• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Studi kasusu Pada PT. Coca-Cola Bottling Indonesia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Studi kasusu Pada PT. Coca-Cola Bottling Indonesia)"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (STUDI KASUS PADA PT.

COCA-COLA BOTTLING INDONESIA)

Oleh

:

NAMA : FAISAL AMRI

NIM : 030503005 DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Siatem Informasi Akuntansi (Studi Kasus Pada PT. Coca-Cola Bottling Indonesia)

Adalah benar hasil karya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program S1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperolah, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, Saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas.

Medan, 15 Juli 2009 Yang membuat pernyataan

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamiin, segala puli penulis haturkan kepada Sang

Pencipta Alam beserta isinya, Allah SWT yang telah memberikan pertolongan yang tiada terhingga, sehingga penyusunan skripsi ini selesai dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul skripsi ini yaitu: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Studi Kasus Pada PT. Coca-Cola Bottling Indonesia). Dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, penulis dibantu oleh berbagai pihak yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga, pikiran serta dukungannya baik secara moril dan materil. Terutama buat kedua orang tuaku terkasih dan tercinta Ayahanda Suhairy dan Ibunda Eliaty yang telah memberikan dukungan moril dan materil, nasehat, serta doanya kepada penulis. Beserta kepada adik-adikku, Fadly, Eva dan Fachri yang aku cintai dan sayangi. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tiada terhingga kepada yang terhormat:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(4)

3. Bapak Drs. M. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Drs. Sucipto, MM, Ak dan Bapak Sambas Ade Kesuma, SE, M.Si, Ak selaku Penguji I dan Penguji II yang telah membantu penulis melalui saran dan kritik yang diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Segenap dosen dan staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal dan ilmu pengetahuan.

6. Pimpinan, manajer, beserta staf PT. Coca-Cola Bottling Indonesia, juga untuk Bapak Samsul Bahri Batubara dan Bapak Ahmad Nasoha. Terima kasih atas kerja sama dan bantuannya dalam pengumpulan data.

7. Semua staf jurusan departemen Akuntansi, bang Chairil, Bang Oyong, Kak Dame. Terima kasih untuk menyiapkan segala administrasi dan keperluan penulis di departemen Akuntansi USU.

8. Bapak Parlindungan Purba, SH, MM dan Bapak Laksamana Adiyaksa, SH, MM, M.Kn selaku ketua dan sekretaris Dewan Pengurus Propinsi Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPP APINDO) Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk bekerja di sekretariat DPP APINDO dan segenap pengurus yang lain Bapak dr. Ferry, Bapak Martono, Bapak Brilian Moktar, Bapak Johan Brien.

(5)

10.Sahabat-sahabatku Dedi, Rangga, Jaka, Fery, Adam terima kasih atas semuanya. Juli, Paima, Yanita, Reza, Rahmad dan sahabat Akuntansi 2003 yang tidak dapat dituliskan satu persatu yang selalu memberi semangat, motivasi dan inspirasi bagi penulis.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu, penulis mengharapkan kritikan, saran yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi bermanfaat bagi ilmu pengetahuan di bidang akuntansi.

Medan, 15 Juli 2009 Penulis

(6)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan pengaruh keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem, kemampuan teknik personal sistem informasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi, dan program pendidikan dan pelatihan pemakai terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada PT. Coca-Cola Bottling Indonesia.

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan menggunakan metode kuesioner. Data yang diperoleh dari persepsi para pemakai sistem informasi akuntansi. Hasilnya terlihat pada kuesioner yang dikirimkan kepada 35 orang pemakai. Model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem, kemampuan teknik personal sistem informasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi, dan program pendidikan dan pelatihan pemakai, memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi (Uji F 18,016 pada tingkat signifikansi 0,00).

(7)

ABSTRACT

The purpose of this research is to empirically examine whether the presentation and the accessibility of budget realization reports have a positive influence of enhancing transparency and accountability in the management of local finance on PT. Coca-Cola Bottling Indonesia.

The method used to collect data is through survey questionnaire of which the respondent were members of local legislative council since the members of legislative are actual (primary) user of the budget realization report for this time. The result of this research is that both of the reports user involvement, capability of information system personnel, top management support, formalization of information system have a significant positive effect of enhancing transparency and accountability in the management of local finance (F-test value of 18,016 at significance level of 0,00).

(8)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ……… i

KATA PENGANTAR ……… ii

ABSTRAK ……… v

ABSTRACT ……… vi

DAFTAR ISI ………... vii

DAFTAR TABEL ……… x

DAFTAR GAMBAR ………... xii

DAFTAR LAMPIRAN ……… xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Perumusan Masalah………... 5

C. Tujuan Penelitian ……….. 5

D. Manfaat Penelitian ……… 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Sistem Informasi Akuntansi... 7

1. Pengertian Sistem………...… 7

2. Sistem Informasi Akuntansi... 9

B. Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi……….………… 10

C. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi... 12

D. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi... 13

(9)

F. Kerangka Konseptual... 16

G. Hipotesis... 17

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ……….. 18

B. Populasi dan Sampel Penelitian………....……. 18

C. Jenis Data...………. 19

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional……… 20

E. Teknik Pengumpulan Data... 22

F. Metode Analisis Data... 23

G. Jadwal dan Lokasi Penelitian……… 30

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ……….. 31

1. Sejarah Singkat PT. Coca-Cola Bottling Indonesia... …. 31

2. Struktur Organisasi PT. Coca-Cola Bottling Indonesia… 34 B. Analisis Hasil Penelitian……….….. 37

1. Deskripsi Responden 37 2. Statistik Deskriptif...………. 39

3. Hasil Uji Kualitas Data ………... 50

4. Uji Asumsi Klasik...………. 58

(10)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan..……….. 68

B. Keterbatasan Penelitian..……… 71

B. Saran ………. 71

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Hal

2.1 Penelitian Terdahulu 15

3.1 Variabel Penelitian 21

3.2 Jadwal Penelitian 30

4.1 Deskripsi Responden 37

4.2 Statistik Deskriptif Kinerja SIA 39

4.3 Statistik Deskriptif Keterlibatan Pemakai 44 4.4 Statistik Deskriptif Kapabilitas Personal SIA 45 4.5 Statistik Deskriptif Dukungan Manajemen Puncak 45 4.6 Statistik Deskriptif Formalisasi Pengembangan SIA 48 4.7 Statistik Deskriptif Program Pendidikan dan

Pelatihan Pemakai 50

4.8 Hasil Uji Validitas Bagian Kepuasan Pemakai 52 4.9 Hasil Uji Validitas Bagian Pemakai Sistem 53 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Bagian Kepuasan Pemakai 53 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Bagian Keterlibatan Pemakaian 53 4.12 Hasil Uji Validitas Keterlibatan Pemakai Dalam Proses

(12)

Tabel Judul Hal 4.13 Hasil Uji Reliabilitas Keterlibatan Pemakai Dalam

Proses Pengembangan SIA (X1) 55

4.14 Hasil Uji Validitas Dukungan Manajemen Puncak 56 4.15 Hasil Uji Reliabilitas Dukungan Manajemen Puncak 56 4.16 Hasil Uji Validitas Formalisasi Pengembangan SIA 57 4.17 Hasil Uji Reliabilitas Formalisasi Pengembangan SIA 58 4.18 Hasil Uji Gejala Multikolinearitas 61

