyatakan dalam satuan tahunan atau sering
juga dinyatakan untuk suatu tahun kalendar atau fiskal.
Untuk memperoleh aset maka suatu perusahaan memerlukan dana
yang dapat diperoleh baik dengan melakukan hutang atau dari modal
sendiri yang sumbernya adalah sisa laba ditahan. Aset yang diperoleh
nantinya akan dijadikan sebagai sumber daya perusahaan untuk
meningkatkan hasil usahanya. Rumusan Return on Investment
menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan menghasilkan laba
bersih dengan total aset yang dimiliki dan digunakan dalam kegiatan
operasionalnya.
ROI (Return on Investment) merupakan salah satu indikator dari
investasi terhadap total investasi perusahaan. Profitabilitas perusahaan
yang tinggi akan mengurangi nilai Debt to Equity Ratio (DER)
perusahaan, karena semakin profitable suatu perusahaan, biasanya
perusahaan cenderung untuk melakukan pendanaan yang bersumber dari
laba ditahan dan modal sendiri (Brigham dan Houston, 2001). Nilai
rata-rata ROI yang digunakan sebagai proksi untuk profitabilitas perusahaan
memiliki nilai yang fluktuatif selama periode penelitian.
2. Return On Equity (ROE)
Return on Equity merupakan kemampuan modal sendiri untuk
menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Return on Equity
merupakan statistik yang mencerminkan keuntungan pemilik usaha. ROE
mengukur pengembalian modal dari pemilik perusahaan (Mukhtaruddin,
2007).
Dalam melaksanakan operasi perusahaan, pemilik atau pemegang
saham perusahaan menginginkan hasil yang optimal. Return on Equity
dipergunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan memberikan
imbalan atau hasil kepada pemilik atau pemegang saham perusahaan.
Rumusan ROE akan menghubungkan antara laba bersih dalam perhitungan
rugi laba dengan equity yang ada dalam neraca.
Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen dalam mengelola modal yang ada untuk
mendapatkan net income, dengan rumus :
Capital Equity
Income Net
Semakin tinggi angka pencapaian ROE menunjukkan kinerja
perusahaan semakin baik sehingga meningkatkan daya tarik saham yang
ditawarkan di pasar modal.
Selanjutnya, rasio profitabilitas/rentabilitas digunakan untuk mengukur
efektifitas manajemen dalam mengelola perusahaan. Efektivitas yang dimaksud
adalah meliputi kegiatan fungsional manajemen yang terdiri dari keuangan,
pemasaran, sumber daya manusia dan operasional. Efektivitas pada faktor tersebut
akan menyebabkan peningkatan atau penurunan laba bagi perusahaan. Penurunan
laba yang berlangsung terus-menerus akan mengarah pada kebangkrutan
perusahaan.
Menurut tujuannya, rasio keuangan khususnya perusahaan
dikelompokkan sebagai berikut :
1. Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan tingkat kemudahan relatif
suatu aktiva untuk segera dikonversikan ke dalam kas dengan sedikit atau
tanpa penurunan nilai serta tingkat kepastian tentang jumlah kas yang dapat
diperoleh. Rasio-rasio yang tergolong dalam rasio likuiditas ini adalah current
ratio, quick ratio dan cash ratio. masing-masing rasio ini mempunyai
perspektif yang berbeda dalam mengukur tingkat likuiditas perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Current ratio untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya
dengan asumsi bahwa semua aktiva lancarnya dikonversi menjadi kas. Quick
ratio/acid test ratio mempunyai tujuan yang sama dengan current ratio, akan
tetap dalam perspektif yang lebih cepat yakni rasio ini tidak
untuk dikonversi menjadi uang kas aehingga dengan demikian rasio ini lebih
tajam dari current ratio. Cash ratio digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan
memperhitungkan aktiva yang paling likuid.