4.19 Variabel Entered/Removed 63

4.20 Model Sumary 63

4.21 ANOVA 64

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Hal

2.1 Kerangka Konseptual Penelitian 16

4.1 Histogram 59

4.2 Normal P-P Plot 60

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

1 Tabulasi Hasil Kuesioner Variabel Kinerja SIA Bagian Kepuasan Pemakai

2 Tabulasi Hasil Kuesioner Variabel Kinerja SIA Bagian Pemakaian Sistem

3 Tabulasi Hasil Kuesioner Variabel Keterlibatan Pemakai 4 Tabulasi Hasil Kuesioner Variabel Dukungan

Manajemen Puncak

5 Tabulasi Hasil Kuesioner Formalisasi Pengembangan SI 6 Tabulasi Hasil Kuesioner Kapabilitas Personal SI dan

Program Pendidikan dan Pelatihan Pemakai

7 Output SPSS

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dapat menambah nilai bagi suatu perusahaan dengan menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu. Pada bidang akuntansi perkembangan teknologi infomasi telah banyak membantu meningkatkan Sistem Informasi Akuntansi (SIA). Peningkatan penggunaan teknologi komputer sebagai salah satu bentuk teknologi informasi telah mengubah pemprosesan data akuntansi dari secara manual menjadi secara otomatis. Akan tetapi penerapan sistem dalam suatu perusahaan tidak terlepas dari permasalahan. Menurut DeLone dan Raymond, 1988 (dalam Komara, 2005) penerapan suatu sistem dalam perusahaan dihadapkan kepada dua hal, apakah perusahaan mendapatkan keberhasilan penerapan sistem atau kegagalan sistem. Untuk menghindari kegagalan sistem, maka perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi efektivitas atau keberhasilan implementasi suatu sistem informasi.

(16)

(system use) sebagai tolok ukur efektivitas atau keberhasilan kinerja sistem informasi akuntansi. Efektivitas kinerja Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: a) keterlibatan pengguna dalam pengembangan SIA, b) kapabilitas personel SIA, c) ukuran organisasi, d) dukungan top manajemen, e) formalisasi pengembangan SIA, f) program pelatihan dan pendidikan pengguna SIA, g) keberadaan komite pengendali SIA, h) lokasi departemen SIA.

Hasil penelitian Soegiharto (2001) dengan responden perusahaan di Australia, menunjukan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara keterlibatan pengguna dalam pengembangan SIA dengan penggunaan sistem serta hubungan negatif signifikan antara formalisasi pengembangan SIA dengan penggunaan sistem. Disamping itu, untuk variabel ukuran organisasi didapati berhubungan negatif signifikan baik dengan kepuasan pengguna maupun penggunaan sistem. Sedangkan untuk variabel kapabilitas personel SIA dan dukungan top manajemen tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan.

(17)

Hasil-hasil penelitian tersebut sebagian mendukung dan sebagian masih kontradiktif dengan penelitian sejenis oleh Komara (2005) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan antara keterlibatan pengguna dalam pengembangan SIA, ukuran organisasi, dukungan top manajemen, formalisasi pengembangan SIA dengan kepuasan pengguna serta pengaruh positif siginifikan antara keterlibatan pengguna dalam pengembangan SIA, kapabilitas personel SIA, dukungan top manjemen dengan penggunaan sistem.

Pengujian perbedaan kinerja sistem informasi akuntansi antara perusahaan yang memiliki dengan yang tidak memiliki komite pengendali SIA, menunjukan terdapat pengaruh yang terbalik dimana kinerja SIA lebih tinggi dalam organisasi yang tidak memiliki komite pengendali SIA dibandingkan dengan organisasi yang mempunyai komite pengendali SIA (Soegiharto, 2001). Hasil tersebut kemungkinan disebabkan adanya perbedaan persepsi peran dari anggota organisasi terhadap komite pengendali SIA sehingga fungsi dan peran komite pengendali tidak menunjukkan keunggulannya. Hasil penelitian tersebut didukung oleh hasil penelitian Choe (1996).

(18)

akan meningkatkan ability, dan ability ini akan berkorelasi positif dengan penggunaan sumber daya komputer.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Komara (2005) menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang memiliki program pelatihan dan pendidikan pengguna dengan perusahaan yang tidak memiliki program pelatihan dan pendidikan pengguna, antara perusahaan yang memiliki komite pengendali SIA dengan perusahaan yang tidak memiliki komite pengendali SIA, dan antara lokasi departemen SIA yang berdiri sendiri (independent) dengan lokasi departemen SIA yang tergabung dalam departemen/bagian lain perusahaan.

Penelitian mengenai efektivitas atau keberhasilan kinerja sistem informasi merupakan penelitian yang telah banyak dilakukan. Walaupun demikian, hasil penelitian antara peneliti yang satu dengan yang lain sebagian mendukung dan sebagian masih kontradiktif. Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian ulang dengan mereflikasi penelitian yang dilakukan oleh Komara (2005) dengan sampel penelitian yang berbeda yaitu perusahaan minuman (beverages) PT. Coca Cola Bottling Indonesia. Alasan peneliti mengambil perusahaan ini sebagai sampel penelitian adalah karena perusahaan tersebut merupakan jenis perusahaan yang sudah berkembang secara internasional dan sudah memakai penggunaan teknologi informasi yang berkembang.

(19)

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Studi Kasus Pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukan diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berkut :

“Apakah faktor keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem,

kemampuan teknik personal sistem informasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi, dan program pendidikan dan pelatihan pemakai secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap kinerja

sistem informasi akuntansi (SIA) ? ”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui, menganalisis, menguji dan memberikan bukti empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

(20)

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi

2. Bagi manajemen PT. Coca Cola Bottling Indonesia, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai masukan dalam pertimbangan pengambilan keputusan mengenai faktor-faktor perkembangan dan penilaian kinerja khususnya sistem informasi akuntansi.

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Pengertian Sistem dan Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Sistem

Secara umum dalam arti sempit, sistem dapat diartikan sebagai suatu susunan atau sebagai suatu cara. Suatu sistem melingkupi struktur dan proses, dimana struktur membicarakan elemen-elemen atau unsur yang membentuk sistem itu sendiri sedangkan proses membicarakan cara kerja/prosedur dari setiap elemen secara berurutan, teratur, dan sistematis.

Suatu sistem dirancang dan diterapkan untuk melakukan aktivitas yang sifatnya berulang. Sistem terdiri dari beberapa bagian yang mempunyai hubungan yang erat satu sama yang lainnya dan berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Wilkinson (2000:6),”a system is an unified group of interacting

parts that function together to achieve it purposes”. Simamora

(2000:176),”sistem adalah seperangkat peraturan dan prosedur yang dirancang

untuk memastikan bahwa tugas tertentu dilaksanakan dalam suatu cara yang

sudah ditetapkan sebelumnya”. Widjajanto (2001:2),”sistem adalah sesuatu yang

memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu

melalui tiga tahapan yaitu input, proses, dan output”.

(22)

Subsistem-subsistem tersebut harus selalu berhubungan dan berinteraksi melalui komunikasi yang relevan sehingga sistem dapat bekerja secara efektif dan efisien. Kurang efektifnya komunikasi antar subsistem akan menjadi kendala dalam berbagai jenis sistem.

Organisasi sangat bergantung pada sistem informasi agar selalu dapat kompetitif. Produktivitas sebagai alat untuk menjaga daya saing, dapat ditingkatkan dengan bantuan informasi, sehingga perusahaan yang aliran informasinya tidak jalan akan menjadai terganggu aktivitasnya.

2. Sistem Informasi Akuntansi

Dalam melaksanakan suatu sistem informasi akuntansi unsur-unsur yang terlibat adalah manusia sebagai pelaksana dari sistem, organisasi atau perusahaan sebagai obyek yang membutuhkan sistem, dan pengolahan data transaksi untuk menghasilkan informasi. Unsur-unsur tersebut merupakan rangkaian yang terpadu dan saling berkaitan dalam melaksanakan suatu sistem.

Banyak ahli akuntansi yang mencoba mendefinisikan sistem informasi akuntansi, beberapa diantaranya adalah:

Menurut Bodnar dan Hopwood (2001:1),”an accounting information system is a collection of resources,such as people and equipment,design to transform financial and other data into information to a variety of decision

makers according to their needs and entitlement”.

(23)

information,with the purpose of satisfying the informartion needs of variety of

user”.

Menurut James A. Hall (2001:10), “sistem informasi akuntansi adalah

sistem yang terdiri dari tiga sub sistem, yaitu transaction processing systems, general ledger/financial reporting systems, management reporting systems.”

Definisi di atas menjelaskan bahwa sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur-struktur dalam suatu entitas, seperti perusahaan bisnis yang mempekerjakan sumber-sumber daya fisik dan komponen-komponen lain untuk mentrasformasi data ekonomi menjadi informasi akuntansi, dengan tujuan untuk memuaskan kebutuhan para pemakai informasi yang bervariasi.

B.Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2005:3) sistem informasi akuntansi terdiri dari lima komponen, yaitu :

a. Orang-orang yang mengoperasikan sistem dan melaksanakan berbagai fungsi.

b. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi.

c. Data tentang proses-proses bisnis organisasi.

d. Software (perangkat lunak) yang dipakai untuk memproses data organisasi.

e. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan pendukung dan peralatan untuk komunikasi jaringan.

(24)

a. Pemakai akhir, terdiri dari pemakai akhir ekternal yaitu kreditor, infestor, pemegang saham, pemerintah, dan pemakai akhir internal yaitu pihak manajemen

b. Sumber data, transaksi keuangan yang memasuki sistem informasi dari sumber eksternal dan internal

c. Pengumpulan data, tahap operasional yang tujuannnya untuk memastikan bahwa data yang memasuki sistem itu sah, lengkap, dan bebas dari kesalahan.

d. Pemrosesan data, data yang memasuki sistem di proses sehingga menghasilkan suatu inforrmasi yang berguna

e. Manajemen database, yaitu menyimpan, memperbaiki, dan memanggil serta menghapus data

f. Penghasil informasi, yaitu mengumpulkan, mengatur, memformat, dan menyajikan informasi untuk para pemakai.

g. Umpan balik, yakni bentuk output yang dikirim kembali ke sistem sebagai sumber data.

Menurut Krismiaji (2002:16) usur-unsur sistem informasi akuntansi adalah a. Tujuan

b. Masukan c. Keluaran

d. Penyimpanan data e. Pengolahan

f. Instruksi dan prosedur g. Pengguna

h. Pengendalian dan pengukuran keamanan

C.Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

(25)

Tujuan sistem informasi akuntansi menurut Fakhari (2004:6) adalah menyediakan informasi akuntansi bagi berbagai pemakai/pengguna. Secara lebih khusus tujuannnya adalah :

a. Untuk mendukung operasi harian

b. Untuk medukung pembuatan keputusan oleh pembuat keputusanintern perusahaan

c. Memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pengelolaan perusahaan

D.Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Khalil (1997) dalam Tjhai Fung Jen (2002) mengukur efektifitas sistem informasi dengan menggunakan kepuasan pemakai dan pemakaian sistem. Soegiharto (2001) mengukur kinerja SIA dari sisi pemakai dengan membagi kinerja sistem informasi akuntansi ke dalam dua bagian yaitu kepuasan pemakai informasi dan pemakaian sistem informasi sebagai pengganti variabel kinerja SIA.

Conrath dan Mignen (1990) dalam Tjhai Fung Jen (2002) mengatakan kepuasan pemakai sistem informasi dapat diukur dari kepastian dalam mengembangkan apa yang mereka perlukan. Delone dan McLean (1992) dalam Soegiharto (2001) mengemukakan ketika sebuah sistem informasi diperlukan, penggunaan sistem akan menjadi kurang dan kesuksesan manajemen dengan sistem informasi dapat menentukan kepuasan pemakai.

(26)

dilakukan Jahangir et al (2000) dalam Tjhai Fung Jen (2002) menunjukkan perbedaan penentuan keberhasilan komputer adalah tidak berdiri sendiri sehingga pemakaian sistem digunakan untuk melakukan penelitian mengenai sistem informasi.

E.Penelitian Terdahulu

Soegiharto (2001) melakukan penelitian dengan objek perusahaan yang terdaftar pada ASX Data Disk atau Australia Business Who’s Who disk di Australia dengan responden yang dipilih untuk menyampaikan persepsinya terhadap kinerja sistem informasi akuntansi yang digunakan.dalam penelitian Influence Factors Affecting The Performance Of Accounting Information System. Hasil penelitian Soegiharto (2001) menunjukan hanya faktor keterlibatan pemakai yang secara signifikan dan positif berpengaruh terhadap pemakaian sistem, sedangkan faktor ukuran organisasi dan formalisasi pengembangan sistem dengan pemakaian sistem dan faktor ukuran organisasi dengan kepuasan pemakai sistem informasi juga berhubungan secara signifikan tetapi hubungan tersebut berkorelasi negatif, sedangkan faktor lainnya tidak terbukti memiliki hubungan dengan kinerja SIA.

(27)

menunjukan bahwa kepuasan pemakai pada perusahaan yang departemen sistem informasinya berada di departemen lainnya, akan lebih tinggi dari pada perusahaan yang departemen sistem informasinya terpisah berdiri sendiri.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Komara (2005) menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang memiliki program pelatihan dan pendidikan pengguna dengan perusahaan yang tidak memiliki program pelatihan dan pendidikan pengguna, antara perusahaan yang memiliki komite pengendali SIA dengan perusahaan yang tidak memiliki komite pengendali SIA, dan antara lokasi departemen SIA yang berdiri sendiri (independent) dengan lokasi departemen SIA yang tergabung dalam departemen/bagian lain perusahaan.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

1

(28)

F. Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan penelitian terdahulu, maka peneliti membuat kerangka konseptual penelitian sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Semakin sering keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi. Semakin tinggi kapabilitas personal sistem informasi akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi. Semakin besar dukungan yang diberikan manajemen puncak akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi. Semakin tinggi tingkat formalisasi pengembangan sistem informasi di perusahaan akan meningkatkan kinerja sistem

Keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan SIA (X1)

Kapabilitas personal sistem informasi (X2)

Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi (Y)

Program pendidikan dan pelatihan pemakai (X5) Fomalisasi pengembangan sistem informasi (X4)

(29)

informasi akuntansi. Kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi apabila program pendidikan dan pelatihan pemakai diperkenalkan.