2. Rasio Profitabilitas/Rentabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas
manajemen dalam mengelola perusahaan. Efektivitas yang dimaksud adalah
meliputi kegiatan fungsional manajemen yang terdiri dari keuangan,
pemasaran, sumber daya manusia dan operasional. Efektivitas pada faktor
tersebut akan menyebabkan peningkatan atau penurunan laba bagi
perusahaan. Yang tergolong dalam rasio ini adalah ; (1) Net Profit Margin
(NPM), (2) Return on Investment (ROI), (3) Return on Equity (ROE).
Penurunan laba yang berlangsung terus menerus akan mengarah pada
kebangkrutan perusahaan.
Pada umumnya rentabilitas dapat diartikan sebagai suatu perbandingan
antara laba yang diperoleh dalam operasi perusahaan dengan modal.
Rentabilitas atau profitabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Munawir, 1981:33).
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan
aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain
rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu (Riyanto, 2001:28). Rentabilitas adalah kemampuan suatu
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan modal
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
rentabilitas suatu perusahaan merupakan pencerminan kemampuan modal
perusahaan yang bersangkutan untuk mendapatkan keuntungan. Oleh karena
rentabilitas merupakan pencerminan efisiensi suatu perusahaan di dalam
menggunakan modal kerjanya, maka cara menggunakan tingkat rentabilitas
untuk ukuran efisiensi suatu perusahaan merupakan cara yang baik.
Dengan demikian maka jelaslah bahwa rentabilitas merupakan suatu hal
yang sangat penting bagi suatu perusahaan, sebagai suatu usaha efisiensi di
mana setiap perusahaan dalam operasinya selalu berusaha meningkatkan
labanya agar asset rentabilitas sesuai dengan standar.
3. Rasio Permodalan/solvabilitas digunakan untuk menggambarkan apakah
permodalan perusahaan telah mencukupi untuk mendukung kegiatan usaha
yang akan dilakukan secara efisien, apakah permodalan tersebut akan mampu
untuk menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan, apakah
kekayaan (kekayaan pemegang saham) semakin besar atau semakin kecil.
4. Rasio Efisiensi Usaha, digunakan untuk mengukur performance manajemen
apakah telah menggunakan semua faktor-faktor produksinya dengan tepat
guna dan berhasil guna.
2.8. Tingkat Kesehatan Perusahaan
Kondisi kesehatan perusahaan dapat diukur berdasarkan analisa rasio-rasio
keuangan pada umumnya rasio-rasio keuangan yang lazim dijadikan tolak ukur
oleh para investor adalah seperti rasio untuk menilai tingkat liquiditas,
sesuai dengan kebutuhan. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rasio
profitabilitas khususnya Return on Investment (ROI) dan Return on Equity (ROE).
Salah satu cara untuk menilai tingkat kesehatan keuangan perusahaan
adalah dengan melakukan analisa terhadap laporan keuangan dimasa lalu dan
masa sekarang guna kepentingan dimasa yang akan datang dengan perhitungan
rasio keuangan. Analisa keuangan juga dilakukan oleh pihak luar perusahaan
untuk menentukan potensi penanaman investasi dan penilaian kemungkinan
pemberian kredit serta untuk menilai kinerja perusahaan selama ini.
1. Tinjauan Tentang Tingkat Kesehatan Perusahaan
Tingkat kesehatan perusahaan diperlukan untuk melihat apakah suatu
keuangan dalam suatu perusahaan itu dalam keadaan sehat atau tidak. Hal ini
dapat dilakukan dengan membandingkan antara dua elemen yang ada atau disebut
dengan rasio. Dengan rasio itu kita dapat mengetahui tingkat rentabilitas,
likuiditas dan solvabilitas suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Peningkatan kinerja harus selalu dikaitkan dengan penerapan prinsip efisiensi.
Artinya, dalam upaya menampilkan kinerja yang memuaskan suatu sistem bekerja
gunakan sebagai sarana, daya dan dana yang dialokasikan untuk
menyesedemikian rupa sehingga hasilnya menyelenggarakannya (Siagian,
1996:50).
2. Penggolongan Tingkat Kesehatan Perusahaan
Penggolongan tingkat kesehatan BUMN sudah diatur oleh pemerintah
yang dituangkan dalam SK Menteri BUMN RI No.Kep-100/MBU/2002 sebagai