G.Hipotesis

(30)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. (Sugiyono,2004:11). Jadi disini ada variabel independen ( variabel yang mempengaruhi ) dan variabel dependen ( dipengaruhi ) (Sugiyono, 2006 : 41 ). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan hubungan keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem, kapabilitas personal sistem informasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi, dan program pendidikan dan pelatihan pemakai sebagai variabel independen dan kinerja sistem informasi akuntansi sebagai variabel dependen.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

(31)

1. Departemen Operasional 8 orang 2. Depeartemen Finansial 19 orang 3. Departemen Lainnya 8 orang

Jumlah 35 orang

Sumber : Departemen Personalia, 2009

Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat individu, karena yang diamati adalah persepsi para pamakai sistem. Oleh karena jumlah populasi dalam penelitian ini sedikit, maka semua populasi dijadikan sampel. Sehingga teknik sampel yang digunakan adalah sensus.

C. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan dan digunakan bersifat kualitatif yang terdiri dari :

a. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari perusahaan atau data yang terjadi di lapangan penelitian yang diperoleh melalui kuesioner/angket. Data primer yang dikumpulkan oleh penulis adalah jawaban kuesioner oleh para karyawan/staff yang menjadi sampel.

(32)

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

(33)

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

No Variabel Defenisi Operasional Indikator Skala 1

b.Kapabilitas Personal SI

c.Dukungan Manajemen Puncak

d.Formalisasi Pengembangan SI

e.Program Pendidikan dan Pelatihan

Kepuasan pengguna dan penggunaan sistem informasi yang efektif dan efisien serta dimiliki personel SI dan tingkat pendidikan personel SI

Kemampuan manajemen menggunakan komputer, perhatian terhadap kinerja SI, rating pemakaian SI dari departemen pemakai

Penyerahan laboran proyek lepada manajemen SI, format dokumentasi yang dan pendidikan, cara pemakaian sistem dan keuntungan yang di dapat

(34)

E. Teknik Pengumpulan Data

Ada 2 teknik pengumpulan data yang dilakukan, yaitu :

a. Teknik kuesioner, teknik ini dugunakan untuk memperoleh data primer berupa jawaban dari pada responden yang diteliti. Untuk variabel dependen kinerja sistem informasi akuntansi instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner yang diadopsi dari Doll dan Torkzadeh (1998) dalam Seddon dan Yip (1992) untuk kepuasan pengguna, untuk pemakai sistem diukur dengan 2 item pertanyaan dari instrumen yng dikembangkan Choe (1996) menggunakan point skala likert 1 – 7. dan untuk variabel independen keterlibatan pemakai diukur dengan 2 item pertanyaan 7 point sekala likert yang dikembangkan oleh Soegiharto (2001), variabel kepabilitas personal sistem informasi diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Soegiharto (2001), variabel dukungan manajemen puncak dan formulasi pengembangan sistem informasi diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Choe (1996) dalam Soegiharto (2001) dengan 5 item pertanyaan menggunakan 7 point skala Likert. b. Teknik Dokumentasi, yaitu melakukan pencatatan dan pengcopyan atas

data-data sekunder untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian ini.

Langkah-langkah pengumpulan data primer atau pengiriman kuesioner : 1. Tahap I, kuesioner dikirim langsung oleh peneliti kepada semua anggota

(35)

2. Setelah di tunggu selama 2 minggu, peneliti mengumpulkan jawaban responden, jika jumlah jawaban responden yang terkumpul tidak mencukupi jumlah minimum untuk di olah secara statistik parametrik atau belum mencukupi 30 (tiga puluh) jawaban dilakukan pengumpulan tahap II .

3. Tahap II, kuesioner di kirim lagi oleh peneliti kepada responden yang belum memberi jawaban dan di tunggu lagi selama lebih kurang 2 (dua) minggu. Setelah 2 (dua) minggu peneliti mendatangi langsung responden guna mengumpulkan jawaban mereka.

4. Jika terjadi pengiriman kuesioner dalam 2 (dua) tahap, maka dilakukan pengujian respon bias.

F. Metode Analisis Data

1. Pengujian Kualitas Data a. Uji Reliabilitas

(36)

b. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat validitas atau kesahihan suatu instrumen, sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukurnya (Sugiyono, 2004:105). Untuk menentukan valid tidaknya suatu item, ditentukan dengan membandingkan antara angka korelasi product moment Pearson (r hitung) dengan r tabel pada level signifikansi 0,05 nilai kritisnya. Sehingga apabila angka korelasi berada di atas nilai kritis atau angka probabilitasnya berada di bawah atau sama dengan (P<0,05 ; P=0,05), berarti instrumen penelitian itu valid. Uji validitas dan reabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS for windows untuk memperoleh hasil yang terarah.

2. Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi, maka diperlukan pengujian asumsi klasik yang meliputi pengujian: (1) normalitas, (2) multikolinearitas, dan (3) heterokedastisitas.

a. Uji Normalitas

(37)

distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya.

b. Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah: (1). Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir. (2). Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. Pengujian ini bermaksud untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas.

(38)

a. Mengeluarkan salah satu variabel, misalnya variabel independent A dan B saling berkolerasi dengan kuat, maka bisa dipilih A atau B yang dikeluarkan dari model regresi.

b. Menggunakan metode lanjut seperti Regresi Bayesian atau Regresi Ridge. c. Uji Heterokedastisitas

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Santoso, 2004 :208). Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sebaliknya jika varians berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Ada beberapa cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas. Dalam penelitian ini, cara yang digunakan adalah melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Dasar analisis yang digunakan yaitu :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas

(39)

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Uji autikorelasi ini sering ditemukan pada data time series, bukan yang cross section (Erlina, 2007:108). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross section.

3. Model dan Pengujian Hipotesis

Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan uji–F, uji-t dan koefisien determinan. Metode analisis regresi linear berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruh / hubungan dari variabel bebas dengan variabel terikat. Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan alat bantu aplikasi software SPSS for windows. Model persamaan regresi untuk menguji hipotesis, dengan formulasi sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + Keterangan :

a : Konstanta atau titik perpotongan dengan sumbu y, bila x = 0

X1 : Skors dimensi variabel keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem

X2 : Skors dimensi variabel kemampuan teknik personal sistem informasi X3 : Skors dimensi variabel dukungan manajemen puncak

X4 : Skors dimensi variabel formalisasi pengembangan sistem informasi X5 : Skors dimensi variabel program pendidikan dan pelatihan pemakai Y : Skors dimensi variabel kinerja SIA

(40)

: Kesalahan (error term) a. Uji-F ( uji simultan )

Uji-F ( uji serentak ) adalah untuk melihat apakah variabel independen secara bersama-sama (serentak) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Melalui uji statistik dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Ho : b1=b2=b3=b4=b5=0

Artinya secara bersama-sama (serentak) variabel independen tidak terdapat pengaruh terhadap variabel dependen.

Ha : b1≠b2≠b3≠b4≠b5≠0

Artinya secara bersama-sama (serentak ) variabel independen terdapat pengaruh terhadap variabel dependen.

Dengan kriteria dilihat dari nilai signifikansi : Jika F-hitung > dari 0,05 , maka Ho ditolak Jika F-hitung < dari 0,05 , maka Ha diterima

Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisa regresi berganda. Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari varibel bebas secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji F atau yang biasa disebut dengan Analysis of Varian (ANOVA).

(41)

(berpengaruh), sementara sebaliknya apabila tingkat signifikansi pada tabel

ANOVA > 0,05, maka H0 diterima (tidak berpengaruh).

Pengujian dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dilakukan

dengan ketentuan yaitu apabila F hitung > F tabel ( 0,05) maka H0 ditolak

(berpengaruh), sementara sebaliknya apabila F hitung < F tabel ( 0,05) maka H0

diterima (tidak berpengaruh). Adapun F tabel dicari dengan memperhatikan

tingkat kepercayaan ( ) dan derajat bebas (degree of freedom).

b. Uji Uji – t (Signifikan Parsial)

Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikasi individual. Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah :

Ho1 : b1 = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha1 : b1 ≠ 0, artinya variabel independen secara parsial berpengaruh

terhadap variabel dependen.

Ada 2 cara menguji t, yaitu dengan cara membandingkan t-hitung dengan t-tabel dan nilai signifikansi

Krteria pengambilan keputusan :

Ho diterima,apabila t-hitung < t-tabel pada = 5% Ha diterima,apabila t-hitung > t- tabel pada = 5%

(42)

c. Koefisien Determinan (R2)

Pengujian koefisien determinan (Adjusted R Square) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Koefisien determinan berkisar

antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R² ≤ 1). Hal ini berarti bila R²=0 menunjukan

tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila Adjusted R Square semakin besar mendekati 1 menunjukan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila Adjusted R Square semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

G. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan Februari 2009 sampai dengan selesai dan lokasi penelitian di PT. Coca Cola Bottling Indonesia yang beralamat di Jalan Raya Medan – Belawan, Km. 14 Martubung Medan – Sumatera Utara.

Jadwal penelitian direncanakan sebagai berikut: Tabel 3.2

Jadwal Penelitian

Tahapan Penelitian Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Pengajuan Judul x

Penyelesaian Proposal x

Pengumpulan Data x x

Seminar Proposal x

Penulisan Laporan x x x

(43)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Sejarah Singkat PT. Coca-Cola Bottling Indonesia

Rasa menyegarkan Coca-Cola pertama kali diperkenalkan pada tanggal 8 Mei 1886 oleh John Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Dialah yang pertama kali mencampur sirup karamel yang kemudian dikenal sebagai Coca-Cola. Frank M. Robinson, sahabat sekaligus akuntan John, menyarankan nama Coca-Cola karena berpendapat bahwa dua huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian, ia menciptakan nama dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan lahirlah logo paling terkenal di dunia.

Dr. Pemberton menjual ciptaannya dengan harga 5 sen per gelas di apotiknya dan mempromosikan produknya dengan membagi ribuan kupon yang dapat ditukarkan untuk mencicipi satu minuman cuma-cuma. Pada tahun tersebut ia menghabiskan US$46 untuk biaya periklanan. Pada tahun 1892, Pemberton menjual hak cipta Coca-Cola ke Asa G. Chandler yang kemudian mendirikan perusahaan Coca-Cola pada 1892.

(44)

penjualan penting yang berkesinambungan. Gaya periklanan yang inovatif, seperti desain warna-warni untuk bus, lampu gantung hias dari kaca, serta serangkaian cinderamata seperti kipas, tanggalan dan jam dipakai untuk memasyarakatan nama Coca-Cola dan mendorong penjualan.

Upaya mengiklankan merek Coca-Cola ini pada mulanya tidak mendorong penggunaan kata Coke, bahkan konsumen dianjurkan untuk membeli Coca-Cola dengan kata-kata berikut: "Mintalah Coca-Cola sesuai namanya secara lengkap; nama sebutan hanya akan mendorong penggantian produk dengan kata lain". Tetapi konsumen tetap saja menghendaki Coke, dan akhirnya pada tahun 1941, perusahaan mengikuti selera popular pasar. Tahun itu juga, nama dagang Coke memperoleh pengakuan periklanan yang sama dengan Coca-Cola, dan pada tahun 1945, Coke resmi menjadi merek dagang terdaftar.

PT. Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan salah satu produsen dan distributor minuman ringan terkemuka di Indonesia. Perusahaan memproduksi dan mendistribusikan produk-produk berlisensi dari The Coca-Cola Company.Perusahaan telah memproduksi dan mendistribusikan produk Coca-Cola ke lebih dari 400.000 outlet melalui lebih dari 120 pusat penjualan.

(45)

independen dan Coca-Cola Amatil Limited (CCA), sebuah perusahaan publik dari Australia yang merupakan perusahaan pembotolan dan distributor terbesar produk-produk Coca-Cola di dunia.

PT. Coca-Cola Bottling Indonesia pertama kali berinvestasi di Indonesia pada tahun 1992. Mitra usaha Coca-Cola saat ini merupakan pengusaha Indonesia yang juga adalah mitra usaha saat perusahaan ini memulai kegiatan usahanya di Indonesia. Produksi pertama Coca-Cola di Indonesia dimulai pada tahun 1932 di satu pabrik yang berlokasi di Jakarta. Produksi tahunan pada saat tersebut hanya sekitar 10.000 krat. Saat itu perusahaan baru memperkerjakan 25 karyawan dan mengoperasikan tiga buah kendaraan truk distribusi. Sejak saat itu hingga tahun 1980-an, berdiri 11 perusahaan independen di seluruh Indonesia, guna memproduksi dan mendistribusikan produk-produk The Coca-Cola Company. Sebelas pabrik pembotolan yang ada di Indonesia masing-masing berlokasi di : Jakarta, Semarang, Surabaya, Bandung, Bali, Lampung, Padang, Medan, Banjarmasin, Makassar, dan Manado. Pada awal tahun 1990-an, beberapa di antara perusahaan-perusahaan tersebut mulai bergabung menjadi satu.

(46)

dijual melalui lebih dari 400.000 gerai eceran yang tersebar di seluruh Indonesia.

The Coca-Cola Company merupakan perusahaan asing yang paling berhasil beroperasi di Asia karena keunikan produk dan sistem pemasarannya serta pemahamannya terhadap pasar dan budaya lokal. PT. Coca-Cola Bottling Indonesia memproduksi merek-merek inti seperti Coca-Cola, Sprite, Fanta, dan Frestea di dalam pabrik-pabriknya yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk menjaga agar mutu minuman yang dihasilkan sesuai dengan standar, perusahaan menerapkan dengan ketat proses produksi yang diakui secara internasional.

2. Struktur Organisasi PT. Coca-Cola Bottling Indonesia

Struktur organisasi merupakan suatu bagan yang menggambarkan pola hubungan kerja antara dua orang atau lebih dalam suatu susunan hirarki dan pertanggungjawaban untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam suatu struktur organisasi akan tergambar arus wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan fungsi tiap-tiap jabatan dalam organisasi mulai dari tingkat yang paling tinggi samapi kepada tingkat yang paling rendah.

Pembagian tugas dan tanggung jawab yang tercantum dalam struktur memadukan keterampilan mereka dalam suatu kerja sama yang baik dan keserasian bertindak dalam pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab (struktur organisasi) pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia adalah sebagai berikut :

(47)

General manager mempunyai tugas sebagai pelaksana dan bertanggung jawab untuk memimpin atas cabang yang dipimpinnya. Pertanggungjawaban itu akan dilaporkan kepada kantor pusat.

b. Manajer EDP / Electronic Data Processing

Mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memimpin departemen EDP yang bertanggungjawab atas pengolahan data-data yang ada di perusahaan. Hampir keseluruhan proses dijalankan secara terkomputerisasi.

c. Manajer Plan and Control

Mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk menyusun rencana bisnis perusahaan, membina hubungan dengan pihak-pihak pemasok, mengawasi stok, dan seluruh kegiatan operasional perusahaan agar sesuai dengan yang direncanakan.

d. Manajer Pabrik/factory

Mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mengawasi dan menangani operasional pabrik, dalam rangka menciptakan proses produksi yang efektif dan efisien.

e. Manajer Pembelian

(48)

f. Manajer Umum dan Personalia

Mempunyai tanggung jawab mengenai masalah dan hal-hal yang berkaitan dengan ketenagakerjaan, baik itu perekrutan, pelatihan, peraturan/kebijaksanaan perusahaan, kesejahteraan pegawai, gaji, dan lembur.

g. Manajer Keuangan dan Akuntansi

Memiliki tugas untuk membuat anggaran perusahaan dan hal yang berkaitan dengan hutang, piutang perusahaan serta transaksi pembelian segala sesuatu yang dibutuhkan pabrik. Manajer ini juga bertanggung jawab kepada head manager dalam hal keuangan perusahaan, dan mengeluarkan uang perusahaan dengan seizin head manager.

h. Manajer Logistik

Memiliki tugas dan tanggung jawab atas barang-barang persediaan. Hal ini meliputi keluar masuknya barang dari gudang, stok yang semakin menipis, ataupun melaporkan stok yang menumpuk.

i. Manajer Pemasaran

(49)

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Deskripsi Responden

Pengumpulan data oleh peneliti hanya dilakukan dalam satu tahap, karena semua jawaban responden terkumpul dalam waktu lebih kurang 2 minggu. Data yang terkumpul sebanyak 35. oleh karena itu uji respon bias tidak dilakukan. Responden yang menjadi sampel penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.1 Deskripsi Responden

No. Deskripsi Karakteristik Responden Jumlah Persent ase

d. Lama Penggunaan Sistem

a. < 1 tahun 0 0%

b. 1-3 tahun 19 54%

c. 3-5 tahun 7 20%

d. 5-7 tahun 4 11%

e. >7 tahun 5 15%

Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2009

(50)

a. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah pria lebih banyak di banding dengan wanita, yaitu 27 orang atau 77 % pria dan 8 orang atau 23% wanita.

b. Berdasarkan kelompok umur, jumlah terbanyak responden adalah yang berumur antara 25 sampai dengan 35 tahun sebesar 29 responden atau 83%. Sedangkan untuk kelompok usia >35 tahun berjumlah 6 orang atau 17%.

c. Berdasarkan lamanya bekerja, jumlah terbanyak adalah yang bekerja pada rentang waktu < 10 tahun yaitu sebanyak 26 orang atau 74%. Sedangkan untuk rentang waktu 10 – 25 tahun terdiri dari 7 responden atau 20% dan untuk rentang waktu >25 tahun sebanyak 2 orang atau 6%.

(51)

2. Statistik Deskriptif

2.1.Kepuasan Pemakai SI (Y)

Tabel 4.2 berikut menyajikan deskripsi jawaban responden pada kuesioner

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif Kinerja SIA

35 3 7 5,51 1,222

N Minimum Maximum Mean Std. Dev iat ion

Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.2, dapat dideskripsikan hal-hal sebagai berikut : 1. Jawaban terhadap pertanyaan pertama, yang berkaitan dengan sistem

(52)

2. Jawaban terhadap pertanyaan kedua, yang berkaitan dengan sistem penting dalam kesuksesan kinerja departemen. Jawaban terendah adalah 4, jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 6,17. Ini menunjukkan bahwa sistem penting dalam kesuksesan kinerja departemen. Nilai standar deviasi sebesar 0,923 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

3. Jawaban terhadap pertanyaan ketiga, yang berkaitan dengan sistem mampu meningkatkan kepuasan kerja pemakai. Jawaban terendah adalah 4, jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,77. Ini menunjukkan bahwa sistem mampu meningkatkan kepuasan kerja pemakai. Nilai standar deviasi sebesar 0,942 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

4. Jawaban terhadap pertanyaan keempat, yang berkaitan dengan sistem selalu memberikan informasi yang dibutuhkan departemen pemakai. Jawaban terendah adalah 4, jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,63. Ini menunjukkan bahwa sistem selalu memberikan informasi yang dibutuhkan departemen pemakai. Nilai standar deviasi sebesar 0,942 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

(53)

menunjukkan bahwa sistem di dalam aplikasi lain dapat digunakan untuk mengakses informasi guna memenuhi kebutuhan di departemen pemakai. Nilai standar deviasi sebesar 0,963 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

6. Jawaban terhadap pertanyaan keenam, yang berkaitan dengan pemakai senang menggunakan sistem yang ada. Jawaban terendah adalah 4, jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,63. Ini menunjukkan bahwa pemakai senang menggunakan sistem yang ada. Nilai standar deviasi sebesar 0,843 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

7. Jawaban terhadap pertanyaan ketujuh, yang berkaitan dengan departemen pemakai mampu mengerjakan tugasnya lebih mudah dan lebih efisien dengan sistem yang ada,. Jawaban terendah adalah 4, jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,60. Ini menunjukkan bahwa sistem yang ada, mampu mengerjakan tugas dari departemen pemakai lebih mudan dan lebih efisien. Nilai standar deviasi sebesar 0,775 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

(54)

deviasi sebesar 0,718 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

9. Jawaban terhadap pertanyaan kesembilan, yang berkaitan dengan sebagaian besar karyawan departemen pemakai tertarik untuk menggunakan sistem yang ada Jawaban terendah adalah 4, jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,69. Ini menunjukkan bahwa karyawan departemen pemakai tertarik untuk menggunakan sistem yang ada. Nilai standar deviasi sebesar 0,796 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

10.Jawaban terhadap pertanyaan kesepuluh, yang berkaitan dengan sistem telah dilengkapi dengan informasi yang akurat dan reliabel. Jawaban terendah adalah 4, jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,54. Ini menunjukkan bahwa sistem telah dilengkapi dengan informasi yang akurat dan reliabel. Nilai standar deviasi sebesar 0,919 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

(55)

datang. Nilai standar deviasi sebesar 0,785 menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim, dan tidak terdapat data yang outlier.

Kesimpulan dari pertanyaan 1 sampai dengan pertanyaan 11, menunjukkan seberapa baik tingkat kepuasan para pemakai terhadap sistem informasi akuntansi. Rata-rata jawaban pemakai melebihi 5, yang menunjukkan bahwa para pemakai memiliki tingkat kepuasan yang cukup tinggi terhadap sistem informasi akuntansi yang digunakan. Standar deviasi menunjukkan tidak ada yang melebihi nilai jawaban rata-rata pemakai. Artinya, tidak ada jawaban yang ekstrim dan tidak ada data yang outlier.

12.Pertanyaan 12 sampai dengan pertanyaan 13, menunjukkan seberapa sering pemakaian sistem informasi akuntansi. Rata-rata jawaban melebihi 5, yang menunjukkan bahwa para pemakai memiliki frekuensi penggunaan sistem informasi dan ketersediaan yang tinggi. Standar deviasi menunjukkan tidak ada yang melebihi nilai jawaban rata-rata para pemakai. Artinya, tidak ada jawaban yang ekstrim dan tidak ada data yang outlier.

(56)

Tabel 4.3

Statistik Deskriptif Keterlibatan Pemakai

35 4 7 5,54 ,919

35 4 7 5,83 ,785

35 P14

P15

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean St d. Dev iation

Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS Berdasarkan tabel 4.3 dapat dideskripsikan sebagai berikut :

1. Jawaban terhadap pertanyaan 14, yang berkaitan dengan tingkat partisipasi pemakai dalam pengembangan SIA. Jawaban terendah adalah 4 dan jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,54. Ini menunjukkan bahwa para pemakai memiliki tingkat partisipasi yang tinggi dalam proses pengembangan SIA. Nilai standar deviasi sebesar 0,919 lebih kecil dari rata-rata jawaban, menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.

(57)

2.3 Kapabilitas Personal SIA (X2)

Tabel 4.4 berikut menyajikan deskripsi jawaban responden pada kuesioner

Tabel 4.4

Statistik Deskriptif Kapabilitas Personal SIA

35 4 7 5,71 1,202

35 P21

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean St d. Dev iation

Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dideskripsikan bahwa, jawaban terendah adalah 4 dan jawaban yang tertinggi adalah 7. Hal ini menunjukkan bahwa para pemakai memiliki kemampuan dan tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Nilai standar deviasi sebesar 1,202, lebih kecil dari rata-rata jawaban, menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.

2.4 Dukungan Manajemen Puncak (X3)

Tabel 4.5 berikut menyajikan deskripsi jawaban responden pada kuesioner

Tabel 4.5

Statistik Deskriptif Dukungan Manajemen Puncak

35 3 7 5,40 1,168

N Minimum Maximum Mean St d. Dev iation

(58)

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dideskripsikan sebagai berikut :

1. Jawaban terhadap pertanyaan 24, yang berkaitan dengan tingkat kemahiran manajemen puncak dalam penggunaan komputer. Jawaban terendah adalah 3 dan jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,40. Ini menunjukkan bahwa para manajemen puncak memiliki tingkat kemahiran yang tinggi dalam penggunaan komputer. Nilai standar deviasi sebesar 1,168 lebih kecil dari rata-rata jawaban, menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.

2. Jawaban terhadap pertanyaan 25, yang berkaitan dengan tingkat harapan manajemen puncak terhadap penggunaan sistem informasi. Jawaban terendah adalah 4 dan jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,54. Ini menunjukkan bahwa para manajemen puncak memiliki harapan yang tinggi terhadap penggunaan sistem informasi. Nilai standar deviasi sebesar 1,010 lebih kecil dari rata-rata jawaban, menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.

(59)

terdapat jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.

4. Jawaban terhadap pertanyaan 27, yang berkaitan dengan tingkat perhatian manajemen puncak terhadap kinerja sistem informasi. Jawaban terendah adalah 3 dan jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,20. Ini menunjukkan bahwa para manajemen puncak memiliki perhatian yang tinggi terhadap kinerja sistem informasi. Nilai standar deviasi sebesar 1,158 lebih kecil dari rata-rata jawaban, menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.

5. Jawaban terhadap pertanyaan 28, yang berkaitan dengan tingkat kesenangan manajemen puncak terhadap rating pemakaian sistem informasi. Jawaban terendah adalah 2 dan jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,63. Ini menunjukkan bahwa para manajemen puncak memiliki tingkat kesenangan yang cukup tinggi terhadap rating pemakaian sistem informasi. Nilai standar deviasi sebesar 1,262 lebih kecil dari rata-rata jawaban, menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.

2.5 Formalisasi Pengembangan SIA (X4)

(60)

Tabel 4.6

Statistik Deskriptif Formalisasi Pengembangan SIA

35 3 7 5,49 1,245

N Minimum Maximum Mean St d. Dev iation

Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dideskripsikan sebagai berikut :

1. Jawaban terhadap pertanyaan 29, yang berkaitan dengan frekuensi karyawan dalam penyerahan laporan proyek kepada manajer departemen sistem informasi. Jawaban terendah adalah 3 dan jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,49. Ini menunjukkan bahwa tingkat frekuensi para karyawan dalam penyerahan laporan proyek kepada manajer departemen sistem informasi cukup tinggi. Nilai standar deviasi sebesar 1,245 lebih kecil dari rata-rata jawaban, menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.

(61)

3. Jawaban terhadap pertanyaan 31, yang berkaitan dengan tingkat kesiapan teknik dan waktu pencatatan yang harus dilakukan setiap orang pada saat SI disosialisasikan. Jawaban terendah adalah 4 dan jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 6. Ini menunjukkan bahwa frekuensi penyiapan dokumentasi pengembangan dengan format yang telah distandarisasi cukup tinggi. Nilai standar deviasi sebesar 1,085 lebih kecil dari rata-rata jawaban, menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.

4. Jawaban terhadap pertanyaan 32, yang berkaitan dengan frekuensi alokasi biaya pengembangan SI ke pengembangan SI per bagian. Jawaban terendah adalah 4 dan jawaban tertinggi adalah 7, dengan rata-rata 5,69. Ini menunjukkan bahwa frekuensi alokasi biaya pengembangan SI k pengembangan SI per bagian cukup tinggi. Nilai standar deviasi sebesar 1,132 lebih kecil dari rata-rata jawaban, menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier 5. Jawaban terhadap pertanyaan 33, yang berkaitan dengan frekuensi

(62)

2.6 Program Pendidikan dan Pelatihan Pemakaian (X5)

Tabel 4.7 berikut menyajikan deskripsi jawaban responden pada kuesioner

Tabel 4.7

Statistik Deskriptif Program Pendidikan dan Pelatihan Pemakai

35 4 7 6,00 1,085

35 P17

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean St d. Dev iation

Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dideskripsikan bahwa, jawaban terendah adalah 4 dan jawaban yang tertinggi adalah 7. Hal ini menunjukkan bahwa apresiasi para pemakai terhadap program pendidikan dan pelatihan pemakaian cukup tinggi. Nilai standar deviasi sebesar 1,085, lebih kecil dari rata-rata jawaban, menunjukkan bahwa tidak terdapat jawaban yang bersifat ekstrim dan tidak terdapat data yang outlier.

3. Hasil Uji Kualitas Data 3.1Uji Validitas

Uji validitas dari instrumen penelitian dimaksudkan untuk menguji keabsahan dan kehandalan butir-butir instrumen yang digunakan dalam penelitian. Validitas intrumen diuji dengan mengunakan korelasi skor butir

dengan skor total “Product Moment (Pearson)”. Dalam Uji validitas

(63)

dimana batas angka kritis () adalah 0.05 (5%). Kriteria pengujian dengan

membandingkan antara r hitung dengan r tabel,

1). jika r hitung > r tabel (degree of freedom) maka instrumen dianggap valid

2). jika r hitung < r tabel (degree of freedom) maka instrumen dianggap tidak valid (drop), sehingga instrumen tidak dapat digunakan dalam penelitian.

3). Menurut Ghozali (2007:45) r tabel atau degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini (n) adalah jumlah sampel. Yaitu 35-2 = 33 (lihat r tabel pada df=33 dengan uji 2 sisi)

a. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Tabel 4.8 berikut menyajikan hasil uji validitas terhadap item pertanyaan variabel kepuasan pemakai

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas Bagian Kepuasan Pemakai

R r- tabel Keterangan

P1 ,749 ,338 Valid

P2 ,819 Valid

P3 ,840 Valid

P4 ,816 Valid

P5 ,775 Valid

P6 ,703 Valid

P7 ,700 Valid

P8 ,516 Valid

P9 ,820 Valid

(64)

P11 ,563 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS (data diolah) Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.8, kesebelas item pertanyaan menghasilkan koefisien korelasi yang lebih besar dari r tabel. Sehingga pertanyaan mampu mengukur kepuasan pemakaian berdasarkan kinerja SIA. Berdasarkan hal ini maka item pertanyaan variabel Y bagian kinerja SIA dapat disimpulkan lolos uji validitas.

Tabel 4.9 berikut menyajikan hasil uji validitas terhadap pemakai sistem

Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas Bagian Pemakai Sistem

R r- tabel Keterangan

P12 ,927 ,338 Valid

P13 ,930 Valid

(65)

b. Keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengembangan SIA (X1) Tabel 4.10 berikut menyajikan hasil uji validitas terhadap item pertanyaan variabel keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan SIA.

Tabel 4.10

Hasil Uji Validitas Keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengembangan SIA

R r- tabel Keterangan

P14 ,858 ,338 Valid

P15 ,799 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS (data diolah) Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.10, kedua item pertanyaan menghasilkan koefisien korelasi yang lebih besar dari r tabel. Sehingga pertanyaan mampu mengukur keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan SIA. Berdasarkan hal ini maka item pertanyaan variabel X1 dapat disimpulkan lolos uji validitas.

b. Kapabilitas Personal SIA (X2)

Untuk variabel kapabilitas Personal (X2) tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas, karena hanya terdiri dari satu item pertanyaan. Hal ini didasarkan pada penelitian sebelumnya yang menyatakan uji kualitas data (validitas dan reliabilitas) hanya dilakukan pada instrument yang terdiri dari beberapa item pertanyaan.

c. Dukungan Manajemen Puncak (X3)

(66)

Tabel 4.11

Hasil Uji Validitas Dukungan Manajemen Puncak

R r- tabel Keterangan

P24 ,704 ,338 Valid

P25 ,575 Valid

P26 ,617 Valid

P27 ,816 Valid

P28 ,572 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS (data diolah) Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.11, kelima item pertanyaan menghasilkan koefisien korelasi yang lebih besar dari r tabel. Sehingga pertanyaan mampu mengukur dukungan manajemen puncak. Berdasarkan hal ini maka item pertanyaan variabel X3 dapat disimpulkan lolos uji validitas.

d. Formalisasi Pengembangan SIA (X4)

Tabel 4.12 berikut menyajikan hasil uji validitas terhadap item pertanyaan variabel formalisasi pengembangan SIA

Tabel 4.12

Hasil Uji Validitas Formalisasi Pengembangan SIA

R r- tabel Keterangan

P29 ,846 ,338 Valid

P30 ,727 Valid

P31 ,838 Valid

P32 ,575 Valid

P33 ,812 Valid

(67)

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.12, kelima item pertanyaan menghasilkan koefisien korelasi yang lebih besar dari r tabel. Sehingga pertanyaan mampu mengukur formalisasi pengembangan SIA. Berdasarkan hal ini maka item pertanyaan variabel X4 dapat disimpulkan lolos uji validitas.

e. Program Pendidikan dan Pelatihan Pemakaian (X5)

Untuk variabel Pendidikan dan Pelatihan Pemakaian (X5) tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas, karena hanya terdiri dari satu item pertanyaan. Hal ini didasarkan pada penelitian sebelumnya yang menyatakan uji kualitas data (validitas dan reliabilitas) hanya dilakukan pada instrument yang terdiri dari beberapa item pertanyaan.

3.2 Uji Reliabilitas

Koefisien reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk melihat konsistensi jawaban butir-butir pertanyaan yang diberikan oleh pemakai.

Adapun alat analisisnya menggunakan rumus “Alpha Cronbach”.

Penghitungan dilakukan dengan dibantu program SPSS 15.

Menurut Nunally dalam Ghozali (2005:74), pemberian interpretasi terhadap reliabilitas pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut :

1). Reliabilitas uji coba  0.60 berarti hasil uji coba memiliki

reliabilitas baik

(68)

a. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)

Tabel 4.13 dan Tabel 4.14 berikut menyajikan hasil uji reliabilitas terhadap item pertanyaan variabel kinerja sistem informasi akuntansi bagian kepuasan pemakai

Tabel 4.13

Hasil Uji Reliabilitas Bagian Kepuasan Pemakai

,909 ,910 11

Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS (data diolah) Tabel 4.14

Hasil Uji Reliabilitas Bagian Keterlibatan Pemakaian

,839 ,839 2

Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS (data diolah)

Hasil pengujian terhadap reliabilitas kuesioner menghasilkan angka

Cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar 0,910 dan 0,839.

berdasarkan hasil ini dapat juga disimpulkan item pertanyaan kuesioner memiliki reliabilitas yang tinggi.

(69)

Tabel 4.15

Hasil Uji Reliabilitas Keterlibatan Pemakai Dalam Proses Pengembangan SIA

Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS (data diolah) Hasil pengujian terhadap reliabilitas kuesioner menghasilkan angka

Cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar 0,780. Berdasarkan

hasil ini dapat juga disimpulkan item pertanyaan kuesioner memiliki reliabilitas yang tinggi.

c. Dukungan Manajemen Puncak (X3)

Tabel 4.16 berikut menyajikan hasil uji reliabilitas terhadap item pertanyaan variabel dukungan manajemen puncak

Tabel 4.16

Hasil Uji Reliabilitas Dukungan Manajemen Puncak

,685 ,688 5

Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS (data diolah) Hasil pengujian terhadap reliabilitas kuesioner menghasilkan angka

Cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar 0,685. Berdasarkan

Gambar

Gambar Judul
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adjusted R 2 sebesar 0,520 artinya dukungan manajemen puncak, keterlibatan pengguna system informasi akuntansi, formalisasi pengembangan sistem, dan kemampuan teknik

Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja Sistem Informasi Akuntansi, meliputi keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi, dukungan manajemen puncak,

Tujuan dalam penelitian ini adalah menguji secara empiris adanya pengaruh Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak, Kemampuan Teknik Personal terhadap Kinerja

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bukti empiris tentang faktor-faktor seperti keterlibatan pemakai, kemampuan teknik personal, ukuran organisasi, dukungan manajemen

Melalui cara dengan mengintegrasikan kemampuan teknik personal , formalisasi pengembangan sistem informasi, program pelatihan dan pendidikan, dukungan manajemen

Pengaruh Partisipasi Pemakai Dalam Pengembangan, Kemampuan Tehnik Personal, Dukungan Manajemen Puncak, Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai terhadap Kinerja

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh dari Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak, dan Kemampuan Teknik Personal

Keywords : Partisipasi Pemakai, Kemampuan Tekhnik Personal Sistem Informasi Akuntansi, Dukungan Manajemen Puncak, Program Pelatihan Dan Pendidikan Pemakai